35
i LOMBA KARYA TULIS ILMIAH OHS COMPETITION EXPO 7 RISK ASSESSMENT AND SAFETY SOFTWARE (RASS) : INOVASI TEKNOLOGI BERBASIS MOBILEPHONE SEBAGAI UPAYA PREVENTIF DAN PROMOTIF K3 DI KAMPUS Disusun oleh: 1. Aisyah Amin (142110101109) 2. Khairul Anwar (112110101049) 3. Andriana Putri W. (142110101163) UNIVERSITAS JEMBER JEMBER 2015

Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

Embed Size (px)

DESCRIPTION

k3

Citation preview

Page 1: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

i

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH OHS COMPETITION EXPO 7

RISK ASSESSMENT AND SAFETY SOFTWARE (RASS) : INOVASI

TEKNOLOGI BERBASIS MOBILEPHONE SEBAGAI UPAYA

PREVENTIF DAN PROMOTIF K3 DI KAMPUS

Disusun oleh:

1. Aisyah Amin (142110101109)

2. Khairul Anwar (112110101049)

3. Andriana Putri W. (142110101163)

UNIVERSITAS JEMBER

JEMBER

2015

Page 2: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul :

2. Nama Ketua Tim : Aisyah Amin

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

5. Fakultas : Kesehatan Masyarakat

6. Nama Institusi : Universitas Jember

7. Alamat : Jln. Kalimantan No. 1 Sumbersari Jember

8. Alamat Email : [email protected]

9. Telepon Seluler / Hp : 081554160097

10. Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Isa Ma’rufi., S.KM., M.Kes

b. NIDN : 0014097507

c. Alamat Rumah, No Tel./HP : Jln. Mastrip D/23 Jember/ 081330477714

Jember, 23 April 2015

Dosen Pembimbing

(Dr. Isa Ma’rufi., S.KM., M.Kes)

NIP. 197509142008121002

Ketua TIM

(Aisyah Amin)

NIM. 142110101109

Pembantu Rektor III

Universitas Jember

(Prof. Dr. H. Moh. Shaleh, M.Sc.)

NIP.19560831 198403 1 002

Risk Assessment And Safety Software (RASS) :

Inovasi Teknologi Berbasis Mobilephone sebagai

upaya Preventif dan Promotif K3 di Kampus

Page 3: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah mahasiswa yang

berjudul “Risk Assessment and Safety Software (RASS) : Inovasi Teknologi

Berbasis Mobilephone sebagai upaya Preventif dan Promotif K3 di Kampus”.

Karya tulis ilmiah ini membahas tentang inovasi dalam bentuk software yang

bermanfaat dalam upaya mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja. Software ini selanjutnya diprogramkan di HP pengguna (khususnya remaja)

agar lebih praktis, efektif dan mudah dioperasikan.

Penulisan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, Tuhan semesta alam;

2. Prof. Dr. H. Moh. Shaleh, M.Sc. selaku Pembantu Rektor III Universitas

Jember

3. Dr. Isa Ma’rufi, S.KM., M.Kes. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini.

4. Orang tua kami, atas segala restu dan dukungannya dalam bentuk apapun;

5. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala bentuk

bantuannya.

Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, berbagai sumbang saran yang bertujuan untuk penyempurnaan

karya tulis ini dengan ikhlas penulis terima sebagai umpan balik untuk bahan

evaluasi. Semoga karya tulis ini dapat memberikan sumbang pikir yang positif

dan bermanfaat.

Jember, 22 April 2015

Penulis

Page 4: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL .................................................................. v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................... 3

BAB II. TELAAH PUSTAKA .......................................................................... 5

2.1 Kecelakaan Kerja ...................................................................................... 5

2.2 Budaya K3 ................................................................................................. 6

2.3 Software Mobilephone ............................................................................... 8

BAB III. METODE PENULISAN ..................................................................... 11

BAB IV. PEMBAHASAN .................................................................................. 12

4.1 Kondisi Kekinian ............................................................................................ 12

4.2 Gambaran Umum Gagasan ............................................................................. 13

4.3 Langkah Strategis ........................................................................................... 18

4.4 Pihak-pihak yang Terlibat ............................................................................... 18

4.5 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Ancama dan Peluang ................................... 19

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 21

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 21

5.2 Saran .......................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 23

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 24

LAMPIRAN

Page 5: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Tampilan menu-menu RASS pada mobilephone .............................. 12

Gambar 4.2 Tampilan menu Analisis risiko dan analisis ergonomi ..................... 15

Gambar 4.3 Alur implementasi gagasan risk assessment and safety software ..... 16

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kasus Kecelakaan Kerja selama tahun 2003-2007 di Indonesi ............ 12

Tabel 4.2 Pihak-pihak yang terlibat dalam Implementasi ..................................... 19

Tabel 4.3. Analisis SWOT Risk Assessment and Safety Software (RASS) .......... 19

Page 6: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

vi

ABSTRAK

Kecelakaan akibat kerja merupakan salah satu faktor yang meninggalnya

seseorang, berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013,

1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160

pekerja mengalami sakit akibat kerja. Menurut perkiraan ILO 354.000 orang

mengalami kecelakaan fatal. Disamping itu, setiap tahun ada 270 juta pekerja

yang mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta yang terkena penyakit

akibat kerja. Biaya yang harus dikeluarkan untuk bahaya akibat kerja ini sangat

besar. ILO memperkirakan kerugian yang dialami sebagai akibat kecelakaan

akibat kerja dan penyakit akibat kerja setiap tahun lebih dari US$1.25 triliun atau

sama dengan 4% dari Produk Domestik Bruto (www.ilo.org). Kampus atau

perguruan tinggi merupakan tempat yang padat dengan pekerjan oleh civitas

akademika yang tak lepas dari kecelakaan kerja, sedangkan upaya penurunan

kecelakaan akibat kerja serta penyakit akibat kerja masih berfokus pada

perusahaan belum instansi pendidikan dan perorangan. Metode yang digunakan

dalam karya tulis ilmiah ini adalah telaah pustaka dengan langkah pengumpulan

data, pengolahan data, analisis dan sintesis dengan menggunakan analisis

deskriptif. Risk Assessment and Safety Software (RASS) merupakan sebuah

aplikasi modern yang mengutamakan efektivitas, efisiensi, dan fleksibilitas dalam

proses pengaksesan yang terintegrasi dengan handphone dengan bahasa

pemrograman Java 2 Micro Edition (J2ME). RASS memiliki beberapa

keunggulan yaitu dapat menjadikan informasi dan Edukasi (KIE) tentang K3,

menganalisis risiko yang terdiri identifikasi bahaya, penilaian risiko dan upaya

pengendalian serta analisis ergonomic dan terdapat pula rapid-survei (survey

cepat), aplikasi ini sangat efektif dan praktis, Gratis (Free Payment), lebih efisien

dan mudah didapat. Pihak-pihak terkait dalam melaksanakan program yaitu

mahasiswa, pemerintah, Provider of Mobilephone, pengguna software. Aplikasi

ini diharapkan mampu menurunkan angka kecelakaan akibat kerja dan penyakit

akibat kerja.

Page 7: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan kerja menurut WHO/ILO adalah upaya mempertahankan dan

meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua

pekerja yang setinggi-tingginya (Kurniawidjaja, 2012). Keselamatan dan

kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur

dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Pekerja yang dimaksud tidak

hanya sebatas pekerja formal yang mendapat perlindungan jaminan dari

perusahaan melainkan juga pekerja informal. Kesehatan kerja merupakan promosi

dan pemeliharaan kesejahteraan fisik, mental, sosial pekerja pada jabatan apapun

dengan sebaik-baiknya (Suma’mur, 2009). Sedangkan keselamatan kerja dapat

diartikan keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan,

dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara

melakukan pekerjaan dan proses produksi (Tarwaka, 2014).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki filosofi untuk melindungi

keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya,

melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk bahaya yang ada di lingkungan

tempat kerjanya (Suardi, 2005). Untuk mewujudkan tercapainya filosofi dasar K3

tersebut, K3 harus dapat menjadi sebuah budaya. Dengan demikian, apabila

budaya K3 ini dapat terwujud, maka seluruh komponen yang terlibat akan secara

sadar menerimanya sebagai perilaku sehari-hari.

Menurut perkiraan Organisasi Buruh Internasional (ILO), setiap tahun ada 2

juta kematian di seluruh dunia karena penyebab yang terkait pekerjaan. Dari

jumlah ini, sekitar 354.000 disebabkan oleh kecelakaan fatal. Selain itu, lebih dari

270 juta kecelakaan kerja dan 160 juta penyakit akibat kerja yang memengaruhi

pekerja setiap tahun. Kerugian finansial akibat bahaya terkait kerja ini sangat

besar. ILO memperkirakan lebih dari $1,25 triliun, yang sama dengan 4 persen

Produk Domestik Brutto (GDP) seluruh dunia, kerugian yang diderita setiap tahun

akibat kecelakaan dan penyakit kerja (Markkanen, 2004). Indonesia sendiri juga

masih memiliki tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang rendah jika

Page 8: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

2

dibandingkan dengan negara-negara maju yang telah sadar akan betapa

pentingnya peraturan-peraturan tentang K3 untuk dapat diterapkan.

Kesadaran yang rendah tersebut dimiliki baik oleh para pekerja maupun

para pemilik usaha. Berdasarkan data ILO 2003, ditemukan bahwa di Indonesia

tingkat pencapaian penerapan K3 di Indonesia masih sangat rendah. Dari data

tersebut ternyata hanya sekitar 2% (sekitar 317 buah) perusahaan yang telah

menerapkan K3. Sedangkan sisanya sekitar 98% (sekitar 14.700 buah) perusahaan

belum menerapkan K3 secara baik. Berdasarkan data Jamsostek, bahwa

pengawasan K3 secara nasional masih belum berjalan secara optimal. Hal ini

dapat dilihat dari jumlah kecelakaan yang terjadi, di mana tahun 2009 terjadi

kecelakaan sebanyak 96.314 kasus, tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus dan

sepanjang tahun 2011 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 99.491 kejadian

(Jamsostek. 2012).

Pendekatan perilaku dan budaya banyak diterapkan oleh karena masih

melekatnya pandangan yang menganggap bahwa penyebab kecelakaan banyak

disebabkan oleh faktor perilaku manusia dan juga belum membudayanya K3.

Berkembangnya pendekatan budaya keselamatan dan kesehatan (Health and

Safety Culture). Secara global, di dunia akademis berkembang berbagai konsep

dan model untuk menilai maupun mengembangkan budaya K3. Begitu juga

perkembangan yang terjadi didalam dunia praktis yang umumnya berlandaskan

pada pendekatan keilmuan yang berkembang saat itu.

Lingkungan kampus merupakan tempat kerja yang juga memiliki tingkat

risiko kecelakaan kerja seperti halnya tempat kerja yang lain, kampus merupakan

tempat pendidikan kajian maka penerapan budaya keselamatan kerja harus

dimulai dan dikembangkan di lingkungan kampus atau perguruan tinggi. Risk

Assessment and Safety Sofware (RASS) merupakan aplikasi yang praktis dan

efisien untuk menganalisis tingkat risiko di lingkungan kampus sehingga dapat

dilakukan prioritas upaya pengendalian. RASS sangat dibutuhkan bagi pekerja

atau mahasiswa supaya mampu meningkatkan pengetahuan tentang K3 serta

memfungsiaktifkan teknologi handphone sebagai KIE K3, analisis risiko mulai

dari identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko dan upaya pengendalian serta

analisi ergonomi selain itu terdapat pula game tentang K3. sebagai media yang

Page 9: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

3

efektif untuk mengenalkan K3 pada mahasiswa. Selain itu, terdapat rapid survey

(survey cepat) digunakan untuk pengumpulan data dari laporkan kejadian

kecelakaan akibat kerja atau penyakit akibat kerja dimanapun kapanpun dan

dalam keadaan apapun sehingga hasil data secara otomatis akan masuk pada

database kemudian dapat digunakan untuk mengamati atau memantau secara

terus-menerus kejadian kecelakaan kerja dan akhirnya dapat digunakan sebagai

pengambil kebijakan tentang penerapan program-prograam K3 sebagai tindakan

promotif dan preventif kesehatan dan keselamatan kerja.

1.1 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan karya ilmiah ini adalah bagaimana

Implementasi Risk Assessment and Safety Sofware (RASS) sehingga dapat

meningkatkan Budaya K3 di lingkungan kampus?

1.1.1 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Merancang implementasi Risk Assessment and Safety Sofware (RASS) yang

terintegrasi dengan handphone sehingga dapat meningkatkan Budaya K3 di

lingkungan kampus.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menjelaskan gambaran umum Risk Assessment and Safety Sofware (RASS)

2. Menjelaskan pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi Risk Assessment

and Safety Sofware (RASS).

3. Merencanakan dan membuat strategi implementasi Risk Assessment and

Safety Sofware (RASS) yang terintegrasi dengan handphone.

4. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam proses

implementasi Risk Assessment and Safety Sofware (RASS).

Page 10: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

4

1.2 Manfaat Penulisan

Risk Assessment and Safety Sofware (RASS) merupakan aplikasi modern

yang dapat digunakan untuk membantu pemerintah dan civitas akademika dalam

upaya medukung penerapan budaya K3 di lingkungan kampus, memiliki

berbagaia manfaat yaitu: untuk mengidentifikasi potensi bahaya, menilai tingkat

risiko dan meyusun upaya pengendalian, serta dapat meningkatkan pengetahuan

tentang kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja di lingkungan kampus.

Selain itu Risk Assessment and Safety Sofware (RASS) juga bisa sebagai media

untuk memberikan laporan tentang perkembangan kasus kecelakaan akibat kerja,

penyakit akibat kerja, dan memberi wawasan pada pekerja tentang informasi dan

pengetahuan K3 sebagai upaya preventif dan promotif.

Page 11: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja secara harfiah terdiri dari tiga suku kata,

yaitu keselamatan, kesehatan, dan kerja. Keselamatan dalam bahasa Inggris

disebut safety yang berarti keadaan terbebas dari celaka dan hampir celaka

(Geotsch dalam Rizky, 2009). Sedangkan kesehatan adalah dalam bahasa Inggris

disebut health, sedangkan kesehatan menurut UU RI No. 36 tahun 2009 ialah

“keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menurut Joint Committee ILO dan

WHO ialah: “The promotion and maintenance of the highest degree of physical,

mental, and social well being of in all occupations; the prevention among workers

of departures from health caused bt their working conditions; the protection of

workers in their employment from risks resulting from faktors adverse to health;

the placing and maintenance of the worker in an occupational environment

adapted to his physiological equipment; to summarize: the adaptation of work to

man and each man to his job” (Tjipto, 2009).

Menurut Depnaker RI (2005), Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah:

“Keselamatan dan kesehatan Kerja adalah segala daya upaya dan pemikiran yang

dilakukan dalam rangka mencegah, mengurangi dan menanggulangi terjadinya

kecelakaan dan dampaknya melalui langkah-langkan identifikasi, analisa, dan

pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang-undangan tentang

keselamatan dan kesehatan kerja” (Rizky, 2009).

Dari definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa keselamatan dan

kesehatan kerja adalah ilmu (berupa teori) dan seni (berupa aplikasi) dalam

menangani atau mengendalikan bahaya dan risiko yang ada di atau dari tempat

kerja, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan atau keselamatan pada

pekerja maupun masyarakat sekitar lingkungan kerja (Tjipto, 2009).

Page 12: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

6

2.2 Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Istilah budaya K3 (safety culture) diangkat pertama kali oleh IAEA (the

International Atomic Energy Agency), atas dasar hasil analisis bencana reaktor

nuklir di Chernobyl. Selanjutnya berdasarkan analisis kecelakaan kerja dan

bencana di berbagai industri menunjukkan bahwa penyebab utamanya bukanlah

ketersediaan peralatan K3, atau peraturan dan prosedur K3 dalam manajemen K3,

tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh budaya dan iklim K3 dalam organisasi.

konsep budaya K3 merupakan bagian dari budaya organisasi. Budaya organisasi

merupakan kombinasi dari perilaku, sikap, persepsi, dan keluarannya berupa

performansi, yang dapat menggerakan roda organisasi. Budaya K3 merupakan

penjelmaan dari perilaku, sikap, dan nilai secara bersama untuk mencapai derajad

performansi sehat dan selamat, yang dipahami dan dijadikan prioritas utama

dalam suatu organisasi.

Budaya K3 merupakan kombinasi dari sikap-sikap, nilai-nilai, keyakinan-

keyakinan, norma-norma dan persepsi dari para siswa calon pekerja dalam sebuah

organisasi, yang memiliki keterkaitan secara bersama terhadap K3, perilaku

selamat, dan penerapannya secara praktis dalam proses produksi (Clarke, 2000).

Definisi yang senada dikeluarkan oleh The Advisory Committee on the Safety of

Nuclear Installations (ACSNI,1993) yang yang kemudian diadaptasi, menyatakan

bahwa budaya K3 dalam suatu organisasi adalah produk nilai-nilai, sikap,

persepsi, kompetensi dan pola-pola perilaku dari individu dan kelompok yang

memiliki komitmen terhadap K3.

Dasar utama dari budaya K3 adalah sikap dan persepsi terhadap K3 namun

secara sosial dan teknis praktis budaya K3 ditujukan untuk meminimalkan

paparan potensi sumber resiko bahaya bagi kepala sekolah, siswa calon pekerja,

pelanggan dan semua masyarakat sekitar. Konsep utama dari budaya K3 adalah

pentingnya pemahaman bersama, didukung oleh persepsi yang homogen tentang

K3 dalam suatu organisasi, walaupun pasti terdapat perbedaan persepsi dari

seluruh level hirarki dalam suatu organisasi.

Peningkatan pemahaman terhadap K3 di tempat kerja dapat melalui

pembandingan persepsi siswa calon pekerja terhadap pengurus sekolah, di mana

sebenarnya standard dan aturan yang relevan akan membantu pengurus sekolah

Page 13: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

7

untuk memberi arahan secara persuasive tentang faktor praktek kerja yang

beresiko kecelakaan. Performansi K3 dapat menjadi lebih baik, karena diawali

dari persepsi yang tepat tentang perilaku selamat terkait dengan faktor kerja yang

beresiko kecelakaan tersebut. Siswa calon pekerja yang memiliki persepsi bahwa

program K3 tidak akan efektif atau bahwa pengurus sekolah kurang memiliki

perhatian terhadap K3, maka cenderung untuk berperilaku tidak mengikuti semua

prosedur, apalagi meningkatkan peformansi.

Budaya K3 yang positif diadopsi nampak dalam semua level hirarki

organisasi, merupakan refleksi dari hubungan antara persepsi siswa calon pekerja

dan komitmen pihak manajemen (pengurus sekolah) terhadap K3, karena

tanggung jawab utama kepala sekolah adalah produktivitas yang didukung oleh

K3 bagi kesemuanya. Karakeristik organisasi yang berbudaya K3 positif antara

lain adalah adanya komunikasi yang penuh saling kepercayaan, memiliki persepsi

bersama tentang pentingnya K3 berdasarkan rasa keyakinan diri terhadap usaha

pencegahan kecelakaan kerja yang terukur. Hal tersebut berdampak nyata

terhadap bagaimana mensikapi stress kerja, rasa bersalah, kelelahan, kejenuhan,

dan kebosanan, dengan dukungan jajaran manajemen yang tetap mengutamakan

K3 (Wong 2003). Termasuk bagaimana sikap, keyakinan, dan persepsi secara

kelompok dalam menjabarkan norma-norma dan nilai-nilai agar dapat bereaksi

dan bertindak atau berperilaku untuk mengontrol adanya resiko dari sumber

bahaya.

Budaya K3 (safety culture) yang meliputi persepsi, asumsi, nilai, norma dan

keyakinan para siswa calon pekerja, dianggap lebih bersifat global dari pada iklim

K3 (safety climate). Diadopsi menurut Shadur dkk. (1999) budaya K3 bersifat

melekat kepada kelompok dalam suatu organisasi, dan lebih sulit diukur dari

pada iklim K3, yang merupakan indikator permukaan dari kultur yang lebih

mudah dimengerti, yang kemudian diadaptasi, menyatakan bahwa iklim K3

cenderung berdasarkan sikap seseorang terhadap K3 dalam suatu organisasi,

sedangkan budaya K3 lebih menekankan kepada keyakinan dan kepastian

terhadap sikap-sikap yang berdasarkan nilai-nilai dalam kelompok sosial.

Terdapat tiga komponen utama budaya K3 yaitu bersifat psikologis,

situasional, dan perilaku, yang dapat diukur baik dengan pendekatan kualitatif

Page 14: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

8

maupun kuantitatif. Aspek situasional dapat diketahui melalui tataran

organisasional misalnya kebijakan, aturan, prosedur, sistem manajemen dan

kepemimpinan. Komponen perilaku dapat diketahui dengan mengukur melalui

pelaporan diri (self report), kecenderungan untuk berperilaku dan observasi

terhadap perilaku langsung. Kadangkala perilaku diukur melalui rata-rata

terjadinya kecelakaan yang dianggap sebagai performansi K3, walaupun dianggap

kurang pas dibandingkan dengan perilaku aktual, sehingga hanya sebagai sampel

dari kondisi sesaat saja.

Komponen psikologis secara umum dapat diketahui melalui angket iklim

K3, yang akan mengukur norma, nilai, sikap, dan persepsi siswa calon pekerja

terhadap K3. Hasil survey terhadap iklim K3 menghasilkan gambaran sesaat

secara individual, yang jika dikumpulkan sampai pada tingkat kelompok atau

organisasi, maka cenderung dapat digunakan untuk mengukur budaya K3

Defisinisi budaya K3 cenderung untuk dipusatkan pada bagaimana siswa calon

pekerja berpikir dan bersikap dari pada bertindak. Seperti halnya sikap, persepsi

dan keyakinan terhadap berbagai sisi K3, melalui pengukuran iklim K3.

Konsep budaya K3 lebih luas dari pada iklim K3. Istilah iklim keselamatan

merujuk kepada persepsi terhadap kebijakan, prosedur, dan penerapannya terkait

dengan K3 di tempat kerja. Istilah budaya K3 di sisi lain, merujuk kepada sikap

(attitude), keyakinan (belief), dan persepsi dalam kelompok tentang norma dan

nilai bersama, dalam rangka bagaimana bereaksi terhadap resiko (risk) dan sistem

kontrol resiko.

2.3 Software Mobilephone

Software (perangkat lunak) yaitu sesuatu yang dapat dilihat atau didengar

tetapi tidak dapat dipegang atau diraba, tergantung posisi atau tempat dimana

software itu sendiri berada. Sebagai gambarannya, software dapat dikelompokkan

menjadi beberapa kelompok atau bentuk seperti tampilan atau gambar yang dapat

kita lihat pada layar monitor atau LCD dan berupa suara baik suara yang keluar

maupun suara yang masuk.

Software merupakan perangkat utama ponsel berbasis data. Software berisi

serangkaian data instruksi yang mampu dipahami oleh perangkat keras pengolah

Page 15: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

9

data sehingga perangkat keras ini dapat memproses data tersebut sesuai dengan

kebutuhan. Tanpa adanya software di dalam struktur sebuah ponsel maka ponsel

tersebut tidak ubahnya seperti benda mati. Software ponsel dapat digolongkan

menjadi 2 bagian:

a) Firmware

Disebut juga sebagai software utama, berfungsi sebagai motor penggerak

seluruh sistem pada ponsel. Firmware terdiri dari beberapa bagian struktur

data seperti MCU, PPM dan EEPROOM. Data berlabel MCU dan PPM ini

tersimpan dalam komponen kontainer data yang bernama IC Flash, kecuali

data EEPROOM. Deskripsi dari bagian data firmware ini dapat dijabarkan

menurut fungsi dan kegunaannya sebagaimana contoh berikut:

1) MCU (Micro Control Unit)

Merupakan sebuah data yang memiliki hubungan erat dengan operasi

sistem pada ponsel, seperti halnya windows pada komputer. Bila data ini

corrupt atau rusak maka dapat menyebabkan ponsel tidak berfungsi

sebagaimana mestinya. MCU memiliki beberapa substansi yang terdiri

dari versi, logika, prosedur, kode-kode bluetooth dan peran lain yang tidak

kalah penting yakni sebagai pengendali kegiatan operasi suatu sistem.

2) PPM (Post Programable Memory)

Adalah data yang memiliki substansi yang terdiri dari sistem konversi

bahasa, nada dering, gambar-gambar, daftar jaringan serta kode negara.

Pilihan bahasa ini sering disebut juga dengan Language Pack. Penggunaan

language pack ini jelas berbeda pada setiap negara, tergantung dari area

pemasaran ponsel tersebut.

3) EEPROOM

Bertugas sebagai tempat penyimpan segala informasi yang telah

terprogram sejak awal ponsel tersebut dibuat, data tersebut meliputi IMEI

(untuk ponsel GSM), ESN (untuk ponsel CDMA), kode keamanan, MIN

(nomor identifikasi ponsel), SID (identifikasi sistem ponsel).

b) Aplikasi

Berfungsi sebagai software pendukung yang ditujukan untuk menambah fitur

sebuah ponsel. Perkembangan yang sedemikian pesat pada sistem aplikasi saat ini

Page 16: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

10

memungkinkan ponsel berevolusi dan tidak hanya sekedar sebagai alat

komunikasi dan berkirim sms saja, akan tetapi sudah merambah pada fungsi yang

lebih vital.

Aplikasi black list merupakan salah satu contohnya, aplikasi ini mampu

menolak nomor telepon yang tidak dikehendaki oleh pengguna ponsel dengan

tujuan tertentu. Selain itu masih banyak software aplikasi lain yang dapat dicoba

seperti aplikasi Ultra MP3 yang memiliki kemampuan memutar file audio

berformat MP3 dengan dukungan grafis yang cukup baik.

Page 17: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

11

BAB III. METODE PENULISAN

Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode telaah pustaka. Metode

telaah pustaka adalah kajian kritis atas pembahasan suatu topik yang sudah ditulis

oleh para peneliti atau ilmuwan di dalam berbagai sumber. Sumber informasi bisa

berupa buku, jurnal, ataupun artikel ilmiah.

Langkah-langkah penulisan yang telah ditempuh pada karya ilmiah ini

adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data dan atau Informasi

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan berbagai sumber data baik dari

buku, jurnal ilmiah, berita, dan google search. Tujuannya yaitu untuk menambah

referensi tentang materi yang berkaitan dengan masalah kecelakaan kerja dan

penerapan budaya K3. Sehingga bisa merumuskan pertanyaan pada karya ilmiah

ini.

2. Pengolahan Data dan atau Informasi

Beberapa data dan informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan data

kemudian diolah dengan menggunakan metode analisis deskriptif berdasarkan

data sekunder.

3. Analisis-Sintesis Data

Analisis data dilakukan sebagai suatu proses pengklasifikasian data yang

selalu didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai. Sintesis data dilakukan dalam

upaya menyimpulkan hasil dan menemukan alternatif solusi yang ditawarkan

berupa Risk Assessment and Safety Sofware (RASS) berbasis mobilephone.

4. Simpulan

Hasil analisis dan sintesis, ditarik kesimpulan mengenai gagasan yang

akan diimplementasikan.

5. Penyususunan Saran dan Rekomendasi

Setelah diperoleh hasil analisis, sintesis, alternatif solusi, dan kesimpulan

penulis akan menyusun saran dan rekomendasi dengan pihak-pihak yang terkait

agar gagasan dapat diimplementasikan dengan baik.

Page 18: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

12

BAB IV. PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Kekinian

Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1

pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160

pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatatat

angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK)

sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Menurut perkitaraan ILO 354.000 orang

mengalami kecelakaan fatal. Disamping itu, setiap tahun ada 270 juta pekerja

yang mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta yang terkena penyakit

akibat kerja. Biaya yang harus dikeluarkan untuk bahaya-bahaya akibat kerja ini

sangat besar. Menurut data Depnakertrans, angka kecelakaan kerja di Indonesia

masih tergolong tinggi, meskipun cenderung turun dari tahun ke tahun.

Tabel 4.1 Kasus Kecelakaan Kerja selama tahun 2003-2007 di Indonesia :

No. Jumlah Kasus Akibat Kerja Tahun

1. 105.846 2003

2. 95.418 2004

3. 99.023 2005

4. 95.624 2006

5. 37.845 2007

Sumber : Depnakertrans tahun 2008

ILO memperkirakan kerugian yang dialami sebagai akibat kecelakaan-

kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja setiap tahun lebih dari US$1.25

triliun jika dirupiahkan yakni sekitar Rp. 280 triliun atau sama dengan 4% dari

Produk Domestik Bruto (GDP).(www.ilo.org)

Mayoritas cedera akibat kerja pada pekerja industri adalah luka terbuka

(37,2%), lecet atau superfisial (29,6%) dan cedera mata (14,8%). Bagian tubuh

yang mengalami cedera didominasi oleh cedera sendi-pinggul-tungkai atas

(40,2%), kepala (24,8%) dan pergelangan tangan (14,3%). Penyebab cedera

terbanyak adalah termasuk (43,1%) pada industri garmen dan mata kemasukan

serpihan logam/gram (10%) Pada industri baja. Kepatuhan memakai APD pada

pekerja 68,1% tetapi belum lengkap dan benar. Pemakaian APD pada pekerja

industri ini berhubungan bermakna (p<0.005) dengan terjadinya cedera akibat

kerja dengan risiko 2,2 kali (95% CI 1,59-3,06). Disimpulkan proporsi cedera

Page 19: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

13

akibat kerja pada pekerja industri masih tinggi sehingga perlu ditingkatkan

kepedulian, kepatuhan pemakaian APD secara lengkap dan benar serta

menyempurnakan desain APD yang nyaman dan ergonomis.

Lembanga Insurance Institute of Highway Safety (IIHS) Amerika Serikat

merilis hasil penelitian mengenai kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu

lintas. Hasil akhir penelitian mengungkapkan bahwa 50 persen pengemudi dengan

rentang usia antara 15 dan 17 tahun yang terlibat kecelakaan, meninggal dunia.

FARS juga mengeluarkan data bahwa sebanyak 82% mobil dikendarai remaja

yang terlibat kecelakaan tersebut hancur. Sebagian besar mobil yang hancur

tersebut berusia lebih dari 6 tahun. Lebih jauh para peneliti juga memberikandata

hasil survey dengan responden para orangtua pada Mei 2014 yang menunjukkan

bahwa 60% remaja menggunakan mobil berusia 8 tahun.

4.2 Gambaran Umum Gagasan

Risk Assessment and Safety Software (RASS) merupakan sebuah aplikasi

modern yang mengutamakan efektivitas, efisiensi, dan fleksibilitas dalam proses

pengaksesan, aplikasi ini terintegrasi dengan handphone berbasis bahasa

pemrograman java. Bahasa pemrograman java yang digunakan adalah Java 2

Micro Edition (J2ME), paket J2ME merupakan basis yang digunakan pada

perangkat yang memiliki memori kecil seperti handphone & PDA. Software ini

merupakan perwujudan dari upaya promotif dan preventif kesehatan dan

keselamatan kerja berisi menu tentang yang pertama informasi KIE (Komunikasi

Informasi dan Edukasi) yang meliputi pengertian KIE, prinsip KIE, dan elemen

KIE. kedua analisis risko kerja yang berisis tentang identifikasi bahaya, penilaian

risiko, dan upaya pegendalian. ketiga terdapat analisis penilaian egronomi dan

yang keempat pelaporan yang berbasis rapid survey (survei cepat).

RASS juga dilengkapi dengan fitur games yang berguna untuk menyegarkan

pikiran pengguna aplikasi RASS, games yang disajikan terdiri dari beberapa jenis

yakni games menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), games tebak kata tentang

kesehatan keselamatan kerja, dan yang terakhir games tebak gambar. Selain

digunakan untuk menyegarkan pikiran pengguna aplikasi games ini juga berguna

untuk mengasah kembali pengetahuan pengguna aplikasi serta menyisipkan

Page 20: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

14

pengetahuan mengenai analisis risiko (risk assessment) dari setiap pekerjaan dan

lingkungan kerja sebagai bentuk upaya preventif dan promotif kesehatan dan

keselamatan kerja dilingkungan kampus atau perguruan tinggi.

RASS tidak memiliki kesulitan yang tinggi dalam penggunaannya. Cara

mendapatkan master of file dan pengoperasiannya pun tidak rumit. Selain itu,

ekstensi java yang dimiliki RASS dapat dioperasikan pada hampir semua

handphone di era 20-an, sedangkan saat ini telah banyak masyarakat yang

mengunakan handphone yang berbasis android, java dan lain-lain artinya

handphone sudah tidak menjadi barang yang mewah namun merupakan barang

yang murah dan mudah di dapat bahkan semua orangpun punya dan bisa

mengoprasikan handphone. Sehingga kondisi ini memungkinkan masyarakat

umum untuk mudah menggunakan. Risk assessment and safety software inovasi

teknologi berbasis mobile phone, sebagai upaya promotif dan preventif K3.

Keunggulan dari gagasan ini adalah :

1. Berisikan informasi mengenai pengertian, prinsip, dan filosofi keselamatan

dan kesehatan kerja untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.

2. Terdapat menu untuk analisis risko (risk assessment) yang terdiri

identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko dan upaya pengendalian.

3. Berisikan analisis ergonomi yaitu melakukan penilaian ergonomi dengan

metode RULA, REBA atau OWAS secara cepat dan tepat dengan

mengunakan kamera handphone.

4. Berisikan games yang ditujukan untuk menyegarkan pikiran pengguna

aplikasi RASS yang bertujuan untuk mengedukasi secara menyenangkan

dengan permainan yang asik dan menarik.

5. Aplikasi RASS sangat efektif dan praktis sehingga mudah dibawa kemana–

mana dan kapan saja.

6. Mudah didapat oleh semua orang karena software dapat diunduh secara

otomatis melalui internet atau secara lasung di handphone dengan aktif

paket internet.

7. Dapat digunakan rapid-survey (survei cepat) sebagai penelitian dan laporan

perkembangan lokasi yang rawan terjadi kecelakaan kerja di lingkungan .

Page 21: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

15

8. Aplikasi software dapat di-upgrading dan tersedia dalam beberapa versi

secara bertahap sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.

9. Terdapat 2 tipe aplikasi, tipe offline yang menyediakan semua konten pada

software, dan tipe online untuk bisa mengupdate pada versi terbaru software

RASS.

Gambar 4.1 Tampilan menu-menu RASS pada mobilephone

Gambaran Aplikasi

1. HOME

Berisi tentang pengantar dan pengenalan produk RASS kepada pengguna

yang meliputi informasi: tujuan pembuatan software, manfaat dan sasaran

pengguna.

2. KIE K3

Menu ini berisi tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan pengertian,

prinsip, filosofi, hirarki pengendalian, serta peraturan tentang kesehatan dan

keselamatan kerja.

Page 22: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

16

3. ANALISIS RISIKO (RISK ASSESSMENT)

Gambar 4.2 Tampilan menu Analisis risiko dan analisis ergonomi

Menu ini berisikan analisis resiko yang terdiri identifikasi potensi bahaya,

penilaian risiko dan upaya pengendalian risiko, analisis resiko berbentuk checklist

hazard identification and risk assessment yang telah di setting dan terintegrasi

dengan handphone dimana seseorang penguna mengisi cheklis identifikasi bahaya

dan laporan kejadian kecelakaan kerja yang sedang terjadi, melakukan penilaiana

risiko berdasarkan kategori dan standart yang telah ditentukan. kemudian di pilih

prioritas risiko sesuai pendapat atau usulan masing-masing penguna. Kemudian

mengisi saran dan upaya yang harus dikendalikan dan terakhir dilakukan

penyusunan upaya pengendalian risiko.

4. ANALISIS ERGONOMI

Analisis ergonomi dalam pengambilan gambar mengunakan kamera

handphone secara langsung. Kemudian di simpan dan dilakukan analisis tingkat

ergonomi pada foto posisi kerja. selanjutnya dilakukan penilaian sesuai standard

menggunakan metode RULA, REBA, atau OWAS dengan cara memasukan nilai

atau skor yang telah ditentukan tiap kriterian. kemudian secara otomatis tingkat

resiko ergonomi pada posisi kerja dapat di tentukan dengan mudah dan praktis

Page 23: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

17

dan di ulangi sampai menemukan posisi kerja yang ergonomis dan nyaman bagi

setiap pekerja di lingkungan kampus atau perguruan tinggi.

5. PELAPORAN

Menu ini berisikan menu laporan atas kejadian kecelakaan kerja atau

penyakit akibat kerja yang terjadi dilingkungan yang berisi waktu, tempat,

keterangan kejadian, serta dokumen yang dapat diisikan pengguna aplikasi RASS

kapan saja dan dimana saja.

6. GAMES

Menu ini berisikan tiga macam games yakni games mencocokkan APD

(Alat Pelindung Diri) sesuai dengan tempat atau lingkungan kerja. yaitu terdapat

pilihan yang beragam perlengkapan APD yang akan dikenakan, games tebak-

tebak kata dimana terdapat sebuah gambar APD yang merupakan soal yang

kemudian harus dijawab dengan menyusun huruf yang terdapat pada kata acak

yang telah disediakan, dan games tebak-tebak gambar, dimana terdapat gambar

yang juga diberi keterangan soal juga terdapat pilihan jawaban yang disediakan

yang kemudian dapat dipilih salah satu.

7. Rapid Survey (survey cepat).

Salah satu menu yang terdapat dalam RASS adalah rapid survey (survey

cepat). Survei cepat merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dapat

menggambarkan keadaan atau kejadian kecelakaan di lingkungan kerja dan dapat

digunakan sebagai penunjang dari analisis risiko yang telah ada. Rapid-survey ini

dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kejadian kecelakaan dalam

jangka waktu yang relatif pendek, dengan biaya yang murah dan hasil yang

optimal. Bentuk kuesionernya pun sederhana dan relatif mudah sehingga tidak

memerlukan pelatihan secara khusus (Stone, 1993). Selain murah dan cepat,

keunggulan lainnya adalah penelitian survei dapat digunakan untuk

mengumpulkan informasi secara sistematis mengenai berbagai hal. Melalui rapid-

survey ini diharapakan dapat menjadi salah satu acuan informasi mengenai tempat

yang berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Selain itu, berguna untuk

memberikan laporan bulanan atau tahunan terkait kejadian kecelakaan kerja

dilingkungan kampus atau perguruan tinggi.

Page 24: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

18

4.3 Langkah Strategis

Gagasan penggunaan Risk Assessment and Safety Software (RASS) dapat

terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai berikut:

Gambar 4.3 Alur implementasi gagasan risk assessment and safety software

Penulis mengeksplorkan ide melalui gagasan tertulis merencanaan,

programmer kemudian mengajukan dan mengadvokasi ide tersebut kepada

pemerintah yaitu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau lembaga swasta.

Setelah itu, Provider of Mobilephone perusahaan seluler membuat aplikasi RASS

dan mengujicobakan pada handphone yang diproduksi. Selanjutnya, sosialisasi

tentang aplikasi RASS kepada masyarakat atau khususnya mahasiswa atau civitas

akademika di perguruan tinggi.

4.4 Pihak-pihak yang Terlibat

Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pewujudan Risk Assessment and

Safety Software (RASS) yang berupa inovasi teknologi berbasis mobilephone

sebagai upaya promotif dan preventif K3 adalah sebagai mana dijelaskan pada

tabel berikut.

Tabel 4.2 Pihak-pihak yang terlibat dalam Implementasi

Pelaksana Program yang diterapkan

Mahasiswa

Keterlibatan mahasiswa dalam Risk Assessment and Safety

Software (RASS) adalah sebagai perancang, programmer,

serta pengembang inovasi. Tim RASS terdiri dari

mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat sebagai

pengembang inovasi serta teknik promosi media kesehatan

dan mahasiswa Program Studi Sistem Informasi sebagai

perancang serta programmer software.

Penulis /Mahasisw

a

Pemerintah (DinasTenaga

Kerja dan Transmigrasi)

Provider of Mobilephone

LSM, NGO atau

Lembaga lainya

Pengguna software RASS (mahasiswa

atau civitas akademika)

Page 25: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

19

Pemerintah Pemerintah dalam hal ini bertugas sebagai pendukung Risk

Assessment and Safety Software (RASS) melalui

kebijakan, publikasi dan pendanaan untuk kontinuitas yang

lebih baik.

Provider of

Mobilephone

Implemetasi Risk Assessment and Safety Software (RASS)

secara nasional membutuhkan kerjasama dengan

pemegang perusahaan seluler untuk menyertakan aplikasi

RASS disetiap handphone yang diproduksi. Selain itu

menjalin kerjasama dengan Asosiasi Telekomunikasi

Seluler Indonesia untuk menguatkan dukungan terhadap

RASS.

Perguruan Tinggi/

Kampus

Mendukung serta memfasilitasi dalam penerapan Risk

Assessment and Safety Software (RASS) selain itu juga

menindaklanjuti dari hasil analisis risko (identifikasi

bahaya, penilaian risiko dan menyusun upaya

pengendalian) untuk di dukung dalam sebuah program dan

kebijakan.

Pengguna Software

khususnya civitas

akademika

Pengguna berfungsi sebagai pengguna RASS dimana

pengguna disarankan memiliki handphone yang nantinya

terpasang software RASS. Sehingga harapannya melalui

aplikasi tersebut dapat meningkatkan pengetahun, serta

meningkatkan kewaspadaan bagi civitas akademika.

4.5 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Ancama dan Peluang

Adapun analisis kekuatan, kelemahan, ancama dan peluang (analisis

SWOT) dalam penerapan aplikasi Risk Assessment and Safety Software (RASS)

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Analisis SWOT Risk Assessment and Safety Software (RASS)

STRENGTH WEAKNESS

1. RASS mudah dioperasikan dan

terintegrasi dengan mobilephone.

2. RASS efektif dan praktis

sehingga mudah dibawa kemana

saja.

3. RASS berisikan games yang

dapat meningkatkan pengetahuan

serta meningkatkan daya ingat

pengguna.

4. Memiliki 5 keunggulan utama

yaitu adanya informasi mengenai

1. Teknologi RASS hanya dapat

dioperasikan pada mobilephone yang

berbasis bahasa pemrograman java,

minimal J2ME selebihnya berbasis

android.

2. Dibutuhkan dana yang cukup besar

untuk perancangan produk.

3. Perlu adanya sosialisasi tutorial

penggunaan RASS pada pengguna

(civitas akademika).

4. Kemungkinan adanya pemalsuan

Page 26: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

20

KIE K3, Analisis risiko (terdiri

identifikasi bahaya, penilaian

risiko dan penyusunan upaya

pengendalian) dan anlisis

egronomis.

5. Adanya rapid-survey (survei

cepat) sebagai penelitian dan

laporan perkembangan lokasi

rawan kecelakaan dan penyakit

akibat kecelakaan.

data oleh pengguna software.

OPPORTUNITY THREAT

1. Sistem informasi analisis risiko

dan keselmayt kerja sangat

terbatas, sehingga dengan

adannya program aplikasi RISS

akan menambah deretan sistem

informasi manajemen risiko pada

lokasi tau lingkungan kerja pada

kampus

2. Mobilephone merupakan produk

yang lazim dimiliki oleh tiap

individu, sehingga operasi

program ini akan lebih mudah

diterima dan praktis.

3. Program RASS juga

mempermudah peneliti untuk

mendapatkan data yang valid

terkait lokasi rawan kecelakaan

dan penyakit akibat kecelakaan.

Sehingga perumusan kebijakan

akan tepat guna.

4. Setiap civitas akademiak mudah

mengakses informasi tentang

analisis risiko dan pengendalian

risiko, lokasi-lokasi yang rawan

kecelakaan kerja serta

mengetahui langkah apa yang

harus dilakukan.

1. Hambatan dana untuk pemeliharaan

program.

2. Adanya ancaman dari hacker

sehingga terdapat pemalsuan

informasi yang nantinya akan

merubah data yang ada.

3. Perlu adanya koneksi dengan

internet.

Page 27: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

21

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Risk Assessment and

Safety Software (RASS) merupakan sebuah aplikasi modern yang mengutamakan

efektivitas, efisiensi, dan fleksibilitas dalam proses pengaksesan, aplikasi ini

terintegrasi dengan handphone berbasis bahasa pemrograman Java 2 Micro

Edition (J2ME). Software ini berisi menu tentang yang pertama informasi KIE

(Komunikasi Informasi dan Edukasi) yang meliputi pengertian, prinsip, dan

elemen K3. Kedua analisis risiko (risk anssessment) yang berisi tentang

Identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko dan upaya pengendalian risiko, dan

ketiga terdapat menu analisis egronomi, keempat terdapat rapid survey (survei

cepat) dan yang kelima dilengkapi dengan fitur games-game tentang K3 yang

berguna untuk menyegarkan pikiran pengguna aplikasi RASS.

Teknik Implementasi yang dilakukan penulis dengan menuangkan ide

melalui gagasan tertulis kepada pemerintah pusat, kementerian riset, teknologi

dan perguruan tinggi kemudian, dinas tenaga kerja dan tranmigrasi dan pihak-

pihak terkait dalam melaksanakan program RASS yaitu pemerintah, provider of

mobilephone, civitas akademika dan penguna. Adanya analisis kekuatan dan

peluang dalam proses implementasi RASS digunakan untuk melihat sejauh mana

aplikasi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi pengguna maupun penggagas

ide serta dapat meminimalkan kelemahan dari aplikasi ini. Selain itu, dengan

analisis hambatan diharapakan aplikasi ini bisa memberikan solusi terhadap

hambatan yang akan terjadi.

Pihak-pihak yang terlibat dalam program ini adalah mahasiswa atau civitas

akademika perguruan tinggi sebagai perancang, programmer, serta pengembang

inovasi. Pemerintah (kementerian riset, teknoogi dan perguruan tinggi) sebagai

pendukung melalui kebijakan, publikasi dan pendanaan untuk keberlanjutan

RASS yang lebih baik. Provider of Mobilephone sebagai penyedia aplikasi

handphone yang diproduksi serta sebagai bentuk kerjasama untuk menguatkan

dukungan terhadap aplikasi ini.

Page 28: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

22

Aplikasi ini cocok untuk peningkatan pengetahuan, menganalisis risiko,

mengidentifikasi potensi bahaya, melakukan penilaian resiko dan menyusun

upaya pengendalian pada resiko di tempat kerja pada kampus atau perguruan

tinggi sebagai upaya tindakan preventif dan promotif keselamatan dan kesehatan

kerja, selain itu terdapat pula menu tambahan yaitu game K3 dan rapid-survey

guna menganalisis laporan kasus atau kejadian kecelakaan kerja di kampus. Oleh

sebab itu, RASS (Risk Assessment and Safety Software) sebagai inovasi teknologi

yang terintegrasi dengan handphone layak digunakan sebagai cara untuk

mencegah dan mempromosikan keselamatan kerja di lingkungan kampus.

5.2 Saran

Saran yang ditujukan untuk gagasan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai

berikut:

1. Aplikasi ini dapat dibuat dan dapat diimplementasikan secara langsung oleh

civitas akademika di lingkungan kampus.

2. Pemerintah dapat memberi dukungan dalam penerapan sistem ini melalui

kebijakan, sosialisasi maupun bentuk dana.

3. Mayoritas bahakan semua mahasiswa telah memiliki handphone yang

mendukung kerja sistem RASS.

4. Perbaikan sistem serta optimasi secara berkelanjutan sesuai perubahan menu

atau variasi informasi yang baru.

5. Pengguna RASS selalu meng-update informasi terbaru guna meningkatkan

versi terbaru.

Page 29: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

23

DAFTAR PUSTAKA

Ade. 2012. [serial online].

http://economy.okezone.com/read/2012/10/16/320/704821/kerugian-

kecelakaan-kerja-capai-rp280-triliun-tahun. [diakses 23 April 2015]

Anonim. [serial online].

http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/viewFile/581/5

78. [diakses 23 April 2015]

Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Rineka Cipta: Jakarta.

Depnaker RI, 2005 trinaing bidang kebakarang. Jakarta. 1999

Dyah Wulansari, Desy. 2012.

http://eprints.uns.ac.id/4893/1/103572909200908231.pdf. [diakses 23 April

2015]

Evren Sirait, Santo. 2015. [serial

online].http://news.okezone.com/read/2015/01/01/15/1086766/hampir-50-

pengemudi-remaja-tewas-akibat-kecelakaan. [diakses 23 April 2015]

Ferraro, Lidia. (2002). Measuring Safety Climate: The Implications For Safety

Performance. The University of Melbourne.

Ismara, Ima.2011 Budaya K3 dan Performansi K3. Paper Kajian Teori

Jamsostek. 2012 Penerbitan PP SMK-3 Diharapkan Tekan Kasus Kecelakaan

Kerja.[serial online] www.jamsostek.co.id [diakses 21 April 2015].

Kurniawidjaja, L. Meily. 2012. Teori dan. Aplikasi Kesehatan Kerja. Edisi 3.

Jakarta : UI-Press.

Markkanen. 2004. Occupational Safety and Health in Indonesia. Manila:

International Labor Organization.

Riyadina, Roro. 2008. Cedera Akibat Kerja Pada Pekerja Industri di Kawasan

Industri Pulo Gadung Jakarta. Majalah kedokteran Indonesia, volum:

58,nomor: 5 Mei 2008.

Rizky, Y. 2009. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Aman

Berkendara (Safety Driving) Pada Pengemudi Taksi Di PT. “X” POOL“Y”

Tahun 2009. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas

Indonesia: Jakarta. Diakses melalui www.digilib.ui.ac.id tanggal 15 April

2015

Page 30: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

24

Rosidi, Iman. 2012. [serial online].

http://ekbis.sindonews.com/read/680309/34/kerugian-kecelakaan-kerja-

capai-rp280-t-tahun-1350388050. [diakses 23 April 2015]

Suardi R. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:

PPM

Sukarmin, Yustinus. 2009. Sikap Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas.

Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES)..

Jakarta: Sagung Seto, 2009. 1-24 p.

Tarwaka. 2014. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta:

Harapan Press.

Tjipto, S. 2009. Peran Ilmu K3 di Masa Depan. http//adln.lib.unair.ac.id. diakses

tanggal 24 April 2015.

Zubaedah, Siti. 2009. Evaluasi Implementasi Program Observasi Keselamatan di

service department PT Trakindo Utama Cabang Jakarta Tahun 2009.

Page 31: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

25

LAMPIRAN 1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Ketua Tim

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Aisyah Amin

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Kesehatan Masyarakat

4 NIM 142110101109

5 Tempat dan Tanggal Lahir Blitar, 12 September 1995

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/ HP 081554160097

B. Karya Tulis Ilmiah yang pernah dibuat

No Judul Tahun

1 Bakso Bang Jali 2014

2 Koperasi Pekerja Berbasis Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (KOPJA-K3) pada Pekerja Sektor Informal

sebagai upaya mendukung BPJS Menuju Universal

Health Coverage (UHC) 2019

2015

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1 PKM-Kewirausahaan lolos

didanai dikti tahun 2015

Dikti 2015

Jember, 26 April 2015

Pengusul,

(Aisyah Amin)

NIM. 142110101109

Page 32: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

26

2. Anggota 1

D. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Khairul Anwar

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

4 NIM 112110101049

5 Tempat dan Tanggal Lahir Bojonegoro, 16 September 1992

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/ HP 085745106202

E. Karya Tulis Ilmiah yang pernah dibuat

No Judul Tahun

1. Pemberdayaan “KPK” sebagai upaya Pengendalian

Sampah dan Pembangunan Ekonomi di Desa Pakis

Kecamatan Panti Kabupaten Jember

PKM-M

2012

2. KOMA (Komunitas Masyarakat Berencana): Program

Berbasis BCC sebagai upaya Pengendalian Pernikahan

Dini di Pedesaan

PKM-GT

2013

3. Kusta Screening Empowerment Society :

Pemberdayaan Masyarakat untuk Deteksi Dini Kusta

dengan Metode Hope Needle.

PKM-AI

2014

4. Pembentukan dan Pemberdayaan "Pro-KB" (Program

Komunitas Berencana) Berbasis BCC sebagai upaya

Pengendalian Pernikahan Dini di Desa Sidomukti

Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

PKM-M

2013

5. KAPolSi (Kader Anti Polusi) Berbasis BCC sebagai

upaya Peningkatan Kualitas Udara Akibat Emisi

Kendaraan Bermotor

LKTI

MITI

2014

6. SI-PENTUZ (Sistem Penilaian Status Gizi) : Inovasi

Aplikasi Kasir sebagai Upaya Pengatur Pola Konsumsi

pada Rumah Makan Fast Food

PKM-KC

2014

7. IMUN-TB (Intensive Communities Care Tuberculosis)

Berbasis Experiential Learning Theory sebagai upaya

Peningkatan Kepatuhan Minum Obat Anti

Tuberculosis

pada Penderita TB Paru

LKTI TB

2014

8. KOPMA-Syari’ah : sebagai upaya Peningkatan Jiwa

Enterpreneurship Muslim pada Mahasiswa dan

Meningkatkan Kualitas Lulusan di Perguruan Tinggi

GDI

UNPAD

2014

9. Criwul: Inovasi Crepes Tiwul sebagai Olahan

Makanan Alternatif Pencegahan Penyakit Degeneratif

2014

Page 33: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

27

10. Analisis Ergonomi dan Keselamatan Kerja pada

Pekerja Tambang Belerang di Gunung Ijen dengan

Metode JSA/O-ROR

PKM-P

2014

11. SILA WAQUNI (Generasi Islam Berjiwa Qur’ani) :

Program Preventif Masalah Perilaku Seks Pranikah

Remaja Menuju The Brilliant Generation Of

Indonesian Moeslem

GDI

UNPAD

2014

12. Penerapan Sistem BAK-PAW (Bank Sampah Wisata)

sebagai upaya Pengendalian Sampah Anorganik di

Tempat Wisata

NNC

UNNES

2014

13. Smart Sheet Berbasis N.A.S (Nutritional Assessment

System)

LKTI

UNLAM

2014

14. Counseling Software Mobilephone (CSM-HIV/AIDS):

Inovasi Teknologi Canggih Berbasis Qur’ani sebagai

Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup ODHA dan

sebagai Pemeliharaan Kepatuhan Minum Obat ARV

LKTI IMF

2014

15. Struk Pintar Berbasis SI-PENTUZ (Sistem Penilaian

Status Gizi) : Inovasi Aplikasi Kasir sebagai upaya

Pengatur Pola Konsumsi pada Rumah Makan Fast

Food

LKTI III

UNAND

2015

F. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1 JUARA I Lomba Kaligrafi IONS MIPA UNEJ 2012

2 PKM-Pengabdian Masyarakarat

lolos dan didanai tahun 2012

Dikti 2013

3 JUARA III MTQM Khot Al-

Qur’an Universitas Jember

LDK UNEJ 2013 2013

4 PKM-Gagasan Tertulis lolos dan

didanai tahun 2013

Dikti 2013

5 PKM-Pengabdian Masyarakarat

lolos dan didanai tahun 2014

Dikti 2014

6 PKM-Artikel Ilmiah lolos dan

didanai tahun 2014

Dikti 2014

7 Finalis National Research Camp UKM Penelitian

UNNES

2014

8 Finalis Islamic Medical Science

Festival (IMSF) Tahun 2014

Fak. Kedokteran

UNAIR

2014

Page 34: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

28

9 Juara III Karya Tulis Ilmiah Al-

Qur’an MTQM

LDK UNEJ 2014 2014

10 Juara I LKTI Nasional IPHA

(Indonesia Public Health Award)

FK UNLAM 2014

11 Juara I LKTI III Nasional FKM

Universitas Andalas Padang

BEM KM FKM

UNAND

2015

12 PKM-Penelitian lolos dan

didanai tahun 2015

Dikti 2015

13 Juara III LKTIM tingkat Nasional

“PYTHOPLASM” Tahun 2015

Univ. Tanjungpura

Pontianak

2015

Jember, 26 April 2015

Pengusul,

( Khairul Anwar )

NIM. 112110101049

Page 35: Universitas Jember Risk Assessment and Safety Software Rass

29

3. Anggota 2

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Andriana Putri Wijaya

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

4 NIM 142110101163

5 Tempat dan Tanggal Lahir Jombang 11 Desember 1996

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/ HP 085608337112

B. Karya Tulis Ilmiah yang pernah dibuat

No Judul Tahun

1. Nata de banana skin (inovasi nata dari kulit pisang) 2012

2. Pembatas binder dan tas sebagai inovasi media

kesehatan HIV/AIDS.

2015

3. Sepeda (Smart Plan for education) penambahan materi

kesehatan pada jam olah raga serta penggantian jam

olahraga pada sore hari.

2015

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

- - -

Jember, 26 April 2015

Pengusul,

(Andriana Putri)

NIM. 142110101163