6
AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) PROFIL HISTOPATOLOGI KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis ) YANG DISTIMULASI JINTAN HITAM (Nigella sativa ) DAN DIINFEKSI Viral Nervous Necrosis (VNN) Septi Diana Sari 1 · Wardiyanto 2 · Agus Setyawan 2 Ringkasan Black cumin (Nigella sativa) has been used as an immunostimulant in humpback grouper (Cromileptes altivelis) was infected with Viral Nervous Necrosis (VNN). The addition of 7,5% black cumin in fi- sh feed showed to increase innate immu- ne responsee of humpback grouper. Howe- ver, then was unknown histopathology effe- ct forward black cumin administration in fish. This research purpose was to know pro- file of histopathological humpback grouper stimulated black cumin and infected VNN. Fish was organized in five tanks based on treatment i.e control, VNN infected fish, and VNN infected fish with additional 2,5 %, 5 %, and 7,5 % black cumin in fish feed. Then was five organs i.e brain, eyes, kid- ney, liver, and gills, that observed each fish sample. Result of this research showed that the addition of black cumin, was not affect histopathology profile in humpback grouper that infected with VNN. Keywords humpback grouper, black cumin, VNN, histopathology Received: 28 April 2014 Accepted: 24 Juli 2014 1 )Alumni Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2 ) Dosen Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung Alamat: Jurusan Budidaya Perairan Fa- kultas Pertanian Unila Jl. Prof. S. Brodjonegoro No. 1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145 E-mail: [email protected] PENDAHULUAN Viral Nervous Necrosis (VNN) adalah je- nis virus Nodaviridae yang menyerang ke- rapu, terutama pada stadia larva dan be- nih. VNN dapat menyebabkan kematian mas- sal hingga mencapai 100% pada stadia la- rva [1]. [2] menyatakan bahwa Viral Ne- rvous Necrosis (VNN) dapat menyebabk- an kematian karena virus ini merusak saraf sentral pada ikan, sehingga berbagai rang- sangan tidak mampu direspon dan keseim- bangan dalam bergerak terganggu sehing- ga sulit berenang dan akhirnya ikan meng- alami kematian. Salah satu cara untuk mengatasi masalah kerapu yang terinfeksi virus adalah dengan perbaikan nutrisi dengan memanfaatkan res- pon imun yang terdapat pada tubuh ikan [3]. Ekstrak-ekstrak herbal saat ini banyak dipergunakan untuk stimulan, salah satu- nya adalah jintan hitam (Nigella sativa ). Banyaknya jintan hitam yang diperjualbe- likan di pasaran dapat dijadikan sebagai al- ternatif imunostimulan untuk menanggula- ngi VNN. Penggunaan imunostimulan pa- da benih kerapu dapat meningkatkan keke- balan terhadap infeksi VNN, terutama da- lam peningkatan respon imun non-spesifik [4]. Pemanfaatan jintan hitam sebagai imu- nostimulan dapat menurunkan mortalitas rainbow trout (Oncorhynchus mykiss ) ter- hadap serangan patogen [5].

AQUASAINS PROFIL HISTOPATOLOGI KERAPU TIKUS · PDF filetumbuhan Ikan Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis. Jurnal Akuakultur Indonesia 5: 77-86. 4.Roza, D., F. Johnny dan Tridjoko

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AQUASAINS PROFIL HISTOPATOLOGI KERAPU TIKUS · PDF filetumbuhan Ikan Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis. Jurnal Akuakultur Indonesia 5: 77-86. 4.Roza, D., F. Johnny dan Tridjoko

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)

PROFIL HISTOPATOLOGI KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) YANG

DISTIMULASI JINTAN HITAM (Nigella sativa) DAN DIINFEKSI Viral

Nervous Necrosis (VNN)

Septi Diana Sari1 · Wardiyanto2 · Agus Setyawan2

Ringkasan Black cumin (Nigella sativa)has been used as an immunostimulant inhumpback grouper (Cromileptes altivelis) wasinfected with Viral Nervous Necrosis (VNN).The addition of 7,5% black cumin in fi-sh feed showed to increase innate immu-ne responsee of humpback grouper. Howe-ver, then was unknown histopathology effe-ct forward black cumin administration infish. This research purpose was to know pro-file of histopathological humpback grouperstimulated black cumin and infected VNN.Fish was organized in five tanks based ontreatment i.e control, VNN infected fish,and VNN infected fish with additional 2,5%, 5 %, and 7,5 % black cumin in fish feed.Then was five organs i.e brain, eyes, kid-ney, liver, and gills, that observed each fishsample. Result of this research showed thatthe addition of black cumin, was not affecthistopathology profile in humpback grouperthat infected with VNN.

Keywords humpback grouper, blackcumin, VNN, histopathology

Received: 28 April 2014Accepted: 24 Juli 2014

1)Alumni Jurusan Budidaya Perairan, FakultasPertanian, Universitas Lampung2) Dosen Jurusan Budidaya Perairan UniversitasLampung Alamat: Jurusan Budidaya Perairan Fa-kultas Pertanian Unila Jl. Prof. S. BrodjonegoroNo. 1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145E-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Viral Nervous Necrosis (VNN) adalah je-nis virus Nodaviridae yang menyerang ke-rapu, terutama pada stadia larva dan be-nih. VNN dapat menyebabkan kematian mas-sal hingga mencapai 100% pada stadia la-rva [1]. [2] menyatakan bahwa Viral Ne-rvous Necrosis (VNN) dapat menyebabk-an kematian karena virus ini merusak sarafsentral pada ikan, sehingga berbagai rang-sangan tidak mampu direspon dan keseim-bangan dalam bergerak terganggu sehing-ga sulit berenang dan akhirnya ikan meng-alami kematian.

Salah satu cara untuk mengatasi masalahkerapu yang terinfeksi virus adalah denganperbaikan nutrisi dengan memanfaatkan res-pon imun yang terdapat pada tubuh ikan[3]. Ekstrak-ekstrak herbal saat ini banyakdipergunakan untuk stimulan, salah satu-nya adalah jintan hitam (Nigella sativa).Banyaknya jintan hitam yang diperjualbe-likan di pasaran dapat dijadikan sebagai al-ternatif imunostimulan untuk menanggula-ngi VNN. Penggunaan imunostimulan pa-da benih kerapu dapat meningkatkan keke-balan terhadap infeksi VNN, terutama da-lam peningkatan respon imun non-spesifik[4]. Pemanfaatan jintan hitam sebagai imu-nostimulan dapat menurunkan mortalitasrainbow trout (Oncorhynchus mykiss) ter-hadap serangan patogen [5].

Page 2: AQUASAINS PROFIL HISTOPATOLOGI KERAPU TIKUS · PDF filetumbuhan Ikan Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis. Jurnal Akuakultur Indonesia 5: 77-86. 4.Roza, D., F. Johnny dan Tridjoko

208 Septi Diana Sari1 et al.

Pemeriksaan histopatologi dilakukan mela-lui pemeriksaan terhadap perubahan-perubahanabnormal pada tingkat jaringan. [6] menya-takan bahwa kelebihan pemeriksaan histo-patologi dalam mendiagnosa penyakit in-feksi adalah untuk mengetahui penyebabinfeksinya, klasifikasi penyakit berdasark-an waktu dan distribusi penyakit serta ter-deteksinya penyakit infeksi pada ikan-ikanyang tidak menunjukkan gejala klinis.

[7] menyatakan bahwa virus menyebabk-an perubahan karakteristik selama replika-si saat menginfeksi sel. Gambaran dari in-feksi virus, baik dalam sel maupun jaringandapat menunjukkan perubahan gejala ser-ta fungsi sel dan jaringan. Oleh karena ituperlu dilakukan penelitian yang difokusk-an pada pengaruh penambahan jintan hi-tam pada konsentrasi yang berbeda padakerapu tikus yang diinfeksi VNN terhadapperubahan struktur jaringannya.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agus-tus - Oktober 2013 di Balai Besar Pengem-bangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung.Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan ya-itu dengan penambahan jintan hitam da-lam pakan dengan konsentrasi yang berbe-da per-kg pakan (0; 2,5; 5; 7,5%), dimanasetiap bak perlakuan terdapat 10 ekor ik-an. Ikan dipelihara dengan pemberian pak-an dua kali sehari pada waktu pagi dan so-re hari. Pemberian jintan hitam dilakuk-an selama masa pemeliharaan. Pada harike-38 pemeliharaan dilakukan uji tantangmenggunakan ekstrak VNN sebanyak 0,1ml/ikan dengan injeksi secara intra perito-neal (i.p). Setelah diinfeksi VNN, ikan di-amati gejala-gejala abnormal yang terjadidan saat ikan mengalami moribund (seka-rat), ikan dinekropsi untuk dibuat preparathistopatologi dan kemudian diamati peru-bahan struktur jaringan pada ikan uji.

Pengamatan perubahan jaringan dilakuk-an pada organ otak, mata, ginjal, hati, daninsang pada tingkatan penambahan kon-sentrasi jintan hitam yang berbeda 0; 2,5;5; 7,5% per-kg pakan, yang dibandingkandengan kontrol (tanpa distimulasi jintan

hitam dan diinfeksi VNN). Hasil peneliti-an dianalisis secara deskriptif, analisis yangdilakukan menggunakan referensi dari [8].

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil gejala klinis setelah dilakukan uji tan-tang mengindikasikan bahwa ikan uji ter-infeksi VNN, gejala yang ditimbulkan ya-itu nafsu makan menurun, menunjukkantingkah laku berenang yang tidak beratur-an atau berenang memutar (whirling), ge-rak renang yang pasif, dan berada di dasarkolam terlihat seperti mati. Gejala klinisyang ditimbulkan menunjukkan perbedaanpada tingkat konsentrasi pemberian jintanhitam.

Otak merupakan organ target penyeranganVNN, karena akibat pelemahan saraf olehVNN pada otak sehingga mengakibatkangerakan renang ikan berputar-putar (whir-ling) [1] Pengamatan pada organ otak, di-ketahui bahwa kerapu tikus terinfeksi VNNkarena ditemukan adanya vakuolisasi (Gam-bar 1). Vakuolisasi terbentuk karena ter-jadinya degenerasi. Degenerasi merupakanperubahan jaringan menjadi bentuk yangkurang aktif [9].

Organ mata ikan yang terserang VNN jugamengalami pelemahan saraf sehingga meng-akibatkan ikan menjadi buta dan berenangabnormal [1]. Hasil pengamatan histopato-logi mata (Gambar 2) ditemukan adanyakerusakan berupa vakuolisasi pada lapisaninner nuclear. Vakuola yang terbentuk ke-mungkinan karena mengalami oedem. Oe-dem merupakan keadaan abnormal padajaringan yang bercirikan adanya rongga di-antara sel atau karena penumpukan cairandi jaringan interestisial [10].

Hasil pengamatan histopatologi organ gin-jal (Gambar 3), pada perlakuan A meng-alami histopatologi nefritis kronis (pera-dangan pada glomerulus) ditandai denganadanya infiltrasi sel limfosit. Infiltrasi li-mfosit merupakan penimbunan bahan pa-tologis dalam jaringan atau sel yang tidaknormal atau dalam jumlah yang berlebih-an [11]. Penimbunan bahan patologis yangberlebihan mengakibatkan inflamasi ataureaksi peradangan.

Page 3: AQUASAINS PROFIL HISTOPATOLOGI KERAPU TIKUS · PDF filetumbuhan Ikan Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis. Jurnal Akuakultur Indonesia 5: 77-86. 4.Roza, D., F. Johnny dan Tridjoko

profil histopatologi kerapu tikus 209

Gambar 1 Histopatologi otak kerapu tikus (Cromileptes altivelis) yang terinfeksi VNN dengan pewarnaanH-E dan perbesaran 400x. Keterangan: a. korteks, b. medulla, c. sel-sel neuroglia; 1. Vakuolisasi

Gambar 2 Histopatologi mata kerapu tikus (Cromileptes altivelis) yang terinfeksi VNN dengan pewarnaanH-E dan perbesaran 400x. Keterangan: a. pigment epithelium, b. photoreceptor layer (cones and rods), c.inner nuclear layer, d. Inner plexiform layer; 1. Vakuolisasi.

Hati merupakan organ yang memiliki ba-nyak fungsi diantaranya adalah pemben-tukan dan sekresi empedu, metabolisme zat-zat penting bagi tubuh, pertahanan tubuh,serta fungsi vaskuler. Berdasarkan banyak-nya fungsi hati maka dengan adanya keru-sakan atau kelainan pada hati akan mem-pengaruhi fungsi jaringan tubuh lainnya,oleh karena itu organ hati juga diamati.Hasil histopatologi organ hati (Gambar 4),sel-sel hepatosit mengalami degenerasi yangdiikuti piknotik nukleus. Piknotik meru-pakan tahap awal terjadinya nekrosis. Sel

piknotik memiliki ciri inti yang berkerutdan berwarna gelap akibat paparan radiasi[11]. Keadaan abnormal berupa degenerasijuga terdapat pada ikan kontrol, sehinggahal tersebut mengindikasikan bahwa ada-nya faktor lain yang mempengaruhi sela-in penambahan jintan hitam dan infeksiVNN. Secara umum organ hati ikan kera-pu tikus mengalami degenerasi. Jenis-jenisdegenerasi pada masing-masing perlakuanberbeda, hal tersebut menunjukkan adanyatingkat kerusakan yang berbeda pada hati.Gambaran organ hati yang normal seha-

Page 4: AQUASAINS PROFIL HISTOPATOLOGI KERAPU TIKUS · PDF filetumbuhan Ikan Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis. Jurnal Akuakultur Indonesia 5: 77-86. 4.Roza, D., F. Johnny dan Tridjoko

210 Septi Diana Sari1 et al.

Gambar 3 Histopatologi ginjal kerapu tikus (Cromileptes altivelis) yang terinfeksi VNN dengan pewarnaanH-E dan perbesaran 400x. Keterangan: a. Tubulus ginjal, b. Glomerulus, c. sel-sel leukosit; 1. infiltrasi sellimfosit

Gambar 4 Histopatologi hati kerapu tikus (Cromileptes altivelis) yang terinfeksi VNN dengan pewarnaanH-E dan perbesaran 400x. Keterangan: a. Inti sel hepatosit; 1. Vakuolisasi

rusnya ditandai dengan dijumpainya satuinti atau beberapa inti di tengah sel hati.

Insang merupakan alat respirasi pada ikanyang berhubungan langsung dengan ling-kungan luar sehingga berpeluang besar ter-infeksi penyakit. Hasil pengamatan histo-patologi insang (Gambar 5) menunjukkanbahwa struktur jaringan insang pada kon-trol, perlakuan A, B, C dan D tidak menga-lami perubahan spesifik. Hal tersebut meng-indikasikan bahwa VNN tidak menyeranginsang dan juga tidak ada masalah dengan

kondisi perairan tempat pemeliharaan ik-an.

Berdasarkan hasil perbandingan gambar-an histopatologi pada masing-masing org-an tiap perlakuan, perlakuan A (penam-bahan jintan hitam 2,5%) menunjukkan ha-sil bahwa histopatologinya yang paling pa-rah, karena hampir disetiap organ yang di-amati terdapat keadaan abnormal kecua-li pada insang. Perubahan abnormal yangterjadi pada perlakuan A yaitu adanya va-kuola pada histopatologi organ otak danmata.

Page 5: AQUASAINS PROFIL HISTOPATOLOGI KERAPU TIKUS · PDF filetumbuhan Ikan Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis. Jurnal Akuakultur Indonesia 5: 77-86. 4.Roza, D., F. Johnny dan Tridjoko

profil histopatologi kerapu tikus 211

Gambar 5 Histopatologi insang kerapu tikus (Cromileptes altivelis) yang terinfeksi VNN dengan pewar-naan H-E dan perbesaran 400x. Keterangan: a. lamella primer, b. lamella sekunder.

Histopatologi pada perlakuan B (penam-bahan jintan hitam 2,5 %) dan C (penam-bahan jintan hitam 5 %) tidak terdapatperubahan yang spesifik apabila dibandingk-an dengan kontrol. Namun, perlakuan Clebih baik dibandingkan dengan perlaku-an B, dilihat dari perubahan struktur jari-ngannya.

Histopatologi pada perlakuan D (penam-bahan jintan hitam 7,5 %) menunjukkanbahwa struktur jaringannya hampir samadengan ikan kontrol dan menunjukkan ha-sil yang terbaik dibandingkan dengan per-lakuan A, B, dan C. Sehingga dapat dika-takan bahwa tingginya konsentrasi jintanhitam yang diberikan (2,6 % - 7,5%) ti-dak memberikan dampak kerusakan padastruktur jaringan organ, bahkan hasil pro-fil histopatologi yang terbaik ditunjukkanpada perlakuan D. Jadi, secara berurutantingkat kerusakan terendah dari hasil gam-baran histopatologi adalah perlakuan D,perlakuan C, dan perlakuan B. Sesuai de-ngan penelitian sebelumnya yang dilakuk-an oleh [12], hasil pengamatan histopato-logi hepatosit pada tikus putih yang dibe-ri jintan hitam dengan dosis 500 – 1.500mg/kgBB selama 21 hari, hasilnya tidakada perubahan secara signifikan. Tingkatkerusakannya yang terjadi dapat dikenda-likan karena banyak kandungan jintan hi-

tam yang melindungi hati dari kerusakanyang lebih parah.

Pustaka

1. Putri, R., U. Yanuhar dan A. M. Suryanto.2013. Perubahan Struktur Jaringan Mata danOtak pada Larva Ikan Kerapu Tikus (Cromi-leptes altivelis) yang Terinfeksi Viral Nervo-us Necrosis (VNN) dengan Pemeriksaan Scan-ning Electron Microscope (SEM). MSPi Stu-dent Journal 1: 1-10.

2. Prayitno, S. 2002. Peran Budidaya Perair-an Khususnya Penanganan Penyakit Ikan da-lam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Se-marang: Universitas Diponegoro.

3. Suprayudi, M.A., L. Indriastuti dan M. Se-tiawati. 2006. Pengaruh Penambahan Bahan-Bahan Imunostimulan dalam Formulasi PakanBuatan terhadap Respon Imunitas dan Per-tumbuhan Ikan Kerapu Bebek, Cromileptesaltivelis. Jurnal Akuakultur Indonesia 5: 77-86.

4. Roza, D., F. Johnny dan Tridjoko. 2006. Pe-ningkatan Respon Imun Non-Spesifik BenihKerapu Bebek, Cromileptes altivelis denganImunostimulan dan Bakterin terhadap InfeksiViral Nervous Necrosis (VNN). Jurnal Peri-kanan 8: 25-35.

5. Dorucu, M., S. Ozesen Colak, U. Ispir, B. Al-tinterim and Y. Celayir. 2009. The Effect ofBlack Cumin Seeds, Nigella sativa, on the Im-mune Response of Rainbow Trout, Oncorhyn-chus mykiss. Mediterranean Aquaculture Jo-urnal. Vol. 2(1); 27-33.

6. Purivirojkul, W. 2012. Chapter 9: His-tological Change of Aquatic Animals byParasitic Infection. Diakses melalui ht-tp://dx.doi.org/10.5772/52769 InTech, padatanggal 20 Desember 2013.

Page 6: AQUASAINS PROFIL HISTOPATOLOGI KERAPU TIKUS · PDF filetumbuhan Ikan Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis. Jurnal Akuakultur Indonesia 5: 77-86. 4.Roza, D., F. Johnny dan Tridjoko

212 Septi Diana Sari1 et al.

7. Gupta, E., P. Bhalla, N. Khurana and T.Singh. 2009. Histopathology for the diagnosisof infectious diseases. Indian Journal of Medi-cal Microbiology 27: 100-106.

8. Genten, F., E. Terwinghe and A. Dangui.2009. Atlas of Fish Histology. Science Publi-shers. USA.

9. Tavernarakis, N and M. Driscoll. 2001.Cell/Neuron Degeneration. Academic Press.USA.

10. Robinson, A. 2012. Oedema (Swelling).Egton Medical Information Systems Limi-ted (EMIS). Article patient. Diakses tang-gal 12 Desember 2013 melalui http://patient.co.uk/health/oedema-swelling.pdf.

11. Mitchell, R.N. 2006. Buku Saku Dasar Patolo-gis Penyakit Robbins & Cotran Edisi 7 (Poc-ket Companion to Robbins & Cotran Patho-logic Basis of Disease 7 edition). EGC MedicalPublisher. Jakarta.

12. Tamad, F.S.U., Z.S. Hidayat, dan H. Sulistyo.2011. Gambaran Histopatologi Hepatosit Ti-kus Putih Setelah Pemberian Jintan Hitam se-lama 21 hari (Subkronik). Mandala of Health.Vol 5(3). Diakses tanggal 12 Desember 2013melalui http://kedokteran.unsoed.ac.