Upload
dexzal
View
12
Download
2
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
TB Paru, tuberculosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. gejala berupa batuk produktif, penurunan berat badan, demam, keringat dingin,dll
Citation preview
Seorang Pasien Usia Lanjut Dengan TB Paru Kasus Lalai (Putus Obat)
Teuku Syahrul Rizanur
Pembimbing :
Dr. Maimunah, Sp. P
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT PARUFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BPK RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN2010
Sejarah TB
PREVALENSIPREVALENSI
Faktor Resiko :
Risk for Recent Infection
• Contact with active TB case• Occupational risk – e.g.
healthcare worker• Crowded conditions – e.g.
jails, institutional residences• Recent stay in a healthcare
facility
Risk of Progression to Active TB
• HIV infection• Abnormal CXR suggestive of prior TB
(with inadequate treatment)• Children (less than 5 years of age)• Underlying medical conditions
– Immunosuppressive therapy
– Malnutrition
– Diabetes, renal failure, and other conditions
– Tobacco use, injection drug use (?)
PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI
Presentasi Klasik :• Onset tiba-tiba dan perburukan kronis• Chest symptoms
Batuk (biasanya produktif)HemoptysisNyeri dada (biasanya pleuritic)
•Nonspecific constitutional symptoms (lebih banyak pada anak-anak dan HIV)• Extrapulmonary symptoms (jika ada)
Nonspecific Systemic Symptoms :• Demam pada 65-80% kasus• Menggigil dan keringat malam• Fatigue/malaise• Anorexia/penurunan berat badan drastis •10-20% kasus TB cases tidak mempunyai symptoms pada waktu diagnosis
Presentasi Klasik :• Onset tiba-tiba dan perburukan kronis• Chest symptoms
Batuk (biasanya produktif)HemoptysisNyeri dada (biasanya pleuritic)
•Nonspecific constitutional symptoms (lebih banyak pada anak-anak dan HIV)• Extrapulmonary symptoms (jika ada)
Nonspecific Systemic Symptoms :• Demam pada 65-80% kasus• Menggigil dan keringat malam• Fatigue/malaise• Anorexia/penurunan berat badan drastis •10-20% kasus TB cases tidak mempunyai symptoms pada waktu diagnosis
Mase SR, Int J tuberc Lung Dis 2007;11(5): 485-95
Average yield of single early morning specimen: 86.4%Average yield of single spot specimen: 73.9%
Specimen Number
Incremental Yield of smear specimens
(of all smear-positive)
Incremental Sensitivity of smear specimens
(compared with culture)
1 85.8% 53.8%
2 11.9% 11.1%
3 2.4% 3.1%
Total 100% 68.0%
Performance of Sputum Microscopy
Ziehl-Neelsen (ZN) Stain
Auramine - rhodamine Stain
Klasifikasi Pasien & Medikamentosa
Klasifikasi Pasien & Medikamentosaa. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:
1) Tuberkulosis paru2) Tuberkulosis ekstra paru
b.Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis1)Tuberculosis Paru BTA +2)Tuberculosis Paru BTA –
c. Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit.1)TB paru BTA negatif foto toraks positif2)TB ekstra-paru
d. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya1)Kasus baru2)Kasus kambuh3)Kasus setelah putus berobat (default)4)Kasus setelah gagal (Failure)5)Kasus pindahan (Transfer In)6)Kasus lain
Status Pasien
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Tn.URJenis Kelamin : Laki-lakiUmur : 59 tahunAlamat : Panga, Aceh JayaStatus : KawinSuku : AcehAgama : IslamPekerjaan : SwastaTanggal Masuk : 27 Maret 2010Tanggal Pemeriksaan : 03 April 2010
Anamnesa
15 hari SMRS• KU : Batuk
berdarah• Sesak nafas• Keringat malam• Nafsu makan
turun
15 hari SMRS• KU : Batuk
berdarah• Sesak nafas• Keringat malam• Nafsu makan
turun
1 Hari SMRSBatuk berdarahSesak NafasDemam
1 Hari SMRSBatuk berdarahSesak NafasDemam
IGDIGDRUANG RAWAT
PARURUANG RAWAT
PARU
Status Pasien
Status PresentKeadaan umum : LemahKesadaran : Compos Mentis
Vital Sign Tek. Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit reguler
RR : 24 x/menit
Temperatur : 36,9 0
SpO2 : 95%
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala-Mata : Konjungtiva pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-)-Telinga : Secret (-), Perdarahan (-)-Hidung : Secret (-), NCH (-)-Mulut : Sianosis (-), Lidah beslag (-)
2. LeherPeningkatan TVJ (-), Pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
3. Thorax Depan
• Inspeksi : Simetris (+), retraksi (+) kearah yang sakit (kanan).• Palpasi :
Stem fremitusParu kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Meningkat Normal
Lap. Paru tengah Meningkat Normal
Lap. Paru bawah Meningkat Normal
PEMERIKSAAN FISIK
• Perkusi :
• Auskultasi :
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Redup Sonor
Lap. Paru tengah Redup Sonor
Lap. Paru bawah Redup Sonor
Suara PokokParu kanan Paru kiri
Lap. Paru atasVesikuler melemah
Vesikuler
Lap.Paru tengahVesikuler melemah
Vesikuler
Lap. Paru bawahVesikuler melemah
Vesikuler
PEMERIKSAAN FISIK
• Auskultasi :
4. Thorax Belakang
• Inspeksi : Simetris (+), retraksi (+) kearah yang sakit (kanan).
Suara tambahanParu kanan Paru kiri
Lap. Paru atasRh(-) basah , Wh(-) Rh(-) basah, Wh(-)
Lap. Paru tengahRh(-) basah, Wh(-) Rh(-) basah, Wh(-)
Lap. Paru bawahRh(-) basah, Wh(-) Rh(-) basah, Wh(-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Palpasi :
• Perkusi :
Stem fremitusParu kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Meningkat Normal
Lap. Paru tengah Meningkat Normal
Lap. Paru bawah Meningkat Normal
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Redup Sonor
Lap. Paru tengahRedup Sonor
Lap. Paru bawahRedup Sonor
PEMERIKSAAN FISIK
• Auskultasi :
Suara tambahanParu kanan Paru kiri
Lap. Paru atasRh(- basah , Wh(-) Rh(-) basah, Wh(-)
Lap. Paru tengahRh(-) basah, Wh(-) Rh(-) basah, Wh(-)
Lap. Paru bawahRh(-) basah, Wh(-) Rh(-) basah, Wh(-)
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler melemah Vesikuler
Lap.Paru tengah Vesikuler melemah Vesikuler
Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler
PEMERIKSAAN FISIK
5. JantungInspeksi : ictus cordis tidak terlihatPalpasi : ictus cordis tidak teraba Perkusi : batas-batas jantung:
Atas : ICS IIKiri : 2 cm ke arah medial garis linea midklavikula sinistraKanan : Linea parasternalis dextra
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising(-)
6. AbdomenInspeksi : Simetris, distensi (-)Palpasi : Nyeri tekan (+), Hepar dan Lien tidak terabaPerkusi : Tympani (+)Auskultasi : Peristaltik (+), kesan meningkat
7. Ektrimitas : Tidak ditemukan kelainan.
PEMERIKSAAN PENUNJANGRadiologi : Foto Thorax AP (27 Maret 2010)
•Inspirasi : maksimal.•Tulang-tulang : intak, tidak ada fraktur.
- Sela iga : melebar pada paru kanan dan kiri- Klavikula : tertarik kekanan - Tulang belakang : kesan scoliosis
•Trakea : tertarik ke kanan.•Jantung : apex dan pinggang jantung menghilang, tertarik ke kanan.•Diafragma : kesan normal.•Sinus Costophrenicus : kiri(tajam), kanan(sulit dinilai).•Hilus : hilus kiri (normal), hilus kanan (sulit dinilai).•Paru : tampak perselubungan di paru kanan dan adanya fibroretraktif di paru kanan, fibrocalcifikasi di paru kiri.
Kesan: Suspect TB paru dengan destroyed dan schwarte paru kanan.
Pemeriksaan LaboratoriumJenis pemeriksaan 27 Maret 2010 29 Maret 2010
Haemoglobine 10,7 gr/dl 10,3 gr/dl
Leucosit 17,1 x 103/µl 11,6 x 103/µl
Trombosit 591 x 103/µl 767 x 103/µl
Hitung jenis 0/1/3/78/9/9
LED 102 mm/jam
Hematokrit 33% 32%
Billirubin Total 1,2 mg/dl
Billirubin Direct 0,30 mg/dl
SGOT 25 U/l
SGPT 24 U/l
Ureum darah
Creatinin Darah
Cholesterol Total 122 mg/dl
Glukosa Darah Random 117 mg/dl 80 mg/dl
Pemeriksaan Sputum ( BTA) 28-29 Maret 2010- BTA I : positif - BTA II : positif- BTA III : positif
ResumeResumePasien, Tn. UR, 58 Tahun, datang dari IGD dengan keluhan batuk berdarah sejak 2 minggu terakhir. Keluhan memberat dalam 1 minggu terakhir. Bercak darah yang dibatukkan berwarna hitam dengan frekuensi batuk darah dua kali dalam satu minggu. Pasien juga mengeluhkan sesak nafas. Sesak yang dialami sering ketika batuk dan menjadi ringan dengan istirahat. Keluhan sesak juga telah dialami pasien selama 2 minggu terakhir. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 1 minggu terakhir. Demam naik di malam hari dan pada siang hari mulai turun. Dalam 2 hari terakhir pasien merasakan keluhan demam ini agak berkurang. Pasien juga mengaku berat badan tidak pernah bertambah dan cenderung turun dalam beberapa bulan terakhir, nafsu makan berkurang, dan sering berkeringat malam. Pasien juga merasakan mudah sekali lelah bila mencoba beraktivitas lebih berat. Pasien juga sudah pernah dirawat sebelumnya di Ruang Rawat Paru RSUDZA masuk pada tanggal 19 Februari 2010 lalu dengan diagnose TB Paru BTA (+) dan dinyatakan membaik sebelum pasien pulang. Sepulang dari rumah sakit pasien telah diberikan obat OAT namun pasien kini tidak meminumnya lagi dikarenakan dadanya serasa seperti terbakar sehabis meminum obat tersebut, dan juga rasa mual yang menyiksa diselingi muntah. Pasien hanya minum obat OAT selama kurang lebih 2 minggu. Riwayat Tuberculosis sebelumnya (+), BTA (+) tahun 1993 dan 2010. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum saat ini lemah, kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 88 x/menit reguler, frekuensi napas 24 x/menit, temperatur 36,8 0C. Pada Inspeksi Thorax simetris dan terdapat retraksi. Stem fremitus kanan meningkat, pada perkusi dijumpai redup di paru kanan, dan auskultasi terdengar bunyi napas vesikuler melemah pada paru kanan. Pemeriksaan fisik yang lainnya dalam batas normal. Dari pemeriksaan penunjang: Hasil lab didapatkan Hb 10,3 gr/dl, Leukosit 11,6 x103/µl, Trombosit 767 x103/ µl, Hematokrit 32 %. Dari pemeriksaan radiologi didapatkan adanya perselubungan di lapangan paru dextra dan adanya fibroreaktif. Kesan suspect TB dengan destroyed lung dextra. Dari pemeriksaan mikrobiologi sputum : BTA I (+), BTA II (+), BTA III (+).
DIAGNOSA BANDING1.TB paru BTA (+) kasus lalai/putus obat (default case)2.Pneumonia3.Bronkiektasis DIAGNOSA SEMENTARATB Paru BTA (+) kasus lalai/putus obat
DIAGNOSA KERJATB Paru BTA (+) kasus lalai/putus obat
PENATALAKSANAAN1. Planning therapi
Bed restIVFD RL 20 gtt/menitInj. Ciprofloxacine 200mg/12 jamCodein 3 x 1 tabParacetamol 500 mg 3 x 1 tabINH 300 mg 1x1 tabRifampicin 500 mg 1x1 tabEthambutol 750 mg 1x 2 tab
2. Planning evaluasi respon terapi-Foto thorax PA ulang-Kultur Sputum dan Uji Sensitivitas setelah 3 bulan-Pemeriksaan Sputum BTA ulang setelah pengobatan 2 bulan
3. Planing EdukasiMenjelaskan tentang penyakit yang diderita pasienKonsumsi makanan yang bergiziKepatuhan minum obat yang teratur Menjaga kebersihan dan hygiene diri
PROGNOSISPROGNOSIS
Dubia ad bonamDubia ad bonam
FOLLOW UP PASIEN (Tn.FOLLOW UP PASIEN (Tn. UR UR, , 5858 Tahun) Tahun)
C C S S O O A A P P
27/0327/03/2100 /2100 H-1 H-1
Sesak nafas, Sesak nafas, batuk. batuk.
Vital Sign Vital Sign Kes : CMKes : CM TD : 110/TD : 110/770 mmHg0 mmHg NN : : 8888 x/mnt x/mnt RRRR : : 2424 x/mnt x/mnt TT : 36, : 36,9 9 OOCC PF :PF : Mata,Telinga, Mulut, Mata,Telinga, Mulut, Leher: dbnLeher: dbnTThhoraksoraks I : SimetrisI : Simetris((--) ) Retraksi (+)Retraksi (+)P: SF Kanan (↑/N) SF kiriP: SF Kanan (↑/N) SF kiri P: P: redupredup / sonor / sonor A:Ves (↓ /N), Rh (-/-) , Wh A:Ves (↓ /N), Rh (-/-) , Wh (-/-) (-/-) Abdomen : bdnAbdomen : bdn Extremitas : dbnExtremitas : dbn
Hemoptoe ec Hemoptoe ec Suspect TB Suspect TB Paru Kasus Paru Kasus Lalai (Putus Lalai (Putus Obat)Obat)
Therapi : Therapi : •Bed restBed rest•O2 4-6 L/m O2 4-6 L/m •IVFD RL 20 gtt/menit IVFD RL 20 gtt/menit •Inj. Inj. Ciprofloxacine 200mg/12 Ciprofloxacine 200mg/12 jamjam•Paracetamol 3 x 500 mgParacetamol 3 x 500 mg•Codein 3 x 1 tabCodein 3 x 1 tab•Rifampisin 1 x 450 mgRifampisin 1 x 450 mg•INH 1 x 300 mgINH 1 x 300 mg•Ethambutol 2 x 500 mgEthambutol 2 x 500 mg Planning :Planning :
- Px. Lab. Px. Lab. LengkapLengkap
- Px. Sputum Px. Sputum BTA (I,II,III)BTA (I,II,III)
- Foto Thorax Foto Thorax PAPA
C C S S O O A A P P
28/028/03/213/2100 00 H-H-2 2
Pusing Pusing Vital Sign Vital Sign Kes : CMKes : CM TD : 110/TD : 110/770 mmHg0 mmHg NN : : 8080x/mntx/mnt RRRR : : 2626 x/mnt x/mnt TT : 3 : 355,,4 4 OOCC PF :PF : Mata,Telinga, Mulut, Mata,Telinga, Mulut, Leher: dbnLeher: dbnTThhoraksoraks I : SimetrisI : Simetris((--) ) Retraksi (+)Retraksi (+)P: SF Kanan (↑/N) SF P: SF Kanan (↑/N) SF kirikiri P: P: redupredup / sonor / sonor A:Ves (↓ /N), Rh (A:Ves (↓ /N), Rh (++/-) , /-) , Wh (-/-) Wh (-/-) Abdomen : bdnAbdomen : bdn Extremitas : dbnExtremitas : dbn
Hemoptoe Hemoptoe ec Suspect ec Suspect TB Paru TB Paru Kasus Kasus Lalai Lalai (Putus (Putus Obat).Obat).
Therapi : Therapi : •Bed restBed rest•O2 4-6 L/m O2 4-6 L/m •IVFD RL 20 gtt/menit IVFD RL 20 gtt/menit •Inj. Inj. Ciprofloxacine Ciprofloxacine 200mg/12 jam200mg/12 jam•Paracetamol 3 x 500 mgParacetamol 3 x 500 mg•Codein 3 x 1 tabCodein 3 x 1 tab•Rifampisin 1 x 450 mgRifampisin 1 x 450 mg•INH 1 x 300 mgINH 1 x 300 mg•Ethambutol 2 x 500 mgEthambutol 2 x 500 mg Planning : Planning : - Px. Sputum BTA - Px. Sputum BTA (I,II,III) (Tunggu Hasil).(I,II,III) (Tunggu Hasil).
C C S S O O A A P P
29/029/03/213/2100 00 H-H-33
Tidak bisa Tidak bisa tidur, tidur, batuk batuk darah darah berdahak berdahak (+), (+), muntah muntah saat makan saat makan dan mual.dan mual.
Vital Sign Vital Sign Kes : CMKes : CM TD : 1TD : 1000/0/660 mmHg0 mmHg NN : : 7878x/mntx/mnt RRRR : : 2424 x/mnt x/mnt TT : 3 : 355,,4 4 OOCC PF :PF : Mata,Telinga, Mulut, Mata,Telinga, Mulut, Leher: dbnLeher: dbnToraksToraks I : SimetrisI : Simetris((--) ) Retraksi Retraksi (+)(+)P: SF Kanan (↑/N) SF P: SF Kanan (↑/N) SF kirikiri P: P: redupredup / sonor / sonor A:Ves (↓ /N), Rh (A:Ves (↓ /N), Rh (--/-) , /-) , Wh (-/-) Wh (-/-) Abdomen : bdnAbdomen : bdn Extremitas : dbnExtremitas : dbn
Hemoptoe Hemoptoe ec Suspect ec Suspect TB Paru TB Paru Kasus Lalai Kasus Lalai (Putus (Putus Obat).Obat).
Therapi : Therapi : •Bed restBed rest•O2 4-6 L/m O2 4-6 L/m •IVFD RL 20 gtt/menit IVFD RL 20 gtt/menit •Inj. Inj. Ciprofloxacine Ciprofloxacine 200mg/12 jam200mg/12 jam•Paracetamol 3 x 500 mgParacetamol 3 x 500 mg•Codein 3 x 1 tabCodein 3 x 1 tab•Rifampisin 1 x 450 mgRifampisin 1 x 450 mg•INH 1 x 300 mgINH 1 x 300 mg•Ethambutol 2 x 500 mgEthambutol 2 x 500 mg•Cernovit 1 x 1 tabCernovit 1 x 1 tab Planning : Planning : Px. Sputum BTA (I,II,III) Px. Sputum BTA (I,II,III) (Tunggu Hasil).(Tunggu Hasil).
C C S S O O A A P P
30/03/2130/03/2100 00 H-H-44
Tidak bisa Tidak bisa tidur, tidur, mual.mual.
Vital Sign Vital Sign Kes : CMKes : CM TD : 1TD : 1000/0/6565 mmHg mmHg NN : : 7575x/mntx/mnt RRRR : : 2727 x/mnt x/mnt TT : 3 : 355,,4 4 OOCC PF :PF : Mata,Telinga, Mulut, Mata,Telinga, Mulut, Leher: dbnLeher: dbnToraksToraks I : SimetrisI : Simetris((--) ) Retraksi Retraksi (+)(+)P: SF Kanan (↑/N) SF P: SF Kanan (↑/N) SF kirikiri P: P: redupredup / sonor / sonor A:Ves (↓ /N), Rh (A:Ves (↓ /N), Rh (--/-) , /-) , Wh (-/-) Wh (-/-) Abdomen : bdnAbdomen : bdn Extremitas : dbnExtremitas : dbn
TB Paru TB Paru Kasus Lalai Kasus Lalai (Putus (Putus Obat).Obat).
Therapi : Therapi : •Bed restBed rest•O2 4-6 L/m O2 4-6 L/m •IVFD RL 20 gtt/menit IVFD RL 20 gtt/menit •Inj. Inj. Ciprofloxacine Ciprofloxacine 200mg/12 jam200mg/12 jam•Paracetamol 3 x 500 mgParacetamol 3 x 500 mg•Codein 3 x 1 tabCodein 3 x 1 tab•Rifampisin 1 x 450 mgRifampisin 1 x 450 mg•INH 1 x 300 mgINH 1 x 300 mg•Ethambutol 2 x 500 mgEthambutol 2 x 500 mg
Planning : Planning : Ket : Pasien menolak Ket : Pasien menolak diberikan Cernovitdiberikan Cernovit
C C S S O O A A P P
31/03/2131/03/2100 00 H-H-55
Tidak bisa Tidak bisa tidur, tidur, mual.mual.
Vital Sign Vital Sign Kes : CMKes : CM TD : 1TD : 1000/0/6565 mmHg mmHg NN : : 7575x/mntx/mnt RRRR : : 2727 x/mnt x/mnt TT : 3 : 355,,4 4 OOCC PF :PF : Mata,Telinga, Mulut, Mata,Telinga, Mulut, Leher: dbnLeher: dbnToraksToraks I : SimetrisI : Simetris((--) ) Retraksi Retraksi (+)(+)P: SF Kanan (↑/N) SF P: SF Kanan (↑/N) SF kirikiri P: P: redupredup / sonor / sonor A:Ves (↓ /N), Rh (A:Ves (↓ /N), Rh (--/-) , /-) , Wh (-/-) Wh (-/-) Abdomen : dAbdomen : dbbnn Extremitas : dbnExtremitas : dbn
TB Paru TB Paru Kasus Lalai Kasus Lalai (Putus (Putus Obat).Obat).
Therapi : Therapi : •Bed restBed rest•O2 4-6 L/m O2 4-6 L/m •IVFD RL 20 gtt/menit IVFD RL 20 gtt/menit •Inj. Inj. Ciprofloxacine Ciprofloxacine 200mg/12 jam200mg/12 jam•Paracetamol 3 x 500 mgParacetamol 3 x 500 mg•Codein 3 x 1 tabCodein 3 x 1 tab•Rifampisin 1 x 450 mgRifampisin 1 x 450 mg•INH 1 x 300 mgINH 1 x 300 mg•Ethambutol 2 x 500 mgEthambutol 2 x 500 mg•Ranitidin Inj 2 x 1 ampRanitidin Inj 2 x 1 amp
Planning : Planning :
PEMBAHASANPEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien didiagnosa dengan TB Paru BTA (+) kasus lalai berdasarkan
pada anamnesa, riwayat pasien, gambaran klinis, pemeriksaan fisik, foto thorak, serta pemeriksaan sputum BTA.
Terapi untuk tuberculosis tidak hanya persoalan Terapi untuk tuberculosis tidak hanya persoalan
kesehatan pribadi saja; tetapi juga merupakan kesehatan pribadi saja; tetapi juga merupakan
masalah kesehatan publik. Seluruh penyedia masalah kesehatan publik. Seluruh penyedia
layanan kesehatan harus memiliki kemampuan layanan kesehatan harus memiliki kemampuan
dan pengetahuan dalam memberikan suatu dan pengetahuan dalam memberikan suatu
regimen terapi standard dan ini berarti harus regimen terapi standard dan ini berarti harus
adanya sebuah kesatuan dan kepatuhan untuk adanya sebuah kesatuan dan kepatuhan untuk
memastikan selesainya terapi.memastikan selesainya terapi.
KesimpulanKesimpulan