8/18/2019 jurnal nasional.pdf
1/8
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFITINGKAT PENCEMARAN INDUSTRI DI KABUPATEN GRESIK
Joko Triyono 1), Kunjung Wahyudi 2)
1) Jurusan Teknik Informatika , Fakultas Teknologi IndustriInstitut Sains & Teknologi AKPRIND YogyakartaJl. Kalisahak No. 28 Balapan Yogyakarta 55222
2) Jurusan Teknik Informatika, Institut Adhitama Surabaya
ABSTRACT Air Contamination, river and sea is one of environment impact generated by industrial growth. One of
environmental effort On duty Gresik in make-up of its service quality in environtmental area that is by givinginformation of about monitoring result mount the contamination which have been happened by comparing withpermanent quality of. To fulfill the effort is hence designed and made by an application program of informationsystem of geografi mount the industrial contamination. Fill from this program in the form of map having ability togive the information hit result of monitoring of air contamination, river and go out to sea by comparing parameter
exceeding permanent standard quality of. This application is also equiped by the industrial location information andindustrial development area. Contamination data, industrial location and industrial development area in earningfrom environmental On duty Gresik and Bappeda. With the existence of this program is hence expected by usercan know the information mount the air contamination, river and go out sea and also location of where happenedby the contamination. There by can industrial area with the industry type is possible developed.Key words: contamination, monitoring, standard quality, industrial, information system of geography.
INTISARIPencemaran udara, sungai dan laut adalah salah satu dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh
perkembangan industri. Salah satu upaya Dinas Lingkungan Gresik dalam peningkatan kualitas pelayanannya dibidang lingkungan yaitu dengan memberikan informasi tentang hasil pemantauan tingkat pencemaran yang telahterjadi dengan membandingkan baku mutu. Untuk memenuhi upaya tersebut maka dirancang dan dibuatlah suatu
program aplikasi sistem informasi geografis tingkat pencemaran industri. Isi dari program ini berupa peta yangmempunyai kemampuan untuk memberikan informasi mengenai hasil pemantauan pencemaran udara, sungai danlaut dengan membandingkan parameter-parameter yang melebihi standar baku mutu. Aplikasi ini juga dilengkapiinformasi lokasi industri dan daerah pengembangan industri. Data-data pencemaran, lokasi industri dan daerahpengembangan industri di dapat dari Dinas Lingkungan Gresik dan Bappeda. Dengan adanya program ini makadiharapkan user dapat mengetahui informasi tingkat pencemaran udara, sungai dan laut serta lokasi dimana terjadipencemaran. Dengan demikian dapat mengetahui daerah industri dengan jenis industri yang mungkindikembangkan.Kata kunci: pencemaran, pemantauan, baku mutu, industri, sistem informasi geografi.
PENDAHULUANPerkembangan budaya yang semakin
modern merupakan bukti dari kemajuan manusia
yang syarat akan keinginan dalam kehidupannya.Meningkatnya jumlah penduduk diiringi denganbertambah dan beragamnya keinginan ataukebutuhan manusia, sehingga penciptaan produksipun harus berubah dari manual ke mesin. Itu bisadilihat dengan pesatnya pertumbuhan industri diIndonesia, dalam wilayah ini yakni Gresik sebagaikota industri.
Gresik kota industri, merupakan salah satubentuk real dari perkembangan itu. Mulai dari industrihulu sampai industri hilir berdiri di atas wilayah yangcukup padat penduduknya. Dan itu merupakan point lebih untuk masyarakat Gresik dalam meningkatkan
pendapatan perkapita maupun pendapatan daerah.
Menurut Ryadi S. (1982) dari sebuahkemajuan industri akan menimbulkan suatu imbasyang sangat merugikan terhadap lingkungan.
Lingkungan yang tercemar menimbulkan hadirnyasatu atau beberapa kontaminan (bahan atau zatasing) di udara, air ataupun tanah dalam kuantitasyang banyak sehingga menimbulkan gangguan-gangguan terhadap kelangsungan hidup manusia,tumbuh-tumbuhan ataupun hewan. Dan itu menjadiisu utama lingkungan hidup yang muncul di Gresik(Laporan status lingkungan hidup kab. Gresik 2003).
Untuk menghindari hal tersebut di atas,Dinas Lingkungan Hidup sebagai pengontrolmelakukan tindakan antisipasi dengan caramemantau kegiatan–kegiatan industri khususnyapada buangan industri tersebut.
Aplikasi Sistem Informasi Geografi Tingkat Pencemaran Industri di KabupatenGresik (Joko Triyono)
1
8/18/2019 jurnal nasional.pdf
2/8
Namun selama ini Dinas lingkungan hidupmelakukan dengan manual sehingga kurang efisien.Data–data mengenai industri dan pencemaran masihdibukukan dan belum terkomputerisasi. Untukmemperbaiki sistem tersebut sehingga lebihmemudahkan dalam pemantauan, maka diperlukansuatu sistem yang mampu memberikan informasitentang industri–industri di Gresik lengkap denganlokasi dan profilenya secara akurat. Media yangsesuai adalah suatu Geographical InformationSystem ( Sistem Informasi Geografi ) yang berupapeta digital yang berisi informasi tentang industri– industri tersebut maupun titik pantau pencemaranserta lokasi pengembangan wilayah industri.
Menurut Aronoff, Stan (1991) denganmenggunakan sistem informasi geografi ini, makasetiap terjadi penambahan atau pengurangan data,tidak perlu lagi membuat peta lokasi industri yangbaru. Akan tetapi hanya cukup mengedit ataumemasukan data yang baru ke dalam peta digitaltersebutTINJAUAN PUSTAKA Karakteristik SIG
Sistem Informasi Geografis mempunyaikarakteristik, yaitu :a) Merupakan suatu sistem hasil
pengembangan perangkat keras danperangkat lunak untuk tujuan pemetaan,sehingga fakta wilayah dapat sisajikan dalamsatu sistem berbasis komputer.
b) Melibatkan ahli geografi, informatika dankomputer, serta aplikasi terkait.c) Masalah dalam pengembangan meliputi :
cakupan, kualitas dan standar data, struktur,model dan visualisasi data, koordinasikelembagaan dan etika, pendidikan, expertsystem & decision support system sertapenerapan.
d) Perbedaannya dengan Sistem Informasilainnya; data dikaitkan dengan letakgeografis, dan terdiri dari data tekstualmaupun grafik.
e) Bukan hanya sekedar merupakan
pengubahan peta konvensional (tradisional)ke bentuk peta digital untuk kemudiandisajikan (dicetak/diperbanyak) kembali.
f) Mampu mengumpulkan, menyimpan,mentransformasikan, menampilkan,memanipulasi, memadukan danmenganalisis data spasial dari fenomenageografis suatu wilayah.
g) Mampu menyimpan data dasar yangdibutuhkan untuk penyelesaian suatumasalah. Contoh : penyelesaian masalahperubahan iklim memerlukan informasi dasarseperti curah hujan, suhu, angin, kondisiawan. Data dasar biasanya dikumpulkansecara berkala dalam jangka yang cukuppanjang.
Struktur Lingkungan Geografi Berdasarkan Bintarto dan Hadisumarno
(1979) struktur lingkungan geografi dibagimenjadi 7 (tujuh) aspek, yaitu :1. Aspek Topologi :
mencakup letak, luas, bentuk,dan batas wilayah.
2. Aspek Abiotik :mencakup tanah, air, dan iklim.
3. Aspek Biotik :mencakup manusia, hewan, dantanaman.
4. Aspek Sosial :mencakup tradisi adat, kelompok masyarakat dan Lembagasosial.
5. Aspek Ekonomi :
mencakup industri, perdagangan, perkebunan, transportasi,dan pasar.
6. Aspek Budaya :mencakup pendidikan, agama,bahasa, dan kesenian.
7. Aspek Politik :mencakup pemerintahan dankepartaian.
2 Jurnal Teknologi, Vol. 1, No. 1, 2008: 1-8
8/18/2019 jurnal nasional.pdf
3/8
letak
3
luasbentukbatas
tanahairiklim
manusiahewantanaman
tradisi, adatkelompokmasyarakat
lembaga sosial
industriperdaganganpertaniantransportasipasar dll.
pendidikanagamabahasakesenian dll.
pemerintahan
kepartaian
Gambar 1. Struktur lingkungan geografi
SIG (Sistem Informasi Geografis ) Pada dasarnya istilah sistem informasi
geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokokyaitu sistem, informasi dan geografis. Dengandemikian pengertian terhadap ketiga unsur-unsurpokok ini akan sangat membantu dalam memahami
Sistem Informasi Geografis. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas sistem informasigeografis merupakan suatu sistem yangmenekankan pada unsur “informasi geografis”.
Istilah geografis merupakan bagian darispasial (keruangan). Kedua istilah ini seringdigunakan secara bergantian atau tertukar sehinggatimbul istilah yang ketiga yaitu geospasial. Ketigaistilah ini mengandung pengertian yang sama didalam konteks SIG. Penggunaan kata “Geografis”mengandung pengertian suatu persoalan mengenaibumi : permukaan dua atau tiga dimensi.
Istilah “Informasi Geografis”
mengandung mengertian informasi mengenai
tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi,pengetahuan mengenai posisi dimana suatu obyekterletak di permukaan bumi, dan informasi mengenaiketerangan-keterangan (atribut) yang terdapat dipermukaan bumi yang posisinya diberikan ataudiketahui.
Dengan memperhatikan pengertian systeminformasi, maka SIG merupakan suatu kesatuanformal yang terdiri dari berbagai sumberdaya fisikdan logika yang berkenaan dengan obyek-obyekyang terdapat di permukaan bumi. Jadi, SIG adalahsystem berbasiskan komputer yang digunakan untukmenyimpan dan memanipulasi informasi-informasigeografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan,menyimpan dan menganalisis obyek-obyek danfenomena dimana lokasi geografis merupakankarakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.Dengan demikian, SIG merupakan system komputeryang memiliki empat kemampuan berikut dalam
menangani data bereferensi geografi : (a) masukan,
Aspek
Topolog
Aspek
Abiotik
Aspek
Biotik
Lingkungan
Fisik
Aspek
Sosial
Aspek
Ekonom
Aspek
Budaya
Aspek
Politik
Lingkungan
Non Fisik
Lingkungan
Geografi
Aplikasi Sistem Informasi Geografi Tingkat Pencemaran Industri di KabupatenGresik (Joko Triyono)
8/18/2019 jurnal nasional.pdf
4/8
(b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilandata), (c) analisis dan manipulasi data, (d) keluaran.(Aronoff, 1991).
Kemampuan SIG Secara KonseptualSecara konseptual sebuah teknologi SIG harus
mempunyai kemampuan sebagai berikut :a. Lokasi, SIG harus mampu menunjukkan
lokasi keberadaan suatu obyek berdasarkangambar yang disajikan pada peta. Lokasiobyek didiskripsikan sebagai cara untukmencapainya, misalnya nama tempat, kodepos, atau dapat pula menggunakankedudukan obyek secara geografis sepertigaris lintang dan garis bujur.
b. Kondisi, sebuah teknologi SIG harus dapatmengetahui kondisi dari suatu obyek yangtergambar dalam peta. Kondisi ini misalnya jenis tanah, keberadaan flora dan fauna dansebagainya.
c. Tren, SIG harus mampu menunjukkanperubahan yang terjadi pada obyek tertentu,setelah selang beberapa waktu.
d. Pola, SIG harus mampu memberi informasitentang pola suatu obyek pada daerahtertentu, misalnya pencemaran pada daerahindustri, kesibukan lalu lintas dansebagainya.
e. Pemodelan, SIG harus mampu membuatsuatu pemodelan untuk mengembangkan
sistem, misalnya : apa yang terjadi jikadilakukan penambahan jaringan jalan.(Prahasta, 2001).
Model Proses WaterfallModel proses yang digunakan untuk
pengembangan system perangkat lunak model siklushidup klasik. Model ini memerlukan pendekatan yangsistematis dan sekuensial di dalam pengembangansystem perangkat lunaknya. Pengembangannyadimulai dari tingkat sistem, analisis, perancangan,implementasi (pemrograman), pengujian (testing),pengoperasian dan pemeliharaan (Prahasta, 2002).
METODE PENELITIANModel proses yang digunakan untuk
mengembangkan sistem perangkat lunak adalahmodel waterfall yang terstruktur dan linier.Pengembangannya dimulai dari tingkat sistem,analisis, perancangan, implementasi, pengoperasian& pemeliharaan. Menurut Prahasta (2002) di dalammodel ini mempunyai aktifitas-aktifitas sebagaiberikut :
• Rekayasa Sistem, tahap ini menekankanpada masalah pengumpulan kebutuhanpengguna pada tingkatan sistem dengan
mendefinisikan konsep sistem beserta
interfaces yang menghubungkannya denganlingkungan sekitarnya. Hasil akhir dari tahapini adalah spesifikasi sistem.
• Analisis, tahap ini dilakukan pengumpulankebutuhan elemen elemen di tingkatperangkat lunak. Dengan analis ini, harusdapat ditentukan domain-domain data atauinformasi, fungsi, proses, atau prosedur yangdiperlukan beserta unjuk kerjanya, daninterfaces. Hasil akhir dari tahap ini adalahspesifikasi kebutuhan perangkat lunak.
• Perancangan, tahap perancangan inidilakukan dalam dua tahap yang lebih rinci,preliminary design dan detailed design. Subtahap pertama menghasilkan rancangan detilhingga semua modul, struktur data, fungsidan prosedurnya terdefinisi.
•
Pemrograman, pada tahap ini dilakukanimplementasi hasil rancangan ke dalambaris-baris kode program yang dapatdimengerti oleh komputer.
• Pengujian, Pengujian dilakukan terlebihdahulu pada setiap modul. Jika setiap modulselesai diuji dan tidak bermasalah, modul-modul tersebut segera diintegrasikan dandikompilasi hingga membentuk suatuperangkat lunak yang utuh. Kemudiandilakukan pengujian di tingkat perangkatlunak yang memfokuskan pada masalah-masalah logika internal, fungsi eksternal,
potensi masalah yang mungkin terjadi, danpemeriksaan hasil (apakah sudah sesuaipermintaan).
• Pengoperasian & Pemeliharaan, tahap iniadalah penyerahan (delivery) perangkatlunak kepada pemesannya yang kemudiandioperasikan oleh pemiliknya. Dalam masaoperasional sehari-hari, suatu perangkatlunak mungkin saja mengalami kesalahanatau kegagalan dalam menjalankan fungsi-fungsinya (errors atau bugs). Atau pemilikbisa saja meminta peningkatan kemampuan(jumlah dan kualitas) perangkat lunaknya
pada pengembangnya. Dengan demikiankedua faktor ini menyebabkan perlunyaperangkat lunak dipelihara (di-maintain) dariwaktu ke waktu.
Desain Dan Perancangan PetaPerancangan peta pencemaran
menggunakan aplikasi pendukung berupa ArcView yang mempunyai database dengan ekstensi dbf.Pada perancangan peta pencemaran inimenggunakan 13 layer / coverage / theme yaitu: (1)TPU, (2) TPS, (3) TPL, (4) Industri, (5) DP _Industri,(6) Admin_kec, (7) Admin_desa, (8) Sungai, (9)Telaga, (10) Jalan, (11) Pengembangan industri, (12)
Pelabuhan, (13) pencemaran. Dari ketigabelas
4 Jurnal Teknologi, Vol. 1, No. 1, 2008: 1-8
8/18/2019 jurnal nasional.pdf
5/8
theme digunakan tujuh theme untuk menghasilkanfile database yang nantinya terhubung pada aplikasiDelphi yang merupakan program untuk mendukungfile database.
Dari ketigabelas theme diatas dibuat delapanview yaitu :1. View Pemantauan Udara2. View Pemantauan Sungai3. View Pemantauan Laut4. View Industri
5. View Pengembangan Industri.6. View Hasil Pemantauan Udara7. View Hasil Pemantauan Sungai8. View Hasil Pemantauan Laut
Diagram Konteks
Gambar 2. Diagram konteks
Diagram Berjenjang
Diagram berjenjang menjelaskan tentang
proses-proses yang dikerjakan oleh sistem padasistem informasi geografis pencemaran. Diagram
jenjang ini dapat digambarkan seperti gambar
di bawah ini :
Aplikasi Sistem Informasi Geografi Tingkat Pencemaran Industri di KabupatenGresik (Joko Triyono)
5
8/18/2019 jurnal nasional.pdf
6/8
Gambar 3. Diagram berjenjang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menu Utama
Form menu utama merupakan tampilan awalyang berisi submenu dan tombol untuk menjalankanprogram selanjutnya yang terdiri dari Menu Master,Informasi Pemantauan, Laporan dan About. Bentukdari menu utama adalah sebagai berikut pada
gambar di bawah ini :
Gambar 4. Menu utama
6 Jurnal Teknologi, Vol. 1, No. 1, 2008: 1-8
8/18/2019 jurnal nasional.pdf
7/8
Menu Pemantauan Hasil Pencemaran
Menu Pemantauan Hasil Pencemaran berisiinformasi hasil pemantauan udara, sungai dan laut.Informasi ini berisi status lingkungan (menunjukankondisi tercemar atau belum tercemar dengan
membandingkann parameter hasil pemantauandenagn parameter baku mutu standar). Parameteryang tercemar akan bewarna merah.
Gambar 5. Pemantauan hasil pencemaran
View Pemantauan Udara
Gambar 6. Pemantauan udara
Aplikasi Sistem Informasi Geografi Tingkat Pencemaran Industri di KabupatenGresik (Joko Triyono)
7
8/18/2019 jurnal nasional.pdf
8/8
KESIMPULAN
Dari hasil perancangan sistem danpenerapan perangkat lunak dari aplikasi Tingkatpencemaran industri, dapat diambil suatu kesimpulanyaitu: (1) Aplikasi ini dapat memberikan informasimengenai hasil pemantauan udara, sungai dan lautdi Gresik Kota dengan lebih mudah, (2) dapatmemberikan informasi mengenai status lingkungan disuatu titik pantau ataupun wilayah kecamatan,dengan cara membandingkannya dengan baku mutuyang sesuai apakah tercemar ataupun belumtercemar, (3) Suatu titik pantau dalam wilayahkecamatan yang telah tercemar belum tentu dalamwilayah kecamatan secara keseluruhan jugatercemar, (4) dapat memberikan informasi mengenailokasi industri/pabrik di suatu kecamatan denganlebih mudah, (5) dapat memberikan informasimengenai daerah pengembangan industri tahun2000-2012 di wilayah Gresik kota, (6) Titik pantaupencemaran udara, sungai dan laut, industri dandaerah pengembangan industri dipetakan dengancara mendigitasi peta tematik yang telah ada, (7)lebih memudahkan dalam mengupdate data dan petayang ada.
DAFTAR PUSTAKA Agus, M (2000), Borland Delphi 5.0, Jakarta: Elex
Media Komputindo. Ardiansyah (2002), Membangun Sistem
Komputerisasi Laboratorium MenggunakanDelphi, Jakarta: Elex Media Komputindo. Aronoff, Stan (1991), Geographic Information
System: A Management Prespective, WDLPublication, Otawa Canada.
Begg, Carolyn E; Connolly Thomas M & Strachan Anne D (1995). Database Systems APractical Approach to Design,Implementation and Management, Universityof Paisley: Addison-Wessley PublishingCompany.
Bintarto, Hadisumarno (1979), Struktur LingkunganGeografis, Bahan Pengajaran SIG di
Universitas Indonesia.Budiyanto, Eko (2002), Sistem Informasi Geografismenggunakan ArcView GIS, Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Charter, Denny & Agtrisari Irma (2003), Desain dan Aplikasi GIS, Jakarta: Elex MediaKomputindo.
Dinas Lingkungan Hidup Gresik (2000-2003).Laporan Status Lingkungan Hidup DaerahKabupaten Gresik. Gresik: Dinas LingkunganHidup Gresik.
Environmental System Research Institute (1996),Understanding GIS: The ARC/Info Method,
California, USA.
Jogianto HM (1999), Analisis & Disain SistemInformasi, Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Karsidi, A (1997), Penggunaan Sistem InformasiGeografis Dalam Pengelolaan WilayahPesisir & Laut, BPPT Jakarta.
Kustiawan, Iwan (1997), Permasalahan KonversiLahan Pertanian dan Implikasinya TerhadapPenataan Ruang Wilayah, Studi kasusWilayah Pantura Jawa Barat, Jurnal PWKVol. 8 No.1/Januari 1997.
Prahasta, Eddy (2002), Konsep-konsep DasarSistem Informasi Geografis BandungInformatika Bandung.
Prahasta, Eddy (2002), Sistem Informasi Geografis:Tutorial ArcView, Bandung: InformatikaBandung.
Prahasta, Eddy (2003), Sistem Informasi Geografis : ArcView Lanjut, Bandung: InformatikaBandung.
Ryadi, Slamet (1982), Pencemaran Udara, Surabaya: Usaha Mandiri.
Whitehorn, Mark & Marklyn Bill (2003). Seluk BelukDatabase Relasional. Jakarta: Erlangga.
______ (2000), GIS/Data Center: GID Links,http://riceinfo.rice.edu/ Fondre/GDC/gislinks.shtml.
8 Jurnal Teknologi, Vol. 1, No. 1, 2008: 1-8
http://riceinfo.rice.edu/http://riceinfo.rice.edu/