22
International Accounting Standards (IFRS) dan penerapannya di Indonesia International Accounting Standards (IFRS) merupakan standar pelaporan keuangan internasional yang menjadi rujukan atau sumber konvergensi bagi standar-standar akuntansi di Negara- negara di dunia dikeluarkan oleh International Accounting Standards Board (IASB) atau dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai Badan Standar Akuntansi internasional. Pada 1 April 2001. Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab gunan menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar- standar barunya dengan nama IFRS.- Wikipedia KENDALA KONVERGENSI PSAK KE DALAM IFRS a. Dewan standar kauntansi yang kurang sumberdaya

Artikel international accounting standards

Embed Size (px)

DESCRIPTION

artikel

Citation preview

Page 1: Artikel international accounting standards

International Accounting Standards (IFRS) dan penerapannya di

Indonesia

International Accounting Standards (IFRS) merupakan standar pelaporan keuangan

internasional yang menjadi  rujukan atau sumber konvergensi bagi standar-standar akuntansi

di Negara-negara di dunia dikeluarkan oleh International Accounting Standards Board

(IASB) atau dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai Badan Standar Akuntansi

internasional. Pada 1 April 2001. Standar Akuntansi Internasional (International Accounting

Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi

Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal

(IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).

Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama

terdahulu Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973

dan 2001 oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting

Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih

tanggung jawab gunan menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama

pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB

terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar barunya dengan nama IFRS.-

Wikipedia

KENDALA KONVERGENSI PSAK KE DALAM IFRS

a.    Dewan standar kauntansi yang kurang sumberdaya

b.    IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika masih dalam proses adopsi satu standar IFRS

dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut

c.    Kendala bahasa, karena stiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

dan seringkali ini tidaklah mudah

d.   Infrastruktur profesi akuntansi yang belum siap

e.    Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti acuan ke IFRS

f.     Support pemerintah terhadap issue konvergensi

MANFAAT KONVERGENSI IFRS

a.    Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang

dikenal secara internasional

b.    Meningkatkan arus investasi dlobal melalui transparansi

Page 2: Artikel international accounting standards

c.    Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal

secara global

d.   Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan

e.    Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk

melakukan earning management

Dalam konvergensi IFRS ini sendiri dianalisis akan membawa beberapa dampak,

diantaranya adalah

SAK Pasca Dicanangkan Konvergensi IFRS

Setelah dicanangkannya konvergensi IFRS, Indonesia saat ini memiliki 3 SAK yaitu,

SAK Umum (berbasis IFRS), SAK ETAP (berjiwa IFRS for SME), dan SAK Syariah

(bernafaskan prinsip-prinsip syariah di Indonesia). Dampak terdapatnya 3 SAK bagi

peraturan perpajakan adalah, dalam peraturan perpajakan, dinyatakan bahwa pembukuan

(untuk tujuan pajak) menggunakan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali Peraturan

Perpajakan menyatakan lain. Hal ini berarti, untuk tujuan pajak, digunakan perlakuan

akuntansi sesuai dengan peraturan pajak, kecuali jika tidak diatur dalam peraturan

perpajakan, maka pengaturan akuntansinya menggunakan SAK (KUP 28/2007).

Aset Tak berwujud

Contoh item yang tidak diatur dalam peraturan pajak dan oleh karena itu

menggunakan SAK sebagai dasar adalah aset takberwujud. Dalam peraturan perpajakan, aset

takberwujud mengacu ke SAK (dalam hal batasan dan pengakuan) sesuai dengan Pasal 28

UU KUP. Padahal, pengaturan aset takberwujud untuk SAK ETAP dan SAK Umum berbeda.

Untuk SAK Umum, aset takberwujud dapat dihasilkan secara internal (dari proses

pengembangan/development) maupun eksternal (membeli lisensi, hak cipta, dll). Untuk SAK

ETAP, aset takberwujud hanya yang dihasilkan secara eksternal saja. Perlakuan untuk

amortisasi aset takberwujud berdasar UU KUP adalah 20 tahun atau mengikuti klasifikasi UU

No.11 mengenai aset, sedangkan berdasar SAK Umum dapat berumur terbatas atau

takterbatas, dan berdasarkan SAK ETAP umurnya terbatas.

Page 3: Artikel international accounting standards

Mata Uang Pembukan dan Mata Uang Pelaporan

Terdapat perbedaan pengaturan dalam hal penggunaan mata uang pelaporan.

Berdasarkan peraturan pajak dan SAK ETAP, mata uang pelaporan dan pembukuan dalam

rupiah. Sedangkan dalam SAK Umum menggunakan mata uang fungsional sebagai mata

uang pembukuan dan mata uang pelaporan rupiah.

Fair Value Accounting

Seringkali yang ditakutkan dari dampak konvergensi IFRS terhadap peraturan

perpajakan adalah mengenai diterapkannya Fair Value Accounting (FVA).

Revaluasi

Berdasarkan SAK Umum, revaluasi merupakan pilihan dan tidak perlu seizin

regulator. Berdasarkan peraturan perpajakan, PMK No.79/PMK.03/2008, revaluasi tidak

dapat dilakukan setiap saat. Sedangkan berdasarkan SAK ETAP revaluasi harus seizin

regulator.

Goodwill

Berdasarkan peraturan perpajakan, goodwill diamortisasi. Berdasarkan SAK Umum,

goodwill tidak diamortisasi namun diuji penurunan nilainya. Untuk kombinasi bisnis, SAK

Umum sudah tidak mengizinkan pooling of interest method – sesuai perlakuan dalam IFRS

(kecuali untuk perlakuan transaksi entitas sepengendali).

Masa Transisi

Dalam masa transisi dari penggunaan SAK lama ke SAK baru yang berbasis IFRS,

banyak entitas yang tiba-tiba memiliki aset dalam jumlah besar, atau melakukan revaluasi

sehingga nilai asetnya naik.

Perbedaan Akuntansi dan Pajak, Selamanya

Di belahan dunia manapun, hingga saat ini, pengaturan akuntansi selalu berbeda

dengan peraturan perpajakan. Hampir tidak ada peraturan akuntansi yang sama dengan

peraturan perpajakan. Hal ini dikarenakan tujuan dari akuntansi dan tujuan perpajakan

berbeda. Selain itu, prinsip-prinsip dari standar akuntansi dan peraturan perpajakan juga

berbeda. Pengaturan dalam standar akuntansi berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi dan

digunakan untuk pelaporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statement),

Page 4: Artikel international accounting standards

sedangkan pengaturan dalam peraturan perpajakan berdasarkan aturan (rule based) dan

bertujuan khusus (untuk penarikan pajak – kepentingan si penarik pajak/pemerintah). Oleh

karena itu, konvergensi IFRS tidak harus membuat peraturan perpajakan juga ikut konvergen

(apalagi peraturan perpajakan induknya adalah undang-undang, yang mana jika ingin

mengubah undang-undang proses birokrasinya sangat lama dan berbelit di DPR).

Konvergensi IFRS di Indonesia

Tahun 1994 – 2004: perubahan patokan standar keuangan dari US GAAP ke IFRS.

Hal ini telah menjadi kebijakan Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan

International Accounting Standards sebagai dasar membangun standar keuangan Indonesia.

Pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar – standar akuntansi

baru, IAS mendominasi isi dari standar ini selain US GAAP dan dibuat sendiri.

Tahun 2006 – 2008: dilakukan konvergensi IFRS tahap 1. Sejak tahun 1995 sampai

dengan tahun 2010, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara

berkesinambungan, proses revisi ini dilakukan sebanyak enam kali, yakni 1 Oktober 1995, 1

Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007 dan 1 Juli 2009.

Sampai dengan 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru 10 standar.

Tahun 2011 disebutkan sebagai tahap persiapan konvergensi IFRS di Indonesia.

Persiapan akhir ini terdiri dari penyelesaian persiapan infrastruktur yang diperlukan dan

penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS.

Tahun 2012 diharapkan sebagai tahun untuk pengimplementasi IFRS di Indonesia. Seperti

pernyataan Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI M Jusuf Wibisana (28/5/2009)

yang dikutip penulis dari Detik finance, “Konvergensi International Financial Reporting

Standards (IFRS) akan diterapkan pada tahun 2012.  Konvergensi IFRS ini akan

memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan Standar Akuntansi

Keuangan yang dikenal secara internasional”. Implementasi terdiri dari dua garis besar yaitu

penerapan IFRS secara bertahap dan juga evaluasi dampak penerapan PSAK secara

komperhensif.

Konvergensi IFRS terhadap SAK yang sudah diterapkan di Indonesia dapat dijabarkan

kedalam beberapa tahan dari tahun ke tahunnya seperti berikut yang diperoleh penulis dari

Page 5: Artikel international accounting standards

situs resmi IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia), International Financial Reporting Standar

(IFRS) merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan yang diterima secara global,

sedangkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman standar

akuntan di Indonesia untuk membuat laporan keuangan. Indonesia sebagai bagian dari

pertumbuhan ekonomi dunia telah merespon perubahan-perubahan sistem pelaporan

keuangan terkini dengan melakukan konvergensi IFRS ke dalam PSAK.

A. PSAK

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah kerangka acuan dalam prosedur

yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan. PSAK saat ini menjadi peraturan yang

mengikat, agar pengertian yang ada menjadi tidak bias pada suatu pos laporan keuangan.

PSAK menjadi standar yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan yang

memiliki akuntabilitas publik signifikan. BUMN juga termasuk perusahaan yang memiliki

akuntabilitas publik signifikan karena laporannya diberikan kepada masyarakat.

B. IFRS

Apakah IFRS? IFRS kepanjangan International Financial Reporting Standards. IFRS :

Standar, Interpretasi & Kerangka Kerja dlm rangka Penyusunan & Penyajian Laporan

Keuangan yang diadopsi oleh IASB. IASB → International Accounting Standards Board.

Sebelumnya IFRS ini lebih dikenal dengan nama International Accounting Standards (IAS).

Di benua Amerika, hampir semua negara di Amerika Latin dan Kanada mengadopsi IFRS. Di

Eropa, negara-negara selain Uni Eropa seperti Turki dan Rusia juga telah mengadopsi IFRS

secara penuh. Negara2 Asia yang telah mengimplementasi IFRS: India (2011 2014),

Indonesia (2012), Malaysia(2012), Korea (2012), Jepang (2010-2015), Thailand (2011-2015).

Sedangkan negara-negara Australia, Hongkong dan Singapore sudah menerapkannya lebih 90

persen. Sebagian besar negara anggota G20 juga merupakan pengadopsi IFRS.

C. Pentingnya Standar Akuntansi Internasional

Alasan perlunya Standar Akuntansi International antara lain: Peningkatan daya banding

laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional.

Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam

Page 6: Artikel international accounting standards

ketentuan pelaporan keuangan. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan

multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.

D. Indonesia dan Konvergensi

Indonesia memutuskan untuk berkiblat pada Standar Pelaporan Keuangan Internasional atau

IFRS. Konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu didukung agar Indonesia mendapatkan

pengakuan maksimal. Pengakuan maksimal ini didapat dari komunitas internasional yang

sudah lama menganut standar ini. Jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS telah teratasi

yaitu dengan diperbolehkannya penggunaan nilai wajar (fair value) dalam PSAK.

Tujuh manfaat sekaligus Penerapan IFRS :

1.      Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK)

2.      mengurangi biaya SAK,

3.      meningkatkan kredibilitas & kegunaan lap. keuangan,

4.      meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan

5.      meningkatkan transparansi keuangan,

6.      menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar

modal, dan terakhir

7.      meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

E. Strategi dan Target DSAK dalam Proses Konvergensi

Keputusan DSAK (Dewan Standard Akuntansi Keuangan) saat ini adalah mendekatkan

PSAK dengan IAS/IFRS dengan membuat dua strategi:

a. Strategi selektif, dilakukan dengan empat target yaitu; Target pertama, mengidentifikasi

standar-standar yang paling penting untuk diadopsi seluruhnya. Target kedua, menentukan

batas waktu penerapan standar yang diadopsi. Target ketiga, melakukan adopsi standar

selebihnya yang belum diadopsi sambil merevisi standar yang telah ada. Dan target terakhir

adalah melakukan konvergensi proses penyusunan standar dengan IASB.

b. Untuk strategi kedua,strategi dual standard yang menerjemahkan seluruh IFRS sekaligus

dan menetapkan waktu penerapannya bagi listed companies.

Penerapan kedua strategi tersebut harus mempertimbangkan lima hal, sebagai berikut:

1.      Konvergensi standar dan proses konvergensi itu sendiri.

Page 7: Artikel international accounting standards

2.    Ketersediaan dana untuk penerjemahan standar persediaan dana untuk penerjemahan standar.

3.      Ketentuan perundang-undangan di Indonesia.

4.      Sosialisasi standar dan peluang "moral hazards" dalam penyusunan laporan keuangan.

5.      Ketersediaan sumber daya manusia.

Sasaran konvergensi PSAK ke IFRS yang direncanakan Dewan Standar Akuntansi Keuangan

(DSAK) IAI:

Tahap Adopsi

(2008 – 2010)

Tahap Persiapan

Akhir

(2008 – 2010)

Tahap Implementasi

(2008 – 2010)

Adopsi seluruh IFRS

ke PSAK

Penyelesaian persiapan

infrastruktur yang

diperlukan

Penerapan PSAK

berbasis IFRS secara

bertahap

Persiapan infrastruktur

yang diperlukan

Penerapan secara

bertahap beberapa

PSAK berbasis IFRS

Evaluasi dampak

penerapan PSAK secara

komprehensif

Evaluasi dan kelola

dampak adopsi

terhadap PSAK yang

berlaku

Jika kita bandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki Indonesia dengan IFRS,

dengan jelas kita temukan perbedan kuantitas sebagai berikut:

PSAK IFRS

43 Standards (PSAK)

8 Syari’ah Standard

11 Interpretation (ISAK)

4 Technical Bulletins

1 SAK ETAP (Entitas

37 Standards

- 8 IFRS

- 29 IAS

27 Interpretation

16 IFRIC Interpretation

Page 8: Artikel international accounting standards

tanpa akuntanbilitas

publik/UKM) 11 SIC

Di Indonesia juga masih terdapat Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang masih mengacu

pada PSAK lama. Kemungkinan besar setelah konvergensi PSAK ke IFRS akan menyusul

perubahan pada SAP.

Tidak semua standar IFRS tersebut diatas dicontek habis dan dirubah menjadi PSAK, itulah

mengapa IAI memilih konvergensi dari para adaption dan adoption. Sedikit gambaran saja

untuk membedakan ketiga istilah tersebut saya jelaskan dalam tabel berikut:

Perbedaan Adaption Convergence Full Adoption

Arti

harafiah

Adaptasi/

Penyelarasan

Pertemuan pada suatu titik Adopsi/pemakaian

Standart

akuntansi

Membuat standar

yang benar benar baru

Membuat standar baru

dengan mempertimbangkan

keadaan yang berlaku

Mentranslet

standar lama

menjadi standar

baru

Contoh

Negara

Indonesia sebelum

IFRS

Indonesia setelah 2012 Australia,

Hongkong

Perkembangan konvergensi PSAK ke IFRS sampai dengan saat ini:

PSAK/ISAK yang berlaku efektif 2008 -2010

No PSAK/ISAK Ref Issued Effective

Date

1 PSAK 13 Properti Investasi IAS 40 2007 1-Jan-08

2 PSAK 16 Aset Tetap IAS 16 2007 1-Jan-08

3 PSAK 30 Sewa IAS 17 2007 1-Jan-08

4 PSAK 14 Persediaan IAS 2 2008 1-Jan-09

5 PSAK 26 Biaya Pinjaman IAS 23 2008 1-Jan-10

6 PSAK 50 Instrumen Keuangan:

Penyajian dan Pengungkapan

IAS 32 2006 1-Jan-10

Page 9: Artikel international accounting standards

7 PSAK 55 Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran

IAS 39 2006 1-Jan-10

8 ISAK 8 Penentuan Apakah Suatu

Perjanjian Mengandung Suatu Sewa

dan Pembahasan Lebih Lanjut

Ketentuan Transisi

IFRIC

4

2007 Sep-10

PPSAK (Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)/ISAK yang berlaku efektif

2008 -2010

No PSAK/ISAK Issued

Effective

Date

1 PPSAK

No.1

Pencabutan:

PSAK 32: Akuntansi Kehutanan

PSAK 35: Akuntansi

Pendapatan Jasa

Telekomunikasi

PSAK 37: Akuntansi

Penyelenggaraan Jalan Tol

2009 1-Jan-10

2 PPSAK

No.2

Pencabutan:

PSAK 41: Akuntansi Waran

PSAK 43: Akuntansi Anjak

Piutang

2009 1-Jan-10

3 PPSAK

No.3

Pencabutan:

PSAK 54: Akuntansi

Restrukturisasi Utang Piutang

Bermasalah

2009 1-Jan-10

4 PPSAK

No.4

Pencabutan:

PSAK 31: Akuntansi Perbankan

PSAK 43: Akuntansi

Perusahaan Efek

2009 1-Jan-10

5 PPSAK

No.5

Pencabutan:

ISAK 06: Interpretasi atas

Par.12 dan 16 PSAK 55 (1999)

Tentang Instrumen Derivatif

2009 1-Jan-10

Page 10: Artikel international accounting standards

Melekat pada Kontrak dalam

Mata Uang Asing

PSAK yang berlaku efektif per 1 Januari 2011

No PSAK Ref

1 PSAK 1

Penyajian Laporan Keuangan

IAS 1

Presentation of Financial Statement

2 PSAK 2

Laporan Arus Kas

IAS 7

Statement of Cash Flow

3 PSAK 3

Laporan Keuangan Interim

IAS 34

Interim Financial Reporting

4 PSAK 4

Laporan Keuangan Konsolidasian dan

Laporan Keuangan Tersendiri

IAS 27

Consolidated and Separated Financial

Statement

5 PSAK 5

Segen Operasi

IFRS 8

Segment Reporting

6 PSAK 7

Pengungkapan Pihak-pihak yang

Berelasi

IAS 24

Related Party Disclosures

7 PSAK 12

Bagian Partisipasi Dalam Ventura

Bersama

IAS 31 

Interest in Joint Ventures

8 PSAK 15

Investasi Pada Entitas Asosiasi

IAS 28

Investment in Associates

9 PSAK 19

Aset Tak Berwujud

IAS 38

Intangible Assets

10 PSAK 22

Kombinasi Bisnis

IFRS 3

Business Combination

11 PSAK 23

Pendapatan

IAS 18

Revenue

12 PSAK 25

Kebijakan Akuntansi, Perubahan

Estimasi Akuntansi & Kesalahan

IAS 8

Accounting Policies, Change in

Accounting Estimated and Errors

13 PSAK 48 IAS 36

Page 11: Artikel international accounting standards

Penurunan Nilai Aset Impairment of Assets

14 PSAK 57

Provisi, Liabilitas Kontijensi & Aset

Kontijensi

IAS 37

Provisions, Contingent Liabilities

15 PSAK 58

Aset Tidak Lancar yang Dimiliki

untuk Dijual & Operasi yang

Dihentikan

IFRS 5

Non-current Assets Held for sale and

Discontinued Operations

ISAK yang berlaku efektif per 1 Januari 2011

No ISAK Ref

1 ISAK 7

Konsoliasi Entitas Bertujuan Khusus

SIC 12

Consolidation – Special Purposes

Entities

2 ISAK 9

Perubahan Atas Liabilitas Purna

Operasi, Liabilitas Restorasi &

Liabilitas Serupa

IFRIC 1

Change in Existing

Decommissioning, Restoration and

Similar Liabilities

3 ISAK 10

Program Loyalitas Pelanggan

IFRIC 13

Customer Loyalty Programs

4 ISAK 11

Distribusi Aset Non Kas Kepada

Pemilik

IFRIC 17

Distributions of Non-Cash Assets to

Owners

5 ISAK 12

Pengendalian Bersama Entitas:

Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer

SIC 13

Jointly Controlled Entities – Non

Monetary Contributions by Venturers

6 ISAK 14

Aset Tak Berwujud: Biaya Situs Web

SIC 32

Intangible Assets – Web Site Costs

PSAK yang berlaku efektif per 1 Januari 2012

No PSAK Ref

1 PSAK 8

Peristiwa Setelah Tanggal Neraca

IAS 10

Event After Balance Sheet Date

Page 12: Artikel international accounting standards

2 PSAK 10

Pengaruh Perubahan Nilai Tukar

Valuta Asing

IAS 21

The Effect of Change in Foreign

Exchange Rates

3 PSAK 34

Akuntansi Kontrak Konstruksi

IAS 11

Construction Contact

4 PSAK 46

Akuntansi Pajak Penghasilan

IAS 12

Income Taxes

5 PSAK 24

Imbalan Kerja

IAS 19

Employee Benefit

6 PSAK 18

Akuntansi dan Pelaporan Program

Manfaat Purnakarya

IAS 26

Accounting and Reporting by

Retirement Benefit Plans

7 PSAK 56

Laba per Saham

IAS 33

Earnings per Share

8 PSAK 53

Pembayaran Berbasis Saham

IFRS 2

Share-based payment

9 PSAK 28

Akuntansi Akuntansi Kerugian

IFRS 4

Insurance Contract

10 PSAK 36

Akuntansi Akuntansi Jiwa

11 PSAK 29

Akuntansi Minyak dan Gas Bumi

IFRS 6

Exploration for and Evaluation of

Mineral Resources

12 New PSAK (ED PSAK 60) IFRS 7

Financial Instrument: Disclosure

13 New PSAK (ED PSAK 61) IAS 20

Accounting for Government Grants

and Disclosure of Government Grant

14 New PSAK (ED PSAK 63) IAS 29

Financial Reporting in Hyper

Inflationary

15 New PSAK IAS 41

Agriculture

ISAK yang berlaku efektif per 1 Januari 2012

Page 13: Artikel international accounting standards

No PSAK Ref

1 ISAK 13

Lindung Nilai Investasi Neto dalam

Kegiatan Usaha Luar Negeri

IFRIC 16

Hedges of Net Investment in a

Foreign Operation

2 ED ISAK 16

Perjanjian Konsesi Jasa

IFRIC 12

Service Concession Arrangements

3 ED ISAK 15

PSAK 24 – Batas Aset Imbalan

Pasti, Persyaratan Pendanaan

Minimum dan Interaksinya

IFRIC 14

IAS 19 – The Limit on a Defined

benefit Asset, Minimum Funding

Requirement and their Interaction

4 ED ISAK 17

Laporan keuangan Interim dan

penurunan Nilai

IFRIC 10

Interim Financial Reporting and

Impairment

PSAK akan dicabut, dikaji dan direvisi berlaku efektif per 1 Januari 2012

No PSAK Ref

1 PSAK 21 Ekuitas Akan dicabut

2 PSAK 27 Akuntansi Koperasi Akan dicabut

3 PSAK 38 Restrukturisasi Entitas

Sepengendali

Masih dikaji

4 PSAK 44 Aktivitas pengembangan

Real Estat

Masih dikaji, kemungkinan

diganti IFRIC 15

5 PSAK 51 Kuasi Reorganisasi Masih dikaji

6 PSAK 45 Akuntansi Entitas Nirlaba Direvisi

7 PSAK 47 Akuntansi Tanah Masih dikaji

8 PSAK 39 Akuntansi Kerjasama

Operasi

Komentar.

Dalam artikel diatas banyak hal yang harus diperhatikan menyambut konvergensi IFRS ke

PSAK. Seperti yang telah dijelaskan diatas, Tahun 2012 diharapkan sebagai tahun untuk

pengimplementasi IFRS di Indonesia. Seperti pernyataan Ketua Dewan Standar Akuntansi

Keuangan IAI M Jusuf Wibisana (28/5/2009) yang dikutip penulis dari Detik finance,

Page 14: Artikel international accounting standards

“Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) akan diterapkan pada

tahun 2012.  Konvergensi IFRS ini akan memudahkan pemahaman atas laporan keuangan

dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional”.

Implementasi terdiri dari dua garis besar yaitu penerapan IFRS secara bertahap dan juga

evaluasi dampak penerapan PSAK secara komperhensif.

Konvergensi IFRS terhadap SAK yang sudah diterapkan di Indonesia dapat dijabarkan

kedalam beberapa tahan dari tahun ke tahunnya seperti berikut yang diperoleh penulis dari

situs resmi IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia), International Financial Reporting Standar

(IFRS) merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan yang diterima secara global,

sedangkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman standar

akuntan di Indonesia untuk membuat laporan keuangan. Indonesia sebagai bagian dari

pertumbuhan ekonomi dunia telah merespon perubahan-perubahan sistem pelaporan

keuangan terkini dengan melakukan konvergensi IFRS ke dalam PSAK.

Mengapa harus mengadopsi International Financial Reporting Standards (IFRS)? Dengan

mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya kredibilitas pasar

modal Indonesia di mata investor global, meluasnya pasar investasi lintas batas negara dan

meningkatkan efisiensi alokasi modal. Teknologi informasi yang berkembang pesat telah

mengubah lingkungan pelaporan keuangan. Kemajuan ini membawa jutaan investor (jika

tidak milyaran) ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Antusiasme para investor

tidak akan terhalangi oleh batasan negara, misal: Investor dr Amerika bisa dengan mudah

berinvestasi di Eropa atau di Singapore atau bahkan di Indonesia. Bukan hanya investor &

analis yang membutuhkan informasi seperti ini, melainkan jg dibutuhkan oleh stakeholder

lainnya. Upaya pemerintah Untuk meningkatkan kualitas IFRS akan melindungi investor

dalam negeri, karena dengan penerapan standar internasional akan meningkatkan

kepercayaan internasional untuk investasi di Indonesia.

Konvergensi IFRS ke dalam PSAK akan berdampak besar bagi dunia usaha, terutama dari

sisi pengambilan kebijakan perusahaan yang didasarkan kepada data-data akuntansi. Suatu

perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam

laporan keuangannya. Selain itu, dengan mengimplementasikan IFRS, perusahaan akan

menikmati biaya modal yang lebih rendah. Juga konsolidasi yang lebih mudah & sistem

teknologi informasi yang terpadu.

Page 15: Artikel international accounting standards

Mengutip pernyataan Prof Indra Wijaya dalam orasi ilmiah pengukuhan Guru Besar pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, beliau mengatakan: “Indonesia

mengadopsi secara penuh seperti Australia sangat tidak mungkin, adopsi yang mungkin

adalah Mengadopsi IFRS berkarakteristik Indonesia yang lebih bersifat taylor-made namun

memenuhi kebutuhan internasional serta dapat melepaskan diri dari tekanan dunia

internasional”. Pernyataan itulah yang lebih tepat menjelaskan istilah konvergensi bagi

Indonesia.