25
1 ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN PARTIAL LEAST SQUARES Ariawan Aji Rahardian Wahyu Meiranto, SE. M.Si, Akt ABSTRACT The purpose of this study is to provide empirical evidence about the effects of intellectual capital, identified using an input-process-output concept of human, customer, innovative and process capitals, on company performances. From a resource-based and intellectual capital perspective, the structural path model is applied to financial data to analyze the relationships among the four components of intellectual capital, as well as the causal effects of intellectual capital on company performance. Data used in this study is secondary, financial reporting 2007-2010 from IDX. The population of this study are all companies listed in indonesian stock exchange (IDX) from 2007- 2010. The sample of this study are 22 companies, from various sectors, in 4 years, total are 88 companies. The sample drawn by purposive sampling and fulfill sample selection criterion. The results of this research show that not all of intellectual capital component have significant effect to performance. Innovation capital have positve and significant effect to customer capital, while it has negative and significant effect to human capital. Process capital have positive and significant relationship to customer capital. Human capital have positive and significant relationship to company performance, while it have no significant relationship to customer capital. Customer capital has no significant effect to company performance. Keywords : intellectual capital, innovation capital, process capital, human capital, customer capital and business performance

ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

  • Upload
    dothuan

  • View
    220

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

1

ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP

KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

PARTIAL LEAST SQUARES

Ariawan Aji Rahardian

Wahyu Meiranto, SE. M.Si, Akt

ABSTRACT

The purpose of this study is to provide empirical evidence about the effects of intellectual

capital, identified using an input-process-output concept of human, customer, innovative and

process capitals, on company performances. From a resource-based and intellectual capital

perspective, the structural path model is applied to financial data to analyze the relationships

among the four components of intellectual capital, as well as the causal effects of intellectual

capital on company performance.

Data used in this study is secondary, financial reporting 2007-2010 from IDX. The

population of this study are all companies listed in indonesian stock exchange (IDX) from 2007-

2010. The sample of this study are 22 companies, from various sectors, in 4 years, total are 88

companies. The sample drawn by purposive sampling and fulfill sample selection criterion.

The results of this research show that not all of intellectual capital component have

significant effect to performance. Innovation capital have positve and significant effect to

customer capital, while it has negative and significant effect to human capital. Process capital

have positive and significant relationship to customer capital. Human capital have positive and

significant relationship to company performance, while it have no significant relationship to

customer capital. Customer capital has no significant effect to company performance.

Keywords : intellectual capital, innovation capital, process capital, human capital, customer

capital and business performance

Page 2: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

2

PENDAHULUAN

Dunia bisnis saat ini telah mengalami perubahan radikal dari ekonomi berbasis produksi

menjadi ekonomi berbasis pengetahuan (Drucker, 1993 ; Powell dan Snelman, 2004 dalam

Huang dan Wu, 2010). Pada ekonomi berbasis pengetahuan ini keunggulan kompetitif yang

dimiliki perusahaan tidak lagi ditentukan oleh kepemilikan dan penggunaan faktor-faktor

produksi konvensional seperti mesin-mesin atau tenaga kerja lainnya, tetapi lebih pada

penggunaan faktor produksi berbasis pengetahuan, inovasi, dan teknologi.

Dengan meningkatnya peran dari knowledge sebagai aset yang vital bagi perusahaan,

identifikasi dan pengelolaanya dalam bentuk intangible asset dirasa makin penting. Namun, hal

ini tidak diimbangi dengan pelaporan dan identifikasi yang jelas dalam praktik akuntansi

tradisional yang ada saat ini. Menurut Canibao et al (2001), banyak investasi perusahaan pada

berbagai intangible asset tidak dapat ditemukan pada neraca karena adanya keterbatasan dalam

kriteria akuntansi untuk pengakuan dan penilaian aset tersebut. Intangible asset yang baru seperti

kompetensi staf, hubungan konsumen, model simulasi, sistem administrasi dan komputer tidak

mendapatkan pengakuan dalam model keuangan tradisional dan pelaporan manajemen ( Stewart,

1997 dalam Hong et al, 2007).

Akibat dari tidak dilaporkannya intangible asset, laporan keuangan perusahaan menjadi

kurang informatif karena tidak melaporkan semua nilai perusahaan secara utuh. Bagi perusahaan

yang sebagian besar asetnya berbentuk modal intelektual seperti bank misalnya, tidak adanya

informasi mengenai modal intelektual dalam laporan keuangan akan menyesatkan, karena dapat

mempengaruhi kebijakan perusahaan (Satria, 2010). Model akuntansi tradisional, yang asalnya

dikembangkan bagi perusahaan yang aktivitasnya terfokus pada aktivitas manufaktur dan

pengolahan sumber daya alam, harus diperluas cakupannya agar dapat mencakup intangible

asset dalam pelaporannya. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan

pengukuran intangible asset adalah pendekatan intellectual capital yang telah menjadi fokus

perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun

akuntansi (Petty dan Guthrie, 2000).

Intellectual capital diidentifikasikan sebagai kesatuan dari beberapa jenis intangible asset

yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan penciptaan nilai dalam perusahaan (Roos dan

Roos, 1997; Bontis, 1998; Marr dan Roos, 2005; Subramaniam dan Yound, 2005 dalam Huang

Page 3: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

3

dan Wu, 2010). International Federation of Accountants (IFAC) mendefinisikan intellectual

capital sebagai sinonim dari intellectual property (kekayaan intelektual), intellectual asset (aset

intelektual), dan knowledge asset (aset pengetahuan), modal ini dapat diartikan sebagai

saham/modal yang berbasis pengetahuan yang dimiliki perusahaan. IFAC juga mengestimasikan

bahwa saat ini nilai perusahaan lebih ditentukan atas manajemen atas intellectual capital, tidak

lagi terhadap aset tetap.

Intellectual capital sendiri menjadi sebuah topik yang menarik untuk diteliti mengingat

perannya yang makin vital pada perusahaan saat ini. Menurut pandangan tradisional, aset yang

berharga bagi perusahaan berupa aset fisik berupa tanah, tenaga kerja dan modal, dan aset-aset

tersebut dianggap sebagai penentu seberapa baik kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan yang

bergerak di bidang software, keuangan, farmasi, perhotelan sangat bergantung pada intellectual

capital untuk mendapatkan keuntungan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan

manufaktur mengombinasikan intellectual capital dengan aset fisik untuk meningkatkan

keunggulan kompetitif perusahaan. Intellectual capital, yang meliputi sumberdaya dan

kemampuan perusahaan yang berharga, sulit untuk ditiru dan bersifat tak tergantikan dapat

menghasilkan keunggulan kompetitif dan kinerja yang superior dibandingkan perusahaan yang

tidak menggunakannya (Barney, 1991).

Beberapa penelitian tentang intellectual capital telah membuktikan bahwa intellectual

capital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan ( Bollen et al, 2005 ;

Muhammad dan Ismail, 2009 dan Chen et al, 2005). Chen et al (2005) menggunakan model

Pulic (VAIC) untuk menguji hubungan antara intellectual capital dengan nilai pasar dan kinerja

keuangan perusahaan dengan menggunakan sampel perusahaan publik di Taiwan. Kinerja

keuangan yang digunakan adalah market-to-book value, ratios of equity, return of equity, return

on assets, growth in revenue dan employee productivity. Hasilnya menunjukkan bahwa

intellectual capital berpengaruh secara positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Bahkan

penelitian ini dapat dijadikan indikator untuk memprediksi kinerja keuangan perusahaan di masa

mendatang.

Kumukama et al (2011) menyelidiki hubungan antara efek mediasi dari keunggulan

kompetitif di hubungan antara intellectual capital dan kinerja finansial di 78 perusahaan

pembiayaan skala mikro di Uganda. Penelitian ini menggunakan data primer dengan survei pada

Page 4: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

4

pekerja di perusahaan tersebut untuk mengukur persepsi mereka mengenai human capital,

structural capital dan relational capital. Selain menggunakan data primer, penelitian ini juga

menggunakan data sekunder melalui laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan keunggulan kompetitif memiliki dampak mediasi positif untuk

meningkatkan hubungan antara kinerja perusahaan dan intellectual capital yang dimiliki industri

pembiayaan skala mikro di Uganda.

Penelitian terdahulu yang meneliti kinerja intellectual capital memiliki beberapa

keterbatasan. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagian besar menggunakan metode

VAIC yang dikembangan oleh Pulic (2000). Kekurangan dari metode VAIC ini adalah structural

capital yang digunakan untuk menghitung efisiensi structural capital pada perusahaan tidak

mencerminkan nilai sesungguhnya, sehingga nilai intellectual capital menurut metode ini tidak

memperhitungkan (Chen et al, 2005). secara spesifik komponen-komponen structural capital

yang dimiliki perusahaan. Metode ini juga tidak memperhitungkan bentuk innovative capital dan

relational capital/customer capital yang dimiliki perusahaan, padahal inovasi dan relasi dengan

konsumen merupakan hal yang vital bagi perusahaan saat ini.

Berdasarkan kedua alasan tersebut. Yaitu mengenai pengaruh kepemilikan intellectual

capital terhadap kinerja perusahaan dan kelemahan dari metode penilaian intellectual capital

yang sering digunakan membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh

intellectual capital terhadap kinerja perusahaan menggunakan metode component based

intellectual capital. Yaitu dengan mengelompokkan intellectual capital yang dimiliki perusahaan

menjadi human capital, innovation capital, customer capital dan process capital. Secara spesifik

yaitu kapasitas inovasi, operasi yang efisien, sumber daya manusia yang bernilai tambah dan

hubungan konsumen yang baik sebagai proksi dari masing-masing komponen intellectual capital

di atas, dapat dibuat sebuah model pengukuran intellectual capital dengan Structural Equation

Modelling (SEM) dimana keempat komponen intellectual capital tersebut dianalisis secara

simultan dalam konsep input – process – output untuk mencari interaksi dan hubungan antar

komponen intellectual capital tersebut yang akhirnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

Page 5: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

5

TELAAH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Resource Based Theory

Resource Based Theory (RBT) membahas mengenai sumberdaya yang dimiliki

perusahaan, dan bagaimana perusahaan dapat mengembangkan keunggulan kompetitif dari

sumberdaya yang dimilikinya. Cheng et al (2010) menjelaskan bahwa dalam teori RBT ini,

untuk mengembangkan keunggulan kompetitif, perusahaan harus memiliki sumberdaya dan

kemampuan yang superior dan melebihi para kompetitornya. Calderira dan Ward (2001)

menambahkan, sumber daya perusahaan yang sukar untuk dimiliki, atau yang membutuhkan

proses yang rumit untuk mendapatkannya dapat menjadi keunikan perusahaan tersebut. RBT

berfokus pada sumberdaya dan pengelolaanya dalam organisasi yang akhirnya mengarah pada

penciptaan nilai dan disiplin manajemen strategis (Peppard dan Rylander, 2001).

Konsep Input – Process – Output

Konsep input process output adalah langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk

mengubah bahan mentah kemudian diproses menjadi barang jadi sampai ke tangan konsumen.

Proses produksi dimulai dari input sumberdaya mentah yang digunakan oleh perusahaan

kemudian diolah dalam proses produksi, hingga akhirnya bahan mentah tersebut menjadi barang

jadi ataupun jasa dan residu atau sisa hasil produksi.

Kapasitas Inovasi

Inovasi adalah sesuatu yang baru yang dihasilkan (sebagai output perusahaan) atau

sebagai suatu proses adopsi atau pengaplikasian sesuatu yang “baru” oleh sebuah organisasi

sedemikian rupa sehingga organisasi ini menjadi lebih kompetitif. Sesuatu yang baru tersebut

bisa berupa produk atau jasa baru yang dapat memberikan nilai lebih dibandingkan produk yang

lama. Bisa juga sesuatu yang baru itu adalah proses baru menciptakan efisiensi dalam produksi,

maupun peningkatan pelayanan.

Dalam konteks dengan hubungan konsumen, inovasi diwujudkan sebagai pengembangan

penemuan baru yang bertujuan untuk memuaskan konsumen. Dalam jangka panjang,

kemampuan bersaing sebagian besar perusahaan tergantung dari kemampuan mereka untuk

berinovasi dengan menyediakan barang dan jasa yang baru secara terus-menerus bagi pelanggan,

inovasi adalah kunci penting untuk membina hubungan secara kontinu dengan para pelanggan

Page 6: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

6

Inovasi dapat diwujudkan dalam bentuk pelatihan yang dilakukan perusahaan.

Marimuthu et al (2009) menyebutkan bahwa pelatihan karyawan merupakan komponen penting

dalam pengembangan modal manusia, dengan melakukan pelatihan seorang karyawan dapat

meningkatkan kemampuan dan keahliannya untuk melakukan aktivitas yang bernilai ekonomis

bagi perusahaan. Makin tinggi pelatihan yang diberikan perusahaan pada karyawan, nilai tambah

karyawan akan meningkat juga

H1 : Kapasitas inovasi memiliki hubungan positif dengan hubungan konsumen yang baik

H2 : Kapasitas inovasi memiliki hubungan positif dengan sumber daya manusia yang

bernilai tambah

Operasi yang Efisien

Process capital berfokus pada prosedur internal yang mendefinisikan sistem dan

struktur sebuah perusahaan. Proses tersebut menyoroti berbagai aktivitas bisnis yang sering

dilakukan perusahaan, misalnya investasi pada R&D, waktu tenggang produksi dan

produktivitas proses administrasi perusahaan. Proses bisnislah yang selama ini menggerakkan

roda suatu organisasi, sehingga kinerja suatu organisasi akan sangat bergantung pada efektivitas

dan efisiensi proses bisnisnya.

Seggie et al (2006) dalam Cheng et al (2010) menunjukkan bahwa penggunaan rantai

suplai produk yang baik dapat meningkatkan hubungan baik dengan konsumen. Kaplan dan

Norton (1996) dalam Cheng et al (2010) menyatakan bahwa menurut perspektif balanced score

card, perusahaan yang menunjukkan proses operasi yang efisien dengan pengurangan waktu

siklus dan kualitas pelayanan yang meningkat, dapat menciptakan kesetiaan konsumen.

H3: Operasi yang efisien memiliki hubungan positif dengan hubungan konsumen yang

baik

Sumber Daya Manusia yang Bernilai Tambah

Hayton (2005) mengindikasikan bahwa human capital mengacu pada pengetahuan,

keahlian dan semua kemampuan karyawan yang dimiliki perusahaan. Jardon dan Martos (2008)

mempelajari sebuah model berkelanjutan dimana human capital berfungsi sebagai landasan

utama bagi komponen intellectual capital lain.

Page 7: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

7

Cheng et al (2010) menyatakan bahwa sumberdaya manusia yang bernilai tambah adalah

variabel penengah antara innovation capital dan kinerja perusahaan. Karyawan yang terampil

dan ahli cenderung lebih disukai konsumen, dengan demikian keahlian dan kecakapan karyawan

tersebut dapat meningkatkan hubungan baik perusahaan dengan pelanggan dan dapat membantu

dalam perolehan pelanggan baru.

Banyak peneliti yang telah menemukan bahwa human capital berpengaruh positif pada

kinerja perusahaan (Bontis et al, 2000 ; Jardon dan Martos, 2009 ; Huang dan Wu, 2010). .

Karyawan perusahaan yang memiliki keahlian dan kemampuan yang baik akan memberikan

imbalan jangka panjang bagi organisasi dalam bentuk produktivitas yang lebih tinggi, yang pada

akhirnya meningkatkan pendapatan perusahaan

H4 : Sumber daya manusia yang bernilai tambah memiliki hubungan positif dengan

hubungan konsumen yang baik.

H6 : Sumber daya manusia yang bernilai tambah memiliki hubungan positif dengan

kinerja perusahaan.

Hubungan Konsumen yang Baik

Customer capital adalah pengetahuan mengenai hubungan dengan para stakeholder yang

dapat mempengaruhi suatu organisasi. Bontis (1998) dalam Cheng et al (2010) menyebutkan

bahwa pengetahuan mengenai jalur pemasaran dan hubungan dengan konsumen memegang

peran penting dalam customer capital, dan pengetahuan tersebut didapat dari hubungan

perusahaan dengan pihak eksternal.

Terdapat hubungan yang menarik antara customer capital dan kinerja perusahaan.

Kualitas pelayanan yang diterima pelanggan adalah faktor terpenting dalam kepuasan pelanggan.

Tugas utama perusahaan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan adalah dengan meningkatkan

kualitas pelayanan yang diterima pelanggan, pelanggan yang puas akan cenderung lebih loyal

pada perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan

H5 : Hubungan yang konsumen yang baik memiliki hubungan positif dengan kinerja

perusahaan

Page 8: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

8

METODE PENELITIAN

Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diproksikan

dengan return on asset (ROA), return of equity (ROE) dan price to book ratio (PER).

Variabel Independen

Kapasitas Inovasi

Kapasitas inovasi dalam penelitian ini diukur berdasarkan teknologi dan produk baru

yang dihasilkan oleh perusahaan (Chen et al,2004). Wang dan Chang (2008) menggunakan

pengeluaran penelitian dan pengembangan (R&D) yang dikeluarkan perusahaan untuk mengukur

kemampuan inovasi perusahaan. Karena pengeluaran R&D sangat penting untuk berinovasi,

penelitian ini menggunakan pengukuran finansial pada biaya input inovasi untuk

mendeskripsikan proses inovasi. Variabel kapasitas inovasi terdiri dari tiga indikator utama.

Yang pertama adalah kepadatan penelitian dan pengembangan yang dikeluarkan perusahaan saat

ini, kepadatan penelitian dan pengembangan perusahaan tahun lalu dan intensitas penelitian dan

pengembangan perusahaan.

Kepadatan penelitian dan pengembangan tahun ini (INN1)

=

Kepadatan penelitian dan pengembangan tahun lalu (INN2)

=

Intensitas penelitian dan pengembangan (INN3)

=

Hubungan Konsumen yang Baik

Cheng et al (2010) mengklasifikasikan customer capital menjadi intensitas pemasaran

dan kemampuan pemasaran, yang kemudian digunakan untuk mendeskripsikan hubungan

Page 9: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

9

perusahaan dengan para stakeholder Hubungan konsumen yang baik diukur dari tiga indikator

utama yang mengacu pada penelitian Wang dan Chang (2004) yaitu tingkat pertumbuhan

pendapatan, rasio biaya penjualan, administratif dan umum terhadap total biaya dan rasio biaya

penjualan, umum dan administratif perusahaan terhadap pendapatan

Tingkat pertumbuhan pendapatan (CUS1)

=

Rasio perbandingan antara biaya penjualan,umum dan administratif terhadap total

biaya (CUS2)

=

Rasio perbandingan antara biaya penjualan,umum dan administratif terhadap

pendapatan (CUS3)

=

Sumber Daya Manusia yang Bernilai Tambah

Cheng et al (2010) mengukur human capital tidak menggunakan konsep informasi latar

belakang mengenai human capital dan menggunakan konsep output sebagai proksi dari sumber

daya berbasis pengetahuan di laporan keuangan perusahaan. Dalam laporan keuangan, konsep

output dari sumberdaya manusia menyediakan pengukuran memadai yang dapat mewakili

human capital. Menggunakan konsep output, efisiensi manajer dan karyawan yang bersifat

Page 10: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

10

kuantitatif dapat mengindikasikan human capital sebagai produktivitas dan nilai tambah

karyawan.

Untuk mengukur efisiensi dari sumberdaya manusia yang bernilai tambah, penelitian ini

menggunakan tiga indikator yang diadopsi dari penelitian Wang dan Chan (2004) dan Cheng et

al (2010), yaitu produktivitas tiap karyawan, pendapatan operasi per karyawan dan nilai tambah

per karyawan.

Produktivitas per karyawan (HUM1)

=

Pendapatan operasi per karyawan (HUM2)

=

Nilai tambah per karyawan (HUM3)

=

Operasi yang Efisien

Untuk mengukur operasi yang efisien, tiga indikator yang didapat dari penelitian Cheng

et al (2010), Wang dan Chang (2004) dan Chen et al (2004), yaitu perputaran aset lancar,

perputaran piutang dan perputaran aset tetap.

Page 11: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

11

Perputaran aset lancar (PRO1)

=

Perputaran piutang (PRO2)

=

Perputaran aset tetap (PRO3)

=

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listed dan go public di BEI

selama tahun 2007 - 2010. Pemilihan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan berturut-turut memiliki komponen dana penelitian dan pengembangan yang

tercatat dalam financial report periode 2007 – 2010.

2. Perusahaan berturut-turut tidak menderita rugi dan neracanya tidak menunjukkan

kekayaan negatif.

3. Perusahaan tidak delisting dari BEI selama periode tahun 2007 – 2010.

Page 12: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

12

Tabel 4.1

Proses Purposive Sampling Penelitian

Keterangan : Tahun

2007

Tahun

2008

Tahun

2009

Tahun

2010

Jumlah perusahaaan selama periode pengamatan :

1. Perusahaan tidak memiliki komponen

dana penelitian dan pengembangan yang

tercatat dalam financial report

2. Perusahaan menderita rugi dan neracanya

menunjukkan kekayaan negatif

3. Perusahaan mengalami delisting selama

periode 2007-2010

343

(319)

(2)

(0)

393

(365)

(6)

(0)

397

(368)

(7)

(0)

402

(370)

(10)

(0)

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria secara

keseluruhan

22 22 22 22

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Partial Least Square (PLS) sebagai alat analisis. Dalam hal

ini, kinerja perusahaan dan komponen-komponen intellectual capital diperlakukan sebagai

variabel laten dengan masing-masing indikatornya.

PLS merupakan salah satu metode untuk melaksanakan model Structural Equation

Modelling (SEM). Untuk tujuan penelitian ini metode ini dirasa lebih baik dibandingkan

software SEM yang lain, misalnya AMOS dan LISREL. Model PLS ini digunakan pada saat

dasar teori perancangan model lemah dan indikator pengukuran tidak memenuhi model

pengukuran yang ideal. PLS dapat digunakan dengan jumlah sampel yang tidak besar dan dapat

diterapkan pada semua skala data (Ghozali,2006).

Page 13: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

13

Gambar 3.1

Model Konseptual Penelitian dengan PLS

Sumber : Pengolahan data dengan PLS, 2011

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Pertama,

adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua,

mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar

variabel laten dan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi parameter

(nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi

ini, PLS menggunakan proses iterasi 3 tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi.

Tahap pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner

model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali,

2006).. Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari 2 model, yaitu inner

model dan outer model.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Convergent Validity

Convergent Validity dari model pengukuran indikator refleksif dinilai berdasarkan

korelasi antara item score/component score yang diestimasi dengan software SmartPLS. Ukuran

refleksif individual dikatakan tinggi jika berkolerasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang

diukur. Namun menurut Chin 1998 (dalam Ghozali, 2006), untuk penelitian tahap awal dari

Page 14: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

14

pengembangan skala, nilai loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup memadai. Dalam penelitian

ini akan digunakan batas loading factor sebesar 0,50.

Tabel 4.6

Outer Loading (Measurement Model)

Model Awal Modifikasi

Kapasitas Inovasi

INN1 0,963 0,963

INN2 0,914 0,912

INN3 0,764 0,763

Operasi yang Efisien

PRO1 0,832 0,836

PRO2 0,894 0,897

PRO3 0,434

Hubungan Konsumen yang Baik

CUS1 -0,151

CUS2 0,984 0,984

CUS3 0,986 0,988

Sumber Daya Manusia yang Bernilai Tambah

HUM1 0,938 0,939

HUM2 0,979 0,979

HUM3 0,954 0,954

Kinerja

PER -0,039

ROA 0,966 0,971

ROE 0,978 0,983 Sumber : Pengolahan data dengan PLS, 2011

Hasil pengolahan data menggunakan SmartPLS dapat dilihat pada tabel 4.4. Nilai outer

model atau korelasi antar konstruk dengan variabel pada awalnya belum memenuhi convergent

validity karena terdapat beberapa indikator yang memiliki loading factor di bawah 0,50.

Modifikasi model dilakukan dengan mengeluarkan indikator yang memiliki loading

factor di bawah 0,50. Pada model modifikasi di tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa semua

loading factor telah memiliki nilai di atas 0,50 sehingga konstruk untuk semua model tidak ada

yang dieliminasi dari model.

Discriminant Validity

Discriminant validity dinilai untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing variabel

laten berbeda dengan variabel lainnya. Model mempunyai discriminant validity yang baik jika

Page 15: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

15

setiap nilai loading dari setiap indikator dari sebuah variabel laten memiliki nilai loading yang

paling besar dibandingkan dengan nilai loading lain terhadap variabel laten lainnya. Dari tabel

4.5 dapat dilihat bahwa semua nilai loading factor untuk setiap indikator dari masing-masing

variabel laten memiliki nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan variabel laten lainnya.

Hasil pengujian discriminant validity diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.7

Nilai Discriminant Validity

(Cross Loading)

Customer Human Innovation Kinerja Process

CUS2 0,984354 0,012538 0,236276 0,100242 0,250580

CUS3 0,987976 -0,066867 0,343802 0,025721 0,200898

HUM1 -0,173669 0,937837 -0,224206 0,424149 0,278962

HUM2 0,065653 0,979297 -0,090053 0,415127 0,286996

HUM3 0,037712 0,954479 -0,076839 0,454870 0,266853

INN1 0,316079 -0,148848 0,962565 -0,107551 -0,103825

INN2 0,272438 -0,131411 0,912429 -0,089008 -0,160433

INN3 0,169428 -0,071745 0,762970 0,183417 0,077800

PRO1 0,174317 0,124148 -0,100509 0,359252 0,835842

PRO2 0,216385 0,355485 -0,066120 0,745576 0,896896

ROA 0,071101 0,373347 0,039990 0,970837 0,617230

ROE 0,051522 0,493520 -0,101323 0,982944 0,665278 Sumber : Pengolahan data dengan PLS, 2011

Composite Reliability

Kriteria validity dan reliabilitas juga dapat dilihat dari nilai reliabilitas suatu konstruk dan

nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing konstruk. Konstruk dikatakan

memiliki reliabilitas yang tinggi jika nilainya 0,70 dan AVE berada diatas 0,50. Pada tabel 4.6

akan disajikan nilai Composite Reliability dan AVE untuk seluruh variabel.

Tabel 4.8

Composite Reliability dan Average Variance Extracted

Composite Reliability Average Variance

Extracted (AVE)

Customer 0,986071 0,972524

Human 0,970528 0,916530

Innovation 0,913514 0,780394

Performance 0,976642 0,954352

Process 0,857988 0,751527 Sumber : Pengolahan data dengan PLS, 2011

Page 16: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

16

Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa semua konstruk memenuhi kriteria

reliabel. Hal ini ditunjukkan dengan nilai composite reliability di atas 0,70 dan AVE diatas 0,50

sebagaimana kriteria yang direkomendasikan.

Menilai Inner Model

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara

konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Model struktural dievaluasi

dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen uji t serta signifikansi dari koefisien

parameter jalur struktural.

Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel

laten dependen. Tabel 4.7 merupakan hasil estimasi R-square dengan menggunakan SmartPLS.

Tabel 4.9

Nilai R-Square

R-Square

Customer 0,158225

Human 0,019446

Innovation

Performance 0,209416

Process Sumber : Pengolahan data dengan PLS, 2011

Page 17: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

17

Gambar 4.1

Model Struktural dengan Partial Least Square

Sumber : Pengolahan data dengan PLS, 2011

Pengujian Hipotesis

Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang sangat berguna

mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Dasar yang digunakan dalam menguji

hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output path coefficient. Signifikansi pengaruh antar

variabel didapat dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai signifikansi t statistik. Tabel

4.8 memberikan output estimasi untuk pengujian model struktural.

Tabel 4.10

Path Coefficient (Means, STDEV, T-Values)

Original

Sample

(O)

Sample

Mean (M)

Standard

Deviation

(STDEV)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics

(|O/STERR|)

Customer ->

Performance

0,075079 0,086692 0,083750 0,083750 0,896461

Human ->

customer

-0,066395 -0,061220 0,040169 0,040169 1,652896

Human ->

performance

0,453690 0,493036 0,087300 0,087300 5,196887

Page 18: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

18

Innovation ->

customer

0,314220 0,327701 0,101086 0,101086 3,108443

Innovation ->

human

-0,139448 -0,163219 0,049686 0,049686 2,806593

Process ->

customer

0,275928 0,285826 0,135002 0,135002 2,043883

Sumber : Pengolahan data dengan PLS, 2011

Interpretasi Pengujian Hipotesis

Pengaruh Kapasitas Inovasi Terhadap Hubungan Konsumen yang Baik

Menurut hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini terbukti bahwa variabel kapasitas

inovasi memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap hubungan konsumen yang baik.

Dapat juga dikatakan bahwa kapasitas inovasi berpengaruh terhadap hubungan konsumen yang

baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Cheng et al (2010) dan Tseng dan Goo

(2005) yang menyatakan bahwa inovasi memiliki hubungan positif terhadap hubungan

konsumen. Hasil ini mencerminkan fakta bahwa inovasi memegang peranan penting dalam

mempertahankan hubungan baik perusahaan dengan pelanggan, baik dalam jangka panjang

maupun dalam jangka pendek, dalam bentuk penelitian dan pengembangan berbagai produk baru

yang dapat memuaskan pelanggan.

Pengaruh Kapasitas Inovasi terhadap Sumber Daya Manusia yang Bernilai Tambah

Menurut hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini terbukti bahwa variabel kapasitas

inovasi memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap sumber daya manusia yang bernilai

tambah. Arah hubungan kedua variabel ini tidak konsisten dengan hipotesis yang menyatakan

bahwa kapasitas inovasi memiliki hubungan positif terhadap sumber daya manusia yang bernilai

tambah. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Cheng et al (2010), dimana

kapasitas inovasi berpengaruh positif terhadap sumber daya manusia yang bernilai tambah.

Kapasitas inovasi yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia diwujudkan dalam

bentuk pelatihan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia perusahaan. Namun, dalam prakteknya dapat terjadi kesalahan

sehingga pelatihan tersebut tidak memberikan dampak yang diharapkan, hal tersebut berbentuk

risiko pelatihan. En dan Wen (2008) mendefinisikan risiko pelatihan sebagai kemungkinan

Page 19: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

19

adanya kerugian baik secara langsung maupun tidak langsung yang disebabkan oleh proses

pelatihan karyawan karena pengaruh gagasan, organisasi itu sendiri, teknologi, lingkungan dll.

En dan Wen (2008) menyatakan bahwa risiko dalam pelatihan dapat disebabkan oleh

risiko teknis dan risiko gagasan. Risiko teknis dalam pelatihan dapat berupa kegagalan dalam

pengidentifikasian kebutuhan akan pelatihan atau kesalahan penyampaian materi pelatihan

sehingga karyawan perusahaan yang menjadi objek pelatihan tidak mendapatkan manfaat apa-

apa atau bahkan menurun keahlian/kualitasnya. Risiko gagasan muncul dari ide/persepsi yang

salah mengenai pelatihan. Pemahaman yang tidak tepat mengenai pelatihan dapat

menghilangkan manfaat dari pelatihan itu sendiri. Contohnya manajer yang memandang

pelatihan karyawan hanya sebagai pemborosan anggaran, lalu memotong anggaran pelatihan

yang ada sehingga pelatihan tersebut tidak memberikan dampak yang diharapkan.

Pengaruh Operasi yang Efisien terhadap Hubungan Konsumen yang Baik

Menurut hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini terbukti bahwa variabel operasi

yang efisien memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap hubungan konsumen yang baik.

Dapat juga dikatakan bahwa operasi yang efisien berpengaruh terhadap hubungan konsumen

yang baik. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Wang dan Chan (2008) yang menyatakan

bahwa process capital berpengaruh positif terhadap customer capital. Perusahaan yang

beroperasi secara efisien dan efektif akan lebih disukai konsumen karena pelayanan yang

diberikan pada konsumen akan lebih baik dan memuaskan. Perusahaan dapat memperpendek

waktu siklus produksi dan operasi dan meningkatkan prosedur internal yang berkualitas tinggi

untuk meningkatkan hubungan baik dengan konsumen.

Pengaruh Sumber Daya Manusia yang Bernilai Tambah terhadap Hubungan Konsumen

yang Baik

Menurut hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini terbukti bahwa variabel sumber

daya manusia yang bernilai tambah memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap

hubungan konsumen yang baik. Dapat juga dikatakan bahwa sumber daya manusia yang bernilai

tambah tidak berpengaruh terhadap hubungan konsumen yang baik. Hasil ini tidak sesuai dengan

hasil penelitian Cheng et al (2010) yang menyatakan bahwa sumber daya manusia yang bernilai

tambah berpengaruh positif terhadap hubungan konsumen yang baik.

Page 20: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

20

Namun, hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bontis dan Serenko

(2009) dimana human capital tidak berpengaruh secara signifikan terhadap customer capital.

Hasil yang tidak signifikan ini dapat dijelaskan karena rata-rata kualitas sumber daya manusia di

perusahaan Indonesia kurang memadai sehingga mempengaruhi konsumen, dalam hal ini

kepuasan terhadap layanan yang diberikan karyawan, sehingga arah hubungan yang negatif dapat

terjadi pada hasil penelitian ini.

Pengaruh Hubungan Konsumen yang Baik terhadap Kinerja Perusahaan

Menurut hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini terbukti bahwa variabel hubungan

konsumen yang baik memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja. Dapat

juga dikatakan bahwa hubungan konsumen yang baik tidak berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Cheng et al (2010) yang menemukan bahwa

hubungan konsumen yang baik tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Perusahaan pada umumnya mempertahankan hubungan baik dengan konsumen dengan

mengeluarkan biaya-biaya seperti biaya promosi dan biaya iklan. Konsumen yang setia dan loyal

pada perusahaan diharapkan akan terus membeli produk dan layanan yang ada sehingga kinerja

perusahaan diasumsikan meningkat. Namun, pada perusahaan Indonesia rata-rata biaya yang

dikeluarkan untuk mempertahankan hubungan baik ini relatif rendah, dapat dilihat pada nilai

rata-rata perbandingan antara biaya umum dan penjualan terhadap biaya total yang dikeluarkan

perusahaan hanya sekitar 27,68%, sehingga biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk

menjaga hubungan baik dengan konsumen tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja. Hal ini

menjelaskan hubungan konsumen yang baik pada konsumen tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja perusahaan.

Pengaruh Sumber Daya Manusia yang Bernilai Tambah terhadap Kinerja Perusahaan

Menurut hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini terbukti bahwa variabel sumber

daya manusia yang bernilai tambah memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja.

Dapat juga dikatakan bahwa sumber daya manusia yang bernilai tambah berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Cheng et al (2010), Bollen et al

(2005), Chen et al (2005) dan Hayton (2005) yang menyatakan bahwa pengelolaan sumber daya

Page 21: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

21

manusia yang efektif akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, yang terindikasi dalam

peningkatan pengembalian aset dan ekuitas perusahaan.

Sumber daya manusia perusahaan merupakan salah satu sumber daya yang paling penting

yang dapat digunakan perusahaan saat ini dalam usaha untuk mempertahankan keunggulan

kompetitif dan kinerja yang baik. Kemampuan sebuah perusahaan untuk tetap bertahan dalam

persaingan yang ketat bergantung pada akumulasi dari pengetahuan dan kapabilitas dari

karyawannya. Layanan dan produk yang memiliki nilai tambah bergantung pada karyawan,

sehingga karyawan yang berkualitas dan ahli dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Dari hubungan antar komponen intellectual capital di atas, dapat disimpulkan tidak

semua komponen intellectual capital berpengaruh terhadap komponen lainnya yang akhirnya

dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Hanya kapasitas inovasi, proses operasi yang efisien

dan hubungan konsumen yang baik yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan

secara keseluruhan.

Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, yaitu perusahaan sampel relatif

sedikit karena masih banyak perusahaan yang tidak mengungkapkan/memiliki akun biaya

penelitian dan pengembangan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan, hal ini menyebabkan

penelitian kurang memiliki cakupan yang luas. Penelitian ini juga tidak bisa menjelaskan

hubungan antara kinerja pasar dan kinerja keuangan, karena peneliti hanya menggunakan kinerja

keuangan sebagai proksi dari kinerja. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan model

penelitian lebih jauh untuk mengeksplorasi hubungan antar komponen intellectual capital, tidak

terpaku pada model penelitian ini saja.

Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan indikator lain selain biaya penelitian dan

pengembangan untuk mengukur konstruk kapasitas inovasi agar lebih banyak perusahaan yang

tercakup dalam penelitian agar hasil penelitian cakupannya lebih luas. Selanjutnya penelitian

selanjutnya disarankuan untuk memisahkan kinerja menjadi kinerja keuangan dan kinerja pasar

agar mendapat gambaran yang lebih detail dan jelas, selain itu hubungan antara kinerja pasar dan

kinerja keuangan dapat diukur.

Page 22: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

22

DAFTAR PUSTAKA

Ahangar, Reza Gharoie. 2011. “The Relationship Between Intellectual Capital and Financial

Performance : An Empirical Investigation In An Iranian Company.” African Journal

of Business Management. Vol.5. No. 1, pp 88-95.

Amalia, Mirta dan Yanuar Nugroho. 2011. “An Innovation Perspective of Knowledge in A

Multinational Subsidiary.” Journal of Knowledge Management. Vol 15, No. 1, pp 71-87.

Astuti, Partiwi Dwi dan Arifin Sabeni. 2005. “Hubungan Intellectual Capital dan Business

Performance dengan Diamond Spesification : Sebuah Perspektif Akuntansi.” Paper

disaijkan pada SNA 8, Solo.

Barney, Jay. 1991. “Firm Resources and Sustained Competitive Advantage.” Journal of

Management. Vol 17, No. 1, pp 99-120.

Belkaoui, Ahmed-Riahi. 2003. “Intellectual Capital and Firm Performance of US Multinational

Firms.” Journal of Intellectual Capital. Vol 4, No. 2, pp. 215-226.

Bollen, Laury, Phillip Vergauwen dan Stephanie Schineders. 2005. “Linking Intellectual Capital

and Intellectual Property to Company Performance.” Management Decision. Vol 43,

No.9, pp 1161-1185.

Bontis, Nick, Alexander Serenko. 2009. “A Causal Model of Human Capital Antecedents and

Consequents in the Financial Service Industry”. Journal of Intellectual Capital. Vol 10.

No 1, pp 53-69.

Bontis, Nick, William Chua Chong Keow dan Stanley Richardson. 2000. “Intellectual Capital

and Business Performance in Malaysian Industries.” Journal of Intellectual Capital. Vol

1. No. 1, pp 85-100.

Calderia,Mario M and John M.Ward. 2001. “Using Resource Based Theory To Interpret The

Successful Adoption and Use of Information System & Technology in Manufacturing

Small and Medium Sized Enterprises.”

Canibao, Leandro, Manuel Garcia A, Paloma Sanchez. 2000. “Accounting for Intangibles : A

Literature Review.” Journal of Accounting Literature. Vol 19, pp 102-130.

Chang, William S dan Jasper J Hsieh. 2011. “Intellectual Capital and Value Creation-Is

Innovation Capital a Missing Link?” International Journal of Business and Management.

Vol 6, No. 2.

Chauvin, Keith W dan Mark Hirschey. 1993. “Advertising, R&D Expenditures and The Market

Value of the Firm.” Financial Management.

Page 23: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

23

Chen, Jin, Zhaoui Zhu, Hong Yuan Xie. 2004. “Measuring Intellectual Capital : A New Model

and Empirical Study.” Journal of Intellectual Capital. Vol 2, No. 3, pp. 225-235.

Chen, Ming-Chin, Shu Ju Cheng, Yuhchang Hwang. 2005. “An Empirical Investigation of The

Relationship Between Intellectual Capital and Firm`s Market Value and Financial

Performance.” Journal of Intellectual Capital. Vol 6, No.2, pp. 159-176.

Cheng, Meng-Yuh, Jer-Yan Lin dan Tzy-Yih Hsiao. 2010. “Invested Resource, Competitive

Intellectual Capital and Corporate Performance.” Journal of Intellectual Capital. Vol 11,

No.4, pp 433-450.

Gans, Joshua dan Scott Stern. 2003. “Assessing Australia`s Innovative Capacity in the 21st

Century.”

Grant, M Robert. 1991. “The Resource Based Theory of Competitive Advantage : Implication

for Strategy Simulation.” California Management Review.

Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least

Square (PLS). Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hayton, James C. 2005. “Competing in the New Economy : The Effect of Intellectual Capital on

Corporate Entreprenurship in High Technology New Ventures.” R&D Management. Vol

35, No. 2.

Hermans, Raine dan Martti Kulvik. 2004. “Measuring Intellectual Capital and Sources of Equity

Financing - Value Platform Perspective Within the Finnish Biopharmaeutical Industry.”

International Journal Learning and Intellectual Capital. Vol 1, No. 3.

Horne dan Wachowicz, 2005. Manajemen Keuangan. Jakarta: Balai Pustaka.

Huang, Cheng Jen dan Chun Ju Liu. 2005. “Exploration for the Relationship Between

Innovation, IT and Performance.” Journal of Intellectual Capital. Vol 6, No. 2, pp. 237-

252.

Huang, Yi-Chun dan Yen-Chun Jim Wu. 2010. “Intellectual Capital and Knowledge Productivity

: the Taiwan Biotech Industry.” Management Decision. Vol 48, No. 4, pp. 580-599.

Jardon, M F Carlos dan Maria S Martos. 2009. “Intellectual Capital and Performance in Wood

Industries of Argentina.” Journal of Intellectual Capital. Vol 10, No.2, pp 600-616.

Kamukama, Nixon, Augustine Ahiauzu dan Joseph M.Ntayi. 2011 . “Intellectual Capital and

Financial Performance in Microfinance Institutions.”

Page 24: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

24

Marimuthu, Maran, Lawrence Arokiasamy, Maimunah Ismail. 2009. “Human Capital

Development and Its Impact on Firm Performance : Evidence from Developmental

Economics.” Journal of International Social Research. Vol 2, No. 8.

Marr, Bernard. 2004. “Measuring and Benchmarking Intellectual Capital.” Benchmarking : An

International Journal. Vol 11, No. 6, pp 559-570.

Mayo, Andrew. 2000. “The Role of Employee Development in the Growth of Intellectual

Capital.” Personnel Review. Vol 29, No. 4, pp 521-533.

Miers, Derek. 2010. “Process Innovation and Corporate Agility Balancing Efficiency and

Adaptability in a Knowledge-Centric Word.” BPTrends.

Mitchell, Hugh. 2002. “Strategic Worth of Human Resources : Driving Organizational

Performance.”

Muhammad, Nik Maheran, dan Khairu Amin Ismail. 2009. “Intellectual Capital Efficiency and

Firm Performance : Study on Malaysian Financial Sectors.” International Journal of

Economics and Finance. Vol 1, No. 2

Ongkorahardjo, Martina, Antonius S, Dyna R. 2008. “Analisis Pengaruh Human Capital

Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Indonesia).

Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 10, No. 1. H. 11-21

Peppard, Joe dan Anna Rylander. 2001. “Leveraging Intellectual Capital at APiON.” Journal of

Intellectual Capital. Vol 2, No. 3, pp. 225-235

Petty, Richard , James Guthrie. 2000. “Intellectual Capital Literature Review : Measuring,

Reporting and Management.” Journal of Intellectual Capital. Vol. 1, No. 2, pp 155-176.

Satria, Iqbal Aji. 2010. “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Intellectual Capital

di Sektor Perbankan Indonesia.” Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,

Semarang.

Sawarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. 2003. “Intellectual Capital: Perlakuan,

Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research).” Jurnal Akuntansi dan Keuangan.

Vol 5, No. 1, h.31-51

Shun, Tian En dan Qin Li Wen. N.d. “On Negative Impact of Training Program in Hi-Tech

Enterprise.”

Stonebreaker, Peter W dan G.Keong Leong. 1994. Operations Strategy : Focusing Competitive

Excellence. Massachusetts : Ally dan Bacon.

Sun, Baohong. 2006. “Technology Innovation and Implication for Customer Relationship

Management.” Marketing Science. Vol 25, No. 6, pp 594-597

Page 25: ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA ...eprints.undip.ac.id/.../Jurnal_-__Analisis...Kinerja_Perusahaan_-.pdf · KINERJA PERUSAHAAN ; SUATU ANALISIS DENGAN PENDEKATAN

25

Sun, B, Shibo Li dan Catherine Zhou. 2006. “Adaptive Learning and Proactive Customer

Relationship Management.” Journal of Interactive Marketing. Vol 20, No. 3.

Tan, How Peng, David Plowman dan Phil Hancock. 2007. “Intellectual Capital and Financial

Returns of Companies.” Journal of Intellectual Capital. Vol 8, No. 1, pp. 76-95

Tenkasi, Ramkrishnan V, Richard J Boland. 1996. “Exploring Knowledge Diversity in

Knowledge Intensive Firms : A New Role for Information System.” Journal of

Organizational Change Management. Vol 9, No. 1, pp 79-91.

Tseng, Chun-Yao dan Yeong-Jia James Goo. 2005. “Intellectual Capital and Corporate Value in

an Emerging Economy : Empirical Study of Taiwanese Manufacturers.” R&D

Management. Vol 35, No. 2

Ulum, Ihyaul. 2008. “Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia.” Paper

disajikanpada SNA 11, Pontianak

Wang, Wen-Ying dan Chingfu Chang. 2005. “Intellectual Capital and Performance in Causal

Models.” Journal of Intellectual Capital. Vol 6, No. 2, pp. 222-236