7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
1/40
This story can fit 175-225
words.
The purpose of a newslet-ter is to provide special-
ized information to a tar-
geted audience. Newslet-
ters can be a great way to
market your product or
service, and also create
credibility and build your
organizations identity
among peers, members,
employees, or vendors.
First, determine the audi-
ence of the newsletter.
This could be anyone who
might benefit from the
information it contains, for
example, employees or
people interested in pur-
chasing a product or re-
questing your service.
You can compile a mailing
list from business reply
cards, customer information
sheets, business cards col-
lected at trade shows, or
membership lists. You might
consider purchasing a mail-
ing list from a company.
If you explore the Publisher
catalog, you will find many
publications that match the
style of your newsletter.
Next, establish how much
time and money you can
spend on your newsletter.
These factors will help deter-
mine how frequently you
publish the newsletter and
its length. Its recommended
that you publish your news-
letter at least quarterly so
that its considered a con-
sistent source of infor-
mation. Your customers or
employees will look forward
to its arrival.
This story can fit 75-125
words.
Your headline is an im-
portant part of the news-
letter and should be con-
sidered carefully.
In a few words, it should
accurately represent the
contents of the story and
draw readers into the story.
Develop the headline before
you write the story. This
way, the headline will help
you keep the story focused.
Examples of possible head-
lines include Product Wins
Industry Award, New Prod-
uct Can Save You Time!,
Membership Drive Ex-
ceeds Goals, and New
Office Opens Near You.
Caption describing picture or graph-ic.
L e a d S t o r y H e a d l i n e
S P E C I A LP O I N T SO F I N -
T E R E S T :
Briefly highlight your point of
interest here.
Briefly highlight your point of
interest here.
Briefly highlight your point ofinterest here.
Briefly highlight your point of
interest here.
I N S I D E T H I S
I S S U E :
Inside Story 2
Inside Story 2
Inside Story 2
Inside Story 3
Inside Story 4
Inside Story 5
Inside Story 6
S e c o n d a r y S t o r y H e a d l i n e
B U S I N E S S N A M E
Newsletter Title
Newsletter DateVolume 1, Issue 1
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
2/40
B u l l e t i n t r i t o n i s , e d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 1
B a l a i B e s a r T a m a n N a s i o n a lT e l u k C e n d e r a w a s i h
S u r a t d a r i R e d a k s i
Edisi III Buletin Tritonis merupakan edisi terakhir untuktahun 2011. Pada edisi ini Tim Redaksi menyajikanmenu tulisan yang beragam. Balai Besar Taman Nasion-al Teluk Cenderawasih menyelenggarakan DiklatPenyegaran bagi pejabat fungsional PEH dan pejabatfungsional Polhut. Diklat ini bertujuan untuk meningkat-kan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pegawai,khususnya pejabat fungsional PEH dan pejabatfungsional Polhut. Diharapkan dengan adanya Diklat ini,pejabat fungsional PEH dan Polhut lebih professionaldalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih memilikipotensi dan daya tarik wisata yang cukup banyak, salahsatunya adalah kemunculan Hiu Paus (Rhincodon Ty-pus)yang bisa dilsaksikan sepanjang tahun khususnyadi perairan Kwatisore, Nabire. Status Ikan Hiu Paussampai saat ini masih dimasukkan ke dalam kategorirentan dan pihak Balai Besar berencana mengusulkanpeningkatan status Hiu Pau dari rentan menjadi dilin-dungi Undang-Undang. Sehingga keberadaan Hiu Pausmenjadi lestari. Diharapkan juga Hiu Paus menjadi sa-lah satu ikon satwa yang ada di kawasan Taman Na-sional Teluk Cenderawasih. Selamat menikmati menutulisan yang lainnya..
Li put anLokakarya Pengelolaan Mangrove
Lestari
Pelatihan Penyusunan Modul Pen-didikan Lingkungan Tingkat SekolahDasar di Kawasan Taman NasionalTeluk Cenderawasih
Penyegaran Pejabat FungsionalPengendali Ekosistem Hutan Ling-kup Balai Besar Taman NasionalTeluk Cenderawasih
Penyegaran Pejabat FungsionalPolisi Kehutanan Lingkup Balai Be-sar Taman Nasional Te lukCenderawasih
Pengucapan Sumpah dan janji PNSLingkup Bidang PTN Wilayah I Nabi-re
Pohon Ditanam Kesejukan Datang
3
Ar t i kelKelestarian Lingkungan Hidup
Dihadapkan Pada KebutuhanEkonomi Masyarakat
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasion-al
TNTC, SMK Kehutanan, Pulau Lem-on, dan Transplantasi Karang
Atraki ikan Hiu Paus / Whale Sharkdi Perairan Kwatisore.
16
Bi odi ver s i t yCenderawasih31
Ber i t a Gambar 20Kabar KawasanSebuah Langkah Penting Mengupas
Pergerakan Sang Raksasa Laut di
Kawasan Taman Nasional TelukCenderawasih
28
Opi niUsulan Peningkatan Status Perlin-
dungan Hiu Paus (Rhincodon typus)Menjadi Satwa Dilindungi Undang-Undang
28
D a f t a r I s i
Ser ba- serbiSepuluh Kiat Hidup Sehat Tanpa Obat
34
Pembina & Penanggung Jawab: Kepala Balai Besar Taman NasionalTeluk Cenderawasih
Pengarah/Editor: Yohanes Cahyo D.H., S.HutPimpinan Redaksi: Astriet Y. Manangkoda, S.IKStaff Redaksi: Lidia Tesa Vitasari Seputro, S.Si., Rini Purwanti, S.Si.,Muhibuddin Danan Jaya, A.Md
Layout : Lidia Tesa Vitasari Seputro, S.SiDesain Cover : Muhibbuddin Danan Jaya, A.Md
Sumber Gambar : Dokumentasi TNTC
Alamat RedaksiBalai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih
Jln. Essau Sesa-Sowi GunungManokwari-Papua BaratTelp : (0986)212303Fax : (0986)214719
E-mail : [email protected]
Buletin Tritonis (Tanggap, Realistis, Informatif
dan inspiratif)
Merupakan media informasi dan komunikasi kon-servasi untuk menyebarluaskan informasi kon-servasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnyasecara umum, pengelolaan-pengelolaan sum-berdaya alam hayati dan ekosistemnya serta
pengembangan kawasan konservasi Taman Na-sional Teluk Cenderawasih.
S U S U N A N R E D A K S I
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
3/40
dan Perikanan Provinsi Papua Barat, Bappeda
Provinsi Papua Barat, Bappeda Kab. Raja Ampat,
dan Bappeda Kab. Sorong. Dari instansi vertikal di
daerah diwakili oleh BPDAS Remu Ransiki, BP2HP
Wilayah 18 Manokwari, BPKH Wilayah 17
Manokwari, Balai Besar Taman Nasional Teluk
Cenderawasih dan Balai Penelitian Kehutanan
Manokwari sedangkan NGO yang turut menghadiri
event ini adalah Yayasan Paradisae dan Conserva-
tion International Indonesia.
Dalam sambutanya, Kepala Balai Pengelolaan
Hutan Mangrove Wilayah I Denpasar, Ir.
Sasmitohadi, M.Si mengatakan bahwa lokakarya ini
diselenggarakan dengan tujuan untuk menggali
kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah
daerah provinsi maupun kabupaten, instansi
vertikal di daerah dan kendala penerapan kebijakan
maupun peran serta masyarakat lokal melalui
Kamis, 29 September 2011 Balai Pengel-
olaan Hutan Mangrove Wilayah I Denpasar
yang merupakan unit pelaksana teknis
Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai dan Perhutanan Sosial menggelar event ak-
bar yaitu lokakarya pengelolaan mangrove lestari.
Manokwari sebagai salah satu ibukota provinsi
ditanah Papua terpilih sebagai tempat penyeleng-
garaan lokakarya karena Papua dianggap masih
memiliki potensi mangrove yang baik. Event ini te-
patnya diselenggarakan di Billy Jaya Hotel
Manokwari dan dibuka oleh Sekretaris Daerah
Provinsi Papua Barat, Drs. Nathaniel Mandacan,
M.Si. Lokakarya ini dihadiri oleh berbagai peserta
lintas sektoral baik dari instansi pemerintah daerah,
instansi vertikal di daerah maupun NGO. Dari in-
stansi pemerintah daerah diwakili oleh Dinas Kehu-
tanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat,
Bapedalda Provinsi Papua Barat, Dinas Kelautan
P a g e 3E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 1
L o k a k a r y a P e n g e l o l a a n M a n g r o v eL e s t a r i
L I P U T A N
Veve I vana Pramest i , S. Hut*)
Pengelolaan mangrove sebagai bagian integral
pengelolaan DAS dan ekosistem pesisir .
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
4/40
kearifan budayanya dalam pengelolaan mangrove di
Papua. Ekosistem mangrove di Papua tergolongmasih baik bila dibandingkan dengan ekosistem
mangrove di Sumatera, Jawa, Bali maupun Kaliman-
tan sehingga perlu dijaga agar tidak turut mengala-
mi degradasi seperti daerah lainya di Indonesia.
Potensi mangrove di Papua cukup besar, yakni di
Provinsi Papua Barat sekitar 475.735.00 ha dan
Provinsi Papua memiliki potensi sekitar
1.158.269.000 ha mangrove juga (Bakosurtanal
tahun 2009) serta secara keseluruhan keberadaan
ekosistem mangrove di dua provinsi tersebut tergo-
long relatif baik. Kondisi tersebut dimungkinkan
karena masih kurang tersedianya akses trans-
portasi menuju hutan mangrove, kepadatan dan
keragaman penduduk yang masih relatif rendah
serta belum berkembangnya wilayah di wilayah
yang bermangrove.
Dalam mengelola mangrove menuju pengel-
olaan yang hutan lestari tentunya banyak menemui
kendala yang harus dihadapi, tidak hanya yang ber-
sumber dari faktor lintas sektoral akan tetapi faktor
alam dan ekonomi masyarakat di sekitar hutan jugaturut berperan serta. Kendala - kendala yang mun-
cul dalam mengelola mangrove antara lain:
1. Rendahnya ekonomi dan sumberdaya masyara-
kat di sekitar hutan mangrove karena
terbatasnya akses modal, teknologi, informasi
dan pasar serta rendahnya partisipasi masyara-
kat dalam pengambilan keputusan yang berkai-
tan dengan sumberdaya mangrove disekitarnya;
2. Konflik penataan ruang yang disebabkan belum
adanya penataan pemanfaatan ruang atauketidakpaduan pemanfaatan ruang antar sektor
yang menimbulkan ego sektoral;
3. Penurunan kualitas lingkungan di sekitar man-
grove karena tindakan manusia (ilegal logging,
perambahan, pencemaran pantai) dan peristiwa
alam (gempa bumi, tsunami, global warming,
abrasi);
4. Ketidakpastian hukum.
Pengelolaan mangrove merupakan bagian inte-
L I P U T A N .
P a g e 4 B u l l e t i n t r i t o n i s
gral yang tak terpisahkan dari pengelolaan DAS
maupun pengelolaan ekosistem pesisir terpaduyang berperan sebagi penyangga wilayah pesisir
dan buffer zone terumbu karang, sehingga dalam
pengelolaanya perlu menerapkan strategi - strategi
penting guna meminimalisir kendala-kendala dalam
pengelolaan mangrove. Adapun strategi-strategi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penguatan kelembagaan pengelolaan ekosistem
mangrove, baik institusi pengelolanya, lembaga
dimasyarakat maupun lembaga pendukung
misalnya Kelompok Kerja (Forum) mangrove
daerah;
2. Peningkatan koordinasi pengelolaan ekosistem
mangrove melalui institusi pemerintah di daerah
yang kompeten, antara lain Bappeda, Dinas
yang membidangi kehutanan, Dinas yang mem-
bidangi perikanan dan kelautan, BP DAS, BLH
serta forum/pokja;
3. Melakukan review terhadap tata ruang wilayah
(zonasi) yang belum melibatkan ekosistem man-
grove secara integral dalam pembangunan wila-
yah pesisisr terpadu;
4. Melibatkan masyarakat pesisir secara aktif dan
partisipatif dalam setiap pengelolaan ekosistem
mangrove terutama meningkatkan taraf hidup-
nya;
5. Membangun model-model pengelolaan man-
grove berbasis masyarakat yang berorientasi
kepada aspek kelestarian sumberdaya man-
grove, sosial ekonomi masyarakat dan aspek
kelembagaan;
6. Melakukan pembinaan diversifikasi usaha
ekonomi masyarakat pesisir melibatkan
berbagai sektor;
7. Melakukan sosialisasi terpadu kepada masyara-
kat khususnya di wilayah pesisir tentang pent-
ingnya kelestarian mangrove;
8. Merngefektifkan penyuluhan kepada masyara-
kat pesisir oleh lembaga penyuluhan;
9. Menggalakkan pemanfaatan HHBK mangrove
bagi peningkatan ekonomi masyarakat pesisir;
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
5/40
10.Memberikan peluang kepada masyarakat pesisir
untuk turut serta dalam pengelolaan lestarimangrove yang berada dalam kawasan hutan
lindung dan hutan produksi dan;
11.Melakukan penegakan hukum secara adil
terhadap pelaku perusakan ekosistem
mangrove.
Selain membagikan leafleat dan booklet tentang
pengenalan jenis mangrove, jenis pemanfaatan
ekosistem mangrove dan basic understanding of
mangrove, dalam lokakarya ini juga dipaparkan 6
(enam) materi oleh narasumber yaitu pengelolaanmangrove lestari (pengembangan dan pelestarian
ekosistem mangrove), pembangunan kehutanan
dan permasalahanya di Papua Barat, kebijakan dan
rencana strategis pengelolaan wilayah pesisir Pa-
pua Barat, kebijakan tata ruang wilayah pesisir di
Provinsi Papua Barat, hutan mangrove permasala-
han dan solusinya di Provinsi Papua Barat serta
rencana teknik rehabilitasi hutan dan lahan DAS
pada ekosistem mangrove dan sempadan pantai
wilayah kerja BPDAS Remu Ransiki. Dengan adanya
lokakarya ini diharapkan kendala-kendala penera-pan kebijakan daerah maupun teknis dalam pengel-
olaan mangrove dapat terselesaikan melalui diskusi
multipihak antar stakeholdersehingga pengelolaan
mangrove lestari dimasa yang akan datang dapat
diterapkan dalam berbagai ruang kebijakan
pemerintah daerah dan tidak saling tumpang tindih
antar sektor.
*)Calon Penyuluh pada BPTN Wilayah III Ransiki
L I P U T A N .
P a g e 5E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 1
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
6/40
Simulasi metode penyampaian materi ling-
kungan kepada anak didik menjadi materi pertama
yang disampaikan oleh para fasilitator. Dengan
berbagai metode penyampaian yang bermacam-
macam, ternyata materi tentang pendidikan ling-
kungan dapat disisipkan pada berbagai macam
mata pelajaran, namun tetap mengacu pada stand-
ard sistem pendidikan nasional. Selain materi yang
disampaikan di kelas, para fasilitator juga mengajak
peserta untuk melihat-lihat ke luar ruangan untuk
dapat mengetahui kondisi lingkungan yang dapat
dijadikan obyek pembelajaran tentang lingkungan
bagi para siswa didik.
Para fasilitator juga mengajarkan bagaimana
penyusunan silabus pendidikan, yaitu bagaimana
dan apa tujuan menyampaikan materi mata pelaja-
ran kepada murid-murid. Dengan mengikutsertakan
pendidikan lingkungan dalam mata pelajaran yang
relevan, diharapkan siswa akan lebih mencintai
lingkungan sejak dini (di bangku sekolah dasar).
Pendidikan lingkungan sejak usia dini meru-
pakan salah satu upaya yang perlu terus
dilakukan untuk menanamkan semangat
mencintai lingkungan sekitar sejak masa anak-
anak. Demikian garis besar isi sambutan saat pem-
bukaan acara Pelatihan Penyusunan Modul Pendidi-
kan Lingkungan tingkat Sekolah Dasar di kawasan
TNTC oleh Project Leader Teluk Cenderawasih
Bp.Beny Ahadian Noer,S.Hut. Pembukaan pelatihan
tersebut dibuka secara simbolis oleh Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Teluk Wondama dan disaksi-
kan oleh Kepala Balai Besar Taman Nasional Teluk
Cenderawasih serta seluruh peserta dan tamu un-
dangan. Acara yang berlangsung selama 6 hari ter-
sebut diikuti oleh kurang lebih 35 peserta dari Di-
nas Pendidikan Kabupaten Nabire dan Kabupaten
Teluk Wondama, Dinas Lingkungan Hidup Kabupat-
en Nabire dan Teluk Wondama, Balai Besar TNTC,
serta WWF Indonesia sebagai fasilitatornya yang
berjumlah kurang lebih 35 orang.
P e l a t i h a n P e n y u s u n a n M o d u l
P e n d i d i k a n L i n g k u n g a n T i n g k a tS e k o l a h D a s a r d i K a w a s a n T a m a nN a s i o n a l T e l u k C e n d e r a w a s i h
L I P U T A NP a g e 6 B u l l e t i n t r i t o n i s
Topo Budi Dhanar ko, S. Pi *)
Awal perkenalanku dengan kawasan yang
menjadi tempatku berkarya .
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
7/40
pelaksanaan seminar.
Kegiatan yang ditutup secara simbolisoleh Kepala Balai Besar Taman nasional
Teluk Cenderawasih ini, diharapkan dapat
menjadi masukan berupa materi pendidi-
kan lingkungan yang terangkum dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ting-
kat Sekolah Dasar di kawasan TNTC.
Dengan demikian, kecintaan terhadap
lingkungan sekitar, baik sekolah, keluarga
maupun lingkungan kampung dapat terta-
nam dalam diri anak-anak sejak dini dan
diharapkan mereka dapat menjaga keles-
tarian kawasan Taman Nasional Teluk
Cenderawasih.
Latihan atau praktek penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga dilakukan
dalam pelatihan kali iini. Penyusunan RPP tetap
mengacu pada standard pendidikan nasional yang
ada yang kemudian ditambahkan unsur pendidikan
lingkungan di setiap mata pelajaran yang relevan
dengan materi pendidikan lingkungan. Penyusunan
RPP ini dilakukan mulai dari kelas 1 (satu) sampai
dengan kelas 6 (enam). Hasil RPP ini kemudian di-presentasikan untuk dapat mendapatkan kritik dan
saran yang nantinya dapat dimasukan untuk
melengkapai RPP yang telah dibuat.
Materi terakhir yang disampaikan dalam pelati-
han kali ini adalah penyusunan seminar sederhana.
Di sini peserta diajarkan mengusung tema seminar
tentang lingkungan dan menyusun tata waktu
*)Calon PEH pada SPTN Wilayah IV Roon
L I P U T A N .
P a g e 7E d i s i I I I D e s e m b e r 2 0 1 1
Gambar 1. Antusi asme para pesert a pel at i han
Gambar 1. Foto ber sama peser t a dan f asi l i t ator
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
8/40
dan peredaran flora dan fauna
oleh Ir. Djati Witjaksono Hadi,
M.Si., inventarisasi dan identifi-
kasi mangrove oleh Vemmy J.
Wyzer, S.Hut, metode inventar-
isasi dan identifikasi
terumbu karang dan
metode SPAGs oleh
Kartika Sumolang,metode inventarisasi
dan identifikasi lamun
oleh Topo Budi Dhan-
arko, S.Pi, pembinaan
pejabat fungsional,
fungsi dan peranan
pejabat fungsional PEH
dan Polhut oleh Ir. Am-
my Nurwati, serta pe-
jabat fungsional Polhut
dan PEH dan angka kreditnya
oleh Ir. Haryati.
Kegiatan dilaksanakan
dengan metode ceramah dan
tanya jawab/ diskusi. Materi
Kemampuan dan karakter-
istik yang dimiliki seorang
PNS, Pengendali
Ekosistem Hutan, berupa penge-
tahuan, ketrampilan dan sikap
perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya,
sehingga melaksanakan tugasnya
secara professional, efektif danefisien. Kegiatan penyegaran pe-
jabat fungsional PEH diseleng-
garakan dalam rangka pening-
katan kapasitas Sumber Daya
PEH dalam hal kompetensi dan
profesionalitasnya.
Kegiatan penyegaran PEH diisi
dengan pematerian tentang ke-
bijakan Direktorat Jenderal PHKA,
flora dan fauna yang dilindungi
K e g i a t a n P e n y e g a r a n P e j a b a tF u n g s i o n a l P e n g e n d a l i E k o s i s t e mH U t a n L i n g k u p B a l a i B e s a r T a m a n
N a s i o n a l T e l u k C e n d e r a w a s i h
L I P U T A NP a g e 8 B u l l e t i n t r i t o n i s
Suasana Apel Sebel umKegi at an Penyegaran
Sebuah upaya peningkatan kapasitassumber daya Pengendali Ekosistem Hutan Li di a Tesa Vi t asar i S. , S. Si *)
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
9/40
P a g e 9E d i s i I I I , D e s e m b e r 2 0 1 1
L I P U T A N .
bentuk pertumbuhan (lifeforms).
Menurutnya, untuk pengamatan
terumbu karang baik inventarisasi
maupun monitoring, minimal dil-
akukan tiga kali pengulangan di
kedalaman yang sama. Materi
yang beliau sampaikan ini dapat
menjadi masukan dalam pelaksa-
naan kegiatan terkait pengendali-
an ekosistem hutan. Selain
metode inventarisasi dan identifi-kasi terumbu karang, Kartika
Sumolang juga menyampaikan
materi tentang Spawning Agrega-
tion Site (SPAGs). Materi ini
memberikan informasi mengenai
laju perkembangbiakan ikan di
lokasi-lokasi pemijahannya. Tidak
hanya materi saja, Beliau juga
memberikan praktek berupa
kegiatan memprediksi ukuran
ikan. Hal ini dimaksudkan untuk
mengasah kemampuan mem-
prediksi ukuran ikan tanpa harus
menggunakan alat bantu ukur.
Prediksi yang dilakukan diharap-
kan mendekati ukuran sebenarn-
ya. Hal ini nantinya akan sangat
berguna dalam penelitian SPAGs,
karena pemantauan tingkatan
usia ikan dapat diamati melalui
prediksi ukuran ikan, sedangkan
tingkatan usia ikan juga menen-
tukan produktivitas ikan tersebut.
Beliau juga menyampaikan be-
berapa jenis ikan yang sering
digunakan sebagai target utama
pengamatan yaitu dari Genus
Epinephelus dan Plectropomus.
Hal ini karena kedua genus ini
paling banyak ditemukan di
perairan Teluk Cenderawasih.
Pada sesi pembinaan pejabat
fungsional, Ir. Ammy Nurwati
selaku Kasubag Administrasi Jab-atan Fungsional, menyampaikan
beberapa hal diantaranya, aturan
tentang izin belajar dan tugas
belajar dan disiplin pegawai
negeri sipil. Beliau juga menyam-
paikan bahwa saat ini telah dil-
akukan penambahan jalur ahli
untuk jabatan Polhut. Sesuai
PermenPAN dan Reformasi
Birokrasi Nomor 17 tahun 2011,terdapat dua tingat polhut, yaitu
jabatan fungsional polhut
terampil dan jabatan fungsional
polhut ahli. Kemudian untuk pe-
jabat fungsional PEH, beliau
menyampaikan bahwa akan ada
revisi terhadap buku petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis
jabatan fungsional pengendali
ekosistem hutan dan angka
kreditnya.
ekosistem padang lamun disam-
paikan oleh Topo Budi Dhanarko,
S.Pi. Dalam materinya, disam-
paikan mengenai biologi lamun,
potensi ekosistem padang lamun,
gangguan yang dapat mengan-
cam ekosistem padang lamun,
pengelolaan padang lamun serta
penentuan status padang lamun.
Vemmy J. Wyzer, S.Hut menyam-
paikan materi mengenai identifi-kasi dan inventarisasi mangrove.
Beliau menyampaikan cara prak-
tis pengenalan jenis mangrove
berdasarkan morfologi tum-
buhannya, baik bentuk akar, ben-
tuk buah serta bentuk daun. Be-
liau juga menyampaikan teknik
inventarisasi mangrove. Kedua
materi ini dapat menambah
pengetahuan para pejabat
fungsional PEH dalam
melaksanakan tugasnya sehari-
hari yang terkait dengan pengen-
dalian ekosistem hutan.
Kartika Sumolang menyam-
paikan materi metode inventar-
isasi dan identifikasi terumbu
karang. beliau menyampaikan
beberapa metode survei yang
dapat digunakan untuk survei
terumbu karang dan bentuk-
*)Calon PEH pada
BPTN Wilayah III Ransiki
Suasana Kel as Saat Pemat er i an
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
10/40
P a g e 1 0 B u l l e t i n t r i t o n i s
K e g i a t a n P e n y e g a r a n P e j a b a tF u n g s i o n a l P o l i s i K e h u t a n a n
L i n g k u p B a l a i B e s a r T a m a n N a s i o n a lT e l u k C e n d e r a w a s i h
L I P U T A N
Tahun 2011, sebagai revisi pera-
turan pemerintah sebelumnya No.
30 Tahun 1980. Dalam PP No-
mor 53 Tahun 2011, mengatur
tentang kewajiban PNS yang ter-
tuang dalam 17 butir dan
larangan PNS dalam 15 butir. Tak
hanya itu, PP 53 Tahun 2011 juga
mengatur sanksi yang akan
dikenakan atas pelanggaran ter-hadap kewajiban dan larangan.
Selain itu, disampaikan juga
K e b i j a k a n K e m e n t e r i a n
K e h u t a n a n d i B i d a n g
P e r l i n d u n g a n h u t a n d a n
Konservasi Alamterkait visi utama
Kementerian Kehutanan yaitu
H u t a n L e s t a r i U n t u k
Kesejahteraan Masyarakat Yang
Berkeadilan
Pemate r ian d i lan ju tkan
dengan teknik penanganan
tindak pidana kehutanan dan
kelautan yang disampaikan oleh
Aipda Juman Simanjuntak dari
Kepolisian Resort Manokwari.
Teknik Penanganan Tindak
Pidana Kehutanan/ Kelautan
Kegiatan diklat Penyegaran
P e j a b a t F u n g s i o n a l
POLHUT lingkup BBTNTC
angkatan tahun 2011 dimulai
tanggal 7 November 2011 hingga
tanggal 11 November 2011.
Rangkaian kegiatan ini diawali
oleh sambutan dan dibuka secara
resmi oleh Kepala Balai Besar
TNTC, Ir. Djati Witjaksono Hadi,Msi.
Agenda kegiatan dilanjutkan
dengan pematerian yang dian-
taranya materi dari Kababes
TNTC mengenai Peraturan dan
Kebijakan Pemerintah yang baru
mengenai disiplin pegawai negeri
sipil. Peraturan tentang disiplin
pegawai negeri sipil diatur melalui
Peraturan Pemerintah No. 53
Kur ni ani ngsi h, Amd*)
Awal perkenalanku dengan kawasan yang menjadi
tempatku berkarya .
Suasana Apel Sebel umKegi at an Penyegar an
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
11/40
P a g e 1 1E d i s i I I I , D e s e m b e r 2 0 1 1
L I P U T A N .
Materi-materi lain yang
d i b e r i k a n d i a n t a r a n y a ,
pencegahan dan penanggulangan
gangguan kawasan perairan,
teknik tindakan tindak pidana
dan penanganan tempat kejadian
perkara (TKP) di sampaikan oleh
anggota SPORC (Satuan POlisi
hutan Reaksi Cepat). Kemudian
materi Pembinaan pejabat
fungsional, fungsi dan peranpejabat fungsional POLHUT dan
PEH, sosialisasi mengenai
pejabat POLHUT dan PEH dan
angka kreditnya, serta teknik
pembuatan dan penyusunan
DUPAK disampaikan oleh staf
Sekditjen PHKA. Ada pula dari
kepolisian resort Manokwari yang
memberikan materi mengenai
Menembak.
Dua hari terakhir dalam
kegiatan ini, dimanfaatkan untuk
praktek pembinaan fisik dan
mental, yaitu praktek lari di
sekitar kawasan kantor Balai
Besar TNTC yang dibimbing oleh
panitia penyelenggara kegiatan.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan
pemberian materi sosialisasi
peraturan perundang-undangan
bidang kehutanan dan konservasi
sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya yang disampaikan
oleh anggota SPORC. Hari terakhir
diisi dengan pemberian materi
menembak dan teknik tindakan
tindak pidana serta penanganan
tempat kejadian perkara.
Pembinaan fisik berupa kegiatan
berenang yang dilaksanakan di
Pantai Pasir Putih dimaksudkan
untuk menjaga kestabilan
kesehatan fisik petugas polisikehutanan itu sendiri. Berenang
m e n j a d i p i l i h a n p r a k t e k
pembinaan fisik dan mental
polhut BBTNTC, karena sebagian
besar kawasan TNTC merupakan
kawasan perairan.
P e n u t u p a n k e g i a t a n
penyegaran polisi kehutanan
l i n g k u p B a l a i B e s a rTNTCdilaksanakan di Pantai Pasir
Putih, Manokwari. Penutupan
dilakukan oleh Kepala Balai
Besar Taman Nasional Teluk
Cenderawasih.
menggunakan dasar hukum
Undang-Undang nomor 8 tahun
1981 tentang Hukum Acara
Pidana. Pengertian-pengertian
umum seperti apa itu penyidik
dan penyelidik serta penyelidikan
dibahas disini. Ada tiga tahapan
pokok dalam penyidikan, yaitu
penyelidikan, penindakan dan
pemeriksaan, serta penyelesaian
dan penyerahan perkara. Penyidiksendiri bukan hanya berasal dari
kepolisian semata, melainkan
telah diperluas jangkauan
kerjanya dengan harapan dapat
menyelesaikan suatu tindak
pidana sesuai dengan bidang
yang lebih spesifik. Polsus (Polisi
K h u s u s ) m e r u p a k a n
perpanjangan tangan dari
kepolisian, dalam hal ini yaitu
polisi kehutanan (Polhut). Polisi
menangani tindak pidana secara
u m u m d a n m e n y e l u r u h ,
sedangkan polhut khusus
menangani tindak pidana sesuai
dengan bidang kerjanya, yaitu
kehutanan. Penyidik dalam
lingkup pegawai negeri sipil biasa
disebut dengan Penyidik Pegawai
Negeri Sipil atau disingkat
menjadi PPNS.
*)Calon Polhut pada BBTNTC
Suasana Kel as saat Pemat er i an
Suasana Saat Lati han Fi si k
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
12/40
BDK Rumpin ada yang masih berhalangan hadir
karena masih cuti hamil ada yang tidak dapat hadir
karena sakit ada juga yang sedang melaksanakan
Tugas Belajar. Upacara pelaksanaan Sumpah Pega-
wai dipimpin langsung oleh Kepala Balai Besar Ta-
man Nasional Teluk Cenderawasih Bapak. Ir. Djati
Witjaksono Hadi, M.Si, dalam pelaksanaan pengam-
bilan sumpah dilakukan secara bersama-sama baik
yang yang beragama Islam maupun yang beragama
Kristen untuk yang beragama Islam pengambilan
Sumpah didampingi oleh Rohaniawan Bapak Putra
Aminudin dan untuk yang beragama Kristen oleh
Rohaniawan Bapak Robert Wopairi, S.Th Masing-
masing dari Kantor Agama Pemerintah Daerah Ka-
bupaten Nabire, bertindak selaku saksi yaitu Kepala
BPTN Wilayah I Bapak Drs. Atus Hans Ataruri, MH
L I P U T A N .
P a g e 1 2 B u l l e t i n t r i t o n i s
Mengacu pada Undang-undang Kepega-
waian Negara Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 1999, Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 1975, Peraturan Pemerintah No-
mor 53 Tahun 1999 dan Keputusan Menteri Kehu-
tanan Nomor 53/Kpts-II/2003 tanggal 21 Februari
2003, pada tanggal 18 November 2011 Balai Besar
Taman Nasional Teluk Cenderawasih Bidang
Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Nabire
melaksanakan Sumpah Pegawai Negeri Sipil ter-
hadap 9 orang Pegawai Negeri Sipil yang belum
pernah melaksanakan Sumpah Pegawai yaitu
Bapak Wirsa Djulsafri, S.Hut, Bapak Nanang Hari
Murdani, S.Hut, Bapak Oktavianus Samber, Daniel
Mote, Donatus Awujani, Rahmat Hidayat, A.Md,
Juharman, Muhammad Ali Kokop dan AgustinusMirino. Sumpah Pegawai yang dilaksanakan meru-
pakan kewajiban dan syarat mutlak bagi seseorang
untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil secara umum
khususnya dalam lingkup Kementerian Kehutanan,
pengambilan sumpah pegawai belum seluruhnya
dari jumlah pegawai lingkup Bidang Pengelolaan
Taman Nasional Wilayah I Nabire yang seharusnya
melaksanakan Sumpah Pegawai Negeri Sipil namun
karena beberapa hal seperti ada yang masih mengi-
kuti Diklat Pembentukan Penyuluh Kehutanan di
P e n g u c a p a n S u m p a h d a n J a n j i P N S
L i n g k u p B i d a n g P T N W i l a y a h IN a b i r e
Rahmat Hi dayat , A. Md*)
Awal perkenalanku dengan kawasan yang
menjadi tempatku berkarya .
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
13/40
P a g e 1 3E d i s i I I I , D e s e m b e r 2 0 1 1
L I P U T A N .
*)Polhut pada Bidang PTN I Nabire
yang masih honorer. Walaupun pelaksanaan
Sumpah Pegawai Negeri Sipil lingkup Bidang
Pengelolaan Wilayah I Nabire dilakukan secara se-
derhana namun berlangsung hikmat tanpa mengu-
rangi makna dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan
tersebut yaitu harapannya agar dengan adanya
pengambilan Sumpah Pegawai Negeri Sipil yang
telak dilaksanakan, merupakan kesungguhan janji
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan mayarakat
serta dapat merealisasikannya dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari.
dan Kepala BPTN Wilayah III Ransiki Bapak Gerard
Wambrauw, S.Hut, penanda tanganan Berita Acara
Sumpah Pegawai Negeri Sipil dilakukan secara Sim-
bolis oleh dua orang pegawai yaitu Rahmat Hidayat,
A.Md dan Agustinus Mirino.
Sebelumnya Balai Besar Taman Nasional Teluk
Cenderawasih selaku koordinator dari UPT Lingkup
Kementerian Kehutanan Wilayah Papua Barat telah
melaksanakan Sumpah Pegawai Negeri Sipil secara
bersama-sama dengan beberapa UPT Lingkup Ke-
menterian Kehutanan lainnya di Papua Barat pada
tanggal 11 Juli 2011 lalu namun karena jarak yangcukup jauh dan transportasi yang terbatas sehingga
pelaksanaan pengambilan Sumpah Pegawai Negeri
Sipil secara khusus untuk lingkup BPTN Wilayah I
Nabire baru dapat terlaksana 18 November 2011.
Secara Administratif Bidang Pengelolaan Taman
Nasional Wilayah I (BPTN I), membawahi 2 Seksi
Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) yaitu SPTN
Wilayah I Kwatisore dan SPTN II Yeretuar dengan
total seluruh pegawainya berjumlah 25 orang baik
yang masih aktif maupun yang sedang
melaksanakan tugas belajar dan juga ada pegawai
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
14/40
L I P U T A N
P a g e 1 4 B u l l e t i n t r i t o n i s
semakin terasa terik. Menurut beberapa pakar
lingkungan, meningkatnya suhu bumi ini
dipengaruhi oleh perubahan iklim. Jika kita
bandingkan dengan 5 (lima) bahkan 10 (sepuluh)
tahun yang lalu, kondisi iklim saat itu terasa lebih
bersahabat dibandingkan dengan saat ini. Dansalah satu cara untuk menekan laju peningkatan
suhu bumi ini dengan menggalakkan penanaman
pohon.
Keberadaan tanaman kayu dapat mengikat CO2
dan menghasilkan O2 yang dibutuhkan oleh
makhluk hidup di alam ini melalui proses
fotosintesis. Keberadaan mesin-mesin penghasil
CO2 yang hari semakin meningkat jumlahnya, juga
berdampak padameningkatnya suhu bumi. Dengan
bertambahnya jumlah tanaman yang ada di muka
bumi ini diharapkan dapat memperlambat laju
pemanasan bumi, sehingga membuat bumi ini lebih
layak untuk ditinggali.
Belajar dari keberhasilan hutan rakyat, programRHL Pehabilitasi Hutan dan Lahan
Banyak contoh keberhasilan masyarakat lokal
dalam menghutankan lahan kritis hingga menjadi
lahan produktif. Kita dapat belajar dari masyarakat
lokal yang memiliki kearifan yang sungguh luar
biasa untuk menjaga keasrian lingkungannya.
Sebagai contoh keberhasilan pengembangan hutan
rakyat di wilayah Gunungkidul yang mampu
mengubah wilayah yang terkenal tandus dan
gersang menjadi wilayah yang lebih hijau dengan
rimbunnya tanaman kayu dan tanaman buah-
buahan hasil tanaman masyarakat sekitar. Dari
lahan yang semula batu bertanah yang didominasi
batuan karang, daerah ini sekarang sudah menjadi
lahan yang dipenuhi berbagai macam jenis
tanaman. Berkembangnya hutan rakyat,
memberikan imbas positif bagi roda perekonomian
Tanggal 28 Nopember 2011,hampir
seluruh wilayah di indonesia melakukan
aksi nyata penanaman Pohon yang
dilaksanakan secara serentak dilaksanakan
diseluruh wilayah Nusantara. Dari presiden, pelajar,
pegawai, pedagang, organisasi kemasyarakat,kelompok wanita sampai masyarakat pinggiran ikut
terlibat dalam SEMANGAT MENANAM dengan
harapan bumi akan lebih nyaman untuk ditinggali.
Sehari sebelumnya, 27 Nopember 2011, salah satu
stasiun televisi swasta di Indonesia menayangkan
semangat generasi Muda di Jakarta untuk
mengikuti kegiatan Gerakan Menanam Pohon.
Dengan mengambil tempat yang strategis, di pusat
kota Jakarta serta diliput oleh media elektronik dan
cetak nasional, hingar-
bingar dan semangatmenanam di jantung
Indonesia mampu
menyihir dan memberikan
semangat kepada
masyarakat yang ada di
bagian lain Indonesia
untuk bersama-sama
menjaga bumi kita
dengan menanam pohon bersama.
Semua Bekerja Mencegah Pemanasan GlobalMelalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun
2008, tanggal 28 November telah ditetapkan
sebagai hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan
bulan Desember dicanangkan sebagai Bulan
Menanam Nasional (BMN). Pemerintahan Propinsi
Papua Barat, Pemerintah Daerah Kabupaten
Manokwari dan saya yakin semua pihak di
Indonesia ikut terlibat dalam aksi penanaman
pohon. Aksi penanaman pohon ini bertujuan untuk
mewujudkan kesejukan alam yang kian hari
P o h o n D i t a n a m K e s e j u k a n D a t a n g
Muhi bbuddi n Danan J aya, A. Md*)
Pohon ditanam, hutan terjaga, air tersedia,
masyarakat sejahtera .
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
15/40
P a g e 1 5E d i s i I I I , D e s e m b e r 2 0 1 1
(biodeversity);
3. Penyerapan karbon di atmosfir untukpencegahan dampak perubahan iklim;
4. Mendukung pembangunan ketahanan pangan,
energi, dan ketersediaan air untuk
kesejahteraan masyarakat.
Sudah sering kita menyaksikan berita bencana
alam seperti banjir, erosi tanah maupun tanah
longsor saat musim penghujan datang. Kejadian-
kejadian ini terjadi karena tidak adanya tutupan
lahan yang bisa menahan laju air di permukaan
tanah. Ketiadaan tutupan permukaan tanah inimembuat laju air hujan semakin cepat,
menyebabkan erosi dan membajiri lahan di
bawahnya. Alternatif untuk meminimalisir laju air
hujan di permukaan tanah dan memudahkan air
hujan masuk kedalam tanah antara lain dengan
melakukan pembuatan embung, biopori, sumur
resapan maupun cekdam untuk menampung air.
Dengan keberhasilan penanaman di lahan kritis
akan memberikan jaminan atas ketersediaan air
tanah, sehingga bisa meningkatkan perekonomian
masyarakat. Usaha tanaman palawija bisa tumbuh,usaha perikanan air tawar bisa dilakukan
masyarakat, ketersediaan air bersih bisa terpenuhi
terutama saat musim kemarau, bahkan di beberapa
daerah ketersediaan air terjamin sepanjang tahun
dengan debit cukup besar yang bisa dimanfaatkan
untuk pembangkit listrik tenaga air (mikrohidro).
masyarakat sekitar. Hasil hutan baik kayu maupun
nonkayu dari hutan rakyat, dapat dinikmatimasyarakat. Disamping itu, mereka juga dapat
melakukan upaya budidaya lebah maupun ternak di
dalam hutan rakyat.
Keberhasilan menghutankan lahan tandus
bukanlah pekerjaan instan yang bisa diselesaikan
dalam hitungan hari. Namun merupakan hasil
ketekunan dan kesabaran masyarakat selama
puluhan tahun dalam melakukan penanaman
secara rutin. Demikian halnya dalam melakukan
kegiatan RHL, keberhasilan kegiatan ini tidak dapat
dirasakan jika hanya kegiatan tanam saja yang
dilakukan, namun harus ada kesadaran untuk
menjaga tanaman agar bisa tumbuh secara baik
dan terhindar dari hama pengganggu. Tanaman
kayu masih dalam masa rentan saat berumur
dibawah 3 tahun, karena sistem perakarannya
belum terlalu kuat, sehingga harus memperoleh
perlakuan khusus yang mendukung
pertumbuhannya secara optimal. Jika program RHL
ini berhasil, saya yakin akan memberikan dampak
positif bagi kesejahteraan masyarakat danperbaikan kualitas hidup.
Konservasi Untuk BersamaMelakukan penanaman pohon merupakan salah
satu bagian dari kerja konservasi, dan yang perlu
diingat kerja konservasi bukanlah tanggung jawab
satu pihak saja, namun menjadi tanggung jawab
bersama. Karena dampak kerusakan lingkungan
akan dirasakan oleh semua orang, demikian pula
jika kondisi alam ini menjadi lebih asri dan nyaman
untuk ditempati, semua orang pun akan marasakanmanfaatnya. Kerja konservasi merupakan kerja
perbaikan lingkungan yang melibatkan semua pihak
dari berbagai kalangan pendidikan, TNI, POLRI,
anak-anak, orang dewasa, laki-laki, perempuan
maupun pihak swasta. Sebagaimana pesan Menteri
Kehutanan, tujuan kegiatan penanaman satu milyar
pohon tahun 2011 ini untuk:
1. Menambah tutupan lahan dan mencegah
terjadinya bencana banjir dan longsor;
2. Konservasi keanekaragaman hayati
L I P U T A N .
*)Calon Penyuluh Kehutanan pada BBTNTC
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
16/40
P a g e 1 6 B u l l e t i n t r i t o n i s
A R T I K E L
Memang tidak salah jika pertambangan menjadi
salah satu alternatif penopang perekonomian dan
pembangunan di Papua Barat. Namun, apakah itu
pilihan terbaik? Memang jika dilihat secara kasat
mata, sektor pertambangan sangatlah menjanjikan
ditambah lagi dengan potensi barang tambang yangada di bawah bumi Papua Barat. Tapi apakah me-
mang semudah itu kita menyetujui agar Papua Bar-
at menjadi daerah pertambangan? Tentu setiap
pilihan ada baik buruknya. Jika berkaca pada Kali-
mantan Timur, kita pasti akan sepakat bahwa per-
tambangan memiliki benefit yang cukup tinggi. Pen-
dapatan Asli Daerah yang tinggi, penyerapan sektor
tenaga kerja yang besar serta pembangunan
infrastuktur dan komponen fisik daerah merupakan
keuntungan berdirinya industri pertambangan.Namun, perlu juga kita lihat aspek negatifnya.
Pembukaan lahan hutan tidak dapat dihindari
karena bahan tambang berada di bawahnya.
Walaupun ada sistem penambangan tertutup tetap
saja hal tersebut sangat susah dilakukan mengingat
tingginya biaya dan resiko yang dihadapi. Dari
sekian banyak penambangan batubara di
Indonesia, ternyata tidak lebih dari 3 perusahaan
Ada hal yang cukup menarik dari paparan
Seminar dalam Rangka Hari Lingkungan
Hidup se-Dunia yang diadakan oleh Badan
Penanganan Dampak Lingkungan Daerah Provinsi
Papua Barat di Hotel Mansinam, 10 Juni 2011 yang
lalu. Pada sesi akhir tanya jawab, ada masyarakatadat yang bertanya, Terus, kapan daerah kami
akan segera dibuka untuk pertambangan batu ba-
ra? Masyarakat sudah butuh makan, tidak bisa
menunggu lagi! Sontak pertanyaan itu mengheyak
banyak pihak yang hadir saat itu. Entah sadar atau
tidak, esensi paparan tentang baik-buruk pem-
bukaan daerah pertambangan telah melenceng
seakan-akan pertambangan menjadi sesuatu usaha
yang sangat menjanjikan dan mampu mengatasi
kemiskinan di daerah Papua Barat. Wajar sajademikian, sebab hasil paparan pemateri memang
lebih banyak menjelaskan tentang kekuatan per-
tambangan dalam menopang ekonomi daerah apa-
lagi yang dijadikan contoh Provinsi Kalimantan Ti-
mur, ditambah lagi beberapa slide yang disuguhkan
adalah tentang KPC (Kaltim Prima Coal) yang meru-
pakan salah satu perusahaan tambang batu bara
terbesar di Indonesia.
K e l e s t a r i a n L i n g k u n g a n H i d u p
D i h a d a p k a n P a d a K e b u t u h a n E k o n o m iM a s y a r a k a t
I mamSetyo Hart ant o, S. Hut *)
Akankah himpitan ekonomi berakibat pada
kelestarian lingkungan???
Gambar 1. Dump Cap ( kanan) dan Sedi ment Pond ( ki r i ) sebagai dampak pembukaan l ahan t ambang
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
17/40
P a g e 1 7E d i s i I I I , D e s e m b e r 2 0 1 1
A R T I K E L .
kelemahan, tantangan dan peluang keberadaan
pertambangan batubara di Papua Barat. Boleh saja
ada penambangan di sini, akan tetapi banyak hal
yang harus dikaji dan dikawal secara terus
menerus, mulai dari kondisi perusahaan, sistem
perencanaan, pengelolaan dan reklamasinya,
kondisi geografis dan keanekaragaman hayati di
dalam kawasan, AMDAL, sosial-budaya sampai
dengan sistem pengawasan lintas sektor di
dalamnya.
Kita tidak menafikan bahwa lingkungan hidup
memang harus diakui belum mampu memberikan
sumbangsih nilai riil dan ekonomi yang cukup
signifikan. Namun jika kita bicara lingkungan maka
kita membicarakan masa depan anak cucu kita
kelak. Sejalan dengan gaung Provinsi Konservasi
yang terlanjur didengungkan di sini, maka menjadi
kewajiban seluruh stakeholder yang ada untuk
mengupayakan agar lingkungan hidup mampu
memberikan kontribusi materiil dan imateriil bagi
masyarakat Papua Barat. Jika masyarakat berteriakbutuh makan maka mampukah lingkungan hidup
memenuhinya? Konsep inilah yang harus kita
pikirkan bersama. REDD+, Carbon Stock,
pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam
adalah pemikiran besar yang harus membumi dan
dapat direalisasikan di lapangan. Masyarakat tidak
muluk memikirkan esok hari tapi apa yang bisa
didapatkan untuk hari ini guna memenuhi
kebutuhan hidup anak istrinya.
Alhasil, kompromi lintas sektor sangat
tambang yang bisa menerapkan sistem
penambangan tertutup. Efek berikutnya adalahlimbah tambang yang berupa air asam tambang.
Selain sangat berbahaya kandungannya, limbah
tambang juga bisa mencemari air dalam tanah atau
sungai sekitarnya. Pasca penambangan kita masih
dihadapkan dengan adanya lubang tambang yang
masih menganga, penurunan produktivitas lahan,
ekstensifikasi alang-alang dan semak belukar,
penurunan keanekaragaman hayati, erosi dan
sedimentasi sampai dengan perubahan sifat fisik
dan kimia tanah.
Secara teori, kekhawatiran terhadap ekses
negatif industri tambang dapat dengan mudah
terbantahkan oleh banyaknya cara untuk
mengatasinya. Namun tetap saja proses itu panjang
dan harus ada pengawasan ekstra ketat. Memang
beberapa peraturan juga mengharuskan agar
penambangan tetap berwawasan lingkungan, sebut
saja UU RI No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No 4 Tahun
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,
PP No 27 Tahun 1999 tentang AMDAL, PP No 78Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca
Tambang, Permen ESDM No 18 Tahun 2008 tetang
Rencana Penutupan Tambang. Kenyataan di
lapangan menunjukkan, walaupun sebagian besar
perusahaan tambang telah dinyatakan layak jalan
dan memiliki penilaian telah mencapai persyaratan
minimum namun tetap saja ini bukan hasil yang
menggembirakan karena perusahaan yang bernilai
baik masih sangat sedikit. Di Kalimantan Timur saja
yang dikenal sebagai ikon provinsi pertambangan,
sebanyak 28 perusahan tambang batubara yang
dinilai secara nasional pada tahun 2009 adalah 7%
perusahaan berwarna hijau (baik), 68% kuning
(memenuhi syarat minimum), 21% berwarna merah
(belum memenuhi syarat minimum) dan 4% hitam
(belum melaksanakan upaya pengelolaan
lingkuangan hidup) (Gambar 2).
Inilah yang menjadi catatan penting dalam dunia
pertambangan kita. Oleh karena itu, hendaknya kita
mencoba menelaah lebih lanjut terhadap kekuatan,
Gambar 2. Hasi l peni l ai an proper nasi onal pe-r usahaan t ambang bat ubara di Kal i -mantan Ti mur t ahun 2009 (Mar l on A. ,2011)
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
18/40
P a g e 1 8 B u l l e t i n t r i t o n i s
A R T I K E L .
menurut penulis hanya menjadi ajang paparan dan
promosi tambang batubara dan sama sekali tidakmengena dengan esensi Hari Lingkungan Hidup itu
sendiri. Mari kita selamatkan lingkungan demi hari
esok yang lebih baik...!!!
dibutuhkan guna mengatasi permasalahan dasar
ini. Bukan pertambangan yang bisa memberikan
nilai riil namun hanya sesaat saja, bukan pula
lingkungan hidup yang berperan demi kehidupan
anak cucu tapi sangat susah ditakar nilainya. Ego
sektoral harus dihilangkan guna mengetahui
permasalahan dasar apa yang dimiliki oleh
masyarakat. Bisa jadi jawaban atas semua ini
adalah mengiyakan adanya pertambangan di Papua
Barat. Tapi tetap saja kondisi tersebut harus
memperhatikan keberadaan dan keberlangsunganlingkungan hidup di dalamnya. Ingatlah bahwa
tanah Papua adalah the last frontier (benteng
terakhir) keberadaan lingkungan hidup di Indonesia
dan bisa jadi termasuk yang terakhir di dunia.
Jawaban ini semua tetap berpulang kepada para
pengambil kebijakan di Bumi Cenderawasih
khususnya Papua Barat. Namun sedikit catatan ini
bisa menjadi bahan renungan berharga bagi kita
semua. Apapun pilihan kita, tambang atau
lingkungan hidup, yang terpenting sudahkah itumemenuhi kebutuhan dasar masyarakat Papua
Barat. Sudahkah itu mensejahterakan mereka?
Sebagai catatan penutup, penulis hanya bisa
menyarankan untuk tahun-tahun kedepannya
seminar dalam rangka Hari Lingkungan Hidup
Sedunia sebaiknya menyuguhkan potensi/rencana/
upaya ataupun action plan yang bisa dilakukan
terhadap lingkungan hidup guna mensejahterakan
masyarakat Papua Barat. Bukan malah
menyuguhkan tema lain pertambangan yang
*)Calon PEH pada BPTN Wilayah II Wasior
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
19/40
P a g e 1 9E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1
berlangsungnya penyerbukan bunga yang nantinya
akan menghasilkan buah dan biji sebagai alat
perkembangbiakannya. Madu dikenal sejak lama
sebagai minuman yang berkhasiat bagi kesehatan
tubuh manusia.
Kita bersyukur dianugerahi Tuhan denganwilayah negara yang terletak di daerah tropis yang
subur, sehingga memiliki berbagai jenis bunga. Dari
sabang sampai merauke, masing-masing propinsi
memiliki kekhasan jenis bunga. Bunga di setiap
daerah memiliki makna sendiri-sendiri, antara lain
sebagai lambang spiritual, rasa cinta dan
kesedihan.
Sebagaimana bunga, Indonesia juga memiliki
maskot satwa (fauna) yang juga ada 3, yaitu
komodo (Varanus komodoensis) sebagai satwa
bangsa, ikan arwana sebagai satwa pesona dan
elang jawa (Spizaetus bartelsi ) sebagai satwa
langka (www.alamendah.wordpress.com). Komodo
yang berhabitat di pulau Komodo, Nusa Tenggara
Timur diusulkan menjadi salah satu 7 keajaiban
dunia baru. Meskipin dapat dijumpai di beberapa
lokasi peragaan (kebun binatang), komodo memiliki
habitat alami di Pulau Komodo. Keunikannya
sebagai kadal raksasa di pulau ini, perlu mendapat
perhatian dan pelestarian jenisnya. Ikan arwana
merupakan jenis ikan yang eksotis, dengan bentuk
Puspa yang dalam kamus bahasa Indonesia
berarti bunga, memiliki beragam bentuk dan
warna. Berbagai macam jenis bunga yang
terdapat di dunia ini, memiliki karakteristik yang
berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Keindahan
bentuk, warna, aroma yang dimiliki setiap bungamenjadi daya tarik tersendiri bagi manusia. Tidak
jarang orang memanfaatkannya sebagai penghias
ruangan, memperindah taman serta ada yang
menggunakan aromanya sebagai parfum atau
aromaterapi. Sebagai alat perkembangbiakan
generatif tumbuhan berbiji, bunga memiliki bagian-
bagian antara lain: tangkai bunga, kelopak bunga,
mahkota bunga, tangkai sari, serbuk sari, tangkai
putik, dan kepala putik. Keberadaan Indonesia
sebagai negara di kawasan tropis, menjadikannya
kaya akan berbagai jenis tumbuhan berbunga.
Pada tahun 1993, Presiden Soeharto
menetapkan 3 (tiga) jenis bunga (puspa), yaitu
puspa bangsa (bunga melati Jasminum sambac),
puspa pesona (bunga anggrek bulan Phalaenopsis
amabilis) dan puspa langka (bunga Raflesia arnoldi)
www.alamendah.wordpress.com.
Bunga menghasilkan madu sebagai sumber
makanan bagi serangga, khususnya tawon dan
lebah serta kupu-kupu. Adanya serangga-serangga
tersebut memberikan keuntungan bagi bunga yaitu
A R T I K E LH a r i C i n t a P u s p a d a n S a t w a N a s i o n a l
Ri ni Pur want i , S. Si *)
Mereka pun berhak untuk hidup dan
berkembang di bumi ini .
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
20/40
B E R I T A G A M B A RP a g e 2 0 B u l l e t i n t r i t o n i s
Halal Bi Halal Persatuan ibu-Ibu Rimbawan Manokwari di Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih
Kegiatan Latihan Menembak Bagi Para Polisi Kehutanan Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih
Pembinaan Kader Konservasi di Kampung Yende
Oleh Tim Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Wasior
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
21/40
P a g e 2 1E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1
B E R I T A G A M B A R
Penyuluhan Pengendalian Kebakaran Hutan di Kampung ReyopOleh Tim Bi dang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Ransiki
Kegiatan Pemetaan Luasan Terumbu Karang di Pulau Iweri Pada BPTN Wilayan II WasiorOleh Tim Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih
Pembinaan Kader Konservasi di Kampung Yoop
Oleh Tim Bi dang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Ransik i
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
22/40
A R T I K E L .
P a g e 2 2 B u l l e t i n t r i t o n i s
mungkin ada juga orang yang berpikiran sama
seperti kita. Dan pada akhirnya tidak hanya satumelainkan banyak tangkai bunga yang dipotong.
Keberadaan satwa (hewan) yang merupakan
konsumer di alam juga harus dijaga kelestariannya
agar proses rantai makanan tetap stabil. Dengan
stabilnya rantai makanan, maka keseimbangan
alam juga akan terjadi.
Setelah kita menyadari bahwa perbuatan kita
bisa memberikan dampak yang merugikan bagi
banyak hal, marilah kita bersama-sama berpikir dan
bertindak untuk melakukan perubahan kearah yanglebih baik demi keberlanjutan kehidupan di bumi
ini. Perubahan dapat dimulai dengan hal-hal yang
kecil, seperti mencintai dan melestarikan bunga.
Momen hari cinta puspa dan satwa nasional dapat
menjadi gerakan untuk mencintai setiap individu
yang hidup di bumi, karena setiap makhluk hidup
(individu) berhak untuk bertumbuh dan
berkembang di bumi.
dan warna yang menarik, sehingga banyak orang
mengkoleksi dan memeliharanya. Sedangkan Elang
Jawa ditetapkan sebagai satwa langka, karena
keberadaannnya di alam sudah semakin sedikit dan
langka akibat tekanan oleh lingkungan. Maraknyapembangunan fisik menjadi tekanan bagi banyak
hewan sehingga keberadaan mereke mulai
terancam, tak terkecuali Elang Jawa. Indonesia
dikenal dengan Mega Biodiversitas karena
banyaknya jenis dan jumlah tumbuhan serta satwa
yang hidup di wilayah Indonesia. Walaupun hanya 3
jenis bunga dan satwa yang menjadi ikon di
Indonesia, bukan berarti kita hanya mencintai dan
melestarikan ketiga jenis bunga dan satwa tersebut.
Karena kelestarian tumbuhan (bunga) dan satwa
akan mendukung keberlangsungan kehidupan di
bumi.
Keberadaan bunga banyak sekali manfaatnya,
namun seringkali tanpa kita sadari tangan-tangan
jahil kita senang sekali untuk mematahkan atau
memotongnya. Padahal akibat perbuatan kita ini,
sumber makanan bagi serangga jadi berkurang.
Mungkin dalam pikiran kita saat mematahkan atau
memotong bunga, Ah cuma satu pasti tidak apa-
apa. Padahal di tempat dan waktu yang berbeda,
*)Calon PEH pada BPTN Wilayah III Ransiki
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
23/40
P a g e 2 3E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1
A R T I K E L
peneliti, pekerja konservasi maupun akademisikarena beberapa alasan diantaranya yaitu;
1. Transplantasi dapat mempercepat regenerasi
terumbu karang yang telah rusak;
2. Dapat membangun daerah terumbu karang baru
yang sebelumnya tidak ada;
3. Dapat menambah karang dewasa dalam suatu
populasi dengan cara meningkatkan produksi
larva pada ekosistem terumbu karang yang telah
rusak;
4. Dapat melapisi bangunan bawah laut sehingga
lebih kokoh dan kuat;
5. Dapat segera memadatkan spesies karang yang
jarang atau terancam punah.
Meskipun pada dasarnya rehabilitasi terumbu
karang dengan metode transplantasi bertujuan
untuk konservasi atau pelestarian ekosistem
terumbu karang, tetapi banyak tujuan lain yang
ingin dicapai para pelaku transplantasi karang,
seperti recovery ekosistem terumbu karang yang
Keempat hal yang termuat dalam judul tulisanini sebenarnya bukan merupakan hal asing
bagi para Rimbawan yang ada wilayah UPT
Kehutanan sekitar Papua Barat, namun kosa kata
transplantasi karang lah yang membuat keempat
hal tadi menjadi sesuatu yang luar biasa untuk
penulis tuangkan dalam tulisan kali ini.
Istilah transplantasi karang pada dasarnya
sudah lama sekali terdengar dikalangan para
pekerja konservasi khususnya konservasi kelautan.
Menurut Peraturan Direktur Jenderal PerlindunganHutan dan Konservasi Alam (PHKA) Nomor SK.09/
IV/Set-3/2008 Transplantasi karang adalah upaya
rehabilitasi dengan memperbanyak koloni karang
melalui fragmentasi (pencangkokan) spesimen yang
berasal dari habitat alam atau sumber lainnya
dengan cara melekatkan fragmen tersebut pada
media buatan dan menumbuhkannya pada habitat
baru atau pada lahan kosong.
Metode rehabilitasi terumbu karang dengan cara
transplantasi banyak diaplikasikan oleh para
Esi e Mega Wangi , S. Si *)
Salah satu langkah kecil menuju upaya
penyelamatan dan konservasi ekosistem laut .
T N T C , S M K K e h u t a n a n , P u l a u
L e m o n d a n T r a n s p l a n t a s i K a r a n g
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
24/40
P a g e 2 4 B u l l e t i n t r i t o n i s
A R T I K E L .
menyatakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat
disekitar pulau tentang lingkungan dan terumbu
karang cukup baik sehingga kecil kemungkinan
hasil penanaman beserta rangka substratnya akan
dirusak.
Penanaman dan peletakan jaring substrat
dilakukan pada saat air surut pada kedalaman 4-5
meter dengan kecepatan arus sebesar 0,3 m/sec
sehingga memudahkan tim dalam melakukan
proses transplantasi. Metode transplantasi yang
digunakan kali ini adalah metode jaring rangka
substrat, karena dinilai cukup sederhana dan dapat
menopang karang hasil transplantasi lebih kuat dantahan lama. Dua buah rangka masing-masing
berukuran 1x1 meter digunakan dalam kegiatan ini.
Substrat berukuran 15x10x3 cm yang berbahan
dasar pasir dan semen diikatkan pada masing-
masing sudut rangka sehingga setiap rangka berisi
25 transplan karang. Jenis karang yang dipilh
menjadi transplant adalah Acropora digitifera dan
Acropora granulosa. Kedua jenis karang ini
termasuk kedalam ordo Scleratinia atau lebih
dikenal dengan nama karang batu dari FamiliAcroporidae. Genus Acropora dikenal mempunyai
penyebaran yang sangat luas di perairan Indonesia
dan mampu beradaptasi dengan baik sehingga
ketahanan hidupnya dapat mencapai 100%. Karang
ini juga termasuk kedalam kelompok karang
hermatipik sehingga mempunyai kemampuan
membentuk terumbu dengan cara mendeposit
kapur (CaCO3). Oleh karena itu, pertumbuhan
karangnya akan lebih cepat yaitu rata-rata sekitar
4 cm /tahun.
Kegiatan yang baru sebatas pendampingan ini,
diharapkan dapat memberikan pengetahuan, pen-
galaman dan ketrampilan baru bagi para staf TNTC
sehingga nantinya dapat diterapkan dalam upaya
konservasi dalam kawasan TNTC. Ini adalah salah
satu langkah kecil menuju upaya penyelamatan dan
konservasi ekosistem laut yang besar selanjutnya.
telah rusak, komersialisasi terumbu karang hias,
pengelolaan perikanan dan wisata bahari serta
pendidikan dan penelitian .
Merupakan suatu hal yang istimewa dan
kehormatan bagi Pengendali Ekosistem Hutan Balai
Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih untuk
bisa mendampingi siswa-siswa SMK Kehutanan
Manokwari dalam kegiatan transplantasi karang di
Pulau Lemon pada tanggal 22 November 2011.
Menurut Ketua Tim Pendamping Praktek dari
BBTNTC Bapak Yoslianto, meskipun Taman
Nasional Teluk Cenderawasih merupakan Taman
Nasional Laut terluas di Indonesia serta telah lama
melakukan penelitian, baik identifikasi maupun
inventarisasi jenis-jenis terumbu karang namun ini
adalah kali pertama staff teknis BBTNTC melakukan
praktek langsung penanaman terumbu karang
dengan metode transplantasi.
Tim dari SMK Kehutanan yang berjumlah 6
orang dengan didampingi oleh Tim dari TNTC
sukses melakukan penanaman terumbu karangdengan metode transplantasi di Pulau Lemon.
Menurut Gideon dkk, dipilihnya Pulau Lemon adalah
bukan tanpa alasan. Pulau Lemon merupakan
pulau yang sangat dekat jaraknya dengan kota
Manokwari, disekeliling pantai pulau ini pun
terdapat bermacam-macam jenis terumbu karang
yang kondisinya masih cukup baik pada kedalaman
1- 4 meter, sehingga sumber indukan karang
cukup mudah didapatkan. Selain itu, pendapat lain
dikemukakan oleh guru pendamping yang
*)Calon PEH pada Balai Besar Taman Nasional
Teluk Cenderawasih
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
25/40
P a g e 2 5E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1
A R T I K E L
dan Teluk Umar, memiliki kekayaan alam yang
sangat potensial berupa sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya yang tinggi keanekaragamannya
dengan keunikan, keaslian dan keindahan.
Kekayaan tersebut perlu dikembangkan dan
dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan
rakyat melalui upaya konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya, sehingga tercapai keseim-
bangan dan keserasian antara aspek perlindungan,
pengawetan dan pemanfaatan secara lestari.
Salah satu kekayaan alam laut yang dimaksud
yakni dengan keberadaan Ikan Hiu Paus (Whale
Shark) atau yang biasa lebih di kenal dengan
sebutan Gurano Babintang ataupun dapat dikenal
dengan nama Hiniotanibre (bahasa kwatisore/yaur)
yang berdomisili di perairan Kwatisore Distrik Yaur
Kabupaten Nabire.
Ikan Hiu Paus merupakan ikan laut raksasa yang
terbesar di dunia yang tergolong unik dan jarang
Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang
memiliki luas sebesar 1.453.500 Ha yang
ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : 8009/Kpts-II/2002 tanggal 29
Agustus 2002 yang terbentang luas dari 2 (dua)
Kabupaten yakni : Teluk Wondama dan Nabire dan
atau 2 (dua) propinsi yakni : Papua Barat dan
Papua merupakan sebuah kawasan konservasi laut
yang kaya dengan segala potensi jenis dan
ekosistemnya yang merupakan anugerah Tuhanyang perlu disyukuri dan dikelola secara arif dan
bijaksana, terkoordinasi agar pemanfaatannya
dapat dilakukan secara optimal dengan tetap
memperhatikan aspek kelestariannya dan dapat
menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat.
Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih,
khususnya di Perairan Kab. Nabire seluas 380.930
Ha, meliputi ruang lingkup kawasan konservasi
pada Perairan Sima sampai dengan Perairan Goni
yang terletak di 2 (dua) Distrik yakni : Distrik Yaur
A t r a k s i I k a n H i u P a u s / W h a l e s h a r k
d i P e r a i r a n K w a t i s o r e
Aswadi Hami d*)
Pentingnya keseimbangan dan keserasian antara aspek
perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari .
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
26/40
P a g e 2 6 B u l l e t i n t r i t o n i s
A R T I K E L .
Pemerintah Daerah, Balai Besar
T a m a n N a s i o n a l T e l u k
Cenderawasih dan Instansi yang
terkait.
Hiu Paus merupakan ikan
terbesar dengan panjang badan
dapat mencapai 14 m, yang
sepanjang hidupnya melakukan
pergerakan/migrasi sehingga
seringkali hanya dapat dijumpai
sewaktu-waktu pada tempat yang
berada di jalur migrasinya. Na-
mun hal yang sangat menarik dik a w a s a n T N T C a d a l a h
keberadaan Hiu Paus yang dapat
ditemukan sepanjang tahun di
sekitar Tanjung Kwatisore, Zona
Tradisional TNTC. Saat ini,
keberadaan Hiu Paus telah
menarik minat berbagai pihak
untuk mengembangkan Whale
Shark tourism, sebagaimana te-
lah dikembangkan di beberapaNegara
Kemunculan Hiu Paus/ Whale
Shark disekitar bagan dianggap
sebagai pengganggu oleh nelayan
bagan disamping memakan ikan
puri yang dijaring terkadang juga
merusak jaring bagan oleh karena
pergerakan Hiu Paus ini yang
terkadang masuk ke dalam jaring.
Namun ada hal unik ketika ikan
raksasa ini makan, jika ada ikan
yang berukuran besar masuk
k e m u l u t n y a m a k a a k a n
dimuntahkan lagi keluar.
Masyarakat setempat lebih
mengenal Hiu Paus ini dengan
sebutan Gurano Babintang ini
disebabkan oleh karena corak/
totol berwarna putih yang berada
seluruh permukaan kulit bagian
atas dari Hiu Paus ini atau dise-
but juga Hiu Bodoh oleh karena
anggapan masyarakat bahwa Hiu
adalah ikan yang sangat ditakuti
oleh keganasannya yang sering
menyerang, akan tetapi jenis yang
satu ini sangat bersahabat
dengan cukup akrab untuk ber-
main dengan para pengunjung
yang berada didekatnya.terang
Aswadi Hamid
Secara kasat mata kulit luar
dari Hiu Paus ini cukup kasar sep-
erti kertas pasir, ukuran Hiu Pausyang terlihat sepanjang survey di
perairan Kwatisore berukuran 2-
10 meter. Walaupun ukuran Hiu
Paus ini lebih besar dibandingkan
dengan Hiu jenis lain, namun Hiu
Paus ini tidak memiliki gigi tajam
seperti gergaji yang dimiliki oleh
Hiu penyerang lainnya namun
sebaliknya Hiu Paus ini hanya
memiliki gigi-gigi halus yang be-rada diujung bibirnya.
Daerah ditemukan hiu paus ini
adalah disekitar perairan kwa-
tisore, 3-5 Km dari daratan pan-
tai, dengan suhu air laut 32C
dan kondisi air laut yang jernih.
Ikan ini sangat sering ditemui
disekitar bagang nelayan, karena
bagang nelayan merupakan tem-
pat bermain dan berkumpul ikan-
ikan kecil yang merupakan ma-
kanan bagi ikan ini.
Keberadaan bagan yang san-
gat banyak di perairan Kwatisore
bisa juga menjadi ancaman bagi
Hiu Paus dalam hal persaingan
dalam penangkapan Ikan Puri
(Engraulis) yang menjadi ma-
kanan dari Hiu Paus. Namun hal
ini perlu dikaji lebih mendalam
lagi dan jika bagan tidak
ditemui keberadaannya di be-
lahan dunia diperairan manapun
dan walaupun faktanya demikian,
patut disyukuri bahwa Ikan Hiu
Paus dengan mudahnya dapat
dijumpai di Perairan Kwatisore
Distrik Yaur. Hal ini dapat dijadi-
kan suatu kebanggaan bagi Kabu-
paten Nabire dalam hal sebagai
pioneer untuk mengembangkan
potensi wisata yang dimiliki oleh
Kab, Nabire yakni dengan
keberadaan Ikan Hiu Paus se-bagai Objek Daya Tarik Wisata.
Walaupun tergolong unik dan
sudah jarang ditemui, namun Hiu
Paus ini belum dilindungi Undang-
undang, padahal konvensi Bonn
tahun 1999, Ikan Hiu Paus terma-
suk dalam golongan Appendiks II
dan masuk daftar rentan/hampir
punah oleh International Union
for Conservation of Nature andNatural Resources (IUCNR).
Dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 7
tahun 1999 tanggal 27 Januari
1999 tentang jenis - jenis
tumbuhan dan satwa yang
dilindungi, Ikan Hiu Paus juga
tidak termasuk hewan yang
dilindungi..
Sungguh sangat ironis sekali,
berdasarkan fakta yang ada
bahwa Ikan Hiu Paus yang
kondisinya langka dan hampir
punah namun belum dilindungi
Undang-undang. Disini lah
tempatnya untuk menunjukkan
kecintaan kita terhadap alam
yang berada di sekitar kita. Kita
dituntut untuk menjaga dan
melestarikan Ikan Hiu Paus
tersebut bersama dengan
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
27/40
P a g e 2 7E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1
A R T I K E L .
itu, menghadirkan seorang pakar
Hiu Paus yang bernama Dr. Brent
Stewart yang merupakan Senior
Research Scientist Hubbs Sea
World Research Insitute Amerika.Pengunjung yang datang ke
kawasan TNTC untuk mengamati
Ikan Hiu Paus sejak Januari 2011
sampai dengan Desember 2011
tercatat sebanyak 250 orang
yang terdiri dari Pengunjung War-
ga Negara Asing (mancanegara)
sebanyak 144 Orang danPengunjung Warga Negara Indo-
nesia (domestic) sebanyak 106
orang.
Walaupun Ikan Hiu Paus san-
gat akrab dan bersahabat dengan
menunjukkan berbagai macam
atraksinya, namun tetap harus
memperhatikan kewaspadaan
mengingat bahwa yang namanya
Ikan Hiu tidak tertutup kemung-kinan akan memunculkan
kebuasannya. Sehingga tetap
harus berhati hati dan memer-
lukan pendampingan oleh tenaga
yang ahli apabila berniat ingin
berkolaborasi dengan Ikan Hiu
Paus untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan.
D i p e r l u k a n j u g a
keseimbangan antara upayapengembangan ekow isata
dengan ekosistem Kawasan yang
berdasarkan konsep lestari
tanpa mengabaikan Pengunjung
serta perlu menjadi perhatian
serius semua pihak akan Hiu
Paus mengingat keberadaan
Spesies tersebut dalam Kawasan
T a m a n N a s i o n a l T e l u k
Cenderawasih merupakan salah
satu potensi yang unik dan
memiliki daya tarik sendiri akan
fenomena yang diciptakannya,
sehingga diperlukan adanya
perhatian serius semua pihak
terkait akan adanya Atraksi Hiu
Paus (Whale Shark) yang
memukau.
beroperasi diperairan Kwatisore
kemungkinan Hiu Paus ini juga
tidak ada.
Dengan memperhat ikan
keberadaan Ikan Hiu Paus yang
sebagian besar melakukan
atraksi pada perairan Kwatisore,
perlu diadakan penelitian akan
ekosistem serta habitat pada dae-
rah munculnya Ikan Hiu Paus ter-
sebut.
Diharapkan adanya perhatian
Pemerintah Daerah Nabire, Balai
Besar TNTC ataupun instansi
terkait agar dapat melakukan
langkah-langkah yang serius un-
tuk penyelamatan, pengem-
bangan dan pengawasan akan
Populasi Ikan Hiu Paus sebagai
salah satu objek wisata kabupat-
en Nabire.
Sebagai salah satu upaya
pengembangan penelitian danmonitoring lebih lanjut tentang
ekologi, biologi dan perilaku serta
pemantauan populasi dan habitat
Ikan Hiu Paus di Kawasan Taman
Nasional Teluk Cenderawasih,
bulan lalu (14 s/d 21 Nopember
2011) Balai Besar TNTC kerjasa-
ma dengan WWF Indonesia dan
didukung oleh Conservation Inter-
national (CI) Indonesia telah
melakukan kegiatan pemasangan
alat tagging satellite pada Ikan
Hiu Paus yang bertujuan untuk
memperoleh data dan informasi
tentang pola pergerakan dan in-
formasi biofisik perairan Taman
Nasional Teluk Cenderawasih
khususnya perairan Kwatisore
dimana Hiu Paus hidup.
Dalam pelaksanaan kegiatan
*)PEH Pelaksana pada Bidang
PTN Wilayah I Nabire
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
28/40
P a g e 2 8 B u l l e t i n t r i t o n i s
untuk mengembangkan Whale
Shark Tourism, sebagaimanatelah dikembangkan di bebera-
pa negara. Selain itu,
keberadaan Hiu Paus sepanjang
tahun di dalam kawasan Taman
Nasional Teluk Cenderawasih
dapat menambah keunikan ta-
man nasional laut ini, sehingga
Hiu Paus akan menjadi iconbaru Taman Nasional Teluk
Cenderawasih. Salah satu keu-
nikan dari Hiu Paus di TNTC yaitu
kemunculannya cukup mudah
ditemukan pada bagan (lift net)
pada musim ikan puri (ikan teri).
Hiu Paus umumnya muncul ke
permukaan bila diberi makan ikan
puri, sehingga untuk melihatnya
cukup dengan menggunakan
alat snorkel ataupun langsung
dari atas perahu dan bagan.
Melalui Program Kerjasama
antara Balai Besar TNTC - WWF
Indonesia, telah dimulai programpengembangan riset Hiu Paus
untuk mendukung konservasi Hiu
Paus dan pengembangan wisata
terbatas atau khusus di TNTC.
Inisiasi tersebut diwujudkan
dalam bentuk kegiatan Workshop
dan Training Monitoring Hiu Paus
(Whale Shark) yang diselenggara-
kan di Nabire pada tanggal 2 sam-
pai dengan 7 Mei 2011 lalu.Kegiatan ini dimaksudkan sebagai
media untuk membangun kesepa-
Hiu Paus (Rhincodon
typus) atau WhaleShark atau Gurano ba-
bintang dalam bahasa lokal
merupakan ikan terbesar dengan
ukuran panjang badan dapat
mencapai 14 m dan bobot sam-
pai 30 ton, yang sepanjang
hidupnya melakukan perge-
rakan/migrasi sehingga sering-
kali hanya dapat dijumpai sewak-
tu-waktu pada tempat yang
berada di jalur migrasinya. Saat
ini, keberadaan dan status Hiu
Paus saat ini berdasarkan
IUCN masuk dalam kategori
spesies rentan (vulnerable) dan
sesuai Convention on Internation-
al Trade Endangered Species of
Wild Fauna and Flora (CITES) telah
tercantum dalam Appendiks II, di
sisi lain spesies unik ini telah
menarik minat berbagai pihak
K A B A R K A W A S A N
S e b u a h L a n g k a h P e n t i n g M e n g u p a s
P e r g e r a k a n S a n g R a k s a s a L a u t d iK a w a s a n T a m a n n a s i o n a l t e l u k
C e n d e r a w a s i h
Sumaryono, S. Hut*)
Kemanakah wilayah pergerakan
sang raksasa lautan ini??
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
29/40
P a g e 2 9E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1
*)PEH Pertama pada Bidang PTN Wilayah I Nabire
K A B A R K A W A S A N .
Dengan demikian, diharapkan dapat diperoleh
data dan informasi tentang pola pergerakan dan
informasi biofisik perairan TNTC yang menjadi tem-
pat hidup Hiu Paus.
Pemasangan Satelit penanda dilaksanakan di
Perairan Kwatisore Distrik Yaur Kabupaten Nabire
yang masuk wilayah TNTC selama 2 (dua) hari.
Kegiatan tersebut diikuti 20 orang yang berasal
dari berbagai pihak seperti dari Balai Besar TNTC, Uni-
versitas Negeri Papua, WWF-ID TNTC Project, Con-
servation International, The Nature Conservancy-
Papua Marine Project, Dinas Perikanan dan Kelau-tan, Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan
Olahraga Kab. Nabire, Badan Lingkungan Hidup Kab.
Nabire, Papua Progress, Kader Konservasi serta
masyarakat di Kampung Kwatisore. Selain itu
kegiatan pemasangan satelit penanda juga diikuti oleh
ahli ikan dari CI yaitu Dr. Mark Erdmann serta donor.
Hasil dari kegiatan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kapasitas kelembagaan Balai Be-
sar TNTC dalam pengelolaan dan pemanfaatan Hiu
Paus sebagai icon pariwisata alam di Taman Na-sional Teluk Cenderawasih serta menjadikan
TNTC sebagai pusat riset Hiu Paus di tingkat na-
sional maupun internasional amruma oenoo
hiniotanibre mari kita jaga hiu paus.. salam
Konservasi..
haman dan komitmen bersama antara para pihak di
kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih ten-tang nilai penting Hiu Paus, ancaman terhadap
kelestariannya, upaya pelestarian serta potensi
pemanfaatan potensinya untuk pengembangan pari-
wisata alam, yang menghasilkan rumusan yang sa-
lah satu point pentingnya menyatakan Spesies Hiu
Paus atau Whale Shark (Rhincodon typus) di TNTC
merupakan spesies kharismatik yang langka,
sehingga dalam rangka pengembangan kebijakan
konservasi jenis Hiu Paus perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang ekologi, biologi dan
perilaku serta pemantauan populasi dan habitatnya
di kawasan TNTC. Selain itu, untuk memulai riset
dan monitoring Hiu Paus di TNTC telah dilakukan
pemasangan satelit penanda pada salah satu
Hiu Paus yang dijumpai. Pemasangan satelit
penanda tersebut dilakukan sendiri oleh Dr. Brent
Stewart, Senior Marine Biologist Hubbs Sea World
Research Institute, tetapi hal tesebut mengalami
kendala akibat terlepas dan hilangnya penanda
setelah 2 minggu terpasang.
Berkaitan dengan hal tersebut , melaluidukungan program kerjasama BHS (Birds Head
Seascape), CI (Conservation International) dan jarin-
gan kerjanya memberikan dukungan bagi pengem-
bangan riset dan monitoring Hiu Paus di TNTC.
Dukungan itu berupa fasilitasi penyediaan satelit
penanda sebanyak 4 (empat) unit dan menda-
tangkan Dr. Brent Stewart (Senior Scientist
Hubbs SeaWorld Research Institute) ke TNTC
untuk kembali melakukan pemasangan satelit
penanda tersebut. Satelit penanda yang dipasang
seluruhnya berjumlah 5 (lima) unit, yaitu 4
(empat) unit bantuan dari CI dan 1 (satu) unit ada-
lah tagging yang terpasang pada saat kegiatan train-
ing yang lalu di TNTC namun terlepas dari badan hiu
paus.
Kegiatan pemasangan satelit penanda pada
Hiu Paus atau Whale Shark di Taman Nasional
Teluk Cenderawasih ini merupakan salah satu
upaya pengembangan penelitian dan pemantauan
lebih lanjut tentang ekologi, biologi dan perilaku
serta populasi dan habitatnya di kawasan TNTC.
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
30/40
P a g e 3 0 B u l l e t i n t r i t o n i s
seringkali hanya dapat dijumpai sewaktu-waktu pa-
da tempat yang berada di jalur migrasinya (Gambar
1.). Namun hal yang sangat menarik di kawasan
Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih (TNTC)
adalah keberadaan Hiu Paus yang dapat ditemukan
sepanjang tahun di sekitar Tanjung Kwatisore, ZonaTradisional TNTC. Saat ini, keberadaan Hiu Paus
telah menarik minat berbagai pihak untuk mengem-
bangkan Whale Shark tourism, sebagaimana telah
dikembangkan di beberapa negara. Selain itu,
keberadaan Hiu Paus dapat menambah keunikan
taman nasional laut Teluk Cenderawsih. Sampai
dengan saat ini Hiu Paus masih belum dilindungi
Kawasan Taman Nasional Laut Teluk
Cenderawasih seluas 1.453.500 ha yang
secara administratif terletak di wilayah Ka-
bupaten Teluk Wondama Propinsi Papua Barat dan
Kabupaten Nabire Propinsi Papua memiliki keane-
karagaman hayati dan keindahan alam yang sangatpotensial. Taman Nasional yang 95% dari lua-
sannya adalah perairan dan laut ini merupakan
habitat alami bagi beberapa jenis spesies penting
yang populasinya sudah semakin berkurang dan
dilindungi Undang-undang di Indonesia, diantaranya
yaitu beberapa jenis penyu, duyung, lumba-lumba,
beberapa jenis hiu termasuk ikan hiu terbesar yaitu
Hiu Paus (Rhincodon typus) dengan nama umum
Whale Shark, yang juga dikenal dengan nama Hiu
Totol atau Hiu Bodoh.
Hiu paus (Rhincodon typus) adalah hiu pemakan
plankton yang merupakan spesies ikan terbesar.
Hiu ini adalah satu-satunya anggota dari genusnya
Rhincodon dari Famili Rhincodontidae (disebut
Rhinodontes sebelum tahun 1984), yang masuk
kedalam subkelas Elasmobranchii pada kelas Chon-
drichthyes.
Hiu Paus merupakan ikan terbesar dengan pan-
jang badan dapat mencapai 14 m, yang sepanjang
hidupnya melakukan pergerakan/migrasi sehingga
O P I N I
U s u l a n P e n i n g k a t a n S t a t u s
P e r l i n d u n g a n H i u P a u s ( R h i n c o d o nt y p u s ) M e n j a d i S a t w a D i l i n d u n g i
U n d a n g - U n d a n g
I r . Dj at i Wi t j aksono Hadi , M. Si *)
Gambar 1. Peta perger akan hi u paus di duni aSumber : I nt ernat i onal Uni on f or Conserva-
t i on of Nat ur e ( I UCN)
Siapkah kita menghadapi kepergian spesies ini
tanpa upaya perlindungan terhadapnya??
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
31/40
P a g e 3 1E d i s i I I , D e s e m b e r 2 0 1 1
O P I N I .
terbesar di dunia. Panjangnya bisa mencapai 14
meter dengan berat 15 ton. Ukuran rata-ratanyasekitar 7,6 meter walapun demikian tidak termasuk
Paus. Dengan berbagai nama lokal yang dimilikinya
seperti hiu bintang, hiu totol dan hiu bodoh, ikan ini
memiliki nama ilmiah Rhincodon typus, dengan
klasifikasi lengkap sebagai berikut:
Kingdom : Animalia (animals)
Phylum : Chordata
SubPhylum : Vertebrata (vertebrates)
Class : Chondrichthyes (cartilaginous fish)
Subclass : Elasmobranchii (sharks and rays)
Order : Orectolobiformes
Family : Rhincodontidae
Genus : Rhincodon
Species : Rhincodon typus
Hiu Paus (Whale shark) memiliki mulut yang
besar, lebarnya dapat mencapai 4 feet (1.4 m)
dengan 3.000 gigi yang sangat kecil sekali. Hiu
Paus (Whale shark) merupakan Filter Feeder atau
menyaring makanannya yang sangat kecil melalui
insangnya yang sangat besar dengan cara
membuka mulutnya lebar-lebar ketika berenangdan dapat mencapai 1.500 galon (6.000 liter) air
yang dapat disaringnya. Makanannya adalah
plankton, krill, ikan-ikan kecil, dan cumi-cumi.
Di dunia Hiu Paus (Whale shark) dapat
ditemukan di Gladden Spit di Belize; Ningaloo Reef
di Australia bagian Barat; tila di Honduras; Donsol,
Pasacao dan Batangas in the Philippines; off Isla
Mujeres dan Isla Holbox di Yucatan Mexico. Di
Indonesia Hiu Paus (Whale shark) pernah di
temukan di Taman Nasional Ujung Kulon National,Sabang NAD, Sidoarjo dan Selat Madura; Nosy Be di
Madagascar, Off Tofo Reef di Mozambique, dan
Tanzanian yaitu di Mafia, Pemba and Zanzibar.
Sedangkan di Taman Nasional Teluk Cenderawasih
di wilayah Nabire Hiu Paus (Whale shark) dapat
dilihat sepanjang tahun.
Masyarakat di sekitar Taman Nasional Teluk
Cenderawasih dan wilayah Papua pada umumnya,
lebih mengenal Hiu Paus ini dengan sebutan
Gurano Babintang, hal ini disebabkan oleh karena
Undang-undang di Indonesia dan belum tercantum
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa, tetapi
menurut International Union for the Conservation of
Nature and Natural Resources (IUCN) Red List of
Treatened Species, Hiu Paus sudah termasuk jenis
yangvulnerable (rentan), dan menurut CITES sudah
termasuk dalam Appendix II CITES.
Berdasarkan pengamatan lapangan populasi Hiu
Paus di sekitar Bagan Ikan di Distrik Kuatisore Ka-
bupaten Nabire berkisar antara 27-41 ekor, se-
dangkan di wilayah di luar Taman Nasional belum
terdata.
Untuk mengantisipasi penurunan spesies Hiu
Pus yang ada di Indonesia, khususnya di kawasan
Taman Nasional Teluk Cenderawasih dan seki-
tarnya, kami bermaksud mengusulkan peningkatan
status perlindungan Hiu paus menjadi jenis yang
dilindungi Undang-undang. Mengingat pada saat ini
diperolah laporan dan data bahwa beberapa Hiu
Paus yang ada di sekitar Bagan Terapung di Kabu-
paten Nabire Provinsi Papua banyak yang terluka
dibagian mulut dan badan, terdapat bekas ter-pancing dan cedera dibagian mata yang diduga aki-
bat tertusuk benda tumpul, namun pengenaan
sanksi bagi pemilik bagan ataupun masyarakat
yang sengaja melukai atau membunuh Hiu Paus
belum dapat diterapkan.
Biologi Hiu PausWhale shark atau hiu paus merupakan ikan
Gambar 2. Luka pada mul ut Whal e hark
7/30/2019 3. Buletin Tritonis Edisi III Desember 2011 Upload
32/40
P a g e 3 2 B u l l e t i n t r i t o n i s
O P I N I .
dengan cara menggerakan seluruh badannya, tidak
seperti hiu kebanyakan yang hanya menggerakan
ekornya untuk bergerak. Whale Shark dapat
menyelam sampai kedalaman 700 meter.
Whale shark tidak membahayakan bagi para
penyelam. Bahkan di beberapa tempat di dunia
Whale shark dijadikan sebagai objek seperti di Bay
Islands in Honduras, Thailand, Philippine, Maldives,
Red Sea, Western Australia (Ningaloo Reef,
Christmas Island), Belize, Tofo Beach Mozambique,
Sodwana Bay (Greater St. Lucia Wetland Park)
South Africa, Galapagos Islands, Mexico, Seychelles,
West Malaysian, Sri Lanka dan Puerto Rico. orangberamai untuk berenang dan menyelam di samping
Whale shark. Demikian halnya dengan keberadaan
Hiu Paus (Whale shark) di Taman Nasional teluk
Cenderawasih, mulai tahun ini sudah menjadi obyek
pemandangan bawah air yang menawan.
ReproduksiWhale shark merupakan hewan ovoviviparous,dimana melahirkan bayi kecilnya yang berukuran
60 cm. Whale shark mencapai kematangan pada
umur 30 tahun dan pada umur tersebut Whale
shark sudah dapat bereproduksi. Umur Whale shark
dapat mencapai 100-150 tahun.
Status PerlindunganWhale Shark merupakan target perikanan
komersil di beberapa tempat. Di Hongkong Whale
shark menjadi komoditi untuk diambil daging dan
finnya sebagai bahan sup. Mereka biasanya
corak/totol berwarna putih yang berada seluruh
permukaan kulit bagian atas dari Hiu Paus ini yang
berwarna abu-abu. Disebut juga Hiu Bodoh oleh
karena anggapan masyarakat bahwa Hiu adalah
ikan yang sangat ditakuti oleh keganasannya yang
sering menyerang, akan tetapi jenis yang satu ini
sangat bersahabat dengan cukup akrab untuk ber-
main dengan para pengunjung yang berada didek-
atnya. Namun sejinak-jinaknya Hiu Paus ini tidak
menutup kemungkinan dapat membahayakan para
pengunjung yang berusaha untuk memegangnya.
Disebabkan ukuran tubuhnya yang sangat besar
maka akan sangat berbahaya jika Hiu Paus