View
51
Download
8
Category
Tags:
Preview:
DESCRIPTION
k3
Citation preview
i
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH OHS COMPETITION EXPO 7
RISK ASSESSMENT AND SAFETY SOFTWARE (RASS) : INOVASI
TEKNOLOGI BERBASIS MOBILEPHONE SEBAGAI UPAYA
PREVENTIF DAN PROMOTIF K3 DI KAMPUS
Disusun oleh:
1. Aisyah Amin (142110101109)
2. Khairul Anwar (112110101049)
3. Andriana Putri W. (142110101163)
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2015
ii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul :
2. Nama Ketua Tim : Aisyah Amin
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
5. Fakultas : Kesehatan Masyarakat
6. Nama Institusi : Universitas Jember
7. Alamat : Jln. Kalimantan No. 1 Sumbersari Jember
8. Alamat Email : khairul.fkm@gmail.com
9. Telepon Seluler / Hp : 081554160097
10. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Isa Ma’rufi., S.KM., M.Kes
b. NIDN : 0014097507
c. Alamat Rumah, No Tel./HP : Jln. Mastrip D/23 Jember/ 081330477714
Jember, 23 April 2015
Dosen Pembimbing
(Dr. Isa Ma’rufi., S.KM., M.Kes)
NIP. 197509142008121002
Ketua TIM
(Aisyah Amin)
NIM. 142110101109
Pembantu Rektor III
Universitas Jember
(Prof. Dr. H. Moh. Shaleh, M.Sc.)
NIP.19560831 198403 1 002
Risk Assessment And Safety Software (RASS) :
Inovasi Teknologi Berbasis Mobilephone sebagai
upaya Preventif dan Promotif K3 di Kampus
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah mahasiswa yang
berjudul “Risk Assessment and Safety Software (RASS) : Inovasi Teknologi
Berbasis Mobilephone sebagai upaya Preventif dan Promotif K3 di Kampus”.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang inovasi dalam bentuk software yang
bermanfaat dalam upaya mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja. Software ini selanjutnya diprogramkan di HP pengguna (khususnya remaja)
agar lebih praktis, efektif dan mudah dioperasikan.
Penulisan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan semesta alam;
2. Prof. Dr. H. Moh. Shaleh, M.Sc. selaku Pembantu Rektor III Universitas
Jember
3. Dr. Isa Ma’rufi, S.KM., M.Kes. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
4. Orang tua kami, atas segala restu dan dukungannya dalam bentuk apapun;
5. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala bentuk
bantuannya.
Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, berbagai sumbang saran yang bertujuan untuk penyempurnaan
karya tulis ini dengan ikhlas penulis terima sebagai umpan balik untuk bahan
evaluasi. Semoga karya tulis ini dapat memberikan sumbang pikir yang positif
dan bermanfaat.
Jember, 22 April 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL .................................................................. v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................... 3
BAB II. TELAAH PUSTAKA .......................................................................... 5
2.1 Kecelakaan Kerja ...................................................................................... 5
2.2 Budaya K3 ................................................................................................. 6
2.3 Software Mobilephone ............................................................................... 8
BAB III. METODE PENULISAN ..................................................................... 11
BAB IV. PEMBAHASAN .................................................................................. 12
4.1 Kondisi Kekinian ............................................................................................ 12
4.2 Gambaran Umum Gagasan ............................................................................. 13
4.3 Langkah Strategis ........................................................................................... 18
4.4 Pihak-pihak yang Terlibat ............................................................................... 18
4.5 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Ancama dan Peluang ................................... 19
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 21
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 21
5.2 Saran .......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 23
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 24
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Tampilan menu-menu RASS pada mobilephone .............................. 12
Gambar 4.2 Tampilan menu Analisis risiko dan analisis ergonomi ..................... 15
Gambar 4.3 Alur implementasi gagasan risk assessment and safety software ..... 16
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kasus Kecelakaan Kerja selama tahun 2003-2007 di Indonesi ............ 12
Tabel 4.2 Pihak-pihak yang terlibat dalam Implementasi ..................................... 19
Tabel 4.3. Analisis SWOT Risk Assessment and Safety Software (RASS) .......... 19
vi
ABSTRAK
Kecelakaan akibat kerja merupakan salah satu faktor yang meninggalnya
seseorang, berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013,
1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160
pekerja mengalami sakit akibat kerja. Menurut perkiraan ILO 354.000 orang
mengalami kecelakaan fatal. Disamping itu, setiap tahun ada 270 juta pekerja
yang mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta yang terkena penyakit
akibat kerja. Biaya yang harus dikeluarkan untuk bahaya akibat kerja ini sangat
besar. ILO memperkirakan kerugian yang dialami sebagai akibat kecelakaan
akibat kerja dan penyakit akibat kerja setiap tahun lebih dari US$1.25 triliun atau
sama dengan 4% dari Produk Domestik Bruto (www.ilo.org). Kampus atau
perguruan tinggi merupakan tempat yang padat dengan pekerjan oleh civitas
akademika yang tak lepas dari kecelakaan kerja, sedangkan upaya penurunan
kecelakaan akibat kerja serta penyakit akibat kerja masih berfokus pada
perusahaan belum instansi pendidikan dan perorangan. Metode yang digunakan
dalam karya tulis ilmiah ini adalah telaah pustaka dengan langkah pengumpulan
data, pengolahan data, analisis dan sintesis dengan menggunakan analisis
deskriptif. Risk Assessment and Safety Software (RASS) merupakan sebuah
aplikasi modern yang mengutamakan efektivitas, efisiensi, dan fleksibilitas dalam
proses pengaksesan yang terintegrasi dengan handphone dengan bahasa
pemrograman Java 2 Micro Edition (J2ME). RASS memiliki beberapa
keunggulan yaitu dapat menjadikan informasi dan Edukasi (KIE) tentang K3,
menganalisis risiko yang terdiri identifikasi bahaya, penilaian risiko dan upaya
pengendalian serta analisis ergonomic dan terdapat pula rapid-survei (survey
cepat), aplikasi ini sangat efektif dan praktis, Gratis (Free Payment), lebih efisien
dan mudah didapat. Pihak-pihak terkait dalam melaksanakan program yaitu
mahasiswa, pemerintah, Provider of Mobilephone, pengguna software. Aplikasi
ini diharapkan mampu menurunkan angka kecelakaan akibat kerja dan penyakit
akibat kerja.
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan kerja menurut WHO/ILO adalah upaya mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua
pekerja yang setinggi-tingginya (Kurniawidjaja, 2012). Keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Pekerja yang dimaksud tidak
hanya sebatas pekerja formal yang mendapat perlindungan jaminan dari
perusahaan melainkan juga pekerja informal. Kesehatan kerja merupakan promosi
dan pemeliharaan kesejahteraan fisik, mental, sosial pekerja pada jabatan apapun
dengan sebaik-baiknya (Suma’mur, 2009). Sedangkan keselamatan kerja dapat
diartikan keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan,
dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara
melakukan pekerjaan dan proses produksi (Tarwaka, 2014).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki filosofi untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya,
melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk bahaya yang ada di lingkungan
tempat kerjanya (Suardi, 2005). Untuk mewujudkan tercapainya filosofi dasar K3
tersebut, K3 harus dapat menjadi sebuah budaya. Dengan demikian, apabila
budaya K3 ini dapat terwujud, maka seluruh komponen yang terlibat akan secara
sadar menerimanya sebagai perilaku sehari-hari.
Menurut perkiraan Organisasi Buruh Internasional (ILO), setiap tahun ada 2
juta kematian di seluruh dunia karena penyebab yang terkait pekerjaan. Dari
jumlah ini, sekitar 354.000 disebabkan oleh kecelakaan fatal. Selain itu, lebih dari
270 juta kecelakaan kerja dan 160 juta penyakit akibat kerja yang memengaruhi
pekerja setiap tahun. Kerugian finansial akibat bahaya terkait kerja ini sangat
besar. ILO memperkirakan lebih dari $1,25 triliun, yang sama dengan 4 persen
Produk Domestik Brutto (GDP) seluruh dunia, kerugian yang diderita setiap tahun
akibat kecelakaan dan penyakit kerja (Markkanen, 2004). Indonesia sendiri juga
masih memiliki tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang rendah jika
2
dibandingkan dengan negara-negara maju yang telah sadar akan betapa
pentingnya peraturan-peraturan tentang K3 untuk dapat diterapkan.
Kesadaran yang rendah tersebut dimiliki baik oleh para pekerja maupun
para pemilik usaha. Berdasarkan data ILO 2003, ditemukan bahwa di Indonesia
tingkat pencapaian penerapan K3 di Indonesia masih sangat rendah. Dari data
tersebut ternyata hanya sekitar 2% (sekitar 317 buah) perusahaan yang telah
menerapkan K3. Sedangkan sisanya sekitar 98% (sekitar 14.700 buah) perusahaan
belum menerapkan K3 secara baik. Berdasarkan data Jamsostek, bahwa
pengawasan K3 secara nasional masih belum berjalan secara optimal. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah kecelakaan yang terjadi, di mana tahun 2009 terjadi
kecelakaan sebanyak 96.314 kasus, tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus dan
sepanjang tahun 2011 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 99.491 kejadian
(Jamsostek. 2012).
Pendekatan perilaku dan budaya banyak diterapkan oleh karena masih
melekatnya pandangan yang menganggap bahwa penyebab kecelakaan banyak
disebabkan oleh faktor perilaku manusia dan juga belum membudayanya K3.
Berkembangnya pendekatan budaya keselamatan dan kesehatan (Health and
Safety Culture). Secara global, di dunia akademis berkembang berbagai konsep
dan model untuk menilai maupun mengembangkan budaya K3. Begitu juga
perkembangan yang terjadi didalam dunia praktis yang umumnya berlandaskan
pada pendekatan keilmuan yang berkembang saat itu.
Lingkungan kampus merupakan tempat kerja yang juga memiliki tingkat
risiko kecelakaan kerja seperti halnya tempat kerja yang lain, kampus merupakan
tempat pendidikan kajian maka penerapan budaya keselamatan kerja harus
dimulai dan dikembangkan di lingkungan kampus atau perguruan tinggi. Risk
Assessment and Safety Sofware (RASS) merupakan aplikasi yang praktis dan
efisien untuk menganalisis tingkat risiko di lingkungan kampus sehingga dapat
dilakukan prioritas upaya pengendalian. RASS sangat dibutuhkan bagi pekerja
atau mahasiswa supaya mampu meningkatkan pengetahuan tentang K3 serta
memfungsiaktifkan teknologi handphone sebagai KIE K3, analisis risiko mulai
dari identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko dan upaya pengendalian serta
analisi ergonomi selain itu terdapat pula game tentang K3. sebagai media yang
3
efektif untuk mengenalkan K3 pada mahasiswa. Selain itu, terdapat rapid survey
(survey cepat) digunakan untuk pengumpulan data dari laporkan kejadian
kecelakaan akibat kerja atau penyakit akibat kerja dimanapun kapanpun dan
dalam keadaan apapun sehingga hasil data secara otomatis akan masuk pada
database kemudian dapat digunakan untuk mengamati atau memantau secara
terus-menerus kejadian kecelakaan kerja dan akhirnya dapat digunakan sebagai
pengambil kebijakan tentang penerapan program-prograam K3 sebagai tindakan
promotif dan preventif kesehatan dan keselamatan kerja.
1.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan karya ilmiah ini adalah bagaimana
Implementasi Risk Assessment and Safety Sofware (RASS) sehingga dapat
meningkatkan Budaya K3 di lingkungan kampus?
1.1.1 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Merancang implementasi Risk Assessment and Safety Sofware (RASS) yang
terintegrasi dengan handphone sehingga dapat meningkatkan Budaya K3 di
lingkungan kampus.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan gambaran umum Risk Assessment and Safety Sofware (RASS)
2. Menjelaskan pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi Risk Assessment
and Safety Sofware (RASS).
3. Merencanakan dan membuat strategi implementasi Risk Assessment and
Safety Sofware (RASS) yang terintegrasi dengan handphone.
4. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam proses
implementasi Risk Assessment and Safety Sofware (RASS).
4
1.2 Manfaat Penulisan
Risk Assessment and Safety Sofware (RASS) merupakan aplikasi modern
yang dapat digunakan untuk membantu pemerintah dan civitas akademika dalam
upaya medukung penerapan budaya K3 di lingkungan kampus, memiliki
berbagaia manfaat yaitu: untuk mengidentifikasi potensi bahaya, menilai tingkat
risiko dan meyusun upaya pengendalian, serta dapat meningkatkan pengetahuan
tentang kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja di lingkungan kampus.
Selain itu Risk Assessment and Safety Sofware (RASS) juga bisa sebagai media
untuk memberikan laporan tentang perkembangan kasus kecelakaan akibat kerja,
penyakit akibat kerja, dan memberi wawasan pada pekerja tentang informasi dan
pengetahuan K3 sebagai upaya preventif dan promotif.
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja secara harfiah terdiri dari tiga suku kata,
yaitu keselamatan, kesehatan, dan kerja. Keselamatan dalam bahasa Inggris
disebut safety yang berarti keadaan terbebas dari celaka dan hampir celaka
(Geotsch dalam Rizky, 2009). Sedangkan kesehatan adalah dalam bahasa Inggris
disebut health, sedangkan kesehatan menurut UU RI No. 36 tahun 2009 ialah
“keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menurut Joint Committee ILO dan
WHO ialah: “The promotion and maintenance of the highest degree of physical,
mental, and social well being of in all occupations; the prevention among workers
of departures from health caused bt their working conditions; the protection of
workers in their employment from risks resulting from faktors adverse to health;
the placing and maintenance of the worker in an occupational environment
adapted to his physiological equipment; to summarize: the adaptation of work to
man and each man to his job” (Tjipto, 2009).
Menurut Depnaker RI (2005), Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah:
“Keselamatan dan kesehatan Kerja adalah segala daya upaya dan pemikiran yang
dilakukan dalam rangka mencegah, mengurangi dan menanggulangi terjadinya
kecelakaan dan dampaknya melalui langkah-langkan identifikasi, analisa, dan
pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang-undangan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja” (Rizky, 2009).
Dari definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa keselamatan dan
kesehatan kerja adalah ilmu (berupa teori) dan seni (berupa aplikasi) dalam
menangani atau mengendalikan bahaya dan risiko yang ada di atau dari tempat
kerja, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan atau keselamatan pada
pekerja maupun masyarakat sekitar lingkungan kerja (Tjipto, 2009).
6
2.2 Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Istilah budaya K3 (safety culture) diangkat pertama kali oleh IAEA (the
International Atomic Energy Agency), atas dasar hasil analisis bencana reaktor
nuklir di Chernobyl. Selanjutnya berdasarkan analisis kecelakaan kerja dan
bencana di berbagai industri menunjukkan bahwa penyebab utamanya bukanlah
ketersediaan peralatan K3, atau peraturan dan prosedur K3 dalam manajemen K3,
tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh budaya dan iklim K3 dalam organisasi.
konsep budaya K3 merupakan bagian dari budaya organisasi. Budaya organisasi
merupakan kombinasi dari perilaku, sikap, persepsi, dan keluarannya berupa
performansi, yang dapat menggerakan roda organisasi. Budaya K3 merupakan
penjelmaan dari perilaku, sikap, dan nilai secara bersama untuk mencapai derajad
performansi sehat dan selamat, yang dipahami dan dijadikan prioritas utama
dalam suatu organisasi.
Budaya K3 merupakan kombinasi dari sikap-sikap, nilai-nilai, keyakinan-
keyakinan, norma-norma dan persepsi dari para siswa calon pekerja dalam sebuah
organisasi, yang memiliki keterkaitan secara bersama terhadap K3, perilaku
selamat, dan penerapannya secara praktis dalam proses produksi (Clarke, 2000).
Definisi yang senada dikeluarkan oleh The Advisory Committee on the Safety of
Nuclear Installations (ACSNI,1993) yang yang kemudian diadaptasi, menyatakan
bahwa budaya K3 dalam suatu organisasi adalah produk nilai-nilai, sikap,
persepsi, kompetensi dan pola-pola perilaku dari individu dan kelompok yang
memiliki komitmen terhadap K3.
Dasar utama dari budaya K3 adalah sikap dan persepsi terhadap K3 namun
secara sosial dan teknis praktis budaya K3 ditujukan untuk meminimalkan
paparan potensi sumber resiko bahaya bagi kepala sekolah, siswa calon pekerja,
pelanggan dan semua masyarakat sekitar. Konsep utama dari budaya K3 adalah
pentingnya pemahaman bersama, didukung oleh persepsi yang homogen tentang
K3 dalam suatu organisasi, walaupun pasti terdapat perbedaan persepsi dari
seluruh level hirarki dalam suatu organisasi.
Peningkatan pemahaman terhadap K3 di tempat kerja dapat melalui
pembandingan persepsi siswa calon pekerja terhadap pengurus sekolah, di mana
sebenarnya standard dan aturan yang relevan akan membantu pengurus sekolah
7
untuk memberi arahan secara persuasive tentang faktor praktek kerja yang
beresiko kecelakaan. Performansi K3 dapat menjadi lebih baik, karena diawali
dari persepsi yang tepat tentang perilaku selamat terkait dengan faktor kerja yang
beresiko kecelakaan tersebut. Siswa calon pekerja yang memiliki persepsi bahwa
program K3 tidak akan efektif atau bahwa pengurus sekolah kurang memiliki
perhatian terhadap K3, maka cenderung untuk berperilaku tidak mengikuti semua
prosedur, apalagi meningkatkan peformansi.
Budaya K3 yang positif diadopsi nampak dalam semua level hirarki
organisasi, merupakan refleksi dari hubungan antara persepsi siswa calon pekerja
dan komitmen pihak manajemen (pengurus sekolah) terhadap K3, karena
tanggung jawab utama kepala sekolah adalah produktivitas yang didukung oleh
K3 bagi kesemuanya. Karakeristik organisasi yang berbudaya K3 positif antara
lain adalah adanya komunikasi yang penuh saling kepercayaan, memiliki persepsi
bersama tentang pentingnya K3 berdasarkan rasa keyakinan diri terhadap usaha
pencegahan kecelakaan kerja yang terukur. Hal tersebut berdampak nyata
terhadap bagaimana mensikapi stress kerja, rasa bersalah, kelelahan, kejenuhan,
dan kebosanan, dengan dukungan jajaran manajemen yang tetap mengutamakan
K3 (Wong 2003). Termasuk bagaimana sikap, keyakinan, dan persepsi secara
kelompok dalam menjabarkan norma-norma dan nilai-nilai agar dapat bereaksi
dan bertindak atau berperilaku untuk mengontrol adanya resiko dari sumber
bahaya.
Budaya K3 (safety culture) yang meliputi persepsi, asumsi, nilai, norma dan
keyakinan para siswa calon pekerja, dianggap lebih bersifat global dari pada iklim
K3 (safety climate). Diadopsi menurut Shadur dkk. (1999) budaya K3 bersifat
melekat kepada kelompok dalam suatu organisasi, dan lebih sulit diukur dari
pada iklim K3, yang merupakan indikator permukaan dari kultur yang lebih
mudah dimengerti, yang kemudian diadaptasi, menyatakan bahwa iklim K3
cenderung berdasarkan sikap seseorang terhadap K3 dalam suatu organisasi,
sedangkan budaya K3 lebih menekankan kepada keyakinan dan kepastian
terhadap sikap-sikap yang berdasarkan nilai-nilai dalam kelompok sosial.
Terdapat tiga komponen utama budaya K3 yaitu bersifat psikologis,
situasional, dan perilaku, yang dapat diukur baik dengan pendekatan kualitatif
8
maupun kuantitatif. Aspek situasional dapat diketahui melalui tataran
organisasional misalnya kebijakan, aturan, prosedur, sistem manajemen dan
kepemimpinan. Komponen perilaku dapat diketahui dengan mengukur melalui
pelaporan diri (self report), kecenderungan untuk berperilaku dan observasi
terhadap perilaku langsung. Kadangkala perilaku diukur melalui rata-rata
terjadinya kecelakaan yang dianggap sebagai performansi K3, walaupun dianggap
kurang pas dibandingkan dengan perilaku aktual, sehingga hanya sebagai sampel
dari kondisi sesaat saja.
Komponen psikologis secara umum dapat diketahui melalui angket iklim
K3, yang akan mengukur norma, nilai, sikap, dan persepsi siswa calon pekerja
terhadap K3. Hasil survey terhadap iklim K3 menghasilkan gambaran sesaat
secara individual, yang jika dikumpulkan sampai pada tingkat kelompok atau
organisasi, maka cenderung dapat digunakan untuk mengukur budaya K3
Defisinisi budaya K3 cenderung untuk dipusatkan pada bagaimana siswa calon
pekerja berpikir dan bersikap dari pada bertindak. Seperti halnya sikap, persepsi
dan keyakinan terhadap berbagai sisi K3, melalui pengukuran iklim K3.
Konsep budaya K3 lebih luas dari pada iklim K3. Istilah iklim keselamatan
merujuk kepada persepsi terhadap kebijakan, prosedur, dan penerapannya terkait
dengan K3 di tempat kerja. Istilah budaya K3 di sisi lain, merujuk kepada sikap
(attitude), keyakinan (belief), dan persepsi dalam kelompok tentang norma dan
nilai bersama, dalam rangka bagaimana bereaksi terhadap resiko (risk) dan sistem
kontrol resiko.
2.3 Software Mobilephone
Software (perangkat lunak) yaitu sesuatu yang dapat dilihat atau didengar
tetapi tidak dapat dipegang atau diraba, tergantung posisi atau tempat dimana
software itu sendiri berada. Sebagai gambarannya, software dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok atau bentuk seperti tampilan atau gambar yang dapat
kita lihat pada layar monitor atau LCD dan berupa suara baik suara yang keluar
maupun suara yang masuk.
Software merupakan perangkat utama ponsel berbasis data. Software berisi
serangkaian data instruksi yang mampu dipahami oleh perangkat keras pengolah
9
data sehingga perangkat keras ini dapat memproses data tersebut sesuai dengan
kebutuhan. Tanpa adanya software di dalam struktur sebuah ponsel maka ponsel
tersebut tidak ubahnya seperti benda mati. Software ponsel dapat digolongkan
menjadi 2 bagian:
a) Firmware
Disebut juga sebagai software utama, berfungsi sebagai motor penggerak
seluruh sistem pada ponsel. Firmware terdiri dari beberapa bagian struktur
data seperti MCU, PPM dan EEPROOM. Data berlabel MCU dan PPM ini
tersimpan dalam komponen kontainer data yang bernama IC Flash, kecuali
data EEPROOM. Deskripsi dari bagian data firmware ini dapat dijabarkan
menurut fungsi dan kegunaannya sebagaimana contoh berikut:
1) MCU (Micro Control Unit)
Merupakan sebuah data yang memiliki hubungan erat dengan operasi
sistem pada ponsel, seperti halnya windows pada komputer. Bila data ini
corrupt atau rusak maka dapat menyebabkan ponsel tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. MCU memiliki beberapa substansi yang terdiri
dari versi, logika, prosedur, kode-kode bluetooth dan peran lain yang tidak
kalah penting yakni sebagai pengendali kegiatan operasi suatu sistem.
2) PPM (Post Programable Memory)
Adalah data yang memiliki substansi yang terdiri dari sistem konversi
bahasa, nada dering, gambar-gambar, daftar jaringan serta kode negara.
Pilihan bahasa ini sering disebut juga dengan Language Pack. Penggunaan
language pack ini jelas berbeda pada setiap negara, tergantung dari area
pemasaran ponsel tersebut.
3) EEPROOM
Bertugas sebagai tempat penyimpan segala informasi yang telah
terprogram sejak awal ponsel tersebut dibuat, data tersebut meliputi IMEI
(untuk ponsel GSM), ESN (untuk ponsel CDMA), kode keamanan, MIN
(nomor identifikasi ponsel), SID (identifikasi sistem ponsel).
b) Aplikasi
Berfungsi sebagai software pendukung yang ditujukan untuk menambah fitur
sebuah ponsel. Perkembangan yang sedemikian pesat pada sistem aplikasi saat ini
10
memungkinkan ponsel berevolusi dan tidak hanya sekedar sebagai alat
komunikasi dan berkirim sms saja, akan tetapi sudah merambah pada fungsi yang
lebih vital.
Aplikasi black list merupakan salah satu contohnya, aplikasi ini mampu
menolak nomor telepon yang tidak dikehendaki oleh pengguna ponsel dengan
tujuan tertentu. Selain itu masih banyak software aplikasi lain yang dapat dicoba
seperti aplikasi Ultra MP3 yang memiliki kemampuan memutar file audio
berformat MP3 dengan dukungan grafis yang cukup baik.
11
BAB III. METODE PENULISAN
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode telaah pustaka. Metode
telaah pustaka adalah kajian kritis atas pembahasan suatu topik yang sudah ditulis
oleh para peneliti atau ilmuwan di dalam berbagai sumber. Sumber informasi bisa
berupa buku, jurnal, ataupun artikel ilmiah.
Langkah-langkah penulisan yang telah ditempuh pada karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data dan atau Informasi
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan berbagai sumber data baik dari
buku, jurnal ilmiah, berita, dan google search. Tujuannya yaitu untuk menambah
referensi tentang materi yang berkaitan dengan masalah kecelakaan kerja dan
penerapan budaya K3. Sehingga bisa merumuskan pertanyaan pada karya ilmiah
ini.
2. Pengolahan Data dan atau Informasi
Beberapa data dan informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan data
kemudian diolah dengan menggunakan metode analisis deskriptif berdasarkan
data sekunder.
3. Analisis-Sintesis Data
Analisis data dilakukan sebagai suatu proses pengklasifikasian data yang
selalu didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai. Sintesis data dilakukan dalam
upaya menyimpulkan hasil dan menemukan alternatif solusi yang ditawarkan
berupa Risk Assessment and Safety Sofware (RASS) berbasis mobilephone.
4. Simpulan
Hasil analisis dan sintesis, ditarik kesimpulan mengenai gagasan yang
akan diimplementasikan.
5. Penyususunan Saran dan Rekomendasi
Setelah diperoleh hasil analisis, sintesis, alternatif solusi, dan kesimpulan
penulis akan menyusun saran dan rekomendasi dengan pihak-pihak yang terkait
agar gagasan dapat diimplementasikan dengan baik.
12
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Kekinian
Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1
pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160
pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatatat
angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK)
sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Menurut perkitaraan ILO 354.000 orang
mengalami kecelakaan fatal. Disamping itu, setiap tahun ada 270 juta pekerja
yang mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta yang terkena penyakit
akibat kerja. Biaya yang harus dikeluarkan untuk bahaya-bahaya akibat kerja ini
sangat besar. Menurut data Depnakertrans, angka kecelakaan kerja di Indonesia
masih tergolong tinggi, meskipun cenderung turun dari tahun ke tahun.
Tabel 4.1 Kasus Kecelakaan Kerja selama tahun 2003-2007 di Indonesia :
No. Jumlah Kasus Akibat Kerja Tahun
1. 105.846 2003
2. 95.418 2004
3. 99.023 2005
4. 95.624 2006
5. 37.845 2007
Sumber : Depnakertrans tahun 2008
ILO memperkirakan kerugian yang dialami sebagai akibat kecelakaan-
kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja setiap tahun lebih dari US$1.25
triliun jika dirupiahkan yakni sekitar Rp. 280 triliun atau sama dengan 4% dari
Produk Domestik Bruto (GDP).(www.ilo.org)
Mayoritas cedera akibat kerja pada pekerja industri adalah luka terbuka
(37,2%), lecet atau superfisial (29,6%) dan cedera mata (14,8%). Bagian tubuh
yang mengalami cedera didominasi oleh cedera sendi-pinggul-tungkai atas
(40,2%), kepala (24,8%) dan pergelangan tangan (14,3%). Penyebab cedera
terbanyak adalah termasuk (43,1%) pada industri garmen dan mata kemasukan
serpihan logam/gram (10%) Pada industri baja. Kepatuhan memakai APD pada
pekerja 68,1% tetapi belum lengkap dan benar. Pemakaian APD pada pekerja
industri ini berhubungan bermakna (p<0.005) dengan terjadinya cedera akibat
kerja dengan risiko 2,2 kali (95% CI 1,59-3,06). Disimpulkan proporsi cedera
13
akibat kerja pada pekerja industri masih tinggi sehingga perlu ditingkatkan
kepedulian, kepatuhan pemakaian APD secara lengkap dan benar serta
menyempurnakan desain APD yang nyaman dan ergonomis.
Lembanga Insurance Institute of Highway Safety (IIHS) Amerika Serikat
merilis hasil penelitian mengenai kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu
lintas. Hasil akhir penelitian mengungkapkan bahwa 50 persen pengemudi dengan
rentang usia antara 15 dan 17 tahun yang terlibat kecelakaan, meninggal dunia.
FARS juga mengeluarkan data bahwa sebanyak 82% mobil dikendarai remaja
yang terlibat kecelakaan tersebut hancur. Sebagian besar mobil yang hancur
tersebut berusia lebih dari 6 tahun. Lebih jauh para peneliti juga memberikandata
hasil survey dengan responden para orangtua pada Mei 2014 yang menunjukkan
bahwa 60% remaja menggunakan mobil berusia 8 tahun.
4.2 Gambaran Umum Gagasan
Risk Assessment and Safety Software (RASS) merupakan sebuah aplikasi
modern yang mengutamakan efektivitas, efisiensi, dan fleksibilitas dalam proses
pengaksesan, aplikasi ini terintegrasi dengan handphone berbasis bahasa
pemrograman java. Bahasa pemrograman java yang digunakan adalah Java 2
Micro Edition (J2ME), paket J2ME merupakan basis yang digunakan pada
perangkat yang memiliki memori kecil seperti handphone & PDA. Software ini
merupakan perwujudan dari upaya promotif dan preventif kesehatan dan
keselamatan kerja berisi menu tentang yang pertama informasi KIE (Komunikasi
Informasi dan Edukasi) yang meliputi pengertian KIE, prinsip KIE, dan elemen
KIE. kedua analisis risko kerja yang berisis tentang identifikasi bahaya, penilaian
risiko, dan upaya pegendalian. ketiga terdapat analisis penilaian egronomi dan
yang keempat pelaporan yang berbasis rapid survey (survei cepat).
RASS juga dilengkapi dengan fitur games yang berguna untuk menyegarkan
pikiran pengguna aplikasi RASS, games yang disajikan terdiri dari beberapa jenis
yakni games menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), games tebak kata tentang
kesehatan keselamatan kerja, dan yang terakhir games tebak gambar. Selain
digunakan untuk menyegarkan pikiran pengguna aplikasi games ini juga berguna
untuk mengasah kembali pengetahuan pengguna aplikasi serta menyisipkan
14
pengetahuan mengenai analisis risiko (risk assessment) dari setiap pekerjaan dan
lingkungan kerja sebagai bentuk upaya preventif dan promotif kesehatan dan
keselamatan kerja dilingkungan kampus atau perguruan tinggi.
RASS tidak memiliki kesulitan yang tinggi dalam penggunaannya. Cara
mendapatkan master of file dan pengoperasiannya pun tidak rumit. Selain itu,
ekstensi java yang dimiliki RASS dapat dioperasikan pada hampir semua
handphone di era 20-an, sedangkan saat ini telah banyak masyarakat yang
mengunakan handphone yang berbasis android, java dan lain-lain artinya
handphone sudah tidak menjadi barang yang mewah namun merupakan barang
yang murah dan mudah di dapat bahkan semua orangpun punya dan bisa
mengoprasikan handphone. Sehingga kondisi ini memungkinkan masyarakat
umum untuk mudah menggunakan. Risk assessment and safety software inovasi
teknologi berbasis mobile phone, sebagai upaya promotif dan preventif K3.
Keunggulan dari gagasan ini adalah :
1. Berisikan informasi mengenai pengertian, prinsip, dan filosofi keselamatan
dan kesehatan kerja untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
2. Terdapat menu untuk analisis risko (risk assessment) yang terdiri
identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko dan upaya pengendalian.
3. Berisikan analisis ergonomi yaitu melakukan penilaian ergonomi dengan
metode RULA, REBA atau OWAS secara cepat dan tepat dengan
mengunakan kamera handphone.
4. Berisikan games yang ditujukan untuk menyegarkan pikiran pengguna
aplikasi RASS yang bertujuan untuk mengedukasi secara menyenangkan
dengan permainan yang asik dan menarik.
5. Aplikasi RASS sangat efektif dan praktis sehingga mudah dibawa kemana–
mana dan kapan saja.
6. Mudah didapat oleh semua orang karena software dapat diunduh secara
otomatis melalui internet atau secara lasung di handphone dengan aktif
paket internet.
7. Dapat digunakan rapid-survey (survei cepat) sebagai penelitian dan laporan
perkembangan lokasi yang rawan terjadi kecelakaan kerja di lingkungan .
15
8. Aplikasi software dapat di-upgrading dan tersedia dalam beberapa versi
secara bertahap sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.
9. Terdapat 2 tipe aplikasi, tipe offline yang menyediakan semua konten pada
software, dan tipe online untuk bisa mengupdate pada versi terbaru software
RASS.
Gambar 4.1 Tampilan menu-menu RASS pada mobilephone
Gambaran Aplikasi
1. HOME
Berisi tentang pengantar dan pengenalan produk RASS kepada pengguna
yang meliputi informasi: tujuan pembuatan software, manfaat dan sasaran
pengguna.
2. KIE K3
Menu ini berisi tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan pengertian,
prinsip, filosofi, hirarki pengendalian, serta peraturan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja.
16
3. ANALISIS RISIKO (RISK ASSESSMENT)
Gambar 4.2 Tampilan menu Analisis risiko dan analisis ergonomi
Menu ini berisikan analisis resiko yang terdiri identifikasi potensi bahaya,
penilaian risiko dan upaya pengendalian risiko, analisis resiko berbentuk checklist
hazard identification and risk assessment yang telah di setting dan terintegrasi
dengan handphone dimana seseorang penguna mengisi cheklis identifikasi bahaya
dan laporan kejadian kecelakaan kerja yang sedang terjadi, melakukan penilaiana
risiko berdasarkan kategori dan standart yang telah ditentukan. kemudian di pilih
prioritas risiko sesuai pendapat atau usulan masing-masing penguna. Kemudian
mengisi saran dan upaya yang harus dikendalikan dan terakhir dilakukan
penyusunan upaya pengendalian risiko.
4. ANALISIS ERGONOMI
Analisis ergonomi dalam pengambilan gambar mengunakan kamera
handphone secara langsung. Kemudian di simpan dan dilakukan analisis tingkat
ergonomi pada foto posisi kerja. selanjutnya dilakukan penilaian sesuai standard
menggunakan metode RULA, REBA, atau OWAS dengan cara memasukan nilai
atau skor yang telah ditentukan tiap kriterian. kemudian secara otomatis tingkat
resiko ergonomi pada posisi kerja dapat di tentukan dengan mudah dan praktis
17
dan di ulangi sampai menemukan posisi kerja yang ergonomis dan nyaman bagi
setiap pekerja di lingkungan kampus atau perguruan tinggi.
5. PELAPORAN
Menu ini berisikan menu laporan atas kejadian kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja yang terjadi dilingkungan yang berisi waktu, tempat,
keterangan kejadian, serta dokumen yang dapat diisikan pengguna aplikasi RASS
kapan saja dan dimana saja.
6. GAMES
Menu ini berisikan tiga macam games yakni games mencocokkan APD
(Alat Pelindung Diri) sesuai dengan tempat atau lingkungan kerja. yaitu terdapat
pilihan yang beragam perlengkapan APD yang akan dikenakan, games tebak-
tebak kata dimana terdapat sebuah gambar APD yang merupakan soal yang
kemudian harus dijawab dengan menyusun huruf yang terdapat pada kata acak
yang telah disediakan, dan games tebak-tebak gambar, dimana terdapat gambar
yang juga diberi keterangan soal juga terdapat pilihan jawaban yang disediakan
yang kemudian dapat dipilih salah satu.
7. Rapid Survey (survey cepat).
Salah satu menu yang terdapat dalam RASS adalah rapid survey (survey
cepat). Survei cepat merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dapat
menggambarkan keadaan atau kejadian kecelakaan di lingkungan kerja dan dapat
digunakan sebagai penunjang dari analisis risiko yang telah ada. Rapid-survey ini
dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kejadian kecelakaan dalam
jangka waktu yang relatif pendek, dengan biaya yang murah dan hasil yang
optimal. Bentuk kuesionernya pun sederhana dan relatif mudah sehingga tidak
memerlukan pelatihan secara khusus (Stone, 1993). Selain murah dan cepat,
keunggulan lainnya adalah penelitian survei dapat digunakan untuk
mengumpulkan informasi secara sistematis mengenai berbagai hal. Melalui rapid-
survey ini diharapakan dapat menjadi salah satu acuan informasi mengenai tempat
yang berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Selain itu, berguna untuk
memberikan laporan bulanan atau tahunan terkait kejadian kecelakaan kerja
dilingkungan kampus atau perguruan tinggi.
18
4.3 Langkah Strategis
Gagasan penggunaan Risk Assessment and Safety Software (RASS) dapat
terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai berikut:
Gambar 4.3 Alur implementasi gagasan risk assessment and safety software
Penulis mengeksplorkan ide melalui gagasan tertulis merencanaan,
programmer kemudian mengajukan dan mengadvokasi ide tersebut kepada
pemerintah yaitu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau lembaga swasta.
Setelah itu, Provider of Mobilephone perusahaan seluler membuat aplikasi RASS
dan mengujicobakan pada handphone yang diproduksi. Selanjutnya, sosialisasi
tentang aplikasi RASS kepada masyarakat atau khususnya mahasiswa atau civitas
akademika di perguruan tinggi.
4.4 Pihak-pihak yang Terlibat
Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pewujudan Risk Assessment and
Safety Software (RASS) yang berupa inovasi teknologi berbasis mobilephone
sebagai upaya promotif dan preventif K3 adalah sebagai mana dijelaskan pada
tabel berikut.
Tabel 4.2 Pihak-pihak yang terlibat dalam Implementasi
Pelaksana Program yang diterapkan
Mahasiswa
Keterlibatan mahasiswa dalam Risk Assessment and Safety
Software (RASS) adalah sebagai perancang, programmer,
serta pengembang inovasi. Tim RASS terdiri dari
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat sebagai
pengembang inovasi serta teknik promosi media kesehatan
dan mahasiswa Program Studi Sistem Informasi sebagai
perancang serta programmer software.
Penulis /Mahasisw
a
Pemerintah (DinasTenaga
Kerja dan Transmigrasi)
Provider of Mobilephone
LSM, NGO atau
Lembaga lainya
Pengguna software RASS (mahasiswa
atau civitas akademika)
19
Pemerintah Pemerintah dalam hal ini bertugas sebagai pendukung Risk
Assessment and Safety Software (RASS) melalui
kebijakan, publikasi dan pendanaan untuk kontinuitas yang
lebih baik.
Provider of
Mobilephone
Implemetasi Risk Assessment and Safety Software (RASS)
secara nasional membutuhkan kerjasama dengan
pemegang perusahaan seluler untuk menyertakan aplikasi
RASS disetiap handphone yang diproduksi. Selain itu
menjalin kerjasama dengan Asosiasi Telekomunikasi
Seluler Indonesia untuk menguatkan dukungan terhadap
RASS.
Perguruan Tinggi/
Kampus
Mendukung serta memfasilitasi dalam penerapan Risk
Assessment and Safety Software (RASS) selain itu juga
menindaklanjuti dari hasil analisis risko (identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan menyusun upaya
pengendalian) untuk di dukung dalam sebuah program dan
kebijakan.
Pengguna Software
khususnya civitas
akademika
Pengguna berfungsi sebagai pengguna RASS dimana
pengguna disarankan memiliki handphone yang nantinya
terpasang software RASS. Sehingga harapannya melalui
aplikasi tersebut dapat meningkatkan pengetahun, serta
meningkatkan kewaspadaan bagi civitas akademika.
4.5 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Ancama dan Peluang
Adapun analisis kekuatan, kelemahan, ancama dan peluang (analisis
SWOT) dalam penerapan aplikasi Risk Assessment and Safety Software (RASS)
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3. Analisis SWOT Risk Assessment and Safety Software (RASS)
STRENGTH WEAKNESS
1. RASS mudah dioperasikan dan
terintegrasi dengan mobilephone.
2. RASS efektif dan praktis
sehingga mudah dibawa kemana
saja.
3. RASS berisikan games yang
dapat meningkatkan pengetahuan
serta meningkatkan daya ingat
pengguna.
4. Memiliki 5 keunggulan utama
yaitu adanya informasi mengenai
1. Teknologi RASS hanya dapat
dioperasikan pada mobilephone yang
berbasis bahasa pemrograman java,
minimal J2ME selebihnya berbasis
android.
2. Dibutuhkan dana yang cukup besar
untuk perancangan produk.
3. Perlu adanya sosialisasi tutorial
penggunaan RASS pada pengguna
(civitas akademika).
4. Kemungkinan adanya pemalsuan
20
KIE K3, Analisis risiko (terdiri
identifikasi bahaya, penilaian
risiko dan penyusunan upaya
pengendalian) dan anlisis
egronomis.
5. Adanya rapid-survey (survei
cepat) sebagai penelitian dan
laporan perkembangan lokasi
rawan kecelakaan dan penyakit
akibat kecelakaan.
data oleh pengguna software.
OPPORTUNITY THREAT
1. Sistem informasi analisis risiko
dan keselmayt kerja sangat
terbatas, sehingga dengan
adannya program aplikasi RISS
akan menambah deretan sistem
informasi manajemen risiko pada
lokasi tau lingkungan kerja pada
kampus
2. Mobilephone merupakan produk
yang lazim dimiliki oleh tiap
individu, sehingga operasi
program ini akan lebih mudah
diterima dan praktis.
3. Program RASS juga
mempermudah peneliti untuk
mendapatkan data yang valid
terkait lokasi rawan kecelakaan
dan penyakit akibat kecelakaan.
Sehingga perumusan kebijakan
akan tepat guna.
4. Setiap civitas akademiak mudah
mengakses informasi tentang
analisis risiko dan pengendalian
risiko, lokasi-lokasi yang rawan
kecelakaan kerja serta
mengetahui langkah apa yang
harus dilakukan.
1. Hambatan dana untuk pemeliharaan
program.
2. Adanya ancaman dari hacker
sehingga terdapat pemalsuan
informasi yang nantinya akan
merubah data yang ada.
3. Perlu adanya koneksi dengan
internet.
21
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Risk Assessment and
Safety Software (RASS) merupakan sebuah aplikasi modern yang mengutamakan
efektivitas, efisiensi, dan fleksibilitas dalam proses pengaksesan, aplikasi ini
terintegrasi dengan handphone berbasis bahasa pemrograman Java 2 Micro
Edition (J2ME). Software ini berisi menu tentang yang pertama informasi KIE
(Komunikasi Informasi dan Edukasi) yang meliputi pengertian, prinsip, dan
elemen K3. Kedua analisis risiko (risk anssessment) yang berisi tentang
Identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko dan upaya pengendalian risiko, dan
ketiga terdapat menu analisis egronomi, keempat terdapat rapid survey (survei
cepat) dan yang kelima dilengkapi dengan fitur games-game tentang K3 yang
berguna untuk menyegarkan pikiran pengguna aplikasi RASS.
Teknik Implementasi yang dilakukan penulis dengan menuangkan ide
melalui gagasan tertulis kepada pemerintah pusat, kementerian riset, teknologi
dan perguruan tinggi kemudian, dinas tenaga kerja dan tranmigrasi dan pihak-
pihak terkait dalam melaksanakan program RASS yaitu pemerintah, provider of
mobilephone, civitas akademika dan penguna. Adanya analisis kekuatan dan
peluang dalam proses implementasi RASS digunakan untuk melihat sejauh mana
aplikasi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi pengguna maupun penggagas
ide serta dapat meminimalkan kelemahan dari aplikasi ini. Selain itu, dengan
analisis hambatan diharapakan aplikasi ini bisa memberikan solusi terhadap
hambatan yang akan terjadi.
Pihak-pihak yang terlibat dalam program ini adalah mahasiswa atau civitas
akademika perguruan tinggi sebagai perancang, programmer, serta pengembang
inovasi. Pemerintah (kementerian riset, teknoogi dan perguruan tinggi) sebagai
pendukung melalui kebijakan, publikasi dan pendanaan untuk keberlanjutan
RASS yang lebih baik. Provider of Mobilephone sebagai penyedia aplikasi
handphone yang diproduksi serta sebagai bentuk kerjasama untuk menguatkan
dukungan terhadap aplikasi ini.
22
Aplikasi ini cocok untuk peningkatan pengetahuan, menganalisis risiko,
mengidentifikasi potensi bahaya, melakukan penilaian resiko dan menyusun
upaya pengendalian pada resiko di tempat kerja pada kampus atau perguruan
tinggi sebagai upaya tindakan preventif dan promotif keselamatan dan kesehatan
kerja, selain itu terdapat pula menu tambahan yaitu game K3 dan rapid-survey
guna menganalisis laporan kasus atau kejadian kecelakaan kerja di kampus. Oleh
sebab itu, RASS (Risk Assessment and Safety Software) sebagai inovasi teknologi
yang terintegrasi dengan handphone layak digunakan sebagai cara untuk
mencegah dan mempromosikan keselamatan kerja di lingkungan kampus.
5.2 Saran
Saran yang ditujukan untuk gagasan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai
berikut:
1. Aplikasi ini dapat dibuat dan dapat diimplementasikan secara langsung oleh
civitas akademika di lingkungan kampus.
2. Pemerintah dapat memberi dukungan dalam penerapan sistem ini melalui
kebijakan, sosialisasi maupun bentuk dana.
3. Mayoritas bahakan semua mahasiswa telah memiliki handphone yang
mendukung kerja sistem RASS.
4. Perbaikan sistem serta optimasi secara berkelanjutan sesuai perubahan menu
atau variasi informasi yang baru.
5. Pengguna RASS selalu meng-update informasi terbaru guna meningkatkan
versi terbaru.
23
DAFTAR PUSTAKA
Ade. 2012. [serial online].
http://economy.okezone.com/read/2012/10/16/320/704821/kerugian-
kecelakaan-kerja-capai-rp280-triliun-tahun. [diakses 23 April 2015]
Anonim. [serial online].
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/viewFile/581/5
78. [diakses 23 April 2015]
Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Rineka Cipta: Jakarta.
Depnaker RI, 2005 trinaing bidang kebakarang. Jakarta. 1999
Dyah Wulansari, Desy. 2012.
http://eprints.uns.ac.id/4893/1/103572909200908231.pdf. [diakses 23 April
2015]
Evren Sirait, Santo. 2015. [serial
online].http://news.okezone.com/read/2015/01/01/15/1086766/hampir-50-
pengemudi-remaja-tewas-akibat-kecelakaan. [diakses 23 April 2015]
Ferraro, Lidia. (2002). Measuring Safety Climate: The Implications For Safety
Performance. The University of Melbourne.
Ismara, Ima.2011 Budaya K3 dan Performansi K3. Paper Kajian Teori
Jamsostek. 2012 Penerbitan PP SMK-3 Diharapkan Tekan Kasus Kecelakaan
Kerja.[serial online] www.jamsostek.co.id [diakses 21 April 2015].
Kurniawidjaja, L. Meily. 2012. Teori dan. Aplikasi Kesehatan Kerja. Edisi 3.
Jakarta : UI-Press.
Markkanen. 2004. Occupational Safety and Health in Indonesia. Manila:
International Labor Organization.
Riyadina, Roro. 2008. Cedera Akibat Kerja Pada Pekerja Industri di Kawasan
Industri Pulo Gadung Jakarta. Majalah kedokteran Indonesia, volum:
58,nomor: 5 Mei 2008.
Rizky, Y. 2009. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Aman
Berkendara (Safety Driving) Pada Pengemudi Taksi Di PT. “X” POOL“Y”
Tahun 2009. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Indonesia: Jakarta. Diakses melalui www.digilib.ui.ac.id tanggal 15 April
2015
24
Rosidi, Iman. 2012. [serial online].
http://ekbis.sindonews.com/read/680309/34/kerugian-kecelakaan-kerja-
capai-rp280-t-tahun-1350388050. [diakses 23 April 2015]
Suardi R. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:
PPM
Sukarmin, Yustinus. 2009. Sikap Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas.
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES)..
Jakarta: Sagung Seto, 2009. 1-24 p.
Tarwaka. 2014. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta:
Harapan Press.
Tjipto, S. 2009. Peran Ilmu K3 di Masa Depan. http//adln.lib.unair.ac.id. diakses
tanggal 24 April 2015.
Zubaedah, Siti. 2009. Evaluasi Implementasi Program Observasi Keselamatan di
service department PT Trakindo Utama Cabang Jakarta Tahun 2009.
25
LAMPIRAN 1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Ketua Tim
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Aisyah Amin
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kesehatan Masyarakat
4 NIM 142110101109
5 Tempat dan Tanggal Lahir Blitar, 12 September 1995
6 E-mail aisyaradix@yahoo.co.id
7 Nomor Telepon/ HP 081554160097
B. Karya Tulis Ilmiah yang pernah dibuat
No Judul Tahun
1 Bakso Bang Jali 2014
2 Koperasi Pekerja Berbasis Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (KOPJA-K3) pada Pekerja Sektor Informal
sebagai upaya mendukung BPJS Menuju Universal
Health Coverage (UHC) 2019
2015
C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 PKM-Kewirausahaan lolos
didanai dikti tahun 2015
Dikti 2015
Jember, 26 April 2015
Pengusul,
(Aisyah Amin)
NIM. 142110101109
26
2. Anggota 1
D. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Khairul Anwar
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
4 NIM 112110101049
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bojonegoro, 16 September 1992
6 E-mail khairul.fkm@gmail.com
7 Nomor Telepon/ HP 085745106202
E. Karya Tulis Ilmiah yang pernah dibuat
No Judul Tahun
1. Pemberdayaan “KPK” sebagai upaya Pengendalian
Sampah dan Pembangunan Ekonomi di Desa Pakis
Kecamatan Panti Kabupaten Jember
PKM-M
2012
2. KOMA (Komunitas Masyarakat Berencana): Program
Berbasis BCC sebagai upaya Pengendalian Pernikahan
Dini di Pedesaan
PKM-GT
2013
3. Kusta Screening Empowerment Society :
Pemberdayaan Masyarakat untuk Deteksi Dini Kusta
dengan Metode Hope Needle.
PKM-AI
2014
4. Pembentukan dan Pemberdayaan "Pro-KB" (Program
Komunitas Berencana) Berbasis BCC sebagai upaya
Pengendalian Pernikahan Dini di Desa Sidomukti
Kecamatan Mayang Kabupaten Jember
PKM-M
2013
5. KAPolSi (Kader Anti Polusi) Berbasis BCC sebagai
upaya Peningkatan Kualitas Udara Akibat Emisi
Kendaraan Bermotor
LKTI
MITI
2014
6. SI-PENTUZ (Sistem Penilaian Status Gizi) : Inovasi
Aplikasi Kasir sebagai Upaya Pengatur Pola Konsumsi
pada Rumah Makan Fast Food
PKM-KC
2014
7. IMUN-TB (Intensive Communities Care Tuberculosis)
Berbasis Experiential Learning Theory sebagai upaya
Peningkatan Kepatuhan Minum Obat Anti
Tuberculosis
pada Penderita TB Paru
LKTI TB
2014
8. KOPMA-Syari’ah : sebagai upaya Peningkatan Jiwa
Enterpreneurship Muslim pada Mahasiswa dan
Meningkatkan Kualitas Lulusan di Perguruan Tinggi
GDI
UNPAD
2014
9. Criwul: Inovasi Crepes Tiwul sebagai Olahan
Makanan Alternatif Pencegahan Penyakit Degeneratif
2014
27
10. Analisis Ergonomi dan Keselamatan Kerja pada
Pekerja Tambang Belerang di Gunung Ijen dengan
Metode JSA/O-ROR
PKM-P
2014
11. SILA WAQUNI (Generasi Islam Berjiwa Qur’ani) :
Program Preventif Masalah Perilaku Seks Pranikah
Remaja Menuju The Brilliant Generation Of
Indonesian Moeslem
GDI
UNPAD
2014
12. Penerapan Sistem BAK-PAW (Bank Sampah Wisata)
sebagai upaya Pengendalian Sampah Anorganik di
Tempat Wisata
NNC
UNNES
2014
13. Smart Sheet Berbasis N.A.S (Nutritional Assessment
System)
LKTI
UNLAM
2014
14. Counseling Software Mobilephone (CSM-HIV/AIDS):
Inovasi Teknologi Canggih Berbasis Qur’ani sebagai
Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup ODHA dan
sebagai Pemeliharaan Kepatuhan Minum Obat ARV
LKTI IMF
2014
15. Struk Pintar Berbasis SI-PENTUZ (Sistem Penilaian
Status Gizi) : Inovasi Aplikasi Kasir sebagai upaya
Pengatur Pola Konsumsi pada Rumah Makan Fast
Food
LKTI III
UNAND
2015
F. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 JUARA I Lomba Kaligrafi IONS MIPA UNEJ 2012
2 PKM-Pengabdian Masyarakarat
lolos dan didanai tahun 2012
Dikti 2013
3 JUARA III MTQM Khot Al-
Qur’an Universitas Jember
LDK UNEJ 2013 2013
4 PKM-Gagasan Tertulis lolos dan
didanai tahun 2013
Dikti 2013
5 PKM-Pengabdian Masyarakarat
lolos dan didanai tahun 2014
Dikti 2014
6 PKM-Artikel Ilmiah lolos dan
didanai tahun 2014
Dikti 2014
7 Finalis National Research Camp UKM Penelitian
UNNES
2014
8 Finalis Islamic Medical Science
Festival (IMSF) Tahun 2014
Fak. Kedokteran
UNAIR
2014
28
9 Juara III Karya Tulis Ilmiah Al-
Qur’an MTQM
LDK UNEJ 2014 2014
10 Juara I LKTI Nasional IPHA
(Indonesia Public Health Award)
FK UNLAM 2014
11 Juara I LKTI III Nasional FKM
Universitas Andalas Padang
BEM KM FKM
UNAND
2015
12 PKM-Penelitian lolos dan
didanai tahun 2015
Dikti 2015
13 Juara III LKTIM tingkat Nasional
“PYTHOPLASM” Tahun 2015
Univ. Tanjungpura
Pontianak
2015
Jember, 26 April 2015
Pengusul,
( Khairul Anwar )
NIM. 112110101049
29
3. Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Andriana Putri Wijaya
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
4 NIM 142110101163
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jombang 11 Desember 1996
6 E-mail putribesarhati@gmail.com
7 Nomor Telepon/ HP 085608337112
B. Karya Tulis Ilmiah yang pernah dibuat
No Judul Tahun
1. Nata de banana skin (inovasi nata dari kulit pisang) 2012
2. Pembatas binder dan tas sebagai inovasi media
kesehatan HIV/AIDS.
2015
3. Sepeda (Smart Plan for education) penambahan materi
kesehatan pada jam olah raga serta penggantian jam
olahraga pada sore hari.
2015
C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
- - -
Jember, 26 April 2015
Pengusul,
(Andriana Putri)
NIM. 142110101163
Recommended