View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan,
dan Persepsi Keamanan Terhadap Minat Penggunaan Transaksi
Online
Disusun Oleh:
Tania Yolandia Larasati Kuswanto
Dr. Zaki Baridwan, Ak., CA., CPA.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya,
Jl. MT. Haryono 165, Malang
Email: taniayolandia@yahoo.co.id atau zakibarid1@yahoo.com
Abstract
This study tries to examine factors that influence the intention of using online
transactions by modifying Technology Acceptance Model (TAM) developed by Davis
in 1989. The survey to obtain data of this research was carried out on 220 university
students majoring in Accounting of Economic and Business Faculty of Brawijaya
University who had the experience of using online transaction as the respondent. The
data was analyzed using Partial Least Square (PLS) ver. 2.0M3. The result of the
analysis shows that the construct of trust, perceived usefulness, perceived ease of use,
and perceived security affect the intention of using online transactions. The
implications of this research are relevant for online businesses to give more attention
especially in factors of trust, perceived usefulness, perceived ease of use, and
perceived security, so they can improve their services.
Keywords: Technology Acceptance Model (TAM), Trust, Perceived Security,
Intention, Online Transaction.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi minat untuk
menggunakan transaksi online dengan memodifikasi model Technology Acceptance
Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989. Penelitian ini
menggunakan metode survei untuk memperoleh data. Responden penelitian ini
sebanyak 220 mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya yang pernah melakukan transaksi online. Peneliti
menggunakan Partial Least Square (PLS) versi 2.0M3 untuk menguji data penelitian.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa konstruk kepercayaan, persepsi manfaat,
persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan berpengaruh terhadap minat untuk
menggunakan transaksi online. Implikasi dari penelitian ini relevan bagi pihak pelaku
bisnis online dan manajemen agar memperhatikan kembali faktor kepercayaan,
persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan untuk meningkatkan
layanan bertransaksi online.
Kata Kunci: Technology Acceptance Model (TAM), Kepercayaan, Persepsi
Keamanan, Minat, Transaksi Online.
PENDAHULUAN
Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang dapat membantu melakukan
dan menyelesaikan pekerjaan ataupun tugas-tugas yang berhubungan dengan
informasi (Haag dan Keen, 1996). Dalam perkembangannya, teknologi informasi
berpengaruh besar untuk organisasi-organisasi modern dalam membuat keputusan,
sehingga hal ini menyebabkan semua pekerjaan yang ada pada organisasi tersebut
dapat terselesaikan secara cepat, akurat, dan efisien (Wardiningsih, 2009). Namun
sejalan dengan perkembangannya, pengguna juga membutuhkan adanya inovasi
teknologi informasi yang lebih canggih. Oleh karena itu, para peneliti berupaya untuk
menciptakan suatu inovasi dalam bidang teknologi informasi yang saat ini dikenal
dengan internet.
Menurut Sidharta (1996), internet merupakan sumber informasi dan dipandang
sebagai perpustakaan multimedia yang sangat lengkap, luas, dan mudah untuk
dijangkau karena hampir semua aspek kegiatan masyarakat terdapat di internet.
Banyaknya manfaat yang diberikan oleh internet menyebabkan para pengguna
menggunakan internet sebagai media untuk melakukan transaksi jual-beli secara
online.
Transaksi online adalah aktivitas jual-beli yang dilakukan oleh penjual dan
pembeli dimana menggunakan internet sebagai media penghubung. Menurut Purbo
dan Wahyudi (2001), faktor utama yang menjadi penyebab perkembangan transaksi
secara online adalah karena segala transaksi yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan
mudah dan cepat. Selain itu terdapat beberapa faktor pendukung lainnya, yaitu yang
pertama adalah jumlah pengguna internet yang semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Hal ini dibuktikan dengan hasil riset nasional yang dilakukan oleh Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan PusKaKom UI yang menyebutkan
bahwa selama tahun 2014 menunjukkan kenaikan pertumbuhan pengguna internet
sebesar 16,2 juta pengguna dari tahun sebelumnya, yaitu dari 71,9 juta menjadi 88,1
juta pengguna (http://www.apjii.or.id/). Karena meningkatnya jumlah pengguna
internet, maka para pelaku bisnis berlomba-lomba untuk menjalankan bisnisnya
secara online. Kedua, meningkatnya daya beli masyarakat melalui internet. Hal ini
sesuai dengan hasil riset nasional oleh APJII yang menyebutkan bahwa pada tahun
2014 transaksi jual-beli secara online yang saat ini sedang marak terjadi telah
mengalami kenaikan pengguna sebesar 6% dari tahun sebelumnya, yaitu 5% menjadi
11% (http://www.apjii.or.id/). Ketiga, inovasi dari teknologi informasi yang lebih
mudah, cepat, dan murah dimana internet tidak hanya dapat diakses melalui komputer
saja, namun saat ini dapat dilakukan melalui telepon genggam (handphone). Dengan
menggunakan handphone, para pengguna dapat mengakses internet selama 24 jam
dan dimanapun mereka berada.
Manfaat yang diperoleh dari aktivitas transaksi online sangatlah banyak, baik bagi
pelaku bisnis maupun konsumen. Namun banyaknya keuntungan yang diperoleh
dalam melakukan aktivitas transaksi online ternyata belum dapat menarik perhatian
pengguna internet secara keseluruhan meskipun dari tahun ke tahun masyarakat yang
melakukan transaksi ini telah mengalami kenaikan sedikit demi sedikit. Sehingga
penting bagi para pelaku bisnis untuk mempelajari mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi minat konsumen dalam menggunakan transaksi online.
Terdapat beberapa teori yang membahas tentang faktor- faktor yang
mempengaruhi minat keperilakuan individu. Salah satunya adalah Technology
Acceptance Model (TAM) yang diperkenalkan oleh Davis (1989) dalam penelitiannya
mengenai penerimaan teknologi informasi terhadap penggunaan komputer
(Rahmawati, 2010). TAM merupakan model teori yang digunakan untuk menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan individu atas penggunaan sistem
informasi berbasis teknologi. Konstruk utama yang terdapat dalam TAM adalah
persepsi manfaat dan persepsi kemudahan dimana kedua konstruk ini dapat
mempengaruhi minat konsumen dalam menggunakan transaksi berbasis online. Hal
ini didukung oleh Jogiyanto (2007) yang menjelaskan bahwa individu akan berminat
untuk menggunakan suatu teknologi jika merasa sistem teknologi tersebut bermanfaat
dan mudah dalam penggunaannya.
Telah banyak peneliti terdahulu yang menjadikan Technology Acceptance Model
(TAM) sebagai landasan untuk penelitiannya. Yaobin dan Tao (2007) melakukan
penelitian tentang kepercayaan awal konsumen pada toko online di China. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan dan persepsi manfaat mempunyai
pengaruh positif terhadap minat pembelian pada toko online. Sin et. al. (2012)
melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen
untuk melakukan pembelian secara online melalui website sosial media di Malaysia
dengan memodifikasi Technology Acceptance Model (TAM). Selain variabel utama
yang adalah pada TAM, Sin et. al. (2012) menambahkan variabel eksternal sebagai
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat konsumen untuk bertransaksi online,
yaitu norma subyektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel dalam
penelitian Sin et. al. (2012) berpengaruh positif terhadap minat konsumen untuk
bertransaksi online. Meskaran et. al. (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh
kepercayaan dan persepsi keamanan terhadap minat pembelian secara online di
Malaysia. Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa adanya hubungan signifikan
dan positif antara persepsi keamanan dan variabel-variabel lainnya dalam penelitian
dengan minat penggunaan transaksi online.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti ingin meneliti faktor-faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi minat penggunaan transaksi online. Penelitian ini
didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Yaobin dan Tao (2007), Sin et.
al. (2012), serta Meskaran et. al. (2013). Peneliti ingin menguji apakah hasil
penelitian akan sama jika menggunakan sampel yang berbeda. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Yaobin dan Tao (2007), peneliti mengambil satu variabel yang
dapat mempengaruhi minat penggunaan transaksi online, yaitu variabel kepercayaan
(trust). Untuk penelitian yang dilakukan oleh Sin et. al. (2012), peneliti mengambil
dua variabel yang dapat mempengaruhi minat penggunaan transaksi online, yaitu
variabel persepsi manfaat (usefulness) dan persepsi kemudahan (ease to use) yang
merupakan konstruk utama dari salah satu teori sistem informasi keperilakuan yang
dikenal dengan Technology Acceptance Model (TAM), sedangkan untuk penelitian
yang dilakukan oleh Meskaran, et al (2013), peneliti mengambil satu variabel yang
dapat mempengaruhi minat penggunaan transaksi online, yaitu variabel persepsi
keamanan (security). Peneliti akan menggabungkan variabel-variabel yang ada pada
ketiga penelitian tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan masalah yang diteliti, yaitu: 1) Apakah kepercayaan berpengaruh positif
terhadap minat penggunaan transaksi online?, 2) Apakah persepsi manfaat
berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online?, 3) Apakah persepsi
kemudahan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online?, 4)
Apakah persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi
online?.
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi
Teknologi informasi dalam perkembangannya sangat berperan penting dalam
kemajuan sistem informasi akuntansi karena segala sesuatu yang berhubungan
dengan informasi mudah didapatkan (Sunarta dan Astuti, 2005). Menurut Martin,
Brown, De Hayes, Hoffer, dan Perkins (2005) dalam Suyanto (2005:8), teknologi
informasi adalah gabungan dari teknologi komputer yang terdiri atas hardware dan
software dengan teknologi komunikasi yang berguna untuk mengolah, menyimpan,
dan menjadikan data sebagai informasi yang berguna, sedangkan Wardiana (2002)
berpendapat bahwa teknologi informasi adalah suatu teknologi yang berfungsi untuk
mengolah data baik memproses, mendapatkan, menyimpan data dengan segala cara
guna menghasilkan informasi yang berkualitas dan dapat secara efektif serta efisien
digunakan untuk pengambilan keputusan oleh individu, pemerintah, maupun pelaku
bisnis.
Peran teknologi dalam sistem informasi akuntansi sangat penting karena
pemrosesan dan pengolahan data-data menjadi suatu informasi dapat diperoleh secara
cepat, tepat, efektif, dan efisien yang berguna untuk pengambilan keputusan. Sistem
Informasi Akuntansi berbasis Teknologi adalah suatu sistem yang dapat memproses,
mengolah, dan menyebarkan informasi yang berkaitan dengan akuntansi dimana
dapat dilakukan secara lebih cepat dan ekonomis (Artha, 2011), sedangkan menurut
Dewi (2015), sistem informasi akuntasi berbasis teknologi merupakan suatu sistem
yang dioperasikan dengan menggunakan teknologi sebagai basis untuk menghasilkan
informasi-informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berbagai pihak yang
berkepentingan. Kecanggihan sistem informasi dan teknologi juga mempengaruhi
dunia bisnis salah satunya dalam aktivitas transaksi online yang saat ini sedang marak
dilakukan.
Model Teori Sistem Infomasi Keperilakuan
Menurut Jogiyanto (2007), sistem informasi keperilakuan adalah suatu sistem
yang dapat menjelaskan mengenai faktor-faktor keperilakuan dalam diri individu
terhadap hubungannya dengan sistem informasi yang bersangkutan. Penelitian ini
bertujuan untuk meneliti faktor-faktor keperilakuan dari individu yang dapat
mempengaruhi minat konsumen dalam menggunakan transaksi online. Dalam hal ini,
faktor-faktor yang diteliti adalah kepercayaan, persepsi manfaat, persepsi kemudahan,
dan persepsi keamanan. Faktor-faktor tersebut diteliti guna untuk mendukung dan
memperkuat bukti empiris dari penelitian sebelumnya mengenai pengaruhnya
terhadap minat penggunaan transaksi online. Beberapa varibel dalam penelitian ini
didasarkan pada teori sistem informasi keperilakuan, yaitu Technology Acceptance
Model (TAM) yang telah dimodifikasi. Variabel yang diadopsi dari TAM adalah
persepsi manfaat dan persepsi kemudahan. Sedangkan untuk variabel kepercayaan
dan persepsi keamanan digunakan sebagai konstruk tambahan.
Technology Acceptance Model (TAM) adalah model teori perilaku yang
dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989. Tujuan dari TAM adalah untuk
memberikan kerangka dasar dalam mengamati dan menelusuri pengaruh faktor
eksternal terhadap minat keperilakuan. Model ini dapat menjelaskan mengenai
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan individu terhadap suatu sistem
teknologi informasi. TAM merupakan adaptasi dari Theory of Reasoned Action
(TRA) yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975. Dalam
pengembangannya, TAM menambahkan dua konstruk ke model TRA, yaitu persepsi
manfaat dan persepsi kemudahan. Teori TAM menjelaskan bahwa minat perilaku
individu dipengaruhi oleh sikapnya terhadap penerimaan suatu produk yang
kemudian dipengaruhi oleh manfaat yang dirasakan dan kemudahan penggunaan atas
produk yang bersangkutan.
Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual dalam penelitian ini merupakan penggabungan dari
beberapa variabel dalam tiga penelitian terdahulu yang menguji tentang kepercayaan
awal konsumen pada toko online di China (Yaobin dan Tao, 2007), faktor-faktor
yang mempengaruhi minat konsumen untuk melakukan pembelian secara online
melalui website sosial media di Malaysia (Sin et. al., 2012), dan faktor-faktor yang
mempengaruhi minat konsumen untuk melakukan pembelian secara online melalui
website sosial media di Malaysia (Meskaran et. al., 2013). Peneliti menggabungkan
beberapa variabel independen yang berhubungan secara signifikan terhadap variabel
dependen berdasarkan ketiga penelitian terdahulu tersebut. Peneliti menguji pengaruh
kepercayaan, persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan terhdap
minat penggunaan transaksi online. Adapun model penelitian ini dapat dijelaskan
pada gambar 2.1.
Gambar 2.3
Model Penelitian
Kepercayaan
Persepsi
Manfaat
Persepsi
Kemudahan
Persepsi
Keamanan
Minat
Penggunaan
Yaobin dan Tao
(2007)
Sin et. al.
(2012)
Meskaran et. al.
(2013)
Perumusan dan Pengembangan Hipotesis
1. Konsep Minat Penggunaan Transaksi Online
Jogiyanto (2007:116) berpendapat bahwa minat merupakan keinginan yang
dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu hal tertentu. Suryabrata (2002)
menyebutkan bahwa minat adalah suatu perasaan suka dan tertarik pada diri
seseorang akan suatu hal. Pada dasarnya minat merupakan suatu bentuk penerimaan
oleh individu terhadap sesuatu hal diluar dirinya dimana semakin kuat penerimaan
oleh individu tersebut, maka semakin besar pula minat yang dimiliki.
Minat seseorang untuk menggunakan sistem teknologi informasi dalam
memenuhi kebutuhannya sangat dipengaruhi oleh keyakinan oleh individu itu sendiri
akan kegunaan sistem teknologi informasi (Thompson et. al., 1991). Menurut Arini
(2010), beberapa penelitian terdahulu mengindikasikan bahwa minat dalam
menggunakan sistem teknologi informasi merupakan salah satu indikator yang layak
untuk mengukur penggunaan sistem teknologi informasi di masa yang akan datang.
2. Hipotesis Pengaruh Kepercayaan (trust) Terhadap Minat Penggunaan
Transaksi Online
Menurut Rofiq (2007), kepercayaan merupakan suatu keyakinan seseorang akan
suatu hal dimana hal tersebut diyakini dapat memenuhi kewajibannya dengan baik
dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kepercayaan merupakan faktor utama yang
dapat mempengaruhi keberhasilan dari transaksi online. Karena suatu transaksi yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih tidak akan terjadi jika tidak ada kepercayaan dan
kesepakatan di masing-masing pihak.
Beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa kepercayaan
berpengaruh terhadap minat penggunaan transaksi online adalah penelitian yang
dilakukan oleh Yaobin dan Tao (2007), Chang dan Chen (2008), Chiu et. al. (2008),
Greenberg et. al. (2012), dan Juwaheer et. al (2012).
Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan pengujian mengenai kepercayaan terhadap minat penggunaan transaksi
online. Peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:
H1: Kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online.
3. Hipotesis Pengaruh Persepsi Manfaat (perceived of use) Terhadap Minat
Penggunaan Transaksi Online
Wibowo (2008:10) menyatakan bahwa persepsi manfaat merupakan suatu ukuran
seberapa besar keyakinan bahwa penggunaan teknologi akan memberikan manfaat
bagi penggunanya. Menurut viginsha (2011), jika konsumen memiliki persepsi yang
baik mengenai sistem teknologi informasi yaitu yakin bahwa hal tersebut dapat
memberikan manfaat, maka konsumen akan menggunakan sistem tersebut.
Sebaliknya, jika konsumen memiliki persepsi bahwa sistem teknologi informasi
tersebut tidak dapat memberikan manfaat, maka konsumen tidak akan menggunakan
sistem tersebut.
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh
terhadap minat penggunaan transaksi online, yaitu Sin et. al. (2012), Kallanmarthodi
dan Vaithiyanathan (2012), Jalal et. al. (2011), dan Jin et. al. (2014).
Oleh karena itu, peneliti memilih untuk menguji pengaruh persepsi manfaat
terhadap minat penggunaan transaksi online dengan merumuskan hipotesis alternatif
sebagai berikut:
H2: Persepsi Manfaat berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi
online.
4. Hipotesis Pengaruh Persepsi Kemudahan (perceived ease of use) Terhadap
Minat Penggunaan Transaksi Online
Menurut Jogiyanto (2007), persepsi kemudahan adalah keyakinan yang dimiliki
oleh individu bahwa dalam menggunakan suatu teknologi tidak memerlukan usaha
yang keras. Jika individu yakin bahwa teknologi tersebut mudah untuk digunakan,
maka ia akan menggunakannya. Sebaliknya, jika individu tersebut yakin bahwa
penggunaan dari teknologi tersebut rumit, maka ia tidak akan menggunakannya.
Berbagai studi empiris telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dalam
menguji hubungan antara persepsi kemudahan dengan minat penggunaan transaksi
online, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Chiu et. al. (2008), Mandilas et. al.
(2013), Lee et. al. (2000), dan Ramayah dan Ignatius (2005).
Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan pengujian mengenai persepsi kemudahan terhadap minat penggunaan
transaksi online. Peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:
H3: Persepsi Kemudahan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi
online.
5. Hipotesis Pengaruh Persepsi Keamanan (perceived security) Terhadap Minat
Penggunaan Transaksi Online
Suprapto (2014) berpendapat bahwa keamanan merupakan kunci utama dalam
mengevaluasi kualitas dari transaksi online dimana keamanan ini mencakup
perlindungan mengenai privasi dan penipuan serta hal-hal lainnya yang melibatkan
masalah informasi keuangan maupun non-keuangan. Jika seseorang menganggap
bahwa transaksi online aman untuk dilakukan, maka individu yang bersangkutan
akan melakukan transaksi online. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang berpersepsi
bahwa transaksi online tidak aman, maka orang tersebut tidak akan melakukan
transaksi online.
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa persepsi keamanan
berpengaruh terhadap minat penggunaan transaksi online, yaitu Meskaran et. al.
(2013), Juwaheer et. al. (2012), dan Yousafzai (2009).
Oleh karena itu, peneliti memilih untuk menguji pengaruh persepsi keamanan
terhadap minat penggunaan transaksi online dengan merumuskan hipotesis alternatif
sebagai berikut:
H4: Persepsi Keamanan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi
online.
METODE PENELITIAN
Metode dan Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Hal ini
dikarenakan penelitian ini menekankan pada pengujian signifikansi hubungan antar
variabel dan menganalisis data melalui prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo,
2009:12).
Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis (hypothesis testing) karena
hipotesis yang digunakan sudah ditentukan di awal penelitian, yaitu memiliki
hubungan positif. Indriantoro dan Supomo (2009:89) berpendapat bahwa hal ini
bertujuan untuk menguji hipotesis dan menjelaskan fenomena dalam bentuk
hubungan sebab-akibat antar konstruk-kontruk.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa, keterangan-keterangan, dan
karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan
menunjang atau mendukung penelitian (Agung, 2012:61). Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan metode survei. Indriantoro dan Supomo
(2009:152) menjelaskan bahwa metode survei merupakan metode pengumpulan data
primer yang menggunakan pertanyaan secara lisan maupun tertulis. Metode ini
memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subyek (responden)
penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga metode survei
merupakan metode pengumpulan data primer berdasarkan komunikasi antara peneliti
dengan responden. Data penelitian berupa data subyek yang menyatakan opini, sikap,
pengalaman, atau karakteristik subyek penelitian secara individual atau secara
kelompok.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada responden. Kuesioner adalah daftar
pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab.
Kuesioner merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien jika peneliti
mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel
penelitian (Sekaran, 2006:82). Data yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan
data primer dimana merupakan data yang diperoleh langsung dari tangan pertama.
Peneliti mengadapsi item pertanyaan dalam kuesioner dari beberapa peneliti, yaitu
Lallmahamood (2007), Maduku (2013), Perkins dan Annan (2012), serta Cheng et al.
(2006) yang diadopsi oleh Al-Smadi (2012). Dalam membuat kuesioner, peneliti
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menerjemahkan instrumen penelitian dari bahasa inggris menjadi bahasa
Indonesia.
b. Peneliti melakukan pilot test kuesioner dengan menyebarkan kuesioner
sebanyak 50 kepada responden non-sampel untuk menguji apakah responden
dapat memahami makna dari setiap item pertanyaan pada kuesioner dan dapat
menjalankan instruksi pengisian kuesioner dengan tepat dan benar, serta untuk
menguji atas validitas dan reabilitas dari kuesioner tersebut.
c. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada sampel.
Tabel 1
Tabel Algoritma (pilot test)
AVE Composite
Reliability
R
Square
Cronbachs
Alpha
Communa
lity
Redundan
cy
K 0.65491 0.883223 0.822848 0.654905
PM 0.78846 0.948914 0.932101 0.788458
PKM 0.79682 0.951263 0.935277 0.796822
PK 0.63772 0.838073 0.709785 0.637721
MP 0.81466 0.929399 0.68642 0.885245 0.81466 0.38625
Sumber: Data Primer (Diolah)
Keterangan: X1 = Kepercayaan, X2 = Persepsi Manfaat, X3 = Pesepsi Kemudahan, X4 = Persepsi
Keamanan, Y = Minat
Tabel 2
Tabel Outer Loading (pilot test)
K PM PKM PK MP
K1 0.76227
K2 0.88983
K3 0.79557
K4 0.78349
Sumber: Data Primer (Diolah)
Keterangan: X1 = Kepercayaan, X2 = Persepsi Manfaat, X3 = Pesepsi Kemudahan,
X4 = Persepsi Keamanan, Y = Minat
Tabel 3.2 (lanjutan)
Tabel Outer Loading (pilot test)
K PM PKM PK MP
PM1 0.842472
PM2 0.929067
PM3 0.811875
PM4 0.904934
PM5 0.944098
PKM1 0.888176
PKM2 0.945241
PKM3 0.912737
PKM4 0.775219
PKM5 0.931515
PK1 0.86179
PK2 0.87852
PK3 0.73141
MP1 0.923736
MP2 0.932216
MP3 0.849509 Sumber: Data Primer (Diolah)
Keterangan: X1 = Kepercayaan, X2 = Persepsi Manfaat, X3 = Pesepsi Kemudahan,
X4 = Persepsi Keamanan, Y = Minat
Dari hasil pilot test yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai yang
terdapat dalam pengujian alogaritma dan outer loading telah memenuhi kriteria
validitas dan reliabilitas. Maka dari itu, peneliti dapat melanjutkan untuk melakukan
penyebaran kuesioner kepada responden yang dipilih.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok orang atau peristiwa yang berkualitas dan memiliki
karakteristik tertentu yang dipilih oleh peneliti untuk diinvestigasi dan ditarik
kesimpulannya (Indriantoro dan Supomo, 2009:115). Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya. Peneliti memilih mahasiswa sebagai populasi karena mahasiswa sering
berinteraksi dengan internet dan telah banyak mahasiswa yang mengetahui dan
melakukan transaksi online, sehingga peneliti ingin mengukur seberapa besar minat
mahasiswa tersebut untuk melakukan transaksi online. Pemilihan populasi dalam
mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya dikarenakan peneliti merupakan mahasiswa akuntansi yang melakukan
penelitian mengenai akuntansi dan peneliti ingin mengetahui apakah persepsi peneliti
sebagai mahasiswa akuntansi mengenai minat penggunaan transaksi online sama
dengan persepsi mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya secara umum. Selain itu, lokasi penelitian mudah dijangkau,
sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan pengambilan data. Jumlah
mahasiswa aktif mulai dari angkatan 2012 sampai dengan 2015 adalah sejumlah
1074, jumlah ini didapat melalui data yang dimiliki oleh bagian recording Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Berdasarkan data
tersebut, maka jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian adalah sejumlah
1074 responden.
Sampel merupakan sebagian dari elemen populasi yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Pada
penelitian ini sampel yang diambil adalah mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya dengan kriteria mahasiswa yang pernah
melakukan transaksi online. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode sampling nonprobabilitas, yaitu berdasarkan
kemudahan atau convenience sampling. Metode sampling nonprobabilitas adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Agung,
2012:41). Menurut Indrianto dan Supomo (2009:130) menyebutkan bahwa
convenience sampling merupakan metode dengan pemilihan sampel dari elemen
populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen
populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti
memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Slovin dalam
menentukan jumlah sampel yang digunakan, yaitu:
n =
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
α = tarif signifikansi (5%)
Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini peneliti
membutuhkan jumlah sampel sebanyak 291.
Definisi Konstruk, Indikator, dan Pengukuran
Dalam penelitian ini terdapat lima konstruk, yaitu kepercayaan, persepsi manfaat,
persepsi kemudahan, persepsi keamanan, dan minat. Dari keempat konstruk tersebut
akan diuraikan indikator dari masing-masing konstruk. Item-item pernyataan pada
kuesioner mendasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Lallmahamood (2007),
Maduku (2013), Perkins dan Annan (2012), serta Cheng et al. (2006) yang diadopsi
oleh Al-Smadi (2012).
Pengukuran indikator konstruk dalam penelitian ini menggunakan skala likert
dengan tujuh titik mulai dari sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), agak tidak
setuju (ATS), netral (N), agak setuju (AS), setuju (S), sampai dengan sangat setuju
(SS).. Hal ini dilakukan dengan meminta responden untuk menjawab pertanyaan
berupa pernyataan dengan memilih salah satu angka dari skala 1 sampai 7.
Evaluasi Model
Penelitian ini menggunakan pengujian model pengukuran konstruk reflektif pada
jenjang First Order Construct (FOC) dimana merupakan hubungan teoritikal antara
variabel laten dengan parameter yang diestimasi atau indikatornya (Jogiyanto dan
Abdillah, 2009:65). Evaluasi model PLS yang dilakukan dalam penelitian ini terbagi
menjadi dua, yaitu (1) evaluasi outer model untuk menilai validitas dan reabilitas
model. Uji validitas konstruk terdiri atas uji validitas konvergen dan uji validitas
diskriminan. Sedangkan uji reliabilitas dengan menggunakan dua metode yaitu
cronbach’s alpha dan composite reliability. (2) evaluasi inner model untuk
memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten engan menggunakan R2
dan
nilai koefisien path atau t-values tiap path.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang yang berstatus aktif pada
semester ganjil 2015/2016 dan pernah melakukan transaksi secara online. Penelitian
ini menggunakan metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para
responden secara langsung dan melalui perantara yang dilakukan selama kurang lebih
sepuluh hari.
Jumlah kuesioner yang disebar dalam penelitian ini adalah sebanyak 291
kuesioner. Adapun jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 289 kuesioner
dimana terdapat dua kuesioner yang tidak kembali. Setelah dilakukan pemeriksaan,
terdapat 69 kuesioner yang digugurkan karena tidak dapat digunakan. Kuesioner yang
tidak dapat digunakan tersebut dikarenakan tidak memenuhi syarat penelitian dimana
responden tidak melakukan transaksi online dan kuesioner tersebut mengandung bias.
Kuesioner yang mengandung bias dikarenakan dalam satu konstruk responden
memberikan respon yang sama pada pernyataan positif dan pernyataan negatif,
sehingga peneliti menyimpulkan bahwa responden tidak serius dalam mengisi
kuesioner yang telah diberikan. Untuk itu tingkat respon rate dalam penelitian ini
adalah 99% dan kuesioner yang dapat diolah adalah sebanyak 220 kuesioner sebagai
sampel dalam penelitian ini.
Tabel 3
Sampel dan Tingkat Pengembalian
Jumlah kuesioner disebar 291
Jumlah kuesioner yang tidak kembali 2
Kuesioner yang kembali 289
Kuesioner yang digugurkan 69
Kuesioner yang digunakan 220
Tingkat pengembalian (respon rate) 99%
Tingkat pengembalian yang digunakan (usable respon rate) 76%
Sumber: Data Primer (diolah)
Analisis statistik deskriptif bertujuan agar data yang diperoleh dapat diolah lebih
lanjut. Dalam penelitian ini, analisis statistik deskriptif dilakukan pada 220
responden. Pengukuran statistik atas sampel dapat membantu dalam penarikan
kesimpulan dimana pengukuran ini menggambarkan pemusatan nilai-nilai observasi
sampel sehingga dapat mempermudah proses penelitian. Pengukuran berupa nilai min,
max, mean, median, modus dan standar deviasi. Melalui pengukuran ini akan dapat
diperoleh gambaran umum mengenai sampel, sehingga dapat mendekati kebenaran
populasi. Peneliti juga telah mendata mengenai karakteristik 220 responden dalam
penelitian ini yang dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Jumlah Persentase
1. Jenis Kelamin
Pria
Wanita
80
140
36%
64%
2. Umur
<18 tahun
18-21 tahun
21-24 tahun
>24 tahun
6
171
43
0
3%
78%
20%
0%
3. Semester
Semester 1
Semester 3
Semester 5
Semester 7
32
30
58
100
15%
14%
26%
45%
4. Pengalaman
<1 tahun
1-2 tahun
3-4 tahun
>4 tahun
57
67
61
35
26%
30%
28%
16%
5. Lama Bertransaksi
<3 kali dalam sebulan
3-6 kali dalam sebulan
6-9 kali dalam sebulan
>9 kali dalam sebulan
190
19
4
7
86%
9%
2%
3%
Sumber : Data Primer (diolah)
Peneliti melakukan evaluasi model dengan melalui 3 tahapan pengujian yaitu
pengujian validitas konvergen, pengujian validitas diskriminan, dan pengujian
reliabilitas. Alat analisis data dalam penelitian ini adalah Partial Least Squares (PLS)
versi 2.0 M3. Hasil uji validitas konvergen didasarkan pada tiga parameter, yaitu nilai
Average Variance Extracted (AVE) dan communality yang lebih dari 0,5 (> 0,5) serta
nilai fktor loading yang lebih dari 0,7 (> 0,7). Berikut ini hasil uji validitas konvergen
yang peneliti lakukan. Nilai faktor loading dapat dilihat dari tabel 6 sedangkan nilai AVE
dan communality dapat dilihat dari tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5
Tabel Alogaritma
AVE Composite
Reliability R Square
Cronbachs
Alpha
Commun
ality
Redunda
ncy
K 0.824309 0.949394 0.928835 0.824309
PM 0.607005 0.885157 0.838887 0.607005
PKM 0.662591 0.907392 0.872158 0.662591
PK 0.777704 0.912881 0.85731 0.777704
MP 0.866875 0.951275 0.484926 0.923058 0.866875 0.110088
Sumber: Data Primer (diolah)
Keterangan: K = Kepercayaan, MP = Minat Penggunaan, PK = Persepsi Keamanan, PKM =
Persepsi Kemudahan, dan PM = Persepsi Manfaat
Tabel 6
Outer Loading
K PM PKM PK MP
K1 0.889706
K2 0.92835
K3 0.921602
K4 0.891334
PM1 0.748997
PM2 0.82159
PM3 0.733273
PM4 0.774643
PM5 0.813177
PKM1 0.792519
PKM2 0.87991
PKM3 0.819301
PKM4 0.768991
PKM5 0.805
PK1 0.850439
PK2 0.930816
PK3 0.862234
MP1 0.938251
MP2 0.954579
MP3 0.899494
Sumber: Data Primer (diolah)
Keterangan: K = Kepercayaan, MP = Minat Penggunaan, PK = Persepsi Keamanan, PKM =
Persepsi Kemudahan, dan PM = Persepsi Manfaat
Pada tabel 5 diatas dapat diketahui nilai AVE dan communality pada setiap
variabel adalah lebih dari 0,5 (>0,5). Sedangkan pada tabel 6 dapat diketahui bahwa
faktor loading pada setiap indikator di masing-masing variabel bernilai lebih dari 0,7
(>0,7). Hasil tersebut mengindikasikan bahwa validitas konvergen secara keseluruhan
telah terpenuhi.
Tahap berikutnya adalah melakukan pengujian terhadap validitas diskriminan.
Hasil uji validitas diskriminan didasarkan pada dua pilihan parameter penilaian, yaitu
dengan melihat nilai cross loadings yang lebih dari 0,7 (> 0,7) dalam satu variabel
atau dengan membandingkan akar AVE terhadap korelasi variabel laten dimana akar
AVE akan bernilai lebih besar dari korelasi variabel laten. Nilai cross loadings dapat
dilihat dalam tabel 7.
Tabel 7
Cross Loading
K PM PKM PK MP
K1 0.889706 0.428281 0.344744 0.427049 0.441615
K2 0.92835 0.486835 0.385319 0.487777 0.464453
K3 0.921602 0.405006 0.354046 0.511928 0.437116
K4 0.891334 0.422185 0.384238 0.467536 0.424203
PM1 0.378673 0.748997 0.479701 0.287745 0.531658
PM2 0.453721 0.82159 0.572465 0.380497 0.512299
PM3 0.342621 0.733273 0.480366 0.171123 0.37829
PM4 0.31851 0.774643 0.513457 0.276591 0.453949
PM5 0.370225 0.813177 0.587158 0.397365 0.58238
PKM1 0.334737 0.565769 0.792519 0.341572 0.455178
PKM2 0.335427 0.60059 0.87991 0.386079 0.469516
PKM3 0.314113 0.53087 0.819301 0.318063 0.421931
PKM4 0.281583 0.497411 0.768991 0.277821 0.400998
PKM5 0.37136 0.560728 0.805 0.410642 0.480574
PK1 0.49046 0.36077 0.375519 0.850439 0.36077
PK2 0.491795 0.390041 0.449341 0.930816 0.390041
PK3 0.39294 0.301235 0.293521 0.862234 0.301235
MP1 0.489516 0.613849 0.521577 0.39808 0.938251
MP2 0.43438 0.647462 0.558496 0.426914 0.954579
MP3 0.437017 0.524228 0.448707 0.445786 0.899494
Sumber: Data Primer (diolah)
Keterangan: K = Kepercayaan, MP = Minat Penggunaan, PK = Persepsi Keamanan, PKM =
Persepsi Kemudahan, dan PM = Persepsi Manfaat
Bedasarkan tabel 7 mengenai parameter cross loading dapat dilihat bahwa setiap
indikator pada masing-masing konstruk baik kepercayaan, minat penggunaan,
persepsi keamanan, persepsi kemudahan, serta persepsi manfaat telah memiliki nilai
lebih dari 0,7 (>0,7). Sehingga dapat disimpulkan bahwa validitas diskriminan pada
penelitian ini telah terpenuhi dan dapat dikatakan valid.
Setelah melakukan pengujian terhadap validitas konstruk dengan hasil uji
validitas yang valid, maka selanjutnya dilakukan pengujian terhadap reliabilitas. Uji
reliabilitas didasarkan pada dua penilaian yaitu nilai Cronbach’s Alpha harus lebih
dari 0,6 (> 0,6) dan nilai Composite Reability yang harus lebih dari 0,7 (> 0,7).
Berdasarkan Tabel 5 Tabel Algoritma ]dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha
adalah lebih dari 0,6 dan nilai Composite Reability adalah lebih dari 0,7 (> 0,7). Maka
dapat disimpulkan bahwa pengujian atas reliabilitas telah terpenuhi sehingga
konstruk variabel dapat dinyatakan reliabel.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan cara melakukan pengolahan data melalui metode Bootstrapping dalam
aplikasi PLS. Hasil pengolahan data melalui Bootstrapping tersebut dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8
Model Struktural
Original
Sample
(O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
K -> MP 0.15498 0.161224 0.066807 0.066807 2.319808
PK -> MP 0.145943 0.148307 0.059914 0.059914 2.435873
PKM -> MP 0.14593 0.143598 0.079785 0.079785 1.829054
PM -> MP 0.409812 0.406174 0.087444 0.087444 4.686554
Sumber: Data Primer (diolah)
Keterangan: K = Kepercayaan, MP = Minat Penggunaan, PK = Persepsi Keamanan, PKM =
Persepsi Kemudahan, dan PM = Persepsi Manfaat
H1: Kepercayaan terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online
Kepercayaan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi keputusan
pengguna dalam melakukan transaksi online. Menurut Rofiq (2007) menyatakan
bahwa kepercayaan adalah suatu keyakinan yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan hubungan transaksi dengan pihak lain yang dipercaya dapat memenuhi
kewajiban dan komitmen yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh positif
terhadap minat penggunaan transaksi online. Hasil ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Jin et. al. (2014), Yaobin dan Tao (2007), Chang dan Chen
(2008), dan Chiu et. al. (2008).
Jin et. al. (2014) membahas mengenai pengaruh persepsi kegunaan dan
kepercayaan terhadap minat konsumen pada perspektif konsumen online shopping.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada konsumen di Malaysia Utara. Jumlah sampel pada penelitian ini
adalah sebanyak 600 responden yang terdiri dari kelompok usia, jenis kelamin, dan
latar belakang yang berbeda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat konsumen dalam melakukan belanja
online.
Yaobin dan Tao (2007) membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi kepercayaan awal dalam online stores. Variabel yang digunakan oleh
Yaobin dan Tao (2007) salah satunya adalah kepercayaan yang dikaitkan dengan
minat melakukan pembelian secara online. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung kepada
mahasiswa jurusan manajemen, Huazhong University of Science and Technology
(HUST), Wuhan, China. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 200
responden dengan tingkat pengembalian 100%, namun yang dapat diolah adalah
sejumlah 193 kuesioner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan
berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen secara online.
Chang dan Chen (2008) membahas mengenai dampak lingkungan online store
terhadap minat pembelian secara online. Metode penelitian yang digunakan \ adalah
metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner melalui web. Link kuesioner ini
disebarkan melalui papan diskusi online maupun email pribadi. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 672 responden, namun yang dapat dikelola adalah
sebanyak 628 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan
berpengaruh positif terhadap minat konsumen dalam melakukan pembelian secara
online.
Chiu et. al. (2008) membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi minat pelanggan untuk melakukan pembelian kembali secara online.
Metode penelitian yang digunakan adalah survei kuesioner yang disebarkan melalui
web, yaitu PCHome. Alat analisis data yang digunakan adalah menggunakan Partial
Least Square (PLS). Populasi penelitian ini adalah pelanggan yang melakukan
belanja online di PCHome. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 1.754
responden, namun hanya sejumlah 360 kuesioner yang dapat diolah. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan pelanggan pada penjual online
berpengaruh positif terhadap minat pelanggan untuk melakukan pembelian kembali.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan berpengaruh positif
terhadap minat penggunaan transaksi online. Kepercayaan harus dibangun oleh
vendor karena hal tersebut memberikan pengaruh yang positif pada konsumen untuk
melakukan transaksi online. Kepercayaan merupakan kunci utama dari keberhasilan
suatu aktivitas transaksi online. Semakin tinggi kepercayaan yang dimiliki oleh
pelanggan, maka semakin tinggi pula loyalitas pelanggan terhadap suatu transaksi
online.
H2: Persepsi Manfaat terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online
Persepsi manfaat adalah suatu perasaan yang dimiliki oleh seseorang dimana
orang tersebut yakin bahwa dengan menggunakan teknologi tertentu akan dapat
meningkatkan kinerjanya (Davis, 1989). Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan
Wibowo (2008) yang menyatakan bahwa seseorang cenderung akan memanfaatkan
suatu teknologi jika teknologi tersebut memberikan banyak manfaat bagi dirinya,
sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif
terhadap minat penggunaan transaksi online. Hasil ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Koufaris dan Sosa (2002), Wang dan Tseng (2011), Gong et. al.
(2013), Mandilas et. al. (2013), dan Rezaei et. al. (2014).
Koufaris dan Sosa (2002) membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat
menentukan persepsi awal kepercayaan suatu perusahaan online. Variabel yang
digunakan oleh Koufaris dan Sosa (2002) salah satunya adalah persepsi manfaat yang
dikaitkan dengan minat konsumen untuk melakukan pembelian kembali. Metode
penelitian yang digunakan oleh Koufaris dan Sosa (2002) adalah metode survei
dengan cara menyebarkan kuesioner secara online. Sampel dari penelitian ini adalah
sebanyak 212 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi
manfaat berpengaruh positif terhadap minat pembelian secara online.
Wang dan Tseng (2011) membahas mengenai pengaruh dari kepercayaan dan
sikap konsumen pada online shopping. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner melalui situs web. Situs web yang
dipilih untuk menyebarkan kuesioner adalah facebook, purk, dan puzze. Jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 206 responden dengan tingkat
pengembalian 100% dan seluruh data yang didapat adalah valid dan dapat diolah
lebih lanjut. Alat analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan partial least
square (PLS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi manfaat
berpengaruh positif terhadap minat untuk melakukan online shopping.
Gong et. al. (2013) membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi konsumen untuk melakukan belanja online di Cina. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner melalui
email. Penyebaran kuesioner melalui email ini dilakukan secara acak dengan
mengirimkan kepada total 8.000 responden dengan tingkat pengembalian sebesar
6,5% atau hanya 503 responden dan semua responden tersebut dianggap sebagai
pengguna internet. Alat analisis data dalam penelitian ini menggunakan ordinary
least squares (OLS). Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
persepsi manfaat terbukti berpengaruh positif terhadap minat konsumen Cina untuk
melakukan belanja online.
Mandilas et. al. (2013) membahas mengenai prediksi persepsi konsumen dalam
online shopping. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei kuesioner
yang disebarkan melalui internet, yaitu email dan facebook dan dilakukan pada saat
musim panas tahun 2012. Populasi dalam penelitian konsumen di Yunani yang
menggunakan internet dan melakukan belanja online. Sampel yang didapatkan
sebanyak 124 responden yang dipilih melalui metode convenience sampling. Dari
penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa persepsi manfaat merupakan
variabel yang paling berpengaruh terhadap minat pelanggan untuk melakukan belanja
online.
Rezaei et. al. (2014) membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
minat online repatronage oleh konsumen Malaysia yang telah berpengalaman.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan cara menyebarkan
kuesioner secara online. Pendistribusian kuesioner secara online dilakukan melalui
email kepada mahasiswa dari lima universitas, yaitu UTM, UKM, UPM, MMU, dan
Limkokwing. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 290 responden, namun hanya
sebanyak 219 responden yang dapat diolah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa persepsi manfaat berhubungan positif terhadap minat online repatronage.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif
terhadap minat penggunaan transaksi online. Pengaruh persepsi manfaat terhadap
minat penggunaan transaksi online cukup signifikan dikarenakan sebagian besar
konsumen merasa bahwa transaksi online memberikan banyak manfaat dibandingkan
kerugiannya. Vendor harus dapat menjaga nilai manfaat dari transaksi online itu
sendiri agar konsumen memiliki keinginan untuk terus menggunakan transaksi
online.
H3: Persepsi Kemudahan terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online
Menurut Wibowo (2007), persepsi kemudahan adalah suatu keyakinan yang
dimiliki oleh individu bahwa sistem dapat digunakan dan dipahami dengan mudah.
Semakin besar tingkat kemudahan dalam pengoperasian suatu teknologi, maka
semakin besar pula kemungkinan individu untuk menggunakan teknologi tersebut.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat kemudahan dalam mengoperasikan suatu
teknologi, maka semakin rendah pula kemungkinan individu untuk menggunakan
teknologi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif
terhadap minat penggunaan transaksi online. Hasil ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Jalal et. al. (2011), Al-Gahtani (2010), Sin et. al. (2012), dan
Wang et. al. (2003).
Jalal et. al. (2011) membahas mengenai evaluasi dampak dari faktor-faktor online
banking dalam memotivasi proses e-banking. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode survei kuesioner. Pendistribusian kuesioner dilakukan secara langsung
melalui teman atau kerabat peneliti dan juga didistribusikan melalui formulir online
kepada pengguna ritel layanan perbankan dari kelompok usia yang berbeda dengan
tingkat pendidikan yang berbeda pula di Bahrain. Sampel penelitian ini adalah
sebanyak 171 responden yang dipilih secara acak dari universitas, mal, kafe internet
maupun pengusaha dari sektor swasta dan publik. Alat analisis data yang digunakan
adalah SPSS. Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa persepsi
kemudahan memiliki dampak positif terhadap minat konsumen untuk menggunakan
e-banking.
Al-Gahtani (2010) membahas mengenai model penerimaan teknologi yang
diperluas atau extended technology acceptance model (TAM) sebagai model
penerimaan transaksi elektronik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
survei kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota fakultas, staf, dan
mahasiswa dari sebuah universitas besar yang ada di Arab Saudi. Sedangkan sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 300 responden, namun yang dapat diolah hanya
sebanyak 128 responden yang terdiri dari 79,6% laki-laki dan 20,4% perempuan. Alat
analisis data yang digunakan adalah partial least squares (PLS). Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Al-Gahtani (2010) menyebutkan bahwa persepsi kemudahan
penggunaan internet website berpengaruh positif terhadap minat individu untuk
bertransaksi online.
Sin et. al. (2012) membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen muda Malaysia terhadap minat pembelian secara online di situs media
sosial. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survei kuesioner. Populasi
yang dipilih adalah mahasiswa sekolah bisnis di salah satu universitas negeri di
Malaysia. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 297 responden yang dipilih dengan
menggunakan metode probability sampling. Hasil dalam penelitian ini membuktikan
bahwa terdapat pengaruh positif antara persepsi kemudahan terhadap minat
pembelian online melalui media sosial.
Wang et. al. (2003) membahas mengenai faktor-faktor yang menentukan
penerimaan pengguna atas internet banking. Metode penelitian yang dilakukan adalah
metode survei wawancara. Responden yang dipilih hanyalah responden yang pernah
melakukan transaksi perbankan. Dari 154 wawancara yang dilakukan, terdapat 123
wawancara yang digunakan untuk analisis data karena telah memenuhi syarat telah
berpengalaman dalam melakukan transaksi perbankan. Hasil dalam penelitian ini
membuktikan bahwa adanya pengaruh positif antara persepsi kemudahan terhadap
minat penggunaan internet banking.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh
positif terhadap minat penggunaan transaksi online. Persepsi kemudahan merupakan
salah satu konstruk TAM yang juga mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi minat penggunaan transaksi online selain persepsi manfaat. Penting
bagi pelaku bisnis dan vendor untuk memastikan bahwa pengoperasian website di
media sosial telah user-friendly dan tidak membutuhkan usaha keras dalam
mengaplikasikannya.
H4: Persepsi Keamanan terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online
Keamanan memiliki pengaruh besar terhadap minat penggunaan transaksi online.
Karena jika konsumen merasa tidak aman untuk menggunakan suatu teknologi, maka
hal tersebut dapat menumbuhkan rasa tidak percaya yang menyebabkan konsumen
mengurungkan niatnya untuk menggunakan teknologi tersebut. Salisbury et.al.
(2001) berpendapat bahwa persepsi keamanan merupakan suatu keyakinan dimana
seseorang percaya bahwa suatu teknologi aman untuk digunakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi keamanan berpengaruh positif
terhadap minat penggunaan transaksi online. Hasil ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ahmad dan Pambudi (2014), Juwaheer et. al. (2012), dan
Lallamahamood (2007).
Ahmad dan Pambudi (2014) membahas mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi minat ulang nasabah dalam menggunakan internet banking. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan menyebarkan kuesioner.
Populasi yang dipilih adalah nasabah BRI yang berdomisili di kota Bangkalan.
Sedangkan untuk sampelnya adalah nasabah BRI yang telah terdaftar dan pernah
melakukan transaksi melalui internet banking BRI yaitu sebanyak 50 responden
dengan menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis data dalam penelitian
ini menggunakan SPSS. Hasil dari penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa
persepsi keamanan memiliki pengaruh positif terhadap minat ulang nasabah untuk
menggunakan layanan internet banking.
Juwaheer et. al. (2012) membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pengadopsian internet banking. Metode penelitian dalam penelitian yang dilakukan
adalah metode survei dengan melakukan penyebaran kuesioner. Populasi dalam
penelitian ini adalah nasabah bank komersial di Mauritius dengan sampel sebanyak
384 responden dari berbagai lembaga perbankan di sembilan kabupaten di Mauritius.
Alat analisis data yang digunakan adalah SPSS. Hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Juwaheer et. al. (2012) membuktikan bahwa adanya pengaruh positif antara
keamanan dengan minat pelanggan untuk menggunakan layanan internet banking.
Lallamahamood (2007) membahas mengenai penjelasan individu atas persepsi
keamanan dan privasi internet di Malaysia dan pengaruhnya terhadap minat
konsumen untuk menggunakan e-commerce. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode survei dengan menyebarkan kuesioner. Pendistribusian kuesioner
dilakukan di wilayah perkotaan kepada 500 responden. Sampel penelitian ini adalah
responden yang merupakan anggota dari Malaysia Institute of Management di
Malaysia. Tingkat pengembalian kuesioner sebesar 39,4% dimana sebanyak 197
responden dapat diolah lebih lanjut dan 10 responden tidak digunakan karena
dianggap tidak valid. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lallamahamood (2007)
membuktikan bahwa keamanan berpengaruh positif terhadap minat konsumen untuk
menggunakan e-commerce.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi keamanan berpengaruh
positif terhadap minat penggunaan transaksi online. Sebagian besar responden
berpendapat bahwa keamanan merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi keinginannya untuk melakukan transaksi online. Karena pada saat
melakukan transaksi online, konsumen tidak hanya melakukan transaksi keuangan
saja namun juga memberikan identitas yang bersifat privasi. Jika vendor tidak dapat
menjamin keamanan dari suatu teknologi, maka konsumen cenderung untuk tidak
melakukan transaksi online.
KESIMPULAN DAN KETERBATASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi minat penggunaan transaksi online. Peneliti menguji konstruk utama
dari model pengembangan Technology Acceptance Model (TAM), yaitu variabel
persepsi manfaat dan persepsi kemudahan dalam konteks transaksi online dengan
menambahkan variabel kepercayaan dan persepsi keamanan sebagai konstruk
tambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan, persepsi manfaat,
persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap minat
individu melakukan transaksi berbasis online. Pada penelitian ini, konstruk yang
memiliki pengaruh paling besar terhadap minat penggunaan transaksi online adalah
konstruk persepsi manfaat. Hal ini dikarenakan kebanyakan responden lebih
mementingkan manfaat yang ditawarkan oleh penggunaan transaksi online dan
responden merasa bahwa transaksi online merupakan transaksi yang tidak merugikan.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kepercayaan, persepsi
manfaat, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan yang dimiliki oleh konsumen,
semakin tinggi pula minat konsumen untuk menggunakan transaksi berbasis online.
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk para pelaku bisnis online
dan manajemen agar dapat membangun dan mempertahankan kepercayaan oleh
konsumen, meningkatkan manfaat dari penggunaan sistem teknologi informasi yang
ditawarkan, melakukan perbaikan dan menciptakan inovasi dari penggunaan sistem
teknologi informasi secara berkala agar semakin memudahkan konsumen dalam
memahami dan mengaplikasikan, serta memperhatikan dan menjamin keamanan dari
transaksi online yang dilakukan. Hal ini bertujuan agar transaksi online di Indonesia
semakin berkembang dari waktu ke waktu, sehingga transaksi online dapat dijadikan
sebagai transaksi jual-beli alternatif yang efisien dan dapat memberikan kenyamanan
bagi penggunanya.
Keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah ruang lingkup dari transaksi
online dalam penelitian ini tergolong luas karena beragamnya transaksi online yang
dilakukan oleh mahasiswa, sehingga peneliti tidak hanya fokus pada salah satu jenis
transaksi online saja. Maka sebaiknya peneliti berikutnya lebih memfokuskan
penelitian terhadap salah satu jenis transaksi online.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A. A. P. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis. Malang: UB Press.
Ahmad dan Pambudi, B. S. (2014). Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan,
Keamanan, dan Ketersediaan Fitur Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank dalam
Menggunakan Internet Banking (Studi pada Program Layanan Internet Banking BRI).
Jurnal Studi Manajemen, Vol. 8, No. 1.
Al-Gahtani, S. S. (2010). Modeling The Electronic Transactions Acceptance Using
An Extended Technology Acceptance Model. Applied Computing and Informatics, 9,
47-77.
Al-Smadi, M. O. (2012). Factors Affecting Adoption of Electronic Banking: An
Analysis of the Perspectives of Bank’s Customers. International Journal of Business
and Social Science, Vol. 3, No. 17.
Anonim. (2014). Perkembangan Pengguna Internet untuk Transaksi Jual-Beli
Online. Diakses dari http://www.apjii.or.id/, pada tanggal 12 November 2015.
Arini, S. (2010). Penerapan Model Computer-Based Learning dalam Upaya
Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa. Skripsi. UPI Bandung.
Artha, U. (2011). Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Persepsi
Risiko, Kepercayaan, Inovasi Pribadi, dan Kesesuaian Terhadap Sikap Penggunaan
E-Commerce. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang.
Chang, H. H. dan Chen, S. W. (2008). The Impact of Online Store Environment Cues
On Purchase Intention. Online Information Review, Vol. 32, Iss. 6, pp. 818-841.
Chiu, C. M., Chang, C. C., Cheng, H. L., dan Fang, Y. H. (2008). Determinants of
Costumer Repurchase Intention in Online Shopping. Online Information Review, Vol.
33, No. 4, pp. 761-784.
Davis, F. D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User
Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13(3), 319-340.
Dewi, B. K. (2015). Minat Keperilakuan Individu Menggunakan Sistem Online
Shopping: Pendekatan Modifikasi Technology Acceptance Model dan Theory of
Planned Behavior. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang.
Gong, W., Stump, R. L., dan Maddox, L. M. (2013). Factors Influencing Consumer’s
Online Shopping in China. Journal of Asia Business Studies, Vol. 7, Iss. 3, pp. 214-
230.
Greenberg, R., Li, W., dan Wing, B. W. O. (2012). The Effect of Trust in System
Reliability on The Intention to Adopt Online Accounting Systems. International
Journal of Accounting and Information Management, Vol. 20, Iss 4, pp. 363-376.
Haag, S. dan Keen, P. (1996). Information Technology: Tomorrow’s Advantage
Today. Hammond: Mcgraw-Hill College.
Indriantoro, N., dan Supomo, B. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Jalal, A., Marzooq, J., dan Nabi, H. A. (2011). Evaluating the Impacts of Online
Banking Factors on Motivating the Process of E-banking. Journal of Management
and Sustainabiliy, Vol. 1, No. 1.
Jin, L. Y., Osman, A. B., dan AB.Halim, M. S. B. (2014). Perceived Usefulness and
Trust Towards Consumer Behaviors: A Perspective of Consumer Online Shopping.
Journal of Asian Scientific Research, 4(10): 541-546.
Jogiyanto, H. M. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Yogyakarta:
Andi.
Jogiyanto, H.M. dan Abdillah, W. (2009). Konsep dan Aplikasi PLS untuk Penelitian
Empiris. Yogyakarta: BPFE.
Juwaheer, T. D., Pudaruth, S., dan Ramdin, P. (2012). Factors Influencing The
Adoption of Internet Banking: A Case Study of Commercial Banks in Mauritius.
World Journal of Science, Technology and Sustainable Development, Vol. 9, Iss 3,
pp. 204-234.
Kallanmarthodi, G. dan Vaithiyanathan, M. (2012). Assessment of a Modified
Technology Acceptance Model among E-banking Customers in Coimbatore City.
International Journal of Innovation and Technology, Vol. 3, No. 2.
Koufaris, M. dan Sosa, W. H. (2002). Initial Perceptions of Company
Trustworthiness Online: A Comprehensive Model and Empirical Test. CIS Working
Paper Series. Zicklin School of Business.
Lallamahamood, M. (2007). An Examination of Individuals Perceived Security and
Privacy of the Internet in Malaysia and the Influence of This on Their Intention to
Use E-Commerce: Using An Extension of the Technology Acceptance Model.
Journal of Internet Banking and Commerce, Vol. 12, No. 3.
Lee, D., Park, J., dan Ahn, J. (2000). On The Explanation of Factors Affecting E-
Commerce Adoption. Working Paper.
Maduku, D. K. (2013). Predicting Retail Banking Costumers Attitude Towards
Internet Banking Services in South Africa. Southern African Business Review, Vol
17, No. 3.
Mandilas, A., Karasavvoglou, A., Nikolaidis, M., dan Tsourgiannis, L. (2013).
Predicting Consumer’s Perceptions in On-line Shopping. Procedia Technology, 8,
435-444.
Meskaran, F., Ismail, Z., dan Shanmugam, B. (2013). Online Purchase Intention:
Effects of Trust and Security Perception. Australian Journal of Basic and Applied
Sciences, 7 (6), 307-315.
Perkins, E. D. dan Annan, J. (2013). Factors Affecting the Adoption of Online
Banking in Ghana: Implications for Bank Managers. International Journal of
Business and Social Research, Vol. 3, No. 6.
Purbo, O. W. dan Wahyudi, A. A. (2001). Mengenal E-Commerce. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Rahmawati, A. (2010). Minat Menggunakan Internet Banking yang Dipengaruhi oleh
Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, dan Persepsi Kredibilitas:
Gender sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang.
Ramayah, T. dan Ignatius, J. (2005) Impact of Perceived Usefulness, Perceived Ease
of Use, and Perceived Enjoyment on Intention to Shop Online. ICFAI Journal of
Management, Vol 3(3), 36-51.
Rezaei, S., Amin, M., dan Ismail, W. K. W. (2014). Online Repatronage Intention:
An Empirical Study among Malaysian Experienced Online Shoppers. International
Journal of Retail and Distribution Management, Vol. 42, Iss. 5, pp. 390-421.
Rofiq, A. (2007). Pengaruh Dimesi Kepercayaan (Trust) Terhadap Partisipasi
Pelanggan E-Commerce (Studi pada Pelanggan E-Commerce di Indonesia). Tesis.
Universitas Brawijaya Malang: tidak diterbitkan.
Salisbury, W. D., Pearson, R. A., Pearson, A. W., dan Miller, D. W. (2001).
Perceived Security and World Wide Web Purchase Intention. Industrial Management
and Data Systems, Vol. 101, Iss. 4, pp. 165-177.
Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jilid 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jilid 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Sidharta, L. (1996). Internet: Informasi Bebas Hambatan. Jakarta: Gramedia.
Sin, S. S., Nor, K. M., dan Al-Agaga, A. M. (2012). Factors Affecting Malaysian
Young Consumers Online Purchase Intention in Social Media Websites. Social and
Behavioral Sciences, 40, 326-333.
Sunarta, I. Y. dan Astuti, P. D. (2005). Pengujian Terhadap Technology To
Performance Chain: Pendekatan Structural Equation Modeling. Simposium Nasional
Akuntansi VIII.
Suprapto, F. M. (2014). Pengaruh Persepsi Keamanan Web dan Kesesuaian Lifestyle
Terhadap Minat Penggunaan Internet Banking: Technology Acceptance Model yang
Dimodifikasi. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang.
Suryabrata, S. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suyanto, M. (2005). Pengantar Teknologi Informasi untuk Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Thompson, R. L., Haggings, C. A., dan Howell, J. M. (1991), Personal Computing:
Toward a Conceptual Model of Utilization, Mis Quarterly, pp. 125-143.
Viginsha, A. (2011). Faktor Determinan Minat Keperilakuan Individu: Model
Kesuksesan E-Commerce. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang.
Wang, T. L. dan Tseng, Y. F. (2011). A Study of the Effect on Trust and Attitude
with Online Shopping. International Journal of Digital Society, Vol. 2, Iss. 2.
Wang, Y. S., Wang, Y. M., Lin, H. H., dan Tang, T. I. (2003). Determinants of User
Acceptance of Internet Banking: An Empirical Study. International Journal of
Service Industry Management, Vol. 14, No. 5, pp. 501-519.
Wardiana, W. (2002). Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia.
www.informatika.lipi.go.id/jurnal/htm. Diakses pada tanggal 16 November 2015.
Wardiningsih, S. S. (2009). Perkembangan Teknologi dan Sistem Informasi untuk
Peningkatan E-Government dalam Pelayanan Publik. Jurnal Akuntansi dan Sistem
Teknologi Informasi, Vol. 7, No. 1, 69-78.
Wibowo, A. (2007). Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan
Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Program Studi Sistem Informasi,
Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jakarta.
Wibowo, M. S. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Salemba Empat.
Yaobin, L. dan Tao, Z. (2007). A Research of Consumers Initial Trust in Online
Stores in China. Journal of Research and Practice in Information Technology, Vol.
39, No. 3, 167-180.
Yousafzai, S., Pallister, J., dan Foxall, G. (2009). Multidimensional Role of Trust in
Interner Banking Adoption. The Service Industries Journal¸Vol. 29, No. 5, 591-605.
Recommended