BAGIAN RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Terjemahan Jurnal
24 Desember 2013
Penilaian Temporomandibular Joint Sebelum dan Sesudah Perawatan Prostetik pada
Pasien Edentulous Sebagian (Pemeriksaan radiografi)
Temporomandibular Joint Assessment of Pre and Post Prosthetic Treatment of Par-tially
Edentulous Patient (Radiographic Examination)
Nadira A Hatim, Nazar Gh Jameel, Marwah M Shehab
Nama : Irma Ariany Syam
NIM : J111 10 008
Dibacakan : Selasa, 24 Desember 2013
Sumber : Al – Rafidain Dent J Vol. 11, No1, 2011
DIBACAKAN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
1
Penilaian Temporomandibular Joint sebelum dan sesudah perawatan prostetik pada pasien
edentulous sebagian (Pemeriksaan radiografi)
Nadira A Hatim, Nazar Gh Jameel, Marwah M Shehab
Abstrak
Tujuan: Penelitian ini untuk mengkaji posisi kondilus dalam fossa temporal pada pasien
bergigi lengkap dan bergigi sebagian sebelum dan setelah perawatan prostetik, dan
membandingkan antara kondilus kanan dan kiri pada kedua kelompok dengan pemeriksaan
radiografi. Bahan dan Metode: Dua puluh dua pasien bergigi lengkap (20-28) tahun, dan
tiga puluh pasien bergigi sebagian (35-65) tahun yang memenuhi kriteria penelitian. Setiap
pasien dibuatkan gigi tiruan akrilik sebagian lepasan sementara. Dengan menggunakan
perangkat radiografi digital Planmeca (Finlandia), suatu radiograf yang berfungsi untuk
melihat TMJ dengan teknik panoramik khusus dalam posisi mulut terbuka dan tertutup pada
kedua kelompok (sebelum, sesaat, dan setelah dilakukan insersi alat prostetik). Dengan
menggunakan program software Dimaxis pengukuran linear dari ruang sendi anterior dan
posterior tersempit dibuat dengan menggunakan alat program, maka sudut inklinasi pada
eminence artikular dalam posisi mulut tertutup juga diukur, dan analisis statistik dengan
menggunakan program SPSS versi 11.5 untuk semua data. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada pasien bergigi lengkap, 76,5 % memiliki kondilus pada posisi
konsentris, pasien yang telah kehilangan gigi posterior menunjukkan dominasi pada posisi
kondilus posterior dan penurunan yang signifikan pada perpindahan setelah perawatan
prostodontik ( P = 0,015 untuk sisi kanan dan P = 0,032 untuk sisi kiri ) dengan tingkat
signifikansi 0,05. Asimetri pada posisi konsentris dari kondilus antara kanan dan kiri, tetapi
nilai signifikan P > 0,05. Ada perbedaan yang signifikan dalam sudut inklinasi eminence
artikular antara pasien bergigi lengkap dan sebagian P = 0,01 untuk sisi kanan dan P = 0,005
untuk sisi kiri . Kesimpulan: perpindahan kondilus ke arah posterior berhubungan dengan
hilangnya gigi posterior. Perubahan signifikan dalam posisi condylar terjadi setelah
perawatan prostetik, kenyamanan pasien diperoleh ketika posisi kondilus berada pada glenoid
fossa (posisi konsentris + 0.35 mm). Kehilangan gigi menyebabkan remodeling dari inklinasi
articular eminence.
Kata Kunci: kondilus, articular eminence, edentulous dan digital radiografi.
2
PENDAHULUAN
Kebutuhan untuk mengganti gigi
yang hilang hingga saat ini masih
diperdebatkan dan tergantung pada banyak
faktor meliputi; fungsi estetika dan
pencegahan dari pergerakan gigi yang tidak
diinginkan. Setiap faktor tersebut penting
untuk dipertimbangkan.1
Gigi menyediakan relasi vertikal dan
distal yang stabil pada mandibula terhadap
maksila dan memberikan petunjuk bagi
piranti untuk pergerakan mandibula ke
anterior dan lateral di sekitar pergerakan
mandibula selama gigi berkontak.
Kehilangan gigi posterior diikuti dengan
hilangnya kurva oklusal yang merupakan
keseimbangan dari adaptasi dengan harmoni
fungsional terhadap fungsi yang tidak
teratur2. Kondilus dari mandibula dapat
dipertimbangkan sebagai gambaran
terjadinya gangguan fungsional dari oklusi
gigi geligi3.
Hattori et al4 menyatakan bahwa
lengkung gigi (lengkung gigi dengan
kehilangan gigi posterior) bukan merupakan
faktor risiko untuk TMD, penelitian ini
menjelaskan bahwa mekanisme pengaturan
neuromuskuler yang melindungi sendi dari
over loading. Pasien dengan perawatan
prostetik bermanfaat untuk menstabilkan
oklusi dan intensitas kontak gigi berkurang
memiliki efek yang lebih besar untuk
menghilangkan rasa sakit dari TMDs 5-8
TMJ adalah salah satu daerah di
dalam tubuh yang paling sulit digambarkan
karena struktur tulang sendi kecil dan
sebagian kecil dikaburkan oleh tulang
tengkorak yang lebih besar9. Pemeriksaan
radiografi pada masalah TMJ,
dipertimbangkan sebagai bagian dari
keseluruhan penilaian terhadap pasien10,11
.
Sejumlah modalitas pencitraan telah
digunakan di masa lalu dan masih digunakan
untuk memeriksa pasien dengan masalah
TMJ12,13
. Sistem radiografi digital yang
digunakan dalam praktek dokter gigi telah
berhasil selama hampir dua dekade.14
.
Radiografi digital adalah teknologi
komputer yng telah menghasilkan sistem
pencitraan yang unik (filmless) seperti
radiografi gigi konvensional “tidak ada film
atau proses kimia yang
digunakan"15
. Gambar digital sebenarnya
adalah sebuah sensor solid-state dan fosfor
piring sensor yang menghasilkan informasi
X-ray pada layar monitor, printer atau
perangkat pengamatan lain (sensor elektron
dan sistem pencitraan komputerisasi)16
.
Berbagai metode telah digunakan
untuk menentukan posisi condylar sesuai
dengan relasi dimensi ruang tulang sendi
anterior dan posterior antara fossa dan
permukaan condylar. Tiga jenis posisi
condilus dapat diidentifikasi17
: (posisi
konsentris condylar dimana ruang sendi
anterior dan posterior adalah sama, posisi
condylar posterior di mana ruang sendi
posterior lebih kecil dari ruang sendi
anterior, dan posisi anterior kondilus dimana
ruang sendi posterior lebih besar dari ruang
sendi anterior).
Tujuan penelitian ini dengan
menggunakan radiografi digital-teknik
panoramik khusus untuk mengevaluasi
posisi condylar di fossa temporomandibular
dan sudut inklinasi articular eminence dari
pasien bergigi normal dan sebagian. Posisi
3
condylar di fossa temporomandibular dan
sudut inklinasi eminensia artikular untuk
pasien bergigi sebagian sebelum dan setelah
perawatan prostodontik dengan
membandingkan antara kondilus kanan dan
kiri dalam posisi mulut tertutup.
BAHAN & METODE
Dua ratus empat puluh enam pasien
dan mahasiswa didiagnosis selama periode
penelitian dari klinik University of Mosul,
Dentistry College menggunakan metode
dasar pemeriksaan gigi 18
. Hanya 111 orang
yang sesuai dengan kriteria penelitian, tetapi
hanya lima puluh dua dari mereka berlanjut
sampai menyelesaikan serangkaian
perawatan. Sampel dibagi menjadi dua
kelompok. Kelompok pertama: (22) pasien
bergigi lengkap (kontrol) berusia antara (20-
28) tahun, benar-benar tanpa gejala (super
normal)19
, orang dengan oklusi Angle Class
(I), yang tidak memiliki riwayat perawatan
ortodontik, ekstraksi gigi , cor restorasi atau
gigi tiruan sebagian tetap dan kesehatan
umum yang baik. Kelompok kedua: (30)
pasien edentulous sebagian tanpa gigi
gituan, berusia antara (35-65) tahun, periode
ekstraksi antara (1-5) tahun dan tanpa
protesa sebelumnya. Gigi Tiruan sebagian
lepasan atas dan bawah sementara (TRPD)
dibuat dengan metode konvensional.20,21
Gigi tiruan telah selesai diinsersi di
mulut pasien, masalah ketidaknyamanan
atau rasa sakit telah dihilangkan.
Penampilan dan cara berbicara dari pasien
dengan TRPD juga diperiksa.
Setiap subjek dalam penelitian ini
digambarkan dalam dua posisi, dalam posisi
mulut tertutup dan dalam pembukaan
maksimum (Gambar 1 A, B) dengan
menggunakan proyeksi TMJ panoramik
khusus untuk sisi kanan dan kiri, dengan
PLANMECA digital mesin radiografi (tipe
Cephpan ) dan PLANMECA Dimaxis pro
dan imaging software klasik (Finlandia).
Setelah memilih pasien; pemasukan data
base, dari panel kontrol perangkat
dikonversi dengan kebutuhan sistem,
disesuikan dengan dosis paparan radiasi
untuk laki-laki dewasa (Closing 74 kVp, 72
kVp Opening) sedangkan untuk perempuan
dewasa (70 kVp dan 68 kVp. Sepuluh mA
dan 6,3 detik waktu ekspose untuk setiap
posisi. Ketika radiografi digital terkena,
gambar ditransmisikan ke prosesor
komputer segera dikonversi menjadi format
digital.
(A) (B)
Gambar 1: A: Posisi mulut tertutup. B:
posisi mulut terbuka secara maksimum
Radiografi diambil dalam tiga
interval. Sebelum pembuatan prostesa gigi:
dalam posisi mulut tertutup (relasi sentris)
adalah posisi rekomendasi horizontal
mandibula dapat diasumsikan secara rutin
oleh pasien di bawah arahan dokter gigi
(dipelajari dan direproduksi)18
. Pasien
diminta untuk membuka dan menutup
mandibula beberapa kali, memintanya untuk
fonasi beberapa kata dengan menggunakan
4
huruf /s/, setelah itu radiografi yang diambil
dalam posisi relasi sentris, dan dua sampai
tiga bulan Interval setelah penyesuaian akhir
dari protesa.
Untuk meningkatkan citra radiografi
digital (Dimaxis software), empat jenis alat
manipulasi yang diterapkan, radiografi
normal tanpa manipulasi - skala abu-abu
terbalik, pseudo-pewarnaan dan gradien.
Ruang intra-artikular anterior dan posterior
diukur sebelum dan setelah insersi protesa
pada setiap pasien, ruang intraartikular
anterior dan posterior untuk kelompok
kontrol juga diukur. Penggunaan alat ukur
linier dari ruang sendi terdekat dijelaskan
oleh Pullinger dan Hollender19
. Pada posisi
mulut tertutup diukur sebagai berikut
(Gambar 2): Buatlah dua garis sejajar, satu
baris tangensial dengan titik lebih menonjol
dari kondilus dan garis tangensial lainnya
dengan perbatasan bagian dalam dari fossa.
Jarak antara dua garis sejajar adalah ukuran
dan mewakili ruang intraartikular.
Gambar (2) Gambar radiografi, pengukuran linier dan angular. A dan D TMJ dalam
posisi tertutup, B dan C dalam posisi terbuka. A: Pengukuran angular, D: Pengukuran Linier
Data yang dikumpulkan dari
pemeriksaan ini diolah dalam rumus sebagai
berikut:
P = posterior joint space.
A = anterior joint space
Pengukuran inklinasi artikular eminence
seperti yang dijelaskan oleh Matsumoto dan
Bolognese (1993). Semua pengukuran ini
dilakukan pada (software Dimaxis / 3.2.1)
pada program komputer yang dirancang oleh
perusahaan PLANMECA. Analisis statistik
dilakukan dengan menggunakan program
SPSS versi 11.5
HASIL
Dua ratus dua puluh empat
temporomandibular joint diperiksa secara
radiografi dalam posisi mulut tertutup pada
pasien bergigi sebagian dan pasien bergigi
lengkap, data dikumpulkan dari hasil
pemeriksaan dan tes menggunakn metode
analisis statistik yang berbeda, untuk
penyelidikan lebih lanjut dari perbedaan
yang signifikan pada P <0,05 derajat.
5
Menurut rumus dari Pullinger dan
Hollender22
. Persentase perpindahan
kondilus anterior atau posterior lebih kecil
dari -12. Ini menunjukkan bahwa kondilus
berada dalam posisi posterior, hasil mulai
dari -12 sampai +12 menunjukkan bahwa
kondilus berada dalam posisi konsentris, dan
hasil yang lebih besar dari 12 menunjukkan
bahwa kondilus berada dalam posisi
anterior. Dengan menggunakan rumus
persen; posisi kondilus dalam fossa
mandibula pada pasien bergigi lengkap
dalam posisi mulut tertutup, menghsilkan
posisi konsentris ± 12%, di sisi kanan
menunjukkan (1 = 4,5%) kondilus dalam
posisi posterior, (6 = 27,3 %) kondilus
dalam posisi anterior, dan (15 = 68,2%) di
posisi konsentris (Tabel 1 dan Gambar 3).
Tabel (1) Jumlah dan Persentase Posisi kondilus kanan dan kiri pada pasien bergigi lengkap
dalam keadaan posisi mulut tertutup menurut Persen Formula.
Gambar (3) Posisi kondilus pada sisi kanan Menurut konsentris Range ± 12% menurut Persen
Formula
Untuk sisi kiri, dengan rentang
konsentris range ± 12%, menunjukkan (1 =
4,5%) kondilus dalam posisi posterior, (3 =
13,6%) di posisi anterior dan (18 = 81,8%)
di posisi konsentris (Tabel 1 dan Gambar 4).
Pada pasien bergigi sebagian, posisi
kondilus di sisi kanan dan kiri ditunjukkan
pada Tabel (2) dan Gambar (3 dan 4).
6
Tabel (2) Jumlah dan Persentase Posisi kondilus kanan dan kiri pada pasien bergigi sebagian
(sebelum insersi, saat insersi dan setelah insersi) protesa dalam keadaan posisi mulut tertutup
menurut Persen Formula.
Gambar (4) Posisi kondilus di Sisi Kiri Menurut konsentris Range ± 12% menurut Persen
Formula
Tes analisis varians (ANOVA) untuk
pasien bergigi lengkap dan pasien bergigi
sebagian pada sebelum dan setelah insersi
prostesa gigi di sisi kanan dan kiri
diilustrasikan dalam Tabel (3 dan 4). Hasil
penelitian menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara kelompok pada P <0,05.
Uji Duncan menunjukkan perbedaan yang
7
signifikan dalam posisi kondilus sebelum
insersi protesa gigi dengan setelah insersi
prostesa gigi dan pasien bergigi lengkap
seperti yang diilustrasikan pada Gambar (5).
Tabel (3) Analisis Varians untuk Pasien bergigi sebagian (sebelum insersi, saat insersi,
dan setelah insersi) protesa dan Pasien bergigi lengkap pada kondilus kanan dan kiri.
Tabel (4) Analisis Varians Antara Kondilus Kanan dan Kiri pada pasien bergigi sebagian
(sebelum insersi, saat insersi, dan setelah insersi) protesa gigi.
8
Gambar (5) Duncan Multiple Range Test Antara Pasien Bergigi Sebagian (sebelum
insersi, saat insersi, dan setelah insersi) prostesa gigi dan Pasien bergigi lengkap (Kontrol).
Different Letters Means Significant Different p <0,05.
Tabel (5) dan Gambar (6) mewakili hubungan antara Kondilus kanan dan kiri pada pasien
bergigi lengkap dan pasien bergigi sebagian (sebelum, saat dan setelah) insersi protesa gigi
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada p <0,05.
Tabel (5) Uji T berpasangan antara Kondilus Kanan dan Kiri pada Pasien bergigi lengkap
dan pasien bergigi sebagian (sebelum, sesaat, dan setelah) insersi protesa gigi menurut Persen
Formula, dan Perbedaan Signifikan pada p <0,05 pada posisi mulut tertutup.
9
Gambar (6) Persentase Mean dari Hubungan Fossa Kondilus antara sisi kanan dan kiri.
Uji Mean, analisis varians
(ANOVA), dan uji Duncan dari inklinasi
sudut eminensia artikular antara pasien
bergigi lengkap dan pasien bergigi sebagian
(Sebelum insersi, saat insersi, dan setelah
insersi) protesa gigi di sisi kanan dan kiri,
perbedaan signifikan pada p <0,05, hasil
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok pada p
<0,05, digambarkan dalam Tabel (6 dan 7)
dan Gambar (7).
Tabel (6) Statistik Deskriptif dengan Perbandingan Inklinasi Kanan dan Kiri dari sudut
artikular Eminence pada pasien bergigi lengkap dan pasien bergigi sebagian (sebelum insersi,
saat insersi dan setelah insersi) Protesa gigi.
Tabel (7) Analysis of Variance (ANOVA) untuk inklinasi dari sudut artikular Eminence
Antara Pasien bergigi lengkap dan pasien bergigi sebagian (sebelum insersi, setelah insersi) dari
protesa Gigi di sisi Kanan dan Kiri.
10
Gambar (7) Duncan Multiple Range Test untuk inklinasi dari sudut artikular Eminence
antara pasien bergigi lengkap (kontrol) dan Pasien bergig i sebagian (sebelum insersi, setelah
insersi) protesa gigi, Different Letters Means Significant Different p <0,05.
DISKUSI
Berdasarkan analisis Tabel (1)
menurut persen formula, posisi konsentris
adalah ± 12%, 68,2% untuk sisi kanan
kondilus (Gambar 3), dan 81,8% untuk sisi
kiri kondilus (Gambar 4). Hal ini sesuai
dengan penelitin sebelumnya19,23
, mereka
menemukan bahwa secara radiografi,
kondilus dalam posisi konsetris ditemukan
pada 50% sampai 86% pada populasi
asimptomatik, perbedaan tampak jelas pada
posisi condylar yang dikaitkan dengan
bentuk kondilus (variasi morfologis).
Dalam penelitian ini 20-30%
memiliki perpindahan kondilus dari posisi
konsentris (Gambar 3 dan 4), hal ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya19,24
, yang
menemukan persentase yang sama dari
kondilus yang telah berpindah dari posisi
konsentris. Al-Obaidi26
menyatakan bahwa
pada oklusi sentrik nilai rata-rata untuk
posisi kondilus kanan dan kiri (9,21%) yang
berada pada posisi konsentris – sampai
11
batas-batas anterior dari posisi konsentris-
ini adalah sesuai dengan penelitian yang
dilakukan ditemukan nilai rata-rata untuk
posisi kondilus sisi kanan dan kiri (5,56%)
yang berada pada posisi konsentris - dalam
batas-batas anterior dari posisi konsentris.
Pada penelitian ini (Tabel 2, Gambar
3 dan 4), pasien yang telah kehilangan gigi
posterior menunjukkan dominasi posisi
condylar posterior (pengurangan ruang intra-
artikular posterior). Hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya17,27
. Ketika gigi
posterior hilang, mandibula cenderung
mundur yang dipengaruhi oleh otot
pengunyahan, posisi kepala kondilus lebih
ke arah posterior, ini menghasilkan ruang
sendi yang lebih kecil di posterior dan ruang
sendi lebih luas ke anterior28
.
Rehabilitasi prostetik menyebabkan
perubahan pada hubungan kondilus / fossa
dan menurunkan kejadian penyakit yang
ditimbulkan oleh posisi condylar posterior
dan meningkatkan kejadian posisi condylar
konsentris, tingkat retrusi yang diamati lebih
kecil bahkan ketika kondilus tetap dalam
posisi posterior (retrusion). Hal ini sesuai
dengan pendapat Amorim et al17
, yang
menyimpulkan bahwa untuk lengkung
mandibula pada edentulous sebagian
menunjukkan dominasi posisi condylar
posterior dalam posisi interkuspal maksimal,
setelah rehabilitasi prostetik dengan
pemeriksaan tomografi menunjukkan
penurunan yang tampak lebih jelas dalam
posisi kondilus posterior dan peningkatan
posisi condylar konsentris.
Witter et al29
menyimpulkan bahwa
free end dari gigi tiruan sebagian lepasan
yang mengimbangi hilangnya gigi molar di
rahang bawah tidak mencegah gangguan
temporomandibular, tapi memperbesar
dukungan posterior dan bermanfaat untuk
meningkatkan stabilitas oklusal dan fungsi
pengunyahan dan berpotensi untuk
mengurangi jumlah articular loading.
Perbandingan subjek dan volunteers
simptomatik dengan sendi normal
menunjukkan peningkatan kecil tapi
signifikan dalam prevalensi hilangnya gigi
posterior pada subjek simptomatik dengan
gejala gangguan TMJ intra-artikular, ada
hubungan antara peningkatan prevalensi
variasi ruang TMJ dan meningkatkan
disfungsi mandibula dan pengurangan ruang
TMJ berhubungan dengan usia karena
pasien yang lebih tua cenderung memiliki
kehilangan gigi yang lebih besar, kehilangan
gigi dapat menyebabkan perubahan fungsi
otot yang mengarah ke TMDs30-32
.
Tabel (3 dan 4), dan Gambar (5)
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan dari pasien bergigi sebagian
(sebelum insersi protesa), dengan kelompok
kontrol (pasien bergigi lengkap ) dan pasien
bergigi sebagian pada saat insersi dan
setelah insersi protesa gigi, ini sesuai dengan
penelitan sebelumnya33,34
, menyatakan
bahwa gigi posterior tampaknya menjadi
faktor yang paling penting dalam menjaga
TMJ. Pengurangan dimensi vertikal oklusi
unilateral atau bilateral dapat menghasilkan
posisi retrusi kondilus. Terapi gigi tiruan
sebagian lepasan dilakukan untuk
pembentukan kembali fungsi-fungsi dari
sistem stomatognatik. Pemulihan dari
dimensi vertikal pada pasien deep bite,
diyakini bahwa posisi paling baik dari
12
kondilus berada pada fossa glenoid dan
tanda-tanda klinis dari fungsi mandibula
meningkat secara signifikan. Dimensi
vertikal oklusi diperlukan dalam rangka
untuk memiliki condylar konsentris yang
terletak di fossa. Disfungsi dirawat dengan
cara reposisi kondilus pada TMJ dengan
menggunakan resin akrilik untuk terapi
oklusi sentrik diperlukan sebelum
penggunan protesa yang terbuat dari metal
(bertahan lama).
Tidak ada perbedaan yang signifikan
antara saat insersi dan setelah insersi protesa
gigi karena perpindahan kondilus
merupakan gejala dari perpindahan
mandibula yang mengaruhi fungsi otot
mastikasi dengan hasil terjadi spasm
otot.35,36
.
Analisis Tabel (5) dan Gambar (6)
menunjukkan bahwa ada perbedaan berarti
antara kondilus sisi kanan dan kiri dalam
semua situasi (pasien bergigi lengkap dan
bergigi sebagian) kecuali setelah insersi
protesa gigi, tetapi perbedaan ini tidak
mencapai ke tingkat yang signifikan. Hal ini
sesuai dengan penelitian
sebelumnya17,19,26,37
. Posisi sendi dari setiap
subyek individu yang meninggalkan
kondilus tampaknya tidak berhubungan
dengan (atau tergantung pada) posisi sendi
kondilus kanannya.37
Berdasarkan tabel (6) inklinasi dari
slop posterior dari eminensia artikular
memiliki nilai rata-rata (49,39 ± SD) Derajat
sudut untuk pasien bergigi sebagian, hal ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya39,40
.
Mereka menemukan inklinasi dari slop
posterior dari eminensia artikular memiliki
nilai rataan mean yang sama dari (45-52,9 ±
SD) pada derajat sudut.
Perbedaan yang sedikit antara semua
pengukuran tergantung pada metode yang
digunakan untuk mengukur dominasi
eminensia artikular adalah faktor penting
yang mungkin memiliki pengaruh pada
hasil, juga penting untuk menggunakan
teknik radiografi yang mampu
menggambarkan slop dari eminence di
bidang sagital bersama dengan kondilus.41
Tabel (7) dan Gambar (7)
menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan
yang signifikan (p <0,05) di kedua sisi
kanan dan kiri antara pasien bergigi
sebagian dan pasien bergigi lengkap, ini
tidak sesuai penelitian sebelumnya42,43
.
Kemungkinan kehilangan gigi menyebabkan
remodeling dari artikular eminensia atau
mungkin sebagian besar laki-laki dalam
kelompok kontrol dan laki-laki memiliki
inklinasi artikular eminence lebih curam
dibandingkan daripada perempuan.
Ada perbedaan signifikan antara
sudut inklinasi eminensia artikular di sisi
kanan dan kiri pada kedua kelompok, hal ini
sesuai dengan Jameel dan Sammie44
, yang
menemukan nilai sudut ini berada dalam
kisaran yang sama dari penelitian ini,
perbedaan muncul antara kanan dan kiri
terletak dalam kesalahan pengukuran atau
variasi anatomi.
KESIMPULAN
1. Pada pasien bergigi lengkap hanya 76,5
% kondilus dalam posisi konsentris , 20
% di posisi anterior dan 4,5 % di posisi
13
posterior dalam fossa
temporomandibular .
2. Pada pasien bergigi sebagian,
perpindahan condylar posterior dikaitkan
dengan hilangnya dukungan posterior
oklusal (kehilangan gigi posterior) dan
penurunan dimensi vertikal.
3. Ada perbedaan yang signifikan dalam
posisi condylar antara pasien bergigi
sebagian (sebelum perawatan
prostodontik) dan pasien bergigi
lengkap.
4. Ada perbedaan yang signifikan dalam
posisi condylar antara pasien bergigi
sebagian (sebelum perawatan
prostodontik) dan setelah perawatan
prostodontik dari pasien yang sama.
5. Gigi tiruan sebagian lepasan sering
menjadi pilihan untuk rehabilitasi fungsi
oklusi.
6. Ada asimetri jelas antara posisi kondilus
kanan dan kiri di glenoid fossa untuk
kedua kelompok (pasien bergigi lengkap
dan pasien bergigi sebagian).
7. Terdapat perbedaan yang signifikan pada
sudut inklinasi artikular eminence antara
pasien bergigi lengkap dan pasien
bergigi sebagian.