RANCANGAN ALAT FERMENTASI BIOGAS DARI ECENG GONDOK
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
NAMA : FAJAR PERDANA PUTRA
NIM : H1F114218
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK BANJARBARU
2016
TERIMAKASIH KEPADA
Rektor Universitas Lambung Mangkurat
Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas
Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul
Arifin, M.Sc
Kepala Prodi Teknik Mesin
Achmad Kusairi S, ST,. MT., MM.
Mahasiswa
Wakil Rektor Bidang Akademik
Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Dr. Ir. Abrani Sulaiman, M,Sc
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan
Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.d
Dosen Pengampuh
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes.
Dekan Fakultas Teknik
Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Metode
Penelitian ini dengan judul RANCANGAN ALAT FERMENTASI BIOGAS DARI
ECENG. Keberhasilan dalam penyusunan Proposal Metode Penelitian ini tidak
lepas dari bantuan dan kerja sama, serta dukungan dari berbagai pihak. Ucapan
terima kasih Penulis haturkan kepada :
1. Bapak Ach. Kusairi S, MM., MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
2. Ibu Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd.hyp., ST., M.Kes. selaku Dosen
Pengampu 1
Proposal ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
Metode Penelitian (HMKK 538) dan bisa menjadi pengetahuan serta pengenalan
bagi mahasiswa tentang dunia Konversi Energi.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun proposal ini masih terdapat
banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan masukan-masukan dan saran
yang sifatnya membangun. Akhirnya penulis hanya bisa berharap nantinya proposal
ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, terutama para mahasiswa dan saya sendiri.
Banjarbaru, 26 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 5
1.3 Batasan Masalah..................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian.................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................... 8
2.1 Penelitian Pendahuluan......................................................... 8
2.2 Biogas...................................................................................... 10
2.3 Eceng Gondok ........................................................................ 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 15
3.1 ObjekPenelitian....................................................................... 15
3.2 Alat Dan Bahan....................................................................... 16
3.3 Teknik Pengumpulan Data..................................................... 17
3.4 Diagram Alir Penelitian........................................................... 18
3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian............................................. 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Energi memiliki peran penting dan tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan
manusia. Terlebih, saat ini hampir semua aktivitas manusia sangat tergantung pada
energi. Berbagai alat pendukung, seperti alat penerangan, motor penggerak,
peralatan rumah tangga, dan mesin-mesin industri dapat difungsikan jika ada energi.
Pada dasarnya, pemanfaatan energi—seperti energi matahari, energi air, energi
listrik, energi nuklir, energi minyak bumi dan gas, serta energi mineral dan batubara
—memang sudah dilakukan sejak dahulu.
Ketergantungan pada energi yang tidak dapat diperbaharui secara
berlebihan dapat menimbulkan masalah krisis energi. Salah satu gejala krisis
energi yang terjadi akhir-akhir ini yaitu kelangkaan bahan bakar minyak (BBM),
seperti minyak tanah, bensin, dan solar. Kelangkaan terjadi karena tingkat
kebutuhan BBM terus meningkat setiap tahunnya, Sementara minyak bumi—
bahan baku pembuatan BBM—berjumlah terbatas dan membutuhkan waktu
berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.
Saat ini pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak
(BBM) bersubsidi dalam waktu dekat ini. Dalihnya, ada kecenderungan kenaikan
harga minyak bumi di dunia, yang kini harga minyak dunia sudah menyentuh hingga
USD 115 per barel atau di atas hitungan anggaran pemerintah USD 90 per barel.
JAKARTA, KOMPAS.com .
Kelangkaan energi tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di
negara lain. Pasalnya, populasi manusia yang terus bertambah setiap tahun
mengakibatkan permintaan terhadap energi juga meningkat. Karena kelangkaannya,
harga minyak mentah di dunia pun setiap tahun terus meningkat. Hal ini secara
tidak langsung akan berdampak terhadap perekonomian negara, terutama bagi
negara miskin dan sedang berkembang, termasuk Indonesia.
Eichornia crassipes atau biasa dikenal dengan nama eceng godok
merupakan tumbuhan yang hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar
dalam tanah. Eceng gondok pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama
Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada
tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon, Brasil. Awalnya
didatangkan ke Indonesia pada tahun 1894 dari Brazil untuk koleksi Kebun Raya
Bogor. Ternyata kemudian tumbuhan ini menyebar luas ke beberapa perairan di
Indonesia karena kemampuannya menyerap nutrient terutama nitrogen, fosfat dan
potasium juga logam-logam berat seperti Cr, Pb, Hg, Cd, Cu, Fe, Mn, Zn dengan
baik.
Eceng gondok memiliki kemampuan tumbuh yang sangat cepat, terutama
pada perairan yang mengandung banyak nutrient. Dalam waktu 7-10 hari eceng
gondok dapat berkembang biak menjadi dua kali lipat. Laju pertumbuhan yang cepat
ini menyebabkan tanaman eceng gondok telah berubah menjadi tanaman gulma
perairan dan menimbulkan kerugian antara lain mempercepat pendangkalan
perairan, menurunkan produksi ikan sebab eceng gondok mengambil ruang dan
unsur hara yang juga dibutuhkan oleh ikan, mempersulit saluran irigasi, menghalangi
lalulintas perahu, media penyebaran penyakit dan menyebabkan penguapan air
sampai 3 sampai 7 kali lebih besar daripada penguapan air di perairan terbuka.
Pengendalian pertumbuhan dari eceng gondok sangat sulit dilakukan, baik secara
mekanik, biologi maupun secara kimiawi.
Eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahan kerajinan,
pupuk, dan yang menarik adalah eceng gondok juga dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan biogas. Pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku biogas
dikarenakan memiliki kandungan 43% hemiselulosa dan selulosa sebesar 17%.
Hemiselulosa akan dihidrolisis menjadi glukosa oleh bakteri melalui proses
anaerobic digestion, yang akan menghasilkan gas metan (CH4) dan karbondioksida
(CO2) sebagai biogas. Biogas merupakan salah satu sumber energi alternatif
terbarukan yang paling efisien dan efektif untuk mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar minyak. Dalam hal ini pemerintah telah menerbitkan
peraturan Presiden RI nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energy nasional untuk
mengembangkan sumber energy alternative.
Memang perlunya energi alternatif untuk mengurangi penggunaan BBM
sudah sangat mendesak. Biogas atau gas bio merupakan salah satu jenis energy
yang dapat dibuat dari banyak jenis bahan buangan dan bahan sisa, semacam
sampah, kotoran ternak, jerami, eceng gondok, serta banyak bahan-bahan lainnya
lagi. Pendeknya, segala jenis bahan yang dalam istilah kimia termasuk senyawa
organik, entah berasal dari sisa dan kotoran hewan ataupun sisa tanaman, dapat
dijadikan bahan biogas (Suriawirira dan unus, 2002)
Pemilihan biogas sebagai sumber energy alternatif didasari pada keunggulan yang
dimilikiya, yaitu:
a. menghasilkan gas yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
b. kotoran yang telah digunakan untuk menghasilkan gas dapat digunakan sebagai
pupuk organik yang sangat baik.
c. Dapat mengurangi kadar bakteri pathogen yang terdapat dalam kotoran yang
dapat menyebabkan penyakit bila kotoran tersebut ditimbun begitu saja.
d. Yang paling utama adalah dapat mengurangi permasalah penanggulangan
menjadi sesuatu yang bermanfaat.(Ihwan,2003) dalam hal ini gulma seperti eceng
gondok juga dapat digunakan sebagai bahan baku.
Akibat penguraian bahan organik yang dilakukan jasad renik seperti mikroba,
baik jamur maupun bakteri, maka akan terbentuk zat atau senyawa lain yang lebih
sederhana diantaranya yaitu berbentuk gas methan(CH4).
Berdasarkan uraian diatas, dalam proposal ini akan dilakukan perancangan tabung
permentasi penghasil biogas sebagai bahan bakar alternatif minyak tanah. Adapun
judul dari proposal ini adalah : RANCANGAN ALAT FERMENTASI BIOGAS
ECENG GONDOK.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka proposal ini menitik beratkan pada
pembahasan :
1. Bagaimana merancang dan membuat alat penghasil biogas dari bahan baku
eceng gondok.
2. Bagaimana menghasilkan bahan bakar dari hasil proses fermentasi tumbuhan
air(eceng gondok).
1.3 BATASAN MASALAH
Batasan masalah untuk Proyek Tugas Akhir ini antara lain :
Alat fermentasi biogas eceng gondok ini dibuat sebagai pemprosesan pembentukan
gas yang akan di gunakan untuk memasak dalam skala yang sedang.
Pembuatan alat ini meliputi desain tabung fermentasi dan tabung penampung gas
dan sistem penyaluran gas melalui pipa dan slang plastik.
Pengamatan yang dilakukan terhadap hasil gas fermentasi adalah pengamatan
secara Visual.
Tidak menghitung/menganalisis lebih lanjut mengenai kekuatan alas tangki, panas
api biogas, serta tekanan pada setiap tangki.
Tidak membahas lebih lanjut anggaran biaya tambahan untuk alat-alat pembantu
dalam proses pembuatan alat
1.4 TUJUAN MASALAH
Tujuan pembuatan Proyek Tugas Akhir ini antara lain :
1. Merancang dan membuat alat penghasil gas bahan bakar alternatif dengan
bahan baku eceng gondok
2. Menghasilkan biogas dari eceng gondok sebagai bahan bakar alternatif
pengganti minyak tanah.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan penelitian akhir ini adalah
a. Bagi Penulis
- Dapat menambah pengetahuan pengalaman kerja, dan mengetahui
hasil benda kerja karya tangan sendiri .
- Dapat bekerja sama dalam suatu kelompok untuk mengerjakan suatu
penelitian sehingga akan memperoleh pengalam yang baik untuk
modal ketika bekerja nanti.
B. Bagi Universitas
- Sebagai referensi untuk perancangan dan penelitian alat fermentasi
- Setelah alat fermentasi diciptakan akan lebih menguntungkan dan
bermanfaat untuk masyarakat Indonesia agar bisa membuat biogas
berbahan dasar eceng gondok sendiri.
C. Bagi Perusahaan
- Dapat lebih mengembangkan lagi dari penelitian ini dan menghasilkan
produk yang baru yang tentunya lebih baik dan berguna bagi masyarakat
Indonesia.
- Dan dapat membuat alat yang berkualitas dan dikembangkan skala
besar.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Penelitian Pendahuluan
Sintani Novita Sari (2014), ‘Biogas yang dihasilkan dari Dekomposisi Eceng
Gondok (Eicchornia crassipes) dengan penambahan kotoran sapi sebagai Starter’
Eceng gondok (Eicchornia crassipes) merupakan jenis gulma yang pertumbuhannya
sangat cepat. Akan tetapi eceng gondok dapat dimanfaatkan dalam produksi biogas
karena mempunyai kandungan hemiselulosa yang cukup besar. Pemanfaatan eceng
gondok dan penambahan kotoran sapi diharapkan mampu menghasilkan gas Metan.
Proses pembuatan biogas dimulai dengan merajang eceng gondok, kemudian di
haluskan dan di beri penambahan kotoran sapi sebagai starter. Variasi bahan isian
terdiri dari empat variasi (P1) Eceng gondok (dirajang) 8 kg penambahan air 2 Liter,
(P2). Kotoran sapi 8 kg dan penambahan air 2 Liter, (P3). Eceng gondok (dirajang) 8
kg penambahan air 2 Liter dan penambahan kotoran sapi 2 kg, (P4). Eceng gondok
(dirajang) 8 kg penambahan air 2 Liter dan penambahan kotoran sapi 2 kg. Hasil
penelitian menunjukkan produksi gas yang optimum pada perlakuan II. 1,90 kg/hari,
(P3) 1,84 kg/hari, dan (P4) 1,86 kg/hari. Tekanan gas yang optimum pada perlakuan
II. 17,8 mbar dan perlakuan III. 12,3 mbar. Perlakuan IV. 15,5 mbar. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan gas ialah pH, suhu, keadaan anaerob, starter,
proses pe Tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk
pembuatan biogas. Dalam penelitian ini digunakan campuran Enceng gondok
dengan kotoran sapi, dengan menggunakan perbandingan mulai dari persentase
bahan Enceng gondok: kotoran sapi (100:0), (75:25), (50:50), (25:75) dan (0:100),
pembentukan biogas terjadi mulai dari masa fermentasi 10 hari sampai masa
fermentasi 60 hari,dari penelitian ini diketahui bahwa masa fermentasi optimum
terjadi pada hari ke 35, di sini kita mendapatkan produksi maksimum yaitu biogas
sebanyak 75,3 liter setelah itu produksi biogas kembali turun. Dari hasil
eksperimen diketahui semakin banyak enceng gondok yang dipakai semakin besar
volume biogas yang didapat, juga semakin banyak enceng gondok yang dipakai
maka semakin tinggi pH campuran yang terjadi. Untuk Chemical Oksigen
Demand (COD), bisa dikethui bahwa COD maksimum didapati pada
perbandingan komposisin 75% EG:25% KS.ngadukan.
Renilalili (2015), ‘Eceng Gondok Sebagai Biogas Yang Ramah Lingkungan’.
Tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan
biogas. Dalam penelitian ini digunakan campuran Enceng gondok dengan
kotoran sapi, dengan menggunakan perbandingan mulai dari persentase bahan
Enceng gondok: kotoran sapi (100:0), (75:25), (50:50), (25:75) dan (0:100),
pembentukan biogas terjadi mulai dari masa fermentasi 10 hari sampai masa
fermentasi 60 hari,dari penelitian ini diketahui bahwa masa fermentasi optimum
terjadi pada hari ke 35, di sini kita mendapatkan produksi maksimum yaitu
biogas sebanyak 75,3 liter setelah itu produksi biogas kembali turun. Dari hasil
eksperimen diketahui semakin banyak enceng gondok yang dipakai semakin besar
volume biogas yang didapat, juga semakin banyak enceng gondok yang dipakai
maka semakin tinggi pH campuran yang terjadi. Untuk Chemical Oksigen
Demand (COD), bisa dikethui bahwa COD maksimum didapati pada
perbandingan komposisin 75% EG:25% KS.
2.2 Biogas
Biogas mulai diperkembangkan di Indonesia sekitar tahun 1970. Namun,
tingginya penggunaan bahan bakar minyak tanah dan tersedianya kayu bakar
menyebabkan penggunaan biogas menjadi kurang berkembang. Teknologi biogas
mulai berkembang kembali sejak tahun 2006 ketika kelangkaan energi menjadi
topik utama di Indonesia.
Awalnya, biogas dibangun dalam bentuk denplot oleh pemerintah dengan reaktor
berbentuk kubah dari bata/beton (fixed dome) dan bentuk terapung (floating) yang
terbuat dari drum yang disambung. Kini, bahan reaktor yang digunakan telah
berkembang, ada yang terbuat dari beton/bata, plat besi, plastik, dan serat kaca
(fiber glass),
Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses
fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup
dalam kondisi kedap udara).
Komposisi gas yang terdapat didalam Biogas :
Daftar Komposisi Udara
a. Methana (CH4) 40 – 70
b. Karbondioksida (CO2) 30 – 60
c. Hidrogen (H2) 0 – 1
d. Hidrogen Sulfida(H2S) 0 – 3
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt/jam yang setara dengan
setengah liter minyakdiesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai
bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG,
butana, batubara, maupun bahan bahan lain yang berasal dari fosil. Sumber
metana:
a. Industri gas dan minyak (45%)
b. Sektor sampah (25%)
c. Pertanian (20%)
d. Sumber daya alam (10%)
Prinsip dasar teknologi biogas adalah proses penguraian bahan-bahan organik
oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa udara (anaerob) untuk menghasilkan
campuran dari beberapa gas, di antaranya metan dan CO2. Biogas dihasilkan
dengan bantuan bakteri metanogen atau metanogenik. Bakteri ini secara alami
terdapat dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti limbah ternak
dan sampah organik.
Proses tersebut dikenal dengan istilah anaerobic digestion atau pencernaan secara
anaerob. Umumnya, biogas diproduksi menggunakan alat yang disebut reaktor
biogas (digester) yang dirancang agar kedap udara (anaerob), sehingga proses
penguraian oleh mikroorganisme dapat berjalan secara optimal. Berikut beberapa
keuntungan yang dihasilkan dari digester anaerob.
A. Keuntungan Energi
1. Menghasilkan energi yang bersih.
2. Bahan bakar yang dihasilkan berkualitas tinggi dan dapat diperbaharui.
3. Biogas yang dihasilkan dapat digunakan untuk berbagai penggunaan.
B. Keuntungan Lingkungan
1. Mengurangi polusi udara.
2. Memaksimalkan proses daur ulang.
3. Pupuk yang dihasilkan bersih dan kaya nutrisi.M
4. menurunkan emisi gas metan dan CO2 secara signifikan.
C. Keuntungan Ekonomi
Ditinjau dari siklus ulang proses, digester anaerobik lebih ekonomis dibandingkan
dengan proses lainnya.
2.3 Eceng Gondok
Eceng gondok yang memiliki nama lain ‘Eichornia crassipes’ adalah sejenis
tumbuhan air yang hidup terapung di permukaan air. Akan berkembang biak
manakala dipenuhi limbah pertanian atau pabrik sehingga menjadi indicator dimana
di tempat/sungai tersebut sudah terkena pencemaran/limbah.
Eceng gondok : sejenis tanaman hidrofit. Tumbuhan ini tidak dapat dimakan
bahkan tanaman gulma ini menjadi tanaman pengganggu bagi tumbuhan lain dan
hewan sekitarnya.
Meski memiliki sifat pengganggu, eceng gondok ternyata berperan penting
dalam mengurangi kadar logam berat di perairan waduk seperti Fe, Zn, Cu, dan Hg.
Selain itu, eceng gondok dapat menyerap logam berat. Dan yang paling menarik,
tanaman ini mengandung selulosa dalam jumlah banyak. Dan selulosa inilah yang
bisa digunakan sebagai bahan baker alternative.
Eceng gondok (Eichornia crassipes) merupakan tanaman gulma di wilayah
perairan yang hidup terapung pada air yang dalam atau mengembangkan perakaran
di dalam lumpur pada air yang dangkal. Eceng gondok berkembangbiak dengan
sangat cepat, baik secara vegetatif maupun generatif. Perkembangan dengan cara
vegetatif dapat melipat ganda dua kali dalam waktu 7-10 hari. Hasil penelitian Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Sumatera Utara di Danau Toba (2003)
melaporkan bahwa satu batang eceng gondok dalam waktu 52 hari mampu
berkembang seluas 1 m persegi. Heyne (1987) menyatakan bahwa dalam waktu
enam bulan pertumbuhan eceng gondok pada areal 1ha dapat mencapai bobot
basah sebesar 125 ton.
Perkembangbiakannya yang demikian cepat menyebabkan tanaman eceng
gondok telah berubah menjadi tanaman gulma di beberapa wilayah perairan
Indonesia. Di kawasan perairan danau, eceng gondok tumbuh pada bibir-bibir pantai
sampai sejauh 5-20 meter. Perkembangbiakan ini juga dipicu oleh peningkatan
kesuburan di wilayah perairan danau (eutrofikasi), sebagai akibat dari erosi dan
sedimentasi lahan, berbagai aktivitas masyarakat(mandi, cuci, kakus), budidaya
perikanan(keramba jarring apung),limbah transportasi air, dan limbah pertanian.
Pertumbuhan enceng gondok yang sangat cepat juga menimbulkan berbagai
masalah, antara lain mempercepat pendangkalan sungai atau danau, menurunkan
produksi ikan, mempersulit saluran irigasi, dan menyebabkan penguapan air sampai
3 sampai 7 kali lebih besar daripada penguapan air di perairan terbuka
(Soemarwoto, 1977), sedangkan Oshawa dan Risdiono (1977) menyatakan bahwa
kehilangan air di Rawa Pening karena penguapan oleh enceng gondok, 4 kali lebih
besar daripada penguapan air pada perairan terbuka.
Namun, dibalik berbagai efek negatif yang diberikan oleh eceng gondok.
Sebenarnya, tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang di gunakan adalah metode Perancangan dan eksperimental
3.1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah eceng gondok yang ada di daerah rawa, dan
akan dimodifikasi, dan penelitian mempunyai beberapa tahapan yaitu,
perencanaan, pengujian performance awal, analisa perbedaan komponen, dan
pengujian performance.
Metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Metode literatur digunakan untuk memperoleh informasi, dasar teori
yang diperoleh dari buku, internet, maupun wawancara kepada pakar biogas
sebagai studi pustaka yang akan mendukung pembuatan proyek akhir.
a. Wawancara
Metode wawancara dilakukan untuk menambah masukan serta tambahan
pengetahuan dari dosen pembimbing dan pihak lain yang berpengalaman dalam
bidang biogas agar lebih terarah.
b. Studi Lapangan (Observasi)
Metode studi lapangan digunakan untuk memperoleh informasi dan data-data
dari hasil pengamatan yang dapat mendukung dalam pembuatan proyek akhir,
antara lain survei ke tempat-tempat maupun daerah yang berhubungan dengan
pembuatan tugas akhir ini
c. Metode analisa
Metode analisa digunakan untuk menganalisa data dan menghitung data yang
diperoleh.
3.2 Alat Dan Bahan Penelitian
Alat
- Perlengkapan Pengelasan
Bahan
- 2 buah drum isi 200 liter
- 1 buah drum isi 100 liter
- 1 meter pipa galvanis, ukuran 3 inchi
- 1 meter pipa galvanis ukuran ½ inchi
- 5 meter slang karet/plastic
- 3 buah stop kran, ukuran ½ inchi
- 50 cm pipa, ukuran ½ inchi
- 6 buah kleman slang, ukuran ½ inchi
- Pengelasan drum (Ls)
- Kompor biogas
- 2buah isolatif besar
- 2 buah lem paralon
3.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Pada tabung fermentasi gas yang di hasilkan di salurkan menuju ke tempat tabung
penampung gas dan diteruskan ke kompor. Hanya tiga bagian yang dibutuhkan
dalam biogas ini, tabung fermentasi, tabung penampung gas, serta kompor sebagai
media pembakar.
2. Sebelum dimasukkan ke dalam tabung fermentasi, eceng gondok terlebih dahulu
harus dirajang atau ditumbuk halus. Setelah itu dicampur air bersih 1:1. Misalnya 20
kg eceng gondok dicampur dengan 20 kiloliter air, lantas diaduk merata.
3. Setelah tercampur, masukkan ke dalam lubang pipa yang sudah disiapkan di
ujung kiri tabung fermentasi yang akan mengalirkan gas ke drum penampungan
setelah beberapa hari. Eceng gondok yang sudah ditumbuk sebanyak 20 kg sudah
dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai setelah 1 minggu.
4. Ketika menggunakan biogas untuk memasak, tabung fermentasi bisa kembali diisi
dengan eceng gondok baru. Secara terus menerus eceng gondok bisa terus
dimasukkan ke dalam tabung fermentasi.
5. Karena dalam tabung tersebut sudah terpasang pipa untuk proses pengeluaran,
ampas eceng gondok akan mengalir dengan sendirinya bila eceng gondok baru
masuk ke dalam tabung. Ampas ini bisa digunakan untuk pupuk kompos.
3.4 Diagram Alir Penelitian
Iya
Persiapan Alat dan Bahan
FermentasiFermentasi
Gagal
Pengolahan Alat
Destilasi Suhu 85oC
Pengujian Kadar Biogas Uji Kromatologi Gas
Mulai
Studi Literatur
Analisa Data dan Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Destilasi Sebanyak 12 kali
Biogas
3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Rencana
Kegiatan
Bulan
September Oktober November Desember Januari
Studi Literatur
Pengumpulan
Data
Pengolahan Data
Menyusun
Laporanl
Seminar
Proposal
Seminar Hasil
Sidang Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Anton. 2011. Bahan Bakar Gas yang Ramah Lingkungan. Makalah Penelitian.
Arnold, Y. 2012. Produksi Biogas dari Enceng Gondok. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, vol.1 No.1. hal 412-417.
Badrussalam.R., 2008, Membuat Biogas dari Sampah Organik, Penerbit Bentara Cipta Prima, Jakarta
Ciborowski.P., 2004, Anaerobic Digestion in the dairy Industry, Minnesona Pollution Control Agency Air Innovation Conference, www.epa.gov, retrieved.
Daugherty.E.C., 2001, Biomass Energy System Efficiency : Analyzaedthrough a Life Cycle Assessment, LundUniversity
Fergusen.T , Mah.R, 2006, Methanogenic bacteria in Aerobic digention of Biomass,Calofornia
Majalah Kampus Genta, Teknologi Sederhana Biogas, Edisi 117, Thn XXXIII /27 Maret 1998, halaman 35-38
Pamuji.A.W.S., 2009, Pencipta Reaktor Biogas, Berita Tokoh Indonesia, Minggu 22 Februari 2009
Pambudi.N.A, 2008, Pemanfaatan Biogas Sebagai Energi Alternatif, Jur teknik Mesin dan Industri UGM, Yogyakarta
Panggih. 2012. Produksi Biogas dari EncengGondok. Skripsi Teknik Kimia, ITS.Surabaya.
Rahayu,D,R.,Ardani,P.,Hendriani,N.,danJuliastuti,S,R. 2012. Pembuatan Biogas dari Eceng Gondok (EICCHORNIA CRASSIPES) melalui Proses Pretreatment dengan Jamur Phanerochaete Chrysosporium dan Trichoderma Harzianam. Jurnal Teknik
POMITS vol. 1 No. 1, 1-3.
Rahmadian,B.2012.Studi Tekno Ekonomi Pembuatan Biogas di PT.SHGW (Stichting Het Groene Woudt) Bio Tea Indonesia. Jurnal Energi Alternatif. Sari,S,N.,
Sutisna,M., dan Pratama,Y. 2014. Biogas yang Dihasilkan dari Dekomposisi Eceng Gondok ( Eicchornia crassipes ) dengan Penambahan Kotoran Sapi Sebagai Starter.
Jurnal Institut Teknologi Nasional No.1 Vol.2.
Ruhimat M., dkk. 2009. Sosialisasi dan Pelatihan Pemanfaatan Biogas Skala Rumah
Tangga sebagai Sumber Energi Alternatif Ramah Lingkungan di kampong Parabon desa Warnasari Kecamatan Pengalengan Kabupaten Bandung. Laporan Program
Penerapan IPTEKS. Universitas Pendidikan Indonesia
Siregar, H., 1988, Latihan Pemanfaatan Eceng Gondok sebagai Sumberdaya. 20 Agustus - 3 September 1988. Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran, Bandung
Sukmawati,Munir.P.2011.Pembuatan Biohidrogen Dari Kulit Pisang Dengan Proses Fermentasi Anaerob. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknologi Industri. UMI.
Makassar
Suryani. 2011. Makalah Biogas Energi Terbarukan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan. Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) ke 10, Jakarta, 8 – 10
November 2011.
Tim Pengabdian Masyarakat Dana DIPA. 2010. Pembuatan Digester Biogas SkalaRumah Tangga Menggunakan Kotoran Ternak Sapi. Universitas Sriwijaya
Tubagus K. dkk. The Effect of C/N Ratios of a Mixture of Beef Cattle Feces andWater Hyacinth (Eichornia crassipes) on the Quality of Biogas and Sludge. Lucrari
Stiintifice, Vol 55
Utomo, S., Wahyuningsih, V. 2010.Dosis Campuran Limbah Sapi dengan Limbah Babi terhadap Produksi GasBio. Jurnal AgriSains LPPM. Universitas MercuBuana.
Yogyakarta.
Wahyuni, S.2011.Biogas Energi Terbarukan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan. KIPNAS ke-10.. Jakarta.
Wahyuni Sri, 2013.Biogas, Energi alternative pengganti BBM, Gas, dan Listrik.Jakarta Selatan: PT Agromedia Pustaka
Wati L., Yuni A., dan Dezi H. 2014. Pengaruh Volumee Cairan Rumen Sapi terhadapBermacam Feses dalam Menghasilkan Biogas. Eksakta, Vol 1
Winarni,P., Trihadiningrum, Y., Soeprijanto. 2010. Produksi Biogas dari Eceng Gondok. ITS. Surabaya.
Windyasmara L., Ambar P., dan Lies M. Y. 2012. Pengaruh Jenis Kotoran Ternak Sebagai Substrat dengan Penambahan Serasah Daun Jati (Tectona grandis)
terhadap Karakteristik Biogas pada Proses Fermentasi. Buletin Peternakan, Vol 36.1: 40 – 47
Yonathan,A., Prasetya,A,R.,dan Pramudono,B. 2013.Produksi Biogas dari Eceng Gondok (EICCHORNIA CRASSIPES): Kajian Konsistensi dan pH terhadap Biogas
Dihasilkan