PENGARUH LABELISASI HALAL
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PROD UK MI INST AN INDOFOOD
Muniaty Aisyah
Ab tract The knowledge of consumer decision making factors arc needed to understand the consumer behavior. 'fhe understanding is to reach the consumer satisfaction, so that they continuously repurchase the product. The Theory of Reasoned :\ction is applied in this research to understand of the consumer behavior concerning the intention to buy products with label halal. .-\.ccording to Fishbein and _-\.jzen as mentioned by Dharmmesta (1992), this theory says that behavior intention (BI) is moderating variables influence behavior of attitudes (.-\.b) and subjective norms (SN). This parameter can identify how consumer behavior intention to buy products with label halal, are infuenced by attitudes (.·\b) and subjective norms (SN). The object as the halal label product is noodles are producted by PT Indofood Sukses ;\Iakmur, which is based on survei by Frontier i\farketing and Research Consultant (2002), Indofood noodles has the biggest marker share in Indonesia with familiar brands such as Indomie, Supermie, Sarimi, Pop mie, etc. The arrirudes (_-\b) and subjective norms (SN) have positives influences to customer behavior intention to buy (131) products with label halal and the dominate variable in this relationship is attitudes .The customer behavior intention changing, are influenced also by the changing of attitudes and subjective norms, and the attitudes and subjective norms together significantly influence the customer behavior intention to buy products with label halal.
Keywords: Consumer Behavior, Consumer Satisfaction
I. PENDAHULUAN
Isu-isu negatif di Indonesia tentang ketidak halalan makanan seperti pada
kasus lemak babi pada susu, mie instan, penyedap makanan clan lain sebagainya tidak
hanya menimbulkan gejolak yang dapat mempengaruh aspek sosial ekonomi
masyarakat, akan tetapi juga . telah rnembuat sebagian besar masyarakat muslim di
Indonesia lebih selektif dalam memilih produk yang tidak saja higienis, bergizi clan
memenuhi selera, tetapi Juga dihalalkan oleh agama. Keinginan masyarakat
mengkonsumsi makanan halal clan thoyyib rnerupakan suatu keyakinan yang
membudaya dalam kehidupan masyarakat rnuslirn. Gejala-gejala tersebut telah
dirasakan oleh banyak produsen makanan olaban di Indonesia. Mereka menyadari
bahwa produk makanan olahan yang halal clan choyyib mempunyai keunggulan
tersendiri, baik dari segi kearnanan maupun potens1 pasar. Indikasi kesadaran ini
dibuktikan oleh banyaknya produsen makanan olahan (±1000 perusahaan baik lokal
171
Etiko110111i, Vol. 6. No.:!. Desemher :!0(!7. ,- I. !SS
maupun luar negeri) yang mengajukan permohonan sertifikasi halal ke LPPOM MUI
(Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan Jan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia)
untuk mendapatkan labelisasi halal, disamping Juga untuk alasan ekspor/ impor
(Susanto, 2001).
Halal haramnya suatu produk bersifat sangat sensitif karena menyangkut
persoalan iman dan kepercayaan masyarakat. .\dalah wajar bila di Indonesia kasus
ketidakhalalan produk dapat menimbulkan reaksi keras clan sensitif bagi negara yang
mayoritasnya beragama Islam ioi. Meniogkatnya ·kesadaran masyarakat akan
pentingnya mengkonsumsi produk halal mernpakan taotangan yang harus direspon
oleh pemerintah clan pelaku usaha di Indonesia.
Hasil survei Fronteir (2001) menunjukkan sebanyak 57.9% konsumcn
makanan di Indonesia selalu memperhatikan label halal ketika membeli. Mereka ingin
pencatuman label halal ini diwajibkan (86%). Bila meodapatkan makaoan yang tidak
berlabel halal, kebanyakan konsumen memilih meocari alternatif lain sebagai
pengganti (66.2%). Merekapun bersedia membayar lebih mahal untuk produk halal
(40.6%) (Apriyaotono, 2.003). Penelittian pcrilaku konsumen dalam membeli produk
makanan olahan berlabel halal, maka penelitian ini mengaplikasikan Theory �l Reasoned
Action, yang dikenal juga dengan sebutan reasoned action model. Teori ini membahas
kaitan antara sikap, niat berpcrilaku, clan perilaku clisamping faktor lain seperti norma
subycktif (Fishbein clan Ajzen, 1980) sepcrri yang <likcmukakan Dharmmesta, 1992).
Pcmilihan pcnelitian pa<la procluk mi imtan I ndofoo<l diclasari oleh
keidentikan f'vii sebagai makanan yang menggunakan lemak babi karena lvli kerap kali
dihubungkan dengan obyek lain yaitu restornn cina yang memang umumnya menjual
makanan yang dimasak dengan menggunakan lemak babi. Di Indonesia, mi instan
telah menjelma menjadi bahan pangan alternatif yang sangat populer clan clikonsumsi
oleh semua lapisan masyarakat. �fi 1mra11 sangat rnudah Jipcroleh, baik Ji
supermarket maupun di warung kecil dengan harga yang relatif stabil. f'vii instan
tersedia di pasar dengan berbagai merek, rasa dan ukuran yang beragam. Pilihan
produk yang beraneka ragam terscbut rnemberi kesempatan kepada konsumen untuk
memilih mi instan yang scsuai dengan keinginan masing-masing. Data clari Frontier
172
Pengamb Lnheli.ra.ri Halal terbadap Keprttlfsa11 Pemhelia11 Produk Mi fosta11 Ind�food
Marketing and Research Consultant (2002) menunjukkan bahwa dari 3000 orang
responden yang tersebar merata di 6 kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Semarang,
Surabaya, Medan dan Makasar, dalam 1 bulan terakhir paling banyak membeli 3
merek mi instan yang diproduksi PT lndofood Sukses Makmur Tbk, yaitu Indomie
selaku market leader memiliki perseni:ase yang jauh lebih tinggi (88,6%) dibanding
challenger terkuatnya yaitu Supermi (33'%). Diururan ke-3 diraih oleh Sari.mi dengan persentase 14,4%, cliikuti oleh Gaga 100 dan Gaga I\lie dengan perscntase kurang clari
10%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh clan hubungan
sikap serta norma subyektif terhaclap niat konsumen untuk membeli produk berlabel
halal pada procluk mi instan Indofood. Mengidentifikasi variabel yang paling dorninan
clari kedua variabel sikap clan norma subyekuf dalam mempengaruhi niat beli
konsurnen terhaclap produk berlabel halal pada procluk mi instan lndofood.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data pnmer dan data sekunder. Data pruner
berupa data yang diperoleh secara langsung dari penclitian pengumpulan data primer
dilakukan melalui kuesioner dengan serangkaian pertanyaan yang harus clijawab oleh
responden. Kuesioner digunakan untuk mengetahui kenyataan yang terjadi di
lapangan. Data sekunder berupa riset kepustakaan untuk mcndapatkan lanclasan teori
dari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Variabel independen adalah variabel yang diharapkan mempengaruhi variabcl
depen<len. Alam penelitian ini variabcl dependennya adalah sikap clan norma
subyektif.
Sikap menunjukkan tingkatan di mana scscorang mempunyai evaluasi yang
baik atau kurang baik tentang perilaku tcrtentu (Dharmrnesta, 1998). Sikap adalah
keyakinan positif atau negatif tentang melakukan suatu pcrilaku tertencu. Berdasar
theory of resoned action, Sikap ditentukan oleh bobot keyakinan individual tentang
konsekuensi melakukan perilaku serta evaluasi terhadap konsekuensi itu (Fishbein clan
i\jzen �eperti dikutip Refiana, 2002).
Pers:unaan matematis untuk sikap adalah:
173
Etiko110111i, l··'oL 6, No.:!, Desm1ber :!00', 1 i1-!8S
n
Ab= I b;. e;
Ab : sikap terhaclap perilaku (attiflfde fOJJ)ard behavio1) n : jumlah keyakinan yang menonjol dalam hubungannya clengan perilaku 1 : konsekuensi perilaku bi : keyakinan berperilaku berakibat i (behavioral belief) e, : evaluasi konsekuensi i (evaluation q{consequences)
Jumlah pertanyaan untuk variabel sikap pacla kuesioner sebanyak 5 item,
dengan skor berupa interval dari 1 sampai 7. Pengukuran sikap aclalah jumlah
perkalian antara skor bi (behavioral befiq) clan skor e, (evaluation q/ consequenceJ) dibagi
jumlah item, sehingga nilai minimum yang mungkin aclalah 1 {(l.1)5/S}clan
maksimum 49 { (7.7)5/5}.
Norma subyektif sebagai fakror sosial menunjukkan tekanan sosial yang
dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan tinadakan/ perilaku (Dharmmesta,
1998). Norma subyektif clitentukan clan dapat cliukur sebagai kumpulan keyakinan
normatif mengenai kesetujuan atau ketidaksetujuan referen yang signifikan terhaclap
suatu perilaku. Berdasar theo�y q{ reasoned action, dalam _ norma subyektif seseorang,
terdapat keyakinan normatif (110J71J(J/it1e beliq!) clan motivasi untuk mematuhi saran orang
lain (,notiwtion to comp)· with other:,' St!ggestion) (Refiana, 2002).
Persamaan matematis untuk nonna subvektif adalah:
j=l
SN : norma subyektif (whjedi11e nonm) r : jumlah orang yang berpengaruh (r�(ere111.i) J : orang yang berpengaruh (rqferen) NBi : keyakinan normatif referen j (normative beli�/) MC
1 : motivasi mematuhi j (motivation lo comp!y)
Jumlah pertanyaan untuk variabel norma subyektif pada kuesioncr sebanyak 7
item dengan skor dari 1 sampai 7. Pengukuran norma subyektif adalah jumlah
perkalian ant1ra skor NB; (nonnative belief) dengan skor MC1
(motivation to comp!)·) dibagi
174
P,!llgt1mh Lahrli.,t1.r1 f-la/11/ t,rl,arlap Kep11t11.r,111 Pe1r1he/ia11 P,vd11k 1\fi lnstau lrrrlofoorl
jumlah item, sehingga nilai m1111mum yang mungkin adalah 1 {(1.1)7 /7}dan
maksimum 49 {(7.7)7 /7}.
Variabel dependen adalah variabel terikat yang diperkirnkan atau diterangkan
dalam penelitian. Variabel dependen dalam penclitian ini adalah niat untuk membeli
produk bedabelisasi halal pada produk mi inscan lndofood.
Niat menurut theo,y of reasoned action dinyatakan sebagai:
B BI Ab SN
B:::::; BI= Wt (Ab)+ W2 (SN)
: perilaku (behavio1) : niat berperilaku (behavioral i11le11lio11) : sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) : norma subyektif (.mijective 11om1s) : bobot regresional untuk masing-masing variabel
Pengukuran niat beli adalah jumlah skor Ab (sikap) dengan skor SN (norma
subyektif) dibagi jumlah item. Pada kuesioner, variabel niat dengan jumlah pertanyaan
sebanyak 2 item dengan skor mulai dari 1 sampai 7, sehingga nilai mini.mum yang
mungkin adalah 1 {(1.1)/2}dan maksimum 7 {(7.7)/2}.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
probabili!Y sampling yang bernrti tidak semua anggota populasi memiliki kemungkinan
yang sama untuk dijadikan sampel (Uma Sekaran, 2002). ,r-...:011 probabili(y sampling yang
digunakan adalah convenience sampling. Co11ve11ie11ce sampling yai cu memilih sampel dari
populasi yang datanya mudah diperoleh oleh penelici. J adi anggota populasi yang
diambil adalah konsumen yang pernah membeli produk mi instan Indofood sebagai
produk yang bersertifikat-berlabelisasi halal di Alfa-Mart, Jl. Juanda, Bekasi Timur.
Jumlah sampcl minimal untuk pcnclitian yang bcrsifat dcskriprif adalah 100 (Fraenkel
clan Wallen, 1993). J umlah sampd dalam penelitian ini scbanyak l 50 re!iponden.
2.1. Teknik Analisis
Analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS untuk mengolah data
responden yang meliputi data jenis kelamin, usia, agama, pendidikan, profesi,
pendapatan, orientasi keagamaan, dll untuk mcndapatkan hubungan antara data
175
Eriko110111i, f 'of. 6. No.:!. OeJ-et11ber :?00-�. 1-1.1 SS
responden tersebut dengan sikap dan norma subyektif. Analisis juga digunakan untuk mendapatkan persamaan regresi bcrganda scrta uji F clan uji t.
III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Metode ini menggunakan metode pengambilan sampel yang bersifat tidak acak (11011 probabili!J') yang tidak cerbacas atau convenience sampling, yaitu metode pengambilan sampel dimana dipilih sampel dari konsumen yang mudah ditemui yaitu 150 konsumen yang pernah membeli mi instan Indofood yang ditemui di Alfa Mart, Bekasi Timur.
Dari tabel 3.1 dapat dijelaskan Nilai Sikap responden laki-laki terhadap produk berlabel halal mi inscan Indofood dengan skor rata-rata 27.1516 lebih rendah dibandingkan pada Nilai Sikap responden perempuan (34.1252). Beda rerata Nilai Sikap atas produk berlabel halal mi instan Indofood sebesar 6.9736 poin. Hasil analisis uji t didapatkan nilai p scbesar 0.000 ( <0.05) yang artinya ada perbedaan ya11g · signifikan antara respondcn laki-laki clan perernpuan terhadap Sikap atas produk berlabel halal mi instan Indofood.
Tabel 3.1 Nilai Sikap, Norma Subyektif dan Niat Membeli Berdasarkan Jenis Ke lam in Jen is NI Std. Mean p Ke lam in Mean Deviation Difference t value Sikap Laki Laki 81 27.1516 l l.89354 -6.9736 -3.694 .000
\X'anita 69 3-l-.1252 11.07-l-22 -6.9736 -3.715 .: JI.)()
Norma Laki Laki 81 19.3409 12.97823 -7 .Ou99 j -3 . .236 .0()1
Subyektif \'Vanita 69 26:3508 13.50322 -7.0099 -3.226 .002 ---Niat Laki Laki 81 -l-.9815 1.58990 -.7359 -3.087 .002
Wanita 69 5.7174 1.27901 -.7359 -3.140 .002 Sumber : data diolah
Norma Subyektif responden laki-laki terhadap produk berlabel halal mi ins tan Indofood dengan skor rata-rata 19.3409, lebib rendah dibandingkan pada responden perempuan (26.3508). Beda rerara Norma Subyektif pada produk berlabel halal mi ins tan In do food sebesar 7 .0099 poin. Hasil analisis uji t didapatkan nilai p sebesar
176
Pwgnmb L,,/,elist1si Halal /erhodt1p Kep11tmn11 Pe111helioJ1 Prod11k Afi lusftm lnrlofood
0.001 yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara _responden laki-laki clan
perempuan terhadap Norma Subyektif pada produk berlabel halal mi instan Indofood.
Rata-rata skor Niat membeli produk berlabel halal mi instan Indofood pada
responden laki-laki (4.9815) lebih rendah dibandingkan Niat responden per,empuai;:i.
(5.7174). Beda rerata Niat membeli produk berlabel halal mi ins tan Indofoad sebesar
0.7359. poin. Hasil analisis uji t didapatkan nilai p sebesar 0.002 yang artinya ada
perbedaan yang signifi.kan antara responden laki-laki clan perempuan terhadap Niat
membeli produk berlabel halal mi instan lndofood. Niat membeli produk berlabel
halal pada responden perempuan lebih besar ketimbang laki-laki, hal ini karena dalam
melakukan pembelian umumnya perempuan cenderung lebih bermotif emosional.
Motif emosional adalah motif pembelian yang berkaitan dengan perasaan atau
emosi individu seperti pengungkapan rasa cinta, kebanggan, kemyamanan, kesehatan,
keamanan clan kepraktisan (Laoudon clan DeUabita, 1993). Perempuan cenderung
lebih memperhatikan komposisi makanan yang dibeli atau hal-hal lain yang lebih det.'lil
dengan berbagai alasan, baik 1tu yang berhubungan dengan kualitas makanan,
kesehatan, keamanan maupun kehalalan makanan. Di dalam keluarga, perempuan
sebagai ibu rumah tangga umumnya merupabn pengambil kepucusan dalam membeli
barang-barang kebutuhan sehari-hari keluarganya, karena biasanya dialah yang
memegang uang clan mengatur pengeluaran keluarga, sehingga dalam membeli
makanan cenderung lebih peduli terhadap berbagai ha!, seperti yang menyangkut
kualitas makanan, kesehatan, keamanan maupun jaminan kehalalan makanan yang
dibeli.
3.1. Distribusi Agama Responden
Dari 150 responden, sebanyak 125 orang (83.3°10) beragama Islam. Hal ini
sesua.1 dengan ma.yoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam. Sebanyak 23
orang (15.3%) beragama Protestan/ Katolik clan hanya 2 orang (1.3%) yang beragama
Hindu. Sedangkan responden yang beragarna Budha atau agama lainnya tidak ada.
Analisis Nilai Sikap, Norma Subycktif dan Niat Membeli Berdasarkan Agama
Responden menjelaskan bahwa rata-rata skor Nilai Sikap terhadap produk bcrlabel
177
Etiko110111i, T 'ol 6. No.2, Dm111ber 2007. 17 I./ SS
halal m1 mtan Indofood paling besar pada cesponden beragama Islam, cliikuti
Protestan/ K.atolik clan yang paling rendah adalah Hindu. Perbedaan skor nilai sikap
yang paling besar adalah antara responden beragama Islam dengan Hindu (mean
d�fference = 2L0723). Beda rerata kelompok agama terhadap Nilai Sikap sangat
signifikan dengan nilai p value 0,001 < 0,05, artinya Sikap terhadap produk berlabel
halal mi ins tan Indofood pada kelompok agama berbeda bermakna.
Rata-rata skor Norma Subyektif terhadap produk berlabel halal mi intan
Indofood, paling besar pada kelompok agama Islam, diikuti Protestan/ K,'ltolik clan
yang paling rendah adalah Hindu (2.2449). Perbedaan skor Norma Subyektif yang
paling besar adalah antara kelompok agama Islam dengan Hindu (mean dejferencc =
22.4882). Dari kelompok agama, beda rerata terhadap Norma Subyektif signifikan
dengan nilai p value 0.000 < 0.05, artinya norma subyektif terhadap produk berlabel
halal mi instan Indofood pada kelompok usia sangat berbeda bermakna.
Rata-rata skor unruk Niat membeli produk berlabel halal mi mstan paling
besar pada kelompok agama Islam, diikuti Protestan/ K.atolik clan yang paling rendah
adalah Hindu (1.0000). Perbedaan skor Niat membeli yang paling besar di antara
keempat kelompok umur adalah antara kelompok umur 16 - 25 tahun dengan
kelompok umur 36-45 tahun (mean d�f/erence = 4.5240). Dari kelompok ag:ima beda
rerata terhadap niat mcmbeli sangat signifikan dengan nilai p value 0.000 < 0.05,
artinya Niat membeli terhadap produk berlabcl halal mi instan Indofood pada
kelompok ag:una sangat berbeda bermakna. Tingginya Nilai Sikap, �orma Subyektif
dan Niat membel.i produk berlabel halal pada kclompok responden beragama Islam
adalah karena bagi masyarakat Islam, salah satu kesadaran terhadap syariat agama
yang dimaksud adalah kesadaran ten tang halal-haramya suatu makanan.
Kebudayaan khusus adalah kebudayaan yang khusus ada dalam suatu
golongan masyarakat lain maupun kcbudayaan scluruh masyarakat. 13entuk dari
kebudayaan khusus bersifat kedacrahaan, keagamaan, kebangsaan, persaudaraan, <lll
yang memberik.an identifikasi pada orang-orang yang menjadi anggotanya.
Kebudayaan khusus berperan penting dalam pembentukan sikap konsumen dan
178
Pe11gamh L,be/isa,-i Halal terhadop Kep11tm,111 Pe111belim1 Prod11k 1'4.i l11sta11 lndojood
merupakan petunjuk penting mengenai nilai-nilai yang akan dianuc oleh seorang
konsumen (Dharmmesta dan Handoko, 1991).
Bagi masyarakat Islam, makanan yang baik adalah makanan yang tidak saja
higienis, bergizi dan memenuhi selera, tetapi juga dihalalkan oleh agama. Dengan kata
lain makanan yang dikonsumsi adalah makanan yang 4 sehat, 5 sempurna, 6 halal dan
7 thoyyib. Hal ini diyakini oleh masyarakat Islam Indonesia yang jumlahnya kurang
lebih 85% dari total penduduk sekarang (Girindra, 2001).
3.2. Distribusi Pendapatan per Bulan Responden
Dari 150 responden, 85 responden (56.7%) memiliki pendapatan per bulan
sebesar Rp5.00.000-Rp2juca Untuk besar pendapatan per bulan Rp2.000.001-Rp5juta
terdapat 40 responden (26.7%). Sebanyak 14 responden (9.3%) berpendapatan per
bulan sebesar RpS00.000 kebawah. Sebanyak 9 responden (6%) berpendapat'ln
RpS.000.001-RplOjuta per bulan. Sedangkan sebesar Rp10.000.0001-Rp20juta hanya 2
responden (1.3%). Untuk Rp20juta keatas tidak ada responden.
Analisis Nilai Sikap, Norma Subyektif dan Niat Membeli Berdasarkan
Pendapatan per Bulan menjelaskan bahwa rata-rata skor Nilai Sikap terhadap produk
berlabel halal mi instan Indofood paling besar pada responden berpendapatan per
bulan Rp10.000.001-Rp20juta, diikuti pendaparan RpS.000.001-RplOjuta, pendapatan
Rp2.000.001-Rp5juta, pendapatan Rp5.00.001-Rp2juta clan yang paling rendah
pendapatan Rp500.000 ke bawah.Perbcdaan skor Nilai Sikap yang paling besar adalah
antara responden berpendapatan per bulan Rp10.000.001-Rp20juta dengan
RpS00.000 ke bawah (mean d�tJerence = 27.0629). Beda rerata terhadap Nilai Sikap
sangat signifikan dengan nilai p value 0.000 < 0,05, artinya Sikap terhadap produk
berlabel halal mi instan lndofood pada pendapatan per bulan responden sangat
berbeda bermakna.
Rata-rata skor Norma Subycktif terhadap produk berlabel halal ml mstan
Indofood paling besar pada responden berpendapatan per bulan Rp10.000.001-
Rp20juta, diikuti pendapatan RpS.000.001-Rp 10juta, pendapatan Rp2.000.001-
Rp5juta, pendapatan Rp5.00.001-Rp2juta dan yang paling rendah pendapatan
179
Etikonomi, Vol. 6, No.2, Desember 7007, I ;'1-188
Rp500.000 ke bawah. Perbedaan skor Norma Subyektif yang paling besar di antara
responclen berpendapatan per bulan Rp10.000.001-Rp20juta dengan Rp500.000 ke
bawah (mean d�(ference = 31.2085)- Becla rerata terhaclap Norma Subyektif sangat
signifikan clengan nilai p value 0.000< 0,05, artinya Norma Subyektif terhaclap procluk
berlabel halal mi instan Inclofood pacla pendapatan per bulan responden sangat
berbecla bermakna_
Rata-rata skor Niat membeli procluk berlabel halal mi instan lndofood mulai
clari kelompok responclen berpendapatan perbulan terbesar Rp10-D00.001-Rp20juta
hingga kelompok responclen berpenclapatan per bulan paling kecil Rp500.000 ke
bawah, clengan mean defference = 2.8214. Beda rerata terhaclap Niat membeli sangat
signifikan clengan nilai p value < 0,05, artinya Niat membeli produk berlabel halal mi
instan lndofood terhadap penclapatail. per bulan responclen sangat berbeda bermakna.
Semakin tinggi tingkat penclapatan responden, semakin tinggi Nilai Sikap, Norma
Subyektif dan Niat membeli responden.
Perilaku konsumen antara kelas sosial yang satu dengan yang lain akan sangat
berbecla karena kelas sosial menyangkut aspek-aspek Sikap yang berbecla-beda.
Ukuran kriteria yang biasanya clipakai untuk menggolongkan anggota-anggota
masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu adalah kekayaan, kekuasaan, kehormatan clan
ilmu pengetahuan. Dari berbagai kelas sosial clapat diamati aclanya perbeclaan yang
menyolok clalam bertingkah laku, misalnya dalam membaca majalah, selera makan,
perhatian pada mode clan scbagainya (Dharmmesta dan Hancloko, 1997). Karenanya
semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin tinggi pula kelas sosial atau pos1s1
responden dalam masyarakat sehingga perhatian akan pro<luk berlabel halal juga
semakin tinggi-
3.3. Distribusi Orientasi Keagamaan Respon_den
Dari 150 responden, 71 rcsponden (47.3%) memiliki tingkat orientasi
keagamaan agak kuat. Sebanyak 51 responden (34%) kuat, 15 responden (10%)
sangat kuat, 10 responden (6.7%) agak lemah, 2 responden (1.3%) lemah dan hanya 1
responclen (0.7%) yang orientasi keagamaannya sangat lemah-
180
Pengamh Lohe/i.,a.ri I-la/al trrharl,,p Kcp11!11sa11 Pe111he!ta11 Pror/11k Mi !11Sta11 lndofoorl
Analisis Nilai Sikap, Norma Subyektif dan Niat Membeli Berdasarkan
Orientasi Agama Responden menjelaskan bahwa rata-rata skor Nilai Sikap terhadap
produk berlabel halal mi instan lndofood paling besar pada kelompok orientasi
keagamaan yang Sangat Taat, diikuti dengan Agak Kuat, Kuat, Lemah, Agak Lemah
clan yang paling rendah adalah kelompok Sangat Lemah. Perbedaan skor Nilai Sikap
yang paling besar adalah antarn orientasi keagamaan yang Sangat Taat <lengan Sangat
Lemah (mean d�fference = 34.5947). Beda rerata terhadap Nilai Sikap sangat signifikan
dengan nilai p value 0.001 < 0,05, artinya Sikap terhadap produk berlabel halal m1
instan Indofood terhadap orientasi keagamaan sangat berbeda bermakna.
Rata-rata skor Norma Subyektif terhadap produk berlabel halal ml mstan
Indofood paling besar pada orientasi keagamaan Sangat Taat, diikuti dengan Agak
Kuat, Kuat. Selanjutnya berbeda dengan Nilai Sikap, pada Norma Subyektif setelah
Kuat cliikuti Agak Lemah, baru kemudian Lemah, dan yang paling rendah adalah
Sangat Lemah. Perbedaan skor Norma Subyektif yang paling besar adalah antara
kelompok Sangat Taat dengan Sangat Lemah (mean d�flerence = 32.6721). Beda rerata
terhadap Norma Subyektif sangat signifikan dengan nilai p value 0 .000 < 0,05 , artinya
Norma Subyektif pada produk berlabel halal mi instan lndofood terhadap orientasi
keagamaan sangat berbeda bermakna.
Rata-rata skor Niat membeli produk berlabel halal mi instan lndofood paling
besar pada orientasi keagamaan Sangat Taat, diikuti Agak Kuat, Kuat, Agak Lemah,
Lemah dan yang paling rendah adalah Sangat Lemah. Perbedaan skor Niat membeli di
antara kelompok Sangat Taat dengan Sangat Lemah (mean defTerence = 5.3333). Beda
rerata terhadap Niat membeli sangat signifikan dengan nilai p value 0.000 < 0.05,
artinya Niat membeli produk berlabel halal mi instan lndofood terhadap orientasi
keagamaan sangat berbeda bermakna.
Semakin tinggi tingkat orientasi keagamaan responden, semakin tinggi pula
Nilai Sikap, Norma Subyektif clan Niat membeli responden terhadap produk berlabel
halal. Hal ini karena scmakin tinggi tingkat oricntasi keagamaan rcsponden, semakin
tinggi pula pengorbanan kepuasan diri dan kebebasan diri responden untuk memenuhi
kewajiban agamanya.
181
Etiko11on1i, Vol 6, No.2, Desembcr:!007. {71-188
Kebudayaan khusus aclalah kebudayaan yang khusus ada clalam suatu
golongan masyarakat lain maupun kebudayaan seluruh masyarakat. Bentuk dari
kebudayaan khusus bersifat kedaerahaan, keagamaan, kebangsaan, persauclaraan, dll
yang memberikan identifikasi pada orang-orang yang menjadi anggotanya.
Kebudayaan khusus berperan penting dalam pembentukan sikap konsumen clan
merupakan petunjuk penting mengenai nilai-nilai yang akan clianut oleh seorang
konsumen (Dharmmesta clan Hancloko, 1991).
Aclanya firman lewat surat clan ayat-ayat Al-Quran serta Hadist seperti yang
telah dikemukakan sebelumnya, masyarakat Islam menjadi sangat sensitif terhaclap
aturan makanan ini. \X'alaupun dalam Al-Quran seclikit saja yang diharamkan; tapi
clengan kemajuan ilmu dan teknologi pangan masa kini, yang sedikit itu berkembang
menjacli banyak dan sukar clicleteksi (Girinclra, 2001).
3.4. Pembelian Merek Mie lnstan
Pada kuesioner, responden diminta menyebutkan 3 merek ml tnstan yang
pernah dibeli. Ditemukan bahwa merek Inclomie, Supennie, Sarimie, Gaga Niie clan
Pop :tvfie adalah merek-merek yang pertama kali disebutkan oleh responden.
Merek yang pertama disebutkan responclen adalah Indomie sebagai merek
yang paling banyak pernah dibeli responden yairu clari 150 responclen, sebanyak 141
orang (94%) pernah membcli Indomie, diikuti Supermie clan Pop Mie masing-masing
sebanyak 3 responden (2° 'o). Kemudian Gaga Mie 2 responclen (1.3%) clan terakhi.r
adalah Sarimie hanya l responden (0.7%).
Sedangkan merek yang keclua disebutkan respondcn adalah Supermie sebagai
merek kedua yang paling banyak pernah dibcli respondcn yaitu dari 128 responden
(missing 22), sebanyak 69 orang (46%) pernah membeli Supermie.
Merek yang ketiga disebutkan responden adalah Sarimie sebagai merek ketiga
yang paling banyak pernah dibeli responden yaitu dari 90 responden (missing 60),
sebanyak 26 orang (17.3%) pernah membeli Sarimie.
Kemudian dilakukan analisis untuk melihat apakah ada hubungan yang
signifikan antara merek mi instan yang pernah dibeli (merek yang pertama disebutkan)
182
Pmgamh L1he/i,-asi H(l/t1! terhr1dap Kep11t11.ra11 Pe111he/i(l11 P1vduk i\1i lustm1 fnrlojoorl
dengan agama maupun tingkat orientasi keagamaan responclen. Hasilnya didapat dari
uji Chi-square menunjukkan bahwa hubungan anta.ra pembelian merek (merek yang
pertama disebutkan) dengan agama responclen memiliki tingkat signifikansi 0.981 >
0.05 sehingga disimpulkan bahwa pembelian merek mi instan tidak dipengaruhi oleh
agama responclen. Uji Chi-square hubungan antara pembelian merek (merek yang
pertama disebutkan) clengan orientasi keagamaan responclen memiliki tingkat
signifikansi 0.947 > 0.05 sehingga disimpulkan bahwa pembelian merek mi instan
tidak dipengaruhi oleh orientasi keagamaan responclen.
3.5. Distribusi Frekuensi Membeli Responden
Tabel 3.2 menunjukkan 48 responclen (32%) clengan skor frekuensi membeli
mi instan 4, diikuti 28 responclen (18.7%) clengan skor 5 clan 21 responclen (14%)
cleogan skor 6. Selaojutnya 20 responclen (13.3%) dcngan skor 7 (sangat sering), clan
17 responden (11.3%) skor 3 dan 11 responden (7.3%) dengan skor 1 (sangat jarang)
serta hanya 5 rcsponclen (3.3%) dengan skor 2.
Dari Analisis Nilai Sikap, Norma Subyektif dan Niat Membeli Berdasarkan
Frekuensi Membeli Mi lnstan Responden ditemukan, karena tingkat signifikansi
antara frekuensi membeli mi ins tan dengan nilai sikap (0.109), norma subyekcif (0.406)
maupun ni,'lt membeli produk berlabcl halal (0.607>0.05), maka disimpulkan bahwa
frekuensi membeli mi instan ticlak berhubungan dengan nilai sikap, norma subyektif
clan niac membeli produk berlabel halal pada mi ins tan Indofood.
Tabel 3.2. . M b r M. I ff "b . F k tstn us1 re uenst e1n e 1 1 nstan R d espon en
Frekuensi Membeli Frekuensi Persentase Mi Instant
l 11 7.3 2 5 3.3
3 17 11.3 4 48 32.0 5 28 18.7 6 21 14.0 7 20 13.3
Jumlah 150 100%
Sumber : data diolah
183
Etikono1ni, VoL 6, No.2, Dese111ber 200 7, f 71-18 8
K.emudian dilakukan analisis untuk melihat apakah ada hubungan yang
signifikan antara frekuensi membeli mi instan responden dengan pembelian merek mi
instan yang pernah dibeli (merek yang pertama disebutkan). Hasilnya menunjukkan
bahwa nilai dari uji Chi-square hubungan antara pembelian merek (merek yang
pertama disebutkan) dengan frekuensi membeli mi instan responden memiliki tingkat
signifikansi 0.375 > 0_05 sehingga disimpulkan bahwa pembelian merek mi instan
tidak dipengaruhi oleh orientasi keagamaan responden.
3.6. Regresi Berganda
Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana niat
membeli produk berlabel halal pada produk mi instan Indofood (BI) sebagai variabel
dependen dipengaruhi oleh sikap (Ab) dan norma subyektif (SN) sebagai variabel
independen. Melalui program SPSS didapat persamaan:
BI= 0.393 (Ab) + 0.348 (SN)
Sig (0.000) (0.000)
(4.592) (4.066)
F 65.504 (signifikansi 0.000)
Dari persamaan tersebut disimpulkan bahwa sikap (Ab) clan norma subyektif
(SN) keduanya memberikan pengaruh yang positif tcrhadap niar bcli (BI) respon<lrn.
Sikap memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap niat beli responJen,
dibandingkan dcngan norma subyektif.
Hasil F n:i; adalah 65.504 dengan tingkat signifikansi U.000 yaitu < 0.05, maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi disimpulkan sikap dan norma subyektif secara
bersama-sama mempengaruhi niat membeli konsumen. Hasil uji t terhadap w1 sebesar
4.592, sedangkan w2 sebesar 4.066. Karena tingkat signifikansi 0.00 < 0.05 maka
variabel sikap clan norma subyektif berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
niat beli.
184
Pen_gamh Laheli.ras1 Holai terhadap K.cp11t11.rt111 f>embelir111 Prod11k 1\1i lns/011 Indofood
IV. KESIMPULAN
Sikap dan Norma Subyektif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Niat
membeli produk berlabel halal. Persamaan regresi berganda menunjukkan Sikap dan
Norma Subyektif, kecluanya memberikan pengaruh yang positif terhadap niat membeli
responclen, dimana variabel sikap memberikan pengaruh yang paling clominan
terhaclap Niat membeli procluk berlabel halal, dibanclingkan variabel Noi:ma Subyektif.
Hasil uji F dengan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05, menunjukkan Sikap clan Norma
Subyektif secara bersama-sama mempengaruhi Niat beli responclen.
Agama memiliki pengaruh yang signifikan terhaclap Sikap clan Norma
Subyektif responden. Tingginya Nilai Sikap, Norma_ S�1bycktif clan Niat membeli
procluk berlabel halal pacla kelompok beragama Islam aclalah karena bagi masyarakat
muslim, salah satu kesadaran terhadap syariat agama yang dimaksud adalah kesadaran
tentang halal-haramya suatu makanan.
Pendapatan per bulan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Sikap clan
Norma subyektif responclen. Semakin tinggi tingkat penclapatan seseorang, semakin
tinggi Nilai Sikap, Norma Subyektif clan Niat membeli procluk berlabel halal. Semakin
tinggi tingkat penclapatan, semakin tinggi pula kelas sosial arau posisi dirinya dalam
masyarakat sehingga perhatian akan produk berlabel halal juga semakin tinggi.
Orientasi keagamaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Sikap clan Norma
Subyektif responden. Semakin tinggi tingkat orientasi keagamaan seseorang, semakin
tinggi pula Nilai Sikap, Norma Subyektif clan Niat membeli terhadap produk berlabcl
halal. Hal ini karena semakin tinggi tingkat oricntasi keagamaan responden, semakin
tinggi pula pengorbanan kepuasan diri clan kebebasan diri responden untuk memenuhi
kewajiban agamanya.
Pembelian merek mi instan tidak memiliki perigaruh yang signifikan terhadap
agama maupun orientasi keagamaan responden. Frekucnsi membeli mi instan tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terhadap Sikap clan Norma Subyektif
responden. Pembelian merek mi instan tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Frekuensi membeli mi instan responden.
185
Etiko110111i, Vol. 6, No.2, Dese111her :!007. 171-188
Secara umum konsumen memiliki kepedulian terhadap produk berlabel halal.
Jeois kelamin, usia, agama, pendidikan, penclapatan per bulan clan orientasi keagamaan
responden memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Sikap, Norma Subyektif dan
Niat membeli produk berlabel halal. Berclasarkan penelitian terbukti bahwa variabel
Sikap dan Norma Subyektif, kecluanya memberikan pe�garuh yang positif terhaclap
Niat membeli produk berlabel halal pada procluk mi ins tan lndofood, dimana variabel
Sikap memberikan pengaruh yang paling dominan dibanding variabel Norma
Subyektif.
Sikap mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhaclap Niat beli
konsumen terhaclap produk berlabel halal. Perusahaan harus meningkatkan kualitas
produk halalnya sehingga kesan positif yang telah terbentuk di mata konsumen clapat
terus dipertahankan dan ditingkatkan karena penelitian ini membuktikan brh..va Sikap
positif sangat mempengaruhi Niat beli konsumen.
Norma Subyektif mcmpunyai pengaruh yang signifikan terhaclap Niat beli
konsumen terhadap produk bedabel halal. L'ntuk meningkatkan keyakinan clan
motivasi konsumen terhadap Pcrusahaan harus terus clan
mengimplementasikan labclisasi halal produk sebagai salah :;atu stratcgi pemasaran
yang memiiiki nilai tambah bagi konsumen sehingga perusahaan mempunyai
keunggulan tersendiri dalam memasarkan pro<luk-produknya, baik dari segi keamanan
maupun potensi pasar untuk meningkatkan penjualan.
REFERENSI
Al Ashar, Thobieb, 2002. Bahqya 1\lfakanan .Haram, .:\1 !vfawardi Prima, Jakarta.
Apriyantono, Anton, 2003. J>andua11 Belanja dan Kon.rumsi Halal, Khairul Bayan,Jakarta.
Assael, Henry, 2003. Con.rumer Behavior t111d 1\11.arke!ing . · ldion, 6 rh ed., Cincinnati, SouthWestem College Publishing, Ohio.
Azwar, Syaifuddin, 1995. Sikup Manu.rit1: '/i!ori dun Peng"b"w"!Y", E<li:;i 2, Pustaka Pelajar, Y ogyakarta.
Dharmesta, Swasta B. dan Hani Handoko, 1991. Manqjeme11 Pema.raran: /lna/isa PerilakJ, Konsumen, Liberty Off set, Y ogyakarta.
186
Pmgt1mh Lt1brlisfls1 I Lfllal trrhadap Kep11l11.r1111 Pe111helio11 Prod11k Mi lnsta11 lndofood
Dharmesta, Swasta B., 1992. Riset centang Niat dan Perilaku Konsumen: Sebuah Catatan dan Tantangan Bagi Peneliti yang tVIcngacu pada Theory of Reasoned of Action,Jurnal Ekonomi dan Bisnfr f ndo11e.1"ia, No. 1, Th VII, h.39-53.
Fraenkel, Jack R. And Norman E. Wallen, 1993. How to Design and Evaluate Research in Education, 2"<1 ed, McGraw-Hill. Inc., New York.
Frontier Marketing and Research Consultant, 2002. Men,gukur Kep11asan Pelanggan Mie lnsla11 Indofood, Indonesia.
Girindra, Aisyah, 2001. Sertifikasi-Labelisasi Halal untuk Ketenangan Produsen, IJ:/arla Bogasan, No. 85, Th XII, h. 4-7,20,21.
Indofood, 2002. Laporan Tah1111an 2002.
Kasali, RJ1enald, 1998. "Using Communication Strategies To Design Food Marketing Strategies The Pork Fat Rumor In Indonesia". The.1-ir for the degree r!f" Dodor PhiloJOp�, University of Illinois, Urbana Illinois.
K.asali, RJ1enald, 2001. Membidik Pasar lndonwa: Segmentasi, Targetti11g, Positioning, Grameclia Pustaka, Jakarta.
Kotler, Philip, 2000. Marketing M1111agement, The i'vlillenium Edition, Prence-Hall, Inc., New Jersey.
Loudon, D.L. and Dellabita, A.J., 1993. Conmmer Behavio,� Concept and. ,1plicalion, 4•" Ed., McGraw-Hill. Inc., New York.
LPPOM MUI, 2002. Refleksi Kasus-kasus Halal, J11mal Halal LPPOM MUI, No. 41/VII/2002.
LP POM MUI, 2003. Panduan Sistem Jaminan Halal, Dirr:kton· LPPO,\ll MUI.
Santoso, Singgih clan Fandy Tjiptono, 2002. Ri.re/ Pemasar1111: Kon.rep dan. · 1plikasi denga11 SPSS, Eclisi 2, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Secaran, Uma, 2003. Research Methodr For Bwines.,: .·1 Skill Building .·lpproach, 41h Ed., J oho Wiley & Sons, Inc., USA.
Sekretariat Halal Indofood, 2002. Panduan Sistem Jaminan /-la/al Gmp lndofood,Indonesia.
Sunaryo, Endang, 2002. 211J ASEAN Task Force on CODEX Kuta-Denpasar 20-21 Mei 2002, Media lndq/ood, Edisi Juni 2002.
187
Etikouo1ni, Vol 6, No.2, De.re//l/Jer:!007, 171-188
Susanto, Tri, 2001. Sertifikasi-Labelisasi Halal untuk K.etenangan Produsen, Warta Bogasari, No. 85, Th XII, h. 4-7.
Refiana, Laila, 2002. Analisis Behavioral Intention: Kasus Pelaksanaan Hak Cipta Soft.ware,Jurna/Manqjemen Indonesia, No. 1, Th II, h.19-27.
Triharja, Jaja, 2003. Seberapa Besar Masyarakat Memperhatikan Produk Halal, Jurnal Halal LPPOM MUI, N o.46, Maret 2003.
188