16
1 Pengaruh Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016 Raja Yulian Elandra 1 , Tumpal Manik 2 , Sri Ruwanti 3 E-mail : [email protected] Program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Indonesia ABSTRAK Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Return On Asset, Debt Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah Purposive sampling menggunakan teknik analisis regresis linier berganda sehingga didapatkan 59 perusahaan manufaktur sebagai sampel. Hasil dengan menggunakan uji F dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Prcie Earning Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga Saham. Sedangkan hasil dengan menggunakan uji T menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Harga Saham, Current Ratio berpengaruh negatif terhadap Harga saham, sedangkan Return On Asset, Net Profit Margin, dan Price Earning Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham. Kata Kunci : Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Price Earning Ratio dan Harga Saham. PENDAHULUAN Perkembangan dunia di era modern sekarang menjadi salah satu faktor perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dan menunjang kinerja perusahaan yang efektif agar mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya pasar modal, investor bisa memperluas jaringan bisinis mereka untuk memperoleh keuntungan dengan cara menjual beli saham. Pasar modal adalah salah satu tempat investasi dimana pasar modal itu memiliki fungsi sebagai fasilsator dalam kegitan jual beli surat berharga bagi pihak emiten dengan menawarkan surat berharga dan bagi pihak investor yang memiliki kelebihan dana dengan melakukan investasi. Salah satu instrument investasi yang sangat disukai di pasar modal adalah saham. Saham adalah surat tanda bukti kepemilikan suatu perseroan terbatas sebagai suatu investasi modal yang akan memberikan hak atas deviden perusahaan tersebut. salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh investor adalah harga saham dan sifat dari harga saham yang berfluktuasi atau bisa berubah-ubah. Harga saham di tentukan menurut hukum permintaan dan

Pengaruh Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity ...repository.umrah.ac.id/1503/1/Raja Yulian Elandra-140462201104-FE-2018.pdfmanufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

1

Pengaruh Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit

Margin, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016

Raja Yulian Elandra1, Tumpal Manik

2, Sri Ruwanti

3

E-mail : [email protected]

Program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji,

Tanjungpinang, Indonesia

ABSTRAK

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh Current Ratio, Return On Asset, Debt Equity Ratio, Net

Profit Margin, dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Metode

pengambilan sampel penelitian ini adalah Purposive sampling menggunakan

teknik analisis regresis linier berganda sehingga didapatkan 59 perusahaan

manufaktur sebagai sampel.

Hasil dengan menggunakan uji F dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan

Prcie Earning Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga Saham.

Sedangkan hasil dengan menggunakan uji T menunjukkan bahwa Debt to Equity

Ratio tidak berpengaruh terhadap Harga Saham, Current Ratio berpengaruh

negatif terhadap Harga saham, sedangkan Return On Asset, Net Profit Margin,

dan Price Earning Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham.

Kata Kunci : Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit

Margin, Price Earning Ratio dan Harga Saham.

PENDAHULUAN Perkembangan dunia di era modern sekarang menjadi salah satu faktor

perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dan menunjang kinerja perusahaan yang

efektif agar mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya pasar modal, investor

bisa memperluas jaringan bisinis mereka untuk memperoleh keuntungan dengan

cara menjual beli saham. Pasar modal adalah salah satu tempat investasi dimana

pasar modal itu memiliki fungsi sebagai fasilsator dalam kegitan jual beli surat

berharga bagi pihak emiten dengan menawarkan surat berharga dan bagi pihak

investor yang memiliki kelebihan dana dengan melakukan investasi. Salah satu

instrument investasi yang sangat disukai di pasar modal adalah saham.

Saham adalah surat tanda bukti kepemilikan suatu perseroan terbatas

sebagai suatu investasi modal yang akan memberikan hak atas deviden

perusahaan tersebut. salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh

investor adalah harga saham dan sifat dari harga saham yang berfluktuasi atau

bisa berubah-ubah. Harga saham di tentukan menurut hukum permintaan dan

2

penawaran atau kekuatan tawar menawar, semakin banyak orang ingin membeli,

maka harga saham tersebut semakin cenderung bergerak naik. Sebaliknya,

semakin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut cenderung

bergerak turun. para pemodal akan lebih tertarik menginvestasikan dananya

dalam bentuk saham agar mandapatkan deviden atau capital gain yang lebih baik.

Menurunnya pembagian deviden juga mempengaruhi minat investasi kepada

calon investor, maka dari itu investor harus mengetahui informasi laporan

keuangan perusahaan dalam mengambil keputusan.

Laporan keuangan juga dapat memberikan informasi kepada calon

investor mengenai kondisi perusahaan secara keseluruhan. Investor memerlukan

laporan keuangan karena laporan keuangan salah satu aspek yang fundamental

yang dapat menggambarkan keadaan perusahaan saat ini. Alat ukur yang

digunakan dalam menilai perusahaan ialah rasio keuangan pada laporan

keuangan. Rasio dibagi menjadi lima yaitu rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas,

leverage, dan rasio pasar. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah current ratio, return on asset, debt to equity ratio, net profit margin,

dan price earning ratio sebagai faktor yang mampu mempengaruhi harga saham.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mencoba untuk meneliti

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan Mengambil judul

“Pengaruh Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit

Margin, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun

2013-2016”.

Tujuan Penelitian

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh current ratio terhadap harga saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016.

2. Untuk mengetahui pengaruh return on asset terhadap harga saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap harga saham

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016.

4. Untuk mengetahui pengaruh net profit margin terhadap harga saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016.

5. Untuk mengetahui pengaruh price earning ratio terhadap harga saham

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016.

6. Untuk mengetahui pengaruh current ratio, return on asset, debt to equity

ratio, net profit margin, price earning ratio terhadap harga saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016.

3

BAHAN DAN METODE

Saham

Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan

seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Perusahaan dapat menerbitkan 2

jenis saham, yaitu saham biasa dan saham preferan. Saham biasa merupakan

pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung risiko dan

mendapatkan keuntungan. Pada saat kondisi perusahaan jelek, mereka tidak

menerima deviden. Dan sebaliknya, pada saat kondisi perusahaan baik, mereka

dapat memperoleh deviden yang lebih besar bahkan saham bonus. Pemegang

saham referan akan memperoleh hak untuk memperoleh deviden yang tetap (fixed

rate) setiap tahunnya. Jika perusahaan pada suatu tahun tidak mampu

membagikan deviden, maka hak deviden pemegang saham preferen akan

diakumulasikan. Bila perusahaan jatuh bangkrut dan dilikuidasi, pemegang saham

preferen akan mendapatkan pembayaran dari sisa-sisa asset perusahaan sebelum

pemegang saham biasa. Sebagai imbal balik dari hal tersebut, biasanya pemegang

saham preferen memiliki hak suara yang terbatas atau dikurangi (Athanasius,

2012:14-16).

Harga Saham

Harga merupakan sejumlah nilai yang terbentuk dalam Rupiah berdasarkan pada

penjumpaan yang terjadi antara permintaan beli dan penawaran jual yang terjadi

dibursa dan dilakukan oleh para anggota bursa. Harga saham adalah nilai saham

dalam Rupiah yang terbentuk akibat terjadinya aksi pembelian dan penawaran

saham di bursa efek oleh sesama anggota bursa. Harga saham dapat saja tidak

bergerak dalam jangka waktu yang sangat lama karena ditinggalkan oleh para

investor. Indikator menentukan harga saham atau menilai harga saham yang

diperdagangkan di pasar modal dengan Price Earning Ratio (PER), PER

digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan

pada suatu saham dan mengetahui kemampuan suatu saham dalam menghasilkan

laba (Manik,2014). Macam-macam Harga Saham Menurut Widiatmojo (2010:45),

harga saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:

a. Harga nominal, Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh

emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Harga

nominal ini tercantum dalam lembar saham tersebut.

b. Harga Perdana, harga Perdana merupakan harga sebelum harga tersebut

dicatat di bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari

persetujuan antara emiten dan penjamin emisi.

c. Harga Pasar, Harga pasar merupakan harga jual dari investor yang satu ke

investor yang lain. Harga pasar terjadi setelah saham tersebut di catat di

bursa efek.

d. Harga Pembukuan, harga pembukuan adalah harga yang diminta penjual

dari pembeli pada saat jam bursa dibuka.

e. Harga penutup, merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli

saat akhir hari buka.

f. Harga tertinggi, harga tertinggi saham tidak hanya sekali atau dua kali

dalam satu hari, tetapi bisa berkali-kali dan tidak terjadi pada harga

saham yang lama. Dari harga harga yang terjadi tentu ada harga yang

4

paling tinggi pada satu hari bursa tersebut, harga itu disebut harga

tertinggi.

g. Harga terendah, merupakan kebalikan dari harga tertingi, yaitu harga

paling rendah pada satu hari bursa.

h. Harga rata-rata, merupakan rata rata dari harga tertinggi dan terendah.

Harga ini bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan, atau tahunan.

Current Ratio

Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh

tempo dengan menggunakan total asset lancar yang tersedia. Dengan kata lain

rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan asset lancar

yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Oleh sebab

itu, rasio lancar dihitung sebagai hasil bagi antar total asset lancar dengan total

kewajiban lancer (Hery, 2016 :152-153).

Return On Asset

Return on Asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi

asset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk

mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap

Rupiah dana yang tertanam dalam total aset. rasio ini dihitung dengan membagi

laba bersh terhadap total asset (Hery, 2016 : 193).

Debt to Equity Ratio

Menurut Kasmir (2013:151) rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiyai

dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang ditanggung perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio

solvabilitas diguakan untuk mengukur kemampuan peusahaan untuk membayar

seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila

perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

Net Profit Margin

Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya

presentase laba bersih atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi

laba bersih terhadap penjualan bersih. Laba bersih sendiri dihitung sebagai hasil

pengurangan antara laba sebelum pajak penghasilan dengan beban pajak

penghasilan (Hery 2016:198).

Price Earning Ratio

Bagi para investor semakin tinggi price earning ratio maka pertumbuhan laba

yang di harapkan juga aka mengalami kenaikan. Dengan begitu price earning

5

ratio (ratio harga terhadap laba) adalah perbandingan antara market price pershare

(harga saham per lembar saham) dengan earning pershare (laba perlembar saham)

(Fahmi,2014:138).

Hipotesis

H1 : Current Ratio berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.

H2 : Return On Asset berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.

H3 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.

H4 : Net Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.

H5 : Price Earning Ratio berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi tahun 2013-2016.

H6 : Current Ratio, Return On Asset, Net Profit Margin, Price Earning Ratio

berpengaruh secara bersamaan terhadap harga saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang dugunakan dalam pengumpulan data

adalah dokumentasi, yaitu pengumplan data sekunder dan data lain yang

dibutuhkan, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan

keuangan tahunan perusahaan manufaktur tahun 2013-2016 yang diperoleh dari

www.idx.co.id

Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

di tetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah 138 perusahaan.

Sampel

Menurut Sugiyono (2013:85) sampel adalah sebagian dari populasi.

sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Pemilihan sampel

dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel

perusahaan selam periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Penelitian ini

menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan beberapa kriteria tertentu

yang terdiri dari :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-

2016 secara berturut-turut.

2. Perusahaan melaporkan laporan keuangan lengkap selama tahun penelitian.

3. Perusahaan mengalami laba selama tahun penelitian.

4. Perusahaan yang menggunakan mata uang dalam satuan Rupiah

6

HASIL

Analisis Deskriptif setelah Ln

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis, dan skewness (kemenangan distribusi), (Ghozali, 2013:19).

Hasil uji statistik deskriptif sebelum outlier dengan menggunakan program SPSS

20.0 dapat dilihat pada tabel berikut :

Hasil Uji Statistik Deskriptif setelah Ln Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Ln_HargaSaham 230 3.91 10.38 6.8849 1.51390 Ln_CR 230 -1.50 3.00 .7808 .69943 Ln_ROA 230 -7.77 .45 -2.8287 1.32935 Ln_DER 230 -2.65 1.96 -.5024 .86954 Ln_NPM 230 -6.75 -.28 -2.9238 1.13751 Ln_PER 230 -1.53 6.66 2.4055 1.29648

Valid N (listwise) 230

Variabel Harga Saham (Y) memiliki nilai minimum sebesar 3,91 (PT Indo

Acidatama Tbk & PT Star Petrochem Tbk dan Entitas Anak) sedangkan nilai

maksimum sebesar 10,38 (PT Unilever Indonesia Tbk) dan memiliki nilai rata-

rata sebesar 6,8849 serta memiliki nilai standar deviasi yang merupakan

penyebaran data dari rata-ratanya sebesar 1,51390.

Variabel current ratio (X1) memiliki nilai minimum -1,50 (PT Charoen

Pokphand Indonesia Tbk) sedangkan nilai maksimum sebesar 3,00 (PT Star

Petrochem Tbk dan Entitas Anak) dan memiliki nilai rata-rata sebesar 0,7808

serta memiliki nilai standar deviasi yang merupakan penyebaran data dari rata-

ratanya sebesar 0,68849.

Variabel Return On Asset (X2) memiliki nilai minimum -7,77 (PT Star Petrochem

Tbk dan Entitas Anak) sedangkan nilai maksimum sebesar 0,45 (PT Trisula

International Tbk) dan memiliki nilai rata-rata sebesar -2,8287 serta memiliki nilai

standar deviasi yang merupakan penyebaran data dari rata-ratanya sebesar

1,32935.

Variabel Debt to Equity Ratio (X3) memiliki nilai minimum -2,65 (PT Industri

Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk) sedangkan nilai maksimum sebesar 1.96 (PT

Jembo Cable Company Tbk) dan memiliki nilai rata-rata sebesar -0,5024 serta

memiliki nilai standar deviasi yang merupakan penyebaran data dari rata-ratanya

sebesar 0,86954.

Variabel Net Profit Margin (X4) memiliki nilai minimum -6,75 (PT Indospring

Tbk dan Entitas Anak) sedangkan nilai maksimum sebesar -0,28 (PT Mayora

Indah Tbk) dan memiliki nilai rata-rata sebesar -2.9238 serta memiliki nilai

standar deviasi yang merupakan penyebaran data dari rata-ratanya sebesar

1.13751.

7

Variabel Price Earning Ratio (X5) memiliki nilai minimum -1,53 (PT Multi

Bintang Indonesia Tbk) sedangkan nilai maksimum sebesar 6,66 (PT Star

Petrochem Tbk dan Entitas Anak) dan memiliki nilai rata rata sebesar 2,4055 serta

memiliki nilai standar deviasi yang merupakan penyebaran data dari rata ratanya

sebesar 1,29648.

Uji Normalitas setelah Ln

Menurut Ghozali (2013:164), untuk menguji normalitas residual adalah

dengan menggunakan uji non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pengujian

ini dapat dilakukan untuk melihat keakuratan data apabila uji normalitas dengan

menggunakan analisis grafik kurang meyakinkan. Uji Kolmogorov-Smirnov (K-

S) dibuat dengan melihat signifikansi di atas 0,05 berarti data berdistribusi

normal. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S) menggunakan program SPSS

20.0 dapat dilihat pada tabel berikut :

Hasil Uji Normalitas setelah Ln One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 230

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7 Std. Deviation 1.15411221

Most Extreme Differences Absolute .056 Positive .056 Negative -.048

Kolmogorov-Smirnov Z .852 Asymp. Sig. (2-tailed) .462

Setelah data dilakukan Uji Logaritma Natural pada tabel diatas dapat

dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,852 dan signifikan pada 0,462

karena p-value = 0,462 > 0,05, yang berarti data residual berdistribusi secara

normal.

Hasil Uji Multikolinearitas setelah Ln

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance

inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas (Ghozali, 2013:105). Hasil pengujian multikolinearitas pada

pengujian ini menggunakan program SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel berikut :

Hasil Uji Multikolinearitas setelah Ln Coefficients

a

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant) Ln_CR .363 2.752

Ln_ROA .130 7.685

Ln_DER .327 3.062

Ln_NPM .124 8.039

Ln_PER .717 1.394

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

8

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat

diinterpretasikan sebagai berikut :

Variabel Current Ratio menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,363 > 0,10 dan

nilai VIF sebesar 2,752 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Current

Ratio yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.

Variabel Return On Asset menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,130 > 0,10 dan

nilai VIF sebesar 7,685 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return On

Asset yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.

Variabel Debt to Equity Ratio menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,327 > 0,10

dan nilai VIF sebesar 3.062 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to

Equity Ratio yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.

Variabel Net Profit Margin menunjukkan nilai tolerancesebesar 0,124 > 0,10 dan

nilai VIF sebesar 8,039 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Net Profit

Margin yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.

Variabel Price Earning Ratio menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,717 > 0,10

dan nilai VIF sebesar 1,394 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Price

Earning Ratio yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas

Hasil Uji Autokorelasi setelah Ln

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1(Ghozali, 2013:110).Untuk melihat ada atau tidaknya

gejala autokorelasi ini maka dapat dilakukan uji Durbin-Watson. Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Adapun dasar pengambilan

keputusan sebagai berikut :

0 < dw < dl = ada autokorelasi positif

dl ≤ dw ≤ du = tidak terdapat autokorelasi positif

4 - dl < dw < 4 = ada autokorelasi negatif

4 - du ≤ dw ≤ 4 – dl = tidak ada autokorelasi negatif

du < dw < 4 – du = tidak ada autokorelasi positif maupun negative

Hasil Uji Autokorelasi setelah Ln Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .647a .419 .406 1.16692 2.094

Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel di atas dapat dilihat

bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai

2,094 , dengan jumlah unit analisis (n) sebanyak 230 dan jumlah variabel bebas

(k) adalah 5 sehingga nilai dU (k,n = 5,230) adalah 1,81945 .Hal ini menunjukkan

bahwa data tersebut terbebas dari autokorelasi dikarenakan nilai dU sebesar

1,81945 lebih kecil dari nilai dW sebesar 2,094 dan nilai dW lebih kecil dari 4-dU

sebesar 4-1,81945 = 2,18055 atau dapat dibuat persamaan seperti 1,81945 < 2,094

< 2,18055.

Hasil Uji Heteroskedastisitas setelah Ln

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain jika sama disebut Homokedastisitas dan jika berbeda

9

disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mengandung

heteroskedastisitas. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut :

Hasil Uji Heteroskedastisitas setelah Ln Correlations

Ln_CR Ln_ROA

Ln_DER Ln_NPM Ln_PER Unstandardized

Residual

Spearman's rho

Ln_CR

Correlation Coefficient 1.000 .421** -.828

** .483

** -.236

** .028

Sig. (1-tailed) . .000 .000 .000 .000 .336

N 230 230 230 230 230 230

Ln_ROA

Correlation Coefficient .421** 1.000 -.407

** .904

** -.313

** .088

Sig. (1-tailed) .000 . .000 .000 .000 .092

N 230 230 230 230 230 230

Ln_DER

Correlation Coefficient -.828** -.407

** 1.000 -.504

** .109

* -.032

Sig. (1-tailed) .000 .000 . .000 .050 .316

N 230 230 230 230 230 230

Ln_NPM

Correlation Coefficient .483** .904

** -.504

** 1.000 -.270

** .079

Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 . .000 .115

N 230 230 230 230 230 230

Ln_PER

Correlation Coefficient -.236** -.313

** .109

* -.270

** 1.000 .066

Sig. (1-tailed) .000 .000 .050 .000 . .159

N 230 230 230 230 230 230

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient .028 .088 -.032 .079 .066 1.000

Sig. (1-tailed) .336 .092 .316 .115 .159 .

N 230 230 230 230 230 230

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan output pada tabel diatas, diketahui bahwa nilai sig untuk

variabel Current Ratio sebesar 0,336. Nilai sig untuk variabel Return On Asset

sebesar 0,092 . Nilai sig untuk variabel Debt to Equity Ratio sebesar 0,316. Nilai

sig untuk variabel Net Profit Margin sebesar 0,115. Nilai sig untuk variabel Price

Earning Ratio sebesar 0,230. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua variabel

mempunyai nilai sig > 0,05, maka dapat dipastikan model tidak mengandung

heteroskedastisitas.

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda setelah Ln Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua

variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan variabel dependen dengan

variabel independen. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

teknik analisis regresi linear berganda, berdasarkan dari hasil pengolahan data

dengan menggunakan program SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda setelah Ln Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 9.472 .298 31.765 .000

Ln_CR -.371 .183 -.172 -2.030 .044

Ln_ROA .373 .161 .328 2.320 .021

Ln_DER -.007 .155 -.004 -.048 .962

Ln_NPM .575 .192 .432 2.994 .003

Ln_PER .181 .070 .155 2.582 .010

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018

10

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut :

LnHarga Saham = 9,472 – 0,371 LnCR + 0,373 LnROA – 0,007 LnDER + 0,575

LnNPM + 0,181 LnPER +

Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

Konstanta (α)

Nilai konstanta sebesar 9,472 menyatakan bahwa jika variabel Current

Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Price

Earning Ratio dianggap konstan, maka nilai Harga Saham sebesar 9,472

atau 947,2%.

Kooefisien Regresi (β1) Variabel Current Ratio (X1)

Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar -0,371. Nilai (β1) yang negatif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Current

Ratio, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan harga

saham sebesar -37,1%.

Kooefisien Regresi (β2) Variabel Return On Asset (X2)

Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar 0,373. Nilai (β2) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Return On

Asset, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan harga Saham

sebesar 37,3%

Kooefisien Regresi (β3) Variabel Debt to Equity Ratio (X3)

Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar -0,007. Nilai (β3) yang negatif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Debt to

Equity Ratio, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan

harga saham sebesar -0,7%.

Kooefisien Regresi (β4) Variabel Net Profit Margin (X4)

Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar 0,575. Nilai (β4) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Net Profit

Margin, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan Harga

Saham sebesar 57,5%.

Koefisien Regresi (β5) Variabel Price Earning Ratio (X5)

Besarnya nilai koefisien regresi (β5) sebesar 0,181. Nilai (β5) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Price Earning

Ratio, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan Harga

Saham sebesar 18,1%.

Hasil Uji Hipotesis setelah Ln

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji – T) setelah Ln

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan

menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau -Thitung< -Ttabel

dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung <Ttabel atau

-Thitung> -Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99). Hasil uji signifikansi

parameter individual (uji-t) dengan menggunakan program SPSS 20.0 dapat

dilihat pada tabel berikut:

11

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-T) setelah Ln Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 9.472 .298 31.765 .000

Ln_CR -.371 .183 -.172 -2.030 .044

Ln_ROA .373 .161 .328 2.320 .021

Ln_DER -.007 .155 -.004 -.048 .962

Ln_NPM .575 .192 .432 2.994 .003

Ln_PER .181 .070 .155 2.582 .010

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018

Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel

4.12 dapat dijelaskan sebagai berikut :

Variabel Current Ratio memiliki tingkat signifikansi 0,044 < 0,05. Variabel

Current Ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar -2,030 < 1,970659 (ttabel α =

0,05, df = (230-6-1) = 223). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0

ditolak, yang berarti variabel Current Ratio secara parsial berpengaruh terhadap

Harga saham.

Variabel Return On Asset memiliki tingkat signifikansi 0,021 < 0,05. Variabel

Return On Asset ini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,320 > 1,970659 (ttabel α =

0,05, df = (230-6-1) = 223). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H2 diterima dan H0

ditolak, yang berarti variabel Return On Asset secara parsial berpengaruh terhadap

Harga Saham.

Variabel Debt to Equity Ratio memiliki tingkat signifikansi 0,962 > 0,05. Variabel

Debt to Equity Ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar -0,48 < 1,970659 (ttabel α

= 0,05, df = (230-6-1) = 223). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak dan H0

diterima, yang berarti variabel Debt to Equity Ratio secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Harga Saham.

Variabel Net Profit Margin memiliki tingkat signifikansi 0,003 < 0,05. Variabel

Net Profit Margin ini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,994 > 1,970659 (ttabel α =

0,05, df = (230-6-1) = 223). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H4 diterima dan H0

ditolak, yang berarti variabel Net Profit Margin secara parsial berpengaruh

terhadap harga saham.

Variabel Price Earning Ratio memiliki tingkat signifikansi 0,010 < 0,05. Variabel

Price Earning Ratio juga memiliki nilai thitung sebesar 2,582 > 1,970659 (ttabel α =

0,05, df = (230-6-1) = 223). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H5 diterima dan H0

ditolak, yang berarti variabel Price Earning Ratio secara parsial berpengaruh

terhadap harga saham.

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji – F) setelah Ln

Uji signifikansi simultan (uji-f) digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel

dependen. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 ditolak, jika nilai

Fhitung < Ftabel dan nilai signifikan > 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013:98).

12

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) setelah Ln

Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 4.13 dapat

diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan

bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung

dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar 32,286. Nilai Ftabel pada

tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df

penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 6, dan jumlah data (n)

sebanyak . Jadi df pembilang (6-1) = 5 dan df penyebut (230-6) = 224, sehingga

Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 1,873158. Jadi Fhitung> Ftabel

(36,982 > 1,873158) dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya Current Ratio, Return On

Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Price Earning Ratio secara

simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) setelah Ln Uji koefisien determinasi (R

2) berfungsi untuk melihat seberapa besar

variasi dalam variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel indepeden. Pada

pengujian ini nilai koefisien determinasi dilihat dari adjusted R2

untuk

mengevaluasi mana model regresi terbaik. Hasil uji koefisien determinan

menggunakan program SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel berikut :

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) setelah Ln

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .647a .419 .406 1.16692 2.094

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel diatas dapat dilihat

bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,406 atau 40,6% . Hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu Harga Saham dapat dijelaskan oleh

variabel independen yaitu Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio,

Net Profit Margin, dan Price Earning Ratio sebesar 40,6% sedangkan sisanya

yaitu 59,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam

penelitian ini.

PEMBAHASAN

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Current Ratio Terhadap Harga Saham

Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel Current

Ratio berpengaruh negatif Terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Current Ratio

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 219.821 5 43.964 32.286 .000b

Residual 305.022 224 1.362

Total 524.844 229

13

memiliki nilai signifikansi 0,044 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai

Thitung sebesar -2,030 sedangkan nilai Ttabel sebesar 1,970659 sehingga -Thitung < -

Ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak.

Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang

segera jatuh tempo dengan menggunakan total asset lancar yang tersedia. Semakin

tinggi current ratio maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam melunasi

hutang-hutang jangka pendeknya. Current Ratio menunjukkan kearah negatif

terhadap Harga Saham, dimungkinkan karena perusahaan manufaktur lebih

menggunakan dananya untuk di tanamkan pada asset tetap perusahaan, sehingga

apabila Current Ratio tingi mengakibatkan harga saham turun dikarenakan para

investor menganggap bahwa adanya dana yang tidak dimanfaatkan dalam asset

lancer. Hasil penelitian ini didukung penelitian Fatimah dan Satrio (2017), yang

menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh negative terhadap Harga Saham.

Pengaruh Return On Asset Terhadap Harga Saham

Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel Return

On Asset berpengaruh Terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Return On Asset memiliki

nilai signifikansi 0,021 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai Thitung sebesar

2,320 sedangkan nilai Ttabel sebesar 1,970659 sehingga -Thitung >-Ttabel, maka dapat

disimpulkan bahwa H2 diterima dan H0 ditolak.

Return on Asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar

kontribusi asset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini

digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan

dihasilkan dari setiap Rupiah dana yang tertanam dalam total aset. rasio ini

dihitung dengan membagi laba bersh terhadap total asset. Semakin tinggi rasio ini

maka semakiin baik produktifitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih atau

laba. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada

investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut

semakin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal

ini juga berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal

juga akan semakin meningkat karena permintaan saham di pasar melebihi

penawaran. Hasil penelitian ini didukung penelitian Rinati (2009), yang

menyatakan bahwa Return On Asset berpengaruh terhadap harga saham.

Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham

Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel Debt to

Equity Ratio memiliki tingkat signifikansi 0,962 > 0,05. Variabel Debt to Equity

Ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar -0,48 < 1,970659 (ttabel α = 0,05, df

= (230-6-1) = 223). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak dan H0 diterima,

yang berarti variabel Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh

terhadap Harga Saham.

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi

antara total utang dengan modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya

perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah

dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi

untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai

jaminan utang (Hery, 2016:168). Penggunaan hutang yang tinggi pada perusahaan

14

menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan dana tambahan untuk melakukan

produksi atau meningkatkan usahanya untuk memperoleh laba yang lebih.

Penggunaan hutang di anggap wajar oleh pihak investor selama kegiatan

operasional masih menghasilkan keutungan, akan tetapi penggunaan hutang yang

terlalu tinggi akan membuat investor tidak ingin terlibat atas resiko hutang yang

diderita perusahaan dimasa mendatang. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sondakh, Tommy, dan Mangangtar (2015), yang

menyatakan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Harga Saham

Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel Net

Profit Margin berpengaruh Terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Net Profit Margin

memiliki nilai signifikansi 0,003 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai

Thitung sebesar 2,994 sedangkan nilai Ttabel sebesar 1,970659 sehingga -Thitung > -

Ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H4 diterima dan H0 ditolak.

Net Profit Margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan

penjualan bersih. Rasio ini menunjukkan seberapa besar efisien perusahaan dalam

mengelola penjualannya untuk mencapai laba. Hasl penelitian ini mendukung

penelitian Pitriana (2017) yang menyatakan bahwa Net profit margin berengaruh

terhadap harga saham. Semakin besar Net Profit Margin menunjukkan kinerja

perusahaan yang semakin produktif untuk memperoleh laba yang tinggi melalui

tingkat penjualan tertentu serta kemampuan perusahaan yang baik dalam menekan

biaya-biaya operasionalnya. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor

untuk menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga permintaan

saham perusahaan meningkat yang akan diikuti peningkatan harga saham

perusahaan tersebut.

Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham

Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t), variabel Price

Earning Ratio berpengaruh Terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Price Earning Ratio

memiliki nilai signifikansi 0,010 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai

Thitung sebesar 2,582 sedangkan nilai Ttabel sebesar 1,970659 sehingga -Thitung > -

Ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H5 diterima dan H0 ditolak.

Price Earning Ratio merupakan rasio yang mengukur bagaimana investor

menilai prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, dan tercermin

pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap Rupiah laba

yang diperoleh perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Price

earning ratio berpengaruh terhadap harga saham sesuai dengan penelitian Pitriana

(2017) yang menyatakan Price earning ratio berpengaruh terhda harga saham.

Semakin tinggi Price earning ratio maka dapat menunjukkan bahwa investor

mempunyai harapan yang baik tentang perkembangan perusahaan dimasa yang

akan datang. Perusahaan yang mampu menunjukkan pertumbuhan perusahaan

akan menarik investor, sehingga meningkatnya jumlah permintaan atas saham

yang mengakibatkan meningkatnya harga saham.

15

KESIMPULAN

berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Current Ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016.

2. Return On Asset secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016.

3. Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2013-2016.

4. Net Profit Margin secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016.

5. Price Earning Ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016.

6. Current Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin,

dan Price Earning Ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2013-2016.

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, Ria. 2012. Analisis Pengaruh Current Ratio (CR) dan Net Profit

Margin (NPM) terhadap Harga Saham di Perusahaan Makanan dan

Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).skripsi Universitas

Esa Unggul.

Athanasius, Thomas. 2012. Panduan Berinvestasi Saham. Jakarta : PT Elex

Media Komputindo.

Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id

Darnita, Elis. 2014. Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity

(ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) terhadap

Harga Saham (studi Pada Perusahaan Food dan Beverage yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2012). Universitas Dian

Nuswantoro Semarang.

Devi, Putu Laksmi Savitri, dan Ida Bagus Badjra. 2013. Pengaruh Return On

Asset, Net Profit Margin, Leverage, dan Nilai Pasar terhadap Harga Saham.

Universitas Udayana, Bali.

Fahmi,I. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Faleria, Rondonuwu Ester, dkk. 2017. Pengaruh Current Ratio, Net Profit Margin,

dan Earning Per Share terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sam Ratulangi, Manado, Vol. 2.

16

Fatimah, Siti, dan R Budhi Satrio. 2017. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity

Ratio, dan Return On Equity terhadap Harga Saham. STESIA, Surabaya,

Vol 6.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : Universitas Diponegoro.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT.Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Manik, Tumpal. 2014. Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Investment

Opportunity (IOS) terhadap Keputusan Investasi dan Harga Saham Melalui

Analisis Jalur. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pitriana, Nuraini. 2017. Pengaruh Net Profit Margin, Price Earning Ratio, Return

On Equity terhadap Harga Saham pada perusahaan Food and Beverage di

Bursa Efek Indonesia. Ejournal Administrasi Bisnis, Vol. 5.

Rinati, Ina. 2009. Pengaruh Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On

Equity terhadap Harga Saham pada perusahaan yang tercantum dala Indeks

LQ 45. Universitas Gunadarma.

Safitri, Abied Luthfi. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio,

Return On Equity, Debt to Equity Ratio, dan Market Value Added terhadap

Harga Saham dalam kelompok Jakarta Islamic Index. Journal Unnes, Vol.2.

Saputri, Yuliana siti, dan Hendri Soekotjo. 2016. Pengaruh Profotability dan

Current Ratio terhadap Harga Saham pada perusahaan Farmasi. Jurnal Ilmu

dan Riset Manajemen, Vol.5.

Sondakh, Frendy, Parengkuan Tommy, dan Marjan Mangantar. 2015. Current

Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity

pengaruhnya terhadap harga Saham pada Indeks LQ 45 di BEI periode

2010-2014. Jurnal EMBA, vol.3.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. edisi 9.

Bandung : Mitra Wacana Media. Alfabeta.

Sunyoto, Danang. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi. Edisi 1.

Yogyakarta : CAPS.

Widiatmojo, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, edisi

pertama. Yogyakarta. Kanisius.

www.idx.co.id

www.finance.yahoo.com