25
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) BERDASARKAN AKTIVITAS SOD (SUPEROXYD DISMUTASE) DAN KADAR MDA (MALONILDIALDEHIDE) PADA SEL DARAH MERAH DOMBA YANG MENGALAMI STRES OKSIDATIF IN VITRO Fatimah Nisma, Almawati Situmorang dan Muhammad Fajar Jurusan Farmasi, FMIPA, UHAMKA ABSTRACT Rosellla (Hibiscus sabdariffa L ) has been used traditionally as medicine for various element. The flower of rosella was reported as containing secondary metabolite favonoid, terpenoid and vitamin C, which is considered as antioxidant. To find out the antioxidant property, an experiment in vitro has been conducted. The flower was prepared in the form of extract in 70% ethanol. The treatment were 5, i.e. K-1 normal control group without tBHP, K-2 negative control + t-BHP, K-3 with the extract 0,3 mg/mL blood + t-BHP, K-4 with extract 0,6 mg/mL blood + 1 mL t-BHP and K-5 with extract 1,2 mg/mL blood + 1 mL tBHP. The result showed that ethanol extract of rosella flower could increase

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% BUNGA

ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) BERDASARKAN AKTIVITAS

SOD (SUPEROXYD DISMUTASE) DAN KADAR MDA

(MALONILDIALDEHIDE) PADA SEL DARAH MERAH DOMBA

YANG MENGALAMI STRES OKSIDATIF IN VITRO

Fatimah Nisma, Almawati Situmorang dan Muhammad Fajar

Jurusan Farmasi, FMIPA, UHAMKA

ABSTRACT

Rosellla (Hibiscus sabdariffa L ) has been used traditionally as medicine for

various element. The flower of rosella was reported as containing secondary

metabolite favonoid, terpenoid and vitamin C, which is considered as antioxidant.

To find out the antioxidant property, an experiment in vitro has been conducted.

The flower was prepared in the form of extract in 70% ethanol. The treatment

were 5, i.e. K-1 normal control group without tBHP, K-2 negative control + t-

BHP, K-3 with the extract 0,3 mg/mL blood + t-BHP, K-4 with extract 0,6 mg/mL

blood + 1 mL t-BHP and K-5 with extract 1,2 mg/mL blood + 1 mL tBHP. The

result showed that ethanol extract of rosella flower could increase SOD and

decrease the MDA content in red blood cells of sheep. Statistical analysis showed

significant difference in the SOD. As the temporary conclusion the ethanol 70%

extract of rosella flower has the antioxidant activity.

Keywords: Rosella, antioxidant, SOD, MDA, SMDB

ABSTRAK

Rosellla (Hibiscus sabdariffa L) telah digunakan secara tradisional sebagai obat

untuk berbagai elemen. Bunga dari rosella dilaporkan sebagai mengandung

Page 2: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

favonoid metabolit sekunder, terpenoid dan vitamin C, yang dianggap sebagai

antioksidan. Untuk mengetahui properti antioksidan, percobaan in vitro telah

dilakukan. Bunga disiapkan dalam bentuk ekstrak dalam etanol 70%. Perawatan

adalah 5, yaitu K-1 kelompok kontrol normal tanpa tBHP, K-2 kontrol negatif + t-

BHP, K-3 dengan 0,3 mg ekstrak darah / mL + t-BHP, K-4 dengan ekstrak 0, 6

mg / mL darah + 1 mL t-BHP dan K-5 dengan ekstrak 1,2 mg / mL darah tBHP 1

+ mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga rosella dapat

meningkatkan SOD dan menurunkan kadar MDA dalam sel darah merah domba.

Analisis statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam SOD tersebut.

Sebagai kesimpulan sementara ekstrak etanol 70% dari bunga rosella memiliki

aktivitas antioksidan.

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan dan

merupakan anugerah yang sangat besar dari Allah SWT. Seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka pengobatan penyakit juga

berkembang, tetapi sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang

memanfaatkan tanaman sebagai obat untuk mengatasi penyakit dalam

meningkatkan kesehatan. Banyak sekali jenis tanaman obat tradisional yang

tersebar diberbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah rosella (Hibiscus

sabdariffa L.). Rosella merupakan herba tahunan, anggota dari famili Malvaceae.

Rosella dapat hidup dengan kondisi lahan, cuaca, serta suhu apapun, akan tetapi di

setiap daerah yang berbeda akan menghasilkan warna yang berbeda pula

(Wahida..2008). Setiap bagian tanaman rosella mempunyai kandungan senyawa

kimia yang bermanfaat untuk pengobatan maupun sebagai bahan makanan. Salah

satu diantaranya adalah corolla (mahkota) bunga rosella yang memiliki

kandungan kimia antara lain antosianin, betakaroten, vitamin C, tiamin,

riboflavin, flavonoid dan niasin (Maryani, H.2008). Selain sebagai antioksidan

bunga rosella juga bermanfaat sebagai antihipertensi, diuretik, antelmintik,

tonikum dan obat batuk (Maryani dan Hary.2008).

Page 3: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari C6–C3–C6 (Sirait, M. 2007).

Flavonoid terdapat pada seluruh bagian tanaman termasuk pada buah, tepung sari

dan akar. Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran, jarang sekali

dijumpai hanya flavonoid tunggal dalam jaringan tumbuhan, dan terdapat

campuran yang terdiri atas flavonoid yang berbeda kelas. Antosianin berwarna

yang terdapat dalam daun bunga hampir selalu disertai oleh flavon atau flavonol.

Biasanya antosianin juga terdapat sebagai campuran terutama dalam bunga

tanaman hias dan suatu jaringan bunga dapat mengandung sampai sepuluh pigmen

yang berlainan (Harborne, J.B. 1987). Kegunaan flavonoid bagi tumbuhan adalah

untuk menarik serangga yang membantu proses penyerbukan serta untuk menarik

perhatian binatang yang membantu penyebaran biji. Sedangkan kegunaan

flavonoid bagi manusia adalah pada dosis kecil, flavon bekerja sebagai stimulant

pada jantung, hesperidin mempengaruhi pembuluh darah kapiler. Flavon

terhidroksilasi bekerja sebagai diuretik dan sebagai antioksidan pada lemak

(Sirait, M. 2007).

Antioksidan adalah zat yang memperlambat atau menghambat stres oksidatif

pada molekul. Antioksidan terbagi menjadi antioksidan enzimatik (enzim) dan

antioksidan non enzimatik (ekstraseluler). Antioksidan enzim antara lain

superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GSH-Px), dan katalase.

Sedangkan antioksidan nonenzimatik (ekstraseluler) diantaranya adalah vitamin

E, vitamin C, beta-karoten, glutation, ceruloplasmin, albumin, asam urat dan

selenium (Priyanto. 2007). Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan

dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu (Kumalaningsih.2008).

1. Antioksidan primer

Antioksidan primer merupakan antioksidan yang bekerja dengan cara

mencegah terbentuknya radikal bebas yang baru dan mengubah radikal

bebas menjadi molekul yang tidak merugikan. Contohnya adalah Butil

Hidroksi Toluen (BHT), Tersier Butyl Hidro Quinon (TBHQ), propil

galat, tokoferol alami maupun sintetik dan alkil galat.

2. Antioksidan sekunder

Page 4: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

Antioksidan sekunder merupakan senyawa yang berfungsi menangkap

radikal bebas serta mencegah terjadinya reaksi berantai sehingga tidak

terjadi kerusakan yang lebih besar. Contohnya adalah vitamin E, vitamin

C, dan betakaroten yang dapat diperoleh dari buah-buahan.

3. Antioksidan tersier

Antioksidan tersier merupakan senyawa yang memperbaiki sel-sel dan

jaringan yang rusak karena serangan radikal bebas. Biasanya yang

termasuk kelompok ini adalah jenis enzim misalnya metionin sulfoksidan

reduktase yang dapat memperbaiki DNA dalam inti sel. Enzim tersebut

bermanfaat untuk perbaikan DNA pada penderita kanker.

Sebagaimana diketahui bahwa di dalam tubuh manusia dapat terbentuk radikal

bebas. Radikal bebas adalah atom, molekul atau senyawa yang dapat berdiri

sendiri, mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital

terluarnya (Priyanto. 2007). Radikal bebas dapat menarik elektron yang ada di

dalam tubuh dan menyebabkan ketidakstabilan sehingga sulit untuk dideteksi.

Adanya radikal bebas yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya gangguan

kesehatan dan dapat menimbulkan beberapa penyakit degeneratif seperti penyakit

jantung, hipertensi, dan kanker (Silalahi, J. 2006). Dalam keadaan normal suatu

radikal bebas dapat dinetralisir dengan menggunakan zat antioksidan.

Antioksidan adalah zat yang dapat memperlambat atau menghambat stres

oksidatif pada molekul target (Priyanto. 2007). Radikal bebas dapat terbentuk

dari senyawa non radikal melalui reaksi redok (menerima atau melepaskan

elektron) melalui absorbsi radiasi (ionisasi, UV) atau jika ikatan kovalen dalam

suatu senyawa pecah (homolitic fusion) atau karena adanya reaksi fenton. Banyak

orang beranggapan bahwa radikal bebas hanya merugikan tubuh semata, pendapat

ini tidak tepat karena radikal bebas juga berperan penting dalam proses-proses

biokimiawi yang diperlukan tubuh. Proses-proses itu seperti reaksi oksidasi suatu

zat yang melibatkan sitokrom P450, pengaturan kontraksi otot polos, dan proses

fagositosis Generated by Foxit PDF Creator. (Priyanto. 2007). Adanya radikal

bebas yang berlebih dapat menimbulkan kerusakan, antara lain (Muhilal. 1992) :

Page 5: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

1. Kerusakan protein

Terjadinya kerusakan protein termasuk oksidasi protein akan

mengakibatkan kerusakan jaringan tempat protein itu berada, sebagai

contoh kerusakan protein pada lensa mata mengakibatkan terjadinya

katarak.

2. Kerusakan DNA

Radikal bebas hanya salah satu dari banyak faktor yang menyebabkan

kerusakan DNA. Sebagai akibat kerusakan DNA ini dapat timbul penyakit

kanker. Kerusakan dapat berupa kerusakan awal, fase transisi dan

permanen.

3. Membran sel

Terutama komponen penyusun membran berupa asam lemak tak jenuh

yang merupakan bagian dari fosfolipid dan mungkin juga protein.

Serangan radikal hidroksil pada asam lemak tak jenuh dimulai dengan

interaksi oksigen pada rangkaian karbon pada posisi tak jenuh sehingga

terbentuk lipid hidroperoksida, yang selanjutnya merusak bagian sel

dimana hidroperoksida ini berada. Berdasarkan penelitian sebelumnya

telah diketahui bahwa bunga rosella mempunyai senyawa antioksidan

yang dibuktikan menggunakan spektrofotometri uv-vis (Maryani, H..2008)

Oleh karena itu, maka pada penelitian ini akan dilakukan uji aktivitas

ekstrak etanol 70% kelopak rosella secara in vitro untuk melindungi sel darah

merah domba yang diberikan perlakuan stres oksidatif menggunakan t-BHP (tert-

Butil Hidroperoksida), dengan parameter pengukuran yang dilakukan meliputi

MDA dan SOD. MDA (Malonildialdehid) terbentuk dari asam lemak tidak jenuh

jamak (PUFA) yang mengalami proses peroksidasi menjadi peroksida lipid yang

kemudian mengalami dekomposisi (Price, S.A. dan Lorraine M.W. 2006). Pada

proses peroksidasi lipid MDA terbentuk relatif konstan proporsional sehingga

merupakan indikator yang baik untuk mengetahui adanya peroksidasi lipid,

khususnya in vitro. Cara yang paling banyak untuk mengukur MDA adalah TBA

test, karena mudah dikerjakan dan dapat digunakan pada homogenat. Prinsipnya

Page 6: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

adalah adanya pengaruh asam dan panas yang akan menyebabkan dekomposisi

lipid peroksida dan membentuk perubahan warna menjadi warna merah muda.

Perubahan warna ini diukur melalui spektrofotometri pada panjang gelombang

532 nm(Isnansetyo, A. dan Kurniastuti. 1995). SOD (Superoxyd Dismutase)

merupakan salah satu antioksidan enzimatik. Ada tiga jenis SOD yang sudah

diketahui, yaitu CuZnSOD, Mn-SOD dan FeSOD. CuZnSOD dan Mn-SOD

terdapat pada manusia, sedangkan FeSOD tidak terdapat pada manusia.

CuZnSOD terdapat di retikulum endoplasma, nukleus dan peroksisom, sedangkan

Mn-SOD terdapat di mitokondria. Logam Cu+ sebagai kaalisator sedangkan Zn++

diperlukan sebagai stabilisator enzim. Fungsi SOD untuk mempercepat dismutasi

O2 dan menjaga keseimbangan antara jumlah O2 dan pembentukan H2O2

(Priyanto. 2007). Karena substrat SOD kurang stabil dan sukar diukur secara

konvensional, ini akan menyulitkan pengukuran SOD. Saat ini tersedia metode

Adenochrom Assay yang mudah dilaksanakan dan sensitif untuk mengukur

aktivitas SOD. Pengukuran didasarkan pada kemampuan SOD menghambat

autooksidasi spontan dari efineprin. Larutan efineprin dalam keadaan asam akan

stabil, tetapi spontan akan teroksidasi dengan adanya kenaikan pH. Autooksidasi

terjadi paling cepat disertai dengan terbentuknya adenokrom dengan kecepatan

linier yaitu pada pH 10,2 dan suhu 30°C. Sel darah merah domba dipilih karena

mudah didapat dan memiliki metabolisme yang sederhana dan mudah diamati.

Sedangkan t-BHP dipilih karena merupakan suatu oksidator organik yang kuat,

mudah terurai dan membentuk radikal bebas (Murray, R.K. 1995).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi ekstrak etanol 70% kelopak

bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sebagai antioksidan dilihat dari parameter

penurunan kadar MDA dan peningkatan aktifitas SOD terhadap sel darah merah

domba yang diberikan stres oksidatif dengan t-BHP secara in vitro.

METODOLOGI

Alat

Page 7: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

Alat-alat yang digunakan meliputi spektrofotometer UV-VIS (Shimadzu),

pipet volume, pipet Eppendorf, labu ukur, tabung reaksi, erlenmeyer, gelas beker,

timbangan analitik (OHAUSS), incubator (Memmert), sentrifugator (HC1180T),

penangas air, pH meter, lemari pendingin,lemari asam dan stopwatch.

Bahan

a. Bahan uji

1. Ekstrak etanol 70% kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.).

dari Balitro. LIPI. Cibinong-Bogor

2. Sel darah merah domba (SDMD) segar dari Departemen

Mikrobiologi FKUI.

b. Bahan Kimia

Bahan kimia yang digunakan meliputi: tert-Butil hidroperoksida (t-

BHP), Kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4), Dikalium hidrogen fosfat

(K2PO4), Natrium Klorida (NaCl), Kalium Klorida (KCl), Kalsium

Klorida (CaCl2), Magnesium Sulfat (MgSO4), Natium dihidrogen

fosfat (NaH2PO4), Dinatrium hidrogen fosfat (Na2HPO4), Asam

triklorasetat (TCA), Asam tiobarbiturat (TBA), Natrium hidroksida

(NaOH), Tetraetoksipropan (TEP), d-l epinefrin (Lucas), Asam

Klorida (HCl), Na2CO3, NaHCO3, Na EDTA, Kloroform pro analis,

Etanol pro analis.

c. Persiapan Bahan Uji

1. Penyiapan simplisia

Kelopak bunga rosella diperoleh dari hasil budidaya para petani di

Indramayu Jawa Barat. Kelopak bunga rosella yang telah diambil

dibersihkan dari semua kotoran yang melekat lalu dicuci sampai

bersih. Selanjutnya dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di

udara terbuka dan terlindung dari cahaya matahari. Kemudian

diserbuk dan diayak dengan pengayak nomor 40 sehingga

diperoleh serbuk yang homogen.

2. Ekstraksi simplisia

Page 8: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

Serbuk simplisia kering yang sebelumnya sudah diayak dengan

menggunakan pengayak nomor 40, dimasukkan ke dalam wadah

maserasi. Maserasi dimulai dengan cara menuangkan etanol 70%

ke dalam wadah maserasi sampai seluruh simplisia terendam dan

pelarut dilebihkan setinggi kurang lebih 2 cm di atas permukaan

simplisia. Simplisia direndam selama 6 hari, selama perendaman

dilakukan pengadukan beberapa kali agar senyawa-senyawa yang

terdapat pada kelopak bunga rosella dapat larut dengan baik.

Maserat dipisahkan dan proses diulangi dua kali dengan jumlah

pelarut yang sama. Maserat yang diperoleh dikumpulkan dan

dipekatkan dengan rotary evaporatopada suhu dibawah 60ºC

sehingga diperoleh ekstrak kental.

b. Persiapan sel darah merah domba (SDMD)

Darah merah domba yang sudah didefibrinasi kemudian disentrifus

dengan

kecepatan 3000 rpm selama lima menit. Plasma bagian atas

dipisahkan, endapan

SDMD dicuci dengan PBS yang volumenya lima kali volume

endapan SDMD,

kemudian disentrifus kembali dengan kecepatan 3000 rpm setelah

itu cairan PBS

dibuang. Proses diulang sebanyak tiga kali.

c. Pembuatan Kurva Standar

Untuk pembuatan kurva standar digunakan larutan standar

tetraetoksipropan.

Dari larutan tersebut diambil 10 µl, 20 µl, 40 µl, 80 µl, 160 µl,

masukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan akuades hingga 1

ml, kocok homogen. Kemudian tambahkan 0,5 ml TCA 20%, 1 ml

larutan TBA 0,67% ke dalam masing-masing tabung tersebut,

Page 9: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

kocok sampai homogen. Untuk blangko masukkan 1 ml akuades,

0,5 ml larutan TCA 20%,dan 1 ml larutan TBA 0,67%, lalu

dikocok hingga homogen. Larutan standar blangko dibuat duplo.

Semua tabung dimasukkan dalam penangas air 95-100°C selama

10 menit, kemudian dinginkan pada air mengalir. Absorban diukur

pada panjang gelombang 532 nm. Dari data pengukuran tersebut

dibuatkurva kalibrasi dengan menghubungkan nilai absorban

sebagai koordinat (Y) dan konsenterassi larutan standar (nmol/ml)

sebagai absis (X). perhitungan dengan

membuat persamaan garis yang diperoleh dari kurva standar yaitu:

Y= a + bx…………………………..(1).

d. Pengelompokkan Bahan Uji

Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan rancangan acak

lengkap. Sel darah merah domba dikelompokkan dalam 5 (lima)

kelompok, masingmasing kelompok terdiri dari 6 (enam) tabung

dengan pembagian perlakuan sebagai berikut:

1) Kelompk I : Kelompok kontrol normal (1ml SDMD + 1 ml

KRP)

2) Kelompok II : Kelompok negatif (1 ml SDMD + 1 ml KRP + 1

ml t-BHP).

3) Kelompok III : Kelompok uji (1 ml SDMD + 1 ml KRP + 1 ml

t-BHP + 1ml ekstrak

etanol kelopak bunga rosella dosis 0.3 mg

4) Kelompok IV : Kelompok uji (1 ml SDMD + 1 ml KRP + 1 ml

t-BHP + 1 ml

ekstrak etanol kelopak bunga rosella dosis 0,6 mg).

5) Kelompok V : Kelompok uji (1 ml SDMD + 1 ml KRP + 1 ml

t-BHP + 1 ml ekstrak

etanol kelopak bunga rosella1.2 mg.

Page 10: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

e. Perosedur Pengukuran Kadar MDA

Masing-masing kelompok diinkubasi pada suhu 37°C selama 15

menit, lalu disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.

Kemudian diambil 1 ml supernatan dan ditambahkan 0,5 ml TCA

20%, kemudian disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 5

menit. 1 ml supernatan didapat kemudian ditambahkan dengan 1

ml TBA 0,67%, kemudian dikocok hingga homogen. Setelah itu

dipanaskan selama 10 menit pada suhu 100°C, larutan kemudian

didinginkan dengan air mengalir. Warna yang terbentuk diukur

serapannya pada panjang gelombang 532 nm.

f. Prosedur Pengukuran Aktivitas SOD

Sebanyak 1 ml SDMD 50% diinkubasi pada suhu 37°C selama 15

menit, kemudian disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 5

menit. Lalu endapan yang didapat dicuci dengan larutan NaCl

0,9% dan disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit,

dilakukan sebanyak 3 kali. Sebanyak 500 µl hemolisat diambil dan

ditambahkan 800 µl kloroform-etanol (3:5), kocok sampai

homogen selama 1 menit. Kemudian sentrifus selama 10 menit.

Supernatan dapat disimpan dalam lemari pendingin. Untuk tabung

blangko dimasukkan 2800 µl buffer karbonat, 100 µl akuades dan

100 µl epinefrin. Dikocok hingga homogen dan dibaca

absorbannya pada panjang gelombang 480 nm pada suhu 30°C,

setelah menit ke 1, 2, 3, 4. Untuk tabung sampel dimasukkan 5 µl

sampel, kemudian ditambahkan 2800 µl buffer karbonat, 95 µl

akuades dan 100 µl epinefrin. Kemudian dibaca absorbannya pada

panjang gelombang 480 nm pada suhu 30°C, setelah menit ke 1, 2,

3, 4.

g. Analisa Data

Page 11: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

Data yang diperoleh akan dianalisis terlebih dahulu dengan uji

prasyarat, yaitu uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov (K-S) dan uji

homogenitas Levene. Bila data homogen dan terdistribusi normal

maka dilanjutkan dengan uji analisa varian (ANAVA) satu arah

pada taraf kepercayaan (α=0,05). Bila nilai sig < 0,05 maka

dilanjutkan dengan uji perbandingan berganda (Tukey).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Identifikasi Tanaman

Identifikasi tanaman yang digunakan sebagai bahan uji dilakukan di

Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi–LIPI

Bogor. Hasilnya menyatakan bahwa tanaman yang digunakan adalah

spesies Hibiscus sabdariffa L.dari suku Malvaceae dan di Indonesia

dikenal dengan nama tanaman rosella .

2. Ekstraksi Bunga Rosella

a. Hasil Ekstraksi Kelopak Bunga Rosella

Sepuluh kilogram bunga rosella segar dibersihkan dan dikeringkan

dengan cara diangin-anginkan di udara terbuka. Setelah kering berat

bunga rosella menjadi 1,5 kg, kemudian dibuat serbuk dan diayak

dengan ayakan no 40 dan didapat serbuk bunga rosella dengan berat

1,3 kg. Sebanyak 0,9737 kg serbuk bunga rosella di ekstraksi dengan

cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Hasil

ekstraksi yang didapat adalah sebanyak 0,3294 kg ekstrak etanol 70%

bunga rosella dengan rendemen sebesar 33,83% .

b. Karakteristik Ekstrak

Tabel I. Hasil Uji Karakteristik Ekstrak Etanol 70% Bunga Rosella

Page 12: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

c. Penapisan fitokimia

1. Serbuk bunga rosella

Serbuk bunga rosella mengandung senyawa kimia berupa alkaloid,

saponin, tanin, flavonoid, dan triterpenoid-steroid.

2. Ekstrak etanol 70% bunga rosella

Ekstrak etanol 70% bunga rosella mengandung senyawa kimia

berupa alkaloid, saponin, tannin, flavonoid, dan triterpenoid-

steroid.

3. Kurva Kalibrasi Tetraetoksipropan (TEP)

Sebelum melakukan penetapan kadar MDA, dibuat kurva kalibrasi

TEP yang akan digunakan sebagai standar. Dari data hasil kurva

kalibrasi diperoleh persamaan garis: Y= 0,0012 + 0,0225 x

Selain itu, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,9998. Nilai (r)

yang mendekati 1 menunjukkan kurva kalibrasi linier dan terdapat

hubungan antara konsenterasi larutan TEP dengan absorban.

4. Perhitungan Kadar MDA (Malonildialdehid)

Kadar rata-rata MDA yang diperoleh dari setiap kelompok

percobaan adalah

sebagai berikut:

KI (normal, tanpa t-BHP) : 3,1378 ± 0,2561

KII (kontrol negatif, dengan t-BHP) : 11,7511 ± 0,3834

KIII (ekstrak 0,7 mg/ml + 1 ml t-BHP) : 7,3422 ± 0,2450

KIV (ekstrak 1,4 mg/ml + 1 ml t-BHP) : 6,8088 ± 0,1865

Page 13: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

KV (ekstrak 2,8 mg/ml + 1 ml t-BHP) : 6,1570 ± 0,4692

Berdasarkan hasil uji kadar MDA pada masing-masing

kelompok uji dapat dilihat bahwa pada kelompok V dengan dosis

ekstrak 1,2 mg/ml persentase kadar MDA yang diperoleh dapat

menurunkan kadar MDA tetapi belum mendekati normal.

Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% bunga

rosella mampu menurunkan kadar MDA dalam SDMD.

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji

homogenitas Levene menunjukkan bahwa data kadar MDA dalam

SDMD terdistribusi normal dan homogen. Hal tersebut

diperlihatkan dari nilai Sig > 0,05. Hasil analisa statistik

Anava satu arah menunjukkan nilai Sig < 0,05, artinya

terdapat perbedaan bermakna antara konsentrasi kadar MDA dalam

SDMD dengan masing-masing kelompok uji. Hasil uji

perbandingan berganda (Tukey) memperlihatkan adanya perbedaan

bermakna ( Sig < 0,05 ) antara kelompok I dengan kelompok II,

III, IV, dan V, kelompok II dengan kelompok III, IV, dan V,

kelompok III dengan kelompok V serta

kelompok IV dengan kelompok V. Namun, tidak terdapat

perbedaan (Sig > 0,05) bermakna antara kelompok III dengan

kelompok IV.

5. Perhitungan Kadar SOD

Page 14: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

Kadar rata-rata SOD yang diperoleh dari setiap kelompok

percobaan adalah sebagai

berikut:

Gambar 2. Diagram Batang Aktivitas SOD Pada Masing-masing

Kelompok Uji

KI (normal, tanpa t-BHP) : 63,3333 ± 8,1650

KII (kontrol negatif, dengan t-BHP) : 26,6667 ± 11,9257

KIII (ekstrak 0,7 mg/ml + 1 ml t-BHP) : 41,6667 ± 9,1287

KIV (ekstrak 1,4 mg/ml + 1 ml t-BHP) : 55,5556 ± 13,6083

KV (ekstrak 2,8 mg/ml + 1 ml t-BHP) : 72,2222 ± 13,6083

Berdasarkan hasil uji aktivitas SOD pada masing-masing

kelompok uji dapat dilihat bahwa pada kelompok IV dengan dosis

0,6 mg/ml dan kelompok V dengan dosis ekstrak 2,8 mg/ml dapat

meningkatkan aktivitas SOD. Hasil uji normalitas Kolmogorov-

Smirnov dan uji homogenitas Levene aktivas SOD menunjukkan

nilai Sig > 0,05, artinya data aktivitas SOD terdistribusi normal dan

homogen. Hasil analisa statistik melalui Anava satu arah

menunjukkan nilai Sig < 0,05 (Sig = 0,000) yang berarti terdapat

perbedaan bermakna antara aktivitas SOD terhadap masing-masing

kelompok uji. Hasil uji Tukey menunjukkan adanya perbedaan

bermakna antara kelompok I dengan kelompok II dan III,

Page 15: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

kelompok II dengan kelompok IV dan V, kelompok III dengan

kelompok V. Namun, tidak terdapat perbedaan bermakna antara

kelompok I dengan kelompok IV dan V serta kelompok IV dengan

kelompok V.

Dari hasil penelitian ini pemberian dosis ekstrak etanol

70% bunga rosella pada dosis 0,3 mg/ml, 0,6 mg/ml, 1,2 mg/ml

memperlihatkan perbedaan bermakna dengan kelompok kontrol

normal (K1). Sedangkan pada pengujian aktivitas SOD, pemberian

ektrak etanol 70% bunga rosella pada dosis 0,6 mg/ml dan 1,2

mg/ml tidak memperlihatkan adanya perbedaan bermakna dengan

kelompok kontrol normal (K1). Dengan demikian dapat dikatakan

aktivitas MDA belum mendekati normal dan aktivitas SOD pada

dosis 0,6 mg/ml sudah mendekati normal, tapi pada dosis 1,2

mg/ml melebihi normal. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan

bahwa ekstrak etanol 70% bunga rosella dapat menurunkan kadar

MDA dan meningkatkan aktivitas SOD dalam SDMD.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa ekstrak etanol 70% bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) pada dosis 2,8

mg/ml dapat menurunkan kadar MDA hampir mendekati keadaan normal dan

meningkatkan aktivitas SOD dalam sel darah merah domba. Dari penelitian yang

telah dilakukan disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan menggunakan

ekstrak selain ekstrak etanol 70% bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) dengan

berbagai variasi dosis untuk mencapai dosis optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan RI.

Jakarta. Hal 770.

Page 16: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat

Jenderal Badan Pengawas Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Hal 13-15.

Departemen Kesehatan RI. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (1) Jilid 2.

Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hal. 163-164.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa

Tumbuhan. Terjemahan: Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. ITB.

Bandung. Hal. 71-72.

Hary. Bukti Khasiat Tanaman Rosella. http:// www. Rosella-online.net. 2 Agustus

2008.

Isnansetyo,A. dan Kurniastuti. 1995. Teknik Kultur Phytopankton dan

Zooplankton. Kanisius. IPB Bogor. Hal 116.

Kumalaningsih,S. Antioksidan, Sumber dan Manfaatnya. http://

www.antioxidantcentre.com. 13 Juli 2008.

Maryani, H. dan L. Kristiana. 2008. Khasiat dan Manfaat Rosella. Agromedia

Pustaka. Jakarta. Hal 2-4, 6-7, 25-27.

Muhilal. 1992. Teori Radikal Bebas dalam Gizi dan Kedokteran. Dalam: Jurnal

Cermin Dunia Kedokteran no. 73. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi,

Departemen Kesehatan RI. Bogor. Hal. 9-11.

Murray, R.K. 1995. Biokimia Harper, Edisi 22. EGC. Jakarta. Hal 132-135.

Pearce, E.C. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.

Hal 133-134.

Price, S.A. dan Lorraine M.W. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. EGC. Jakarta. Hal 253.

Page 17: Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70

Priyanto. 2007. Toksisitas Obat, Zat Kimia dan Terapi Antidotum. Leskonfi.

Depok. Hal 43-44, 48, 51,53.

Sadikin, M. 2002. Biokimia Darah. Widya Medika. Jakarta. Hal 12.

Silalahi, J. 2006. Makanan Fungsional. Kanisius. Yogyakarta. Hal 40.

Sirait, M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. ITB. Bandung. Hal 129-130.

Soewoto, H. dkk. 2001. Biokimia Eksperimen Laboratorium. Widya Medika.

Jakarta. Hal 153.

Wahida. Cara Hidup Tanaman Rosella. http:// www. Rosella-online.net. 2

Agustus 2008