49
INCREADIBLE RESEARCH AND NATIONAL COMPETITION (INSTINCT) 2016 Implikasi SMART-BUSINESS G-BEDS (Green Board Seedbeds ) yang Terinduksi Konsorsium Mikroba dalam Media Pembibitan Berbahan Limbah Olericulture sebagai Inovasi Green Technology Disusun oleh: Muhammad Febriansyah 145040201111046/ 2014 Cindy Diah Ayu Fitriana 155040201111043/2015 Ratih Eka Santosa 145040200111021/2014 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 i

prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

INCREADIBLE RESEARCH AND NATIONAL COMPETITION (INSTINCT) 2016

Implikasi SMART-BUSINESS G-BEDS (Green Board Seedbeds ) yang

Terinduksi Konsorsium Mikroba dalam Media Pembibitan Berbahan

Limbah Olericulture sebagai Inovasi Green Technology

Disusun oleh:

Muhammad Febriansyah 145040201111046/ 2014

Cindy Diah Ayu Fitriana 155040201111043/2015

Ratih Eka Santosa 145040200111021/2014

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

i

Page 2: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

ii

Page 3: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat

menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah berupa proposal karya tulis ilmiah

yang penulis buat dalam rangka berpartisipasi aktif pada lomba karya tulis ilmiah

INSTINCT 2017 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

Atas selesainya penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menyampaikan

ucapan terimakasih yang tak terhingga pada pihak Fakultas Pertanian Universitas

Brawijaya, khususnya Bapak Antok Wahyu Sektiono SP.,MP. sebagai

pembimbing. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat dan dapat

dijadikan sebagai sarana informasi yang berguna bagi para generasimuda dalam

mengembangkan daya kreatifitas dan inovasi dalam menciptakan ide bisnis kreatif

yang berjiwa sociopreneur.

Harapan penulis adalah dapat memberikan inovasi baru serta pengetahuan

tentang inovasi pemanfaatan Limbah olericulture sebagai media pembibitan yang

terinduksi konsorsium mikroba guna mengembangkan perekonomian

daerahMalang Jawa Timur. Kami berharap agar karya kami dapat mengispirasi

generasi muda untuk ikut berperan aktif dalam penanganan masalah yang ada

disekitar melalui karya tulis ilmiah.

Penulis berharap kepaada semua pembaca dari karya tulis ilmiah kami

untuk memberikan kritik dan saranyang membangun.Atas berkenannya semua

pihak yang mendukung karya tulis ilmiah yang kami susun, kami mengucapakan

terimakasih.

Malang, 25 Februari 2017

Tim Penulis

iii

Page 4: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR............................................................................................iiiDAFTAR GAMBAR...............................................................................................vABSTRAK..............................................................................................................viBAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................11.2 Rumusan Malasah...........................................................................................21.3 Tujuan.............................................................................................................31.4 Manfaat...........................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................42.1 Bibit................................................................................................................42.2 Media Pembibitan...........................................................................................42.3 Limbah Olericulture.......................................................................................42.4 PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)...........................................52.5 CMA (Cendawan Mikoriza Arbuskular)........................................................5

BAB III METODE PENULISAN............................................................................73.1 Teknik Penulisan............................................................................................73.2 Teknik Pengumpulan dan Jenis Data..............................................................73.3 Metode Analisis dan Sintesis (Pembahasan)..................................................73.4 Kerangka Berfikir...........................................................................................8

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................104.1 Potensil Lokal Limbah Olericulture.............................................................104.2 Mekanisme Mikoriza Arbuskular dan B. subtilis meningkatkan Kesuburan Tanaman.............................................................................................................114.3 G-BEDS........................................................................................................114.4 Potensi G-BEDS...........................................................................................16

BAB V....................................................................................................................18PENUTUP..............................................................................................................18

5.1 Kesimpulan...................................................................................................185.2 Saran.............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19LAMPIRAN...........................................................................................................21

iv

Page 5: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Kerangka Berfikir..................................................................................8Gambar 2. Pertumbuhan Benih yang terinfeksi Mikoriza dan Bakteri Bacillus subtilis....................................................................................................................12Gambar 3. Pembiakan Massal Bakteri Bacillus subtilis.......................................13Gambar 4. Perbanyakan CMA dengan tanaman jagung......................................14

v

Page 6: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

IMPLIKASI SMART BUSINESS G-BEDS (Green board seedbeds ) YANG TERINDUKSI KONSORSIUM MIKROBA

DALAM MEDIA PEMBIBITAN BERBAHAN LIMBAH OLERICULTURE SEBAGAI INOVASI GREEN TECHNOLOGY

Muhammad Febriansyah, Agroekoteknologi, Pertanian1

Cindy Diah Ayu Fitriana , Agroekoteknologi, Pertanian2

Ratih Eka Santosa, Agroekoteknologi, Pertanian3

Universitas Brawijaya, [email protected]

ABSTRAK

Bahan pangan yang berkualitas dapat dihasilkan melalui proses budidaya pertanian yang baik. Proses budidaya tanaman diawali dengan masa pembibitan. Proses pembibitan benih akan mempengaruhi daya tumbuh bibit ketika dipindahkan ke lahan. Bibit yang baik adalah bibit yang memiliki daya tahan tinggi, sehat, dan berkualitas tinggi. Namun faktanya, sebagian besar petani di daerah malang menggunakan media pembibitan seadanya hal tersebut dapat bersifat destruktif bagi akar dan batang tanaman. selain itu secara umum petani menggunakan bahan HDPE sebagai media pembibitan hal tersebut akan menimbulkan permasalahan baru bagi lingkungan karena bahan HDPE sulit mengalami degradasi. Disisi lain, dalam kegiatan budidaya pertanian di wilayah Malang menghasilkan sisa hasil panen pertanian atau limbah pertanian.Menurut (Badan Pusat Statistik,2013) limbah olericuluture yang dihasilkan sebanyak 475 m3, namun hanya 245 m3 yang dapat diatasi dan sisanya menjadi permasalahan sanitasi. Maka dari itu, dengan potensi dan peluang yang ada munculah sebuah inovasi G-BEDS.Green Board Seedbeds merupakan sebuah terminologi green technology pembibitan tanaman yang memanfaatkan limbah olericulture sebagai potensi lokal wilayah Malang yang terinduksi konsorsium mikroba (PGPR dan CMA). Penggunaan konsorsium mikroba umumnya dapat meningkatkan kesuburan tanaman, daya tahan terhadap serangan panthogen dan kekeringan (Ezawa.,et al. 2003). Proses pembuatan G-BEDS melalui empat tahap diantaranya; pengomposan, isolasi dan perbanyakan CMA dan PGPR, kombinasi, dan Pencetakan G-BEDS. Adapun keunggulan dari G-BEDS yaitu; Tidak menimbulkan permasalahan lingkungan, mampu mengoptimalkan pertumbuhan tanaman karena telah terkombinasi dengan CMA dan PGPR, bersifat praktis dan portable.Oleh karena itu, G-BEDS menjadi sebuah inovasi cerdas sebagai media pembibitan yang mampu meningkatkan daya tumbuh benih dan mengoptimalkan petumbuhan tanaman pada fase vegetatif dan fase generatif. Oleh karena itu, G-BEDS dapat menjadi peluang bisnis yang memiliki potensial besar untuk dikembangkan.

Kata Kunci: G-BEDS, CMA, Limbah Olericulture, PGPR

vi

Page 7: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

vii

Page 8: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMalang sebagai salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang terbagi

menjadi tiga wilayah yaitu Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota

Batu.Masing-masing wilayah di Malang memegang peranan terpenting dalam

sektor pertanian. Kabupaten Malang merupakan daerah yang memiliki potensi

besar dalam pengembangan tanaman pangan dan perkebunan. Kota Malang

sebagai pusat pelayanan, perdagangan, industri dan pemasaran hasil pertanian,

sedangkan Kota Batu sebagai sentra hortikultura memiliki jumlah penduduk yang

berprofesi sebagai petani sebanyak 19.347 rumah tangga.. Oleh karena itu Malang

menjadi salah satu wilayah yang memegang peranan terpenting terhadap

keberlanjutan dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia.

Tolak ukur dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia yaitu denga

adanya kegiatan budidaya tanaman yang berkualitas tinggi. Hal tersebut

dikarenakan proses dan aktivitas budidaya tanaman yang dilakukan petani akan

mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil panen pertanian. Langkah awal yang

memegang peranan penting dalam kegiatan budidaya pertanian adalah proses

penyemaian atau pembibitan. Proses pembibitan benih akan mempengaruhi

perkembangan tanaman setelah dipindahkan ke lahan pertanian. Oleh karena itu

kebutuhan akan bibit yang berkualitas unggul, sehat, daya tumbuh tinggi dan

mampu berproduksi tinggi mutlak diperlukan dalam usaha budidaya tanaman.

Namun faktanya, mayoritas petani masih menggunakan metode konvensional

pada proses pembibitan. Teknik pembibitan yang diterapkan petani menggunakan

seedbeds yang berbahan plastik HDPE (High Density Polyethylene). Penggunaan

seedbeds berbahan HDPE cenderung bersifat dekstruktif bagi akar dan batang

tanaman saat di pindahkan ke lahan. Selain itu, kekurangan dari media yang

digunakan dari bahan HDPE yaitu sulit mengalami degradasi sehingga akan

menyebabkan permasalahan lingkungan.

Disisi lain dalam kegiatan budidaya pertanian di wilayah Malang

menghasilkan sisa hasil panen pertanian atau limbah pertanian. Limbah pertanian

tersebut dapat berupa sisa sayuran, buah, daun dan batang tanaman

1

Page 9: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

(olericulture).Menurut Badan Pusat Statistik (2013) limbah olericuluture yang

dihasilkan sebanyak 475 m3, namun hanya 245 m3 yang dapat diatasi dan sisanya

menjadi permasalahan sanitasi. Terdapat 1,03 ton/ ha limbah pertanian

(olericulture) yang belum dikelola secara memadai untuk kepentingan yang lebih

bermanfaat. Upaya pembakaran untuk menghilangkan limbah olericultureakan

menimbulkan permasalahan baru bagi masyarakat. Demikian halnya dengan

pembiaran (pemsbusukan alami) limbah olericulture dapat menjadi ancaman bagi

kesehatan manusia dan sistem tata air lingkungan. Selain itu, penanganan limbah

olericulture dibuang ke tempat panampungan akhir dan sisanya hanya menjadi

permasalahan sanitasi. Maka dari itu, dengan adanya potensi lokal (limbah

olericulture) yang melimpah perlu dilakukan upaya untuk mengolah limbah

olericulture menjadi lebih bermanfaat.Saat ini, hanya sebagian kecil dari limbah

olericulture yang dimanfaatkan sebagai kompos untuk pupuk organik bagi petani.

Namun hal tersebut dirasa belum optimal dan diperlukan penanganan atau

pemanfaatan limbah olericulturelebih lanjut.

Dengan semua permasalahan yang ada, munculah sebuah inovasi green

technology pembibitan tanaman G-BEDS (Green Board Seedbeds) yang

memanfaatkan limbah olericulture sebagai bahan utama yang dikombinasikan

dengan konsorsium mikroba CMA (Cendawan Mikoriza Arbuskular) dan PGPR

(Plant growth promoting rhizobacter) sebagai ide bisnis kreatif yang dapat

mendukung proses budidaya tanaman yang berkualitas tinggi.

1.2 Rumusan MalasahBerdasarkan uraian latar belakang, adapun rumusan masalah dalam penulisan

karya tulis ini ialah:

1. Bagimana konsep green innovation G-BEDS sebagai media pembibitan

berbasis limbah olericulture?

2. Apakah G-BEDS (Green Board Seedbeds) dapat menjadi media

pembibitan yang tepat (sasaran, waktu, penggunaan dan ekonomi) dalam

meningkatkan proses budidaya tanaman?

3. Apakah G-BEDS dapat menjadi media pembibitan yang ramah lingkungan

dan memiliki potensi bisnis untuk dikembangkan?

2

Page 10: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

1.3 TujuanBerdasarkan rumusan masalah yang telah penulis paparkan, tujuan penulisan

terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, kedua tujuan tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut:

Tujuan umum penulisan adalah untuk mendapatkan eksplanasi tentang

inovasi media pembibitan yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan potensi

lokal limbah olericulture.

Tujuan khusus penulisan ini adalah untuk mendapatkan eksplanasi objektif

tentang:

1. Konsep green inovation G-BEDS(Green Board Seedbeds).sebagai media

pembibitan benih tanaman.

2. Nilai G-BEDS(Green Board Seedbeds). sebagai media pembibitan yang

tepat (sasaran,waktu, penggunaan dan ekonomi)

1.4 ManfaatAdapun manfaat dalam penulisan karya ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah

Memberikan kontribusi positif terhadap permasalahan dan

penangananlimbah olericulture melalui penerapan G-BEDS (Green Board

Seedbeds)..

2. Bagi masyarakat

Melalui green technology ini menjadikan solusi yang tepat khusunya bagi

petani dalam meningkatkan daya tumbuh benih pada saat proses

penyemaian dan pembibitan.

3. Mahasiswa/penulis

Memaksimalkan fungsi mahasiswa sebagai agent of change dan

social control dengan melakukan respon intelektual dalam bentuk karya

tulis yang bertujuan memberikan kontribusi untuk perubahan yang

lebih baik pada masyarakat khususnya pada bidang pertanian.

3

Page 11: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bibit

Menurut (Nazarulyanis, 2014) bibit merupakan benih/biji yang telah

disemai sebelumnya dan akan di tanam pada lahan/media tanam serta memenuhi

persyaratan pembudidayaan tanaman. Bibit berasal dari perbiakan generative

(biji), Vegetatif, kultur jaringa atau teknologi perbanyakan lainya yang berupa

tanaman kecil (belum dewasa) (Setiawan, 1999). Bibit yang berupa tanaman muda

dan berasal dari biji dibedakan menjadi 3 yaitu; bibit cabutan, bibit puteran dan

bibit setump.Sedangkan bibit yang berasal dari pembiakan secara generative

misalnya cangkok dan stek.Kemudian bibit yang berasal dari cangkok atau organ

khusus meliputi; setolon, umbi kentang, bubus dan suing, bulbil dan anakan

(priyanto, 2013). Jadi berdasarkan pernyataan tersebut, bibit adaah bagian dari

tanaman (biji, batang, umbi dll) yang digunakan untuk perbanyakan tanaman

budidaya.

2.2 Media PembibitanMedia pembibitan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi

pertumbuhan pada benih maupun tanaman.Terdapat empat fungsi media

pembiitan untuk mendukung pertumbuhan bibit yang baik, yaitu se bagai unsur

hara, mampu menggenangi air yang tersedia bagi tanaman, dapat melakukan

pertukaran udara antara atmosfer di atas media dan harus dapat menyokong

pertumbuhan tanaman(Fahmi, 2013).Selain itu, media pembibitan adalah suatu

media yang bertujuan sebagai tempat berkembangnya akar tanaman.media

pembibitan yang baik adalah media pembibitan yang terjamin dari segi

ketersediaan nutrisi, kelembapan dan struktur yang baik.

2.3 Limbah OlericultureOlericulture adalah bagian dari hortikultura yang mempelajari mengenai

budidaya tanaman sayuran (Hutabarat, 2016).Sedangkan limbah olericulture

merupakan salah satu jenis limbah yang dihasilkan saat pasca panen kegiatan

pertanian sayur-sayuran.Jumlah limbah olericulture di Malang berkisar 475 m3,

namun hanya setengahnya yang dapat diatasi dan selebihnya hanya menjadi

limbah yang tidak dimanfatkan.

4

Page 12: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

2.4 PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) merupakan kelompok

bakteri menguntungkan yang secara aktif mengkolnisasi rizosfer.Berbagai jenis

bakteri telah di identifikasi sebagai PGPR dan sebagian besar berasal dari

kelompok gram-negatif dengan jumlah strain paling banyak dari genus

Pseudomonas dan beberapa dari genus Serratia(Rahmi, 2012).Disisi lain

menurut(Sri Widianti, 2015), beberapa bakteri dari kelompok PGPR adalah

bakteri penambat nitrogen seperti genus Rhizobium, Azotobacter, Azospirillum

dan bakteri pelarut fosfat seperti genus Bacillus, Pseudomonas, Arthrobacter,

Bacterium, Mycobacterium. Bakteri Rhizobium, Azotobacter, Azospirillum dan

bakteri pelarut fosfat mempunyai peran dan fungsi penting dalam proses

dekomposisi bahan organic, mineralisasi senyawa organic, fiksasi hara, pelarut

hara, nitrifikasi dan denitrifikasi (Saraswati, 2008).

Mikroorganisme dalam PGPR dapat bermanfaat bagi kesehatan tanaman

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai fungsi.Menurut

(Iswati, 2012), pengaruh PGPR secara langsung mampu menyediakan dan

memobilisasi atau memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah

serta mensintesis dan mengubah konsentrasi fithohormon pemacu tumbuh

tanaman sehingga memiliki ketahanan terhadap serangan penyakit.Sedangkan

secara tidak langsung, PGPR dapat menekan aktivitas pathogen dengan

menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit seperti antibiotik bagi penyebab

penyakit terutama panthoge tular tanah (Nelson, 2004).

Menurut (Aviva, 2013), PGPR berperan sebagai bioprotectan sehingga

berfungsi dalam menekan dan menghambat pertumbuhan hama dan penyakit.

Selain itu, PGPR dapat berfungsi sebagai Biostimulan sehingga dapat

meningkatkan pertumbuhan tanaman karena PGPR memproduksi fitohormon

yang terdiri atas IIA (Indole Acetid Acid), Sitokinin dan Giberelin.

2.5 CMA (Cendawan Mikoriza Arbuskular)Menurut (Musfal, 2009), CMA (Cendawan Mikoriza Arbuskular) adalah

salah satu jenis jamur obligat yang saling memberikan keuntungan dengan

tanaman inang.Cendawan Mikoriza Arbuskular memiliki kemampuan untuk

bersimbiosis secara mutualistik dengan tanaman atau tumbuhan tingkat tinggi

(Aguzaen, 2009).Infeksi akar merupakan awal dimulainya simbiosis antara CMA

5

Page 13: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

dan akar tanaman (Gusta, 2014).Simbiosis antara CMA dengan akar tanaman

mengakibatkan CMA mengeluarkan enzim fosfatase dan asam organic sehingga

pada tanah yang kurang P, CMA mampu melepas P yang terikat sehingga dapat

membantu menyediakan unsur P dalam tanah (Siti Chalimah, 2006).Selain

itu,CMA di dalam sel akar akan memproduksi jaringan hifa eksternal yang

berkembang secara ekspansif berupa kolonisasi hifa yang tumbuh dan

berkembang melalui bulu-bulu akar tanaman sehingga mampu memperluas

bidang serapan dan meningkatkan penyerapan hara oleh tanaman (terutama unsur

P).

Peningkatan serapan P pada tanaman yang di inokulasi dengan CMA yang

berperan sebagai sistem perakaran, hal tersebut dikarenakan hifa eksternalnya

menyediakan permukaan yang leih efektif dalam menyerap unsur hara dari tanah

yang kemudian di pindahkan ke akar inang (Same, 2011). Selain itu, hifa

eksternal tersebut akan membantu mendekatkan unsur hara dari zona rhizosfer

pada tanaman sehingga penyerapan hara lebih optimal dan pertumbuhan serta

perkembangan tanaman menjadi lebih cepat (Talanca, 2010 dalam (Gusta, 2014)).

CMA juga berperan dalam menstimulus pembentukan hormone-hormon

pertumbuhan tanaman, seperti sitokinin dan auksin (Gusta, 2014).Selain itu, CMA

dapat berfungsi sebagai penghalang biologis terhadap infeksi pantogen akar,

meningkatkan ketahanan inang terhadap kekeringan dan menjamin

terselenggaranya siklus biogeokimia (Perdana Roy Oksemsa Purba, 2014).

6

Page 14: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

BAB III METODE PENULISAN1.

2.

3.

3.1 Teknik PenulisanTeknik penulisan ialah deskriptif, yaitu dengan menguraikan, menjabarkan

dan merangkai variabel-variabel yang diteliti menjadi sebuah pembahasannya

yang runut dan sistematis.Studi kajian deskriptif ini dilakukan dengan

mengambil studi kasus terhadap permasalahan pembibitan dan potensi lokal

limbah olericulture di Malang.

3.2 Teknik Pengumpulan dan Jenis DataTeknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi pustaka (library

research) dan penelusuran informasi digital dengan sasaran tujuan antara lain

studi literatur. Sumber pustaka studi yang didapatkan berasal dari membaca,

menganalis dan mengkaitkan informasi dari sumber bacaan dengan topik yang

diangkat. Studi pustaka ini meliputi buku,surat kabar cetak, online dan jurnal

penelitian yang dianggap relevan dengan pembahasan. Jenis data yang

digunakan dalam penulisan ini ialah data sekunder atau data pendukung yang

merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, atau

melalui media perantara.Selain itu data primer didapatkan melalui observasi di

wilayah Malang.

3.3 Metode Analisis dan Sintesis (Pembahasan)Proses analisis dilakukan pada data-data yang terkumpul yang kemudian

dipaparkan dalam pembahasan. Sintesis dilakukan dengan menggunakan studi

silang (cross link) antara data yang terkumpul dengan teori dan konsep yang

relevan.Kemudian dapat diambil titik utama yang kemudian diolah menjadi

beberapa kesimpulan.Kesimpulan tersebut diperkuat dengan saran dan

rekomendasi yang terkait.

7

Page 15: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

Malang merupakan wilayah penghasil bahan baku utama pangan

Permasalahan pembibitan yang diterapkan petani di Malang menurunkan daya tumbuh bibit dan mencemari lingkungan

Solusi

Memanfaatkan potensi lokal limbah olericulture menjadi G-BEDS

Meningkatkan daya tumbuh bibit dan tidak mencemari lingkungan

Meningkatkan daya tumbuh bibit dan tidak mencemari lingkungan

Pencetakan G-BEDS

Pengomposan

Isolasi dan Perbanyakan CMA dan PGPR

3.4 Kerangka Berfikir

Gambar 1.Kerangka Berfikir

Malang sebagai salah satu daerah di provinsi Jawa Timur yang penyuplai

bahan baku utama pangan yang berasal dari komoditas hortikultura, pangan dan

perkebunan. Kondisi tersebut menjadi mayoritas warga di Malang berprofesi

sebagai petani. Dalam kegiatan budidaya pertanian yang dilakukan oleh petani

diawali dengan proses pembibitan. Namun, secara umum proses pembibitan yang

dilakukan petani masih secara konvensional sehingga cenderung brsifat dekstrutif

bagi akar dan batang tanaman. Disisi lain penggunaan HDPE akan menimbulkan

permasalahan lingkungan. Oleh karena itu, munculah sebuah gagasan G-BEDS

(Green Board Seedbeds) yang merupakan terminologi green technology

pembibitan tanaman yang memanfaatkan limbah olericulture yang terinduksi oleh

konsorsiummikroba (PGPR dan CMA). Limbah olericulture merupakan potensi

lokal yang dapat dimanfaat dalam pembuatan G-BEDS. Proses pembuatan G-

BEDS melalui empat tahap yaitu pengomposan, isolasi dan perbanyakan PGPR

dan CMA, kombinasi, pencetakan G-BEDS. G-BEDS yang terkombinasi dengan

konsorsium mikroba diharapkan mampu mengoptimalkan daya tumbuh bibit

8

Kombinasi

Page 16: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

sehingga dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman baik pada fase vegetatif dan

fase generatif. Maka dari itu dalam jangka G-BEDS dapat mendukung dalam

pemenuhan kebutuhan pangan Indonesia.

9

Page 17: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

BAB IV PEMBAHASAN4.1 Potensil Lokal Limbah Olericulture

Malang sebagai daerah yang memiliki potensi tinggi dalam bidang pertanian

menjadi pemasok beberapa bahan baku pangan utama. Mayoritas penduduk di

Malang berprofesi sebagai petani. Berbagai macam jenis komoditas tanaman

banyak di budidayakan pada wilayah malang yang memiliki topografi yang

optimal bagi pertumbuhan tanaman. Wilayah topografi Malang terbagi menjadi

tiga kategori, dataran rendah (wilayah Jatikerto, Kepanjen), dataran medium

(Ngijo) dan dataran tinggi (Batu, Pujon dan Cangar). Ketiga kategori topografi

tersebut memungkinkan untuk membudidayakan bebebagai jenis tanaman yang

sesuai dengan kondisi tersebut.Sehingga hasil bumi yang berasal dari partanian di

Malang sangatlah melimpah.

Aktivitas becocok tanam petani dimulai dari kegiatan on-farm hingga off-

farm. Kegiatan on-farm dimulai dari penyediaan benih, pupuk dan alsintan, guna

menunjang proses budidaya tanaman. Sedangkan, kegiatan off-farm yang

dialkukan petani mengarah pada aktivitas pengolahan hasil panen dan

pendisitribusian.Dari kegiatan on-farm dan off-farm yang dilakukan petani

meninggalkan hasil samping yang berupa limbah.Limbah hasil pertanian

hortikultura dapat diistilahkan sebagai limbah olericulture, yang merupakan

limbah yang berasal dari sisa-sisa sayuran, buah, dan bagian tanaman (daun,

batang dan bunga) yang tidak termanfaatkan. Jumlah limbah olericulture di

Malang berkisar 475 m3, namun hanya setengahnya yang dapat diatasi dan

selebihnya hanya menjadi limbah yang tidak dimanfatkan. Limbah olericultre

yang meupakan bahan organik dapat dimanfaatkan dikomposkan sehingga

menjadi media tanam bagi tanaman. Pengolahan limbah olericulture menjadi

kompos dapat mengurangi jumlah limbah olericulture (Maulana, 2011).

Pengolahan bahan organik menjadi kompos (pengomposan), dianggap sebagai

teknologi berkelanjutan karena bertujuan untuk konservasi lingkungan, dan

penggunaan kompos (pupuk organik) dapat mereduksi penggunaan pupuk kimia

dan pemberi nilai tambah pada limbah ( Fitri Nugraheni et al., 2010).

10

Page 18: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

4.2 Mekanisme Mikoriza Arbuskular dan B. subtilis meningkatkan Kesuburan Tanaman

Bakteri yang digunakan sebagai PGPR adalah Bacillus subtilis.Bacillus

subtilis merupakan salah satu bakteri dalam PGPR yang juga termasuk sebagai

bakteri MHB (Mycorrhiza Helper Bacteria). MHB merupakan organisme yang

membantu meningkatkan kinerja mikoriza dan dapat memberikan efek negatife

pada patogen akar tanaman (Rigamonte et al.,2010). Interaksi yang terjadi antara

mikoriza dan Bacillus subtilisakan membentukmycorizhosphere(P.Frey-klett &

J.Garbaye, 2005). Kelebihan interaksi yang terjadi antara 2 mikroorganisme ini

yaitu bakteri Bacillus subtillis mampu mendetoksifikasi media cair dari metabolit

fungi yang bersifat menghambat dan dapat menekan produksi senyawa toksik oleh

mikroba tanah (Lilipaly, 2016).

Menurut (Vivas et al., 2015), bakteri yang termasuk dalam MHB Bacillus

Subtilis memiliki dampak positif yang kuat terhadap perkecambahan spora dan

pertumbuhan fungsi prasimbiosis dalam larutan yang terkontaminasi logam

berat.Selain dapat menurunkan kerusakan hifa, bakteri juga mampu meningkatkan

pertumbuhan akar hingga 95%.Jadi interaksi antara bakteri Bacillus subtilis dapat

meningkatkan laju infeksi mikoriza pada berbagai tahapan interaksi (Lilipaly,

2016).Sedangkan mikrobaCMA merupakan bentuk asosiasi jamur mikoriza yang

bersimbiosis dengan akar tanaman.CMA memiliki keunggulan dapat

meningkatkan jangkauan dan daya serap unsur hara pada akar.

Simbiosis yang terjadi antara CMA dengan bakteri endosimbiotik mikoriza

(B. subtilis) yang terjadi pada akar tanaman memberikan keuntungan pada

pertumbuhan tanaman tersebut. Interaksi antara akar tanaman dengan mikoriza

meningkatkan aktivitas enzim kitinase yang efektif menahan serangan fungi

patogen (Garcia Garrindo, 2000). Bacillus subtilis memiliki kemampuan

mengendalikan berbagai fungi patogen tanman melalui produksi senyawa

antibiotik (fengycin iturin surfactin), enzim yang mendegradasi struktur dinding

sel fungi, dan senyawa antifungi yang mudah menguap (Leelasuphakul et al.

2006).

4.3 G-BEDSGreen Board Seedbeds atau G-BEDS merupakan sebuah terminologi green

Technology media pembibitan yang memanfaatkan limbah olericulture dan telah

11

Page 19: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

terkombinasi dengan konsorsium mikroba yaitu PGPR dan jamur CMA.G-BEDS

lahir sebagai sebuah konsep media pembibitan yang ramah lingkungan karena G-

BEDS terbuat dari limbah olericulutre yang belum termanfaatkan serta

penggunaan G-BEDS sebagai media pembibitan tidak menimbulkan residu dan

dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu G-BEDS mampu memberikan

jaminan inisiasi pertumbuhan yang optimal pada tanaman mulai dari fase vegetatif

hingga fase generatif hal ini dikarenakan G-BEDS telah dikombinasi dengan

PGPR dan CMA yang dapat bersimbiosis mutualisme terhadap akar tanaman

dalam penyediaan unsur hara.

Adapun tahap-tahap dalam pembuatan G-BEDS (Green Board Seedbeds)

sebagai berikut:

1. Pengomposan

Tahap awal dalam pembuatan G-BEDS adalah menyiapkan bahan

utama yang digunakan sebagai media pembibitan yaitu kompos.Pembuatan

kompos berbahan dasar dasar limbah olericulture yang dicampur dengan

molase dan larutan EM-4 dan simpan di dalam komposter.Penambahan

molase dan larutan EM-4 berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan

organisme baik mikroorganisme maupun makroorganisme pengurai bahan

organik.Waktu yang diperlukan dalam pembuatan kompos ialah 30 hari

hingga kompos benar-benar matang dan siap digunakan.

2. Isolasi dan Perbanyakan Mikroba

Pada tahap ini dilakukan isolasi dan perbanyakan terhadap mikroba

yaitu Rhizobacteria (PGPR) dan CMA (Cendawan Mikoriza

12

Gambar 2. Pertumbuhan Benih yang terinfeksi Mikoriza dan Bakteri Bacillus subtilis

Page 20: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

Arbuskula).Isolasi dan perbanyakan massal bakteri yang digunakan dalam

PGPR sebagai agen hayati yang digunakan ialah Bacillus subtilis.

Pembiakan massal bakteri Bacillus subtilis menggunakan cara yang

diadopsi dari Couillerot, et al. (2009) membutuhkan waktu selama 7 hari

(Gambar. 1). Kemampuan untuk menumbuhkan bakteri dalam jumlah besar

seperti dalam 50.000 : 1 fermentor membuat bakteri Bacillus Subtillis

mudah dan murah diproduksi massal.

Langkah pertama yang dilakukan dalam proses pengembangbiakkan

bakteri dengan menggunakan ekstrak kedelai. Kemudian memasukkan

bakteri hasil isolasi ke media cair. Berikutnya adalah mempersiapkan

fermentor yang terdiri dari aerator yang berfungsi sebagai penyuplai udara

bagi agen hayati. Fermentor berfungsi sebagai penyaring mikroorganisme

yang tidak diinginkan dan membantu menyediakan oksigen untuk

mikroorganisme aerob.

Gambar 3. Pembiakan Massal Bakteri Bacillus subtilis

Langkah selanjutnya ialah menyiapkan tiga tangki bersih.Tangki

pertama diisi dengan larutan KMnO4 yang berfungsi untuk menyaring udara

dan bakteri merugikan karena larutan ini berperan mematikan bakteri yang

mungkin terbawa oleh udara dari aerator. Tangki kedua diisi dengan kapas

atau spons hingga ¾ tangki yang berperan sebagai filter kedua setelah

larutan KMnO4. Tangki ketiga berfungsi untuk mengisi air kontrol.Air

kontrol merupakan alat untuk mengontrol udara yang masuk kedalam

media, jadi air kontrol berada setelah media dari ekstrak kedelai

diletakan.Semua rangkaian dalam fermentor dihubungkan menggunakan

selang berukuran kecil dan pada larutan KMnO4 selang dipasang batu

13

EKSTRAK KEDELAI

Page 21: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

saring.Bakteri hasil perbanykan selanjutnya diambil dan dicampurkan

dengan kompos.

Sedangkan untuk isolasi dan perbanyakan CMA dapat diperoleh dari

berbagai sumber atau kisaran inang yaitu akar tanaman jagung.Menurut

Herryawan (2012) tanaman jagung merupakan tanaman yang paling sering

digunakan sebgai inang dalam perbanyakan inokulum. Teknik perbanyakan

CMA dilakuakn dengan menggunakan tanah hasil pasteurisasi yang

dimasukkan kedalam polybag yang sudah diberi alkohol 70%. Kemudian

dimasukkan 10 gram inokulum mikoriza dan 2 benih jagung yang apabila

sudah tumbuh, salah satu benih tanaman akan dicabut. Setelah tanaman

jagung berumur 50 hari, maka tanaman jagung dipotong pangkal batang

diatas permukaan tanah dan inokulum tersebut siap digunakan. Inokulum ini

mengandung spora, tanah, potongan akar.

Gambar 4. Perbanyakan CMA dengan tanaman jagung

3. Pencampuran

Setalah diperoleh bahan utama dan CMA tahap selanjutnya ialah

pencampuran kedua bahan. Kompos yang telah siap pakai dicampur dengan

spora CMA, serta ditambahkan bahan lain berupa tanah dan air yanng

berfungsi untuk memadatkan bahan saat akan dicetak. Tanah yang

digunakan pada pembuatan G-BEDS merupakan tanah liat, karena mudah

untuk dicetak dan tidak mudah hancur. Perbandingan antara kompos, tanah

liat dan tanah inokulum mikoriza yang digunakan adalah 4:3:1.

4. Pencetakan G-BEDS

Tahap terakhir pembuatan G-BEDS ialah pencetakan menjadi

lembaran papan (board) dengan menggunakan alat pencetak media

14

Page 22: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

penyemaian yang telah dirancang oleh salah satu anggota kelompok tani Sri

Lestari di Lumajang jawa timur. Desain alat yang digunakan berbahan kayu

yang berukuran 75 X 50 cm, tebalnya 3 cm serta kayu bulat sebesar pensil

sepanjang 7 cm dan ujungnya dibuat agak runcing. Kayu-kayu yang

berjumlah 150 pasang itu dipasang pada papan kayu secara teratur dengan

jarak antar kayu pensil sekitar 5 cm (Benih Pertiwi, 2014). Berikut

merupakan alat pencetakan G-BEDS (Gambar.1).

Gambar 5. Alat Pencetak Media Pembibitan HartonoBerikut merupakan tabel perbandingan media seedbeds konvensional

(berbahan palstik HDPE) dengan media G-BEDS:

No Indikator Seedbeds konvensional G-BEDS

1 Bahan yang

digunakan

Menggunakan Plastik

HDPE

Memanfaatkan limbah

olericulture

2 Dampak

lingkungan

Seedbeds yang tidak

terpakai jika dibuang

sembarangan dapat

mencemari tanah karena

bahan yang digunakan

(plastik HDSP) sulit

terurai di dalam tanah

Tidak menimbulkan

dampak negatif terhadap

lingkungan, bahkan dapat

digunakan sebagai pupuk

3 Suplai unsur hara Membutuhkan output

tambahan seperti pupuk

Dapat menyediakan unsur

hara karena mengandung

bahan organic

4 Penggunaan Kurang praktis, tidak

dapat dibawah kemana-

mana, dan cenderung

besifat destruktif

(dicabut) saat

pengambilan bibit

Praktis, bersifat portable

sehingga meningkatkan

efisiensi saat pemindahan

bibit ke media yang lebih

besar.

15

Page 23: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

tanaman dan berpotensi

merusak organ tanaman

seperti akar dan batang

yang putus.

5 Keunggulan lain Tidak ada Mengandung agen hayati

yang berupa PGPR dan

CMA yang dapat

meningkatkan daya hidup

benih.

4.4 Potensi G-BEDSPotensi Bisnis

Ruang lingkup bisnis di bagi menjadi 2 yaitu (1) lingkup umum yang

bertujuan untuk meningkatkan kepedulian generasi muda di malang terhadap

potensi daerah dan menggali peluang bisnis yang ada serta meningkatkan

kapabilitas sumber daya manusia (sdm) (2) lingkup khusus yaitu untuk memenuhi

permintaan media tanam dan bibit berkualitas khususnya tanaman hortikultura

dan hias (floriculture ) di wilayah malang raya serta menstimulasi permitaan pasar

akan produk media tanam portable yang dapat digunakan sebagai inisiasi urban

farming. Sebagai sasaran pemasaran G-BEDS terfokus pada daerah malang raya

(Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang). Hal ini di karenakan malang

raya merupakan daerah pertanian unggulan Jawa Timur. Komoditas yang banyak

dikembangkan berupa tanaman hortikultura seperti sayuran, buah-buahan, dan

bunga. Sehingga besar masyarakat malang raya khususnya di kota batu dan

kabupaten malang berprofesi sebagai petani, yang kemudian membentuk

komunitas atau kelompok tani. Data hasil sensus pertanian 2013 , jumlah rumah

tangga usaha pertanian di kabupaten malang sebanyak 328.031 rumah tangga,

kota malang sebanyak 6.059 rumah tangga dan kota batu 19.347 rumah tangga.

Maka dari itu, G-Beds memiliki peluang besar untuk dipasarkan dan

dikembangakan di wilayah Malang Raya. Adapun analis potensi G-BEDS sebagai

peluang bisnis dengan analisis SWOT adalah sebagai berikut;

16

Page 24: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

Weakness(kelemahan)- Alat pembuatan massal

sederhana,- Manajemen sederhana, - Jangkauan sosialisasi produk ke

petani,- Masih dalam ruang lingkup

malang raya

Strength (kekuatan)- PGPR (plant growth promoting

rhizobacteria)dan CMA,- Bersifaat portble seedbeds,- Ukuran bervariatif tergantung

tanaman yang di usahakan,- Unsur hara mikro,- Peningkatan pertumbuhan

tanaman dan meningkatkan kebaradaan bms (beneficial microorganisms) di rhizosfer.

Opportunities (pelung)- Pangsa pasar adalah petani

terlebih pengembang beberapa wilaya malang raya misalnya kota batu ke arah agropolitan barbasis pengembangan hortikultura dan kabupaten malang mengembangkan tanaman pangan.

- Indusrtri floriculture merupakan komoditas yang paling sukses dan terus diusahakan namun

Berdasarkan analisi kelayakan usaha yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

Pengeluaran Biaya (Rp)

Total Variable Cost 960.000

Total Fix Cost 480.000

Total Cost 1.378.000

17

Threats (ancaman) - Perubahan mindset petani yang

lama

Page 25: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

Berdasarkan perhitungan analisis usaha maka diketahui bahwa:

1. Break Event Point (BEP)

a. BEP Penerimaan : Rp 889.361

b. BEP Unit : 747 unit

c. BEP Harga : Rp 918,66

2. Keuntungan : Rp Rp 422.000

3. R/C Rasio : 1,3

Artinya setiap Rp. 1,0 biaya produksi yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1,30. Sehingga usaha G-BEDS layak untuk dijalankan.

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanBerdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa limbah olericulture memiliki potensi yang besar untuk digunakan sebagai

media pembibitan tanaman. Konsep Green Technology yang diterapkan dalam

pembuatan G-BEDS menggunakan kombinasi 2 mikroba yaitu bakteri Bacillus

subtillis dan mikoriza berpotensi besar dalam mengoptimalkan pertumbuhan bibit

baik pada fase vegetatif maupun fase generatif dan menjadikan G-BEDS sebagai

media pembibitan yang ramah lingkungan. Sehingga G-BEDS menjadi solusi

media pembibitan yang tepat sasaran, tepat penggunaan bagi petani karena terbuat

dari limbah olericulture dan mikroba serta tepat secara ekonomi. Selain itu,

berdasarkan analisi SWOT dan kelayakan usaha yang telah dilakukan maka G-

BEDS memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

5.2 SaranPenulis dapat bekerjasama dengan pemerintah dan petani untuk

merealisasikan dan mengembangkan G-BEDS sebagai media pembibitan untuk

mendukung pengadaan pangan serta menjadi peluang bisnis yang potensial untuk

di kembangkan.

18

Page 26: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

DAFTAR PUSTAKA

A.Vivas, JM, B., & Azcon, R. (2015). Brevibacillus brevis isolated from cadmium-or zinc-contaminated soils improves in vitro spore germination and growth of glomusmosseae under high Cd or Zn Concentrations. Microbial ecol , 416-424.

Aguzaen, H. (2009). Respon Pertumbuhan Bibit Stek Lada (Piper Nisrum L.) Terhadap Pemberian Air Kelapa dan Berbagai Jenis CMA. AgrobinS , -.

Fahmi, Z. I. (2013). Media Tanam Sebagai Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman. Surabaya: Balai Besar Pembenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya.

Gusta, Y. P. (2014). Waktu dan Cara Aplikasi Cendawan Mikoriza Asbukular (CMA) pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Kopi. Penelitian Pertanian Terapan , 203-208.

Hidayat, A. (2016, january 14). tiap tahun penduduk indonesia bertambah 3 juta orang. Retrieved agustus 3, 2016, from tempo.com: https://m.tempo.co/read/news/2016/01/14/173736151/tiap-tahun-penduduk-indonesia-bertambah-3-juta-orang

Hutabarat, A. (2016, april 26). Laporan Pasca Panen Holtikulturaacara 1 menghitung indeks sampah holtikultura. Retrieved agustus 1, 2016, from andrew's office: http://andrewsoffice.blogspot.co.id/2016/04/pasca-panen-acara-i.html

Iswati, R. (2012). Pengaruh Dosis Formula PGPR asal Perakaran Bambu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solonum lycopersicum syn). JATT Vol.1 No.1 , 9-12.

19

Page 27: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

Lilipaly, E. F. (2016). Uji Pengaruh Formula Mycorirhiza Helper Bacteria (Pseudomonas diminuta dan Bacillus Subtillis) cair dan Glomus spp. Terhadap populasi Pratylenchus coffeae dan Pertumbuhan bibit Kopi Arabika Serta Pemanfaatan Berbagai Materi Penyusun Leaflet . SKRIPSI UNEJ , 30-54.

Musfal, D. A. (2009). Efisiensi Penggunaan Pupuk NPK melalui Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Asbukular pada Jagung. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol.3 No.3 , -.

Nazarulyanis. (2014, Agustus 19). perbedaan biji, benih dan bibit. Retrieved juli 24, 2016, from Nazarulyanis web blog: http://marimenghijau.blogspot.co.id/2014/08/perbedaan-biji-benih-dan-bibit.html

Nelson, L. (2004). Plant growth promoting rhizobacteria (PGPR):Prospek for new inoculants. Online. crop Management doi:10.1094/CM-2004-0301-05-RV , -.

P.Frey-klett, & J.Garbaye. (2005). Mycorrhiza helper bacteria:a promising model for the genomic analysis of fungal-bacterial interactions. new phytologist , 168:4-8.

Perdana Roy Oksemsa Purba, N. R. (2014). Efektifitas Beberapa Jenis Fungi Mikoriza Asbukular Terhadap Pertumbuhan Tanaman Karet (Hevea brassiliensis muel.arg) di Pembibitan. online Agroekoteknologi , 919-932.

priyanto, s. (2013, juli 02). pengertian bibit dan benih. Retrieved juli 24, 2016, from blog informatif PTP: http://a32121210.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-bibit-dan-benih.html

R saraswati, S. (2008). Pemanfaatan Mikroba penyubur tanah sebagai komponen teknologi pertanian. IPTEK Tanaman Pangan , 60-65.

Rahmi, N. M. (2012). EFEK FITOHORMON PGPR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (zea mays). Agribisnis dan pengembangan wilayah , 27-35.

Same, M. (2011). Serapan Phospat dan Pertumbuhan bibit Kelapa Sawit pada Tanah Ultisol akibat Cendawan Mikoriza Asbukular. Penelitian Pertanian Terapan , 69-76.

Setiawan, A. (1999). Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah . Jakarta: Penebar Swadaya.

Siti Chalimah, S. A. (2006). Pemanfaatan Pupuk Organik Kotoran Hewan dan Biotekologi Cendawan Mikoriza Asbukular (CMA) dalam upaya Pelestarian Lingkungan dan Pengembangan Bibit Tanaman Pangan dan Buah. Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universtas Muhammadiyah Surakarta , -.

Sri Widianti, S. S. (2015). Isolasi dan Uji efektifitas Plant Growth Promoting Rhizobacteria di lahan marginal pada pertumbuhan tanama kedelai

20

Page 28: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

(Glycyne max L. Merr.) var. Wilis. PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON , 59-65.

LAMPIRAN

No. Material Kuantitas Harga (Rp) Jumlah (Rp)1. Pupuk Mikoriza 5 kg 30.000 150.0002. Isolat Bakteri B.

subtilis100 gram 25.000/gram 250.000

3. Limbah Olericulture 50 kg 5.00 25.0004. EM4 3 liter 20.000 60.0005. Tanah Liat 50 Kg 5.000 250.000

Total (Rp) 735.0001. Rincian Anggaran BiayaBahan Habis Pakai

Upah Tenaga KerjaTenaga kerja

Jumlah Orang

Jumlah hari

Jam Kerja

HOK Upah/HOK Upah

Tenaga Kerja

3 4 5 jam 7,5 30.000 225.000

Total (Rp) 225.000

Biaya Peralatan Penunjang

No. Material Kuantitas Harga (Rp)

Jumlah (Rp)

Penyusutan

1. Kotak Pengomposan

4 unit 50.000 200.000 80.000

2. Terpal 1 unit 100.000 100.000 13.0003. Alat Pencetak

Seedbeds1 unit 200.000 200.000 25.000

4. Pengaduk 3 unit 40.000 120.000 30.0005. Papan Pengeringan 10 unit 10.000 100.000 20.000

Total 720.000 168.000

21

Page 29: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

Keterangan Kuantitas Harga sewa/tahun

Biaya Sewa/bulan

Tempat Produksi 1 3.000.000 250.000Total 250.000

Analisa kelayakan usaha:Total Variabel Cost(TVC) = Biaya bahan habis pakai + upah tenaga kerja

= Rp 735.000 + Rp 225.000

= Rp 960.000

Total Fix Cost (TFC) = Biaya penyusutan alat/bulan + Biaya Sewa Tempat

= Rp 168.000 + Rp 250.000

= Rp 418.000

Total Cost (TC) = TVC + TFC

= Rp 960.000 + Rp 418.000

= Rp 1.378.000

Produksi (Q) = 1500 seedbeds/bulan

Harga produksi = TC/Q = Rp 1.378.000/ 1500= Rp 918,7

Harga Jual/ kotak (P) = Rp 1.200Penerimaan perbulan(TR) = P X Q

= Rp 1.200 X 1.500

= Rp 1.800.000,00

1. BEP

a. BEP Penerimaan =TFC

1−TVCTR

= Rp 418.000

1− Rp 960.000Rp 1.800 .000

= Rp 418.000

1−0,53

= Rp 418.000

0,47

22

Page 30: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

= Rp 889.361

Maka diketahui usaha tersebut akan mencapai titik pulang pokok ketika jumlah penerimaan yang telah diperoleh mencapai Rp 889.361

b. BEP Unit =

= Rp 418.000

Rp 1.200−Rp 960.0001500

= Rp 418.000

Rp 1.200−Rp 640

= Rp 418.000

Rp560

= 746,42Unit

Berdasarkan hasil perhitungan BEP unit diketahui bahwa minimum produksi untuk mencapai titik impas adalah 747 seedbeds

c. BEP Harga =

= Rp 1.378 .000

1500

= Rp 918,66

Artinya usaha kami berada titik impas jika harga penjualan Rp 918,66

2. Keuntungan

Π = TR –TC

= Rp 1.800.000 – Rp 1.378.000

= Rp 422.000

Dalam satu kali produksi diperoleh keuntungan sebesar Rp 422.000

3. R/C Rasio =

= Rp 1.800 .000Rp 1.378 .000

= 1,30

Artinya setiap Rp. 1,0 biaya produksi yang dikeluarkan akan diperolehpenerimaan sebesar Rp. 1,30. Sehingga usaha tersebut layak untuk dijalankan.

23

Page 31: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

24

Page 32: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

2. Lembar Orisinalitas

25

Page 33: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

3. Daftar Riwayat Hidup

26

Page 34: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

27

Page 35: prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/47750... · Web viewDengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

Biodata Anggota 2A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Ratih Eka Santosa2. Jenis Kelamin Perempuan3. Program Studi Agroekoteknologi4. NIM 1450402001110215. Tempat dan Tanggal Lahir Ngawi, 22 Oktober 19966. Email [email protected]. No Telepon/HP 089669078776

B. Riwayat PendidikanSD SMP SMA

Nama Institusi SDN Katikan 2 SMPN 1 Kedunggalar

SMAN 1 Jogorogo

Jurusan - - IPATahun Masuk-

Keluar2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)No Nama Pertemuan

Ilmiah/SeminarJudul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhirNo Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

PenghargaanWaktu

1. Juara 3 PKM MABA (PKM-K) Rektor Cup Universitas Brawijaya 2015

Universitas Brawijaya

2015

28