37
Aria Farahmita SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1372 SESI II/1 Pengaruh Kepuasan Kerja dan Pengetahuan tentang Manajemen Biaya Terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Kinerja Manajerial ARIA FARAHMITA * Universitas Indonesia Abstract: This research aims to investigate the influence of the manager’s level of cost management knowledge and job satisfaction on the relationship between budget participation and managerial performance. This research uses theoretical framework of individual performance who claims that individual performance is asffected by three dimensions of performance which interact each other, i.e. dimensions of opportunity (participatory budget), dimensions of capacity (cost management knowledge) and the dimensions of willingness (job satisfaction). Hypotheses were tested using multivariate regression models that included interaction of three variables (3 way interaction) between budgetary participation, cost management knowledge and job satisfaction to test their effects on managerial performance. Research shows that budget participation which is given to managers with higher cost management knowledge and higher job satisfaction, had no impact to their managerial performance. Managerial performance variation can be explained by two dimensions. Based on our tests, the findings is consistent that budget participation has positive effect to managerial performance. Further test shows that managerial performance will increase when budget participation combined with high level of cost management knowledge or when budget participation combined with high job satisfaction (2 way interaction). The research also found that the combination of cost management knowledge with high job satisfaction without the opportunity to participate in the budgeting process will actually degrade the managerial performance. Keywords: Budget Participation, Cost Management Knowledge, Job Satisfaction, Managerial Performance. * Author can be contacted at: [email protected]

Aria Farahmita

Embed Size (px)

Citation preview

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1372

    SESI II/1

    Pengaruh Kepuasan Kerja dan Pengetahuan tentang Manajemen Biaya

    Terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan

    Kinerja Manajerial

    ARIA FARAHMITA*

    Universitas Indonesia

    Abstract: This research aims to investigate the influence of the managers level of cost management

    knowledge and job satisfaction on the relationship between budget participation and managerial

    performance. This research uses theoretical framework of individual performance who claims that

    individual performance is asffected by three dimensions of performance which interact each other, i.e.

    dimensions of opportunity (participatory budget), dimensions of capacity (cost management

    knowledge) and the dimensions of willingness (job satisfaction). Hypotheses were tested using

    multivariate regression models that included interaction of three variables (3 way interaction) between

    budgetary participation, cost management knowledge and job satisfaction to test their effects on

    managerial performance. Research shows that budget participation which is given to managers with

    higher cost management knowledge and higher job satisfaction, had no impact to their managerial

    performance. Managerial performance variation can be explained by two dimensions. Based on our

    tests, the findings is consistent that budget participation has positive effect to managerial performance.

    Further test shows that managerial performance will increase when budget participation combined

    with high level of cost management knowledge or when budget participation combined with high job

    satisfaction (2 way interaction). The research also found that the combination of cost management

    knowledge with high job satisfaction without the opportunity to participate in the budgeting process

    will actually degrade the managerial performance.

    Keywords: Budget Participation, Cost Management Knowledge, Job Satisfaction, Managerial

    Performance.

    * Author can be contacted at: [email protected]

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1373

    SESI II/1

    1. Pendahuluan

    1.1.Latar Belakang

    Participative budgeting merupakan istilah dalam akuntansi yang didefinisikan sebagai

    suatu proses dimana manajer terlibat didalamnya dan memiliki pengaruh dalam menetapkan

    anggaran (Shields dan Shields, 1998). Participative budgeting telah menjadi salah satu area

    topik riset dalam bidang akuntansi manajemen selama lebih dari 50 tahun. Riset pertama yang

    dipublikasikan yaitu dari Argyris (1952) dalam Covaleski et, al. (2003) yang menginvestigasi

    dampak participative budgeting terhadap perilaku bawahan. Argyris (1952) menyatakan

    perlunya bawahan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran.

    Setelah itu topik riset ini meluas dengan ditandai banyaknya riset empiris mengenai partisipasi

    anggaran yang dimotivasi oleh teori ekonomi, psikologi dan juga sosiologi (Covaleski et, al.,

    2003). Riset mengenai pengaruh langsung partisipasi anggaran terhadap kinerja menunjukkan

    hasil yang tidak konsisten (Shields dan Young, 1993; Agbejule dan Saarikoski, 2006). Hal ini

    mengindikasikan bahwa pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja bersifat kontekstual.

    Beberapa penelitian juga sudah mencoba meneliti variabel kontekstual yang memoderasi

    pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja, misalnya ketidakpastian lingkungan

    (Govindarajan, 1986), standarisasi produk dan otomatisasi proses (Brownell dan Merchant,

    1990), ukuran organisasi (Merchant, 1984), serta hirarki dan sistem kontrol organisasi (Jermias

    dan Setiawan, 2008). Sedangkan di Indonesia, misalnya faktor motivasi (Setiawaty, 2002),

    locus of control (Setyadi, 2002), serta ketidakpastian lingkungan dan relevansi pekerjaan

    (Meiliana, 2003).

    Diantara banyaknya riset tentang partisipasi anggaran, masih sedikit riset yang

    mengeksplorasi variabel yang terkait dengan individu dalam hubungan antara partisipasi

    anggaran dengan kinerja manajerial (Agbejule dan Saarikoski, 2006). Menurut riset dari

    Patterson et, al. (1997) menyatakan bahwa faktor yang paling mempengaruhi kinerja

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1374

    SESI II/1

    perusahaan adalah kinerja individual karyawannya. Perilaku dan kepuasan kerja karyawan

    serta perhatian perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan akan berkontribusi terhadap

    kenaikan kinerja perusahaan. Kinerja individual tersebut tentunya tidak akan dapat mencapai

    tujuan perusahaan, jika kinerja individu tidak dikaitkan dengan strategi pencapaian tujuan

    perusahaan. Peran anggaran disini menjadi penting sebagai sarana perencanaan, koordinasi dan

    pengendalian terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, riset yang

    menginvestigasi kaitan antara faktor individual dalam hubungan antara partisipasi anggaran

    terhadap kinerja individual dalam organisasi penting untuk dilakukan.

    Riset tentang pengaruh faktor individual manajer terhadap hubungan antara partisipasi

    anggaran dengan kinerja manajerial pernah dilakukan oleh Agbejule dan Saarikoski (2006)

    yang meneliti pengaruh moderasi dari pengetahuan manajer tentang manajemen biaya terhadap

    hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Hasil risetnya menunjukkan

    bahwa pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial akan semakin positif ketika

    pengetahuan manajer tentang manajemen biaya meningkat. Riset lainnya mengenai variabel

    individual juga pernah dilakukan oleh Lopez et, al. (2009) di Korea Selatan, yang meneliti

    faktor kepuasan kerja dan informasi yang relevan tentang pekerjaan (job relevant information)

    menjadi variabel penghubung dalam pengaruh positif antara partisipasi anggaran terhadap

    kinerja manajerial. Di Indonesia, variabel individual yang pernah diteliti yaitu motivasi. Dalam

    riset Setiawaty (2002), pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial diteliti

    mengunakan pendekatan kontinjensi, yaitu menggunakan motivasi kerja sebagai variabel

    moderasi yang memperkuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.

    Sementara itu, Blumberg dan Pringle (1982) dalam artikelnya tentang teori kinerja,

    menjelaskan bahwa terdapat tiga dimensi yang saling berinteraksi yang menentukan kinerja

    individual. Blumberg dan Pringle (1982) mengkritik bahwa banyak riset tentang kinerja

    individual yang tidak mempertimbangkan tiga dimensi ini, yaitu capacity, willingness, dan

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1375

    SESI II/1

    opportunity. Dengan menggunakan kerangka teori Blumberg dan Pringle (1982), kepuasan

    kerja yang diteliti dalam riset Lopez et, al (2009) merupakan hal yang memotivasi karyawan

    untuk meningkatkan kinerja, yaitu tepatnya dapat dikelompokkan sebagai dimensi willingness.

    Sedangkan partisipasi anggaran merupakan dimensi opportunity. Dengan menggunakan

    kerangka teori Blumberg dan Pringle (1982), variabel kepuasan kerja lebih tepat berperan

    sebagai variabel yang memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.

    Riset tentang partisipasi anggaran (dimensi opportunity) yang dilakukan oleh Setiawaty (2002)

    memasukkan variabel motivasi sebagai dimensi willingness sesuai kerangka Blumberg dan

    Pringle (1982). Riset Agbejule dan Saarikoski (2006) hanya menggunakan dimensi capacity

    (pengetahuan manajer tentang manajemen biaya) dan dimensi opportunity (partisipasi

    anggaran) dalam menentukan kinerja manajerial.

    Riset ini berusaha mengisi research gap dalam riset Agbejule dan Saariskoski (2006)

    dengan melengkapi dimensi ketiga yaitu willingness. Seperti yang dipaparkan oleh Blumberg

    dan Pringle (1982), bahwa salah satu aspek willingness yang menentukan kinerja individual

    adalah kepuasan kerja. Kapasitas dan tersedianya peluang saja tidak cukup untuk

    meningkatkan kinerja manajerial, harus ada keinginan atau motivasi kuat dari manajer untuk

    dapat menggunakan kesempatan dan kapasitasnya dalam meningkatkan kinerja manajerial.

    Kepuasan kerja dapat menjadi indikator adanya keinginan dan motivasi dalam meningkatkan

    kinerja manajerial.

    1.2.Tujuan Riset

    Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, secara umum riset ini

    bertujuan untuk meneliti pengaruh pengetahuan manajer tentang manajemen biaya dan

    kepuasan kerja terhadap pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Pertanyaan

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1376

    SESI II/1

    penelitian dalam riset ini yaitu apakah partisipasi anggaran yang diikuti dengan pengetahuan

    yang tinggi tentang manajemen biaya dan kepuasan kerja yang tingi akan memberikan dampak

    kinerja manajerial yang tinggi?

    Riset ini merupakan riset empiris yang akan dilakukan terhadap manajer level

    menengah di beberapa perusahaan di Indonesia. Pengukuran variabel pengetahuan manajemen

    biaya, kepuasan kerja, tingkat partisipasi anggaran dan kinerja manajerial akan dilakukan

    dengan menggunakan kuesioner.

    1.3.Kontribusi Riset

    Riset ini diharapkan memberi kontribusi dalam pengembangan literatur dan dunia

    praktik yaitu: (1) menambah literatur mengenai partisipasi anggaran sebagai area riset yang

    cukup penting dalam akuntansi manajemen. Riset ini berusaha meneliti variabel terkait

    individual yang sepanjang pengetahuan penulis, belum banyak diteliti. Seperti telah dijelaskan

    sebelumnya bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi kinerja organisasi adalah kinerja

    individual yang terlibat dalam organisasi. Kinerja manajer level menengah merupakan unsur

    individual yang penting dalam organisasi. Manajer level menengah berperan sebagai lini

    tengah yang merupakan lini penghubung antara kebijakan dan strategi di level manajemen

    puncak dengan karyawan level terendah dalam organisasi, (2) menambah literatur dalam riset

    tentang kinerja individual dengan menyediakan bukti empiris terhadap kerangka teori yang

    disediakan oleh Blumberg dan Pringle (1982), bahwa kinerja individual dipengaruhi oleh tiga

    dimensi yang saling berinteraksi, yaitu capacity, willingness dan opportunity. Riset ini

    melengkapi riset sebelumnya (Agbejule dan Saarikoski, 2006 dan Lopez et, al. 2009) yang

    belum meneliti interaksi tiga variabel dalam riset tentang pengaruh partisipasi anggaran

    terhadap kinerja individual, (3) dengan meneliti variabel pengetahuan manajer akan

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1377

    SESI II/1

    manajemen biaya, riset ini diharapkan bermanfaat kepada para praktisi mengenai pentingnya

    peran pemahaman manajer dalam menggunakan informasi anggaran untuk penilaian kinerja

    dan (4) dengan meneliti variabel kepuasan kerja, riset ini diharapkan bermanfaat bagi para

    praktisi mengenai pentingnya kepuasan kerja dalam meningkatkan kinerja individual, sehingga

    perusahaan dapat lebih meningkatkan peran manajemen sumber daya manusia untuk

    meningkatkan kinerja organisasi.

    2. Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis

    2.1.Partisipasi Anggaran dan Kinerja

    Peran dari partisipasi anggaran dalam meningkatkan kinerja manajerial telah banyak

    didiskusikan secara ekstensif dalam beberapa literatur akuntansi. Terdapat keyakinan bahwa

    partisipasi anggaran akan memberi manfaat bagi organisasi dengan cara memfasilitasi

    komunikasi yang lebih baik, memberi motivasi dan meningkatkan komitmen, sehingga akan

    meningkatkan kinerja. Namun demikian, hasil riset menunjukkan bukti yang tidak konsisten.

    Shields dan Young (1993) yang melakukan review riset tentang pengaruh partisipasi anggaran

    terhadap kinerja, mendapati bahwa terdapat 24 uji hipotesis yang menunjukkan pengaruh yang

    signifikan dan 35 hipotesis menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan atau hasil yang tidak

    sesuai dengan prediksi.

    Riset yang menemukan pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja

    diantaranya yaitu Brownell dan Dunk (1991), Kren (1990) dan Dunk (1993). Studi lain

    menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh negatif terhadap kinerja. Variabel kinerja

    yang diteliti menggunakan ukuran yang berbeda, seperti role ambiguity (Chenhall dan

    Brownell, 1988), job related tension (Kenis, 1979), dan kinerja manajerial (Mia, 1988). Riset

    Mia (1988) melakukan survey terhadap manajer level menengah dari perusahaan di Australia.

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1378

    SESI II/1

    Hasil riset menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh negatif terhadap kinerja

    manajer yang memiliki sikap yang kurang baik dan motivasi yang rendah. Sebaliknya, risetnya

    menunjukkan terdapat pengaruh positif dari partisipasi anggaran terhadap kinerja manajer yang

    memiliki sikap yang baik dan motivasi yang tinggi. Berdasarkan hasil riset tersebut, dapat

    diambil kesimpulan bahwa riset tentang partisipasi anggaran terhadap kinerja seharusnya

    menggunakan pendekatan kontinjensi. Riset perlu mempertimbangkan variabel moderasi

    ketika menginvestigasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja, karena pengaruhnya

    mungkin akan berbeda tergantung situasinya.

    2.2.Teori Kinerja

    Riset ini menggunakan kerangka teori dari Blumberg dan Pringle (1982) untuk

    menjelaskan pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Blumberg dan Pringle

    (1982) mengkritik riset-riset mengenai kinerja individual yang hanya mengaitkan kinerja

    dengan satu atau dua variabel saja. Riset terdahulu dipandang gagal menunjukkan prediksi

    yang kuat dan konsisten terhadap kinerja. Menurut Blumberg dan Pringle (1982), kinerja

    individual dipengaruhi tiga dimensi, yaitu kapasitas (capacity), kemauan (willingness) dan

    kesempatan (opportunity). Kerangka teoritis yang diajukan oleh Blumber dan Pringle (1982)

    adalah sebagai berikut:

    Performance = f (capacity X willingness X opportunity)

    Jika salah satu dimensi berada pada tingkat yang rendah, maka akan berpengaruh terhadap

    menurunnya kinerja. Capacity merupakan kemampuan kognitif dan psikologis yang

    memungkinkan individu untuk bekerja secara efektif. Dimensi ini mencerminkan pengaruh

    dari kemampuan individu, pengetahuan, keterampilan, intelegensia, umur, kondisi kesehatan,

    tingkat pendidikan, ketahanan, stamina, keterampilan motorik dan lainnya yang serupa.

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1379

    SESI II/1

    Dimensi willingness mengacu kepada karakteristik psikologis dan emosional yang

    mempengaruhi sampai tingkat mana seorang individu akan melakukan tugasnya. Willingness

    mencerminkan efek perilaku dari adanya motivasi, kepuasan kerja, kepribadian, sikap, norma,

    nilai, status pekerjaan, karakteristik tugas, persepsi atas peran, self image dan konsep terkait

    lainnya.

    Sedangkan dimensi ketiga, yaitu opportunity. Opportunity berinteraksi dengan capacity

    dan willingness untuk meningkatkan kinerja, namun sama seperti willingness dan capacity,

    opportunity saja tidak cukup dalam meningkatkan kinerja. Walaupun individu memiliki

    kemauan dan kemampuan untuk terlibat dalam perilaku yang diharapkan untuk meningkatkan

    kinerja, namun hal ini tidak dapat tercapai jika individu tidak memiliki kesempatan untuk

    mewujudkannya. Kesempatan (opportunity) mengacu kepada unsur technical system, seperti

    peralatan, perlengkapan, material, perilaku pimpinan, kebijakan organisasi, serta aturan dan

    prosedur. Partisipasi anggaran menunjukkan dimensi opportunity yang memberikan

    kesempatan kepada individu manajer untuk berpartisipasi terlibat dalam menentukan anggaran

    dalam rangka meningkatkan kinerja manajerial.

    2.3.Cost Management Knowledge, Partisipasi Anggaran dan Kinerja

    Dearman dan Shields (2001) menunjukkan pentingnya peran knowledge sebagai

    komponen penting dalam menentukan kinerja. Shields dan Young (1994) menyatakan bahwa

    pengetahuan manajer akan manajemen biaya akan membantu manajer memahami proses bisnis

    dan aktivitas organisasi secara komprehensif. Dengan memahami bagaimana suatu aktivitas

    dapat dicapai dan alasan terjadinya biaya, akan membuat manajer mampu untuk meningkatkan

    perbaikan proses yang bersifat cost-beneficial. Unsur ini penting dalam pencapaian anggaran.

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1380

    SESI II/1

    Riset dari Agbejule dan Saarikoski (2006) meneliti pengaruh moderasi dari

    pengetahuan manajemen biaya sebagai dimensi capacity dalam mempengaruhi hubungan

    antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Hasil riset menunjukkan bahwa

    pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial akan semakin positif dengan

    semakin meningkatnya pengetahuan manajer akan manajemen biaya. Agbejule dan Saarikoski

    (2006) hanya berfokus pada karakteristik individu, knowledge (dimensi capacity) dan

    opportunity. Riset tersebut tidak mempertimbangkan dimensi willingness.

    2.4.Kepuasan kerja, Partisipasi Anggaran dan Kinerja

    Merujuk kepada kerangka teoritis dari Blumberg dan Pringle (1972) bahwa kepuasan

    kerja merupakan dimensi willingness yang turut mempengaruhi kinerja individual. Sebagian

    besar riset tentang partisipasi anggaran menempatkan kepuasan kerja sebagai variabel

    dependen, seperti Brownell (1982, 1983), Chenhall (1986), dan Dunk (1992) dalam Shields

    dan Shields (1998).

    Riset Lopez et, al. (2009) melakukan riset terhadap manajer level menengah di Korea

    Selatan dan menemukan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung atas partisipasi anggaran

    terhadap kinerja melalui faktor kepuasan kerja. Riset Lopez et, al. (2009) menggunakan analisis

    path model dalam menemukan hubungan tersebut.

    2.5.Cost management knowledge, kepuasan kerja dan partisipasi anggaran: interaksi 3 variabel

    Interaksi antara tiga variabel terkait kinerja individual dapat dijelaskan menggunakan

    model teoritis Blumberg dan Pringle (1982) yang telah diuraikan sebelumnya. Dalam riset

    akuntansi manajemen mengenai anggaran, partisipasi anggaran merupakan dimensi

    opportunity, pengetahuan manajer tentang manajemen biaya merupakan dimensi capacity dan

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1381

    SESI II/1

    kepuasan kerja merupakan dimensi willingness. Ketiga dimensi ini berinteraksi dalam

    menjelaskan variasi dari kinerja manajerial.

    Hal ini konsisten dengan pendapat dari Shields dan Shields (1998) yang melakukan

    review tentang partisipasi anggaran dengan mengelompokkannya ke dalam teori ekonomi,

    psikologi, dan sosiologi. Interaksi tiga variabel dalam riset tentang partisipasi anggaran yang

    sesuai dengan kerangka teori Blumberg dan Pringle (1982) dapat dijelaskan melalui teori

    psikologi. Shields dan Shields (1998) mengidentifikasi bahwa terdapat tiga mekanisme dalam

    partisipasi anggaran, yaitu pencapaian nilai, kognitif, dan motivasi. Pencapaian nilai secara

    teoritis dapat mempengaruhi kepuasan dan mental individu karena proses partisipasi (sesuai

    dimensi opportunity) memungkinkan manajer menengah dapat merasakan self respect dan

    perasaan kesetaraan yang timbul dari kesempatan untuk mengekspresikan nilainya (value).

    Mekanisme motivasional (sesuai dimensi willingness) merujuk kepada dampak yang

    ditimbulkan dari meningkatnya trust dan sense of control yang akan menyebabkan

    meningkatnya komitmen, sikap menerima terhadap keputusan anggaran sehingga

    meningkatkan kinerja. Sedangkan mekanisme kognitif (sesuai dengan dimensi capacity)

    menunjukkan dampak yang ditimbulkan dari meningkatnya kualitas pengambilan keputusan

    yang dilakukan oleh manajer level menengah sehingga dapat meningkatkan kinerja.

    2.6.Pengembangan Hipotesis

    Sesuai dengan kerangka teoritis dan Blumberg dan Pringle (1982) dan Shields dan

    Shields (1998) bahwa partisipasi anggaran akan memberikan manfaat yang paling tinggi dalam

    meningkatkan kinerja manajerial ketika dikombinasikan dengan pengetahuan manajer akan

    manajemen biaya dan kepuasan kerja yang tinggi. Dengan kata lain, pengetahuan manajemen

    biaya dan kepuasan kerja akan memperkuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1382

    SESI II/1

    manajerial. Dengan demikian, dapat diprediksi partisipasi anggaran (dimensi opportunity),

    pengetahuan akan manajemen biaya (dimensi capacity) dan kepuasan kerja (dimensi

    willingness) saling berinteraksi satu sama lain dalam mempengaruhi kinerja manajerial.

    Partisipasi anggaran yang disertai dengan pengetahuan yang memadai akan manajemen biaya

    dan kepuasan kerja yang semakin tinggi akan memberikan dampak kinerja manajerial yang

    semakin tinggi dibandingkan kondisi yang lain.

    Kesempatan untuk berpartisipasi dalam penganggaran tidak akan membawa manfaat

    bagi peningkatan kinerja manajerial jika manajer memiliki pengetahuan manajemen biaya dan

    kepuasan kerja yang rendah. Hal ini akan berdampak menurunnya kualitas pengambilan

    keputusan dan penyelesaian tugas yang berdampak terhadap menurunnya kinerja manajerial.

    Dengan demikian, hipotesis pertama yang diajukan dalam riset ini adalah:

    H1: Partisipasi anggaran yang dikombinasikan dengan pengetahuan manajemen biaya yang

    semakin tinggi dan kepuasan kerja yang semakin tinggi akan memberikan dampak kinerja

    manajerial yang semakin tinggi (three-way interaction).

    Hipotesis kedua bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil riset Agbejule dan Saarikoski

    (2006) yang berfokus pada dua dimensi kinerja, yaitu opportunity dan capacity. Dalam riset

    ini, pengaruhnya dilihat setelah mempertimbangkan keberadaan dimensi lain yaitu faktor

    kepuasan kerja (willingness). Pengetahuan manajemen biaya yang semakin tinggi akan

    memperkuat pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Hipotesis

    sebagai berikut:

    H2: Semakin tinggi pengetahuan manajer tentang manajemen biaya, maka pengaruh positif

    partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial akan semakin kuat.

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1383

    SESI II/1

    Hipotesis berikutnya dilandasi hasil riset Setiawaty (2002) yang juga berfokus pada dua

    dimensi kinerja, yaitu dimensi opportunity dan dimensi willingness menggunakan faktor

    motivasi kerja sebagai faktor yang dapat memperkuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap

    kinerja manajerial. Motivasi merupakan dimensi willingness yang dalam riset ini diwakili oleh

    faktor kepuasan kerja. Diprediksi bahwa ketika partisipasi dalam pengganggaran diberikan

    kepada manajer yang memiliki kepuasan kerja yang semakin tinggi, maka pengaruh partisipasi

    anggaran terhadap kinerja manajerial akan semakin tinggi.

    H3: Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja, maka pengaruh positif partisipasi anggaran

    terhadap kinerja manajerial akan semakin kuat.

    3. Metode Penelitian

    3.1.Data dan Sampel

    Pengambilan data menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan riset terdahulu. Sampel

    atau responden dipilih secara convenience dan purposive sampling, dengan kriteria sebagai

    berikut:

    - Manajer level menengah, yaitu dengan nama jabatan setara dengan supervisor, asisten

    manajer, manajer junior, manajer atau manajer senior.

    - Bekerja pada organisasi yang menggunakan mekanisme anggaran sebagai perangkat

    perencanaan dan pengendalian.

    - Memiliki masa kerja di tempat bekerja saat ini minimal 1 tahun, agar individu sudah

    memahami mengenai mekanisme anggaran yang berlaku di tempat kerja dan sudah mampu

    mengukur kinerjanya.

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1384

    SESI II/1

    - Untuk memeroleh gambaran atau variasi tingkat partisipasi anggaran yang berbeda-beda

    untuk masing-masing individu dalam organisasi, responden tidak harus berasal dari divisi

    akuntansi, keuangan atau anggaran.

    3.2.Pengukuran Variabel

    Pada bagian Lampiran disajikan butir-butir pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan untuk

    mengukur variabel penelitian ini.

    - Kinerja Manajerial

    Diukur menggunakan butir pertanyaan dari Mahoney et, al. (1965) yang juga banyak

    digunakan dalam riset partisipasi anggaran dan kinerja, seperti yang digunakan oleh

    Agbejule dan Saarikoski (2006) dan Jermias & Setiawan (2008). Pengukuran kinerja

    manajerial menggunakan persepsi diri masing-masing individu manajer terhadap

    kinerjanya (self rating performance). Unsur yang diukur adalah planning, investigating,

    coordinating, evaluating, supervising, staffing, negotiating, dan representing. Skala

    pengukuran digunakan sesuai dengan Mahoney et. al (1965) yaitu bernilai = 1 (signifikan

    di bawah rata-rata) sampai 7 (signifikan di atas rata-rata). Kinerja manajerial setiap

    responden akan diukur menggunakan rata-rata skor seluruh pertanyaan.

    - Partisipasi Anggaran

    Diukur menggunakan 6 butir pertanyaan seperti yang digunakan dalam riset Agbejule dan

    Saarikoski (2006). Skala yang digunakan yaitu skala likert dengan nilai 1 yang paling

    rendah partisipasinya sampai dengan 7 yang partisipasinya paling tinggi. Tingkat

    partisipasi anggaran setiap responden akan diperoleh dari rata-rata skor seluruh pertanyaan.

    - Pengetahuan Manajemen Biaya

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1385

    SESI II/1

    Mengacu ke Shields dan Young (1994) seperti yang digunakan oleh Agbejule dan

    Saarikoski (2006) yaitu terdiri dari 7 butir pertanyaan. Pertanyaan mencakup pengetahuan

    tentang manajemen/pengelolaan biaya secara umum, bukan tentang penyusunan anggaran.

    Diharapkan dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang manajemen biaya, maka

    manajer memiliki kemampuan yang baik tentang bagaimana dan berapa yang seharusnya

    ditetapkan pada saat menyusun anggaran. Skala yang digunakan adalah skala likert, bernilai

    1 (sangat tidak setuju) sampai 7 (sangat setuju). Tingkat pengetahuan manajemen biaya

    masing-masing responden akan diperoleh dari rata-rata skor seluruh pertanyaan.

    - Kepuasan Kerja

    Diukur menggunakan Minnesota satisfaction questionnaire (Weiss et, al., 1967), yang

    berisi 20 pertanyaan tentang kepuasan kerja individual. Ukuran menggunakan skala 1

    (sangat tidak puas) sampai 5 (sangat puas). Dalam pengolahan data, skor ini akan

    disesuaikan agar menjadi skala 1 7 untuk kemudahan pemahaman dan interpretasi.

    Kepuasan kerja masing-masing responden akan diperoleh dari rata-rata skor seluruh

    pertanyaan.

    3.3.Pengujian Hipotesis

    Pengujian hipotesis menggunakan model regresi multivariabel sebagai berikut:

    = + + + + + +

    + + ( )

    Dimana: Perf = Kinerja manajerial; BP= Partisipasi anggaran; CM = Pengetahuan manajemen

    biaya; CM*BP = Interaksi antara partisipasi anggaran dengan pengetahuan manajemen biaya;

    Sat*BP = Interaksi antara partisipasi anggaran dengan kepuasan kerja; CM*Sat = Interaksi

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1386

    SESI II/1

    antara pengetahuan manajemen biaya dengan kepuasan kerja; CM*Sat*BP = Interaksi antara

    pengetahuan manajemen biaya, kepuasan kerja dan partisipasi anggaran (3 way interaction); e

    = error.

    Hipotesis 1 akan didukung jika koefisien > 0. Hipotesis 2 akan didukung jika 4>0, dan

    hipotesis 3 akan didukung jika 5 > 0.

    Penggunaan variabel interaksi dalam model pengujian akan sangat rentan terjadinya

    multikolinieritas dalam regresi. Untuk mengatasi masalah multikolinieritas, mengikuti apa

    yang dilakukan oleh Jermias dan Setiawan (2008), maka dilakukan centering untuk variabel

    independen. Nilai centering adalah nilai asal yang sudah dikurangi dengan nilai rata-rata.

    3.4.Pengujian reliabilitas dan validitas

    Dalam menggunakan instrumen pengukuran melalui kuesioner, perlu dilakukan uji reliabilitas

    dan validitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan bahwa pertanyaan yang diajukan

    merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika

    jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

    Pengujian akan dilakukan menggunakan uji statistic cronbach alpha (). Suatu variabel

    dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,6 (Ghozali, 2001).

    Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu

    kuesioner dikatakan valid jika keseluruhan butir pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk

    mengungkapkan dimensi yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin

    mengukur apa yang hendak kita ukur (Ghozali, 2001). Uji validitas dilakukan dengan

    melakukan korelasi bivariat antara masing-masing skor indikator (pertanyaan) dengan total

    skor variabel. Jika seluruh korelasi signifikan secara statistik, artinya indikator pertanyaan

    adalah valid untuk mengukur variabel.

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1387

    SESI II/1

    4. Hasil

    Hasil penyebaran kuesioner menghasilkan 116 data responden yang bisa dijadikan sampel

    untuk diolah. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui email dan secara langsung. Berikut

    rincian perolehan data kuesioner:

    Tabel 1. Hasil Penyebaran Kuesioner

    Keterangan Jumlah Sampel

    Kuesioner tersebar 150

    Kuesioner kembali 125

    -/- Kuesioner dengan jawaban tidak lengkap (9)

    Jumlah Kuesioner yang bisa diolah 116

    Response rate 77.33%

    Dapat dilihat pada tabel, response rate cukup tinggi sekitar 77% karena banyak kuesioner yang

    disebar secara langsung kepada responden untuk memastikan agar kuesioner diisi dan

    dikembalikan.

    Profil responden adalah sebagai berikut:

    Tabel 2. Profil Responden

    Keterangan Rata-Rata/

    Komposisi

    Usia 34 tahun

    Lama Bekerja 6,9 tahun

    Latar Belakang Pendidikan:

    - Ekonomi/Bisnis 62%

    - Non-Ekonomi/Bisnis 38%

    Pada tabel 2, ditunjukkan bahwa rata-rata usia responden menunjukkan rata-rata usia yang

    masuk akal sebagai manajer level menengah yaitu 34 tahun. Rata-rata lama bekerja pada

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1388

    SESI II/1

    instansi/organisasi saat ini adalah 6,9 tahun merupakan durasi lama bekerja yang cukup bagi

    para responden untuk dapat memahami atau terlibat dalam proses penganggaran di tempat

    bekerjanya saat ini. Selanjutnya, responden berasal dari latar belakang pendidikan

    ekonomi/bisnis sebesar 62% dan yang bukan dari ekonomi/bisnis sebesar 38% menunjukkan

    komposisi yang cukup untuk memeroleh variasi pengetahuan manajemen biaya yang berbeda

    pada masing-masing individu yang terlibat pada proses penganggaran.

    4.1.Statistik Deskriptif dan Korelasi

    Statistik deskriptif seperti terlihat pada tabel berikut.

    Tabel 3. Statistik Deskriptif, Uji Reliabilitas dan Validitas

    Perf

    (Kinerja

    Manajerial)

    BP

    (Partisipasi

    Anggaran)

    CM

    (Pengetahuan

    Manajemen

    Biaya)

    Sat

    (Kepuasan

    Kerja)

    Mean 4.95 4.49 4.46 5.21

    Median 5.00 4.50 4.60 5.30

    Maximum 7.00 7.00 7.00 7.00

    Minimum 2.60 1.00 1.00 2.80

    Std. Dev. 0.97 1.39 1.29 0.66

    Uji Reliabilitas

    (Cronbach Alpha) 0,868 0,931 0,884 0,891

    (Reliabel) (Reliabel) (Reliabel) (Reliabel)

    Uji Validitas Valid Valid Valid Valid

    Observasi 116 116 116 116

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1389

    SESI II/1

    Skor untuk variabel kepuasan kerja adalah nilai setelah disesuaikan menjadi skala 1 7. Rata-

    rata semua variabel lebih dari 4, yaitu nilai tengah skala likert (1 7). Artinya rata-rata kinerja

    cenderung diatas rata-rata, rata-rata partisipasi anggaran cenderung tinggi, pengetahuan

    manajemen biaya cenderung tinggi dan rata-rata kepuasan kerja berada pada tingkat puas.

    Hasil uji reliabilitas menunjukkan semua variabel reliabel dengan nilai cronbach alpha

    lebih dari 0,6, artinya jawaban responden konsisten dan stabil sebagai ukuran yang tepat untuk

    variabel penelitian. Uji validitas menunjukkan semua butir pertanyaan memiliki korelasi yang

    signifikan dengan masing-masing rata-rata variabel yang diukur (kinerja manajerial, partisipasi

    anggaran, pengetahuan manajemen biaya, dan kepuasan kerja). Artinya semua variabel valid,

    keseluruhan butir pertanyaan masing-masing variabel dalam kuesioner mampu untuk

    mengungkapkan dimensi yang akan diukur.

    Korelasi antar variabel seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1390

    SESI II/1

    Tabel 4. Korelasi Pearson

    Variabel Perf BP CM Sat CM*BP Sat*BP CM*Sat

    CM*Sat

    *BP

    Perf

    1.000

    -----

    BP

    0.465 1.000

    0.000*** -----

    CM

    0.472 0.563 1.000

    0.000*** 0.000*** -----

    Sat

    0.375 0.189 0.085 1.000

    0.000*** 0.0412** 0.364 -----

    CM*BP

    -0.069 -0.314 -0.406 0.028 1.000

    0.458 0.000*** 0.000*** 0.761 -----

    Sat*BP

    0.103 0.084 0.029 -0.179 -0.013 1.000

    0.269 0.364 0.753 0.053* 0.888 -----

    CM*Sat

    -0.079 0.031 0.105 -0.191 0.021 0.522 1.000

    0.398 0.734 0.261 0.039** 0.821 0.000*** -----

    CM*Sat*BP

    0.194 0.056 0.047 0.424 0.145 -0.479 -0.692 1.000

    0.036** 0.550 0.611 0.000*** 0.118 0.000*** 0.000*** -----

    Pearsons correlation; probabilita t-stat dicetak miring

    *** signifikan pada 1%

    ** signifikan pada 5%

    Uji korelasi menunjukkan variabel partisipasi anggaran (BP), pengetahuan manajemen biaya

    (CM), kepuasan kerja (Sat) masing-masing berkorelasi positif signifikan dengan kinerja

    manajerial (Perf). Artinya semakin tinggi partisipasi anggaran, semakin tinggi pengetahuan

    manajemen biaya dan semakin tinggi kepuasan kerja berhubungan dengan kinerja manajerial

    yang semakin tinggi. Sebelum mempertimbangkan variabel lain yang turut mempengaruhi,

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1391

    SESI II/1

    variabel interaksi antara pengetahuan manajemen biaya, kepuasan kerja dan partisipasi

    anggaran (CM*Sat*BP) berkorelasi positif signifikan dengan kinerja manajerial. Hal ini

    menunjukkan arah yang konsisten dengan hipotesis 1 yang akan diuji. Sedangkan variabel

    CM*BP dan Sat*BP tidak berkorelasi dengan kinerja manajerial, tidak sesuai dengan arah

    hipotesis 2 dan 3. Hal ini sangat dimungkinkan karena dalam uji korelasi belum

    mempertimbangkan pengaruh variabel lain yang turut mempengaruhi kinerja manajerial.

    4.2. Pengujian Multikolinieritas

    Model pengujian hipotesis yang mengandung beberapa variabel interaksi sangat rentan terjadi

    masalah multikolinieritas. Untuk itu dalam riset ini, untuk mengatasi masalah multikolinieritas,

    variabel yang digunakan adalah nilai setelah dilakukan centering, yaitu nilai variabel masing-

    masing dikurangi dengan nilai rata-rata. Prosedur ini dilakukan juga oleh Jermias dan Setiawan

    (2008) dalam menggunakan model yang melibatkan interaksi 3 variabel. Setelah dilakukan

    centering, maka sudah tidak terdapat masalah multikolinieritas, karena nilai VIF kurang dari

    10 (tidak ditampilkan).

    4.3.Pengujian Hipotesis

    Hasil uji regresi untuk pengujian hipotesis adalah seperti pada tabel berikut ini (setelah

    disesuaikan dari output regresi eviews untuk pengujian 1 arah):

    (Gujarati, 2003)

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1392

    SESI II/1

    Tabel 5. Pengujian Hipotesis

    Variabel

    Ekspektasi

    Koefisien

    (1 way) (CM*BP) (Sat*BP) (2 way) (3 way)

    1 2 3 4 5

    Variabel Dependen: Perf

    Observasi: 116

    C

    0.848

    (0.083)

    4.873

    (0.000)

    4.934

    (0.000)

    4.859

    (0.000)

    4.859

    (0.000)

    BP

    + 0.160

    (0.007)**

    0.220

    (0.001)***

    0.275

    (0.000)***

    0.153

    (0.008)**

    0.153

    (0.008)**

    CM

    + 0.239

    (0.000)***

    0.277

    (0.000)***

    0.303

    (0.000)***

    0.307

    (0.000)***

    Sat

    + 0.445

    (0.000)***

    0.473

    (0.000)***

    0.436

    (0.000)***

    0.449

    (0.000)***

    CM*BP

    H2: +

    0.008

    (0.021)**

    0.073

    (0.023)**

    0.076

    (0.024)**

    Sat*BP

    H3: +

    0.115

    (0.055)*

    0.208

    (0.004)***

    0.204

    (0.005)**

    CM*Sat ?

    -0.204

    (0.026)**

    -0.224

    (0.060)*

    CM*Sat*BP H1: +

    -0.016

    (0.345)

    Adj R2 0.354 0.289 0.299 0.401 0.396

    F-stat 21.994 16.574 17.389 13.831 11.764

    Prob 0.000*** 0.000*** 0.000*** 0.000*** 0.000***

    *** signifikan pada = 1%; ** signifikan pada = 5%; * signifikan pada =10%.

    Dimana: Perf = Kinerja manajerial; BP= Partisipasi anggaran; CM = Pengetahuan manajemen

    biaya; CM*BP = Interaksi antara partisipasi anggaran dengan pengetahuan manajemen biaya;

    Sat*BP = Interaksi antara partisipasi anggaran dengan kepuasan kerja; CM*Sat = Interaksi

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1393

    SESI II/1

    antara pengetahuan manajemen biaya dengan kepuasan kerja; CM*Sat*BP = Interaksi antara

    pengetahuan manajemen biaya, kepuasan kerja dan partisipasi anggaran (3 way interaction);

    e=error.

    Kolom 1 pada tabel menunjukkan hasil regresi untuk model tanpa memasukkan

    variabel interaksi. Kolom 2 menunjukkan hasil regresi dengan variabel interaksi CM*BP sesuai

    riset terdahulu dari Agbejule dan Saarikoski (2006). Kolom 3 menunjukkan hasil regresi

    dengan variabel interaksi Sat*BP sesuai dengan riset terdahulu dari Setiawaty (2002). Kolom

    4 menunjukkan hasil regresi dengan memasukkan semua variabel interaksi 2 variabel (2 way)

    yaitu CM*BP, Sat*BP dan CM*Sat. Kolom 5 merupakan model pengujian hipotesis yang

    sudah memasukkan semua variabel, termasuk interaksi 3 variabel (3 way) yaitu variabel

    CM*Sat*BP.

    Semua model regresi menunjukkan model yang signifikan secara statistik, ditunjukkan

    dengan nilai Fstat yang signifikan pada nilai probabilita < 0.0001. Dibanding model lainnya,

    nilai Adjusted R2 tertinggi adalah model 2 way interaction dan pada model 3 way interaction.

    Namun, nilai adjusted R2 untuk model 3 way interaction sedikit lebih rendah daripada model

    2 way interaction. Hal ini menunjukkan dengan dimasukkannya interaksi 3 variabel tidak

    menambah explanatory power terhadap variabel kinerja manajerial.

    Kolom 1 menunjukkan semua variabel BP, CM dan Sat masing-masing berpengaruh

    positif signifikan terhadap kinerja manajerial. Hasil ini tetap konsisten sampai kolom kelima

    ketika sudah memasukkan variabel interaksi baik 2 way maupun 3 way interaction.

    Hasil pengujian hipotesis 1 ditunjukkan pada kolom 5, bahwa interaksi 3 variabel

    CM*Sat*BP tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial (Perf). Artinya partisipasi anggaran

    yang dikombinasikan dengan pengetahuan manajemen dan kepuasan kerja yang semakin tinggi

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1394

    SESI II/1

    tidak berdampak peningkatan kinerja manajerial. Hasil ini tidak sesuai dengan ekspektasi, dan

    dengan demikian Hipotesis H1 tidak didukung oleh data.

    Variabel interaksi CM*BP secara konsisten mulai dari kolom 2, 4 dan 5 berpengaruh

    positif signifikan terhadap kinerja manajerial. Mengacu kepada regresi di kolom 5, hasil

    pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa pengetahuan manajemen biaya yang semakin tinggi

    akan memperkuat pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, setelah

    mempertimbangkan dimensi lain yang mempengaruhi kinerja manajerial. Dengan demikian,

    hipotesis 2 didukung oleh data. Hasil ini sesuai dengan hasil riset terdahulu dari Agbejule dan

    Saarikoski (2006).

    Variabel interaksi Sat*BP secara konsisten mulai dari kolom 3, 4 dan 5 berpengaruh

    positif terhadap kinerja manajerial. Mengacu kepada hasil regresi di kolom 5, pengujian

    hipotesis 3 menunjukkan bahwa kepuasan kerja manajer yang semakin tinggi akan memperkuat

    pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, setelah mempertimbangkan

    dimensi lain yang mempengaruhi kinerja manajerial. Dengan demikian, hipotesis 3 didukung

    oleh data. Hasil ini juga konsisten dengan riset terdahulu dari Setiawaty (2002) yang

    menggunakan motivasi sebagai ukuran dimensi willingness.

    Terdapat temuan yang menarik pada hasil regresi 2 way (kolom 4) dan 3 way (kolom

    5) yang menunjukkan bahwa interaksi variabel CM*Sat berpengaruh negatif signifikan

    terhadap kinerja manajerial. Artinya pengetahuan manajemen biaya yang semakin tinggi dan

    kepuasan kerja yang semakin tinggi berdampak pada kinerja manajerial yang semakin rendah.

    Analisis akan dijelaskan pada bagian berikut.

    4.4.Analisis Hasil

    Nilai Adjusted R2 yang tidak bertambah ketika dimasukkannya interaksi 3 variabel

    menunjukkan hasil yang konsisten dengan variabel interaksi CM*Sat*BP yang tidak signifikan

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1395

    SESI II/1

    dalam pada pengujian model 3 way interaction. Keberadaan variabel interaksi CM*Sat*BP

    tidak menambah explanatory power dalam menjelaskan variasi kinerja manajerial.

    Variabel interaksi antara pengetahuan manajemen biaya dan kepuasan kerja (CM*Sat

    di kolom 4 dan 5), yang berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial menunjukkan bahwa

    pengetahuan manajemen biaya (dimensi capacity) yang tinggi dan kepuasan kerja yang tinggi

    (dimensi willingness) tanpa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses

    penganggaran (dimensi opportunity), akan berdampak pada menurunnya kinerja manajerial.

    Dapat diartikan bahwa, seorang manajer level menengah yang mempunyai kapasitas dan

    kemauan yang tinggi dalam bekerja namun tidak diberikan kesempatan berpartisipasi dalam

    aktivitas perencanaan dan pengendalian organisasi, maka kinerjanya akan menurun. Mengingat

    kinerja organisasi dibentuk dari kinerja individu yang bekerja di dalamnya, maka hal ini

    menunjukkan pentingnya partisipasi dari manajer level menengah dalam mengoptimalkan

    kemampuan dan kemauan atau motivasinya untuk meningkatkan kinerja masing-masing

    individu. Jika kinerja manajerial meningkat maka diharapkan akan meningkat pula kinerja

    organisasi.

    Uraian diatas dapat dikaitkan sebagai penjelasan mengapa interaksi 3 variabel antara

    pengetahuan manajemen biaya, kepuasan kerja dan partisipasi anggaran tidak berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja manajerial. Mengacu kepada landasan teori tentang faktor yang

    mempengaruhi kinerja dari Blumberg dan Pringle (1982), bahwa kinerja dipengaruhi oleh tiga

    dimensi kesempatan (opportunity), kapasitas (capacity) dan kemauan (willingness).

    Berdasarkan hasil regresi, kita memperoleh dua temuan penting bahwa kombinasi kemampuan

    dan kemauan yang semakin tinggi yang tidak disertai dengan kesempatan berpartisipasi dalam

    anggaran (variabel CM*sat) akan berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial, sementara

    kombinasi partisipasi anggaran, pengetahuan manajemen biaya dan kepuasan kerja

    (CM*Sat*BP) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Temuan ini

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1396

    SESI II/1

    menunjukkan bahwa kesempatan untuk berpartisipasi dalam penganggaran saja tidak cukup

    untuk dapat meningkatkan kinerja individu manajer yang memiliki pengetahuan yang baik

    tentang manajemen biaya (dimensi capacity) dan juga memiliki kepuasan kerja yang tinggi

    (dimensi willingness). Manajer dengan kapasitas dan kepuasan kerja yang tinggi mungkin

    seharusnya dapat diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas perencanaan dan

    pengendalian yang lain dalam perusahaan, misalnya dalam penetapan indikator kinerja dan

    dalam pengendalian biaya. Hal ini menegaskan pentingnya memberikan kesempatan

    berpartisipasi dari manajemen lini atas kepada manajemen level menengah agar kinerja

    manajerial level menengah meningkat.

    4.5.Uji Sensitivitas

    Uji sensitivitas dilakukan dengan mengganti variabel moderasi pengetahuan manajemen biaya

    (CM) dan kepuasan kerja (Sat) menjadi variabel kategorik. Penggunaan variabel moderasi

    dengan variabel kategorik dikotomus mengikuti saran dari Hartman dan Moers (1999) dalam

    Jermias dan Setiawan (2008). Walaupun penggunaan variabel dikotomus mengurangi

    explanatory power, namun akan memberi makna pada analisis yang menggunakan lebih dari 2

    interaksi variabel, yaitu dengan melihat efek selisih perbedaan dampak terhadap variabel

    dependen antara kelompok kategori yang berbeda.

    Variabel CM akan bernilai 1 jika nilai skor diatas median yang artinya pengetahuan

    manajemen biaya yang tinggi, dan nilai 0 untuk nilai di bawah median yang berarti

    pengetahuan manajemen biaya yang rendah. Variabel Sat akan bernilai 1 untuk nilai diatas

    median yang artinya kepuasan kerja tinggi dan nilai 0 untuk nilai di bawah median yang artinya

    kepuasan kerja rendah.

    Secara umum, hasil regresi menunjukkan hasil yang konsisten dengan pengujian utama,

    seperti pada tabel 6 (setelah disesuaikan uji 1 arah menggunakan e-views), bahwa variabel

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1397

    SESI II/1

    interaksi CM*BP*Sat tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Untuk

    interaksi 2 variabel, yang signifikan mempengaruhi kinerja manajerial hanya pada variabel

    DSat*B sedangkan variabel DCM*BP tidak signifikan. Dengan menggunakan variabel

    kategorik ini, walaupun model signifikan secara statistik, namun explanatory power jauh

    berkurang dibanding pengujian utama.

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1398

    SESI II/1

    Tabel 6. Uji sensitivitas dengan variabel kategorik

    Variabel

    Ekspektasi

    Koefisien

    Model

    (1 way)

    Model

    (2 way)

    Model

    (3 way)

    Variabel dependen: Perf

    C

    3.414

    (0.000)

    4.434

    (0.000)

    4.467

    (0.000)

    BP

    + 0.250

    (0.000)***

    0.095

    (0.311)

    0.137

    (0.089)*

    DCM

    + 0.338

    (0.023)**

    0.521

    (0.011)**

    0.561

    (0.002)***

    DSat

    + 0.535

    (0.000)***

    0.647

    (0.004)***

    0.606

    (0.003)***

    DCM*BP

    H3: + 0.017

    (0.909)

    -0.126

    (0.247)

    DSat*BP

    H2: + 0.267

    (0.022)**

    0.194

    (0.058)*

    DCM*DSat ?

    -0.245

    (0.449)

    -0.326

    (0.175)

    DCM*DSat*BP H1: +

    0.255

    (0.189)

    Adj R2 0.300 0.311 0.310

    F-stat 17.452 9.674 8.411

    Prob 0.000*** 0.000*** 0.000***

    5. Kesimpulan

    Riset ini bertujuan melanjutkan penelitian sebelumnya mengenai pengaruh partisipasi

    anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini berusaha mengeksplorasi variabel yang

    terkait dengan faktor individu menggunakan kerangka teori dari Blumberg dan Pringle (1982)

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1399

    SESI II/1

    bahwa kinerja individu dipengaruhi oleh tiga dimensi yang saling berinteraksi, yaitu dimensi

    opportunity (partisipasi anggaran), dimensi capacity (pengetahuan manajemen biaya) dan

    dimensi willingness (kepuasan kerja). Riset sebelumnya hanya berfokus pada dua dimensi

    (interaksi 2 variabel). Riset ini mengisi research gap dari Agbejule dan Saarikoski (2006)

    tentang pengaruh pengetahuan manajemen biaya terhadap hubungan antara partisipasi

    anggaran dengan kinerja manajerial, dengan menambahkan dimensi willingness, yaitu

    kepuasan kerja sesuai kerangka teori Blumberg dan Pringle (1982).

    Hasil riset menunjukkan bahwa interaksi tiga variabel yang mewakili interaksi dimensi

    dalam teori dari Blumberg dan Pringle (1982) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

    manajerial. Hasil riset mengkonfirmasi riset sebelumnya yang menggunakan 2 dimensi, bahwa

    pengetahuan manajemen biaya memperkuat pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap

    kinerja, begitu juga dengan kepuasan kerja yang memperkuat pengaruh positif partisipasi

    anggaran terhadap kinerja. Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan

    pengetahuan manajemen biaya yang semakin tinggi tanpa partisipasi anggaran akan

    menurunkan kinerja manajerial. Temuan ini konsisten dengan hasil pengujian hipotesis bahwa

    partisipasi anggaran saja tidak cukup untuk meningkatkan kinerja manajer yang memiliki

    pengetahuan manajemen dan kepuasan kerja yang tinggi. Dengan demikian riset ini

    mengimplikasikan pentingnya memberikan kesempatan berpartisipasi kepada manajer level

    menengah yang memiliki kapasitas dan kemauan yang baik untuk lebih terlibat dalam aktivitas

    perencanaan dan pengendalian perusahaan.

    Riset ini memiliki keterbatasan dalam beberapa hal, yaitu (1) responden terbatas pada

    manajer yang bekerja pada daerah Jakarta dan sekitarnya, sehingga sulit untuk digeneralisir;

    (2) pengukuran kinerja menggunakan butir pertanyaan yang bersifat self assessment, akan

    terjadi kemungkinan bias; (3) Metode regresi yang digunakan terbatas hanya menguji

    hubungan linear untuk arah yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat mengidentifikasi arah

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1400

    SESI II/1

    hubungan berbeda yang mungkin terjadi; (4) dimensi willingness dan capacity hanya diwakili

    oleh satu ukuran. Saran untuk riset selanjutnya yaitu (1) memperluas responden agar hasil riset

    dapat digeneralisir; (2) menggunakan pengukuran kinerja manajerial yang lebih obyektif, misal

    penilaian kinerja dari atasan (3) dapat menggunakan metode Structural Equation Modelling

    (SEM) untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel, dan (4) menggunakan ukuran lain

    untuk mewakili dimensi willingness, misalnya motivasi dan pengalaman serta pengetahuan

    tentang penyusuanan anggaran dan evaluasi anggaran untuk dimensi capacity.

    Daftar Referensi

    A. Agbejule, L. Saarikoski. 2006. The effect of cost management knowledge on the relationship between budgetary participation and managerial performance. The British Accounting Review 38 (2006) 427440.

    Blumberg, M., Pringle, C., 1982. The Missing Opportunity in Organizational Research: Some Implications for a Theory of Work Performance. Academy of Management Review, 1982. Vol. 7, No. 4, 560 569.

    Brownell, P., & Merchant, K. 1990. The budgetary and performance influences of product standardization and manufacturing process automation. Journal of Accounting Research, 28, 388-397.

    Brownell, P., & Dunk, A. 1991. Task uncertainty and its interaction with budgetary participation and budget emphasis: some methodological issues and empirical investigation. Accounting, Organizations and Society, 16,693-703.

    Chenhal, R., & Brownell, P. 1988. The effect of participative budgeting on job satisfaction and perform ance: role ambiguity as an intervening variable. Accounting, Organizations and Society, I. 225-234.

    Covaleski, M., Evans, Luft, Shields. 2003. Budgeting Research:Three Theoretical Perspectives and Criteria for Selective Integration. Journal Of Management Accounting Research. Volume Fifteen. pp. 349

    Dunk, A. 1993. The effect of budget emphasis and information asymmetry on the relation between budgetary participation and slack. The Accounting Review, 68, 400-410.

    Ghozali, Imam. 2001. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.

    Govindarajan, V., 1986. Impact of participation in the budgetary process on managerial attitudes and performance: universalistic and contingency perspectives. Decision Sciences 17, 496516.

    J. Jermias, T. Setiawan. 2008. The moderating effects of hierarchy and control systems on the relationship between budgetary participation and performance. The International Journal of Accounting, 43 (2008) 268292

    Kenis, I. 1979. Effects of budgetary goal characteristics on managerial attitudes and performance. The Accounting Review, 54, 707-72 1.

    Kren, L. 1990. Performance in a budget-based control system: an extended expectancy theory model approach. Journal of Management Accounting Research, 2, 100-l 12.

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1401

    SESI II/1

    Lopez, M., Stammerjohan, W., Lee, Kyoo Sang. 2009. Budget participation and job performance of South Korean managers mediated by job satisfaction and job relevant information, Management Research News, Vol. 32 No. 3. pp. 220-238

    Mahoney, T., Jerdee, T., Carroll, S., 1965. The Jobs of Management. Industrial Relations 4, 97110.

    Meiliana. 2003. Ketidakpastian Lingkungan dan Informasi Job relevant sebagai Variabel yang Memoderasi pengaruh Karakteristik Sistem Penganggaran terhadap Kinerja Manajerial, Tesis. Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesa. Tidak dipublikasikan.

    Merchant, K. 1984. Influences on departmental budgeting: an empirical examination of a contingency model.

    Accounting, Organizations and Society, 9, 291-310.

    Mia, L. 1988. Managerial attitude, motivation and the effectiveness of budget participation. Accounting, Organizations and Society, 13, 465-476.

    Patterson, M., West, M. A., Lawthom, R., Nickell, S. 1997. Impact of People Management Practises on Business Performance. Issues in People Management. Institute of Work Psychology, University of Sheffield. Institute of Personnel and Development, London, UK.

    Setiawaty, Anita Endang. 2002. Pengaruh Motivasi terhadap Keefektifan Penganggaran Partisipatif dalam Peningkatan Kinerja Manajerial, Tesis. Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesa. Tidak dipublikasikan.

    Setyadi, Heru. 2002. Pengaruh Locus of Control terhadap keefektifan Penganggaran Partisipatif dalam Peningkatan Kinerja Manajerial. Tesis. Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesa. Tidak dipublikasikan.

    Shields, M. D., and S. M. Young. 1993. Antecedents and consequences of participative budgeting: Evidence on the effects of asymmetrical information. Journal of Management Accounting Research 5: 265280.

    Shields, M., Young, M., 1994. Managing innovation costs: a study of cost conscious behavior by R&D professionals. Journal of Management Accounting Research 6, 175196.

    Shields, M., Shields, D. 1998. Antecedents of participative budgeting. Accounting Organizations and Society 23, 4976.

    Weiss, D.J., Davis, R.V., England, G.W. and Lofquist, L.H. 1967. Manual for the Minnesota satisfaction questionnaire, Minnesota Studies in Vocational Rehabilitation XXII, October, Bulletin 45.

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1402

    SESI II/1

    LAMPIRAN

    1. Kuesioner

    KUESIONER

    Bapak/Ibu yang saya hormati,

    Saya adalah mahasiswa Doktoral ilmu Akuntansi Universitas Indonesia, saat ini sedang melakukan

    riset tentang Budget Participation.

    Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu sekitar 10 menit untuk mengisi

    kuesioner terlampir.

    Bapak/Ibu diminta memberikan jawaban yang jujur dan benar sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu.

    Kami akan menjaga kerahasiaan identitas dan data-data terkait Bapak/Ibu.

    Terima kasih dan salam sukses selalu.

    Salam,

    Aria Farahmita

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1403

    SESI II/1

    A. DEMOGRAFI

    - Jabatan saat ini

    Staf

    setara dengan:

    Staf Senior/Supervisor

    Manager/Junior

    Senior Manager

    - Usia: ______tahun

    - Klasifikasi Industri Perusahaan/unit kerja: __________

    - Divisi/Bagian: __________

    - Lama bekerja di perusahaan/unit kerja ini: _______Tahun

    - Latar Belakang Pendidikan:

    Ekonomi Non- Ekonomi

    A. BUDGET PARTICIPATION

    Pertanyaan di bawah ini akan mengukur sejauh mana partisipasi anda dalam proses penganggaran di

    perusahaan atau unit kerja anda.

    1. Mana dari berikut ini yang mendeskripsikan aktivitas anda dalam penyusunan anggaran?

    Saya terlibat dalam menyiapkan:

    Tidak Satu pun dari Anggaran

    Terkait Semua Anggaran

    2. Mana dari berikut ini yang mendeskripsikan alasan yang diberikan atasan anda ketika melakukan revisi

    anggaran? Alasannya adalah

    Sangat Arbitrer dan/atau Tidak Logis

    Sangat Logis

    3. Seberapa sering anda menyatakan usulan, pendapat dan atau saran kepada atasan anda terkait

    anggaran yang sedang disusun, tanpa diminta?

    Tidak Pernah Sangat Sering

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1404

    SESI II/1

    4. Menurut anda, seberapa besar pengaruh anda terhadap anggaran versi final yang ditetapkan?

    Kontribusi saya:

    Sangat Tidak Penting

    Sangat Penting

    5. Bagaimana anda memandang kontribusi anda terhadap anggaran final yang ditetapkan? Kontribusi

    saya:

    Sangat Tidak penting

    Sangat penting

    6. Seberapa sering atasan anda meminta opini dan atau saran dari anda ketika penyusunan anggaran?

    Tidak pernah Sangat Sering

    B. COST MANAGEMENT KNOWLEDGE

    Pertanyaan berikut ini terkait tugas anda terkait fungsi anggaran. Pilih tingkatan yang paling sesuai

    dengan kondisi anda

    1. Pengalaman kerja saya sampai saat ini mencakup tugas-tugas yang terkait dengan tanggung jawab

    formal dalam pencapaian laba perusahaan/unit kerja

    Sangat Tidak Setuju

    Sangat Setuju

    2. Saya selalu bekerja pada unit kerja dimana ukuran kinerja utamanya adalah laba

    Sangat Tidak Setuju

    Sangat Setuju

    3. Saya memiliki banyak pengalaman dalam pengelolaan biaya

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1405

    SESI II/1

    Sangat Tidak Setuju

    Sangat Setuju

    4. Saya mengelola biaya dengan cara membandingkan jumlah yang dibelanjakan untuk berbagai item

    dibandingkan dengan jumlah pos anggaran masing-masing item biaya tersebut

    Sangat Tidak Setuju

    Sangat Setuju

    5. Saya mengelola biaya dengan memeriksa apakah jumlah total yang dibelanjakan untuk beberapa item

    telah memberikan hasil (outcome) yang baik

    Sangat Tidak Setuju

    Sangat Setuju

    6. Cara saya dalam mengelola biaya adalah dengan memperhatikan/mengamati setiap baris pos

    anggaran dengan sangat seksama

    Sangat Tidak Setuju

    Sangat Setuju

    7. Saya mengevaluasi outcome (hasil) dari pekerjaan saya dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan

    pekerjaan tersebut

    Sangat Tidak Setuju

    Sangat Setuju

    C. SELF-RATING OF MANAGERIAL PERFORMANCE

    Pernyataan berikut ini terkait penilaian anda terhadap kinerja anda sendiri dalam beberapa aspek.

    Anda diharapkan agar memberikan penilaian yang jujur dan benar.

    1. Planning: menentukan tujuan, kebijakan, dan rangkaian tindakan; menjadwalkan pekerjaan,

    penganggaran, menetapkan prosedur, memprogram.

    Di Bawah Rata-rata

    Di Atas Rata-rata

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1406

    SESI II/1

    2. Investigating: Mengumpulkan dan menyiapkan informasi untuk pencatatan/dokumentasi, laporan

    atas suatu item, mengukur output, dan analisa tugas

    Di Bawah Rata-rata

    Di Atas Rata-rata

    3. Coordinating: Bertukar informasi dengan personil lain dalam perusahaan/unit kerja untuk

    menghubungkan dan mengimplementasikan program; mengarahkan dan menjadi penghubung

    (liaison) dengan personil lain.

    Di Bawah Rata-rata

    Di Atas Rata-rata

    4. Evaluating: Menilai laporan kinerja yang diajukan, menilai kinerja karyawan, menilai catatan output,

    menilai laporan keuangan atau melakukan inspeksi produk

    Di Bawah Rata-rata

    Di Atas Rata-rata

    5. Supervising: Mengarahkan, memimpin tim, melatih dan menjelaskan aturan pekerjaan kepada

    bawahan, memberi tugas kepada bawahan serta mengatasi keluhan bawahan

    Di Bawah Rata-rata

    Di Atas Rata-rata

    6. Staffing: Merekrut, mewawancara dan memilih karyawan baru, menempatkan, mempromosikan dan

    melakukan rotasi karyawan.

    Di Bawah Rata-rata

    Di Atas Rata-rata

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1407

    SESI II/1

    7. Negotiating: Melakukan pembelian, penjualan atau mengadakan kontrak barang dan jasa,

    menghubungi pemasok atau melakukan negosiasi dengan pemasok

    Di Bawah Rata-rata

    Di Atas Rata-rata

    8. Representing : Menghadiri pertemuan dengan perusahaan/unit kerja lain, konsultasi dengan pihak

    luar, menghadiri business club meeting, public speech, kegiatan dalam komunitas terkait, dan aktivitas

    lain yang merupakan perhatian penting dalam perusahaan/unit kerja.

    Di Bawah Rata-rata

    Di Atas Rata-rata

    9. Kinerja anda secara keseluruhan

    Di Bawah Rata-rata

    Di Atas Rata-rata

    D. JOB SATISFACTION

    Pernyataan berikut ini bertujuan mengukur tingkat kepuasan kerja Bapak/Ibu. Pilih ekspresi yang

    paling mewakili kondisi Bapak/Ibu terkait pekerjaan saat ini, sesuai arti berikut ini:

    Sangat puas (SP) saya sangat puas dengan aspek pekerjaan ini

    Puas (P) saya puas dengan aspek pekerjaan ini

    Netral (N) saya tidak dapat memutuskan apakah saya puas atau tidak dengan aspek pekerjaan ini

    Tidak puas (TP) saya tidak puas dengan aspek pekerjaan ini

    Sangat tidak puas (STP) saya sangat tidak puas dengan aspek pekerjaan ini

    1. Menjadikan saya selalu sibuk sepanjang waktu

    2. Kesempatan mengerjakan sendiri tugas saya

    3. Kesempatan untuk mengerjakan hal yang berbeda dari

    waktu ke waktu

    4. Kesempatan untuk menjadi seseorang dalam komunitas

    saya

    5. Cara atasan saya menghadapi bawahan

    6. Kompetensi atasan saya dalam mengambil keputusan

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

    1 2 4 3 5 6 7

    P N TP SP STP

  • Aria Farahmita

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 1408D

    SESI II/1

    7. Dapat mengerjakan sesuatu yang tidak melawan hati nurani

    saya

    8. Bagaimana pekerjaan ini dapat memberikan kemapanan

    9. Kesempatan melakukan sesuatu untuk orang lain

    10. Kesempatan memberi tahu orang lain mengenai apa yang

    harus dikerjakan.

    11. Kesempatan melakukan sesuatu yang sesuai dengan

    kemampuan saya

    12. Cara perusahaan/unit kerja dalam menerapkan kebijakan

    13. Kompensasi yang saya terima dan jumlah pekerjaan yang

    harus saya lakukan

    14. Kesempatan peningkatan karir

    15. Kebebasan menggunakan judgement individu

    16. Kesempatan untuk mencoba metode saya sendiri dalam

    mengerjakan tugas.

    17. Suasana dan kondisi dalam bekerja.

    18. Cara para karyawan bersosialisasi satu sama lain.

    19. Penghargaan yang diterima untuk hasil kerja yang baik.

    20. Prestasi yang saya capai dari pekerjaan saya