102
i STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR THE DEVELOPMENT STRATEGY OF THE CULTURAL CENTER OF WET PADDY IN EAST HALMAHERA REGENCY ABDUL HALIM DJEN KIPU SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

i

STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

THE DEVELOPMENT STRATEGY OF THE CULTURAL CENTER OF WET PADDY IN EAST HALMAHERA REGENCY

ABDUL HALIM DJEN KIPU

SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2017

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

ii

STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI

SAWAH DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

Tesis

Sebagai Salah satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Perencanaan dan Pengembangan Wilayah

Disusun dan diajukan oleh

ABDUL HALIM DJEN KIPU

Kepada

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

iii

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ABDUL HALIM DJEN KIPU

Nomor Mahasiswa :P0200215001

Program Studi : Perencanaan dan Pengembangan

Wilayah

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil

karya orang lain. Saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 25 November 2017

Yang menyatakan

ABDUL HALIM DJEN KIPU

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

iv

PRAKATA

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala

berkat dan rahmat-Nya sehingga tesis yang berjudul “Strategi

Pengembangan Sentra Pertanian Padi Sawah Di Kabupaten Halmahera

Timur”, sebagai syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi

Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Program Pascasarjana Universitas

Hassanuddin.

Gagasan yang mendasari pemilihan topik ini yaitu timbul dari hasil

pengamatan penulis terhadap aspek pengembangan sentral pertanian padi

sawah di Kabupaten Halmahera Timur yang terbatas keberadaannya,

sedangkan antarstakeholders yang berkepentingan terhadap pengembangan

sentra tersebut berbeda konsep pengembangannya.Penulis bermaksud

meyumbangkan beberapa konsep untuk memperbaiki kondisi sentra pertanian

padi sawah di Kabupaten Halmahera Timur.

Penulis menyadari banyak kendala yang dihadapi dalam penyusunan

tesis ini, akan tetapi atas bantuan berbagai pihak penyusunan tesis ini dapat

terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Prof. Dr. Ir.

Ahmad Munir, M.Eng selaku Ketua Program Studi Perencanaan dan

Pengembangan Wilayah sekaligus sebagai Ketua Komisi Penasehat dan Dr.

Ir. Ria Wikantari, M.Arch, sebagai Anggota Komisi Penasehat atas bantuan

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

v

dan bimbingan yang telah diberikan sejak peyusunan proposal penelitian

sampai dengan penulisan tesis ini selesai. Terimah kasi pula penulis

sampaikan kepada yang terhormat Dr.Ir.Roland A. Barkey, Dr.Ir. Mahyuddin,

M.Si, dan Dr. Ir. Muh. Hatta Jamil, SP., M.Si atas masukan dan saran yang

telah diberikan untuk penyusunan tesis ini.Ucapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur yang telah

memberikan tugas belajar kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan.Selain

itu juga penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman PPW

angkatan 2015, yang telah memberikan andil dalam penyusunan tesis ini.

Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih kepada isteri

tercinta Nursin Hi Ma‟bud, SE, dan seluruh keluarga besar yang

telahmemberidoa, dukungan dan semangat kepada penulis selama 2 tahun

menempuh studi di kota Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan saran yang

membangun dari berbagai pihak, dan kirannya tesis ini dapat bermanfaat bagi

yang membaca.

Makassar, 25 November 2017

Penulis

ABDUL HALIM DJEN KIPU

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

vi

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

vii

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

viii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………….. ii

PRAKATA ………………………….. iv

ABSTRAK ………………………….. vi

ABSTRACT ………………………….. vii

DAFTAR ISI ………………………….. viii

DAFTAR TABEL ………………………….. xii

DAFTAR GAMBAR ………………………….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………….. xiv

BAB I PENDAHULUAN ………………………….. 1

A Latar Belakang ………………………….. 1

B Rumusan Masalah …………………………. 2

C Tujuan Penelitian …………………………. 3

D Manfaat Penelitian …………………………. 3

E Lingkup Penelitian …………………………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .…………………………. 5

A Pengembangan Wilayah ……………………….…. 5

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

ix

B Pengembangan Sentra Pertanian ………………………….. 6

C Pengembangan Lahan Pertanian …………………………. 8

D Aspek Prasarana dan Sarana

Produksi

………………………….. 10

E Aspek Sumberdaya Manusia …………………………. 12

F Aspek Kelembagaan …………………………. 13

G Sistem Informasi Geografis (SIG) …………………………. 16

H Metode AHP (Analytical Hierarchy

Process)

…………………………. 18

I Exspert Choice ………………………….. 21

J Penelitian Terdahulu …………………………. 22

K Kerangka Konseptual …………………………. 23

BAB III METODE PENELITIAN …………………………. 25

A Jenis Penelitian …………………………. 25

B Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………. 25

C Populasi dan Sampel …………………………. 27

D Jenis dan Sumber Data …………………………. 28

E Teknik Pengumpulan Data …………………………. 28

F Teknik Analisis Data …………………………. 30

G Defenisi Operasional …………………………. 36

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………. 37

A Lokasi Lahan Padi Sawah

Tersedia

…………………………. 37

1 Identifikasi Lahan Padi Sawah

Tersedia

…………………….……. 37

2 Identifikasi Penggunaan Lahan

Padi Sawah

………………………..… 39

3 Identifikasi Lahan Sesuai Padi

Sawah Belum Dikembangkan.

………………………….. 41

4 Identifikasi Lokasi Lahan

Sesuai Padi Sawah Tersedia.

………………………….. 43

B Usulan Strategi dan Aksi

Pengembangan Sentra Pertanian

Padi Sawah

………….………………. 46

1 Perhitungan Faktor

Pembobotan Hirarki untuk

Semua Strategi

…………………………. 46

2 Evaluasi untuk Strategi

Penyediaan Prasarana dan

Sarana Produksi

…………………………. 48

3 Evaluasi untuk Stratergi

Penguatan Sumberdaya

Manusia Petani

…………………………. 50

4 Evaluasi untuk Strategi

Penguatan Kelembagaan

Petani

…………………………. 52

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

xi

5 Prioritas Global …………………………. 54

C Arahan pengembangan sentra

pertanian padi sawah di

Kabupaten Halmahera Timur

………………………… 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………….…. 60

A Kesimpulan ………………………….. 60

B Saran …………………………. 61

DAFTAR PUSTAKA ………………………….. 62

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

xii

DAFTAR TABEL

Nomor halaman

1 Skala dasar rangking Analysis Hierarchy

Process (AHP)

……………….. 21

2 Lokasi dan luas lahan sesuai padi sawah

tersedia

………………. 44

3 Kebutuhan lahan padi sawah oleh rumah

tangga petani per desa

………………. 45

4 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk

Semua Strategi

………………. 47

5 Matriks Faktor Evaluasi untuk Strategi

Penyediaan Prasarana dan Sarana

Produksi

………………. 49

6 Matriks Faktor Evaluasi untuk Strategi

Penguatan Sumberdaya Manusia

Petani

………………. 51

7 Matriks Faktor Evaluasi untuk Strategi

Penguatan Kelembagaan Petani

………………. 53

8 Rangking prioritas keseluruhan aksi ………………. 56

19 Alternatif keputusan ………………. 58

10 Arahan strategi aksi per desa sebagai

sentra sentra pertanian padi sawah

di Kabupaten Halmahera Timur

………………. 59

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor halaman

1 Kerangka konseptual …………… 25

2 Peta lokasi penelitian sentra pertanian padi

sawah

…………… 27

3 Alur analisis SIG …………… 32

4 Susunan level hirarki Analysis Hierarchy

Process

…………… 33

5 Peta lahan sesuai padi sawah tersedia …………… 39

6 Peta penggunaan lahan sesuai padi sawah …………… 41

7 Peta lahan padi sawah tersedia belum

digunakan

…………… 42

8 Peta lokasi dan luas lahan sesuai padi

sawah tersedia

…………… 43

9 Hasil perhitungan program Expert Choice

11 untuk Semua Strategi

…………… 48

10 Hasil perhitungan dengan program Expert

Choice 11 untuk strategi Penyediaan

Prasarana dan Sarana Produksi

…………… 50

11 Hasil perhitungan dengan program Expert

Choice 11 untuk strategi penguatan

sumberdaya manusia petani

…………… 52

12 Hasil perhitungan dengan program Expert

Choice 11 untuk kriteria Penguatan

kelembagaan petani

…………… 54

13 Hasil perhitungan dengan program Expert

Choice 11 untuk Total Rangking Aksi

…………… 55

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor halaman

1 Peta Rencana Wilayah Pengembangan

Kabupaten Halmahera Timur

……………….. 67

2 Nama dan Jabatan Responden ……………….. 68

3 Peta-peta yang dipakai analisis lokasi

lahan padi sawah

……………….. 69

4 Data Statistik 2017 ……………….. 72

5 Kuisioner AHP ……………….. 74

6 Jenis, Sumber, dan Metode Analisis

Data

……………….. 83

7 Hitungan AHP dengan Expert Choice 11 ……………….. 84

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Pendekatan pengembangan kawasan dirancang untuk meningkatkan

efektivitas kegiatan, efisiensi anggaran dan mendorong keberlanjutan

kawasan komoditas unggulan.Sentra pertanian diartikan sebagai bagian dari

kawasan yang memiliki ciri tertentu di mana di dalamnya terdapat kegiatan

produksi suatu jenis produk pertanian unggulan.Disamping itu, sentra

merupakan area yang lebih khusus untuk suatu komoditas dalam kegiatan

ekonomi yang telah membudaya yang ditunjang oleh prasarana dan sarana

produksi untuk berkembangnya produk tersebut.(Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 50 Tahun 2012).

Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara, pembagian

wilayah pengembangan dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten

(RTRWK) satu diantaranya adalah wilayah pengembangan Cemara Jaya

meliputi Kecamatan Wasile dan Kecamatan Wasile Timur meliputi 11 desa

dengan komoditi yang diusahakan adalah padi sawah sehingga disebut sentra

pertanian padi sawah Cemara Jaya sebagai upaya pengembangan wilayah,

fungsi utama adalah melayani kegiatan usaha tani komoditi padi sawah skala

kabuapten.Pengembangan wilayah yang dimaksud adalah peningkatan

kualitas wilayah dengan mempertimbangkan kelangkaan sumberdaya dan

resiko ekologi.(Litma, 2011 dalam Saragih, 2015).

Upaya melayani kegiatan usaha tani tentulah tidak mudah, karena

berdasarkan data (statistik, 2017) luas lahan padi sawah yang dikembangkan

di sentra pertanian padi sawah Cemara Jaya adalah 3.404 hektar, jumlah

petani 2.938 orang. Luas lahan tersedia yang telah dikembangkan, jika

dibandingkan dengan jumlah petani sebanyak 2.938rumah tangga petani,

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

2

maka kepemilikan lahan petani rata-rata hanya 1,2 ha, arinya belum

memenuhi standar kepemilikan luas lahan padi sawah 2 hektar per petani

atau kepala keluarga (KK), artinya masih membutuhkan kurang lebih 2.472

hektar. Luas lahan yang terairi air irigasi teknis hanya seluas 1.661ha, artinya

masih sekitar 1.743 ha lahan padi sawah yang penggunaan airnya tidak

efektif. Petani dalam penggunaan prasarana dan sarana produksi pengolahan

hasil hanya 45,5%, artinya masih 55,5% yang membutuhkan ketersediannya.

Mengindikasikan pengembangan sentra pertanian padi sawah Cemara

Jaya masih dihadapkan pada beberapa permasalahan mendasar yang

memerlukan penanganan secara cermat dan cepat.Permasalahan yang

cenderung dihadapi oleh petani dan pemerintah adalah aspek pengembangan

sentra pertanian padi sawah.Menurut (Tohir, 1983) peningkatan intensitas

kawasan pertanian atau sentra pertanian sejajar dengan peningkatan

produksi.

Sehubungan dengan permasalahan diatas, maka perlu penelitian

tentang pengembangan sentra pertanian padi sawah di Kabupaten Halmahera

Timur.

B. Rumusan Masalah

Pada tahun 2012 oleh pemerintah daerah melalui perencanaan

pembangunan daerahnya menetapkan kedua kecamatan tersebut sebagai

sentra pertanian padi sawah dengan tujuan mengatasi permasalahan yang

dihadapi oleh petani padi sawah dan pemerintah daerah dalam hal

pengembangannya.

Dalam pengembangan sentra pertanian padi sawah, petani berharap

aspek pengembangan sentra pertanian padi sawah dapat terpenuhi, desakan

tersebut didasari oleh ketersediaan aspek pengembangan sentra pertanian

padi sawah masih jauh dari harapan, sementara petani dan pemerintah

daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan aspek pengembangan sentra

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

3

pertanian padi sawah bervariasi. Permasalahan sebagaimana penjelasan

tersebut, sampai saat ini belum adanya arahan pengembangan sentra

pertanian padi sawah yang jelas, terlihat pada data statistik yang disajika pada

pendahuluan diatas.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dirumuskan beberapa

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana mengidentifikasi lokasi lahan padi sawah tersedia untuk

pengembangan sentra pertanian padi sawah?

2. Bagaimana prioritas strategi dan aksi pengembangan sentra pertanian

padi padi sawah?

3. Bagaimana menyusun arahan pengembangan sentra pertanian padi padi

sawah di Kabupaten Halmahera Timur?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi lokasi lahan padi sawah tersedia untuk pengembangan

sentra pertanian padi sawah.

2. Mengusulkanprioritas strategidan aksi pengembangan sentra pertanian

padi sawah.

3. Menyusun arahan pengembangan sentra pertanian padi sawah di

Kabupaten Halmahera Timur.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah menghasilkan arahan pengembangan

sentra pertanian padi sawah di Kabupaten Halmahera Timur yang didasarkan

pada lokasi lahan padi sawah tersedia dan preferensi responden terhadap

prioritas strategi dan aksi pengembangan sentra pertanian padi sawah untuk

pemenuhan kebutuhan aspek pengembangan sentra pertanian padi

sawah.Diharapkan bermanfaat sebagai masukan bagi pemerintah Kabupaten

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

4

Halmahera Timur dan petani padi sawah di sentra pertanian padi sawah

padakhususnya untuk menyusun program perencanaan yang tepat

lokasi,tepat strategi,dan tepat aksi untuk pengembangan sentra pertanian padi

sawah.

E. Lingkup Penelitian.

Agar lebih fokus dan terarah, maka pelaksanaan penelitian ini lebih di

tekankan pada:

KecamatanWasile dan Wasile Timur terdiri dari 11 desa yang memiliki

lahan pertanian padi sawah aktual atau merupakan kecamatan asal

kelompok tani padi sawah di Kabupaten Halmahera Timur, didasarkan

pada arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Kabupaten

Halmahera Timur sebagai sentra pertanian padi sawah.

Aspek pengembangan sentra pertanian padi sawah meliputi

ketersediaan lahan padi sawah yang masih dapat dikembangkan dan

meliputi aspek pengembangan lainnya menurut responden petani padi

sawah dan pemerintah daerah yang berkompeten dalam

pengembangan sentra pertanian padi sawah di Kabupaten Halmahera

Timur

Pemenuhan kebutuhan aspek pengembangan sentra pertanian padi

sawah di Kabupaten Halmahera Timur.

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan Wilayah

Hadjisaroso, dalam prihating (1999), pengembangan wilayah adalah

suatu tindakan merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan atau

membangun wilayah atau kawasan didasarkan pertimbangan kondisi dan

potensi fisik, ekonomi dan social budaya pada wilayah bersangkutan dengan

tujuan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat.

Sanusi (2005) mengemukakan pembangunan wilayah adalah

pembangunan sektoral pada suatu wialyah dengan tujuan tidak hanya

memacu dan menumbuhkan wilayah tersebut, tetapi juga wilayah disekitarnya

ditinjau dari social ekonomi.

Pengembangan wilayah harus member manfaat ganda yaitu

mendorong usaha pemerataan pembangunan dan dapat meningkatkan

optimalisasi penggunaan sumberdaya (resource) tersebar diwilayah dalam

rangka pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan dalam

mewujudkan stabilitas wialyah.Dengan demikian pengembangan wilayah

(regional development) merupakan bagian dari satu pembangunan secara

keseluruhan, baik menyangkut aspek pembangunan fisik, politik, ekonomi,

social maupun budaya.Pengembangan wilayah tidak dapat dipisahkan dari

ruang (spatial) dan sumberdaya yang terkandung di dalamnya, termasuk

manusia sebagai mahluk hidup dengan berbagai aktivitasnya.

Stanley dalam Koswara (1999), mengemukakan bahwa kata wilayah

berkaitan dengan pembangunan atau pengembangan wilayah, setidak-

tidaknya mempunyai dua makna, yaitu wilayah objektif dan wialayah subjektif.

Wilayah objektif adalah wilayah yang habis dibagi ke wilayahpengembangan,

dan wilayah subjektif adalah perwilayahan untuk mengenal masalah suatu

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

6

wiayah dan terdiri dari dua jenis yaitu pertama wilayah homogen; wilayah yang

mempunyai karakteristik yang sama secara fisik dan social ekonomi; kedua

wilayah fungsional yaitu wilayah yang didasarkan atas adanya hubungan

fungsional antar unsur-unsur tertentu yang terdapat dalam wilayah tersebut.

Pembangunan wilayah merupakan proses pengaturan sumberdaya

daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mengisyaratkan

bahwa kepentingan masyarakat merupakan inti dari penyelenggaraan

pembangunan daerah. Karena itu masyarakat harus terlibat dalam kegiatan

pembangunan yang menuntut tersedia kepentingannya yang seluas-luasnya.

Soegijoko dkk, (1997) berpendapat bahwa, pengembangan wilayah

pedesaan sebagai upaya pemerataan pembangunan, mempertimbangkan

kegiatan sektoral secara terpadu, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan

ekonomi desa secara efektif dan efisien serta dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.Dengan demikian tujuan pengembangan wilayah

berarti kondisi wilayah menjadi lebih baik di segala sektor, termasuk sektor

pertanian.

B. Pengebangan Sentra Pertanian

Solahuddin, (2009) Pembangunan pertanian diartikan sebagai

rangkaian berbagai upaya untukmengembangkan kapasitas masyarakat

pertanian, khususnya memberdayakanpetani, peternak dan nelayan agar

mampu melaksanakan kegiatan ekonomiproduktif secara mandiri dan

selanjutnya mampu memperbaiki kehidupannya sendiri.

Pembangunan sektor pertanian dan wilayah perdesaansekarang

dianggap sangat penting,karena memilikipengaruh bagi pembangunan

nasional baik itu jangka panjang maupun jangkamenengah.Dampak negatif

lambatnya pembangunan sektor pertanian berupaterjadinya kesenjangan

yang semakin melebar antar wilayah dan antar kelompoktingkat

pendapatan.Kesenjangan antar wilayah menciptakan

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

7

ketidakstabilan(instabillity) yang rentan terhadap setiap goncangan yang

menimbulkan gejolakekonomi sosial yang dapat terjadi secara berulang ulang.

(Anwar dan Rustiadi,1999)

Permentan No. 50 Tahun 2012 tentang pedoman pengembangan

kawasanpertanian yang merupakan pengembangan dari Permentan No. 41

Tahun 2009tentang kriteria teknis kawasan peruntukan pertanian menyatakan

bahwa poladasar pengembangan kawasan pertanian dikelompokkan menjadi

dua pola, yaitupola pengembangan kawasan yang sudah ada dan pola

pengembangan kawasanbaru. Pola pengembangan kawasan yang sudah ada

ditujukan bagi kawasanpertanian yang sudah ada dan berkembang, untuk

memperluas skala produksi,serta melengkapi/memperkuat simpul-simpul

agribisnis yang belum berfungsioptimal.Luasan kawasan dapat bertambah

sesuai dengan daya dukung.Kawasanyang telah mandiri diharapkan dapat

memberikan dampak positif bagi daerahsekitarnya (trickle down effect).Pola

pengembangan kawasan baru ditujukanuntuk kawasan komoditas unggulan

pada wilayah baru/potensial yang belumdikembangkan.Ada dua pendekatan

pengembangan kawasan yang digunakanuntuk kawasan baru, yaitu dengan

memperluas skala dan mengadakan kegiatanyang belum terlaksana dan/atau

dengan membangun kawasan baru di kawasanpotensial secara bertahap

hingga mencapai skala minimum kawasan.

Penentuan kawasan baru dapat didasarkan pada komoditas yang

potensialdan ketersediaan lahan yang sesuai untuk mendukung

pengembangan komoditastersebut (commodity driven).Ada kalanya lokasi

potensial sudah ada, namunbelum terdapat komoditas yang layak untuk

dikembangkan.Dalampengembangan kawasan pertanian harus ditentukan

terlebih dahulu komoditasyang tepat berdasarkan potensi pasar dan wilayah.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2012 tentang pedoman

pengembanga kawasan pertanian menjelaskan bahwa sentra pertanian

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

8

merupakan bagian dari kawasan yang memiliki ciri tertentu di mana di

dalamnya terdapat kegiatan produksi suatu jenis produk pertanian unggulan.

Suatu wilayah dapat dikembangkan menjadi suatu sentra pertanian

harus dapat memenuhi persyaratan yaitu: (1) Memiliki sumberdaya lahan

dengan agroklimat yang sesuai untuk mengembangkan komoditi pertanian,

yang dapat dipasarkan atau telah mempunyai pasar (selanjutnya disebut

komoditi unggulan), (2) Memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai

untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha, seperti misalnya: jalan,

sarana irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal, jaringan

telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi pengembangan

agribisnis, sarana produksi pengolahan hasil, dan fasilitas umum serta fasilitas

sosial lainnya, (3) Memiliki sumberdaya manusia, dan (4) kelembagaan.

C. Pengembangan Lahan Pertanian

Menurut Sitorus (2004), sumberdaya lahan (land recources) adalah

lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta

bendayang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan

lahan.Dalam hal ini lahan juga mengandung pengertian ruang atau

tempat.Sumberdayalahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting

untuk kelangsunganhidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan

manusia.Penggunaansumberdaya lahan khususnya untuk kegiatan pertanian

pada umumnya ditentukanoleh kemampuan lahan dan kesesuaian lahan.

Sumberdaya lahan akan menurun kontribusinya terhadap

penyediaanpangan akibat terjadinya tekanan jumlah penduduk yang

memperkecilkepemilikan lahan per-kapita dan kompetisi penggunaan lahan.

Sesuai denganteori Thomas Malthus (Neo-Malthusian) diacu dalam Baliwati

(2008) bahwapenduduk cenderung bertambah menurut deret ukur dan

berlipat ganda setiap 30-40 tahun (kecuali jika terjadi kelaparan). Di sisi lain,

pertambahan hasil yangsemakin berkurang dari faktor produksi lahan yang

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

9

jumlahnya tetap memerlukanpersediaan pangan yang meningkat menurut

deret hitung, sehingga membutuhkandaya dukung sumberdaya alam dan

lingkungan yang selaras.

Lahan sawah memiliki fungsi strategis, karena merupakan penyedia

bahanpangan pokok bagi penduduk Indonesia. Pertambahan jumlah

penduduk danmeningkatnya kebutuhan akan lahan untuk berbagai sektor

membuat konversilahan sawah cenderung mengalami peningkatan, di lain

pihak pencetakan lahan sawah baru (ekstensifikasi) mengalami perlambatan

(Sudaryanto 2003; Irawan2004; Agus et al. 2006).

Lantarsih et al. (2011) menyatakan bahwa masalah berasdi Indonesia

tidak terlepas dari aspek distribusi akibat adanya kesenjanganproduksi antar

daerah dan antar waktu.Oleh karena itu, kemampuan daerah

untukmemproduksi lahan sawahnya sendiri merupakan aspek penting

dalammenciptakan kemandirian pangan.

Untuk mempertahankan ketahanan pangan nasional, beberapa usaha

yangperlu dilaksanakan secara stimultan antara lain: pengendalian konversi

lahanpertanian, mencetak lahan pertanian baru dan intensifikasi sistem

pertaniandengan menerapkan tekonologi yang dapat meningkatkan

produktivitas dansekaligus mempertahankan kualitas lingkungan (Agus dan

Mulyani 2006).Walaupun secara teoritis ketahanan pangan mengandung

aspek yang sangat luas,termasuk kemampuang mengadakan bahan pangan

yang baik bersumber daridalam maupun dari luar negeri, namun dalam

berbagai kebijakan pembangunanpertanian, usaha pencapaian ketahanan

pangan sebagian besar difokuskan padapeningkatan kemandirian pangan

terutama beras (Agus et al. 2006).

Wahyunto (2009) menyatakan bahwa untuk mempertahankan

ketahananpangan dan pengembangan bio-energi nasional diperlukan strategi

dan kebijakanpemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan yang

komprehensif. Strategitersebut adalah: 1) mengoptimalkan pemanfaatan

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

10

sumberdaya lahan eksisting agarlebih produktif dan lestari, baik secara

kuantitas (luasan) maupun kualitas(kesuburan/produktivitas), antara lain

melalui intensifikasi dan peningkatan intensitas tanam, pengembangan inovasi

teknologi,perbaikan sistem pengelolaan DAS dan konservasi tanah dan air

sertapengendalian konversi lahan, 2) perluasan areal pertanian atau sawah

baru atauekstensifikasi dengan beberapa upaya, seperti ekstensifikasi

denganmemanfaatkan lahan potensial, pemanfaatan lahan basah untuk

tanaman panganberbasis padi, pengembangan varietas unggul yang adaptif

pada lahan sub-optimaldan cekaman perubahan iklim.

Menurut Rustiadi dan Reti (2008),tersedianya sumberdaya lahan

pertanian pangan yang berkelanjutan merupakansyarat untuk ketahanan

pangan nasional. Ketersedian lahan pertanian panganberkaitan erat dengan

beberapa hal, yaitu: 1) potensi sumberdaya lahan pertanianpangan, 2)

produktivitas lahan, 3) fragmentasi lahan pertanian, 4) skala

luasanpenguasaan lahan pertanian, 5) sistem irigasi, 6) land rent lahan

pertanian, 7)konversi lahan, 8) pendapatan petani, 9) kapasitas sumberdaya

manusia pertanianserta 10) kebijakan di bidang pertanian.

D. Aspek Prasarana dan Sarana Produksi

Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam

mencapai tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan

penunjang utama terselenggaranya suatu proses (Kamus Besar Bahasa

Indonesia)

Tantangan pembangunanpertanian kedepan dari aspekprasarana dan

sarana pertanian antara lain bagaimanamemperbaiki dan membangun

infrastruktur lahan dan air;membuka akses pembiayaan pertanian dengan

suku bunga rendahyang terjangkau bagi petani kecil; bagaimana

membudayakanpetani menggunakan pupuk kimiawi dan organik

secaraberimbang untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburuantanah;

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

11

bagaimana mengupayakan adaptasi terhadap perubahaniklim dan pelestarian

lingkungan hidup; mengupayakan dukunganalat mesin pertanian

untukmeningkatkanproduksi,nilai tambah

serta menekan susuthasil pertanian yang pada gilirannya dapatmeningkatkan

kesejahteraan petani.

Djakfar.Z.R., (1990). Sarana produksi yang baik biasanya digunakan

baik dalam proses awal pembukaan lahan, budidaya pertaian seperti

pemupukan, pemeliharaan tanaman dan lain-lain sampai dengan proses

pemanenan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari sarana

produksi dalam bidang pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas

kerja petani dan merubah hasil yang sederhana menjadi lebih baik. Sarana

produksi pertanian terdiri dari bahan yang meliputi, benih, pupuk, pestisida,

zat pengatur tumbuh, obat-obatan, dan peralatan lain yang digunakan untuk

melaksanakan produksi pertanian. Sarana-sarana tersebut harus sudah

dipersiapkan sebelum memulai kegiatan sarana budidaya tanaman

Mugnisiah, (1995).Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana

produksi adalah sistem yang mencakup kegiatan perencanaan, pengelolaan

dan pengadaan sarana produksi, teknologi dan sumber daya pertanian. Arah

dari subsistem ini agar input atau sarana produksi tersedia tepat waktu, tepat

jumlah, tepat jenis, tepat kualitas dan sesuai dengan daya beli petani.

Sedangkan subsistem usahatani mencakup kegiatan pembinaan dan

pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer

pertanian, seperti perencanaan, pemilihan lokasi usaha, jenis komoditas,

teknologi dan pola usahatani.Subsistem pengolahan hasil atau agroindustri

merupakan suatu perubahan nilai guna komoditas pertanian.Subsistem ini

merupakan kegiatan agroindustry.

Moenir (1992:119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala

jenisperalatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat

utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

12

kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Pengertian

yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah bahwa sarana dan

prasarana adalah merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu

proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu

maupun peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan

yang hendak dicapai. Berdasarkan pengertian di atas, maka sarana dan

prasarana padadasarnya memiliki fungsi utama sebagai berikut :

1. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat

menghemat waktu;

2. Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa;

3. Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.

4. Lebih memudahkan atau sederhana dalam gerak para pengguna atau

pelaku.

5. Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.

6. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang

berkepentingan.

7. Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang

mempergunakannya.

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang

keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik,

karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang

dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan

rencana.

E. Aspek Sumberdaya Manusia

Menurut Hasibuan (2003) Sumber Daya Manusia adalah kemampuan

terpadu dari dayapikir dan daya fisik yang dimiliki individu.Pelaku dan sifatnya

dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya

dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.Sumber Daya

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

13

Manusia atau man power di singkat SDM merupakan yang dimiliki setiap

manusia.SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia.Tegasnya

kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya.SDM

atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang

dilakukan.Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak

berarti apa-apa.Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir (modal dasar)

sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan).

Menurut Abdurrahmat Fathoni(2006; 8) Sumber Daya Manusia

merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan

manusia. Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan

dikembangkan dengan cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuanya

benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi,

maupun bagi kepentingan individu.

Menurut Nawawi (2001) ada tiga pengertian sumber dayamanusia

yaitu: (1) Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerjadilingkungan

suatu organisasi (disebut juga personil,tenaga kerja, pekerja atau karyawan).

(2) Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagaipenggerak

organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. (3) Sumber daya manusia

adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non

material/non finansial) didalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan

menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan

eksistensi organisasi.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber

daya manusia adalah suatu proses mendayagunakan manusia sebagai

tenaga kerja secara manusiawi, agar potensifisik dan psikis yang dimilikinya

berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi (lembaga).

F. Aspek Kelembagaan

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

14

Kelembagaan adalah keseluruhan pola-pola ideal, organisasi, dan

aktivitas yang berpusat di sekeliling kebutuhan dasar seperti kehidupan

keluarga, negara, agama dan mendapatkan makanan, pakaian, dan

kenikmatan serta tempat perlindungan.Suatu lembaga dibentuk selalu

bertujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia sehingga lembaga

mempunyai fungsi.Selain itu, lembaga merupakan konsep yang berpadu

dengan struktur, artinya tidak saja melibatkan pola aktivitas yang lahir dari

segi sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapi juga polaorganisasi

untuk melaksanakannya (Roucek dan Warren, 1984).

Kelembagaan petani yang dimaksud di sini adalah lembaga petani

yang berada pada kawasan lokalitas (local institution), yang berupa organisasi

keanggotaan (membership organization) atau kerjasama (cooperatives) yaitu

petani-petani yang tergabung dalam kelompok kerjasama (Uphoff,

1986).Kelembagaan ini meliputi pengertian yang luas, yaitu selain mencakup

pengertian organisasi petani, juga „aturan main‟ (role of the game) atau aturan

perilaku yang menentukan pola-pola tindakan dan hubungan sosial, termasuk

juga kesatuan sosial-kesatuan sosial yang merupakan wujud kongkrit dari

lembaga itu.

Kelembagaan petani dibentuk pada dasarnya mempunyai beberapa

peran, yaitu: (a) tugas dalam organisasi (interorganizational task) untuk

memediasi masyarakat dan negara, (b) tugas sumberdaya (resource tasks)

mencakup mobilisasi sumberdaya lokal (tenaga kerja, modal, material,

informasi) dan pengelolaannya dalam pencapaian tujuan masyarakat, (c)

tugas pelayanan (service tasks) mungkin mencakup permintaan pelayanan

yang menggambarkan tujuan pembangunan atau koordinasi permintaan

masyarakat lokal, dan (d) tugas antar organisasi (extra-organizational task)

memerlukan adanya permintaan lokal terhadap birokrasi atau organisasi luar

masyarakat terhadap campur tangan oleh agen-agen luar (Esman dan Uphoff

dalam Garkovich, 1989).

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

15

Dalam pengelolaan faktor-faktor produksi, proses produksi, sampai

dengan pengolahan hasil diperlukan kelembagaan petani. Kegiatan usaha

pertanian akan berhasil jika petani mempunyai kapasitas yang memadai.

Untuk dapat mencapai produktivitas dan efisiensi yang optimal petani harus

menjalankan usaha bersama secara kolektif.Kegiatan bersama (group action

atauco-operation) oleh para petani diyakini oleh Mosher (1991) sebagai faktor

pelancar pembangunan pertanian.Aktivitas bersama sangat diperlukan

apabila dengan kebersamaan tersebut akan lebih efektif dalam mencapai

tujuan yang diinginkan bersama.

Pengembangan kelembagaan diarahkan pada upaya peningkatan

kapasitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan anggota. Artinya, secara

sosial-ekonomis lembaga tersebut: (a) mempunyai kemampuan untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya; (b) sejauhmana

inovatif(mengadakan pembaharuan) dipandang oleh lingkungannya sebagai

memiliki nilaiintrinsik, yang dapat diukur secara operasional dengan indeks-

indeks seperti tingkat otonominya dan pengaruhnya terhadap lain-lain

lembaga; dan (c) sejauh mana suatu pola inovatif dalam organisasi baru itu

menjadi normatif bagi lain-lain kesatuan sosial dalam sistem sosial yang lebih

besar (Jiri Nehnevajsa dalam Eaton,1986)

Secara ringkas, kapasitas kelembagaan petani, menurut Anantanyu

(2009), dapat tercapai dengan melihat empat indikator, yaitu:

1. Tujuan kelembagaan kelompok petani tercapai, artinya: adanya

kejelasan tujuan, adanya kesesuaian tujuan dengan kebutuhan

anggota, dan tingkat pemenuhan kebutuhan anggota oleh

kelembagaan tinggi.

2. Fungsi dan peran kelembagaan berjalan, meliputi: adanya kemampuan

memperoleh, mengatur, memelihara, dan mengerahkan informasi,

tenaga kerja, modal, dan material, serta kemampuan mengelola konflik.

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

16

3. Adanya keinovatifan kelembagaan, meliputi: adanya peran

kepemimpinan dalam kelembagaan, fungsi kepemimpinan dalam

kelembagaan berjalan, adanya nilai-nilai yang mendasari kerjasama,

adanya pembagian peran anggota, adanya pola kewenangan dalam

kelembagaan, adanya komitmen anggota terhadapkelembagaan,

tersedia sumber-sumber pendanaan, tersedia fasilitas-fasilitas fisik,

kualitas sumberdaya anggota memadai, dan adanya teknologi yang

sesuai.

4. Keberlanjutan kelembagaan, meliputi: sentimen anggota baik,

kesadaran anggota tinggi, kekompakan anggota terjadi, kepercayaan

anggota besar, tersedia bantuan luar, pola komunikasi antar anggota

dua arah, dan adanya kerjasama dengan pihak lain.

G. Sistem Informasi Geografis (SIG)

Menurut Bernhardsen, 2002 (dalam Andriana, 2012) SIG sebagai

sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem

ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer

yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, penyimpanan data,

perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data,

manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data serta analisa

data.Kemampuan sumber daya manusia memformulasikan persoalan dan

menganalisa hasil akhir sangat berperan dalam keberhasilan sistem SIG.

SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data di

satu titik tertentu di bumi, menggabungkan dan akhirnya memetakan hasilnya.

Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data

yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem

koordinat tertentu sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

17

menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi, kondisi, trend, pola dan

pemodelan.

Secara umum terdapat dua jenis fungsi analisis dalam SIG yaitu:

1. Fungsi analisis atribut (non spasial) antara lain terdiri atas operasi-

operasi dasar sistem pengelolaan basis data beserta perluasannya

2. Fungsi analisis spasial yang mencakup:

a. Buffering. Buffering merupakan fungsi yang terdapat dalam SIG

yang menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon

dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi

masukannya.Analisis ini digunakan untuk menentukan kawasan

penyangga dari suatu wilayah, garis/koridor.

b. Overlay. Overlay merupakan fungsi dalam SIG yang menghasilkan

layer data spasial baru yang merupakan hasil kombinasi dari

minimal dua layer yang menjadi masukannya, dilakukan dengan

menggabungkan dua peta atau lebih dalam satu wilayah yang

sama.

c. Network. Analisis spasial yang terkait dengan suatu sistem jaringan

(network analysis) yakni pergerakan atau perpindahan suatu

sumber daya (resource) dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui

unsur-unsur buatan manusia yang membentuk jaringan yang saling

terhubung satu dengan yang lainnya (seperti halnya sungai, jalan,

pipa,kabel dan lain jenisnya).

d. Find Distance. Analisis spasial ini berkenaan dengan hubungan

atau kedekatan suatu unsur spasial dengan unsur-unsur spasial

lainnya. Fungsi analisis ini akan menerima masukan sebuah layer

vektor yang berisi unsur-unsur spasial tipe titik, garis atau poligon

untuk menghasilkan sebuah layer raster yang piksel-pikselnya berisi

nilai-nilai jarak dari semua unsur spasial yang terdapat di dalam

layer masukan.

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

18

e. Clustering. Clustering merupakan proses klasifikasi yang digunakan

untuk mengelompokkan piksel-piksel citra berdasarkan aspek-aspek

statistik semata. Analisis ini juga ditujukan untuk mengelompokkan

objek-objek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya, sehingga

objek yang paling dekat kesamaannya dengan objek lain akan

berada dalam kluster yang sama.

f. Interpolasi. Interpolasi merupakan prosedur untuk menduga nilai

yang tidak diketahui dengan menggunakan nilai-nilai yang diketahui

yang terletak disekitarnya.Titik – titik disekitarnya mungkin tersusun

secara teratur maupun tidak teratur.Kualitas hasil interpolasi

tergantung dari keakuratan dan penyebaran dari titik yang diketahui

dan fungsi matematika yang dipakai untuk menduga model

sehingga dihasilkan nilai-nilai yang masuk akal.Penghitungan

matematis dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) dilakukan untuk

mendapatkan peta hasil yang sesuai dengan kriteria yang

diinginkan dalam bentuk keruangan.

H. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

Metode Analytical Hierarchy Process dikembangkan oleh Dr. Thomas

L. Saaty pada tahun 1970–an ketika di Warston school. Metode AHP

merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam sistem

pengambilan keputusan dengan memperhatikan faktor – faktor persepsi,

preferensi, pengalaman dan intuisi.Analytical Hierarchy Process

menggabungkan penilaian – penilaian dan nilai – nilai pribadi ke dalam satu

cara yang logis. Analytical Hierarchy Process merupakan suatu model

pendukung keputusan yang menguraikan masalah multi faktor atau multi

kriteria yang kompleks menjadi suatu hierarki.Analytical Hierarchy Process

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

19

sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan

metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut:

1. Struktur yang berhierarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih,

sampai pada subkriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi

berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan

keputusan.

Tahapan-tahapan pengambilan keputusan dalam metode Analytical

Hierarchy Process (Suryadi dan Ramdhani, 1998) pada dasarnya adalah

sebagai berikut:

1. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan umum,

dilanjutkan dengan kriteria-kriteria dan alternatif - alternatif pilihan yang

ingin di rangking.

3. Membentuk matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan

kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing

tujuan atau kriteria yang setingkat diatas. Perbandingan dilakukan

berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan

menilai tingkat-tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen

lainnya.

4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di

dalam matrik yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.

5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak

konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai

eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang

diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual.

6. Mengulangi langkah, 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hierarki.

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

20

7. Menghitung eigen vector dari setiap matrik perbandingan berpasangan.

Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk

mensintetis pilihan dalam penentuan prioritas elemen pada tingkat

hierarki terendah sampai pencapaian tujuan.

8. Menguji konsistensi hierarki, jika tidak memenuhi dengan CR < 0,100

makapenilaian harus diulangi kembali.

Prinsip dasar kerja sebagai berikut:

1. Penyusunan Hierarki. Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan

menjadi kriteria penunjang pengembangan sentra pertanian padi sawah

cemara jaya, dan setiap kriteria kemudian diuraikan menjadi beberapa

alternatif untuk selanjutnya menjadi struktur hirarki.

2. Penilaian alternatif. Alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan.

Dalam menentukan tingkat kepentingan (bobot) dari elemen keputusan,

penilaian pendapat (judgement) dilakukan dengan menggunakan fungsi

berpikir dan dikombinasi dengan intuisi, perasaan, penginderaan dan

pengetahuan yang dibandingkan dengan peraturan perundangan

sebagai rujukannya. Penilaian pendapat ini dilakukan dengan

perbandingan berpasangan yaitu membandingkan setiap kriteria

dengan kriteria lainnya pada setiap tingkatan kepentingan kriteria

dalam pendapat yang bersifat kualitatif. Menurut Saaty (1980), untuk

berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam

mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari

skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

21

Tabel 1. Skala dasar rangking Analysis Hierarchy Process (AHP)

Nilai Keterangan

1 Kedua elemen sama penting

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain

5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lain

7 Elemen yang satu jelas lebih penting dari elemen yang lain

9 Elemen yang satu mutlak lebih penting dari elemen yang lain

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan

sesuai dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan

bobot prioritas.Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks

atau melalui penyelesaian persamaan matematik.

3. Konsistensi Logis. Semua elemen dikelompokkan secara logis dan

diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis. Jika

penilaian tidak konsisten, maka proses harus diulang untuk

memperoleh nilai yang lebih tepat.

I. Exspert Choice.

Program aplikasi (software) expert choice versi 11.5dapat

menggabungkan hasil perbandingan dengan jumlah lebih dari partisipan yaitu

dengan menggabungkan fitur averageuntuk merata-rata hasil penilaian

berpasangan individu menjadi sebuah nilai. Metoda yang digunakan untuk

mendapatkan nilai rata-rata tersebut yaitu dengan metoda perhitungan rata-

rata geometrik.

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

22

Langkah terakhir yang dilakukan dalam pengoperasian software ini

adalah melakukan analisa sensitifitas yang tersedia dalam icon Sensitivity

Analysis.Iconyang tersedia ini digunakan untuk mengecek sejauh mana

pengaruh perubahan nilai kepentingan suatu kriteria terhadap peringkat

alternati-alternatif yang tersedia. Dalam analisa sensitifitas tersedia grafik

yang menggambarkan sensitifitas alternatif dengan memperhatikan kriteria di

bawah goalatau tujuan hirarki, yaitu Performance Sensitivity( grafik batang

arah horizontal), Gradient Sensitivity (untuk mengecek sensitifitas), Two

Dimensional PerformancePlot Sensitivity (menunjukkan performa alternatif

dengan pertimbangan dua kriteria ) dan Differences Sensitivity. Pada akhirnya

dengan expert choice versi 11.5 for windowsmemudahkan pengambilan

keputusan karena dilengkapi dengan icon yang memudahkan melakukan

eksekusi keputusan secara cepat dengan nilai kepraktisan yang tinggi.

Aplikasi Expert Choicesangat bagus digunakan untuk menganalisa

permasalahan dalam pengambilan keputusan dengan alternatif yang banyak

dan hirarki yang besar atau hirarki yang mempunyai banyak level, karena

tidak perlu menghitung bobot secara manual, hingga tingkat kesalahan dalam

perhitungan bobotnya sangat kecil, namun tergantung ketelitian kita dalam

menginputkan data dari preferensi responden. http://e-

journal.uajy.ac.id/8942/4/3MTS02179.pdf.

J. Penelitian Terdahulu.

Untuk memperkaya kajian dalam tulisan ini, peneliti sedikit

memaparkan beberapa penelitian sejenis yang pernah dilakukan yang

berkenaan dengan Kajian pengembangan sentra pertanian padi sawah

berkaitan dengan pengembangan wilayah, antara lain:

1. Oelviani (2013), melakukan penelitian “Penerapan Metode Analytic

Hierarchy Process(AHP) Untuk merumuskan Strategi Penguatan

Kinerja Sistem Agribisnis Cabai Merah di Kabupaten Temanggung”

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

23

dalam penelitian ini merumuskan strategi penguatan kinerja agribisnis

cabai merah di Kabupaten Temanggung.

2. Rika I.K.A Mantiri (2015), analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi padi sawah di kecamatan dumoga. Tujuan penelitian

melakukan kajian tentang Faktor-fakktor yang mempengaruhi Produksi

Padi Sawah. Mencari solusi terhadap permasalahan yang menjadi

temuan, terhadap faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi

padi sawah dan pembangunan perekonomian.

3. Azza Auliyatul Faizah (2013), Arahan Pengembangan Kawasan

Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Sampang. Menganalisis

faktor-faktor penyebab kurang berkembangnya kawasan tanaman

pangan.

4. Yustian (2014), arahan dan strategi pengembangan lahan sawah di

wilayah pesisir provinsi kalimantan barat. Menganalisis kebijakan dan

strategi tipologi wilayah.

5. Adi Setiyanto (2012), Kajian pengembangan komoditas strategis

berbasis kawasan. Merumuskan alternatif model pengembangan

komoditas strategis berbasis kawasan termasuk sistem

pendampingannya.

K. Kerangka Konseptual.

Pengembangan sentra pertanian padi sawah di Kabupaten

Halmaahera Timur terkendala oleh keterbatasan akan kebutuhan aspek

pengembangan sentra pertanian padi sawah meliputi aspek lahan, dan aspek

pengembangan lainnya. Harapannya adalah kebutuhan akan aspek

pengembangan sentra pertanian padi sawah dapat terpenuhi, sementara

petani dan pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan aspek

pengembangan sentra pertanian padi sawah bervariasi. Permasalahan

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

24

sebagaimana penjelasan tersebut, sampai saat ini belum adanya arahan

pengembangan sentra pertanian padi sawah yang jelas berdasarkan lokasi

dan luas lahan tersedia per wilayah desa, prioritas strategi dan aksi per

wilayah desa dalam pengembangan sentra pertanian padi sawah, maka

dilakukan penelitian sebagai upaya memecahkan permasalahan tersebut

dengan tahapan sebagai berikut:

Mengidentifikasi lokasi lahan padi sawah tersedia untuk

pengembangan sentra pertanian padi sawah berdasarkan lahan padi sawah

tersedia, penggunaan lahan padi sawah, dan wilayah administarasi di sentra

pertanian padi sawah melalui analisis spasial metode Sistem Informasi

Geografis (SIG).

Tahap kedua penelitian ini adalah mengusulkanprioritas strategi dan

aksi pengembangan sentra pertanian padi sawah berdasarkan pendapat

responden yangbersandar padaUndang-Undang Nomor 19 tahun 2013

Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 50 Tahun 2012 tentang pedoman pengembangan kawasan

pertanian, dan budaya petani padi sawah melaluiAnalytic Hierarchy Process

(AHP) dengan program Expert Choice 11.

Selanjutnya arahan pengembangan sentra pertanian padi sawah di

Kabupaten Halmahera Timur melalui sintesis antara hasil identifikasi lokasi

lahan padi sawah tersedia dengan usulan prioritas strategi dan aksi

berdasarkan kebutuhan petani padi sawah.Bagan alir penelitian disajikan

pada Gambar 1.

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

25

Gambar 1.Kerangka konseptual.

Keterbatasaan aspek pengembangan sentra pertanian padi sawah Cemara Jaya

Petani dan pemerintah bervariasi dalam pengembangan sentra

Strategi pengembangan sentra pertanian padi sawah Cemara Jaya

Implementasi: - UU No 19 Thn

2013 - Permentan No

50 Thn 2012

- Budaya Petani

Aspek lahan Aspek penunjang

SIG AHP

Prioritas strategi dan aksi

Lokasi lahan padi sawah tersedia

Arahan pengembangan sentra pertanian padi sawah di Kabuupaten Halmahera Timur

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang

mendeskripsikan, menggambarkan hubungan antara fenomena yang diteliti

dengan sistematis, faktual dan akurat. Menurut Arikunto (2002), bahwa

penelitian deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan, menganalisis atau

menggambarkan variabel-variabel (kondisi, keadaan atau situasi) baik masa

lalu maupun sekarang sedang terjadi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian secara administrasi berada di 2 kecamatan yaitu

Kecamatan Wasile dan Kecamatan Wasile Timur. Kecamatan Wasile terletak

pada 1°1‟5” - 1°12‟55” lintang utara dan 128°3‟40” - 128°27‟20” bujur timur

sedangkan Kecamatan Wasile Timur terletak pada 1°7‟0” - 1°18‟50” lintang

utara dan 128°9‟35” – 128‟27‟20” bujur timur. Kedua kecamatan tersebut

saling berbatasan dengan posisi letak sebelah utara berbatasan dengan

Kecamatan Wasile Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan

Wasile Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Wasile

Selatan, dan sebelah barat berbatasan dengan Teluk Kao. Kedua kecamatan

tersebut terdiri dari 15 desa dengan luas daratan 80.235 hektar atau 12,33%

dari total luas wilayah daratan Kabupaten Halmahera Timur yaitu 650.619

hektar. Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2.

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

27

Dasar penetapan lokasi penelitian karena merupakan kawasan

strategis kabupaten didalamnya terdapat sentra pertanian tanaman pangan

dengan komodi yang dikembangkan adalah padi sawah sehingga disebut

sentra pertanian padi sawah sebagaimana arahan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Timur (Lampiran 1).Penelitian

dilakukan selama 6 bulan dari bulan April sampai September 2017.

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

28

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup

yang akan di teliti yaitu petani padi sawah yang berada di sentra pertanian

padi sawah sebanyak 2.938 rumah tangga petani tergabung kedalam 124

Kelompok Tani (Poktan), dari jumlah Poktan tersebut tergabung kedalam 11

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan 5 instansi pemerintah daerah yang

terkait pengembangan sentra pertanian padi sawah di Kabupaten Halmahera

Timur.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akandiwawancarai,

keberadaannya mampu mewakili populasi yang sebenarnya. Metode yang

dipakai pemilihan sampel adalah purposive sampling dari populasi responden

yang memiliki pengetahuan dan kompetensi terhadap pengembangan sentra

pertanian padi sawah di Kabupaten Halmahera Timur yaitu ketua-ketua

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebanyak 11 orang, ketua-

ketuaGabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dianggap lebih memahami

persoalan ketimbang ketua-ketua Poktan atau anggota Poktan. Sampel dari

instansi pemerintah daerah dipilih juga secara purposif sampling berdasarkan

keterkaitan tugas pokok dan fungsi dalam pengembangan sentra pertanian

padi sawah, terdiri dari 5 pimpinan instansi pemerintah daerah yaituKepala

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kepala Dinas Pertanian, Kepala

Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Bina Marga, dan Kepala Dinas Cipta

Karya Kabupaten Halmahera Timur, sehingga total 16 responden sebagai

sampel. Nama dan jabatan responden (Lampiran 2).

Sugiyono (2001) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono (2004),

pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-

ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-

ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

29

yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan

berdasarkan tujuan penelitian.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.Data

primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya.Sumber data

primer meliputi informasi dari ketua-ketua Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan) padi sawah dan pimpinan-pimpinan instansi pemerintah yang

berkaitan dengan pengembangan sentra pertanian padi sawah, dan cek

lapangan terhadap lokasi penelitian oleh peneliti.Data sekunder adalah data

yang diperoleh bukan secara langsung dari sumbernya yaitu informasi dari

dokumen-dokumen perencanaan pembangunan daerah dan peraturan

perundangan yang diperoleh dari instansi pemerintah daerah yang terkait

pengembangan sentra pertanian padi sawah di Kabupaten Halmahera Timur.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Sekunder

Data sekunder untuk mengidentifikasi lokasi lahan padi sawah tersedia

untuk pengembangan sentra pertanian padi sawah melalui penelusuran

hardcopypeta perwilayahan komoditi pertanian di wilayah Kabupaten

Halmahera Timur dengan atributnya tahun 2006, hardcopy peta tutupan lahan

di wilayah Provinsi Maluku Utara dengan atributnya tahun 2012 di dapat dari

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Maluku Utara, dan

Hardcopypeta wilayah administrasi khususnya Kecamatan Wasile dan

Kecamatan Wasile Timur dengan atributnya tahun 2016 bersumber dari

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten

Halmahera Timur. Hardcopy peta yang dipakai dalam analisis (Lampiran 3).

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

30

Data sekunder untuk usulan prioritas strategi dan aksi pengembangan

sentra pertanian padi sawah melalui penelusuran strategi dan aksi yang

termuat dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan

dan Pemberdayaan Petani dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun

2012 tentang pedoman pengembangan kawasan pertanian.

Data sekunder untuk pembanding analisis lokasi lahan padi sawah

tersedia dan usulan startegi dan aksi pengembangan sentra pertanian padi

sawah melalui penelusuran data statistik yang bersumber dari 5 instansi

pemerintah daerah terkait dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

Halmahera Timur (Lampiran 4).

2. Data Primer

Data primer untuk usulan prioritas strategi dan aksi pengembangan

sentra pertanian padi sawah melalui wawancara awal kepada responden

untuk penetapan startegi dan aksi yang sesuai untuk pengembangan sentra

pertanian padi sawah di Kabupaten Halmahera Timur merujuk pada Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan

Petani dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2012 tentang

pedoman pengembangan kawasan pertanian. Hal ini dikarenakan strategi dan

aksi yang diterapkan dalam peraturan perundangan tersebut tidak semuanya

dapat diterapkan dan sesuai dengan budaya petani di Kabupaten Halmahera

Timur, sebagaimana menurut Akbar (2014) strategi yang tercantum dalam

peraturan perundangan diimplementasikan pada kawasan pertanian dilakukan

wawancara awal terhadap stakeholders yang berkepentingan pada kawasan

tersebut hal ini karena strategi yang diterapkan tidak semuanya dapat

dilakukan dan sesuai dengan kondisi serta budaya setempat. Pemangku

kepentingan (stakeholder) secara signifikan sangat berpengaruh dalam

menunjang kelancaran program pembangunan pertanian, karena stakeholder

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

31

yang akan terkena dampak (positif maupun negatif) dan keberlangsungan

program kegiatan tersebut. Iqbal (2007).

Selanjutnya wawancara dan pengisian kuesioner (Lampiran 5) oleh

responden yang memuat matriks perbandingan berpasangan antar strategi

dan antar aksi pengembangan sentra pertanian padi sawah sebagaimana

wawancara awal.Kuesioner disebarkan ke responden berbarengan dengan

wawancara dengan dua cara. Bagi responden dari instansi pemerintah

daerahyaitu kuisioner diserahkan oleh peneliti dan selanjutnya diwawancarai

secara langsung kepada pimpinan instansi pemerintah daerahberdasarkan

pertanyaan-pertanyaan kuisioner dan bertempat di kantornya masing-

masing.Untuk responden dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yaitu

kuisioner di serahkan langsung oleh peneliti sekaligus melakukan wawancara

berdasarkan pertanyaan-pertanyaan kuesioner dan pelaksanaannya

bertempat di lokasi lahan padi sawah milik masing-masing Gabungan

Kelompok Tani (Gapoktan).

F. Teknik Analisis Data

1. Mengidentifikasi Lokasi Lahan Padi Sawah Tersedia Untuk

Pengembangan Sentra Pertanian Padi Sawah.

Lokasi lahan padi sawah tersedia untuk pengembangan sentra

pertanian padi sawah menggunakan analisis spasial dengan metode Sistim

Informasi Geografis (SIG) terdiri atas tahapan: (1) Digitasi hardcopy peta

perwilayahan komoditi pertanian untuk identifikasi danpembuatan peta lahan

padi sawah tersedia, (2) Digitasi hardcopy peta tutupan lahan untuk

identifikasi dan pembuatan peta penggunaan lahan padi sawah, (3) Overlay

peta lahan padi sawah tersedia dan peta penggunaan lahan padi sawah untuk

identifikasi dan pembuatan peta lahan padi sawah tersedia belum

dikembangkan, (4) Overlay peta lahan padi sawah tersedia belum

dikembangkan dengan peta administrasi kecamatan untuk identifikasi dan

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

32

pembuatan peta lokasi lahan padi sawah tersedia belum dikembangkan.

Bagan alir analisis Sistem Informasi Geografis(SIG) disajikan pada Gambar 3.

Digitasi Digitasi

Gambar 3. Alur analisis SIG

Menurut Khomsin (2004) digitasi merupakan proses pembentukan data

yang berasal dari data raster menjadi data vektor. Dalam sistem informasi

geografis dan pemetaan digital,data vektor banyak digunakan sebagai dasar

analisis dan berbagai proses.Digitasi pada Arcview dilakukan pada dokumen

view dan disimpan di dalam sebuah shapefile (file .shp). Oleh karena itu,

proses digitasi didahului dengan pembuatan sebuah shapefile kosong. Peta

hasil digitasi selanjutnya dapat digunakan dalam proses overlay.

Overlay menampalkan suatu peta digital pada peta digital yang lain

beserta atribut-atributnya dan menghasilkan peta gabungan keduanya yang

memiliki informasi atribut dari kedua peta tersebut. dilakukan minimal dengan

Hardcopy Peta tupan lahan

Lokasi lahan padi sawah tersedia untuk pengembangan sentra pertanian padi sawah

Overlay

Lahan sesuai padi sawahtersedia

Hardcopy peta perwilayahan

komoditi pertanian

Wilayah administrasi Kec.Wasile dan Kec.

Wasile Timur

Lahan sesuai padi sawah tersedia belum digunakan

Overlay

Penggunaan lahan padi sawah

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

33

2 jenis peta yang berbeda secara teknis dikatakan harus ada polygon yang

terbentuk dari 2 jenis peta yang dioverlaykan. Jika dilihat data atributnya,

maka akan terdiri dari informasi peta pembentukya (Prahasta, Eddy. 2006).

2. Mengusulkan Prioritas Strategi dan Aksi Pengembangan Sentra

Pertanian Padi Sawah.

Usulan prioritas strategi dan aksi untuk pengembangan sentra

pertanian padi sawah berdasarkan pendapat responden menggunakan

analisis hierarki proses (AHP) dengan program Exspert Choice 11.Prioritas

strategi dan aksi yang dimaksud sebagaimana tersaji pada Gambar 4.

Gambar 4.Susunan level hirarki Analysis Hierarchy Process

Hirarki III Aksi

Hirarki II Strategi

Hirarki I Tujuan

Penyediaan prasarana dan

sarana produksi

Usulan prioritas

Penguatan sumberdaya

manusia petani

Penguatan kelembagaan

petani

Penyediaan jaringan irigasi

Penyediaan Benih, pupuk,

pestisida

Penyediaan alat mesin pertanian

Penyediaan pelatihan budidaya

Penyediaan pelatihan

penanganan pasca panen

Penyediaan pelatihan

pengelolaan dan pemasaran hasil

Penyediaan modal usaha

Penyediaan bimbingan teknis

Penyediaan fasilitas akses pasar

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

34

Peneliti menggunakan teknik Analysis Hierarchy Process (AHP).

Menurut Marimin (2008), prinsip kerja Analysis Hierarchy Process adalah

penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik

dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki.

Analysis Hierarchy Process dengan program Exspert Choice 11

menghasilkan usulan prioritas strategi dan aksi pengembangan sentra

pertanian padi sawah secara terstruktur, strategis, dan dinamik di Kabupaten

Halmahera Timur. Tahapan analisis sebagai berikut:

1. Langkah I (Pembuatan dan penyimpanan file)

Klik ikon Expert Choicepada desktop, atau pilih Start, All

Progams,Expert Choice11,dan pilih ikon Expert Choice 11. Selanjutnya akan

muncul window atau screenselamat datang “Welcome to Expert Choice”.

Pada window ini, klik create new model, directlaluklik OK. Kemudian

akan muncul window penyimpanan. Tuliskan deskripsi singkat dari model

tersebut “Usulan Prioritas”kemudian klik Open.

Setelah itu akan muncul window Goal Description. Pada window ini

sisihkan secara singkat deskripsi tujuan atau goal yang ingin dicapai, bisa

denganmenggunakan deskripsi yang sama dengan nama file yang

telahdisimpan sebelumnya.

Setelah mengisi deskripsi selanjutnya klik OK, lalu akan muncul window

ruang kerja dengan sebuah Nodeyang merupakan hirarki level utama atau

goal yang ingin dicapai.

2. Langkah II (penyusunan hirarki)

Pada hirarki II kriteria yang digunakan dimasukkan sebagai anak atau

turunan hirarki I dengan Klik Kanan pada Node hirarki I, kemudian pilih Insert

Child of Current Node.

Selanjutnya memasukkan alternatif-alternatif pemilihan.Unutk

memasukkan alternatif Klik icon Add Alternatif. Selanjutnya akan muncul

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

35

window alternative name, lalu isi dengan namanya. Ulangi proses pada nomor

2 dan 3 hingga semua alternatif dimasukkan. Goal dan kriteria dapat dilihat

dalam panel Treeview disebelah kiri, dan alternatif dapat dilihat dalam panel

Alternative di sebelah kanan.

3. Langkah III (pembobotan kriteria)

Sebagaimana prosedur yang dilakukan pada analisis manual, tahap

pembobotan pertama dilakukan pada hierarki II terhadap hierarki I. Artinya

memberikan bobot terhaap masing-masing kriteria untuk mengetahui kriteria

mana yang paling diunggulkan. Arahkan pada goal node untuk melakukan

pembobotan pada kriteria dan alternatif.Pertama, lakukan pembobotan pada

setiap kriteria.Selanjutnya, pembobotan dilakukan pada setiap alternatif

dengan dibandingkan pada setiap kriteria.

Langkah-langkah sebagai berikut:

1) Arahkan pada Goal Node dan klik.

2) Pilih Assessment, Pairwise dari menu, kemudian pilih :

Pairwise Verbal Comparisons untuk setiap kriteria.Untuk kembali ke

layar utama setiap waktu klik ikon Model View.

Jika angka pembobotan berwarna merah menandakan kriteria diatas

lebih penting dari kriteria disamping.Jika angka pembobotan berwarna hitam

menandakan sebaliknya (kriteria disamping lebih penting dari kriteria diatas).

Sehingga, kita bisa mendapatkan seperti:

1) Jaringan irigasi 2x (between moderate and equal) lebih penting dari

Alat mesin pertanian atau yang lainnya.

2) Alat mesin pertanian 2x (between moderate and equal) lebih penting

dari benih, pupuk dan pertisida dan seterusnya

Setelah selesai melakukan pembobotan untuk semua sel yang

berwarna putih, klik ikon Calculate untuk mendapatkan prioritas dari kriteria

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

36

tersebut.Jika tidak sengaja kembali ke layar utama, klik pada tab untuk

kembali ke layar Verbal Comparation klik Calculate.

4. Langkah IV (pembobotan alternatif untuk setiap kriteria)

Gerakan kursor mouse ke kriteria dan lakukan pembobotan ke setiap alternatif

berdasarkan kriteria tersebut dengan cara yang sama pada saat melakukan

pembobotan kriteria. Note: Pembobotan alternatif ini adalah alternatif mana

yang “lebih disuka” berdasarkan setiap kriteria yang ada.

5. Langkah V (synthesizing untuk mendapatkan hasil)

Setelah pembobotan untuk semua alternatif selesai dilakukan, kembali kepada

Model View dan pilih ikon Synthesis dari menu utama untuk mendapatkan

hasil perhitungan alternatif mana yang dipilih.

6. Langkah VI (Sensitivity Analysis)

Sensitivity Analysis dilakukan untuk mengetahui variasi dari prioritas

kriteria untuk mengamati sejauh mana efeknya terhadap prioritas

alternatif.Sensitivity Analysis dilakukan dengan Sensitivity-Graphs command

yang ada dalam menu utama.Dengan ini kita bisa mengubah prioritas dari

setiap kriteria (dengan klik dan geser kriteria bar) untuk melihat sensitivitas

terhadap prioritas alternatif.

1) Pilih Sensitivity-Graphs lalu Dynamic Sensitivity dari menu utama,

klik dan tahan untuk menggeser kriteria bar maju/mundur sehingga

dapat melihat perubahan prioritas dari setiap alternatif.

2) Pilih Sensitivity-Graphs lalu Open Four Graphs untuk melihat semua

grafik (Peformance, Dynamic, Gradient, Head to Head Sensitivity) di

tampilkan bersamaan.

3. Menyusun Arahan Pengembangan Sentra Pertanian Padi Sawah di

Kabupaten Halmahera Timur.

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

37

Arahan pengembangan sentra pertanian padi sawah di Kabupaten

Halmahera Timur melalui sintesis antara lokasi lahan padi sawah tersedia

danusulan prioritas strategi dan aksi berdasarkan, kebutuhan petani padi

sawah per wilayah desa.Metode sintesis adalah kegiatan berpikir logis yang

melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk

menyusun suatu pandangan atau konsep (Kattsoff 2004 dalam Akbar

2014).Jenis, sumber, dan metode analisis data tersaji pada (Lampiran 6).

G. Defenisi Operasional

Untuk menghindari pengertian yang berbeda serta memudahkan

pengumpulan dan analisis data yang dibutuhkan maka istilah yang digunakan

dalam penelitian ini perlu diberi batasan sebagai berikut :

1. Pengembangan sentra pertanian padi sawah adalah usaha peningkatkan

kualitas lokasi dan komoditas melalui ketersediaan aspek pendukung

sesuai kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan petani dan wilayah

disekitarnya.

2. Sentra pertanian adalah lokasi terpusat pengembangan komoditas

tertentu yang ditunjang lahan, prasarana dan sarana, sumberdaya

manusia, dan kelembagaan.

3. Padi sawah adalah komoditas penghasil beras, dibudidaya pada lahan

yang tanahnya digarap dan diairi air irigasi,memiliki permukaan rata,

dibatasi pematang.

4. Prasarana dan sarana produksi adalah fasilitas yang dibutuhkan di sentra

pertanian untuk kegiatan usaha tani.

5. Sumberdaya manusia petani adalah individu atau kelompok produktif di

sentra pertanian sebagai penggerak usaha tani.

6. Kelembagaan petani adalah kelompok atau unit organisasi yang ditumbuh

kembangkan dari, oleh dan untuk petani agar meningkat usaha taninya.

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

H. Lokasi Lahan Padi Sawah Tersedia Untuk Pengembangan Sentra

Pertanian Padi Sawah.

1. Identifikasi Lahan Sesuai Padi Sawah Tersedia.

Identifikasi lahan sesuai padi sawah tersedia melalui hardcopy peta

perwilayahan komoditi pertanian berdasarkan Zona Agroekologi (ZAE) skala

1:100.000 Kabupaten Halmahera Timur.Penyusunan ZAE mengacu pada

konsep system pakar (expert system). Konsep ini mengacu pada kesesuaian

antara karakteristik lahan, Iklim dan persyaratan tumbuh tanaman (Amien

1997), komponen utama dalam penempatan ZAE adalah kondisi biofisik lahan

(kelerengan, kedalaman tanah, dan elevasi), iklim (curah hujan, kelembapan,

dan suhu), dan persyaratan tumbuh tanaman, agar tanaman dapat tumbuh

dan berproduksi dengan optimum. Untuk tumbuh dan berproduksi tinggi

dengan kualitas hasil yang baik, maka tanaman harus dibudidayakan pada

lingkungan yang sesuai (Amien 1994; Amien et al.1994; Subagio et al 1995;

Djaenudin 2001).Pemilihan tanaman yang sesuai untuk diusahakan pada

suatu kawasan ditentukan berdasarkan lereng, tekstur, tingkat kemasan, dan

suhu (Amien 1997).Komponen utama penyusunan ZAE adalah faktor biofisik

(tanah, dan iklim, fisiografi dan bentuk wilayah, vegetasi dan penggunaan

lahan) serta faktor ekonomi.Faktor sosial ekononmi yang perlu

dipertimbangkan dalam memasyarakatkan paket teknologi spesifik lokasi

adalah potensi tenaga kerja, beban lingkungan, komoditas pertanian unggulan

dan prasarana (Bermanakusuma, 1998).

Digitasi hardcopy peta perwilayahan komoditi pertanian Kabupaten

Halmahera Timur difokuskan pada perwilayahan komoditi padi sawah di lokasi

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

39

penelitian dengan menggunakan analisis spasial metode Sistim Informasi

Geografis (SIG) diperoleh luaslahan sesuai komoditi padi sawah 7325 hektar,

peta tersaji pada Gambar 5.

Gambar 5. Peta lahan sesuai padi sawah tersedia

Lahan sesuai komoditi padi sawah tersedia bersifat terpusat dengan

hamparan yang cukup luas, jika disesuaikan dengan arahan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan

Pertanian bahwa standar luasan sentra pertanian tanaman pangan komoditi

padi luas lahan agregat adalah 5000 hektar, maka sentra pertanian padi

sawah di Kabupaten Halmahera Timur arahan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten (RTRW) dinyatakan tepat untuk dikembangkan.

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

40

2. Identifikasi Penggunaan Pahan Padi Sawah.

Identifikasi penggunaan lahan padi sawa melalui hardcopy peta tutupan

lahan hasil pemantauan sumberdayahutan yang dilakukanolehKementerian

LHK dalamhaliniDirektoratInventarisasidanPemantauanSumberDayaHutan

(Dit.IPSDH) adalahpemantauantutupanlahanProvinsi Maluku Utara tahun

2012.Penutupan lahandihasilkandarikegiatanpenafsiran data citrasatelitsecara

manual (digitasi on-screen).Penutupan lahanmerupakangaris yang

menggambarkanbataspenampakan area tutupan di ataspermukaanbumi yang

terdiridaribentangalamdanataubentangbuatan (UU No.4, 2011).Penutupan

lahandapat pula berartitutupanbiofisikpadapermukaanbumi yang

dapatdiamatidanmerupakanhasilpengaturan, aktivitas, danperlakuanmanusia

yang

dilakukanpadajenispenutuplahantertentuuntukmelakukankegiatanproduksi,

perubahan, ataupunperawatanpada areal tersebut (SNI 7645, 2010).Data

penutupan lahan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan antara lain:

o Analisa dinamika perkembangan hutan (degradasi, deforestasi dan

reforestasi).

o Perhitungan cadangan dan emisi karbon.

o Perencanaan dan pengembangan suatu daerah atau areal (tata

ruang wilayah).

o Pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja pemegang izin usaha

(konsesi) pada kawasan hutan hutan (pemantauan areal

penebangan, realisasi tanam dan pembukaan tambang).

o Pemantauan areal Kawasan Konservasi dan Kesatuan Pengelolaan

Hutan dari perambahan, pembalakan liar dan kebakaran lahan dan

hutan.

Digitasi hardcopy peta tutupan lahan Kabupaten Halmahera Timur

difokuskan pada penggunaan komoditi padi sawah di lokasi penelitian dengan

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

41

menggunakan analisis spasial metode Sistim Informasi Geografis (SIG)

diperoleh penggunaanlahan komoditi padi sawah seluas 3628 hektar, peta

tersaji pada Gambar 6.

Gambar 6. Peta penggunaan lahan sesuai padi sawah

Lahan padi sawah yang telah digunakan bersifat terpusat dengan

hamparan yang cukup luas, jika dibandingkan dengan ketersediaan petani

padi sawah berada di sentra tersebut sebagaimana data statistik 2017 yaitu

total berjumlah 2938 rumah tangga petani (Lampiran 4), maka rata-rata

penggunaan lahan padi sawah oleh masing-masing rumah tangga petani padi

sawah hanya berkisar 1,2 hektar, dengan demikian penggunaan lahan padi

sawah dinyatakan masih terbatas sebagaimana arahan Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani

bahwa penggunaan lahan minimal 2 hektar per rumah tangga petani.

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

42

3. Identifikasi Lahan Sesuai Padi Sawah Belum Dikembangkan.

Identifikasi lahan sesuai komoditi padi sawah belum dikembangkan

melalui overlay kedua peta hasil analisis diatas menggunakan analisis spasial

metode Sistim Informasi Geografi (SIG) diperoleh lahan sesuai padi sawah

tersedia belum dikembangkan seluas 3697 hektar, peta tersaji pada Gambar

7.

Gambar 7. Peta lahan padi sawah tersedia belum digunakan

Lahan sesuai padi sawah tersedia belum digunakan bersifat menyebar

di sentra pertanian tersebut dan luasannya masih cukup luas terlihat bahwa

lahan sesuai padi sawah yang telah digunakan dengan lahan sesuai padi

sawah belum digunakan hamper sama luasannya. Jika luasan lahan sesuai

padi sawah belum digunakan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

43

rumah tangga petani padi sawah sebagaimana arahan Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani

bahwa penggunaan lahan minimal 2 hektar per rumah tangga petani, maka

dinyatakan kebutuhannya dapat terpenuhi.

4. Identifikasi Lokasi Lahan Sesuai Padi Sawah Tersedia.

Analisis spasial metode Sistem Informasi Geografis (SIG) yang

digunakan melalui overlay peta lahan sesuai padi sawah tersedia belum

digunakan dengan peta wilayah administrasi desa sebagai sentra pertanian

padi sawah diperoleh lokasi dan luas lahan sesuai padi sawah di masing-

masing desa tersedia untuk dikembangkan, tersaji pada Gambar 8 dan Tabel

2.

Gambar 8. Peta lokasi dan luas lahan sesuai padi sawah tersedia

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

44

Tabel 2.Lokasi dan luas lahan sesuai padi sawah tersedia

Desa Lahan padi

sawah

tersedia (ha)

Penggunaan

lahan padi sawah

(ha)

Lahan padi sawah

belum

digunakan(ha)

Ake Daga 143 79 64

Batu Raja 973 343 630

Bumi Restu 609 453 156

Cemara Jaya 817 457 360

Daka Ino 779 660 119

Dodaga 126 15 111

Gula Papo 12 3 9

Mekar Sari 565 449 116

Rawa Mangun 377 264 113

Sido Mulyo 477 140 337

Subaim 1298 6 1292

Tobo Ino 237 184 53

Tutuling Jaya 482 385 97

Way Suba 90 28 62

Woka Jaya 342 164 178

Total 7325 3628 3697

Luasan lahan padi sawah tersedia di masing-masing desa untuk

pengembangan sentra pertanian padi sawah yang diperoleh, jika dibandingkan

dengan ketersediaan rumah tangga petani padi sawah di masing-masing desa

sebagaimana data statistik 2017 (Lampiran 4), maka pemenuhan kebutuhan

akan luas lahan padi sawah 2 hektar per rumah tangga petani padi sawah

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

45

sebagaimana arahan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2013 Tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Petanikondisinya tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3.Kebutuhan lahan padi sawah oleh rumah tangga petani per desa

Desa Rumah

tangga

petani

Lahan padi

sawah belum

digunakan(ha)

Kebutuhan luas

lahan padi sawah

tersedia (ha)

Kondisi luas

lahan per

desa(ha)

Ake Daga 229 64 379 -315

Batu Raja 229 630 115 +515

Bumi Restu 356 156 259 -103

Cemara Jaya 234 360 11 +349

Daka Ino 344 119 28 +91

Dodaga - 111 - -

Gula Papo - 9 - -

Mekar Sari 309 116 169 -3

Rawa Mangun 291 113 318 -205

Sido Mulyo 253 337 366 -29

Subaim - 1292 - -

Tobo Ino 216 53 248 -195

Tutuling Jaya 240 97 95 +2

Way Suba - 62 - -

Woka Jaya 237 178 310 -132

Total 2938 3697 2298

Berdasarkan data, dinyatakan 4 desa luas lahan padi sawah tersedia

dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga petani padi sawah, 7 desa luas

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

46

lahan padi sawah tersedia namun tidak dapat memenuhi kebutuhan rumah

tangga petani padi sawah, dan 4 desa tersedia lahan padi sawah namun tidak

tersedia rumah tangga petani padi sawah.

Pengembangan sentra pertanian padi sawah melalui penyediaan lahan

sesuai padi sawah bagi kebutuhan petani padi sawah pertimbangan

pengembangannya pada desa dengan luas lahan padi sawah sesuai masih

tersedia dan dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga petani padi sawah

adalah Desa Batu Raja, Desa Cemara Jaya, Desa Daka Ino, dan Desa

Tutuling Jaya. Menurut Djaenuddin dkk (2003), Kecocokan antara sifat fisik

lingkungan dari suatu wilayah dengan persyaratan penggunaan komoditas

yang akan dievaluasi memberikan gambaran atau informasi bahwa lahan

tersebut potensial dikembangkan untuk komoditas tersebut, hal ini mempunyai

pengertian bahwa jika lahan tersebut digunakan untuk penggunaan tertentu

dengan mempertimbangkan berbagai asumsi mencakup masukan (input)

yang diperlukan akan mampu memberikan hasil (output) sesuai dengan yang

diharapkan, dan pertimbangan dapat memenuhi standar kebutuhan

penguasaan lahan sawa oleh rumah tangga petani padi sawah yaitu 2 hektar

per kepala keluarga sebagaimana arahan Undang-Undang Nomor 19 tahun

2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Desa dengan luas lahan padi sawah masih tersedia namun kondisinya

tidak dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga petani padi sawah. Artinya

untuk memenuhi kebutuhannnya, membutuhkan lahan yang tidak sesuai lagi

dengan syarat tumbuh komoditi padi sawah dan jika diupayakan

kesesuaiannya maka membutuhkan biaya yang cukup tinggi, sementara

merujuk pada arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Halmahera Timur 2016-2021 target capaian perluasan

lahan padi sawah 250 hektar dengan tahapan perluasan per tahun 50 hektar.

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

47

I. Usulan Strategi dan Aksi Pengembangan Sentra Pertanian Padi

Sawah

1. Perhitungan Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Strategi

Analisis Hierarki Proses (AHP) program Expert Choice 11yang

digunakanuntuk analisis pendapat gabungan dari 16 responden menunjukkan

bahwa usulan strategipenyediaan prasarana dan sarana produksi 5 kali lebih

penting dari penguatan sumberdaya manusia petani, 7 kali lebih penting dari

penguatan kelembagaan petani. Strategipenguatan sumberdaya manusia

petani 3 kali lebih penting dari penguatan kelembagaan petani.Maka matrik

perbandingan hasil pendapat di atas tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Strategi

Penyediaan

prasarana dan

sarana produksi

Penguatan

sumberdaya

manuisa petani

Penguatan

kelembagaan

petani

Penyediaan

prasarana dan

sarana produksi

1 5 7

Penguatan

sumberdaya manuisa

petani

1/5 1 3

Penguatan

kelembagaan petani

1/7 1/3 1

Perhitungan dengan bantuan program Expert Choice 11 diperoleh hasil

tersaji pada Gambar 9.

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

48

Gambar 9. Hasil perhitungan program Expert Choice 11 untuk SemuaStrategi

Strategipenyediaan prasarana dan sarana produksi merupakan usulan

strategi urutan pertama dalam pengembangan sentra pertanian padi sawah

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

49

dengan nilai bobot 0,731 atau 73,1%, usulanstrategiurutan kedua penguatan

sumberdaya manuisa petani dengan nilai bobot 0,188 atau 18,8%, dan usulan

strategi urutan ketigapenguatan kelembagaan petani dengan nilai bobot 0,081

atau 8,1%, dengan nilai Inconsistency = 0,06 (6%) yang lebih kecil dari 10%,

sehingga persyaratan perhitungan dipenuhi.

2. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Strategi Penyediaan Prasarana

dan Sarana Produksi

Hasil analisis pendapat gabungan dari 16 responden menunjukkan

bahwa aksi ketersediaan jaringan irigasi 5 kali lebih penting dari ketersediaan

benih, pupuk pestisida, dan 4 kali lebih penting dari ketersediaan alat mesin

pertanian. Aksiketersediaan benih, pupuk pestisida 1/3 kali lebih penting dari

ketersediaan alat mesin pertanian.Matrik perbandingan hasil pendapat di atas

tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5. Matriks Faktor Evaluasi untuk Strategi Penyediaan Prasarana dan Sarana Produksi

Jaringan

Irigasi

Benih, pupuk,

pestisida

Alat mesin

pertanian

Jaringan Irigasi 1 5 4

Benih, pupuk,

pestisida

1/5 1 1/3

Alat mesin pertanian 1/4 3 1

Perhitungan dengan bantuan program Expert Choice 11 diperoleh hasil

tersaji pada Gambar 10.

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

50

Gambar 10. Hasil perhitungan dengan program Expert Choice 11 untuk strategi Penyediaan Prasarana dan Sarana Produksi

Aksi penyediaan jaringan irigasi usulan prioritas pertama nilai bobot

0,674 atau 67,4%, aksipenyediaan alat mesin pertanian usulan prioritas kedua

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

51

nilai bobot 0,226 atau 22,6%, danaksipenyediaan benih, pupuk, pestisida

usulan prioritas ketiga dengan nilai bobot 0,101 atau 10,1%, dengan nilai

Inconsistency = 0,08 (8%)yang lebih kecil dari 10%, sehingga persyaratan

perhitungan dipenuhi.

3. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Stratergi Penguatan Sumberdaya Manusia Petani

Hasil analisis pendapat gabungan dari 16 responden menunjukkan

bahwa aksi penyediaanpelatihan budidaya 1/3 kali lebih penting dari pelatihan

pengolahan pasca panen, dan 1/5 kali lebih penting dari pelatihan pengelolaan

dan pemasaran.Aksi penyediaanpelatihan penanganan pasca panen 1/3 kali

lebih penting dari pelatihan pengelolaan dan pemasaran.Maka matrik

perbandingan hasil pendapat di atas tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks Faktor Evaluasi untuk Strategi Penguatan Sumberdaya Manusia Petani

Pelatihan

budidaya

Pelatihan

penanganan pasca

panen

Pelatihan

pengelolaan dan

pemasaran

Pelatihan budidaya 1 1/3 1/5

Pelatihan

penanganan pasca

panen

3 1 1/3

Pelatihan

pengelolaan dan

pemasaran

5 3 1

Perhitungan dengan bantuan program Expert Choice 11 diperoleh hasil

tersaji pada Gambar 11

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

52

Gambar 11. Hasil perhitungan dengan program Expert Choice 11 untu strategi penguatan sumberdaya manusia petani

Aksipenyediaan pelatihan pengelolaan dan pemasaranusulan prioritas

pertama nilai bobot 0,637 atau 63,7%, pelatihan penanganan pasca panen

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

53

usulan prioritas kedua nilai bobot 0,258 atau 25,8%, dan penyediaan pelatihan

budidaya usulan prioritas ketiganilai bobot 0,105 atau 10,5%, dengan nilai

Inconsistency = 0,04 (4%) yang lebih kecil dari 10%, sehingga persyaratan

perhitungan dipenuhi.

4. Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Strategi Penguatan Kelembagaan Petani

Hasil analisis pendapat gabungan dari 16 responden menunjukkan

bahwa aksi penyediaan modal usaha 7 kali lebih penting dari penyediaan

bimbingan teknis, dan 5 kali lebih penting dari penyediaan fasilitas akses

pasar. Aksipenyediaan bimbingan teknis 1/3 kali lebih penting dari penyediaan

fasilitas akses pasar.Maka matrik perbandingan hasil pendapat di atas tersaji

pada Tabel 7.

Tabel 7. Matriks Faktor Evaluasi untuk Strategi Penguatan Kelembagaan Petani

Bantuan

Modal

Usaha

Bantuan

bimbingan

teknis

Bantuan fasilitas

akses pasar

Bantuan Modal Usaha 1 7 5

Bantuan bimbingan

teknis

1/7 1 1/3

Bantuan fasilitas akses

pasar

1/5 3 1

Perhitungan dengan bantuan program Expert Choice 11 diperoleh hasil

tersaji pada Gambar 12

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

54

Gambar 12. Hasil perhitungan dengan program Expert Choice 11 untuk kriteria

Penguatan kelembagaan petani

Aksipenyediaan modal usahausulan prioritas pertama nilai bobot 0,731

atau 73,1%, penyediaan fasilitas akses pasar usulan prioritas keduanilai bobot

0,188 atau 18,8% danpenyediaan bimbingan teknis usulan prioritas ketiganilai

bobot 0,081 atau 8,1%, dengan nilai Inconsistency = 0,06 (6%) yang lebih

kecil dari 10%, sehingga persyaratan perhitungan dipenuhi.

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

55

5. Hasil Perhitungan Total Rangking Prioritas Global

Hasil perhitungan total rangking prioritas aksi secara keseluruhan

diperoleh tersaji pada Gambar 13 dan Tabel 7.

Gambar 13. Hasil perhitungan dengan program Expert Choice 11 untuk Total Rangking Aksi

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

56

Tabel 8. Rangking prioritas keseluruhan aksi

Nilai bobot Prioritas Aksi

0,490 atau 49% 1 Penyediaan jaringan irigasi

0,164 atau 16,4% 2 penyediaan alat mesin pertanian

0,126 atau 12,6% 3 penyediaan pelatihan pengelolaan dan

pemasaran hasil

0,073 atau 7,3% 4 penyediaan benih, pupuk, pestisida

0,054 atau 5,4% 5 penyediaan modal usaha

0,051 atau 5,1% 6 penyediaan pelatihan penanganan

pasca panen

0,021 atau 2,1% 7 penyediaan pelatihan budidaya

0,014 atau 1,4% 8 penyediaan fasilitas akses pasar

0,006 atau 0,6% 9 penyediaan bimbingan teknis

Prioritas strategi dan aksi yang didapatkan dari analisis usulan

responden untuk pengembangan sentra pertanian padi sawah, jika

dibandingkan dengan ciri-ciri suatu kawasan atau sentra pertanian yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian, sentra pertanian padi sawah di

Kabupaten Halmahera Timur saat ini kategori kelas sentra belum berkembang.

Belum berkembangnya sentra menjadi cukup berkembang melalui tahapan

penyedian prasarana dan sarana produksi, aspek hulu, on farm, teknologi

budidaya, dan penyuluhan. Tahapan tersebut merupakan arahan Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan

Kawasan Pertanian dan sesuai dengan tahapan hasil analisis prioritas usulan

strategi dan aksi menurut responden.

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

57

Jiika hasil usulan prioritas strategi dan aksi menurut responden

disesuaikan dengan starategi dan aksi yang termuat dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Halmahera

Timur Tahun 2016-2021, maka terlihat usulan yang berbeda, artinya tidak

mempertimbangkan kebutuhan petani. Menurut Akbar (2014), apa yang

direncanakan oleh pemerintah untuk pengembangan pertanian padi dikatakan

tepat strategi dantepat sasaran maka usulan perencanaan yang

mempertimbangkan apa yang diinginkan oleh petani.

J. Arahan pengembangan sentra pertanian padi sawah di Kabupaten Halmahera Timur.

Arahan pengembangan sentra pertanian padi sawah Cemara Jaya

disusun dengan cara mensintesiskan hasil olahan dari dua tujuan penelitian

sebelumnya. Metode sintesis adalah kegiatan berpikir logis yang melakukan

penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun suatu

pandangan atau konsep (Kattsoff 2004 dalam Akbar 2014).

Pertimbangan yang digunakan adalah (1) Lokasi yangdikembangkan

merupakan lokasilahansesuai padi sawah tersedia dan dapat memenuhi

kebutuhan penguasaan lahan oleh rumah tangga petani padi sawah, (2)

Strategi dan aksi berdasarkan luasan penggunaan lahan padi sawah per desa

dengan pertimbangan penggunaan lahan sesuai padi sawah terluas.

Pertama, Arahan Lokasi yangdikembangkan merupakan

lokasilahansesuai padi sawah tersedia dan dapat memenuhi kebutuhan

penguasaan lahan oleh rumah tangga petani padi sawah.

Berdasarkan hasil analisis spasial dengan metode Sistim Informasi

Geografis (SIG) yang diperoleh dibuat alternatif keputusan lokasi lahan padi

sawah tersedia dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga petani padi sawah,

terjadi pada Tabel 10.

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

58

Tabel 10. Alternatif keputusan

Desa Lahan belum digunakan

(ha)

Kebutuhan lahan

(ha)

Prioritas

Batu Raja 630 115 1

Cemara Jaya 360 11 4

Daka Ino 119 28 3

Tutuling Jaya 97 95 2

Total 1206 249 4

Dengan keputusan prioritas tersebut, jika di sesuaikan dengan rencana

program perluasan lahan sawah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Halmahera Timur 2016-2021

seluas 250 hektar, maka kebutuhan luas lahan padi sawah oleh rumah tangga

petani dapat terpenuhi. Jika pemanfaatan luas lahan arahan pengembangan

sentra pertanian padi sawah mampu terwujud, maka artinya telah memperluas

kegiatan usaha tani untuk meningkatkan penghasilan petani padi

sawah.Menurut Sayogyo (2001) bahwa semakin luas usaha tani, makin besar

persentase produksi pada akhirnya penghasilan petani.

Kedua, Arahan Strategi dan aksi berdasarkan luasan penggunaan

lahan padi sawah per desa dengan pertimbangan penggunaan lahan sesuai

padi sawah terluas.

Berdasarkan hasil analisis spasial metode Sistim Informasi Geografis

(SIG) terhadap lokasi dan luas lahan sesuai padi sawah tersedia dan hasil

Analisis Hierarki Proses (AHP) dengan program Expert Choice 11 terhadap

usulan prioritas strategi dan aksi untuk arahan pengembangan sentra

pertanian padi sawah di Kabupaten Halmahera Timur sebagaimana tersaji

pada Tabel 11.

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

59

Tabel 11.Arahan strategi aksi per desa sebagai sentra sentra pertanian padi sawah di Kabupaten Halmahera Timur.

Prioritas Deskripsi

1 Strategi aksi prioritas diberikan kepada lahan berlokasi di Desa

Daka Ino dengan penggunaan lahan seluas 660 hektar

2 Strategi aksi prioritas diberikan kepada lahan berlokasi di Desa

Cemara Jaya dengan penggunaan lahan seluas 457 hektar

3 Strategi aksi prioritas diberikan kepada lahan berlokasi di Desa

Bumi Restu dengan penggunaan lahan seluas 453 hektar

4 Strategi aksi prioritas diberikan kepada lahan berlokasi di Desa

Mekar Sari dengan penggunaan lahan seluas 449 hektar

5 Strategi aksi prioritas diberikan kepada lahan berlokasi di Desa

Tutuling Jaya dengan penggunaan lahan seluas 385hektar

6 Strategi aksi prioritas diberikan kepada lahan berlokasi di Desa

Batu Raja dengan penggunaan lahan seluas 343 hektar

7 Strategi aksi prioritas diberikan kepada lahan berlokasi di Desa

Rawa Mangun dengan penggunaan lahan seluas 264 hektar

8 Strategi aksi prioritas diberikan kepada lahan berlokasi di Desa

Tobo Ino dengan penggunaan lahan seluas 184hektar

9 Strategi aksi prioritas diberikan kepada lahan berlokasi di Desa

Woka Jaya dengan penggunaan lahan seluas 164hektar

10 Strategi aksi prioritas diberikan kepada lahan berlokasi di Desa

Sido Mulyo dengan penggunaan lahan seluas 140 hektar

11 Strategi aksi prioritas diberikan kepada lahan berlokasi di Desa Ake

Daga dengan penggunaan lahan seluas 79 hektar

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

60

Dengan arahan prioritas strategi aksi diberikan kepada desa dengan

pertimbangan luas penggunaan lahan oleh rumah tangga petani karena luas

lahan menjamin jumlah atau hasil yang akan diperoleh petani jika ditunjang

dengan ketersediaan prasarana dan sarana produksi, sumberdaya manusia

petani, dan kelembagaan petani. Menurut Mubyarto (1995) lahan merupakan

faktor produksi, luas lahan menjamin jumlah atau hasil yang akan diperoleh

petani jika ditunjang dengan ketersediaan prasarana dan sarana produksi,

sumberdaya manusia petani, dan kelembagaan petani. Jika luas lahan

meningkat penggunaannya faktor penunjang juga meningkat, maka hasil

petani akan meningkat, demikian juga sebaliknya. Sehingga hubungan antara

luas lahan dan faktor penunjang pengembangan sentra pertanian merupakan

hubungan yang positif.

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

F. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Lokasi lahan sesuai padi sawah tersedia untuk pengembangan sentra

pertanian padi sawah berlokasi di 15 desa. Meliputi 4 desa lahan sesuai

padi sawah tersedia dan pengembangannya memenuhi kebutuhan rumah

tangga petani; 7 desa lahan sesuai padi sawah tersedia namun

pengembangannya tidak dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga petani;

dan 4 desa lahan sesuai padi sawah tersedia namun tidak tersedia rumah

tangga petani padi sawah.

2. Usulan prioritas strategi pertama penyediaan prasarana dan sarana

produksi meliputi aksi penyediaan jaringan irigasi, alat mesin pertanian,

kemudian penyediaan benih, pupuk, pestisida. Usulan prioritas stategi

kedua adalah penguatan sumberdaya manusia meliputi penyedian

pelatihan pengelolaan dan pemasaran hasil, pelatihan pengolahan pasca

panen, kemudian pelatihan budidaya. Usulan prioritas staregi ketiga

adalam penguatan kelembagaan petani melalui penyedian modal usaha,

fasilitas akses pasar, kemudian bimbingan teknis

3. Arahan pengembangan sentra pertanian padi sawah di Kabupaten

Halmahera Timur meliputi :Pertama; pemenuhan kebutuhan lahan prioritas

pertama diberikan pada rumah tangga petani berlokasi di Desa Batu Raja,

kedua di Desa Tutuling Jaya, ketiga di Desa Daka Ino, dan keempat di

Desa Cemara Jaya. Kedua; strategi dan aksi prioritas diberikan pada desa

dengan penggunaan lahan sesuai padi sawah terluas ke penggunaan

lahan sesuai padi sawah tersempit yaitu Desa Ino, Cemara Jaya, Bumi Restu,

Mekar Sari, Tutuling Jaya, Batu Raja, Rawa Mangun, Tobo Ino, Woka Jaya, Sido

Mulyo, kemudian Ake Daga.

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

62

G. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka disarankan sebagai berikut:

1. Dalam pengembangan sentra pertanian padi sawah perlu

mempertimbangkan lokasi lahan padi sawah tersedia dan kebutuhan

petani

2. Dalam pengembangan sentra pertanian padi sawah perlu

mempertimbangkan usulan prioritas petani

3. Dalam pengembangan sentra pertanian padi sawah arahan aspek

penunjanh harus mempertimbangkan luas lahan tersedia.

Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat, Fathoni. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Rineka cipta.

Adriana, A.N. dan Rusli. 2012. “Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Metode Springate Pada Perusahaan Foods And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010”. JurnalRepository. FE Universitas Riau.

Agus. 2011. “Transparansi Pelayanan Publik”, dalam Agus Dwiyanto, ed. 2006. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Akbar. 2011. Strategi Keberlanjutan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Kasus Kabupaten Karawang.[Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana IPB, Bogor.

Amien, I. 1997. Karakterisasi dan Analisis Zone Agroekologi. Pusat Penelitian Tanahdan Agroklimat, Bogor

Anwar, A dan E. Rustiadi. 1999. Desentralisasi Spasial Melalui Pembangunan

Agropolitan, dengan Mereplikasi Kota-Kota Menengah-Kecil di Wilayah Perdesaan. Makalah Lokakarya Pendayagunaan SumberdayaPembangunan Wilayah di Propinsi Riau, Pekanbaru.

Anantanyu 2009 Partisipasi Petani Dalam Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Kelompok PetaniIpb, Bogor.

Arikunto, Suharsimi.(2002).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Baliwati. 2007. Diagnosis Ekonomi Politik Pangan dan Pertanian. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Bermanakusuma, R. 1998. agroecological zone report. Penyusunan Indikator Ekonomi pada Peta Zona Agroekologi.agency for Agricultural Research and Development Jakarta.

Djakfar, Z.R, Dartius, Ardi, Suyati, D, Yuliadi, E, Hadiyono, Sjfyan, Y, Aswad,

M, dan Sagiman, S. 1990. Dasar-dasar Agronomi. BKS-B USAID:Palembang.

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

64

Djaenudin, D., Marwan, H., Subagjo, H., & A, Hidayat.(2011). Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Bogor: Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian.

Esman, Milton J. 1986. “Unsur-unsur dari Pembangunan Lembaga” dalam Pembangunan Lembaga dan Pembangunan Nasional: dari Konsep ke Aplikasi. Editor J.W. Eaton. UI Press. Jakarta. Hal 21 –46.

Eaton, Joseph W. 1986. “Petunjuk bagi Perumusan Teori Pembangunan” dalam Pembangunan Lembaga dan Pembangunan Nasional: dari Konsep ke Aplikasi. Editor J.W. Eaton. UI Press. Jakarta. Hal 157 –167.

Iqbal, sayful, 2007.Corporate Governance sebagai alat pereda praktek manajemen laba (earnings management).VETURA.

Irawan, Handi. (2004). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Koswara.dkk. 1999.Garvin tentang Groupwork. Bandung: Kopma STKS.

Lantarsih, R. 2011. System ketahanan pangan nasional; konstribusi ketersediaan dan konsumsi energy serta optimalisasi distribusi beras.Analisis kebijakan pertanian.

Litman, Todd. 2010. Sustainability and Livability: Summary of Definitions, Goals, Objectives and Performance Indicator, VTPI.

Marimin.(2008). Teknik Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.Grasindo.

Mosher, Arthur T. 1991. Getting Agriculture .Frederick A. Praeger, Inc. Publishers. New York.

Moenir., 1992. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta:Bumi Aksara.

Mugnisiah, Wahyu Qamara.1995.Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi Benih. Rajawali Pers :Jakarta.

Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian.PT. Pustaka LP3ES Indonesia, anggota IKAPI. Jakarta.

Nawawi, Hadari. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif.Cetakan Keempat.Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

65

Pakpahan, Agus. 1989. “Kerangka Analitik Untuk Penelitian Rekayasa Sosial: Perspektif Ekonomi Institusi” dalam Prosiding Patanas Evolusi Kelembagaan Pedesaan. Disunting oleh Effendi Pasandaran dkk. Pusat Penelitian Agro Ekonomi. Bogor. Hal 1 –18.

Prahasta, Eddy. 2006. Sistem Informasi Geografis ( Membangun Web Based GIS dengan Mapserver). Bandung : CV. Informatika.

Prihatin, S. 1999. Analisis Dampak APBD tingkat I terhadap struktur perekonomian wilayah Sumatera.Tesis S2 Program Pasca Sarjana USU, Medan.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2012, tentang pedoman pengembangan kawasan pertanian, Jakarta.

Prihandono, Didik. (2005). Evaluasi Ketersediaan Air Permukaan Untuk Irigasi Pertanian Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.Skripsi, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

Purwanto, Asih. 2008. Pengaruh Kualitas Produk, Promosi dan Desain Terhadap Pembelian Yamaha Mio di Surakarta. Skripsi FE UMS.

Rustiadi E, Sunsun S dan Dyah RP. 2005. Diktat Kuliah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Bogor: Fakultas Pertanian IPB.

Saaty. T. L, 1980, The Analytic Hierarchy Process, McGraw Hill International.

Saragih, S., 2013.Empat Kunci Sukses Pengelolaan Lahan Rawa Pasang SurutUntuk Usaha Pertanian Berkelanjutan.

Sanim, B. 1997.Metode Valuasi Sumberdaya Dan Jasa-Jasa Lingkungan. MakalahPelatihan Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu, 25November 1996 – 9 Januari 1997.PKSPL.IPB Bogor.

Sajogyo. 2001.Pembangunan Pertanian dan Pedesaan dalam rangka IndustrialisasiBunga rampai: Industrialisasi Pedesaan, Editor : Sajogyodan Mangara Tambunan. Sekindo Eka Jaya. Jakarta.

Sanusi. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sitorus, Santun. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito Keberadaan Situ (Studi Kasus Kota Depok). [Tesis].Bogor : IPB.

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

66

Sjah, Taslim dan M. Zubair.2008.Tidak Banyak Peranan Kredit Bagi Petani Kecil. Seminar Nasional Alumni Fakultas Pertanian Universitas Mataram, Mataram.

Soegijoko, Budi Tjahjati S. dan BS Kusbiantoro (ed). 1997. Bunga Rampai Perencanaan Pembangunan di Indonesia.Bandung : Yayasan Soegijanto Soegijoko.

Solahuddin, S. 2009. Pertanian: Harapan Masa Depan Bangsa. Bogor: InstitutPertanian Bogor Press.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian kuantitatife, Kualitatife, dan R & D. Bandung: ALFABETA

Sudaryanto. 2003. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Suryadi dan Ramdhani, M Ali, 1998, System Pendukung Keputusan: Suatu Wacana Struktural Idealisasi Dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan, PT. RemajaRosdakarya, Bandung.

Tohir, A Kaslan. (1983). Seuntai Pengetahuan Tentang Usahatani

Indonesia.Jakarta : Bina Aksara.

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

67

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

68

Lampiran 2. Nama dan jabatan responden

No Nama Jabatan

1 Rizky Chairul Rihfat, ST. MT Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Kabupaten Halmahera Timur

2 Din Adjision, SP. MM Kepala Dinas Pertanian Kabupaten

Halmahera Timur

3 Kartono, SP. MM Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Halmahera Timur

4 Revolino, ST. MT Kepala Dinas Bina Marga

Kabupaten Halmahera Timur

5 Arif Djalaluddin, ST. MT Kepala Dinas Cipta Karya

Kabupaten Halmahera Timur

6 Senari Ketua Gapoktan Dwi Tunggal

7 Hamidun Ketua Gapoktan Krida Mukti

8 Suliman Ketua Gapoktan Manunggal Jaya

9 Samsi Ketua Gapoktan Mekar Jaya

10 Agus Mulyono Ketua Gapoktan Subur Makmur

11 Arbai Ketua Gapoktan Margo Rukun

12 Paito Ketua Gapoktan Suka Maju

13 Siyam Ketua Gapoktan Mitra Tani

14 Adi Supriadi, SH Ketua Gapoktan Ora Et Labora

15 Fakhri Salasa Ketua Gapoktan Satu Hati

16 Gamiso Ketua Gapoktan Sumber Rezeki

Sumber: Data Observasi 2017

Page 84: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

69

Page 85: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

70

1

Page 86: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

71

Page 87: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

72

Page 88: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

73

Page 89: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

74

Lampiran 5.

Kuesionel Analysis Hierarchy Process (AHP) untuk menganalisis prioritas strategi dan aksi pengembangan sentra pertanian padi sawah cemara jaya di Kecamatan Wasile dan Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur.

Kuesioner Penelitian Analysis Hierarchy Process (AHP)

Strategi Pengembangan Sentra Pertanian Padi Sawah Cemara Jaya di Kabupaten Halmahera Timur

Identitas Responden

Nama : ……………………………. Tingkat Pendidikan : ……………………………. Instansi/Gapoktan : ……………………………. Tanda Tangan : …………………………….

Abdul Halim Djen Kipu

Pembimbing

Prof.Dr.Ir. Ahmad Munir, M.Eng (Ketua) Ir. Ria Wikantari, M.Arch, Ph.D (Anggota)

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR MAKASSAR

2017

Page 90: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

75

PENGANTAR

Untuk menyelesaikan Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah di

SekolahPascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar dan memenuhi salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Magister, dengan ini saya:

Nama : Abdul Halim Djen Kipu

NIM : P0200215001

Program Studi : Perencanaan Pengembangan Wilayah

Melakukan penelitian dengan judul: Strategi Pengembangan Sentra

Pertanian Padi Padi Sawah di Kabupaten Halmahera Timur.

Sehubungan dengan penelitian tersebut, saya menyusun kuesioner

yangbertujuan untuk mengetahui prioritas strategi dan aksi yang dibutuhkan

dalam pengembangan sentra pertanian padi sawah cemara jaya di Kabupaten

Halmahera Timur.Olehnya itu, saya mohon kepada Bapak untuk menjawab

seluruh pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini dengan jawaban yang benar

dan akurat sesuai dengan pengalaman dan pengamatan Bapak selama ini.

Jawaban dari Bapak nantinya akan diolah dan dianalisis menghasilkan suatu

informasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Atas perhatian dan bantuan Bapak, dalam meluangkanwaktu untuk

mengisi kuesioner, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Abdul Halim Djen Kipu

Page 91: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

76

BAGIAN I

Bagan diisi sesuai dengan petunjuk dan skala prioritas

kepentingan.Strategi dan aksidalam pengembangan sentra pertanian padi

sawah cemara jaya.

Susunan level hirarki Analysis Hierarchy Process

Hirarki III Aksi

Hirarki II Strategi

Hirarki I Tujuan

Penyediaan prasarana dan

sarana produksi

Araha strategi

Penguatan sumberdaya

manusia petani

Penguatan kelembagaan

petani

Penyediaan jaringan irigasi

Penyediaan Benih, pupuk,

pestisida

Penyediaan alat mesin pertanian

Penyediaan pelatihan budidaya

Penyediaan pelatihan

penanganan pasca panen

Penyediaan pelatihan

pengelolaan dan pemasaran hasil

Penyediaan modal usaha

Penyediaan bimbingan teknis

Penyediaan fasilitas akses pasar

Page 92: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

77

BAGIAN II

Cara Menjawab Kuisioner :

Responden hanya menentukan atau memilih nilai antara 1-9 dan

memberikan tanda silang (X) pada nilai yang dipilih dengan ketentuan

pembobotan masing-masing nilai seperti pada tabel di bawah ini:

Nilai Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain

5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lain

7 Elemen yang satu jelas lebih penting dari elemen yang lain

9 Elemen yang satu mutlak lebih penting dari elemen yang lain

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Contoh pemberian nilai berdasarkan tingkat kepentingan.Jika faktor Amutlak

lebih penting dari faktor B, maka diisi:

Faktor

A

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Faktor

B

Jika faktor B lebih penting dari Faktor A, maka diisi :

Faktor

A

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Faktor

B

Contoh pemberian urutan berdasarkan tingkat kepentingan.

Faktor Urutan

A 3

B 1

C 2

Page 93: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

78

BAGIAN III

Daftar Pertanyaan

1. Dalam pengembangan sentra pertanian padi sawah cemara jaya di

Kabupaten Halmahera Timur, terdapat tiga strategi yang perlu

dipertimbangkan seperti yang disajikan pada Gambar susunan level

hirarki. Berdasarkan pemahaman dan pengalaman Bapak selama ini,

bila ditinjau dari tingkat kepentingannya, maka urutannya adalah:

Arahan Urutan

A Penyediaan prasarana dan sarana produksi

B Penguatan sumberdaya manusia petani

C Penguatan kelembagaan petani

Selanjutnya bagaimana pembobotan perbandingan berpasangan dari

masing-masing strategi tersebut?

Prasarana

dan sarana

produksi

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumberdaya

mannusia

petani

Prasarana

dan sarana

produksi

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelembagaan

petani

Sumberdaya

mannusia

petani

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Prasarana

dan sarana

produksi

Sumberdaya

mannusia

petani

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kelembagaan

petani

Kelembagaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Prasarana

Page 94: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

79

petani dan sarana

produksi

Kelembagaan

petani

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumberdaya

manusia

petani

2. Dalam strategi penyediaan prasarana dan sarana produksi terdapat tiga

aksi yang perlu dipertimbangkan. Berdasarkan pemahaman dan

pengalaman Bapak selama ini, bila ditinjau dari tingkat kepentingannya,

maka urutannya adalah:

A Penyediaan prasarana dan sarana produksi Urutan

- Penyediaan jaringan irigasi

- Penyediaan benih, pupuk, pestisida

- Penyediaan alat mesin pertanian

Selanjutnya bagaimana pembobotan perbandingan berpasangan dari masing-

masing aksi tersebut?

Jaringan

irigasi

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penyediaan

benih, pupuk,

pestisida

Jaringan

irigasi

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Alat mesin

pertanian

Penyediaan

benih, pupuk,

pestisida

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan

irigasi

Penyediaan

benih, pupuk,

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Alat mesin

pertanian

Page 95: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

80

pestisida

Alat mesin

pertanian

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jaringan

irigasi

Alat mesin

pertanian

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penyediaan

benih, pupuk,

pestisida

3. Dalam strategi penguatan sumberdaya manusia petani terdapat tiga

aksi yang perlu dipertimbangkan. Berdasarkan pemahaman dan

pengalaman Bapak selama ini, bila ditinjau dari tingkat kepentingannya,

maka urutannya adalah:

A Penguatan sumberdaya manuisa petani Urutan

- Pelatihan budidaya

- Pelatihan penanganan pasca panen

- Pelatihan pengelolaan dan pemasaran hasil

Selanjutnya bagaimana pembobotan perbandingan berpasangan dari

masing-masing aksi tersebut?

Pelatihan

budidaya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelatihan

penanganan

pasca panen

Pelatihan

budidaya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelatihan

pengelolaan

dan

pemasaran

hasil

Pelatihan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelatihan

Page 96: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

81

penanganan

pasca panen

budidaya

Pelatihan

penanganan

pasca panen

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelatihan

pengelolaan

dan

pemasaran

hasil

Pelatihan

pengelolaan

dan

pemasaran

hasil

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelatihan

budidaya

Pelatihan

pengelolaan

dan

pemasaran

hasil

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelatihan

penanganan

pasca panen

4. Dalam strategi penguatan kelembagaan petani terdapat tiga aksi yang

perlu dipertimbangkan. Berdasarkan pemahaman dan pengalaman

Bapak selama ini, bila ditinjau dari tingkat kepentingannya, maka

urutannya adalah:

A Penguatan kelembagaan petani Urutan

- Penyediaan modal usaha

- Penyediaan bimbingan teknis

- Penyediaan fasilitas akses pasar

Page 97: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

82

Selanjutnya bagaimana pembobotan perbandingan berpasangan dari

masing-masing aksi tersebut

Penyediaan

modal usaha

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penyediaan

bimbingan

teknis

Penyediaan

modal usaha

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penyediaan

fasilitas

akses pasar

Penyediaan

bimbingan

teknis

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penyediaan

modal usaha

Penyediaan

bimbingan

teknis

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penyediaan

fasilitas

akses pasar

Penyediaan

fasilitas akses

pasar

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penyediaan

modal usaha

Penyediaan

fasilitas akses

pasar

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penyediaan

bimbingan

teknis

Page 98: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

83

1

Page 99: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

84

Page 100: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

85

Page 101: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

86

Page 102: STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PADI SAWAH …

87