1
Pengaruh Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit
Margin, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016
Raja Yulian Elandra1, Tumpal Manik
2, Sri Ruwanti
3
E-mail : [email protected]
Program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Tanjungpinang, Indonesia
ABSTRAK
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Current Ratio, Return On Asset, Debt Equity Ratio, Net
Profit Margin, dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Metode
pengambilan sampel penelitian ini adalah Purposive sampling menggunakan
teknik analisis regresis linier berganda sehingga didapatkan 59 perusahaan
manufaktur sebagai sampel.
Hasil dengan menggunakan uji F dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan
Prcie Earning Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga Saham.
Sedangkan hasil dengan menggunakan uji T menunjukkan bahwa Debt to Equity
Ratio tidak berpengaruh terhadap Harga Saham, Current Ratio berpengaruh
negatif terhadap Harga saham, sedangkan Return On Asset, Net Profit Margin,
dan Price Earning Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham.
Kata Kunci : Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit
Margin, Price Earning Ratio dan Harga Saham.
PENDAHULUAN Perkembangan dunia di era modern sekarang menjadi salah satu faktor
perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dan menunjang kinerja perusahaan yang
efektif agar mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya pasar modal, investor
bisa memperluas jaringan bisinis mereka untuk memperoleh keuntungan dengan
cara menjual beli saham. Pasar modal adalah salah satu tempat investasi dimana
pasar modal itu memiliki fungsi sebagai fasilsator dalam kegitan jual beli surat
berharga bagi pihak emiten dengan menawarkan surat berharga dan bagi pihak
investor yang memiliki kelebihan dana dengan melakukan investasi. Salah satu
instrument investasi yang sangat disukai di pasar modal adalah saham.
Saham adalah surat tanda bukti kepemilikan suatu perseroan terbatas
sebagai suatu investasi modal yang akan memberikan hak atas deviden
perusahaan tersebut. salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh
investor adalah harga saham dan sifat dari harga saham yang berfluktuasi atau
bisa berubah-ubah. Harga saham di tentukan menurut hukum permintaan dan
2
penawaran atau kekuatan tawar menawar, semakin banyak orang ingin membeli,
maka harga saham tersebut semakin cenderung bergerak naik. Sebaliknya,
semakin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut cenderung
bergerak turun. para pemodal akan lebih tertarik menginvestasikan dananya
dalam bentuk saham agar mandapatkan deviden atau capital gain yang lebih baik.
Menurunnya pembagian deviden juga mempengaruhi minat investasi kepada
calon investor, maka dari itu investor harus mengetahui informasi laporan
keuangan perusahaan dalam mengambil keputusan.
Laporan keuangan juga dapat memberikan informasi kepada calon
investor mengenai kondisi perusahaan secara keseluruhan. Investor memerlukan
laporan keuangan karena laporan keuangan salah satu aspek yang fundamental
yang dapat menggambarkan keadaan perusahaan saat ini. Alat ukur yang
digunakan dalam menilai perusahaan ialah rasio keuangan pada laporan
keuangan. Rasio dibagi menjadi lima yaitu rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas,
leverage, dan rasio pasar. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah current ratio, return on asset, debt to equity ratio, net profit margin,
dan price earning ratio sebagai faktor yang mampu mempengaruhi harga saham.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mencoba untuk meneliti
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan Mengambil judul
“Pengaruh Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit
Margin, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun
2013-2016”.
Tujuan Penelitian
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh current ratio terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh return on asset terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016.
4. Untuk mengetahui pengaruh net profit margin terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016.
5. Untuk mengetahui pengaruh price earning ratio terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016.
6. Untuk mengetahui pengaruh current ratio, return on asset, debt to equity
ratio, net profit margin, price earning ratio terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016.
3
BAHAN DAN METODE
Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan
seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Perusahaan dapat menerbitkan 2
jenis saham, yaitu saham biasa dan saham preferan. Saham biasa merupakan
pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung risiko dan
mendapatkan keuntungan. Pada saat kondisi perusahaan jelek, mereka tidak
menerima deviden. Dan sebaliknya, pada saat kondisi perusahaan baik, mereka
dapat memperoleh deviden yang lebih besar bahkan saham bonus. Pemegang
saham referan akan memperoleh hak untuk memperoleh deviden yang tetap (fixed
rate) setiap tahunnya. Jika perusahaan pada suatu tahun tidak mampu
membagikan deviden, maka hak deviden pemegang saham preferen akan
diakumulasikan. Bila perusahaan jatuh bangkrut dan dilikuidasi, pemegang saham
preferen akan mendapatkan pembayaran dari sisa-sisa asset perusahaan sebelum
pemegang saham biasa. Sebagai imbal balik dari hal tersebut, biasanya pemegang
saham preferen memiliki hak suara yang terbatas atau dikurangi (Athanasius,
2012:14-16).
Harga Saham
Harga merupakan sejumlah nilai yang terbentuk dalam Rupiah berdasarkan pada
penjumpaan yang terjadi antara permintaan beli dan penawaran jual yang terjadi
dibursa dan dilakukan oleh para anggota bursa. Harga saham adalah nilai saham
dalam Rupiah yang terbentuk akibat terjadinya aksi pembelian dan penawaran
saham di bursa efek oleh sesama anggota bursa. Harga saham dapat saja tidak
bergerak dalam jangka waktu yang sangat lama karena ditinggalkan oleh para
investor. Indikator menentukan harga saham atau menilai harga saham yang
diperdagangkan di pasar modal dengan Price Earning Ratio (PER), PER
digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan
pada suatu saham dan mengetahui kemampuan suatu saham dalam menghasilkan
laba (Manik,2014). Macam-macam Harga Saham Menurut Widiatmojo (2010:45),
harga saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
a. Harga nominal, Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh
emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Harga
nominal ini tercantum dalam lembar saham tersebut.
b. Harga Perdana, harga Perdana merupakan harga sebelum harga tersebut
dicatat di bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari
persetujuan antara emiten dan penjamin emisi.
c. Harga Pasar, Harga pasar merupakan harga jual dari investor yang satu ke
investor yang lain. Harga pasar terjadi setelah saham tersebut di catat di
bursa efek.
d. Harga Pembukuan, harga pembukuan adalah harga yang diminta penjual
dari pembeli pada saat jam bursa dibuka.
e. Harga penutup, merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli
saat akhir hari buka.
f. Harga tertinggi, harga tertinggi saham tidak hanya sekali atau dua kali
dalam satu hari, tetapi bisa berkali-kali dan tidak terjadi pada harga
saham yang lama. Dari harga harga yang terjadi tentu ada harga yang
4
paling tinggi pada satu hari bursa tersebut, harga itu disebut harga
tertinggi.
g. Harga terendah, merupakan kebalikan dari harga tertingi, yaitu harga
paling rendah pada satu hari bursa.
h. Harga rata-rata, merupakan rata rata dari harga tertinggi dan terendah.
Harga ini bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan, atau tahunan.
Current Ratio
Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh
tempo dengan menggunakan total asset lancar yang tersedia. Dengan kata lain
rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan asset lancar
yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Oleh sebab
itu, rasio lancar dihitung sebagai hasil bagi antar total asset lancar dengan total
kewajiban lancer (Hery, 2016 :152-153).
Return On Asset
Return on Asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi
asset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk
mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap
Rupiah dana yang tertanam dalam total aset. rasio ini dihitung dengan membagi
laba bersh terhadap total asset (Hery, 2016 : 193).
Debt to Equity Ratio
Menurut Kasmir (2013:151) rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiyai
dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang ditanggung perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio
solvabilitas diguakan untuk mengukur kemampuan peusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Net Profit Margin
Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
presentase laba bersih atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi
laba bersih terhadap penjualan bersih. Laba bersih sendiri dihitung sebagai hasil
pengurangan antara laba sebelum pajak penghasilan dengan beban pajak
penghasilan (Hery 2016:198).
Price Earning Ratio
Bagi para investor semakin tinggi price earning ratio maka pertumbuhan laba
yang di harapkan juga aka mengalami kenaikan. Dengan begitu price earning
5
ratio (ratio harga terhadap laba) adalah perbandingan antara market price pershare
(harga saham per lembar saham) dengan earning pershare (laba perlembar saham)
(Fahmi,2014:138).
Hipotesis
H1 : Current Ratio berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
H2 : Return On Asset berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
H3 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
H4 : Net Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
H5 : Price Earning Ratio berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi tahun 2013-2016.
H6 : Current Ratio, Return On Asset, Net Profit Margin, Price Earning Ratio
berpengaruh secara bersamaan terhadap harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode yang dugunakan dalam pengumpulan data
adalah dokumentasi, yaitu pengumplan data sekunder dan data lain yang
dibutuhkan, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan tahunan perusahaan manufaktur tahun 2013-2016 yang diperoleh dari
www.idx.co.id
Populasi
Menurut Sugiyono (2012:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
di tetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah 138 perusahaan.
Sampel
Menurut Sugiyono (2013:85) sampel adalah sebagian dari populasi.
sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Pemilihan sampel
dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
perusahaan selam periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Penelitian ini
menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan beberapa kriteria tertentu
yang terdiri dari :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-
2016 secara berturut-turut.
2. Perusahaan melaporkan laporan keuangan lengkap selama tahun penelitian.
3. Perusahaan mengalami laba selama tahun penelitian.
4. Perusahaan yang menggunakan mata uang dalam satuan Rupiah
6
HASIL
Analisis Deskriptif setelah Ln
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis, dan skewness (kemenangan distribusi), (Ghozali, 2013:19).
Hasil uji statistik deskriptif sebelum outlier dengan menggunakan program SPSS
20.0 dapat dilihat pada tabel berikut :
Hasil Uji Statistik Deskriptif setelah Ln Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_HargaSaham 230 3.91 10.38 6.8849 1.51390 Ln_CR 230 -1.50 3.00 .7808 .69943 Ln_ROA 230 -7.77 .45 -2.8287 1.32935 Ln_DER 230 -2.65 1.96 -.5024 .86954 Ln_NPM 230 -6.75 -.28 -2.9238 1.13751 Ln_PER 230 -1.53 6.66 2.4055 1.29648
Valid N (listwise) 230
Variabel Harga Saham (Y) memiliki nilai minimum sebesar 3,91 (PT Indo
Acidatama Tbk & PT Star Petrochem Tbk dan Entitas Anak) sedangkan nilai
maksimum sebesar 10,38 (PT Unilever Indonesia Tbk) dan memiliki nilai rata-
rata sebesar 6,8849 serta memiliki nilai standar deviasi yang merupakan
penyebaran data dari rata-ratanya sebesar 1,51390.
Variabel current ratio (X1) memiliki nilai minimum -1,50 (PT Charoen
Pokphand Indonesia Tbk) sedangkan nilai maksimum sebesar 3,00 (PT Star
Petrochem Tbk dan Entitas Anak) dan memiliki nilai rata-rata sebesar 0,7808
serta memiliki nilai standar deviasi yang merupakan penyebaran data dari rata-
ratanya sebesar 0,68849.
Variabel Return On Asset (X2) memiliki nilai minimum -7,77 (PT Star Petrochem
Tbk dan Entitas Anak) sedangkan nilai maksimum sebesar 0,45 (PT Trisula
International Tbk) dan memiliki nilai rata-rata sebesar -2,8287 serta memiliki nilai
standar deviasi yang merupakan penyebaran data dari rata-ratanya sebesar
1,32935.
Variabel Debt to Equity Ratio (X3) memiliki nilai minimum -2,65 (PT Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk) sedangkan nilai maksimum sebesar 1.96 (PT
Jembo Cable Company Tbk) dan memiliki nilai rata-rata sebesar -0,5024 serta
memiliki nilai standar deviasi yang merupakan penyebaran data dari rata-ratanya
sebesar 0,86954.
Variabel Net Profit Margin (X4) memiliki nilai minimum -6,75 (PT Indospring
Tbk dan Entitas Anak) sedangkan nilai maksimum sebesar -0,28 (PT Mayora
Indah Tbk) dan memiliki nilai rata-rata sebesar -2.9238 serta memiliki nilai
standar deviasi yang merupakan penyebaran data dari rata-ratanya sebesar
1.13751.
7
Variabel Price Earning Ratio (X5) memiliki nilai minimum -1,53 (PT Multi
Bintang Indonesia Tbk) sedangkan nilai maksimum sebesar 6,66 (PT Star
Petrochem Tbk dan Entitas Anak) dan memiliki nilai rata rata sebesar 2,4055 serta
memiliki nilai standar deviasi yang merupakan penyebaran data dari rata ratanya
sebesar 1,29648.
Uji Normalitas setelah Ln
Menurut Ghozali (2013:164), untuk menguji normalitas residual adalah
dengan menggunakan uji non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pengujian
ini dapat dilakukan untuk melihat keakuratan data apabila uji normalitas dengan
menggunakan analisis grafik kurang meyakinkan. Uji Kolmogorov-Smirnov (K-
S) dibuat dengan melihat signifikansi di atas 0,05 berarti data berdistribusi
normal. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S) menggunakan program SPSS
20.0 dapat dilihat pada tabel berikut :
Hasil Uji Normalitas setelah Ln One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 230
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 1.15411221
Most Extreme Differences Absolute .056 Positive .056 Negative -.048
Kolmogorov-Smirnov Z .852 Asymp. Sig. (2-tailed) .462
Setelah data dilakukan Uji Logaritma Natural pada tabel diatas dapat
dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,852 dan signifikan pada 0,462
karena p-value = 0,462 > 0,05, yang berarti data residual berdistribusi secara
normal.
Hasil Uji Multikolinearitas setelah Ln
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance
inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas (Ghozali, 2013:105). Hasil pengujian multikolinearitas pada
pengujian ini menggunakan program SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel berikut :
Hasil Uji Multikolinearitas setelah Ln Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) Ln_CR .363 2.752
Ln_ROA .130 7.685
Ln_DER .327 3.062
Ln_NPM .124 8.039
Ln_PER .717 1.394
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
8
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat
diinterpretasikan sebagai berikut :
Variabel Current Ratio menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,363 > 0,10 dan
nilai VIF sebesar 2,752 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Current
Ratio yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
Variabel Return On Asset menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,130 > 0,10 dan
nilai VIF sebesar 7,685 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return On
Asset yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
Variabel Debt to Equity Ratio menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,327 > 0,10
dan nilai VIF sebesar 3.062 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to
Equity Ratio yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
Variabel Net Profit Margin menunjukkan nilai tolerancesebesar 0,124 > 0,10 dan
nilai VIF sebesar 8,039 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Net Profit
Margin yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
Variabel Price Earning Ratio menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,717 > 0,10
dan nilai VIF sebesar 1,394 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Price
Earning Ratio yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas
Hasil Uji Autokorelasi setelah Ln
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1(Ghozali, 2013:110).Untuk melihat ada atau tidaknya
gejala autokorelasi ini maka dapat dilakukan uji Durbin-Watson. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Adapun dasar pengambilan
keputusan sebagai berikut :
0 < dw < dl = ada autokorelasi positif
dl ≤ dw ≤ du = tidak terdapat autokorelasi positif
4 - dl < dw < 4 = ada autokorelasi negatif
4 - du ≤ dw ≤ 4 – dl = tidak ada autokorelasi negatif
du < dw < 4 – du = tidak ada autokorelasi positif maupun negative
Hasil Uji Autokorelasi setelah Ln Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .647a .419 .406 1.16692 2.094
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel di atas dapat dilihat
bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai
2,094 , dengan jumlah unit analisis (n) sebanyak 230 dan jumlah variabel bebas
(k) adalah 5 sehingga nilai dU (k,n = 5,230) adalah 1,81945 .Hal ini menunjukkan
bahwa data tersebut terbebas dari autokorelasi dikarenakan nilai dU sebesar
1,81945 lebih kecil dari nilai dW sebesar 2,094 dan nilai dW lebih kecil dari 4-dU
sebesar 4-1,81945 = 2,18055 atau dapat dibuat persamaan seperti 1,81945 < 2,094
< 2,18055.
Hasil Uji Heteroskedastisitas setelah Ln
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain jika sama disebut Homokedastisitas dan jika berbeda
9
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mengandung
heteroskedastisitas. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut :
Hasil Uji Heteroskedastisitas setelah Ln Correlations
Ln_CR Ln_ROA
Ln_DER Ln_NPM Ln_PER Unstandardized
Residual
Spearman's rho
Ln_CR
Correlation Coefficient 1.000 .421** -.828
** .483
** -.236
** .028
Sig. (1-tailed) . .000 .000 .000 .000 .336
N 230 230 230 230 230 230
Ln_ROA
Correlation Coefficient .421** 1.000 -.407
** .904
** -.313
** .088
Sig. (1-tailed) .000 . .000 .000 .000 .092
N 230 230 230 230 230 230
Ln_DER
Correlation Coefficient -.828** -.407
** 1.000 -.504
** .109
* -.032
Sig. (1-tailed) .000 .000 . .000 .050 .316
N 230 230 230 230 230 230
Ln_NPM
Correlation Coefficient .483** .904
** -.504
** 1.000 -.270
** .079
Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 . .000 .115
N 230 230 230 230 230 230
Ln_PER
Correlation Coefficient -.236** -.313
** .109
* -.270
** 1.000 .066
Sig. (1-tailed) .000 .000 .050 .000 . .159
N 230 230 230 230 230 230
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient .028 .088 -.032 .079 .066 1.000
Sig. (1-tailed) .336 .092 .316 .115 .159 .
N 230 230 230 230 230 230
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan output pada tabel diatas, diketahui bahwa nilai sig untuk
variabel Current Ratio sebesar 0,336. Nilai sig untuk variabel Return On Asset
sebesar 0,092 . Nilai sig untuk variabel Debt to Equity Ratio sebesar 0,316. Nilai
sig untuk variabel Net Profit Margin sebesar 0,115. Nilai sig untuk variabel Price
Earning Ratio sebesar 0,230. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua variabel
mempunyai nilai sig > 0,05, maka dapat dipastikan model tidak mengandung
heteroskedastisitas.
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda setelah Ln Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan variabel dependen dengan
variabel independen. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teknik analisis regresi linear berganda, berdasarkan dari hasil pengolahan data
dengan menggunakan program SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda setelah Ln Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9.472 .298 31.765 .000
Ln_CR -.371 .183 -.172 -2.030 .044
Ln_ROA .373 .161 .328 2.320 .021
Ln_DER -.007 .155 -.004 -.048 .962
Ln_NPM .575 .192 .432 2.994 .003
Ln_PER .181 .070 .155 2.582 .010
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018
10
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut :
LnHarga Saham = 9,472 – 0,371 LnCR + 0,373 LnROA – 0,007 LnDER + 0,575
LnNPM + 0,181 LnPER +
Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
Konstanta (α)
Nilai konstanta sebesar 9,472 menyatakan bahwa jika variabel Current
Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Price
Earning Ratio dianggap konstan, maka nilai Harga Saham sebesar 9,472
atau 947,2%.
Kooefisien Regresi (β1) Variabel Current Ratio (X1)
Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar -0,371. Nilai (β1) yang negatif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Current
Ratio, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan harga
saham sebesar -37,1%.
Kooefisien Regresi (β2) Variabel Return On Asset (X2)
Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar 0,373. Nilai (β2) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Return On
Asset, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan harga Saham
sebesar 37,3%
Kooefisien Regresi (β3) Variabel Debt to Equity Ratio (X3)
Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar -0,007. Nilai (β3) yang negatif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Debt to
Equity Ratio, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan
harga saham sebesar -0,7%.
Kooefisien Regresi (β4) Variabel Net Profit Margin (X4)
Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar 0,575. Nilai (β4) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Net Profit
Margin, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan Harga
Saham sebesar 57,5%.
Koefisien Regresi (β5) Variabel Price Earning Ratio (X5)
Besarnya nilai koefisien regresi (β5) sebesar 0,181. Nilai (β5) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Price Earning
Ratio, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan Harga
Saham sebesar 18,1%.
Hasil Uji Hipotesis setelah Ln
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji – T) setelah Ln
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan
menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau -Thitung< -Ttabel
dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung <Ttabel atau
-Thitung> -Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99). Hasil uji signifikansi
parameter individual (uji-t) dengan menggunakan program SPSS 20.0 dapat
dilihat pada tabel berikut:
11
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-T) setelah Ln Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9.472 .298 31.765 .000
Ln_CR -.371 .183 -.172 -2.030 .044
Ln_ROA .373 .161 .328 2.320 .021
Ln_DER -.007 .155 -.004 -.048 .962
Ln_NPM .575 .192 .432 2.994 .003
Ln_PER .181 .070 .155 2.582 .010
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018
Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel
4.12 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Variabel Current Ratio memiliki tingkat signifikansi 0,044 < 0,05. Variabel
Current Ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar -2,030 < 1,970659 (ttabel α =
0,05, df = (230-6-1) = 223). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0
ditolak, yang berarti variabel Current Ratio secara parsial berpengaruh terhadap
Harga saham.
Variabel Return On Asset memiliki tingkat signifikansi 0,021 < 0,05. Variabel
Return On Asset ini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,320 > 1,970659 (ttabel α =
0,05, df = (230-6-1) = 223). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H2 diterima dan H0
ditolak, yang berarti variabel Return On Asset secara parsial berpengaruh terhadap
Harga Saham.
Variabel Debt to Equity Ratio memiliki tingkat signifikansi 0,962 > 0,05. Variabel
Debt to Equity Ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar -0,48 < 1,970659 (ttabel α
= 0,05, df = (230-6-1) = 223). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak dan H0
diterima, yang berarti variabel Debt to Equity Ratio secara parsial tidak
berpengaruh terhadap Harga Saham.
Variabel Net Profit Margin memiliki tingkat signifikansi 0,003 < 0,05. Variabel
Net Profit Margin ini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,994 > 1,970659 (ttabel α =
0,05, df = (230-6-1) = 223). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H4 diterima dan H0
ditolak, yang berarti variabel Net Profit Margin secara parsial berpengaruh
terhadap harga saham.
Variabel Price Earning Ratio memiliki tingkat signifikansi 0,010 < 0,05. Variabel
Price Earning Ratio juga memiliki nilai thitung sebesar 2,582 > 1,970659 (ttabel α =
0,05, df = (230-6-1) = 223). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H5 diterima dan H0
ditolak, yang berarti variabel Price Earning Ratio secara parsial berpengaruh
terhadap harga saham.
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji – F) setelah Ln
Uji signifikansi simultan (uji-f) digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 ditolak, jika nilai
Fhitung < Ftabel dan nilai signifikan > 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013:98).
12
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) setelah Ln
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 4.13 dapat
diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung
dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar 32,286. Nilai Ftabel pada
tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df
penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 6, dan jumlah data (n)
sebanyak . Jadi df pembilang (6-1) = 5 dan df penyebut (230-6) = 224, sehingga
Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 1,873158. Jadi Fhitung> Ftabel
(36,982 > 1,873158) dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya Current Ratio, Return On
Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Price Earning Ratio secara
simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) setelah Ln Uji koefisien determinasi (R
2) berfungsi untuk melihat seberapa besar
variasi dalam variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel indepeden. Pada
pengujian ini nilai koefisien determinasi dilihat dari adjusted R2
untuk
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Hasil uji koefisien determinan
menggunakan program SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel berikut :
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) setelah Ln
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .647a .419 .406 1.16692 2.094
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel diatas dapat dilihat
bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,406 atau 40,6% . Hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu Harga Saham dapat dijelaskan oleh
variabel independen yaitu Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio,
Net Profit Margin, dan Price Earning Ratio sebesar 40,6% sedangkan sisanya
yaitu 59,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini.
PEMBAHASAN
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Current Ratio Terhadap Harga Saham
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel Current
Ratio berpengaruh negatif Terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Current Ratio
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 219.821 5 43.964 32.286 .000b
Residual 305.022 224 1.362
Total 524.844 229
13
memiliki nilai signifikansi 0,044 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai
Thitung sebesar -2,030 sedangkan nilai Ttabel sebesar 1,970659 sehingga -Thitung < -
Ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak.
Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang
segera jatuh tempo dengan menggunakan total asset lancar yang tersedia. Semakin
tinggi current ratio maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam melunasi
hutang-hutang jangka pendeknya. Current Ratio menunjukkan kearah negatif
terhadap Harga Saham, dimungkinkan karena perusahaan manufaktur lebih
menggunakan dananya untuk di tanamkan pada asset tetap perusahaan, sehingga
apabila Current Ratio tingi mengakibatkan harga saham turun dikarenakan para
investor menganggap bahwa adanya dana yang tidak dimanfaatkan dalam asset
lancer. Hasil penelitian ini didukung penelitian Fatimah dan Satrio (2017), yang
menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh negative terhadap Harga Saham.
Pengaruh Return On Asset Terhadap Harga Saham
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel Return
On Asset berpengaruh Terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Return On Asset memiliki
nilai signifikansi 0,021 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai Thitung sebesar
2,320 sedangkan nilai Ttabel sebesar 1,970659 sehingga -Thitung >-Ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa H2 diterima dan H0 ditolak.
Return on Asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar
kontribusi asset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan
dihasilkan dari setiap Rupiah dana yang tertanam dalam total aset. rasio ini
dihitung dengan membagi laba bersh terhadap total asset. Semakin tinggi rasio ini
maka semakiin baik produktifitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih atau
laba. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada
investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut
semakin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal
ini juga berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal
juga akan semakin meningkat karena permintaan saham di pasar melebihi
penawaran. Hasil penelitian ini didukung penelitian Rinati (2009), yang
menyatakan bahwa Return On Asset berpengaruh terhadap harga saham.
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel Debt to
Equity Ratio memiliki tingkat signifikansi 0,962 > 0,05. Variabel Debt to Equity
Ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar -0,48 < 1,970659 (ttabel α = 0,05, df
= (230-6-1) = 223). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak dan H0 diterima,
yang berarti variabel Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Harga Saham.
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi
antara total utang dengan modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya
perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah
dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi
untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai
jaminan utang (Hery, 2016:168). Penggunaan hutang yang tinggi pada perusahaan
14
menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan dana tambahan untuk melakukan
produksi atau meningkatkan usahanya untuk memperoleh laba yang lebih.
Penggunaan hutang di anggap wajar oleh pihak investor selama kegiatan
operasional masih menghasilkan keutungan, akan tetapi penggunaan hutang yang
terlalu tinggi akan membuat investor tidak ingin terlibat atas resiko hutang yang
diderita perusahaan dimasa mendatang. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sondakh, Tommy, dan Mangangtar (2015), yang
menyatakan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Harga Saham
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel Net
Profit Margin berpengaruh Terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Net Profit Margin
memiliki nilai signifikansi 0,003 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai
Thitung sebesar 2,994 sedangkan nilai Ttabel sebesar 1,970659 sehingga -Thitung > -
Ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H4 diterima dan H0 ditolak.
Net Profit Margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan
penjualan bersih. Rasio ini menunjukkan seberapa besar efisien perusahaan dalam
mengelola penjualannya untuk mencapai laba. Hasl penelitian ini mendukung
penelitian Pitriana (2017) yang menyatakan bahwa Net profit margin berengaruh
terhadap harga saham. Semakin besar Net Profit Margin menunjukkan kinerja
perusahaan yang semakin produktif untuk memperoleh laba yang tinggi melalui
tingkat penjualan tertentu serta kemampuan perusahaan yang baik dalam menekan
biaya-biaya operasionalnya. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor
untuk menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga permintaan
saham perusahaan meningkat yang akan diikuti peningkatan harga saham
perusahaan tersebut.
Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel Price
Earning Ratio berpengaruh Terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Price Earning Ratio
memiliki nilai signifikansi 0,010 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai
Thitung sebesar 2,582 sedangkan nilai Ttabel sebesar 1,970659 sehingga -Thitung > -
Ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H5 diterima dan H0 ditolak.
Price Earning Ratio merupakan rasio yang mengukur bagaimana investor
menilai prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, dan tercermin
pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap Rupiah laba
yang diperoleh perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Price
earning ratio berpengaruh terhadap harga saham sesuai dengan penelitian Pitriana
(2017) yang menyatakan Price earning ratio berpengaruh terhda harga saham.
Semakin tinggi Price earning ratio maka dapat menunjukkan bahwa investor
mempunyai harapan yang baik tentang perkembangan perusahaan dimasa yang
akan datang. Perusahaan yang mampu menunjukkan pertumbuhan perusahaan
akan menarik investor, sehingga meningkatnya jumlah permintaan atas saham
yang mengakibatkan meningkatnya harga saham.
15
KESIMPULAN
berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Current Ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016.
2. Return On Asset secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016.
3. Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2013-2016.
4. Net Profit Margin secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016.
5. Price Earning Ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016.
6. Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin,
dan Price Earning Ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2013-2016.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, Ria. 2012. Analisis Pengaruh Current Ratio (CR) dan Net Profit
Margin (NPM) terhadap Harga Saham di Perusahaan Makanan dan
Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).skripsi Universitas
Esa Unggul.
Athanasius, Thomas. 2012. Panduan Berinvestasi Saham. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id
Darnita, Elis. 2014. Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity
(ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) terhadap
Harga Saham (studi Pada Perusahaan Food dan Beverage yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2012). Universitas Dian
Nuswantoro Semarang.
Devi, Putu Laksmi Savitri, dan Ida Bagus Badjra. 2013. Pengaruh Return On
Asset, Net Profit Margin, Leverage, dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham.
Universitas Udayana, Bali.
Fahmi,I. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Faleria, Rondonuwu Ester, dkk. 2017. Pengaruh Current Ratio, Net Profit Margin,
dan Earning Per Share terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sam Ratulangi, Manado, Vol. 2.
16
Fatimah, Siti, dan R Budhi Satrio. 2017. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity
Ratio, dan Return On Equity terhadap Harga Saham. STESIA, Surabaya,
Vol 6.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT.Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Manik, Tumpal. 2014. Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Investment
Opportunity (IOS) terhadap Keputusan Investasi dan Harga Saham Melalui
Analisis Jalur. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pitriana, Nuraini. 2017. Pengaruh Net Profit Margin, Price Earning Ratio, Return
On Equity terhadap Harga Saham pada perusahaan Food and Beverage di
Bursa Efek Indonesia. Ejournal Administrasi Bisnis, Vol. 5.
Rinati, Ina. 2009. Pengaruh Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On
Equity terhadap Harga Saham pada perusahaan yang tercantum dala Indeks
LQ 45. Universitas Gunadarma.
Safitri, Abied Luthfi. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio,
Return On Equity, Debt to Equity Ratio, dan Market Value Added terhadap
Harga Saham dalam kelompok Jakarta Islamic Index. Journal Unnes, Vol.2.
Saputri, Yuliana siti, dan Hendri Soekotjo. 2016. Pengaruh Profotability dan
Current Ratio terhadap Harga Saham pada perusahaan Farmasi. Jurnal Ilmu
dan Riset Manajemen, Vol.5.
Sondakh, Frendy, Parengkuan Tommy, dan Marjan Mangantar. 2015. Current
Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity
pengaruhnya terhadap harga Saham pada Indeks LQ 45 di BEI periode
2010-2014. Jurnal EMBA, vol.3.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. edisi 9.
Bandung : Mitra Wacana Media. Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi. Edisi 1.
Yogyakarta : CAPS.
Widiatmojo, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, edisi
pertama. Yogyakarta. Kanisius.
www.idx.co.id
www.finance.yahoo.com