8/17/2019 74-222-1-PB
1/7
28 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009
PENGARUH JENIS PELARUT, MASSA BIJI, UKURAN
PARTIKEL DAN JUMLAH SIKLUS TERHADAP YIELDEKSTRAKSI MINYAK BIJI KETAPANG
M. Faizal, Prastya Noprianto, Rizky Amelia
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Abstract
Tropical Almond (Terminalia catappa Linn) is widespread in Indonesia. Terminalia
(Combretaceae) gone the round of Sumatera to Papua that can live at maany geogrphficalconditions. The limitation of raw materials that can be used to produce an alternative subtituion
fossil fuel causing the research developing at plant oil. This research intended to find a plant
that can produce raw materials of biodiesel. Solvent extraction is used to take the plant oil with
variations of solvent, seed mass, particle size measure, and the extraction cycle as operation
variabels. This research show that Terminalia catappa L. produce oil reach to 55,4952 %. The
optimum yield obtained at 7 cycle, 25 grams of seed mass (for sochlet 250 ml and solvent 300
ml), and 1 mm of particle size measure. Oil properties : 0,893-0,91842 gr/ml density and 3,564-
4,96884 % free fatty acid (%FFA).
Keyword : Terminalia catappa Linn, % FFA, Density of Tropical Almond oil
Abstrak
Ketapang (Terminalia catappa Linn) terdistribusi secara luas di Indonesia. Terminalia(Combretaceae) tersebar dari Sumatera sampai Papua yang dapat hidup di berabagai kondisi
geografi alam. Keterbatasan akan bahan baku untuk menghasilkan minyak yang dapat
dikonversi menjadi bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi menyebabkan berkembangnya
penelitian untuk menjadikan minyak nabati sebagai bahan baku pengganti. Peneltian ini
dilakukan untuk mencari tumbuhan yang berpotensi untuk menghasilkan minyak yang dapat
dijadikan bahan baku biodiesel. Metode yang dilakukan untuk menghasilkan minyak adalah
ekstraksi (solvent extracted) dengan variabel operasi jenis pelarut, massa biji ketapang, ukuran
partikel dan lamanya siklus ekstraksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar minyak yang
dimiliki Terminalia catappa mencapai 55,4952 %. Yield yang optimum pada penelitian ini
dipengaruhi oleh variabel-variabel operasi, dimana lamanya siklus ekstraksi yang terbaik
adalah 7, dengan massa biji 25 gram (untuk sochlet 250 ml dengan pelarut 300 ml), dan ukuran
partikel 1 mm. Berat jenis yang dihasilkan adalah 0,893-0,91842 gr/ml, kandungan asam lemak
bebas (%FFA) 3,564-4,96884 %.
Kata kunci :Terminalia catappa Linn, % FFA, Berat Jenis Minyak Ketapang
8/17/2019 74-222-1-PB
2/7
Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009 29
I. PENDAHULUAN
T. catappa terdistribusi secara luas di
Indonesia. Terminalia (Combretaceae) tersebar
dari Sumatera sampai Papua. Terminalia dapat
tumbuh pada dataran rendah sampai datarantinggi, di hutan primer maupun sekunder, hutan
campuran Dipterocarpaceae, hutan rawa, hutan
pantai, hutan jati atau sepanjang sungai
(Whitmore et al., 1997 dalam Wardani et al.,
2006). T. catappa ditanam terutama untuk
perlindungan daerah pantai dan pohon peneduh
(Thomson & Evans, 2006). Sayangnya
pemanfaatan buah T. catappa di Indonesia belum
optimal. Buah T. catappa tidak lazim digunakan
sebagai bahan makanan bagi masyarakat
Indonesia.
Berdasarkan penelitian Ezeokonkwo
(2004), menyatakan bahwa biji T. catappamemiliki kandungan minyak yang cukup tinggi,
yaitu sebesar 56,78%. Dalam pemilihan bahan
baku biodiesel, selain kandungan minyak, yang juga menjadi pertimbangan adalah sifat-sifat
minyak harus memenuhi persyaratan baku mutu
biodiesel. Minyak dari biji ketapang mempunyai
rata-rata nilai angka iodium yang diperoleh untuk
minyak T. catappa adalah 61,04 g I2 /100 g
minyak. Sedangkan batas maksimum angka
iodium berdasarkan SNI-04-7182-2006 adalah
115 g I2 /100 g minyak (Soerawidjaja 2006).
Angka penyabunan minyak T. catappa yangdiperoleh dari penelitian ini adalah 144,36 mg
KOH/g minyak. Nilai angka asam dan
penyabunan minyak biji T. catappa berturut-turut
adalah 11,04 mg KOH/g minyak dan 144,36 mg
KOH/g minyak. angka penyabunan menunjukkan
bahwa kualitas minyak T. catappa lebih baik
daripada minyak J. curcas.
Pengambilan minyak dari biji ketapang
dapat dilakukan cara ekstraksi. Ekstraksi
merupakan suatu proses pengambilan kandungan
zat yang digunakan dalam suatu fasa padatan
melalui kontak dengan pelarut. Dalam
prosesnya, biji ketapang yang telahdihaluskan dilarutkan di dalam pelarutnya dan
selanjutnya akan diekstraksi. Pengekstraksian
minyak secara kimiawi (solvent extracted )
merupakan cara yang paling ekonomis karena
membutuhkan sedikit biaya dengan hasil yangbanyak. Pada penelitian ini, variabel-variabel
operasi yang digunakan adalah jenis pelarut,
massa biji, ukuran partikel dan jumlah siklus
ekstraksi.
Dari penelitian terdapat beberapa
permasalahan berkaitan dengan ekstraksi minyakbiji ketapang, yaitu bagaimana pengaruh jenis
pelarut terhadap proses ekstraksi minyak biji
ketapang? Bagaimana pengaruh lamanya siklus
ekstraksi, massa biji ketapang dan ukuran biji
ketapang terhadap produk hasil ekstraksi? Dan
bagaimana menganalisa hasil ekstraksi minyak biji
ketapang untuk diketahui kualitasnya?Tujuan dilakukannya penelitian ekstraksi
minyak biji ketapang ini adalah sebagai berikut
untuk memperoleh minyak dari ekstraksi biji
ketapang. Mempelajari pengaruh jenis pelarut,
massa biji, ukuran partikel serta siklus ekstraksi
terhadap kualitas dan kuantitas minyak biji
ketapang. Mengetahui berat jenis dan % FFA
(asam lemak bebas) dari minyak biji ketapang.
Serta dapat memperoleh bahan baku baru yang
dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat
biodiesel.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari
penelitian ini adalah dapat mengetahui alternatifpengolahan biji ketapang menjadi produk yang
lebih ekonomis, mengetahui kualitas minyak biji
ketapang hasil ekstraksi, berdasarkan analisa berat jenis dan kandungan asam lemak bebas (% FFA),
dan sebagai pengembangan teknologi proses dalam
menghasilkan sumber energi alternatif dengan
minyak biji ketapang sebagai bahan baku
pembuatan biodisel.
Variabel-variabel yang diamati padapenelitian ini adalah jenis pelarut, massa biji,
ukuran partikel, dan jumlah siklus. Variabel-
variabel tersebut diamati pengaruhnya terhadap
yield minyak biji ketapang yang dihasilkan.
II. FUNDAMENTAL
Ketapang merupakan tumbuhan yang
berasal dari Asia Tenggara khususnya Kepulauan-
kepulauan Melayu. Ketapang juga banyak ditanam
di Australia Utara, Polinesia, juga di Pakistan,
India, Afrika Timur dan Barat, Madagaskar dan
dataran rendah Amerika Selatan dan Tengah. DiInggris tanaman ini dikenal dengan nama tropical,
beach, or Indian almond .
Menurut Tjitrosoepomo, G. (1989),
klasifikasi tanaman ketapang tersusun dalam
sistematika sebagai berikut :
• Kingdom : Plantae
• Subkingdom : Magnoliophyta
• Class : Magnoliopsida
• Subclass : Rosidae
• Ordo : Myrtales
• Family : Combretaceae
• Genus : Terminalia L.
• Species : Terminalia catappa L.
8/17/2019 74-222-1-PB
3/7
30 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009
Kandungan Biji Ketapang
Tabel 2.1 Kandungan biji ketapang
(% berat kering)
No. Parameter Hasil Analisa
1. Kadar Air 0,81 %2. Kadar Minyak 56,66 %
3. Protein 17,996 %
4. Gula Total 61,5 mg
5. Vitamin C 56 mg/100gr bahan
Sumber : Juniarti Asnani,2007.
Kriteria Pemilihan Biji Ketapang
Sebelum melakukan pengolahan, bijiketapang harus dinilai kesegarannya. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk menentukan biji
yang baik dan siap diolah. Penilaian kesegaran ini
ditentukan berdasarkan atas dasar warna dankeadaan fisik biji. Biji yang baik adalah biji yang
kulit luarnya berwarna coklat muda, denganbagian dalam berwarna putih. Sedangkan yang
berwarna coklat tua, sampai hitam keriput dinilai
kurang baik.
Biji ketapang mengandung 50% sampai
dengan 60% minyak. Minyak biji ketapang ini
belum digunakan secara maksimal, di beberapaNegara minyak biji ketapang digunakan sebagai
pengganti minyak almond, minyaknya tidak
berasa dan tidak berbau sehingga tidak enak untuk
dikonsumsi. Penggunanaanya baru sebagai obat
penyakit kulit seperti kudis, yang kurang bernilaiekonomis.
Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak dalam
Minyak Biji Ketapang
Sifat fisik dan kimia minyak biji
ketapang:
•••• Berbau harum seperti bau kacang
•••• Berbau kuning jernih
•••• Tidak larut dalam air
•••• Larut dalam alkohol dan eter
•••• Mempunyai berat jenis 0,906 gr/ml
•••• Mempunyai viskositas 0,144 poise
•••• Mempunyai angka penyabunan 184,903
mg KOH/ gr minyak
•••• Mempunyai angka asam 3,286 mg KOH/gr
minyak
•••• Nilai kekeruhan 3,517 NTU
•••• Mempunyai angka peroksida 1,983 meq/gr
minyak
(Heny Oktaviani, 2006)
Kualitas minyak dari biji-bijiandipengaruhi oleh beberapa fakor, yaitu:
1. Kualitas dan kemurnian bahan baku. Adanyabenda asing atau biji yang berkualitas jelek
yang tercampur dalam bahan bakupada proses,akan menyebabkan minyak cepat rusak dan
berbau.
2. Usia biji. Biji ketapang yang usianya cukuptua akan menghasilkan minyak yang lebih baik
kualitas dan kuantitasnya dibanding dengan
minyak biji ketapang yang lebih muda3. Kadar air yang terkandung dalam biji
ketapang. Biji ketapang yang terlalu lama
disimpan akan mengandung kadar air yang
tinggi, sehingga dapat menghasilkan minyak
dengan mutu yang kurang baik.
4. Perlakuan terhadap bahan baku pada saatproses dan pasca proses (misalnya: halusnya
hasil pencacahan yang dilakukan pemilihan
jenis pelarut, penyimpanan minyak hasil
proses dan sebagainya.
Menurut Ketaren (1986) ekstraksi minyak
atau lemak adalah suatu cara untuk mendapatkan
minyak atau lemak dari sel-sel bahan yang didugamengandung minyak atau lemak. Sebagai senyawa
hidrokarbon, minyak dan lemak atau lipid pada
umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organic. Pemilihan bahan pelarut yang
paling sesuai untuk ekstraksi minyak dan lemak
adalah dengan menentukan derajat polaritasnya.
Pada dasarnya suatu bahan akan mudah larut dalam
pelarut yang sama polaritasnya. Polaritas minyak
dan lemak berbeda-beda sehingga tidak ada bahan
pelarut umum (universal) untuk semua macam
lipid. Contoh di bawah ini menunjukkan beberapa
jenis bahan pelarut yang sesuai untuk ekstraksi
lipid tertentu (Sudarmadji, 1989):a. Senyawa trigliserida yang bersifat non-polar
akan mudah diekstraksi dengan pelarut-pelarutnon-polar misalnya n-Heksana dan Petroleum
eter.
b. Glikopida yang polar akan mudah diekstraksidengan alcohol yang polar.
c. Lesitin atau secara kimia adalah senyawafosfafidil kolin bersifat basis dan akan mudahlarut dalam pelarut yang sedikit asam seprti
alkohol.
d. Fosfadil serin yaitu fosfolipida yang bersifatpolar dan asam mudah akan larut dalam
No Asam Lemak Komposisi
(%)
1. Asam Palmitat (C16:0) 35,26
2. Asam Palmitoleat (C16:1) 0,38
3. Asam Stearat (C18:0) 4,55
4. Asam Oleat (C18:1) 38,72
5. Asam Linoleat (C18:2) 20,576. Asam Arakhidat (C20:0) 0,51
8/17/2019 74-222-1-PB
4/7
Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009 31
100x1000contoh xBerat
Lemak AsamMolekulBeratxNxNaOHml FFA% =
kloroform yang sedikit polar. Senyawa ini
tidak mudah larut dalam alkohol.
Ekstraksi minyak ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain dengan
pemanasan (rendering), pengepresan (pressing)
dan dengan pelarut (solvent extraction).
Heksana adalah suatu hidrokarbon alkana
dengan rumus kimia CH3(CH2)4CH3. Awalan"Hex" menunjukkan jumlah enam atom
karbonnya, sedangkan akhiran “ana”
menunjukkan bahwa atom karbonnya
dihubungkan oleh ikatan tunggal. Isometri
heksana umumnya bersifat tidak reaktif, dan
sering digunakan sebagai pelarut inert dalam
reaksi organik, karena heksana tidak polar.
Umumnya heksana digunakan untuk
mengekstrak minyak dari bijinya seperti pada
kacang-kacangan dan flax. Hal ini karena heksanatidak reaktif dan inert dalam reaksi organik
karena bersifat sangat non-polar dan memilki
narrow distillation range dan selective power,
sehingga tidak memrlukan tingkat pemanasan
yang tinggi dan daya ekstraksinya tinngi, yang
menjadikan heksana sebagai pelarut yang baik
untuk mengekstrak minyak dari bijinya.Isopropil alkohol diproduksi dengan
mereaksikan air dan propena. Isopropil alkohol
tersedia dengan harga yang cukup murah. Seperti
aseton, isopropil alkohol tergolong ke dalam
senyawa yang non polar, bersifat relatif non toxic
dan mudah mnguap pada suhu ruang. Isopropilalkohol biasa digunakan sebagai pelarut dan juga
sebagai fluida pembersih (untuk membersihkan
peralatan elektronik, seperti ROM catridges,
magnetic tape deck dan floppy disk, lensa laser
pada optical disc drive, layar monitor). Isopropilalkohol juga baik digunakan untuk meghilangkan
kotoran, debu dan smudges.
Tidak seperti metanol dan etanol,
isopropil alkohol bisa dipisahkan dari larutan
dengan menambahkan garam seperti sodium
klorida, sodium sulfat dan beberapa jenis garaminorganik lainnya.
Pengujian dan Analisa KandunganMinyak. Pengujian yang penting adalah
penentuan sifat fisika dan sifat kimia dari minyak
yang dihasilkan. Penentuan berat jenis, viskositas,
kelarutan dalam alkohol, indeks bias, angka
penyabunan dan angka asam. Uji khusus lainnya
dapat pula dilakukan misalnya kadar eter,
penentan total alkohol, titik beku, residu
penguapan dan hal ini tergantung pada jenis
bahan. Dengan cara membandingkan hasil analisis
dengan data pustaka maka ahli kimia dapat
memperoleh gambaran tentang kemurnian koalitas
minyak (Guenther,1987).
Penetapan Berat Jenis. Berat jenis
merupakan salah satu kriteria penting dalammenentukan mutu dan kemurnian kandungan
minyak. Nilai berat jenis minyak umumnya
berkisar antara 0,696 – 1,188 pada suhu 25oC
(Guenther,1987).Nilai berat jenis minyak pada suhu
25oC/25oC didefinisikan sebagai perbandingan
antara berat minyak pada suhu 25oC dengan air
pada volume air yang sama dengan volume minyak
pada suhu 25oC. Piknometer adalah penetapan
berat jenis yang praktis dan tepat digunakan, yang
dilengkapi dengan sebuah kapiler dengan gelaspenutup.
Penentuan Asam Lemak Bebas (FFA).
Asam lemak bebas ditentukan sebagai kandungan
asam lemak yang terdapat paling banyak dalam
minyak tertentu. Dengan demikian asam lemak
bebas yang dipakai sebagai tolak ukur jenis minyaktertentu dapat dilihat pada tabel 2.3.
Asam lemak bebas dinyatakan sebagai
% FFA yang dapat ditentukan dengan
persamaan :
Tabel 2.3 Jenis-jenis Asam Lemak Bebas
(Suhardi, Bambang dan Slamet. 1997)
Sumber
Minyak
Jenis Asam
Lemak
Terbanyak
Berat
Molekul
Susu
SawitPalmitat 256
Inti Sawit
KelapaLamat 200
Susu Oleat 282
Jagung
Kedele
Kacang dll.
Linoleat 278
III. METODOLOGI
Pada penelitian ekstraksi minyak bijiketapang ini, beberapa variabel kuantitatif yang
diberikan adalah :
• Jenis Pelarut : HeksanaIsopropil alkohol
• Massa biji ketapang : 25 gram50 gram
• Ukuran biji ketapang : 1 mm2 mm
• Siklus ekstraksi : 3 siklus5 siklus
7 siklus
8/17/2019 74-222-1-PB
5/7
32 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009
Prosedurnya pelaksanaan penelitian ini
adalah sebagai berikut :Proses Preparasi Bahan. Pada tahap
persiapan bahan baku pertama-tama biji ketapang
dikupas klitnya, kemudian dikeringkan di dalam
oven pada suhu sekitar ± 100o
C. Tujuanpengeringan ini antara lain untuk mengurangi
kandungan air dalam biji dan mempermudah
dalam proses penghancuran. Untuk mendapatkan
biji ketapang yang sesuai dengan variabel yang
dipakai digunakan alat screen (ayakan) dengan
ukuran ayakan 1mm dan 2 mm.
Proses Ekstraksi. Rangkai peralatansochlet hingga siap untuk dipakai. Pada penelitian
ini menggunakan sochlet 250 ml dan labu 500 ml.
Timbang biji ketapang dengan menggunakan
neraca analitis. Kemudian dibungkus dengan
kertas saring. Perhatikan ukuran bungkusan
sampel agar sesuai dengan dengan ukuran sochlet.Masukkan bungkusan sampel ke dalam sochlet.
Nyalakan pompa untuk sirkulasi kondensor.
Tuang pelarut sebanyak 300 ml yang akan dipakai
melalui bagian atas sochlet. Nyalakan heating
mantle dan atur temperatur sesuai kebutuhan.
Catat hasil ekstraksi untuk setiap variabel.xxLakukan langkah yang sama untuk pelarut,
massa biji, ukuran partikel dan siklus yang
berbeda.
Hitung setiap hasil ekstraksi kemudian
dibandingkan.
Proses Evaporasi. Rangkai alat
evaporasi hingga siap dipakai. Masukkan larutansampel ke dalam labu sampel. Nyalakan evporator
dan atur temperatur sesuai titik didih pelarut yang
dipakai. Nyalakan pompa vakum. Catat hasil
evaporasi untuk setiap variabel..
Hasil (keluaran) dari evaporator inilah
yang merupakan minyak biji ketapang. Adapun
cara menghitung % yield dari minyak biji
ketapang adalah sebagai berikut :
%100xketapangbijiBerat
hasilminyakBeratYield% =
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian ekstraksi
minyak biji ketapang dengan menggunakan
metode sokletasi ini, diperoleh produk akhir
dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Heksanai. Warna kuning bening sedikit encer,
ii. Sedikit beraroma bumbu kacang,iii. Relatif tidak ada endapan.
b. Isopropil Alkohol
• Warna kuning bening lebih pekat dan
sedikit encer,• Sedikit beraroma bumbu kacang,
• Terdapat sedikit endapan.
0
10
20
30
40
50
60
3 5 7
Siklus Ekstraksi
% Y
i e l d
Massa Biji 25 gr (1mm)
Massa Biji 50 gr (1mm)
Massa Biji 25 gr (2mm)
Massa Biji 50 gr (2mm)
Gambar 4.1. Pengaruh Massa Biji, Ukuran
Partikel, dan Siklus Ekstraksi terhadap %Yield
(Pelarut Heksan)
Perbandingan antara pelarut heksan danisopropil alkohol tidak menunjukkan perbandingan
yang berarti. Hasil maksimum untuk heksan adalah
sebesar 54,226 % dan hasil maksimum untuk IPA
adalah sebesar 55,4952 %. Hanya saja dari
pengamatan fisik terhadap minyak, produk dari
pelarut IPA mengandung sedikit endapan. Hasil ini
sudah relevan dengan penelitian terdahulu yaitusebesar 53,493 % (Hadiana, 2007) sampai 56,66 %
(Heny, 2006).
Perubahan yang terjadi pada minyak
seperti proses oksidasi dan hidrolisis dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa baru sehinggadapat menyebabkan perubahan pada sifat fisika dankimia minyak yang salah satunya adalah berat jenis
(Heny, 2006). Pengujian berat jenis merupakan
salah satu uji karakteristik pada minyak.
0
10
20
30
40
50
60
3 5 7
Siklus Ekstraksi
%
Y i e l d
Berat Biji 25 gr (1mm)
Berat Biji 25 gr (1mm)
Berat Biji 50 gr (2mm)
Berat Biji 50 gr (2mm)
Gambar 4.2. Pengaruh Massa Biji, Ukuran
Partikel, dan Siklus Ekstraksi terhadap %Yield
(Pelarut IPA)
8/17/2019 74-222-1-PB
6/7
Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009 33
0.885
0.89
0.895
0.9
0.905
0.91
0.915
0.92
3 5 7
Siklus Ekstraksi
B e r a t J e n i s ( g r / m l )
Massa Biji 25 gr (1mm)
Massa Biji 50 gr (1mm)
Massa Biji 25 gr (2mm)
Massa Biji 50 gr (2mm)
Gambar 4.3. Pengaruh Massa Biji, Ukuran
Partikel, dan Siklus Ekstraksiterhadap Berat
Jenis (Pelarut Heksan)
Analisa yang telah dilakukan terhadap
berat jenis minyak ketapang menunjukkan bahwa
minyak yang diekstraksi menggunakan pelarut
IPA memiliki berat jenis yang lebih besar dari
minyak yang diekstraksi menggunakan heksanheksan. Hal ini dikarenakan berat jenis dari IPA itu
sendiri lebih besar daripada berat jenis heksana.
0.895
0.9
0.905
0.91
0.915
0.92
3 5 7
Siklus Ekstraksi
B e r a t J e n i s ( g r / m l )
Massa Biji 25 gr (1mm)
Massa Biji 50 gr (1mm)
Massa Biji 25 gr (2mm)
Massa Biji 50 gr (2mm)
Tabel 4.9. Data Hasil Ekstraksi Minyak dariBiji Ketapang
Tabel 4.10. Data Hasil Analisa Minyak Biji
Ketapang dengan Pelarut Heksan
VARIABEL BERAT
JENIS
(gr/ml)
% FFAUkuran
Partikel
Massa
Biji
Siklus
Ekstraksi
1 mm
25 gr3 0,90634 4,269485 0,90308 4,12284
7 0,90364 4,1172
50 gr
3 0,8989 4,13976
5 0,8983 4,10028
7 0,89832 4,07208
2 mm
25 gr
3 0,90162 4,11156
5 0,90992 4,46124
7 0,9028 4,24692
50 gr
3 0,91578 3,71112
5 0,91336 4,01004
7 0,9047 4,20744
Gambar 4.6. Pengaruh Massa Biji, Ukuran
Partikel, dan Siklus Ekstraksi terhadap %FFA(Pelarut IPA)
Tabel 4.11. Data Hasil Analisa Minyak Biji
Ketapang dengan Pelarut Isopropil Alkohol
VARIABELBERAT
JENIS
(gr/ml)
% FFAUkuran
Partikel
Massa
Biji
Siklus
Ekstraksi
1 mm
25 gr
3 0,91246 4,77144
5 0,91732 4,13976
7 0,90792 4,12284
50 gr3 0,90478 4,641725 0,9175 4,68684
7 0,90852 4,96884
2 mm
25 gr
3 0,91082 3,564
5 0,91842 3,62088
7 0,91728 3,76752
50 gr
3 0,90836 4,06644
5 0,91522 3,88596
7 0,91628 4,37664
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :
1. Pada ekstraksi minyak biji ketapang, jenispelarut, massa biji, ukuran partikel dan
lamanya siklus ekstraksi akan
mempengaruhi jumlah yield yangdihasilkan.
2. Pada ekstraksi minyak biji ketapangsemakin kecil ukuran biji ketapag maka
semakin besar yield yang diperoleh.
3. Lamanya siklus ekstraksi akan memperbesaryield yang dihasilkan.
4. Pada ekstraksi minyak biji ketapang, hasilyang optimal diperoleh dari ekstraksi
dengan menggunakan isopropil alkoholsebagai bahan pelarutnya. Akan tetapi
8/17/2019 74-222-1-PB
7/7
34 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16, April 2009
selisihnya relatif kecil dengan yield yang
dihasilkan pada ekstraksi dengan
menggunakan heksana..
5. Berdasarkan analisa berat jenis dan % FFA,menunjukkan bahwa kualitas minyak yang
diekstraksi dengan pelarut heksanmempunyai kualitas yang lebih baik.
6. Dari variabel proses yang diteliti, yieldyang paling tinggi dihasilkan dari ekstraksiminyak biji ketapang dengan menggunakan
pelarut isopropil alkohol dengan ukuran biji
1mm pada 7 siklus.
Beberapa saran yang dapat diberikan
setelah melaksanakan penelitian ini antara lain :
1. Untuk memperoleh minyak biji ketapangyang berkualitas tinggi sebaiknya
digunakan biji ketapang yang cukup tua
dan kondisinya baik agar mendapatkanhasil yang optimal.
2. Untuk mengetahui kualitas minyak yanglebih akurat, hendaknya melakukan analisa
yang lebih beragam.
3. Agar minyak hasil ekstraksi biji ketapangyang dihasilkan dapat dibuat biodiesel,hendaknya dilakukan penelitian lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, 1998. Cara Uji Minyak dan Lemak.
Badan Standarisasi Nasional-BSN ,Jakarta.
Anonimus, 1994. Terminalia catappa Tropical- Almond,
http://hort.ufl.edu./trees/TERCATA.pdf.
Anonimus, 2003. Terminalia catappa Tropical-
Almond,
www.wikipedia.org/wiki/Terminalia
catappa.
Endah, Purbarani., Heni Setyo Purwono., 2007.
Pengaruh Jenis Pelarut, Siklus Ekstraksi
dan Usuran Bici Karet terhadap Yield
Minyak Biji Karet. Facultas Teknik,
Jurusan Teknik Nimia, UniversitasSriwijaya, Inderalaya.
Flores, E.M.,1994. Terminalia catappa L.
Academica Nacional de Ciencias de
Costa Rica, Costa Rica.
Guenter, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I.
Universitas Indonesia: Jakarta.
Hardiana, Arjulis.,2007. Analisis Kandungan
Minyak Biji Terminalia catappa L. di
Tiga Lokasi dan Potensinya sebagai
Bahan Baku Biodiesel. Sekolah Ilmu dan
Teknologi Hayati, Institut Teknologi
Bandung.
Heny, Oktaviany., 2006. Analisis Mutu Minyak Biji
Ketapang (Terminalia catappa Linn).
FMIPA, Universitas Sriwijaya,
Inderalaya.
Ketaren, 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan
Lemak Pangan. Penerbit UniversitasIndonesia, Jakarta.
Treyball,E.Robert., 1979. Mass Transfer
Operations, Third Edition. Mc Graw-HillBook Company.
Vogel, 1985. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi I.
PT. Kalman Media Pustaka: Jakarta.
www.wikipedia.com, 2007.“n-Hexane”.
www.wikipedia.com, 2007.” Isopropyl Alcohol”