89
TESIS PENGARUH BEBAN KERJA, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR. TADJUDDIN CHALID DAN RSUD KOTA MAKASSAR THE INFLUENCE OF WORK LOAD, JOB SATISFACTION AND WORK MOTIVATION ON NURSER PERFORMANCE IN INPATIENT INSTALLATION HOSPITAL OF DR. TADJUDDIN CHALID AND HOSPITAL OF KOTA MAKASSAR Disusun dan diajukan oleh DIAN ROSYIDAWATI K012181014 PROGRAM STUDI S2 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2020

TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

TESIS

PENGARUH BEBAN KERJA, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI

KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP

RSUP DR. TADJUDDIN CHALID DAN RSUD KOTA MAKASSAR

THE INFLUENCE OF WORK LOAD, JOB SATISFACTION AND WORK

MOTIVATION ON NURSER PERFORMANCE IN INPATIENT

INSTALLATION HOSPITAL OF DR. TADJUDDIN CHALID AND

HOSPITAL OF KOTA MAKASSAR

Disusun dan diajukan oleh

DIAN ROSYIDAWATI

K012181014

PROGRAM STUDI S2 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2020

Page 2: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

ii

HALAMAN PENGAJUAN

PENGARUH BEBAN KERJA, KEPUASAN KERJA DAN

MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI

INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR. TADJUDDIN CHALID

DAN RSUD KOTA MAKASSAR

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Disusun dan diajukan oleh:

DIAN ROSYIDAWATI

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020

Page 3: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

iii

Page 4: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

iv

Page 5: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Beban Kerja, Kepuasan

Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di Instalasi Rawat

Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar”. Tesis ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan

pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana

Universitas Hasanuddin.

Penyusunan tesis ini dapat diselesaikan berkat dukungan berbagai

pihak. Penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih sedalam-dalamnya kepada Dr. dr. Noer Bahry Noor, MS selaku

pembimbing I dan Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli, M.Kes selaku pembimbing

II, yang penuh kesabaran meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

memberikan bimbingan, arahan serta petunjuk yang sangat berguna

dalam penyusunan tesis ini. Penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada Dr. dr. A. Indahwaty Sidin, MHSN., Dr. Fridawary Rivai, SKM.,

MARS, Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM., M.Kes., MSc.PH selaku tim

penguji yang telah memberikan saran, arahan dan kritikan yang sangat

bermanfaat.

Selain itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus

serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

Page 6: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

vi

1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA, selaku Rektor Universitas

Hasanuddin.

2. Prof. Dr. Ir. Jamaluddin, M.Sc selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Hasanuddin.

3. Dr. Aminuddin Syam, SKM., M.Kes., M.Med.Ed selaku Dekan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

4. Dr. Masni, Apt., MSPH, selaku ketua Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin.

5. Seluruh dosen dan staf Magister Administrasi Rumah Sakit Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin yang telah

memberikan bantuan informasi, masukan dan pengetahuan.

6. Seluruh staf RSUD Kota Makassar dan RSUP Dr. Tadjuddin Chalid

atas bantuan dan kerjasamanya selama proses penelitian.

7. Teman-teman seperjuangan MARS 2018 (Marsmellow) yang tanpa

hentinya memberikan semangat yang luar biasa.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tesis ini

masih jauh dari kesempurnaan.

Penulis dengan penuh rasa sayang dan ketulusan hati

menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua

orangtua tercinta, Ibunda (Alm) Dra. Andi Fatmawati, S.Pd dan

Page 7: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

vii

Ayahanda Dr. dr. Rasyidin Abdullah, MPH., M.Kes., DPDK, suami

tercinta Andrianto Chandra serta anakku tercinta Aurelia Fathiyah

Chandra dan Dzaky Abid Kenzo Chandra serta kakakku dr.

Jayarasti Kusumanegara, Sp. BTKV., M.Kes dan dr. Semy

Faarastomo Laksamana Negara serta keluarga besar atas segala

dukungan berupa materi, doa, kesabaran, pengorbanan dan

semangat yang tak ternilai hingga penulis dapat menyelesaikan studi

di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Untuk itu, semua saran dan kritik akan diterima dengan segala

kerendahan hati. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak.

Makassar, Januari 2021

Dian Rosyidawati

Page 8: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

viii

DAFTAR ISI

TESIS ................................................................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................ Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................................................... iii

PRAKATA ......................................................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xv

ABSTRAK ........................................................................... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ........................................................................ Error! Bookmark not defined.

BAB I ................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

2.1 Kajian Masalah .............................................................................................. 12

3.1 Rumusan Masalah ........................................................................................ 20

4.1 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 21

5.1 Manfaat Penelitian......................................................................................... 22

BAB II .............................................................................................................................. 24

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 24

2.1 Tinjauan Umum Tentang Beban Kerja ....................................................... 24

2.2 Tinjauan Umum Tentang Kepuasan Kerja ................................................. 30

2.3 Tinjauan Umum Tentang Motivasi Kerja .................................................... 37

2.4 Tinjaun Umum Tentang Kinerja Perawat ................................................... 43

2.5 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 58

2.6 Mapping Teori ................................................................................................ 63

2.7 Kerangka Teori .............................................................................................. 64

Page 9: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

ix

2.7 Kerangka Konsep ........................................................................................... 65

2.8 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .................................................. 66

1.9 Hipotesa Penelitian ....................................................................................... 71

BAB III ............................................................................................................................. 73

METODE PENELITIAN ................................................................................................ 73

1. Jenis Penelitian .................................................................................................. 73

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 73

3. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 73

4. Jenis Dan Sumber Data.................................................................................... 76

5. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 76

6. Metode Pengukuran .......................................................................................... 77

7. Metode Pengolahan Dan Analisis Data .......................................................... 87

8. Alur Penelitian ................................................................................................... 91

BAB IV ............................................................................................................................ 92

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 92

A. Gambaran Umum Rumah Sakit ...................................................................... 92

B. Hasil Penelitian .................................................................................................. 95

a) Analisis Univariat ............................................................................................... 97

3. Analisis Biraviat................................................................................................ 117

4. Analisis Multivariat ........................................................................................... 129

C. Pembahasan .................................................................................................... 130

D. Implikasi Manajerial ......................................................................................... 170

E. Keterbatasan Penelitian.................................................................................. 172

BAB V ............................................................................................................................. 173

PENUTUP........................................................................................................................ 173

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 173

B. Saran ................................................................................................................. 174

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 178

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ............................................................................. 185

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 194

Lampiran 3. SPSS ....................................................................................................... 197

Page 10: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

x

Lampiran 4. Surat Penelitian ..................................................................................... 244

Lampiran 5. Curriculum Vitae .................................................................................... 247

Page 11: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pencapaian Tingkat Kinerja Perawat Berdasarkan Standar Persatuan

Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD

Kota Makassar Tahun 2018 ........................................................................................... 8

Tabel 2. Matriks Penelitian Terdahulu ........................................................................ 58

Tabel 3. Mapping Teori ................................................................................................. 63

Tabel 4. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................................... 66

Tabel 5. Rincian Jumlah Populasi Penelitian Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.

Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar ........................................................... 74

Tabel 6. Rincian Jumlah Populasi Penelitian Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.

Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar ........................................................... 75

Tabel 7. Uji Validitidas Variabel Penelitian ............................................................... 80

Tabel 8. Uji Reliebel Variabel Penelitian .................................................................... 86

Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Perawat

Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar

Tahun 2020 .................................................................................................................... 95

Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Perawat

Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar

Tahun 2020 .................................................................................................................... 96

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian Perawat Instalasi Rawat Inap

RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar Tahun 2020 .................... 98

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan

Variabel Beban Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid

dan RSUD Kota Makassar Tahun 2020 .................................................................... 99

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan

Variabel Kepuasan Pasien Perawat Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin

Chalid dan RSUD Kota Makassar Tahun 2020 ...................................................... 103

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan

Variabel Motivasi Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin

Chalid dan RSUD Kota Makassar Tahun 2020 ...................................................... 108

Tabel 15.Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan

Variabel Kinerja Perawat Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan

RSUD Kota Makassar Tahun 2020 ......................................................................... 110

Tabel 16. Crosstabulation Karakteristik Responden dengan Variabel Beban

Kerja. ............................................................................................................................. 117

Tabel 17. Crosstabulation Karakteristik Responden dengan Variabel Kepuasan

Kerja .............................................................................................................................. 119

Tabel 18.Crosstabulation Karakteristik Responden dengan Variabel Motivasi

Kerja .............................................................................................................................. 120

Tabel 19.Crosstabulation Karakteristik Responden dengan Kinerja ...................... 122

Page 12: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

xii

Tabel 20. Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat Instalasi Rawat Inap

RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar Tahun 2020 ................. 123

Tabel 21.Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Perawat Instalasi Rawat

Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar Tahun 2020 ........ 124

Tabel 22. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Instalasi Rawat Inap

RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar Tahun 2020 ................. 125

Tabel 23.Hubungan Beban Kerta dengan Kinerja Perawat Instalasi Rawat Inap

RSUP Tadjuddin Chalid & RSUD Kota Makassar .................................................. 126

Tabel 24.Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Perawat Instalasi Rawat

Inap RSUP Tadjuddin Chalid & RSUD Kota Makassar.......................................... 127

Tabel 25. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Instalasi Rawat Inap

RSUP Tadjuddin Chalid & RSUD Kota Makassar .................................................. 128

Tabel 26. Hasil Analisis Regresi Logistik Variabel Independen terhadap Kinerja

Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Makassar dan RSUP Dr. Tadjuddin

Chalid Tahun 2020 ...................................................................................................... 129

Tabel 27. Perbandingan nilai Standar Coefficient (Beta) untuk Uji Kekuatan

Pengaruh Variabel terhadap Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota

Makassar dan RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Tahun 2020 ....................................... 130

Page 13: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kajian Masalah Penelitian ........................................................................ 14

Gambar 2. Kerangka Teori........................................................................................... 64

Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian .................................................................... 65

Page 14: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

xiv

DAFTAR SINGKATAN

PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia

WHO : World Health Organization

ICN : International Council of Nursing

ASKEP : Asuhan Keperawatan

JCI : Joint Commision International

KEMENKES : Kementerian Kesehatan

DEPKES : Departemen Kesehatan

Page 15: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ............................................................................. 185

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 194

Lampiran 3. SPSS ....................................................................................................... 197

Lampiran 4. Surat Penelitian ..................................................................................... 244

Lampiran 5. Curriculum Vitae .................................................................................... 247

Page 16: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

xvi

Page 17: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

xvii

Page 18: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat salah

satu misi Pemerintah adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan

yang bermutu dan berkualitas. Untuk itu rumah sakit dalam setiap evaluasi

kerjanya selalu harus berusaha meningkatkan mutu pelayanan agar

mampu mencapai standar yang telah ditetapkan. Pelayanan kesehatan

yang diberikan rumah sakit meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif,

dan rehabilitatif, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat. Dalam upaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tersebut berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan

yang beragam berintegrasi satu sama lain, salah satunya adalah perawat

(Eleni & Theodoros, 2010).

Perawat bekerja selama 24 jam melayani pasien. Lokakarya

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tahun 1983 menyepakati

tugas perawat berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan sebagai berikut yaitu mengkaji kebutuhan pasien,

merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan rencana

keperawatan, mengevaluasi hasil asuhan keperawatan,

mendokumentasikan proses keperawatan (Hidayat, 2009). Lumenta

(1989) menegaskan bahwa tugas utama dari perawat adalah

Page 19: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

2

memperhatikan kebutuhan pasien, merawat pasien dengan penuh

tanggung jawab dan memberikan pelayanan asuhan kepada individu atau

kelompok orang yang mengalami tekanan karena menderita sakit.

Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari bentuk pelayanan

kesehatan. Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga

profesional dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan

keperawatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki

secara mandiri maupun bekerja sama dengan anggota kesehatan lainnya

(Depkes, 2006). Pelayanan keperawatan diberikan dalam bentuk kinerja

perawat, dan harus didasari berfikir atau kemampuan yang tinggi untuk

melakukannya sehingga kinerja dapat mendukung pelaksanaan dalam

tugas pelayanan keperawatan.

Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang bermutu dan berkualitas salah satunya dipengaruhi oleh

kinerja sumber daya manusia yaitu pegawai. Kinerja menurut Ilyas (2002),

merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun

kualitas. Definisi kinerja tersebut didukung oleh Mangkunegara (2004)

bahwa kinerja atau prestasi kerja seorang pegawai dibedakan secara

kualitas dan kuantitas dan dihasilkan sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.

Kinerja yang baik ditandai dengan adanya kualitas kerja yang baik

dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan oleh pemimpin

dengan tepat sesuai waktu yang ditentukan dan dapat mencapai setiap

Page 20: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

3

target yang telah ditetapkan oleh perusahaan, seperti halnya yang

dikemukakan oleh Mangkunegara (2013) bahwa kinerja adalah prestasi

kerja atau hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah kuantitas atau kualitas

sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang

melakukan pekerjaan (Luthans, 2005).

Menurut Griffiths et al (2008) faktor yang berpengaruh dalam risiko

terjadinya penurunan kinerja salah satunya yaitu beban kerja yang tidak

sesuai dengan staf/perawat yang tersedia. Sedangkan menurut Yang

(2003) dalam Amstrong (2009) mengemukakan bahwa beban kerja

perawat merupakan indikator yang mengakibatkan terjadinya penurunan

kinerja. Marquis & Houston (2000) mendefenisikan beban kerja perawat

adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang

perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Beban

kerja (work load) biasanya diartikan sebagai patient days yang merujuk

pada jumlah prosedur, pemeriksaan kunjungan (visite) pada klien.

Disebutkan pula beban kerja adalah jumlah total waktu keperawatan baik

secara langsung/tidak langsung dalam memberikan pelayanan

keperawatan yang di perlukan oleh klien dan jumlah perawat yang di

perlukan untuk memberikan pelayanan tersebut (Gaudine, 2000).

Finkler & Kovner (2000) dalam Huber (2000), menyatakan bahwa

beban kerja perawat adalah volume kerja perawat perunit dibagi jumlah

Page 21: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

4

perawat di unit. Selanjutnya Yoder & Wise (2003), menyatakan bahwa

volume kerja adalah waktu yang dibutuhkan untuk menangani pasien

perhari dikalikan dengan jumlah pasien dalam sehari. Seorang kepala

ruangan dapat mengetahui aktifitas perawat pelaksana berdasarkan

beban kerja yang diberikan kepada perawat. Menurut Ilyas (2000), tenaga

perawat, analisa beban kerjanya dapat dilihat dari aspek-aspek seperti

tugas-tugas yang dijalankan berdasarkan fungsi utama dan tugas

tambahan yang dikerjakan, jumlah pasien yang harus dirawat, kapasitas

kerjanya sesuai dengan pendidikan yang ia peroleh, waktu kerja yang

digunakan untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan jam kerja yang

berlangsung setiap hari, serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu

perawat menyelesaikan kerjanya dengan baik (Syaer, 2010). Hasil analisa

beban kerja perawat dapat dijadikan dasar untuk mengetahui Proporsi

waktu yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak produktif, Pola

beban kerja perawat pelaksana dengan waktu dan jadwal jam kerja dan

Mengetahui jumlah kebutuhan tenaga kerja perawat di rumah sakit (Ilyas,

2004).

Pelayanan yang diberikan oleh perawat masih sering dikeluhkan oleh

masyarakat. Sorotan terhadap kinerja perawat merupakan masalah yang

harus segera ditanggulangi, sebab pelayanan keperawatan menentukan

mutu pelayanan rumah sakit. Kinerja yang jelek akan berdampak terhadap

rendahnya pelayanan, pasien merasa kurang nyaman dan tidak puas.

Page 22: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

5

Setiap karyawan dalam suatu perusahaan perlu mendapatkan

kepuasan dalam bekerja yang juga dapat berdampak pada peningkatan

kinerja karyawan, seperti Affandi (2016) yang menyatakan bahwa

kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja, sehingga pekerja yang

puas akan lebih produktif dalam bekerja. Demikian juga dengan Wirawan

(2013) yang menyatakan bahwa perasaan dan sikap positif atau negatif

orang terhadap pekerjaannya membawa implikasi pengaruh terhadap

dirinya dan organisasi. Jika orang puas terhadap pekerjaannya ia

menyukai dan termotivasi untuk melaksanakan pekerjaannya dan

kinerjanya tinggi, sebaliknya jika tidak puas dengan pekerjaannya ia tidak

termotivasi untuk melaksanakan pekerjaannya dan kinerjanya rendah.

Kepuasan kerja merupakan kondisi menyenangkan atau secara emosional

positif yang berasal dari penilaian seseorang atas pekerjaannya atau

pengalaman kerjanya (Setiawan & Ghozali, 2006). Kepuasan kerja

merupakan suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang

merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya (Robbins & Judge,

2008).

Motivasi dapat dipandang sebagai perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling, dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi adalah dorongan dasar yang

menggerakkan seseorang atau keinginan untuk mencurahkan segala

tenaga karena adanya suatu tujuan. Seperti yang dikemukakan oleh

Mangkunegara (2009) motivasi merupakan kondisi atau energi yang

Page 23: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

6

menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai

tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang positif

terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk

mencapai kinerja yang maksismal. Oleh karena, itu untuk mencapai

kinerja yang diharapkan perusahaan dibutuhkan motivasi pada karyawan.

Dengan adanya motivasi dan penilaian kinerja, tujuan organisasi dapat

tercapai serta tercapai pula tujuan pribadi. Pemberian motivasi kepada

seseorang merupakan suatu mata rantai yang dimulai dari

kebutuhan,menimbulkan keinginan, menimbulkan tindakan, dan

menghasilkan keputusan.

Kinerja perawat memiliki nilai yang vital dan strategis. Asuhan yang

diberikan oleh perawat merupakan core business dan dapat memberikan

kontribusi yang besar bagi pelayanan kesehatan dirumah sakit.Hal ini

disebabkan karena perawat secara kuantitas adalah tenaga terbanyak di

rumah sakit yaitu berjumlah 60,55% (Kemenkes, 2010). Banyaknya jumlah

perawat secara kuantitas di rumah sakit harus diiringi dengan kualitas

yang baik.Kualitas kinerja yang ditunjukkan oleh perawat dalam

memberikan asuhan merupakan cerminan atau gambaran dari mutu

pelayanan di rumah sakit. Manajemen rumah sakit harus menjaga dan

mengupayakan agar kinerja perawat tetap baik, sehingga perawat dapat

memberikan pelayanan yang bermutu bagi pasien, yang pada akhirnya

dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara umum.

Page 24: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

7

Beberapa provinsi di Indonesia yang terdiri dari provinsi Kalimantan

Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Barat dan DKI Jakarta telah

dilakukan penelitian oleh Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes

bekerja sama dengan WHO (World Health Organization) tahun 2004

didapatkan hasil bahwa selama 3 tahun terakhir sebanyak 70,9% perawat

tidak pernah mengikuti pelatihan, 39,8% perawat di rumah sakit

mengerjakan tugas-tugas non keperawatan, 47,4% perawat yang tidak

mempunyai uraian tugas yang jelas dan tertulis, belum adanya

pengawasan dan evaluasi secara berkala terhadap kinerja perawat secara

khusus (Kemenkes RI, 2010).

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat pada RSUP

Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar menyatakan bahwa

perawat kurang memiliki semangat berhubungan dengan pekerjaannya

serta selalu merasa cepat lelah karena terlalu banyak perkerjaan yang

harus diselesaikan. Hal tersebut ditandai dengan beberapa perawat yang

selalu datang terlambat. Beberapa perawat juga menyatakan bahwa

mereka merasa kurang puas dengan pekerjaannya karena mereka

merasa apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan apa yang

didapatkan. Adapun data kepuasan kerja perawat pada RSUP Dr.

Tadjuddin Chalid yaitu untuk tahun 2018 sebesar 64,4%, dan RSUD Kota

Makasar tahun 2017 sebesar 73,2%.

Adapun hasil evaluasi kinerja perawat di rumah sakit diukur dengan

menggunakan standar asuhan keperawatan berdasarkan standar

Page 25: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

8

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tahun 2010 diperoleh

pencapaian berikut :

Tabel 1. Pencapaian Tingkat Kinerja Perawat Berdasarkan Standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Di RSUP Dr. Tadjuddin

Chalid dan RSUD Kota Makassar Tahun 2018

No Indikator Asuhan

Keperawatan Standar

RSUP Dr. Tadjuddin

Chalid Makassar

RSUD Kota Makassar

1 Pengkajian keperawatan

100% 85% 82,53%

2 Diagnosa keperawatan

97% 72%

3 Perencanaan keperawatan

86% 79,67%

4 Tindakan keperawatan

89% 77%

5 Evaluasi keperawatan

82% 49,25%

RATA – RATA 87,8% 75,70%

Sumber : Data Monitoring dan Evaluasi RS

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa pada tahun 2018

tingkat kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid

Makassar dengan rata-rata 87,8% dan RSUD Kota Makassar dengan rata-

rata 75,70% yang berarti dimana hal tersebut belum sesuai standar

asuhan keperawatan (100%) dengan rincian asuhan keperawatan yaitu

dimensi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan,

tindakan keperawatan, evaluasi, dan catatan keperawatan.

Hasil wawanacara didapatkan bahwa kurangnya motivasi perawat

dalam bekerja yang dilihat dari beberapa perawat yang terlihat dari

keterlambatan di rumah sakit, tidak memiliki keinginan yang nyata untuk

menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, tidak menikmati pekerjaan

Page 26: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

9

yang dilakukan dan selalu mengeluh dengan banyaknya keinginan pasien.

Hal ini menunjukkan bahwa motivasi seorang perawat terhadap

pekerjaannya masih rendah dan akan berdampak pada kepuasan dari

pelayanan yang diberikan kepada pasien di rumah sakit.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Komariah (2019)

menyatakan dari hasil observasi didapatkan bahwa beban kerja perawat

yang tinggi dan menyebabkan tingkat komunikasi antar perawat

berkurang, dan menurut wawancara pada salah satu perawat didapatkan

informasi bahwa beban kerja perawat di Rumah Sakit Stella Maris

Makassar tinggi, dikarenakan jumlah tenaga perawat yang kurang

memadai atau tidak mencukupi untuk jumlah pasien, jumlah perawat di

salah satu ruang perawatan di Stella Maris hanya terdapat 12 perawat dan

2 diantaranya merangkap tugas, dan kadang dalam melaksanakan

asuhan keperawatan tidak berpedoman pada SOP yang ada dengan alas

an karena adanya keterbatasan tenaga, alat, dan bahan yang tersedia.

Menurut Robbins (2006) faktor-faktor yang digunakan untuk

meningkatkan kinerja karyawan diantaranya motivasi dan kepuasan. Oleh

karena itu, peneliti mengharapkan dapat melakukan analisa lebih lanjut

mengenai pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja

terhadap kinerja perawat agar rumah sakit mampu memberikan pelayanan

kesehatan yang berkualitas.

Adapun beberapa teori yang dikemukan oleh para ahli yaitu Teori

beban kerja yang dikemukakan oleh menyatakan bahwa beban kerja

Page 27: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

10

terdiri dari 10 dimensi yaitu Work Overload, Time Urgency, Poor Quality

Of Supervisor, Inadequate Authority To Match Responsibilities,

Insufficeient Performance Feedback, Role Ambiguity, interpersonal and

intergroup conflict, Insecure political climate, Frustration, differences

between company's and employee's values. Sedangkan menurut

Tarwaka (2011) ada 3 dimensi yaitu Beban waktu (time load), Beban

usaha mental (mental effort load) dan Beban tekanan Psikologis

(psychological stress load). Teori kepuasan kerja oleh Luthans (2006)

yang membagi menjadi enam dimensi yaitu Pekerjaan itu sendiri, Gaji dan

imbalan, Kesempatan promosi jabatan, Pengawasan oleh pimpinan,

Rekan kerja dan Lingkungan kerja. Sedangkan teori Spector (1997)

membagi ke dalam sembilan dimensi yaitu Gaji, Promosi, Supervise,

Tunjangan Tambahan, Penghargaan, Prosedur Kerja, Rekan Kerja, Jenis

Pekerjaan dan komunikasi. Teori morivasi yang dikemukakan oleh Vroom

(2002) menngelompokkan menjadi tiga dimensi yaitu Motif, Harapan dan

Insentif. Jerome (2013) membagi menjadi lima dimensi yaitu Kebutuhan

mempertahankan hidup (fisiologis), Kebutuhan rasa aman, Kebutuhan

social, Kebutuhan penghargaan dan Kebutuhan aktualisasi diri. Mc

Clelland (2001) membagi menjadi tiga dimensi yaitu Kebutuhan untuk

berprestasi, Kebutuhan untuk berafiliasi dan Kebutuhan untuk berkuasa.

Adapun Kinerja menurut Gibson (1987) yang terdiri dari tiga dimensi yaitu

Faktor Individu, Faktor psikologis dan Faktor organisasi. Sedangkan

menurut Bernardin & Russel (1993) yang membagi menjadi enam

Page 28: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

11

dimensi yaitu terdiri dari Kualitas, Kuantitas, Ketepatan Waktu, Efektivitas,

Kemandirian dan Komitmen Kerja sedangkan PPNI (2010) membagi

dimensi kinerja menjadi lima yaitu Pengkajian, Diagnosis, Perencanaan,

Pelaksanaan dan Evaluasi.

Berdasarkan beberapa teori yang telah dikemukakan diatas sehingga

peneliti menggunakan teori Tarwaka (2011) ada 3 dimensi yaitu Beban

waktu (time load), Beban usaha mental (mental effort load) dan Beban

tekanan Psikologis (psychological stress load). Teori kepuasan kerja oleh

Luthans (2006) yang membagi menjadi enam dimensi yaitu Pekerjaan itu

sendiri, Gaji dan imbalan, Kesempatan promosi jabatan, Pengawasan oleh

pimpinan, Rekan kerja dan Lingkungan kerja. Teori morivasi yang

dikemukakan oleh Vroom (2002) menngelompokkan menjadi tiga dimensi

yaitu Motif, Harapan dan Insentif dan PPNI (2010) membagi dimensi

kinerja menjadi lima yaitu Pengkajian, Diagnosis, Perencanaan,

Pelaksanaan dan Evaluasi.

Oleh karena itu, peneliti mengharapkan dapat melakukan analisa

lebih lanjut mengenai pengaruh variabel stress kerja, kepuasan kerja dan

motivasi kerja terhadap kinerja perawat agar rumah sakit mampu

memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta dapat

meningkatan kepuasan pasien.

Page 29: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

12

2.1 Kajian Masalah

Davis & Newstrom (1985) menyatakan bahwa beban kerja mempunyai

10 dimensi yaitu Work Overload, Time Urgency, Poor Quality Of

Supervisor, Inadequate Authority To Match Responsibilities, Insufficeient

Performance Feedback, Role Ambiguity, interpersonal and intergroup

conflict, Insecure political climate, Frustration, differences between

company's and employee's values. Sedangkan menurut Tarwaka (2011)

ada 3 dimensi yaitu Beban waktu (time load), Beban usaha mental

(mental effort load) dan Beban tekanan Psikologis (psychological stress

load).

Kepuasan kerja merupakan sebuah hasil dari persepsi karyawan

mengenai seberapa baik pekerjaan yang mereka telah lakukan dan

memberikan nilai penting. Ada beberapa dimensi yang harus diperhatikan

dalam kepuasan kerja perawat, hal tersebut dikemukakan oleh teori

Luthans (2006) yang membagi menjadi enam dimensi yaitu Pekerjaan itu

sendiri, Gaji dan imbalan, Kesempatan promosi jabatan, Pengawasan oleh

pimpinan, Rekan kerja dan Lingkungan kerja. Sedangkan teori Spector

(1997) membagi ke dalam sembilan dimensi yaitu Gaji, Promosi,

Supervise, Tunjangan Tambahan, Penghargaan, Prosedur Kerja, Rekan

Kerja, Jenis Pekerjaan dan komunikasi.

Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan,

mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan

lingkungan kerja. Ada beberapa dimensi yang dikemukan oleh ahli yaitu

Page 30: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

13

Vroom (2002) menngelompokkan menjadi tiga dimensi yaitu Motif,

Harapan dan Insentif. Jerome (2013) membagi menjadi lima dimensi yaitu

Kebutuhan mempertahankan hidup (fisiologis), Kebutuhan rasa aman,

Kebutuhan social, Kebutuhan penghargaan dan Kebutuhan aktualisasi

diri. Mc Clelland (2001) membagi menjadi tiga dimensi yaitu Kebutuhan

untuk berprestasi, Kebutuhan untuk berafiliasi dan Kebutuhan untuk

berkuasa.

Adapun Kinerja menurut Gibson (1987) yang terdiri dari tiga dimensi

yaitu Faktor Individu, Faktor psikologis dan Faktor organisasi. Sedangkan

menurut Bernardin & Russel (1993) yang membagi menjadi enam

dimensi yaitu terdiri dari Kualitas, Kuantitas, Ketepatan Waktu, Efektivitas,

Kemandirian dan Komitmen Kerja. PPNI (2010) membagi dimensi kinerja

menjadi lima yaitu Pengkajian, Diagnosis, Perencanaan, Pelaksanaan dan

Evaluasi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari asuhan keperawatan di

Instalasi Rawat Inap dengan rata-rata 87,8% dari standar PPNI

(Persatuan Perawat Nasional Indonesia) 100%, maka peneliti

menggambarkan kajian masalah penelitian berdasarkan variabel-variabel

yang mempengaruhi pelayanan sebagai berikut :

Page 31: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

14

Gambar 1. Kajian Masalah Penelitian

(Teori Luthan (2006); Kahn, 1990; Vroom (2002); Liden and Maslyn 1998;

Bakker, schaufeli, and Demeroutti, 2008; Robbin and Judge, 2015)

Dari kerangka kajian masalah diatas, bahwa beberapa variabel

yang mempengaruhi penurunan kinerja perawat dapat dilihat dengan

beban kerja. Ilyas (2004) mengatakan beban kerja perawat yang terdiri

dari dimensi tiga dimensi yaitu beban waktu, beban usaha mental dan

beban tekanan psikologis yang tinggi dapat menyebabkan keletihan,

kelelahan. Lebih lanjut Ilyas menyebutkan keletihan, kelelahan perawat

terjadi bila perawat bekerja lebih dari 80% dari waktu kerja mereka.

Dengan kata lain waktu produktif perawat adalah kurang lebih 80%,

jika lebih maka beban kerja perawat dikatakan tinggi atau tidak sesuai dan

perlu dipertimbangkan untuk menambah jumlah tenaga perawat di ruang

Kelelahan

Kerja

Beban Kerja 1. Beban waktu 2. Beban fisik 3. Beban tekanan

Psikologis

Kinerja Perawat, 87,8 % di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota

Makassar 75,70% Tahun

2018 (Standar 100%)

Shift

Kerja Kepuasan Kerja

1. Pekerjaan itu sendiri,

2. Gaji dan imbalan, 3. Kesempatan

promosi jabatan, 4. Pengawasan oleh

pimpinan, 5. Rekan kerja 6. Lingkungan kerja

Stress

Kerja

Motivasi Kerja

1. Motif, 2. Harapan

3. Insentif

Lingkungan

Kerja

Page 32: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

15

perawatan tersebut. Hal ini juga digambarkan oleh Moore et al (2003)

dalam Ronald & Burke( 2003) study mereka pada asuhan keperawatan

akut dan Amstrong-Stassen (2003) dalam Ronald & Burke (2003) dalam

studynya terhadap kelelahan pada perawat, menyebutkan bahwa beban

kerja pada perawat merupakan bagian yang paling bermakna untuk

memprediksi adanya kesehatan mental yang negatif pada perawat, stress,

kurangnya kepuasan kerja, keletihan dan kelelahan. Dimensi beban kerja

menurut Tarwaka (2011) ada tiga dimensi yaitu beban waktu (time load),

beban usaha mental (mental effort load), beban tekanan psikologis

(psychological stress load).

Beban kerja sebagai suatu konsep yang timbul akibat adanya

keterbatasan kapasitas dalam memproses informasi. Keterbatasan

tersebut dapat menghambat tercapainya hasil kerja dan menjadi

kesenjangan. Kesenjangan ini menyebabkan timbulnya kegagalan

dalam kinerja. Untuk itu diperlukan adanya evaluasi dalam

menerapkan sistem yang sesuai untuk para perawat agar beban kerja

tidak terlalu. Perencanaan SDM dengan baik merupakan hal yang

perlu diperhatikan agar beban kerja dari perawat tidak melebihi

kapasitas dan tetap memberikan kinerja terbaiknya dalam melayani

pasien, tentunya untuk meningkatkan mutu pelayanan khususnya

pelayanan dari perawat ruang inap.

Permasalahan beban kerja lainnya juga di hadapi oleh perawat

dimana perawat merasakan bahwa jumlah perawat yang ada tidak

Page 33: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

16

sebanding dengan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga

harus menyelesaikan pekerjaan di luar waktu jam kerja. Sehingga

seringkali mengalami gangguan kesehatan yang berakibat susahnya

istirahat pada malam hari sehingga pada waktu bekerja sering mengantuk

dan kurang bisa kosentrasi, mudah lelah dan mudah tersinggung tanpa

sebab yang jelas (Samiadji, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Iswatun

(2013) menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara beban kerja

dengan kinerja perawat. Kemudian Sihotang (2011) yang menunjukkan

bahwa beban kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat.

Beban kerja yang berlebihan ini sangat berpengaruh terhadap

produktifitas tenaga kesehatan dan tentu saja berpengaruh terhadap

produktifitas perawat. Azizah Indriyani (2009) menyatakan bahwa apabila

banyaknya tugas tidak seimbang dengan kemampuan baik fisik maupun

keahlian dan waktu yang tersedia maka akan menjadi sumber stres

(Indriani, 2009) . Apabila stres yang dialami karyawan terlalu besar, maka

kinerja akan mulai menurun, karena stres tersebut menganggu

pelaksanaan kerja karyawan dan akan kehilangan kemampuan untuk

mengendalikannya atau menjadi tidak mampu untuk mengambil

keputusan dan perilakunya menjadi tidak menentu. Akibat yang paling

ekstrim adalah kinerja menjadi nol, mengalami gangguan, menjadi sakit,

dan tidak kuat lagi untuk bekerja, menjadi putus asa, keluar atau menolak

bekerja (Luthan, 2011).

Page 34: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

17

Hasil penelitian World Health Organization (1997) menyatakan

bahwa perawat yang bekerja di rumah sakit di Asia Tenggara termasuk

Indonesia memiliki bebankerja berlebih akibat dibebani tugas-tugas non

keperawatan. Perawat yang diberi beban kerja berlebih dapat berdampak

kepada penurunan tingkat kesehatan, motivasi kerja, kualitas pelayanan

keperawatan, dan kegagalan melakukan tindakan pertolongan terhadap

pasien

Kepuasan kerja merupakan sebuah hasil dari persepsi karyawan

mengenai seberapa baik pekerjaan yang mereka telah lakukan dan

memberikan nilai penting. Ada beberapa dimensi yang harus diperhatikan

dalam kepuasan kerja perawat. Teori kepuasan kerja yang dikemukakan

oleh Luthan (2006) terdiri dari 6 dimensi yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji

dan imbalan, kesempatan promosi jabatan, pengawasan oleh pimpinan,

rekan kerja dan lingkungan kerja. Kepuasan kerja merupakan sebuah

hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan yang

mereka telah lakukan dan memberikan nilai penting. Secara umum dalam

bidang perilaku organisasi, kepuasan kerja adalah sikap yang paling

penting dan sering dipelajari.

Motivasi kerja menjadi hal yang penting bagi setiap perusahaan,

terutama manfaat bagi karyawan dan perusahaan. Motivasi akan

mendorong karyawan untuk lebih berprestasi dan produktif. Begitu pula

motivasi dalam perusahaan dalam rangka peningkatan produksi dan

penekanan biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku karyawan.

Page 35: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

18

Dengan adanya motivasi kerja maka dapat dilihat pengaruhnya dari

kinerja karyawan. Dimana karyawan akan melakukan tindakan atas dasar

keinginan untuk berprestasi dan memperoleh jabatan lebih tinggi di

perusahaan (Anoraga, 2005).

Kahn (1990) menyatakan Stres kerja menyebabkan perawat

kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya. Akibat yang paling

ekstrim adalah kinerja menjadi rendah, perawat menjadi kehilangan

semangat dalam bekerja, putus asa, keluar atau menolak bekerja untuk

menghindari stres. Menurut survei di Perancis di temukan bahwa

persentasi terjadinya stress pada perawat yaitu 74%. Hasil penelitian di

Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia Perawat yang

mengalami stress kerja sebanyak 50,9%.dan sering merasa pusing, lelah,

kurang ramah, kurang istirahat akibat beban kerja terlalu tinggi serta

penghasilan yang tidak memadai (Faradilla, 2016).

Menurut Tappen (1998) dalam Prayetni (2001) perawat yang

mengalami kelelahan kerja akan menunjukan hilangnya simpati dan

respon terhadap klien, selain itu akan menyebabkan kemunduran dalam

penampilan kerja. Hal serupa disampaikan Prayetni (2001) dalam

penelitiannya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan

kerja perawat dengan hasil 82,89 % perawat mengalami kelelahan kerja

tahap II (perasaan tidak ada harapan dan bosan terhadap tugas perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan dan kelelahan tahap III (perilaku

perawat memisahkan diri dari rekan kerja selama memberikan asuhan

Page 36: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

19

keperawatan). Sedangkan 11,8 % mengalami kelelahan kerja tahap IV

(perilaku perawat yang di tunjukan melalui absensi, harga diri rendah, sinis

dan berpikir negatif). Lebih lanjut disebutkan oleh Nelson (1992) dalam

Prayetni (2001) mengatakan bahwa perawat yang telah mengalami

kelelahan kerja berakibat caring akan berhenti.

Dewan Internasional Keperawatan (International Council of

Nursing/ICN) menyatakan bahwa pelayanan kesehatan diberikan 24 jam

per hari sehingga perlu shift kerja. Shift kerja dapat berdampak negatif

pada kesehatan individu sehingga dapat mempengaruhi pelayanan yang

diberikan. Menurut data International Labor Organitation (ILO) tahun 2010,

tercatat setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang meninggal akibat

kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sekitar 160 juta orang menderita

penyakit akibat kerja dan terjadi sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja

pertahun di seluruh dunia. Menurut data Kemenakertrans RI, angka

kecelakaan kerja pada tahun 2009 mencapai 96.513 kasus, sedangkan

pada tahun 2010 angka kecelakaan kerja mencapai 53.267 kasus.

Diane et al (2014) dalam penelitian mengemukakan bahwa

Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja dan kepuasan

kerja seseorang, terbukti didalam jurnal tersebut mengatakan bahwa

lingkungan kerja secara fisik maupun nonfisik mempunyai dampak positif

dan negatif, dimana lingkungan kerja yang buruk akan mempengaruhi

tingkat stress karyawan dalam pekerjaannya, begitu juga sebaliknya

sehingga dapat menurukan prestasi kerja. Hasil penelitian Leblebici (2012)

Page 37: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

20

didapatkan bahwa Meningkatnya loyalitas karyawan dipengaruhi juga

dengan adanya lingkungan kerja yang positif. Menurut hasil survei terbukti

bahwa lingkungan kerja mempengaruhi kinerja karyawan tetapi lingkungan

kerja perilaku memiliki efek lebih besar pada kinerja karyawan.

Robbins & Judge (2015) menjelaskan dari tinjauan atas 300 studi

menyatakan terdapat korelasi yang cukup kuat antara kepuasan kerja dan

kinerja. Dimana saat kita berpindah dari level individu ke organisasi, kita

juga menemukan dukungan untuk hubungan kepuasan-kinerja. Saat kita

mengumpulkan data kepuasan dan kinerja untuk organisasi secara

keseluruhan, kita menemukan bahwa organisasi dengan lebih banyak

pekerja yang lebih puas cenderung lebih efektif dibandingkan organisasi

yang lebih sedikit.

Berdasarkan kajian masalah dan gambaran yang ada maka peneliti

tertarik melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Beban Kerja,

Kepuasan Kerja dan motivasi kerja Terhadap Kinerja Perawat di Instalasi

Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar Tahun

2020”. Adapun keterbaruan dari penelitian ini yaitu peneliti menggunakan

varriabel tambahan yaitu motivasi kerja dan lokasi penelitian rumah sakit

pemerintah pusat dan pemerintah daerah

3.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan kajian masalah maka peneliti menetapkan rumusan

masalah sebagai berikut :

Page 38: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

21

1) Bagaimana hubungan Beban Kerja dengan Kinerja perawat di

Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota

Makassar Tahun 2020?

2) Bagaimana hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja perawat di

Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota

Makassar Tahun 2020?

3) Bagaimana hubungan motivasi kerja dengan Kinerja perawat di

Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar dan RSUD

Kota Tahun 2020?

4) Bagaimana variabel yang paling pengaruh yaitu antara Beban Kerja,

Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja perawat di

Instalasi Rawat Inap dan RSUD Kota RSUP Dr. Tadjuddin Chalid

Makassar Tahun 2020?

5) Bagaimana perbandingan pengaruh Beban Kerja, Kepuasan Kerja

dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap

dan RSUD Kota RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar Tahun 2020?

4.1 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

pengaruh Beban Kerja, Kepuasan Kerja dan motivasi kerja

terhadap Kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.

Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar

Page 39: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

22

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis hubungan Beban Kerja dengan Kinerja perawat di

Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD

Kota Makassar

b. Menganalisis hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja

perawat di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan

RSUD Kota Makassar

c. Menganalisis hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja perawat

di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD

Kota Makassar

d. Menganalisis variabel yang paling berpengaruh yaitu antara

Beban Kerja, Kepuasan Kerja dan Motivasi kerja terhadap

Kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin

Chalid dan RSUD Kota Makassar

e. Menganalisis perbandingan pengaruh Beban Kerja, Kepuasan

Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja perawat di Instalasi

Rawat Inap RSUD Kota Makassar dan RSUP Dr. Tadjuddin

Chalid Makassar Tahun 2020?

5.1 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumbangsih dalam

rangka memperkaya dan memperluas ilmu pengetahuan khususnya

Page 40: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

23

dalam bidang kajian perilaku organisasi melalui pengujian teori yang

dilakukan.

2. Manfaat Praktis

Hal ini merupakan salah satu bentuk tri darma perguruan tinggi

yakni penelitian yang menjadi pengalaman berharga bagi peneliti

dalam melatih diri menggunakan cara berpikir secara objektif, ilmiah,

kritis, analitik untuk mengkaji teori dan realita yang ada di lapangan.

3. Manfaat bagi Institusi

Manfaat penelitian ini bagi institusi pendidikan diharapkan

dapat menjadi bahan pembelajaran dan referensi bagi kalangan

mahasiswa yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik

yang berhubungan dengan judul penelitian di atas.

4. Manfaat Bagi Peneliti

Menambah pengalaman yang sangat berharga dalam rangka

memperoleh wawasan dan pengetahuan, selain itu juga merupakan

persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Manajemen

Administrasi Rumah Sakit.

Page 41: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Beban Kerja

1) Pengertian Beban Kerja

Beban kerja merupakan salah satu aspek yang harus di perhatikan oleh

setiap perusahaan, karena beban kerja salah satu yang dapat

mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Pengertian beban kerja oleh

beberapa ahli memberikan pendapat yang berbeda, dimana perbedaan

pengertian beban kerja seringkali terletak pada pembatasan dan jenis

pekerjaan yang berbeda. Beban kerja (workload) dapat diartikan sebagai

suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan

tuntutan pekerjaan yang diahadapi (Kalichman, Simbayi, Kaufman, Cain,

& Jooste, 2007).

Menurut Irwandy (2007), Beban kerja adalah frekuensi kegiatan ratarata

dari masing-masing pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja

meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu

berat ataupun kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan

seorang pegawai menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Beban

kerja harus diperhatikan oleh siatuu perusahaan karena beban kerja salah

satu yang dapat meningkatkan prduktivitas kerja karyawan. Selain salah

satu unsur yang harus diperhatikan bagi seorang tenaga kerja untuk

mendapatkan keserasian dan produktivitas kerja yang tinggi selain unsur

Page 42: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

25

beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapaistas kerja (Sudiharto,

2001). Beban kerja sebagai suatu konsep yang timbul akibat adanya

keterbatasan kapasitas dalam memproses informasi. Saat mengahadapi

suatu tugas, individu diharapkan dapat menyelesaikan tugas tersebut

pada suatu tingkat tertentu. Apabila keterbatasan yang dimiliki individu

tersebut menghambat atau menghalangi tercapainya hasil kerja pada

tingkat yang diharapkan dan tingkat kapasitas yang dimiliki. Kesenjangan

ini menyebabkan timbulnya kegagalan dalam kinerja (performance

failures). Hal ini mendasari pentingnya pemahaman dan pengukuran yang

lebih dalam mengenai beban kerja (Kalichman, Simbayi, Kaufman, Cain, &

Jooste, 2007).

1.1 Beban Kerja Fisik

Kerja adalah aktifitas yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai

sumber tenaganya (power). Kerja fisik disebut juga manual operation

dimana performans kerja sepenuhnya akan tergantung pada manusia

yang berfungsi sebagai sumber tenaga (power) ataupun pengendali kerja.

Kelelahan merupakan keadaan kehilangan efisiensi dan penurunan

kapasitas kerja yang berbeda-beda setiap individu (Steuerwald et al.,

2000). Seseorang yang melakukan kerja fisik akan mengalami perubahan

fungsi pada alat – alat tubuh, yang dapat diketahui melalui :

1. Konsumsi oksigen

2. Denyut jantung

Page 43: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

26

3. Peredaran udara dalam paru – paru

4. Temperatur tubuh

5. Konsentrasi asam laktat dalam darah

6. Komposisi kimia dalam darah dan airseni

7. Tingkat penguapan

Penilaian beban fisik dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif,

yaitu penelitian secara langsung dan metode tidak langsung. Metode

pengukuran langsung yaitu dengan mengukur oksigen yang dikeluarkan

(energy expenditure) melalui asupan energi selama bekerja. Semakin

berat kerja semakin banyak energi yang dikeluarkan. Meskipun metode

dengan menggunakan asupan oksigen lebih akurat, namun hanya

mengukur secara singkat dan peralatan yang diperlukan sangat mahal.

Semakin berat kerja semakin banyak energi yang dikeluarkan. Meskipun

metode dengan menggunakan asupan oksigen lebih akurat, namun hanya

mengukur secara singkat dan peralatan yang diperlukan sangat mahal.

Kesehtan kerja harus diterapkan ditempat kerja pada jabatan apapun yang

dilakukan dengan sebaik-baiknya (Robinson et al., 2005).

1.2 Beban Kerja Mental

Pekerjaan yang bersifat mental sulit diukur rmelalui perubahan fungsi fatal

tubuh. Secara fisiologis, aktivitas mental terlihat sebagai suatu jenis

pekerjaan yang ringan sehingga kebutuhan kalori untuk aktivitas mental

juga lebih rendah. Padahal secara moral dan tanggung jawab, aktivitas

Page 44: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

27

mental jelas lebih berat dibandingkan dengan aktivitas fisik karena lebih

melibatkan kerja otak daripada kerja otot (S. Tarwaka & Sudiajeng, 2004).

Setiap aktivitas mental akan selalu melibatkan unsur persepsi, interpretasi,

dan prosessmental dari suatu informasi yang diterima oleh organ sensoris

untuk diambil suatu keputusan atau proses mengingat informasi yang

lampau (Hock & Joseph, 2019).

Kerja mental yang tidak dirancang dengan baik dapat menyebabkan

terjadinya sejumlah efek buruk, seperti perasaan lelah, kebosanan, serta

berkurangnya kehati-hatian dan kesadaran dalam melakukan suatu

pekerjaan. Efek buruk lainnya dapat mencakup lupa dalam menjalankan

suatu aktivitas kritis atau tidak melakukan aktivitas pada waktunya, sukar

untuk mengalihkan konsentrasi dari suatu aktivitas ke aktivitas lain, sukar

beradaptasi pada dinamika perubahan sistem, maupun kecenderungan

untuk tidak memperhatikan hal-hal yang terjadi disekeliling kita. Pada

akhirnya, semua ini akan berdampak pada turunnya kinerja yang dapat

sekadar berupa bertambahnya waktu untuk mengerjakan suatu aktivitas,

sampai dengan kegagalan suatu sistem yang bersifat fatal (Hock &

Joseph, 2019).

2) Dampak Beban Kerja Berlebihan

Ada beberapa gejala yang merupakan dampak dari kelebihan beban

mental berlebih, seperti yang diterangkan oleh (Robinson et al., 2005),

yaitu:

Page 45: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

28

a. Gejala Fisik Sakit kepala, sakit perut, mudah terkejut, gangguan

pola tidur, lesu, kaku leher belakang sampai punggung, nafsu

makan menurun, dan lain-lain

b. Gejala Mental Mudah lupa, sulit konsentrasi, cemas, was-was,

mudah marah, mudah tersinggung, gelisah, dan putus asa

c. Gejala Sosial Perilaku Banyak merokok, minum alkohol, menarik

diri, dan menghindar.

3) Pengukuran Beban Kerja Mental

Aspek psikologi dalam suatu pekerjaan berubah setiap saat. Banyak

faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan psikologi tersebut. Faktor-

faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri pekerja (internal) atau dari

luar diri pekerja/lingkungan (eksternal). Baik faktor internal maupun

eksternal sulit untuk dilihat secara kasat mata, sehingga dalam

pengamatan hanya dilihat dari hasil pekerjaan atau faktor yang dapat

diukur secara objektif, atau pun dari tingkah laku dan penuturan pekerja

sendiri yang dapat diidentifikasikan (Tarwaka & Sudiajeng, 2004).

Pengukuran beban psikologi dapat dilakukan dengan :

A. Pengukuran beban psikologis secara objektif

a) Pengukuran denyut jantung

b) Pengukuran waktu kedipan mata

c) Pengukuran dengan metode lain.

Page 46: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

29

B. Pengukuran beban psikologi secara subjektif Pengukuran beban

kerja psikologis secara subjektif dapat dilakukan dengan beberapa

metode, yaitu :

a) NASA TLX

b) SWAT

c) Modified Coope Harper Scaling (MCHS)

Dari beberapa metode tersebut metode yang paling banyak digunakan

dan terbukti memberikan hasil yang cukup baik adalah NASA TLX dan

SWAT.

6) Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Menurut Tarwaka (2004) faktor yang mempengaruhi beban kerja adalah

sebagai berikut:

1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar

tubuh pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut sebagai

stressor, yang termasuk beban kerja eksternal adalah:

a) Tugas-tugas (task). Tugas ada yang bersifat fisik seperti tata ruang

kerja, stasiun kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja,sikap kerja,

dan alat bantu kerja. Tugas juga ada yang bersifat mental seperti,

kompleksitas pekerjaan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.

Page 47: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

30

b) Organisasi kerja. Organisasi kerja yang mempengaruhi beban kerja

misalnya, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, sistem

pengupahan, kerja malam, music kerja, tugas, dan wewenang.

c) Lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi

beban kerja misalnya saja lingkungan kerj afisik (penerangan,

kebisingan, getaran, mekanis), lingkungan kerja kimiawi (debu, gas,

pencemar udara) lingkungan kerja biologis (bakteri virus, dan

parasit) dan lingkungan kerja psikologis (penempatan tenaga kerja).

2. Faktor Internal

Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu

sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi

tersebut dikenal dengan strain. Secara ringkas faktor internal meliputi:

a) Faktor somatis, yaitu jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi

kesehatan, status gizi

b) Faktor psikis, yaitu motivasi, peersepsi, kepercayaan,

keinginan,kepuasan, dan lain-lain.

2.2 Tinjauan Umum Tentang Kepuasan Kerja

1. Pengertian Kepuasan Kerja

Locke dalam Luthans (2006) memberikan definisi komprehensif dari

kepuasan kerja yang meliputi reaksi dan sikap kognitif, afektif, dan

evaluatif yang menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah “keadaan emosi

yang senang atau emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau

Page 48: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

31

pengalaman kerja seseorang.” Kepuasan kerja merupakan sebuah hasil

dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan yang mereka

telah lakukan dan memberikan nilai penting. Secara umum dalam bidang

perilaku organisasi, kepuasan kerja adalah sikap yang paling penting dan

sering dipelajari. Sedangkan menurut Luthans (2006) kepuasan kerja

adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan

mereka memberikan hal yang dinilai penting. Terdapat tiga dimensi

kepuasan kerja. Pertama, kepuasan kerja merupakan respon emosional

terhadap situasi kerja. Dengan demikian kepuasan kerja dapat dilihat dan

dapat diduga. Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan menurut seberapa

baik hasil yang dicapai memenuhi atau melampaui harapan. Dari

beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja

merupakan suatu sikap dan perasaan positif atas pekerjaan yang

dilakukan oleh seseorang. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan

ada yang sesuai dengan keinginan dan harapan karyawan, semakin tinggi

tingkat kepuasan kerja yang dirasakan.

2. Pengaruh Lain dan Cara untuk Meningkatkan Kepuasan

Ada pengaruh lain dari kepuasan kerja yang tinggi. Hal itu berasal dari

hasil penelitian bahwa karyawan yang tingkat kepuasannya tinggi

cenderung memiliki kesehatan fisik yang lebih baik, mempelajari tugas

baru akan lebih mudah dan cepat, memiliki sedikit kecelakaan kerja, dan

mengajukan lebih sedikit keluhan. Kepuasan kerja tidak hanya dapat

mengurangi tingkat stress karyawan, tetapi dapat membantu

Page 49: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

32

meningkatkan stamina dan semangat kinerja, mengurangi pergantian

karyawan dan ketidakhadiran. Adapun cara untuk meningkatkan

kepuasan kerja, sebagai berikut.

a. Membuat pekerjaan menjadi menyenangkan. Menciptkan budaya

fun di lingkungan kerja agar pekerjaan lebih menyenangkan, tetapi

tidak menghilangkan kebosanan dan mengurangi kesempatan bafi

ketidakpuasan.

b. Memiliki gaji, benefit, dan kesempatan promosi yang adil. Cara

penting untuk membuat benefit menjadi lebih efektif adalah dengan

membuat cara fleksibel yang disebut kafetaria. Cara ini mungkin

dapat memberikan kebebasan karyawan memilih distribusi benefit

mereka sendiri dengan jumlah yang sudah ditetapkan oleh

periusahaan.

c. Menyesuaikan orang dengan pekerjaan yang sesuai dengan minat

dan keahlian mereka. Memberikan pekerjaan yang sesuai adalah

hal yang paling penting untuk memuaskan karyawan tetapi sering

diabaikan.

d. Mendesain pekerjaan agar menarik dan menyenangkan.

Kebanyakan orang tidak akan bosan, pekerjaan yang diulang-ulang

tetapi tetap menyenangkan. Hal ini dapat diterapkan dengan cara

memberikan tanggung jawab lebih dan membentuk lebih banyak

variasi, arti, identitas, otonomi dan umpan balik.

Page 50: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

33

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Faktor-

faktor ini memberikan kepuasan kerja yang berbeda tergantung pada

pribadi masing-masing karyawan. Menurut Spector (1997)

mengidentifikasi terdapat sembilan faktor yang mempengaruhi kepuasan

kerja dengan nama Job Satisfaction Survey (JSS) yaitu;

a. Gaji: aspek ini mengukur kepuasan karyawan sehubungan dengan

gaji yang diterima dan adanya kenaikan gaji.

b. Promosi: aspek ini mengukur sejauh mana kepuasan karyawan

sehubungan dengan kebijaksanaan promosi, kesempatan untuk

mendapat promosi. Kebijakan promosi harus dilakukan secara adil

yaitu setiap karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik

memiliki kesempatan yang sama untuk promosi.

c. Supervisi: aspek ini mengukur kepuasan kerja seseorang terhadap

atasannya. Karyawan lebih suka bekerja dengan atasan yang

bersikap mendukung, penuh pengertian, hangat dan bersahabat,

memberi pujian atas kinerja yang baik dari bawahan, dan

memusatkan perhatian kepada karyawan (employee centered), dari

pada bekerja dengan atasan yang bersifat acuh tak acuh, kasar,

dan memusatkan pada pekerjaan (job centered).

d. Tunjangan Tambahan: aspek ini mengukur sejauh mana individu

merasa puas terhadap tunjangan tambahan yang diterima dari

perusahaan. Tunjangan tambahan diberikan kepada karyawan

Page 51: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

34

secara adil dan sebanding.

e. Penghargaan: aspek ini mengukur sejauh mana individu merasa

puas terhadap penghargaan yang diberikan berdasarkan hasil

kerja. Spector (1997) berpendapat bahwa setiap individu ingin

usaha, kerja keras dan pengabdian yang dilakukan karyawan untuk

kemajuan perusahaan dihargai dan juga mendapat imbalan yang

semestinya.

f. Prosedur dan Peraturan Kerja: aspek ini mengukur kepuasan

sehubungan dengan prosedur dan peraturan di tempat kerja. Hal-

hal yang berhubungan dengan prosedur dan peraturan di tempat

kerja mempengaruhi kepuasan kerja seorang individu seperti

birokrasi dan beban kerja.

g. Rekan Kerja: aspek ini mengukur kepuasan berkaitan dengan

hubungan dengan rekan kerja misalnya adanya hubungan dengan

rekan kerja yang rukun dan saling melengkapi.

h. Jenis Pekerjaan: aspek ini mengukur kepuasan kerja terhadap hal-

hal yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri. Beberapa literatur

telah mendefinisikan ciri-ciri pekerjaan yang berhubungan dengan

kepuasan kerja antara lain; kesempatan rekreasi dan variasi tugas,

kesempatan untuk menyibukkan diri, peningkatan pengetahuan,

tanggung jawab, otonomi, job enrichment, kompleksitas kerja dan

sejauh mana pekerjaan itu tidak bertentangan dengan hari nurani.

i. Komunikasi: Berhubungan dengan komunikasi yang berlangsung

Page 52: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

35

dalam perusahaan. Dengan komunikasi yang lancar, karyawan

menjadi lebih paham akan tugas-tugas, kewajiban-kewajiban, dan

segala sesuatu yang terjadi di dalam perusahaan.

Sedangkan menurut Luthans (2006) mengungkapkan bahwa terdapat

sejumlah faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yang dibagi

menjadi enam dimensi kepuasan kerja adalah, sebagai berikut.

a. Pekerjaan itu sendiri: kepuasan pekerjaan itu sendiri merupakan

sumber utama kepuasan. Umpan balik dari pekerjaan itu sendiri

dan otonomi merupakan dua faktor motivasi utama yang

berhubungan dengan pekerjaan,

1) Tugas yang menarik

2) Kesempatan untuk belajar

3) Kesempatan untuk menerima tanggung jawab

b. Gaji dan imbalan: dikenal menjadi signifikan, tetapi kompleks

secara kognitif dan merupakan faktor multidimensi dalam kepuasan

kerja,

1) Gaji diterima sebanding usaha

2) Gaji yang diterima adil

c. Kesempatan promosi jabatan: kesempatan promosi sepertinya

memiliki pengaruh berbeda pada kepuasan kerja karena promosi

memiliki sejumlah bentuk yang berbeda dan memiliki berbagai

penghargaan,

1) Membuka kesempatan untuk promosi kenaikan jabatan

Page 53: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

36

2) Sistem promosi yang ditetapkan perusahaan sesuai kinerja

d. Pengawasan oleh pimpinan: terdapat dua dimensi gaya

pengawasan yang memengaruhi kepuasan kerja. Yang pertama

adalah berpusat pada karyawan dan dimensi yang lain adalah

partisipasi,

1) Atasan memberikan bantuan teknis

2) Atasan memberikan dukungan pada pekerjaan

3) Atasan memiliki kepedulian tinggi

e. Rekan kerja: rekan kerja atau anggota tim yang kooperatif

merupakan sumber kepuasan kerja yang paling sederhana pada

karyawan secara individu.Kelompok kerja, terutama tim yang kuat

bertindak sebagai sumber dukungan, kenyamanan, nasihat, dan

bantuan pada anggota individu,

1) Rekan kerja memberikan bantuan

2) Rekan kerja saling mendukung

3) Rekan kerja bersahabat

f. Lingkungan kerja: efek lingkungan kerja pada kepuasan

kerja sama halnya dengan efek kelompok kerja. Jika

segalanya berjalan baik, tidak ada masalah kepuasan

kerja,

1) Lingkungan kerja fisik yang memuaskan

2) Lingkungan kerja non fisik diperhatikan perusahaan

Dimensi pengukuran kepuasan kerja menurut Robbins dan

Page 54: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

37

Judge (2013), terbagi menjadi lima dimensi yang mempengaruhi

kepuasan kerja yaitu.

a. Pekerjaan itu sendiri (tugas, kesempatan belajar, dan

tanggung jawab)

b. Gaji saat ini (sistem penggajian dan keadilan

penggajian

c. Kesempatan promosi (peluang promosi)

d. Pimpinan (gaya memimpin)

e. Rekan kerja (dukungan antar rekan kerja)

2.3 Tinjauan Umum Tentang Motivasi Kerja

2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja

Menurut Rivai (2011), motivasi adalah kondisi yang berpengaruh

membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang

berhubungan dengan lingkungan kerja. Sedangkan menurut Sadili

Samsudin (2006), motivasi merupakan kondisi atau energi yang

menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai

tujuan organisasi perusahaan. Jadi, motivasi kerja adalah suatu kondisi

yang menimbulkan dorongan atau membangkitkan semangat kerja

seorang karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Page 55: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

38

2.1.2 Teori Motivasi

Abraham Maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia

adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum,

perlindungan fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan

tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.

2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari

ancaman bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.

3. Kebutuhan untuk rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh

kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai dicintai.

4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan

dihargai oleh orang lain.

5. Kebutuhan untuk mengaktualisaiskan diri, yaitu kebutuhan untuk

menggunakan kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk

berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi penilaian kritik

terhadap sesuatu. Menurut Anwar (2009:69), teori pengharapan

dikembangkan oleh Victor H. Vroom. Vroom menjelaskan bahwa motivasi

merupakan suatu produk dari bagaimana seseorang menginginkan

sesuatu, dan penaksiran seseorang memungkinkan aksi tertentu yang

akan menuntunnya.

Page 56: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

39

2.1.3 Prinsip-Prinsip dalam Motivasi

Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan menurut

Anwar (2009), yaitu:

1. Prinsip Partisipasi Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu

diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang

akan dicapai oleh pemimpin.

2. Prinsip Komunikasi Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu

yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi

yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

3. Prinsip mengakui andil bawahan Pemimpin mengakui bahwa bawahan

(pegawai) mempunyai andil didalam usaha pencapaian tujuan. Dengan

pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

4. Prinsip pendelegasian wewenang Pemimpin yang memberikan otoritas

atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat

mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan

membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk

mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.

5. Prinsip memberi perhatian Pemimpin memberikan perhatian terhadap

apa yang diinginkan pegawai bawahan, alam memotivasi pegawai bekerja

apa yang diharapkan oleh pemimpin.

Page 57: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

40

2.1.4 Faktor-Faktor Motivasi Kerja

Motivasi seorang pekerja untuk bekerja biasanya merupakan hal yang

rumit, karena motivasi itu melibatkan faktor-faktor individual dan

faktorfaktor organisasional. Yang tergolong pada faktor-faktor yang

sifatnya individual adalah kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan-tujuan

(goals), sikap (attitudes), dan kemampuan-kemampuan (abilities).

Sedangkan yang tergolong pada faktor-faktor yang berasal dari organisasi

meliputi pembayaran atau gaji (pay), keamanan pekerjaan (job security),

sesama pekerja (co-workers), pengawasan (supervision), pujian (praise),

dan pekerjaan itu sendiri (Gomes, 2003). Motivasi sebagai proses

psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut menurut Saydam (2005) dapat dibedakan atas:

1. Faktor intern yang terdapat pada diri karyawan itu sendiri, yang

meliputi:

a) Kematangan pribadi b) Tingkat pendidikan c) Keinginan dan

harapan pribadi d) Kebutuhan e) Kelelahan dan kebosanan f)

Kepuasan kerja

2. Faktor ekstern yang berasal dari luar diri karyawan, antara lain:

a) Lingkungan kerja yang menyenangkan b) Kompensasi yang memadai

c) Supervise yang baik d) Adanya penghargaan atas prestasi e) Status

dan tanggung jawab f) Peraturan yang berlaku

Page 58: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

41

2.1.5 Bentuk Motivasi

Dalam praktek, hampir setiap perusahaan menganut versinya sendiri yang

lebih kurang tradisional dalam mengancang motivasi. Perbedaan yang

terdapat antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam

pemberian motivasi hampir selalu terletak pada gaya, selera, atau

tekanan, dan bukan dalam jenisnya (Siswanto, 2005). Pada umumnya

bentuk motivasi yang sering dianut perusahaan meliputi empat unsur

utama, yaitu kompensasi bentuk uang, pengarahan dan pengendalian,

penerapan pola kerja yang efektif, serta kebajikan.

2.1.6 Konsep Motif Motivasi

Konsep motivasi menurut Hasibuan (2000) dapat dilihat pada gambar

berikut ini:

Dari gambar di atas, dapat diterangkan bahwa:

1. Perangsang berbentuk materil atau non materil yang tercipta oleh

internal (keinginan) maupun eksternal yang dilakukan oleh manajer.

Page 59: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

42

2. Rangsangan yang menciptakan keinginan (want) dan mempengaruhi

perilaku seseorang (individu).

3. Keinginan menjadi daya penggerak dan kemauan bekerja seseorang

(individu).

4. Kemauan bekerja menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan

seseorang.

5. Kebutuhan dan kepuasan mendorong menciptakan perangsang

selanjutnya dan seterusnya, jadi merupakan siklus

2.1.7 Tujuan Pemberian Motivasi

Tujuan pemberian motivasi menurut Danang (2013) sebagai berikut:

1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan

2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan

5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan

6. Mengefektifkan pengadaan karyawan

7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

8. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan

Page 60: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

43

9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

10.Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-

tugasnya

11.Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku

2.4 Tinjaun Umum Tentang Kinerja Perawat

Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau

kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor

untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Pabundu,

2006).

1. Pengertian Kinerja

Mangkunegara (2009), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya. Menurut

Robbins (2013), kinerja merupakan wujud hasil kerja yang dihasilkan

oleh seseorang. Lerner & Henke (2008) menyatakan kinerja sebagai

catatan outcomes yang dihasilkan dari suatu aktifitas tertentu, selama

kurun waktu tertentu. Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang

dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu

yang berlaku dan memberikan kontribusi positif terhadap

organisasinya.

Menurut Prawirosentono, kinerja atau performance adalah usaha

yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

Page 61: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

44

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Usman,

2011).

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit

memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan

pembangunan kesehatan. Keberhasilan pelayanan kesehatan

bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan yang berkualitas bagi pasien (Potter & Perry, 2005). Hal

ini terkait dengan keberadaan perawat yang bertugas selama 24 jam

melayani pasien, serta jumlah perawat yang bertugas selama 24 jam

melayani pasien, serta jumlah perawat yang mendominasi tenaga

kesehatan di rumah sakit, yaitu berkisar 40-60%. Oleh karena itu,

rumah sakit haruslah memiliki perawat yang berkinerja baik yang akan

menunjang kinerja rumah sakit sehingga dapat tercapai kepuasan

pelanggan atau pasien (Swansburg, 2000 dalam Suroso, 2011).

Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam

mengimplementasikan sebaik-baiknya seuatu wewenang, tugas dan

tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok

profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit organisasi. Kinerja

perawat sebenarnya sama dengan prestasi kerja diperusahaan.

Perawat ingin diukur kinerjanya berdasarkan standar obyektif yang

Page 62: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

45

terbuka dan dapat dikomunikasikan. Jka perawat diperhatikan dan

dihargai sampai penghargaan superior, mereka akan lebih terpacu

untuk mencapai prestasi pada tingkat lebih tinggi (Faizin & Winarsih,

2008).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Kinerja yang dimiliki oleh setiap karyawan berbeda-beda

tergantung dengan individu, organisasi, psikologis, fisik lingkungan

kerja dan lain-lain. Ada tiga perangkat aspek yang mempengaruhi

perilaku dan kinerja karyawan, yaitu : aspek individu terdiri dari

kemampuan dan keterampilan, latar belakang, demografis. Aspek

organisasi berkaitan dengan sumber daya, pola kepemimpinan, sistem

imbalan, struktur organisasi, dan beban pekerjaan. Aspek Psikologis,

terdiri dari persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan

kerja.

Mathis & Jackson (2001) ada lima faktor yang mempengaruhi

kinerja, yaitu kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima,

keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka

dengan organisasi.

Menurut Anwar (2006) faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan

eksternal. Faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan

dengan sifat-sifat seseorang. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari ligkungan seperti

Page 63: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

46

perilaku, sikap dan tindakan bawahan ataupun rekan kerja, fasilitas

kerja dan iklim organisasi.

3. Penilaian dan Pengukuran Kinerja

Berdasarkan penjelasan diatas, penilaian kinerja diperlukan untuk

menentukan tingkat kontribusi individu terhadap organisasi. Tujuan

penilaian kinerja secara umum, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Memberikan reward terhadap kinerja sebelumnya.

b) Memotivasi perbaikan kinerja pada waktu yang akan datang.

Segala informasi yang diperoleh dari penilaian kinerja dapat

dimanfaatkan untuk mengelola SDM agar lebih efisien dalam

mencapai tujuan organisasi. Selain itu, organisasi jug adapt

merancang sebuah perencanaan yang bertujuan untuk

meningkatkan kinerja karyawan, seperti pengadaan pelatihan

dan pengembangan karyawan, maupun penempatan kerja

yang lebih sesuai.

Penilaian kinerja merupakan proses penilaian secara berkala,

yang dilakukan seorang pimpinan, untuk memperbaiki keputusan-

keputusan personalia dan memberikan umpuan balik kepada

karyawan, tentang apa yang sedang dihadapi dan target apa yang

harus dicapai. Penilaian kinerja merupakan aktivitas membandingkan

hasil yang telah dicapai dengan hasil yang diharapkan serta

menganalisa terjadinya penyimpangan dari rencana yang ditetapkan

semula, mengevaluasi kinerja individu dan mengkaji kemajuan yang

Page 64: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

47

dibuat kea rah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

(David, 2003).Bagi pihak manajemen, kinerja sangat membantu dalam

mengambil keputusan seperti promosi dan pengembangan karier,

mutasi, pemutusan hubungan kerja, penyesuaian kompensasi,

kebutuhan pelatihan dan mempertahankan status akreditasi

perguruan tinggi yang telah diperoleh (Siagian, 2001). Pelaksanaan

penilaian kinerja perawat mengacu pada peran dan fungsi perawat di

ruang rawat inap. Jadi kinerja perawat yang dinilai berhubungan

dengan penerapan asuhan keperawatan dari pengkajian, diagnose

keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui tingkat

efektivitas dan efisiensi atau tingkat keberhasilan atau kegagalan

seorang pekerja/karyawan atau tim kerja dalam melaksanakan

tugas/jabatan yang menjadi tanggungjawabnya (Nawawi, 2006).

Sedangkan menurut Nursalam (2008) manfaat dari penilaian kinerja,

yaitu :

a. Meningkatkan prestasi kerja staf secara individua tau

kelompok dengan memberikan kesempatan pada mereka

untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dalam kerangka

pencapaian tujuan pelayanan di rumah sakit.

b. Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara perorangan

pada gilirannya akan mempengaruhi atau mendorong sumber

daya manusia secara keseluruhannya.

Page 65: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

48

c. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan

tujuan meningkatkan hasil kerya dan prestasi dengan cara

memberikan umpan balik kepada mereka tentang prestasinya.

d. Membantu rumah sakit untuk dapat menuyusun program

pengembangan dan pelatihan staf yang lebih tepat guna,

sehingga rumah sakit akan mempunyai tenaga yang cakap

dan tampil untuk pengembangan pelayanan keperawatan

dimasa depan.

e. Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi

kerja dengan meningkatkan gajinya atau sistem imbalan yang

baik.

f. Memberikan kesempatan kepada pegawai atau staf untuk

mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaannya atau hal lain

yang ada kaitannya melalui jalur komunikasi dan dialog,

sehingga dapat mempercepat hubungan antara atasan dan

bawahan.

4. Model dan Metode Penilaian Kinerja

Model penilaian kinerja oleh Mangkuenagara (2009), yaitu :

a. Penilaian sendiri

Penilaian sendiri merupakan pendekatan yang paling

umum digunakan untuk mengukur dan memahami perbedaan

individu. Akurasi didefinisikan sebagai sikap kesepakatan

antara penilaian sendiri dan penilaian lainnya. Other Rating

Page 66: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

49

dapat diberikan oleh atasan, bawahan, mitra kerja atau

konsumen dari individu itu sendiri. Penilaian sendiri biasanya

digunakan pada bidang sumber daya manusia seperti :

penilaian, kinerja, penilaian kebutuhan pelatihan, analisa

peringkat jabatan, perilaku kepemimpinan dan lainnya.

Penilaian sendiri dilakukan bila personal mampu melakukan

penilaian terhadap proses dan hasil karya yang mereka

laksanakan sebagai bagian dari tugas organisasi. Penilaian

sendiri dipengaruhi oleh sejumlah faktor kepribadian,

pengalaman, pengetahuan dan sosio demografi seperti suku

dan kependidikan. Dengan demikian tingkat kematangan

personal dalam menilai hasil karya menjadi hal yang patut

diperhatikan.

b. Penilaian atasan

Organisasi pada kematangan tingkat majemuk, personal

biasanya dinilai oleh manajer yang tingkatnya lebih tinggi,

penilaian ini termasuk dilakukan oleh supervisor atau atasan

langsung.

c. Penilaian mitra

Penilaian mitra lebih cocok digunakan pada kelompok

kerja yang mempunyai otonomi yang cukup tinggi. Dimana

wewenang pengambilan keputusan pada tingkat tertentu telah

didelegasikan oleh manajemen kepada anggota kinerja

Page 67: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

50

kelompok kerja. penilaian mitra dilakukan oleh seluruh anggota

kerja kelompok dan umpan balik untuk personal yang dinilai

yang dilakukan oleh komite kerja dan bukan oleh supervisor.

Penilaian mitra biasanya lebih ditujukan untuk pengembangan

personal dibandingkan untuk evaluasi.

d. Penilaian bawahan

Penilaian bawahan terhadap kinerja personal terutama

dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan dan umpan

balik personal. Bila penilaian ini digunakan untuk administratif

dan evaluasi, menetapkan gaji dan promosi maka penggunaan

penilaian ini kurang mendapat dukungan, program panilaian

bawahan terhadap manajer dalam rangka perencanaan dan

penilaian kinerja manajer. Program ini meminta kepada

manajer untuk dapat menerima penilaian bawahan sebagai

umpan balik atas kemampuan manajemen mereka.

Metode penilaian prestasi dapat dibagi menjadi dua bagian oleh

Lumbanraja & Nizma (2010), yaitu :

a. Metode yang berorientasi pada masa lalu

a) Rating Scale

Pengukuran dilakukan berdasarkan skala prestasi

(kuantitatif dan kualitatif) yang sudah baku.

b) Checklist

Page 68: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

51

Metode ini memerlukan penilaian untuk menyeleksi

pernyataan yang menjelaskan karakteristik karyawan.

c) Critical Incident Method

Pengukuran dilakukan berdasarkan catatan aktivitas

seorang karyawan dalam periode waktu tertentu yang

dinyatakan dalam perilaku positif dan negatif.

d) Field Review Method

Pengukuran dilakukan dengan langsung meninjau

lapangan.

e) Performance Test and Observation

Penilaian prestasi kerja dapat dilaksanakan didasarkan

pada suatu test keahlian.

f) Comparative Ecaluation Approach

Pengukuran dilakukan dengan membandingkan presetasi

kerja seorang karyawan dengan karyawan lain.

b. Metode yang berorientasi pada masa depan

a) Self Appraisal

Penilaian prestasi kerja karyawan oleh karyawan itu sendiri.

b) Phsycological Appraisal

Penilaian ini biasanya dilakukan oleh seorang psikolog,

terutama digunakan untuk menilai potensi karyawan.

c) Management by Objectives

Page 69: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

52

Pengukuran berdasarkan pada tujuan pekerjaan yang

terukur dan disepakati bersama antara karyawan dan

atasannya.

d) Assessment Center

Bentuk penilaian yang distandarisasi, tergantung pada tipe

berbagai penilai.

5. Standar Kinerja

Standar pekerjaan adalah sejumlah kriteria yang menjadi ukuran

dalam penilaian kinerja yang dipergunakan sebagai pembanding cara

dan hasil pelaksanaan tugas-tugas dari suatu pekerjaan/jabatan

(Nawawi, 2011). standar kinerja dapat dibuat untuk setiap individu

dengan berpedoman pada uraian jabatan. Proses penulisan standar

dimulai ketika pengawas dan pegawai mendiskusikan pekerjaan.

Langkah pertama meliputi penulisan semua tugas dan tanggungjawab

karyawan. Pegawai juga mempertimbangkan pemahamannya tentang

harapan-harapan utama yang mungkin dimiliki pengawas. Setelah

menyelesaikan proses penulisan, penyuntingan dam integrasi, standar

kinerja yang disepakati untuk dituliskan dan dapat dikuantifikasikan

atau diukur dan dicapai.

6. Standar Penilaian Kinerja Perawat

Perawat adalah salah satu sumber daya yang memiliki peran

penting dalam pelayanan rumah sakit. Perawat memiliki tanggung

Page 70: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

53

jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai

dengan standar praktik keperawatan.

Tenaga perawat merupakan “The Caring Profession” mempunyai

kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan

kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya

berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spirtual merupakan

pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan

berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri disbanding

pelayanan lainnya (Depkes RI, 2001).

Praktek caring sebagai inti keperawatan, yang menggambarkan

dasar dalam kesatuan nilai-nilai kemanusiaan yang universal berupa

kebaikan, kepedulian dan cinta terhadap diri sendiri dan orang lain,

caring didefinisikan sebagai sebuah moral ideal keperawatan yang

meliputi keinginan untuk merawat, dengan tulus yang meliputi

komunikasi, tanggapan positif, dukungan atau intervensi fisik oleh

perawat (Synder, 2011).

Nursalam (2008), standar pelayanan keperawatan adalah

pernyataan deskriptif mengenai kualitas pelayanan yang diinginkan

untuk menilai pelayanan keperawatan yang telah diberikan pada

pasien. Tujuan standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas

asuhan keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan, dan

melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan

melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik. Dalam menilai

Page 71: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

54

kualitas pelayanan keperawatan kepada klien digunakan standar

praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan. Standar praktek keperawatan

telah dijabarkan oleh PPNI (Persetuan Perawat Nasional Indonesia),

(2000) yang mengacu dalam tahapan proses keparwatan yang

meliputi : (1) Pengkajian; (2) Diagnosa keperawatan; (3) Perencanaan;

(4) Implementasi; (5) Evaluasi.

a. Standar Satu : Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien

secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan

berkesinambungan.

Kriteria pengkajian keperawatan, meliputi :

1) Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa,

observasi, pemeriksaan fisik serta dari pemeriksaan

penunjang.

2) Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait,

tim kesehatan, rekam medis, dan catatan lain.

3) Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi :

a) Status kesehatan klien masa lalu

b) Status kesehatan klien saat ini

c) Status biologis-psikologis-sosial-spiritual

d) Respon terhadap terapi

e) Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal

Page 72: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

55

f) Resiko-resiko tinggi masalah

b. Standar Dua : Diagnosa Keperawatan

Perawat menganalisa data pengkajian data pengkajian untuk

merumuskan diagnose keperawatan.

Adapun kriteria proses :

1) Proses diagnose terdiri dari analisa, interpretasi data,

identifikasi masalah klien, dan perumusan diagnose

keperawatan.

2) Diagnose keperawatan terdiri dari : masalah (P), penyebab

(E), dan tanda atau gejala (S), atau terdiri dari masalah dan

penyebab (PE).

3) Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lain

untuk memvalidasi diagnosa keperawatan.

4) Melakukan pengkajian ulang dan merivisi diagnosa

berdasarkan data terbaru.

c. Standar Tiga : Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk

mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien. Kriteria

prosesnya, meliputi :

1) Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan

dan rencana tindakan keperawatan.

2) Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana

tindakan keperawatan.

Page 73: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

56

3) Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau

kebutuhan klien.

4) Mendokumentasikan rencana keperawatan.

d. Standar Empat : Implementasi

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah

diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Kriteria

proses, meliputi :

1) Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan.

2) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.

3) Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi

kesehatan klien.

4) Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai

konsep keterampilan asuhan diri serta membantu klien

memodifikasi lingkungan yang digunkan.

5) Mengkaji ulang dan merivisi pelaksanaan tindakan

keperawatan berdasarkan respon klien.

e. Standar Lima : Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan

keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar

dan perencanaan. Adapun kriteria prosesnya :

1) Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara

komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.

Page 74: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

57

2) Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengikut

perkembangan ke arah pencapaian tujuan.

3) Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman

sejawat.

4) Bekerjasama dengan klien keluarga untuk memodifikasi

rencana asuhan keperawatan.

5) Mendokumentasi hasil evaluasi dan memodifikasi

perencanaan.

Page 75: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

58

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2. Matriks Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Perbedaan Persamaan

1 Diane Applebaum, Susan Fowler, Nancy Fiedler, Omowunmi Osinubi, dan Mark Robson (2014)

The Impact of Environmental Factor on Nursing Stress, Job Satisfaction, and Turnover Intention”.

The purpose of this study was to investigate relationship between environmental factors of odor, noise, light, and color and perceived stress, job satisfaction

Penelitian Kuantitatif

Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja seseorang, terbukti didalam jurnal tersebut mengatakan bahwa lingkungan kerja secara fisik maupun nonfisik mempunyai dampak positif dan negatif, dimana lingkungan kerja yang buruk akan mempengaruhi tingkat stress karyawan dalam pekerjaannya, begitu juga sebaliknya

Penelitian sebelumnya hanya menggunakan variabel Job Satisfaction dan Turnover Intention

Penelitian menggunakan salah satu variabel yaitu kepuasan kerja

2 Leblebici, 2012

Impact of Workplace Quality on Employee’s Productivity: Case Study of a Bank in Turkey

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efek dari kualitas lingkungan kerja terhadap produktifitas

Penelitian Kuantitatif

Meningkatnya loyalitas karyawan dipengaruhi juga dengan adanya lingkungan kerja yang positif. Menurut hasil survei terbukti bahwa lingkungan kerja

Penelitian sebelumnya belum pada sektor kesehatan

Page 76: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

59

No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Perbedaan Persamaan

karyawan mempengaruhi kinerja karyawan tetapi lingkungan kerja perilaku memiliki efek lebih besar pada kinerja karyawan.

3 Hasan Mohamed Elarabi Fuadah Johari Asian Social Science; Vol. 10, No. 8; 2014 ISSN 1911-2017 EISSN 1911-2025 Published by Canadian Center of Science and Education

The Determinant Factors Effecting the Job Satisfaction and Performance in Libyan Government Hospital

Tujuan penelitian ini adalah pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja di rumah sakit umum Libyan

Penelitian Kuantitatif

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan dan staf medis umumnya tidak puas dengan semua faktor mempengaruhi kepuasan kerja (kenyamanan kerja, perawatan pekerjaan, gaji, insentif) yang menyebabkan kinerja kerja yang rendah di rumah sakit Tripoli. Ini bukan hasil yang menggembirakan karena setiap insentif dan tidak ada gaji yang baik diberikan tapi pengobatan buruk kepada karyawan. Semua hasil negatif ini menunjukkan mengapa

Penelitian sebelumnya pada luar negeri

Penelitian menggunakan variabel yaitu kepuasan kerja dan kinerja

Page 77: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

60

No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Perbedaan Persamaan

kualitas pelayanan medis di rumah sakit Tripoli adalah sangat miskin dan mengapa pasien mencari rumah sakit lain di luar Libya.

4 Charlotte Pietersen SA Journal of Human Resource Management, 2005, 3 (2), 19-25

Job Satisfaction Of Hospital Nursing Staff

Untuk mengetahui kepuasan kerja perawat di rumah sakit

Penelitian Kunatitatif

Rendahnya tingkat kepuasan kerja berkaitan dengan tingkat turnover yang tinggi. Temuan hadir penelitian menunjukkan bahwa staf perawat di rumah sakit itu, di umum, tidak jelas puas atau tidak puas. Dengan demikian, itu akan menjadi sulit untuk menggunakan tingkat umum mereka kepuasan kerja untuk memprediksi tingkat turnover di rumah sakit. Namun, beberapa faktor spesifik positif dapat mempengaruhi keputusan staf keperawatan untuk tinggal di rumah Sakit.

Penelitian sebelumnya pada luar negeri

Penelitian menggunakan salah satu variabel yaitu kepuasan kerja

Page 78: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

61

No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Perbedaan Persamaan

Faktor-faktor ini adalah: a) Sebagian besar responden menunjukkan bahwa pekerjaan mereka bermanfaat. b) Lebih dari separuh responden menunjukkan bahwa mereka ditemukan itu memuaskan untuk mengurus pasien mereka. c) Sebagian besar responden menunjukkan

5 Kelesi Martha Fasoi Georgia Papageorgiou E. Dimitrios Tsaras Konstantinos Kaba Evridiki Stavropoulou Areti Polykandri

An Investigation Of Factors Determining The Level Of Job Satisfaction Among Nurses In Six General

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat

Penelitian kuantitatif

Penelitian ini meneliti tingkat pekerjaan kepuasan dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam sampel 266 perawat (tingkat respon 88,7%) dari enam publik rumah sakit di lima kota besar di negeri ini.Temuan menunjukkan bahwa perawat kepuasan kerja berkisar secara signifikan / tingkat yang

Penelitian sebelumnya pada luar negeri

Penelitian menggunakan salah satu variabel yaitu kepuasan kerja

Page 79: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

62

No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Perbedaan Persamaan

otis Tzannis Vlachou Eugenia8

memadai. Sebagai tambahan, peningkatan beberapa faktor, seperti bekerja kondisi dan pendapatan keuangan mungkin berkontribusi positif untuk mempertahankan dan meningkatkan kepuasan kerja. Secara keseluruhan jenis kelamin, umur dan tahun pengalaman kerja dari peserta muncul untuk mempengaruhi perawat persepsi tentang kepuasan kerja. Individu dengan frekuensi distribusi tertinggi berada di bawah usia 40 tahun (62,4%).

Page 80: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

63

2.6 Mapping Teori

Tabel 3. Mapping Teori

Beban Kerja

Davis dan Newstrom (1985) 1. Work Overload

2. Time Urgency

3. Poor Quality Of Supervisor

4. Inadequate Authority To Match Responsibilities

5. Insufficeient Performance Feedback

6. Role Ambiguity

7. interpersonal and intergroup conflict

8. Insecure political climate

9. Frustration

10. differences between company's and employee's values

Tarwaka (2011) 1. Beban waktu (time load) 2. Beban fisik 3. Beban tekanan

Psikologis (psychological stress load)

Kepuasan Kerja Luthans (2006)

1. Pekerjaan itu sendiri 2. Gaji dan imbalan 3. Kesempatan

promosi jabatan 4. Pengawasan oleh

pimpinan 5. Rekan kerja 6. Lingkungan kerja

Spector (1997)

1. Gaji

2. Promosi

3. Supervise

4. Tunjangan Tambahan

5. Penghargaan

6. Prosedur Kerja

7. Rekan Kerja

8. Jenis Pekerjaan

9. Komunikasi

Motivasi Kerja

Vroom (2001)

1. Motif

2. Harapan

3. Insentif.

Jerome (2013)

1. Kebutuhan

mempertahankan hidup

(fisiologis)

2. Kebutuhan rasa aman

3. Kebutuhan sosial

4. Kebutuhan

penghargaan

5. Kebutuhan aktualisasi

diri

Mc Clelland (2001)

1. Kebutuhan untuk

berprestasi

2. Kebutuhan untuk

berafiliasi

3. Kebutuhan untuk

berkuasa

Kinerja Perawat Gibson (1987) 1. Faktor Individu 2. Faktor psikologis 3. Faktor organisasi

Kopelman (1988) 1. Individual characteristics 2. Organizational

characteristics 3. Work characteristics

Bernardin & Russel (1993) 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan Waktu 4. Efektivitas 5. Kemandirian 6. Komitmen Kerja

PPNI (2010) 1. Pengkajian 2. Diagnosis 3. Perencanaan 4. Pelaksanaan 5. Evaluasi

Page 81: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

64

2.7 Kerangka Teori Gambar 2. Kerangka Teori

Kinerja Perawat

Lingkungan Kerja (Salau, 2014)

Stress Kerja (Henry & evans, 2008)

Kepuasan Kerja Luthans (2006)

1. Pekerjaan itu sendiri 2. Gaji dan imbalan 3. Kesempatan promosi jabatan

4. Pengawasan oleh pimpinan 5. Rekan kerja 6. Lingkungan kerja

Beban kerja

Tarwaka (2011) 1. Beban waktu (time load) 2. Beban fisik 3. Beban tekanan Psikologis

(psychological stress load)

Komunikasi (Kibe, 2014)

Inovasi (Raza et. Al, 2018)

Komitmen (Saha, 2016)

Job Embeddedness (Lee et al, 2004)

Keterlibatan manajemen

(Raza et.al, 2018)

OCB (Kolade et.al,2014)

Sumber: Teori Tarwaka (2011); Luthans (2006(; Vroom (2002); Birasnav (2014); Colquit et.al (2011); Mills & Smith (2011);

Kibe (2014); Kolade et.al (2014); Raza et.al (2018); Wodchis et.al (2013); Saha (2016); Henry & Evans (2008); Bakker &

Scaufeli (2002); Lee et al (2004); Cascio (2003)

Motivasi Kerja

Vroom (2001)

1. Motif

2. Harapan

3. Insentif

Work Engagement

(Bakker & Scaufeli, 2002)

Quality of Work Life (Cascio, 2003)

Page 82: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

65

2.7 Kerangka Konsep

Keterangan:

= Variabel Independen

= Variabel Dependen

Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian

Beban Kerja Tarwaka (2011)

Kepuasan Kerja Luthans (2006)

Kinerja Perawat (PPNI, 2010)

Motivasi Kerja

Vroom (2001)

Page 83: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

66

2.8 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Tabel 4. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

NO.

DEFINISI TEORI DEFINISI OPERASIONAL

ALAT DAN CARA PENGUKURAN

KRITERIA OBJEKTIF

1. Beban Kerja Beban kerja (workload) dapat diartikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang diahadapi (Hancock & Meshkati, 1988).

Beban kerja adalah persepsi perawat yang dirasakan selama memberikan pelayanan atau perawat kepada pasien dengan indicator :

1. Beban waktu (time load)

2. Beban fisik 3. Beban tekanan

Psikologis (psychological stress load)

Kuesioner sebanyak 23 pertanyaan dengan pilihan jawaban: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju Menggunakan skala likert:

a. Skor tertinggi = jumlah pernyataan x bobot tertinggi = 23x5 = 115

b. Skor terendah = jumlah pernyataan x bobot terendah = 23x 1 = 23

c. Skor antara= skor

Berdasarkan perhitungan di atas maka kriteria objektif tentang beban kerja yaitu :

a. Tinggi : Jika skor total jawaban dari responden ≥69

b. Rendah : Jika skor total jawaban dari responden <69

Page 84: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

67

NO.

DEFINISI TEORI DEFINISI OPERASIONAL

ALAT DAN CARA PENGUKURAN

KRITERIA OBJEKTIF

tertinggi - skor terendah = 115-23 = 92

d. Interval= skor antara / kategori= 92 / 2= 46

e. Skor standar =115 - 46 = 69

2. Kepuasan Kerja

Luthans (2006) mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah dimensi yang mempengaruhi kepuasan kerja yang dibagi menjadi enam, sebagai berikut.

1. Pekerjaan itu sendiri

2. Gaji dan imbalan 3. Kesempatan

promosi jabatan 4. Pengawasan oleh

pimpinan 5. Rekan kerja 6. Lingkungan kerja

Kepuasan kerja adalah persepsi perawat yang dirasakan selama memberikan pelayanan atau perawat kepada pasien dengan indikator :

1. Pekerjaan itu sendiri

2. Gaji dan imbalan

3. Kesempatan promosi jabatan

4. Pengawasan oleh pimpinan

5. Rekan kerja

Kuesioner sebanyak 30 pertanyaan dengan pilihan jawaban: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju Menggunakan skala likert:

a. Skor tertinggi = jumlah pernyataan x bobot tertinggi = 30x5 = 150

b. Skor terendah =

Berdasarkan perhitungan di atas maka kriteria objektif tentang kepuasan kerja yaitu :

a. Tinggi : Jika skor total jawaban dari responden ≥90

b. Rendah : Jika skor total jawaban dari responden <90

Page 85: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

68

NO.

DEFINISI TEORI DEFINISI OPERASIONAL

ALAT DAN CARA PENGUKURAN

KRITERIA OBJEKTIF

6. Lingkungan kerja

jumlah pernyataan x bobot terendah = 30 x 1 = 30

f. Skor antara= skor tertinggi - skor terendah = 150-30 = 120

g. Interval= skor antara / kategori= 120 / 2= 6

h. Skor standar =150 - 60 = 90

3. Motivasi Kerja

Motivasi adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Veithzal Rivai (2011)

Motivasi adalah sebuah dorongan, hasrat atau pun minat yang begitu besar di dalam diri perawat , untuk mencapai keinginannya. Indicator :

1. Motif 2. Harapan 3. Insentif

Kuesioner sebanyak 12 pertanyaan dengan pilihan jawaban : 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Kurang Setuju 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju Menggunakan Skala Likert : a. Skor tertinggi

(12x5) = 60

Berdasarkan perhitungan di atas maka kriteria objektif tentang motivasi kerja yaitu :

a. Tinggi : Jika skor total jawaban dari responden ≥36

b. Rendah : Jika

Page 86: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

69

NO.

DEFINISI TEORI DEFINISI OPERASIONAL

ALAT DAN CARA PENGUKURAN

KRITERIA OBJEKTIF

b. Skor terendah (12x1) = 12 c. Skor antara= skor

tertinggi - skor terendah = 60-12 = 48

d. Interval= skor antara / kategori= 48 / 2= 24

e. Skor standar =60 - 24= 36

skor total jawaban dari responden <36

4. Kinerja

Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi dalam menyediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan atau barang kepada pelanggan (Keputusan Menteri Kesehatan No.129, 2008)

Produktivitas dan hasil kerja yang dicapai oleh perawat dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan. Indicator :

1. Pengkajian 2. Diagnosis 3. Perencanaan 4. Pelaksanaan 5. Evaluasi

Kuesioner sebanyak 34 pertanyaan dengan pilihan jawaban : 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Kurang Setuju 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju Menggunakan Skala Likert :

a. Skor tertinggi (34x5) = 170 b. Skor terendah (34x1) = 34

Berdasarkan perhitungan di atas maka kriteria objektif tentang kinerja perawat yaitu :

a. Tinggi : Jika skor total jawaban dari responden ≥102

b. Rendah : Jika skor total jawaban dari

Page 87: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

70

NO.

DEFINISI TEORI DEFINISI OPERASIONAL

ALAT DAN CARA PENGUKURAN

KRITERIA OBJEKTIF

c. Skor antara= skor tertinggi - skor terendah = 170-34 = 136

d. Interval= skor antara / kategori= 136 / 2= 68

e. Skor standar =170 - 68= 102

responden <102

Page 88: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

71

1.9 Hipotesa Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih perlu dibuktikan

kebenarannya melalui suatu penelitian. Hipotesis terbentuk sebagai

hubungan antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan latar belakang

masalah, perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah

diuraikan maka hipotesis yang diajukan pada penelitian adalah sebagai

berikut:

1) Hipotesis Null

a. Tidak ada hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di

RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar

b. Tidak ada hubungan kepuasan kerja dengan kinerja

perawat di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota

Makassar

c. Tidak ada hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat

di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar

d. Tidak ada variabel yang paling berpengaruh yaitu antara

beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap

kinerja perawat di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD

Kota Makassar

e. Tidak ada perbandingan pengaruh Beban Kerja, Kepuasan

Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja perawat di

Page 89: TESISrepository.unhas.ac.id/id/eprint/2873/3/K012181014_tesis... · 2021. 2. 10. · tesis pengaruh beban kerja, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi

72

Instalasi Rawat Inap dan RSUD Kota RSUP Dr. Tadjuddin

Chalid Makassar Tahun 2020

2) Hipotesis Alternatif

a. Ada hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di

RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar

b. Ada hubungan kepuasan kerja dengan kinerja perawat di

RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar

c. Ada hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat di

RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar

d. Ada variabel yang paling pengaruh yaitu antara beban kerja,

kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat

di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid dan RSUD Kota Makassar

e. Ada perbandingan pengaruh Beban Kerja, Kepuasan Kerja

dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja perawat di Instalasi

Rawat Inap dan RSUD Kota RSUP Dr. Tadjuddin Chalid

Makassar Tahun 2020