Upload
trinhkhuong
View
240
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
RECA CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Panggilan beribadah Pengkhotbah
Votum Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan Liturgos & JemaatPujian Pengakuan Dosa Liturgos & JemaatDoa Pengakuan Dosa Secara Pribadi JemaatDoa Pengakuan Dosa LiturgosBerita Anugerah LiturgosPetunjuk Hidup baru Liturgos & JemaatPujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Liturgos & JemaatPujian Syukur 1 Liturgos & JemaatPujian Syukur 2 Liturgos & JemaatPengakuan Iman Liturgos & JemaatPujian Liturgos & JemaatDoa Firman Tuhan PengkhotbahKhotbah Pengkhotbah
Persembahan Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat Petugas DoaPengumuman & Seri Pembinaan PengkhotbahDoxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Pengkhotbah
Doa berkat PengkhotbahAmin / “Thank You Lord” PengkhotbahTheme Song “Jesus At The Center“ Pengkhotbah
Susunan Liturgi Ibadah Minggu
Hamba Tuhan RECGEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.MTelp : 0815 5055 985Email: [email protected]
GEMBALA BAVARIAN
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected]
2
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.ATelp : 0812 3378 0070Email: [email protected]
eMAGZ
Khotbah Minggu | #TEACHING
Teks ini merupakan salah satu bagian Alkitab yang paling ter-
kenal. Sayangnya, teks yang paling akrab di telinga kita seringkali just-ru menjadi teks yang biasa saja. Kita tidak tertantang untuk menyelidik-inya lagi secara lebih cermat. Tidak heran, keindahan dari teks tersebut dengan mudah terlewatkan.
Sebelum mengupas masing-masing bagian dari teks ini secara lebih detil, ada beberapa poin pengantar yang perlu untuk dipelajari terlebih dahu-
lu. Hal pertama adalah konteks. Po-sisi Matius 5:13-16 cukup menarik untuk diperhatikan. Teks ini mun-cul sesudah Tuhan Yesus membic-arakan tentang penganiayaan (5:10-12). Dengan kata lain, situasi yang sedang dipikirkan bukanlah situ-asi yang mudah dan nyaman. Ada resiko yang menanti.
Teks ini sekaligus diletakkan sebe-lum Tuhan Yesus menuntut agar kesalehan kita melebihi legalisme orang-orang Farisi terhadap Taurat
Garam dan Terang dunia(Matius 5:13-16) Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
3
(5:17-20; ayat 20 “hidup keagamaan” = kesalehan).
Posisi semacam ini menyiratkan bahwa kehidupan kita akan sela-lu dipantau oleh orang lain dan dibandingkan dengan kepercayaan yang lain. Kita tidak hanya diperin-tahkan untuk menyamai, melainkan melebihi mereka di dalam kesale-han. Ini bukan tugas yang mudah.Jika di tengah situasi yang mudah dan nyaman saja orang-orang Kris-ten seringkali gagal memainkan peran sebagai garam dan terang, bagaimana jika kita dituntut untuk menunjukkan itu di tengah-tengah penganiayaan dan tekanan? Mam-pukah kita menyediakan teladan konkrit dari kekristenan melalui ke-hidupan kita di tengah dunia?
Hal kedua yang tidak boleh dilupa-kan adalah relevansi. Metafora ga-ram dan terang menyiratkan sesuatu yang terus-menerus diperlukan. Beberapa literatur Yahudi kuno menyatakan secara eksplisit bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa garam (dan terang). Ini bukan ten-tang barang atau benda yang hanya diperlukan setiap bulan atau setiap tahun. Ini bukan hanya diperlukan
oleh segelintir orang di budaya ter-tentu. Setiap hari orang membutuh-kan garam untuk memasak. Setiap hari orang membutuhkan terang pada waktu malam hari. Jadi, wa-laupun konteks spesifik yang sedang dipikirkan adalah penganiayaan dan tekanan, peranan sebagai garam dan terang berlaku secara universal dan permanen. Di manapun dan kapan-pun peranan kita akan selalu rele-van.
Hal terakhir adalah identitas. Kita sering mendengar banyak orang Kristen mengatakan: “kita harus menjadi garam dan terang dunia”. Ungkapan seperti ini ternyata ti-dak sepenuhnya tepat. Tuhan Ye-sus mengajarkan bahwa kita adalah garam dan terang. Ini lebih tentang identitas kita di tengah-tengah dun-ia, bukan sekadar peranan. Peranan justru muncul dari identitas. Perso-alan di dunia bukan terjadi karena tidak ada garam atau terang, teta-pi karena garam itu telah menjadi tawar dan terang itu telah ditutupi oleh gantang.
Poin ini dipertegas dengan pemu-nculan kata ganti orang hymeis se-
eMAGZ
Khotbah Minggu | #TEACHING
4
bagai subjek eksplisit. Se-cara hurufiah struktur
kalimat hymeis este berarti “kalian, kalian adalah” (pengulangan sub-jek). Makna yang tersirat adalah “kalian, bukan yang lain”. Sebagai pengikut Kristus dan warga kerajaan Allah, kita berbeda dengan orang-orang dunia. Kita memiliki identi-tas khusus. Berdasarkan identitas itulah kita memainkan peranan di dalam dunia ini.
Garam dunia (ayat 13)
Sebagian orang telah melakukan kesalahan anakronisme, yaitu me-mahami sesuatu yang kuno dari perspektif yang lebih modern. Mer-eka memahami metafora garam ini berdasarkan beragam fungsi garam pada zaman modern. Hal ini jelas tidak dibenarkan.
Kita sebaiknya melihat fungsi ga-ram di teks ini sesuai dengan budaya kuno pada waktu itu. Orang-orang Yahudi biasanya menggunakan ga-ram untuk dua keperluan: men-gawetkan dan memberi rasa pada makanan. Jika ini benar, maka dunia diasumsikan sedang berada dalam
keadaan yang mendekati kebusukan dan ketawaran. Kejahatan ada di ma-na-mana. Ketidakpedulian meraja-lela. Di tengah situasi semacam ini, kita terpanggil untuk menunjukkan jati diri kita. Kita mempertahank-an apa yang baik dan mencegahnya dari kebusukan. Kita memberi rasa enak pada dunia ini melalui kesale-han hidup kita yang sudah ditrans-formasi oleh kuasa Injil Yesus Kris-tus.
Kita tidak dituntut untuk meng-hasilkan rasa asin bagi diri kita sendiri. Sebagai garam, kita sudah asin. Identitas di dalam Kristus ada-lah sumber rasa asin kita. Kita ha-nya perlu berbagi rasa asin kepada dunia sambil menjaga diri sendiri agar tetap asin.
eMAGZ
Khotbah Minggu | #TEACHING
5
Kegagalan melakukan peranan ini adalah sebuah
tragedi yang fatal. Istilah “menjadi tawar” (mōranthē) secara hurufi-ah berarti “menjadi bodoh,” karena kata dasar mōrainō memang men-gandung arti “menjadi atau menun-jukkan diri bodoh” (1 Kor 1:20; Rm 1:22). Adalah sebuah kebodohan apabila sebuah benda disebut garam tetapi benda itu tidak memiliki rasa asin di dalamnya.
Bagi orang modern di berbagai bela-han dunia yang teknologinya sudah sedemikian maju, metafora garam di ayat ini mungkin membingung-kan. Kita terbiasa dengan produk garam yang seluruh bagiannya dapat dilarutkan dalam air atau kuah. Ti-dak ada yang tertinggal sedikitpun.
Untuk memahami metafora ini, kita perlu membayangkan garam kuno, terutama di dalam budaya Yahudi. Mereka biasanya mengambil garam dari Laut Mati. Garam tersebut ti-dak murni, karena tercampur den-gan berbagai mineral atau zat lain. Pada saat dilarutkan ke dalam air pada waktu memasak, bagian yang mengandung garam (sodium klori-
da) seringkali larut terlebih dahulu, sehingga hanya tersisa zat atau min-eral lainnya. Jika ini yang terjadi, semua sisa mineral itu sudah tidak berguna lagi. Sisa itu akan dibuang ke tengah jalan dan diinjak-injak orang.
Begitu pula dengan orang-orang Kristen yang gagal memainkan per-anan sebagai garam dunia. Mereka bukan hanya menjadi “tidak ber-guna,” melainkan diremehkan oleh dunia. Kita akan dipermalukan. Itu terjadi karena kita sendiri telah membuat diri terlihat bodoh (men-jadi tawar).
Terang dunia (ayat 14-16)
Metafora ini sepintas membingung-kan. Dalam injil yang lain disebut-kan bahwa terang dunia adalah Ye-sus Kristus sendiri (Yoh 8:12; 9:5; 12:35), bukan para pengikutnya. Untuk menjelaskan persoalan ini kita perlu mengingat bahwa meta-fora yang sama dapat digunakan dengan maksud yang berbeda-be-da. Misalnya, baik Yesus maupun Iblis sama-sama perlu digambarkan sebagai singa (1 Pet 5:8; Why 5:5).
6
eMAGZ
Khotbah Minggu | #TEACHING
Solusi lain adalah meman-dang para pengikut Kris-
tus sebagai cerminan terang Kris-tus. Kita adalah “terang di dalam Tuhan” (Ef 5:8). Kita adalah terang yang lebih kecil yang berguna untuk menuntun orang lain menuju pada terang sesungguhnya yang lebih be-sar. Sama seperti Yohanes Pembap-tis, kita hanyalah pelita yang semen-tara (Yoh 5:35) yang mengarahkan orang pada Kristus sebagai terang dunia.
Sebagai terang dunia, kita terpang-gil untuk memainkan peranan di tengah kegelapan dunia. Meminjam ungkapan Paulus, identitas sebagai terang dimaksudkan: “supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, se-bagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang ses-at ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bin-tang di dunia” (Flp 2:15). Kegelapan dunia bukan untuk diratapi dan di-doakan saja. Kita terpanggil untuk mengalahkan kegelapan melalui ke-salehan.
Sebagian penafsir Alkitab men-gaitkan “terang dunia” ini dengan ajaran masyarakat Qumran pada zaman Tuhan Yesus. Mereka juga menyebut diri sebagai anak-anak terang. Perbedaannya, mereka ting-gal menyendiri dan terpisah dari dunia. Kesalehan mereka hanya ter-lihat di gua-gua Qumran. Tidak de-mikian dengan para pengikut Tuhan Yesus. Mereka dituntut untuk tetap hidup di dalam dunia yang gelap. Justru di tengah kegelapan inilah keberadaan mereka menjadi lebih disorot dan bermanfaat. Kita adalah terang dunia.
Peranan ini tidak sulit untuk dilaku-kan apabila kita hidup seturut iden-titas kita di dalam Kristus. Kita diibaratkan sebuah kota yang ada di puncak bukit (ayat 14). Kota ini dipenuhi oleh pelita di malam hari. Dengan posisi seperti ini tidak mun-gkin kota tersebut tidak terlihat oleh yang lain.
Hanya kebodohan yang membuat kota itu tidak terlihat, yaitu apabi-la orang menyalakan pelita, tetapi lantas menutupi pelita itu dengan gantang (ayat 15). Gantang (modi-
7
eMAGZ
Khotbah Minggu | #TEACHING
os) adalah sejenis tempayan untuk mengukur biji-bijian. Satu gantang rata-rata setara dengan 8,75 liter. Jika ini yang terjadi,
rumah tetap dalam keadaan gelap. Jika tiap rumah seperti ini, kota yang di puncak bukit pun akan tidak terlihat. Dengan kata lain, hanya kebodo-han kita sendiri yang membuat dunia tidak dapat melihat terang dalam kehidupan kita. Sama seperti garam yang menjadi bodoh (tawar), demiki-an pula kita telah bertindak konyol apabila kita secara sengaja menutupi terang Kristus dalam kehidupan kita.
Sebaliknya, apabila kita menunjukkan terang itu, yaitu melalui perbuatan baik kita, Bapa di surga akan dipermuliakan (ayat 16), bukan diperma-lukan. Orang akan tahu bahwa kita adalah anak-anak Allah (5:9). Orang akan didorong untuk datang kepada Bapa. Walaupun Bapa berada di sur-ga (ayat 16 “Bapamu yang di surga”), tetapi keberadaan Bapa akan terli-hat jelas melalui kesalehan kita di dunia. Pendeknya, perbuatan baik kita dapat menjadi jembatan bagi orang lain untuk datang kepada Allah (1 Pet 2:11-12; 3:1-2). Soli Deo Gloria.
8
eMAGZ
Khotbah Minggu | #TEACHING
POKOK DOA SYAFAAT
9
eMAGZ
Pokok Doa Syafaat | #TEACHING
1. Doakan untuk pembinaan Mahasiswa Papua di surabaya.•Doakan agar mereka dapat beradaptasi dengan tempat tinggal
baru•Doakah agar mereka mengalami pembaharuan rohani selama
studi di Surabaya•Doakan agar mereka terhindar dari berbagai pergaulan buruk
yang merusak•Doakan agar gereja kita berkontribusi di dalam pembinaan
mahasiswa Papua
2. Doakan untuk Anak-anak remaja di GKRI Exodus•Doakan agar mereka dapat menghadapi berbagai pergumulan
remaja dengan baik•Doakan agar orang tua dapat menjadi teladan yang baik bagi
anak-anak•Doakan agar komunitas remaja di gereja dapat menjadi komu-
nitas yang efektif bagi para remaja.
KATEKISMUS WESTMINSTER
10
eMAGZ
Katekismus Westminster | #TEACHING
Pertanyaan 79:
Mungkinkah orang-orang percaya yang sejati mendapat kepastian yang tidak mungkin keliru mengenai kedudukan mereka sebagai orang yang telah beroleh rahmat, dan mengenai ketekunan mereka, sehingga mereka meraih keselamatan?
Jawaban :
Mereka yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus dan yang berikhtiar untuk hidup di hadirat-Nya dengan hati nurani yang murni, bisa mendapat kepastian yang tidak mungkin keliru mengenai kedudukan mereka se-bagai orang yang telah beroleh rahmat, danmengenai ketekunan mereka sehingga mereka meraih keselamatan, walaupun mereka tidak menerima wahyu khusus tentangnya. Mereka mendapat kepastian itu melalui iman yang berdasarkan kebenaran janji-janji Allah, dan karena Roh membuat mereka mampu melihat dalam diri mereka sendiri karunia-karunia yang terikat dengan janji-janji kehidupan, dan bersaksi bersama-sama dengan mereka bahwa mereka adalah anak-anak Allah.
a. Yoh 2:3. b. 1Yo 5:13. c. 1Ko 2:12; 1Yo 3:14, 18-19, 21, 24; 4:13, 16; Ibr 6:11-12. d. Rom 8:16.
11
eMAGZ
All About Marriage | #CARE
Apa yang anda harapkan?Menebus Realitas Pernikahan | Seseorang yang terpercaya
Saya menganggap remeh keper-cayaan. Saya dan Luella saling
menyukai; kami sepertinya dapat berjalan bersama dengan baik, se-hingga sepertinya kepercayaan bu-kanlah masalahnya. Saya tidak me-nilai tindakan, reaksi, perkataan, dan respon saya dari sudut pandang manfaat bagaimana itu akan mem-bangun atau melemahkan keper-cayaan Luella terhadap saya. Aki-batnya, saya melakukan hal-hal yang merusak kepercayaan, dan ti-dak menyadarinya.
KEPERCAYAAN: PROYEK PEMBANGUNAN PERNIKA-HAN
Tinggal bersama dalam satu rumah dalam kehidupan pernikahan akan membongkar diri Anda. Ini berar-ti bahwa pasangan Anda akan me-lihat diri Anda yang sesungguhnya. Inilah sebabnya begitu penting un-tuk tidak menganggap remeh ke-percayaan.
Membangun kepercayaan di an-tara kalian dimulai secara vertikal
12
eMAGZ
All About Marriage | #CARE
sebelum dimulai secara horizontal. Ketika Anda
melakukan hal itu, Anda menem-patkan semua risikonya di tangan Allah, dan Anda tahu bahkan jika-lau pasangan Anda mengecewakan Anda, Allah tidak. Karena keyak-inan Anda di dalam Allah, Anda dapat mendekati pasangan Anda dan tidak takut karena, Anda ti-dak mendapatkan identitas, tujuan hidup, dan kebahagiaan Anda dari dia. Anda mendapatkannya dari Al-lah, dan karena Anda memercayai Dia, Anda akan membangun keper-cayaan dengan pasangan Anda.
Berterusteranglah
Komunikasi yang terus terang, jelas, dan transparan yang tanpa manip-ulasi, penipuan, arti yang tersem-bunyi merupakan hal yang esen-sial untuk membangun hubungan kepercayaan. Pasangan Anda tidak boleh ragu dan bertanya-tanya apa-kah perkataan Anda sesuai dengan maksud Anda. Anda mengatakan sesuatu kepada pasangan Anda bu-kan karena Anda menginginkan se-suatu dari dia tetapi karena Anda ingin memberikan sesuatu untuk
dia. Apakah komunikasi Anda be-bas dari agenda tersembunyi, dan didorong oleh kebutuhan dari pas-angan Anda?
Tepati Janji Anda
Semudah itu. Apakah Anda serius terhadap janji Anda, meskipun ke-tika janji-janji itu kecil, dan apakah Anda berusaha sekuat tenaga untuk menepatinya?
Hadapilah Kesalahan Anda
Pembenaran diri dan pembelaan diri tidak mendorong kepercayaan. Kemudahan untuk didekati dengan rendah hatilah yang mendorongn-ya. Benar-benar semudah itu. Apa-
13
eMAGZ
All About Marriage | #CARE
kah Anda dengan cepat mengakui kesalahan-kes-
alahan Anda dan mencari pengam-punan?
Perhatikan Pasangan Anda
Anda cenderung merasa aman bergerak kepada seseorang yang tel-ah menunjukkan dengan berbagai cara bahwa dia benar-benar me-mikirkan tentang Anda, memper-hatikan kesejahteraan Anda, dan mencari cara-cara untuk memper-hatikan Anda. Ingat, panggilan uta-ma dari kerajaan Allah adalah pang-gilan untuk mengasihi; kasihi Allah di atas segala sesuatu dan kasihi ses-amamu seperti dirimu sendiri. Se-berapa baik kalian saling memper-hatikan?
Tidak Menumpuk Kemarahan
Komitmen untuk tidak menimbun kemarahan menyatakan bahwa pas-angan Anda menanggapi dengan serius, memberi tahu Anda bahwa hubungan itu penting bagi pasangan Anda, dan memberi tahu Anda bah-wa pasanganmu rela untuk menguji dirinya atas dasar kasihnya kepada
Anda. Hal ini meyakinkan Anda bahwa Anda dapat mendekati pas-angan Anda dan tidak takut akan apa yang akan terjadi ketika Anda memercayakan dirinya ke dalam pemeliharaannya. Apakah Anda dengan cepat menghadapi kesala-han-kesalahan dan dengan cepat menyelesaikan perbedaan-perbe-daan Anda?
Ingat Bahwa Kepercayaan Ada-lah Perang
“Perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, keden-gkian” (Gal 5:19-21), semua hal ini terlalu alamiah bagi kita. Jauhilah hal-hal ini, tempuhlah jalan yang baru dan lebih baik ini, “kasih, su-kacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23).
Mengakui peperangan di antara dua daftar ini menghasilkan kebutuhan yang dalam akan pertolongan Allah di dalam Anda. Ini mengakibatkan Anda menjangkau anugerah yang hanya dapat Dia berikan. Apakah
Anda merespon pasangan Anda atas dasar perasaan
kebutuhan dari hati Anda sendiri?
KEPERCAYAAN: PELINDUN-GAN INTERN
Kepercayaan tidak hanya perlu dibangun, tetapi perlu dilindun-gi. Bagaimana caranya? Pertama, Anda perlu berkomitmen untuk berbicara, berbicara, dan berbicara. Komitmen untuk berkomunikasi memberi tahu pasangan Anda bah-wa Anda mengasihi dia, memper-hatikan hubungan Anda dengan se-rius, dan Anda berkomitmen untuk menjadi terbuka untuk menguji diri Anda dan rela untuk berubah.
Kedua, Anda harus terus menden-gar. Jauh lebih mudah untuk bic-ara daripada mendengarkan. Men-dengarkan merupakan komitmen aktif. Untuk dapat mendengarkan pasangan Anda dengan baik, Anda harus memerangi diri Anda, ke-cenderungan Anda untuk membuat alasan atas apa yang telah Anda kerjakan, dan keahlian Anda dalam melempar kesalahan. Mendengar-kan merupakan sesuatu yang harus
Anda perjuangkan untuk dikerja-kan.
KEPERCAYAAN: MEMULIH-KAN APA YANG RUSAK
Inilah beberapa langkah yang vital.
1) Mengakui Kebutuhan Anda
Kejujuran dalam mengakui apa yang sudah rusak merupakan langkah pertama untuk membangun kem-bali pernikahan.
2) Dapatkan Pertolongan
Ketika kepercayaan rusak, Anda perlu menjangkau pertolongan. Anda membutuhkan seseorang yang menganggap Anda dapat di-andalkan dengan komitmen Anda untuk berubah.
3) Jangan Menyerah
Ketika pengharapan Anda memu-dar sangat mudah memiliki keingi-nan untuk melarikan diri dan men-jadi pengecut. Jangan menyerah! Marahlah! Bukan kepada pasangan
eMAGZ
All About Marriage | #CARE
14
Anda tetapi kepada dosa, kelemahan, dan kegaga-
lan yang telah merusak kesatuan kalian.
4) Berani Mengambil Risiko
Memulihkan kepercayaan berarti Anda harus rela mengambil risiko lagi. Anda tidak dapat memiliki hubungan tanpa menjadi rentan, dan Anda tidak akan dapat menjadi rentan tanpa mengambil risiko. Jan-gan katakan, “Aku sudah mengam-bil risiko sekali dan itu tidak akan terjadi lagi,” melainkan terlibatlah dalam pemulihan kepercayaan di antara kalian.
5) Melangkah Mundur Lagi
Anda harus yakin bahwa pros-es membangun kepercayaan tidak akan berjalan sempurna. Akan ada saat-saat kegagalan, kekecewaan di sepanjang jalan, sehingga Anda berpikir bahwa kalian tidak akan pernah memiliki kepercayaan di antara kalian lagi. Anda perlu mun-dur, menghadapi kegagalan dengan kejujuran dan anugerah, dan me-neruskan untuk melakukan hal-hal
baik yang telah Anda kerjakan un-tuk memulihkan apa yang sudah rusak.
6) Mengingat Yesus
Ketika Anda sedang bekerja untuk membangun kembali kepercayaan, Anda butuh untuk meletakkan pengharapan Anda bukan pada sua-mi atau istri Anda tetapi pada Tuhan Yesus, Pribadi Ketiga dalam per-nikahan kalian. Dia tahu apa yang sedang Anda lalui, dan Dia satu-sa-tunya yang siap dan dapat member-ikan anugerah yang Anda perlukan.Kepercayaan adalah hal yang in-dah ketika menjadi perekat yang menopang suami dan istri bersa-ma-sama, dan merupakan hal yang menyedihkan ketika hal ini menja-di sesuatu yang memisahkan mere-ka. Jangan rela untuk hidup dengan kepercayaan yang terserak. Tuhan Anda mengusahakan proses pemu-lihan dan siap untuk menolong Anda.Ringkasan Bagian Komitmen 3, Bab 10, dari buku:What Did You Expect? Redeeming the Realities of Marriage – Paul Da-vid Tripp. ~ bersambung ~
eMAGZ
All About Marriage | #CARE
15
eMAGZ
Bagaimana menyikapi orang yg agnost ik terhadap Agama?|#QandA
Pertanyaan ini semakin sering ter-dengar. Saya sendiri berkali-kali
menemui orang agnostis. Golongan agnostik merasa bahwa kebenaran yang pasti sukar (atau mustahil) un-tuk ditemukan. Karena kepastian itu sulit untuk dicapai, mereka memi-lih untuk bersikap acuh tak acuh. Bagaimana seharusnya kita men-yikapi mereka?
Pertama-tama kita perlu mengapre-siasi pandangan mereka. Semakin kita menyalahkan mereka tanpa ar-
gumen atau bukti yang memadai, semakin hal itu menguatkan agnos-tisisme mereka. Memahami cara ber-pikir mereka dan tidak menghakimi pemikiran semacam itu merupakan langkah awal yang perlu ditempuh. Mereka perlu mendapatkan kesan yang tulus bahwa kita tidak meng-gampangkan persoalan. Mereka perlu merasa nyaman terhadap kita karena mereka menganggap kita ti-dak bersikap dogmatis (menilai se-gala sesuatu hanya melalui dogma atau doktrin tetapi tanpa member-
Bagaimana menyikapi orang yang Agnostik terhadap Agama?Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
16
17
eMAGZ
Bagaimana menyikapi orang yg agnost ik terhadap Agama?|#QandA
ikan argumen yang baik).
Dalam kaitan dengan hal ini, kita perlu membiasakan diri untuk ter-buka dan jujur. Kita harus mam-pu membedakan mana pernyataan dan mana alasan bagi pernyataan itu. Apabila suatu keyakinan yang kita pegang memang tidak memi-liki bukti yang mutlak, kita perlu mengakui hal itu. Yang penting bu-kanlah bukti yang mutlak (absolute proof), melainkan alasan yang me-madai (sufficient reason).
Langkah kedua yang tidak kalah penting adalah menerangkan bah-wa keyakinan tidak selalu mem-butuhkan kepastian bukti secara mutlak. Dalam banyak hal setiap orang bisa (dan harus) memper-cayai sesuatu walaupun bukti yang ada tidak 100%. Kita berani beper-gian dengan pesawat terbang tanpa tahu secara pasti apakah para petu-gas teknis di bandara benar-benar berkomitmen terhadap pekerjaan mereka. Bahkan tidak ada seorang pun di antara kita yang berasa per-lu untuk menanyakan nilai kelulu-san pilot di sekolah penerbangan-
nya. Kita juga memakan sajian di pesawat tanpa memusingkan apa-kah proses pengolahan makanan itu sudah memadai dari sisi kesehatan dan kebersihan. Contoh-contoh ini masih dapat diperpanjang tanpa ba-tas. Setiap hari kita dikondisikan untuk mempercayai sesuatu walau-pun pengetahuan kita terhadap hal itu tidak memadai. Tanpa sikap ini, kita tidak mungkin dapat menjalani kehidupan kita dengan normal. Ag-nostisisme yang konsisten (dalam setiap keadaan) dan komprehen-sif (tidak hanya menyentuh hal-hal relijius) adalah mustahil untuk dip-raktikkan dalam kehidupan nyata.Masih berhubungan dengan hal ini, langkah ketiga adalah menunjuk-kan bahwa orang agnostik sering-kali tidak bersikap agnostik terha-dap agnostisisme mereka sendiri. Maksudnya, mereka meyakini bah-wa pandangan mereka pasti benar. Mereka merasa tidak perlu mengka-ji ulang pandangan mereka maupun pandangan orang lain. Tidak jarang mereka sendiri tidak memiliki bukti yang memadai untuk membenarkan agnostisisme mereka. Pendeknya, mereka telah bersikap tidak konsis-
18
eMAGZ
Bagaimana menyikapi orang yg agnost ik terhadap Agama?|#QandA
ten.
Seorang agnostik sejati seharusnya terus-menerus mempelajari segala sesuatu, baik yang ia percayai mau-pun tolak. Apabila ia sudah merasa yakin dengan suatu pandangan, ia telah berhenti menjadi seorang ag-nostik.
Suatu ketika saya berbincang-bin-cang dengan seorang bule yang ag-nostik. Dia secara eksplisit menya-takan posisinya terhadap hal-hal relijius. Dia seorang agnostik. Den-gan lemah-lembut dan santai saya menanyakan apakah dia mengeta-hui dan meyakini bahwa pandan-gannya pasti benar. Pertanyaan ini menyodorkan dilema bagi dia. Jika dia tahu pasti dan yakin dengan pandangannya, maka agnostisisme adalah keliru. Ada kebenaran yang dapat dicapai dan diyakini secara memadai. Jika dia tidak tahu pasti dan tidak yakin dengan pandangan-nya, maka dia sepatutnya mempe-lajari alternatif-alternatif lain yang ada. Dia tidak boleh berhenti ber-pikir kritis, bahkan terhadap pan-dangannya sendiri. Jika dia tidak bisa
menyediakan bukti-bukti yang cuk-up untuk membenarkan agnostisis-menya, mengapa dia sudah mampu meyakini sikap itu? Bukankah itu menunjukkan bahwa keyakinan ti-dak selalu memerlukan bukti yang 100%?
Langkah berikutnya adalah men-gidentifikasi akar persoalan. Seo-rang yang agnostik pasti memiliki faktor atau alasan tersendiri yang membuat dia akhirnya bersikap seperti itu. Beberapa didorong oleh ketidakpercayaan mereka terhadap keberadaan Allah (atheisme). Be-berapa merasa sukar melihat rele-vansi positif dari agama-agama yang ada. Beberapa yang lain merasa ter-sandung dengan orang-orang yang relijius, misalnya para jihad yang melakukan terorisme atau orang Kristen yang munafik di tempat ker-ja. Setiap akar persoalan ini mem-butuhkan pendekatan yang khusus. Dengan kata lain, kita tidak boleh menyamaratakan semua orang ag-nostik. Agnostisisme bukanlah ala-san ultimat. Ini hanyalah akibat dari sebuah alasan yang lebih fundamen-tal. Bersambung…………...
19
eMAGZ
Doctrine Does Matter | #TEACHING
A. Anugerah
Anugerah adalah pemberian ke-pada orang yang tidak layak
menerima pemberian itu.
Ada seorang mahasiswa yang san-gat jahat yang lebih tertarik pada kejahatan dan membuat ulah bah-kan sampai mengganggu kegiatan perkuliahan. Membakar universitas dan membunuh ketua kelompok da-lam kampus tersebut. Pengacau dan pembunuh ini diadili di pengadilan dan dijatuhi hukuman mati. Di da-
lam penjara, ia terus menunjukkan sikap penuh kebencian dan dendam terhadap orang-orang yang mengu-sahakan kedamaian, ketertiban dan kebebasan. Tetapi kemudian pemer-intah memberinya pengampunan penuh dan bahkan memberinya juga tunjangan biaya hidup sebesar 10.000 dolar pertahun untuk seu-mur hidupnya. Ini adalah anugerah: pemberian yang diberikan kepada orang yang tak layak untuk meneri-manya.
P E N E B U S A N T E R B ATA S
20
eMAGZ
Doctrine Does Matter | #TEACHING
Hukuman yang sama se-benarnya terjadi pada
kita. Setiap kita telah melakukan tindakan yang jauh lebih jahat dar-ipada mahasiswa tadi – kejahatan yang kita tujukan kepada Allah – kita patut menerima hukuman yang jauh lebih berat. Allah menciptakan manusia dalam kebaikan. Tetapi kita dengan kehendak kita sendi-ri memberontak terhadap Allah. Ia meminta kita meninggalkan dosa dan nafsu kita sendiri serta kemba-li kepada-Nya. Kita menjawab per-mintaan itu dengan menghina Dia. Memang kita memiliki natur yang membenci Allah dengan amat san-gat dan membenci orang-orang lain. Yang kita inginkan adalah berada di puncak tiang dan disembah orang sedangkan Allah berada di bawahn-ya. Kita layak menerima api neraka yang kekal.
Dalam keadaan yang mengerikan seperti inilah, ketika kita masih mer-upakan orang-orang yang berdosa dan tidak bertobat, Allah mengasihi orang-orang pilihan-Nya, mengu-tus Yesus untuk mati bagi mereka, dan kemudian mengaruniakan Roh
Kudus yang menyebabkan mereka menerima pengorbanan yang telah Kristus lakukan bagi mereka. Se-bagai puncaknya, Ia menetapkan anak-anak gampang (tidak sah) itu (Ibr. 12:8) menjadi anak-anak-Nya dan untuk mewarisi kekayaan yang tak terselidiki. Ini adalah anugerah, pemberian yang diberikan kepada orang-orang yang tak layak untuk menerimanya. (Dan anugerah ini disediakan bagi siapa saja yang mau menerinya. Bila seseorang mau me-nerimanya, yang perlu ia lakukan hanya percaya kepada Kristus dan menerima anugerah ini. Ia hanya perlu meminta Kristus untuk menye-lamatkannya dari dosa-dosanya.)
Bersambung………Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer
21
eMAGZ
Sumpah Yefta|#DOYOUKNOW
(Lanjutan tgl 28 Agustus 2016)
3. Selain itu, persembahan bina-tang saja tidak akan sesuai dengan signifikansi kemenangan yang Yefta akan lakukan. Ia tidak akan hanya menjanjikan persembahan binatang kepada TUHAN. Intinya, tidak ada yang istimewa seandainya Yefta ha-nya menjanjikan binatang.
4. Dari seluruh pemunculan kata ‘kurban bakaran’ (ay. 31) yang leb-ih dari 250 kali, tidak ada satupun yang dipakai secara simbolis. Semua menunjuk pada tindakan mem-
persembahkan binatang sebagai kurban bakaran di atas altar.
5. Kisah ini sesuai dengan karak-teristik kitab Hakim-hakim. Dari segi struktur, kitab ini menunjuk-kan kualitas hakim-hakim yang dis-usun ‘downward spiral’ di hakim-hakim. Yefta, figur utama nomer dua dari akhir, ditampilkan sebagai hakim yang semakin merosot dari segi kualitas.
6. Selain itu, dari segi teologi, kisah ini mirip dengan tema kitab Hakim-hakim secara umum: setiap orang
Sumpah Yefta (Hak 11:30-31)
22
eMAGZ
Sumpah Yefta|#DOYOUKNOW
melakukan apa yang di-anggap baik oleh mereka.
Berkali-kali kitab ini menampilkan skema: menderita – bertobat - dito-long TUHAN – meninggalkan TU-HAN – menderita, dst.
7. Teks Hakim 11 secara eksplisit maupun implisit menampilkan fig-ur Yefta bukan sebagai teladan yang baik.Ia memiliki latar belakang keluarga yang kurang baik (ay. 1-2).Setelah ia diusir dari lingkungan keluarga, ia menjadi perampok (ay. 3).
Meskipun ia telah membawa ma-salah kepada TUHAN (ay. 11) dan Roh TUHAN sendiri telah mengh-inggapi dia (ay. 29), ia merasa masih perlu untuk ‘memastikan’ kemenan-gan melalui sumpahnya (ay. 30-31).Ia tidak memahami bahwa me-menuhi sumpahnya tersebut jauh lebih berdosa daripada tidak me-menuhinya. Memang sumpah ha-rus dilakukan (Bil 30:2), tetapi ada kondisi-kondisi tertentu yang bisa menjadi perkecualian. Contoh yang terkenal adalah 1Sam 14:28, 43-45.
8. Allah memang melarang persem-bahan manusia sebagai kurban ba-karan, tetapi ini bisa dipahami se-andainya seseorang pada zaman Yefta – zaman dengan pemahaman terhadap Firman TUHAN yang sangat minim – melakukan hal tersebut. Yefta menganggap tinda-kannya tersebut menghormati TU-HAN, padahal sebetulnya itu tidak dikehendaki TUHAN. Selain itu, praktek persembahan manusia se-bagai kurban bakaran adalah bagian yang sangat biasa bagi bangsa-bang-sa lain yang hidup pada waktu itu. Tidak tertutup kemungkinan Yefta juga terpengaruh oleh hal ini.
9. Peristiwa ini selanjutnya dipe-ringati oleh bangsa Israel (ay. 40). Inti peringatan tersebut bukanlah ‘keturunan Yefta yang terputus’, tetapi ‘anak perempuan Yefta’. Se-andainya ia hanya dipersembahkan sebagai pelayanan TUHAN seumur hidup di bait Allah, bangsa Israel ti-dak perlu meratapi peristiwa terse-but setiap tahun.
10. Tidak ada bukti Alkitab yang jelas bahwa perempuan yang me-layani di bait Allah harus perawan
23
eMAGZ
Sumpah Yefta|#DOYOUKNOW
(belum menikah). 1Sam 2:22 bahkan memberitahu sebaliknya.
Mengapa Tuhan berkenan dan bahkan memuji hal tersebut?
Pertama, perlu diketahui bahwa teks tidak pernah menyatakan bahwa tindakan tersebut diterima oleh TUHAN. Kemenangan yang diraih Yefta tidak bisa dijadikan bukti bahwa sumpahnya tersebut diterima TUHAN. Kemenangan tersebut merupakan respon TUHAN terhadap pertobatan bangsa Israel di Hak 10:15-16. Selain itu, TUHAN sudah memberikan roh-Nya kepada Yefta sebelum ia menyampaikan sumpah tersebut.
Kedua, Ibrani 11:32 pasti tidak bermaksud memuji apapun yang dilaku-kan Yefta. Ayat ini juga memuji Simson dan Daud. Apakah itu berarti bahwa ayat ini juga menyetujui perzinahan Daud dan ‘kebodohan’ Sim-son di tangan Delilah?
Bersambung……...NK_P
24
eMAGZ
BAB V | #MISSION
(Lanjutan tgl 28 Agustus 2016)
KONVERSI DAN GEREJA
Pentingnya para petobat melalui baptisan di masukan ke dalam gere-ja, diakui dengan jelas di Bangkok: “konversi Kristen…memperkenal-kan orang-orang ke dalam komu-nitas Kristen….konversi Kristen mengumpulkan orang-orang ke dalam komunitas penyembah, ko-munitas pengajaran dan komunitas
pelayanan kepada semua manusia.” Meskipun ada “komunitas manusia” lain memang berada di luar Kristus dan jutaan orang sedang mencar-inya pada masa kini dalam mas-yarakat Barat, yang sudah dikuasai teknologi dengan tidak adanya sen-tuhan manusia lagi, namun kita ha-rus menegaskan bahwa “persekutu-an Kristen” adalah suatu komunitas yang berbeda jenisnya. Persekutuan Kristen memiliki asal dan kualitas yang supernatural, karena melibat-
K O N V E R S I
25
eMAGZ
BAB V | #MISSION
kan persekutuan dengan Allah dan juga dengan umat-Nya. Se-buah jemaat Kristen yang memanggil orang-orang untuk ber-
tobat dan masuk menjadi anggota gereja, haruslah menunjukkan dengan jelas “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutu-an dengan Roh Kudus” (2 Kor 13:14)
KONVERSI DAN MASYARAKAT
Ketiga, kita harus menyelidiki relasi antara konversi dan tanggung jawab social. Laporan dari Seksi I Bangkok, memasukan penyataan bahwa “kon-versi seseorang selalu membawa kepada aksi sosial.” Ini sudah seharusnya dan pasti terjadi. Karena seorang yang bertobat harus bertanggung jawab kepada gereja dan dunia. Saya pikir gereja-gereja saat ini cenderung sem-pit dalam berpikir tentang gereja, sehingga membuat banyak orang Kris-ten modern berhati-hati dengan konversi dan keanggotaan gereja. Kon-versi tidak berarti harus mengutus mereka kepada dalam dunia, di mana para petobat itu masih memiliki sifat yang sama dengan dunia, demikian juga dengan orang percaya baru dengan keyakinan yang masih standar. Jika perintah Yesus yang pertama adalah “datanglah,” untuk diperlengka-pi menjadi umat-Nya, maka perintah keduanya adalah “pergilah,” artin-ya kita harus kembali ke dalam dunia tempat kita berasal sebagai utusan Kristus.
Laporan dari The Church for Others, menyinggung ketegangan ini,Pandangan Alkitab tentang konversi mengharapkan adanya gerakan gan-da, berpaling dari kepentingan kita sendiri dan mengarahkan diri kepa-da kepentingan sesama (Fil 2:3). Konversi adalah gerakan berpaling dari dunia, yaitu dari keegoisan yang tidak bisa lagi diterima. Pada saat yang sama mengarahkan diri kepada dunia, yang sekarang dilihat melalui sudut pandang pengharapan, dalam terang tujuan Allah.
26
eMAGZ
BAB V | #MISSION
Lord Michael Ramsey meringkas alternative lain dalaml salah datu penegasannya tentang pengetahuan kekal Allah yang diberi
judul “The Priest and The Politics.” Dia berkata, Saya rasa ada tiga prosedur umum yang berbeda. Memberitakan Injil pertobatan tanpa melihat sama sekali konteks sosialnya. Memberitakan Injil social yang mengabaikan ralitas pertobatan kepada Kristus. Ketika Anda memberitakan Injil per-tobatan, pastikan bahwa manusia secara utuh dengan semua relasinyalah yang dipertobatkan kepada Yesus sebagai Tuhan atas semua keberadaan dan tindakan manusia tersebut.
Bersambung.......
27
eMAGZ
Family Fel lowship | #CARE
RENUNGAN HARIAN
Senin, 5 September 2016GARAM DAN TERANG(Bacaan: Matius 3:13-16)
Beberapa tahun yang lalu, sebuah bangunan yang berisi berton-ton es habis terbakar. Carl Franke, seorang penulis, mengatakan bahwa meski di dalam bangunan tersebut terdapat ribuan galon air yang dapat me-madamkan kebakaran, tetapi air itu tidak berada dalam wujud yang dapat digunakan. Bangunan itu penuh dengan bahan-bahan yang beku! Sayan-gnya, tidak sedikit orang yang mengaku murid Kristus memiliki masalah yang serupa. Meski diberkati dengan berton-ton sumber daya yang dapat dipakai untuk bersaksi dan melayani namun tidak berfungsi. Keberadaan mereka layaknya ribuan ton beku yang tidak dapat menyelamatkan ge-dung ketika terjadi kebakaran.
Yesus di dalam teks ini mengatakan bahwa semua pengikut Kristus adalah garam dan terang. Pesan ini seharusnya membangkitkan kesadaran kita akan fungsi dan peran kita. Simbol atau kiasan yang sederhana ini memi-liki makna yang dalam dan signifikan bagi kita sebagai pengikut-pengikut Kristus. Yesus memperingatkan agar kita benar-benar menyadari fungsi dan manfaat positif serta peran kita di dalam kehidupan ini.
Allah Ingin kita menjadi garam dan terang didunia ini, marilah menja-di seperti yang Allah inginkan itu dalam kehidupan ini, menjadi sesuatu yang berarti bagi keluarga kita, orang lain, bagi jemaat atau bagi siapa saja di sekitar kita.
28
eMAGZ
Family Fel lowship | #CARE
Selasa, 6 September 2016TERUSLAH BERBUAT BAIK
(Bacaan: Galatia 6:1-4)
Sang Kancil mendengar tangisan, Ternyata setelah dilihat, ada seekor tikus yang terperangkap jatuh di lubang. “Ngapain lu di bawah?” tanya Kancil ngeledek. “Tolongin saya ‘Cil, saya gak bisa keluar dari lubang ini,” te-riak Tikus. “Tolongin aku dong cil” Tikus memelas. “Nolong kamu? Buat apa?” kata Kancil. “Ya, mungkin saja suatu hari nanti gantian, saya bisa nolongin kamu, ‘Cil” Tikus menjelaskan. “Ah, badan kau saja kecil begitu, mau belagu nolong aku segala. Tapi udahlah, sini kutolong kamu keluar dari lubang ini ... kau naik ya ke punggungku ...” kemudian Kancil turun ke lubang, dan melompat keluar dari lubang itu bersama Tikus. setelah lewat beberapa waktu gantian, sang tikus mendengar ada suara tangisan berasal dari si Kancil. “Kenape lu ‘Cil?” tanya Tikus. “Aku kena jeratnya pak Tani,” Kancil sedih. “Tuh kan, sekarang saya bisa menolong kamu ‘Cil” kata tikus. “Nolong? bagaimana bisa dengan badan sekecil itu bisa nolong aku?” Tikuspun mengerat tali yang menjebak kaki sang kancil. Seringkali kitapun berada dalam posisi yang mirip kancil, merasa diri paling kuat, paling hebat, orang lain tidak ada apa-apanya, sehingga enggan meno-long mereka
Rasul Paulus tidak ingin ada orang yang bermegah atas kejatuhan orang lain. Justru orang yang tidak jatuh karena rohaninya kuat harus mam-pu menunjukkan sikap kristiani yang penuh kasih terhadap mereka yang jatuh. Sikap kristiani itu adalah wujud kualitas kekristenan sejati. Perta-ma, ia tidak akan menghakimi saudara yang sedang jatuh, sebaliknya ia akan mengampuni dan mengangkatnya (ay.1) Kedua, ia menyadari diri juga lemah dan bisa jatuh sehingga akan selalu berjaga-jaga agar tidak jatuh (ayat 3). Dengan kesadaran seperti itu, terbangunlah sikap saling menolong di antara sesama anak Tuhan (ayat 2).
29
eMAGZ
Family Fel lowship | #CARE
Jangan pernah berhenti berbuat baik karena itulah yang Tu-han inginkan dari kita. Berikanlah yang terbaik dari apa yang
kita miliki, dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi, jangan per-nah berhenti berbuat baik.
Rabu, 7 September 2016SEPERTI KOMPAS
(Bacaan:1 Yohanes 2: 8-11)
Kompas merupakan alat yang petunjuk arah bagi jurumudi kapal, pen-daki gunung dan sebagainya. Cara kerja kompas adalah selalu menun-juk ke Kutub Utara magnetis bumi. Mengapa kompas selalu menunjuk ke Utara? Karena sifatnya yang demikian peka terhadap medan magnet, se-hingga memberi respon terhadap medan magnet yang merupakan bagian dari sifat bumi. Kompas memberi respon yang alami terhadap sifat bumi.
Demikian juga dengan seorang murid Kristus. Seorang murid Kristus mewarisi bagian dari sifat Allahnya, sehingga seharusnya memberikan respon alami terhadap Allah. Warren Wiersbe menuliskan bahwa sep-erti kompas yang dengan sendirinya menunjuk ke Utara, demikian pula anak-anak Allah hendaknya mempraktekkan kasih, sebab kasih adalah sifat Allah. Kasih itu bukanlah respon yang dipaksakan, melainkan re-spon yang wajar.
Seorang yang hidup dalam Kristus telah mengalami terlebih dahulu kasih Kristus yang mati di salib sebagai wujud kasih-Nya kepada manusia ber-dosa. Kasih yang telah dialaminya ini akan memampukannya mengasihi orang lain: keluarga, sahabat, teman, dan siapa saja. Mengasihi saudara seiman adalah bukti bahwa seseorang tinggal di dalam terang (ay.10).
30
eMAGZ
Family Fel lowship | #CARE
Kamis, 8 September 2016TINGGALKAN MANUSIA LAMA
(Bacaan: Efesus 4:17-19)
Sudah berapa lamakah saudara menjadi Kristen? mungkin sudah berta-hun-tahun atau bahkan berpuluh tahun. Sudah Namun sekedar menjadi Kristen tidaklah cukup. Yang dikehendaki Tuhan adalah orang Kristen yang telah meninggalkan kehidupan lamanya dan menjadi manusia baru.
Sebagai manusia baru sudah seharusnya kita tidak lagi mengenakan tabiat manusia lama kita, tetapi mengenakan tabiat Kristus dan hidup menurut pimpinan Roh Kudus. Jika kita jujur menilai kehidupan Kristen kita hari ini, bukankah tidak sedikit yang masih bertabiat manusia lama. Untuk bertumbuh menjadi manusia baru, maka perhatikanlah apa yang Paulus tegaskan dalam teks kita hari ini: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia, dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.
Dengan meninggalkan gaya hidup manusia lama dengan pikiran yang sia-sia dan pengertian yang gelap tanpa hubungan dengan Allah. Maka kita dapat bertumbuh menjadi manusia baru dengan tabiat Kristus. Sudahkah saudara meninggalkan kehidupan lamamu? kita tidak perdah bisa menja-di manusia baru tanpa meninggalkan manusia lama kita.
31
eMAGZ
Family Fel lowship | #CARE
Jumat, 9 September 2016KENAKAN MANUSIA BARU
(Bacaan: Efesus 4: 20-24)
Ada sebuah kisah nyata yang melatarbelakangi lukisan “Perjamuan Ter-akhir” Yesus dan murid-murid. Leonardo da Vinci, membutuhkan wak-tu bertahun-tahun untuk menyelesaikan mahakaryanya itu. Bagi da Vin-ci, tak sulit menemukan model untuk melukis wajah para murid Akan tetapi, untuk menemukan model untuk melukis gambar diri Yesus bukan perkara mudah! Lama da Vinci mencari, akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang bernama Pietri Bandinelli. da Vinci pun kesulitan untuk menemukan model wajah Yudas Iskariot! Sampai satu ketika dia bertemu dengan satu orang yang menurut dia cocok. Setelah proses lukisan “Per-jamuan Terakhir” diselesaikan kata laki-laki yang menjadi model Yudas itupun berkata kepada da Vinci “Apakah bapak sudah tidak mengenali saya lagi? Beberapa tahun yang lalu, saya duduk di kursi ini, juga untuk menjadi model lukisan bapak”. Ternyata dia adalah orang yang sama un-tuk lukisan Yesus.
Sebagai orang percaya pun, terkadang kita melakoni hal yang sama. Dalam beberapa waktu seseorang bisa menjadi “mirip Kristus”, namun seiring dengan perjalanan kehidupan yang semakin berat bukan tidak mungkin seseorang berubah drastis menjadi lebih “mirip Yudas”. Firman Tuhan jelas memperingatkan kita untuk tidak memiliki hidup yang demikian. Karena kita telah belajar mengenal Kristus, mendengar tentang Dia, me-nerima pengajaran di dalam Dia, dan itu semua telah membaharui kita di dalam roh dan pikiran kita.
Sudah bertekunkah saudara di dalam pengajaran akan Yesus? biarkanlah diri saudara diperbaharui dari sehari kesehari agar saudara bukan hanya meninggalkan manusia lamamu, tetapi mengenakan manusia barumu.
32
eMAGZ
Family Fel lowship | #CARE
Sabtu, 10 September 2016HIDUP DALAM TERANG
(Bacaan: Efesus 5:8-11)
Paulus lebih dahulu menjelaskan tentang bagaimana hidup dalam kege-lapan yaitu, percabulan, rupa-rupa kecemaran, keserakahan, perkataan kotor yang kosong dan sembrono, penyembah berhala ( 5:3-5 ). Semuan-ya itu mendatangkan murka Allah dan orang-orang yang demikian tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah. Tetapi hidup dalam terang ada-lah berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran ( Ayat 8-9 ).
Paulus memberikan dua cara untuk hidup dalam terang. Pertama, Ujilah apa yang berkenan bagi Tuhan ( Ay. 10 ). Terang dapat membuka tabir kejahatan. Selama sesuatu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi kejaha-tan itu akan berjalan terus, tetapi jika dibawa dalam terang Kristus maka perbuatan jahat itu akan dimusnahkan. Kedua, janganlah turut mengam-bil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa (Ay. 11 ). Perbuatan kegelapan memang untuk sesaat akan mera-sakan kepuasan tetapi akan berakhir dengan hukuman yang pasti. Tel-anjangilah perbuatan-perbuatan itu, sebagai anak-anak terang kita diajak untuk membuka dengan jelas perbuatan kegelapan bukan sebaliknya me-nutup-nutupinya. Semua jelas dihadapan Tuhan tidak ada yang tersem-bunyi.
Sebagai anak-anak terang jangan sampai tertidur dalam buaian perbua-tan-perbuatan kegelapan. Bangunlah dan masuklah dalam kehidupan yang diliputi oleh cahaya terang Kristus.
33
eMAGZ
PENGUMUMAN
Hari / Tanggal Pukul Keterangan
Senin, 5 September 2016 23.00Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Ra-dio Bahtera Yudha , 96,4 FM
Selasa, 6 September 2016 18.30 STAR : EKSPOSISI ROMA 4Oleh: Yohanes Dodik Iswanto, M.A.HUT: Sdr. Efraim (Bavarian)
Rabu, 7 September 2016 19.00 Latihan Musik KU 3Kamis, 8 September 2016 06.00 Doa Pagi
19.00 Latihan Musik KU 1 dan KU 2HUT: Ibu Lauw Mediana
Sabtu, 10 September 2016 06.00 Doa Pemuridan 18.30 Persekutuan Pemuda
22.00Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Bp. Sih Lipurno
Minggu, 11 September 2016 HUT: Sdri. Fancy Anastasia Joenan
AGENDA MINGGU INI
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penat-ua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta sema-kin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan
sesama.”
34
eMAGZ
JADWAL PENATALAYANAN
IBADAH UMUMMinggu, 4 September 2016
Penata-layanan
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
Ibadah Umum I(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II(Pk. 09.30)
Ibadah Umum
III(Pk. 17.00)
Cab. Ba-varian(07.00)
Cab. Bavar-ian
(Pk. 09.30)
Tema
G a b u n g i b a d a h u m u m
G a r a m d a n te r a n g d u n i a ( M at i u s 5 : 1 3 - 1 6 )
Pengkhot-bah
Pdt. Reyco Wattimury,
S.Th.Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Pdt. Reyco Wattimury,
S.Th.
Liturgos Ev. Heri Kristanto Bp. Felix Ibu Ike Ibu Wilis Sdr. Mito
Pelayan Musik
Bp. EliazarSdr. Ikhsan
Sdr. IshakSdr. HizkiaSdr. HarisSdr. YogaSdr. Toni
Sdr. Ishak
Sdr. IshakSdr. Haryadi
Sdr. AmirSdr. Vino
Sdr. HizkiaPelayan
LCD Sdr. Lutfi Sdr. Evan Sdri. Zizi Sdr.i Marlin
Penyambut Jemaat
Bp. Budijan-to
Ibu SantiSdr. AlwenSdri. Lisa I
Bp. Budi SG
Ibu Lisa ABp. Sugi-
antoIbu Lily Kristina
Sdri. ZiziSdri. Kari-
naSdri. EristaSdr. Sebas-
tian
Sdri. LinaSdri. Elvi
Sdr. EfraimSdri. Stevani
Doa SyafaatBp. Budijan-
toBp. Sugi-
anto Ibu Mei
Ibu Wilis Sdr. Mito
Doa Persemba-
hanSdri. Elvi Sdr. Efraim
Petugas Minggu Ini Ibu Herlin Ev. Heri Ev. Dodik
Singer Ibu DebbyIbu Vena
Ibu DinnaSdr. Edo
Sdri. HelenSdri. Risty
Sdri. Risty
Sdri. Lia
Sdr. DennisSdri. Chris-
tine
35
eMAGZ
JADWAL PENATALAYANAN
IBADAH UMUMMinggu, 11 September 2016
Penata-layanan
Ibadah Remaja
(Pk. 09.30 WIB)
Ibadah Umum I(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II(Pk. 09.30)
Ibadah Umum
III(Pk. 17.00)
Cab. Ba-varian(07.00)
Cab. Bavar-ian
(Pk. 09.30)
Tema Ja n g a n Me m b u n u h ( M at i u s 5 : 2 1 - 2 6 )Pengkhot-
bah Ev. Dodik Ev. Heri Kristanto Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Liturgos Sdr. Aaron Bp. Andreas W Sdr. Andy Ibu Nata-lia Sdri. Maria
Pelayan Musik
Sdr. Mi-chael
Sdr. CalvinSdr. Faith
Bp. EliazarSdr. Michael TEAM Sdr.
James
Sdr. IshakSdr. Haryadi
Sdr. AmirSdr. Vino
Sdr. HizkiaPelayan
LCD Sdr. Daniel Sdri. Ririt Sdr. Kevin Sdr. Randy Sdri. Wella Sdr.i Marlin
Penyambut Jemaat
Sdr. An-dreas
Sdri. Dewi
Ibu WilisIbu Titik
Sdri. KrisnaSdr. Yori
Ibu DewiIbu Yuli
Ibu FebryIbu Yen
Yen
Bp. ImboIbu Suyat-
miBp. An-dreas KIbu Rini
Sdr. JoySdri. Lovie
Sdr. EkaSdri. Lina
Doa SyafaatSdri. Mi-chelle E Ibu Carla
Bp. Budi SG
Ev. Heri Kristanto
Ibu Nata-lia Sdri. Maria
Doa Persemba-
hanSdr. Joy Sdri. Lina
Petugas Minggu Ini Ev. Dodik
Singer Bp. SteviSdri. Risty
Bp. SteviSdri. Hen-
ny
Sdri. KeziaSdri. Laura
Sdri. ChristineSdri. Lina
Sdr. FredySdri. Febe
36
eMAGZ
JADWAL PENATALAYANAN
Penatalayanan 4 September 2016(Pk. 09.30 WIB)
11 September 2016(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis Kak Dessy Kak Venna
Pelayan Musik Kak Tika Kak Tika
Doa Pra/Pasca SM Kak Evelyn Kak Mey
Tema Petrus keluar dari penjara Perjalanan Misi Pertama Paulus
Sion Kak Budi Kak Budi
Getsemani Kak Suani Kak Suani
Yerusalem Kak Venna Kak Venna
Nazareth Kak Evelyn Kak Debby
Betlehem Kak Santi Kak Kezia
SEKOLAH MINGGU
KeteranganSabtu, 3 September
2016(Pk. 18.30 WIB)
Sabtu, 10 Septem-ber 2016
(Pk. 18.30 WIB)
Tema Reformasi Kerusakan Total
Pengkhotbah Pdt. Reyco W Pdt. Reyco W
Litrugos Sdr. Fredi Sdri. Glory
Pelayan Musik TEAM TEAM
Pelayan LCD Sdr. Nies Sdr. Marlin
Penyambut Jemaat Sdri. FanySdr. Yance
Sdr. AnelSdr. Demsak
Petugas Doa Sdri. Clara Sdri. Christine
Singer Sdri. TriSdri. Abigael
Sdri. YanceSdri. Clara
IBADAH PEMUDA
37
eMAGZ
Data Kehadiran Jemaat
Ibadah Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Keterangan
Umum 1 Minggu, 28 Agustus 2016 29 orang
Umum 2 Minggu, 28 Agustus 2016 76 orang SM: 31 orang
Umum 3 Minggu, 28 Agustus 2016 74 orang
Remaja Minggu, 28 Agustus 2016 20 Orang
Pemuda Minggu, 28 Agustus 2016 35 orang
Cab. Bavarian KU 1 Minggu, 28 Agustus 2016 27 orang SM : - orang
Cab. Bavarian KU 2 Minggu, 28 Agustus 2016 60 orang SM : 3 orang
POS Batam Minggu, 28 Agustus 2016 19 orang SM: 60 orang
Remaja: 42 orang
DATA KEHADIRAN JEMAAT