Transcript
Page 1: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

PENGARUH PENGUMUMAN MERGER

BURSA EFEK JAKARTA DAN BURSA EFEK

SURABAYA TERHADAP

HARGA DAN VOLUME PERDAGANGAN

Ulfi Maryati Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Padang

Abstract

The aim of this paper is to investigate the effect of Jakarta Stock Exchange (JSX) and Surabaya Stock Exchange (SSX) merger announcement on abnormal return (AR) and trading volume activity (TVA). The announcement consists of three event dates: (1) SSX Extraordinary General Meeting of Shareholders agreed to merge with JSX on Desember 6 th, 2006, (2) signing the agreement of merger of SSX and JSX at Annual General Meeting of Shareholders on October 30, 2007, and (3) the first day operational of Indonesia Stock Exchange on Desember 3rd 2007. Our samples consist of 45 LQ-45 firms. The event window of the research is 11 days (t-5, t-0, and t+5) and 5 days (t-2, t-0, and t+2). The results using either 5 trading days or 11 trading days event window show that the market give a positive reaction (there is significant increase in AR and TVA after event date compared to before event date) regarding the merger announcement between SSX and JSX. Keywords: Merger Announcement, Abnormal Return, Trading Volume Activity

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Perkembangan informasi yang tersedia di pasar modal memiliki peranan yang penting untuk mempengaruhi segala macam bentuk transaksi perdagangan di pasar modal. Hal ini disebabkan karena para pelaku di pasar modal akan melakukan analisis lebih lanjut terhadap setiap pengumuman atau informasi yang masuk ke pasar modal tersebut. Informasi yang bersifat ekonomi umumnya memiliki kaitan langsung dengan dinamika pasar modal. Sejumlah penelitian telah banyak dilakukan untuk mengamati pengaruh ekonomi dan non ekonomi. Penelitian sebelumnya yang meneliti peristiwa ekonomi diantaranya oleh Beaver (1968), Ball dan Brown (1968), dan Morse (1981) menemukan bahwa informasi yang dipublikasikan mengakibatkan reaksi baik harga maupun reaksi volume perdagangan. Bamber dan Cheon (1995) juga menyebutkan bahwa perhatian pada

kesamaan antara reaksi harga dan volume atas informasi yang dipublikasikan cenderung menyebabkan peneliti memandang bahwa harga dan volume sebagai ukuran substitusi terhadap reaksi pasar.

Di Indonesia, penelitian terkait dengan publikasi laporan keuangan menggunakan pendekatan volume perdagangan atau harga saham pernah dilakukan oleh Beza dan Na’im (1998) yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat peningkatan perdagangan yang signifikan setelah publikasi laporan keuangan. Menurut Hastuti dan Sudibyo (1998) rata-rata volume perdagangan saham relatif setelah event publikasi laporan keuangan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan sebelum event. Penelitian lain yang dilakukan oleh Junaedi (2005) menemukan bahwa pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan melalui laporan tahunan belum dijadikan sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan menentukan dalam proses pengambilan keputusan

Page 2: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

16 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29

investasi yang tercermin dari volume perdagangan serta return saham yang diperdagangkan.

Selain publikasi laporan keuangan, beberapa penelitian juga menguji dampak dari peristiwa lain, seperti merger perusahaan terhadap harga dan volume perdagangan. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Keown (1992) menemukan bahwa volume perdagangan meningkat secara drastis sebagai reaksi adanya pengumuman merger. Tetapi penelitian yang meneliti peristiwa ekonomi seperti merger bursa saham belum banyak dilakukan bila dibandingkan dengan penelitian peristiwa lainnya. Hal ini disebabkan karena merger bursa saham merupakan peristiwa yang jarang terjadi di suatu negara.

Setelah melalui proses penggabungan yang cukup panjang, akhirnya Bursa Efek Surabaya (BES) memberikan tanda persetujuan untuk dimerger dengan Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 30 Oktober 2007. BEJ dengan BES menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) paling lambat 30 November 2007. Selanjutnya BEI mulai aktif 3 Desember 2007 dan akan ada masa transisi untuk kedua bursa sampai tahun 2008. Selama masa transisi masing-masing bursa akan menjalankan operasinya sendiri-sendiri (Pasaribu, 2007).

Pengumuman merger BEJ dan BES merupakan salah satu informasi yang secara teoritis dapat menyebabkan perubahan harga dan volume perdagangan saham. Merger BEJ dan BES bertujuan meningkatkan efisiensi dan likuiditas transaksi saham di pasar modal, sehingga bursa Indonesia memiliki daya saing. Hasil kajian dari Lembaga Manajemen UI yang telah diserahkan kepada manajemen BES pada 9 November 2007 memperlihatkan kinerja BES akan jauh meningkat jika perseroan bergabung dengan BEJ karena akan terjadi efisiensi dan itu terlihat dari berkurangnya beban usaha.

Melalui pembentukan BEI berbagai target telah dibuat. Salah satunya penambahan jumlah emiten, dari 346 emiten menjadi 500 emiten. Dengan bertambahnya jumlah emiten, maka akan dapat mempengaruhi aktivitas volume perdagangan saham (trading volume activity) di Indonesia. Peningkatan jumlah perusahaan yang masuk bursa menjadi perusahaan terbuka (go public), melalui penawaran saham perdana (IPO) ke pasar akan membantu perusahaan menghimpun dana untuk berekspansi. Ekspansi tersebut selanjutnya bisa berdampak terhadap perkembangan perekonomian riil masyarakat.

Menurut Yulyanto, penulis berita kategori bursa efek dan pasar modal, setelah aktif pada hari Senin (03/12/07) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka meningkat dan berada pada level 2.703,53 atau mengalami rebound sebesar 15,20 poin (0.57%). Meningkatnya IHSG pada BEI merupakan respon positif dari para pelaku pasar (investor) dan hal ini menjadi permulaan yang cukup baik bagi aktifnya BEI (www.mybusinessblogging.com/stock-market, diakses tanggal 10 Januari 2008). Pada saat pembukaan perdagangan hari pertama BEI tahun 2008 oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono, Menkeu Sri Mulyani melaporkan kinerja BEI pasca merger sangat menggembirakan dengan peningkatan secara signifikan seluruh indikator perdagangan seperti aktivitas transaksi, pergerakan indeks, maupun minat investor asing untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia. IHSG mengalami peningkatan yang signifikan, bahkan pada tanggal 11 Desember 2007 IHSG mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah yang mencapai level 2.810,962. Pada penutupan perdagangan tahun 2007, IHSG ditutup pada level 2.745,826 atau meningkat 52.08% dari level penutupan di tahun 2006 yaitu sebesar 1.805,523 (www.presidensby.info, diakses tanggal 4 Januari 2008).

Page 3: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29 17

1.2 Permasalahan Penelitian Perumusan masalah dari

penelitian ini adalah apakah peristiwa pengumuman merger BEJ dan BES mengandung muatan informasi, yang tercermin pada meningkatnya nilai rata-rata Abnormal Return (AR) dan nilai rata-rata Trading Volume Activity (TVA) sesudah tanggal peristiwa dibandingkan dengan sebelum tanggal peristiwa?

2. TINJAUAN PUSTAKA Beaver (1968) menguji aktivitas volume perdagangan saham pada saat pengumuman laporan keuangan dengan periode diluar pengumuman. Hasil pengujian menunjukkan bahwa aktivitas volume perdagangan saham pada minggu pengumuman lebih tinggi 33% dibanding aktivitas volume perdagangan saham diluar periode pengumuman. Kim dan Verrecchia (1991) menyimpulkan bahwa volume perdagangan merupakan suatu fungsi peningkatan dari perubahan harga absolut, dimana harga merefleksikan tingkat informasi. Perdagangan saham dapat terjadi jika para investor memiliki ketepatan yang berbeda untuk menginterpretasikan private disclosure information yang mereka peroleh. Perbedaan ini menyebabkan adanya perbedaan kepercayaan, sehingga pada akhirnya mendorong terjadinya perdagangan. Bamber dan Cheon (1995) melakukan penelitian tentang reaksi harga dan volume perdagangan terkait dengan adanya pengumuman laba. Mereka menyimpulkan bahwa frekuensi pengumuman laba menghasilkan reaksi volume dan harga yang berbeda, dimana besarnya reaksi harga dan kecilnya reaksi volume atau besarnya reaksi volume dan kecilnya reaksi harga mencapai 20%-24% dari sampel yang digunakan.

Beza dan Na’im (1998) menguji pergerakan volume perdagangan di Bursa Efek Jakarta sebagai reaksi atas publikasi laporan keuangan. Kesimpulan dari penelitian mereka adalah tidak terbukti adanya kenaikan perdagangan yang signifikan setelah publikasi laporan keuangan.

Sedangkan beberapa penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan dengan merger antara lain oleh Keown (1992) dan Prager (1998). Keown (1992) meneliti dampak pengumuman merger terhadap volume perdagangan, menemukan bahwa volume perdagangan meningkat secara drastis sebagai reaksi adanya pengumuman merger. Kemudian Prager (1998) meneliti dampak harga (price effects) pada bank yang melakukan merger horizontal menemukan bahwa merger tersebut secara substansial dapat meningkatkan konsentrasi pasar. Atas hasil tersebut mereka menginterpretasikan bahwa merger dapat meningkatkan kekuatan pasar bagi bank yang melakukan merger.

1. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengembangan Hipotesis

Suatu peristiwa dikatakan memiliki kandungan informasi (information content) jika peristiwa tersebut mampu merubah persepsi investor, sehingga ia mau melakukan tindakan sesuai dengan persepsinya tersebut (Beaver, 1968). Apabila ada informasi tentang pengumuman suatu peristiwa (misalnya: peristiwa merger) maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan perhitungan abnormal return (AR) dengan menggunakan analisis event study.

Selain itu, untuk mengetahui adanya aktivitas perdagangan saham pada saat, sebelum, dan setelah pengumuman merger juga digunakan analisis trading volume activity (TVA) yang melihat dari sisi jumlah saham yang diperdagangkan selama periode event. Menurut Morse (1981) volume perdagangan saham dapat merefleksikan semua aktivitas investor di pasar, yaitu secara keseluruhan perdagangan saham di pasar.

Page 4: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

18 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29

Berdasarkan program dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia tahun 2005-2009, berita tentang merger BEJ dan BES yang telah dipublikasikan oleh media masa dan elektronik, dan kronologis merger dari Bapepam-LK, maka penulis menduga reaksi pasar yang signifikan terjadi pada beberapa event yaitu: 1. Event RUPSLB Pemegang Saham

BES menyetujui merger dengan BEJ tanggal 6 Desember 2006 Pemilihan event date tanggal 6 Desember 2006 adalah karena pada tanggal ini Pemegang Saham PT BES memberikan persetujuan pendahuluan penggabungan usaha BES dan BEJ dengan catatan-catatan tertentu berdasarkan hasil kajian merger yang dilakukan oleh Lembaga Manajemen FEUI. Hal ini berarti kedua pihak telah menyetujui untuk pembahasan proses merger selanjutnya, dimana BEJ telah terlebih dahulu menyetujui dilakukannnya merger tersebut. Turunnya izin pendahuluan dari pemegang saham BES untuk aksi merger itu adalah langkah maju karena pemegang saham BES pernah mengindikasikan keberatan merger dan memutuskan untuk menolak merger (www.detikfinance.com, diakses tanggal 17 November 2007). Investor pun dapat menjadikan event persetujuan pendahuluan merger ini sebagai pertanda angin segar bagi perkembangan pasar modal ke depan yang lebih kompetitif dan lebih luasnya peluang untuk berinvestasi.

2. Event penandatanganan merger BEJ dan BES di RUPSLB tanggal 30 Oktober 2007 Event ini dipilih karena pada tanggal 30 Oktober 2007 BES memberikan tanda persetujuan untuk dimerger dengan BEJ yang diputuskan dalam RUPSLB. Peristiwa merger kedua bursa saham ini telah lama dinanti-nanti

oleh pelaku pasar. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan di Semarang dan Surabaya sudah tergambarkan betapa banyaknya variasi minat, keinginan, bahkan dengan pengetahuan yang masih terbatas dari pelaku ekonomi untuk bisa berpartisipasi di dalam bursa saham pasar modal yang baru kita (www.antara.co.id, diakses tanggal 12 November 2007). Dengan adanya persetujuan merger BEJ dan BES, investor dan calon emiten lebih yakin untuk berinvestasi di bursa yang baru karena tidak ada lagi kendala yang akan menghambat proses merger yang telah berlangsung cukup lama dan tinggal menunggu proses persetujuan pergantian nama dari Depkum HAM.

3. Event hari pertama operasional Bursa Efek Indonesia tanggal 3 Desember 2007 Pada tanggal 1 Desember 2007 BEI telah efektif beroperasi dan telah mendapat persetujuan nama menjadi Bursa Efek Indonesia oleh Depkum HAM 3 hari sebelumnya. Tanggal 3 Desember 2007 dipilih sebagai event date karena tanggal 1 Desember 2007 tersebut jatuh pada hari Sabtu, dimana bursa libur dari aktivitas seperti biasanya, maka perdagangan BEI baru aktif tanggal 3 Desemberr 2007. Pada hari pertama perdagangan BEI ini yaitu hari Senin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka meningkat dan berada pada level 2.703,53 atau mengalami rebound sebesar 15,20 poin (0.57%) (www.mybusinessblogging.com/stock-market, diakses tanggal 4 Desember 2007). Meningkatnya IHSG pada BEI merupakan respon positif dari para pelaku pasar (investor) dan hal ini menjadi permulaan yang cukup baik bagi aktifnya BEI. Untuk menguji pengaruh

pengumuman merger BEJ dan BES yang terdiri dari 3 event date terhadap harga dan volume perdagangan, maka

Page 5: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29 19

disusunlah hipotesis untuk masing-masing event date dan untuk pengaruh kumulatif dari ketiga event date tersebut. Hipotesis secara kumulatif dirumuskan dengan alasan bahwa terdapat kemungkinan hasil pengujian masing-masing event date tidak signifikan akan tetapi secara kumulatif terdapat reaksi pasar yang signifikan. Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Rata-rata AR saham sesudah RUPSLB Pemegang Saham BES menyetujui merger lebih besar dibandingkan dengan sebelum event

H2 : Rata-rata AR saham sesudah event penandatanganan merger BEJ dan BES di RUPSLB lebih besar dibandingkan dengan sebelum event

H3 : Rata-rata AR saham sesudah event hari pertama operasional Bursa Efek Indonesia lebih besar dibandingkan dengan sebelum event

H4 : Kumulatif rata-rata AR sesudah event pengumuman merger BEJ dan BES lebih besar dibandingkan dengan sebelum event

H5 : Rata-rata TVA saham sesudah event RUPSLB Pemegang Saham BES menyetujui merger lebih besar dibandingkan dengan sebelum event

H6 : Rata-rata TVA saham sesudah event penandatanganan merger BEJ dan BES di RUPSLB lebih besar dibandingkan dengan sebelum event

H7 : Rata-rata TVA saham sesudah event hari pertama operasional Bursa Efek

Indonesia lebih besar dibandingkan dengan sebelum event

H8 : Kumulatif rata-rata TVA sesudah event pengumuman merger BEJ dan BES lebih besar dibandingkan dengan sebelum event

3.2 Penghitungan Abnormal Return (AR) dan Trading Volume Activity (TVA)

Penelitian ini menggunakan market-adjusted model dalam mengestimasi return sekuritas. Sehingga jika menggunakan model ini, peneliti tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasarnya (Rmt) pada saat tersebut, yang dapat dicari dengan menggunakan data IHSG (Hartono, 2003:445). Alasan lain penggunaan model ini adalah dikarenakan pasar modal di Indonesia seperti diketahui memiliki nilai dan volume transaksi perdagangan yang relatif sedikit. Harga saham di bursa cenderung bergerak hanya pada hari-hari atau peristiwa tertentu saja. Sehingga dalam menggunakan market-adjusted model tidak akan ditemui kesulitan dikarenakan perdagangan di sekitar hari pengumuman cenderung lebih banyak (Junaedi, 2005). Market-adjusted model digunakan selain alasan diatas juga memiliki efektifitas yang tidak kalah dari model-model lainnya (Brown, 1980). Rumus untuk menghitung abnormal return (AR) adalah:

ARi,t = Ri,t – Rmt

Dimana: ARi,t = Abnormal return saham i pada

hari t

Page 6: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

20 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29

Ri,t = Return aktual untuk saham i pada hari t, yang dihitung dengan menggunakan rumus [(Pi,t – Pi,t-1) / Pi,t-1]

Rmt = Return indeks pasar (return

ekspetasi) pada hari t, yang dihitung dengan menggunakan rumus [(IHSGi,t – IHSGi,t-1) / IHSGi,t-1]

Sedangkan untuk menghitung aktivitas volume perdagangan (TVA) (Beaver, 1968):

Periode jendela (event window) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 hari kerja bursa yaitu 5 hari sebelum peristiwa, 1 hari event date, dan 5 hari sesudah peristiwa (t-5, t-0, dan t+5). Hal ini untuk menghindari bias dengan peristiwa lain sehingga jendela tidak terlalu panjang. Jika periode jendela terlalu panjang akan menghilangkan dampak peristiwa tersebut, yang mengakibatkan nilai rata-rata antara sebelum dan setelah peristiwa menjadi tidak berbeda (sudah terkoreksi). Periode jendela 11 hari juga pernah digunakan oleh Baldric dan Twenty (2005). Penelitian ini juga akan menggunakan periode jendela 5 hari (t-2, t-0, dan t+2). Alasan menggunakan perbandingan dengan periode jendela 5 hari adalah walaupun periode jendela 11 hari sudah merupakan periode jendela yang pendek, event window diperpendek lagi menjadi 5 hari untuk mengeliminasi bias informasi. Event window 5 hari ini juga pernah digunakan oleh Sanders (1992) dalam penelitiannya.

3.3 Sumber Data

Data yang dipergunakan adalah data sekunder yang bersumber dari database Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)

yang diakses melalui internet, JSX Monthly, Indonesian Capital Market Directory, dan data yang tersedia di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) BEI. Disamping itu peneliti juga menggunakan internet untuk mengetahui informasi kejadian penting di sekitar tanggal peristiwa pengumuman merger BEJ dan BES.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar (listed) di BEJ (sebelum merger) dan BEI (setelah merger) pada periode 6 Desember 2006, 30 Oktober 2007, dan 3 Desember 2007. Adapun sampel dari penelitian ini adalah saham-saham LQ-45 sesuai dengan periode masing-masing peristiwa.

4. ANALISIS DAN HASIL

PENELITIAN

4.1 Analisis Hasil Abnormal Return

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah rata-rata abnormal return saham sesudah event date meningkat dari sebelum event date. Hal ini untuk melihat apakah pasar bereaksi terhadap pengumuman merger.

∑sahamperusahaaniyangdiperdagangkanpada waktu t

∑sahamperusahaaniyangberedar pada waktu t TVAi,t

=

Page 7: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29 21

Tabel 4.1

Rata-Rata Abnormal Return Event Date Pertama (6 Desember 2006)

Hasil uji H1 menunjukkan bahwa Rata-rata abnormal return harian saham LQ-45 pada event date pertama tanggal 6 Desember 2006 yang disajikan pada Tabel 4.1 menunjukkan ada 6 hari bursa yang menghasilkan abnormal return positif yang menunjukkan pasar bereaksi secara positif atas event tersebut. Rata-rata abnormal return pada event pertama ini bergerak naik setelah adanya pengumuman RUPSLB Pemegang Saham BES menyetujui merger dan mencapai puncaknya pada hari ke-1 (t+1).

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Rata-Rata Abnormal

Return Event Date Pertama Event Window 11 hari

Dari Tabel 4.2 juga terlihat bahwa rata-rata abnormal return selama 5 hari setelah event terlihat lebih besar dibandingkan dengan sebelum event. Peningkatan rata-rata AR setelah event date dibandingkan sebelumnya terbukti signifikan lebih besar dibandingkan sebelum event date.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa selama event date pertama, pengumuman ini memiliki kandungan informasi yang mampu mendorong investor untuk melakukan aktivitas investasi (H1 tidak ditolak).

Tabel 4.3 Rata-Rata Abnormal Return Event Date Kedua (30 Oktober 2007)

Hasil uji H2 menunjukkan bahwa Pergerakan rata-rata abnormal return harian saham LQ-45 pada event date 30 Oktober 2007 pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa secara umum rata-rata AR positif dinikmati oleh investor kecuali pada t-2 dan t+4 dimana investor memperoleh rata-rata abnormal return negatif. Setelah event date terdapat kecenderungan AR terus menurun.

Hari

ke- AAR

-5 -0.0054

-4 -0.0026

-3 -0.0028

-2 0.0011

-1 0.0007

0 -0.0004

1 0.0167

2 0.0066

3 0.0047

4 0.0058

5 -0.0002

Periode AAR Std

Dev t-hitung p-value

Kesimpulan

Analisis

Sebelum

Event

-0.0018 0.0113

-3.196* 0.0015 Tidak

Menolak H1 Setelah

Event

0.0067 0.0124

Hari ke- AAR

-5 0.0038

-4 0.0005

-3 0.0022

-2 -0.0054

-1 0.0016

0 0.0033

1 0.0038

2 0.0005

3 0.0022

4 -0.0054

5 0.0016

Page 8: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

22 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Rata-Rata Abnormal

Return Event Date Kedua Event Window 11 hari

Berdasarkan hasil pengujian

dalam Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai rata-rata AR sesudah pengumuman secara signifikan lebih kecil dibandingkan dengan sebelum pengumuman. Hasil pengujian tersebut mengindikasikan bahwa selama event penandatanganan merger BEJ dan BES di RUPSLB tidak memiliki kandungan informasi yang mendorong investor untuk melakukan aktivitas investasi (H2 ditolak). Hasil pengujian H2 jika dikaitkan dengan H1 menunjukkan perbedaan reaksi dari investor. Kemungkinan pada event date pertama investor melakukan reaksi berlebihan (overreaction) terhadap informasi, akan tetapi menyadari reaksi mereka yang berlebihan tersebut sehingga pada event date kedua terjadi koreksi

.

Hasil uji H3 menunjukkan bahwa pada event date ketiga, rata-rata abnormal return menunjukan nilai yang juga berfluktuasi. Rata-rata AR bernilai negatif menjelang event hari pertama operasional Bursa Efek Indonesia, pada saat event, dan 3 hari setelah event. Kemungkinan semakin menurunnya rata-rata AR menjelang event ketiga adalah karena adanya reaksi negatif yang dilakukan oleh pasar berupa aksi profit taking (ambil untung). Pada tanggal 30 November 2007 Bursa Efek Jakarta akhiri sesinya dengan pelemahan dan aksi ambil untung pun mulai merundung lantai bursa (www.Vibiznews.com, diakses tanggal 4 Desember 2007).

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Rata-Rata Abnormal

Return Event Date Ketiga Event Window 11 hari

Hasil pengujian rata-rata AR pada Tabel 4.5 juga memperlihatkan rata-rata AR yang bernilai negatif dan mengalami penurunan setelah event date. Hasil pengujian pada event date ketiga ini hampir sama halnya dengan event date kedua dimana rata-rata AR setelah peristiwa tidak meningkat dibandingkan dengan sebelum peristiwa. Pasar tidak menganggap event hari pertama operasional Bursa Efek Indonesia merupakan suatu sinyal yang positif (good news), bahkan pasar cenderung menilai sebagai suatu sinyal yang negatif (bad news). Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata AR bertanda negatif pada saat sebelum dan setelah pengumuman pada Tabel 4.6. Kemungkinan hal ini terjadi karena informasi mengenai event merger sudah begitu lama dan sempat tertunda beberapa kali dari jadwalnya sehingga pasar lebih cenderung wait and see terhadap perkembangan pasar modal ini.

Terjadi penurunan rata-rata AR yang sangat tajam terjadi pada saat event (t-0) dan setelah event date kembali bergerak naik. Negatif abnormal return pada t-0 kemungkinan dikarenakan minimnya informasi yang masuk ke pasar pada saat tersebut (Beaver, 1968). Pasar terlihat cukup optimis dengan hasil merger pasar modal yang baru dimana adanya kenaikan rata-rata abnormal return setelah event walaupun secara statistik tidak signifikan peningkatannya.

Berdasarkan hasil pengujian H3

dapat disimpulkan bahwa rata-rata AR

Periode AAR Std

Dev t-hitung p-value

Kesimpulan

Analisis

Sebelum Event

0.0056 0.0139

-0.389 0.3495 Menolak H2Setelah

Event 0.0017 0.0181

Periode AAR Std

Dev

t-

hitung

p-

value

Kesimpulan

Analisis

Sebelum

Event -0.0004 0.0115

-0.839 0.203 Menolak H3 Setelah

Event -0.0020 0.0132

Page 9: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29 23

saham setelah event tidak signifikan meningkat dibandingkan dengan sebelum peristiwa. Ini berarti pelaku pasar tidak merespon event tersebut (H3 ditolak). Hasil pengujian H3 menunjukkan reaksi investor yang sama dengan H2 dimana tidak ada reaksi lagi dari investor pada event date ketiga karena kemungkinan pada event date pertama investor telah melakukan overreaction.

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Kumulatif Abnormal

Return Event Window 11 hari

Hasil uji H4 dapat dilihat pada Tabel 4.7 bahwa kumulatif rata-rata AR setelah event ternyata masih lebih besar dibandingkan dengan sebelum event sehingga uji signifikansi terhadap kumulatif rata-rata AR memperlihatkan t-hitung (1.550) lebih besar dari t-tabel (1.301) pada α=10%. Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan pengumuman merger BEJ dan BES berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham (H4 tidak ditolak).

4.2 Analisis Hasil Trading Volume

Activity

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah terdapat peningkatan rata-rata aktivitas volume perdagangan di hari-hari setelah pengumuman merger. Hal ini dilakukan untuk memperkuat hipotesis tentang abnormal return diatas. Selain itu, hipotesis ini merupakan salah satu cara (selain mengamati harga saham pada hipotesis sebelumnya) untuk melihat reaksi pasar terhadap pengumuman merger, yakni dengan mengamati aktivitas volume

perdagangannya. Perubahan volume mencerminkan kepercayaan atau pengharapan investor individual (Beaver 1968; Karpoff, 1986).

Tabel 4.8 Rata-Rata Trading Volume Activity Event Date Pertama (6 Desember

2006)

Untuk hasil uji H5 dapat dilihat bahwa dari Tabel 4.8 dapat terlihat bahwa pada event date pertama secara keseluruhan rata-rata TVA menjelang diumumkannya sampai setelah event terus meningkat dan bernilai positif. Rata-rata TVA tertinggi terjadi pada t+2 setelah event date. Kemungkinan penyebabnya adalah karena keterlambatan investor dalam mengantisipasi informasi mengenai event RUPSLB Pemegang Saham BES menyetujui merger. Berdasarkan kronologis merger, rentang waktu antara pemegang saham PT BEJ telah memberikan ijin prinsip kepada Direksi untuk melakukan penggabungan dengan PT BES pada tanggal 18 Mei 2006 ke event date pertama terlalu lama.

Selama event date pertama, rata-rata TVA mengalami pergerakan atau ada kenaikan aktivitas volume perdagangan dari sebelum event date ke setelah event date. Nilai rata-rata TVA pada Tabel 4.8 menunjukkan rata-rata TVA pada periode setelah event lebih besar dibandingkan dengan rata-

Event

AAR

Sebelum

Event

AAR

Setelah

Event

t-hitung p-value Kesimpulan

Analisis

Pertama -0.0018 0.0067 -3.196* 0.002 Tidak

Menolak

Kedua 0.0056 0.0017 -0.389 0.350 Menolak

Ketiga -0.0004 -0.0020 -0.839 0.203 Menolak

Kumulatif

AAR

0.0002 0.0064 1.510** 0.069 Tidak

Menolak *Signifikan pada α=1% **Signifikan pada α=10%

Hari ke- ATVA

-5 0.0117

-4 0.0166

-3 0.0126

-2 0.0128

-1 0.0190

0 0.0241

1 0.0151

2 0.0509

3 0.0213

4 0.0169

5 0.0143

Page 10: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

24 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29

rata TVA sebelum event. Peningkatan tersebut signifikan sehingga H5 tidak ditolak. Hasil ini mengindikasikan investor optimis pengumuman merger mampu mendongkrak kinerja perusahaan, sehingga investor melakukan peningkatan transaksi pedagangan sebagai reaksi atas pengumuman tersebut.

Tabel 4.10 Rata-Rata Trading Volume Activity Event Date Kedua (30 Oktober 2007)

Hasil uji H6 memperlihatkan untuk event tanggal 30 Oktober 2007 pada Tabel 4.10 juga menunjukkan pola yang sama dengan event tanggal 6 Desember 2006 yang memperlihatkan bahwa rata-rata TVA meningkat dan bernilai positif. Peningkatan ini sifatnya bertahap dari t+1 sampai t+5, sehingga nilai rata-rata TVA sesudah event menjadi lebih besar dibandingkan dengan rata-rata sebelum event.

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Rata-Rata Trading Volume Activity Event Date Kedua

Event Window 11 hari

Pada Tabel 4.11 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas perdagangan setelah event sebesar 0.54%. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi merger telah diterima investor dan mereka melakukan perubahan volume dalam portofolio mereka. Bentuk reaksi positif dan kepercayaan investor terhadap telah ditandatanganinya merger BEJ dan BES di RUPSLB juga diikuti oleh IHSG yang ikut mengalami peningkatan yang pesat (lihat lampiran 16). Peningkatan rata-rata TVA yang sifatnya bertahap dari t+1 sampai t+5 menyebabkan nilai rata-rata TVA sesudah event menjadi sedikit lebih besar dibandingkan dengan sebelum event. Peningkatan ini ternyata tidak didukung oleh uji t yang menunjukkan nilai yang tidak signifikan, sehingga H6 ditolak. Jadi dapat disimpulkan event date kedua ini relatif tidak memiliki kandungan informasi yang mampu meningkatkan ekspektasi investor untuk melakukan transaksi investasi.

Tabel 4.13

Hasil Pengujian Rata-Rata Trading Volume Activity Event Date Ketiga

Event Window 11 hari

Hasil uji H7 Pada event date ketiga menunjukkan hal yang sama dengan event date kedua dimana rata-rata TVA sebelum tanggal 3 Desember 2007 tidak meningkat secara signifikan dari rata-rata TVA sesudah tanggal 3 Desember 2007. Peningkatan yang tidak signifikan ini dapat dilihat pada Tabel 4.13 (H7 ditolak).

Pada event date ketiga ini, tidak

ada tanggapan oleh investor individual berupa peningkatan langsung volume transaksi yang signifikan, melainkan hanya sedikit saja peningkatan volume transaksi yang terjadi. Pergerakan aktivitas perdagangan yang cenderung stabil pada event date kedua juga

Hari ke- ATVA

-5 0.0058

-4 0.0049

-3 0.0047

-2 0.0041

-1 0.0045

0 0.0043

1 0.0042

2 0.0065

3 0.0063

4 0.0053

5 0.0045

Periode ATVA Std

Dev

t-

hitung

p-

value

Kesimpula

n Analisis

Sebelum

Event 0.0048 0.0066

-1.222

0.114

Menolak H4 Setelah

Event 0.0054 0.0086

Periode ATVA Standar

Deviasi t-hitung p-value

Kesimpulan

Analisis

Sebelum

Event 0.0049 0.0074

-0.675

0.252

Menolak H6 Setelah

Event 0.0054 0.0088

Page 11: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29 25

terjadi pada event date ketiga. Perubahan yang sedikit ini juga tidak diikuti oleh reaksi harga pada event date yang sama karena perubahan dalam aktivitas volume perdagangan yang biasanya bersifat individual, didasarkan pada persepsi, dan ekspektasi individual investor terhadap kehadiran informasi tersebut.

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Kumulatif Rata-Rata

TVA Event Window 11 hari

Hasil uji H8 menunjukkan bahwa hasil pengujian kumulatif rata-rata TVA dengan event window 11 hari pada Tabel 4.14 memperlihatkan ada kenaikan kumulatif rata-rata TVA sesudah event dibandingkan dengan sebelum event dan nilainya signifikan pada α=1%. Hasil pengujian telah membuktikan bahwa memang terdapat pengaruh pengumuman merger BEJ dan BES terhadap kumulatif rata-rata TVA saham seluruh perusahaan sampel walaupun dari pengujian rata-rata TVA per event date pada tabel sebelumnya hanya event date pertama saja yang signifikan pada α=10%. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian terhadap nilai kumulatif rata-rata TVA dengan event window 11 hari menunjukkan pengumuman merger mempengaruhi aktivitas perdagangan di BEI.

4.3 Perbandingan Hasil Pengujian Abnormal Return dan Trading Volume Activity

Tabel 4.15 Hasil Pengujian Rata-Rata AR Event

Window 5 hari dan Perbandingan dengan Event

Window 11 Hari

Seperti yang telah dibahas pada bagian terdahulu bahwa sebagai perbandingan penelitian ini juga akan menguji rata-rata AR dan rata-rata TVA dengan event window 5 hari yang akan disajikan pada Tabel 4.15 dan Tabel 4.16. Hasil pengujian pada Tabel 4.15 yaitu rata-rata abnormal return dengan event window 5 hari memperlihatkan hasil yang sama dengan event window 11 hari. Kumulatif rata-rata AR setelah event juga lebih besar dibandingkan dengan sebelum event dan hasil pengujian signifikansi juga sama yaitu tidak menolak hipotesis alternatif. Hasil kumulatif rata-rara AR yang signifikan ini tercermin dari kumulatif rata-rata AR

Event

ATVA

Sebelum

Event

ATVA

Setelah

Event

t-hitung p-

value

Kesimpula

n Analisis

Pertama 0.0145 0.0237 -1.370** 0.089 Tidak

Menolak

Kedua 0.0048 0.0054 -1.222 0.114 Menolak

Ketiga 0.0049 0.0054 -0.675 0.252 Menolak

Kumula

tif

ATVA

0.0242 0.0345 5.940* 0.000 Tidak

Menolak

Panel A:Hasil Pengujian Rata-Rata AR Event Window 5 hari

Event

AAR

Sebelum

Event

AAR

Setelah

Event

t-hitung p-value Kesimpulan

Analisis

Pertama 0.0092 0.0117 -2.608* 0.006 Tidak

Menolak

Kedua -0.0019 0.0024 -0.963 0.171 Menolak

Ketiga -0.0128 0.0045 -1.113 0.136 Menolak

Kumula

tif

AAR

-0.0055 0.0186 1.876** 0.034 Tidak

Menolak

*Signifikan pada α=1%

** Signifikan pada α=5%

Panel B:Perbandingan Hasil Pengujian Rata-Rata AR Event Window 11 Hari dan 5 Hari

Event

Kesimpulan

Analisis

Event Window

11 Hari

Kesimpulan

Analisis

Event Window

5 Hari

Pertama Tidak Menolak

(α=1%)

Tidak Menolak

(α=1%)

Kedua Menolak Menolak

Ketiga Menolak Menolak

Kumulatif

AAR

Tidak Menolak

(α=10%)

Tidak Menolak

(α=5%)

Page 12: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

26 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29

yang meningkat setelah event baik pada event date pertama, kedua maupun ketiga.

Tabel 4.16 Hasil Pengujian Rata-Rata TVA Event

Window 5 hari dan Perbandingan dengan Event

Window 11 Hari

Pada Tabel 4.16, hasil uji signifikansi kumulatif rata-rata TVA dengan event window 5 hari sama dengan event window 11 hari yaitu tidak menolak hipotesis. Namun terdapat perbedaan hasil pengujian signifikansi per event date yaitu pada event pertama dan kedua. Pada event date pertama dengan event window 11 hari menunjukkan hasil pengujian tidak menolak hipotesis H5 sedangkan pada event window 5 hari menunjukkan hasil menolak hipotesis H5.

Sebaliknya pada event date kedua, hasil pengujian dengan event window 11 hari menunjukkan menolak hipotesis H6 sedangkan pada event window 5 hari menunjukkan hasil tidak menolak hipotesis H6. Kemungkinan perbedaan hasil pengujian pada event window yang berbeda ini terjadi karena sudah adanya tambahan informasi lain pada event window 11 hari yang menyebabkan bias sehingga event yang diteliti tidak kelihatan atau tidak terlihat jelas reaksi dari event. Tetapi, secara keseluruhan, hasil pengujian menunjukkan pasar bereaksi terhadap event merger BEJ dan BES.

5. Kesimpulan

Hasil pengujian hipotesis terhadap event date pertama dengan event window 11 hari menunjukkan bahwa investor bereaksi positif atas pengumuman merger BEJ dan BES. Hasil pengujian hipotesis terhadap event date kedua dengan event window 11 hari menunjukkan bahwa rata-rata AR dan rata-rata TVA sesudah event tidak berbeda secara signifikan dengan sebelum event penandatanganan merger BEJ dan BES di RUPSLB. Yang mungkin disebabkan adanya overreaction dari investor atas event pertama.

Hasil pengujian hipotesis terhadap event date ketiga dengan event window 11 hari hampir sama dengan event date kedua yaitu rata-rata AR dan rata-rata TVA menunjukkan secara statistik tidak terdapat peningkatan signifikan antara rata-rata AR dan rata-rata TVA sebelum dan setelah event. Hasil pengujian nilai kumulatif rata-rata AR dan kumulatif rata-rata TVA dengan event window 11 hari menunjukkan bahwa kumulatif rata-rata AR dan kumulatif rata-rata TVA setelah event lebih besar dibandingkan dengan sebelum event dan pengumuman merger BEJ dan BES berpengaruh signifikan terhadap harga dan volume perdagangan saham. Hasil pengujian rata-rata AR dan rata-rata

Panel A:Hasil Pengujian Rata-Rata TVA Event Window 5 hari

Event

ATVA

Sebelum

Event

ATVA

Setelah

Event

t-

hitung

p-

value

Kesimpul

an

Analisis

Pertama 0.0159 0.0330 -1.177 0.123 Menolak

Kedua 0.0043 0.0054 -1.944** 0.029 Tidak

Menolak

Ketiga 0.0058 0.0061 -0.317 0.376 Menolak

Kumulatif

ATVA

0.0260 0.0445 4.346* 0.000 Tidak

Menolak *Signifikan pada α=1%

** Signifikan pada α=5%

Panel B: Perbandingan Hasil Pengujian Rata-Rata TVA Event Window 11 Hari dan 5 Hari

Event

Kesimpulan

Analisis

Event

Window 11

hari

Kesimpulan

Analisis

Event

Window 5

Hari

Pertama Tidak

Menolak

(α=10%)

Menolak

Kedua Menolak Tidak

Menolak

(α=5%)

Ketiga Menolak Menolak

Kumulatif

ATVA

Tidak

Menolak

(α=1%)

Tidak

Menolak

(α=1%)

Page 13: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29 27

TVA dengan event window 5 hari menunjukkan hasil yang sedikit berbeda dibandingkan dengan event window 11 hari. Kemungkinan perbedaannya adalah karena sudah adanya tambahan informasi lain pada event window 11 hari yang menyebabkan bias sehingga event yang diteliti tidak kelihatan atau tidak terlihat jelas reaksi dari event. Secara umum temuan empiris penelitian ini menunjukkan bahwa investor bereaksi positif terhadap event ekonomi yang terjadi yaitu pengumuman merger BEJ dan BES.

Daftar Referensi

Abdul Moin. (2003). Merger, Akuisisi dan Divestasi. Edisi 1 Yogyakarta, Ekonsia.

Arief Budiarto & Murtanto. (2002).

”Event Study : Telaah Metodelogi dan Penerapannya di Bidang Ekonomi dan Keuangan”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 4. 3 Desember 2002, 295-320.

Beaver, William H. (1968). “Information

Content of Annual Earnings Announcements”. Journal of Accounting Research Vol. 6. Pp. 67-92

Bowman, Robert G. (1983).

“Understanding and Conducting Event Studies”. Journal of Business Finance and Accounting Vol. 1 Iss.4.pp.561-58.

Daniel, Wahyu. Merger BEJ-BES

Tunggu Persetujuan Depkum dan HAM. 17 Oktober 2007. <www.detikfinance.com> (4 Desember 2007).

Fama. E,L, et al. (1969). “The

Adjustment of Stock Prices to New Information”. International

Economic Review. February Vol. 10 Pb 1-2.

Frider Sinaga, Pengaruh Pemilihan

Umum 2004 Terhadap Harga Saham di BEJ, Karya Akhir, Magister Akuntansi FE UI Jakarta.

Gaughan, Patrick A. (2002). Merger and

Acquitition and Corporate Structuring. 3rd ed. NewYork: John Wiley & Sons.

Gujarati, D.N. (2003). Basic Econometrics. 4th ed. McGraw-Hill, New York Gustia, Irna. Hari Pertama BEI IHSG

Pecahkan Rekor. 3 Desember 2007 <www.detikfinance.com> (4 Desember 2007).

Husnan Suad. (2005). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi ke-4,UPP

AMP YKPN, Agustus 2005 Ikatan Akuntan Indonesia. (2002).

Standar Akuntansi Keuangan. Per 1 April 2002. Jakarta. Salemba Emban Patria.

Jogianto H.M., Dr.MBA.,Akt. (2003).

Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta

Junaedi, Dedi. (2005). Dampak Tingkat

Pengungkapan Informasi Perusahaan Terhadap Volume Perdagangan dan Return Saham. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol.2 No. 2

Karpoff, Jonathan M. (1987). “The Relation Between Price Changes and Trading Volume: A Survey”, The Journal of Financial and Qualitative Analysis, Vol. 22, No. 1. (Mar., 1987) pp. 109-126

Kuncoro, Mudrajat, Ph.d. (2003).

Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi; Bagaimana Meneliti &

Page 14: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

28 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29

Menulis Tesis?. Penerbit Erlangga.

MacKinlay, A. Craig. (1997).“Event

Studies in Economics and Finance”, Journal of Economic Literature Vol. XXXV March. Pp. 13-39

Morse, Dale. (1981). “Price and Trading

Volume Reaction Surrounding Earning Announcements : A closer Examination”, Journal of Accounting Research, Vol. 19 No. 2, Autumn, pp. 374-383

Prager Robin A. & Hannan Timothy H.

(1998). ”Do Substantial Horizontal Mergers Generate Significant Price Effect ? Evidence From The Banking Industry”, The Journal of Industrial Economics, Vol.XLVI, Desember 1998.

Rahayuningsih. Secercah Asa Setelah

BEJ-BES Digabungkan. 12 November 2007. www.unisosdem.org (15 November 2007)

Sanders, Ralph W,Jr.; John S.

Zdanowicz. (1992). “Target Firm Abnormal Return and Trading Volume Around the Intiation of Change in Control Transactions”. The Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol. 27, No.1. Maret 1992, pp. 109-129

Sartono R. Agus. (1998). Manajemen Keuangan, Edisi ke-3, BPFE – Yogyakarta. Siregar, Syafaruddin. (2004). Statistik

Terapan untuk Penelitian. Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Siregar, Baldric dan Selvia, Twenty

.(2005). “Reaksi Pasar Modal terhadap Hasil Pemilihan Umum dan Pergantian Pemerintahan

Tahun 2004”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Volume XVI Tahun 1 April 2005; hal. 35-49

Sunariyah. (2000). Pengantar

Pengetahuan Pasar Modal, Edisi ke-2, UPP AMP YKPN, Maret 2000.

Wells, William H .(2004).”A Beginner’s

Guide To Event Studies”. Journal of Insurance Regulation.Vol 22 no 4

Weston J. Fred & Brigham Eugene F.

(1997). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi ke-9, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Wibisono, Ardian. Pemegang Saham

BES Belum Setujui Merger dengan BEJ. 11 Mei 2006. <www.detikfinance.com> (17 November 2007).

Wibowo, Sigit. Proses Merger BEJ dan BES Harus Efisien. 7 Desember 2006. <www.sinarharapan> (11 September 2007).

Yulyanto. Bursa Efek Indonesia (BEI)

Mulai Aktif. 4 Desember 2007. <www.mybusinessblogging.com/stock-market> ( 10 Januari 2008).

Yulyanto. Optimisme IHSG

Dipenghujung Tahun 2007. 28 Desember 2007. <www.mybusinessblogging.com/stock-market> ( 10 Januari 2008).

____ Penggabungan Usaha PT BEJ dan PT BES. (2007). Bapepam-LK ____ Merger BEJ-BES: Cost Pasar

Modal Jadi Murah, Pengembangan Pasar Makin Fokus. 17 September 2007. <www.republikaonline.com> (4 Desember 2007).

Page 15: pengaruh pengumuman merger bursa efek jakarta dan bursa efek

Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 7 No.1 Juni 2012 ISSN 1858-3687 hal 15-29 29

____ Presiden SBY Buka Perdagangan Hari Pertama Bursa Efek Indonesia. 2 Januari 2008. <www.hukmas.depkeu.go.id/HukmasNews/Berita> ( 21 Januari 2008).

____ Presiden Buka Perdagangan Hari

Pertama 2008 Bursa Efek. 2 Januari 2008.

<http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2008/01/02/26

23.html> (4 Januari 2008).

____ Pemegang Saham Setujui Merger BEJ-BES. 30 Oktober 2007. <www.antara.co.id> (4 Desember 2007).

____ IHSG Ditutup Menguat 12,173

Poin. 30 Oktober 2007. <www.bisnisindonesia .com> ( 4 Desember 2007)

____ IHSG Cetak Rekor Baru, BBNI

Pimpin Rebound Saham Perbankan. 3 Desember 2007. <www.Vibiznews.com> ( 4 Desember 2007).

____ IHSG BEJ Terjun Bebas. 16 Mei 2006. < www.kompas.com> ( 4 Desember 2007).

____ BEJ dan BES Tunjuk Konsultan

Merger. 16 Maret 2007. <www.riauposonline.com> ( 11 September 2007).

____IHSG Ditutup Merah Tipis Oleh

Profit Taking. 30 November 2007. <www.Vibiznews.com> (4 Desember 2007).

____ Menkeu: BEJ dan BES Merger Jadi Bursa Efek Indonesia. 8 September 2007. <www.antara.co.id> (12 November 2007).

____ Merger BEJ-BES Untungkan

Investor. 31 Oktober 2007. <www.seputar-

indonesia.com/edisicetak/ekonomi-bisnis/index.php> (12 November 2007).

____ Oktober, Merger BEJ-BES Terealisasi. 28 September 2007. <www.fasarindo.wordpress.com> (12 November 2007)

____ www.bapepam.go.id. ____ www.jsx.co.id ____ www.wikipedia.org


Recommended