Upload
tony-ramirez
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ns
Citation preview
TUGAS TERSTRUKTUR NUTRISI
REVIEW DAN TELAAH JURNAL
“ EFFECTS ON BLOOD PRESSURE OF REDUCED DIETARY SODIUM AND THE
DIETARY APPROACHES TO STOP HYPERTENSION (DASH) DIET “
Disusun oleh :
1. Raden Alfian P ( G1F011004 )
2. Ayu Wikha ( G1F011026 )
3. Gitanti Rohman ( G1F011040 )
4. Vidya Agustina ( G1F011048 )
5. Yulia Nur Ulfa ( G1F011058 )
6. Intah Hanifiani ( G1F011068 )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu kelainan kardiovasa yangsering kita jumpai dalam
masyarakat luas. Hipertensi ( tekanan darah yang tingggi ) ini dapat menyerang siapa saja dan
dimana saja, seperti pada penelitian dalam jurnal yang akan di bahas hipertensi menyerang
lebih dari 50 juta jiwa di Amerika Serikat salah satu negara yang paling maju di dunia.
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) merupakan suatu diet yang
menekankan pada konsumsi buah, sayur, dan produk rendah lemak seperti ikan, kacang,
konsumsi sedikit daging merah diamana semua itu bertujuan untuk menurunkan konsentrasi
kolesterol dan lemak jenuh sehingga menurunkan tekanan dalam darah baik itu bagi pasien
hipertensi ataupun tidak. Diet jenis ini sudah mulai direkomendasikan di berbagai lembaga
nasional.
Beberapa penelitian menyebutkan di Amerika dan sebagian Eropa menggunakan diet
konsumsi natrium klorida guna menurunkan tekanan darah. Beberapa lembaga
merekomendasikan untuk menurunkan pemasukan natrium dalam tubuh sebanyak 100 mmol
atau setara dengan 2,3 gram natrium/ 5,8 gram natrium klorida.
Berdasarkan kedua hal tersebut, peneliti ingin menganalisis apakah hubungan diet
pemasukan natrium dalam tubuh dengan DASH yang telah dijabarkan. Apakah salah satu
diantara diet tersebut ada yang memberi efek lebih signifikan untuk menurunkan tekanan
darah seseorang, atau bagaimana hasilnya jika kedua diet tersebut dikombinasikan untuk
menurunkan tekanan darah, dan dapatkan metode tersebut diaplikasikan untuk mencegah
hipertensi.
Penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 412 orang yang dipilih secara acak yang
dibagi ke dalam dua kelompok dimana kelompok pertama sebagai kontrol diet rendah
natrium dan satunya sebagai kontrol DASH diet. Masing-masing kelompok kemudian dibagi
lagi menjadi 3 subkelompok dimana sampel menkonsumsi makana pada level tinggi, sedang ,
dan rendah yang diamati dalam waktu 30 hari.
I.B. Rumusan masalah
Apakah ada hubungan diet natrium dengan DASH ?
Apakah ada salah satu diantara kedua diet di atas yang lebih efektif dalam
menurunkan tekanan darah ?
Bagaimana jika kedua diet tersebut dikombinasikan ?
BAB II
TELAAH JURNAL
Peningkatan tekanan darah berpengaruh terhadap meningkatnya resiko munculnya
penyakit-penyakit jantung. Maka dari itu, pengaruh komposisi diet terhadap tekanan darah
merupakan subjek penting kesehatan masyarakat. Efek komposisi makanan merupakan
subjek penting dalam kesehatan umum. Jurnal ini mempelajari efek dari berbagai tingkat diet
natrium yang banyak terdapat di sayur-sayuran, buah dan produk susu rendah lemak, biji-
bijian, unggas, ikan, dan kacang-kacangan, yang hanya berisi jumlah daging merah, permen,
dan gula-mengandung minuman, dan yang mengandung jumlah total dan lemak jenuh dan
kolesterol darah yang lebih rendah, serta dalam hubungannya dengan diet Dietary
Approaches to Stop Hypertension (DASH) pada peserta yang menderita hipertensi maupun
tidak. Diet DASH secara signifikan dapat menurunkan tekanan sistolik darah. Tekanan darah
normal orang dewasa sebesar 120/80 mmHg. Sedangkan penderita hipertensi, tekanan sistol
mencapai 149-150 mmHg dandiastol 90-95 mmHg.
Penelitian dilakukan pada 412 peserta yang secara acak mengonsumsi baik diet kontrol
khas asupan di Amerika Serikat atau diet DASH. Metode pengujian ini adalah peserta yang
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok kontrol dan kelompok DASH. Setiap kelompok
dibagi lagi ke dalam 3 tingkatan, meliputi :
1. Tingkat tinggi, kelompo kini diberikan intake Natrium tinggi (sekitar 150 mmol per
hari).
2. Tingkat menengah, kelompok ini diberikan intake Natrium dalam kisaran menengah
(sekitar 100 mmol per hari).
3. Tingkat rendah, intake Natrium yang diberikan sedikit (sekitar 50 mmol per hari).
Intake (asupan) natrium per hari sebanding dengan total energy yang dibutuhkan
seseorang. Semakin aktif seseorang, maka semakin membutuhkan makanan yang berarti
dibutuhkan natrium lebih banyak. Asupan sodium harian adalah sebanding dengan kebutuhan
energi total masing-masing peserta, sehingga orang-orang yang lebih besar atau sangat aktif
akan menerima lebih makanan dan natrium sehingga lebih dari orang-orang yang lebih kecil
atau kurang aktif. Kedua diet adalah diet kontrol yaitu diet khas AS dan DASH yang
menekankan pada buah sayur dan rendah lemak. Selama dua minggu pertama peserta berhak
mengikuti diet kontrol tersebut dan selanjutnya peserta akan mengonsumsi diet sesuai dengan
kriterianya. Hasil yang akan dipantau adalah tekanan darah sistolik pada akhir setiap30-hari
periode intervensi diet, dan hasil sekunder adalah tekanan darah diastolik serta kandungan
natrium dalam urin.
Sebanyak 95 persen dari peserta ditugaskan untuk kelompok DASH-diet (198 dari 208)
dan 94 persen dari mereka ditugaskan untuk diet kontrol-kelompok (192 dari 204)
menyelesaikan studi dan memberikan pengukuran tekanan darah selama setiap intervensi
periode. Kami menemukan bahwa pengurangan sodium diet secara signifikan menurunkan
tekanan darah orang-orang tanpa hipertensi yang sedang makan diet yang khas di Amerika
Serikat.
Uji klinis membuktikan bahwa pengurangan kandungan natrium pada beberapa makanan
dapat menurunkan tekanan darah. Di USA dan Eropa Utara, asupan natrium yang disarankan
sebesar 100 mmol atau sama dengan 2,3 gram natrium sama dengan 5,8 gram NaCl.
Berdasarkan data, diketahui bahwa mengonsumsi natrium di bawah batas (100 mmol) dapat
lebih menurunkan tekanan darah dibandingkan sesuai dengan ambang batas yang disarankan.
Rata-rata jumlah natrium pada urin sekitar 142 mmol per hari pada tingkat tinggi, 107
mmol per hari di tingkat menengah, 65 mmol per hari di tingkat rendah. Berdasarkan
pengujian tersebut, kadar kalium kelompok DASH lebih tinggi dibandingkan kontrol.
Sedangkan untuk kadar natrium, tidak ada perbedaan diantara tingkatan, atau dikatakan
hampir sama.
Pada kelompok kontrol, pengurangan intake natrium menjadi 40 mmol per hari di tingkat
menengah terbukti menurunkan tekanan darah lebih baik daripada tingkat tinggi. Sedangkan
pada kelompok DASH, pengurangan tersebut menurunkan tekanan darah sistol semua
tingkatan serta menurunkan tekanan diastole hanya pada tingkat tinggi dan menengah.
Kombinasi diet DASH dan pengurangan intake natrium hingga tingkat rendah
menghasilkan penurunan tekanan darah baik sistol maupun diastole lebih baik dibanding
secara terpisah (sendiri-sendiri). Penurunan tekanan darah tersebut terjadi pada semua
peserta, baik mengidap hipertensi atau tidak, pria maupun wanita, dan semua suku (ras). Tak
satu pun peserta mencapai ambang batas standar yang mengharuskan peserta mendapat terapi
farmakologis antihipertensi. Gejala efek samping dari diet ini juga sedikit yang dilaporkan.
Jadi, uji ini dapat dikatakan berhasil untuk pencegahan maupun pengobatan hipertensi.
Manfaat dilakukan diet DASH adalah pertama, diet DASH menurunkan tekanan darah
pada tingkat tinggi, menengah, dan rendah asupan natrium. Dengan demikian, manfaat dari
mengikuti diet DASH kini telah terbukti berlaku di seluruh berbagai asupan natrium,
termasuk yang direkomendasikan untuk pencegahan dan pengobatan hipertensi. Kedua,
tekanan darah bisa diturunkan dalam konsumen baik diet yang khas di Amerika atau diet
DASH dengan mengurangi asupan natrium dari sekitar 140 mmol per hari (rata-rata Tingkat
di Amerika Serikat) ke tingkat menengah sekitar 100 mmol per hari (saat ini dianjurkan batas
atas), atau dari tingkat ini untuk tetap rendah tingkat 65 mmol per hari. Selain itu,
mengurangi asupan natrium sekitar 40 mmol per hari menyebabkan penurunan lebih besar
dalam tekanan darah. Hasil ini memberikan dasar ilmiah untuk tujuan yang lebih rendah
untuk diet sodium dari tingkat saat ini dianjurkan. Ketiga, gabungan efek pada tekanan darah
asupan sodium rendah dan diet DASH lebih besar dibandingkan efek dari intervensi baik
sendiri dan substansial. Dalam peserta dengan hipertensi, efek yang sama atau lebih besar
daripada terapi obat tunggal. Sebagai kesimpulan, hasil penelitian ini memberikan dukungan
positif terhadap pengurangan asupan natrium, dalam kombinasi dengan penggunaan diet
DASH, untuk pencegahan dan pengobatan peningkatan hipertensi.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian Natrium
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang mempunyai fungsi
menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta berperan dalam transmisi syaraf
dan kontraksi otot (Almatiser, 2005). Garam natrium terutama terdapat dalam cairan di luar
sel seperti cairan dalam pembuluh darah dan cairan dalam jaringan di antara sel-sel. Garam
dapur mengandung natrium yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi tubuh.
Ginjal akan menahan natrium saat tubuh kekurangan natrium dan sebaliknya saat kadar
natrium tinggi, ginjal akan mengeluarkan kelebihan natrium melalui urin. Apabila fungsi
ginjal tidak optimal, kelebihan natrium tidak bisa dibuang dan menumpuk di dalam darah.
Volume cairan tubuh akan meningkat dan membuat jantung dan pembuluh darah bekerja
lebih keras untuk memompa darah, tekanan darah pun akhirnya meningkat (Almatiser, 2005).
2. Pengaruh Natrium terhadap Hipertensi
Garam dapur sebagai salah satu sumber utama natrium. Tubuh memang butuh natrium,
tetapi bila berlebihan akan menjadi salah satu penyebab hipertensi. Natrium atau sodium
merupakan salah satu mineral penting bagi tubuh. Kadar natrium di dalam tubuh sekitar 2
persen dari total mineral. Tubuh orang dewasa sehat mengandung 256 gram senyawa natrium
klorida (NaCl) yang setara dengan 100 gram unsure natrium. Kadar natrium normal pada
serum 310-340 mg/dL. Kebutuhan tubuh akan natrium telah banyak diteliti oleh ilmuwan
yang bergerak di bidang gizi dan kesehatan. Kita memerlukan minimum 200-500 miligram
natrium setiap hari untuk menjaga kadar garam dalam darah tetap normal, yaitu 0,9 persen
dari volume darah di dalam tubuh (Zemel, dkk, 1986).
Kurangnya konsumsi natrium dapat menyebabkan volume darah menurun yang membuat
tekanan darah menurun, denyut jantung meningkat, pusing, kadang-kadang disertai kram
otot, lemas, lelah, kehilangan selera makan, daya ingat menurun, daya tahan terhadap infeksi
menurun, luka sukar sembuh, gangguan penglihatan, rambut tidak sehat dan terbelah
ujungnya, serta terbentuknya bercak-bercak putih di kuku. Walaupun natrium memegang
peran penting untuk kesehatan tubuh, konsumsi yang berlebih tetap harus dicegah karena
dapat menimbulkan efek negatif. Banyaknya sumber natrium di alam menyebabkan kasus
defisiensinatrium sangat jarang terjadi. Sebaliknya, kasus kelebihan konsumsi yang justru
sering menjadi masalah. Karena itu, pola makan harus dicermati agar terhindar dari dampak
negative kelebihan natrium (Zemel, dkk, 1986).
Kebutuhan National Research Council of The National Academy of Sciences
merekomendasikan konsumsi natrium per hari sebanyak 1.100-3.300 mg. Jumlah tersebut
setara dengan ½-1½ sendok teh garam dapur per hari. Untuk orang yang menderita
hipertensi, konsumsi natrium dianjurkan tidak lebih dari 2.300 mg perhari. Jumlah tersebut
sama dengan 6 gram NaCl atau lebih kurang satu sendok teh garam dapur. American Heart
Association (AHA) merekomendasikan konsumsi Na bagi orang dewasa tidak lebih dari
2.400 mg/hari, yaitu setara dengan satu sendok teh garam dapur sehari. Menurut United
States Department of Agriculture (USDA), rata-rata kebutuhan natrium ibu hamil sekitar
2.400 mg dalam sehari, kira-kira setara dengan satu sendok teh (Darmojo, 2001).
Di beberapa negara, tingkat konsumsi natrium cenderung sangat tinggi. Tingkat konsumsi
natrium di Amerika Serikat mencapai 4.000-5.000 mg/hari. Tingginya konsumsi natrium di
AS disebabkan tingginya konsumsi fast food, sehingga hipertensi merupakan pembunuh
paling mematikan. Di Jepang, konsumsi garam dapur sangat luarbiasa, yaitu sekitar 25-35
gram/hari. Padahal, menurut ahli gizi, orang dewasa idealnya makan garam 6 gram sehari dan
anak-anak hanya 3 gram garam per hari. Tingginya konsumsi garam di Jepang karena
sebagian besar makanan berasal dari hewan laut, yang menyebabkan 84 persen pria dewasa di
Jepang dipastikan menderita hipertensi. Di Indonesia, seiring dengan meningkatnya dominasi
pola makan ala Barat, hipertensi kian menjadi masalah (Darmojo, 2001).
Dalam tubuh kita terdapat system otonom untuk mengatur keseimbangan kadar natrium
di dalam darah. Jika kadar natrium terlalu tinggi, otak akan mengirimkan sinyal rasa haus dan
mendorong kita untuk minum. Selain itu, jika sensor dalam pembuluh darah dan ginjal
mengetahui adanya kenaikan tekanan darah dan sensor di jantung menemukan adanya
peningkatan volume darah, ginjal dirangsang untuk mengeluarkan lebih banyak natrium dan
air kencing, sehingga mengurangi volume darah. Jika kadar natrium terlalu rendah, sensor
dalam pembuluh darah dan ginjal akan mengetahui bila volume darah menurun dan memacu
reaksi rantai yang berusaha untuk meningkatkan volume cairan dalam darah. Kelenjar adrenal
akan mengeluarkan hormone aldosteron, sehingga ginjal menahan natrium. Sementara itu,
kelenjar hipofisa mengeluarkan hormone antidiuretik, sehingga ginjal menahan air.
Penahanan natrium dan air menyebabkan berkurangnya pengeluaran air kencing, yang pada
akhirnya akan meningkatkan volume darah dan tekanan darah kembali ke normal.
Sensitivitas seseorang terhadap kadar natrium dalam darah berbeda-beda. Umumnya,
semakin bertambah usia seseorang, semakin bertambah tingkat sensitivitasnya (Graudal, dkk,
1998).
3. Fungsi Natrium
Natrium mengatur keseimbangan asam basa darah, mengatur keseimbangan cairan dalam
tubuh, mengatur kontraksi otot-otot. Natrium juga mengatur agar garam-garam mineral lain
larut dalam darah supaya jangan mengendap pada dinding pembuluh darah. Na berfungsi
memelihara tekanan osmosis sel, pH, serta mengatur permeabilitas membran sel. Selain itu,
Na mempunyai peranan dalam konduksi impuls dari saraf. Defisiensi Na akan menyebabkan
ganguan pada ginjal, perubahan nilai osmotik, dan perubahan suhu tubuh. Hal-hal tersebut
akan menimbulkan gejala hipertensi (tekanan darah meningkat) (Zemel, dkk, 1986).
Mineral natrium (Na) merupakan kation utama yang terdapat pada cairan ekstraselular.
Dengan demikian, mineral Na memegang peran penting dalam mengatur keseimbangan
cairan tubuh. Jika mineral Na tersebut tidak berimbang, air akan mengalir ke dalam atau ke
luar sel untuk menjaga konsentrasi Na agar tetap berimbang. Unsur natrium sangat penting
untuk penyerapan glukosa di dalam ginjal dan usus, serta untuk pengangkutan zat-zat gizi
lain melewati membran sel. Melalui asosiasinya dengan klorida (Cl) dan bikarbonat, Na
terlibat dalam pengaturan keseimbangan asam-basa, sehingga cairan tubuh berada pada
kisaran pH netral untuk mendukung metabolisme tubuh. Sebagian besar natrium diserap oleh
usus halus dan hanya sedikit yang diserap oleh lambung. Dari usus, natrium dialirkan oleh
darah ke hati, kemudian ke ginjal untuk disaring dan dikembalikan ke darah dalam jumlah
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Regulasi metabolisme natrium oleh ginjal dikontrol oleh
aldosteron, yaitu hormon yang disekresikan oleh kelenjar adrenal. Apabila konsumsi natrium
rendah atau kebutuhan tubuh meningkat, kadar aldosteron akan meningkat dan ginjal lebih
banyak menyerap kembali (reabsorpsi) natrium. Hal sebaliknya terjadi jika konsumsi natrium
berlebihan. Salah satu perannya yang paling esensial adalah untuk menjaga keseimbangan
osmotik atau keseimbangan aliran cairan di dalam tubuh. Selain itu, natrium juga mempunyai
peran penting untuk merangsang saraf serta membantu sel-sel untuk metabolisme zat gizi
esensial lainnya. Natrium juga mempunyai peran untuk menjaga fungsi dan kerja otot
jantung, serta mencegah penyakit-penyakit berbahaya seperti gangguan saraf. Bagi ibu hamil,
natrium berperan meningkatkan kerja jantung, memompa darah agar dapat memenuhi
kebutuhan sang ibu dan janin (Yaswir, 2012).
4. Penyerapan dan penyimpanan natrium
Natrium diserap dari lambung dan usus, kemudian dihantarkan dalam darah ke ginjal dan
disaring dikembalikan lagi ke dalam darah. Untuk menyerap natrium, diperlukan energi.
Kelebihan natrium dibuang memulai urine. Hormon mengatur metabolisme natrium (Yaswir,
2012).
5. Pengaruh Terhadap Penyakit
Orang yang menderita hipertensi perlu mengurangi konsumsi natrium. Penelitian Klinik
menunjukan bahwa diet rendah natrium sangat baik mencegah dan meringankan odema,
proteinuria (albumin dalam urin) (Yaswir, 2012).
6. Sumber Natrium dalam Bahan Makanan
Sumber natrium antara lain adalah Makanan yang diawetkan dengan garam dapur : Ikan
asin, terasi, ebi, udang kering, telur asin, telur pindang, buah kaleng, asinan; makanan laut;
makanan yang mengandung natrium / pengawet : Roti, biskuit, sosis, cornet, kecap, petis,
tauco; makanan ringan; makanan siap saji; garam (Almatsier, 2005).
Sumber bahan pangan, baik nabati maupun hewani, merupakan sumber alami natrium.
Umumnya pangan hewani mengandung natrium lebih banyak dibandingkan dengan nabati.
Namun, sumber utamanya garam dapur (NaCl), soda kue (natrium bikarbonat), penyedap rasa
mono sodium glutamat (MSG), serta bahan-bahan pengawet yang digunakan pada pangan
olahan, seperti natrium nitrit dan natrium benzoat. Natrium juga mudah ditemukan dalam
makanan sehari-hari, seperti pada kecap, makanan hasil laut, makanan siap saji (fast food),
serta makanan ringan (snack). Umumnya makanan dalam keadaan mentah sudah
mengandung 10 persen natrium dan 90 persen ditambahkan selama proses pemasakan
(Mattes, dkk, 1991).
7. Tujuan Diet Hipertensi
Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain
pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup.Tujuan
dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk
menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak
kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang
menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus (Santoso, 2009). Prinsip
diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
- Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
- Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
- Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar
diet (Santoso, 2009).
Diet adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek samping yang serius,
karena metode pengendaliannya yang lebih alami, jika dibandingkan dengan obat penurun
tekanan darah yang dapat membuat pasiennya menjadi tergantung seterusnya pada obat
tersebut (Sustrani, dkk, 2005).
8. Mengatur Menu Makanan
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari
dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan
tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung (Sediaoetama,
2006).
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan
makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan
dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang
kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang
tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu
penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
(Sediaoetama, 2006)
BAB IVPENUTUP
KesimpulanDari jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa diet natrium terbukti mampu menurunkan
tekanan darah sehingga direkomendasikan untuk terapi penderita hipertensi dan jika dikombinasikan dengan diet DASH (makan sayur dan buah) maka akan meningkatkan persentase penurunan tekanan darah
SaranDiet hipertensi seperti ini harus diteliti lebih lanjut lagi jika ingin digunakan oleh orang-orang di indonesia, karena orang indonesia dan orang amerika memiliki fisiologi yang berbeda sehingga hasil yang diperoleh pun kemungkinan bisa terjadi perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2005).PrinsipDasarGizi. Jakarta: GramediaPustakaUtama.
Darmojo, B. 2001.MengamatiPerjalananEpidemiologiHipertensi di Indonesia. Jakarta:
Medika no.7.
Graudal NA, Galloe AM, Garred P.: Effects of Sodium Restriction on Blood Pressure, Renin,
Aldosterone, Catecholamines, Cholesterols, and Triglyceride a Meta-Analysis. JAMA
1998;279:1383-91.
Mattes RD, Donnelly D. Relative Contributions of Dietary Sodium Sources. J Am CollNutr
1991;10:383-93.
Santoso, Fredy. Diet PencegahHipertensi. 2009. DiaksesTanggal 15 September 2009.
Http://www.semuanyaada.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=126&Itemid=59.
Sediaoetama, A. D. 2006. IlmuGiziJilid II. Jakarta: Dian Rakyat.
Sustrani, L, dkk. 2005. Hipertensi. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama.
Yaswir, R dan Ira Ferawati. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan
Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 1(2).
Zemel MB, Gualdoni SM, Sowers JR. Sodium Excretion and Plasma Renin Activity in
Normotensive and Hypertensive Black Adults as Affected by Dietary Calcium and
Sodium. J Hypertens 1986;4:Suppl 6:S343-S345.