View
19
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
THE IMPORTANCE OF EARLY THE IMPORTANCE OF EARLY ASSESSMENT AND ASSESSMENT AND TREATMENTTREATMENT OF OF PAIN IN RHEUMATOLOGY PATIENTPAIN IN RHEUMATOLOGY PATIENT
ivisi Reumatologi ivisi Reumatologi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU
MedanMedan
PAIN : Sensori dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan.
INFLAMASI : Reaksi jaringan lokal terhadap injury yang
disebabkan oleh ;
- Mikroorganisme patogen
- Toksin
- Benda asing
- Trauma
- Keganasan
NYERI dan INFLAMASI
dalam Reumatologi bisa disebabkan oleh
berbagai jenis penyakit reumatik.
Tetapi nyeri tidak selalu disebabkan oleh
inflamasi.
KLASIFIKASI NYERI DAN INFLAMASI
1. NYERI NOSISEPTIK / INFLAMASI
Terjadi sebagai akibat dari rangsangan reseptor nyeri
perifer yang terjadi selama :
- Proses inflamasi
- Injury
- Kerusakan jaringan
Pada inflamasi sistemik atau penyakit reumatik degeneratif,
nyeri nosiseptik muncul sebagai nyeri muskulo skeletal
regional pada:
- Tenosinovitis
- Neuropati kompresi
- Nerve Entrapment Syndrome
- Bursitis
- Berbagai artritis yang lokal
2. NYERI NEUROPATIK
Susunan syaraf pusat dan susunan syaraf perifer berperan
dalam proses terjadinya nyeri, yang bisa merupakan akibat
dari : - Injury
- Penyakit yang langsung mengenai susunan syaraf
3. NYERI KHRONIK
Dasar patofisiologi Psikologik
Biologik
Sangat rumit dan sulit dijelaskan :
Contohnya: - Fibromyalgia
- Myofascial Pain Syndrome
4. NYERI PSIKOGENIK
Akibat gangguan psikologi :
Contoh : - Somatoform
- Somatization
- Histeri
NYERI AKUT
- Berlangsung kurang dari 30 hari
- Intensitasnya tajam
- Lebih terlokaliser
Dirasakan selama kelainan patologi masih ada di jaringan.
Berkurang dengan menurunnya stimulus nosiseptor.
Dapat sembuh dengan sendirinya.
NYERI KHRONIK
- Berlangsung lebih dari 6 bulan
- Intensitasnya tumpul
- Sensasinya terus menerus
Proses patologik berlangsung lama.
Umumnya menetap setelah terjadi penyembuhan penyakit
atau trauma.
“ SEMUA JENIS NYERI DIATAS BISA DIDAPATKAN PADA PENYAKIT REUMATIK “
PENGUKURAN DAN PENILAIAN NYERI
1. Visual Analogue Scale (VAS)
2. Index Leguesne (terutama untuk OA lutut dan panggul)
3. Health Assessment Questionnaire (HAQ)
4. Western Ontario and Mc Master Universities (WOMAC) Osteoarthritis Index (terutama untuk OA)
5. Rapid Assessment of Disease Activity in Rheumatology (RADAR)
terutama untuk RA.
6. Dinamometer
“ Selain diukur nyeri perlu dinilai agar dapat
meramalkan dari mana datangnya nyeri
tersebut, bisa meramalkan apa penyebab nyeri
tersebut dan bisa meramalkan penanganan
apa yang terbaik untuk pasien tersebut. “
1. NYERI SENDI INFLAMATIF:
- Tumor (bengkak)
- Dolor (nyeri)
- Rubor (berwarna merah)
- Calor (panas)
- Gangguan Fungsi
Dapat disertai tanda radang sistematik seperti :
demam, malaise, nyeri otot, sakit kepala, dll.
Umumnya bersifat akut atau khronik residif.
contohnya : artritis septik, artritis gout, artritis reumatoid,
lupus eritematosus sistemik, spondilitis ankilosing,
artritis reaktif, dll.
2. NYERI SENDI DEGENERATIF :
- Diderita para orang tua
- Tidak khas adanya tanda radang
- Merasakan nyeri yang biasanya khronik
- Semakin banyak aktifitas semakin merasakan nyeri
- Jika istirahat nyerinya akan membaik
Contoh : Osteoartritis (OA)
3. NYERI AKIBAT REUMATIK EKSTRA ARTIKULER
Tidak didapatkan tanda-tanda radang yang menonjol
- Saat sendi digerakkan (aktif dengan tahanan) penderita
merasakan nyeri
- Pada posisi tertentu, dirasakan nyeri disekitar sendi
- Pada posisi yang lain, dirasakan lebih enak
Contoh : Tendinitis, bursitis, kapsulitis, myositis.
4. NYERI AKIBAT OSTEOPOROSIS
Jarang timbul
Kecuali akibat fraktur osteoporosis
Microfraktur bisa menimbulkan nyeri namun samar- samar.
5. NYERI NEUROGENIK AKIBAT PENYAKIT REUMATIK
Akibat iritasi sistem syaraf, yang disebabkan oleh proses
penyakit reumatik tsb.
Contoh :
Carpal tunnel syndrome pada RA
Iritasi syaraf afferent pada OA facet joint di tulang belakang
6. NYERI PSIKOGENIK DAN NYERI KHRONIK
- Pada penyakit reumatik khususnya penyakit
reumatik yang bersifat khronik
- Terutama penyakit reumatik yang mengenai usia
muda seperti : Lupus Eritematosus Sistemik,
Reumatoid Artritis
- Kadang-kadang juga menderita Syndrome Fibromyalgia
akibat depresi, sebab penyakit reumatik yang diderita
begitu lama.
PENGELOLAAN
“ Penatalaksanaan nyeri dan inflamasi dalam
reumatologi tidak semata-mata tergantung
pada obat anti inflamasi atau anlgetik saja. “
“ Jika penatalaksanaan dilakukan dengan
benar, akan dapat menurunkan beban
ekonomi, morbiditas, mortalitas dan angka
kecacatan. “
“ Tujuan pengelolaan nyeri dan inflamasi
pada reumatologik, adalah agar dicapai
kualitas hidup yang baik, bebas dari rasa
nyeri dan bebas dari komplikasi yang lebih
jauh akibat inflamasi dan nyeri dengan
cara tidak hanya menekan rasa nyerinya
namun juga menghilangkan penyebab
nyeri dan inflamasi tersebut. “
1. Bedakan intensitas nyeri dari masing-masing penyakit.
2. Bedakan apakah nyeri tsb disebabkan oleh proses inflamasi atau tidak.
3. Cari apakah ada komorbiditas dari nyeri tersebut.
4. Pastikan jenis nyeri yang terjadi.
5. Pastikan sumber nyerinya (apakah intra artikuler, peri artikuler atau ekstra artikuler)
6. Ambilah keputusan apakah obat akan diberi terus menerus atau pisodik.
PILAR PENGELOLAAN NYERI DAN INFLAMASI
PERLU DIPERHATIKAN
1. Pada nyeri akut maka dalam 3-5 hari pertama sendi
yang nyeri perlu diistirahatkan.
Setelah 5 hari maka dimulai gerakan pasif yang
dibantu.
Diharapkan setelah 2 minggu penderita sudah bisa
melakukan gerakkan aktif.
2. Hindari faktor pencetus dan pemberat nyeri.
3. Menumbuhkan pengertian bahwa ada nyeri yang berlangsung khronik sehingga penderita harus menyiapkan mental dalam menghadapinya.
4. Meningkatkan kepatuhan penderita dalam mengikuti program pengelolaan nyeri dan inflamasi.
5. Jelaskan kepada pasien tentang kemungkinan prognosis dan hasil terapi.
6. Menyediakan sarana informasi yang cukup tentang nyeri.
REHABILITASI MEDIK
1. Terapi istirahat : - istirahat lokal
- istirahat sistemik
- istirahat periodik
2. Terapi latihan :
- latihan pasif (dihindari pada inflamasi akut)
- latihan aktif
- latihan penguatan (strenghtening)
- latihan ketahanan (endurance)
- latihan peregangan (stretching)
- terapi akuatik (air)
- latihan rekreasional (dansa, lari, joging)
3. Terapi modalitas :
- panas
- dingin
- listrik ( T E N S )
4. Terapi ortotik :
- ekstremitas superior
- ekstremitas bawah
- peralatan pembantu
TERAPI FARMAKOLOGI
Pegangan dalam terapi farmakologi dari nyeri dengan 3 step :
Oxycontin, Morphine, Hydromorphone Step 3
Codeine, Oxycodone, Tramadol Step 2
Topical Counter Irritants
Antidepresants
Skeletal Muscle Relaxers
NSAID s
Acetaminophen
Step 1
Ringan
Berat
Penting perhatikan dan bedakan jenis-jenis :
Nyeri inflamasi
(Artritis septik, artritis gout, pseudo gout, artritis reumatoid,
lupus eritematosustemik, ankilosing spondilitis,
artritis psoriatik, sindroma Reiter, bursitis, tendinitis,
kapsulitis, poli myalgia reumatika, polimyositis)
Bukan inflamasi
(fibromyalgia, osteoporosis, dll)
Campuran inflamasi dan non inflamasi
(osteoartritis, nyeri psikogenik akibat artritis inflamasi)
TERAPI FARMAKOLOGI (lanjutan)
1. ANTI INFLAMASI
1.1 Kortikosteroid : - sistemik
- injeksi intra artikuler
1.2 NSAID
Menghambat kerja enzym Cyclooxygenase (COX)
sehingga konversi asam arachidonat menjadi
prostaglandin terhambat :
2. ANALGETIK
- non opiat (asetaminofen, capsaicin topikal)
- opiat (morphin, tramadol)
3. RELAKSASI OTOT, PSIKOTROPIKA DAN ANTI KONVULSAN :
- sirdalut, myonal
- trisiklik antidepresant
- karbamacepin, neurotin
OPERASI
- Repear tendon
- Dekompresi
- Debridemen
- Sinovektomi
- Joint replacement
PSIKOTERAPI
Psikoterapi menjadi penting karena banyak
penyakit reumatik yang bersifat kronik dan
sering menimbulkan frustrasi pada
penderitanya.
COMPLEMENTARY
- Jamu
- Obat gosok
- Pijat
- Pengobatan tradisionil
- Akupuntur
Recommended