60
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH OLEH : Dr. Nurhaedar Jafar, Apt, M.Kes PROGRAM STUDI ILMU GIZI

repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

SEKOLAH

OLEH :

Dr. Nurhaedar Jafar, Apt, M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU GIZIFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2016

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

DAFTAR ISI

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

ContentsBAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5

C. Tujuan........................................................................................................................................6

BAB II...................................................................................................................................................7

PEMBAHASAN...................................................................................................................................7

A. Pengertian Anak Usia Sekolah...................................................................................................7

B. Tahap – tahap Anak SD.............................................................................................................7

C. Tahap-tahap tumbuh kembang...................................................................................................8

D. Aspek dari pertumbuhan fisik....................................................................................................9

E. Parameter dan Cara Penilaian Pertumbuhan Anak Usia Sekolah.............................................11

F. Faktor Pengaruh Tumbuh Kembang Anak...............................................................................19

G. PERKEMBANGAN ANAK PADA MASASEKOLAH.........................................................23

H. Tugas-tugas..............................................................................................................................29

I. Kebutuhan dan Masalah Gizi pada Periode Tersebut...............................................................29

BAB III................................................................................................................................................38

KESIMPULAN...................................................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................39

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

Kecepatan pertumbuhan anak di rentang usia ini merupakan kecepatan genetis

masing-masing anak, yang juga dipengaruhi faktor lingkungan, terutama makanan. Hasil

dari perbedaan pertumbuhan mengakibatkan ada anak yang berbadan pendek dan ada

yang tinggi. Komposisi tubuh anak setelah usia 5 tahun mulai berubah. Perbedaan

komposisi tubuh anak perempuan dan anak laki-laki mulai tampak berbeda. Tubuh anak

perempuan lebih banyak lemak, sedangkan tubuh anak laki-laki lebih banyak otot

(Yayasan Institut Danone 2010). Di sisi lain, sebagian besar waktu anak usia ini banyak

dimanfaatkan dengan aktivitas di luar rumah, yakni sekitar 3-6 jam di sekolah, beberapa

jam untuk bermain, berolahraga, dan sebagainya, sehingga anak memerlukan energi yang

lebih banyak. Waktu yang lebih banyak digunakan bersama teman ini dapat

mempengaruhi jadwal makan anak, bahkan terhadap pola makannya (Yayasan Institut

Danone 2010).

Anak Usia 6-12 tahun adalah masa usia sekolah tingkat SD bagi anak yang normal.

Perkembangan anak masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Sebagai orang

tua harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya terutama pada usia ini

karena pertumbuhan anak-anak sangat pesat yang harus diimbangi dengan pemberian

nutrisi dan gizi yang seimbang (Anonim 2012). Menurut Yusuf (2011) anak usia sekolah

adalah periode yang dimulai dari usia 60-12 tahun. Anak usian sekolah disebut sebagai

masa intelektual, dimana anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia

sekolah dasar anak sudh dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan

tugas-tugas belajar (Yusuf 2010). Menurut Wong (2004) periode perkembangan usia

anak sekolah merupakan salah satu tahap perkembangan ketika anak diarahkan menjauh

dari kelompok keluarga dan berpusat di dunia hubungan sebaya yang lebih luas. Anak

usia sekolah mengalami perkembangan dari usia anak menjadi remaja, yang ditandai

dengan perubahan fisik pada masa remajanya. Menurut Santrock (2002) pertumbuhan

masa kanak-kanak awal tidak terjadi sepesat pada masa bayi. Pada masa kanak-kanak

awal, rata-rata anak bertambah  tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5-3,5

kg setiap tahun. Pada usia 6 tahun berat harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat

pada waktu lahir. Usia 6-12 tahun juga sering disebut usia sekolah artinya sekolah

menjadi pengalaman inti anak anak usia ini, yang menjadi titik pusat perkembangan

fisik, kogninisi dan psikososial (arianti 2015).

Antara usia 7 sampai 12 tahun, yaitu pada tahapan operasianal konkret, anak-anak

menguasai berbagi konsep konservasi untuk melakukan manipulasi logis lainya.

Misalnya, mereka dapat menyusun benda berdasarkan dimensi, seperti tinggi dan berat.

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

Mereka juga dapat membentuk penyajian mental mengenai serangkaian tindakan (arianti

2015).

Anak-anak yang berumur lima tahun dapat mencari jalan sendiri ke rumah temenya

tetapi tidak dapat menunjukkan kepada anda atau menelusuri rute atau menelusuri

dengan kertas dan pensil. Mereka dapat mencari jalan karena mereka tahu harus

membelok pada tempat-tempat tertentu, tetapi mereka tidak mempunnyai gambaran rute

secara keseluruhan. Sebaliknya anak-anak berumur 8 tahun sanggup menggambarkan

peta rute itu. Pieget menamakan masa ini tahapan operasional konkret: meskipun anak-

anak memakai istialah abstrak, mereka hanya memakai dalam hubungannya dengan

objek yang konkret. Sebelum mencapai tahapan akhir perkembangan kogniti, pada

tahapan operasional formal, yang dimulai sekitar usia 11 sampai 12 tahun, anak-anak

sanggup berfikir logis dengan berbagai istilah simbolik murni. Stadium pemahaman

moral pieget ketiga dimulai pada sekitar waktu ini. Anak mulai menghargai bahwa

beberapa peraturan adalah kebiasaan sosial-persetujuan bersama yang dapat sekehandak

hati diputuskan dan di ubah jika semua setuju. Menurut Papalia et all (2004) pada awal

periode ini (usia 6 tahun) anak-anak ini masih terlihat seperti anak kecil. Namun di akhir

periode ini (sekitar usia 12 tahun) anak-anak ini sudah berubah dan mulai tampak seperti

orang dewasa.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah bagaiamanakah :

1. Pengertian Anak Usia Sekolah

2. Tahap – tahap Anak SD

3. Tahap-tahap tumbuh kembang

4. Aspek dari pertumbuhan fisik

5. Parameter dan Cara Penilaian Pertumbuhan Anak Usia Sekolah

6. Faktor Pengaruh Tumbuh Kembang Anak

7. Perkembangan Anak Pada Masasekolah

8. Tugas-tugas

9. Kebutuhan dan Masalah Gizi pada Periode Tersebut

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pengertian Anak Usia Sekolah.

2. Untuk mengetahui Tahap – tahap Anak SD.

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

3. Untuk mengetahui Parameter dan Cara Penilaian Pertumbuhan Anak Usia Sekolah.

4. Untuk mengetahui Perkembangan Anak Pada Masasekolah.

5. Untuk mengetahui Tugas-tugas.

6. Untuk mengetahui Kebutuhan dan Masalah Gizi pada Periode Tersebut

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih

kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua.

Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa latent, di mana apa

yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus

untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa 2006). Menurut Wong (2008), anak sekolah

adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak.

Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri

dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia

sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk

keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan

tertentu.

B. Tahap – tahap Anak SD Tahap usia ini disebut juga sebagai usia kelompok (gangage), di mana anak

mulai mengalihkan perhatian dan hubungan intim dalam keluarga kerjasama antara

teman dan sikap-sikap terhadap kerja atau belajar (Gunarsa 2006). Dengan memasuki

SD salah satu hal penting yang perlu dimiliki anak dalam kematangan sekolah, tidak

saja meliputi kecerdasan dan ketrampilan motorik, bahasa, tetapi juga hal lain seperti

dapat menerima otoritas tokoh lain di luar orang tuanya, kesadaran akan tugas, patuh

pada peraturan dan dapat mengendalikan emosi-emosinya. Pada masa anak sekolah

ini, anak-anak membandingkan dirinya dengan temantemannya di mana ia mudah

sekali dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan ejekan teman. Bila pada masa ini ia

sering gagal dan merasa cemas, akan tumbuh rasa rendah diri, sebaliknya bila ia tahu

tentang bagaimana dan apa yang perlu dikerjakan dalam menghadapi tuntutan

masyarakatnya dan ia berhasil mengatasi masalah dalam hubungan teman dan prestasi

sekolahnya, akan timbul motivasi yang tinggi terhadap karya dengan lain perkataan

terpupuklah”industry” (Gunarsa 2006).

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

C. Tahap-tahap tumbuh kembang

Tahapan tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terdiri atas masa pranatal mulai embrio

(mulai konsepsi -8 minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai lahir), serta masa

pascanatal mulai dari masa neonatus (0-28 hari), masa bayi (29 hari-1 tahun),

masa anak (1-2 tahun), dan masa prasekolah (3-6 tahun).

2. Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun ke atas, terdiri atas masa sekolah (6-12

tahun) dan masa remaja (12-18 tahun).

3. Tahapan tumbuh kembang anak usia sekolah

Tahapan ini dimulai sejak anak berusia 6 tahun sampai organ-organ

seksualnya masak. Kematangan seksual ini sangat bervariasi baik antar jenis kelamin

maupun antar budaya berbeda. Berdasarkan pembagian tahapan perkembangan anak,

ada dua masa perkembangan pada anak usia sekolah, 19 yaitu pada usia 6-9 tahun

atau masa kanak-kanak tengah dan pada usia 10-12 tahun atau masa kanak-kanak

akhir. Setelah menjalani masa kanak-kanak akhir, anak akan memasuki masa remaja.

Pada usia sekolah, anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang

usianya lebih muda. Perbedaan ini terlihat dari aspek fisik, mental-intelektual, dan

sosial-emosial anak. Pertumbuhan fisik pada anak usia sekolah tidak secepat pada

masamasa sebelumnya. Anak akan tumbuh antara 5-6 cm setiap tahunnya. Pada masa

ini, terdapat perbedaan antara anak perempuan dan anak laki-laki. Namun, pada usia

10 tahun ke atas pertumbuhan anak laki-laki akan menyusul ketertinggalan mereka.

Perbedaan lain yang akan terlihat pada aspek fisik antara anak laki-laki dan

perempuan adalah pada bentuk otot yang dimiliki. Anak laki-laki lebih berotot

dibandingkan anak perempuan yang memiliki otot lentur (Gunarsa 2006).

Pada masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan

fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan

pubertas, kira-kira dua tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada

masa ini pertumbuhan berkembang pesat. Oleh karena itu, masa ini sering disebut

juga sebagai “periode tenang” sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa

remaja, meskipun merupakan masa tenang, tetapi hal ini tidak berarti bahwa pada

masa ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti.

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

D. Aspek dari pertumbuhan fisikPada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang

badannya. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena

bertambahnya ukuran system rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh.

Pada saat yang sama kekuatan otot-otot secara berangsur-angsur bertambah dan

gemuk bayi ( babyfat ) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena faktor

keturunan dan latihan (olah raga). Karena faktor perbedaan jumlah sel-sel otot, maka

pada umumnya untuk anak laki-laki lebih kuat dari pada anak perempuan (Maryanto

2012).  

Menurut Hurlock ( 1980 : 149 ) perkembangan fisik pada anak usia sekolah

dasar sebagai berikut (Hurlock 1980):

1) Tinggi

Kenaikan tinggi pertahun adalah 5-8 cm. Rata-rata anak perempuan 11 tahun

mempunyai tinggi badan 147 cm dan anak laki-laki 146 cm.

2) Berat

Kenaikan berat lebih bervariasi dari pada kenaikan tinggi, berkisar antara 1-2,26

kg pertahun. Rata-rata ank perempuan usia 11 tahun memeliki berat badan 40,14

kg dan anak laki-laki 38, 78 kg

3)  Perbandingan Tubuh

Meskipun kepala masih terlampau besar dibandingkan dengan bagian tubuh

lainnya, beberapa perbandingan bagian wajah yang kurang menari menghilang

dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan rata, bibir semain

berisi, hidung menjadi lebih besar dan membentuk. Badan memanjang menjadi

lebih langsing, leher menjadi lebih panjang,dada melebar, perut tidak buncit,

lengan dan tungkai memnjnag, dan tangan dan kai denagn lambat tumbuh

membesar.

4) Kesederhanaan

Perbandingan tubuh yang kurang baik yang sangat memcolok pada akhir masa

kanak-kanak menyebabkan meningkatkan kesederhanaan pada masa ini.

Disampinhg itu kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kecenderungan

untuk berpakaian seperti teman-temantanpa mempedulikan pantas tidaknya,

jugamenambah kesederhanaan.

5) Perbandingan Otot-Lemak

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

Selama usia SD, jaringan lemak berkmbang lebih cepat dari pada jaringan otot

yang berlembangnya mulai lmelejit pada awal pubertas. 

6) Gigi

Pada permulaan pubertas, umumnya seorang umumnya soirang anak sudah

mempunyai 22 gigi tetap. Keempat gigi terakhir disebut dengan gigi

kebijaksanaan.

Tingkat pertumbuhan fisik anak pada usia sekolah dasar ini dapat berbeda – beda,

hal ini disebabkan karena perbedaan ras, bangsa, dan tingkat sosial ekonominya.

Selain dari perbedaan keturunan, pertumbuhan fisik anak juga dipengaruhi oleh

lingkungan mereka, seperti contohnya anak – anak yang tumbuh paling tinggi

biasanya dalam hidupnya tidak mengalami kekurangan gizi dan tidak terkena penyakit

yang menggangu pertumbuhan fisiknya. Agar pertumbuhan fisik anak pada usia

sekolah dasar dapat berjalan dengan baik maka diperlukan nutrisi yang cukup untuk

tumbuh kembang anak. Pada usia sekolah dasar ini biasanya anak mempunyai nafsu

makan yang bagus. Mereka banyak makan karena kegiatannya menuntut energy yang

banyak. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lamban.

Terdapat beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian bertalian dengan

kesehatan dan kebugaran kanak – kanak (usia sekolah dasar), yaitu :

1) Obesity Kegemukan yang terjadi pada usia 6 – 11 tahun merupakan isu utama

yang terjadi pada usia sekolah dasar. Penyebab kegemukan tersebut disebabkan

karena kelebihan berat badan sebagai akibat dari kurangnya berolahraga dan

terlalu banyak makan. Tetapi masalah ini dapat diantisipasi oleh orang tua dengan

cara diubah cara makannya, latihan olahraga secara teratur.

2) Kondisi medis pada masa kanak – kanak Pada umumnya semua anak sering

mendapat sakit, namun penyakit tersebut berlangsung singkat. Dalam masa

sekolah selama 6 tahun dapat disimpulkan pada umumnya anak – anak mendapat

sakit yang akut dalam waktu singkat dengan berbagai kondisi medis, biasanya

kena virus atau flu, dan migrant (sakit kepala).

3) Penglihatan Pada anak usia sekolah, penglihatan lebih tajam daripada waktu –

waktu sebelumnya. Anak – anak yang berusia di bawah 6 tahun cenderung

memiliki penglihatan jarak jauh, sebab mata mereka belum matang (matured) dan

dibentuk secara berbeda daripada orang dewasa. Namun setelah usia tersebut,

maka mereka bukan hanya lebih matang, tetapi juga dapat menfokuskan

penglihatan lebih baik.

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

4) Kesehatan gigi Pada usia 6 tahun anak mengalami tanggal giginya yang pertama

kali, yang selanjutnya diganti dengan gigi yang tetap setiap tahun sebanyak empat

gigi untuk tahun kelima berikutnya.

5) Kebugaran anak Latihan fisik sangat dibutuhkan bagi anak – anak untuk

kebugaran tubuhnya. Latihan fisik ini dapat menjaga kesehatan jantung dan paru –

paru anak serta dapat menjaga bentuk jasmaninya.

E. Parameter dan Cara Penilaian Pertumbuhan Anak Usia Sekolah

Status Gizi Anak Umur 5-18 Tahun Dikelompokkan Menjadi Tiga Kelompok Umur

Yaitu 5-12 Tahun, 13-15 Tahun Dan 16-18 Tahun. Indikator Status Gizi Yang Digunakan

Untuk Kelompok Umur Ini Didasarkan Pada Hasil Pengukuran Antropometri Berat

Badan (BB) Dan Tinggi Badan (TB) Yang Disajikan Dalam Bentuk Tinggi Badan

Menurut Umur (TB/U) Dan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)10.

Berdasarkan Baku Antropometri WHO, 2007 Untuk Anak Umur 5-18 Tahun, Status

Gizi Ditentukan Berdasarkan Nilai Zscore TB/U Dan IMT/U. Selanjutnya Berdasarkan

Nilai Zscore Ini Status Gizi Anak Dikategorikan Sebagai Berikut10:

Klasifikasi Indikator TB/U:

Sangat Pendek :Zscore< -3,

Pendek : Zscore≥ -3,0 S/D < -2,0

Normal : Zscore≥ -2,0

Klasifikasi Indikator IMT/U:

Sangat Kurus : Zscore< -3,0

Kurus : Zscore≥ -3,0 S/D < -2,0

Normal : Zscore≥-2,0 S/D ≤1,0

Gemuk : Zscore> 1,0 S/D ≤ 2,0

Obesitas : Zscore> 2,0

Penilaian Pertumbuhan Anak Usia Sekolah dengan menggunakan WHO anthro Plus (6-

18 tahun) lalu hasilnya diinterpretasikan dengan menggunakan grafik WHO 200511.

1. Parameter Pertumbuhan Anak Usia Sekolah

Indikator penilaian pertumbuhan anak erat kaitannya dengan penilaian status gizi anak

secara Antropometri mengacu kepada standar pertumbuhan anak WHO 2005. Indikator

pertumbuhan anak digunakan untuk menilai pertumbuhan anak dengan mempertimbangkan

faktor umur dan hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan adalah dijabarkan sebagai

berikut12:

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

a. Umur

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan

akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan

maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan

penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya

kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun.

Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah

1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam

bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).

b. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa

jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang

mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat

badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau

melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran

dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan

paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja

tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan

perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu.

c. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari

keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan

gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan

kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U

( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi

Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya

hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan

gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang

menahun ( Depkes RI, 2004).

Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk

menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi,

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

dan merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan

dan komposisi tubuh.

IMT/BMI (Indeks Massa Tubuh)

Pengukuran IMT dapat dilakukan pada anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Pada

anak-anak dan remaja pengukruan IMT sangat terkait dengan umurnya, karena dengan

perubahan umur, terjadi perubahan komposisi tubuh dan densitas tubuh. Karena itu, pada

anak-anak dan remaj digunakan indikator IMT menurut umur, yang biasa disumbolkan

dengan IMT/U.

IMT adalah perbandingan berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Cara pengukurannya

adalah pertama-tama ukur berat badan dan tinggi badannya. Selanjutnya dihitung IMT-nya

yaitu:

IMT = BB (kg)/tinggibadan2(meter)

Pada anak dan remaja usia 5-19 tahun nilai IMT-nya harus dibandingkan dengan

referensi WHO/NCHS 2007 (WHO, 2007). Pada saat ini, yang paling sering dilakukan untuk

menyatakan indeks tersebut adalah dengan Z-score /persentil.

- Z-score ; deviasi nilai seseorang dari nilai median populasi referensi dibagi dengan

simpangan baku populasi refernsi.

- Persentil ; tingkatan posisi seseorang pada distribusi referensi (WHO/NChS), yang

dijelaskan dengan nilai seseorang sama atau lebih besar daripada nilai persentase

kelompok populasi.

Z-skor paling sering digunakan. Secara teoritis, cara menghitung Z-score adalah sebagai

berikut:

ZSkor=nilai IMT yangdiukur−Median Nilai IMT (referensi )

Standar deviasi dari standar /referensi

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

Berikut tabel klasifikasi IMT menurut Kemenkes RI, 2010 untuk anak usia 5-18 tahun13:

Nilai Z-score Klasifikasi

Z-skor ≥+2 Obesitas

+1≤ z-skor <+2 Gemuk

-2≤ Z-skor<+1 Normal

-3 ≤ Z-skor <-2 Kurus

z-skor <-3 Sangat kurus

Sumber: Kemenkes RI, 2010

Berikut ini adalah Tabel IMT Menurut WHO (2007)

Tabel IMT

Anak Perempuan Usia 5-10 Tahun

No.

Usia (Tahun)

Sangat Kurus (kurang dari)

Kurus Normal Gemuk Sangat Gemuk (lebih dari)

1. 5 11,6 11,6-12,6 12,7-16,8 16,9-18,7 18,72. 6 11,7 11,7-12,6 12,7-16,9 17,0-19,2 19,23. 7 11,8 11,8-12,7 12,8-17,3 17,4-19,9 19,94. 8 11,9 11,9-12,8 12,9-17,6 17,7-20,6 20,65. 9 12,1 12,1-13,0 13,1-18,2 18,3-21,5 21,56. 10 12,4 14,8-18,9 14,8-18,9 19,0-22,5 22,5Sumber: WHO, 2007

Tabel IMT

Anak Laki-Laki Usia 5-10 Tahun

No.

Usia (Tahun)

Sangat Kurus (kurang dari)

Kurus Normal Gemuk Sangat Gemuk (lebih dari)

1. 5 12.0 12,0-12,8 12,9-16,5 16,6-18,3 18,32. 6 12,1 12,1-13,0 13,1-16,7 16,8-18,5 18,53. 7 12,3 12,3-13,1 13,2-17,1 17,2-19,0 19,04. 8 12,4 12,4-13,3 13,4-17,4 17,5-19,6 19,65. 9 12,5 12,5-13,5 13,6-17,8 17,9-20,4 20,46. 10 12,6 12,8-13,7 13,8-18,4 18,5-21,4 21,4Sumber: WHO, 2007

Penilaian Pertumbuhan Anak Usia Sekolah

Pada awalnya penilaian status gizi anak menggunakan baku CDC/NCHS yang digunakan

mulai tahun 1990-2008. Namun pada tahun 2009 cara penilaian pertumbuhan dengan

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

menggunakan grafik WHO,2005 dan kini WHO 2007 yang terbaru. Cara penilaian

Pertumbuhan Anak Usia Sekolah dengan menggunakan aplikasi Software dengan WHO-

anthro plus (untuk anak berusia 6-18 tahun), kemudian, hasil analisisnya selanjutnya

diinterpretasikan dengan menggunakan grafik WHO (WHO Chart), seperti gambar berikut11:

Menurut WHO –Chart

BMI-for-age (5-19 years)

Interpretation of cut-offs (Z-Score)

Overweight: >+1SD (equivalent to BMI 25 kg/m2 at 19 years)

Obesity: >+2SD (equivalent to BMI 30 kg/m2 at 19 years)

Normal : -2 SD – +1 SD

Thinness (kurus): <-2SD

Severe thinness (sangat kurus): <-3SD

Sumber: WHO, 2007

http://www.who.int/childgrowth/standards/en/

Indikator yang digunakan yakni IMT/Umur (BMI-for age), berikut grafik pertumbuhan anak

usia 5-19 tahun berdasarkan WHO, 2007.

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

2. Parameter dan cara Penilaian Perkembangan Anak Usia sekolah

Adapun parameter perkembangan anak usia sekolah (6-12 tahun) yakni dari

aspek kognitif (intelegensi) anak. Aspek perkembangan intelegensi pada anak usia

sekolah mendapat perhatian yang banyak di kalangan psikolog sebab intelegensi

dianggap sebagai suatu norma yang menentukan perkembangan kemampuan dan

pencapaian optimal hasil belajar anak di sekolah. Dengan mengetahui intelegensinya,

seorang anak dapat dikategorikan sebagai anak yang pandai/cerdas/genius, sedang,

atau bodoh (idiot). Intelegensi merupakan suatu konsep abstrak yang sulit

didefenisikan secara memuaskan. Sejumlah psikolog memperluas pengertian

intelegensi dengan memasukkan berbagai macam dimensi bakat dan keterampilan

jasmani. Namun, hal ini masih didiskusikan dan lebih berorientasi pada dimensi

pemikiran dan pemecahan masalah, sehingga banyak standar test yang digunakan

untuk mengukur bentuk intelegensi ini14.

Pengukuran intelegensi

Intelegensi setiap anak berbeda-beda. Untuk mengukur perbedaan kemampuan

tersebut, maka para psikolog mengembangkan sejumlah tes intelegensi. Salah satu

ahli psikolog, Alfret Binet (1857-1911) seorang dokter psikolog Prancis sebagai

seorang yang berjasa dalam mempelopori tes intelegensi ini14.

Hal ini berwal dari penugasannya dari Kementerian Pendidikan Prancis untuk

mengembangkan suatu metode yang dapat menentukan murid-murid mana yang

memperoleh keuntungan dari sistem pembelajaran di sekolah umum. Tahun 1904

Binet bersama dengan mahasiswanya Theophile Simon mulai merancang sebuah tes

intelegensi yang diberi nama “Chelle Matrique de I’intelegence” (Skala pengukur

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

intelegensi), yang dimaksudkan untuk membedakan anatara anak yang dapat

mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik dan anak yang tidak mampu menangkap

pelajaran. Tes ini dirancang berangkat dari konsep usia mental (mental age/MA) yang

dikembangkannya yang menganggap bahwa anak-anak yang terbelakang secara

mental akan bertingkah laku dan berkinerja seperti anak-anak normal yang berusia

lebih muda. Ia mengembangkan norma-norma intelegensi dengan menguji 50 orang

anak dari usia 3-11 tahun yang tidak terbelakang mental. Anak yang diduga

keterbelakangan mental diuji , perforam mereka dibandingkan dengan anak-anak yang

suai kronologisnya sama di dalam sampel yang normal. Perbedaan antara usia mental

(MA) dengan usai kronologis (CA) – usia sejak lahir- inilah yang digunakan sebagai

ukuran intelegensi. Anak yang cerdas memiliki MA di atas CA, sedangkan anak yang

bodoh memiliki MA di bawah CA14.

Wilian Stern (1871-1938) seorang psikolog Jerman yang menyempurnakan tes

intelegensi Binet yang kemudian mengembangkan dengan istilah Intelegence quotient

(IQ). IQ menggambarkan intelegensi sebagai rasio antara mental (MA) sdan usia

kronologis (CA) dengan rumus14:

IQ=( MACA ) x100

Angka 100 digunakan sebagai bilangan pengali supaya IQ bernilai 100 bila MA

= CA. bila MA<CA maka IQ kurang dari 100. Sebaliknya jiak MA > CA maka IQ

lebih dari 100. Berdasarkan hasil tes intelegensi yang disebarkan ke anak remaja,

orang dewasa, anak-anak, ditemukan bahwa intelegensi diukur dengan perkiraan

distribusi normal Piaget. Distribusi normal dalah simetris dengan kasus mayoritas

yang berada di tengah-tengah rentang skor tertinggi dan terendah yang tampak pada

kedua titik ekstrim skor. Berikut adalah Tabel tentang klasifikasi IQ14:

IQ Klasifikasi Tingkat sekolah

Di atas 139 Sangat superior Orang yang sangat pandai

120-139 superior Dapat menyelesaikan

studi di Universitas tanpa

banyak kesulitan

110-119 Di atas rata-rata Dapat menyelesaikan

sekolah lanjutan tanpa

kesulitan.

90-109 Rata-rata Dapat menyelesaikan

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

sekolah lanjutan tanpa

kesulitan

80-89 Di bawah rata-

rata

Dapat menyelesaikan

sekolah lanjutan

70-79 borderline Dapat mempelajari

sesuatu tapi lambat

Di bawah 70 Terbelakang

secara mental

Tidak bisa mengikuti

pendidikan di sekolah

Sumber: Diadapasi dari Davindoff (1988)

Berdasarkan jurnal hasil penelitian tahun 2013 terkait hubungan antara indikator

antropometrik dengan kemampuan kognitif (cognitive performance) pada anak

sekolah di negar-negara kawasan Asia Tenggara di 4 negara Indonesia, Malaysia,

Thailand dan Vietnam) diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan, 21% dari anak-

anak di empat negara memiliki kekurangan berat badan dan 19% yang terhambat.

Anak-anak dengan berat badan menurut umur rendah beresiko 3 · 5 kali lebih

mungkin untuk memiliki IQ non-verbal < 89 begitupun dengan anak-anak dengan

BMI dan tinggi badan menurut umur rendah. Dalam penelitian tersebut kognitive

performance diukur dengan Raven’s Progressive Matrices test (RPM test) or Test of

Non-Verbal Intelligence, third edition (TONI-3), yang kemudian dibagi dalam 5

kategori IQ-non verbal, yakni ≥120 (superior), 110-119 (high-average), 90-109

(average), 80-89 (below average), dan 60-79 (low/borderline)15.

Dari tabel hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa di Indonesia kemampuan

kognitif pada anak sekolah (6-12 tahun) yang tertinggi berada pada kategori IQ

average (rata-rata) 15.

Selain kemampuan kognitif dari aspek intelegensi (IQ), ada juga aspek EQ dan

SQ juga memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

F. Faktor Pengaruh Tumbuh Kembang Anak

Menurut Hidayat (2005) dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak

setiap individu akan mengalami siklus berbeda setiap kehidupan manusia. Peristiwa

tersebut dan secara cepat maupun lambat tergantung dari individu atau lingkungan.

Proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

di antaranya (Hidayat 2005):

a. Faktor Heraditer

Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai

tumbuh kembang anak di samping faktor lain. Yang termasuk faktor

herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat

ditentukan dengan intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur,

tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan

berhentinya pertumbuhan tulang (Hidayat, 2005). Pada pertumbuhan dan

perkembangan anak pada jenis laki-laki setelah lahir akan cenderung lebih

cepat atau tinggi pertumbuhan tinggi badan dan berat badan 21

dibandingkan dengan anak perempuan akan bertahan sampai usia tertentu

mengingat anak perempuan akan mengalami pubertas lebih dahulu dan

kebanyakan anak perempuan akan mengalami pertumbuhan yang lebih

tinggi dan besar ketika masa pubertas dan begitu juga sebaliknya di saat

anak laki-laki mencapai pubertas maka laki-laki akan cenderung lebih besar

(Hidayat, 2005). Ras atau suku bangsa juga memiliki peran dalam

pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada suku bangsa

tertentu memiliki kecenderungan lebih besar atau tinggi seperti bangsa Asia

cenderung lebih pendek dan kecil dibandingkan dengan bangsa Eropa atau

lainya (Hidayat, 2005).

b. Faktor Lingkungan Merupakan faktor yang memegang peran penting dalam

menentukan tercapai dan tindakan potensi yang sudah dimiliki. Yang

termasuk faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal,

lingkungan yang masih dalam kandungan dan lingkunagn post natal yaitu

lingkungan setelah bayi lahir (Hidyat, 2005).

1. Linkungan Pranatal Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai

konsepsi lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, lingkungan

mekanis seperti posisi janin dalam uterus, zat kimia atau toxin seperti

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

penggunaan obat-obatan, alkohol atau kebiasaan merokok ibu hamil,

hormonal seperti adanya hormon somatrotopin, plasenta tiroid, insulin dan

lain-lain yang berpengaruh pada pertumbuhan janin. Faktor lingkungan

yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ

otak janin. Infeksi dalam kandungan juga akan mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan bayi demikian juga stres yang dapat

mempengaruhi kegagalan tumbuh kembang. Faktor imunitas akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin sebab dapat

menyebabkan terjadinya abortus, selain itu juga kekurangn oksigen pada

janin akan mempengaruhi gangguan dalam plasenta yang dapat

menyebabkan bayi berat badan lahir rendah (Hidayat, 2005).

2. Lingkungan Postanal Selain faktor lingkungan intra uteri terdapat

lingkungan setelah lahir yang juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang

anak seperti, budaya lingkungan, sosial ekonomi keluarga, nutrisi, iklim

atau cuaca, olahraga, dan setatus kesehatan (Hidayat, 2005).

c. Budaya Lingkungan Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam dalam

memahami atau mempersiapkan pola hidup sehat.hal ini dapat terlihat

apabila kehidupan atau perilaku mengikuti budaya yang ada kemungkinan

besar dapat menghambat dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan.

Sebagai contoh anak yang dalam usia tumbuh kembang membutuhkan

makanan yang bergizi, maka tentu akan mengganggu atau menghambat

pada masa tumbuh kembang (Hidayat, 2005).

d. Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat anak dengan

sosial ekonomi tinggi, tentunya pemenuhan kebutuhan gizi sangat cukup

baik dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi rendah. Demikian

juga dengan status pendidikan keluarga, misalnya tingkat pendidikan

rendah akan sulit untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi

danmereka sering tidak mau atau tidak meyakini pentingnya pemenuhan

kebutuhan gizi atau pentingnya pelayannan kesehatan lain yang menunjang

dalam pembantu pertumbuhan dan perkembangan anak (Hidayat, 2005).

e. Nutrisi Salah satu komponen yang penting dalam menunjang

keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama pertumbuhan, terdapat

zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,

vitamin, dan air. Kebutuhan ini sangat diperlukan pada masa-masa tersebut,

apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka akan

menghambat pertumbuhan dan perkembangan (Hidayat, 2005).

f. Ikilim atau Cuaca Iklim atau cuaca ini berperan dalam pertumbuhan dan

perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada musim tertentu pula terkadang

kesulitan mendapatkan makanan yang bergizi seperti saat musim kemarau

penyedian sumber air bersih atau sumber makanan sangat kesulitan

(Hidayat, 2005).

g. Olah Raga atau Latihan Fisik Hal ini dapat memacu perkembangan

anak,karena dapat meningkatkan stimulasi perkembangan otot dan

pertumbuhan sel. Kemudian pula dalam aspek 23 sosial, anak dapat mudah

melakukan interaksi dengan temanya sesuai dengan olahraganya (Hidayat,

2005).

h. Posisi Anak dalam Keluarga Hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan. Hal ini juga dapat dilihat pada anak pertama atau tunggal,

dalam aspek perkembangansecara umum kemampuan intelektual lebih

menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi dengan orang

dewasa, akan tetapi dalam perkembangan motoriknya kadang-kadang

telambat karena tidak ada stimulasi yang biasanya dilakukan saudara

kandungnya. Kemudian juga pada anak kedua atau berada di tengah

kecenderunagan orang tua yang merasa bisa dalam merawat anak lebih

percaya diri sehingga kemampuan untuk beradaptasi anak lebih cepat dan

mudah, akan tetapi dalam perkembangan intelektual biasanya trekadang

kurang apabila dibandingkan dengan anak pertama, kecenderungan tersebut

juga tergantung pada keluarga (Hidayat, 2005).

i. Status Kesehatan Hal ini dapat berpengaruh dalam pencapaian

pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini juga dapat dilihat apabila anak

dalam kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan untuk tumbuh kembang

sangat mudah, akan tetapi apabila status kesehatan kurang maka maka akan

terjadi perlambatan (Hidyat, 2005).

j. Faktor Hormonal Faktor ini berperan dalam tumbuh kembang anak antara

lain: somatrotopin yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

badan dengan menstimulasi metabolisme tubuh, sedangkan glukokortikoid

yang mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari

testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi

estrogen selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan

seks baik pada anak laki-laki maupun perepuan yang sesuai dengan dengan

peran hormonya (Hidayat, 2005).

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

G. PERKEMBANGAN ANAK PADA MASASEKOLAH

            Antara usia 7 sampai 12 tahun, yaitu pada tahapan operasianal konkret, anak-

anak menguasai berbagi konsep konservasi untuk melakukan manipulasi logis lainya.

Misalnya, mereka dapat menyusun benda berdasarkan dimensi, seperti tinggi dan

berat. Mereka juga dapat membentuk penyajian mental mengenai serangkain

tindakan. Anak-anak yang berumur lima tahun dapat mencari jalaqn sendiri ke rumah

temenya tetapi tidxak dapat menunjukkan kepada anda atau menelusuri rute atau

menelusuri dengan kertas dan pensil. Mereka  dapat mencari jalan karena mereka tahu

harus membelok pada tempat-tempat tertentu, tetapi mereka tidak mempunnyai

gambaran rute secara keseluruhan. Sebaliknya anak-anak berumur 8 tahun sanggup

menggambarkan peta rute itu (Rustam, Mujab et al. 2013).

            Pieget menamakan masa ini tahapan operasional konkret: meskipun anak-anak

memakai istilah abstrak, mereka hanya memakai dalam hubungannya dengan objek

yang konkret. Sebelum mencapai tahapan akhir perkembangan kogniti, pada tahapan

operasional formal, yang dimulai sekitar usia 11 sampai 12 tahun, anak-anak sanggup

berfikir logis dengan berbagai istilah simbolik murni (Dharma and Andryanto 2010).

            Stadium pemahaman moral pieget ketiga dimulai pada sekitar waktu ini. Anak

mulai menghargai bahwa beberapa peraturan adalah kebiasaan sosial- persetujuan

bersama yang dapat sekehandak hati diputuskan dan di ubah jikan semua setuju.

Realismemoral anak moral anak juga menyatakan: saat membuat pertimbangan moral,

anak sekarang memberikan bobot pada pertimbangan “subjektif” seperti maksuk

seseorang, dan mereka memandang hukuman sebagai keputusan manusia, bukan

retribusi dari kekuatan yang lebih tinggi.

            Awal stadium operasional formal juga timbul bersamaan dengan stadium

keempat dan terakhir pada pemahaman anak tentang peraturan moral. Anak kecil

menumjukkan minatnya dalam membuat peraturan bahkan untuk menghadapi situasi

yang belum yang belum pernah mereka jumpai. Stadium ini ditandai oleh model

ideologis penalaran moral, yang menjawab masalah sosiol yang lebih luas ketimbang

hanya situasi personal dan interpersonal (Widjaja 1999).

1. Perkembangan Intelektual

            Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan

intelektuan, atau melaksnakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan

intelektual atau kemampuan kognitif (seperti: membaca, menulis dan menghitung).

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

            Sebelum masa ini, yaitu masa prasekolah, daya pikir anak masih bersifat

imajinatif, berangan-angan (berkhayal), sedangkan pada usia SD daya pikirnya sudah

berkembang kearah berfikir konkret dan rasional (dapat diterima akal). Pieget

menamakannya sebagai masa operasi konkrit. Pieget menamakannya sebagai masa

operasi konkret, masa berakhirnya berfikirn khayal dan mulai befikir konkret

(berkaitan dengan dunia nyata).

Periode ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu

mengklasifikasiakn (mengkelompokkan), menyusun, atau mengasiosikan

(menghubungkan atau manghitung) angka-angka atau bilangan. Kemampuan yang

berkaitan dengan perhitungan (angka), seoerti menambah, mengurangi, mengalikan,

dan membagi. Di samping itu, pada masa ini anak sudah memiliki kemampuan

memecahkan masalah (problem solving) yang sedarhana.

            Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjdi

dasardiberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau

daya nalarnya. Kepada anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan, seprti

membaca, menulis dan berhitung. Di sampin itu, kepada anak diberikan juga

pengetahuan-pengetahuan tentang manusian, hewan lingkungan alam sekitar dan

sebagainya. Untuk mengembangkan daya nalarnya dengan melatih anak untuk

mengungkapkan pendapat,gagasan atau penilaiannya terhadap berbagai hal, baik yang

dialaminya maupun peristiwa yang terjadi dilingkunganya.

            Dalam rangka mengembangkan kemampuan anak, maka sekolah dalam hal ini

guru seyogyanya memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan

pertanyaan, memberikan komentar atau pendapatnya tentang materi pelajaaran yang

dibacanya atau yang dijelaskan guru, membuat karangan, menyusun laporan (hasil

study tour atau diskusi kelompok).

2. Perkembangan Bahasa

            Bahasa adalah sarana komunikasi denagan dengan orang lain. Dalam

pewngertian ini mencakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan

perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak menggunakan

kata-kata, kalimat bunyi, lambang, tuilsan. Denagan bahasa, semua manusia, alam

sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.

            Usia  sekoalah dasar ini merupakan msa perkembangan pesatnya kemampuan

mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini, anak

suadah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun) telah

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

dapat menguasai sekitar 50.000 kata. Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan

berkomunikasi dengan orang lain, anak suadah gemar membaca atau mendengarkan

cerita yang bersifat kritis (tentang perjalanan / petualagan, riwayat para pahlawan,

dsb). Pada masa ini tingkat berfikir anak suadah lebih maju, dia banyak menanyakan

soal waktu dan sebab akibat. Oleh karena itu, kata tanya yang dipergunakan pun yang

semula hanya “apa”, sekarang sudah diikuti dengan pertanyaan :”dimana”,

“darimana”, “kemana”,”mengapa”, dan “bagaimana”.

            Terdapat dus faktor penting yang mempemgaruhi perkembangan bahasa, yaitu

sebagai berikut:

a. Prosesrs jadi matang, dengan perkatan lain anak itu menjadi matang (organ-

organ suara/bicara sudah berfungsi ) untuk berkata-kata.

b. Proses belajar, yang berati bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu

mempelajari bahasaorang lain dengan jalan mengimitasikan atau meniru

ucapa/kata-kata yang didengarnya.

Di sekolah, diberikan pelajaran bahasa yang didengan sengaja menambah

pembendaharaan katanya,mengajar menyusun struktur kalimat, peribahasa,

kesusastraan dan keterampilan mengarang. Dengan dibekali pelajaran bahasa ini,

diharapkan peserta didik dapat menguasai dan mempergunakan sebagai alat untuk:

a.       Berkomunikasi dengan orang lain,

b.      Menyatakan isi hatinya (perasaannya),

c.       Memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya,

d.      Berfikir (menyatakan gagasan atau pendapat),

e.       Mengembangkan kepribadiannya, seprti menyatakan sikap dan  kenyakinan.

3. Perkembangan sosial

            Maksud perkembengan sosial disni adalah pencapai kematangan dalam

hubungan sosial. Dapat juga dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan

diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral (agama). Perkembangan sosial

pada anak-anak sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di

samping dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman

sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya

telah tembah luas.

            Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri-sendri

(egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau

memperhatiakn kepentingan orang lain). Anak dapat berminat terhadapat kegiatan-

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi

anggota kelompok (gang), dia merasa tidak senang apabila tidak diterima dalam

kelompoknya.

            Berkat perkembangan sosil, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan

kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalm

proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan

atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan

tenaga fisik (seperti: membersihkan kelas dan halaman sekolah), maupun tugas yang

membutuhkan pikiran (seprti: merencanakan kegiatan camping, membuat rencana

study tour).

4. Perkembangan Emosi

            Menginjak usia sekolah, anak mulai menyadari bahawa pengungkapan emosi

secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk

mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi

diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasan). Dalam proses

peniruan,  kemampuan orang tua daal mengendalikan emosinya sangat berpengaruh.

Emosi-emosi yang secara dialami pada tahap perkembangan usia sekolah ini adalah

marah, takut, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, dan kegembiraan (rasa senagng,

nikmat, atau bahagia).

            Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu,

dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasaan

senang, bergairah, bersemangt atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu

untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan

penjelasan guru, membaca buku,aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin

dalam belajar.

5. Perkembangan Moral

            Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar sah atau baik-buruk)

pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti

konsep moral ini, tetapi lambat laun anak akan memahaminya. Usaha menanamkan

konsep moral sejak usia dini (prasekolah) merupakan hal yang seharusnya, karena

informsi yang diterima anak mengenai benar- salah atau baik-buruk akan menjadi

pedoman pada tingkah lakunya di kemudian hari.

            Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan

dari orang tua atau lingkungan  sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

memahami alasan yang mendasari suatu peratuaran. Di samping itu , anak sudah

dapat mengasosiakan satiap bentuk perilaku dengan konsep benar-benar atau baik-

buruk. Misalnya, dia memandang atau menilai bahwa perbuatan nakal, berdusta, dan

tidak hormat kepada orang tua merupakan suatu yang salah atau buruk. Seadangkan

perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat kepada orang tua dan guru merupakan suatu

yang benar/baik.

6. Perkembangan Penghayatan Keagamaan

            Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaan ditandai dengan ciri-

cirisebagai berikut:

a. Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai pengertian.

b. Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan

kaiadah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta sebagai

manifestasi dari keagungan-Nya.

c. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual

diterimanya sebagai keharusan moral.

Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai

kelanjutan periode sebrelumnya. Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi

oleh proses pembetukan atau pendidikan yang diterimanya. Berkaitan denag hal

tersebut, pendidikan disekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh

karena itu, pendidikan agama (pengajaran, pembiasan, dan penanaman nilai-nilai) di

sekolah dasar harus menjadi perhatian semaua pihak yang terlibat dalam pendidikan

di SD, bukan hanya guru agama tetapi kepala sekolah dan guru-guru yang lainnya.

Apabila semua pihak yang terlibat s

7. Perkembagan Motorik

            Seiring perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan

motorik anak sudah dapat terkodinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras

dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau

aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal

untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik ini, seperti menulis,

menggambar, melukis, mengetik (komputer), berenamg, main bola, dan atletik.

            Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu

kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan.

Oleh karaena itu, perkembangan motorik sanagat menunjang keberhasilan belajar

peserta didik. Pada masa usia sekolah dasar kematangan perkembangan motorik ini

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

pada umumnya dicapainya, karaena itu mereka sudah siap menerima pelajaran

keterampilan (Yusuf 2010).

            Sesuai perkembangan fisik (motorik ) maka di kelas-kelas permulaan sangat

tepat diajarkan :

a. Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar.s

b. Keteramilan dalam mempergunakan alat-alat olahraga (menerima,

menendang, dan memukul).

c. Gerakan-gerakan untuk meloncat, berlari, berenang, dan sebagainya.

d. Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban, dan

kedisiplinan.

8. Perkembangan Fisik

            Perkembangan fiusik cenderung lbih stabil atau tenang sebelum memasuki

masa remaja yang pertumbuhannya sangat cepat. Masa yang tenang ini diperlukan

oleh anak untuk belajar berbagai kemampuan akademik. Anak lebih tinggi, lebih

berat, lebih kuat serta belajar berbagai keterampilan. Kenikan tinggi dan berat badan

bervariasi antara anak satu dengan yang lain. Peran kesehatan dan gizi sangat penting

dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.i

9. Perkembangan Bicara

            Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak

belajar bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Bertambahnya kosakata yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin

banyak pembendaharaan kat yang dimiliki. Anak mulai menyadari bahwa komunikasi

yang bermakna tidak dapat dicapai bila anak tidak mengerti apa yang dikatakan oleh

orang lain. Hal ini mendorong anak untuk meningkatkan pengertiannya.

10. Kegiatan Bermain

            Permainan yang disukai cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara

kelompok, kecuali anak-anak yang kurang diterima di kelompoknya dan cenderung

memilih bermain sendiri. Bermain yang sifatnya menjelajah, ketempat-tempat yang

belum pernah dikunjungi baik dikota maupun di desa mengasikkan bagi anak.

Permainan konstruktif yaitu membangun atau membentuk sesuatu adalah bentuk

permainan yang disukai anak serta mampu mengembangkan kreativitas anak.

Bernyayi meerupakan bentuk kegiatan kreatif lainnya. Sealain itu bentuk permainan

kelompok yang disenangi meruoakan permainan oleh raga seperti basket, sepak bola,

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

voleydan sebagainya. Jenis permainan ini membantu perkembangan otok dan

perkembangan tubuh.

11. Usia 10-12

            Pada usia 10-12 tahun, perhatian membaca puncaknya. Materi bacaan semakin

luas. Anak-anak laki menyenangi hal-hal yang sifatnya menggemparkan, misterius,

dan kisah-kisah pertualangan. Anak perempuan menyenagi cerita kehidupan seputar

rumah tangga.  Teman sebaya umumnya dalah teman sekolah dan teman bermain di

luar sekolah. Pengaruah teman sebaya sangat besar bagi arah perkembangan anak baik

yang bersifat positf maupun negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembanagan

konsep diri dan pertumbuhan harga diri. Hanya ditengah-tengah teman sebaya anak

bisa merasakan dan menyadari bagaimana dan dimana kedudukan atau

posisidirinya.  Keinginan untuk berada ditengah-tengah temannya membawa anak

untuk keluar rumah menemuinya sepulng sekolah. Anak merasakan kesepian

dirumah, tiada teman. Kegiatan denag teman sebaya ini meliputi belajar bersama,

melihat pertunjukan, bermain, masak-masakkan, dan sebagainya. Mereka sering

melakukan kegiatan yang biasanya dilakukan orang dewasa.

H. Tugas-tugas            Menurut Syamsu Yusuf, perkebembangan pada masa ini meliputi (Yusuf

2010):

1. Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan.

2. Belajar membentuk sikap yang seaht terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk

biologis.

3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.

4. Belajar memainkan peranan sesuai jenis kelaminnya.

5. Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.

6. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari (Yuliani 2005).

I. Kebutuhan dan Masalah Gizi pada Periode Tersebut

1. Kebutuhan Gizi pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun)

Awal usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, dengan demikian anak-anak

mulai masuk ke dalam dunia baru, dimana dia mulai banyak berhubungan dengan

orang-orang di luar keluarganya, dan dia berkenalan dengan suasana dan

lingkungan baru dalam kehidupannya. Hal ini tentu saja banyak mempengaruhi

kebiasaan makan mereka. Pengalaman-pengalaman baru, kegembiraan di sekolah,

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

rasa takut terlambat tiba di sekolah, menyebabkan anak-anak ini sering

menyimpang dari kebiasaan waktu makan yang sudah diberikan kepada mereka.

Kebutuhan Zat Gizi menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013

(PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

75 TAHUN 2013 2013):

Zat Gizi Makro dan Mikro

Kelompok umur4-6 tahunBB = 19 kgTB =112 cm

7-9 tahunBB= 27 kgTB= 130 cm

10-12 tahunLaki-LakiBB= 34 kgTB= 142 cm

PerempuanBB = 36 kgTB = 145 cm

Energi (Kkal) 1.600 1.850 2.100 2.000Protein (gr) 35 49 56 60Lemak (gr) 62 72 70 67Karbohidrat (gr) 220 254 289 275Vitamin A (mcg) 450 500 600Vitamin C (mg) 45 45 50Yodium (mcg) 120 120 120Zink/seng (mg) 5 11 14 13Kalsium (mg) 1.000 1.000 1.200 1.200Zat besi (mg) 9 10 13 20Folat (mcg) 200 300 400

Sumber: Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia, 2013

Adanya aktivitas yang tinggi mulai dari sekolah, kursus, mengerjakan

pekerjaan rumah (PR) dan mempersiapkan pekerjaan untuk esok harinya,

membuat stamina anak cepat menurun kalau tidak ditunjang dengan aspuan

pangan dan gizi yang cukup dan berkualitas. Agar stamina anak usia sekolah

tetap fit selama mengikuti kegiatan di sekolah maupun kegiatan ekstra kurikuler,

maka saran utama dari segi gizi adalah jangan meninggalkan sarapan pagi. Ada

berbagai alasan yang seringkali menyebabkan anak-anak tidak sarapan pagi. Ada

yang merasa waktu sangat terbatas karena jarak sekolah cukup jauh, terlambat

bangun pagi, atau tidak ada selera untuk sarapan pagi.

Pentingnya mengkonsumsi makanan selingan selama di sekolah adalah agar

kadar gula tetap terkontrol baik, sehingga konsentrasi terhadap pelajaran dan

aktivitas lainnya dapat tetap dilaksanakan. Kandungan zat gizi makanan selingan

ditinjau dari besarnya kandungan energi dan protein sebesar 300 kkal dan 5 gram

protein. Kebutuhan energi golongan umur 10-12 tahun relatif lebih besar daripada

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

golongan umur 7-9 tahun, karena pertumbuhan relatif cepat, terutama

penambahan tinggi badan. Mulai umur 10-12 tahun, Kebutuhan gizi anak laki-

laki berbeda dengan anak perempuan.

2. Masalah Gizi Pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun)

Masalah Gizi anak usia sekolah sekolah yang ada di Indonesia yakni:

1. Gizi Kurang

RISKESDAS 2013  prevalensi pendek (TB/U) anak 5-12 thn 30,7 % (12,3%

sangat pendek & 18,4% pendek); terendah di DI Yogyakarta (14,9%), tertinggi di

Papua (34,5 %) (Kementerian Kesehatan 2013).

Secara keseluruhan, prevalensi pendek (TB/U) pada anak umur 5-18 tahun

menurut jenis kelamin disajikan pada gambar 3.14.6. Pada anak laki-laki, prevalensi

pendek tertinggi di umur 13 tahun (40,2 %), sedangkan pada anak perempuan di umur

11 tahun (35,8%) (Riskesdas, 2013) (Kementerian Kesehatan 2013).

Sumber: Riskesdas, 2013

Sumber: Riskesdas, 2013

Sebanyak 15 provinsi dengan prevalensi sangat pendek di atas prevalensi

nasional  Bengkulu

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

1) Prevalensi kurus (menurut IMT/U) anak 5-12 thn 11.2%, (4,0% sangat kurus dan

7,2% kurus), terendah di Bali (2,3%), tertinggi di NTT (7,8%).

Sumber: Riskesdas, 2013

2) Sebanyak 16 provinsi dengan prevalensi sangat kurus diatas nasional.

3) Efek : anak mudah lelah, daya fikir menurun, daya tahan tubuh menurun ( sering tdk

masuk).

2. Kegemukan

Secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu

18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen.

Prevalensi gemuk terendah di Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi di DKI

Jakarta (30,1%). Sebanyak 15 provinsi dengan prevalensi sangat gemuk diatas

nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Timur, Bali,

Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Bengkulu,

Bangka Belitung, Lampung dan DKI Jakarta(Kementerian Kesehatan 2013).

Sumber: Riskesdas, 2013

Menurut WHO batasan usia anak yaitu antara 0-19 tahun, berdasarkan

Undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, pasal 1 ayat 1, anak

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun (Menkes RI, 2011). Menurut WHO

(2007) batasan anak obesitas yang berumur 5-19 tahun adalah menggunakan IMT/U

sama dengan SK Menkes (2011) menyebutkan, IMT/U umur 5-18 tahun anak

obesitas adalah >2 SD dan gemuk atau overweight adalah >1 SD - 2 SD.

Overweight dan obesitas sekarang merupakan peringkat kelima sebagai risiko

global untuk terjadinya kematian. Terdapat 44% kasus diabetes, 23% penyakit

jantung iskemik dan 7%-41% kanker disebabkan oleh kelebihan berat

badan/overweight dan obesitas. Prevalensi overweight dan obesitas pada anak

diperkirakan 35 juta terdapat di negara berkembang dibandingkan dengan 8 juta

yang ada di negara maju (WHO, 2010). Berdasarkan The National Youth Risk

Behaviour Survey (YRBS) tahun 1999-2011 pada anak sekolah umur 9-12 tahun,

prevalensi obesitas mengalami peningkatan dari 10,6% menjadi 13% sedangkan

overweight juga meningkat dari 14,2% menjadi 15,2 (CDC, 2011). Obesitas

merupakan masalah yang sedang terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.

Sekelompok masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar mengalami masalah

kesehatan masyarakat utama justru dipicu dengan adanya kelebihan gizi dan

aktivitas yang kurang pada masa kanak-kanak.

Perubahan gaya hidup yang cepat termasuk pola makan dan aktivitas telah

menyebabkan peningkatan prevalensi anak obesitas (5-19 thn) di negara

berkembang. Prevalensi obesitas pada anak usia 5-19 tahun mengalami peningkatan

dari tahun 1999-2004 di Indonesia yaitu pada obesitas dari 5,3% menjadi 8,6%

sedangkan overweight, dari 2,7% menjadi 3,7% menurut CDC standard cut offs.

Berdasarkan Riskesdas (2007) pada penduduk berumur >10 tahun terdapat

prevalensi kurang makan buah dan sayur 93,6% dan kurang aktivitas fisik 48,2%,

sedangkan pada umur 10-14 tahun yang kurang makan sayur dan buah 93,6% dan

kurang aktivitas fisik 66,9%. Proporsi penduduk ≥10 tahun yang kurang makan

sayur dan buah berdasarkan Riskesdas (2013) adalah 93,5%, hal ini menunjukkan

tidak terjadi perubahan yang berarti antara data 2007 dan 2013. Perilaku sedentary

3-5,9 jam pada kelompok umur ≥10 tahun sebesar 42% (Departemen Kesehatan

2007)

Sulawesi Selatan termasuk satu dari 16 propinsi yang penduduknya mengalami

aktivitas kurang diatas prevalensi nasional yaitu 49,1% (<150 menit per minggu) dan

kurang makan buah, sayuran 93,7% (<5 porsi per hari) (Riskesdas, 2007). Hal yang

sama terjadi pada Riskesdas (2013) yaitu aktivitas kurang aktif kelompok umur ≥10

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

tahun sebesar 31% melebihi nilai rata-rata Indonesia yaitu 26,1%. Kurang aktivitas

dan kurang makan sayur dan buah merupakan gaya hidup tidak sehat yang memicu

timbulnya Non Communicable Disease (NCD).

Peningkatan prevalensi obesitas pada anak usia sekolah akan memiliki dampak

kesehatan negatif di masa kecil, serta dalam jangka panjang dan berisiko lebih tinggi

menjadi obesitas di masa dewasa dan terjadi Non Communicable Disease (NCD) di

kemudian hari. Menurut Riskesdas (2007), kematian akibat Penyakit Tidak Menular

(PTM) sebesar 59,5%; lebih tinggi dari angka kejadian Penyakit Menular sebesar

28,1%. PTM yang dapat terjadi saat dewasa antara lain stroke sebesar 26,9%,

hipertensi 12,3%, diabetes mellitus (DM) 10,2% dan penyakit jantung iskemik 9,3%.

Riskesdas (2013) menunjukkan PTM di Indonesia adalah asma, penyakit paru

obstruksi kronis, kanker, DM, hipertiroid, hipertensi, jantung koroner, gagal jantung,

stroke, gagal ginjal kronis (GGK), batu ginjal dan rematik; sesuai dengan PTM

menurut WHO adalah penyakit kardiovaskuler (jantung koroner, stroke), kanker,

penyakit pernapasan kronis (asma) dan diabetes (Kementerian Kesehatan 2013).

Berdasarkan studi yang dilakukan di beberapa negara bagian Eropa pada tahun

antara 2007 dan 2010 dengan 18.745 anak, prevalensi obesitas lebih tinggi pada

anak perempuan (21,1%) jika dibandingkan dengan anak laki-laki (18,6%). Populasi

grup dengan pendapatan rendah dan tingkat edukasi rendah memiliki tingkat

prevalensi yang lebih tinggi terhadap obesitas (Ahrens, Pigeot et al. 2014).

Kemudian studi lainnya yang dilakukan di Kerela, India, menyebutkan bahwa

prevalensi obesitas yaitu 3,0% untuk laki-laki dan 5,3% untuk grup dengan

pendapatan tinggi dan rendah (1,5% dan 2,5%). Prevalensi overweight dan obesitas

ditemukan lebih tinggi pada grup dengan penghasilan lebih tinggi dan pada anak

perempuan (Cherian, Cherian et al. 2012). Berdasarkan hasil survei Canadian Health

Measures Survey dari tahun 2009 hingga 2011, perbedaan prevalensi overweight dan

obesitas antara anak laki-laki dan perempuan usia 5 hingga 11 tahun, persentase

obes pada anak laki-laki (19,5%) lebih besar tiga kali lipat dibandingkan obesitas

pada anak perempuan (6,3%) (Roberts, Shields et al. 2012)

3. Anemia gizi besi

Selain masalah kurus dan gemuk, masalah gizi yang juga banyak terjadi pada

anak usia sekolah adalah anemia gizi, terutama karena kekurangan zat besi.

Kekurangan zat besi berpengaruh pada perkembangan mental; anak memiliki

perkembangan psikomotor lebih rendah daripada anak sehat, prestasi belajarnya

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

lebih rendah dibandingkan dengan anak normal. Anemia gizi juga bisa terjadi karena

kekurangan vitamin B12 (makanan hewani), folat, dan vitamin C (sayur dan buah)

(Yayasan Institut Danone 2010).

Secara global prevalensi anemia usia sekolah masih menunjukkan angka yang

tinggi yaitu 37% (De, McLean et al. 2008). Di Indonesia keadaan ini merupakan

masalah gizi utama disamping kekurangan kalori protein, vitamin A dan Yodium.

Penelitian di Indonesia mendapatkan prevalensi anemia defisiensi besi pada anak

balita sekitar 30% - 40%, pada anak sekolah 25% - 35%, hal ini disebabkan oleh

kemiskinan, malnutrisi, defisiensi vitamin A dan asam folat (Pratiwi 2010).

Berdasarkan Riskesdas 2007, prevalensi anemia pada anak di Sulawesi Selatan

sekitar 13,1% dan menurut SK Menkes 2007 prevalensi anemia anak di Sul-Sel

mencapai 16,2%. Dan data terakhir dari Departemen Kesehatan RI Tahun 2012,

menunjukan prevalensi anemia pada anak mencapai angka 17,6% (Departemen

Kesehatan 2007).

Kejadian anemia pada anak sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh berbagai

faktor. Salah satu diantaranya adalah rendahnya asupan makanan sumber zat besi

dalam kehidupan sehari-hari yang dikonsumsi sehingga tidak mencukupi kebutuhan

zat besinya Seperti halnya hasil penelitian yang dilakukan di wilayah pesisir

Makassar bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi sumber zat besi

heme dengan status hemoglobin anak sekolah dasar. Terdapat 46,9% anemia yang

jarang mengkonsumsi sumber zat besi heme dan 25% yang sering(Pratiwi 2010).

Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor penyerapan zat besi dalam tubuh. Ada faktor

penghambat yang ada dalam makanan misalnya, phytat dalam nasi dan tannin dalam

teh dan kopi, ada pula yang melancarkan absorbsi besi misalnya vitamin C dan

beberapa asam amino yang menyebabkan zat besi tersebut dalam keadaan larut

sehingga dapat diserap (Pratiwi 2010).

Selain faktor yang meningkatkan absorbsi zat besi seperti yang telah

disebutkan, ada pula faktor yang menghambat absorbsi zat besi. Faktor yang

menghambat itu adalah tannin dalam teh dan kopi, phosvitin, phytat, fosfat, kalsium

dan serat dalam bahan makanan. Seseorang yang banyak makan nasi, tetapi kurang

makan sayur-sayuran serta buah-buahan dan lauk-pauk, akan tetap menjadi anemia

walaupun zat besi yang dikonsumsi dari makanan sehari-hari cukup banyak. Bahan

makanan penghambat absorpsi Fe (inhibitor) adalah bahan makanan yang bersifat

akan menghambat absorpsi Fe oleh tubuh dari makanan yang dikonsumsi seperti

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

fitat (pada dedak, katul, jagung, protein kedelai, susu, coklat dan kacang-kacangan),

polifenol (termasuk tannin) pada teh, kopi, bayam, kacang kacangan, Zat

kapur/kalsium (pada susu, keju), Phospat (pada susu, keju) (RI 2000).

4. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)

Masalah gizi lainnya adalah kurangnya asupan mineral yodium, baik yang

diperoleh dari air maupun makanan seperti ikan, makanan hasil laut dan garam

beryodium. Hal ini akan memperngaruhi tingkat kecerdasan dan pertumbuhan anak

(Kementerian Kesehatan 2013)

Dari berbagai penelitian di berbagai negara tentang stunting menunjukkan angka

yang masih tinggi sehingga ini merupakan tantangan tersendiri bagi masing-masing

negara untuk mengatasi hal tersebut. Penelitian yang dilakukan di Indonesia

menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi dan berat badan dari anak-anak Indonesia di

bawah standar pertumbuhan WHO. Semakin tua anak, semakin besar perbedaan

dibandingkan dengan standar pertumbuhan WHO, yang berarti bahwa goyahnya

pertumbuhan dimulai dari awal kehidupan seorang anak Indonesia hingga akhir usia

SD.

Dalam penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa stunting

lebih banyak di pedesaan dibandingkan dengan perkotaan. Dan proporsi anak laki-laki

stunting di daerah pedesaan lebih tinggi dari perempuan karena kecepatan

pertumbuhan anak laki-laki lebih tinggi, sehingga persyaratan gizi mereka yang lebih

tinggi. Dengan tidak adanya asupan gizi yang memadai, kemungkinan terhambatnya

pertumbuhan akan lebih tinggi. Status gizi anak usia sekolah dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya kebiasaan makan dan asupan makanan serta gaya hidup.

Oleh karena itu, hal yang dapat dilakukan untuk mencegah hal tersebut adalah

termasuk pendidikan gizi yang dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan anak yang

lebih baik (Herrador, Sordo et al. 2014).

Penelitian lain yang dilakukan di Ethiopia menunjukkan hasil yang sama bahwa

kejadian stunting lebih banyak terjadi di daerah pedesaan dibandingkan dengan

perkotaan. penjelasan tentang faktor penyebab stunting dipedesaan lebih dijelaskan

pada jurnal di ethiopia ini dibandingkan dengan di Indonesia. Dalam penelitian ini

menyatakan bahwa pada masyarakat pedesaan disebabkan beberapa faktor yang

terkait yaitu kelompok usia, demam 15 hari sebelumnya, menggiring ternak, konsumsi

Page 37: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

makanan dari sumber hewani, ukuran keluarga, budidaya padi-padian dan konsumsi

produk ternak keluarga sendiri (Herrador, Sordo et al. 2014).

Page 38: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

BAB III

KESIMPULAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak sekolah yakni faktor

genetik, lingkungan. Periode dan Tahapan Tumbuh kembang anak usia sekolah dilihat

dari berbagai aspek baik dari aspek fisik/biologis, kognitif, fan sosial emosi. Aspek

perkembangan pada masa sekolah meliputi perkembangan intelektual,

perkemankembangan bahasa perkembangan sosial, perkembangan emosi,

perkembangan moral, perkembangan penghayatan keagamaan, perkembagan motorik,

perkembangan fisik, perkembangan bicara, kegiatan bermain,dan usia 10-12.

Parameter pertumbuhan anak sekolah mengggunakan BB, TB, dan IMT/BMI menurut

umur, yang diukur atau dinilai dengan menggunakan standar baku WHO anthro.

Perhatian kepada gizi pada anak usia sekolah (6-12 tahun) perlu karena selama

ini perhatian dalam masalah gizi masih berfokus pada gizi pada masa prenatal, bayi,

dan balita. Pada masa sekolah, anak sudah mulai berfokus pada pelajaran sekolah dan

lebih banyak waktu dihabiskan di sekolah. Anak sekolah mulai mengenai jajan,

sehingga perlu mendapat perhatian akan kebutuhan gizi yang sangat penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah

Page 39: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 20887... · Web view BAB I - Universitas HasanuddinAnak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

DAFTAR PUSTAKAAhrens, W., I. Pigeot, et al. (2014). "Prevalence of overweight and obesity in European children

below the age of 10." International Journal of Obesity 38: S99-S107.Anonim. (2012, 20 February 2012 ). "Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia 6-12 Tahun." 23

September 2016, from http://pondokibu.com/pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-usia-6-12-tahun.html.

arianti, e. (2015). "Tumbuh Kembang Anak (6-12 tahun)." 23 September 2016, from http://kdkep.blogspot.co.id/2015/05/tumbuh-kembang-anak-6-12-tahun.html.

Cherian, A. T., S. S. Cherian, et al. (2012). "Prevalence of obesity and overweight in urban school children in Kerala, India." Indian pediatrics 49(6): 475-477.

De, B. B., E. McLean, et al. (2008). "Worldwide prevalence of anemia 1993–2005: WHO global database on anemia." Geneva: WHO, CDC.

Departemen Kesehatan, R. (2007). "Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007." Jakarta: B adan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI.

Dharma, A. and M. Andryanto (2010). Pengantar Psikolog. Jakarta, Erlangga.Gunarsa, D. S. (2006). Psikologi Praktis: Dari Anak Sampai Usia Lanjut, Jakarta: PT. BPK Gunung

Mulia.Herrador, Z., L. Sordo, et al. (2014). "Cross-sectional study of malnutrition and associated factors

among school aged children in rural and urban settings of Fogera and Libo Kemkem districts, Ethiopia." PloS One 9(9): e105880.

Hidayat, A. A. (2005). "Pengantar ilmu keperawatan anak." Jakarta: Salemba Medika.Hurlock, E. B. (1980). "Psikologi perkembangan." Jakarta: Erlangga.Kementerian Kesehatan, R. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, Jakarta:

Kementerian Kesehatan RIDinKes Jateng.Maryanto, L. (2012). "TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR." 23 September 2016,

from http://li2kmaryanto.blogspot.co.id/2012/06/tingkat-perkembangan-anak-usia-sekolah.html.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 (2013). ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA. M. K. R. INDONESIA. Jakarta, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.

Pratiwi, E. (2010). Hubungan Pola Konsumsi dengan Status Hemoglobin (Hb) Remaja Putri Sekolah Menengah Pertama di Daerah Endemik Malaria Kec. Baras Kab. Mamuju Utara Sulawesi Barat Tahun 2009, Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin, Makassar.

RI, D. (2000). Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001–2005, Jakarta: Depkes.Roberts, K. C., M. Shields, et al. (2012). "Overweight and obesity in children and adolescents: results

from the 2009 to 2011 Canadian Health Measures Survey." Health rep 23(3): 37-41.Rustam, S. Mujab, et al. (2013, 18 Maret 2013). "PERKEMBANGAN ANAK PADA MASA SEKOLAH." 23

September 2016, from http://rustamsakry.blogspot.co.id/2013/03/perkembangan-anak-pada-masa-sekolah_18.html.

Widjaja, K. (1999). Pengantar Psikologi, Jakarta: Interaksa.Yayasan Institut Danone, G. U. A. B. (2010). Panduan Tumbuh Kembang Anak. Sehat dan Bugar

Berkat Gizi Seimbang. . Jakarta, Kompas Gramedia, Group of Magazine.Yuliani, E. (2005). Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Teras.Yusuf, S. (2010). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung, PT Remaja Rosdakarya.