1
PENGARUH MINAT DAN PERCAYA DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SDN
DI KELURAHAN SELAT DALAM
SKRIPSI
Oleh :
SARI NARULITA NIM. 10.23.11818
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD TAHUN 2014
2
PENGARUH MINAT DAN PERCAYA DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SDN
DI KELURAHAN SELAT DALAM
SKRIPSI
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi PGSD
Oleh :
SARI NARULITA NIM. 10.23.11818
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD TAHUN 2014
3
ABSTRAK
Narulita, Sari. 2014. Pengaruh Minat dan Percaya Diri Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Pembimbing: 1) Suniati, M.Pd., 2) Drs. Orhan, M.Pd.
Kata Kunci: minat, percaya diri, dan hasil belajar matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh minat terhadap hasil belajar matematika, adakah pengaruh percaya diri terhadap hasil belajar matematika, serta untuk mengetahui adakah pengaruh minat dan percaya diri terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan Teknik Korelasional. Sampel penelitian merupakan peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam sebanyak 73 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa angket dan tes. Instrumen dikalibrasi menggunakan validitas butir dan koefisien reliabilitas. Validitas butir diuji dengan menggunakan korelasi Product Moment, sedangkan koefisien reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan Split- Half. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan aplikasi program SPSS 17.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang signifikan minat terhadap hasil belajar matematika dengan sumbangan pengaruh sebesar 70,5% , (2) terdapat pengaruh yang signifikan percaya diri terhadap hasil belajar matematika dengan sumbangan pengaruh sebesar 74,3%, (3) terdapat pengaruh yang signifikan minat dan percaya diri terhadap hasil belajar matematika dengan sumbangan pengaruh adalah 76,9% dan sisanya 24,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
.
4
ABSTRACT
Narulita, Sari. 2014. Effects of Interest and Self Confidence on Result of Mathematics Subject Student Class V SDN on the Selat Dalam District. Thesis. Faculty Teachership and Science Education. Muhammadiyah Palangkraya University . Advisors: 1) Dr. Orhan, M.Pd., 2) Suniati, M.Pd.
Keywords: interest, self confidence, and result of mathematics.
This study was conducted to investigate whether or not there is effect of
students’ interest on result of mathematics subject, there is effect of students’ self confidence on result of mathematics subject, and there is effect among students’ interest and students’ self confidence on result of mathematics subject.
The method used was descriptive through correlation technique. The samples of this study were 73 respondents. In order to collect the data needed, instrument in form questionnaires and test were used. The questionnaires and test were calibrated using coefficient item of validity using correlation Product Moment, while the reliability coefficient was tested using Split-Half. Besides that, to find out whether or not there was simultaneously effects among variables of this study, Multiple Regresion that was processed using SPSS version 21 used.
The result of this study showed that: 1) there was significant effect of students’ interest on result of mathematics subject with the contribution is 70,5%, 2) there was significant effect of student’s self confidence on result of mathematics subject with the contribution 74,3%, and 3) there was simultaneously significant effects among students’ interest and students’ self confidence on result of mathematics subject with contribution is 76,9% and the other 23,1% was effected by another factors.
5
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Minat dan Percaya Diri Terhadap Hasil
Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam Tahun
pelajaran 2013/2014. Skripsi ini diselesaikan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Dengan selesainya semua kegiatan penelitian sampai dengan penyusunan
laporan skripsi ini, peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang terhormat Bapak Drs. Orhan, M.Pd. dan Ibu
Suniati, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
dan secara sabar dan ikhlas memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi
hingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
Selain itu, ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
juga peneliti sampaikan kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Bapak Drs. Bulkani, M.Pd.
beserta seluruh staf atas segala bantuan dan fasilitas yang diberikan baik
untuk keperluan selama studi maupun dalam melakukan penelitian ini.
2. Dekan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Bapak Drs. M.
Fatchurahman, M.Pd., M.Psi. beserta seluruh staf atas segala bantuan dan
fasilitas yang diberikan baik untuk keperluan selama studi maupun dalam
melakukan penelitian ini.
3. Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya Bapak Diplan, M.Pd. yang telah memberikan bantuan dan
fasilitas selama studi dan dalam melaksanakan penelitian dan penulisan
skripsi ini.
4. Pengelola dan para Dosen Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang telah memberikan
6
sumbangan ilmu pengetahuan dalam kesempatan belajar yang sangat
berharga.
5. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas Bapak Drs. Katanggar beserta
seluruh staf yang telah memberikan bantuan dan informasi yang sangat
berharga dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala Sekolah dan guru–guru SDN di Kelurahan Selat Dalam yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
7. Kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Ahmad Alpadiansyah. dan Ibu Rusniah
yang selalu senantiasa memberikan motivasi, semangat, dukungan moril,
materil, bahkan spiritual kepada peneliti selama menempuh pendidikan ini.
8. Kepada suami tersayang Agus Purnomo yang selalu senantiasa memberikan
motivasi, semangat, dukungan moril, materil, bahkan spiritual kepada peneliti
selama menempuh pendidikan ini.
9. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu baik selama menempuh pendidikan maupun dalam penyelesaian
skripsi ini.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat-Nya untuk kita semua.
Harapan peneliti bahwa semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi upaya
peningkatan kualitas mahasiswa selaku penerus ujung tombak pendidikan yang
secara tidak langsung berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada
umumnya.
Palangkaraya, Juni 2014
Peneliti,
SARI NARULITA
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
ABSTRACT
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 6
C. Pembatasan Masalah 6
D. Rumusan Masalah 7
E. Tujuan Penelitian 7
F. Manfaat Penelitian 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Analisis Teoretis 9
1 Pengertian Belajar 9
2 Ciri-Ciri Belajar 10
3 Pengertian Hasil Belajar 10
4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi hasil belajar 11
5 Pembelajaran Matematika Di SD 12
a Pengertian Matematika 12
b Tujuan Pembelajaran Matematika Di SD 13
c Hasil Belajar Matematika 14
d Penilaian Hasil Belajar Matematika 15
e Pembelajaran Pembagian Pecahan 16
6 Pengertian Minat Belajar 17
7 Minat Belajar Matematika 18
8 Ciri-Ciri Minat Belajar 19
9 Faktor-Faktor yang Menimbulkan Minat Belajar 21
10 Fungsi Minat Dalam Belajar 23
11 Pengertian Percaya Diri 24
12 Proses Terbentuknya Percaya Diri 26
8
13 Ciri-Ciri Percaya Diri 26
14 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Percaya Diri 29
B. Penelitian yang Relevan 31
C. Kerangka Berfikir 33
1 Hubungan Antara Pengaruh Minat dengan Hasil Belajar 33
2 Hubungan Antara Pengaruh Percaya Diri dengan Hasil Belajar 33
3 Hubungan Antara Pengaruh Minat dan Percaya Diri dengan Hasil Belajar 34
D. Hipotesis Penelitian 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian 36
1 Waktu Penelitian 36
2 Tempat Penelitian 36
B. Metode Penelitian 36
C. Populasi dan Sampel Penelitian 37
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 38
1 Variabel Penelitian 38
2 Definisi Operasional 39
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 40
1 Teknik Pengumpulan Data 40
2 Instrumen Penelitian 42
3 Uji Coba Instrumen 44
F. Teknik Analisis Data dan pengujian Persyaratan Analisis 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan reliabilitas 49
B. Deskripsi Data 52
1 Variabel Minat (X1) 52
2 Variabel Percaya Diri (X2) 55
3 Variabel Hasil Belajar Matematika (Y) 57
C. Pengujian Persyaratan Analisis 59
D. Pengujian hipotesis 60
E. Pembahasan Hasil Penelitian 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 71
B. Saran 72
DAFTAR PUSTAKA 73
LAMPIRAN
9
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1 Jumlah Populasi 37
3.2 Kisi-kisi Minat Belajar 43
3.3 Kisi-Kisi Percaya Diri 43
3.4 Kisi-Kisi Hasil Belajar Matematika 44
4.1 Validitas Angket Minat 49
4.2 Validitas Angket Percaya Diri 50
4.3 Validitas Tes Hasil Belajar Matematika 51
4.4 Tingkat Reliabilitas Variabel 52
4.5 Distribusi Skor Variabel Minat 53
4.6 Statistik Deskriptif Variabel Minat 53
4.7 Kategori Minat 54
4.8 Distribusi Skor Variabel Percaya Diri 55
4.9 Statistik Deskriptif Variabel Percaya Diri 56
4.1 Kategori Percaya diri 56
4.11 Distribusi Skor Variabel Hasil Belajar Matematika 57
4.12 Statistik Deskriptif Variabel Hasil Belajar Matematika 57
4.13 Kategori Hasil Belajar Matematika 58
4.14 Uji Normalitas Data Hasil Penelitian 59
4.15 Hasil uji regresi antara minat terhadap hasil belajar matematika 61
4.16 Nilai R Square regresi minat terhadap hasil belajar matematika 61
4.17 Hasil uji regresi antara percaya diri terhadap hasil belajar 63
4.18 Nilai R Square regresi percaya diri terhaap hasil belajar matematika 63
4.19 Hasil uji regresi antara minat dan percaya diri terhadap hasil 65
belajar matematika
4.2 Nilai F 65
4.21 Nilai R Square 66
10
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
3.1 Diagram Variabel penelitian 39
4.1 Grafik Sebaran Skor Minat 54
4.2 Grafik Sebaran Skor Percaya diri 56
4.3 Grafik Sebaran Skor Hasil Belajar Matematika 58
11
DAFTAR LAMPIRAN
halaman Judul
Lampiran 1 Tabel Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Angket Uji Coba Instrumen Minat
Lampiran 3 Angket Uji Coba Minat Instrumen Percaya Diri
Lampiran 4 Soal Tes Hasil Belajar Matematika
Lampiran 5 Tabulasi Data Mentah Tryout Angket Minat
Lampiran 6 Tabulasi Data Mentah Tryout Angket Percaya Diri
Lampiran 7 Tabulasi Data Mentah Tryout Tes Hasil Belajar Matematika
Lampiran 8 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Minat
Lampiran 9 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Percaya Diri
Lampiran 10 Uji Validitas dan Reliabilitas Tes hasil Belajar Matematika
Lampiran 11 Tabulasi Data Mentah Angket Minat
Lampiran 12 Tabulasi Data Mentah Angket Percaya Diri
Lampiran 13 Tabulasi Data Mentah Tes hasil Belajar Matematika
Lampiran 14 Statistik Regresi Minat terhadap Hasil Belajar Matematika
Lampiran 15 Statistik Regresi Percaya Diri terhadap Hasil Belajar Matematika
Lampiran 16 Statistik Regresi Minat dan Percaya Diri terhadap Hasil Belajar Matematika
Lampiran 17 Surat Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan adalah proses transformasi atau proses
perubahan tingkah laku (change of behavior) peserta didik. Perubahan tingkah
laku yang dimaksud bukan sekedar perubahan dalam penambahan jenis tingkah
lakunya, tetapi diharapkan terjadi perubahan struktural yang berkenaan dengan
perubahan tingkah laku menuju kepada derajat kemapanan tertentu. Hal ini
didukung pula oleh tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa :
Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas dan
banyak variabel yang mempengaruhinya. Sebagai suatu proses psikologis,
pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Dari perspektif
mengajar pelakunya adalah guru atau pendidik. Sedangkan dari perspektif belajar
pelakunya adalah peserta didik yang melakukan aktivitas belajar. Dengan
demikian, pendidikan adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik yang
memiliki tujuan untuk membantu peserta didik menjadi pribadi yang mandiri dan
utuh menuju kepada kedewasaan.
1
2
Usaha untuk mewujudkan tujuan pendidikan tidak lepas dari peranan
seorang guru disekolah dan bagaimana guru menumbuhkan minat dan percaya diri
disekolah. Untuk itu diperlukan usaha yang optimal dalam mencapai tujuan
tersebut.
Menurut Purwanto (2011:46) hasil belajar :
Merupakan perubahan prilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena ia mencapai penguasaan atau sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk meningkatkan hasil belajar yang baik maka Secara umum ada 2
faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik yitu faktor internal dan faktor
eksternal. Didalam Faktor internal atau dari dalam diri peserta didik, faktor
psikologis merupakan salah satu prioritas yang mempengaruhi proses
pembelajaran. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi proses belajar salah
satunya adalah minat dan percaya diri.
Menurut Sobur ( 2003:246) :
Keinginan atau minat dan kemauan atau kehendak sangat mempengaruhi corak perbuatan yang akan diperlihatkan seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bila tidak mempunyai minat, tidak mau, atau tidak ada kehendak untuk mempelajari, ia tidak akan bisa mengikuti proses belajar. Minat atau keinginan ini erat pula hubungannya dengan perhatian yang dimiliki, karena perhatian mengarahkan timbulnya kehendak pada seseorang. Kehendak atau kemauan ini juga erat hubungannya dengan kondisi fisik seseorang, misalnya dalam keadaan sakit, capai, lesu, atau mungkin sebaliknya, yakni sehat dan bugar. Erat juga hubungannya dengan kondisi psikis, seperti senang, tegang, bergairah dan seterusnya. Bagi peserta didik, mempelajari suatu hal yang menarik perhatian akan
lebih mudah diterima daripada mempelajari hal yang tidak menarik perhatian. Jadi
3
peserta didik akan terdorong untuk belajar manakala memiliki minat untuk
belajar.
Minat merupakan bentuk dari perhatian peserta didik terhadap kemampuan
memiliki pendirian pribadi. Hal yang harus mendapat perhatian dari minat adalah
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang menurut
kemampuannya masing-masing. Minat terhambat berkembang karena lingkungan
yang merugikan, hambatan intelektual dan hambatan keadaan ekonomi. Minat
memerlukan bimbingan yang bijaksana. Ciri-ciri yang tampak pada kurangnya
minat peserta didik adalah kurang menunjukkan keuletan mencapai tujuan belajar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), minat berarti
kecenderungan atau ketertarikan hati yang tinggi terhadap sesuatu objek.
Kecenderungan akan sesuatu objek yang berasal dari hati, bukan karena paksaan
dari orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa minat timbul dari proses
pembelajaran dan lingkungan. Dari hasil proses inilah peserta didik dapat
mengatur kecenderungan atau ketertarikan dalam dirinya menjadi sebuah
pendirian pribadi yang kuat.
Minat erat kaitannya dengan percaya diri. Banyak peserta didik
menunjukkan ketidakberhasilan dalam belajar disebabkan kurangnya minat
belajar dan rasa percaya diri terhadap aktivitas belajarnya.
Percaya diri merupkan faktor yang mempengaruhi belajar. Menurut
Thantaway (2005:87), “percaya diri merupakan kondisi mental atau psikologis
diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau
melakukan suatu tindakan”.
4
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan
berhasil. Memiliki rasa percaya diri merupakan hal yang sangat bermanfaat hasil
perkembangan kepribadian peserta didik. Adanya rasa percaya diri membuat
peserta didik merasa optimis, dan dari rasa optimis ini akan berpengaruh besar
terhadap hasil belajarnya. Menurut Hakim (2002:8), “percaya diri adalah suatu
keyakinan positif seseorang untuk mengelola kekurangan dan kelebihan yang ada
diberbagai aspek kepribadiannya untuk mencapai tujuan didalam hidupnya”.
Percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang. Percaya diri
timbul dalam diri pribadi seseorang melalui proses belajar, memahami diri sendiri,
orang lain dan lingkungan. Jadi, percaya diri merupakan hasil dari proses
pembelajaran dan lingkungan. Kurangnya percaya diri menyebabkan peserta didik
merasa rendah diri dan gagal mencapai tujuan didalam hidupnya.
Berdasarkan pengertiannya, minat dan percaya diri berhubungan erat dan
saling menguatkan. Keduanya sama-sama terbentuk dari proses pemikiran, emosi,
pembelajaran dan lingkungan yang seiring berjalan dengan proses perkembangan
peserta didik. Keyakinan positif dari percaya diri untuk bertindak dan berhasil
membuat peserta didik optimis terhadap tujuan belajarnya, sedangkan pendirian
pribadi yang kuat dari minat membuat peserta didik terdorong untuk mencapai
tujuan tersebut dengan kemauannya sendiri. Secara bertahap, minat dan percaya
diri dapat menumbuhkan kemandirian peserta didik untuk melakukan tugas-
tugasnya dan segala sesuatu yang baik dengan kemauan sendiri dan penuh
kesadaran.
5
Berdasarkan observasi awal di Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Selat
Dalam diperoleh fenomena peserta didik yang tampil didepan kelas kurang cerdas,
mudah gugup, cemas dan takut terutama apabila diperintah oleh guru mengerjakan
tugas didepan kelas disaksikan teman-temannya. Sebelum berada didepan kelas
peserta didik sudah mulai gelisah, konsentrasi yang dipersiapkan sebelumnya
hilang, situasi berubah, ketegangan menyelimuti perasaan para peserta didik. Hal
ini membuktikan bahwa kondisi percaya diri peserta didik sangat kurang. Gejala
kurang percaya diri tampak jelas seperti bicara tergagap-gagap, gugup, wajah
tampak pucat, berkeringat dan gemetar. Pola piker dan inisiatif peserta didik
tampak kurang berkembang, ketidakmandirian tampak membuat peserta didik
tidak memiliki kekuatan mental untuk melawan kelemahan dan kekurangannya.
Kondisi minat belajar peserta didik juga seperti berada didalam situasi
serba salah. Gejala yang tampak mencerminkan tingkah laku agresif, nakal dan
sikap tidak sopan. Di dalam situasi ini, peserta didik tampak kurang
berkonsentrasi pada pelajaran, kurang memahami penjelasan yang diberikan oleh
guru, kurang cermat menangkap inti pelajaran dan kurang berusaha melatih diri,
sehingga untuk menutupi kekurangan-kekurangan tersebut, peserta didik
melampiaskan ketidaktertarikannya dengan berbagai macam tingkah laku seperti
mengganggu teman, bercanda, menyontek dan cenderung menghindari berbagai
kegiatan lainnya.
Hasil belajar yang didapat rata-rata untuk Operasi hitung pembagian
adalah 5. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal pada pelajaran matematika
adalah 6. Dari jumlah peserta didik 73 orang yang mencapai ketuntasan hanya
6
sekitar 40% yang informasinya diperoleh dari guru wali kelas V di Sekolah Dasar
Negeri di Kelurahan Selat Dalam.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul : “Pengaruh Minat dan Percaya Diri Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam Tahun Pelajaran
2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah antara lain sebagai berikut :
1. Kepercayaan diri peserta didik dalam belajar matematika masih kurang .
2. Minat belajar matematika peserta didik masih kurang.
3. Hubungan faktor internal peserta didik dengan faktor eksternal pendidik
kurang baik.
4. Faktor eksternal pendidik mempengaruhi minat belajar peserta didik.
5. Motivasi belajar peserta didik sangat kurang.
6. Hasil belajar matematika peserta didik masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari objek lain yang ikut serta mempengaruhi masalah
yang akan diteliti, maka diperlukan pembatas masalah untuk fokus penelitian pada
factor intervening pendidik dengan peserta didik yaitu:
1. Minat yang dimaksud yaitu minat yang dimiliki peserta didik pada pelajaran
matematika.
7
2. Percaya diri yang dimaksud yaitu percaya diri yang dimiliki peserta didik
ketika mengerjakan soal-soal/latihan yang diberikan guru.
3. Hasil belajar matematika peserta didik mengenai operasi hitung pembagian
pecahan, menggunakan ranah Kognitif.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dibuat dan
dipaparkan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh minat dalam belajar matematika terhadap hasil belajar
matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam ?
2. Apakah ada pengaruh percaya diri dalam belajar matematika terhadap hasil
belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam?
3. Apakah ada pengaruh minat dan percaya diri dalam belajar matematika
terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan
Selat Dalam?
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan
penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengaruh minat dalam belajar matematika terhadap hasil belajar
peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam.
2. Mengetahui pengaruh percaya diri dalam belajar matematika terhadap hasil
belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam.
8
3. Mengetahui pengaruh minat dan percaya diri dalam belajar matematika
terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan
Selat Dalam.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna dan memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam ilmu pendidikan.
b. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam mengadakan
penelitian selanjutnya yang lebih luas dan mendalam.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Memberikan masukan kepada pihak sekolah dalam meningkatkan
pemberian minat dan percaya diri untuk keberhasilan belajar peserta didik
di SDN di Kelurahan Selat Dalam.
b. Bagi Peneliti
Memberikan wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian
tentang minat dan percaya diri terhadap hasil belajar peserta didik SDN di
Kelurahan Selat Dalam .
c. Bagi Peserta Didik
Untuk meningkatkan minat dan percaya diri dalam pelajaran matematika
agar memperoleh hasil belajar yang optimal.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Analisis Teoretis
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap
orang secara maksimal untuk dapat menguasai atau memperoleh sesuatu.
Menurut Sardiman (2010:20), “belajar sebagai usaha penguasaan materi
ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya”.
Sobur (2011:217) mengemukakan bahwa :
Belajar adalah proses yang terjadi dalam otak manusia. Syaraf dan sel-sel otak manusia yang bekerja mengumpulkan semua yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan lain-lain lantas disusun oleh otak sebagai hasil belajar. Slameto ( 2003:2) mengatakan bahwa :
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu
yang memungkinkan berubahnya suatu tingkah laku melalui jalan latihan-
latihan.
9
10
2. Ciri- Ciri Belajar
Khairani ( 2013:8 ) mengemukakan beberapa cirri-ciri belajar yaitu
sebagai berikut :
a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku. b. Perubahan prilaku relatif permanen. c. Perubahan tingkah laku bersifat potensial, artinya hasil belajar tidak
selalu terlihat segera setelah selesai belajar. d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. e. Pengalaman atau latihan dapat memberi penguatan. Sesuatu yang
memperkuat memberikan semangat atau dorongan untuk merubah tingkah laku.
3. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur yamg digunakan untuk
menentukan tingkat keberhasilan peserta didik dalam mengetahui dan
memahami suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang
berupa huruf atau angka-angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan,
nilai dan sikap setelah peserta didik mengalami proses belajar. Melalui
proses pembelajaran diharapkan peserta didik memperoleh kepandaian dan
kecakapan tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya.
Sudjana (2001) menyatakan bahwa :
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang. Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh seseorang setelah
melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar tampak dari perubahan tingkah
laku pada diri peserta didik, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk
perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Hamalik (2002)
11
menyatakan bahwa “Perubahan disini dapat diartikan terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik di bandingkan dengan
sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu”.
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan
kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh setelah diadakannya evaluasi.
Mulyasa (2007) menyatakan bahwa” Evaluasi hasil belajar pada
hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku
yang telah terjadi”. Hasil belajar ditunjukan dengan prestasi belajar yang
merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku peserta didik.
Dari proses belajar diharapkan peserta didik memperoleh prestasi
belajar yang baik sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang
ditetapkan sebelum proses belajar berlangsung. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar adalah
menggunakan tes. Tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar yang
dicapai dalam materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan
peserta didik dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran dari
proses pengalaman belajarnya yang diukur dengan tes.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2006: 145) secara garis besar faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yakni:
12
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
5. Pembelajaran Matematika Di SD
a. Pengertian Matematika
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh
semua peserta didik dimulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan
jenjang yang lebih tinggi. Menurut Roy Hollands (1995: 81),
”matematika adalah suatu sistem yang rumit tetapi tersusun sangat
baik yang mempunyai banyak cabang".
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun KBBI,
2007:723) matematika diartikan sebagai: “ilmu tentang bilangan,
hubungan antara bilangan, dan prosedur bilangan operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”.
James (dalam Suherman 2001:16) menyatakan bahwa:
“Matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan
yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terjadi ke dalam tiga
bidang yaitu : aljabar, analisis, dan geometri”.
Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli
tentang definisi matematika di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk,
13
susunan, besaran dan konsep-konsep yang memiliki struktur besar
yang berhubungan satu dengan yang lainnya yang terbagi dalam tiga
bidang yaitu: aljabar, analisis, dan geometri.
b. Tujuan Pembelajaran Matematika Di SD
Matematika merupakan ilmu universal atau menyeluruh yang
mempunyai peran penting dalam memajukan daya pikir manusia.
Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendasar mengenai fungsi dan
tujuan pembelajaran matematika khususnya di Sekolah Dasar yang
mendasari perkembangan pemahaman peserta didik terhadap
matematika.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (dalam
Pambudi:2011) tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
untuk :
a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b) Menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Soedjadi (dalam Nazwandi:2010) menyatakan bahwa
pendidikan matematika memiliki dua tujuan besar yaitu :
14
1. Tujuan yang bersifat formal yaitu tujuan yang memberi tekanan pada penataan nalar anak serta pembentukan pribadi anak.
2. Tujuan yang bersifat material yaitu tujuan yang memberi tekanan pada penerapan matematika serta kemampuan memecahkan masalah matematika.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan jika
matematika sangat penting untuk menumbuhkan nalar dan kemampuan
berfikir logis, serta sikap positif yang berguna untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri.
c. Hasil Belajar Matematika
Menurut Nasution(Alexandro:2013), “matematika adalah imu
struktur, urutan, dan hubungan yang meliputi dasar-dasar perhitungan,
pengukuran dan penggambaran bentuk objek”.
Menurut Gagne (dalam Muhammad Zainal Abidin,2011:8)
bahwa:
Hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar matematikanya atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku dalam diri siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah mempelajari matematika. Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Dari definisi di atas, maka dapat dirangkai sebuah kesimpulan
bahwa hasil belajar matematika adalah merupakan tolak ukur atau
15
patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam
mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran matematika setelah
mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes.
d. Penilaian Hasil Belajar Matematika
Dalam Sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan
pendidikan, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin
Bloom yang secara garis besar membagi 3 ranah ranah yakni ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
a) Ranah Kognitif
Merupakan ranah yang berkenaan dengan hasil belajar
intelektual atau pengetahuan. Ranah kognitif dibagi menjadi dua
aspek yaitu: aspek kognitif tingkat rendah yang terdiri dari
pengetahuan/ingatan dan pemahaman, dan aspek kognitif tingkat
tinggi yang terdiri dari aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b) Ranah Afektif
Ranah afektif merupakan ranah yang berkenaan dengan
sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau
reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
c) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkenaan
dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
Adapun aspek dalam ranah psikomotor yaitu : gerakan refleks,
kemampuan konseptual, kemampuan dibidang fisik, dan
16
kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non decursive
seperti gerakan ekspresif dan interpretative.
e. Pembelajaran Pembagian Pecahan
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui hasil belajar
matematika peserta didik, peneliti melakukan tes hasil belajar
matematika pada pokok bahasan pembagian pecahan. Standar
Kompetensi (SK) adalah mengenai menggunakan pecahan dalam
pemecahan masalah, Kompetensi Dasar (KD) adalah mengalikan dan
membagi berbagai bentuk pecahan dan untuk indikatornya dibagi
menjadi lima yaitu :
1. Memahami arti pembagian pecahan
2. Membagi bilangan asli dengan pecahan
3. Membagi dua pecahan
4. Membagi tiga pecahan berturut-turut
5. Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan pembagian
pecahan
Operasi hitung pecahan adalah operasi yang melibatkan
pecahan. Menurut Negoro (dalam Nizbah:2013), “pecahan merupakan
bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu keseluruhan, bagian
dari suatu daerah, bagian dari suatu benda atau bagian suatu
himpunan”.
Pecahan yang dipelajari untuk tingkat sekolah dasar merupakan
bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk �
�. Menurut Yeni
17
Salim (2002), “Pecahan adalah bilangan yang bukan bilangan bulat
seperti 1/2, 3/4 dan sebagainya”.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
operasi hitung pembagian merupakan pekerjaan atau tindakan
membagi suatu bilangan pecahan yang menggambarkan bagian dari
suatu keseluruhan.
6. Pegertian Minat Belajar
Minat timbul bersumber dari hasil pengenalan dengan
lingkungannya, atau hasil berinteraksi dan belajar dengan lingkungannya.
Bila minat terhadap sesuatu sudah dimiliki seseorang, maka ia akan
menjadi potensi bagi orang yang bersangkutan untuk dapat meraih sukses
dibidang itu. Menurut Kamisa (dalam Khairani, 2013:136),“minat
diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan”.
Sutjipto (dalam Khairani, 2013:136) menyatakan bahwa :
Minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhdap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Menurut Slameto (2003:180) dikatakan juga bahwa “minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh”.
Khairani (2013:137) menyatakan bahwa :
Minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap objek yang menjadi sasaran
18
karena objek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan rasa senang sehingga cenderung kepada objek tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013;27), “minat berarti
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, diartikan pula sebagai
gairah atau keinginan”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat
belajar merupakan ketertarikan akan sesuatu objek yang berasal dari hati,
bukan karena paksaan dari orang lain. Hal ini menunjukan bahwa minat
yang dimiliki oleh seseorang merupakan hasil pemikiran, emosi serta
pembelajaran sehingga menimbulkan suatu keinginan untuk mendalami
objek atau mungkin suatu kegiatan tertentu. Oleh karena itu minat pada
masing-masing orang bisa berbeda-beda meskipun berada dalam
lingkungan yang sama.
Secara spesifik minat yang timbul dari hasil pola pemikiran, emosi
dan pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama dengan
orang lain, kemampuan berkomunikasi, kemampuan belajar
menyelesaikan masalah sosial, kemampuan mengatur diri sendiri,
kepercayaan dan harga diri.
7. Minat Belajar Matematika
Minat belajar merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan
proses pembelajaran matematika. Sudarsono (2003) menyatakan, “ minat
merupakan sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu
kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut”.
19
Minat belajar matematika merupakan keterlibatan diri secara penuh
dalam melakukan aktivitas belajar matematika baik dirumah, sekolah, dan
lingkungan. Peserta didik yang mempunyai minat belajar matematika
berarti mempunyai usaha dan kemauan untuk mempelajari matematika.
8. Ciri-Ciri Minat
Dalam konteks psikologi, minat berarti kemampuan untuk
memahami dan merasakan sesuatu hal. Selain itu minat juga berhubungan
dengan kapasitas seseorang untuk mengaplikasikan pembelajaran yang
diperolehnya. Minat merupakan kemampuan seseorang dalam
menghasilkan suatu produk bagi dirinya. Minat senantiasa berkembang
seiring dengan berjalannya kehidupan seseorang.
Slameto (2003:58) mengemukakan jika peserta didik yang
berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati. c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasaan pada sesuatu yang
diminati. d. Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati. e. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang
lainnya. f. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
Menurut Dinar Barokah (2011) ada beberapa indikator atau ciri
peserta didik yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini dapat
dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah yaitu sebagai
berikut :
20
a. Perasaan Senang
Seorang peserta didik yang memiliki perasaan senang atau suka
terhadap suatu mata pelajaran, maka ia akan mempelajarinya tanpa ada
rasa terpaksa.
b. Ketertarikan Peserta didik
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong peserta didik untuk
cenderung merasa tertarik dengan orang, benda, kegiatan, atau bisa
berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
c. Perhatian dalam belajar
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa kita terhadap
pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan hal
lain. Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka dengan
sendirinya ia akan memperhatikan objek tersebut.
d. Bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik
Tidak semua peserta didk menyukai suatu mata pelajaran karena factor
minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya terhadap
bidang peljaran tersebut karena pengaruh gurunya, teman sekelas,
bahan pelajaran yang menarik.
e. Keterlibatan Peserta Didik
Ketertarikan seseorang akan sesuatu objek yang mengakibatkan orang
tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan
kegiatan dari objek tersebut.
21
f. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran
Setiap mata pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya.
Menurut Sefrina (2013) yang menjadi ciri-ciri minat adalah sebagai
berikut :
a. Ketertarikan pada suatu objek atau kejadian-kejadian alam yang terlihat/nyata.
b. Ketertarikan kepada kegiatan pengklasifikasian atau pengkategorian benda atau objek.
c. Lebih mudah memahami sebab-akibat yang terjadi disekitarnya. d. Kemampuan berfikir secara konseptual atau abstrak dengan baik
mngenai sesuatu hal. e. Ketertarikan pada jenis permainan strategi atau banyak
menggunakan logika. f. Kemampuan berfikir logis dan memanipulasi angka/rumus. g. Kemampuan menerapkan kesimpulan pada situasi dan kondisi
yang berbeda dengan tepat.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan jika yang
menjadi indikator atau ciri untuk minat adalah Perasaan senang,
Ketertarikan peserta didik, Perhatian peserta didik, Keterlibatan peserta
didik.
9. Faktor-Faktor yang menimbulkan Minat Belajar
Minat pada hakekatnya merupakan sebab akibat dari pengalaman.
Minat berkembang sebagai hasil daripada suatu kegiatan dan akan menjadi
sebab akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama. Crow and Crow
(dalam Khairani,2013:139) menjelaskan fakor-faktor yang mempengaruhi
minat adalah sebagai berikut :
a. Dorongan dari dalam diri individu ( The factor inner urge )
Dorongan dari dalam diri individu berupa dorongan untuk
makan akan membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari
22
penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain lain. Dorongan
ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk
membaca, belajar, menuntut ilmu,melakukan penelitian dan lain lain.
Dorongan untuk seks akan membangkitkan minat untuk menjalin
hubungan dengan lawan jenis, minat terhadap pakaian dan kosmetika
dan lain lain.
b. Motif sosial ( The factor of social motive )
Motif sosial dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat
untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Misalnya minat terhadap
pakaian timbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan
dan perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu
pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari
masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup
luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang
dalam masyarakat.
c. Faktor emosional ( Emosional factor )
Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila
seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan
perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap
aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan
minat terhadap hal tersebut.
23
Loekmono (dalam Andi 2010) mengemukakan lima butir motif
penting yang dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar
dari dalam diri individu yaitu sebagai berikut :
1) Hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran.
2) Dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lebih bidang studi.
3) Hasrat individu untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
4) Hasrat individu untuk menerima pujian dari orang tua, guru dan teman-teman.
5) Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu
. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan jika factor-
faktor yang menimbulkan minat berasal dari dalam diri individu dan dari
lingkungan.
10. Fungsi Minat Dalam Belajar
Minat merupakan salah satu factor yang mempengaruhi usaha yang
dilakukan seseorang. Jika seorang peserta didik memiliki rasa ingin atau
suka untuk belajar, maka ia akan cepat mengerti dan mengingatnya.
Khairani ( 2013:146) menjelaskan peranan dan fungsi penting minat dalam
pelaksanaan belajar atau studi antara lain sebagai berikut :
a. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi
Perhatian yang diperoleh secara wajar dan tanpa paksaan
memudahkan berkembangnya konsentrasi, yaitu pemusatan pemikiran
terhadap suatu pelajaran.
24
b. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar
Minat belajar mencegah terjadinya gangguan perhatian yang
bersumber dari luar misalnya, orang berbicara. Seseorang mudah
terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian
dari pelajaran kepada suatu hal yang lain disebabkan karena minat
belajarnya kecil.
c. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
Daya mengingat bahan pelajaran hanya mungkin terlaksana
jika seseorang berminat terhadap pelajarannya.
d. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri
Segala sesuatu yang membosankan, sepele dan terus-menerus
berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian. Oleh
karena itu, penghapusan kebosanan dalam belajar dari diri seseorang
hanya bisa dilaksanakan dengan menumbuhkan minat belajar dan
meningkatkan minat tersebut sebesar-besarnya.
Minat berpengaruh besar dalam belajar karena bila bahan atau
materi pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik,
maka peserta didik tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya
karena tidak ada daya tarik baginya.
11. Pengertian Percaya diri
Kepercayaan diri sangat penting bagi seseorang khususnya peserta
didik pada tingkat sekolah dasar. Kepercayaan diri merupakan suatu
keyakinan dari sikap seseorang terhadap kemampuan pada dirinya sendiri
25
dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negative yang
dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk
kebahagiaan dirinya.
Menurut Angelis (2003:10), “percaya diri berawal dari tekad pada
diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang diinginkan dan dibutuhkan
dalam hidup”. Ketika seorang anak merasa percaya diri, dia punya cukup
keberanian untuk mengekspresikannya.
Lauster (2002:4) menyatakan bahwa :
Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memilik dorongan prestasi serta dalam mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Menurut Thantaway (2005:87), “Percaya diri adalah kondisi
mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada
dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan”.
Hakim (2002:6) mengatakan bahwa :
Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tesebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan optimis didalam melakukan aktivitasnya dan mempunyai tujuan yang mampu untuk dilakukan, sehingga apa yang direncanakan akan dilakukan dengan keyakinan berhasil atau akan mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala
26
aspek kelebihan yang dimikinya dan keyakinan tersebut membuatnya
merasa mampu untuk mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya.
12. Proses Terbentuknya Rasa Percaya Diri
Menurut Hakim (2002:6), “rasa percaya diri tidak muncul begitu
saja pada diri seseorang, tetapi ada proses tertentu didalam pribadinya
sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri itu”.
Terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses :
a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangannya yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu.
b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan tersebut.
c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri.
d. Pengalaman didalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan-kelebihan yang ada pada dirinya.
13. Ciri – Ciri percaya diri
Percaya diri sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan.
Kepercayaan diri akan ditampakkan atau dicerminkan pada perilaku yang
ditampilkan seseorang.
Menurut Hakim (2002:5) ciri-ciri seseorang yang mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi sebagai berikut :
a. Selalu bersikap tenang didalam mengerjakan sesuatu. b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai. c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul didalam berbagai
situasi. d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi diberbagai situasi. e. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang
penampilannya. f. Memiliki kecerdasan yang cukup. g. Memilik tingkat pendidikan formal yang cukup.
27
h. Memilik keahlian atau keterampilan lain yang menunjang kehidupannya.
i. Memiliki kemampuan bersosialisasi. j. Memiliki latar belakang keluarga yang baik. k. Memilik pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat
dan tahan didalam menghadapi berbgai cobaan hidup. l. Selalu bereaksi positif didalam menghadapi berbagai masalah.
Kepercayaan diri sangat penting bagi seseorang, termasuk untuk
peserta didik tingkat sekolah dasar. Peserta didik yang memiliki kepercayaan
diri yang tinggi memiliki sifat mandiri, bersemangat, yakin akan potensi
yang dimilikinya, bersikap tenang dan tidak mudah gugup, pemberani dan
mampu bangkit kembali dari kegagalan.
Fatimah (2006) mengemukakan beberapa ciri-ciri atau karakteristik
individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proposional adalah
sebagai berikut :
a. Percaya akan kemampuan atau kompetensi diri hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan ataupun hormat dari orang lain.
b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konfromis demi diterima oleh orang lain atau kelompok.
c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri.
d. Punya pengendalian diri yang baik (moody dan emosi stabil). e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau
kegagalan, bergantung pada usaha sendiri dan tidak mudah menyerah pada usaha sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak bergantung atau mengharapkan bantuan orang lain).
f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya.
g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
28
Afiatin dan Martaniah (2008) merumuskan beberapa aspek dari
Lauster dan Guilford yang menjadi ciri maupun inidikator dari
kepercayaan diri yaitu :
a. Individu merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan. Hal ini
didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan, kemampuan, dan
keterampilan yang dimiliki. Ia merasa optimis, cukup ambisius, tidak
selalu memerlukan bantuan orang lain, sanggup bekerja keras, mampu
menghadapi tugas dengan baik dan bekerja secara efektif serta
bertanggung jawab atas keputusan dan perbuatannya.
b. Individu merasa diterima oleh kelompoknya. Hal ini dilandasi oleh
adanya keyakinan terhadap kemampuannya dalam berhubungan sosial.
Ia merasa bahwa kelompoknya atau orang lain menyukainya, aktif
menghadapi keadaan lingkungan, berani mengemukakan kehendak
atau ide-idenya secara bertanggung jawab dan tidak mementingkan diri
sendiri.
c. Individu merasa ketenangan sikap. Hal ini didasari oleh adanya
keyakinan terhadap kekuatan dan kemampuannya. Ia bersikap tenang,
tidak mudah gugup, cukup toleran terhadap berbagai macam situasi.
Berdasarkan ciri-ciri yang dikemukakan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa yang menjadi ciri atau indikator untuk percaya diri
adalah Menghargai diri sendiri, Keberanian, Mandiri, Pantang Menyerah.
29
14. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi percaya diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada seseorang
menurut Hakim (2002:121) sebagai berikut :
a. Keluarga
Keadaan keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama
dan utama dalam kehidupan setiap manusia. Lingkungan keluarga
sangat mempengaruhi pembentukan awal rasa percaya diri pada
seseorang.
Rasa percaya diri bisa tumbuh dan berkembang baik sejak kecil
jika seseorang berada dilingkungan keluarga yang baik, namun
sebaliknya jika lingkungan tidak memadai menjadikan individu
tersebut akan kehilangan proses pembelajaran untuk percaya pada
dirinya sendiri.
Hakim ( 2002:122) menjelaskan bahwa pola pendidikan
keluarga yang bisa diterapkan dalam membangun rasa percaya diri
anak adalah sebagai berikut :
1. Menerapkan pola pendidikan yang demokratis. 2. Melatih anak untuk berani berbicara tentang banyak hal. 3. Menumbuhkan sikap mandiri pada anak. 4. Memperluas lingkungan pergaulan anak. 5. Jangan terlalu sering memberikan kemudahan pada anak. 6. Tumbuhkan sikap bertanggung jawab pada anak. 7. Setiap permintaan anak jangan terlalu dituruti. 8. Kembangkan kelebihan-keleihan yang dimiliki anak. 9. Berikan anak penghargaan jika berbuat baik, dan hukuman jika
berbuat salah. 10. Berikan pendidikan agama sejak dini.
30
b. Pendidikan Formal
Sekolah bisa dikatakan sebagai lingkungan kedua bagi anak
dimana sekolah merupakan lingkungan yang paling berperan bagi anak
setelah lingkungan keluarga dirumah. Sekolah memberikan ruang pada
anak untuk mengekspresikan rasa percaya dirinya terhadap teman-
teman sebayanya.
Hakim (2002:136) menjelaskan bahwa rasa percaya diri peserta
didik disekolah bisa dibangun melalui berbagai macam bentuk
kegiatan sebagai berikut :
1. Memupuk keberanian untuk bertanya. 2. Peran guru/pendidik yang aktif bertanya pada peserta didik. 3. Melatih berdiskusi dan bedebat. 4. Mengerjakan soal didepan kelas. 5. Bersaing dalam mencapai prestasi blajar. 6. aktif dalam kegiatan pertandingan olahraga. 7. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. 8. Penerapan disiplin yang konsisten. 9. Memperluas pergaulan yang sehat dan lain-lain.
c. Pendidikan Non Formal
Salah satu modal utama untuk bisa menjadi seseorang dengan
kepribadian yang penuh rasa percaya diri adalah memiliki kelebihan
tertentu yan berarti bagi diri sendiri dan orang lain. Kemampuan atau
keterampilan dibidang tertentu bisa didapaktakan melalui pendidikan
non formal misalnya : mengikuti khursus bahasa asing, bermain alat
music, seni vocal, pendidikan dan keagamaan dan lain sebagainya
sebagai penunjang timbulnya rasa percay diri pada diri individu yang
bersangkutan.
31
B. Penelitian Relevan
Hasil penelitian relevan sebelumnya yang hampir sesuai dengan
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Lisna Etani (2013)
mengenai hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar matematika
peserta didik kelas IV SDN-12 Palangka tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar
dengan hasil belajar peserta didik pada kelas IV dengan menggunakan metode
korelasi. Untuk populasi penelitian berjumlah 31 orang, teknik pengumpulan
data menggunakan angket dan tes, serta teknik analisis data yang digunakan
adalah korelasi product moment pearson.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif anata minat belajar dengan hasil belajar matematika peserta didik kelas
IV SDN-12 Palangka. Hal ini dapat dibuktikan dari analisis data yang
diperoleh sebesar koefisien korelasi rhitung = 0,419 sehingga termasuk dalam
kategori hubungan yang sedang.
Hasil penelitian relevan lainnya yang hampir sesuai dengan penelitian
ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Vina (2012) mengenai pengaruh
percaya diri terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas IV SDN Se
– Kelurahan Palangka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh percaya diri terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas
IV. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif
korelasional dengan teknik simple random sampling karena populasi
32
berjumlah 412 peserta didik. Untuk teknik analisis datanya menggunakan
analisis regresi linear sederhana.
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh positif antara percaya diri terhadap hasil belajar matematika peserta
didik kelas IV Se- Kelurahan, hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa
persamaan regresi memiliki koefisien sebesar Y=32,757+0,065 X pada
sampel. Sehingga pengaruh antara variabel percaya diri terhadap hasil belajar
matematika masuk dalam kategori sangat kuat, dengan kriteria dertiminasi
3,24%.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan
adalah mengenai minat dan percaya diri terhadap hasil belajar matematika
peserta didik. Teknik pengumpulan datayang digunakan dalam penelitian ini
sama-sama menggunakan angket dan tes.
Perbedaannya dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan terletak pada lokasi, jumlah variabel dan teknik analisis data.
Lokasi dalam penelitian ini adalah dikota Palangkaraya, sedangkan penelitian
yang akan dilakukan peneliti di kota Kuala Kapuas. Variabel dalam penelitian
ini hanya berjumlah dua variabel dengan satu variabel bebas (X) dan satu
variabel terikat (Y), sedangkan variabel penelitian yang akan peneliti lakukan
berjumlah tiga variabel dengan dua variabel bebas (X) dan satu variabel terikat
(Y). untuk teknik analisis data pada penelitian yang akan peneliti lakukan
menggunakan regresi ganda.
33
C. Kerangka Berfikir
1. Hubungan Antara Pengaruh Minat dengan Hasil Belajar
Minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap
untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk
mempelajari materi itu. Dengan pengertian tersebut dapat ditemukan
adanya beberapa unsur pokok dalam pengertian minat, yaitu adanya
perhatian, daya dorong tiap-tiap individu dan kesenangan.
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar atau penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru.
Peserta didik yang memiliki minat yang tinggi mereka akan dapat
mencapai hasil belajar yang tinggi, sebaliknya peserta didik yang memiliki
minat yang rendah mereka akan kurang dapat mencapai hasil belajar.
Sebab minat itu merupakan suatu kesadaran dalam belajar bagi peserta
didik. Belajar dengan penuh kesadaran akan memberikan hasil yang
berbeda dengan bila dibandingkan dengan belajar asal-asalan. Jadi
semakin tinggi minat semakin tinggi pula hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik.
2. Hubungan Antara Pengaruh Percaya diri dengan Hasil belajar
Percaya diri adalah kesadaran individu akan kekuatan dan
kemampuan yang dimilikinya, meyakini adanya rasa percaya dalam
dirinya, merasa puas terhadap dirinya baik yang bersifat batiniah maupun
34
jasmaniah, dapat bertindak sesuai dengan kapasitasnya serta mampu
mengendalikannya.
Percaya diri memilki peran yang cukup penting dalam keberhasilan
suatu pembelajaran. Melalui percaya diri anak dapat berfikir secara
original yaitu berfikir, aktif, agresif dalam memecahkan suatu masalah,
bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil, mampu menangkap
fakta dan realita secara obyektif yang didasari kemampuan dan
keterampilan. Tingginya tingkat percaya diri juga menentukan
keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga hasil
belajar yang didapat optimal.
3. Hubungan Antara Pengaruh Minat dan Percaya Diri dengan Hasil
Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia mengalami proses pembelajaran. Hasi belajar digunakan
oleh guru untuk menjadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu
tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut pengaruh
minat dan percaya diri sangatlah penting. Ketika peserta didik dalam suatu
pembelajaran merasa percaya diri terhadap apa yang ia kerjakan, maka ia
akan berminat terhadap pelajaran tersebut. Dan hal itu juga mempengaruhi
hasil belajarnya.
35
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Sukardi (2003:41) hipotesis adalah “jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang kebenarannya perlu diuji atau dites
kebenarannya dengan data yang asalnya dari lapangan”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis
penelitian ini adalah jawaban sementara suatu penelitian dimana kebenarannya
harus diuji dahulu. Maka hipotesis penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Ada pengaruh minat dalam belajar matematika terhadap hasil belajar
matematika peserta didik di kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam.
2. Ada pengaruh percaya diri dalam belajar matematika terhadap hasil belajar
matematika peserta didik di kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam.
3. Ada pengaruh minat dan percaya diri dalam belajar matematika terhadap
hasil matematika peserta didik di kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, dimulai dari
observasi awal pada bulan Februari 2014, kemudian penelitian dilanjutkan
pada tanggal 17 mei dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas
disekolah tryout (nonsampel). Setelah melakukan uji tryout, peneliti
melanjutkan penelitian di tempat penelitian. Waktu penelitian dapat dilihat
pada lampiran jadwal penelitian.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN Kelurahan Selat Dalam pada kelas V
yaitu SDN 1 Selat Dalam dan SDN 2 Selat Dalam yang berlokasi di Jalan
Cilik Riwut , kota Kuala Kapuas. Alasan peneliti memilih lokasi ini
berdasarkan atas fenomena yang terjadi di kelas tersebut yaitu ketika
peserta didik mengikuti proses pembelajaran khususnya pada pelajaran
matematika, minat dan kepercayaan dirinya kurang dan menyebabkan
hasil belajarnya rendah.
B. Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini
menggunakan metode deskriptif korelasional dan pendekatan penelitian
kuantitatif.
36
37
Menurut Fraenkel dan Wallen (2008:329) menyebutkan bahwa :
Penelitian korelasi kedalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
Metode deskriptif korelasional dan pendekatan penelitian kuantitatif
digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data atau informasi yang akurat
tentang pengaruh minat dan percaya diri terhadap hasil belajar matematika
peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Riduwan ( 2004:55) “Populasi merupakan objek atau
subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu
yang berkaitan dengan masalah penelitian”. Populasi yang menjadi subjek
penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat
Dalam yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1. Jumlah Populasi
No Nama Sekolah Jumlah
Peserta didik Kelas V
1 SDN 1 Selat Dalam 31
2 SDN 2 Selat Dalam 42
Jumlah 73
Menurut Riduwan (2004:56), “Sampel adalah bagian dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”.
Pengambilan sampel ini diharapkan dapat mewakili karakteristik populasi
( Sumber : Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Kapuas)
38
karena tidak semua data atau informasi akan diperoses dan tidak semua
orang atau benda akan diteliti.
Suharsimi ( dalam Nurdin 2012:27) menyatakan bahwa :
Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20–25 % atau lebih.
Berdasarkan pendapat diatas, maka penelitian ini merupakan
penelitian populasi karena subjek yang digunakan kurang dari 100
orang/responden yaitu seluruh peserta didik dikelas V di Kelurahan Selat
dalam yang berjumlah 73 orang.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Nurdin 2012:28) menyatakan
“variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik suatu
perhatian penelitian”. Variabel dalam penelitian ini ada 3 macam yakni
sebagai berikut:
a. Variabel bebas (X)
Variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi penelitian ini
adalah minat (X1) dan percaya diri (X2) peserta didik.
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat atau variabel yang mempengaruhi dalam
penelitian ini adalah hasil belajar matematika.
39
.
Diagram 3.1 Variabel penelitian
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat
variabel yang diamati. Definisi operasional bersifat spesifik, rinci, tegas,
dan menggambarkan karakteristik variabel-variabel penelitian dan hal-hal
yang dianggap penting.
Definisi Operasional dalam penelitian ini digunakan untuk
memperjelas penelitian dari sisi makna atau mengungkapkan skala
pengukuran untuk masing-masing variabel agar tidak terjadi
kesalahpahaman tentang variabel yang diteliti.
a. Minat
Minat belajar adalah kecenderungan subjek yang menetap
untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu
dan merasa senang mempelajari materi tersebut. Indicator peserta didik
yang memiliki minat belajar tinggi disimpulkan dari pendapat Dinar
Barokah (2011) yaitu :
1. Perasaan senang.
2. Ketertarikan peserta didik.
3. Perhatian peserta didik
Minat
Percaya Diri
Hasil Belajar
40
4. Keterlibatan peserta didik.
b. Percaya diri
Percaya diri merupakan adanya sikap seseorang yang yakin
dengan apa yang dikerjakannya, bertanggungjawab dan tidak mudah
terpengaruh terhadap orang lain. Berdasarkan aspek dari lauster dan
Guilford yang menjadi ciri maupun indicator dari kepercayaan diri
yaitu :
1. Menghargai diri sendiri
2. Keberanian Peserta didik
3. Mandiri
4. Pantang Menyerah
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan
data yang diperlukan adalah teknik pengumpulan data yang tepat, sehingga
benar-benar didapat data yang valid dan reliabel. Dalam penelitian ini
untuk memperoleh data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian maka
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan tes.
a. Angket
Angket adalah alat untuk mengumpulkan data berupa daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia
memberikan respon berupa jawaban sesuai dengan permintaan peneliti.
41
Menurut Sugiyono (2008:199),“Angket atau kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab”.
Penggunaan angket dalam penelitian ini untuk memperoleh
data tentang minat dan percaya diri peserta didik terhadap mata
pelajaran matematika. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup.
Menurut Riduwan ( 2004:100) mengatakan bahwa :
Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehigga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang atau tanda checklist.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup dengan 2 alternatif jawaban Ya dan tidak , sehingga peserta
didik tidak bisa menjawab sembarangan.
b. Tes
Riduwan (2004:105) mengatakan bahwa :
Tes sebagai instrument pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemapuan/bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan tes adalah suatu alat
ukur yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
42
intelegensi, kemampuan yang berupa soal-soal dan pertanyaan-
pertanyaan.
Tes digunakan peneliti untuk mengumpulkan atau memperoleh
data hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan
Selat Dalam tahun pelajaran 2013/2014.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah segala peralatan atau alat bantu yang
digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan menginteprasikan informasi
dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel Y
yaitu hasil belajar matematika dan Variabel X1 adalah minat dan X2
percaya diri.
Untuk memperoleh data , instrumen yang digunakan peneliti
adalah angket dan tes. Melalui angket akan diukur mengenai minat dan
percaya diri, sedangkan tes digunakan untuk mengukur hasil belajar
matematika. Adapun kisi-kisi Angket dan Tes adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Minat Belajar No Indikator Variabel Nomor Item Jumlah Item
1 perasaan Senang 1,2,3,4,5,6 6
2 Ketertarikan peserta didik 7,8,9,10,11,12 6
3 Perhatian Peserta didik 13,14,15,16,17,18 6
4 Keterlibatan peserta didik 19,20,21,22,23,24 6
Total 24
(Sumber : Dinar Barokah (2011 )
43
Tabel 3.4. Kisi-kisi soal tes hasil belajar matematika
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
Jumlah Item
Nomor Item
5. Menggunakan 5.3 Mengalikan dan 1. Membagi dua pecahan
10
pecahan dalam membagi berbagai 2. Membagi tiga pecahan berturut-
pemecahan masalah bentuk pecahan Turut 1,2,3,4,5,
3. Memecahkan masalah sehari-hari 6,7,8,9,10
yang melibatkan pembagian
Pecahan (Sumber ; Silabus KTSP Kelas 5)
3. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat
reabilitas dan validitas serta keterbacaan setiap item. Menurut Nisfiannor
(2009:211), “Sifat valid dan reliabel diperlihatkan oleh tingginya validitas
dan reliabilitas hasil ukur suatu pengukuran”. Suatu instrument ukur yang
tidak valid atau tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak
Tabel 3.3. Kisi - Kisi Percaya Diri
No Indikator Variabel Nomor Item Jumlah
item
1 Menghargai diri sendiri 1,2,3,4,5,6 6
2 Keberanian peserta didik 7,8,9,10,11,12 6
3 Mandiri 13,14,15,16,17,18 6
4 Pantang menyerah 19,20,21,22,23,24 6
Total 24
( Diadaptasi dari teori Lauster dan Guilford )
44
akurat mengenai keadaan subjek/responden yang dikenai pengukuran/tes
tersebut.
Uji Coba instrumen merupakan tahap pertama dalam proses
pengumpulan data penelitian ini. Uji coba instrumen dimaksudkan untuk
mendapatkan instrumen yang memiliki validitas dan reliabilitas sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Pengujian instrumen dilakukan dalam dua
tahapan, yaitu: tahap pertama meminta para pakar pendidikan yaitu dosen
Pendidikan
Guru sekolah Dasar dan guru bidang studi matematika tentang konstruksi
yang dijadikan indikatornya, serta penyempurnaan tata bahasa agar lebih
operasional.
Tahap kedua, uji instrumen diberikan pada peserta didik yang tidak
termasuk sampel penelitian. Oleh karena itu, peneliti mengambil sebanyak
25 peserta didik pada kelas V sebagai populasi non sampel.
Dalam penelitian ini, terdapat tiga instrument yang diujicobakan,
yaitu: (1) instrumen variabel minat, (2) instrumen variabel percaya diri,
dan (3) instrumen variabel hasil belajar matematika.
a. Uji Validitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168), “Validitas dikatakan
sebagai suatu ukuran untuk mengukur tingkat kevaliditasan suatu
instrumen”. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh
45
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang
variabel yang dimaksud.
Untuk menguji validitas butir digunakan teknik atau rumus
korelasi product moment dari Karl Pearson. Rumus korelasi product
moment yaitu:
��� = �∑�.��(∑�)(∑�)
�[�.∑���(∑��)]�[�.∑���(∑��)]
Keterangan:
��� = Angka Indeks Korelasi
N = Jumlah Sampel
∑�. � = Jumlah hasil kali skor X dan Y
∑� = Jumlah Skor X
∑� = Jumlah Skor Y
∑�� = Jumlah Skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑�� = Jumlah Skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
Adapun perhitungan validitas instrumen dihitung menggunakan
bantuan aplikasi SPSS 17. Sementara hasil validitas dapat dilihat
dengan membandingkan hasil yang terdapat pada kolom corrected
item-total correlation dengan nilai r tabel untuk jumlah sampel uji try
out sebanyak 25 orang dan taraf signifikansi 5% yaitu 0,396.
Berdasarkan acuan tersebut, sebuah item dikatakan valid apabila nilai
corrected item-total correlation lebih besar serta bertanda positif dari
0,396.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Split-
Half, karena skor item angket atau tes menggunakan jawaban benar
(Sumber : Riduwan :136)
46
(ya) dengan nilai = 1, dan jawaban salah (tidak) dengan nilai = 0.
Berikut rumus Spearman Brown yang digunakan :
Dimana r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item
rb = Korelasi product moment antara belahan
(ganjil-genap) atau (awal-akhir)
Untuk perhitungan reliabilitas instrumen dihitung
menggunakan bantuan aplikasi SPSS 17. Salimun (2002:143)
menyatakan bahwa, “ instrumen dapat dikatakan andal (reliabel)
apabila memiliki koefisien keandalan reliabilitas hitung ≥ 0.600”.
Perhitungan reliabilitas dilakukan setelah perhitungan validitas.
F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Persyaratan Analisis
1. Teknik Analisis Data
Menurut Sunyoto (2011:9), “Analisis regresi adalah suatu analisis
yang mengukur pengaruh variable bebas terhadap variable terikat.”
Analisis yang digunakan peneliti adalah Analisis regresi linear
berganda yang berguna untuk mengukur pengaruh antara 2 variabel bebas (X)
yaitu Minat (X1) dan Percaya diri (X2) terhadap variabel terikat (Y) yaitu hasil
belajar. Dikatakan linear karena estimasi atas nilai diharapkan mengalami
peningkatan atau penurunan mengikuti garis lurus. Persamaan estimasi regresi
linear berganda sebagai berikut :
(Sumber : Riduwan :113)
��� =2. ��1 + ��
47
�� = Variabel Terikat
a = konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi
X1,X2 = Variabel bebas
2. Pengujian Persyaratan analisis
Penelitian ini menggunakan rumus statistik parametrik dengan
menggunakan teknik regresi. Teknik ini dapat dilakukan apabila telah
memenuhi persyaratan, yaitu data sampel setiap variabel berdistribusi
normal.
Santoso (2012: 143) mengemukakan bahwa, “data yang baik
adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Oleh karena
itu, uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Kolmogorov-
Smirnov”. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi
data yang berbentuk lonceng.
Pengujian normalitas sebaran skor dilakukan dengan bantuan SPSS Versi 17.0.
Sementara kriteria yang digunakan untuk menentukan normal atau tidaknya
distribusi skor, dapat dilihat dari taraf signifikansinya. Apabila Sig 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki distribusi normal.
(Sumber : Riduwan:152)
�� = � + ���� + ���� +⋯
+ ����
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan berdasarkan Surat Ketua Program Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Nomor: 311.f/PTM63.R5/FKIP/N/2014 perihal Izin
Penelitian dan Surat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas Nomor:
420/623/V/Sekt/Disdik/2014 tertanggal 16 Mei 2014, maka pada tanggal 17 Mei
2014, penelitian ini mulai dilaksanakan. Penelitian ini didahului dengan uji coba
dengan menyebarkan masing-masing 24 angket dan 10 soal tes uji coba
instrumen penelitian untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini. Uji coba
instrumen dilakukan pada 25 peserta didik pada kelas V di SDN 6 Selat Hilir yang
berada di luar sampel penelitian .
Adapun hasil dari uji coba instrumen tersebut kemudian diuji validitas dan
reliabilitasnya untuk melihat sejauh mana instrumen yang disusun untuk
penelitian ini memenuhi persyaratan sebagai alat ukur yang baik.
A. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
a. Uji Validitas Variabel Minat
Tabel 4.1 Validitas item Angket Minat
Item Nilai Korelasi Nilai r tabel
Keterangan (n-2 = 25-2, α=5%)
1 0.722 Valid
2 0.629 Valid
3 0.516 0,396 Valid
4 0.402 Valid
5 0.446 Valid
48
49
Lanjutan tabel 4.1
6 0.629 Valid
7 0.525 Valid
8 0.457 Valid
9 0.597 Valid
10 0.516 Valid
11 0.722 Valid
12 0.547 0,396 Valid
13 0.583 Valid
14 0.597 Valid
15 0.525 Valid
16 0.696 Valid
17 0.516 Valid
18 0.533 Valid
19 0.713 Valid
20 0.671 Valid
21 0.696 Valid
22 0.533 Valid
23 0.683 Valid
24 0.547 Valid
b. Uji Validitas Variabel Percaya Diri
Tabel 4.2 Validitas item Angket Percaya Diri
Item Nilai Korelasi Nilai r tabel
Keterangan (n-2= 25-2, α =5%)
1 0.734 Valid
2 0.684 Valid
3 0.566 Valid
4 0.624 0,396 Valid
5 0.402 Valid
6 0.464 Valid
7 0.528 Valid
50
Lanjutan tabel 4.2
8 0.465 Valid
9 0.427 Valid
10 0.575 Valid
11 0.734 Valid
12 0.568 Valid
13 0.575 Valid
14 0.65 Valid
15 0.402 Valid
16 0.566 0,396 Valid
17 0.4 Valid
18 0.759 Valid
19 0.502 Valid
20 0.814 Valid
21 0.6 Valid
22 0.684 Valid
23 0.575 Valid
24 0.515 Valid
c. Uji Validitas Variabel Hasil Belajar Matematika
Tabel 4.3 Validitas item Tes Hasil Belajar Matematika
Item Nilai Korelasi Nilai r tabel
Keterangan (n-2 = 25-2, a=5%)
1 0.674 valid
2 0.453 valid
3 0.477 valid
4 0.55 0,396 Valid
5 0.937 Valid
6 0.706 Valid
7 0.674 Valid
8 0.477 Valid
9 0.846 Valid
10 0.629 Valid
51
Berdasarkan tabel validitas variabel 4.1, 4.2, dan 4.3 menunjukkan
bahwa uji validitas dengan menggunakan Product Moment Pearson
diperoleh bahwa semua item pernyataan bernilai lebih besar dari pada r
tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu 0,396.
2. Uji Reliabilitas
Tabel 4.4 Tingkat Reliabilitas Variabel
Variabel Spearman-Brown Guttman
Responden Jumlah Item Split-Half
Minat 0.939 0.936
24
Percaya Diri 0.928 0.928 25 24
Hasil Belajar 0.970 0.968 10
Angka tersebut menunjukkan bahwa data yang didapat reliabel
karena berada di atas level 0,600 sehingga instrumen yang ada dapat
digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini.
B. Deskripsi Data
Deskripsi data yang disajikan dalam hasil penelitian ini berguna
untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang
diperoleh di lapangan. Data yang disajikan berupa data mentah yang diolah
menggunakan teknik statistik deskripsi. Deskripsi data dalam penelitian ini
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, skor maksimum, skor minimum,
mean yang disertai histogram.
52
1. Variabel Minat (X1)
Data skor yang diperoleh dari 73 responden dibuat dalam tabulasi
dan dihitung jumlah skor tiap responden. Data tersebut kemudian diproses
dengan SPSS 17.0 dalam statistik deskriptif dengan hasil sebaran sebagai
berikut :
Tabel 4.5. Distribusi Skor Variabel Minat
Skor Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
8 1 1.4 1.4 1.4
9 3 4.1 4.1 5.5
11 1 1.4 1.4 6.8
12 1 1.4 1.4 8.2
13 5 6.8 6.8 15.1
14 3 4.1 4.1 19.2
15 6 8.2 8.2 27.4
16 3 4.1 4.1 31.5
17 6 8.2 8.2 39.7
18 5 6.8 6.8 46.6
19 9 12.3 12.3 58.9
20 8 11 11 69.9
21 6 8.2 8.2 78.1
22 4 5.5 5.5 83.6
23 11 15.1 15.1 98.6
24 1 1.4 1.4 100
Total 73 100 100
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel Minat
Variabel N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
MINAT 73 16.00 8.00 24.00 18.0411 3.98413
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil skor 73 responden memiliki
skor minimum 8, skor maksimum 24, mean 18.04, dan standar deviasi sebesar
53
3.98. Adapun histogram sebaran skor variabel minat dapat dilihat pada grafik 4.1.
. Grafikl 4.1 Sebaran skor Minat
Tabel 4.7 Kategori Minat
interval skor Frekuensi % Kategori
> 16 50 68.4932 tinggi
16 – 8 23 31.5068 sedang
< 8 0 0 rendah
Total 73 100
Berdasarkan hasil pengelompokkan data pada tabel diperoleh
gambaran bahwa minat peserta didik kelas V di Kelurahan Selat Dalam
berada pada kategori sedang dan tinggi.
54
2. Variabel Percaya Diri (X2)
Data skor yang diperoleh dari 73 responden dibuat dalam tabulasi
dan dihitung jumlah skor tiap responden. Data tersebut kemudian diproses
dengan SPSS 17.0 dalam statistik deskriptif dengan menyajikan: Distribusi
Skor, Nilai Minimum, Nilai Maksimun, Mean, Standar Deviasi, serta
Histogram Sebaran Skor dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 4.8 . Distribusi Skor Variabel Percaya Diri
Skor Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
8 2 2.7 2.7 2.7
10 2 2.7 2.7 5.5
11 1 1.4 1.4 6.8
12 1 1.4 1.4 8.2
13 1 1.4 1.4 9.6
14 4 5.5 5.5 15.1
15 5 6.8 6.8 21.9
16 1 1.4 1.4 23.3
17 5 6.8 6.8 30.1
18 3 4.1 4.1 34.2
19 7 9.6 9.6 43.8
20 8 11 11 54.8
21 11 15.1 15.1 69.9
22 4 5.5 5.5 75.3
23 12 16.4 16.4 91.8
24 6 8.2 8.2 100
Total 73 100 100
Tabel 4.9. Statistik Deskriptif Variabel
PD N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
73 16.00 8.00 24.00 19.0411 4.07376
55
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil skor 73 responden memiliki
skor minimum 8, maksimum 24, mean 19.04, dan standar deviasi sebesar 4.07.
Adapun histogram sebaran skor variabel percaya diri dapat dilihat pada grafik 4.2.
Grafik 4.2. Sebaran skor percaya diri
Tabel 4.10. Kategori Percaya Diri
interval skor Frekuensi % Kategori
> 16 57 78.0822 Tinggi
16 – 8 16 21.9178 Sedang
< 8 0 0 Rendah
Total 73 100
Berdasarkan hasil pengelompokkan data pada tabel diperoleh
gambaran bahwa percaya diri peserta didik kelas V di Kelurahan Selat
Dalam berada pada kategori sedang dan tinggi.
3. Variabel Hasil Belajar Matematika (Y)
Tabel 4.11. Distribusi Skor Variabel Hasil Belajar
56
Skor Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
5 4 5.5 5.5 5.5
6 9 12.3 12.3 17.8
7 10 13.7 13.7 31.5
8 21 28.8 28.8 60.3
9 12 16.4 16.4 76.7
10 17 23.3 23.3 100
Total 73 100 100
Tabel 4.12. Statistik Deskriptif Variabel Hasil Belajar Matematika
Variabel N Range Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
HASILBELAJAR 73 5.00 5.00 10.00 8.0822 1.49772
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil skor 73 responden memiliki skor
minimum 5, skor maksimum 10, mean 8.082, dan standar deviasi sebesar 1.49.
Adapun histogram sebaran skor variabel hasil belajar dapat dilihat pada grafik 4.3.
57
Grafik 4.3. Sebaran Skor hasil belajar
Tabel 4.13. Kategori Hasil Belajar Matematika
interval skor Frekuensi % Kategori
> 6,7 60 82.1918 Tinggi
6,7 - 3,3 13 17.8082 Sedang
< 3,3 0 0 Rendah
Total 73 100
Berdasarkan hasil pengelompokkan data pada tabel diperoleh
gambaran bahwa hasil belajar peserta didik peserta didik kelas V di
Kelurahan Selat Dalam berada pada kategori sedang dan tinggi.
C. Pengujian Persyaratan Analisis
58
Alat uji yang digunakan untuk mengetahui apakah populasi dalam
penelitian berdistribusi normal adalah dengan uji normalitas yang diolah
dengan menggunakan software SPSS 17.0. Pengujian normalitas distribusi
data populasi dilakukan dengan menggunakan statistik Uji K-S atau Uji
Kolmogorov-Smirnov. Sementara untuk penentuan normalitas data, maka
digunakan perbandingan nilai Asymp. Sig.2-tailed pada tingkat alpha 0,05.
Sebuah populasi dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Asymp.
Sig.2-tailed > 0,05. Namun sebaliknya, jika nilai Asymp. Sig.2-tailed < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa distribusi populasi data tidak normal.
berdasarkan hasil dari pengolahan data dengan software SPSS 17.0,
diperoleh bahwa:
Tabel 4.14. Uji Normalitas Data Hasil Penelitian
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
MINAT PD HASILBELAJAR
N 73 73 73
Normal Parametersa,,b
Mean 18.0411 19.0411 8.0822
Std. Deviation 3.98413 4.07376 1.49772
Most Extreme Differences
Absolute .129 .155 .163
Positive .093 .112 .125
Negative -.129 -.155 -.163
Kolmogorov-Smirnov Z 1.105 1.322 1.393
Asymp. Sig. (2-tailed) .174 .061 .041
Berdasarkan Tabel tentang uji normalitas data hasil penelitian
diperoleh bahwa untuk perhitungan Kolmogorov-Smirnov Test untuk
masing-masing variabel memiliki nilai Asymp. 2 tailed masing-masing
untuk setiap variabel yaitu 0,174 untuk variabel minat, 0,061 untuk
59
variabel Percaya Diri, dan 0,041 untuk hasil belajar matematika. Ketiga
nilai Asymp. 2 tailed untuk masing-masing variabel tersebut nilainya yang
lebih besar dari tingkat alpha 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data
berasal dari populasi berdistribusi normal.
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang
diungkapkan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis ini
dapat dilakukan setelah persyaratan yang ditentukan untuk pengujian hipotesis
yaitu uji normalitas dari data yang diperoleh telah dapat dipenuhi.
1. Pengaruh antara minat terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam
pengaruh antara variabel minat terhadap hasil belajar matematika
peserta didik kelas V di Kelurahan Selat Dalam ditentukan dengan teknik
regresi sederhana. Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho Ha
: :
Tidak ada pengaruh minat dalam belajar matematika terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam. Ada pengaruh minat dalam belajar matematika terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam.
Kriteria: Tolak Ho jika Sig. (p) < 0,05 Signifkansi: t hitung > t tabel
Hasil analisis regresi dengan menggunakan bantuan aplikasi
komputer SPSS versi 17.0 adalah sebagai berikut:
60
Tabel 4.15. Hasil uji regresi antara minat terhadap hasil belajar matematika
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.387 .447 5.335 .000
MINAT .316 .024 .840 13.028 .000
Tabel 4.16. Nilai R Square
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .840a 0.705 0.701 0.81908
Berdasarkan tabel diperoleh nilai Sig. 0,00 < 0,05, sehingga ketika
dimasukkan ke dalam kriteria untuk pengujian hipotesis, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel minat dengan variabel hasil belajar memiliki
pengaruh atau dengan kata lain, Ho ditolak, dan Ha diterima.
Dari tabel diatas didapat t persamaan perhitungan yaitu: Y=2,387 +
0,316 X. Sedangkan untuk melihat tingkat pengaruh kedua variabel
tersebut dapat diperoleh dengan membandingkan besarnya nilai t hitung
pada Coefficient t dengan nilai t tabel yang dapat diperoleh melalui tabel t
dengan jumlah df =72 (df= N-1) pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar
1,666 Oleh karena nilai t hitung > t tabel (13,028 > 1,666), maka tingkat
pengaruh dari variable minat terhadap variable hasil belajar adalah
signifikan. Untuk nilai R Square = 0,705 yang berarti sumbangan minat
61
terhadap hasil belajar matematika adalah sebesar 70,5% sedangkan sisanya
29,5% dipengaruhi oleh factor lain.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi minat belajar
peserta didik maka semakin tinggi pula hasil belajar matematika yang
yang didapat peserta didik tersebut. Sebaliknya, semakin rendah minat
belajar peserta didik maka semakin rendah pula hasil belajar matematika
yang didapat peserta didik tersebut.
2. Pengaruh antara percaya diri terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam
pengaruh antara variabel percaya diri terhadap hasil belajar
matematika peserta didik kelas V di Kelurahan Selat Dalam ditentukan
dengan teknik regresi sederhana. Adapun hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Ho Ha
: :
Tidak ada pengaruh percaya diri dalam belajar matematika terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam. Ada pengaruh percaya diri dalam belajar matematika terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam.
Kriteria: Tolak Ho jika Sig. (p) < 0,05 Signifkansi: t hitung > t tabel
Hasil analisis regresi dengan menggunakan bantuan aplikasi
komputer SPSS versi 17.0 adalah sebagai berikut:
62
Tabel 4.17. Hasil uji regresi antara percaya diri terhadap hasil belajar
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std.
Error Beta
1 (Constant) 2.047 .430 4.756 .000
PD .317 .022 .862 14.341 .000
Tabel.4. 18. Nilai R Square
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .862a .743 .740 .76406
Berdasarkan tabel 4.21 diperoleh nilai Sig. 0,00 < 0,05, sehingga
ketika dimasukkan ke dalam kriteria untuk pengujian hipotesis, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel percaya diri memiliki pengaruh
terhadap variabel hasil belajar. Atau dengan kata lain, Ho dari penelitian
ini ditolak, dan Ha diterima.
Dari tabel diatas didapat t persamaan perhitungan yaitu: Y=2,047 +
0,317 X. Sedangkan untuk melihat tingkat pengaruh kedua variabel
tersebut dapat diperoleh dengan membandingkan besarnya nilai t hitung
yang dilihat pada coefficient t dengan nilai t tabel yang dapat diperoleh
melalui tabel t dengan jumlah df= 72 (df= N-1) pada taraf signifikansi 5%
yaitu sebesar 1,666 Oleh karena nilai t hitung > t tabel (14,341 > 1,666), maka
tingkat pengaruh dari variabel percaya diri terhadap variabel hasil belajar
adalah signifikan. Untuk nilai R Square = 0,743 yang berarti sumbangan
63
percaya diri terhadap hasil belajar matematika adalah sebesar 74,3%
sedangkan sisanya 25,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi percaya diri
peserta didik maka semakin tinggi pula hasil belajar matematika yang
yang didapat peserta didik tersebut. Sebaliknya, semakin rendah percaya
diri peserta didik maka semakin rendah pula hasil belajar matematika yang
didapat peserta didik tersebut.
3. Pengaruh bersama-sama antara minat dan percaya diri terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam
pengaruh antara variabel minat dan percaya diri terhadap hasil
belajar matematika peserta didik kelas V di Kelurahan Selat Dalam
ditentukan dengan teknik regresi sederhana. Adapun hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
Ho Ha
: :
Tidak ada pengaruh minat dan percaya diri dalam belajar matematika terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam. Ada pengaruh minat dan percaya diri dalam belajar matematika terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam.
Kriteria: Tolak Ho jika Sig. (p) < 0,05 Signifkansi: F hitung > F tabel
Hasil analisis regresi dengan menggunakan bantuan aplikasi
komputer SPSS versi 17.0 adalah sebagai berikut:
64
Tabel 4.19. Hasil uji regresi antara minat dan percaya diri terhadap hasil belajar matematika
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.852 .417 4.439 .000
MINAT .131 .047 .349 2.782 .007
PD .203 .046 .552 4.398 .000
a. Dependent variabel HASIL BELAJAR
Tabel 4.20. Nilai F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 124.185 2 62.093 116.459 .000a
Residual 37.322 70 .533
Total 161.507 72
a. Predictors: (Constant), PD, MINAT
b. Dependent Variable: HASILBELAJAR
Tabel 4.21. Nilai R Square
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .877a .769 .762 .73018
a. Predictors: (Constant), PD, MINAT
b. Dependent Variable: HASILBELAJAR
Pada tabel diatas didapat t persamaan perhitungan : Y = 1,852 +
0,131 X ,dimana Y = hasil belajar dan X1 = minat. Untuk t persamaan
perhitungan Y = 1,852 + 0,203, dimana Y = hasil belajar dan X2 =
65
percaya diri. Jadi, untuk persamaan regresi linear ganda Y�=1,852 +
0,131X1 + 0,203X2.
Berdasarkan coefficient t , diperoleh bahwa t hitung =2,782 untuk
minat, t hitung = 4,298 untuk percaya diri. Nilai t hitung > t tabel (2,782 >
1,666 , 4,298 > 1,666 ) menunjukkan bahwa minat dan percaya diri
secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar matematika
peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam. Tingkat
signifikansi pengaruh secara bersama-sama tersebut dilihat pada nilai F
yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan
ketentuan= 2:72 (2 sebagai pembilang dan 72 sebagai penyebut pada
taraf signifikansi 0,05, maka diperoleh F hitung > F tabel 116,459 > 3,12).
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa minat dan percaya diri secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika
peserta didik kelas V SDN di kelurahan Selat Dalam.
Nilai R Square = 0,769 menujukkan jika sumbangan minat dan
percaya diri terhadap hasil belajar matematika peserta didik adalah 76,9
%, sedangkan sisanya 24,1 % dipengaruhi oleh factor lain.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, terdapat
pengaruh yang signifikan antara minat belajar terhadap hasil belajar
matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam dengan
persamaan regresi linear sederhana �� = 2,387 + 0,316��. Pengaruh yang
signifikan minat terlihat pada perbandingan nilai thitung > t tabel yaitu 14,341 >
66
1,666. Nilai Y = 2,387 merupakan nilai konstanta (a) yang menunjukan bahwa
jika tidak ada kenaikan minat, maka hasil belajar matematika akan mencapai
2,387. Sedangkan, harga 0,316 X merupakan koefisien regresi yang
menunjukkan bahwa setiap ada penambahan 1 nilai/angka untuk minat, maka
akan ada kenaikan hasil belajar sebesar 0,316.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, terdapat
pengaruh yang signifikan antara percaya diri belajar terhadap hasil belajar
matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam dengan
persamaan regresi linear sederhana �� = 2,047 + 0,317��. Pengaruh
signifikan percaya diri terlihat dengan membandingkan thitung > ttabel (14,341 >
1,666), �� = 2,047 merupakan nilai konstanta (a) yang menunjukan bahwa
jika tidak ada kenaikan percaya diri, maka hasil belajar matematika akan
mencapai 2,047. Sedangkan, harga 0,317 X merupakan koefisien regresi yang
menunjukkan bahwa setiap ada penambahan 1 nilai/angka untuk percaya diri,
maka akan ada kenaikan hasil belajar sebesar 0,317.
Minat berhubungan dengan kondisi psikologis karena menyangkut
pemikiran, emosi, pembelajaran dan kondisi lingkungan. Minat juga
berhubungan dengan kapasitas seseorang, selain itu minat merupakan
kemampuan seseorang terlibat secara penuh dalam suatu aktivitas yang
mempunyai manfaat. Sudarsono (2003), “ minat merupakan sikap ketertarikan
atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya
atau bernilainya kegiatan tersebut”. Seseorang yang mempunyai minat berarti
67
mempunyai kemampuan dan kemauan untuk menghasilkan produk bagi
dirinya.
Minat yang tinggi dapat menjadi potensi atau kemampuan : (1)
bekerjasama dengan orang lain, (2) berkomunikasi, (3) belajar menyelesaikan
masalah sosial, (4) mengatur diri sendiri, (5) memiliki kepercayaan dan harga
diri. Dinar Barokah (2011) indikator atau ciri-ciri minat yang tinggi pada
peserta didik adalah sebagai berikut : (1) perasaan senang, (2) ketertarikan
peserta didik, (3) perhatian dalam belajar, (4) keterlibatan peserta didik dan,
(5) manfaat dan fungsi pelajaran.
Kemampuan peserta didik memanifestasikan indikator-indikator minat
ini melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan akan membuat suatu
kebanggaan dan kepuasan tersendiri bagi peserta didik.
Minat yang tinggi pada suatu objek akan menghasilkan sesuatu yang
memuaskan. Sebaliknya, minat yang rendah pada suatu objek tidak akan
menghasilkan sesuatu yang membanggakan. Demikian pula mengenai minat
belajar matematika peserta didik, semakin tinggi keinginan peserta didik untuk
belajar matematika, maka semakin baik hasil belajar yang diperoleh.
Sebaliknya, semakin rendah keinginan peserta didik untuk belajar matematika,
maka semakin rendah pula hasil belajar yang diperoleh.
Berdasarkan tabel uji regresi terbukti bahwa percaya diri berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil belajar matematika. percaya diri secara
psikologis merupakan kemampuan reality peserta didik yang ditampilkan
dalam penelitian ini sebagai perwujudan diri yang bertindak menentukan suatu
68
keberhasilan atau kegagalan dalam proses pembelajaran. Wujud kemampuan
yang memungkinkan dapat dilakukan peserta didik adalah (1) memiliki
kecerdasan yang cukup, (2) mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi
diberbagai situasi, (3) mampu bersosialisasi, (4) selalu bereaksi positif dalam
menghadapi berbagai masalah, (5) mandiri, dan (6) pantang menyerah.
Kemampuan peserta didik mewujudkan indicator-indikator percaya
diri ini sangat penting agar tugas-tugas sekolah dan kegiatan-kegiatan lainnya
dapat dituntaskan sendiri tanpa harus dituntut atau menunggu diperintah.
Percaya diri sangat penting bagi seseorang, termasuk untuk peserta
didik tingkat sekolah dasar. Hakim (2002:5), “peserta didik yang memiliki
kepercayaan diri yang tinggi memiliki sifat mandiri, bersemangat, yakin akan
potensi yang dimiliki, bersikap tenang dan tidak mudah gugup, pemberani dan
mampu bangkit dari kegagalan”. Dengan demikian percaya diri yang tinggi
mampu menunjukkan tindakan positif terhadap berbagai kondisi yang
mempengaruhi kegiatan belajar maupun hasil belajar. Sebaliknya, percaya diri
yang rendah menimbulkan kecenderungan negative, baik tindakan yang
dilakukan secara sadar atau tidak sadar yang merugikan dan menghambat
tujuan belajar peserta didik secara keseluruhan.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan, terdapat pengaruh
positif secara bersama-sama antara minat dan percaya diri terhadap hasil
belajar matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam
dengan persamaan regresi linear Y�=1,852 + 0,131X1 + 0,203X2 . Pengaruh
signifikan minat terlihat pada koefisien X1 dan X2 yaitu 0,131 dan 0,203.
69
Untuk melihat pengaruh yang signifikan antara minat dan percaya diri
terhadap hasil belajar matematika terlihat pada nilai Fhitung > Ftabel = 116,459 >
3,12.
Minat atau ketertarikan hati akan sesuatu hal berhubungan dengan
kondisi psikologis. Kondisi ini sifatnya subjektif karena menyangkut motif
individu atau perasaan seseorang yang dilandasi kesadaran diri, artinya
seseorang dapat merasakan sesuatu hal yang menyenangkan dan memberiksn
kepuasan sesuai dengan keadaan emosi seseorang terhadap kondisi kegiatan
yang ada.
Percaya diri atau proses mental yang diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu merupakan kemampuan reality (knowledge & skill) seseorang yang
diwujudkan melalui tindakan. Percaya diri didasari oleh kreativitas dan
keterampilan untuk mencapai suatu tujuan.
Dengan demikian minat dan percaya diri saling mendukung untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Minat yang dilandasi keinginan yang kuat
membuat seseorang merasa senang atau puas dengan kegiatan yang
dilaksanakannya. Sedangkan, percaya diri yang didasari kreativitas dan
keterampilan akan mewujudkan suatu tindakan yang berdampak positif
terhdap tujuan kegiatan-kegiatan tersebut. Jadi, minat dan percaya diri secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika
peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
a. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara minat dalam belajar
matematika terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN
di Kelurahan Selat Dalam dengan persamaan regresi linear �� = 2,387 +
0,316��. Sumbangan pengaruh minat terhadap hasil belajar matematika
adalah sebesar 70,5% dan sisanya 29,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
b. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara percaya diri dalam
belajar matematika terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V
SDN di Kelurahan Selat Dalam dengan persamaan regresi linear �� =
2,047 + 0,317��. Sumbangan pengaruh percaya diri terhadap hasil belajar
matematika adalah sebesar 74,3% dan sisanya 25,7% dipengaruhi oleh
faktor lain.
c. Terdapat pengaruh positif yang signifikan secara bersama-sama antara
minat dan percaya diri dalam belajar matematika terhadap hasil belajar
matematika peserta didik kelas V SDN di Kelurahan Selat Dalam dengan
persamaan regresi linear ganda Y�=1,852 + 0,131X1 + 0,203X2. Sumbangan
pengaruh minat dan percaya diri terhadap hasil belajar matematika adalah
sebesar 76,9% dan sisanya 23,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
70
71
B. Saran
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada minat dan
percaya diri serta hasil belajar matematika peserta didik yang rendah. Adapun
saran yang dapat diajukan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini ditujukan
kepada:
1. Kepala sekolah dan perangkatnya agar lebih meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan menyusun dan mengelola pola-pola baru yang
mencerminkan tingkat kualitas pelayanan pendidikan yang optimal.
2. Partisipasi masyarakat mendukung peningkatan kualitas pendidikan
dengan dengan menjalin komunikasi yang baik secara lisan maupun
tertulis dalam bentuk saran dan masukan bagi peserta didik.
3. Peserta didik untuk lebih meningkatkan minat belajarnya pada pelajaran
matematika dan ikut serta terlibat dalam kegiatan diluar pelajaran untuk
meningkatkan rasa percaya diri.
72
Daftar Pustaka
Afiatin, T. & Martaniah, S.M.. (2008). Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja
Melalui Konseling Kelompok. Jurnal Psikologika, No.6. Tahun III, 2008. Buku Pedoman penulisan Skripsi FKIP Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya. Depdiknas. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar
Grafika. Djaali, H. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Fatimah, E. (2006). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Pustaka Setia
Hakim, Thursan. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa
Swara
Irianto, Agus. (2004). Statistik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Khairani, Makmun. (2013). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Mikarsa, dkk. (2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Margono, S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Muhidin & Abdurrahman, (2007). Analisis Korelasi Regresi Dan Jalur Dalam
Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika
Purwanto, M. Ngalim. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Rakhmat, Jalaludin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Rahmawan, Tizar, Contoh Proposal Penelitian Kuantitatif. (http://tizar
rahmawan.wordpress.com). Diakses 16 Januari 2014. Hollands, Roy. (1995). Kamus Matematika. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
73
Santoso, S. (2012). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Saputra, Niko. (2009). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Employability pada Mahasiswa. (http://setiabudi.ac.id/jurnalpsikologi/images/files/jurnal%202(3).pdf). Diakses 17 Januari 2014.
Sefrina, Andin. (2013). Deteksi Minat Bakat Anak. Yogyakarta: Media Pressindo. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka
Setia. Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Statistika dan Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, Danang (2011). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta:Caps
Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Ubaydillah Ibnu Sholihin. (2) Hakikat Hasil Belajar Matematika, (http://rujukanskripsi.blogspot.com). Diakses 17 Januari 2014.
Wicaksono, Danang. (2009). Pengaruh Kepercayaan Diri, Motivasi Belajar
Sebagai Akibat dari Latihan Bola Voli Terhadap Prestasi belajar Atlet di Sekolah. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Danang%20Wicaksono,%20S.Pd.Kor.,%20M.Or/tesis%20.pdf) Diakses 16 Januari 2014.
Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.