13
Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage... 363 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014 PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA ASMAUL NIKMAH KHIROM EKO WAHJUDI Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, Kampus Ketintang, Surabaya 60231 E-mail: [email protected] Abstract: This study aims to examine and analyze the factors that affect the level of quality of corporate governance in Indonesia. The independent variables in this study are firm size, leverage, profitability, ownership concentration, and investment opportunities. Quality of corporate governance in this study were measured using a score IBCG rating. Sampling was done using purposive sampling technique. There are 35 companies as samples in this study. The analysis technique used is multiple linear regression analysis, is used to test the effect of independent variables on the dependent variable. The results showed that only firm size variable which affects the quality of corporate governance. Firm size has a positive influence on the quality of corporate governance. This shows that the larger the size of the company will have an impact on the amount of information that can be disclosed to the public, so as to increase the degree of transparency in corporate governance quality improvement. Keywords: corporate governance quality, firm size, leverage, profitability, ownership concentration, and investment opportunities. PENDAHULUAN Praktik good corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan investor (Tjager et al., 2003:4). Penerapan corporate governance yang berbeda memberikan hasil yang berbeda pula pada masing-masing perusahaan. Gurbuz et al., (2010) menyebutkan bahwa beberapa perusahaan besar di dunia seperti Enron Corporation (USA), World.com, Adelphia, dan Parmalat (Italia) terlibat skandal pelaporan keuangan meskipun perusahaan- perusahaan tersebut telah menerapkan konsep corporate governance. Adanya skandal korporasi tersebut mensyaratkan bahwa penerapan corporate governance di beberapa perusahaan dunia dinilai masih tergolong buruk. Hasil survei yang dilakukan oleh CLSA (credit lyonnais securities asia) tahun 2004, menempatkan Indonesia di posisi paling bawah dalam kualitas corporate governance di antara negara Asia, dengan nilai 4.0 (Kaihatu, 2006). Hasil survei lainnya yakni yang dilakukan GMI (government metrics international) menunjukkan Indonesia menempati posisi bawah dalam hal penerapan corporate governance dengan total indeks 3.83. Di sisi lain, laporan hasil survei lembaga political & economic risk consultancy (PERC) tahun 2010 menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara terkorup dari 16 negara Asia Pasifik yang menjadi tujuan investasi para pelaku bisnis (Tahta, 2012). Sejalan dengan hasil survei PERC, survei transparency international (TI) menyatakan bahwa dari 176 negara yang disurvei tahun 2013, Indonesia berada pada rangking 114 dengan score 32 (transparancey.org, 2014).

PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : ASMAUL NIKMAH KHIROM

Citation preview

Page 1: PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage...

363 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014

PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

ASMAUL NIKMAH KHIROM

EKO WAHJUDI Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Kampus Ketintang, Surabaya 60231 E-mail: [email protected]

Abstract: This study aims to examine and analyze the factors that affect the level of quality of corporate governance in Indonesia. The independent variables in this study are firm size, leverage, profitability, ownership concentration, and investment opportunities. Quality of corporate governance in this study were measured using a score IBCG rating. Sampling was done using purposive sampling technique. There are 35 companies as samples in this study. The analysis technique used is multiple linear regression analysis, is used to test the effect of independent variables on the dependent variable. The results showed that only firm size variable which affects the quality of corporate governance. Firm size has a positive influence on the quality of corporate governance. This shows that the larger the size of the company will have an impact on the amount of information that can be disclosed to the public, so as to increase the degree of transparency in corporate governance quality improvement. Keywords: corporate governance quality, firm size, leverage,

profitability, ownership concentration, and investment opportunities.

PENDAHULUAN

Praktik good corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan investor (Tjager et al., 2003:4). Penerapan corporate governance yang berbeda memberikan hasil yang berbeda pula pada masing-masing perusahaan. Gurbuz et al., (2010) menyebutkan bahwa beberapa perusahaan besar di dunia seperti Enron Corporation (USA), World.com, Adelphia, dan Parmalat (Italia) terlibat skandal pelaporan keuangan meskipun perusahaan-perusahaan tersebut telah menerapkan konsep corporate governance. Adanya skandal korporasi tersebut mensyaratkan bahwa penerapan corporate governance di beberapa perusahaan dunia dinilai masih tergolong buruk.

Hasil survei yang dilakukan oleh CLSA (credit lyonnais securities

asia) tahun 2004, menempatkan Indonesia di posisi paling bawah dalam kualitas corporate governance di antara negara Asia, dengan nilai 4.0 (Kaihatu, 2006). Hasil survei lainnya yakni yang dilakukan GMI (government metrics international) menunjukkan Indonesia menempati posisi bawah dalam hal penerapan corporate governance dengan total indeks 3.83. Di sisi lain, laporan hasil survei lembaga political & economic risk consultancy (PERC) tahun 2010 menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara terkorup dari 16 negara Asia Pasifik yang menjadi tujuan investasi para pelaku bisnis (Tahta, 2012). Sejalan dengan hasil survei PERC, survei transparency international (TI) menyatakan bahwa dari 176 negara yang disurvei tahun 2013, Indonesia berada pada rangking 114 dengan score 32 (transparancey.org, 2014).

Page 2: PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage...

363 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014

Menurut Monks (2003) dalam Kaihatu (2006) bahwa good corporate governance (GCG) secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua pemangku kepentingan. Perusahaan yang dikelola secara baik dengan kinerja yang baik pula, akan bekerja lebih baik daripada perusahaan yang dikelola secara buruk. Hal tersebut dapat diartikan bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik mampu mempengaruhi kinerja perusahaan terutama kinerja keuangan dan nilai perusahaan.

Perkembangan investasi pada sektor properti dan kontruksi di Indonesia saat ini sedang booming. Menurut Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia mengatakan bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi dibidang properti (Rusyanto dan Nuky, 2014). Pricewaterhouse coopers (PWC) dan urban land institute (ULI) memproyeksikan pasar properti Indonesia akan menempati peringkat ketujuh dunia pada tahun 2021 sebagai pilihan investasi sektor properti mengalahkan negara Asia lainnya (Rusyanto dan Nuky, 2014). Meningkatnya investasi pada sektor properti akan memicu perusahaan untuk memberikan informasi-informasi terkait perusahaan guna menarik investor untuk menanamkan modal pada perusahaannya. Oleh karena itu dibutuhkan corporate governance sebagai cara-cara yang mampu memberikan keyakinan kepda investor akan return dana investasi mereka (Shleifer dan Vishny, 1997).

Kualitas penerapan corporate governance menjadi sangat penting bagi perusahaan di berbagai negara. Perbedaan penerapan kualitas corporate governance dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan corporate governance dapat

bervariasi dikarenakan adanya variasi manfaat pengendalian yang diberikan dan biaya yang ditimbulkan dari manajer perusahaan (Gillan et al., 2003).

Ada beberapa penelitian terdahulu yang berusaha mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi corporate governance quality. Klepper dan Love (2002) serta Ariff et al., (2007) yang menggunakan logaritma natural total asset sebagai ukuran dari firm size menemukan bahwa firm size berpengaruh terhadap corporate governance. Teori keagenan menjelaskan bahwa perusahaan berukuran besar lebih memungkinkan memiliki masalah keagenan yang lebih besar, sehingga membutuhkan corporate governance sebagai jembatan antara agen dan prinsipal untuk mengurangi masalah keagenan. Hasil penelitian berbeda ditunjukkan oleh Silviera et al., (2010) dan Brusleri dan Gabteni (2011) menemukan firm size tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan.

Teori keagenan menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat leverage perusahaan, memiliki insentif guna meningkatkan pengungkapan kepada stakeholder baik berupa media pengungkapan tradisional maupun media lain yaitu pengungkapan informasi perusahaan melalui website. Penelitian Black et al., (2005) dan Silviera et al., (2007) mengatakan leverage yang diukur dengan DER berpengaruh positif terhadap corporate governance. Hasil berbeda ditunjukkan oleh Da-Silva dan Christensen (2004) dan Ariff et al., (2007) yang tidak menemukan hubungan antara leverage dengan corporate governance quality.

Signalling theory menunjukkan bahwa perusahaan yang profitable memiliki insentif untuk mengungkapkan informasi lebih lanjut untuk sinyal positif bagi pelaku pasar saham. Uwuigbe (2011) dan

Page 3: PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage...

364 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014

Qu et al., (2013), yang menggunakan ROA sebagai proksi profitabilitas, menemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan memang ada antara profitabilitas perusahaan dan tingkat pengungkapan sosial perusahaan. Kontras dengan hasil penelitian tersebut, Da Silva dan Christensen (2004), Ariff et al., (2007) dan Silveira et al., (2007) menemukan tidak adanya hubungan antara profitabilitas dengan corporate governance quality.

Faktor lainnya yakni, ownership concentration. Gillan et al., (2003) serta Durnev dan Kim (2005) mengatakan bahwa ownership concentration yang diukur dengan menggunakan kepemilikan saham terbesar (pengendali) berpengaruh terhadap corporate governance. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh Darmawati (2006) yang mengatakan bahwa corporate governance dipengaruhi oleh kepemilikan terkonsentrasi. Berbeda dengan hasil penelitian tersebut, Drobetz et al., (2004) yang mengatakan bahwa ownership concentration tidak berpengaruh terhadap corporate governance. Hasil penelitian Drobetz et al., (2004) didukung oleh penelitian Ariff et al., (2007) serta Taman dan Nugroho (2011) yang tidak menemukan hubungan antara kepemilikan terkonsentrasi terhadap corporate governance quality.

Karakteristik lain dari perusahaan yang mempengaruhi corporate governance adalah investment opportunities. Durnev dan Kim (2005) menemukan hubungan antara investment opportunities terhadap corporate governance. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Meitha dan Tuzahro (2009) yang mengatakan bahwa kesempatan investasi berpengaruh terhadap corporate governance. Pendapat berbeda datang dari penelitian Darmawati (2006) yang mengatakan

bahwa kesempatan investasi tidak berpengaruh terhadap kualitas implementasi corporate governance. Gillan et al., (2003) juga mengatakan hal yang sama bahwa investment opportunities tidak berpengaruh terhadap corporate governance.

Berdasarkan fenomena dan research gap, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh firm size, leverage, ownership concentration, dan investment opportunities terhadap corporate governance quality perusahaan sektor properti di Indonesia dengan menggunakan internet based corporate governance (IBCG) rating sebagai ukuran corporate governance quality.

KAJIAN PUSTAKA

Corporate Governance Quality

Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan (Nasution dan Setiawan, 2007). Corporate governance secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua pemangku kepentingan (Monks, 2003 dalam Kaihatu, 2006).

Prinsip-prinsip utama dari good corporate governance yang telah ditetapkan dan dirancang oleh OECD meliputi (Tjager et al., 2003: 53) yaitu transparansi (transparancy), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsilibity), kemandirian (independency), serta kesetaraan dan Kewajaran (fairness). Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan diterapkannya konsep good corporate governance diungkapakan oleh FCGI, yakni

Page 4: PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage...

365 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014

Meminimalkan agency cost, Meminimalkan cost of capital, Meningkatkan nilai saham perusahaan, dan Meningkatkan citra perusahaan (fcgi.com, 2014)

IBCG Rating

IBCG rating merupakan pemeringkat corporate governance yang berbasis internet. IBCG rating dikembangkan oleh Grzybkowski dan Wojcik (2006). Pengukuran IBCG rating terdiri dari 120 kriteria yang diklasifikasikan dalam lima kategori utama, yaitu shareholder, transparancy, board of directors, executive management, dan technical accessibility.

Sistem penilaian dari IBCG rating pada setiap kriteria didasarkan atas respon ya / tidak, dengan satu titik untuk ya dan nol untuk tidak ada respon. Jika informasi yang diinginkan dari kriteria yang dibutuhkan ada, maka poin yang diperoleh adalah angka 1, namun jika tidak ada kriteria tersebut poin yang diperoleh adalah 0. Corporate governance quality dalam penelitian ini diukur dengan persamaan sebagai berikut:

IBCG weighted = ((score/max point) x 100%) x max weighted

Firm Size

Ukuran perusahaan adalah faktor penentu penting dalam pengungkapan perusahaan (Ben-Amar dan Boujenoui, 2006). Perusahaan yang besar akan lebih transparan daripada perusahaan kecil. Hal ini dikaitkan dengan teori keagenan yang menjelaskan bahwa perusahaan berukuran besar lebih memungkinkan memiliki masalah keagenan yang lebih besar, sehingga membutuhkan corporate governance sebagai jembatan antara agen dan prinsipal untunk mengurangi masalah keagenan.

Firm size merupakan variabel independen yang banyak digunakan dalam beberapa penelitian terkait tata kelola perusahaan. Pengukuran variabel ini dapat diukur melalui total asset maupun total sales dengan menggunakan logaritma natural. Klapper dan Love (2002) yang menggunakan total asset sebagai proksi firm size menemukan bahwa firm level governance dihubungkan dengan variabel yang berkaitan dengan penyampaian asimetri informasi. Firm size dalam penelitian ini diukur dengan persamaan:

SIZE = log total assets

Leverage

Sudana (2009:207) mengatakan bahwa leverage timbul karena perusahaan dalam operasinya mempergunakan aktiva dan sumber dana yang menimbulkan beban tetap bagi perusahaan. Leverage yang timbul akibat dari keputusan pendanaan dengan menggunakan utang disebut dengan financial leverage. Leverage faktor adalah merupakan perbandingan antara nilai buku total utang dengan total aktiva atau perbandingan antara total utang dengan modal.

Rasio leverage dapat diukur melalui rasio antara utang dan aktiva, yakni mengukur bagian aktiva yang didanai dengan menggunakan utang, atau rasio antara utang dan modal sendiri yakni menggambarkan kemampuan modal sendiri menjamin utang. Penelitian ini menggunakan rasio utang dan modal sendiri yang di proksikan dengan debt to equity rasio (DER). Rasio DER dapat mewakili struktur modal perusahaan yang menggambarkan kemampuan modal sendiri menjamin utang jangka panjang (Moeljadi, 2006:51). Leverage dalam penelitian ini diukur menggunakan rumus:

DER =

Page 5: PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage...

366 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014

Profitability

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal. Ada tiga rasio yang dapat digunakan dalam rasio profitabilitas, yaitu rasio profit margin, basic earning power, return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Secara umum rasio ROA dan ROE yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen dalam penggunaan aktiva dan modal (Sudana, 2009:26).

Profitabilitas perusahaan merupakan indikator pengelolaan manajemen perusahaan yang baik, sehingga manajemen akan cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi ketika ada peningkatan profitabilitas perusahaan (Singhvi dan Desai, 1971 dalam Almilia, 2008). ROA dalam penelitian ini diukur dengan rumus:

ROA =

Ownership Concentration

Konsentrasi kepemilikan (ownership concentration) menggambarkan bagaimana dan siapa saja yang memegang kendali atas keseluruhan atau sebagian besar kepemilikan perusahaan serta keseluruhan atau sebagian besar pemegang kendali atas aktivitas bisnis pada suatu perusahaan (Taman dan Nugroho, 2011).

Perusahaan dengan tingkat kepemilikan saham yang terpusat mengandung arti bahwa pemegang saham dapat mempengaruhi pengambilan keputusan manajer agar sesuai dengan kepentingannya karena pemegang saham mayoritas memiliki kekuasaan yang lebih besar terhadap pengambilan keputusan di dalam RUPS (Pamungkas dan Muid, 2012). Ownership concentration yang digunakan menggunakan rumus dengan mengacu pada formula yang

dikembangkan oleh ICMD dalam penelitian Taman dan Nugroho (2011),yakni: Own-cen=

x 100%

Investment Opportunities

Rokhayati (2005) mengatakan bahwa kesempatan investasi atau investment opportunities (IOS) dikenalkan pertama kali oleh Myers pada tahun 1977. IOS menurut Myers (1977) adalah kombinasi antara aktiva yang dimiliki perusahaan (assets in place) dan pemilihan investasi pada masa yang akan datang (Myers, 1977 dalam Rokhayati, 2005). Kesempatan investasi dapat meliputi pengeluaran modal untuk pengenalan produk baru atau untuk memperluas jangkauan pasar produk yang ada, alternatif pengeluaran untuk menekan biaya restrukturisasi perusahaan serta pilihan kebijakan akuntansi yang menguntungkan (Taman dan Nugroho, 2011). Sementara, menurut Gaver dan Gaver (1993) dalam Rokhayati (2005) menhatakan bahwa pilihan investasi tidak hanya ditunjukkan dengan adanya proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga kemampuan perusahaan dalam mengelola kesempatan dalam mengambil keuntungan. Penelitian ini menggunakan rasio market value to book value of asset ratio (MVABVA) dengan rumus sebagai berikut:

IOS =

Firm Size dan Corporate Governance Quality

Beberapa penelitian menjelaskan bahwa firm size merupakan variabel kunci yang memiliki pengaruh yang besar dalam coporate governance quality (Ben-Amar dan Boujenoui, 2006). Ariff et

Page 6: PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage...

367 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014

al., (2007), Uwuigbe (2011), serta Bazine dan Vural (2011) mengatakan bahwa ukuran perusahaan (firm size) sebagai variabel penentu yang mempengaruhi perusahaan dalam pengungkapan sukarela pada informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder dan calon investor dalam pengambilan keputusan yang optimal.

Hasil penelitian berbeda ditunjukkan oleh penelitian Silveira et al., (2010) yang meragukan hubungan size sebagai penentu potensial dari kualitas corporate secara endogen. Sejalan dengan penelitian tersebut, Almilia (2008) dan Brusleri dan Gabteni (2011) menemukan tidak adanya pengaruh firm size terhadap pengungkapan sukarela perusahaan.

Leverage dan Corporate Governance Quality

Penelitian Qu et al., (2013) menemukan adanya pengaruh leverage terhadap level pengungkapan perusahaan. Kesimpulan dari penelitianya bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk mengungkapkan informasi yang komprehensif. Selain itu, risiko yang terkait dengan pinjaman komersial juga bisa memotivasi kreditur untuk meningkatkan tuntutan mereka untuk keterbukaan informasi jangka panjang. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Silveira et al., (2007) yang juga menemukan pengaruh leverage terhadap corporate governance quality.

Bertolak belakang dengan hasil penelitian tersebut, Da-Silva dan Christensen (2004), Black et al., (2005) serta Darmawati (2006) menemukan tidak adanya hubungan antara leverage dengan corporate governance quality. Perusahaan yang memiliki tingkat utang yang tinggi dalam struktur modalnya akan cenderung menjadi subjek untuk

dikenai pengawasan oleh kreditur yang lebih ketat dan umumnya dinyatakan dalam kontrak utang yang dibuat oleh kedua belah pihak yang bersangkutan. Dengan demikian, perusahaan kurang begitu mementingkan kualitas implementasi corporate governance, karena sudah ada pengawasan dari pihak ekternal (Black et al., 2005).

Profitability dan Corporate Governance Quality

Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berbeda antara profitabilitas dan pengungkapan sukarela. Uwuigbe (2011) didukung oleh Qu et al., (2013), pada penelitiannya menemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan memang ada antara profitabilitas perusahaan dan tingkat pengungkapan sosial perusahaan. Uwuigbe (2011) mengatakan bahwa perusahaan cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah sosial yang positif daripada negatif. Artinya, perusahaan lebih cenderung untuk mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial ketika laporan keuangan mereka menunjukkan kinerja keuangan yang menguntungkan.

Hasil penelitian berbeda ditunjukkan oleh penelitian Ariff et al., (2007) dan Silveira et al., (2007) yang menemukan tidak adanya hubungan antara profitabilitas dengan corporate governance. Uyar (2011) yang juga menemukan tidak adanya pengaruh profitability dengan pengungkapan sosial perusahaan mengatakan bahwa lebih menguntungkan bagi perusahaan untuk tidak mengungkapkan informasi di website perusahaan. Oleh karena itu, industri dan profitabilitas tidak cocok digunakan sebagai predictor dalam praktik pengungkapan informasi pada media internet perusahaan.

Page 7: PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage...

368 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014

Ownership Concentration dan Corporate Governance Quality

Gillan et al., (2003) serta Durnev dan Kim (2005) yang mengatakan bahwa ownership concentration berpengaruh terhadap corporate governance. Besarnya kepemilikan yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali, maka hal tersebut akan meningkatkan kualitas corporate governance (Durnev dan Kim, 2005). Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh Darmawati (2006) yang mengatakan bahwa corporate governance dipengaruhi oleh kepemilikan terkonsentrasi.

Berbeda dengan hasil penelitian tersebut, Drobetz et al., (2004) mengatakan bahwa ownership concentration tidak berhubungan terhadap corporate governance. Hasil penelitian Drobetz et al., (2004) didukung oleh penelitian Ariff et al., (2007) serta Taman dan Nugroho (2011) yang juga tidak menemukan hubungan antara kepemilikan terkonsentrasi terhadap corporate governance quality.

Investment Opportunities dan Corporate Governance Quality

Durnev dan Kim (2005) menemukan hubungan antara IOS terhadap corporate governance. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Meitha dan Tuzahro (2009) yang mengatakan bahwa kesempatan investasi berpengaruh terhadap corporate governance. Perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi akan senantiasa melakukan ekspansi bisnis dan dengan demikian akan selalu membutuhkan dana eksternal. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kualitas implementasi corporate governance untuk memudahkan didapatkannya dana eksternal dari investasi maupun

utang dan menurunkan biaya modal (Durnev dan Kim, 2005).

Pendapat berbeda datang dari penelitian Gillan et al., (2003) dan Darmawati (2006) yang mengatakan bahwa kesempatan investasi tidak berpengaruh terhadap kualitas implementasi corporate governance. Gillan et al., (2003) menjelaskan bahwa manajer dalam perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi, akan memiliki kesempatan untuk melakukan diskresi/ekspropiasi yang lebih besar dalam pemilihan proyek, dibandingkan manajer dalam perusahaan yang kesempatan investasinya kurang.

Berdasarkan landasan teori dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diambil sebagai berikut: H1: firm size, leverage, profitability,

ownership concentration, dan investment opprtunities berpengaruh secara simultan terhadap corporate governance quality.

H2: firm size berpengaruh terhadap corporate governance quality.

H3: leverage berpengaruh terhadap corporate goveranance quality.

H4: profitability berpengaruh terhadap corporate governance quality.

H5: ownership concentration berpengaruh terhadap corporate governance quality.

H6: investment opportunities berpengaruh terhadap corporate governance quality.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain, studi kausalitas mempertanyakan masalah sebab-akibat. Variabel bebas dari penelitian ini adalah firm size, leverage,

Page 8: PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage...

369 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014

profitability, ownership concentration, dan investment opportunities. Sedangkan variabel terikatnya yaitu coporate governance quality. Penelitian ini juga termasuk dalam jenis penelitian terapan (applied research) dan metode yang digunakan yakni metode kuantitatif.

Jenis data yang diperlukan adalah data sekunder, yakni data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2009:148). Data tersebut berupa laporan tahunan (annual report) terakhir yang dipublikasikan oleh masing-masing perusahaan melalui situs resmi BEI maupun pada situs website perusahaan yang bersangkutan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di www.idx.co.id sampai dengan tahun 2013 yang. Penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling, yakni purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:85). Sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan atau kriteria-kriteria: perusahaan yang termasuk sektor property, real estate, dan building contruction yang terdaftar di BEI periode 2013, perusahaan yang memiliki homepage atau website sendiri, telah mengaplikasikan corporate governance dengan melampirkan laporan corporate governance pada laporan tahunannya, perusahaan telah mempublikasikan laporan tahunan selama tiga tahun berturut-turut selama tiga tahun terakhir baik melalui website perusahaan maupun di BEI, dan data yang diperlukan tersedia baik untuk menghitung variabel dependen maupun variabel independen.

HASIL

Adapun hasil perhitungan dari variabel dependen yaitu corporate governance quality yang diukur dengan IBCG rating menunjukkan rata-rata sebesar 52,65346. Sedangkan hasil dari variabel independen, firm size memiliki rata-rata sebesar 29,33575, leverage memiliki rata-rata sebesar 0,417543, profitability memiliki rata-rata sebesar 0,0854, ownership concentration memiliki rata-rata sebesar 0,502654, rasio MVABVA memiliki rata-rata sebesar 1,934497.

Uji F merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Hasil uji F menunjukkan nilai signifikansi F hitung sebesar 0,045. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel independen secara serempak berpengaruh terhadap variabel dependen dan model diterima.

Uji t adalah pengujian secara statistik untuk mengetahui apakah firm size, leverage, profitability, ownership concentration, dan investment opportunities secara parsial atau individual mempunyai pengaruh terhadap corporate governance quality. Jika tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan varibel independen tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun hasil dari uji t statistik pada Tabel 1.

Tabel 1. Uji t-Statistik Periode 2013

Sumber: Output SPSS, diolah penulis (2014)

Model

Unstandardized Coefficients

T Sig. B Std. Error

1 (Constant) -91.185 71.546 -1.274 .213

SIZE 5.144 2.374 2.166 .039

DER -3.683 6.469 -.569 .574

ROA -28.187 20.483 -1.376 .179

OWNCEN 1.570 9.731 .161 .873

IOS -3.195 3.058 -1.045 .305

Page 9: PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage...

370 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014

Berdasarkan hasil pengujian Tabel 1, tampak bahwa hanya variabel size yang memiliki pengaruh terhadap corporate governance quality. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi variabel size sebesar 0,039 lebih kecil dari 0,05 (0,039 < 0,05) dengan nilai koefisien korelasi positif (t) sebesar 2,166. Keempat variabel lainnya menunjukkan nilai diatas 0,05 yang menandakan bahwa tidak adanya pengaruh dari masing-masing variabel tersebut terhadap variabel dependen.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh hasil bahwa secara simultan kelima variabel berpengaruh terhadap corporate governance quality, dengan kata lain H1 diterima. Secara individual, hanya variabel firm size yang berpengaruh terhadap corporate governance quality dengan kata lain H2 diterima.

Pengaruh Firm Size terhadap Corporate Governance Quality

Firm size merupakan ukuran besar kecilnya perusahaan. Variabel independen firm size dalam penelitian ini berpengaruh terhadap corporate governance quality. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori keagenan yang menjelaskan bahwa perusahaan berukuran besar lebih memungkinkan memiliki masalah keagenan yang lebih besar, sehingga membutuhkan corporate governance sebagai jembatan antara agen dan prinsipal untuk mengurangi masalah keagenan (Meitha dan Tuzahro, 2009).

Bazine dan Vural (2011) menyatakan bahwa ukuran perusahaan (firm size) sebagai variabel penentu yang mempengaruhi perusahaan dalam pengungkapan informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder dan calon investor dalam pengambilan keputusan yang optimal. Selain itu,

besar kecilnya perusahaan mempengaruhi luas pengungkapan informasi ke public. Semakin besar perusahaan akan semakin luas dalam melakukan pengungkapan informasi (Bruslerie dan Gabteni, 2011).

Pengaruh Leverage terhadap Corporate Governance Quality

Penelitian ini menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap corporate governance quality yang diukur dengan IBCG Rating. Hasil ini konsisten dengan penelitian Da-Silva dan Christensen (2004) yang tidak menemukan adanya pengaruh leverage terhadap pengungkapan informasi yang dapat meningkatkan derajat transparansi dalam corporate governance. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Black et al., (2005) dan Darmawati (2006) yang menemukan tidak adanya hubungan antara leverage dengan corporate governance quality.

Ketidakkonsistenan hasil penelitian ini karena perusahaan yang memiliki tingkat utang yang tinggi dalam struktur modalnya akan cenderung menjadi subjek untuk dikenai pengawasan oleh kreditur yang lebih ketat dan umumnya dinyatakan dalam kontrak utang yang dibuat oleh kedua belah pihak yang bersangkutan. Dengan demikian, perusahaan kurang begitu mementingkan kualitas implementasi corporate governance, karena sudah ada pengawasan dari pihak ekternal (Black et al., 2005).

Pengaruh Profitability terhadap Corporate Governance Quality

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio ROA sebagai proksi profitabilitas tidak berpengaruh terhadap corporate governance quality perusahaan property, real estate, dan building constructions yang diukur dengan

Page 10: PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage...

371 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014

IBCG rating. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ariff et al., (2007) dan Silviera et al., (2007) yang menemukan tidak adanya pengaruh profitabilitas terhadap corporate governance.

Tinggi rendahnya profit perusahaan tidak bisa menjamin perusahaan tersebut melakukan pengungkapan informasi kepada publik secara transparan dan adil. Berdasarkan data penelitian perusahaan-perusahaan yang mengalami kenaikan profit belum tentu memiliki kualitas corporate governance yang baik. Sebaliknya, perusahaan yang mengalami penurunan profit bisa jadi memiliki kualitas corporate governance yang baik. Hal ini dikarenakan kriteria IBCG rating yang sudah mencakup kategori transparansi dalam financial reporting perusahaan. Sehingga, baik perusahaan mengalami keuntungan maupun kerugian tidak akan berpengaruh terhadap corporate governance quality karena telah ada penilaian dari kriteria IBCG rating mengenai keuangan perusahaan.

Pengaruh Ownership Concentration terhadap Corporate Governance Quality

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ownership concentration yang diukur melalui jumlah kepemilikan terbesar (>25%) tidak berpengaruh terhadap corporate governance quality. Hasil penelitian ini sesuai dengan Ariff et al., (2007) yang menyatakan bahwa ownership concentration tidak berpengaruh terhadap corporate governance quality. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Taman dan Nugroho (2011) yang tidak menemukan hubungan antara ownership concentration terhadap corporate governance quality.

Penelitian ini menemukan tidak adanya pengaruh ownership concentration terhadap corporate

governance quality. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki tingkat kepemilikan saham pengendali yang besar atau semakin terkonsentrasinya kepemilikan perusahaan akan mampu menguasai dan semakin mempengaruhi pengambilan keputusan (termasuk keputusan untuk tidak mengimplementasikan corporate governance) (Drobetz et al., 2004). Pemegang saham mayoritas beranggapan bahwa bukan menjadi kepentingan mereka lagi mengenai perlindungan kepada para pemegang saham minoritas, perlunya transparansi, dan mekanisme corporate governance yang dapat meningkatkan peringkat corporate governance. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas implementasi corporate governance yang baik diabaikan (Taman dan Nugroho, 2011).

Pengaruh Investment Opportunities terhadap Corporate Governance Quality

Investment opportunities (IOS) dalam penelitian ini ditemukan tidak berpengaruh terhadap corporate governance quality perusahaan sektor property, real estate, dan building concentrations. IOS dalam penelitian ini diukur dengan rasio MVABVA (market value to book value of total assets). Hasil penelitian ini mendukung penelitian Darmawati (2006) yang menemukan bahwa kesempatan investasi tidak berpengaruh terhadap kualitas implementasi corporate governance.

Perusahaan yang memiliki kesempatan investasi tinggi cenderung kurang dalam menerapkan corporate governance. Hal ini dikarenakan adanya manajer dalam perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi, memiliki kesempatan untuk melakukan diskresi (kebebasan bertindak dalam pengambilan

Page 11: PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage...

372 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014

keputusan) yang lebih besar, dibandingkan manajer dalam perusahaan yang kesempatan investasinya kurang (Gillan et al., 2003). Sehingga, manajer tersebut yang seharusnya dapat memberikan dana pada perusahaan untuk ekspansi bisnisnya menjadi kurang, karena dampak dari minimnya penerapan kualitas corporate governance yang baik. Oleh sebab itu, hasil penelitian ini tidak menemukan adanya hubungan kesempatan investasi terhadap corporate goversnance quality.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: firm size, leverage, profitability, ownership concentration dan investment opportunities secara bersama-sama berpengaruh terhadap corporate governance quality perusahaan property, real estate, dan building construction, firm size merupakan satu-satunya variabel independen yang berpengaruh secara individual terhadap corporate governance quality, sedangkan leverage, profitability, ownership concentration, dan investment opportunities tidak berpengaruh terhadap corporate governance quality.

Disarankan: bagi manajemen perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan untuk meningkatkan dan menjaga kinerja perusahaan guna meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan nilai perusahaan, bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan dana investasi kepada perusahaan, bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambahkan variabel independen baru. Misalnya variabel ekonomi seperti inflasi, suku bunga SBI, atau regulasi. Penelitian selanjutnya,

diharapkan dapat menambah jumlah sampel perusahaan, agar hasil penelitian bisa mendukung kesimpulan yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Aidilla, Tahta. 2012. Tingkat Korupsi Naik, RI Jawara’ di Asia. Dalam Republika, 5 Desember. (http://republika.com/ Tingkat-Korupsi-Naik-RI'Jawara'-diAsia, diakses 19 Maret 2013.

Almilia, Luciana Spica. 2008. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela “Internet Fianacial and Sustainability Reporting”. JAAI. 12(2): 117-131.

Ariff, Akmalia Mohamad, Muh. Kamil Ibrahim dan Radiah Othman. 2007. Determinants of firm level governance: Malaysian evidence. Journal of Corporate Governance 7(5):562-573.

Bazine, Elies dan Desya Vural. 2011. Voluntary Disclosure of Financial Targets. Master’s Thesis, ISECTS. University of Eothenburg.

Ben-Amar, Walid dan Ameur Boujenoui. 2006. Factors Explaining Corporate Governance Disclosure Quality: Canadian Evidance. Working Paper.

Black, Bernard S et al.,. 2005. Does Corporate Governance Predict Firms' Market Values? Evidence from Korea. Working Paper.

Bruslerie, Hubert De La dan Heger Gabteni. 2011. Voluntary Financial Disclosure Introduction of IFRS and The Setting of A Communication Policy: An Empirical Test On SBF French Firms Using A Publication Score. Working paper.

Page 12: PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage...

373 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014

Darmawati, Deni. 2006. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Faktor Regulasi Terhadap Kualitas Implementasi Corporate Governance. Artikel yang Dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang 23-26 Agustus 2006.

Da-Silva, Wesley Mendes dan Theodore E. Christensen. 2004. Determinants of Voluntary Disclosure of Financial Information On The Internet by Brazilian Firms. Working Paper.

Drobetz, Wolfgang et al.,. 2004. The Determinant of The Germany Corporate Governance Rating. Working Paper.

Durnev, Art dan E. Han Kim. 2005. To Steal or Not To Steal: Firm Attributes Legal Environtment, and Valuation. The Journal of Finance 60(3):1461-1493.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2003. (Online) (http://fcgi.or.id/en/index, diakses Februari 2013).

Gillan, S. L. et al.,. 2003. Industries, Investment Opportunies, and Corporate Governance Stuctures. Working Paper.

Government Metrics International. 2006. Releases Ratings on 3800 Global Companies Emerging Market Companies Pose Greatest Risk. (http://GMI.com, diakses Desember 2013).

Grzybkowski, Michal dan DariuszWojcik. 2006. Internet and Corporate Governance. Working Paper.

Gurbuz, A. Osman et al.,. 2010. Corporate Governance and Financial Performance with a Perspective on Institutional Ownership: Empirical Evidence from Turkey. JAMAR 8(2): 21-38.

Jensen Michael C. dan William H Meckling. 1976. Theory of the Firm: Management Behavior, Agency Cost and Ownership Srtucture. Journal of Finance Economic 3(4): 305-360.

Kaihatu, Thomas. S. 2006. Good Corporate Governnace dan Penerapannya Di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 8(1): 37-56.

Klapper, Leora F. dan Inessa Love. 2002. Corporate Governance, Investor Protection, and Performance in Emerging Market. Working Paper. The World Bank.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Meitha, Rachmawati dan Ulfa Tuzahro. 2009. Determinan Corporate Governnace. Jurnal Akuntansi Indonesia 5(2):273-285.

Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan. Malang: Bayu Media.

Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007. Pengaruh Corporate Governnace terhadap Kualitas Laba Di Industri Perbankan Indonesia. Artikel yang Dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar 26-28 Juli 2007.

Pamungkas, Ichsan dan Dul Muid. 2012. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Good Corporate Governance Rating. Diponegoro Journal of Accounting 2(3):1-11.

Rokhayati, Isnaeni. 2005. Analisis Hubungan Investment Opportunities (IOS) Dengan Realisasi Pertumbuhan Serta Perbedaan Perusahaan Yang Tumbuh Dan Tidak TumbuhTerhadap Kebijakan Pendanaan Dan Dividen. SMART 1(2): 41-60.

Page 13: PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, OWNERSHIP CONCENTRATION, DAN INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP CORPORATE GOVERNANCE QUALITY DI BURSA EFEK INDONESIA

Asmaul Nikmah Khirom dan Eko Wahjudi; Pengaruh Size, Leverage...

374 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 2 April 2014

Rusyanto, Edo dan Ester Nuky. 2014. “Booming Properti”. Dalam Dailyinvestor, 12 Maret. (http://investor.co.id/home-bisnis-properti-tetap-booming/79882, diakses 27 Maret 2013).

Silveira, Alexandre Di Miceli da et al.,. 2007. Evolution and Determinants of Firm-Level Corporate Governance Quality in Brazil. R.Adm, Sao Paolo. 44(3).

. 2010. Endogeneity of Brazilian corporate governance quality determinants. Journal of Corporate Governance 10(2):191-202.

Shleifer, Andrei dan Robert W. Vishny. 1997. A survey of Corporate Governance. The Journal of Finance 52(2):737-783.

Sudana, I Made. 2009. Manajemen Keuangan Teori. Surabaya: Airlangga University Press.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Taman, Abdullah dan Billy Agung Nugroho. 2011. Determinan Kualitas Implementasi Corporate Governance. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 9(1):1-23.

Tjager, I Nyoman, F. et al.,. 2003. Corporate Governance. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.

Transparancey International. 2013. Corruption Perceptions Index. (Online). (http://transparancey. org, diakses April 2013).

Qu, Wen et al.,. 2013. A study of Voluntary Disclosure of Listed Chinese Firms- A Syakeholder Perspective. Managerial Auditing Journal 28(3):261-294.

Uwuigbe, Uwalomwa. 2011. An Empirical Investigation of The Association Between Firm’s Characteristics and Corporate Social Disclosures In The Nigerian Financial Sector. Journal of Sustainable Development in Africa 13(1).

Uyar, Ali. 2011. Determinants of Corporate Reporting On The Internet. Mangerial Auditing Journal 27(1):87-104.

www.idx.co.id Yusdiana, Ari. 2013. Pengaruh Firm

Size, Firm Age, Leverage, Growth, dan Profitability Terhadap Corporate Governance Quality Pada Perusahaan yang Terdaftar Dalam Indeks LQ45 Di BEI. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: FE Unesa.