Upload
miftah-iqtishoduna
View
622
Download
1
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sistem Uang Emas dan Perak (Dinar dan Dirham)
Citation preview
STIE Muhammadiyah Pekalongan
EKONOMI MAKRO ISLAM
“Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan
Dinar dan Dirham”
Dosen Pengampu : Fadli Hudaya, SE. M.Si
Disusun oleh :
Miftahuddin (2013002009)
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
STIE MUHAMMADIYAH PEKALONGAN
2013/2014
1
Oleh: Miftahuddin1
Abstract
The stability of the currency to be one of the most important
aspects that influence the occurrence of inflation and the crisis in
the community. Currency system that is currently used judged
unable to solve economic problems would worsen economic
conditions. Returns an economic system that uses a more stable
currency is essential that efforts should be made. Economic
system or the gold and silver which is currently called the dinar
and dirham be assessed right from the stability of the currency
because it has proven anti against inflation. Efforts to return this
currency would bring prosperity to the community with all the
advantages and disadvantages.
Keywords: gold dinar, fiat money, currency stability.
Abstrak
Kestabilan mata uang menjadi salah satu aspek terpenting yang
mempengaruhi terjadinya inflasi maupun krisis di masyarakat.
Sistem mata uang yang saat ini digunakan dinilai tidak berhasil
mengatasi berbagai masalah ekonomi justru memperkeruh
kondisi ekonomi. Pengembalian sistem ekonomi yang
menggunakan mata uang yang lebih stabil adalah upaya penting
yang harus dilakukan. Sistem ekonomi emas dan perak atau
yang saat ini disebut dinar maupun dirham dinilai tepat dilihat
dari stabilitas mata uang tersebut karena memang sudah
terbukti anti terhadap inflasi. Upaya pengembalian mata uang ini
1 Mahasiswa STIE Muhammadiyah Pekalongan Program Pendidikan S1
Ekonomi Islam Semester II
2
STIE Muhammadiyah Pekalongan
akan membawa kemakmuran bagi masyarakat dengan segala
kelebihan maupun kekurangannya.
Kata kunci: uang emas, uang fiat, kestabilan mata uang.
Pendahuluan
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan kawasan Asia
telah berlanjut memasuki tahun ke 6. Belum ada tanda-tanda
bahwa krisis di kawasan ini akan pulih, meskipun Indonesia yang
dianggap sebagai salah satu daerah penggerak ekonomi
kawasan Asia Tenggara telah dianggap sukses melaksanakan
pemilihan umum, tanpa diwarnai kekerasan. Sebagaimana
dimaklumi, krisis ekonomi yang terjadi di kawasan Asia ini
berawal dari krisis nilai tukar mata uang, yaitu semakin kuatnya
mata uang asing (khususnya dollar Amerika) terhadap mata
uang domestik.
Akibatnya harga-harga meningkat secara berlipat karena
struktur ekonomi Indonesia didominasi impor, baik bahan baku
maupun barang jadi. Di bidang jasa keuanganpun demikian, dan
tingkat suku bunga meroket sehingga pada puncaknya pernah
mencapai 90%. Dunia usaha macet, tingkat pengangguran
semakin besar, inflasi meninggi, pertumbuhan negatif dan
seterusnya.
Banyak orang gusar mengapa sebuah perekonomian harus
terpuruk hanya karena nilai mata uang yang berubah. Sehingga
di tengah krisis pernah ada usulan untuk mengikat (peg) rupiah
kepada beberapa mata uang asing, yang lazim disebut CBS
(Currency Board System). Namun karena sebelumnya Indonesia
telah menandatangani Letter of Intent dengan IMF, yang
mensyaratkan diantaranya bahwa Indonesia harus menganut
3
sistem (rezim) devisa bebas, maka ide tentang CBS tidak
diterima. Padahal sistem itu sudah dipraktekkan oleh negara lain
yang pernah mengalami krisis, seperti Hongkong.
Orang juga ingat kembali bahwa dalam sejarah ekonomi, baru
pada tahun 1990an inilah krisis mata uang muncul kembali
setelah menimpa Amerika pada tahun 1973. Kali ini negara-
negara yang terkena adalah negara-negara selain Amerika dan
Eropa, terutama Asia. Sebelumnya ketika Bretton Wood
Agreement masih diikuti, di mana setiap mata uang harus dirujuk
kepada emas, belum pernah terjadi krisis seperti ini. Adalah
Amerika di bawah Nixon yang kemudian membatalkan perjanjian
Bretton Wood tersebut pada tahun 1971 ketika dollar Amerika
semakin lemah dan ekonomi Amerika mengalami krisis. Sejak
saat itu dollar Amerika tidak lagi didasarkan kepada emas.
Dengan demikian ekonomi dunia secara praktis telah dikuasai
oleh Amerika, mengingat mata uang rujukan dunia saat ini
adalah dollar Amerika, sedangkan mata uang tersebut
sepenuhnya diatur oleh pemerintah Amerika.
Menarik untuk diperhatikan bahwa selama mata uang dunia
masih disandarkan kepada emas, selama itu pula mata uang
relatif stabil dan kemungkinan krisis sangat kecil. Ancaman krisis
hanya ada dari penyakit yang lain, yaitu bunga. Tidak
mengherankan karenanya jika dalam sejarah Islam tidak pernah
terjadi krisis semacam itu. Sebab, sejak zaman Nabi SAW sampai
dengan Dinasti Ustmaniyyah, yang jatuh pada tahun 1923, yang
namanya uang adalah uang emas atau perak. Uang kertas tidak
dikenal sama sekali.
Karya ilmiah ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan
sekitar mata uang emas dan perak dilihat dari perspektif syariah
Islam. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul adalah bagaimana
hukumnya penggunaan emas dan perak sebagai mata uang?
4
STIE Muhammadiyah Pekalongan
Apakah sisi negatif maupun positif yang ditimbulkan dari
penerapan sistem mata uang emas dan perak? Bagaimana
penetapan mata uang emas terhadap valuta asing dan kaitannya
dengan transaksi-transaksi luar negeri?
5
Pembahasan
Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan
Konvensional
Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam
ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas
bahwa uang adalah uang bukan capital (modal). Sedang uang dalam perspektif
ekonomi konvensional diartikan secara interchangeability/ bolak-balik, yaitu uang
sebagai uang dan sebagai capital bahkan dianggap sebagai barang komoditi.
Perbedaan lain adalah bahwa dalam konsep ekonomi Islam, uang adalah suatu
yang bersifat flow concept dan capital adalah suatu yang bersifat stock concept.
Dalam Islam, capital is private goods, sedangkan money is public goods. Uang
yang ketika mengalir adalah public goods (flow concept), lalu mengendap
kedalam kepemilikan seseorang (stock concept), uang tersebut menjadi milik
pribadi (private goods)2.
Konsep public goods belum dikenal dalam teori ekonomi sampai tahun 1980-
an. Baru setelah muncul ekonomi lingkaran, maka kita berbicara tentang
externalities, public goods, dan sebagainya. Dalam islam konsep ini sudah di
kenal, yaitu ketika Rosulillah bersabda “Manusia mempunyai hak bersama dalam
tiga hal: air, rumput, dan api” (HR Ahmad, abu Dawud dan Ibn Majah). Dengan
demikian, berserikat dalam hal public goods bukanlah hal yang baru dalam
ekonomi islam, bahkan konsep ini sudah terimplementasi, baik dalam bentuk
musyarakah, muzara’ah, musaqah, dan lain-lainnya.
Menurut teori ekonomi konvensional, uang dapat dilihat dari sisi hukum dan
sisi fungsi3. Secara hukum uang adalah sesuatu yang dirumuskan oleh undang-
undang sebagai uang. Jadi segala sesuatu dapat diterima sebagai uang jika ada
aturan atau hukum yang menunjukkan bahwa sesuatu itu dapat digunakan sebagi
2 Adiwarman A Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), hal 77
3 Muhammad, Kebijakan Fiscal dan Moneter dalam Ekonomi Islam (Jakarta:Salemba 4, 2002), hal 32
6
STIE Muhammadiyah Pekalongan
alat tukar. Sementara secara fungsi, yang dikatakan uang adalah segala sesuatu
yang menjalankan fungsi sebagai uang, yaitu dapat dijadikan sebagai alat tukar
menukar (medium of exchange) dan penyimpan nilai (store of value). Ini adalah
pendapat irving fisher dan Cambridge. Sementara Keynes mengatakan, uang
berfungsi sebagai alat untuk transaksi, spekulasi dan jaga-jaga.
Di dalam ekonomi ini juga, uang dipandang sebagai sesuatu yang sangat
berharga dan dapat berkembang dalam suatu waktu tertentu. Konsep ini disebut
time value of money . adalah nilai waktu dari uang bisa bertambah dan berkurang
sebagai akibat perjalanan waktu. Dengan memegang uang orang dapat dihadapkan
pada resiko menurunnya daya beli dan kekayaan sebagai akibat inflasi. Sedangkan
memilih menyimpan uang dalam bentuk surat berharga, pemilik akan memperoleh
bunga yang diperkirakan di atas inflasi yang terjadi. Dengan demikian, nilai uang
saat sekarang - nilai substitusinya terhadap barang akan lebih tinggi dibandingkan
nilai dimasa yang akan datang.
Sebagai perbandingan dengan teori ekonomi konvensional kapitalisme, islam
membicarakan uang sebagai sarana penukar dan penyimpan nilai, tetapi uang
bukanlah barang dagangan. Mengapa uang berfungsi? Uang menjadi berguna
hanya jika ditukar dengan barang yang nyata atau digunakan untuk membeli jasa.
Oleh karena itu, uang tidak bisa di jual dan dibeli secara kredit. Orang perlu
memahami kebijakan Rasulullah SAW, bahwa tidak hanya mengumumkan bunga
atas pinjaman sebagai sesuatu yang tidak sah tetapi juga melarang pertukran uang
dan beberapa benda bernilai lainnya untuk pertukaran yang tidak sama jumlahnya,
serta menunda pembayaran jika barang dagangan atau mata uangnya adalah sama.
Efeknya adalah mencegah bunga yang masuk ke sistem ekonomi melalui cara
yang tidak diketahui. Jika uang adalah flow concept maka modal adalah stock
concept.
Di dalam ekonomi islam, konsep time value of money tentunya tidak akan
terjadi. Untuk menganalisa ini, ada ajaran kuat dalam islam, yaitu terdapat di
dalam QS.Al Ashr:1-3 yang berbunyi:
7
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran
dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Dari surah Al-Ashr ini menunjukkan bahwa waktu bagi semua orang adalah
sama kuantitasnya, yaitu 24 jam/hari, 7 hari/minggu. Namun nilai dari waktu itu
akan berbeda dari satu orang dengan orang lainnya. Perbedaan nilai waktu
tersebut adalah tergantung pada bagaimana seseorang memanfaatkan waktu.
Semakin efektif dan efisien, maka akan semakin tinggi nilai waktunya. Efektif
dan efisien akan mendatangkan keuntungan di dunia bagi siapa saja yang
melaksakannya. Oleh karena itu, siapapun pelakunya tanpa memandang suku,
agama dan ras, secara sunatullah ia akan mendaptkan keuntungan di dunia. Di
dalam islam keuntungan bukan saja di dunia, namun yang dicari adalah
keuntungan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, pemanfaatan waktu bukan saja
harus efisien dan efektif, namun juga harus didasari keimanan.
Kerancuan Konsep Uang dalam Pemikiran Konvensional
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pemikiran ekonom
konvensional tentang uang beragam. Fisher menyatakan bahwa
permintaan uang (money demand) adalah fungsi dari income,
sedangkan interest tidak ada hubungannya dengan permintaan
uang. Sementara itu, para ekonom Cambridge menyatakan
bahwa uang sebagai medium of exchange dan store value dan
tidak meniadakan efek dari interest rate.
8
STIE Muhammadiyah Pekalongan
Selain berpendapat bahwa uang adalah stock consept
sehingga uang adalah salah satu cara untuk menyimpan
kekayaan (store fo wealth), Marshall-Pigou juga menyatakan
bahwa manusia mempunyai indivudal choice, yaitu bagaimana
dia menentukan dan bagaimana memegang dan memelihara
asetnya, apakah sebagian di bonds, di stock, atau di money, dan
sebagainya. Dalam teori moneter konvensional, Marshall-Pigou
dijabarkan oleh Keynes yang mengatakan bahwa individual
choice seseorang itu dipengaruhi oleh tiga motif, yaitu money
demand for transaction, money demand for precautionary dan
money demand for speculation.
Bagi Keynes, money demands for transaction ditentukan oleh
tingkat pendapatan; money demand for precautionary
ditentukan oleh tingkat pendapatan; dan money for speculation
ditentukan oleh tingkat suku bunga.4
Sebenarnya, ada beberapa kekeliruan yang dibuat oleh
Keynes, salah satunya yang juga diprotes oleh muridnya sendiri,
Tobin-Boumol, masing-masing pada tahun 1953 dan 1956. Jika
kita pelajari dari buku Keynes, secara impisit, ada perfect
subtitution antara money dan non-monetary asset. Kita lihat
modelnya, secara implisit dia mengatakan bahwa adanya perfect
subtitution antara money, bonds, dan capital misalnya dalam
teori konvensional dan yang disebut problem of aggregation, di
mana diketahui ada lima pasar, yaitu:
1. Consumer Goods
2. Labor Sevices
3. Production (capital) Goods
4. Bonds
5. Money
4 Adiwarman A Karim, Op.Cit., hal 89.
9
Semua ini akan berhadapan dengan:
1. Price
2. Wages
3. Interest
Sistem Uang Emas
Negara akan mempraktikan sistem uang emas, apabila negara
tersebut mempergunakan mata uang emas dalam melakukan
transaksinya ke dalam dan luar negeri, atau apabila di dalam
negeri negara tersebut mempergunakan mata uang kertas yang
bisa ditukarkan menjadi emas.5 Namun adakalanya dipergunakan
di luar negeri maupun melakukan pembayaran ke luar negeri,
atau hanya untuk melakukan pembayaran ke luar negeri. Hanya
saja, pertukarannya mempergunakan kurs6 tetap. Artinya, satuan
uang kertas tersebut harus bisa ditukar menjadi barang tertentu,
yang berupa emas atau sebaliknya, dengan kurs tertentu pula.
Maka secara pasti, dalam kondisi semacam ini mata uang dalam
suatu negara terkait erat dalam nilai emas. Apabila nilai emas
(yang terkait dengan barang-barang lain) naik, maka nilai mata
uang tersebut akan naik. Apa bila nilai emas (yang terkait
dengan barang lain) tersebut menurun, maka nilai mata uang
tersebut akan menurun.
Uang, dengan standar emas (gold standard) memiliki beberapa
sifat khusus, dimana satuan uangnya terkait dengan emas
dengan persamaan tertentu, yakni satuan tersebut secara
teratur terbuat dari berat emas tertentu. Sedangkan mengimpor
dan mengekspor emas, dapat dilakukan secara bebas, dimana
5 Taqyuddin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam (Surabaya:Risalah Gusti, 1996), Hal 302
6 Nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dengan nilai mata uang negara yang lain
10
STIE Muhammadiyah Pekalongan
orang-orang boleh mendapatkan uang, atau batangan, atau
berat emas, lalu mengeluarkannya dengan bebas.
Di samping karena emas tersebut bisa ditukarkan dengan
bebas antarnegara yang berbeda, sehingga tiap orang bisa
memilih antara membeli uang asing dengan mengirimkan emas.
Hanya biasanya orang akan memilih sistem yang paling
minimum biayanya. Selama harga emas ditambah dengan biaya
pengirimiannya lebih besar dari pada harga uang asing di pasar,
maka pengiriman uang asing itulah yang lebih baik. Namun, bila
harga pertukaran tadi melampaui harga nominalnya, maka lebih
baik mengambil emas daripada melakukan pertukaran dan
pengiriman tersebut.7
Sistem Uang Perak
Yang dimaksud dengan sistem uang perak, atau standar perak
(silver standard) adalah, bahwa peraklah yang menjadi standar
satuan uang, di mana logamnya bisa dinikmati dengan adanya
kebebasan bentuk, serta mampu dilebur tanpa batas. Sistem ini
telah dikenal sejak zaman dahulu, sehingga di dalam negara
islam sistem ini telah berjalan seiring dengan sistem uang emas.
Sementara di beberapa negara, sistem tersebut telah menjadi
satu-satunya sistem uang utamanya. Bahkan sistem uang perak
tetap dipakai di Indo-China hingga tahun 1930, di mana pada
tahun yang sama qirsy8 emas telah diganti dengan qirsy perak.
Sistem uang perak ini sama seperti sistem uang emas, dalam
bentuk rinciannya. Oleh karena itu, sangat mudah
menggabungkan antara sistem uang emas dengan perak
tersebut dalam satu negara. Di mana, negara islam sejak
7 Taqyuddin An-Nabhani, Op.Cit., hal 303.8 Qirsy adalah jenis mata uang yang dipergunakan di Indo-China ketika itu.
11
hjirahnya Rasulullah saw telah mengambil moneter seharusnya
tetap berpijak pada standar emas dan perak tersebut yang
secara hakiki dipergunakan dalam pertukaran, maupun dalam
pertukarannya mempergunakan uang kertas, dengan cadangan
emas dan perak, di tempat-tempat tertentu.
Sistem Uang Fiat
Saat ini hampir semua transaksi perdagangan baik lokal
sampai tingkat internasional di lakukan dengan menggunakan
fiat money9. Mata uang ini mengemuka karena fleksibilitas dan
kepraktisannya. Selain itu, fiat money juga membuka peluang
bagi suatu negara untuk menyusun anggaran defisit yang di
antaranya dibiayai dari penciptaan uang yang tak perlu didukung
dengan kepemilikan logam berharga.10
Dalam perdagangan internasional tidak semua jenis fiat
money beroleh legitimasi dan dipergunakan secara luas. Negara
berkembang misalnya, jarang yang menggunakan fiat money
lokal untuk urusan transaksi internasional karena mata uang
mereka dianggap volatile11
Fiat money atau uang kertas ini terbagi menjadi tiga jenis12:
1. Uang kertas subtitusi, yaitu uang kertas yang mencerminkan
kadar jumlah emas dan perak dalam bentuk uang atau
batangan, yang disimpan di tempat tertentu, yang memiliki
9 Fiat Money bisa didefinisikan sebagai uang kertas yang secara legal diakui pemerintah melalui dekrit sebagai uang resmi, tetapi tidak disokong dengan logam mulia seperti emas dan perak.
10 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan,(Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2007), Hal 32
11 Volatile dalam tulisan ini selanjutnya disejajarkan dengan tidak stabil, rentan fluktuasi, atau nilainya mudah naik turun secara relatif dibandingkan dengan mata uang lainnya.
12 Taqyuddin An-Nabhani, Op.Cit., hal 309.
12
STIE Muhammadiyah Pekalongan
nilai logam sama dengan nilai nominal yang dimiliki oleh uang
kertas tersebut, dan bisa ditukarkan sesuai dengan
permintaan. Dalam kondisi semacam ini, pertukaran tersebut
berpijak pada uang logam (specie). Apa saja yang menjadi
pengganti, karena bisa saling ditukarkan, maka uang kertas
tersebut bisa menggantikan kedudukannya sebagai
subtitusinya.
2. Uang kertas yang dijamin (representative money), yaitu uang
kertas yang disepakati oleh penandatangannya untuk
membayar mata uang logam tertentu kepada pembawanya.
Sedangkan nilai tukar (exchange value)-nya sangat
bergantung kepada terjaganya kredibilitas dan kemampuan
penandatangan untuk memenuhi janjinya. Apabila kertas
tersebut sangat mudah dipergunakan dalam pertukaran,
sebagaimana uang logam. Bentuk uang ini yang paling utama
adalah uang kertas bank (bank note) yang dikeluarkan oleh
bank yang sudah dikenal dan terpercaya di mata khalayak.
Hanya saja, uang kertas bank (bank note) atau uang kertas
yang terjamin (representative money) ini sumbernya-baik bank
maupun pemerintah- tidak dapat menyimpan kadar emas
tertentu yang nilainya sama persis, sabagaimana terdapat
pada uang kertas bank (bank note). Namun sumber yang
mengeluarkan uang kertas bank (bank note) tersebut biasanya
menyimpan di dalam kasnya dalam jangka waktu biasa
dengan cadangan logam sebagai jaminan uang kertasnya
menurut nilai tertentu. Boleh jadi 3:4, 2:3, 1:3, atau menurut
kedudukan tertentu. Oleh karena itu, kadar nilai uang kertas
bank yang mempunyai penjamin dalam bentuk cadangan
logam, yang nilainya sama persis tersebut bisa dianggap
sebagai uang kertas subtitusi, sedangkan sisa kadar nilai yang
tidak mempunyai penjamin berupa cadangan logam tersebut
uang kertas bank. Di mana kemampuan pertukarannya harus
13
dikembalikan kepada kepercayaan khalayak pada
penandatangannya.
Atas dasar inilah, negara yang menjadikan niali emas dan
perak sama persis dengan nilai mata uang kertas yang
dikeluarkannya, maka uangnya disebut dengan uang kertas
subtitusi dan uang sempurna. Adapun negara yang
menjadikan nilai logam emas dan perak tidak sama dengan
nilai uang kertas secara sempurna, namun hanya sebagian
nilainya yang sama, maka uangnya disebut dengan uang
kertas yang dijamin (representative money).
3. Uang kertas yang tidak dapat ditukarkan dengan logam murni
(unconvertible paper money), yang juga disebut dengan flat
money. Uang tersebut juga disebut dengan uang kertas atau
(paper money). Di mana, uang tersebut merupakan kertas
uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, dan pemerintah
menjadikan kertas uang tersebut sebagai uang utama, namun
kertas uang tersebut tidak dapat ditukarkan dengan emas dan
perak, dan tidak dijamin dengan cadangan emas dan perak,
atau disebut uang kertas bank (bank note). Namun, untuk
kepentingan tersebut dikeluarkanlah undang-undang yang
bisa melindungi bank yang mengeluarkannya, sehingga dapat
memaksa terjadinya pertukaran dengan emas dan perak.
Ayat Al Quran dan Hadist yang menyebutkan Uang Dinar
dan Dirham
14
STIE Muhammadiyah Pekalongan
QS. At-Taubah ayat 34
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.
QS. Al Kahfi ayat 19
Dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.
QS. Yusuf ayat 20
15
Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, Yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.13
QS. Ali Imran ayat 75
Di antara ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi Kami terhadap orang-orang ummi.14 mereka berkata Dusta terhadap Allah, Padahal mereka mengetahui.
Rasulullah SAW bersabda (HR. Muslim)
”Dinar dengan dinar, tidak ada kelebihan antara keduanya (jika
dipertukarkan); dan Dirham dengan Dirham dan tidak ada
kelebihan diantara keduanya (jika dipertukarkan).”
Rasulullah SAW bersabda (HR. Muslim)
13 Hati mereka tidak tertarik kepada Yusuf karena Dia anak temuan dalam perjalanan. Jadi mereka kuatir kalau-kalau pemiliknya datang mengambilnya. oleh karena itu mereka tergesa-gesa menjualnya Sekalipun dangan harga yang murah.
14 Yang mereka maksud dengan orang-orang Ummi dalam ayat ini adalah orang Arab.
16
STIE Muhammadiyah Pekalongan
”Uang logam perak jumlahnya di bawah lima auqiyah tidak ada
kewajiban zakat atasnya.”
Keuntungan Sistem Uang Emas
Keuntungan sistem uang emas jika dibandingkan dengan
sistem uang kertas maupun sistem-sistem yang lain adalah,
adalah secara pasti uang emas bersifat internasional. Di mana
keuntungan semacam ini tidak dimiliki oleh sistem-sistem uang
lain.
Dunia secara keseluruhan telah mempraktikan sistem uang
emas dan perak, sejak ditemukannya uang hingga Perang Dunia
I. Yang ketika itu belum dikenal sistem yang lain selain kedua
sistem mata uang tersebut. Akan tetapi, ketika para imperialis
membuat tipu daya melalui imperialiasasi ekonomi15 dan
kekayaan, maka mereka mempergunakan uang sebagai salah
satu sarana imperialisasi. Mereka kemudian merubah sistem
uang emas emas tersebut ke dalam sistem uang lain. Mereka
menganggap tabungan bank dan flat money, yang disandarkan
kepada emas atau perak itu merupakan nilai banyaknya uang.
Begitu pula mereka menganggap emas dan perak sebagai nilai
banyaknya uang.
Dari sinilah, maka diperlukan penjelasan tentang manfaat
sistem uang emas. Dan di antara manfaat yang paling penting
adalah sebagai berikut16:
1. Sistem uang emas akan mengakibatkan kebebasan pertukaran
emas, mengimpor dan mengekspornya, yakni masalah yang
menentukan peranan kekuatan uang, kekayaan dan
15 Imperialisasi di sini maksudnya, upaya dominasi ekonomi yang dilakukan bangsa luar untuk berusaha menghapuskan sistem mata uang emas yang sudah diberlakukan sebelumnya.
16 Taqyuddin An-Nabhani, Op.Cit., hal 304.
17
perekonomian. Dalam kondisi semacam ini, aktivitas
pertukaran mata uang tidak akan terjadi karena adanya
tekanan dari luar negeri sehingga bisa mempengaruhi harga-
harga barang dan gaji para pekerja.
2. Sistem uang emas, juga berarti tetapnya kurs pertukaran mata
uang antarnegara. Karena tetapnya kurs pertukaran mata
uang tersebut, maka akan menyebabkan meningkatnya
perdagangan internasional. Sebab, para pelaku bisnis dalam
perdagangan luar negeri tidak takut bersaing. Karena kurs
uangnya tetap, maka mereka tidak khawatir dalam
mengembangkan bisnisnya.
3. Dalam sistem uang emas, bank-bank pusat dan pemerintah,
tidak mungkin memperluas peredaran kertas uang, karena
secara umum kertas uang tersebut bisa ditukarkan menjadi
emas dengan harga tertentu. Sebab, pemerintah-pemerintah
tertentu khawatir jika memperluas peredaran kertas tersebut,
justru akan menambah jumlah permintaan akan emas,
sementara pemerintah sementara pemerintah tidak sanggup
menghadapi permintaan tersebut. Oleh karena itu, untuk
melindungi kertas uang yang dikeluarkan serta sikap hati-hati
pemerintah terhadap emas, pemerintah tersebut akan
melakukan penimbunan (uang emas).
4. Tiap mata uang yang dipergunakan di dunia, selalu dibatasi
dengan standar tertentu yang berupa emas. Dan pada saat itu
pengiriman barang, kekayaan dan orang dari satu negara ke
negara lain, menjadi sedemikian mudah. Sehingga masalah
potongan serta kelangkaan uang bisa dihilangkan.
5. Tiap negara akan menjaga kekayaan emas, sehingga tidak
akan terjadi pelarian emas dari suatu negara ke negara lain.
Dan negara pun tidak akan memerlukan kontrol sekecil-
kecilnya untuk melindungi kekayaannya. Sebab, kekayaan
tersebut tidak akan ditransfer dari negara tersebut kecuali
18
STIE Muhammadiyah Pekalongan
karena adanya alasan yang sah menurut syara’, yakni
adakalanya untuk membayar barang atau gaji para pekerja.
Kontroversi Penggunaan Uang Emas dan Perak17
1. Jumlah Emas yang Kurang?
Ada yang menyatakan bahwa jumlah emas yang pernah ditambang dan
diproduksi hanya 142 metrik ton atau senilai 4,5 trilyun US$ (jika harga emas
per kg = 32.500 US$). Menurut mereka jumlah itu kurang. Padahal jika dibagi
untuk 7 milyar manusia, maka tiap manusia mendapat sekitar Rp. 5,85 juta atau
20 gram emas. Tiap keluarga (suami-istri+2 anak) berarti punya Rp. 23,5 juta.
Itu baru dari emas. Belum dari uang perak dan tembaga. Karena Islam tidak
hanya memakai emas. Tapi juga perak (Dirham) dan tembaga (Fulus) untuk
mata uangnya. Jika digabung dengan uang perak dan tembaga, tiap keluarga
bisa memiliki uang senilai Rp. 70 juta. Itu sudah jauh dari mencukupi
mengingat dalam Islam uang itu berfungsi sebagai alat tukar/jual-beli. Bukan
untuk disimpan. Stabilitas uang Dinar dan Perak sebagaimana ditunjukkan di
atas, berdasarkan hukum Supply and Demand menunjukkan bahwa jumlahnya
stabil/sesuai pertumbuhan jumlah penduduk. Tidak kurang. Tidak juga
berlebih.
2. Membawa Uang Emas Repot dan Berat?
Ada yang bilang kalau bawa uang emas repot dan berat. Memang berapa
banyak uang yang dia bawa? Sebagai contoh, berat uang kertas sekitar 1 gram.
Jadi dengan membawa 1 gram uang kertas, paling banyak Kita membawa Rp.
100.000. Sementara 1 gram emas itu harganya sekitar Rp. 450.000. Artinya
jika untuk membawa uang Rp. 100 juta Kita harus membawa 1 kg uang kertas
Rp. 100.000. Dengan membawa uang emas Kita cukup membawa 0,22 kg uang
17 Dinar Emas & Dirham Perak Sebagai Solusi Islam Mengatasi Riba & Inflasi . http://23fx.blogspot.com/2011/08/dinar-emas-dirham-perak-sebagai-solusi.html (diakses tanggal 14 juni 2012 pukul 01.37)
19
emas saja. Tapi jarang ada orang yang mau membawa uang Rp. 100 juta di
dompetnya.
3. Emas dan Perak Tidak Cocok untuk Jadi Mata Uang?
Sebenarnya emas dan perak sudah dijadikan mata uang di berbagai dunia
selama ribuan tahun. Bahkan AS sendiri menggunakan emas sebagai jaminan
uang kertas mereka hingga 40 tahun lalu. Saat Presiden AS Nixon mencabut
emas sebagai jaminan di bulan Agustus 1971, baru uang Dollar AS benar-benar
menjadi Fiat Money. Uang kertas yang tidak dijamin emas ataupun perak.
Nilainya ditentukan oleh para spekulan pasar. Jadi baru 40 tahun terakhir saja
dunia hidup dengan uang kertas Fiat Money.
Celakanya kaum Yahudi melalui keluarga Rothschild dan Rockefeller
memegang Bank Sentral AS The Fed, dan berbagai Bank Sentral di seluruh
dunia. Dengan cara itu, mereka bisa mencetak kertas yang tidak berharga
menjadi uang yang dianggap bernilai. Hanya mereka yang berhak mencetak
uang. Ada pun pihak lain, meski menggunakan tinta dan kertas yang sama atau
lebih mahal, tetap dianggap uang palsu dan merupakan kejahatan. Dengan
uang itu mereka membiayai kampanye para politikus/kandidat presiden
sehingga bisa jadi boneka mereka. Dengan uang itu mereka bisa membeli
berbagai perusahaan dan menguasai kekayaan alam di seluruh dunia.
4. Mata Uang Emas dan Perak Hanya Mata Uang Islam?
Sebetulnya mata uang emas dan perak dipakai di seluruh dunia di berbagai
zaman. Bukan hanya di kalangan Muslim. Sebagai contoh di Alkitab ditulis:
Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang
kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu,
berjalanlah !” (Kisah Para Rasul 3:6).
Pada beberapa versi lain, kata “Emas dan Perak” langsung diterjemahkan
sebagai uang atau uang emas dan uang perak. Di lagu “London Bridge is
Falling Down” juga ditulis “Gold and Silver I have none”. Jadi emas dan
perak yang merupakan logam mulia yang
berharga merupakan mata uang yang universal. Kekaisaran Romawi biasa
memakai emas, perak, dan perunggu sebagai mata uang mereka. Bahkan nama
uang Romawi, Denarius, mirip dengan nama uang Dinar.
20
STIE Muhammadiyah Pekalongan
5. Bagaimana dengan Negara yang Tidak Punya Tambang Emas atau Perak?
Ada orang yang menganggap penggunaan mata uang emas dan perak tidak
praktis bagi negara-negara yang tidak memiliki tambang emas dan perak. Ini
keliru. Buktinya negara-negara seperti Singapura dan Jepang yang nyaris tidak
memiliki tambang emas dan perak, mereka tetap punya banyak emas dan
perak. Wanita-wanita mereka tetap bisa mengenakan cincin dan kalung emas.
Ini karena mereka bisa menjual produk/jasa yang mereka miliki sehingga
mereka bisa mendapatkan emas dan perak.
Implementasi Penggunaan Dinar dalam Perdangan
Internasional
Untuk menjadikan dinar sebagai mata uang global diperlukan
berbagai langkah dan strategi. Kehadiran dinar dalam sistem
perdagangan dan moneter dunia dimaksudkan untuk
menggantikan uang fiat dan menjadikan alternatif bagi negara-
negara berkembang untuk menghindari dominasi perekonomian
negara-negara maju. Untuk menggantikan peran uang fiat dalam
perekonomian diperlukan beberapa penerapan dinar secara
bertahap, langkah demi langkah bukan dengan perubahan
secara drastis. Salah satu langkah yang dilakukan dalam
penerapan dinar tersebut adalah dengan menjadikan dinar
sebagai alat transaksi perdagangan barang dan jasa
internasional, baik perdagangan multilateral maupun bilateral.18
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan
dinar dalam perdagangan internasional, antara lain:
1. Peran Dinar dalam Perdagangan
Penggunaan dinar tidak ditunjukan untuk menggantikan peran
mata uang domestik, tetapi hanya digunakan untuk
pembayaran atas transaksi perdagangan barang dan jasa luar 18 M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam ,(Bandung:Alfabeta,
2010), Hal 77
21
negeri. Uang domestik tetap diperlukan sebagai alat transaksi
domestik. Dinar tidak diwujudkan dalam bentuk fisik, tetapi
diukur dalam ukuran harga emas. Jika satu dinar sama dengan
satu ounce emas dan satu ounce emas setara dengan $290,
maka satu dinar sama dengan $290. Emas tersebut bisa
dihargakan dengan nilai mata uang negara lain yang
ditetapkan oleh kedua negara. Pembayaran tidak dilakukan
dengan mentransfer dinar dari satu negara ke negara lain,
tetapi hanya dengan mentransfer ekuivalen emasnya ke bank
kustodian yang telah disepakati. Hal ini ditunjukan untuk
menghindari kesulitan untuk mentransfer emas dalam bentuk
fisik serta memberikan kemudahan bagi negara yang tidak
memiliki sumber daya emas yang cukup.
2. Penggunaan Emas Dinar
Dinar tersebut akan digunakan dalam transaksi perdagangan
multilateral dan bilateral. Perdagangan multilateral melibatkan
beberapa negara dalam transaksi perdagangan seperti ekspor
dan impor yang terjadi antara Malaysia dengan Arab Saudi dan
Indonesia. Sedangkan transaksi bilateral melibatkan dua
negara dalam perdagangan barang dan jasa, seperti
perdagangan antara Indonesia dengan Malaysia. Perdagangan
bilateral tidak hanya terbatas pada negara yang ada dalam
satu regional, tetapi bisa juga dengan negara yang berada di
luar regionalnya, seperti perdagangan antara Indonesia
dengan Australia atau Indonesia dengan Amerika Serikat.
3. Peraturan tentang Penerapan Dinar dalam Perdagangan
Internasional
Mengimplementasikan dinar sebagai alat transaksi
perdagangan internasional harus merujuk pada peraturan dan
undang-undang yang membolehkan dinar yang terbuat dari
emas bisa digunakan sebagai alat pembayaran. Setidaknya,
22
STIE Muhammadiyah Pekalongan
ada tiga atura (legal issues) yang berkenaan dengan
menggunakan dinar dalam perdagangan internasional, yaitu19:
a. Internasional Legal Implements
Ada beberapa peraturan yang berkaitan dengan penerapan
dinar dalam perdagangan internasional dalam Articles of
Agreement of the Internasional Monetary Fund. Pada tahun
1945 salah satu aturan yang ditetapkan IMF adalah sistem
par value yang mengharuskan negara-negara anggota
mengkonversikan mata uang mereka seperti dolar yang di-
peg kepada emas sebesar 1/35 per ons emas. Setelah
sistem par value berakhir pada tahun 1971, negara
anggota mengadopsi aturan yang dibuat IMF pada tahun
1976 the Second Amandement to the Article of Agreement
yang baru efektif digunakan pada tahun 1978 hingga saat
ini. Dalam aturan tersebut negara anggota dibolehkan
untuk mengkonversikan mata uangnya terhadap mata
uang lain selain emas. Beberapa negara ada yang
mengkonversikan mata uangnya dengan Special Drawing
Rate (SDR) yang dibuat IMF. Sebagian lainnya ada yang
membiarkan mata uangnya mengambang berdasarkan
permintaan dan penawaran internasional. Walaupun setiap
negara bebas menentukan mata uang yang menjadi
standar nilai tukarnya, setiap negara dilarang melakukan
manipulasi nilai tukar atau moneter internasional yang
ditujukan untuk mengambil keuntungan dari persaingan
yang tidak fair dengan negara lain. Setiap negara
diharuskan untuk berkolaborasi dengan pendanaan dan
pembiayaan dari IMF untuk mempromosikan stabilitas nilai
tukar dan menghindari perubahan persaingan nilai tukar.
Negara yang membiarkan mata uangnya mengambang
19 Ibid,. Hal 78
23
bebas diharuskan melakukan intervensi nilai tukarnya
untuk mengatasi perubahan nilai tukar yang tajam dan
fluktuasi nilai tukar. Berdasarkan Articles IV the Obligations
Regarding Exchange Arrangements berisikan tentang nilai
tukar hanya dikonversikan kepada SDR atau kepada mata
uang negara lain selain emas. Sekilas, aturan tersebut
terlihat melarang dan membatasi penggunaan emas
sebagai sebuah perjanjian nilai tukar (exchange
arrangements). Tetapi dinar yang akan digunakan dalam
perdagangan internasional bukan uang sebuah negara
yang ditopang dengan emas (backed by gold). Kehadiran
dinar dalam perdagangan internasional tidak ditujukan
untuk menjadikan dinar sebagai mata uang sehari-hari
semua negara, tetapi hanya digunakan untuk menjadi alat
transaksi perdagangan bilateral. Pembayaran dengan dinar
dilakukan dengan mentransfer ekuivalen dinar ke account
negara peserta yang ada di bank kustodian. Dalam aturan
yang sama dengan Article IV dinyatakan bahwa kondisi
ekonomi internasional tertentu, mengizinkan sebuah
negara untuk memperkenalkan sistem perjanjian nilai tukar
yang berdasarkan atas stabilitas.
b. Financial Infrastructure
Lembaga keuangan adalah salah satu faktor yang akan
menyukseskan implementasi dinar sebagai alat transaksi
perdagangan internasional. Lembaga keuangan seperti
perbankan harus siap dengan beberapa aturan yang
mendukung penggunaan dinar dan menyesuaikan sistem
operasionalnya. Untuk mewujudkan itu, diperlukan peran
dan aturan yang mendukung industri perbankan untuk
berperan dalam perdagangan bilateral. Dalam hal ini, bank
24
STIE Muhammadiyah Pekalongan
sentral selaku otoritas moneter akan menjadi lembaga
yang mengawasi dan mengatur mekanisme sistem
perbankan internasional.
c. Dispute Settlement
Untuk menghindari perselisihan perdagangan, maka
diperlukan sebuah mekanisme penyelesaian (dispute
settlement) yang bisa mengatasi perselisihan dagang antar
negara maupun sektor swasta. Saat ini aturan tentang
perselisihan telah ditetapkan oleh WTO yang dinamakan
dengan Dispute Settlement Mechanism. WTO telah
mengeluarkan beberapa persetujuan, seperti General
Agreement on Tariffs and trade, General Agreement on
Trade in Service dan Agreement on Trade-Related Aspect
of Property Rights. Setiap dari aturan tersebut memiliki tiga
tujuan utama yaitu:
1. Untuk membantu perdagangan berjalan secara bebas;
2. Untuk mencapai liberalisasi dengan cara negosiasi; dan
3. Untuk mengatur perselisihan perdagangan (settling
payment)
Proses penyelesaian perselisihan tersebut telah diatur
dalam the Understanding on Rules and Procedures
Governing the Settlement on Dispute (DSU). Di samping
peraturan yang ditetapkan oleh WTO, perdagangan secara
bilateral juga membutuhkan lembaga-lembaga yang
membantu dalam penyelesaian masalah-masalah
perdagangan seperti lembaga mediasi, arbitrasi dan
konsiliasi. Kehadiran lembaga tersebut diharapkan bisa
membantu kelancaran dan menyelasaikan setiap
permasalahan yang muncul dari perdagangan tersebut.
25
Urgensi Penggunaan Dinar dan Dirham dalam Sistem
Ekonomi
Penggunaan dinar maupun dirham merupakan suatu solusi
atas perekonomian dunia yang menggunakan uang fiat.
Penggunaan uang fiat menimbulkan ketidakstabilan
perekonomian dunia, untuk mengatasi hal itu dibutuhkan mata
uang yang stabil yaitu dinar ataupun dirham.20 Pada tahun 1250
M/ 648 H di negara Mesir, dinar yang dijadikan sebagai dasar
moneter pernah dipengaruhi oleh penggunaan uang fulus yaitu
uang campuran dari kuningan dan tembaga. Penggunaan uang
fulus dan ditambah oleh kondisi perekonomian yang buruk telah
menyebabkan harga yang tidak stabil. Untuk mengatasi hal
tersebut Al-Maqrizi (768-845 H) dalam bukunya Ighosatul Ummah
bi Kasyfil Ghummah menjelaskan kondisi tersebut secara
terperinci serta memberikan jalan keluar bagi kondisi
perekonomian Mesir pada waktu itu. Di antara pemikiran Al-
Maqrizi tersebut adalah:
1. Hanya dinar dan dirham yang dapat digunakan sebagai uang
2. Menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money)
3. Membatasi uang fulus
Menurut Al-Maqrizi untuk mengatasi kondisi tersebut, dinar
dan dirham harus kembali digunakan dalam perdagangan barang
dan jasa seperti pembayaran upah para pekerja. Untuk
mendukung penggunaan dinar dirham tersebut maka
pemerintah harus menghentikan penurunan nilai uang
(debasement of money) serta membatasi penggunaan uang fulus
hanya untuk transaksi dalam skala kecil dan hanya untuk
transaksi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Sedangkan dinar
20 Ibid,. Hal 80
26
STIE Muhammadiyah Pekalongan
dan dirham digunakan untuk transaksi dalam skala besar seperti
perdagangan luar negeri dan transaksi domestik lainnya.
Ada beberapa alasan dari penggunaan mata uang dinar Islam
dalam menuju stabilitas sistem moneter, antara lain:
1. Uang yang stabil. Pebedaan uang dinar dengan uang fiat
adalah kestabilan nilai uang tersebut. Setiap mata uang dinar
mengandung 4.25 gram emas 22 karat dan tidak ada
perbedaan ukuran emas yang dikandung dinar pada setiap
negara, tidak ada perbedaan nilai dinar yang digunakan di Irak
dengan dinar yang digunakan di negara Arab saudi. Uang dinar
tidak mengalami inflasi semenjak zaman Rasulullah Sallallahu
’Alaihi Wassallam hingga sekarang. Sebuah penelitian telah
dilakukan oleh professor Roy Jastram dari Berkeley University
dengan menulis buku tentang The Goldent Constant. Ia
melakukan penelitian harga emas terhadap beberapa komoditi
untuk waktu 400 tahun hingga 1976. hasil dari penelitiannya
adalah bahwa harga emas adalah konstan dan stabil.
Sekalipun selama waktu tersebut telah terjadi krisis, perang,
dan bencana alam nilai emas relatif stabil (Vadillo, 2002).
2. Alat tukar yang tepat. Dengan adanya nilai yang stabil dan
standar yang sama di setiap negara, dinar akan memberikan
kemudahan dan kelebihan bagi masyarakat untuk melakukan
transaksi domestik dan transaksi internasional sekalipun. Dinar
adalah mata uang yang berlaku secara sendirinya, berbeda
dengan fiat money sebagai legal tender yang membutuhkan
pengesahan berupa hukum oleh pemerintah yang
mencetaknya. Uang dinar emas adalah uang sudah dikenal
selama berabad-abad, sehingga tidak diperlukan adanya
proses penghalalan dan pengesahan sebagai uang
3. Mengurangi Spekulasi, Manipulasi dan Arbitrasi. Nilai dinar
yang sama akan mengurangi tingkat spekulasi dan arbitrasi di
27
pasar valuta asing, karena kemungkinan perbedaan nilai tukar
akan sulit terjadi. Jika dinar sudah menjadi “single currency”
yang sama di setiap negara, maka tidak akan ada perbedaan
nilai dinar di setiap negara yang memberikan keuntungan
yang besar kepada para spekulator-spekulator tersebut.
4. Karena setiap transaksi Dinar dan dirham akan didasari oleh
transaksi di sektor riil, maka penggunaannya dapat
mengiliminir penurunan ekonomi atau economic downturn dan
resesi.
5. Penggunaan Dinar dan Dirham dalam suatu negara akan
mengiliminir risiko mata uang yang dihadapi oleh negara
tersebut, apabila digunakan oleh beberapa negara yang
berpenduduk Islamnya mayoritas akan mendorong terjadinya
blok perdagangan Islam.
6. Penggunaan Dinar dan Dirham akan menciptakan sistem
moneter yang adil yang berjalan secara harmonis dengan
sektor riil. Sektor riil yang tumbuh bersamaan dengan
perputaran uang Dinar dan Dirham, akan menjamin
ketersediaan kebutuhan masyarakat pada harga yang
terjangkau.
7. Berbagai masalah sosial seperti kemiskinan dan kesenjangan
akan dengan sendirinya menurun atau bahkan menghilang.
8. Kedaulatan negara akan terjaga melalui kesetabilan ekonomi
yang tidak terganggu oleh krisis moneter atau krisis mata
uang yang menjadi pintu masuknya kapitalis-kapitalis asing
untuk menguasai perekonomian negara dan akhirnya juga
menguasai politik keamanan sampai kedaulatan negara.
9. Hanya uang emar (Dinar) dan perak (Dirham) yang bisa
menjalankan fungsi uang modern dengan sempurna yaitu
fungsi alat tukar (medium of exchange), fungsi satuan
pembukuan (unit of account) dan fungsi penyimpan nilai (store
of value).
28
STIE Muhammadiyah Pekalongan
Pada saat ini, peran uang fulus sudah digantikan oleh uang fiat
yang digunakan untuk semua transaksi perdagangan, baik dalam
negeri maupun luar negeri. Penggunaan dinar maupun dirham
merupakan suatu solusi untuk mengatasi berbagai dampak
penggunaan perekonomian yang ditimbulkan oleh penggunaan
uang fiat dalam perekonomian dunia.
Dr. Ahmad Hasan dalam bukunya Al-Awraq an-Naqdiyyat fi al-
Iqtishadi al-Islamiy menjelaskan bahwa setelah berakhirnya
perang dunia I, setiap negara memberlakukan peraturan dan
pengawasan ketat terhadap perdagangan dunia untuk
menurunkan jumlah impor barang dan komoditi seperti
pemberlakuan pajak dan cukai. Setiap negara berusaha untuk
mendorong peningkatan ekspor yang kemudian menyebabkan
perbedaan harga-harga di setiap negara.
Ketika perdagangan menggunakan emas, maka indeks harga
akan mempertahankan kesesuian, karena menggunakan sistem
emas sangat berperan penting untuk menjaga stabilitas harga di
berbagai negara. Sebagai contoh, terjadinya kerjasama dagang
antara Suriah dengan Prancis dengan menggunakan sistem
emas. Suriah mengimpor komoditi dengan jumlah besar dari
Prancis, hal ini akan menyebabkan keluarnya emas dari Suria
menuju Prancis dan persediaan emas akan menipis di Suriah.
Saat itu harga-harga akan mengalami penurunan di Suriah.
Ketika harga-harga komoditi komoditi di Suriah menurun, negara
lain akan melakukan impor dari Suriah dan saat itu pula emas-
emas akan kembali masuk dan menguat di Suriah. Tetapi, ketika
perdagangan di dunia tidak lagi berjalan dengan bebas,
keberadaan uang emas akan digantikan dengan uang kertas
yang berakibat pada perbedaan indeks harga-harga.
Menurut Hafiz Majdi, Dodik Siswantoro dan J.A Brovosky
(Stable and Just Global Monetary System, 2002), penggunaan
29
dinar yang dilakukan oleh kedua negara dalam perdagangan
bilateral akan menyebabkan penyesuaian otomatis terhadap
neraca pembayaran (balance of payment) ke dua negara. Contoh
sederhananya adalah ketika salah sati negara mekespor barang
ke negara lainnya, maka negara tersebut akan memiliki lebih
banyak dinar emas dan jumlah barang yang lebih sedikit. Hal ini
akan menyebabkan terangkatnya harga barang karena adanya
ekspor dan dengan tingkat harga yang lebih tinggi serta
melakukan penyesuaian otomatis terhadap perbedaan pada
neraca pembayaran. Dampak implementasi gold dinar dalam
perdagangan internasional diproyeksikan akan mendatangkan
banyak manfaat.
Pertama, mengurangi dampak voltalitas yang disebabkan oleh
fluktuasi mata uang. Kedua, trader tidak perlu melakukan
hedging. Ketiga, transaksi semakin efisien karena semakin
banyak negara yang bergabung, hanya diperlukan gold dinar
yang relatif kecil untuk volume perdagangan yang difasilitasi.
Keempat, gold dinar akan berperan seperti mata uang bersama
(common currency) yang berimplikasi akan mengurangi biaya
transaksi. Kelima, keuntungan politis di mana para pendukung
gold dinar akan menjadi blok yang solid yang diperhatikan
kiprahnya.21
Peluang Bersanding dengan Dolar
Menurut Dr. Mahatir Muhammad solusi yang mudah untuk
keluar dari krisis moneter adalah dengan meniggalkan kebijakan
IMF dan mulai mandiri dengan kebijakan sendiri. Meniggalkan
IMF untuk menjadi sukses ternyata telah dibuktikan oleh Korea
Selatan dan Thailand. Bagaimana halnya dengan Indonesia?
21 M. Luthfi Hamidi, Op.Cit., Hal 102-103
30
STIE Muhammadiyah Pekalongan
Ternyata hal ini tidak cukup berhasil pada kenyataannya kontrak
kerja sama dengan IMF yang habis 2001 lalu justru diperpanjang.
Untuk keluar dari krisis perlu mandiri dengan kebijakan sendiri,
dalam hal lain dalam mencegah krisis diperlukan pengembalian
sistem keungan dengan kembali menggunakan mata uang emas
untuk alat pembayaran.
Krisis moneter yang menghantam kawasan Asia Tenggara
pada pertengahan 1997 memang menjadi tonggak peringatan
betapa tak berdayanya negara dan betapa jumuwanya para
spekulan. Tak heran bila dalam pidato-pidatonya saat itu,
Mahatir lantang menuding para spekulan-khususnya George
Soros-yang bak malaikat maut memainkan stabilitas mata uang
negara tertentu dari jauh.
Mata uang kertas yang tidak mempunyai nilai intrinsik
sehingga nilai tukarnya menjadi subjek manipulasi seperti yang
kita saksikan selam krisis keuangan di Asia, papar Mahatir pada
saat membuka konferensi mengenai Islam di Kuala Lumpur.
Orang yang membawa Malaysia sebagai negara yang
diperhatikan kelas ekonominya ini seterusnya membandingkan
betapa lemahnya uang kertas yang saat ini dipakai bila
dibandingkan dengan uang emas. Dinar mempunyai nilai yang
jelas berdasarkan kebutuhan dunia akan emas. Artinya, ia tidak
perlu dijamin oleh bank sentral manapun, karena dinar
menjaminnya sendiri sebagai barang berharga. Selain itu, emas
juga memiliki harga yang relatif stabil dan karenanya tidak
seperti mata uang kertas yang fluktuatif dibandingkan satu sama
lainnya.
Mahatir yang pada saat itu merangkap sebagai menteri
keuangan menyebutkan, penggunaan dinar untuk perdagangan
internasional banyak menjanjikan keuntungan. Selain risiko
spekulasinya nihil, juga ongkos usaha akan dapat dikurangi
sebagai akibat batasa-batasan tertentu lenyap yang pada
31
gilirannya akan memacu perdagangan. “Perdagangan tidak perlu
dibayar dengan dinar sesungguhnya. Namun impor dan ekspor
pasangan negara yang melakukan perdagangan dapat
diseimbangkan dan bedanya hanyalah pembayaran dilakukan
dengan dinar.”22
Saatnya Kembali ke Emas
Membincangkan peluang emas kembali berjaya sebagai mata
uang internasional atau kembali berjaya sebagai mata uang
kertas yang sepenuhnya (100 persen) didukung dengan cara
emas mungkin kedengaran aneh bagi banyak audiens. Begitulah
yang pernah disampaikan peraih Nobel ekonomi Robert Mundell.
Dalam sebuah kuliah di St. Vincent College, Pennsylviana,1997,
Mundell memprediksi peluang emas untuk kembali memperoleh
perhatian dunia bila reformasi moneter terjadi amat tipis, tanpa
keterlibatan Amerika. Sebaliknya, dia meramalkan, mata uang
Eropa (yang sekarang tergabung dalam Euro) akan duduk
berdampingan dengan dollar.
Namun demikian, Mundell melihat emas sebagai satu-satunya
komoditi yang amat berperan dalam sistem moneter
internasional. Hanya peran emas dimarginalkan oleh konspirasi
internasional dengan berbagai cara termasuk menciptakan aset
lain seperti Special Drawing Rate (SDR) yang diciptakan IMF pada
tahun 1968. Seperti dollar, SDR sebelumnyadidukung dengan
emas, namun lambat laun setelah harga emas melesat naik pada
tahun 1970-an, garansi emasnya dicabut. Meskipun upaya
banalisasi emas terus dilakukan, tegas Mundell, tetap saja emas
22 M. Luthfi Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah, (Jakarta : Senayan Abadi Publishing, 2003), Hal 367
32
STIE Muhammadiyah Pekalongan
disimpan publik sebagai aset investasi, demikian juga oleh bank-
bank sentral.
Akibat dari marginalisasi emas dalam sistem moneter, dunia
memasuki era baru apa yang disebut Mundell sebagai a regime
of permanent inflation. IMF yang semula diplot untuk menjadi
pengatur moneter internasional, dalam praktiknya tak lebih
sebagai konsultan ad hoc bagi kebijakan makro ekonomi dan
pengawas utang. Alih-alih memberikan resep stabilitas moneter
bagi kliennya, IMF malah memperburuk situasi. Kebanyakan
negara yang ditangani IMF tidak bisa kembali tegak
sebagaiamana sebelum diterpa krisis, kecuali satu dua kasus.
Peluang emas untuk kembali menjadi acuan moneter
internasional sangat besar dari sisi fundamental (ekonomi),
tetapi agak sulit dari sudut pandang politik. Itu bisa dilihat dari
kuatnya konspirasi internasional untuk menyingkirkan pengaruh
emas. Banalisasi (penyingkiran) emas dari arena terhormat itu
tak lepas dari kokohnya Amerika sebagai superpower dunia.
Setiap negara superpower berpeluang menjadi mata uangnya
juga mata uang dunia.23
Sejarah mencatat Dinarius yang dicetak oleh kerajaan Romawi
sampai beredar dan dipergunakan sebagai alat transaksi di
Jazirah Arab, bahkan di masa Rasulullah saw karena saat itu
imperium Romawi menjadi adi kuasa dunia. Poundsterling Inggris
juga mendominasi di abad ke-19 di saat Inggris menduduki
predikat yang sama.
Berbeda dengan negara-negara lainnya, Romawi dan Inggris
Raya adalah contoh sembuah imperium. Normalnya, sebuah
negara mendapat pendanaannya dengan memungut pajak dari
23 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan , (Jakarta : Senayan Abadi Publishing, 2007), Hal 149
33
rakyatnya. Nmaun bagi negara yang memiliki imperium, mereka
memungut pajak dari negara lainnya.
Namun, untuk pertama kalinya, Amerika Serikat dalam abad
ke-20 memajaki negara-negara lain dunia secara tidak langsung,
melalui beban inflasi penciptaan mata uang dolar yang tidak di-
backed dengan logam berharga. Mata uang dolar yang
terdistribusi secara luas menempatkan Amerika pada tempat
istimewa. Negara-negara lain harus berkeringat menyerahkan
hasil buminya dari minyak, tuna, rotan, kayu, emas, tembaga,
sementara sang superpower cukup menukarkannya dengan uang
kertas yang bisa dicetak kapan saja dan tidak memiliki nilai
intrinsik apa-apa. Risiko terjadi inflasi dari penciptaan dolar yang
berlebihan dengan cerdik dialihkan kepada 60% lebih penduduk
bumi yang menggunakan uang ini.
Dalam konteks ini, kekohan Amerika berikut mata uang
dolarnya, bisa dijelaskna Mundell dengan mengadopsi teori
gravitasi newtonia. Ketika suatu negara menjadi superpower
dunia, kedudukanny tak ubahnya matahari dalam tata surya. Dia
akan menjadi pusat kekuasaan, sekaligus pusat moneter
internasional. Sementara negara-negara lain tak lebih dari
sekadar planet-planet yang mengorbit. Namun, apabila salah
satu planet itu di kemudian hari bertambah besar dan besar
karena suatu hal, bahkan melebihi matahari, maka beralihlah
planet itu menjadi pusat gravitasi, menjadi pusat kekuatan baru,
dan rezim moneter baru pun tercipta. Demikian pula yang terjadi
kenapa era poundsterling berakhir dan bergeser ke dolar, ketika
Amerika mengambil alih peran superpower dari tangan Inggris.
Setelah itu, masing-masing superpower terus berusaha keras
untuk mempertahankan moneter dunia dalam pola
permainannya. Setiap upaya menggoyangkan statusnya dengan
34
STIE Muhammadiyah Pekalongan
mengatasnamakan reformasi moneter, pasti ditolaknya. Mundell
mencontohkan penolakan Inggris pada 1870-an ketika Amerika
dan Prancis mengusulkan kembali kepada bimetal (logam
berharga). Kini kalau ada upaya yang sama untuk
mengkampayekan penggunaan gold dinar, misalnya, siapa yang
pertama bakal menolak? Sudah pasti Amerika yang berdiri di
deretan terdepan.
Dengan mempertahankan dolar memimpin dalam share
keuangan global, AS mendapatkan keuntungan yang luar biasa.
Mereka mendapatkan free lunch yang mustahil mereka lepas.
Seignorage penciptaan doral menjadi keuntungan bagi AS
mendulang pembiayaan bagi kepentingan ekonominya. Memberi
peluang emas masuk menggeser dolar, berarti akan
memangkan free lunch yang sudah begitu lama dinikmati.
Apakah dengan demikian peluang emas, seperti yang
diisyaratkan Mundell itu, sama sekali tertutup mungkin tidak.
Dengan logika gravitasi newtonia tadi, hanya ada satu
superpower yang akan eksis menjadi pusat tata surya.
Bagaimana bila kemudian ada satu atau bahkan lebih planet
yang tiba-tiba menjadi besar dengan besaran yang relatif sama
dengan matahari? Tentu ini akan mengacaukan sang superpower
lama.
Saat ini euro telah menjadi pesaing potensial dolar. Meski
komposisinya terhadap total jumlah cadangan devisa
internasional masih di bawah dolar, tetapi sacara fundamental
ekonomi, kata Mundell, kekuatan mereka yang bergabung dalam
euro, 10-15% lebih besar dari AS. Jadi ini Cuma persoalan waktu
euro akan membesar dan akhirnya menyamai atau bahkan
melebihi dolar.24
24 Ibid,. Hal 152
35
Euro menyitratkan fenomena baru, bahwa superpower tidak
harus satu negara, ia bisa kumpulan dari beberapa negara, tapi
dengan satu visi dan kepentingan. Bila negara-negara anggota
OKI, misalnya, bersatu seperti yang ditunjukkan negara-negara
Eropa yang bergabung dan euro, bukan tidak mungkin mereka
akan menjadi salah satu pusat tata moneter baru dengan gold
dinar sebagai alat pembayaran internasional.
Mungkin banyak kalangan yang meragukan skenario anggota
OKI bisa bersatu dengan common currency. Ini masuk akal,
mengingatkan tipikal negara-negara anggotanya masih belum
siap berkorban untuk kepentingan jangka panjang. Kalaupun OKI
secara politis tidak dapat melecut dirinya untuk
memperjuangkan emas sebagai jangkar mata uang, akan ada
pihak lain yang melakukannya. Ini seperti sebuah keniscayaan.
Seperti disinggung di awal, berabad-abad emas telah
mebuktikan diri sebagai uang universal. Alat pembayaran yang
akan menjaga problema inflasi. Sehingga ekonomi yang dibina
pun tidak bersifat bubble economic layaknya diciptakan fiat
money yang sewaktu-waktu bisa pecah. Bila waktu akhirnya
membuktikan bubble economic itu benar-benar pecah
berantakan, sulit membayangkan di atas puing-puingnya
dibangun lagi sistem yang sama yang gagal menciptakan
ekuilibrium ekonomi.
36
STIE Muhammadiyah Pekalongan
Penutup
Dari pembahas di atas maka dapat disimpulkan yakni sistem
moneter yang berbasiskan pada classical gold dinar atau yang
lebih dekat dengan sistem ini, memiliki mekanisme
penyeimbang otomasi sehingga ekuilibrium moneter terjaga.
Ketekoran perdagangan (trade imbalance) yang terjadi akan
memaksa negara yang mengalami defisit untuk bekerja lebih
keras dan efisien sehingga produksi mereka bisa bersaing di
mata internasional.
Sistem moneter yang berbasiskan fiat money seperti yang
ditunjukkan dollar standard sangat potensial menyulut berbagai
disekuilibrium ekonomi. Ketekoran perdagangan yang dialami AS
akan terakumulasi, tidak diselesaikan. Tidak ada upaya keras
untuk menekan ketekoran ini karena pemerintah (AS).
Ketertinggalan ekonomi di Indonesia ternayata disebabkan
ketidak mandirian yang ditunjukkan oleh pemerintah RI dengan
terus bekerja sama dengan IMF dalam hal ini Amerika lah yang
berperan penting dalam pemberlakuan sistem ekonomi uang fiat
justru lebih merugikan bangsa.
Sifat voltalitas karena pengaruh fluktuasi mata yang dimiliki
fiat money dianggap sebagai salah satu faktor penyebab
kerugian ekonomi bagi penganutnya, karena para pengguna
sistem fiat money harus membayar ongkos pencetakan kertas
uang yang nilai intrinsiknya tidak ada. Slain itu pihak trader
diharuskan melakukan hedging (pemagaran) dalam setiap
transaksi. Sistem uang emas labih cenderung memperkecil biaya
37
transaksi karena sifatnya sebagai mata uang bersama (commont
currency), maka dari itu kesolida para pendukun gold dinar
amatlah diperlukan untuk lebih mempromosikan pemberdayaan
atau pengembalian sistem ekonomi uang emas.
Beralihnya sistem ekonomi dolar menjadi ekonomi emas atau
perak amatlah penting untuk dilakukan, hal ini didasarkan
karena gagalnya fiat money mencegah petaka yang sudah telah
yang sudah disimpannya. Kestabilan yang dihadirkan oleh emas
dan perak adalah salah satu keunggulan yang dapat dihandalkan
untuk menyelasaikan masalah-masalah ekonomi. Meskipun
banyak sekali hambatan maupun kontroversi yang mungkin
hadir terkait dengan pengembalian sistem emas ataupun dirham
ini, bukan suatu kemustahilan untuk kita tetap berupaya keras
untuk mengaplikasi secara lebih dalam sistem ekonomi emas
atau perak ini. Karena sudah dipastikan kejayaan dan
kemakmuran islam akan dapat dikembalikan apabila kita juga
mengembalikan sistem ekonomi awal yang lebih dominan
menggunakan mata uang emas ataupun perak.
38
STIE Muhammadiyah Pekalongan
DAFTAR PUSTAKA
A. Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2007)
An-Nabhani Taqyuddin, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif
Perspektif Islam (Surabaya:Risalah Gusti, 1996)
Luthfi M. Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil
dan Berkeadilan,(Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2007)
Luthfi M. Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah, (Jakarta :
Senayan Abadi Publishing, 2003)
Muhammad, Kebijakan Fiscal dan Moneter dalam Ekonomi
Islam (Jakarta:Salemba 4, 2002)
Nur M. Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam ,
(Bandung:Alfabeta, 2010)
Dinar Emas & Dirham Perak Sebagai Solusi Islam Mengatasi
Riba & Inflasi. http://23fx.blogspot.com/2011/08/dinar-emas-
dirham-perak-sebagai-solusi.html (diakses tanggal 14 juni 2012
pukul 01.37)
39
Biografi Penulis
Nama : Miftahuddin
Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 5 April 1994
Alamat : Wonoyoso Gg. 3 Buaran Pekalongan
Motto : Belajarlah ! Karena sesungguhnya ilmu
akan
menjadi penghias bagi ahlinya
40