8/6/2019 3390.pdf
1/26
REAKSI K U S T A
Dr. Sri Linuwih Menaldi, Sp.KK(K)
Dept. I.K. Kulit dan Kelamin
FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,
JAKARTA
8/6/2019 3390.pdf
2/26
Reaksi Kusta
Istilah reaksi kusta digunakan untuk
menggambarkan berbagai gejala dan tanda
radang akut pada lesi, dalam perjalananpenyakit yang kronis. Dapat terjadi sebelum,
selama dan sesudah pengobatan.
8/6/2019 3390.pdf
3/26
Faktor pencetus
setelah pengobatan antikusta yang intensif
stres fisik / psikis imunisasi
kehamilan, persalinan, menstruasi
infeksi, trauma, dll
8/6/2019 3390.pdf
4/26
Pembagian Reaksi Kusta
1. Tipe I : reaksi reversal (up grading)
2. Tipe II : reaksi ENL
Reaksi reversal:
merupakan peningkatan sistem imunitas selular
lesi lama lebih aktif: eritematosa, udem, menimbul
dapat disertai neuritis akut
dapat muncul lesi baru
gejala sistemik tidak ada
kadang-kadang ada gejala prodromal
terjadi pada tipe BT-BB-BL
8/6/2019 3390.pdf
5/26
sebelum reaksi ketika reaksi
8/6/2019 3390.pdf
6/26
8/6/2019 3390.pdf
7/26
8/6/2019 3390.pdf
8/26
Reaksi ENL:
merupakan reaksi antigen-antibodi-
komplemen
muncul nodus eritematosa yang nyeri,terutama di ekstremitas
terdapat gejala prodromal dan gejala sistemik
contoh: artritis, neuritis, iridosiklitis
terjadi pada tipe lepromatosa
8/6/2019 3390.pdf
9/26
reaksi ENL
8/6/2019 3390.pdf
10/26
ENL
8/6/2019 3390.pdf
11/26
Tatalaksana
Non medikamentosa
- mengatasi neuritis, cegah paralisis dan kontraktur
- atasi gangguan pada mata
- istirahat / imobilisasi
Medikamentosa
- MDT diteruskan
- analgetik- Prednison 30-80 mg/hari, dosis terbagi,
diturunkan 5-10 mg/2 mgg
8/6/2019 3390.pdf
12/26
CACAT KUSTA DAN PENCEGAHAN
8/6/2019 3390.pdf
13/26
Cacat Kusta
Sensorik Otonom Motorik
Anestesi Anhidrosis Paralisis
Cedera FisuraSalah guna/
tidak digunakan
kontraktur
Infeksi sekunder Ulserasi Deformitas sendi
Selulitis Sikatriks Distorsi
Osteomielitis Deformitas
dan
disabilitas
Tekanan
abnormal
Kehilangan
jaringan
Ulserasi
berulang
Cacat primer:
kerusakan pada
saraf tepi
Cacat sekunder
akibat lanjut
cacat primer
8/6/2019 3390.pdf
14/26
Tingkat cacat (WHO-1995)
Tangan dan kaki
Tk 0 : tidak ada anestesi, tidak ada deformitas
atau kerusakan
Tk 1 : ada anestesi, tidak ada deformitas atau
kerusakan
Tk 2 : tampak deformitas atau kerusakan
* Catatan :
kerusakan : ulserasi, kontraktur, absorbsi, mutilasi
8/6/2019 3390.pdf
15/26
Mata
Tk 0 : tidak ada gangguan pada mata maupun
visus
Tk 1 : tampak gangguan ringan pada mata; visus
sedikit menurun (6/60, dapat menghitung
jari pada jarak 6 meter)
Tk 2 : gangguan besar; visus < 6/60
*Catatan :
gangguan pada mata : anestesi kornea, lagophtalmus,
iridosiklitis
8/6/2019 3390.pdf
16/26
Ulkus kusta
8/6/2019 3390.pdf
17/26
Claw hand
8/6/2019 3390.pdf
18/26
Lagofthalmus, drop foot
8/6/2019 3390.pdf
19/26
mutilasi
8/6/2019 3390.pdf
20/26
PENCEGAHAN CACAT KUSTA
ibu jari jari kelingking
8/6/2019 3390.pdf
21/26
PENCEGAHAN CACAT KUSTA
pergelangan tangan rasa raba tangan
8/6/2019 3390.pdf
22/26
PENCEGAHAN CACAT KUSTA
rasa raba kaki anestesi kornea
8/6/2019 3390.pdf
23/26
Tatalaksana
1. Ulkus : terapi/perawatan kompres luka
nekrotomi
antibiotik topikal/sistemik keratoplasti, graft, gips
2. Bila terjadi kecacatan, dapat dilakukan :
rehabilitasi medik rehabilitasi bedah/plastik-rekontruksi
rehabilitasi karya/okupasi
8/6/2019 3390.pdf
24/26
3. Rujuk ke rumah sakit dengan fasilitas
lengkap (termasuk tenaga spesialis dan
sarana) bila :
reaksi kusta berat
dugaan resisten terhadap pengobatan
dengan komplikasi penyakit lain
terjadi erupsi obat alergik
kemungkinan dilakukan tindakan bedah
8/6/2019 3390.pdf
25/26
8/6/2019 3390.pdf
26/26