Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGGUNAAN MOBILE TV PADA GENERASI Z DI ERA DIGITALISASI
MAKALAH NON SEMINAR
MONICA FECILYA
1106009626
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
INDUSTRI KREATIF PENYIARAN
DEPOK
2014
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGGUNAAN MOBILE TV PADA GENERASI Z DI ERA DIGITALISASI
MAKALAH NON SEMINAR
Dijadikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi
MONICA FECILYA
1106009626
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
INDUSTRI KREATIF PENYIARAN
DEPOK
2014
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
PENGGUNAAN MOBILE TV PADA GENERASI Z DI ERA DIGITALISASI
Monica Fecilya
Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Kampus UI,
Depok, 164424, Indonesia
Abstrak
Tulisan ini mendiskusikan bahasan mengenai pemanfaatan TV Internet pada mobile device
dalam industri penyiaran yang menitikberatkan pada gagasan bahwa saat ini di Indonesia, TV
Internet menjadi salah satu bentuk inovasi dalam penyiaran konten audio visual. Penggunaan
TV Internet pada mobile device menjadi cara baru dalam menonton televisi menimbulkan
pertanyaan akankah TV Internet menjadi alternatif Generasi Z dalam menonton konten audio
visual pada mobile device. Tulisan ini membahas permasalahan tersebut dengan
menggunakan konsep Mobile TV dan Karakteristik Generasi Z dengan menekankan pada
faktor berkembangnya teknologi digital yang menyebabkan perubahan perilaku Generasi Z
dalam menonton televisi. Tulisan ini menyimpulkan bahwa Generasi Z menggunakan TV
Internet pada mobile device karena keunggulannya sebagai media penyiaran dalam hal
keberagaman konten, sesuai dengan kebutuhan, dan fleksibilitasnya dibandingkan dengan
televisi konvesional.
Kata Kunci : Media Baru, Digitalisasi, Generasi Z, Mobile TV
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
The Uses of Mobile TV by Z Generation in Digitization Era
Abstract
This article discusses a topic about utilization of TV Internet on mobile device in
broadcasting industry which emphasizes on idea that, at least in Indonesia, TV Internet
becomes one of the forms of innovation in broadcasting television programs. The utilization
TV Internet on mobile device as a new way to watch video content causes wonderment would
it be become an alternative entertainment for Z Generation. The article discusses that
problem using Mobile TV and Characteristic of Z Generation Concept with emphasizing on
the factors that digital technology changes behaviour of Z Generation in watching television.
The article concludes that Z Generation uses TV Internet on mobile device because of its
excellence as broadcasting media such as as content diversity, user’s perspective, and
flexibility, than television conventional.
Keywords : New Media, Digitization, Z Generation, Mobile TV
Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan kompleks, media massa
pun berkembang begitu pesat hingga muncul istilah media baru. Ciri utama media baru
menurut Denis McQuail dalam bukunya Mass Communication Theory (2011, p. 43) adalah
adanya saling keterhubungan aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun
pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka,
dan sifatnya yang ada dimana-mana. Klaim yang paling tepat untuk media baru ialah internet.
Saat ini internet paling banyak digunakan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan
berkomunikasi dan memperoleh informasi.
Mengakses internet sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat baik dalam pencarian
informasi maupun pembuat informasi yang dapat diakses secara global. Hal ini
memperlihatkan pertumbuhan internet dari tahun ke tahun semakin meningkat di Indonesia.
Berikut merupakan tabel yang menunjukkan pertumbuhan pengguna internet di Indonesia.
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
Tabel 1
Pertumbuhan Pengguna Internet di Indonesia
Sumber : (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)
Pada tabel diatas terlihat bahwa prediksi pertumbuhan pengguna internet di Indonesia akan
terus meningkat. Hal ini terbukti oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia yang
melaporkan di awal tahun 2014 bahwa pengguna internet di Indonesia pada tahun 2013
mencapai 71,19 juta dengan tingkat penetrasi internet sebesar 28% (Okezone, 2014). Jumlah
pengguna internet tersebut diperkirakan akan terus bertambah pada tahun-tahun berikutnya
hingga mencapai 164 juta pada tahun 2018 (Cisco Visual Networking Index, 2014).
Data tersebut menggambarkan masyarakat sudah banyak yang beralih menggunakan internet
dalam kehidupan sehari-harinya sehingga tidak mengherankan jika dalam beberapa tahun ini
industri penyiaran mulai beralih memanfaatkan media baru untuk menayangkan berbagai
konten audio visual. Hal ini dikenal dengan istilah TV Internet1, yang mana berbeda dengan
televisi konvensional. Pada dasarnya, TV Internet tidak hanya menayangkan program acara
yang ada di televisi saja, melainkan semua konten audio visual yang di unggah ke platform
media baru oleh pengguna melalui jaringan internet. Di Indonesia, TV Internet semakin
1 Situs yang memiliki tayangan video terkonsep, selalu diperbaharui terus menerus, tidak statis, megikuti
perkembangan peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dan bisa diakses oleh publik secara bebas, dengan
berbagai macam bentuk pendistribusianya.
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
berkembang, terlihat dari sudah banyaknya situs penyedia konten audio visual dengan
berbagai feature-nya. Salah satu contoh TV Internet yang menyediakan layanan streaming
online dari beberapa saluran TV seperti Trans TV, ANTV, SCTV dan lainnya yaitu MIVO
TV. Selain itu, ada pula platform media baru lainnya yang saat ini menjadi alternatif dan
pilihan masyarakat dalam menonton konten audio visual seperti youtube dan vimeo.
Kehadiran TV Internet membuat para penyedia konten termasuk stasiun televisi berinovasi
dengan memberikan alternatif masyarakat dalam menonton program acara televisi. Walaupun
demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa televisi konvensional tetap menjadi media yang
penting baik bagi industri televisi maupun masyarakat. Kondisi tersebut memperlihatkan
Indonesia sudah memasuki era digitalisasi2, yang mana merubah perilaku masyarakat dalam
aktivitas menonton TV. Kini pengguna tidak hanya bisa mengakses konten audio visual
melalui televisi konvensional saja, melainkan dengan melalui Internet, pengguna juga bisa
mengaksesnya didukung dengan perangkat keras seperti laptop, PC atau bahkan melalui
mobile phone atau smartphone. Di Indonesia, terdapat 41 juta orang yang memiliki
smartphone dan sebanyak 39% penggunanya adalah anak muda kisaran usia 16 sampai 21
tahun (Yahoo! and Mindshare Researchs, 2013). Terlihat bahwa pengguna teknologi
komunikasi di Indonesia di dominasi oleh orang-orang yang tergolong ke dalam Generasi Z.
Generasi ini kadang disebut dengan digital natives atau native gadget dimana lahir pada abad
digital (Avarez, 2009; Brynko, 2009; Prensky, 2001). Generasi Z tumbuh seiring dengan
berkembangnya teknologi dan internet yang mana lahir pada tahun 1994 hingga sekarang.
Sementara itu, dalam sehari, orang Indonesia memanfaatkan smartphone rata-rata selama 189
menit setara 3 jam 15 menit dengan berbagai aktivitas (Nielsen, 2013). Disamping itu,
aktivitas penggunaan smartphone juga sering dilakukan bersamaan dengan menonton televisi
di malam hari. Hal ini terbukti dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang melakukan
screen stacking3 ketika menonton televisi sebanyak 38%. Walaupun perkembangan pengguna
internet di Indonesia yang menonton televisi secara online hanya 6% (Global Taylor Nielson
Sofres Research,2014), namun jumlah tersebut terbilang cukup besar dan adanya
kemungkinan akan terus berkembang kedepannya. Penelitian Nielsen terhadap negara-negara
besar juga mendukung bahwa menonton konten audio visual pada smartphone sudah banyak
dilakukan di beberapa negara seperti Korea Selatan, Brazil, Russia, dan negara lainnya yang
2 Digitalisasi mengacu pada proses menterjemahkan suatu potongan informasi seperti sebuah buku, rekaman
suara, gambar, video kedalam satuan bit. 3 Screen Stacking merupakan penggunaan perangkat digital dalam waktu yang bersamaan.
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
memang fasilitas bandwidth pada internet di negara-negara tersebut memadai sehingga dalam
prosesnya pun lebih lancar dan mudah. Menonton konten audio visual secara online pada
smartphone dapat disebut dengan Mobile TV4. Pada tahun 2000-an, masyarakat baru mulai
mengadopsi pengertian ‘mobile´dari telepon genggam. Penggunaan TV Internet dilakukan
melalui smartphone sebagai perangkat utamanya.
Tinjauan Literatur
Digitalisasi
Perkembangan media berawal dari media konvensional mulai dari koran, majalah, radio, dan
televisi yang kini diganti dengan media digital. Masyarakat mampu mengakses berbagai
informasi dengan segala bentuknya hanya melalui perangkat keras yang terhubung dengan
sistem jaringan internet. Menurut Terry Kuny (1995) dalam bukunya An Introduction to
Digitization Technologies and Issues, digitalisasi merupakan proses menterjemahkan suatu
potongan informasi seperti sebuah buku, rekaman suara, gambar, atau video ke dalam satuan
bit5. Sedangkan dalam buku Digital Futures : Strategies for the Information Age (Deegan dan
Tanner, 2002, p. 22) menjelaskan bahwa digitalisasi atau dikenal juga dengan digitisasi
merupakan konversi dari segala bentuk dokumen tercetak atau yang lain ke dalam penyajian
bentuk digital. Pada era digitalisasi, semua jenis informasi diperlakukan bukan dalam bentuk
asli, melainkan bentuk digital yang sama (byte/bit). Kini, untuk mengirim pesan, tidak lagi
dengan mengirim surat. Melainkan dengan menggunakan sms, email, dsb. Hal ini dapat
ditempuh walau dengan jarak yang jauh. Penyederhanaan ini pada akhirnya mampu
merangkum aneka bentuk informasi seperti huruf, suara, gambar, warna, gerak, dan
sebagainya sekaligus ke dalam satu format sehingga dapat memproses informasi untuk
berbagai keperluan seperti pengolahan, pengiriman, penyimpanan, dan penyajian. Digitalisasi
menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan dan ketidakefisienan pada penyiaran analog.
4 TV yang ditonton melalui handheld device (perangkat genggam) dan portable (bisa dibawa kemana-mana).
5 Satuan dasar informasi di dalam suatu sistem computer.
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
Proses teknologi dilakukan untuk mendapatkan efisiensi dan optimalisasi dalam berbagai hal,
termasuk dalam teknologi penyiaran.
Perkembangan Media Baru
Dalam buku New Media: an Introduction (Terry Flew, 2008, p. 3), internet merupakan sistem
informasi yang bersifat global dimana dihubungkan secara bersamaan dengan alamat-alamat
yang ada di seluruh dunia berdasarkan pada Internet Protocol (IP) yang dimiliki, yang dapat
digunakan untuk membantu terjadinya komunikasi menggunakan Transmission Control
Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) atau protocol lain yang cocok dengan menyediakan
sistem yang bersifat publik atau privat. Internet hanya bertugas pada sistem protocol untuk
menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya melalui sebuah jaringan agar bisa
saling berkomunikasi. Sementara itu, Internet menjadi lebih berkembang dengan munculnya
World Wide Web yang dikembangkan pada tahun 1990 (Flew, 2008, p. 6). Kehadiran World
Wide Web membuat satu pengguna dapat terhubung dengan pengguna yang lainnya melalui
jaringan elektronik (Flew, 2008, p.6-7). Untuk mengakses sebuah World Wide Web
diperlukan sebuah Web browsers, seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Safari, dan lain
sebagainya.
Informasi digital mempunyai karakteristik tersendiri (Flew, 2008, p.3), yaitu (1) manipulable,
yang berarti informasi digital sangat mudah untuk dirubah dan diadaptasikan dalam
pengolahan dan penggunannya; (2) networkable, dalam hal ini antar pengguna yang ada di
seluruh dunia dapat menyebarluaskan informasi digital melalui jaringan yang ada; (3) dense,
yang berarti informasi digital dapat disimpan di sebuah media penyimpanan, baik itu melalui
server jaringan ataupun hardware seperti USB flash discs dan hard discs; (4) compressible,
dimana kapasitas ukuran yang dimiliki oleh sebuah digital informasi dapat dikompres atau
dipadatkan menjadi ukuran yang jauh lebih kecil jika dibutuhkan; (5) impartial, yang berarti
digital informasi bersifat objektif, tergantung pada siapa yang memiliki dan
menggunakannya.
Implikasi pada Media Baru
Lahirnya media baru membawa impikasi pada masyarakat dalam memberikan atau menerima
informasi dan komunikasi. (1) Lahirnya Model Baru Sebuah Berita, yang berarti internet
menjadi suplemen bagi fungsi pengawasan sosial secara tradisional oleh media massa.
Terjadi peralihan dari jurnalisme tradisional, kepada kebebasan narasumber; (2) Kurangnya
Penyaring Informasi, dimana media tradisional memiliki sejumlah penyaring informasi,
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
sementara Internet tidak ada sama sekali; (3) Masalah Privasi, dalam hal ini database yang
disimpan secara online memungkinkan orang mendapatkan semua data dan mencuri
informasi pribadi; (3) Pelarian Diri dan Isolasi, yang mana dikenal dengan istilah ’Internal
Addiction’ karena orang cenderung menggunakan sebagian besar waktunya untuk
berinteraksi dengan Internet dan memutus hubungan langsung antar personal.
Teknologi TV Berbasis Internet
Menurut Michael Noll, Professor of Communications at the Annenberg School for
Communication at the University of Southern California, TV Internet pada umumnya di
implementasikan sebagai televisi konvensional yang diakses melalui internet. Hal tersebut
dapat diartikan bahwa program televisi tidak lagi ditonton melalui saluran udara atau kabel
melainkan dapat diakses melalui internet dan dilihat pada real time atau yang biasa disebut
video streaming. Perangkat yang digunakan bisa mencakup komputer pribadi. Teknologi
yang digunakan oleh komputer akan berkembang bersinergi dengan fitur televisi masa depan
untuk memfasilitasi akses televisi melalui internet. TV Internet mempunyai pendekatan yang
lebih interaktif untuk mengontrol penggunaan televisi dengan kemampuan untuk memperoleh
semua informasi yang ada ketika menonton televisi. Selain itu, penggunaan perlengkapan TV
rumah untuk melihat situs internet seperti yang biasanya ditawarkan oleh WebTV Networks
atau para penyedia jasa layanan TV kabel juga bisa disebut dengan TV Internet. (Eli Noam,
Jo Groebel, dan Darcy Gerbarg 2004, p.4).
Berikut merupakan bagan yang dapat menggambarkan evolusi peredaran konvergensi pada
TV Internet.
Tabel 2
Perkembangan Televisi
TV Internet
Digital Audio
Internet Radio & Audio
Analog Audio
Digital TV
Analog NTSC TV
Personal Computer TV Receiver
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
Tabel 2 menunjukan bahwa perkembangan TV Internet berawal dari TV Analog, TV Digital,
kemudian TV Internet. Dalam pemanfaatan TV Internet, selain dengan menggunakan televisi
konvensional yang terhubung dengan koneksi internet atau biasa disebut dengan TV kabel
dan TV Internet juga dapat digunakan melalui media lain yaitu komputer pribadi atau mobile
device yang juga harus terhubung dengan jaringan internet.
Istilah lain dari TV Internet yang sering digunakan ialah Televisi on the Desktop (TOD), TV
over IP (Television over Internet Protocol), Vlog, dan VodCast. Media ini memiliki tayangan
video terkonsep, selalu diperbaharui terus menerus, megikuti perkembangan peristiwa yang
terjadi di lingkungan sekitar, dan bisa diakses oleh publik secara bebas, dengan berbagai
macam bentuk pendistribusianya. Dengan menggunakan komputer yang terhubungan dengan
koneksi internet broadband maka user dapat mengakses tayangan secara online. TV Internet
memiliki tiga jenis, yaitu :
1) Vlog (Video Web Logging). Media yang menyampaikan pesannya melalui video dan
pengguna dapat memilih acara televisi kapanpun dan dimanapun yang diinginkan.
Jenis televisi online ini banyak ditemukan di blog-blog pribadi.
2) VodCast (Video Podcast). Istilah lain lebih dikenal dengan Video on Demand. Siaran
televisi yang disiarkan melalui jalur RSS atau Atom sehingga tayangan dapat langsung
dilihat dalam bentuk streaming ataupun diunduh dalam bentu arsip.
3) Lifecasting. Siaran video mengenai suatu obek dengan media digital yang
ditayangkan secara langsung dan terus menerus. Jenis seperti ini sudah sering
digunakan di televisi lokal.
Adapun dua metode penyiaran dari TV Internet, yaitu:
Broadcasting, dimana pengguna dapat mengunduh berbagai macam siaran televisi
atau video berbagai acara yang ada pada RSS Syndication. Aplikasi yang mendukung
teknik ini antara lain Miro, Blinkx, dan Joost. Aplikasi-aplikasi tersebut memiliki
fungsi untuk mendata sejumlah acara dari beberapa situs, kemudian pengguna hanya
memilih acara apa yang akan ditonton, maka aplikasi tersebut akan langsung
menayangkan siaran yang dipilih atau mengunduhkan acara tersebut.
Streaming, dimana penayangan langsung sebuah data multimedia dari server penyedia
layanan ke komputer pribadi. Semakin cepat koneksi Internet yang digunakan, maka
akan makin cepat dan lancar pula tayangan tersebut dapat diputar.
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
Dalam mengakses TV Internet tentu diperlukan koneksi internet yang berkecepatan tinggi.
Semakin besar kecepatan koneksi Internet, maka kualitas tayangan yang bisa kita saksikan
akan semakin baik pula. Melalui TV Internet juga bisa menyaksikan tayangan berkualitas HD
(High Definition) pada kecepatan lebih dari 512 kbps.
Mobile TV
Miekle dan Young mengkonstruksikan Mobile TV menjadi empat istilah untuk
menggambarkan serta mengeksplorasi bagaimana Mobile TV dibentuk dan dipahami. (1) TV
in your pocket dimana pengguna dapat mengakses dan mengonsumsi konten TV pada layar
pribadinya didalam lingkungan yang menurutnya paling tepat, nyaman, dan relevan.
Konstruksi ini dibangun juga untuk meningkatkan interaksi sosial dan menfasilitasi
networking; (2) TV anytime & anywhere dimana menjadi solusi televisi konvensional selama
ini yang hanya dapat dikonsumsi dirumah. Dengan adanya Mobile TV, jangkauan untuk
mengakses konten TV lebih luas dan dengan waktu yang fleksibel; (3) TV on the go dimana
konten tidak dirancang untuk ditonton dari awal sampai akhir, melihat situasi dan kondisi
pengguna yang mobile ketika mengakses konten dan juga daya tahan baterai gadget terbatas;
(4) Enhanced TV dimana dalam sebuah konten terdapat interktivitas yang dapat dilakukan
pengguna seperti share, like, mengisi kolom komentar, vote dan kuis. (Orgad Shani, 2009,
p.197-214)
Karakteristik Generasi Z
Generasi ini diklasifikasikan berdasarkan tahun kelahiran. Generasi manusia yang
dikemukakan Jim Marteney (2010) yang dikutip Hasugian (2011) dibagi dalam 6 kategori
yaitu The Greatest Generation (world war II, 1901-1924), The Silent Generation (1925-
1942), The Baby Boomers (1943-1960), Generasi X (1961- 1981), Millennial (1982-2002);
dan Digital Natives (Generasi Z, Natives Gadget atau Internet Generation), mulai tahun 1994
sampai akhir tahun sekarang. Ku & Soulier (2009); Wilson (2004) yang dikutip Li et al
(2007) menyebutkan karakteristik digital natives yaitu (1) orang yang ‘opportunistic’ dan
‘omnivorous’ yang menikmati sesuatu dalam lingkungan yang serba online (ingin
mendapatkan informasi dengan cepat); (2) menyukai kolaborasi dari satu orang ke orang lain
secara berjejaring (social networking); (3) multitasking; menyukai proses kerja secara pararel;
(4) menyukai sesuatu yang berbentuk gambar interaktif dibanding dengan teks; (5) menyukai
bekerja sebagai suatu ‘games’; (6) mengharapkan suatu penghargaan, puas dengan sesuatu
yang serba instan; dan (7) akses secara random (hypertext). Lingkungan hypertext muncul
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
seiring perkembangan internet sehingga berdampak pada cara yang berbeda dalam
menggunakan informasi. Internet memfasilitasi perbedaan seorang individu dalam
mengakses informasi yang sama dilihat berdasarkan prosesnya.
Pembahasan
Perubahan teknologi dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.
Khususnya pada perkembangan teknologi TV dan Internet. Seperti yang kita ketahui,
perkembangan televisi dari waktu ke waktu, mulai dari TV analog sampai ke TV digital. Kini
hadir TV Internet sebagai pelengkap kebutuhan masyarakat luas. TV Internet berkembang
seiring dengan perkembangan pesat dari internet sendiri. Meskipun infrastruktur yang ada di
Indonesia belum memadai untuk mendapatkan fasilitas internet yang mumpuni, minat
masyarakat luas menyambut penggunaan teknologi internet sangat baik terlihat bahwa pada
tahun 2013, sebanyak 71,19 juta penduduk Indonesia sudah beralih menggunakan internet
dalam pencarian informasinya (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia).
Seperti yang kita ketahui, dewasa ini, khususnya Generasi Z diamana merupakan generasi
yang memang melek media dan teknologi menjadikan internet dan gadget-nya hal penting
yang sulit untuk dipisahkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Beberapa tahun
terakhir, kedua elemen tersebut dimanfaatkan Generasi Z untuk menonton konten audio
visual dalam mencari informasi atau sekedar mencari hiburan. Perubahan ini tentu didasari
oleh beberapa faktor, yaitu keunggulan informasi digital (manipulable, networkable, dense,
compressible, dan impartial), fleksibiltas dari mobile device, dan penyediaan konten yang
sangat beragam dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Didukung dengan adanya perilaku
screen stacking juga menjadi salah satu bentuk kebiasaan yang mampu mendorong generasi
ini beralih menggunakan TV Internet melalui mobile device-nya.
Saat ini, Generasi Z sangat tidak asing lagi dengan kebiasaan menonton dan mengunduh file
yang disiarkan melalui internet. File tersebut berupa video on demand6 yang di unggah baik
oleh pengguna internet atau perusahaan penyedia konten. Dalam metode penyiaran ini,
6 Sistem televisi interaktif yang memfasilitasi khalayak untuk mengontrol atau memilih sendiri pilihan program
video dan klip yang ingin ditonton
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
menjadi lebih menarik karena pengguna dapat memilih dan menentukan sendiri konten yang
akan ditontonnya. Berbeda dengan televisi konvensional yang hanya bersifat satu arah.
Dengan kata lain, TV internet atau mobile TV tercipta akan user’s perspective, bukan
producer’s perspective.
Adapun situs penyedia konten atau media baru yang menggunakan Web 2.07 yang kini sering
digunakan oleh Generasi Z. Situs dengan jumlah pengguna sebanyak lebih dari 1 miliar unik
setiap bulannya di dunia yaitu YouTube. YouTube merupakan sebuah web video sharing8
dimana pengguna dapat mengunggah, menonton, dan berbagi video kepada pengguna
lainnya. Di situs ini, pengguna dapat menonton berbagai konten video dengan program,
kualitas, durasi, dan jenis yang sangat beragam. Mulai dari video pribadi, tutorial, news, film,
video clip lagu, dokumenter, program acara televisi, dan lain sebagainya. Mudahnya dalam
pencarian konten dan informasi yang up to date menjadikan YouTube sebagai situs pilihan
pertama para pengguna internet untuk berbagi dan menikmati konten video. Hal ini
dikarenakan Generasi Z sebagai pengguna internet merasa informasi yang dibutuhkannya
selalu terpenuhi melalui internet khususnya dari situs tersebut.
Beralihnya aktivitas menonton pada Generasi Z dari televisi konvensional ke mobile TV tentu
dilatarbelakangi beberapa faktor. Selain dari keunggulan media baru dan teknologi digitalnya,
karakteristik Generasi Z sendiri juga mendukung peralihan tersebut. Seperti yang sudah
dikonstruksikan oleh Miekle dan Young dikutip Shani dalam jurnalnya yang berjudul Mobile
TV (2009, p.197-214) bahwa mobile TV digambarkan ke dalam empat istilah yaitu TV in
your pocket, TV anytime & anywhere, TV on the go, dan Enhance TV. Berdasrkan keempat
istilah tersebut, tidak bisa kita pungkiri bahwa Generasi Z yang mana generasi yang dekat
dengan smartphone-nya, tentu memanfaatkan gadget-nya untuk menonton TV Internet.
Dengan menggunakan TV Internet pada mobile phone, selain dapat mengakses berbagai jenis
konten video secara privat, Generasi Z juga bisa menentukan sendiri lingkungan yang
menurutnya paling tepat untuk mengakses konten tersebut. Mereka sebagai pengguna merasa
lebih fleksibel karena ukuran device yang kecil dan mudah untuk dibawa kemana-mana.
7 Web 2.0 merupakan revolusi bisnis pada industri komputer yang disebabkan karena adanya perpindahan yang
menjadikan internet sebagai platform, dan berusaha untuk memahami kiat-kiat agar mencapai kesuksesan pada
platform baru tersebut. 8 Website yang menyediakan layanan berbasis video bagi penggunanya sehingga para pengguna dapat
mengunggah dan membagi video yang mereka miliki kepada pengguna lainnya.
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
Kemudian mobilitas Generasi Z yang tinggi juga menjadikan mobile TV sebagai solusi dari
televisi konvensional selama ini yang hanya bisa dikonsumsi dirumah. Hal ini terlihat dari
keunggulan mobile TV yang mana kita ketahui bahwa konten video bisa diakses di waktu dan
tempat yang disesuaikan dengan keinginan pengguna itu sendiri. Mereka bisa mengakses
kebutuhan konten video dimana saja. Seperti yang kita ketahui, terkadang waktu menunggu
dimanfaatkan Generasi Z untuk berkomunikasi melalui media sosial atau mengakses konten
video favorit melalui smartphone-nya. Biasanya mereka melakukan aktivitas ini di stasiun
atau halte, di dalam kendaraan baik itu kendaraan umum ataupun pribadi, dan di tempat
lainnya ketika sedang tidak ada kegiatan. Berdasarkan karakteristik dari Generasi Z yang
dijelaskan oleh Ku & Soulier (2009) dan Wilson (2004) yang dikutip Li et al (2007), bahwa
generasi digital natives sebagai seseorang yang melakukan sesuatu dengan cara multitasking
dan rasa ingin mendapatkan informasi dalam waktu cepat,. Hal ini dibuktikan bahwa adanya
perilaku screen stacking pada Generasi Z yang mana mereka menggunakan smartphone-nya
bersamaan ketika sambil menonton televisi atau perangkat teknologi lainnya. Bahkan ketika
sedang berkumpul bersama teman sekelompoknya, Generasi Z juga tidak lepas dari
smartphone-nya hanya untuk sekedar mencari atau mendapatkan informasi.
Pada dasarnya, mobile TV tidak dirancang untuk ditonton dari awal sampai akhir. Hal ini
melihat situasi dan kondisi pengguna yaitu Generasi Z yang mobile ketika mengakses konten
dan juga daya tahan baterai gadget terbatas. Konten seperti tutorial, trailer film, film pendek
video musik atau video lainnya yang berdurasi pendek mulai dari 3-15 menit masih
memungkinkan untuk dinikmati melalui mobile device. Kebiasaan yang sering dilakukan oleh
Generasi Z ialah menonton movie trailer sekitar 3-5 menit sebelum menonton filmnya secara
utuh di bioskop atau web series seperti Malam Minggu Miko, dsb. Walau demikian, adapula
penyedia konten yang yang membuat dengan durasi yang panjang hingga 1-2 jam bahkan
lebih, seperti film, dokumenter, dsb. Namun Generasi Z sebagai pengguna dapat mengatur
waktu, tempat, bahkan gadget tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhkannya untuk
menonton konten seperti apa. Melalui mobile TV, selain dapat memenuhi kebutuhan akan
informasi, Generasi Z juga bisa tetep eksis di media sosial mereka seperti facebook, twitter,
pinterest, path, dsb karena mereka bisa berinteraktivitas dengan melakukan subscribe, like,
dan share video tersebut.
Konten video yang disediakan pada TV Internet sangat beragam. Pengguna dapat memilih
konten video yang sesuai dengan kebutuhannya. Tentunya konten video atau program acara
yang ada bahkan tidak ada pada televisi konvensional, pengguna bisa menikmatinya melalui
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
TV Internet. Konten-konten yang tersedia pada TV Internet seperti konten video berita luar
negeri, olahraga ekstrim, program acara televisi dan serial TV local dan interlokal, video klip,
bahkan film-film lama ataupun baru dapat diakses melalui TV Internet. Hal ini menunjukkan
bahwa TV Internet tercipta berdasarkan user’s perspective, tidak lagi producer’s perspective.
TV Internet membebaskan masyarakat untuk mem-filter konten video yang ada untuk
dinikmati dan dikonsumsi. Menariknya, ketika menonton pada mobile TV, pengguna dapat
mengontrol penuh konten video yang sedang di tontonnya, yaitu dengan adanya fitur pause,
play, rewind, dan fast forward. Tidak hanya itu, pengguna juga dapat menguggah bahkan
mengunduh konten video yang dibutuhkan. Konsep Video On Demand9 (VOD) ini
mempermudah Generasi Z dalam memanfaatkan TV Internet khususnya pada mobile device.
Kemudahan ini tentu sangat sesuai dengan karakteristik Generasi Z yang mana suka
mengakses secara random. Jadi sewaktu-waktu mereka dapat men-stop atau bentuk control
lainnya ketika ingin berpindah akses.
Berbeda dengan televisi konvensional, dengan menggunakan mobile TV, Generasi Z dapat
mengakses kembali program acara atau konten video yang sudah tayang di waktu lampau
pada televisi konvensional. Bagi Generasi Z yang tidak ingin ketinggalan pada program
favoritnya, mereka mengakses konten tersebut melalui mobile TV. Selain itu, mereka juga
dapat menikmati dan mengakses konten video layaknya televisi konvensional. Saat ini sudah
banyak TV Internet yang menyediakan program acara secara live streaming. Konten yang
tersedia bisa jadi sama dengan konten yang disediakan televisi konvensional dan bisa jadi
berbeda. Hal ini tergantung bagaimana Generasi Z memilih situs penyedia kontennya dan
program acara yang dibutuhkannya.
Seperti yang sudah dijelaskan oleh Flew dalam dalam bukunya yang berjudul New Media: An
Introduction (2008, p. 3) bahwa sebuah informasi digital mempunyai karakteristik tersendiri
seperti manipulable, networkable, dense, compressible, dan impartial. Video on demand yang
ada pada YouTube dan beberapa TV Internet lainnya seperti Vimeo, Mivo TV, Ustream TV,
dsb tersebut dapat dimanipulasi dan diadaptasikan ke dalam bentuk yang baru sehingga
pengguna pun dapat mengunduhnya. Hal ini tentu saja mempermudah pengguna untuk
menonton video tersebut secara berulang untuk menghindari terjadinya buffering10
dan
9 Video On Demand merupakan sistem televisi interaktif yang memfasilitasi khalayak untuk mengontrol atau
memilih sendiri pilihan program video dank lip yang ingin ditonton. 10
Buffering m erupakan proses pentansferan data video atau audio antara dua device yang sedang dilihat atau
didengan.
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
pengurangan kuota internet. Pengguna juga dapat memilih ukuran file yang akan diunduhnya
sesuai dengan kebutuhan dan gadget yang digunakan. Biasanya, pengguna akan memilih
mengunduh video berukuran lebih kecil jika menggunakan smartphone atau tablet
dibandingkan dengan saat mengunduh menggunakan PC atau laptop.
Secara teknis, pengguna dapat mencari konten yang dibutuhkannya secara sederahana dan
mudah. Pengguna hanya mengetik keyword dari konten video yang ingin di tontonnya di
kolom search atau dengan memanfaatkan fitur yang disediakan oleh TV Internet seperti
category video. Selain itu, pada TV Internet tertentu, pengguna diberikan pilihan untuk
menonton tayangan yang secara gratis yaitu pengguna hanya membayar dengan
menggunakan kuota dan tayangan konten video berbayar dimana pengguna perlu menambah
biaya lagi atas video yang ingin ditontonnya. Biasanya berlaku untuk serial TV yang ditonton
secara kontinyu.
Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa menonton melalui Mobile TV mempunyai keunggulan
dari segi fleksibilitas, interaktivitas, dan efesiensi pada pengguna. Melihat kondisi tersebut,
tidak mengherankan apabila secara perlahan masyarakat, khususnya Generasi Z, beralih
menonton konten audio visual melalui TV Internet dan pada mobile device-nya karena pada
dasarnya memang melalui situs dan gadget tersebutlah yang peling efektif dan efesien bagi
pengguna untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya secara fleksibel
dan cepat. Walaupun menonton konten video pada Mobile TV ini mendapatkan banyak
keuntungan bagi Generasi Z, namun melihat kondisi di Indonesia, bandwidth pada internet
yang ada sangat terbatas. Pengguna hanya dapat mengakses konten video dengan
mengandalkan lokasi-lokasi yang menyediakan wi-fi yang cepat atau sinyal dari provider
telepon seluler dengan mengadopsi model pay per view dimana pengguna internet membayar
dengan kuota internet yang dimilikinya. Walau demikian, tidak semua lokasi dapat
mendukung prosen pengguna dalam pemanfaatan Mobile TV karena memungkinkan akan
terjadinya buffering.
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Generasi Z beralih memanfaatkan intenet
untuk menonton televisi karena TV Intenet memiliki keunggulan dibanding dengan televisi
konvensional. Keunggulan tersebut juga tentu didukung dengan karakteristik Generasi Z.
YouTube, Vimeo, dan beberapa TV Internet lainya yang menggunakan konsep Web 2.0
bersifat many-to-many dalam konektivitasnya dan bersifat produsage yang menjadikan
pengguna tidak hanya sebagai konsumen konten tetapi juga sebagai pembuat konten yang
bisa dinikmati oleh pengguna internet diseluruh dunia, dalam hal ini Ggenerasi Z. Dengan
demikian, konten yang tersedia sangatlah beragam seperti animasi, fashion, science,
documentary, dan lain sebagainya. Sementara konten yang disajikan oleh televisi
konvensional terasa homogen dan sudah semakin tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat
khususnya Generasi Z. Keunggulan lainnya ialah pengguna dapat menonton program acara
yang tidak didapatkan melalui stasiun televisi konvensional. Berubahnya cara menonton
televisi melalui internet juga didukung dengan perkembangan teknologi yang menciptakan
gadget dengan fitur yang canggih sehingga Generasi Z dapat mengakses berbagai konten
yang ada melalui gadget-nya dimanapun dan kapanpun. Hal ini berarti adanya fleksibilitas
yang tentu dirasakan karena semua kebutuhan konten bisa diakses dengan gadget-nya seperti
smartphone atau tablet. Namun dalam mengakses konten video tersebut, pengguna dapat
memanfaatkan Wifi atau dapat mengeluarkan biaya untuk membeli kuota internet untuk bisa
terhubung dengan jaringan internet yang mana kedua hal tersebut bergantung pada kondisi
bandwidth yang ada. Jadi dalam penggunaan mobile TV, walaupun Generasi Z merasakan
banyak keuntungan karena sesuai dengan karakteristiknya, namun ada effort lebih yang harus
dikeluarkan Generasi Z yaitu pembelian kuota internet.
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
Daftar Pustaka
Alam, Rizky Noor. 2014. Tren Baru Menonton Televisi. Accessed on July 19, 2014 at 9 pm
from http://www.mediaindonesia.com/hottopic/read/2329/Tren-Baru-MenontonTelevisi
/2014/07/16.
Amarullah, Amril. 2014. Indonesia Peringkat 8 Dunia Pengguna Internet Terbesar. Accessed
on July 17, 2014 at 4.00 pm from http://techno.okezone.com/read/2014/05/13
/55/984151/indonesia-peringkat-8-dunia-pengguna-internet-terbesar.
Amarullah, Amril. 2014. 2018, Pengguna Internet di Indonesia Cpai 164 Juta. Accessed on
Desember 6, 2014 at 10.10 am. http://techno.okezone.com/read/2014/08/29/55/1031492
/2018-pengguna-internet-di-indonesia-capai-164-juta.
Amri, Arfi Bambani dan Amal Nur Ngazis. 2013. Hasil Survei Kebiasaan Pengguna
Smartphone di Indonesia. Accessed on July 19, 2014 at 3.15 pm from http://teknologi.
news.viva.co.id/news/read/433547-hasil-survei-kebiasaan-pengguna-smartphone-diindo
nesia.
Cahyani, Ceny. Rancangan Bangun Layanan Video On Demand (VOD) dan Sistem
Authentikasi Manajemen Pengguna Pada Internet Protocol Televisi (IPTV) Dengan
Metode Unicast. Accessed on August 14, 2014 at 2 pm from
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10495-Paper.pdf.
Darma, Jarot.S, Shenia.A. 2009. Buku Pintar Menguasai Multimedia. Jakarta: Mediakita.
Deegan, Marylin, & Simon Tanner. 2002. Digital Futures : Strategies for the Information
Age. London : Library Association Publishing.
Flew, Terry. (2008). New Media: an Introduction (3rded.). Australia: Oxford University
Press.
Freeman, Kate. 2012. Why Smartphone-Obsessed Generation Y Can't Put Down Their
Phones. Accessed on July 16, 2014 at 6.30 pm from http://mashable.com/2012/12/12/
martphone-obsessed-generation-y/.
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
Isnaadi, Muhammad Aldila. 2011. Pengertian Istilah-Istilah dalam Internet Televisi.
Accessed on July 19, 2014 at 8.00 pm from http://aldilala.mhsw.isiska.ac.id/files/2011
/06/ TV-internet-2.pdf.
Jufiprianto,ST., MSi, Dodi. 2014. Teknologi Informasi dan Komunikasi : Dari Analog ke
New Media. Disampaikan dalam bentuk power point.
Ku DT, Soulier JS. 2009. Effects of Learning Goals on Learning Performance of Field-
Dependent and Field-Independent Late Adolescent in a Hypertext Environment.
Adolescence 44: 651-664.
Kusuma, Yuliandi. 2009. Beken Dengan TV Online. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Mardina, Riana. Potensi Digital Natives Dalam Representasi Literasi Informasi Multimedia
Berbasis Web di Perguruan Tinggi. Jurnal Pustakawan Indonesia: Vol.11 No 1.
McQuail, Dennis. 2002. Teori Komunikasi Massa. Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Erlangga.
Ningrum, Dewi Widya. 2013. 40% Generasi Z Merasa Cemas Jika Tak Ngecek Ponsel.
Accessed on July 19, 2014 at 5.00 pm from http://tekno.liputan6.com/read/479342/40-
generasi-y-merasa-cemas-jika-tak-ngecek-ponsel.
Noam, E., Groebel, J., & Gerbarg, D. 2004. Internet Television. London: Lawrence Erlbaum
Associates, Publishers Mahwah, New Jersey.
Nugraha, Diptanta Wahya Jati. 2013.YouTube, Salah Satu Bentuk Platform Media Baru
Dalam Dunia Periklanan Indonesia. pp. 9-10
Orgad, Shani (2009). Mobile TV. Convergence: the journal of research into new media
technologies, 15 (2). pp. 197-214.
O’Reilly, Tim. (2006). Web 2.0 Compact Definition: Trying Again. Accessed on July 22,
2014 from http://radar.oreilly.com/2006/12/web-20-compact-definition-tryi.html.
Perdana, Jaka. 2013. 41 Juta Masyarakat Indonesia Miliki Smartphone, 95%-nya Digunakan
di Rumah. Accessed on July 17, 2014 at 10.00 am from http://www.themarketeers.com/
archives/41-juta-masyarakat-indonesia-miliki-smartphone-95nya-digunakan-dirumah.
html#.U8c7XECk5MI.
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014
Rasiman. 2011. Digitalisasi Local Content : Perluasan Pemanfaatan dan Akses Layanan
Perpustakaan. Accessed on December 6, 2014 at 1.45 pm from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30926/1/Digitalisasi%20Local%20Con
tent-Perluasan%20Pemanfaatan%20dan%20Akses%20Layanan%20Perpustakaan.pdf
Youngisthan. 2014. TV In Your Pocket! These Top 5 Big Screen Smartphones Give You
Stunning Viewing Experience On The Go!. Accessed on November 26, 2014 at 01.00
pm from http://www.youngisthan.in/mobile-computers/tv-in-your-pocket-these-top-5-
big-screen-smartphones-give-you-stunning-viewing-experience-on-the-go/8486
Yusuf, Iwan Awaluddin. 2012. Memaknai Digitalisasi (Penyiaran) Tak Sekedar Migrasi
Teknologi). Accessed on December 6, 2014 at 1.45 pm from
https://bincangmedia.wordpress.com/tag/pengertian-digitalisasi-penyiaran/
---------------. Nonton TV Lewat Internet. Accessed on July 19, 2014 at 9.00 pm from
http://www.anneahira.com/nonton-tv-lewat-internet.htm.
Penggunaan Mobile..., Monica Fecilya, FISIP UI, 2014