7
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan yang terjadi pada anak-anak dapat dipandang sebagai perwujudan dari rendahnya pengetahuan dan sikap orang tua tentang  pola asuh anak. Pemicu utamanya diduga adalah situasi dan kondisi yang negatif. Pengetahuan tentang perawatan kesehatan anak merupakan aspek utama dan esensial dalam keluarga yang harus di miliki oleh orang tua. karena mereka bertanggung jawab secara kodrati dalam mengasuh anak (Shochib, 1997). Kurangnya pengetahuan dan sikap orang tua seringkali memaksa anaknya bertindak tidak tepat, kecenderungan memaksa anak melakukan  peranan yang bernilai lebih rendah (Balson, 1993). Dalam hal ini  pengetahuan dan sikap ornag tua dalam menerapkan tentang hidup sehat. Pengetahuan dan sikap orang tua dalam memberikan pola asuh terhadap anaknya, dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu; kurangnya informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, lingkungan, budaya, tingkat pendidikan serta sosial ekonomi yang rendah dapat menyebabkan  penyimpangan pola asuh terhad ap anak (Shochib, 1997). Kehilangan kebiasaan dalam mengasuh anak menunjukkan kecemasan orang banyak terhadap permasalahan kesehatan anak yang makin meluas.

Tum Bang

Embed Size (px)

Citation preview

7

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahMasalah kesehatan yang terjadi pada anak-anak dapat dipandang sebagai perwujudan dari rendahnya pengetahuan dan sikap orang tua tentang pola asuh anak. Pemicu utamanya diduga adalah situasi dan kondisi yang negatif. Pengetahuan tentang perawatan kesehatan anak merupakan aspek utama dan esensial dalam keluarga yang harus di miliki oleh orang tua. karena mereka bertanggung jawab secara kodrati dalam mengasuh anak (Shochib, 1997).Kurangnya pengetahuan dan sikap orang tua seringkali memaksa anaknya bertindak tidak tepat, kecenderungan memaksa anak melakukan peranan yang bernilai lebih rendah (Balson, 1993). Dalam hal ini pengetahuan dan sikap ornag tua dalam menerapkan tentang hidup sehat.Pengetahuan dan sikap orang tua dalam memberikan pola asuh terhadap anaknya, dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu; kurangnya informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, lingkungan, budaya, tingkat pendidikan serta sosial ekonomi yang rendah dapat menyebabkan penyimpangan pola asuh terhadap anak (Shochib, 1997).Kehilangan kebiasaan dalam mengasuh anak menunjukkan kecemasan orang banyak terhadap permasalahan kesehatan anak yang makin meluas. Dreikurs; 1959 : Menyatakan keprihatinannya dengan berkata: Alasan yang paling menonjol dalam penilaian kita ialah berkurangnya kebiasaan dalam mengurus anak. Para orang tua saat ini tidak mengetahui apa yang harus dilakukan terhadap mereka. Kurangnya kebiasaan tersebut memerlukan penjelasan, mengasuh anak dilakukan menurut pola asuh yang pasti dimana orang tua dan anak sama-sama memahaminya secara jelas (Balson,1993).Pengasuhan yang baik sangat penting untuk dapat menjamin tumbuh kembang anak yang optimal. Pada keluarga yang ekonominya rendah ketersediaan pangan di rumah belum tentu mencukupi, namun orang tua yang tahu bagaimana mengasuh anaknya, dapat memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk dapat menjamin tumbuh kembang anak yang optimal. Sebagai contoh, menyusui anak adalah praktik memberikan makanan, kebersihan perorangan. Faktor-faktor penting yang berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak yaitu; faktor lingkungan, pengetahuan, dan latar belakang pendidikan. Kemauan orang tua dalam mempraktekan pengetahuan yang dipunyainya dalam sehari-hari dapat membentuk kualitas tumbuh kembang anak (Anwar, 2000).Pengasuhan anak di definisikan sebagai perilaku yang dipraktikan oleh pengasuh (Ibu, Bapak, Nenek atau orang lain) dalam memberikan makanan pemeliharaan kesehatan, memberikan stimuli serta dukungan emosional yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang. Juga termasuk di dalamnya tentang kasih sayang dan tanggung jawab orang tua (Anwar, 2000).Dalam pola pengasuhan terhadap anaknya orang tua berupaya mengarahkan, membimbing dalam rangka memberikan pemenuhan kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual kepada anaknya. Dalam kaitannya degan hal tersebut diperlukan pemenuhan kebutuhan kesehatan (biologis) adalah adanya rasa aman untuk terhindar dari gangguan kesehatannya (penyakit) yang meliputi kebutuhan kebersihan diri atau badan dan kebutuhan gizi (Kavishe, 1996) Menurut data Biro Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Tengah Tahun 2005, kondisi ekonomi khususnya di Semarang mengalami krisis dengan angka inflasi 76%, hal ini dapat menjadi presipitasi terjadinya kesulitan ekonomi pada golongan bawah pada khususnya. Pada kenyataannya berdampak dengan maraknya anak-anak jalanan dengan segala aktifitasnya di Kota Semarang, yang menurut data dari hasil rekapitulasi yang didapatkan di Dinas Kesejahteraan Sosial Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004 sebanyak 222 anak jalanan dengan perincian yang berjenis kelamin perempuan 173 dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 49 anak jalanan dengan jumlah orang tua sebanyak 151 orang tua dan yang mempunyai anak yang berusia 4-8 tahun sebanyak 72 orang. Anak jalanan yang melakukan aktifitasnya di Kota Semarang antara lain sebagai pengemis, pembersih kaca mobil, pemulung, pengamen, penjual koran dan lain-lain. Merupakan komunitas yang mempunyai resiko tinggi terhadap gangguan kesehatan diantaranya adalah kebutuhan akan perawatan diri, gangguan pemenuhan kebutuhan gizi dan dampak dari polusi udara dijalan. Dengan keadaan anak tersebut, anak jalanan akan mendapat gangguan kesehatannya bila tidak mendapatkan pola asuh yang baik dari orang tua.Dari hasil pengamatan peneliti pada tumbuh kembang anak jalanan, orang tua dari anak jalanan kurang memperhatikan tentang tumbuh kembang anaknya. Hal ini dibuktikan dengan anak jalanan secara fisik dapat dideskripsikan bahwa terdapatnya rambut yang tidak sehat, keadaan kulit yang kotor, kuku jari tangan dan kaki yang kotor, pada tulang rusuk kelihatan menonjol, warna mata tidak jernih, gigi tidak bersih, dan pada lobang hidungnya kelihatan kotor karena asap kendaraan. Anak-anak jalanan juga tidak memperhatikan menu makanan, gizi seimbang. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa secara nyata ada masalah dalam kebutuhan yang belum terpenuhi pada anak jalanan tersebut khususnya dalam pemenuhan untuk hidup sehat.Oleh sebab itu dengan dasar pengetahuan dan sikap yang memadai dari orang tua tentang tumbuh kembang anak dan pola asuh yang baik dimungkinkan akan terhindar terjadinya gangguan kesehatan akibat resiko tinggi gangguan-gangguan kesehatan.Masalah tersebut diatas merupakan masalah-masalah kesehatan pada komunitas atau keluarga dengan resiko tinggi, dan secara fungsional merupakan salah satu tanggung jawab seorang perawat, yang salah satu tugasnya adalah membantu meningkatkan status kesehatan, memotivasi hidup sehat dalam komunitas atau keluarga dan berperan dalam mengidentifikasi resiko-resiko kesehatan yang terjadi pada komunitas atau keluarga (Friedman, 1998).Dengan kondisi anak-anak jalanan dengan segala aktifitasnya tersebut, apakah mendapatkan pola asuh yang baik dari orang tua mereka dan apakah orang tua anak jalanan mempunyai kemampuan yang baik dalam mengasuh anaknya, hal inilah yang ingin diketahui dalam penelitian ini.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu, Adakah Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Tumbuh Kembang Anak Dengan Pola Asuh Orang Tua Anak Jalanan Terhadap Anaknya.

C. Tujuan Tujuan Umum :Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang tumbuh kembang anak dengan pola asuh orang tua anak jalanan terhadap anaknya.

Tujuan Khusus :1. Mendiskripsikan pengetahuan orang tua yang mempunyai anak jalanan berusia 4-8 tahun tentang tentang tumbuh kembang anak di Kota Semarang.2. Mendiskripsikan sikap orang tua yang mempunyai anak jalanan berusia 4-8 tahun tentang tumbuh kembang anak di Kota Semarang.3. Mendiskripsikan pola asuh orang tua yang mempunyai anak jalanan berusia 4-8 tahun di Kota Semarang.4. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan pola asuh orang tua yang mempunyai anak jalanan berusia 4-8 tahun di Kota Semarang. 5. Menganalisis hubungan sikap dengan pola asuh orang tua anak jalanan berusia 4-8 tahun di Kota Semarang.

D. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi dalam pengembangan keperawatan keluarga dengan keluarga resiko tinggi gangguan pemenuhan gizi dan gangguan perawatan diri.2. Mendapatkan cara pendekatan yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang tumbuh kembang anak dengan pola asuh orang tua dalam memenuhi kebutuhan kesehatan anaknya.3. Sebagai kajian bagi pemerintah Kota Semarang dalam upaya memperbaiki status kesehatan anak jalanan dengan peningkatan pengetahuan dan sikap orang tua tentang tentang tumbuh kembang anaknya.

E. Ruang Lingkup Lingkup Keilmuan Bidang kesehatan masyarakat khususnya yang berhubungan dengan pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku. Dalam hal ini penulis ingin meneliti adakah hubungan pengetahuan dan sikap tentang tumbuh kembang anak dengan pola asuh orang tua anak jalanan terhadap anaknya.

1