Upload
andrey-hariyanto
View
23
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
abc
Citation preview
The Spiderwick Chronicles
Panduan Lapangan
Buku Pertama
Tony DiTerlizzi dan Holly Black
Edit & Convert: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2005
The Spiderwick Chronicles: THE FIELD GUIDE Copyright
2005 by Tony DiTerlizzi and Holly Black Published by
arrangement with Simon & Schuster Books for Young Readers,
an imprint of Simon & Schuster Children's Publishing Division
All rights reserved.
The Spiderwick Chronicles: PANDUAN LAPANGAN Alih
Bahasa: Donna Widjajanto
GM 106 04.001 Hak Cipta Terjemahan Indonesia: PT Gramedia
Pustaka Utama Jl. Palmerah Barat 33-37 Jakarta 10270
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Anggota IKAPI, Jakarta, Juni 2004
Cetakan kedua: Agustus 2006
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
DITERLIZZI, TONY dan HOLLY BLACK
The Spiderwick Chronicles: PANDUAN LAPANGAN/Tony
DiTerlizzi dan Holly Black; alih bahasa: Donna Widjajanto-cet.
1 -Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004
136 him; ilustrasi; 17 cm
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Judul asli: The Spiderwick Chronicles: THE FIELD GUIDE
ISBN 979-22-0867-4
I. Judul II. Widjajanto, Donna
Dicetak oleh Percetakan PT SUN Printing, Jakarta
Isi di luar tanggung jawab percetakan
Untuk nenekku, Melvina,
yang mengatakan aku seharusnya menulis buku seperti ini
dan kepada siapa kukatakan aku takkan melakukan nya
- H.B.
Untuk Arthur Rackham,
semoga kau terus memberi inspirasi kepada orang lain seperti
yang kaulakukan kepadaku
- T.D.
Daftar Ilustrasi Sehalaman Penuh 8
Surat dari Holly Black 10
Surat dari Anak-Anak Keluarga Grace 11
Peta Spiderwick Estate 12
Bab Satu: Ketika
Anak-Anak Keluarga Grace Tiba
di Rumah Baru Mereka 17
Bab Dua: Ketika
Dua Dinding Diselidiki dengan Berbagai
Metode yang Berbeda 31
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Bab Tiga: Ketika Banyak Teka-Teki
Bab Empat: Ketika
Ada Jawaban, meskipun Belum Tentu
Menjawab Pertanyaan yang Tepat 59
Bab Lima: Ketika
Jared Membaca Buku dan Memasang Perangkap 77
Bab Enam: Ketika
Mereka Menemukan Hal-Hal Tak Terduga
dalam Kotak Es 97
Bab Tujuh-. Ketika
Nasib Tikus-Tikus Diketahui 109
Tentang Tony DiTerlizzi dan Holly Black 128
Daftar Ilustrasi Sehalaman Penuh
Peta Spiderwick Estate dan Daerah Sekitarnya. 12
Lebih mirip selusin pondok. 16
"Mom?" 26
Derakan membuatnya terduduk kaget. 30
"Aku akan membongkar dinding." 36
Lift makanan mulai bergerak. 45
Jared tidak yakin dia berada di mana. 46
Jared melihat ke sekeliling ruangan. 48
"Kau ini apa?" 54
"Potong saja." 68
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Naik dan naik dan naik terus. 65
Tulisan tangan yang ditemukan Jared Grace
dalam perpustakaan lantai atas Arthur Spiderwick. 67
Hal yang paling aneh. 73
Dia hanya ingin terus membaca. 76
"Lihat ini." 85
Dari panduan lapangan. 87
Semuanya hening. 90
Dapur berantakan. 96
"Mom, aku tidak melakukannya." 101
Ada hal aneh lainnya. 105
"Mallory, jangan!" 108
"Asyik sekali di sini." 117
Kira_kira seukuran pensil. 124
"Buang buku itu." 126
Dear Pembaca,
Tony dan aku sudah, bersahabat bertahun-tahun, dan kami
berbagi kekaguman masa kecil yang sama kepada makhluk-
makhluk sejenis peri. Kami tidak menyadari pentingnya ikatan
itu atau bagaimana kekuatannya teruji.
Suatu hari Tony dan aku-bersama beberapa penulis lainnya-
sedang menandatangani buku di sebuah toko buku besar. Saat
acara itu selesai, kami tetap tinggal, membantu mengatur
buku-buku dan mengobrol, sampai seorang pelayan mendatangi
kami. Dia berkata ada surat yang ditinggalkan untuk kami. Saat
aku bertanya untuk siapa surat itu, kami kaget mendengar
jawabannya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Kalian berdua," katanya.
Surat itu disalin tepat sama dan dicantumkan di halaman
berikut. Tony menghabiskan waktu lama hanya menatap kertas
fotokopi yang terselipkan bersama surat itu. Lalu dengan suara
pelan, dia terus bertanya-tanya tentang isi naskah itu. Kami
buru-buru menulis surat balasan, memasukkannya ke amplop,
dan meminta si pelayan mengantarkannya kepada anak-anak
keluarga Grace.
Tidak lama setelahnya, sebuah paket tiba di pintu rumahku,
terikat pita merah. Beberapa hari berikutnya, tiga anak
membunyikan bel pintu, dan menceritakan semua ini kepadaku.
Apa yang terjadi setelahnya sulit dilukiskan. Tony dan aku
ditarik masuk ke dunia yang tidak benar-benar kami percayai.
Sekarang kami melihat bahwa makhluk-makhluk sejenis peri
lebih dari sekadar kisah masa kanak-kanak. Ada dunia tak
terlihat di sekeliling kita dan kami harap kau, pembaca yang
budiman, mau membuka mata untuk melihatnya.
-Holy Black-
Dear Mrs. Black dan Mr. DiTerlizzi:
Aku tahu banyak orang tidak percaya ada makhluk-makhluk
seperti peri, tapi aku percaya dan kurasa kalian juga. setelah
membaca buku-buku kalian, aku memberitahu saudara-
saudaraku tentang kalian dan kami memutuskan untuk menulis.
kami mengenal makhluk-makhluk seperti peri yang sebenarnya.
malah, kami tahu banyak tentang mereka.
Halaman yang kami sertakan ini adalah fotokopi dari buku tua
yang kami temukan di loteng rumah kami. fotokopinya tidak
bagus, karena kami tidak pandai menggunakan mesinnya. Buku
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
itu memberitahu orang cara mengenali makhlu-makhluk seperti
peri dan bagaimana melindungi diri mereka sendiri.
Maukah kalian memberikan buku ini kepada penerbit kalian?
kalau kalian bisa, tolong masukkan surat ke amplop ini dan
kembalikan ke toko. kami akan mencari jalan untuk
mengirimkan buku itu. pos biasa terlalu berbahaya.
Kami hanya ingin orang-orang tahu tentang ini. Apa yang
terjadi pada kami bisa terjadi pada siapa pun.
Salam hormat,
Malloy, Jared, dan Simon Grace
Bab Satu
Ketika Anak-anak Keluarga Grace tiba di rumah baru mereka
KALAU ada yang bertanya pada Jared Grace pekerjaan apa
yang akan dilakukan saudara laki-laki dan perempuannya saat
mereka dewasa, dia bisa menjawab dengan mudah. Dia akan
mengatakan saudara laki-lakinya, Simon, akan menjadi dokter
hewan atau penjinak singa. Dia akan bilang kakak
perempuannya, Mallory, akan menjadi atlet anggar olimpiade
atau masuk penjara karena menusuk orang dengan pedang. Tapi
dia tidak bisa mengatakan pekerjaan apa yang akan
dilakukannya saat dia dewasa nanti. Bukannya ada yang
bertanya padanya. Bukannya ada yang menanyakan pendapatnya
tentang apa pun juga.
Tentang rumah baru itu, misalnya. Jared Grace menatapnya
dan menyipitkan mata. Mungkin rumah itu akan tampak lebih
bagus kalau pandangannya kabur.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Itu pondok," kata Mallory, saat keluar dari station wagon.
Tapi rumah itu juga bukan benar-benar pondok. Rumah itu
lebih mirip selusin pondok disusun satu di atas yang lain. Ada
beberapa cerobong asap, dan di puncak semua susunan itu ada
sebaris pagar besi di atas atap seperti topi yang berkilat-kilat.
"Rumahnya tidak terlalu jelek," kata ibu mereka sambil
tersenyum sedikit terpaksa. "Gayanya ala era Victoria."
Simon, kembar identik Jared, tidak tampak sedih. Dia mungkin
memikirkan binatang-binatang yang bisa dipeliharanya
sekarang. Sebenar nya, mengingat apa yang dimasukkannya ke
dalam kamar tidur mungil mereka di New York, Jared berpikir
harus ada banyak kelinci, landak, dan berbagai binatang lain
untuk membuat Simon puas.
"Ayo, Jared," panggil Simon. Jared sadar mereka semua sudah
mendaki tangga depan dan dia sendirian di halaman,
memandangi rumah itu.
Pintu-pintunya berwarna abu-abu kusam, karena tua. Sisa-sisa
cat berwarna krem muda, tertinggal dalam retakan kayu dan di
sekitar engsel. Pengetuk pintu berbentuk kepala domba
berkarat tergantung pada satu paku berat di tengah pintu.
Ibu mereka memasukkan kunci ke lubangnya, memutarnya, dan
mendorong sekuat tenaga dengan bahunya. Pintu membuka
menunjukkan lorong remang-remang. Satu-satunya jendela
berada jauh di atas, setengah jalan menaiki tangga, dan kaca
hiasnya memberikan kilau merah yang menakutkan pada
dinding-dinding.
"Tampak tepat seperti yang kuingat," kata ibu mereka sambil
tersenyum.
"Tapi jauh lebih menakutkan," kata Mallory.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ibu mereka mendesah, tapi tidak bereaksi.
Lorong itu mengantar mereka ke ruang makan. Meja panjang
yang kusam karena bekas-bekas air merupakan satu-satunya
perabot. Langit-langitnya pecah di sana-sini dan lampu kandelar
tergantung pada kabel yang terkelupas.
"Bagaimana kalau kalian bertiga mulai membawa barang-barang
dari mobil?" kata ibu mereka.
"Ke dalam sini?" tanya Jared.
"Ya, ke dalam sini." Ibu mereka meletakkan kopernya ke meja,
mengabaikan kepulan debu. "Kalau bibi buyut kalian Lucmda
tidak mengizinkan kita tinggal, aku tidak tahu ke mana kita
harus pergi. Kita harus bersyukur."
Mereka bertiga tidak mengatakan apa-apa. Meskipun berusaha
keras, Jared sama sekali tidak bisa merasa bersyukur. Sejak
ayah mereka pergi, semuanya memburuk. Jared berkelahi di
sekolah, dan memar yang memudar di mata kirinya tidak
membiarkannya lupa. Tapi tempat ini-tempat inilah yang
terburuk sejauh ini.
"Jared," kata ibunya saat Jared berbalik untuk mengikuti
Simon keluar dan mengosongkan mobil.
"Apa?"
Ibunya menunggu sampai kedua anak lain mencapai lorong
sebelum bicara. "Inilah kesempatan untuk memulai lagi... bagi
kita semua. Oke?"
Jared mengangguk dengan segan. Dia tidak ingin ibunya
melanjutkan kata-katanya.
satu-satunya alasan Jared tidak dikeluarkan dari sekolah
adalah karena mereka memang akan pindah. Satu alasan lagi
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mengapa dia harus bersyukur. Tapi dia sama sekali tidak
merasa bersyukur.
Di luar, Mallory sudah menumpuk dua koper kecil di atas koper
besi besar. "Kudengar dia membuat dirinya sendiri kelaparan
sampai mati."
"Bibi Lucinda? Dia hanya tua," kata Simon. Tua dan gila."
Tapi Mallory menggeleng, "Aku mendengar obrolan Mom saat
menelepon. Dia memberi-tahu Paman Terrence bahwa Bibi Lucy
merasa orang-orang kerdil membawakan makanan untuknya."
"Apa yang kauharapkan? Dia tinggal di rumah sakit jiwa," kata
Jared.
Mallory melanjutkan seolah tidak mendengar adiknya. "Dia
memberitahu para dokternya bahwa makanan yang
diperolehnya lebih lezat daripada apa pun yang pernah mereka
makan."
"Kau mengarang-ngarang." Simon merangkak ke kursi belakang
dan membuka salah satu koper kecil.
Mallory mengangkat bahu. "Kalau dia meninggal, tempat ini
akan diwariskan kepada seseorang, dan kita harus pindah lagi."
"Mungkin kita bisa kembali ke kota," kata Jared.
"Kemungkinan besar," kata Simon. Dia mengeluarkan beberapa
kaus kaki yang menyelubungi stoples. "Oh, tidak! Jeffrey dan
Lemondrop lepas!"
"Mom sudah melarangmu membawa tikus-tikus itu," kata
Mallory. "Dia bilang sekarang kau bisa memelihara binatang
normal."
"Kalau aku melepaskan mereka, mereka akan terjebak lem tikus
atau apa," kata Simon, membalik kaus kaki itu, satu jarinya
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
keluar dari lubang. "Lagi pula, kau juga membawa semua sampah
peralatan anggar-mu!
"Ini bukan sampah," geram Mallory. "Dan peralatanku tidak
hidup."
"Diam!" Jared maju selangkah ke arah kakaknya.
"Hanya karena sebelah matamu hitam, bukan berarti aku tidak
berani membuat yang sebelah juga hitam." Mallory
mengibaskan rambutnya yang terikat ekor kuda saat mendekati
adiknya. Dia memberikan koper yang berat ke tangan Jared.
"Silakan bawa itu kalau kau begitu kuat."
Meskipun Jared tahu dia akan lebih besar dan kuat daripada
Mallory suatu hari nanti- saat kakaknya itu tidak lagi tiga belas
dan dia sendiri tidak lagi sembilan tahun-sulit
membayangkannya.
Jared berhasil membawa koper itu ke dalam rumah sebelum
menjatuhkannya. Dia pikir dia bisa menyeretnya ke tempat
tujuan kalau memang harus, dengan begitu kan tidak ada yang
menang. Tapi ketika sendirian di lorong rumah, Jared tidak lagi
ingat jalan menuju ruang makan. Dua lorong yang berbeda
berpencar dari lorong ini, berkelok entah ke mana di tengah
rumah itu.
"Mom?" Meskipun Jared ingin berteriak keras, suaranya
terdengar sangat pelan, bahkan bagi dirinya sendiri.
Tidak ada jawaban. Dia mencoba maju selangkah, lalu selangkah
lagi, sampai derakan papan di bawah kakinya menghentikannya.
Tepat saat dia berhenti, sesuatu di dalam dinding bergerak.
Jared bisa mendengarnya merangkak ke atas, sampai suara itu
menghilang di atas langit-langit. Jantung Jared berdebar
keras di dadanya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mungkin hanya bajing, katanya pada diri sendiri. Lagi pula,
rumah ini sepertinya akan roboh. Apa pun bisa tinggal di
dalamnya; mereka beruntung kalau tidak ada beruang di ruang
bawah tanah dan burung-burung di saluran pemanas ruangan.
Itu pun kalau tempat ini punya pemanas.
"Mom?" panggil Jared lagi, dengan suara yang bahkan lebih
pelan.
Lalu pintu di belakangnya terbuka dan Simon masuk, membawa
stoples-stoples dengan tikus abu-abu di dalamnya. Mallory
tepat di belakangnya, marah-marah.
"Aku mendengar sesuatu," kata Jared. "Dalam dinding."
"Apa?" tanya Simon.
"Aku tidak tahu...." Jared tidak ingin mengakui bahwa sesaat
dia berpikir yang didengarnya itu hantu. "Mungkin bajing."
Simon memperhatikan dinding dengan sangat tertarik. Kertas
dinding brokat emas tergantung lemas, terkelupas dan
berlubang di berbagai tempat. "Benarkah? Dalam rumah? Aku
selalu ingin punya bajing."
Sepertinya tidak ada yang menganggap apa yang berada dalam
dinding patut dikhawatirkan, jadi Jared tidak mengatakan apa-
apa lagi tentang hal itu. Tapi saat dia membawa koper itu ke
ruang makan, Jared tidak bisa menahan dirinya memikirkan
apartemen kecil mereka di New York dan keluarga mereka
sebelum perceraian. Dia berharap ini liburan pura-pura dan
bukan kehidupan nyata.
Bab 2
KETIKA Dua Dinding Diselidiki dengan Berbagai metode yang
Berbeda
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
LANGIT-LANGIT yang bocor membuat Semua kamar tidur di
lantai atas rusak parah kecuali tiga. Ibu mereka mendapat satu
kamar, Mallory mendapat satu kamar yang lain, dan Jared
serta Simon harus berbagi kamar yang ketiga.
Saat mereka selesai membongkar barang, bagian atas meja
rias dan meja di samping tempat tidur Simon penuh stoples.
Beberapa terisi ikan. Sisanya sesak dengan tikus, kadal, dan
binatang lain yang disimpan Simon dalam kandang berlumpur.
Ibu mereka mengatakan Simon boleh membawa apa saja
kecuali tikus. Dia merasa binatang itu menjijikkan karena
Simon menyelamatkan mereka dari perangkap di apartemen
Mrs. Levette, di bawah apartemen mereka.
Ibu mereka berpura-pura tidak melihat bahwa Simon toh
membawa tikus-tikus itu juga,
Jared berguling-guling resah di kasur yang kasar, menutupi
kepalanya erat-erat dengan bantal seolah berniat mencekik
dirinya sendiri, tapi tetap tak bisa tidur. Dia tidak keberatan
berbagi kamar dengan Simon, tapi berbagi kamar dengan
deretan kandang berisi binatang yang mengeluarkan suara
gemeresik, mencicit, dan mencakar lebih menakutkan daripada
tidur sendirian. Binatang-binatang itu membuatnya teringat
pada dinding. Dia berbagi kamar dengan Simon dan binatang-
binatang kecil di kota, tapi suara binatang-binatang itu
teredam latar suara mobil, sirene, serta orang-orang. Di sini,
semuanya tidak familier.
Derakan engsel membuatnya terduduk kaget. Ada bayangan di
ambang pintu, dengan gaun putih panjang yang tak berbentuk
serta rambut panjang berwarna gelap. Jared keluar dari
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
tempat tidur begitu cepat, sampai-sampai tidak sadar telah
melakukannya.
"Ini aku," bisik bayangan itu. Ternyata Mallory yang
mengenakan gaun tidur. "Kurasa aku mendengar bajingmu."
Jared berdiri dari posisi membungkuk, berusaha memutuskan
apakah bergerak begitu cepat berarti dia ketakutan atau
sekadar punya gerak refleks yang bagus. Simon mendengkur di
tempat tidur satu lagi.
Mallory berkacak pinggang. "Ayolah. Bajing itu tidak akan
menunggu kita menangkapnya."
Jared mengguncang bahu saudara kembarnya. "Simon. Bangun.
Peliharaan baru. Peliharaan baruuuuuuuuu."
Simon mengernyitkan wajah dan mengeluh, berusaha menarik
selimut ke atas kepalanya.
Mallory tertawa
"Simon." Jared membungkuk, membuat suaranya terdengar
sangat mendesak. "Bajing! Bajing!"
Simon membuka matanya dan memelototi mereka. "Aku tidur."
"Mom keluar ke toko untuk membeli susu dan sereal," kata
Mallory sambil menarik selimut dari pegangan adiknya. "Dia
bilang aku harus mengawasi kalian. Kita tidak punya banyak
waktu sebelum dia kembali."
Ketiga bersaudara itu mengendap-ngendap di lorong-lorong
gelap rumah baru mereka. Mallory memimpin, berjalan
beberapa langkah kemudian berhenti untuk mendengarkan.
Sesekali ada suara gesekan atau suara langkah-langkah kecil
dalam dinding.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Lalu langkah cepat itu semakin keras saat mendekati dapur.
Dalam wastafel dapur, Jared bisa melihat penggorengan kotor
dengan sisa-sisa makaroni keju yang mereka makan malam tadi.
"Kurasa dia di sini. Dengar," bisik Mallory.
Suara itu berhenti total.
Mallory mengambil sapu dan memegang tongkatnya seperti
pemukul bisbol. "Aku akan membongkar dinding," katanya.
"Mom akan melihat lubangnya saat dia pulang," kata Jared.
"Di rumah ini? Dia tidak akan sadar."
"Bagaimana kalau kau memukul bajing itu?" tanya Simon. "Kau
bisa menyakiti -"
"Sstt," kata Mallory. Dia menyeberangi dapur dengan kaki
telanjang dan mengayunkan tongkat sapu ke dinding. Pukulan
itu menembus plester dinding, menaburkan debu seperti
tepung. Debu itu mengotori rambut Mallory, membuatnya
semakin mirip hantu. Dia meraih ke dalam lubang dan
mematahkan sepotong dinding.
Jared mendekat. Dia bisa merasakan bulu-bulu halus di
lengannya berdiri.
Potongan-potongan kain mengisi bagian di antara dinding. Saat
Mallory menarik keluar semakin banyak potongan dan benda
lain mulai tampak. Sisa gorden. Secabik sutra kusam dan renda.
Jarum yang lurus tertanam dalam kayu dinding di kedua sisi,
membuat garis berkelok yang aneh. Kepala boneka tergolek di
satu sisi. Kecoak mati teruntai seperti karangan bunga. Boneka
prajurit kecil dengan tangan dan kaki yang meleleh bertebaran
di seantero papan seperti pasukan yang kalah.
Pecahan cermin yang tajam berkilau dari tempat mereka,
ditempel dengan sisa permen karet.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mallory merogoh ke dalam sarang itu dan mengeluarkan medali
anggar. Me-dali itu terbuat dari perak dengan pita biru yang
tebal. "Ini milikku."
"Bajing itu pasti mencurinya," kata Simon.
"Tidak-ini terlalu aneh," kata Jared. "Dianna Beckley punya
musang jinak dan mereka suka mencuri boneka Barbie-nya,"
jawab Simon. "Dan banyak binatang yang suka benda-benda
berkilauan."
"Tapi lihat." Jared menunjuk ke arah kecoak-kecoak. "Musang
apa yang membuat kalung menjijikkan untuk dirinya sendiri?"
"Ayo keluarkan benda-benda ini," kata Mallory. "Mungkin kalau
tidak punya sarang, dia akan lebih mudah diusir keluar rumah."
Jared ragu-ragu. Dia tidak ingin merogoh ke dalam lubang itu
dan meraba-raba. Bagaimana kalau bajing itu masih di dalam
lalu menggigitnya? Mungkin pengetahuannya tidak banyak, tapi
dia benar-benar merasa bajing biasanya tidak semenakutkan
ini. "Kurasa sebaiknya kita tidak melakukan itu," katanya.
Mallory tidak mendengarkan. Dia sibuk menarik tempat
sampah. Simon mulai mengeluarkan berlembar-lembar kain
berjamur.
"Tidak ada kotoran juga. Aneh." Simon membuang kain yang
dipegangnya dan mengeluarkan segenggam kain lagi. Saat
melihat prajurit-prajurit kecil itu dia berhenti. "Prajurit-
prajurit ini keren kan, Jared?"
Jared terpaksa mengangguk. "Tapi lebih bagus kalau masih
punya tangan sih."
Simon memasukkan beberapa boneka prajurit ke kantong
piamanya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Simon?" tanya Jared. "Kau pernah mendengar binatang
seperti ini? Maksudku, beberapa benda ini benar-benar aneh,
kan? Sepertinya bajing ini sama gilanya dengan Bibi Lucy."
"Yeah, benar-benar gila," kata Simon, lalu terkekeh.
Mallory menggerutu, lalu tiba-tiba terdiam. "Aku
mendengarnya lagi." "Apa?" tanya Jared.
"Suara itu. Sstt. Di situ." Mallory mengangkat sapunya lagi.
"Diam," bisik Simon.
"Kita berdua memang diam," desis Mallory. "Sstt," kata Jared.
Mereka bertiga mengendap-ngendap ke tempat asal suara itu,
tepat saat suara itu berubah. Bukannya mendengar ketak-ketik
kuku-kuku kecil di atas kayu, mereka bisa mendengar kuku
menggesek besi.
"Lihat." Simon membungkuk untuk menyentuh pintu geser kecil
yang terpasang di dinding.
"Ini lift makanan," kata Mallory. "Para pelayan menggunakannya
untuk mengirim nampan sarapan dan lain-lain ke atas. Pasti ada
pintu lain seperti ini di salah satu kamar tidur."
"Binatang itu sepertinya berada dalam lubang lift," kata Jared.
Mallory membungkuk memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam
kotak besi. "Terlalu kecil untukku. Salah satu dan kalian yang
harus pergi."
Simon menatap kakaknya dengan ragu-ragu. "Wah, tidak tahu
deh. Bagaimana kalau talinya tidak terlalu kuat lagi?"
"Jatuhnya tidak tinggi," kata Mallory, dan kedua adiknya
memandangnya dengan kaget.
"Oh, baiklah, aku pergi." Jared senang ber-
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
hasil menemukan sesuatu yang tak bisa dilakukan Mallory.
Kakaknya itu tampak agak kecewa. Simon hanya tampak
khawatir.
Bagian dalam kotak lift makanan itu kotor dan aromanya
seperti kayu tua. Jared melipat kakinya dan menundukkan
kepalanya. Dia bisa masuk, tapi sangat pas.
"Memangnya bajing itu masih ada di lift makanan, ya?" Suara
Simon terdengar kecil dan jauh.
"Entahlah," kata Jared pelan, mendengarkan gema suaranya
sendiri. "Aku tidak mendengar apa-apa."
Mallory menarik talinya. Dengan sedikit sentakan dan getaran,
lift makanan itu mulai membawa Jared naik di dalam dinding.
"Apakah kau bisa melihat sesuatu?"
"Tidak," jawab Jared. Dia bisa mendengar suara gemeresik itu,
tapi rasanya dari tempat yang jauh. "Gelap total."
Mallory mengerek lift makanan itu turun kembali. "Pasti ada
lilin entah di mana." Dia membuka beberapa laci sampai
menemukan sepotong lilin putik dan stoples bertutup. Lalu dia
memutar kenop kompor, menyalakan lilin itu dari salah satu
kompor gas, meneteskan lilinnya dalam stoples, dan menekan
lilin supaya berdiri dalam stoples. "Ini Jared. Pegang ini."
"Mallory, aku bahkan tidak mendengar apa-apa lagi," kata
Simon.
"Mungkin bajing itu bersembunyi," kata Mallory, dan menarik
tali.
Jared berusaha memasukkan dirinya lebih dalam ke lift
makanan itu, tapi tidak ada ruangan lagi. Dia ingin mengatakan
pada saudara-saudaranya bahwa tindakan ini bodoh dan dia
takut, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia malah
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
membiarkan dirinya diangkat ke kegelapan, memegang lentera
darurat itu.
Kotak besi itu naik beberapa meter dalam dinding. Cahaya lilin
tersebut membuat lingkaran kecil, membuat benda-benda jadi
berbayang tak jelas. Si bajing bisa saja berada tepat di
sebelah Jared, nyaris menyentuhnya, dan Jared sama sekali
tidak tahu.
"Aku tidak melihat apa-apa," katanya ke bawah, tapi dia tidak
yakin ada yang mendengarnya.
Lift itu naik perlahan. Jared merasa tak bisa bernapas.
Lututnya menekan dada, dan kakinya kram karena terlipat
begitu lama. Dia ingin tahu apakah lilin itu mengisap semua
oksigen yang ada.
Lalu, dengan sentakan, lift makanan itu berhenti. Ada yang
menggesek kotak besi itu.
"Tidak bisa lebih tinggi lagi," teriak Mallory dari lorong di
bawah. "Apakah kau melihat sesuatu?"
"Tidak," kata Jared. "Rasanya lift ini terjepit."
Ada suara gemeresik lagi sekarang, seolah ada yang berusaha
menggali menembus langit-langit lift makanan. Jared berteriak
dan berusaha memukul dari dalam, berusaha membuat binatang
itu takut.
Tapi tiba-tiba lift makanan itu naik beberapa meter lagi dan
kembali berhenti, kali ini dalam ruangan yang remang-remang
diterangi cahaya bulan dari satu jendela kecil.
Jared merangkak keluar kotak lift. "Aku sampai! Aku sudah di
atas!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ruangan itu berlangit-langit rendah, dan dinding-dindingnya
ditutupi rak buku. Saat memandang ke sekelilingnya, Jared
sadar tidak ada pintu.
Tiba-tiba Jared tidak yakin dia berada di mana.
Bab Tiga
KETIKA Banyak Teka-Teki
JARED melihat ke sekeliling ruangan. Tempat itu perpustakaan
kecil, dengan meja besar di tengahnya. Cahaya lilin Jared
menerangi buku terbuka dan kacamata bulat model lama di
meja itu. Jared mendekat. Cahaya remang-remang lilinnya
menerangi satu judul setiap kalinya saat dia menelusuri rak-
rak. Semuanya aneh: Sejarah Dwarf Scott, Ringkasan
Kunjungan Brownie dari Seluruh Dunia, dan Anatomi Serangga
dan Makhluk-Makhluk yang Bisa Terbang Lainnya. Buku aneh
tentang dwarf, kurcaci yang pandai besi, dan brownie, peri
penunggu rumah yang baik hati.
Koleksi stoples kaca berisi buah beri, tanaman yang
dikeringkan, dan satu yang berisi batu-batu sungai yang
membosankan berdiri di sisi meja. Di dekatnya sketsa cat air
menggambarkan gadis kecil dan seorang pria bermain di
halaman. Tatapan Jared tertumbuk pada catatan di atas buku
terbuka, kedua benda itu diselimuti lapisan debu. Kertas itu
menguning karena tua, tapi tulisan tangan di atasnya berisi
puisi singkat yang aneh.
Dalam bagian atas tubuh manusia akan kautemukan Rahasiaku
untuk seluruh umat manusia Kalau salah dan benar sama saja
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Sebentar lagi kau tahu ketenaranku Naik dan naik dan naik
terus Semoga beruntung sahabatku
Jared mengambilnya dan membacanya dengan cermat. Seolah
kertas itu pesan yang ditinggalkan di sana baginya Tapi oleh
siapa? Apa arti puisi itu?
Dia mendengar teriakan dari bawah. "Mallory! Simon! Kenapa
kalian belum tidur?"
Jared mengeluh. Sepertinya Mom sudah kembali dari toko saat
ini.
"Ada bajing dalam dinding." Jared bisa mendengar jawaban
Mallory.
Ibu mereka memotong. "Di mana Jared?"
Kedua saudaranya tidak menjawab.
"Turunkan lift makanan itu. Kalau saudara kalian di dalam
sana..."
Jared lari tepat saatnya untuk melihat kotak itu menghilang ke
dalam dinding. Cahaya lilinnya berkedip karena terciprat
lelehan lilin karena gerakannya yang tiba-tiba, tapi tidak mati.
"Lihat?" kata Simon lemas.
Lift makanan itu pasti muncul kosong.
"Well, kalau begitu di mana dia?"
"Aku tidak tahu," kata Mallory. "Di tempat tidur sedang
tidur?"
Ibu mereka mengeluh. "Well, ayo, kalian berdua, bergabunglah
dengannya. Sekarang!"
Jared mendengarkan langkah mereka menjauh. Mereka harus
menunggu beberapa saat sebelum menyelinap kembali untuk
menurunkannya. Itu, kalau mereka tidak berpikir bahwa lilt
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
makanan itu membawanya ke atas. Mereka mungkin kaget tidak
menemukannya di tempat tidur. Bagaimana mereka bisa tahu
dia terperangkap dalam ruangan tanpa pintu?
Ada suara gemeresik di belakangnya. Jared berbalik. Suara itu
datang dari meja.
Saat mengangkat lilinnya, Jared melihat ada sesuatu yang
tertulis pada debu meja itu. Sesuatu yang tidak ada
sebelumnya.
Tuk, tuk, perhatikan belakangmu.
Jared terlompat, membuat cahaya lilinnya berkedip. Lelehan
lilin mematikan cahayanya. Dia berdiri dalam kegelapan, begitu
ketakutan sampai tak bisa bergerak. Ada sesuatu di sini, di
dalam ruangan ini, dan dia bisa menulis!
Jared mundur ke lubang lift yang kosong, menggigit bagian
dalam bibirnya supaya tidak berteriak. Dia bisa mendengar
gemeresik kantong-kantong belanja di bawah saat ibunya
membongkar belanjaan.
"Apa di situ?" bisiknya ke kegelapan. "Kau ini apa?"
Hanya keheningan yang menjawabnya.
"Aku tahu kau di sana," kata Jared.
Tapi tidak ada yang menjawab dan tidak ada suara gemeresik
lagi.
Lalu Jared mendengar langkah ibunya menaiki tangga, suara
pintu, dan tidak ada suara lagi. Tidak ada suara apa-apa kecuali
keheningan yang begitu tebal dan berat sehingga terasa
mencekik lehernya. Jared merasa bahkan bernapas terlalu
keras akan memberitahu di mana lokasinya. Kapan saja makhluk
itu bisa menyerangnya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ada derit dari dalam dinding. Dengan terkejut, Jared
menjatuhkan stoplesnya, lalu sadar itu hanya suara derit lift
makanan. Dia meraba-raba mencari jalan dalam kegelapan.
"Masuk," bisik kakaknya ke lorong lift.
Jared masuk ke dalam kotak besi itu. Dia begitu lega sehingga
nyaris tidak menyadari perjalanan turun ke dapur.
Begitu keluar, dia mulai bicara.
"Ada perpustakaan! Perpustakaan rahasia dengan buku-buku
aneh. Dan ada sesuatu di dalam sana-dia menulis di debu."
"Sstt, Jared," kata Simon. "Mom akan mendengar kita."
Jared mengangkat potongan kertas ber-tuliskan puisi itu.
"Lihat ini. Ada semacan! petunjuk di dalamnya."
"Apakah kau melihat sesuatu?" tanya Mallory.
"Aku melihat pesan di deb u itu. Katanya 'perhatikan
belakangmu," jawab Jared kesal.
Mallory menggeleng. "Itu bisa saja tertulis bertahun-tahun
yang lalu."
"Tidak," Jared berkeras. "Aku melihat meja itu dan tidak ada
tulisan di sana sebelumnya."
"Tenang," kata Mallory.
"Mallory, aku melihatnya!"
Mallory merenggut bagian depan kaus Jared, "Diam!"
"Mallory! Lepaskan adikmu!" Ibu mereka berdiri di puncak
tangga dapur yang sempit, ekspresinya sama sekali tidak
senang. "Kupikir kita sudah membicarakan ini. Kalau aku
melihat salah satu dari kalian di luar tempat tidur, aku akan
mengunci kamar kalian."
Mallory melepaskan kaus Jared sambil melotot.
"Bagaimana kalau kami perlu ke kamar mandi?" tanya Simon.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Ayo, tidur," kata ibu mereka.
Saat mereka sampai di lantai atas, Jared dan Simon pergi ke
kamar mereka. Jared menarik selimut menutupi kepala dan
menutup mata rapat-rapat.
"Aku percaya padamu... tentang catatan itu dan sebagainya,"
bisik Simon, tapi Jared tidak menjawab. Dia hanya senang
sudah berada di tempat tidurnya lagi. Dia ingin bisa tinggal di
sana sepanjang minggu.
Bab Empat
KETIKA Ada Jawaban, meskipun Belum Tentu Menjawab
Pertanyaan yang Tepat
JARED terbangun mendengar teriakan Mallory. Dia melompat
keluar dari tempat tidur dan berlari ke lorong, melewati
Simon, dan masuk ke kamar kakaknya. Untaian-untaian panjang
rambut Mallory terikat ke kepala tempat tidurnya yang
terbuat dari kuningan. Wajahnya merah, tapi yang terburuk
adalah memar-memar dengan pola aneh di sekujur lengannya.
Ibu mereka duduk di tempat tidur, jari-jarinya berusaha
melepaskan ikatan rambut Mallory.
"Apa yang terjadi?" tanya Jared.
"Potong saja," isak Mallory. "Gunting saja. Aku ingini keluar
dari tempat tidur ini! Aku ingin keluar dari rumah ini! Aku benci
tempat ini!" "Siapa yang melakukan ini? Ibu mereka menatap
Jared dengan marah.
"Aku tidak tahu!" Jared melirik Simon yang berdiri di ambang
pintu, tampak bi-ngung. Pasti makhluk dalam dinding itu.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ibu mereka melotot. Sangat menakutkan. "Jared Grace, aku
melihatmu bertengkar dengan kakakmu kemarin malam!"
"Mom, aku tidak melakukannya. Sumpah." Jared kaget ibunya
berpikir dia bisa melakukan sesuatu seperti ini. Dia dan
Mallory selalu bertengkar, tapi itu tidak berarti apa-apa.
"Ambil gunting, Mom!" jerit Mallory.
"Kalian berdua. Keluar. Jared, aku akan bicara denganmu
nanti." Mrs. Grace kembali mengurus putrinya.
Jared keluar kamar, jantungnya berdebar keras. Saat
memikirkan rambut Mallory yang terikat, tubuh Jared
gemetar.
"Kaupikir makhluk itu yang melakukannya, kan?" Simon
bertanya saat mereka masuk kamar tidur.
Jared menatap saudaranya dengan cemas. "Kau?"
Simon mengangguk.
"Aku terus memikirkan puisi yang kutemukan itu," kata Jared.
"Itu satu-satunya petunjuk yang kita miliki."
"Bagaimana puisi bodoh itu bisa membantu kita?"
"Aku tidak tahu." Jared mengeluh. "Kau kan yang pintar.
Seharusnya kau yang mencari tahu."
"Bagaimana bisa tidak ada yang terjadi pada kita? Atau Mom?"
Jared bahkan belum memikirkan itu. "Aku tidak tahu," katanya
lagi.
Simon menatapnya sedih.
"Well? Menurutimu bagaimana?" tanya Jared.
Simon melangkah ke pintu. "Aku tidak tahu. Aku akan mencoba
menangkap jangkrik saja."
Jared melihat saudaranya pergi dan bertanya-tanya apa yang
bisa dilakukannya. Apakah dia bisa menyelesaikan ini sendirian?
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Sambil berpakaian, dia memikirkan puisi itu. "Naik dan naik dan
naik terus" adalah baris yang paling sederhana, tapi
sebenarnya apa artinya? Naik dalam rumah? Naik ke atap?
Naik pohon? Mungkin puisi itu hanya sesuatu yang disimpan
seorang saudara tua yang sudah meninggal - sesuatu yang sama
sekali tidak akan membantu.
Tapi karena Simon sibuk memberi makan peliharaannya dan
Mallory sedang dibebaskan dari tempat tidurnya, Jared tidak
punya pekerjaan selain mencari tahu sejauh mana "naik dan
naik dan naik terus" harus dijalaninya.
Jadi, baiklah. Mungkin baris itu bukanlah yang paling mudah.
Tapi Jared merasa tidak ada ruginya naik, melewati lantai
kedua, ke loteng.
Tangganya sudah sangat tua dan catnya sudah hilang, dan
beberapa kali anak tangga yang diinjaknya berderak begitu
dramatis sehingga Jared takut anak tangga itu patah karena
berat tubuhnya.
Loteng merupakan ruangan luas dengan langit-langit miring dan
lubang menganga di satu sisi lantai. Melalui lubang itu, Jared
bisa melihat salah satu kamar tidur yang tak bisa digunakan di
bawah.
Tas-tas pakaian tua tergantung di gantungan pakaian dari
kawat tipis yang terbentang di sisi lebar loteng. Berbagai
rumah burung tergantung mantap di kasau dan ma-nekin tukang
jahit berdiri di salah satu sudut, topi menutupi kepalanya yang
seperti kenop. Dan di tengah ruangan ada tangga putar.
Naik dan naik dan naik terus. Jared naik dua anak tangga sekali
langkah.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ruangan yang dimasukinya terang dan kecil. Ada jendela di
semua sisinya, dan saat melihat ke luar, Jared bisa melihat
genteng yang pecah-pecah dan kusam di atap di bawahnya. Dia
bisa melihat station wagon ibunya di jalan berkerikil. Dia
bahkan bisa melihat rumah kereta dan halaman luas yang
berbatasan dengan hutan. Ini pasti bagian rumah yang memiliki
pagar besi aneh di atasnya. Tempat yang hebat! Bahkan
Mallory pun pasti kagum kalau Jared mengajaknya ke sini.
Mungkin bisa membuatnya tidak begitu ke-sal karena
rambutnya
Tidak banyak benda dalam ruangan itu. Koper tua, bangku kecil,
gramafon Victrola tua, dan gulungan kain yang sudah lusuh.
Jared duduk, mengeluarkan puisi lusuh itu dari kantongnya, dan
membacanya se kali lagi. "Dalam bagian atas tubuh manusia
akan kautemukan, rahasiaku untuk seluruh umat manusia."
Baris-baris itu memusingkannya. Dia tidak ingin menemukan
tubuh tua yang sudah mati, meskipun ada sesuatu yang benar-
benar keren di dalamnya.
Sinar matahari yang kuning keemasan menerangi lantai dan
meyakinkannya. Dalam film-film, hal-hal buruk jarang terjadi di
tengah hari yang cerah, tapi dia tetap ragu-ragu membuka
koper itu.
Mungkin seharusnya dia keluar dan mengajak Simon ikut
dengannya. Tapi bagaimana kalau koper itu kosong? Atau
bagaimana kalau puisi itu tidak ada hubungannya dengan
memar-memar dan rambut Mallory yang terikat?
Tidak tahu apa lagi yang harus dilakukannya, Jared berlutut
dan menyingkirkan sarang labah-labah dan debu dari atas
koper. Pita besi yang berkarat mengikat kulit yang membusuk.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Paling tidak dia bisa melihat. Mungkin petunjuk akan lebih jelas
kalau dia tahu apa isinya.
Sambil menarik napas, Jared mendorong tutupnya. Koper itu
penuh pakaian yang sudah habis dimakan kutu. Di bawahnya ada
jam saku berantai panjang, topi yang sudah rusak, dan kantong
kulit penuh pensil tua yang aneh dan potongan-potongan batu
bara.
Tidak satu pun barang di dalam koper itu yang mirip rahasia,
bagi umat manusia atau siapa pun.
Tidak ada yang mirip dengan tubuh mati juga.
"Dalam bagian atas tubuh manusia, akan kautemukan rahasiaku
untuk seluruh umat manusia."
Jared memandang isi koper itu lagi, dan tersadar.
Dia sedang memandang koper-chest, yang juga berarti dada.
Bagian atas tubuh manusia kan dadanya.
Jared mengeluh frustrasi. Bagaimana dia bisa benar tapi tidak
menemukan apa-apa? Tidak ada yang menarik dalam koper itu,
dan baris-baris lain dalam puisi itu juga tidak berarti apa-apa.
"Kalau salah dan benar sama saja, sebentar lagi kau tahu
ketenaranku." Bagaimana itu bisa berarti sesuatu yang nyata?
Sepertinya itu permainan kata.
Apa yang bisa salah? Sesuatu tentang situasi ini? Sesuatu
tentang barang-barang dalam koper? Koper itu sendiri? Jared
memikirkan koper itu, dan koper tersebut membuatnya
memikirkan bajak laut di pantai, mengubur harta karun di
bawah pasir yang dingin.
Terkubur di bawah! Bukan koper yang salah, tapi koper ini
memiliki dasar tipuan! Saat memperhatikan dengan cermat,
Jared bisa melihat bagian dalam sepertinya lebih tinggi
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
daripada seharusnya. Apakah dia sudah menyelesaikan teka-
tekinya?
Jared berlutut dan mulai menekan di sekeliling koper, meraba-
raba lapisan debu mencari alat yang bisa membuatnya membuka
kompartemen rahasia itu. Saat tidak menemukan apa-apa, dia
mulai menyentuh bagian luarnya, mengais-ngais sekujur kotak
itu. Akhirnya, saat menekan sisi kiri dengan tiga jarinya,
kompartemen terbuka.
Begitu gembira tanpa alasan, Jared merogoh. Satu-satunya
yang dia temukan di sana adalah bungkusan segi empat,
terbungkus kain kotor. Jared mengeluarkannya, melepaskan
ikatannya, dan mulai membuka bungkusan yang ternyata isinya
buku tua rapuh beraroma seperti kertas terbakar. Tercetak
timbul di atas kulit cokelat, judulnya: Panduan Lapangan Arthur
Spiderwick bagi Dunia Fantastis di Sekitarmu.
Ujung-ujung sampulnya sudah rusak, dan saat membukanya,
Jared melihat buku itu penuh lukisan cat air. Tulisannya dari
tinta, yang sudah memudar dan berbintik-bintik karena usia
dan kerusakan karena air. Dia membuka-buka halamannya
dengan cepat, melirik catatan yang diselipkan di dalamnya.
Tulisan itu berukir-ukir seperti tulisan dalam buku puisi.
Tapi yang paling aneh adalah subjek buku tersebut. Buku itu
penuh informasi tentang makhluk-makhluk seperti peri.
BAb Lima
KETIKA Jared Membaca Buku dan Memasang Perangkap
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
MALLORY dan Simon di luar di halaman, berlatih anggar, saat
Jared menemukan mereka. Ujung rambut Mallory yang diikat
ekor kuda keluar dari bagian belakang helm anggarnya, dan
Jared bisa melihat ekor kuda itu lebih pendek daripada
biasanya. Dia sepertinya berusaha mengganti kelemahannya
tadi pagi dengan main anggar secara ganas. Simon sepertinya
sama sekali tidak bisa menyerang. Dia tersudut ke sisi rumah
kereta yang sudah rusak, gerakan-gerakannya mulai putus asa.
"Aku menemukan sesuatu!" teriak Jared.
Kepala Simon yang berhelm menoleh. Mallory mengambil
kesempatan itu untuk menyerang, menekankan ujung karet
bilah anggarnya ke dada adiknya.
"Tiga-kosong," kata Mallory. "Aku menga-lahkanmu."
"Kau curang," keluh Simon. "Kau membiarkan perhatianmu
teralih," balas Mallory. Simon melepaskan helm dari kepalanya,
menjatuhkannya, dan memandang Jared. "Terima kasih
banyak," katanya sinis
"Maaf," kata Jared otomatis.
"Kaulah yang selalu melawan Mallory. Aku ke sini hanya untuk
menangkap kecebong." Simon memandang marah.
"Well, aku sibuk. Hanya karena aku tidak punya binatang-
binatang bodoh yang harus diurus bukan berarti aku tidak bisa
sibuk," balas Jared.
"Diam, kalian berdua." Mallory melepaskan helmnya sendiri.
Wajahnya merah. "Apa yang kautemukan ? "
Jared berusaha merasakan sebagian kegembiraan tadi. "Buku
di loteng. Tentang makhluk-makhluk seperti peri, yang sung-
guhan. Lihat, mereka jelek."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mallory mengambil buku itu dari tangan Jared dan membalik-
balik halamannya. "Ini bacaan bayi. Buku cerita."
"Bukan," kata Jared tersinggung. "Ini panduan lapangan. Tahu
kan, seperti untuk pengamat burung. Jadi kau tahu bagaimana
cara mengetahui jenis burung yang berbe da."
"Kaupikir makhluk seperti ini yang mengikat rambutku ke
tempat tidur?" tanya Mallory.
"Mom rasa kau yang melakukannya. Dia merasa kau bertingkah
aneh sejak Dad. pergi. Misalnya terlibat perkelahian di
sekolah." Simon diam saja.
"Tapi kau tidak merasa seperti itu." Jared berharap Mallory
akan menyetujui kata-katanya. "Lagi pula malah kau yang selalu
terlibat perkelahian."
Mallory menghirup napas panjang. "Kurasa kau tidak cukup
bodoh untuk melakukannya," katanya, mengangkat tinju untuk
menunjukkan apa yang akan dilakukannya pada apa pun yang
mengikat rambutnya. "Tapi aku juga merasa bukan makhluk
seperti peri yang melakukannya."
Saat makan malam, tidak seperti biasa, ibu mereka diam saat
memotong ayam dan menyendok kentang tumbuk ke piring-
piring mereka. Mallory juga tidak banyak bicara, tapi Simon
terus bercerita tentang kecebong-kecebong yang
ditemukannya dan bagaimana mereka akan segera menjadi
katak karena mereka sudah punya kaki-kaki kecil.
Jared sudah melihat mereka. Mereka masih butuh waktu lama
untuk jadi katak. Apa yang disebut Simon sebagai kaki-kaki
lebih mirip sirip ikan.
"Mom?" kata Jared akhirnya. "Apakah kita punya saudara
bernama Arthur?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Ibu mereka mendongak dari piringnya dan menatap curiga.
"Tidak. Kurasa tidak. Kenapa kau bertanya?"
"Aku hanya ingin tahu," gumam Jared. "Bagaimana dengan nama
Spiderwick?"
"Itu nama keluarga bibi buyutmu, Lucinda," kata ibunya. "Itu
nama gadis ibuku. Mungkin Arthur salah satu saudaranya. Nah,
sekarang beritahu aku kenapa kau ingin tahu semua ini?"
"Aku menemukan beberapa barangnya di loteng-itu saja," kata
Jared.
"Di loteng!" Ibunya nyaris menumpahkan es tehnya. "Jared
Grace, seperti yang kau sudah tahu, setengah dari lantai dua
begitu rapuhnya sampai kalau kau salah melangkah, kau akan
menemukan dirimu di ruang duduk lantai bawah."
"Aku tetap berada di sisi yang aman," protes Jared.
"Kita tidak tahu apakah ada sisi yang aman di loteng. Aku tidak
ingin kalian bermain di sana, terutama kau," katanya sampai
menatap Jared lekat-lekat.
Jared menggigit bibirnya. Terutama kau. Jared tidak
mengatakan apa-apa sepanjang sisa makan malam.
"Apakah kau akan membaca sepanjang malam?" tanya Simon.
Dia duduk di sisi kamar bagiannya. Jeffrey dan Lemondrop
berlarian di atas selimut, dan kecebong-kecebong barunya
disimpan dalam stoples di sebelah stoples ikan.
"Memangnya kenapa kalau aku mau?" tanya Jared. Dengan
setiap halaman yang rapuh, Jared mempelajari fakta yang
aneh. Bisakah ada brownie dalam rumahnya? Pixie-peri nakal di
halamannya? Nixie - peri air di sungai kecil di belakang rumah?
Buku itu membuat mereka begitu nyata. Dia tidak ingin bicara
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dengan siapa pun saat ini, bahkan Simon sekalipun. Dia hanya
ingin terus membaca.
"Aku tak tahu," kata Simon. "Kupikir mungkin kau sudah bosan
sekarang. Biasanya kau tidak suka membaca."
Jared mendongak dan mengerjapkan mata. Benar. Simon-lah
yang suka membaca. Jared biasanya hanya terlibat masalah.
Dia membalik halaman. "Aku bisa membaca kalau mau."
Simon menguap. "Apakah kau tidak takut tidur? Maksudku
takut pada apa yang mungkin terjadi malam ini?"
"Lihat ini." Jared membalik halaman di bagian depan buku. "Ini
makhluk bernama brownie - "
"Seperti kue?"
"Aku tidak tahu," kata Jared. "Seperti ini. Lihat." Dia
mendorong buku itu ke depan Simon. Di halaman yang
menguning terdapat lukisan pria kecil, berpose dengan
kemoceng yang terbuat dari kok bulutangkis dan jarum lurus.
Di sebelahnya terdapat sosok bungkuk, juga kecil, tapi yang ini
membawa pecahan kaca.
"Apa itu?" Simon menunjuk sosok yang kedua, mulai tertarik.
"Si Arthur ini bilang ini boggart-kurcaci yang jahat. Lihat,
brownie sangat suka menolong, tapi kalau kau membuat mereka
marah, mereka bisa gila. Mereka mulai melakukar berbagai
kejahatan dan kau tidak bisa menghentikan mereka. Mereka
menjadi boggart Kurasa itulah yang ada di rumah ini sekarang."
"Kaupikir kita membuatnya marah karena merusak rumahnya?"
"Yeah, mungkin. Atau mungkin dia sudah marah sebelumnya.
Maksudku, lihat makhluk ini"-Jared menunjuk gambar kurcaci-
"dia bukan tipe makhluk yang suka tinggal di rumah aneh yang
didekorasi serangga mati."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Simon mengangguk, memandang gambar-gambar itu. "Karena
kau menemukan buku ini dalam rumah," katanya, "apakah
kaupikir ini lukisan boggart kita?"
"Wah, aku belum memikirkannya," kata Jared pelan. "Tapi
masuk akal."
"Apakah buku itu menjelaskan apa yang harus kita lakukan?"
Jared menggeleng. "Buku itu menjelaskan berbagai cara
menangkapnya. Bukan benar-benar menangkapnya, tapi
melihatnya... atau mendapat bukti."
"Jared." Simon agak ragu. "Mom menyuruhmu menutup pintu
dan tinggal di dalam sini. Hal terakhir yang dia butuhkan adalah
satu alasan lagi untuk percaya bahwa kau yang menyerang
Mallory."
"Tapi dia toh sudah menganggap aku yang melakukannya. Kalau
ada sesuatu yang terjadi malam ini, dia juga pasti merasa aku
yang melakukannya."
"Tidak akan. Aku akan memberitahunya kau ada di sini
sepanjang malam. Lagi pula, dengan begitu kita bisa meyakinkan
tidak ada yang terjadi pada salah satu dari kita."
"Bagaimana dengan Mallory?" tanya Jared.
Simon mengangkat bahu. "Aku melihat dia pergi tidur dengan
salah satu anggarnya. Aku tidak mau macam-macam
dengannya."
"Yeah." Jared naik ke tempat tidur dan membuka buku itu lagi.
"Aku hanya akan membaca sedikit lagi."
Simon mengangguk dan berdiri untuk mengembalikan tikus-
tikusnya ke kandang mereka. Lalu dia naik ke tempat tidur dan
menarik selimut menutupi kepalanya sambil bergumam,
"Selamat malam."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Saat Jared membaca, setiap halaman membawanya semakin
dalam ke dunia ajaib hutan dan sungai, hidup karena penuh
makhluk yang sepertinya begitu dekat sehingga dia bisa
mengelus sisi tubuh putri duyung yang licin dan bersisik. Dia
nyaris bisa merasakan kehangatan napas troll dan mendengar
gemuruh pekerjaan dwarf si kurcaci pandai besi.
Saat dia membuka halaman terakhir, malam sudah larut. Simon
bergelung dalam selimutnya jadi Jared hanya bisa melihat
puncak kepalanya. Jared mendengarkan dengan saksama, tapi
satu-satunya suara dalam rumah adalah suara angin di atap di
atas mereka dan air bergejolak dalam pipa-pipa. Tidak ada
suara langkah tergesa-gesa atau teriakan.
Bahkan binatang-binatang Simon pun tertidur.
Jared membaca isi halaman terakhir itu. Boggart senang
menyiksa mereka yang dulunya mereka lindungi dan akan
membuat susu menjadi asam, pintu terbanting, anjing
ketakutan, dan kenakalan jabat ulinnya.
Simon memercayainya-cukup percayalah, paling tidak-tapi
Mallory dan ibu mereka tidak percaya. Lagi pula, Jared dan
Simon kan saudara kembar. Kepercayaan Simon kepadanya
nyaris tidak berarti apa-apa. Jared membaca saran buku itu:
Menyebarkan gula atau tepung di lantai adalah salah satu cara
memperoleh jejak kaki.
Kalau dia punya jejak kaki yang bisa ditunjukkan, mereka akan
memercayainya.
Jared membuka pintu dan menyelinap ke bawah. Dapur gelap
dan suasana hening. Dia berjinjit menyeberangi lantai yang
dingin ke tempat ibunya menyimpan tepung-dalam stoples kaca
tua di rak atas. Dia mengeluarkan beberapa genggam tepung
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
dan menyebarkannya di lantai. Sepertinya tidak cukup banyak.
Dia tidak yakin seberapa jelas jejak itu akan tampak di
atasnya.
Mungkin boggart itu bahkan tidak akan berjalan menyeberangi
lantai dapur. Sejauh ini makhluk itu sepertinya selalu bergerak
di dalam dinding. Jared memikirkan apa yang diketahuinya
tentang boggart dari buku itu. Jahat. Penuh kebencian. Sulit
dihilangkan.
Dalam bentuk brownie mereka suka menolong dan baik. Mereka
mau melakukan berbagai pekerjaan hanya demi semangkuk
susu. Mungkin... Jared membuka lemari es dan menuangkan
susu ke mangkuk kecil. Mungkin kalau dia meninggalkannya di
luar, makhluk itu tergoda untuk keluar dinding dan
meninggalkan jejak kaki di tepung.
Tapi saat melihat mangkuk susu di lantai itu, Jared merasa
agak jahat dan agak aneh pada saat yang sama. Pertama-tama,
aneh sekali dia di situ, memasang perangkap untuk sesuatu
yang bahkan dirinya sendiri tidak tahu apakah akan
dipercayainya dua minggu yang lalu.
Tapi alasan dia merasa jahat adalah... well, dia tahu apa
rasanya marah, dan dia tahu bagaimana mudahnya terlibat
perkelahian, bahkan kalau kau marah pada orang yang berbeda.
Dan dia pikir mungkin itulah yang dirasakan si boggart.
Tapi kemudian dia melihat sesuatu yang lain. Dia meninggalkan
jejak kakinya sendiri di tepung mulai dari mangkuk susu sampai
ke lorong.
"Sial," gumamnya saat berjalan untuk mengambil sapu. Lampu
menyala.
"Jared Grace!" Itu suara ibunya, datang dari puncak tangga.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jared berbalik dengan cepat, tapi dia tahu tampangnya sangat
bersalah.
"Kembali ke kamar," kata ibunya.
"Aku hanya ingin menangkap -" Tapi Mrs. Grace tidak
membiarkannya menyelesaikan kata-katanya.
"Sekarang, Mister. Sekarang."
Setelah berpikir sejenak, Jared gembira ibunya
menghentikannya. Ide tentang boggart ini mungkin tidak
hebat-hebat amat.
Sambil menoleh ke tepung di lantai, Jared menaiki tangga.
Bab Enam
KETIKA Mereka Menemukan Hal-Hal Tak Terduga dalan Kotak
Es
JARED menggeliat mendengar suara ibunya. Dia marah.
"Jared, bangun." Apa yang terjadi?" tanya Jared mengantuk,
mengintip dari balik selimut. Sesaat dia berpikir dia terlambat
ke sekolah, sampai dia ingat mereka baru pindah dan bahkan
belum mendaftar ke sekolah baru.
"Bangun, Jared!" kata ibunya. "Kau ingin berpura-pura tidak
tahu? Baiklah, ayo turun supaya kau bisa melihat apa yang
terjadi."
Dapur berantakan. Mallory memegang
sapu dan sedang membersihkan pecahan-pecahan mangkuk
porselen. Dinding dilukisi dengan sirup cokelat dan jus jeruk.
Cairan telur meleleh pada bingkai-bingkai jendela.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Simon duduk di meja dapur. Tangannya penuh memar seperti
yang diderita Mallorv sehari sebelumnya, dan matanya
dikelilingi lingkaran merah, sepertinya dia baru menangis.
"Well?" tanya ibunya mengharapkan jawaban.
"Aku - aku tidak melakukan ini," kata Jared, memandang ke
sekeliling ruangan. Mereka tidak mungkin percaya dia bisa
melakukan ini, kan?
Dan di sana, di lantai dapur, di sebelah ceceran sereal dan
potongan-potongan kulit jeruk, Jared melihat jejak kecil di
tepung. Jejak-jejak itu seukuran kelingkingnya, dan dengan
jelas dia bisa melihat bagian tumit kaki dan titik-titik di bagian
depannya mungkin jari-jari kaki.
"Lihat," kata Jared, menunjuk "Lihat. Jejak-jejak kecil."
Mallory menatapnya, matanya menyipit karena marah.
"Diamlah, Jared. Mom bilang dia melihatmu di bawah sini
kemarin malam. Kau yang membuat jejak-jejak itu!"
"Tidak!" teriak Jared.
"Bagaimana kalau kau melihat ke dalam freezer kalau begitu?"
"Apa?" tanya Jared.
Simon terisak keras.
Ibu mereka mengambil sapu dari tangan Mallory dan mulai
menyapu tepung dan sereal.
"Mom, jangan, jejak-jejak itu," kata Jared, tapi ibunya tidak
memperhatikannya. Dua sapuan, dan satu-satunya bukti yang
dimiliki Jared tersapu menjadi setumpuk sampah.
Mallory membuka pintu freezer. Masing-masing kecebong
Simon telah membeku dalam kotak-kotak pencetak es batu. Di
sebelahnya ada catatan tertulis dengan tinta pada sepotong
kotak sereal:
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tidak lucu membuat tikus-tikus jadi es
"Dan Jeffrey serta Lemondrop hilang!" kata Simon.
"Sekarang bagaimana kalau kau memberi-tahu kami, apa yang
telah kaulakukan pada tikus-tikus saudaramu?" kata ibunya.
"Aloni, aku tidak melakukannya. Sungguh!"
Mallory mencengkeram bahu Jared. "Aku tidak tahu kaupikir
kau melakukan apa, tapi kau akan mulai menyesalinya."
"Mallory," kata ibu mereka memperingatkan. Mallory
melepaskan Jared, tapi tatapannya menjanjikan pembalasan
dendam.
"Kurasa bukan Jared yang melakukannya," kata Simon di antara
isakan. "Kurasa itu perbuatan si boggart."
Ibu mereka tidak berkata apa-apa. Ekspresi wajahnya
menyatakan bahwa memanipulasi Simon adalah tindakan
terburuk yang dilaku-kan Jared. "Jared," katanya, "mulailah
mem-bawa sampah ini ke halaman depan. Kalau kaupikir mi lucu,
mari kita lihat menurutmu seberapa lucunya ini kalau kau
menghabiskan sepanjang hari membersihkannya."
Jared menunduk. Dia tidak punya cara untuk membuat ibunya
percaya padanya. De-ngan diam, dia berpakaian, lalu mengambil
tiga kantong sampah hitam, dan mulai menye-retnya ke bagian
depan rumah.
Di luar, cuaca hangat dan langit biru. Udara beraroma pinus
jarum dan rumput yang baru dipotong. Tapi cerahnya hari se-
pertinya sama sekali tidak membawa ke-nyamanan.
Salah satu kantong terkait cabang pohon dan saat Jared
menariknya, plastiknya robek Sambil menggerutu, dia
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
meletakkan kantong-kantong itu dan memperhatikan
kerusakannya. Robekannya besar, dan sebagian besar sampah
keluar. Saat mulai mengumpulkan sampah itu, Jared sadar apa
yang dipegangnya. Isi rumah makhluk itu!
Dia memandang potongan-potongan kain lusuh, kepala boneka,
dan jarum dengan kepala mutiara. Dalam cahaya matahari ada
beberapa hal yang tidak diperhatikannya sebelumnya. Ada
telur burung robin, tapi sudah pecah. Potongan-potongan kecil
kertas koran berserakan, setiap potong berisi satu kata aneh.
"Bercahaya," kata salah satunya. "Solilokui," kata potongan
yang lain.
Setelah mengumpulkan semua bagian sarang itu, Jared
memisahkannya dengan hati-hati dari sampah yang lain. Bisakah
dia membuat rumah baru bagi si boggart? Apakah ada
hasilnya? Bisakah itu menghentikan tingkah laku si boggart?
Jared memikirkan Simon yang sedang menangis dan tentang
kecebong-kecebong bodoh yang malang membeku dalam es
batu. Dia tidak ingin membantu si boggart. Dia ingin
menangkapnya, menghajarnya, dan membuatnya menyesal telah
keluar dari dinding.
Sambil menyeret sisa kantong sampah ke halaman depan,
Jared memandangi barang-barang si boggart. Masih belum
yakin akan membakarnya atau mengembalikannya atau apa, dia
membawanya ke dalam.
Ibunya berdiri di ambang pintu menunggunya. "Apa itu?"
tanyanya.
"Bukan apa-apa," kata Jared.
Kali itu, ibunya tidak bertanya apa-apa. Paling tidak, tidak
tentang tumpukan sampah di tangan Jared.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Jared, aku tahu kau sedih karena ayahmu pergi. Kita semua
sedih."
Jared menunduk menatap sepatunya dengan perasaan tidak
enak. Hanya karena dia sedih akibat ayahnya pergi bukan
berarti dia merusak rumah baru mereka, atau mencubiti
saudaranya sampai memar-memar, atau mengikat rambut
kakaknya ke kepala tempat tidur. "Jadi?" tanyanya, merasa
keheningan ibunya berarti dia menunggu jawaban.
"Jadi?" ulang ibunya. "Jadi kau harus ber-henti membiarkan
kemarahanmu mengontrol dirimu, Jared Grace. Kakakmu
mengeluarkan kemarahannya saat bermain anggar, dan
saudaramu punya binatang-binatangnya se-bagai teman, tapi
kau..."
"Aku tidak melakukannya," kata Jared. "Kenapa kau tidak
memercayaiku? Apakah karena aku berkelahi di sekolah?"
"Aku harus mengakui," kata ibunya, "aku kaget mendengar kau
mematahkan hidung seorang anak. Itulah yang kubicarakan.
Simon tidak terlibat perkelahian. Dan kau juga tidak sebelum
ayahmu pergi."
Jared semakin menunduk, memperhatikan sepatunya dengan
semakin cermat. "Bolehkan aku masuk sekarang?"
Ibunya mengangguk, tapi kemudian menghentikan Jared
dengan menyentuh pundaknya. "Kalau ada lagi yang terjadi di
sini, aku terpaksa mencari pertolongan profesional bagimu. Kau
mengerti?"
Jared mengangguk, tapi merasa aneh. Dia ingat apa yang
dikatakannya tentang Bibi Lucy dan rumah sakit jiwa, dan tiba-
tiba merasa amat sangat menyesal.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Bab Tujuh
KETIKA Nasib Tikus-Tikus Diketahui
AKU benar-benar butuh bantuanmu," kata Jared. Simon dan
Mallory sedang berbaring di karpet di depan televisi. Keduanya
sama-sama memegang joystick, dan dari tempatnya berdiri,
Jared bisa melihat warna-warni berpendar menerangi wajah
saudara-saudaranya saat gambar di layar berubah-ubah.
Mallory mendengus, tapi tidak menjawab. Jared
menganggapnya jawaban positif. Di saat ini, apa pun yang tidak
melibatkan tinju bisa dianggap jawaban positif.
"Aku tahu kalian merasa aku yang melakukannya," kata Jared,
membuka bukunya pada halaman tentang boggart. "Tapi sumpah
deh, bukan aku. Kalian mendengar sesuatu dalam dinding. Ada
tulisan di meja itu, dan jejak kaki di tepung. Dan ingat sarang
itu? Ingat bagaimana kalian menarik keluar semua isinya?"
Mallory berdiri dan merebut buku itu dari tangan Jared.
"Kembalikan," Jared memohon, berusaha meraihnya.
Mallory memegangnya di atas kepala. "Buku inilah yang memulai
semua kesulitan."
"Tidak!" kata Jared. "Tidak benar. Aku mendapat buku itu
setelah rambutmu terikat. Kembalikan, Mallory. Please,
kembalikan."
Sekarang Mallory memegangnya dengan kedua tangan di dua
sisi buku itu, siap merobeknya jadi dua.
"Mallory, jangan! Jangan!" Jared nyaris tak bisa bicara karena
panik. Kalau dia tidak cepat memikirkan sesuatu, buku itu akan
hancur.
"Tunggu, Mal," kata Simon, bangkit dari lantai.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Mallory menunggu.
"Kau ingin bantuan apa, Jared?"
Jared menarik napas panjang. "Aku berpikir mungkin karena
kita merusak sarangnya, dia marah, kalau begitu mungkin kita
bisa membuatkan sarang yang baru baginya. Aku-aku
mengambil rumah burung dan memasukkan beberapa benda di
dalamnya.
"Kupikir - well-kupikir mungkin boggart itu agak mirip kita,
karena dia terjebak di sini juga. Maksudku, mungkin dia tidak
ingin berada di sini. Mungkin berada di sini membuatnya
marah."
"Oke, sebelum aku bilang aku memercayai-mu," kata Mallory,
memegang buku itu dengan cara yang tidak begitu mengancam
lagi, "katakan apa tepatnya yang harus kami lakukan."
"Aku ingin minta tolong kalian untuk menjalankan lift makanan,"
kata Jared, "supaya aku bisa membawa rumah burung itu ke
perpustakaan. Kupikir dia akan aman di sana."
"Coba perlihatkan rumah burungnya," kata Mallory. Dia dan
Simon mengikuti Jared ke lorong, lalu Jared menunjukkan
rumah burung itu kepada keduanya.
Rumah burung itu terbuat dari kayu dan cukup besar untuk
tempat bersarang gagak. Jared menemukannya di antara
berbagai rumah burung yang tergantung di loteng. Membuka
bagian belakangnya, Jared menunjukkan kepada saudara-
saudaranya bagaimana dia mengatur segalanya, kecuali kecoak-
kecoak, dengan rapi di dalamnya. Di dindingnya, dia
menempelkan kata-kata dari potongan koran juga beberapa
foto dari majalah.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Apakah kau memotong majalah Mom untuk membuat itu?"
tanya Simon.
"Yeah," kata Jared, dan mengangkat bahu.
"Kau benar-benar bekerja keras," kata Mallory.
"Jadi kalian mau membantuku?" Jared sebenarnya ingin
meminta bukunya dikembalikan tapi takut kakaknya marah lagi.
Mallory menatap Simon lalu mengangguk.
"Tapi aku ingin naik duluan," kata Simon.
Jared ragu-ragu. "Tentu saja," katanya.
Berjalan pelan-pelan melalui ruang kerja tempat ibu mereka
sedang menelepon pekerja konstruksi bangunan, mereka masuk
dapur.
Simon ragu-ragu di hadapan lift makanan. "Apakah kaupikir
tikus-tikusku masih hidup?"
Jared tidak tahu harus mengatakan apa. Dia teringat
kecebong-kecebong itu membeku dalam es. Dia ingin Simon
membantunya, tapi tidak ingin berbohong.
Simon berlutut dan masuk ke dalam lift makanan. Dalam
beberapa saat, Mallory telah mengereknya di lorong dalam
dinding. Napas Simon tersentak saat dia mulai bergerak, tapi
kemudian mereka tidak mendengar apa-apa lagi, bahkan
setelah lift makanannya berhenti.
"Kaubilang di sana ada meja dan kertas-kertas," kata Mallory.
"Yeah." Jared tidak yakin apa yang diinginkan kakaknya. Kalau
tidak memercayainya, Mallory bisa bertanya pada Simon saat
saudaranya itu turun.
"Well, meja itu kan harus dibawa masuk entah bagaimana. Dan
ukurannya tidak kecil, kan? Jadi ada orang dewasa yang
bekerja di sana-tapi bagaimana orang dewasa masuk ke sana?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jared bingung sejenak, lalu dia mengerti. "Pintu rahasia?"
Mallory mengangguk. "Mungkin."
Lift makanan itu turun kembali dan Jared masuk, rumah
burung kecil itu dia pangku. Mallory mengereknya naik dalam
lorong yang gelap. Perjalanan itu cepat, tapi Jared tetap saja
sangat gembira melihat perpustakaan itu.
Simon berdiri di tengah ruangan, melihat-lihat dengan
terpesona.
Jared menyeringai. "Percaya sekarang?"
"Asyik sekali di sini," kata Simon. "Lihat semua buku tentang
binatang ini."
Saat berpikir tentang pintu rahasia, Jared berusaha
membayangkan di mana tempat ruangan ini bila dih ubungkan
dengan semua ruangan di lantai atas. Dia membayangkan arah
mana yang menuju lorong.
"Mallory berpikir ada pintu rahasia," kata Jared.
Simon mendekat. Ada lemari buku, lukisan besar, dan lemari di
depan dinding yang sedang dipandangi Jared.
"Lukisan," kata Simon, dan mereka berdua menurunkan lukisan
cat minyak besar itu. Lukisan itu menggambarkan pria kurus
berkacamata yang duduk tegak di kursi hijau. Jared bertanya-
tanya apakah itu Arthur Spiderwick.
Di belakang lukisan itu tidak ada apa-apa kecuali dinding rata.
"Mungkin kita bisa mengeluarkan beberapa buku?" kata Jared,
mengeluarkan buku berjudul Jamur-Jamur Misterius, Fungi
yang Menakjubkan.
Simon membuka pintu-pintu lemari. "Hei, lihat ini." Mereka
membuka lemari baju di lantai atas.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Beberapa menit kemudian, Mallory ikut melihat-lihat ruangan
itu.
"Tempat ini menakutkan," kata Mallory.
Simon menyeringai. "Yeah, dan tidak ada yang tahu kecuali
kita."
"Dan si boggart," kata Jared.
Dia menggantung rumah burungnya pada kaitan di dinding.
Mallory dan Simon membantunya meyakinkan bahwa bagian
dalamnya sudah tertata, kemudian masing-masing
menambahkan sesuatu ke dalam rumah itu. Jared memasukkan
salah satu sarung tangan musim dinginnya, merasa si boggart
bisa menggunakannya sebagai kantong tidur. Simon
menambahkan mangkuk kecil yang dulu digunakannya untuk
tempat minum kadalnya. Dan Mallory pasti lumayan memercayai
Jared, karena dia memasukkan medali anggarnya yang terbuat
dari perak dengan pita biru.
Saat selesai, mereka memperhatikan-nya sekali lagi. Mereka
merasa rumah itu bagus.
"Mari tinggalkan pesan," usul Simon.
"Pesan?" tanya Jared.
"Yeah." Simon membuka-buka laci meja dan menemukan kertas,
pena, dan tinta.
"Hei, aku tidak memperhatikan ini sebelumnya," kata Jared.
Dia menunjuk lukisan cat air seorang pria dan gadis kecil di
meja. Di bawahnya ada tulisan dengan pensil yang mengabur
"putriku tersayang Lucinda, usia empat tahun."
"Jadi Arthur ayahnya?" tanya Mallory.
"Kurasa begitu," kata Simon, menyingkirkan beberapa benda di
meja supaya ada tempat untuk menulis.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
"Biar aku saja," kata Mallory. "Kalian terlalu lama. Bilang saja
apa yang harus kutulis." Dia mengocok botol tinta dan
mencelupkan pena. Garis yang dibuatnya tidak rapi tapi dapat
dibaca.
"Dear Boggart," Simon memulai.
"Apakah itu cukup sopan?" tanya Jared.
"Aku sudah menulisnya," kata Mallory.
"Dear Boggart," kata Simon lagi. "Kami menulis pesan ini untuk
menyatakan kami menyesal sudah merusak rumahmu. Kami
berharap kau menyukai apa yang kami buat dan kalaupun tidak,
kau berhenti meng-
ganggu kami-dan benda-benda lain-juga kalau kau menawan
Jeffrey serta Lemondrop, tolong rawat mereka karena mereka
tikus-tikus yang baik."
"Selesai," kata Mallory.
"Oke deh," kata Jared.
Mereka meletakkan pesan itu di lantai dekat rumah kecil
tersebut, kemudian meninggalkan perpustakaan.
Sepanjang minggu berikutnya, mereka tidak punya waktu
mengunjungi perpustakaan, meskipun melalui lemari pakaian.
Pekerja konstruksi bangunan dan petugas pindahan sibuk
mondar-mandir dalam rumah sepanjang hari, dan ibu mereka
mengawasi ketiga anak itu dengan ketat di malam hari,
meskipun mereka hanya keluar ke lorong.
Sekolah akhirnya mulai, dan tidak seburuk bayangan Jared.
Sekolah baru itu kecil, tapi punya tim anggar untuk Mallory,
dan tidak ada yang bertindak jahat di beberapa hari pertama
mereka. Sejauh ini, Jared berhasil bersikap baik.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Yang terbaik, tidak ada serangan malam hari lagi, tidak ada
gemeresik dalam dinding lagi-kecuali rambut Mallory yang lebih
pendek, tidak ada tanda pengingat yang membuat semua itu
sepertinya tidak terjadi.
Tapi Simon dan Mallory sama inginnya dengan Jared untuk
mengunjungi perpustakaan itu lagi.
Mereka mendapat kesempatan suatu hari Minggu, saat ibu
mereka pergi berbelanja dan meninggalkan Mallory untuk
mengawasi kedua adiknya. Begitu mobil ibu mereka keluar dari
halaman, mereka lari ke lemari.
Di dalam perpustakaan, sedikit sekali yang berubah. Lukisan
tersandar di dinding, rumah burung tergantung di kaitan,
sepertinya semua tepat sama dengan ketika mereka
meninggalkannya.
"Pesannya hilang!" kata Simon.
"Apakah kau mengambilnya?" tanya Mallory kepada Jared.
"Tidak!" kata Jared berkeras.
Ada suara berdeham keras, dan mereka bertiga berpaling ke
meja. Berdiri di atasnya, mengenakan celana terusan lusuh dan
topi berpinggiran lebar, seorang pria kecil kira-kira seukuran
pensil. Matanya sehitam kumbang, hidungnya besar dan merah,
dan dia tampak sangat mirip dengan ilustrasi dalam buku
Panduan Lapangan. Dia memegang sepasang tali yang
tersambung pada dua ekor tikus yang sedang mengendus-
ngendus pinggiran meja.
"Jeffrey! Lemondrop!" jerit Simon.
"Thimbletack sangat menyukai rumah barunya," kata pria kecil
itu, "tapi bukan itu yang akan dikatakannya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Jared mengangguk, tidak yakin harus mengatakan apa. Mallory
tampak seperti ada yang baru menonjok wajahnya tapi dia
belum sadar.
Pria kecil itu melanjutkan. "Buku Arthur Spiderwick bukan
untukmu. Terlalu banyak tentang peri untuk kaumengerti.
Semua yang menyimpan buku itu akan tertimpa kesialan
sewaktu-waktu. Kepadanya bisa ada yang berbuat kejam atau
memberi guna-guna seram. Buanglah buku itu, bakarlah buku
itu. Kalau kau tidak patuh, kemarahan mereka akan tersentuh."
"Mereka? Siapa mereka?" tanya Jared, tapi pria kecil itu
hanya menyentuh topinya dan melompat dari pinggiran meja.
Dia mendarat di bawah siraman cahaya matahari di jendela dan
menghilang.
Mallory sepertinya baru tersadar. "Bolehkah aku melihat
bukunya?" tanyanya.
Jared mengangguk. Dia membawanya ke mana-mana.
Mallory berlutut dan membuka-buka halamannya, lebih cepat
daripada kecepatan membaca Jared.
"Hei," kata Jared. "Apa yang kaulakukan?"
Suara Mallory terdengar aneh. "Aku hanya melihat-lihat.
Maksudku-Ini buku yang besar."
Memang bukan buku yang kecil. "Yeah, kurasa begitu."
"Dan semua data ini... semua hal ini benar? Jared, banyak
sekali."
Kemudian, tiba-tiba Jared mengerti apa yang dikatakan
Mallory. Kalau kau melihatnya dari sudut pandang itu, ini buku
yang besar, benar-benar besar, terlalu besar untuk
dimengerti. Dan yang terburuk, mereka baru saja mulai.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
Tentang TONY DiTERLIZZI...
Sebagai pengarang best-seller New York Times, Tony
DiTerlizzi menciptakan Ted, Jimmy Zangwow's Out-of-This
World Moon Pie Adventure yang memenangkan Zena
Sutherland Award, juga ilustrasi dalam seri Alien and Possum
untuk pembaca awal karangan Tony Johnson. Akhir-akhir ini
versi sinematik brilian The Spider and the Fly karya klasik
Mary Howitt diberi penghargaan Caldecott Honor. Sebagai
tambahan, lukisan Tony telah menghiasi karya-karya fantasi
yang sangat terkenal seperti karya-karya J.R.R. Tolkien, Anne
McCaffrey, Peter S. Beagle, dan Greg Bear juga Magic The
Gathering karya Wizards of the Coast. Dia dan istrinya,
Angela, tinggal bersama anjing pug mereka, Goblin, di Amherst,
Massachusetts. Kunjungi Tony di World Wide Web di
www.diterlizzi.com.
Tentang HOLLY BLACK
Kolektor cerita-cerita rakyat, Holly Black menghabiskan masa
kecilnya dalam rumah besar gaya Victoria tempat ibunya
menceritakan berbagai kisah hantu dan memberinya berbagai
buku tentang peri. Tidak heran, novel pertamanya, Tithe: A
Modern Faerie Tale, merupakan kisah tentang dunia peri.
Diterbitkan musim gugur 2002, buku itu menerima ulasan yang
baik dan penghargaan Best Book for Young Adults dari
American Library Association. Dia tinggal di West Long
Branch, New Jersey, bersama suaminya, Theo, dan sekumpulan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
binatang liar. Kunjungi Holly di World Wide Web di
www.blackholly.com.
Tony dan Holly terus bekerja siang dan malam melawan peri
dan goblin yang marah supaya bisa menceritakan kisah-kisah
anak-anak keluarga Grace kepadamu.
Kau mungkin sudah mengenal anak-anak keluarga Grace dengan
baik tapi masih banyak yang bakal bisa dikisahkan dan
membuatmu menjerit...
Misalnya, siapa yang berani tinggal dalam sungai di bawah
jembatan tunggal tempat pikiran-pikiran jahat terurai?
Dan di mana gigimu yang lepas pergi? Diambil temanmu? Atau
musuhmu yang mencuri?
Teruslah membaca dan kau pasti tahu.
BATU PENGLIHATAN
Buku Kedua
Ucapan Terima Kasih
Tony dan Holly ingin berterima kasih kepada Steve dan Dianna
untuk ide-ide mereka, Starr untuk kejujurannya, Myles dan
Liza untuk berbagi pengalaman, Ellen dan Julie untuk
membantu menjadikan ini nyata,
Kevin untuk antusiasmenya yang tak kenal lelah dan
kepercayaannya kepada kami, dan terutama kepada Angela dan
Theo - tidak ada cukup banyak pujian yang bisa
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
mendeskripsikan kesabaran kalian dalam menjalani malam-
malam panjang diskusi tentang Spiderwick.
Edit & Convert: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia