9
Tugas Resume Auditing Auditing The Revenue Cycle Disusun Oleh Stefi Yunia Suwarlan / 125020300111109 Tania Yolandia L. K / 125020307111061 I Dewa Made Gede B. B / 125020307111011 Faisal Afiff E / 125020307111065

Tugas Resume Auditing Ch 14 Gabung

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Resume Auditing Ch 14 Gabung

Citation preview

Tugas Resume AuditingAuditing The Revenue Cycle

Disusun Oleh

Stefi Yunia Suwarlan / 125020300111109

Tania Yolandia L. K / 125020307111061

I Dewa Made Gede B. B / 125020307111011

Faisal Afiff E / 125020307111065

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

Februari 2015PROSEDUR PENILAIAN RESIKO PADA SIKLUS PENDAPATAN

Siklus pendapatan suatu entitas terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan pengumpulan pendapatan dalam bentuk kas.

A. Mengembangkan Tujuan Audit

Tujuan audit ialah untuk mendapatkan bukti-bukti yang kompeten dan cukup tentang setiap asersi laporan keuangan yang berhubungan dengan transaksi dan neraca dalam siklus pendapatan.

Tujuan audit yang lebih spesifik dikelompokkan dalam 3 hal yakni tujuan transaksi (Occurrence, Completeness, Accuracy, Cutoff, Classification), tujuan Neraca (Existence, Completeness, Rights and Obligations, Valuation and Allocation) dan tujuan Pengungkapan (Occurance and Rights and Obligations, Completeness, Classification and Understandability)

B. Memahami Entitas dan Lingkungannya

Keuntungan dari pemahaman ini ialah :

1. Membangun perkiraan total pendapatan dengan memahami kapasitas klien, lokasi pasar dank lien.

2. Membangun perkiraan gross margin dengan memahami market share klien dan keunggulan kompetitif dalam lokasi pasar.

3. Membangun perkiraan piutang bersih berdasarkan rerata collection period.

C. Resiko Inherent Serta Resiko Kecurangan

Faktor-faktor yang mendorong manajer untuk menyalah sajikan asesersi siklus pendapatan dan kecurangan dalam pelaporan keuangan ialah :

1. Tekanan untuk menyajikan lebih pendapatan dengan tujuan untuk memberikan laporan pencapaian target meskipun realitanya target tidak tercapai

2. Tekanan untuk menyajikan lebih kas dan piutang kotor atau menyajikan rendah alokasi untuk piutang tak tertagih untuk memberikan laporan working capital yang lebih tinggi untuk tujuan kredit.

Faktor-faktor lain yang menyebabkan salah saji ialah :

1. Error karena tingginya volume transaksi penjualan, penerimaan kas, penyesuaian transaksi.

2. Kompleksitas dalam perhitungan dan pengakuan pendapatan (waktu pengakuan, penggunaan standar, pembuatan estimasi, retur).

3. Salah mengklasifikasikan piutang lancar dan piutang tidak lancar.

4. Kecurangan dalam penyesuaian penjualan.

D. Prosedur Analitikal

Prosedur Analitikal yang sering digunakan dalam siklus pendapatan ialah Sales to Capacity, Market Share, Sales to Total Assets, Accounts Receiveable Growth to Sales Growth, Accounts Receiveable Turn Days, Uncollectable Accounts Receiveable Write-off, New Product Revenues to Total Revenues.

Sangatlah lebih efektif apabila auditor mengevaluasi total pendapatan terhadap pengukuran aktifitas bisnis daripada membandingkan pendapatan dengan pendapatan tahun sebelumnya.

PERTIMBANGAN TERHADAP KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL

Sebelum membuat perencanaan audit, auditor haruslah memiliki pemahaman akan siklus pendapatan. Oleh karenanya, auditor harus memiliki pemahaman tentang hal-hal berikut:

Jenis-jenis dari salah saji potensial yang dapat terjadi

Faktor-faktor yang mempengaruhi salah saji material

Mendesain tes substantive

Lima hal terkait komponen pengendalian internal terhadap siklus pendapatan ialah :

1. Kontrol Lingkungan

2. Penilaian Resiko

3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

4. Monitoring

Penilaian Awal Terhadap Control Risk dan Strategi Audit Pendahulu

Apabila control lingkungan kuat, proses penilaian resiko efektif, sistem informasi dan komunikasi baik, monitoring efektif, maka proses selanjutnya ialah memastikan apakah pengendalian yang efektif ini sudah di aplikasikan dalam operasional entitas.

Auditor sering merencanakan untuk membuat taksiran ditingkatan rendah untuk pengendalian risiko ketika proses auditing atas siklus pendapatan berlangsung, dikarenakan tingginya jumlah transaksi pendapatan.Primary Substantive Test diperlukan apabila pengendalian lingkungan lemah dan berdampak pada aspek-aspek lain dalam pengendalian internal.

Untuk asersi siklus pendapatan dengan asumsi control risk yang tinggi, maka auditor memerlukan pemahaman lebih untuk mengidentifikasi salah saji potensial yang mungkin terjadi, menilai resiko salah saji material, dan menindaklanjuti dengan metode substantive.

AKTIVITAS PENGENDALIAN (TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT)

DokumendanCatatanUmum1. PesananPelanggan

2. PesananPenjualan

3. DokumenPengiriman bill of lading

4. FakturPenjualan

5. DaftarHarga yang Diotorisasi

FungsidanAktivitasPengendalian1. Otorisasi penjualan

Permintaan oleh sebuah perusahaan untuk melakukan transaksi penjualan dengan perusahaan lain, meliputi :penerimaan pesanan pelanggan dan persetujuan kredit.

2. Pengiriman barang dan jasa

Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa, meliputi: pemenuhan pesanan penjualan dan pengiriman pesanan penjualan.

3. Pencatatan penjualan

Pengakuan formal atas pendapatan oleh perusahaan, meliputi: penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan.

AKTIVITAS PENGENDALIAN (TRANSAKSI PENERIMAAN KAS) DokumendanCatatanUmum1. Buktipenerimaanuang

2. Pradaftar

3. Lembarperhitungankas

4. Ikhtisarkasharian

FungsidanAktivitasPengendalian1. Menerimapenerimaankas

Aktivitas ini dapat dilakukan dengan penerimaan melalui kasir dan penerimaan melalui pos.

2. Menyetorkankaske bank

Pengendalian ini mengurangi risiko bahwa penerimaan tidak akan dicatat dan menghasilkan catatan setoran bank yang menetapkan eksistensi atau kejadi antransaksi tersebut.

3. Mencatatpenerimaankas

Fungsi ini meliputi pembuatan jurnal penerimaan kas ke secara over the counter dan melalui pos serta posting penerimaan kas melalui pos ke akun pelanggan.

AKTIVITAS PENGENDALIAN (TRANSAKSI PENYESUAIAN PENJUALAN) Transaksi penyesuaian penjualan, meliputi :

1. Pemberian potongan tunai

2. Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga

3. Penentuan piutang tak tertagih

Jadi, aktivitas pengendalian bermanfaat dalam mengurangi risiko penyelewengan dalam pemrosesan transaksi yang berfokus pada penetapan validitas, atau eksistensi atau kejadian, transaksi itu (EO3) dan mencakup hal-hal berikut :

1. Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan retur hrs diotorisasi oleh manajemen penjualan.

2. Perhitungan independen atas barang yang diretur

3. Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat, terutama dalam penggunaan memo kredit serta memo otorisasi penghapusan.

4. Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan penanganan serta pencatatan penerimaan kas.

Auditor harus mempertimbangkan untuk melakukan inspeksi pada :

1. Memorandum kredit atas retur penjualan sebagai indikasi persetujuan yang tepat dan penyertaan laporan penerimaan yang membuktikan retur barang aktual.

2. Penulisan otorisasi atas penghapusan piutang usaha dan dokumentasi pendukung.

Risiko inheren yg berkaitan dg transaksi penerimaan kas adalah tinggi akibat kemungkinan penipuan oleh karyawan mll pengalihan penerimaan kas, hal ini terbukti jika terdapat kenaikan pada AR turn days. Oleh karena itu, auditor sering kali akan menguji prosedur pengendalian yg berkaitan dg penerimaan kas.

Jika risiko pengendalian ditetapkan tinggi mendukung bukti yg diperoleh ketika mendapatkan pemahaman mengenai SPI.

Jika risiko pengendalian ditetapkan rendah memperluas pengujian sehingga mencakup inspeksi dokumen dan pelaksanaan kembali pengendalian manu

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHA Penentuan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian Risiko penjualan kredit yg ditetapkan terlalu besar dan penyisihan piutang tak tertagih yg ditetapkan tllu rendah masing2 dapat mengakibatkan penilaian risiko inheren yg tinggi untuk asersi EO dan VA pada piutang usaha kotor serta asersi VA untuk akun penyisihan terkait.

Penilaian risiko pengendalian untuk asersi piutang usaha tergantung pada penilaian risiko pengendalian terkait untuk kelompok transaksi penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan yang mempengaruhi saldo piutang usaha. Penilaian atas asersi kelompok transaksi mempengaruhi asersi saldo akun yg sama untuk akun yg dipengaruhi oleh transaksi ini dg pengecualian : penilaian risiko pengendalian untuk asersi EO dan C untuk kelompok transaksi yg menurunkan saldo akun akan mempengaruhi penilaian atas asersi akun yg berlawanan. Jadi, karena penerimaan kas dan transaksi penyesuaian penjualan menurunkan saldo piutang usaha, maka penilaian atas sersi EO untuk transaksi ini akan mempengaruhi penilaian gabungan atas asersi C untuk piutang usaha.Prosedur Awal (Initial Procedure)

1. Memperoleh pemahaman mengenai bisnis dan industri serta menentukan : Signifikansi pendapatan dan piutang usaha bagi entitas.

Pemicu ekonomi utama yang mempengaruhi penjualan, marjin , dan penagihan perusahaan.

Persyaratan perdagangan standar dalam industri, termasuk penanggalan musiman, periode penagihan, dst.

Perluasan konsentrasi aktivitas dg pelanggan.

2. Melakukan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha yang akan diuji lebih lanjut. Menelusuri saldo awal piutang usaha ke kertas kerja tahun sebelumnya.

Menelaah aktivitas dalam akun buku besar piutang usaha dan menyelidiki ayat jurnal yang tampak tidak biasa menyangkut jumlah atau sumbernya.

Memperoleh neraca saldo piutang usaha dan menentukan bahwa hal tersebut telah secara akurat menggambarkan catatan akuntansi yang mendasari dengan :

Menjumlahkan (footing) neraca saldo dan menentukan kesesuaiannya dengan total buku pembantu/file induk piutang usaha dan saldo buku besar.

Menguji kesesuaian pelanggan dan saldo yg terdaftar pd neraca saldo dengan yg tercantum dalam buku pembantu /file induk.

PENGUJIAN SUBSTANTIF1. ProsedurAwal

a. Memahami bisnis dan industry

b. Melakukan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha yang akan diuji lebih lanjut.

2. ProsedurAnalitis

a. Mengembangkan harapan atas piutang usaha dg menggunakan pengetahuan tentang aktivitas bisnis perusahaan, pangsa pasar, persyaratan perdagangan yang normal, dan riwayat hari perputaran piutang usaha.

b. Menghitung rasio: Membandingkan penjualan tahun dengan kapasitas perusahaan

Membandingkan pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan piutang.

Perputaran piutang usaha

Beban piutang tak tertagih terhadap penjualan kredit bersih

Beban piutang tak tertagih terhadap penghapusan piutang usaha.

c. Menganalisis hasil rasio relative terhadap harapan berdasarkan data tahun sebelumnya, data industri, jumlah anggaran, atau data lainnya.

3. Pengujian Rincian Transaksi

a. Memvouching catatan transaksi penjualan dan piutang ke transaksi pendukung

b. Melaksanakan pengujian pisah batas untuk penjualan dan retur penjualan

c. Melaksanakan pengujian pisah batas penerimaan kas

4. Pengujian Rincian Saldo

a. Mengkonfirmasi piutang usaha

5. Penyajian dan Pengungkapan

a. Mengkonfirmasi piutang yang ada dalam langkah pengujian rincian saldo. b. Membandingkan penyajian laporan dg IFRS6. File TransaksiPenjualan

7. JurnalPenjualan

8. File IndukPelanggan

9. File IndukPiutang Usaha

10. LaporanBulananPelanggan

Slip deposit yang disahkan

File transaksipenerimaankas

Jurnalpenerimaankas