Analisis E-Gov Bantul

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    1/16

    Analisis Pengembangan e-Government Kabupaten Bantul, DIY

    Oleh :Ade Anlika Damayanti 13/348168/TK/40806Amalina Kurniasari 13/348264/TK/40852

    Departemen Teknik Elektro dan Teknologi InformasiFakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

    2016

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    2/16

    Intisari

    Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah cara dan pola kerja pemerintahan pada umumnya. Instansi pemerintah di Indonesia telah banyak mengembangkan

    sistem informasi berbasis Information Technology (IT) atau yang biasa dikenal dengan e-government. Salah satu pemerintah daerah yang telah mengembangkan e-government adalahKabupaten Bantul. Dalam membangun e- government tersebut Kabupaten bantul telah memiliki33 website yang digunakan sebagai informasi publik dan 24 sistem aplikasi yang digunakan diSKPD Kabupaten Bantul.

    Salah satu masalah di dalam pembangunan e-government kabupaten bantul adalah belumada integrasi data antar tiap-tiap sistem aplikasi dan website, sehingga belum dapat terwujudnyasistem yang efisien dan konsisten.masalah ini timbul akibat setiap sistem aplikasi dan websitemasih menggunakan sistem database yang terpisah, dan setiap ada pembangunan sebuah sistem

    baru selalu menggunakan database yang baru pula dan mengulang masukan data dari awalkembali. Pengembangan e-goverment di Kabupaten Bantul juga masih belum mengacu pada

    pemanfaatan framework pengembangan sistem informasi.Makalah ini bertujuan untuk membantu membuat sistem e-government yang ideal diKabupaten Bantul agar dapat membantu mengolah data secara efektif dan efisien sehinggamampu membantu pemerintah dalam melayani masyarakat serta terciptanya pemerintahan yangakuntabel dan transparan.

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    3/16

    BAB I. Pendahuluan

    A. Kondisi nyataInformasi merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting bagi suatu

    organisasi. Ketersediaan informasi mempu mendukung operasional organisasi, dimanainformasi dimanfaatkan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan. Pada organisasi publik,

    Wahyudi dan Subando (2004: 6) menyebutkan bahwa reputasi organisasi, efisiensi dan

    efektivitas layanan masyarakat hanya akan dapat ditingkatkan apabila manajer mampu

    mengelola organisasi tersebut secara adaptif dengan memanfaatkan segenap informasi yang

    berguna bagi organisasi.

    Untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas layanan masyarakat, dalam rangka

    mewujudkan pemerintahan yang akuntabel dan transparan salah satu upayanya adalah

    dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi yaitu e-government.

    Dalam rangka mewujudkan e-government tersebut Saat ini kabupaten Bantul telah

    memiliki sebuah instansi khusus yaitu Kantor Pengolahan Data Telematika ( KPDT ).

    Disini peran Kantor Pengolahan Data Telematika ( KPDT ) adalah sebagai Lembaga Teknis

    Daerah yang memiliki tugas untuk melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

    daerah di bidang komunikasi dan informatika.

    Dari segi sistem informasi sendiri Kabupaten Bantul telah memiliki sejumlah aplikasi

    sistem informasi berbasis teknologi, antara lain : www.bantulkab.go.id sebagai ruang

    informasi pemerintahan, www.bantulbiz.com sebagai ruang informasi bisnis dan

    perdagangan, www.bantulcraft.com sebagai ruang informasi industri dan kerajinan ,

    warintek.bantulkab.go.id sebagai warung informasi berbagai teknologi,

    perijinan.bantulkab.go.id sebagai ruang informasi layanan perijinan secara online,

    Invesda.bantulkab.go.id sebagai ruang informasi investasi dan Pembangunan, Subdomain

    bantulkab.go.id yang terdiri dari seluruh SKPD Pemerintah Kabupaten Bantul,

    PUPNS.bantulkab.go.id yaitu sistem pengolahan data PNS secara online,CPNS.bantulkab.go.id yaitu fasilitas sistem layanan pendaftaran secara online,

    Kewilayahan.bantulkab.go.id sebagai ruang informasi RDTRK dan layanan Perencanaan

    Pembangunan (Advice Planing),SIM Monografi yaitu ruang data dan informasi monografi

    kecamatan l. SIM Keuangan, SIM Barang Daerah, SIM Layanan Reklame, SIM Layanan

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    4/16

    BPHTB, SIM Pengolahan data PBB,e-Health (SIM Kesehatan), SIM Layanan RSUD, SIM

    Layanan KTP dan KK, SIM Penanggulangan Kemiskinan, SIM Uji kendaraan bermotor.

    Sedangkan dari segi infrastuktur Kabupaten Bantul telah berhasil membangun

    infrastruktur jaringan internet dan intranet antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan

    seluruh kecamatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul, Penyediaan Layanan

    Internet Masyarakat di Pusat Informasi, Teknologi dan Bisnis (PIBT) berlokasi di Pasar Seni

    Gabusan (PSG), Penyediaan 3 buah Telecenter di Desa Pusat Industri dan Kerajinan yaitu

    Desa Santan pada Kerajinan Tempurung (Cumplung Aji), Museum Budaya di Desa Kebun

    Agung dan Tani serta Desa Tembi yaitu pusat Kerajinan kayu dan bambu, Pembangunan

    Warehouse Data dan penyediaan Hosting sebagai layanan ruang data, akses data dan

    sekaligus pusat penyimpanan data, serta Peningkatan Sarana Komputer (Hardware) dan

    pendukungnya.

    B. Permasalahan1. Database belum terintegrasi satu sama lain

    Tiap-tiap sistem aplikasi dan website menggunakan rancangan database yang

    berbeda dan dikelola secara terpisah sehingga belum terwujud sistem yang efisien dan

    konsisten sehingga menyebabkan belum terwujudnya birokrasi pemerintah yang efektif ,

    efisien dan transparan.

    2. Kesenjangan Digital

    Masyarakat Bantul memiliki situasi geografis dan populasi penduduk yang heterogen

    baik dari segi sosial ekonomi, politik, budaya maupun agama, sehingga menyebabkan

    terjadinya kesenjangan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

    kesenjangan digital

    3. Infrastukur yang kurang memadai

    Keberadaan infrastuktur jaringan informasi yang masih terbatas pada jaringan antar

    SKPD dan kecamatan saja, sehingga fasilitas layanan informasi belum menjangkau

    kepada seluruh lapisan masyarakat.Belum ada warehouse data yang memenuhi standar

    secara teknis, yang berfungsi sebagai pusat data untuk mengintegrasikan data dan

    informasi SKPD dalam rangka untuk mendukung proses pengambilan keputusan oleh

    pemerintah berdasarkan data yang valid dan akurat.

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    5/16

    4. SDM yang masih relatif rendah

    Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki skill yang memumpuni untuk

    mengelola infrastruktur jaringan dan mengelola informasi. kebanyakan pengelolaan IT di

    instansi-instansi pemerintahan di lakukan oleh pegawai instansi tersebut yang biasanya

    tidak memiliki latar belakang IT sehingga pengelolaan IT tidak maksimal.

    5. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan software legal.

    Hal ini dipicu oleh mahalnya harga lisensi dari Software legal yang mengakibatkan

    kecenderungan terjadinya penggunaan perangkat lunak (software) bajakan yang cukup

    besar. Dari jumlah perangkat keras di kabupaten Bantul yaitu sejumlah 700 unit, hanya

    ada 496 unit menggunakan software operating sistem legal dan hanya 5 unit komupter

    memanfaatkan software office legal.

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    6/16

    BAB II. Tinjauan Pustaka

    Edhy Sutanta dan Khabib Mustofa (2012) pada Strategi Pengembangan Web Services

    Untuk Integrasi Antar Sistem Aplikasi Dan Website Dalam E-Government Di Pemkab Bantul

    Yogyakarta telah melakukan analisis terhadap e-government yang telah dikembangkan

    pemerintah Kabupaten Bantul. Penelitian tersebut mengkaji permasalahan kurangnya integrasi

    web yang telah tersedia. Dari kajian tersebut, penelitian tersebut memberikan hasil berupa

    strategi perancangan web dan database yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang

    akurat dan konsisten.

    Dari penelitian Edhy Sutanta dan Khabib Mustofa (2012) didapatkan kondisi nyata e-

    government yang telah dikembangkan pada Kabupaten Bantul, yaitu:

    1. Kabupaten Bantul telah memiliki website www.bantulkab.go.id dengan 33 subdomain

    yang dilola oleh SKPD tingkat kabupaten (7 badan, 16 dinas, 7 kantor, 2sekertariat, 1

    RSUD, 17 kecamatan dan 27 Puskesmas).

    2. Fasilitas yang disediakan dalam website masih hanya sebatas menampilkan konten

    informasi.

    3. Berdasarkan fitur-fitur yang disediakan dalam website, sebagian besar website pemkab

    bantul saat ini masih berada dalam tahap persiapan dan sebagian kecil lainnya berada

    dalaam tahap pematangan sehingga masih perlu dikembangkan dan disempurnakan.4. Jenis interaksi dengan pengguna masih bersifat searah, misal download.

    5. Belum adanya fitur layanan terintregasi antar sistem secara online.

    6. Memiliki sistem informasi public sejumlah 15 sistem informasi.

    - Sistem pengendalian Lingkungan

    - Situs Pemerintahan www.bantulkab.go.id.

    - Situs www.bantulbiz.com

    - Situs www.bantulcraft.com

    - perijinan.bantulkab.go.id

    - kewilayahan.bantulkab.go.id

    - potensiwisata.bantulkab.go.id

    - hukum.bantulkab.go.id

    - lpse.bantulkab.go.id

    http://www.bantulkab.go.id/http://www.bantulkab.go.id/http://www.bantulkab.go.id/

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    7/16

    - invesda.bantulkab.go.id

    - CPNS.bantulkab.go.id (“ON” jika ada pendaftaran PNS)

    - shbj.bantulkab.go.id (standar harga barang dan jasa)

    - warintek.bantulkab.go.id (warung informasi dan teknologi)

    - sistel.bantulkab.go.id (Sistem Informasi Pengendalian Menara Telekomunikasi )

    7. kabupaten Bantul memiliki e-mail resmi sejumlah 184 alamat e-mail yang terdiri dari

    SKPD, Kecamatan, Desa dan Puskesmas.

    8. Terdapat 24 sistem aplikasi internal SKPD di lingkungan Pemkab Bantul yang dikelola

    oleh masing-masing SKPD dan dioperasikan secara intranet atau dekstop.

    9. Masing-masing sistem aplikasi dikelola dengan menggunakan database yang terpisah

    satu sama lain.

    10. Kabupaten Bantul telah memiliki jaringan Fiber Optik di komplek Parasamya.11. Sudah dibangun infrastuktur jaringan pedidikan sebagai sentral jaringan sekolah.

    12. Kabupaten Bantul telah menyediakan hotspot ditempat pelayanan publik seperti kantor

    bupati, perpustakan daerah, 17 kecamatan, 75 kantor pemerintah desa, rumah sakit serta

    PIBT (Pusat Informasi Bisnis dan Teknologi) Gabusan.

    13. Penyediaan 3 buah Telecenter di Desa Pusat Industri dan Kerajinan yaitu Desa Santan

    pada Kerajinan Tempurung (Cumplung Aji), Museum Budaya di Desa Kebun Agung dan

    Tani serta Desa Tembi yaitu pusat Kerajinan kayu dan bambu.

    14. Pembangunan Warehouse Data dan penyediaan Hosting sebagai layanan ruang data,

    akses data dan sekaligus pusat penyimpanan data.

    Edhy menemukan permasalahan bahwa website yang telah dikembangkan belum

    terintegrasi sehingga belum terwujud sistem yang efisien dan konsisten. Sehingga dalam

    pembahasannya, Edhy memaparkan solusi yang ditawarkan untuk menangani masalah tersebut

    dengan tiga strategi pengintegrasian informasi, yaitu dengan penggunaan data kependudukan

    sebagai database master, strategi penembangan webservice, dan strategi pemodelan web service.

    Selain megacu pada penelitian Edhy (2012) yang membahas permasalahan integrasi web

    e-goverment Kabupaten Bantul, makalah ini akan membahas e-government Kabupaten Bantul

    secara meluas, mulai dari perencanaan hingga evaluasi sistem.

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    8/16

    BAB III. Dasar Teori

    A. Enterprise Achitecture

    Enterprise architecture atau lebih dikenal dengan arsitektur enterprise adalahdeskripsi dari misi stakeholder yang di dalamnya termasuk informasi,

    fungsionalitas/kegunaan, lokasi organisasi dan parameter kinerja. Arsitektur enterprise

    mengambarkan rencana untuk mengembangkan sebuah sistem atau sekumpulan sistem yang

    terintegrasi.

    Enterprise Architecture (EA) merupakan merupakan sebuah blueprint yang

    menjelaskan bagaimana elemen IT dan manajemen informasi bekerja sama sebagai satu

    kesatuan. Dalam pengimplementasian arsitektur enterprise, oraganisasi dapat menggunakan

    framework untuk mempermudah pengembangan organisasi. Framework seperti ini akan

    menggambarkan infrastruktur yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuan dan

    visi dalam membentuk IT Governance secara baik. IT Governance adalah suatu sistem

    untuk mengarahkan dan mengontrol organisasi untuk mencapai tujuannya dengan

    menambahkan suatu IT dan proses.

    B. e-GovernmentE-government adalah penyelenggaraan pemerintahan berbasis teknologi informasi

    untuk meningkatkan kinerja pemerintahan dalam hubungannya dengan masyarakat,

    komunitas bisnis dan kelompok terkait lainnya menuju good government (World Bank,

    2001). Tujuan utamanya adalah untuk memberikan kepuasan yang terbaik kepada pengguna

    jasa atau untuk memberikan kepuasan maksimal. World Bank (WB, 2000)

    Strategi pengembangan E-Government disusun dengan pendekatan perencanaan

    strategis yang bersifat luwes dan dinamis. Dengan pendekatan perencanaan strategis maka partisipasi stakeholders (masyarakat dunia usaha dan perguruan tinggi) diperlukan untuk

    meningkatkan rencana pengembangan ini.

    Menurut Seifert dan Bonham (2003) ada empat tipe penerapan E-Government:

    1. Government to Citizens

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    9/16

    Tipe G-to-C ini merupakan aplikasi E-Government yang paling umum, yaitu di

    mana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio teknologi

    informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan

    masyarakat (rakyat).

    2. Government to Business

    Salah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah membentuk sebuah

    lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonomian sebuah negara dapat

    berjalan sebagaimana mestinya.Tipe G-to-B ini merupakan aplikasi E-

    Government untuk berinteraksi dengan pelaku bisnis di daerah tersebut.

    3. Government to Government

    adanya kebutuhan komunikasi internal antar instansi pemerintahan secara lebih

    intens dari hari ke hari, juga mendorong pemanfaatan e-goverment di lingkungan pemerintahan itu sendiri.

    4. Government to Employees

    Aplikasi E-Government juga diperuntukkan untuk meningkatkan kinerja dan

    kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan pemerintahan yang bekerja di

    sejumlah institusi sebagai pelayanan masyarakat.

    .

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    10/16

    BAB IV. Sistem yang diusulkan

    A. Sistem Ideal1. Keterpaduan/sinergi

    Pengembangan e-gov harus mampu mengintegrasikan seluruh informasi yang ada di pemerintahan sehingga mampu membantu pengambilan keputusan secara efektif.

    2. Keamanan

    Pengembangan e-gov harus mampu menjamin keamanan dan kerahasiaan data sesuai

    dengan undang-undang

    3. Kehandalan

    Layanan e-gov harus selalu tersedia sesuai dengan tingkat pelayanan yang dibutuhkan.

    4. Fleksibilitas

    Pengembangan e-gov harus dilakukan secara berkelanjutan menyesuaikan perubahan-

    perubahan yang ada.

    5. Kesetaraan hak akses

    Layanan e-gov harus menyediakan kesetaraan hak akses terhadap informasi

    kepemerintahan yang bersifat umum sehingga tidak terjadi kesenjangan hak akses pada

    masyarakat tertentu.

    B. Solusi yang ditawarkan1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

    Dalam e-gov, teknologi informasi hanyalah sebuah alat yang membutuhkan

    keahlian manusia dan budaya kerja yang memadai untuk dapat berjalan dengan

    maksimal. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan melalui

    pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan yang dilakukan secara internal maupun

    eksternal. Sistem e-gov harus dikenalkan kepada masyarakat agar dapat dirasakan secara

    langsung kebermanfaatannya dan dilakukan evaluasi untuk pengembangan selajutnya.2. Penggunaan Framework Arsitektrur Enterprise

    Untuk mencapai sistem yang terintegrasi diperlukan perencanaan yang matang.

    Pengembangan e-gov yang ideal perlu menerapkan arsitektur enterprise untuk dapat

    menyusun strategi dan menjalankannya secara optimal.

    3. Menggunakan Database Kependudukan sebagai database induk

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    11/16

    Database kepependudukan telah dikembangkan oleh Kemendagri melalui

    program e-KTP. Database tersebut telah memuat data standar yang diperlukan dalam

    berbagai keperluan kepemerintahan. Agar tercapai akurasi data yang sama, database

    kependudukan dijadikan sebagai master database yang diacu oleh aplikasi-aplikasi dalam

    e-gov. Perubahan yang terjadi pada master database akan secara otomatis terupdate pada

    tiap-tiap aplikasi secara periodik sehingga konsistensi data tetap terjaga.

    4. Memanfaatkan web service untuk menjamin interoperabilitas

    Pengembangan aplikasi-aplikasi dalam e-gov dilakukan dengan memanfaatkan

    webservice untuk dapat menyeragamkan akses dan pengelolaan database yang sama pada

    setiap aplikasi. Web service pada e-gov menyediakan fungsi remote untuk mengambil

    data pada satu atau sekelompok atribut. Dengan menggunakan web service, setiap

    aplikasi memiliki sumberdaya informasi yang dapat diakses oleh aplikasi lain yangmembutuhkan. Untuk menjaga keamanan data dan fungsi-fungsi dari akses ilegal, proses

    eksekusi dilakukan secara tidak langsung melalui parameter URI yang diterjemahkan

    dahulu ke daftar nama fungsi yang bersifat internal. Pengembangan aplikasi baru dapat

    dilakukan dengan lebih mudah dengan menggunakan fungsi-fungsi yang telah disediakan

    web service sehingga meningkatkan fleksibilitas pengembangan e-gov.

    5. Sebaiknya sistem aplikasi dikelompokkan berdasarkan orientasi fungsi layanan dan sifat

    fungsi sistem aplikasi tersebut. sehingga sistem aplikasi dikelompokkan dalam 3 (tiga)

    kelompok sebagai berikut:

    a. Kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya langsung memberikan

    pelayanan kepada penggunanya (aplikasi front office).

    b. Kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya lebih banyak ditujukan untuk

    memberikan bantuan pekerjaan yang bersifat administrasi kepemerintahan, serta

    fungsi-fungsi kedinasan dan kelembagaan (aplikasi back office).

    c. Kelompok sistem aplikasi yang fungsi layanannya bersifat mendasar dan umum,

    diperlukan oleh setiap pengguna, atau setiap sistem aplikasi lain yang lebih

    spesifik.

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    12/16

    BAB V. Pembahasan

    e-goverment merupakan program yang menjadi salah satu fokus pembagunan di

    Kabupaten Bantul. E-government yang telah dikembangkan Kabupaten Bantul saat ini memiliki

    permasalahan dalam integrasi sistem informasinya. Kebutuhan integrasi sistem informasitersebut dapat dijawab oleh paradigma dalam merencanakan, merancang, dan mengelola sistem

    informasi yang disebut dengan Arsitektur Enterprise. Arsitektur enterprise adalah sebuah

    pendekatan logis, komprehensif, dan holistic untuk merancang dan mengimplementasikan sistem

    dan komponen secara bersamaan.

    Terdapat berbagai macam dan metode yang biasa digunakan dalam perancangan

    arsitektur enterprise diantaranya adalah Zachman framework, TOGAF ADM, EAPdan lain –

    lain.Dari sekian framework EA diatas, memiliki perbedaan pada konten dan target audience.

    TOGAF lebih menekankan pada detail proses pembuatan EA, tetapi kurang detail pada model

    aktualnya. DoDAF menekankan pada model dan metamodel, sehingga tidak ada konsensus

    mengenai ketepatan konten dari masing-masing frameworks EA, sehingga perlu dilakukan

    proses klasifikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan pada lingkungan pengguna yang berbeda.

    Zachman lebih menekankan pada klasifikasi deliveriables dari EA dan merupakan tool untuk

    perencanaan.

    Perbandingan yang sudah dilakukan pada penelitian sebelumnya didapatkan bahwa

    TOGAF ADM merupakan sebuah metode yang kompleks yang bisa memenuhi seluruhkebutuhan pengembangan EA yaitu sebesar 92% (Yunis, dan Surendro, 2009). TOGAF ADM

    juga komplek dan bisa digunakan berdasarkan kebutuhan organisasi. TOGAF ADM juga

    merupakan metode yang umum, sehingga jika diperlukan pada prakteknya TOGAF ADM dapat

    disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tertentu, misalnya digabungkan dengan framework yang

    lain sehingga TOGAF ADM menghasilkan arsitektur yang spesifik terhadap organisasi

    (Setiawan, 2009).

    Solusi yang ditawarkan pada bab sebelumnya dapat diimplementasikan dalam tahapan-

    tahapan yang telah disediakan pada framework TOGAF sebagai berikut:

    a. Preliminary Framework and Principles

    Merupakan fase persiapan yang bertujuan untuk mengkonfirmasi komitmen dari

    stakeholder, penentuan framework dan metodologi detil yang akan digunakan pada

    pengembangan EA.

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    13/16

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    14/16

    mempertimbangkan alternatif- alternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi.

    Teknik yang digunakan meliputi Environment and Location Diagram , Network

    Computing Diagram , dan lainnya. Untuk menjamin interoperabilitas digunakan teknologi

    web service.

    f. Opportunities and Solution

    Pada tahapan ini lebih menekan pada manfaat yang diperoleh dari arsitektur

    enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur

    teknologi, sehingga menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan

    arsitektur yang akan diimplementasikan. Untuk memodelkan tahapan ini dalam

    rancangan bisa menggunakan teknik Project Context Diagram dan Benefit Diagram .

    g. Migration Planning

    Pada tahapan ini akan dilakukan penilaian dalam menentukan rencana migrasi darisuatu sistem informasi. Biasanya pada tahapan ini untuk pemodelannya menggunakaan

    matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam

    organisasi terhadap impelemtasi sistem informasi.

    h. Implementation Governance

    Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola implementasi yang sudah

    dilakukan, tatakelola yang dilakukan meliputi tatakelola organisasi, tatakelola teknologi

    informasi, dan tatakelola arsitektur. Pemetaaan dari tahapan ini bisa juga dipadukan

    dengan framework yang digunakan untuk tatakelola seperti COBITS dari IT Governance

    Institute (ITGI) (Open Group , 2009).

    i. Arcitecture Change Management

    Menetapkan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang baru dengan cara

    melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan

    organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan apakah akan dilakukan

    siklus pengembangan arsitektur enterprise berikutnya.

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    15/16

    BAB VI. Kesimpulan

    Kabupaten Bantul telah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan e-gov dengan

    memiliki berbagai sistem aplikasi internal dan website, namun pengembangannya masih kurangoptimal karena database dan pengelolaan masih dilakukan secara terpisah, infrastruktur belum

    menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dan kurangnya skill sumberdaya manusia untuk

    mengelola e-gov. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan pengembangan kualitas

    sumber daya manusia melalui pendidikan formal atau pelatihan-pelatihan, pengembangan sistem

    enterprise dengan menggunakan framework arsitektur enterprise, penggunaan database yang

    tersentral, pemanfaatan web service, serta pengelompokan aplikasi berdasarkan orientasi dan

    sifat fungsi sistem masing-masing.

  • 8/19/2019 Analisis E-Gov Bantul

    16/16

    Daftar Pustaka

    Bernard S.A. (2004). An Introduction to Enterprise Architecture . Authorhouse, Bloomington,

    Indiana

    Osvalds, G. (2001). Definition of Enterprise ArchitectureCentric Models for The Systems

    Engineers, TASC Inc.

    Zachman, J.A., A Framework forInformation Systems Architecture, IBMSystems Journal vol.

    26, no. 3, pp. 276 – 292, 1987

    Rencana strategis KPDT Bantul Tahun 2011-2015

    Yunis, R., Surendro, K., Panjaitan, E. (2009). Pemanfaatan TOGAF ADM Untuk Perancangan

    Model Enterprise Architecture, Jurnal Informatika Komputer . Budi, Setiawan, E. (2009). Pemilihan EA Framework, Prosiding SNATI , ISSN : 1907-5022,

    (UII, Yogyakarta), B114-B119.