95
ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (Studi Kasus pada BPR Bank Sleman dan BPR Chandra Muktiartha) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Program Studi Akuntansi Oleh: Caroline Realina Sumitro NIM : 162114117 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT

(Studi Kasus pada BPR Bank Sleman dan BPR Chandra Muktiartha)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Caroline Realina Sumitro

NIM : 162114117

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

i

ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT

(Studi Kasus pada BPR Bank Sleman dan BPR Chandra Muktiartha)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Caroline Realina Sumitro

NIM : 162114117

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

Amsal 19:21 – Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang

terlaksana.

2 Chronicles 15:7 – “But as for you, be strong and do not give up, for your work will be

rewarded.”

Mazmur 126: 5-6 – “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan

menuai dengan bersorak sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil

manabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.”

Kupersembahkan untuk:

Allah Bapa

Tuhan Yesus

Bunda Maria

Bapak Tomas Kuwoto dan Ibu Lucia Rastiningsih

Adikku Yosephine Flowrina Sumitro

Kakek Handoyo dan Nenek Mursiati

Teman-teman dan sahabat-sahabatku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.…………..................... ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS................. v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............. vi

HALAMAN KATA PENGANTAR …………………….…………........ vii

HALAMAN DAFTAR ISI ……….…………………………………...... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ….……………………………….......... xi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN....................................................... xii

ABSTRAK…….…………………..…………………………………….. xiii

ABSTRACT………………………………………………………..…….. xiv

BAB I PENDAHULUAN ……………………………….………....... 1

A. Latar Belakang Masalah ………………............................... 1

B. Batasan Penelitian…………………………………………. 4

C. Rumusan Masalah................................................................. 4

D. Tujuan Penelitian................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian................................................................. 5

F. Sistematika Penulisan............................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………... 8

A. Perbankan………………………………………………….. 8

B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)…………………………… 9

C. Sustainable Finance………………………………………… 11

D. Roadmap for Sustainable Finance………………………… 13

BAB III METODE PENELITIAN………………………….……....... 21

A. Jenis Penelitian ………………………………….………… 21

B. Subjek dan Objek Penelitian………………………………. 21

C. Jenis Data dan Sumber Data………………………………. 22

D. Waktu Penelitian………………………………………...… 22

E. Teknik Pengumpulan Data………………………………… 22

F. Teknik Analisis Data………………………………….…… 24

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN…………………… 32

A. PT BPR Bank Sleman……………………………………… 32

B. PT BPR Chandra Muktiartha……………………………… 37

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN…………………. 41

A. Penerapan Sustainable Finance pada BPR…………………. 41

B. Kesiapan BPR………………………………………………. 65

BAB VI PENUTUP………………………………………………….… 67

A. Kesimpulan………………………………………………… 67

B. Keterbatasan Penelitian…………………………………… 68

C. Saran…………………………………………………….… 68

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

x

LAMPIRAN……………………………………………………….……… 73

BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………. 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Tahap-tahap penerapan Sustainable Finance pada BPRKU 3

maupun BPRS dengan modal inti setara BPRKU

3……......................................................................................... 15

Tabel 2 Tabel Perbandingan Gambaran Umum Penerapan Sustainable

Finance……………………………………………………………… 25

Tabel 3 Tabel Perbandingan Tahap Persiapan Kegiatan Sustainable

Finance...................................................................................... 26

Tabel 4 Tabel Tahap Perbandingan Implementasi Awal Kegiatan

Sustainable Finance ……........................................................ 27

Tabel 5 Tabel Kriteria Pernyataan Penerapan Sustainable Finance

….............................................................................................. 30

Tabel 6 Tabel Gambaran Umum Penerapan Sustainable

Finance.................................................................................... 43

Tabel 7 Tabel Tahap Persiapan Kegiatan Sustainable

Finance………….................................................................... 53

Tabel 8 Tabel Tahap Implementasi Awal Kegiatan Sustainable

Finance…................................................................................ 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Pedoman Wawancara……………………………………... 75

Lampiran I Kuesioner PT BPR Bank Sleman………………................. 78

Lampiran II Kuesioner BPR Chandra Muktiartha……………………… 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

xiii

ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE PADA

BANK PERKREDITAN RAKYAT

(Studi Kasus pada BPR Bank Sleman dan BPR Chandra Muktiartha)

Caroline Realina Sumitro

NIM: 162114117

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas Sustainable Finance

pada BPR yang merujuk pada Peraturan Otorotas Jasa Keuangan Nomor 51

/POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa

Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik. Penelitian ini juga akan membahas

mengenai kesiapan BPR dalam menerapkan aktivitas Sustainable Finance sesuai

dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu, 1 Januari 2022.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara.

Teknis analisis yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian dilakukan pada dua BPR yaitu BPR Bank Sleman dan BPR Chandra

Muktiartha yang termasuk dalam kategori BPRKU 3, maupun BPRS yang jumlah

asetnya setara dengan BPRKU 3.

Berdasarkan hasil penelitian, BPR Chandra Muktiartha belum memahami

mengenai Sustainable Finance, sedangnkan BPR Bank Sleman sudah memahami

mengenai Sustainable Finance serta telah memiliki pengalaman dalam hal

pembiayaan pada sektor prioritas khususnya UMKM. Selain itu, terdapat beberapa

kendala dalam melakukan aktivitas Sustainable Finance, salah satunya adalah

tingkat risiko yang tinggi karena rentannya kepastian dalam hal pengembalian

kredit. Meskipun begitu, BPR sudah melakukan sebagian aktivitas Sustainable

Finance dan siap dalam melakukan aktivitas Sustainable Finance.

Kata Kunci: Bank Perkreditan Rakyat, sustainable finance, kesiapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

xiv

ABSTRACT

ANALYSIS OF SUSTAINABLE FINANCE PRACTICE ON

RURAL BANKS

(Case Study at BPR Bank Sleman and BPR Chandra Muktiartha)

This study aims to determine Sustainable Finance activities at Rural Banks

in according to the Financial Services Authority Regulation Number 51

/POJK.03/2017 concerning the Implementation of Sustainable Finance for

Financial Service Institutions, Issuers, and Public Companies. This research will

also discuss the readiness of Rural Banks in implementing Sustainable Finance

activities which will be implemented on January 1, 2022..

The data collection techniques used were questionnaires and interviews.

The analysis technique used is descriptive with qualitative approach. The research

was conducted at two Rural Banks, namely BPR Bank Sleman and BPR Chandra

Muktiartha which are included in the BPRKU 3 category, and BPRS whose total

assets are equivalent to BPRKU 3.

The result showed that BPR Chandra Muktiartha did not understand about

Sustainable Finance yet, while BPR Bank Sleman already understand about

Sustainable Finance. Furthermore, both BPRs had experience in financing priority

sectors, especially MSMEs. In addition, there were several obstacles in carrying

out Sustainable Finance activities, one of which was the high level of risk due to

the vulnerability in credit payment. Even though, BPR had carried out some

Sustainable Finance activities and was preparing to implement Sustainable

Finance.

Keywords: Rural Credit Bank, sustainable finance, readiness

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini setiap organisasi dihadapkan oleh permasalahan yang

semakin kompleks. Isu lingkungan menjadi salah satu hal yang juga perlu

diperhatikan dalam kegiatan organisasi. Saat ini kita banyak mendengar

permasalahan-permasalahan di lingkungan sekitar kita yang semakin

memprihatinkan. Penyelenggaraan pembangunan saat ini sebagian besar

hanya menargetkan pertumbuhan pada aspek ekonomi yang dapat

menimbulkan kesenjangan sosial dan penurunan kualitas lingkungan hidup

(POJK, 2017). Saat ini suatu emiten atau organisasi dituntut untuk

berperilaku etis tidak hanya semata-mata dalam mencari keuntungan (profit)

namun juga dalam menanggapi isu lingkungan tersebut sebagai upaya untuk

menjaga keberlanjutan usaha dalam jangka panjang.

Saat ini Pemerintah Indonesia berfokus pada pengurangan Emisi

Gas Rumah Kaca (EGRK) yang telah ditunjukkan dengan keikutsertaannya

dalam Pittsburgh Summit di tahun 2009 sebagai salah satu negara G20 (OJK,

2014). Indonesia berkomitmen untuk menurunkan 26% emisi gas rumah

kaca dengan upaya sendiri (internal) dan 41% dengan bantuan Internasional

(eksternal). Kegiatan tersebut tercantum dalam Rencana Aksi Nasional

Gerakan Rumah Kaca (RAN GRK). Dalam rencana tersebut dijelaskan

bahwa penurunan emisi gas rumah kaca menargetkan sebesar 26%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

2

diperoleh dari sektor kehutanan dan sebesar 50% dari lahan gambut, energi

dan transportasi sebesar 3,8%, pertanian sebesar 18%, industri 1,8% dan

limbah sebesar 5,9%. Disamping itu, pemerintah juga telah memasukkan

framework pembangunan berkelanjutan dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah dan Panjang yang menyebutkan empat aspek dalam

pembangunan berkelanjutan yaitu sosial, ekonomi, lingkungan dan

kelembagaan.

Sektor keuangan, khususnya bank menjadi salah satu organisasi

yang juga perlu memperhatian aspek lingkungan walaupun bank dan

lingkungan bagaikan dua dunia yang berbeda. Bank dikenal lebih

berorientasi pada profit dan hal-hal yang dapat diukur dengan nilai uang,

sedangkan aspek lingkungan masih sangat sulit untuk dinilai dengan nilai

uang. Dalam upaya membangun kegiatan usaha yang ramah lingkungan,

dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bank menjadi salah satu organisasi

yang memiliki peran penting dalam mengalokasikan dana guna mendukung

bisnis yang ramah lingkungan. Menanggapi isu lingkungan dan dengan

tujuan mendukung program dari pemerintah, industri jasa keuangan dapat

memberikan dukungan terhadap program-program pembiayaan dan

investasi yang berkelanjutan, seperti proyek biogas, micro hydro,

pembangkit listrik tenaga air, tenaga surya, tenaga angin, pertanian organik,

dan lain sebagainya (Ani & Fredy, 2017).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator lembaga keuangan

di Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

3

Kehutanan (KLH) mengeluarkan “Roadmap for Sustainable Finance” pada

tanggal 5 Desember 2014 yang berisikan mengenai rencana program

keuangan berkelanjutan yang ditujukan untuk lembaga keuangan yang

berada dibawah otoritas OJK (OJK, 2014).

Roadmap for Sustainable Finance tersebut menjadi agenda dan juga

“tantangan” baru bagi Lembaga Jasa Keuangan (LJK). Peluncuran roadmap

tersebut diharapkan dapat membantu dalam memecahkan permasalahan

sosial dan lingkungan pada LJK. Sustainable finance merupakan dukungan

secara menyeluruh dari industri jasa keuangan untuk pertumbuhan

berkelanjutan yang dihasilkan dengan menyelaraskan kepentingan ekonomi,

sosial, dan lingkungan hidup (OJK, 2014). OJK juga telah menunjuk

delapan bank yang sudah memiliki inisiatif dalam menunjukkan kepedulian

pada aspek sosial dan lingkungan, yaitu Bank Artha Graha Indonesia, BRI

Syariah, Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Muamalat, Bank Negara

Indonesia, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, and Bank

Rakyat Indonesia. Kedelapan bank tersebut siap menjadi role model dalam

mempromosikan aktivitas sustainable finance dan membantu bank lainnya

untuk turut serta mendukung dan menerapkan program tersebut (Siregar,

2017:6).

Dalam mengadopsi Sustainable Finance sebagai suatu konsep baru

pada kegiatan operasional bank sebagai upaya untuk melakukan green

transformation pada kegiatan ekonomi di Indonesia, tidak terlepas dari

tantangan dalam implementasinya. Walaupun sudah ada regulasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

4

mengatur penerapan tersebut, namun belum ada panduan secara teknis

bagaimana Sustainable Finance harus diterapkan. Masih minimnya

penelitian mengenai Sustainable Finance, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai hal tersebut khususnya pada Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) dengan judul “Analisis Penerapan Sustainable

Finance pada BPR (Studi Kasus pada BPR Bank Sleman dan BPR

Chandra Muktiartha)”. Penelitian ini dilakukan untuk melihat aktivitas yang

mendukung Sustainable Finance yang dilakukan Bank Perkreditan Rakyat

serta untuk menilai kesiapan BPR dalam melaksanakan Sustainable

Finance tersebut.

Penelitian ini dilakukan pada dua BPR yaitu BPR Bank Sleman dan

BPR Chandra Muktiartha. Penelitian ini dilakukan pada dua BPR tersebut

dikarenakan adanya perbedaan kepemilikan dari keduanya yaitu BPR Bank

Sleman yang merupakan BPR milik Pemerintah Kabupaten Sleman dan

BPR Chandra Muktiartha yang merupakan BPR swasta.

B. Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi oleh penerapan Sustainable Finance pada Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BPR

yang termasuk dalam golongan BRKU 3 maupun BPRS yang jumlah

asetnya setara dengan BRKU 3 dengan merujuk pada Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan Nomor 51 /POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan

Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan

Publik. Penelitian ini juga dibatasi oleh dua tahapan dalam melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

5

internalisasi penerapan Sustainable Finance pada bank yaitu tahap

persiapan dan tahap implementasi awal.

C. Rumusan Penelitian

Dilihat dari latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan Sustainable Finance pada Bank Perkreditan

Rakyat?

2. Bagaimana kesiapan Bank Perkreditan Rakyat untuk melakukan

aktivitas Sustainable Finance?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui bagaimana dan apa sajakah penerapan Sustainable

Finance yang sudah dilakukan BPR.

2. Mengetahui apakah BPR sudah siap untuk melakukan penerapan

Sustainable Finance.

E. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Menambah pengetahuan mengenai penerapan Sustainabile Finance

pada BPR.

2. Akademisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

6

Menambah refrensi pada bidang akuntansi dan dapat dijadikan

sumber bagi peneliti selanjutnya pada bidang Keuangan

Berkelanjutan (Sustainable Finance)

3. Bank Perkreditan Rakyat

Penelitian ini diharapkan dapat membantu BPR untuk memahami

bahwa saat ini kegiatan Sustainabile Finance begitu penting untuk

dilakukan.

4. Regulator Lembaga Keuangan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu para pembuat kebijakan

bagi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) khususnya Bank Indonesia dan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar dapat meningkatkan fasilitas

bagi Bank BPR dalam melaksanakan Sustainable Finance.

5. Masyarakat

Sebagai salah satu pemangku kepentingan daalam perbankan,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai

Sustainable Finance dan mendukung berjalannya sistem tersebut.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini berisikan latar belakang, batasan penelitian, rumusan

penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bagian ini berisikan teori-teori yang digunakan penulis untuk

mendukung penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

7

BAB III METODE PENELITIAN

Bagian ini menjelaskan jenis penelitian, subjek dan objek

penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber

data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bagian ini menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan

yang dijadikan subjek penelitian.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bagian ini menyajikan hasil dari kuesioner penelitian dan

pembahasannya

BAB VI PENUTUP

Bagian ini menyajikan kesimpulan, keterbatasan penelitian,

serta saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar teori yang digunakan sebagai acuan

penulis dalam melakukan penelitian. Teori-teori yang digunakan antara lain

perbankan, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Sustainable Finance, dan Roadmap

for Sustainable Finance.

A. Perbankan

Dewasa ini jasa perbankan semakin dibutuhkan, salah satunya

fungsi bank sebagai penyalur modal. Dalam aspek pembangunan sistem

ekonomi yang berkelanjutan, bank memiliki peran yang krusial dalam

menyalurkan dana kepada instansi-instansi swasta maupun pemerintah yang

kegiatan operasionalnya memiliki dampak pada lingkungan.Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menjelaskan bahwa bank

merupakan badan usaha yang memberikan layanan bagi masyarakat baik itu

menyimpan dana maupun menyalurkan dana. Kasmir (2014) juga

menjelaskan bahwa bank merupakan salah satu Lembaga Jasa Keuangan.

Bank dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi

masyarakat yang membutuhkan, serta menjadi sarana untuk melakukan

berbagai macam transaksi lainnya. Berdasarkan jenisnya, bank dibagi

menjadi 2, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) (UU No.

10 Tahun 1998 tentang Perbankan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

10

B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian pada Bank

Perkreditan Rakyat (BPR). Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan menjelaskan bahwa, BPR merupakan salah satu Lembaga Jasa

Keuangan yang kegiatannya dapat dilakukan secara konvensional ataupun

dengan berdasarkan Prinsip Syariah dimana dalam kegiatannya tidak

diperkenankan untuk memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR

merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil seperti di

kecamatan atau pedesaan. Produk yang dihasilkan oleh BPR cenderung

lebih sempit ketimbang produk yang dihasilkan oleh bank umum. Terdapat

aktivitas yang pada bank umum yang tidak dapat dilaukan pada BPR seperti

pembukaan rekening giro (Kasnir, 2014). Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan Pasal 13, kegiatan usaha BPR

meliputi:

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu;

b. memberikan kredit;

c. menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan

Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

11

d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia

(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan

pada bank lain.

Adapun kegiatan yang tidak boleh atau dilarang untuk dilakukan oleh

BPR (UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan Pasal 14), yaitu:

a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas

pembayaran;

b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;

c. melakukan penyertaan modal;

d. melakukan usaha perasuransian;

e. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 13.

Menurut POJK No. 12/03/POJK.03/2016 Tentang Kegiatan Usaha dan

Wilayah Jaringan Kantor Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Modal Inti,

BPR terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. BPRKU 1: BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp

15.000.000.000,00

2. BPRKU 2: BPR yang memiliki modal inti Rp 15.000.000.000,00 hingga

Rp50.000.000.000,00

3. BPRKU 3: BPR yang memiliki modal inti lebih dari Rp 50.000.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

12

C. Sustainable Finance

Menurut OJK (2014), Sustainable Finance atau Keuangan

Berkelanjutan memiliki arti dukungan menyeluruh dari seluruh industri jasa

keuangan di Indonesia untuk pertumbuhan keuangan berkelanjutan dengan

menyelaraskan aspek kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

Istilah yang digunakan di beberapa negara terkait keuangan berkelanjutan

tidaklah sama. Secara umum istilah sustainable finance ini juga dikenal

dengan istilah green finance. Menurut OECD (2017), Green Finance

didefinisikan sebagai aliran keuangan, baik dalam sektor privat maupun

sektor publik yang membahas mengenai mitigasi dan adaptasi akibat

perubahan iklim serta masalah lingkungan lainnya dan mendukung green

growth. Saat ini, Sustainable Finance di Indonesia masih dalam proses

pengembangan. Hal tersebut tertuang dalam Roadmap for Sustainable

Finance yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun

2014.

Sustainable Finance di Indonesia juga memiliki prinsip dalam

penerapannya. Dalam Roadmap for Sustainable Finance dijelaskan

mengenai prinsip keuangan berkelanjutan tersebut (OJK, 2014), yaitu:

1. Prinsip Pengelolaan Risiko yang mengintegrasikan aspek

perlindungan lingkungan hidup dan sosial dalam manajemen risiko LJK

guna menghindari, mencegah dan meminimalisir dampak negatif yang

timbul serta mendorong peningkatan kemanfaatan kegiatan pendanaan

dan operasional IJK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

13

2. Prinsip Pengembangan Sektor Ekonomi Prioritas berkelanjutan

yang bersifat inklusif dengan meningkatkan kegiatan pendanaan

terutama pada sektor industri, energi, pertanian (dalam arti luas),

infrastruktur dan UMKM dengan menyeimbangkan aspek ekonomi,

lingkungan hidup dan sosial; serta menyediakan layanan keuangan

kepada komunitas yang umumnya memiliki keterbatasan atau tidak

memiliki akses ke layanan keuangan di sektor formal.

3. Prinsip Tata Kelola Lingkungan Hidup dan Sosial dan Pelaporan

dengan menyelenggarakan praktik-praktik tata kelola lingkungan hidup

dan sosial yang di dalam kegiatan operasional LJK dan terhadap

praktik-praktik tata kelola lingkungan hidup dan sosial yang

diselakukan oleh nasabah-nasabah LJK. LJK juga melaporkan

kemajuan LJK dalam menerapkan prinsip-prinsip keuangan

berkelanjutan ini kepada masyarakat secara berkala.

4. Prinsip Peningkatan Kapasitas dan Kemitraan Kolaboratif dengan

mengembangkan kapasitas sumber daya manusia, teknologi informasi

dan proses operasional dari masing-masing LJK terkait penerapan

prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan; serta menjalin kerjasama antar

LJK, regulator, pemerintah dan memanfaatkan kemitraan dengan

lembaga-lembaga domestik maupun internasional guna mendorong

kemajuan keuangan berkelanjutan.

Sustainable Finance di Indonesia telah diatur dalam Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51 /POJK.03/2017 Tentang Penerapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

14

Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, Dan

Perusahaan Publik. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa LJK:

1. Wajib melaksanakan Sustainable Finance

2. Wajib menyusun dan melaporkan Rencana Aksi Keuangan

Berkelanjutan

3. Wajib melakukan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

4. Wajib membuat dan melaporkan Laporan Keberlanjutan (Sustainability

Report).

D. Roadmap for Sustainable Finance

Roadmap for Sustainable Finance merupakan goals atau kondisi

yang ingin dicapai oleh Lembaga Jasa Keuangan (LJK) terkait sistem

keuangan berkelanjutan di Indonesia dalam jangka pendek, menengah dan

panjang (2015-2024). Roadmap ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan daya tahan dan daya saing LJK sehingga mampu tumbuh

dan berkembang secara berkesinambungan. Daya tahan dikaitkan

dengan kemampuan manajemen risiko yang lebih baik, sementara daya

saing dikaitkan dengan kemampuan LJK untuk melakukan inovasi

produk/layanan lingkungan hidup yang ramah lingkungan hidup;

2. Menyediakan sumber pendanaan yang dibutuhkan masyarakat mengacu

kepada RPJP dan RPJM yang bercirikan pro-growth, pro-job, pro-poor,

dan pro-environment,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

15

3. Berkontribusi pada komitmen nasional atas permasalahan pemanasan

global (global warming) melalui aktivitas bisnis yang bersifat

pencegahan/mitigasi maupun adaptasi atas perubahan iklim menuju

ekonomi rendah karbon yang kompetitif.

Penyusunan roadmap ini juga diimbangi dengan penyusunan Master

Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) untuk tahun 2015 -2024.

Dalam draft MPSJKI ini dicantumkan sektor industri, energi, pertanian,

infrastruktur dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dijadikan

sebagai sektor prioritas yang akan ditingkatkan porsi pendanaannya untuk

mendukung pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) (OJK, 2014). Adapun

rencana aktivitas yang dilakukan untuk mendukung Sustainable Finance,

yaitu:

1. Jangka Menengah (2015-2019), kegiatan penguatan keuangan

berkelanjutan difokuskan pada kerangka dasar pengaturan dan sistem

pelaporan, peningkatan pemahaman, pengetahuan serta kompetensi

sumber daya manusia pelaku industri jasa keuangan, pemberian insentif

serta koordinasi dengan instansi terkait.

2. Jangka panjang (2020-2024), kegiatan difokuskan pada integrasi

manajemen risiko, tata kelola perusahaan, penilaian tingkat kesehatan

bank dan pembangunan sistem informasi terpadu keuangan

berkelanjutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

16

Adapun pedoman teknis tahap-tahap untuk menerapkan aktivitas

Sustainable Finance pada BPR yang masuk kedalam kategori BPRKU 3 dan BPRS

dengan odal inti setara BPRKU 3, yaitu:

Tabel 1. Tahap-tahap implementasi Sustainable Finance pada BPRKU 3

maupun BPRS dengan modal inti setara BPRKU 3

No. Pernyataan Penjelasan Waktu

Pelaksanaan

Tahap Persiapan

1. Melakukan

penyesuaian Visi

dan Misi, Tata

Kelola, Standar

Prosedur dan

Operasional, serta

Program yang

Mendukung

Sustainable

Finance.

Bank menyesuaikan SPO seperti

perubahan tanggung jawab,

kewenangan dan tugas untuk unit

yang ada atau menyusun SPO baru

bagi unit yang dikhususkan untuk

menjalankan program-program

Sustainable Finance.

BPRKU 3

dan BPRS

dengan

Modal Inti

setara

dengan

BPRKU 3:

sebelum 1

Januari 2022

2. Penyusunan

Rencana Aksi

Keuangan

Berkelanjutan

(RAKB)

RAKB adalah bagian dari rencana

strategis bank yang harus

dilaporkan dan disetujui OJK.

Setelah mendapat persetujuan dari

OJK, RAKB jangka panjang dan

jangka pendek tersebut wajib

dikomunikasikan kepada para

pemangku kepentingan bank.

3. Pengembangan

Kapasitas Internal

Edukasi intern ditujukan kepada

pengurus, para pegawai di tingkat

manajerial atau pengambil

keputusan, dan pegawai dengan

penambahan tugas pokok dan

fungsi Keuangan Berkelanjutan

pada unit yang sudah ada atau unit

yang dikhususkan untuk

menjalankan program-program

Keuangan Berkelanjutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

17

Tabel 1. Tahap-tahap implementasi Sustainable Finance pada BPRKU 3

maupun BPRS dengan modal inti setara BPRKU 3 (lanjutan)

No

.

Pernyataan Penjelasan Waktu

Pelaksanaan

Tahap Implementasi Awal

1. Pengembanga

n Sumber

Daya

Manusia

(SDM)

Bank menyiapkan SDM yang dimiliki

untuk menjalankan program-program

Keuangan Berkelanjutan. Penyiapan

SDM bertujuan untuk mengembangkan

kapasitas karyawan sehingga dapat

memahami hal-hal antara lain sebagai

berikut:

1. penetapan proyek/nasabah

berdasarkan kategori kegiatan

usaha berkelanjutan sampai pada

metode penyeleksian dan due

diligence;

2. pengembangan produk dan/atau

jasa keuangan berkelanjutan;

3. penyesuaian dan/atau penetapan

prinsip Keuangan Berkelanjutan

ke dalam sistem yang berlaku.

2. Penyesuaian

SPO pada

divisi yang

sudah ada

atau divisi

Penyesuaian SPO bank dapat mulai

dilakukan pada unit khusus terkait

Keuangan Berkelanjutan yang kemudian

diperluas pada unit-unit lainnya. Kegiatan

ini dilakukan secara bertahap sesuai

dengan kondisi keuangan, struktur, dan

kompleksitas masing-masing bank.

3. Penyesuaian

sistem

teknologi

informasi dan

pelaporan

Penyesuaian sistem teknologi informasi

dan pelaporan dibutuhkan untuk

membantu bank dalam mendukung

penyaluran produk/jasa terkait

4. Pengelolaan

lingkungan

internal yang

ramah

lingkungan

hidup

Bank mengeluarkan pedoman internal

yang mendukung praktek-praktek ramah

lingkungan hidup dalam operasional

keseharian bank.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

18

Tabel 1. Tahap-tahap implementasi Sustainable Finance pada BPRKU 3

maupun BPRS dengan modal inti setara BPRKU 3 (lanjutan)

No. Pernyataan Penjelasan Waktu

Pelaksanaan

5. Penyesuaian

klasifikasi

kegiatan

usaha bank

dengan

kriteria dan

kategori

kegiatan

usaha

berkelanjutan

Untuk kepentingan penyusunan RAKB

maupun Laporan Keberlanjutan, bank

menyesuaikan klasifikasi kegiatan usaha

bank dengan kriteria dan kategori kegiatan

usaha berkelanjutan yang telah ditetapkan

6. Desain,

Pengembang

an, dan

Inovasi

Produk

dan/atau Jasa

Keuangan

Berkelanjuta

n

Bank mulai mendesain, mengembangkan,

dan melakukan inovasi produk dan/atau

jasa Keuangan Berkelanjutan sesuai

dengan permintaan pasar.

7. Inisiasi

Portofolio

Dalam hal bank belum memiliki

portofolio Keuangan Berkelanjutan

maupun berencana mengeluarkan produk

dan/atau jasa keuangan berkelanjutan,

maka bank mulai memperkenalkan hal

tersebut kepada masyarakat yang

memiliki minat dan potensi pada produk

dan/atau jasa Keuangan Berkelanjutan.

8. Edukasi

Eksternal Dalam rangka memperluas basis nasabah,

meningkatkan pemahaman nasabah yang

ada, maupun dalam konteks edukasi dan

perlindungan konsumen terkait Keuangan

Berkelanjutan, bank memberikan edukasi

eksternal terkait konsep dan pengenalan

Keuangan Berkelanjutan beserta produk

dan/atau jasa Keuangan Berkelanjutan.

Sumber: Pedoman Teknis Bagi Bank Terkait Implementasi POJK No.

51/POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga

Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

19

Dilansir dari kontan.co.id, terdapat tiga sektor unggulan BPR yaitu sektor

perdagangan eceran, sektor jasa kemasyarakatan sosial dan hiburan, serta sektor

transportasi. Ketiga sektor tersebut dapat dimanfaatkan oleh BPR untuk

meningkatkan permodalan berbasis lingkungan untuk mendukung kegiatan

Sustainable Finance. Hal yang menarik lainnya adalah adanya rencana aktivitas

yang dilakukan mengenai peningkatan supply produk keuangan berkelanjutan.

Dalam hal tersebut, LJK dituntut untuk melakukan inovasi pada produk yang

mendukung Sustainable Finance serta memberikan edukasi-edukasi pada nasabah

maupun masyarakat sekitar untuk membantu mendukung dalam kegiatan tersebut.

Saat ini banyak dikembangkan produk perbankan yang mendukung aksi ramah

lingkungan. Produk perbankan yang dapat mendukung kegiatan Sustainable

Finance pada BPR adalah dengan membangun aplikasi perbankan seperti layanan

mobile banking atau e-banking yang dapat mengurangi penggunaan kertas.

Sehubungan dengan salah satu fungsi dari BPR yaitu memberikan kredit pada

masyarakat atau pengusaha yang mebutuhkan modal, portofolio pemberian dana

dapat ditingkatkan dengan menyalurkan proporsi yang lebih banyak pada sektor-

sektor UMKM maupun sektor lain yang masuk dalam kategori Sustainable.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sektor apa sajakah yang

seringkali didanai oleh BPR dan apakah BPR telah melakukan aktivitas ramah

lingkungan dalam kegiatannya, baik itu melalui produk perbankan atau

pengaplikasian peralatan atau perlengkapan kantor yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk

mendeskripsikan suatu kejadian, aktivitas, objek dan manusia secara realita

pada jangka waktu yang masih dalam ingatan responden atau pada waktu

saat ini (Prastowo, 2014). Penelitian kualitatif sendiri adalah penelitian

yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena yang dialami oleh subjek

penelitian dan diungkapkan secara deskriptif (Moleong, 2006).

Penelitian ini akan mendeskripsikan mengenai gambaran umum

BPR terhadap kegiatan Sustainable Finance, aktivitas yang sudah maupun

yang belum dilakukan oelh BPR, serta kesiapan BPR untuk menjalankan

kegiatan aktivitas Sustainable Finance.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian ini akan melibatkan pemilik atau Direksi dari BPR yang

dituju serta menggunakan Laporan Tahunan sebagai informasi

tambahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

22

2. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah penerapan Sustainable Finance

pada BPR.

C. Jenis Data dan Sumber Data

1. Data Primer

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

didapatkan dari hasil wawancara dan kuesioner peneliti dengan

narasumber yang sudah ditetapkan. Pihak yang akan dijadikan

sebagai narasumber pada penelitian ini adalah Direksi dari BPR.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen

tertulis seperti Laporan Tahunan untuk melihat aktivitas-aktivitas

BPR yang sudah menjurus/mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 51 /POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan

Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, Dan

Perusahaan Publik.

D. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Februari hingga Juni 2020.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

23

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2008), kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang berisikan pertanyaan tertulis kepada

responden. Kuesioner yang diberikan dalam penelitian ini adalah

kuesioner semi terbuka dimana peneliti memberikan pertanyaan

dengan alternatif jawaban, namun juga memberikan kesempatan

bagi responden untuk memberikan penjelasan. Pada kuesioner ini,

peneliti akan memperoleh informasi mengenai gambaran umum

pada setiap BPR mengenai penerapan Sustainable Finance, mulai

dari pemahaman apa itu Sustainable Finance, tanggapan mengenai

Sustainable Finance, kendala yang dihadapi, penerapan Sustainable

Finance yang telah dilakukan, tanggapan mengenai regulasi yang

mengatur tentang Sustainable Finance, serta penerapan-penerapan

terkait Sustainable Finance yang sudah, belum, dan rencana terkait

penerapan Sustainable Finance.

2. Wawancara Personal

Menurut Jogiyanto (2015), teknik wawancara personal adalah

wawancara dengan cara bertatap muka atau dengan kata lain secara

langsung dengan responden. Wawancara akan dilakukan dengan

pemilik atau direksi pada BPR yang dituju. Wawancara dilakukan

untuk membantu dalam proses analisis dan pembahasan dari setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

24

pertanyaan dan pernyataan pada kuesioner yang sudah diberikan

kepada narasumber sebelum wawancara dilakukan.

3. Analisis Dokumen

Analisis Dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

menulusuri masalah yang akan diteliti (Bandur, 2014). Dalam

penelitian ini, data yang akan digunakan adalah Laporan Tahunan

serta Laporan Keuangan Keberlanjutan (bila ada) untuk melihat

kegiatan yang mendukung Sustainable Finance.

F. Teknik Analisis Data

Untuk membahas rumusan masalah yang pertama akan dibagi

menjadi dua bagian yaitu mengenai penerapan Sustainable Finance pada

BPR adalah:

1. Memaparkan jawaban pada kuesioner Bagian A: Gambaran

Umum Penerapan Sustainable Finance dan Bagian B:

Penerapan Sustainable Finance

Kuesioner bagian A merupakan kuesioner untuk mengetahui

gambaran umum BPR akan kegiatan Sustainable Finance. Jawaban

oleh setiap BPR akan digabungkan sesuai dengan penomoran

pertanyaan pada kuesioner. Tabel akan disajikan sebagai berikut:

Tabel 2: Tabel Perbandingan Gambaran Umum Penerapan Sustainable

Finance

No. Pertanyaan Jawaban

BPR Bank Sleman BPR CMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

25

Pada kuesioner bagian B akan membahas mengenai

penerapan Sustainable Finance yang sudah maupun yang belum

dilakukan megacu pada Tabel 1 Tahap-tahap penerapan

Sustainable Finance pada BPRKU 3 maupun BPRS dengan

modal inti setara BPRKU 3. Jawaban masing-masing BPR akan

digabungkan dalam satu tabel perbandingan yang telah

diklasifikasikan sesuai dengan pedoman teknis mengenai tahapan-

tahapan aktivitas Sustainable Finance yang harus dilakukan BPR.

Tabel yang akan disajikan adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

26

Tabel 3: Tabel Perbandingan Tahap Persiapan Kegiatan Sustainable Finance

No. Pernyataan

BPR A BPR B

Sudah Belum

Rencana

Pelaksanaan

(Bila Belum)

Sudah Belum

Rencana

Pelaksanaan

(Bila Belum)

1. Melakukan penyesuaian Visi dan Misi,

Tata Kelola, Standar Prosedur dan

Operasional, serta Program yang

Mendukung Sustainable Finance:

a. Visi dan Misi

b. Tata Kelola

c. Standar Prosedur Operasional

(SPO) -

d. Program yang mendukung

Sustainable Finance

2. Penyusunan Rencana Aksi Keuangan

Berkelanjutan (RAKB)

3. Pengembangan Kapasitas Internal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

27

Tabel 4: Tahap Implementasi Awal Kegiatan Sustainable Finance

No. Pernyataan

PT BPR Bank Sleman BPR Candra Muktiartha

Sudah Belum

Rencana

Pelaksanaan

(Bila Belum)

Sudah Belum

Rencana

Pelaksanaan (Bila

Belum)

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia

(SDM)

2.

Penyesuaian SPO pada divisi yang

sudah ada atau divisi khusus terkait

Sustainable Finance.

3. Penyesuaian sistem teknologi informasi

dan pelaporan

4. Pengelolaan lingkungan internal yang

ramah lingkungan hidup

5.

Penyesuaian klasifikasi kegiatan usaha

bank dengan kriteria dan kategori

kegiatan usaha berkelanjutan

6.

Desain, Pengembangan, dan Inovasi

Produk dan/atau Jasa Keuangan

Berkelanjutan

7. Inisiasi Portofolio

8. Edukasi Eksternal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

28

2. Menganalisis hasil kuesioner

Analisis hasil kuesioner dilakukan untuk melihat lebih

mandalam mengenai aktivitas Sustainable Finance apa sajakah

yang sudah dilakukan oleh BPR dengan menggunakan informasi

tambahan berupa hasil wawancara dan Annual Report milik BPR.

Jawaban kedua BPR akan digabungkan berurutan sesuai dengan

nomor pertanyaan. Pada Bagian A, didapatkan hasil gambaran

umum pada setiap BPR mengenai penerapan Sustainable Finance,

yaitu:

a. Pemahaman, pandangan dan ketertarikan BPR terhadap

penerapan Sustainble Finance yang akan diwakili melalui

jawaban pada nomor satu, dua dan tiga pada kuesioner Bagian

A: Gambaran Umum .

b. Kapasitas BPR dalam menerapkan Sustainable Finance

yang akan diwakilkan melalui jawaban pada nomor empat dan

lima pada kuesioner Bagian A: Gambaran Umum.

c. Kendala penerapan Sustainable Finance yang akan

diwakilkan melalui jawaban pada nomor enam pada kuesioner

Bagian A: Gambaran Umum.

d. Pandangan BPR terhadap regulasi mengenai penerapan

Sustainable Finance yang akan diwakilkan melalui jawaban

pada nomor tujuh dan delapan pada kuesioner Bagian A:

Gambaran Umum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

29

Pada bagian B akan diperoleh penerapan Sustainable

Finance yang sudah dilakukan, yang belum dilakukan, serta rencana

pelaksanaan apabila terdapat aktivitas Sustainable Finance yang

belum dilakukan BPR. Jawaban masing-masing BPR akan

digabungkan dalam suatu tabel perbandingan seperti Tabel 2:

Tabel Perbandingan Tahap Persiapan Kegiatan Sustainable

Finance dan Tabel 3: Tahap Implementasi Awal Kegiatan

Sustainable Finance. Perbandingan dilakukan dengan

memaparkan jawaban masing-masing BPR berdasarkan aktivitas-

aktivitas pada Tahap Persiapan dan Tahap Implementasi Awal

dengan menyertakan alasan BPR maupun penjelasan lainnya

berdasarkan hasil wawancara.

3. Menganalisis Laporan Tahunan

Dalam penelitian ini, data yang akan digunakan adalah

Laporan Tahunan sebagai tambahan informasi mengenai kegiatan

yang mendukung kegiatan Sustainable Finance.

4. Menarik Kesimpulan

Setelah proses yang telah disampaikan, peneliti akan

menarik kesimpulan bagaimana penerapan Sustainable Finance

dalam kegiatan BPR. Kriteria yang digunakan dalam mencapai

kesimpulan adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

30

Tabel 5: Tabel Kriteria Pernyataan Penerapan Sustainable

Finance

Pernyataan Kriteria

Sudah menerapkan seluruhnya Seluruh kegiatan pada checklist

Kuesioner Bagian B:

Penerapan Sustainable Finance

sudah dilakukan seluruhnya.

Sudah menerapkan sebagian Seluruh kegiatan pada checklist

Kuesioner Bagian B:

Penerapan Sustainable Finance

sudah sebagian dilakukan.

Belum menerapkan seluruhnya Seluruh kegiatan pada checklist

Kuesioner Bagian B:

Penerapan Sustainable Finance

belum dilakukan seluruhnya

Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua mengenai kesiapan

BPR dalam menjalani aktivitas Sustainable Finance, dilakukan dengan

cara:

1. Melakukan wawancara

Untuk menjawab rumusan yang kedua, penulis melakukan

wawancara dengan narasumber mengenai kesiapan serta penjelasan

BPR untuk menjalankan aktivitas Sustainable Finance.

2. Menarik Kesimpulan

Jawaban untuk rumusan masalah yang kedua akan disimpulkan

berdasarkan jawaban dari narasumber. Apabila narasumber mengatakan

bahwa BPR siap untuk menjalankan aktivitas Sustainable Finance,

maka akan dikatakan Siap. Apabila narasumber menjawab belum/tidak

siap, maka akan dikatakan belum/tidak siap. Selain itu, semakin banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

31

aktivitas Sustainable Finance yang sudah diterapkan oleh BPR, akan

memberikan nilai lebih pada kesiapan BPR.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

32

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. PT BPR BANK SLEMAN

1. Profil Singkat

PD BPR Bank Sleman dibentuk menurut Peraturan Daerah

Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 1962 tanggal 19 Mei 1962 tentang

Mengadakan Bank, serta dikukuhkan dengan Keputusan Bupati Nomor

6/K/1969 pada tanggal 21 Januari 1969 tentang Penetapan Bank-bank

Pasar serta Keputusan Bupati Sleman Nomor 3/K/1970 pada tanggal 24

Maret 1970. Pada tahun 1970 tersebut PD BPR Bank Sleman mulai

beroperasi dengan nama “Bank Pasar”.

Seiring perkembangan usahanya, tanggal 6 September 1995

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sleman, Nomor 30

Tahun 1995, tanggal 6 September 1995 yang disahkan oleh Gubernur

Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Surat Keputusan Nomor

95/KPTS/1996 tertanggal 15 April 1996, bentuk hukum perusahaan ini

dirubah menjadi PD Bank Perkreditan Rakyat ”Bank Pasar” Kabupaten

Dati II Sleman. Pada tahun 2008 nama perusahaan kembali berubah,

yakni dari PD Bank Perkreditan Rakyat “Bank Pasar” Kabupaten Dati

II Sleman menjadi PD BPR Bank Sleman.

Tahun 2019, PD BPR Bank Sleman kembali bertransformasi

menjadi PT BPR Bank Sleman Perseroda sesuai dengan Peraturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

33

Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2019 tentang Perubahan

Bentuk Badan Hukum dari Bank Sleman menjadi Perseroan Terbatas

BPR Bank Sleman (Perseroda).

a. Visi

Visi dari PD BPR Bank Sleman adalah menjadi bank yang unggul

di dalam daerah, bekerja secara profesional dan terkemuka dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut mengandung

arti:

1) Bank Unggul di Daerah mengartikan bahwa PD BPR Bank

Sleman menjadi BPR dengan aset, laba dan pangsa terbesar

di Daerah Istimewa Yogyakarta

2) Profesional mengartikan bahwa dalam kegiatannya, Bank

dikelola dengan prinsip TARIF yaitu Transparancy

(Transparansi), Accountability (Akuntabilitas),

Responsibility (Pertanggung Jawaban), Independency

(Independensi), dan Fairness (Kewajaran), dengan prinsip

kehatian-hatian serta menerapkan manajemen risiko dan

memadai dan efektif. Bank juga akan professional dalam hal

kualitas Sumber Daya Manusia, yaitu sehat, jujur, disiplin,

semangat, tanggung jawab, terdidik,dan berpengalaman.

3) Terkemuka ditunjukan dengan mendapatkan penghargaan-

penghargaan tingkat lokal maupun nasional, serta menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

34

Bank yang sehat dan memberikan pelayanan terbaik dengan

dukungan Teknologi Informasi yang handal.

4) Kesejahteraan Masyarakat dengan mengadakan penyaluran

kredit kepada sektor UMKM dan kepada PNS serta

masyarakat umum.

b. Misi

Misi dari PD BPR Bank Sleman adalah dengan menjalankan fungsi

Bank sebagai lembaga intermediasi secara unggul, profesional dan

terkemuka. Haltersebut didukung dengan:

1) Mempertahankan dan meningkatkan sebagai BPR dengan

aset, laba dan pangsa pasar terbesar di Daerah Istimewa

Yogyakarta.

2) Berusaha meningkatkan kinerja Bank menjadi lebih baik.

3) Mempertahankan tingkat kesehatan Bank.

4) Memberikan pelayanan terbaik dengan dukungan Teknologi

Informasi yang handal.

5) Menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola dan prinsip kehati-

hatian.

6) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2. Produk Perbankan

a. Tabungan

1) Tabungan SimPel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

35

Tabungan SimPel merupakan layanan tabungan yang

disediakan untuk para pelajar yang berusia dibawah 17 tahun

dan belum memiliki KTP.

2) Tabungan Arofah

Tabungan Arofah merupakan layanan tabungan yang

diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak menginginkan

biaya Bungan maupun biaya administrasi. Tabungan ini

berhadiah uang tunai untuk wisata religi yang diundi setiap

tahun sekali.

3) Tabungan Mutiara

Tabungan Mutiara merupakan produk tabungan yang

disediakan bagi masyarakat yang juga meberikan peluang

bagi nasabah untuk mendapatkan hadiah-hadiah menarik

seperti mobil, motor, dan sebagainya.

4) Tabungan Bank Sleman

Tabungan Bank Sleman merupakan tabungan yang wajib

dimiliki bagi para debitur maupun penerima kredit tertentu

dari BPR Bank Sleman. Tabungan ini dirancang sebagai

pilihan untuk menabung dalam jangka panjang.

5) Tabungan Pensiun (TaPen)

Tabungan Pensiun (TaPen) diperuntukkan bagi para pegawai

atau pelaku usaha yang tidak memiliki jaminan

kesejahteraan di masa purnakar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

36

6) Tabungan Tamasya Plus

Tabungan Tamasya Plus merupakan tabungan bersama yang

diselenggarakan oleh 45 BPR se-DIY yang dinaungi oleh

yayasan PERBARINDO DIY. Tabungan ini juga

menyediakan hadiah-hadiah menarik bagi para nasabah.

b. Deposito

1) Deposito Berlian

Deposito Berlian merupakan layanan simpanan dana dengan

keterikatan jangka waktu tertentu. Pilihan jangka waktu

sangat fleksibel mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan,

sembilan bulan, dua belas bulan, dan dua puluh empat bulan.

c. Kredit

1) Kredit Multiguna

Kredit Multiguna merupakan layanan kredit yang

diperuntukkan bagi Aparat Sipil Negara, anggota TNI/Polri

dan BUMN/BUMD.

2) Kredit Usaha Bank Sleman (KUBS)

Kredit Usaha Bank Sleman merupakan layanan kredit yang

diperuntukkan untuk membatu para pelaku UKM.

3) Kredit KRIDO

Kredit KRIDO merupakan layanan kredit yang disalurkan

pada penerima layanan Kredit Krisan yang memperpanjang

kemitraan dengan BPR Bank Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

37

4) Kredit KRISAN

Kredit KRISAN diperuntukkan untuk para pelaku usaha

yang bertujuan untuk pengembangan usaha, investasi,

maupun dalam hal pemenuhan modal.

5) Kredit UMKM

Kredit UMKM diperuntukkan untuk para pelaku usaha

yang bertujuan untuk pengembangan usaha, investasi,

maupun dalam hal pemenuhan modal.

B. PT BPR CHANDRA MUKTIARTHA (BPR CMA)

1. Profil Singkat

BPR Chandra Muktiartha pertama kali terbentuk pada tanggal 13

April 1993 dengan nama BPR Chandra Mulia. Sesuai dengan namanya,

BPR Chandra Mulia didirikan oleh Bapak Chandra. Sejak Tahun 1997,

BPR Chandra Mulia berganti kepemilikan yang diikuti dengan

perubahan nama menjadi BPR Chandra Muktiartha.

Saat ini, BPR Chandra Muktiartha memiliki 9 jaringan kantor yang

tersedia di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta. Hingga akhir

Desember 2019, BPR Chandra Muktiartha memiliki total aset lebih dari

Rp 319 miliyar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

38

a. Visi

1) SEHAT

Sehat dalam visi BPR Chandra Muktiartha ini diartikan bahwa

BPR CMA dalam kegiatannya berlandaskan aturan dari Bank

Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, maupun peraturan atau

ketentuan lain yang berlaku. Sehat juga mengartikan bahwa

perilaku bisnis menunjukkan hal yang positif serta wawasan

berpikir Sumber Daya Manusia yang dimiliki juga terus

berkembang.

2) BESAR

Besar dalam visi BPR CMA ini diartikan bahwa BPR selalu

mempertahankan besar volume bisnisnya baik berupa asset

maupun laba. Besar juga diartikan sebagai kebesaran jiwa bisnis,

lembaga serta Sumber Daya Manusia yang dimiliki BPR CMA

untuk terus menunjukkan performa yang dapat memuaskan

konsumen.

3) KUAT

Kuat dalam visi BPR CMA ini adalah kuat akan kondisi

keuangannya baik sumber permodalan maupun laba. Kuat juga

diartikan BPR CMA untuk terus memberikan kinerja terbaik

pada customer (customer image) serta jaringan usahanya.

b. Misi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

39

1) BPR CMA akan terus meningkatkan perannya sebagai Bank

Perkreditan Rakyat sebagai lembaga intermediasi bagi

masyarakat demi meningkatkan kesejahteraan, khususnya

masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.

2) BPR CMA akan memberikan fasilitas dan layanan

perbankan khususnya pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM)

3) BPR CMA akan selalu memberikan hasil yang layak pada

para pemegang saham.

2. Produk Perbankan

a. Tabungan

1) Tabungan RISMA

Tabungan RISMA merupak tabungan yang menggunakan

konsep “arisan” dengan setoran setiap bulannya Rp

100.000,00.

2) TabunganKU

TabunganKu merupakan tabungan biasa yang dapat

digunakan oleh masyarakat dengan setoran awal pembukaan

rekening minimal Rp 10.000,00.

3) Tabungan MUKTI

Tabungan MUKTI merupakan tabungan yang juga dapat

digunakan oleh masyarakat umum dengan setoran awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

40

pembukaan rekening sebesar Rp 50.000,00 dengan fasilitas

bebas potongan administrasi dan bebas biaya transfer bank.

4) TAMASYA Plus

TAMASYA Plus adalah singkatan dari Tabungan

Masyarakat Yogyakarta Plus yang merupakan tabungan

bersama yang diselenggarakan oleh 45 BPR se-DIY yang

dinaungi oleh yayasan PERBARINDO DIY.

5) Tabungan Wisata Plus

Tabungan ini ditujukan untuk masyarakat yang ingin

mengatur keuangan untuk keperluan berwisata dengan

setoran awal sebesar Rp 100.000,00 dengan bunga 7% per

tahun.

6) Tabungan SimPel

Tabungan SimPel merupakan tabungan yang diperuntukan

untuk para pelajar yang diterbitkan secara nasional pada

bank-bank yang ada Indonesia.

b. Deposito

Deposito merupakan layanan simpanan dana dengan keterikatan

jangka waktu tertentu, mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan,

sembilan bulan, dua belas bulan, dan dua puluh empat bulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

41

c. Kredit

PT BPR CMA melayani pengajuan kredit untuk memenuhi

kebutuhan seperti modal kerja, investasi, maupun untuk keperluan

konsumsi lainnya tanpa adanya uang muka.

Dari penjelasan mengenai kedua BPR, dapat dikatakan bahwa BPR Bank

Sleman merupakan BPR milik Pemerintah Kabupaten Sleman, sedangkan BPR

Chandra Muktiartha merupakan BPR swasta. Dalam kegiatannya kedua BPR

tersebut memiliki perbedaan. BPR Bank Sleman selain untuk memajukan dirinya

sendiri, tentu akan melakukan kegiatan yang disesuaikan untuk mendukung

program-program Pemerintah Kabupaten Sleman. Sedangkan BPR Chandra

Muktiartha berdiri sendiri dan berfokus untuk meningkatkan kemajuan BPR itu

sendiri. Fasilitas yang dimiliki pun juga berbeda. Dalam penerapan Sustainable

Finance, terdapat kemungkinan bahwa BPR Bank Sleman akan lebih siap dan lebih

terencana terkait program-program yang akan dilakukan karena akan bekerjasama

langsung dengan Pemerintah Kabupaten Sleman. Sedangkan BPR Chandra

Muktiartha mungkin kurang siap dan masih cukup sulit dalam membuat program-

program yang mendukung Sustainable Finance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

42

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, maka akan dibahas

mengenai dua hal yaitu, penerapan Sustainable Finance pada BPR dan juga

kesiapan BPR dalam melakukan aktivitas Sustainable Finance.

A. Penerapan Sustainable Finance pada BPR

Untuk menjawab rumusan masalah mengenai penerapan

Sustainable Finance pada BPR, penulis menggunakan dua kuesioner.

Kedua kuesioner tersebut akan terbagi menjadi dua pokok bahasan yaitu,

gambaran umum BPR akan aktivitas Sustainable Finance dan penerapan

aktivitas Sustainable Finance berdasarkan tahap persiapan dan

implementasi awal Sustainable Finance.

a. Gambaran Umum Penerapan Sustainable Finance

Bagian ini akan dibahas menggunakan kuesioner bagian A.

Berdasarkan kuesioner tersebut, akan didapatkan dan dijelaskan

mengenai poin-poin gambaran umum pada setiap BPR mengenai

penerapan Sustainable Finance, yaitu:

1) Pemahaman, pandangan dan ketertarikan BPR terhadap

penerapan Sustainble Finance yang akan diwakili melalui jawaban

pada nomor satu, dua dan tiga

2) Kapasitas BPR dalam menerapkan Sustainable Finance yang akan

diwakilkan melalui jawaban pada nomor empat dan lima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

43

3) Kendala penerapan Sustainable Finance yang akan diwakilkan

melalui jawaban pada nomor enam

4) Pandangan BPR terhadap regulasi mengenai penerapan

Sustainable Finance yang akan diwakilkan melalui jawaban pada

nomor tujuh dan delapan.

Berikut hasil yang diperoleh melalui kuesioner bagian A mengenai

gambaran umum penerapan Sustainable Finance:

Tabel 6: Tabel Gambaran Umum Penerapan Sustainable Finance

No. Pertanyaan Jawaban

BPR Bank Sleman BPR CMA

1

Apakah anda sudah

memahami mengenai apa

itu Sustainable Finance

yang saat ini diterapkan

di Indonesia?

Sudah Belum

2

Apakah anda

menganggap Sustainable

Finance sebagai area

bisnis yang menjanjikan?

Sangat Menjanjikan Agak Menjanjikan

3

Apakah bank anda

berencana untuk

meningkatkan aktivitas

pada Sustainable

Finance?

Ya, akan menjadi

prioritas Ya, sedikit

4

Apakah bank anda

memiliki pengalaman

dalam memberikan

kredit pada proyek-

proyek lingkungan?

(contoh: pendanaan di

bidang agrikultur,

pendanaan dalam

pengelolaan energi

terbarukan, dsb).

Ya Belum

5

Sektor apa sajakah yang

seringkali mendapatkan

pendanaan dari BPR

anda?

UMKM, Industri,

Pertanian,

Infrastruktur, Energi

Terbarukan, Jasa

UMKM, Industri,

pariwisata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

44

Tabel 6: Tabel Gambaran Umum Penerapan Sustainable Finance

(lanjutan)

No. Pertanyaan Jawaban

BPR Bank Sleman BPR CMA

6

Menurut anda, apa

penyebab Sustainable

Finance masih sulit

dilakukan pada BPR?

a. Terlalu

berisiko

b. Kurangnya

permintaan

(demand)

pada kegiatan

Sustainable

Finance

c. Kurangnya

pengetahuan

atau

pengalaman

dengan

proyek ramah

lingkungan

a. Kurangnya

sosialisasi

dari OJK

7

Apakah menurut anda

kerangka kebijakan

mengenai Sustainable

Finance sudah cukup

membantu dalam

mengembangkan

investasi berkelanjutan?

Sangat membantu Sedikit membantu

8

Dukungan dari otoritas

perbankan seperti apa

yang dibutuhkan untuk

membantu bank anda

untuk meningkatkan

partisipasi bank anda

dalam kegiatan

Sustainable Finance?

Pembangunan

kapasitas

Sosialisasi secara

terus menerus dan

pendampingan

Dari jawaban kedua BPR tersebut, lalu akan dibahas sesuai dengan

poin-poin pembahasan tentang gambaran umum pada setiap BPR mengenai

penerapan Sustainable Finance, sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

45

1) Pemahaman, pandangan dan ketertarikan BPR terhadap

penerapan Sustainable Finance

Bagian ini akan dibahas mengenai pemahaman, pandangan dan

ketertarikan BPR terhadap penerapan Sustainable Finance. Dalam

melakukan pembahasan bagian ini, penulis menggunakan jawaban

nomor satu, dua dan tiga yang tercantum pada kuesioner.

Pada pertanyaan nomor satu, PT BPR Bank Sleman menjawab

bahwa BPR sudah memahami apa itu Sustainable Finance. Walaupun

belum ada sosialisasi dari pihak OJK, PT BPR Bank Sleman sudah

memiliki inisiatif untuk mencari informasi mengenai Sustainable

Finance. Sedangkan BPR Chandra Muktiartha (BPR CMA) belum

memahami mengenai Sustainable Finance. Melalui proses

wawancara, pihak direksi mengatakan bahwa BPR baru mengetahui

istilah tersebut karena belum adanya sosialisasi dari pihak Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) mengenai Sustainable Finance dan juga belum

mengakses laman OJK yang berkaitan dengan Sustainable Finance.

Berdasarkan jawaban pada nomor dua, Sustainable Finance ini

juga dipandang sebagai kegiatan yang akan sangat menjanjikan oleh

PT BPR Bank Sleman. Sektor ekonomi makro akan menjadi kuat

karena adanya sinergisitas antara aspek ekonomi, sosial dan

lingkungan. Sustainable Finance ini juga akan membuat BPR Bank

Sleman lebih efisien dalam penggunaan energi dan akan sangat

berdampak positif bagi kelestarian alam. Pada BPR CMA,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

46

Sustainable Finance dianggap sebagai suatu hal yang agak

menjanjikan, khususnya dibidang pendanaan bagi UMKM.

Berdasarkan hasil wawancara, BPR CMA memang sangat berfokus

pada kegiatan UMKM masyarakat dengan menyediakan kredit bagi

UMKM sebesar Rp 2.000.000,00 hingga Rp 500.000.000,00.

Persentase dana yang diberikan untuk UMKM juga dapat terbilang

sangat besar yaitu sekitar 98%.

Pada pertanyaan nomor tiga, PT BPR Bank Sleman akan

meningkatkan kegiatan Sustainable Finance dan menjadikannya

sebagai prioritas karena BPR Bank Sleman merupakan perusahaan

milik Kabupaten Sleman, yang mana rogram kerja yang dilakukan

oleh PT BPR Bank Sleman harus disesuaikan dengan program kerja

Pemerintah Daerah. PT BPR Bank Sleman berencana untuk

meningkatkan pendanaan pada sektor UMKM. Sedangkan BPR CMA

akan meningkatkan sedikit aktivitas pada kegiatan Sustainable

Finance. BPR CMA akan lebih berfokus dalam pemberian kredit pada

kegiatan UMKM karena hingga saat ini kredit pada bidang UMKM

dirasa lebih menguntungkan dan banyak peminatnya dibandingnkan

dengan kegiatan usaha lainnya seperti agrikultur yang risikonya

sangat tinggi.

Dari pertanyaan nomor satu, dua, dan tiga yang telah dibahas,

dapat dikatakan bahwa PT BPR Bank Sleman sudah memahami apa

itu Sustainable Finance. PT BPR Bank Sleman juga memandang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

47

Sustainable Finance sebagai kegiatan yang menjanjikan serta akan

meingkatkan aktivitas dan menjadikan Sustainable Finance sebagai

prioritas dalam kegiatan usaha bank. Sedangkan BPR CMA belum

memahami betul mengenai Sustainable Finance dan memandang hal

tersebut sebagi hal yang agak menjanjikan apabila dijadikan kegiatan

usaha bank. BPR CMA akan sedikit meningkatkan aktivitas

Sustainable Finance dan terus berfokus dalam pendanaan UMKM.

2) Kapasitas BPR dalam menerapkan Sustainable Finance

Kapasitas BPR dalam menerapkan Sustainable Finance sendiri

dilihat dari pengalaman BPR dalam kegiatan yang berkaitan dengan

Sustainable Finance khususnya dalam hal pemberian dana atau kredit

pada sektor-sektor yang ditetapkan dalam Roadmap to Sustainable

Finance. Bagian ini akan dilihat dari jawaban nomor 4 dan 5 yang

Berdasarkan jawaban pada nomor empat, PT BPR Bank Sleman

telah memiliki pengalaman dalam meberikan kredit dalam kegiatan

Sustainable Finance seperti pemberian fasilitas kredit bagi petani salak,

dan juga dalam bidang peternakan dan perikanan. Berbeda dengan PT

BPR Bank Sleman, BPR CMA belum pernah melakukan pendanaan

kepada proyek lingkungan. Menurut hasil wawancara, pendanaan pada

kegiatan berbasis lingkungan khususnya agrikultur memiliki risiko

kerugian yang tinggi karena kegiatan tersebut bergantung pada alam,

sehingga pendapatan petani tidak tetap dan sulit untuk melakukan

pengembalian kredit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

48

Berdasarkan jawaban nomor lima, PT BPR Bank Sleman banyak

memberikan pendanaan pada sektor UMKM, industri, pertanian,

infrasturktur, proyek energi terbarukan, serta pada sektor jasa.

Sedangkan BPR CMA banyak memberikan pendanaan pada sektor

UMKM, Industri khususnya industri kerajinan, serta sektor lain yaitu

sektor pariwisata.

Dari hasil jawaban pertanyaan nomor empat dan lima yang sudah

dibahas, dapat dikatakan bahwa PT BPR Bank Sleman telah memiliki

pengalaman dalam memberikan pendanaan pada proyek-proyek

berbasis lingkungan serta 6 sektor prioritas Sustainable Finance. BPR

CMA belum memiliki pengalaman dalam memberikan pendanaan

pada proyek-proyek lingkungan serta sudah melakukan pendanaan

pada 3 sektor prioritas Sustainable Finance.

3. Kendala penerapan Sustainable Finance

Bagian ini akan membahas mengenai risiko atau kendala yang

dihadapi oleh BPR akan kegiatan Sustainable Finance. Pembahasan

mengenai hal tersebut dilihat dari jawaban pada pertanyaan nomor

enam.

Berdasarkan jawaban pada nomor enam, BPR Bank Sleman

memilih 3 opsi yang menjadikan Sustainable Finance ini sulit

dilakukan di Indonesia. BPR Bank Sleman memilih opsi pertama,

yaitu terlalu berisiko dengan alasan rentannya kepastian akan

pengembalian kredit. Kedua, kurangnya permintaan (demand) pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

49

kegiatan Sustainable Finance dengan alasan bahwa mayoritas pelaku

UMKM telah mendapatkan KUR dengan tingkat bunga yang rendah.

Ketiga, kurangnya pengetahuan atau pengalaman dengan proyek

ramah lingkungan dikarenakan banyak kegiatan atau proyek-proyek

yang berskala besar sudah mendapatkan pendanaan dari bank-bank

umum.

BPR CMA menjawab kurangnya sosialisasi dari OJK. Menurut

hasil wawancara, narasumber menjelaskan bahwa OJK kurang

melakukan sosialisasi mengenai peraturan-peraturan terbaru.

Narasumber juga menceritakan bahwa tidak ada jadwal rutin untuk

kegiatan sosialisasi dari OJK. Dalam wawancara narasumber juga

mengatakan bahwa ini pertama kalinya beliau megetahui istilah

Sustainable Finance yang sudah mulai ditetapkan peraturannya sejak

tahun 2017.

Berdasarkan jawaban dari pertanyaan nomor empat, dapat

dikatakan bahwa kendala dalam melakukan aktivitas Sustainable

Finance pada BPR adalah terlalu berisiko, kurangnya permintaan

(demand) pada kegiatan Sustainable Finance, kurangnya pengetahuan

atau pengalaman dengan proyek ramah lingkungan, serta kurangnya

sosialisasi dari OJK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

50

4) Pandangan dan masukkan BPR terhadap regulasi mengenai

regulasi penerapan Sustainable Finance

Bagian ini akan membahas mengenai pandangan atau tanggapan

BPR terhadap regulasi mengenai aktivitas Sustainable Finance, serta

masukkan BPR bagi regulator LJK agar aktivitas Sustainable Finance

ini dapat dilakukan oleh BPR. Bagian ini akan dijawab melalui

jawaban dari pertanyaan nomor tujuh dan delapan.

Berdasarkan pada jawaban nomor tujuh, PT BPR Bank Sleman

memilih opsi ketiga, yakni kerangka kebijakan Sustainable Finance

yang ada saat ini sangat membantu BPR dalam mengembangkan

investasi keberlanjutan. PT BPR Bank Sleman berpendapat bahwa

kebijakan mengenai penerapan Sustainable Finance ini membantu BPR

dalam mengakomodir aktivitas Lembaga Jasa Keuangan agar tidak

hanya bertumpu dalam satu elemen saja (bidang ekonomi) namun juga

dengan elemen lingkungan dan sosial. Pada BPR CMA, narasumber

memilih opsi bahwa kerangka kebijakan mengenai Sustainable Finance

yang diberlakukan saat ini sedikit membantu. Menurut hasil wawancara,

hal tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi rutin yang dilakukan

oleh OJK terkait peraturan-peraturan yang ada.

Berdasarkan pada jawaban nomor delapan, PT BPR Bank Sleman

memilih opsi pertama yaitu, dilaksanakannya pembangunan kapasitas

baik dalam bentuk pelatihan, seminar, dan lainnya sebagai bentuk

dukungan dari otoritas jasa keuangan yang dapat membantu PT BPR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

51

Bank Sleman dalam melaksanakan kegiatan Sustainable Finance ini.

Menurut narasumber, OJK maupun Bank Indonesia sudah

menyediakan cukup informasi mengenai Sustainable Finance dengan

adanya laman web resmi dengan memberikan berbagai informasi dan

peraturan-peraturan LJK yang berlaku saat ini. Di sisi lain, Lembaga

Jasa Keuangan juga sangat membutuhkan pendampingan dalam

menerapkan Sustainable Finance, khususnya bagi LJK yang kurang

memiliki pengalaman yang berkaitan dengan hal sosial maupun

lingkungan. Oleh sebab itu, berbagai macam pendalaman dan

pengembangan sosftskills bagi para pelaku kegiatan di LJK khususnya

dalam kegiatan Sustainable Finance ini sangatlah dibutuhkan.

BPR CMA membutuhkan sosialisasi rutin serta pendampingan

bagi para pelaku LJK. BPR CMA juga memberi masukkan bagi OJK

untuk memberlakukan kegiatan sosialisasi serta pengembangan

kapasitas BPR secara rutim dan teratur setiap tahunnya agar bank

dapat sama-sama berkembang sesuai dengan peraturan yang

ditetapkan saat ini.

Berdasarkan jawaban dari pertanyaan nomor tujuh dan delapan,

dapat diketahui bahwa PT BPR Bank Sleman menganggap regulasi

mengenai Sustainable Finance yang ada saat ini sangat membantu

bank dalam mengembangkan praktik Sustainable Finance.

Sedangkan BPR CMA menganggap bahwa regulasi yang ada sudah

cukup membantu. Fasilitas yang diperlukan BPR untuk meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

52

pemahaman mengenai Sustainable Finance adalah dengan adanya

peningkatan kapasitas bagi anggota dan juga sosialisi rutin oleh OJK.

b. Penerapan Sustainable Finance

Pada bagian ini, peneliti ingin melihat perbandingan aktivitas terkait

Sustainable Finance yang dibagi menjadi dua bagian yaitu Tahap

Persiapan dan Tahap Implementasi Awal.

1) Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan masa dimana bank melakukan

kegiatan-kegiatan persiapan pada bagian internal menjalankan

implementasi kegiatan Sustainable Finance secara penuh. Kegiatan

persiapan yang sudah maupun yang belum dilakukan oleh PT BPR

Bank Sleman dan BPR CMA akan disajikan dalam tabel berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

53

Tabel 7: Tabel Tahap Persiapan Kegiatan Sustainable Finance

No. Pernyataan

PT BPR Bank Sleman BPR Candra Muktiartha

Sudah Belum

Rencana

Pelaksanaan

(Bila Belum)

Sudah Belum

Rencana

Pelaksanaan

(Bila Belum)

1. Melakukan penyesuaian Visi dan Misi, Tata

Kelola, Standar Prosedur dan Operasional,

serta Program yang Mendukung Sustainable

Finance.

a. Visi dan Misi √ 2021 √

b. Tata Kelola √ 2021 √ -

c. Standar Prosedur Operasiona (SPO) √ 2021 √ -

d. Program yang mendukung

Sustainable Finance √ √

2. Penyusunan Rencana Aksi Keuangan

Berkelanjutan (RAKB) √ √ -

3. Pengembangan Kapasitas Internal √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

54

a) Penyesuaian Visi dan Misi, Tata Kelola, Standar Prosedur

dan Operasional, serta Program yang Mendukung

Sustainable Finance.

Dari Tabel Tahap Persiapan Kegiatan Sustainable

Finance, dapat dilihat bahwa PD BPR Bank Sleman belum

melakukan pembaharuan atau penyesuaian Visi dan Misi, Tata

Kelola, serta Standar Prosedur Operasional (SPO). Ketiga hal

tersebut direncanakan akan dilakukan pada tahun 2021. PD

BPR Bank Sleman sudah memiliki gambaran mengenai ketiga

hal tersebut namun belum bisa dipublikasikan karena bersifat

rahasia. PD BPR Bank Sleman telah memiliki program yang

mendukung kegiatan Sustainable Finance, yaitu dengan

meningkatkan aktivitas yang mendukung program paperless

dengan cara meningkatkan Teknologi Informasi (TI).

Pada BPR CMA, Tata Kelola dan SPO belum dilakukan

penyesuaian dan tidak menjawab kapan hal tersebut akan

dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara, BPR CMA masih

belum memiliki gambaran terkait kegiatan Sustainable

Finance karena belum adanya sosialisasi dari OJK. BPR CMA

menjawab telah menyesuaikan Visi dan Misi serta telah

memiliki program yang mendukung kegiatan Sustainable

Finance. Terkait Visi dan Misi, walaupun belum dalam

konteks Sustainable Finance, namun terdapat poin yang sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

55

menjurus dalam aktivitas mendukung Sustainable Finance

yaitu dengan memberikan fasilitas dan pelayanan keuangan

yang mendukung kegiatan UMKM.

Dalam hal program yang mendukung Sustainable Finance

juga masih dalam kegiatan CSR. BPR CMA sangat berfokus

pada kegiatan sosial dengan memberikan edukasi bagi

masyarakat sekitar mengenai pentingnya mengatur keuangan.

b) Penyusunan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan

(RAKB)

Berdasarkan Tabel Tahap Persiapan Kegiatan

Sustainable Finance, PT BPR Bank Sleman belum

menyusun menyusun RAKB secara rutin, namun PT BPR

Bank Sleman telah menyusun RAKB untuk tahun 2020 dan

sudah disampaikan kepada seluruh pemegang saham dan

jenjang organisasi pada bank tersebut. PT BPR Bank Sleman

juga sudah berencana untuk membuat RAKB secara rutin

dimulai pada tahun 2021 dan waktu pelaksanaan untuk

RAKB yang sudah dibuat untuk tahun 2020 di tahun 2021

juga.

BPR CMA belum menyusun RAKB jangka panjang

maupun jangka pendek. BPR CMA juga belum memiliki

rencana kapan akan mulai menyusun RAKB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

56

Di dalam RAKB juga mencakup pembuatan program

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Dana TJSL

kedua BPR diperoleh dari laba setelah pajak. PT BPR Bank

Sleman menganggarkan dana TJSL sebesar 5% dari laba

setelah pajak, sedangkan BPR CMA tidak menetapkan

berapa persentase dana yang akan disalurkan untuk kegiatan

TJSL. Secara garis besar, TJSL yang dilakukan oleh kedua

BPR lebih condong kepada kegiatan sosial ketimbang

kegiatan lingkungan.

c) Pengembangan Kapasitas Internal

Dari tabel Tabel Tahap Persiapan Kegiatan

Sustainable Finance, dapat dilihat bahwa kedua BPR belum

melakukan pengembangan kapasitas internal dan juga belum

memiliki rencana kapan kegiatan tersebut akan dilakukan.

Hal tersebut dikarenakan belum adanya sosialisasi dan

tindak lanjut dari OJK sendiri terkait Sustainable Finance

pada BPR.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa BPR Bank Sleman

telah melakukan dua aktivitas yaitu; Melakukan penyesuaian Visi

dan Misi, Tata Kelola, Standar Prosedur dan Operasional, serta

Program yang Mendukung Sustainable Finance khususnya pada

penyesuaian program yang mendukung Sustainable Finance; serta

sudah menyusun RAKB. BPR CMA juga telah melakukan dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

57

aktivitas yaitu; Melakukan penyesuaian Visi dan Misi, Tata Kelola,

Standar Prosedur dan Operasional, serta Program yang Mendukung

Sustainable Finance khususnya pada visi misi dan penyesuaian

program yang mendukung Sustainable Finance.

2) Tahap Implementasi Awal

Dalam tahap implementasi awal, bank mulai membangun

sistem Sustainable Finance dalam organisasi perusahaannya.

Tahap ini dimulai sejak tahun pertama periode yang ditetapkan dan

dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi keuangan,

struktur, dan kompleksitas masing-masing bank. Penerapan yang

sudah maupun yang belum dilakukan oleh PT BPR Bank Sleman

dan BPR CMA akan disajikan dalam tabel berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

58

Tabel 8: Tabel Tahap Implementasi Awal Kegiatan Sustainable Finance

No. Pernyataan

PT BPR Bank Sleman BPR Candra Muktiartha

Sudah Belum

Rencana

Pelaksanaan

(Bila Belum)

Sudah Belum

Rencana

Pelaksanaan

(Bila Belum)

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia

(SDM) √ √ -

2.

Penyesuaian SPO pada divisi yang sudah

ada atau divisi khusus terkait Sustainable

Finance.

√ 2021 √ -

3. Penyesuaian sistem teknologi informasi

dan pelaporan √ √

(dalam tahap

pembuatan)

4. Pengelolaan lingkungan internal yang

ramah lingkungan hidup √ √

5.

Penyesuaian klasifikasi kegiatan usaha

bank dengan kriteria dan kategori

kegiatan usaha berkelanjutan

√ - √ -

6.

Desain, Pengembangan, dan Inovasi

Produk dan/atau Jasa Keuangan

Berkelanjutan √ √

(dalam tahap

pembuatan)

7. Inisiasi Portofolio √ √ -

8. Edukasi Eksternal. √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

59

a) Pengembangan SDM

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel Tahap

Implementasi Awal Kegiatan Sustainable Finance, kedua

BPR belum melakukan pengembangan kapasitas terhadap

Sumber Daya Manusia yang dimiliki karena belum adanya

tindak lanjut dari regulator Lembaga Jasa Keuangan,

sehingga pengembangan SDM juga belum dilakukan pada

tahap implementasi awal ini.

b) Penyesuaian SPO pada divisi yang sudah ada atau divisi

khusus terkait Sustainable Finance.

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel Tahap

Implementasi Awal Kegiatan Sustainable Finance, kedua

BPR belum melakukan penyesuaian SPO untuk bagian/unit

yang sudah ada atau pada bagian/unit yang dikhususkan

terkait kegiatan Sustainable Finance. Sebagai informasi

tambahan, kedua BPR tersebut belum memiliki unit yang

benar-benar dikhususkan untuk kegiatan Sustainable

Finance, namun kedua BPR memiliki unit yang dikhususkan

untuk melakukan penilaian kualitas kredit untuk UMKM.

Dikarenakan penyesuaian SPO pada Tahap persiapan belum

dilakukan, maka penyesuaian SPO pada divisi yang ada juga

belum dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

60

c) Penyesuaian sistem teknologi informasi dan pelaporan

Berdasarkan Tabel Tahap Implementasi Awal

Kegiatan Sustainable Finance, PT BPR Bank Sleman telah

melakukan penyesuaian sistem teknologi informasi dan

pelaporan. PT BPR Bank Sleman sudah memiliki website

resmi yang digunakan sebagai layanan informasi bagi

masyarakat. PT BPR Bank Sleman juga melakukan publikasi

pada laman website yang dimiliki dan bisa diunduh oleh

siapa saja. Informasi keuangan maupun non-keuangan

lainnya juga dapat diakses pada website resmi milik OJK. PT

BPR Bank Sleman telah menggunakan Account Officer (AO)

Mobile Bank Sleman sebagai aplikasi yang dapat digunakan

oleh masyarakat dalam mengajukan kredit. Aplikasi Mobile

Collection juga digunakan untuk mempermudah para

petugas dalam melakukan input setoran melalui smartphone

dan EDC.

Pada bagian internal, PT Bank Sleman menggunakan

aplikasi Core Banking System serta didukung oleh sistem

Disaster Recovery System yang merupakan sistem back up

data untuk meminimalisir dampak dari gangguan sistem,

maupun kerusakan lainnya yang disengaja ataupun yang

tidak disengaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

61

Berdasarkan hasil wawancara, BPR CMA masih

menggunakan Microsoft Excel dalam setiap pelaporan,

namun saat ini BPR CMA sudah dalam proses membangun

sebuah aplikasi yang saling terintegrasi yang dikhususkan

untuk bagian internal perusahaan untuk mempermudah

dalam penyampaian informasi baik keuangan maupun non-

keuangan serta untuk mengurangi penggunaan kertas. BPR

CMA juga telah dalam proses pembuatan aplikasi yang

dikhususkan untuk mempermudah nasabah dalam pengajuan

kredit. Untuk mempermudah akses informasi mengenai BPR,

BPR CMA telah memiliki website dan akun instagram,

namun pelaporan keuangan BPR CMA tidak dapat diakses

pada website tersebut melainkan kita dapat mengaksesnya

pada website resmi milik OJK.

d) Pengelolaan lingkungan internal yang ramah lingkungan

hidup

Dari Tabel Tahap Implementasi Awal Kegiatan

Sustainable Finance, PD BPR Bank Sleman telah

menggunakan peralatan atau perlengkapan kantor yang

ramah lingkungan. Penggunaan listrik khususnya untuk

penerangan juga menggunakan lampu hemat energi, serta

sudah adanya pencahayaan yang cukup karena banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

62

jendela. Halaman luar maupun dalam ruangan tersedia

tanaman.

Pada BPR CMA, kantor sudah dilengkapi dengan

peralatan dan perlengkapan yang ramah lingkungan.

Berdasarkan hasil wawancara, BPR CMA telah

menggunakan Air Conditioner (AC) dan energi listrik

secukupnya.

e) Penyesuaian klasifikasi kegiatan usaha bank dengan

kriteria dan kategori kegiatan usaha berkelanjutan

Berdasarkan Tabel Tahap Implementasi Awal

Kegiatan Sustainable Finance, PT BPR Bank Sleman

belum mengklasifikasikan sesuai dengan sektor atau

kegiatan usaha yang didanai, namun sudah melakukan

pengklasifikasian kegiatan usaha untuk UMKM dan non-

UMKM. Pemisahan tersebut dilakukan karena kegiatan

usaha non-UMKM cukup berisiko.

Sama halnya dengan PT BPR Bank Sleman, BPR

CMA juga belum melakukan klasifikasi kegiatan usaha yang

telah didanai. BPR CMA hanya melakukan klasifikasi untuk

pendanaan UMKM dan non-UMKM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

63

f) Desain, Pengembangan, dan Inovasi Produk dan/atau

Jasa Keuangan Berkelanjutan

Berdasarkan Tabel Tahap Implementasi Awal

Kegiatan Sustainable Finance , PT Bank Sleman sudah

memiliki desain, pengembangan, dan inovasi produk,

dan/atau jasa keuangan berkelanjutan. Berdasarkan

informasi pada Annual Report 2019, PT BPR Bank Sleman

saat ini sedang mengembangkan Cardless ATM yang

bekerjasama dengan Bank Mandiri Syariah dengan

menggunakan sistem host to host yang disesuaikan dengan

regulasi yang sudah ada. Hal tersebut ditujukan untuk

mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi dan juga

untuk upaya mendukung program paperless.

Berdasarkan hasil wawancara, BPR CMA belum

memikirkan mengenai pengembangan produk perbankan,

namun BPR CMA telah memiliki rencana untuk

meningkatkan pelayanan dengan membuat aplikasi

pengajuan kredit untuk masyarakat agar mempermudah

masyarakat untuk mengakses dan mengajukan permohonan

kredit, serta untuk mengurangi penggunaan kertas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

64

g) Inisiasi Portofolio

Berdasarkan Tabel Tahap Implementasi Awal

Kegiatan Sustainable Finance, kedua BPR belum membuat

portofolio mengenai kegiatan Sustainable Finance.

Walaupun begitu, kedua BPR sudah memiliki aktivitas yang

secara tidak langsung sudah mendukung Sustainable

Finance. Contoh yang sudah dilakukan oleh kedua BPR

adalah adanya pemberian kredit untuk UMKM, pendanaan

pada kegiatan pelestarian lingkunga yang sudah dilakukan

oleh PT BPR Bank Sleman, penggunaan aplikasi serta

pengembangan Cardless ATM yang dilakukan oleh PT BPR

Bank Sleman, dan sebagainya.

h) Edukasi Eksternal

Berdasarkan Tabel Tahap Implementasi Awal

Kegiatan Sustainable Finance, PT BPR Bank Sleman

sudah melakukan edukasi untuk pihak eksternal. menurut

hasil wawancara dan informasi pada Annual Report tahun

2019, PT BPR Bank Sleman telah melakukan banyak

kegiatan edukasi pada para pelaku usaha dan juga

masyarakat sekitar seputar mengatur keuangan dan edukasi

untuk para pelajar mengenai pentingnya menabung sejak

usia dini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

65

Sama halnya denga PT BPR Bank Sleman, BPR

CMA juga selalu berfokus pada pemberian edukasi pada

masyarakat sekitar. Dari pengalaman akan pemberian kredit

pada para pelaku usaha, BPR CMA menemukan kekurangan

yang dihadapi oleh masyarakat yaitu kurangnya pengetahuan

pelaku usaha dalam hal pencatatan dan pembukuan. Oleh

sebab itu, BPR CMA selalu memberikan edukasi terhadap

pelaku usaha UMKM mengenai kedua hal tersebut. Tidak

hanya untuk para pelaku usaha, BPR CMA juga melakukan

edukasi pada masyarakat kecil lainnya.

Secara umum, BPR Bank Sleman telah melakukan empat

aktivitas pada tahap implementasi awal yaitu; penyesuaian sistem

teknologi informasi dan pelaporan; pengelolaan lingkungan internal

yang ramah lingkungan hidup; desain, Pengembangan, dan Inovasi

Produk dan/atau Jasa Keuangan Berkelanjutan; serta edukasi

eksternal. Sedangkan BPR CMA sudah melakukan dua aktivitas

yaitu; pengelolaan lingkungan internal yang ramah lingkungan

hidup; dan edukasi eksternal.

B. Kesiapan BPR

Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua mengenai kesiapan

BPR untuk melakukan aktivitas Sustainable Finance, peneliti melakukan

wawancara kepada PT BPR Bank Sleman dan juga BPR CMA. Kedua BPR

mengatakan bahwa mereka siap untuk menerapkan kegiatan Sustainable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

66

Finance karena hal tersebut merupakan kewajiban. PT BPR Bank Sleman

sendiri juga mengatakan bahwa mereka sudah menyadari akan pentingnya

sinergisitas antara aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan.

Upaya tersebut juga dilakukan dalam rangka mendukung program

Pemerintah Kabupaten Sleman. Dengan menjalankan kewajiban dan

kesadaran tersebut, PT BPR Bank Sleman yakin bila Sustainable Finance

akan memberikan dampak yang positif bagi PT BPR Bank Sleman itu

sendiri. Sedangkan BPR CMA belum begitu yakin akan rencana terkait

Sustainable Finance, namun mereka harus siap melaksanakan kegiatan

Sustainable Finance sesuai dengan periode yang ditetapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

67

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. BPR Chandra Muktiartha (BPR CMA) belum memahami mengenai

Sustainable Finance, sehingga belum memiliki gambaran maupun

rencana-rencana untuk melakukan aktivitas-aktivitas Sustainable

Finance yang belum dilaksanakan. PT BPR Bank Sleman lebih paham

mengenai Sustainable Finance dan terlihat lebih siap dengan segala

fasilitas yang ada, serta PT BPR Bank Sleman sudah memiliki rencana-

rencana dalam meningkatkan aktivitas Sustainable Finance.

2. Kedua BPR telah memiliki pengalaman dalam hal pembiayaan pada

sektor prioritas khususnya UMKM.

3. Terdapat kendala dalam melakukan aktivitas Sustainable Finance, yaitu

terlalu berisiko, kurangnya permintaan (demand) terhadap kegiatan

Sustainable Finance, serta kurangnya pengetahuan dan pengalaman

akan aktivitas Sustainable Finance.

4. Diperlukan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan terkait Sustainable

Finance untuk meningkatkan kompetensi internal perusahaan.

5. Berdasarkan hasil analisis kegiatan penerapan Sustainable Finance

yang dilakukan oleh PT BPR Bank Sleman dan BPR Chandra

Muktiartha dapat disimpulkan bahwa kedua BPR tersebut telah

melaksanakan sebagian aktivitas yang menjurus pada kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

68

Sustainable Finance, dengan jumlah kegiatan yang dilakukan oleh PT

BPR Bank Sleman lebih banyak, yaitu 6 (enam) aktivitas, dan 4 aktivitas

yang sudah dilakukan BPR Chandra Muktiartha.

6. Kedua BPR siap melaksanakan kegiatan Sustainable Finance yang

ditetapkan pelaksanaannya pada 1 Januari 2022.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Tidak dapat melakukan wawancara secara mendalam dengan Direksi

BPR Bank Sleman sehingga analisis dan pembahasan dibantu dengan

Laporan Tahunan.

2. BPR Chandra Muktiartha tidak mempublikasikan Laporan Tahunan

sehingga dalam menganalisis dan membahas tidak menggunakan

Laporan Tahunan.

C. Saran

1. Untuk BPR CMA

a. BPR CMA sebaiknya lebih memahami kembali mengenai

Sustainable Finance. Walaupun belum ada sosialisasi dari OJK,

akan lebih baik bila hal tersebut dimulai dari inisiatif BPR CMA

karena peraturan dan langkah-langkahnya telah disediakan begitu

lengkap dalam laman web milik OJK.

b. BPR Chandra Muktiartha disarankan untuk mulai menyusun SPO

maupun meningkatkan Manajemen Risiko terkait Sustainable

Finance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

69

c. Mulai menyusun dan meningkatkan program yang bertujuan untuk

pelestarian lingkungan.

d. Menyusun program yang tujuannya memberikan edukasi bagi

masyarakat tentang pentingnya sinergisitas anatara ekonomi,

lingkungan dan sosial.

2. Untuk PT BPR Bank Sleman

a. PT BPR Bank Sleman sebaiknya terus meningkatkan portofolio

pada kegiatan Sustainable Finance ini dengan dukungan fasilitas

dari PT BPR Bank Sleman yang sudah cukup memadai dan berada

langsung di bawah Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman. Disisi

lain, ini juga dapat membantu BPR lain untuk ikut tergerak dalam

menerapkan Sustainable Finance.

b. BPR Bank Sleman disarankan untuk mulai menyusun SPO maupun

meningkatkan Manajemen Risiko terkait Sustainable Finance.

c. Mulai menyusun dan meningkatkan program yang bertujuan untuk

pelestarian lingkungan.

d. Menyusun program yang tujuannya memberikan edukasi bagi

masyarakat tentang pentingnya sinergisitas anatara ekonomi,

lingkungan dan sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

70

3. Untuk Regulator Lembaga Jasa Keuangan di Indonesia

Regulator LJK di Indonesia atau dikenal dengan OJK akan lebih

baik bila Sustainable Finance ini disosialisasikan secara langsung dan

segera mengadakan pelatihan maupun seminar yang berkaitan dengan

Sustainable Finance pada ruang lingkup BPR.

4. Untuk Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mencari subjek

penelitian pada BPR lainnya agar lebih memperkaya penelitian terkait

Sustainable Finance dan bisa membantu dalam menggambarkan

kondisi BPR dalam mendukung berjalannya aktivitas Sustainable

Finance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

71

DAFTAR PUSTAKA

Ani, S. M., & Fredy, H. (2017). Mekanisme Governance dan Pengungkapan

Sustainable Finance: Untuk Melihat Tingkat Kesiapan Penerapan

Sustainable Finance pada Perusahaan Jasa Keuangan Terdaftar di BEI.

Jurnal Akuntansi/Volume XXI, No. 03, 3.

Bandur, A. (2014). Penelitian Kualitatif: Metodologi, Desain, dan Teknik Analisis

Data dengan NVivo. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Bromund, V. (2014). Proposition for a Definition of Sustainable Finance in

Indonesia. Jakarta: Deutsche Gesellschaft für Internationale

Zusammenarbeit (GIZ).

Handajani, L., Ahmad, R., & Husnan, L. H. (2019). Kajian Tentang Inisiasi Praktik

Green Banking Pada Bank BUMN. Jurnal Economia, 2-4.

Jogiyanto. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis (Edisi Keenam). Yogyakarta:

BPFE.

Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi 2014). Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada.

Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung:

Remaja Rosdakarya.

OECD. (2015). G20/OECD Principles of Corporate Governance. Paris: OECD

Publishing.

OJK. (2014, December 5). Roadmap Keuangan Berkelanjutan 2015-2019.

Retrieved from OJK Sustainable Finance:

https://www.ojk.go.id/sustainablefinance/id/publikasi/panduan/Pages/Roa

dmap-Keuangan-Berkelanjutan.aspx diakses pada 14 Februari 2020.

OJK. (2017). Forum Koordinasi Keuangan Berkelanjutan (FKKB). (p. 6). Jakarta:

OJK.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51 /POJK.03/2017 Tentang Penerapan

Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, Dan

Perusahaan Publik

Prastowo, A. (2014). Memahami Metode-Metode Penelitian Suatu Tinjauan

Teoritis dan Praktis. Yogyakarta: Ar.Ruzz Media.

Rahardjo, M. (2017). Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan

Prosedurnya. Universitas Negri Malang, 2.

Siregar, M. (2014). Policy and Development of Sustainable Finance in Indonesia.

JCC , (pp. 3-5).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

72

Spillane, J. J. (2008). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

Volz, U., Bohnke, J., Eidt, V., Knierim, L., Richert, K., & Roeber, G.-M. (2015).

Financing the Green Transformation: How to Make Green Finance Work

in Indonesia. New York: Palgrave Macmillan.

Volz, U. (2017). On the Role of Central Banks in Enhancing Green Finace. UN

Environment Inquiry, 9-13.

Volz, U., SOAS, & Institute, U. o. (2015). Towards Sustainable Fanincial System

in Indonesia. UNEP Inquiry , 22-25.

Yuliawati, T., Rani, A. M., & Assyofa, A. R. (2017). Efektivitas Implementasi

Green Financing Sebagai Alternatif Pembiayaan Berkelanjutan Bagi

UMKM Sektor Industri Pengolahan Alas Kaki Di Kota Bandung. 160.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

73

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

74

LAMPIRAN I

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apakah bank sudah memiliki divisi yang bertanggungjawab pada masalah

keberlanjutan lingkungan atau Sustainable Finance?

2. Apakah anda menganggap Sustainable Finance yang sudah diterapkan saat

ini merupakan area bisnis yang menjanjikan? Jelaskan!

3. Apakah staff bagian pemberian kredit sudah mendapatkan pelatihan-

pelatihan mengenai pemberian kredit berbasis lingkungan?

4. Apakah bank anda memiliki pengalaman dalam memberikan kredit pada

proyek-proyek lingkungan? (contoh: proyek energy terbarukan seperti

pembuatan bendungan, dsb)

5. Adakah kebijakan tertentu dari bank dalam pemberian kredit atas aktivitas

ramah lingkungan?

6. Apakah bank sudah menggunakan produk-produk ramah lingkungan?

7. Hal apa atau kondisi seperti apa yang membuat bank lebih tertarik untuk

melakukan Sustainable Finance?

8. Berdasarkan peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan NOMOR 51

/POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga

Jasa Keuangan, Emiten, Dan Perusahaan Publik, apakah bank sudah

membuat Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

75

9. Berdasarkan peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan NOMOR 51

/POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga

Jasa Keuangan, Emiten, Dan Perusahaan Publik, apakah bank sudah

memiliki Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan?

10. Apakah bank sudah melakukan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan (TJSL)?

11. Berapa proporsi dana yang dialokasikan untuk kegiatan TJSL?

12. Apa kesulitan/dilema yang dirasakan dalam menjalankan Sustainable

Finance?

13. Apa strategi yang diterapkan agar bisa menjalankan kegiatan Sustainable

Finance?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

76

LAMPIRAN II

KUESIONER PT BPR BANK SLEMAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

82

LAMPIRAN III

KUESIONER BPR CMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS PENERAPAN SUSTAINABLE FINANCE

88

BIOGRAFI PENULIS

Nama saya Caroline Realina Sumitro, biasa dipanggil Rea. Saya lahir di

Sleman, 29 April 1998. Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Saya

memiliki hobi menyanyi dan menggambar.

Sejak Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas, saya

bersekolah di Santa Ursula BSD. Saat SMA, saya masuk jurusan IPS dimana saya

belajar banyak mengenai ilmu ekonomi yang salah satunya adalah akuntansi.

Setelah lulus SMA, saya melanjutkan untuk masuk dunia perkuliahan di Universitas

Sanata Dharma dengan memilik Program Studi Akuntansi.

Untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata I (satu), saya melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Penerapan Sustainable Finance pada Bank Perkreditan

Rakyat (Studi kasus pada Bank Perkreditan Rakyat di Daerah Istimewa

Yogyakarta)”. Saya berharap penelitian ini dapat memberi manfaat bagi para

pembacanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI