Upload
kikiwokey
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Page 1
UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENANGGULANGAN
DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS
DI PUSKESMAS TANON I, SRAGEN
DISUSUN OLEH:Kelompok 432 B
Clarra Maria MAH G0006060
Rizka Farah Hilma G0007145
Metharisa Sujana G0007211
Rizkiyani Astuti G0007224
Rr.Theodora Ratih LI G0007225
Pembimbing:Sumardiyono,SKM, M.Kes
Page 2
A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TB) penyakit infeksi yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Urutan dunia:
BAB IPENDAHULUAN
1 India 1,5 juta orang
2 Cina 2 juta orang
3 Indonesia 583.000 orang
Page 3
Pasien TB di Puskesmas Tanon I Bulan Januari-Desember 2011
16 orang
Ditemukan secara aktif maupun pasif dimana puskesmas merupakan tempat pelayanan kesehatan dasar yang berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui usaha promotif, preventif dan kuratif serta memegang peranan yang sangat
penting dalam pemberantasan penyakit menular di masyarakat, termasuk tuberkulosis
Page 4
B. Rumusan Masalah
• Apakah faktor yang paling mempengaruhi tingginya masalah tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Tanon I Sragen?
• Apakah prioritas pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Tanon I Sragen?
C. Tujuan
• Umum• Mengetahui prioritas masalah dan
pemecahannya di wilayah kerja Puskesmas Tanon I Sragen
• Khusus• Mempelajari dan menerapkan problem
solving cycle dalam mencari dan memecahkan masalah
• Mengidentifikasi faktor yang paling mempengaruhi tingginya masalah tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Tanon I Sragen dan prioritas pemecahannya.
Page 5
Teoritis
Meningkatkan kemampuan dokter muda dalam menggali dan menemukan permasalahan kesehatan yang berkembang di masyarakat serta berperan serta
dalam mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut
Meningkatkan pengetahuan dokter muda mengenai penyakit TB paru yang ada di masyarakat dengan
segala kendala yang dihadapi dalam upaya penurunan angka kesakitan maupun kematiannya.
D. Manfaat
Page 6
BAB IILANDASAN TEORI
• TB penyakit menular langsung yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis Sebagian besar menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2000).
• Berdasarkan penularannya maka tuberkulosis dapat dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu :
TB Primer•Terutama pd anak2•Terjadi pembentukan granulasi, fibrosis dan kalsifikasi pd paru. Selain itu juga didapatkan adanya kompleks Ghon.
Reaktivasi TB Primer
•10% dari infeksi TB primer terutama setelah 2 tahun dari infeksi primer•Disebut juga dengan tuberkulosis postprimer
Reinfeksi•Infeksi yang baru terjadi setelah infeksi primer. •Jarang dan hanya terjadi apabila terdapat penularan secara terus-menerus oleh kuman tersebut dalam satu keluarga
Page 7
1. Manifestasi Klinis:o Gejala respiratorik batuk, batuk darah, sesak napas, nyeri dadao Gejala sistemik demam dan gejala sistemik lain seperti keringat
malam, anoreksia, penurunan BB serta malaiseo Gejala khusus tergantung dari organ tubuh mana yang terkena ( suara
"mengi", keluhan sakit dada, gejala seperti infeksi) dan pada anak-anak dapat mengenai otak (meningitis)
2. Pemeriksaan Penunjango Radiologio Pemeriksaan bakteriologik (Sputum)o Tes tuberkulino Laboratorium daraho Spirometri
DIAGNOSIS
Page 8
Page 9
1. TB Parua. Tuberkulosis paru BTA positif
•Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) hasilnya BTA positif.•1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.
b. Tuberkulosis paru BTA negatif
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosa aktif.
2. TB Ekstra Paru
Klasifikasi
Page 10
Menurut Eddy S, dkk (1997) pembagian penderita berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya sebagai berikut :
• Kasus baru belum pernah mendapat pengobatan sebelumnya / pernah mendapat pengobatan < 1 bln
• Kambuhsudah dinyatakan sembuh sebelumnya dan sekarang aktif lagi sesuai dengan definisi sebelumnya.
• Gagal dahaknya tetap (+) setelah pengobatan 5 bln/>, atau menghentikan pengobatan setelah berobat 1 – 5 bln dan dahaknya tetap (+) secara mikroskopik.
• Kasus kronikdahaknya tetap (+) secara mikroskopik setelah menjalani pengobatan ulang dengan pengawasan yang baik.
Page 11
• Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan.
• Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin (R), INH (H), Pirazinamid (Z), Streptomisin (S) dan Etambutol (E). Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat Rifampisin/INH
Pengobatan
Page 12
RehabilitatifKuratifPromotif Preventif
Masyarakat
Suspek TB BTA negatif
Terdeteksi
BTA positif
Faktor Penghambat:
-Pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB
-Pandangan masyarakat yang salah mengenai TB-Lingkungan, sosial ekonomi-Kesadaran & kepatuhan masyarakat akan pendeteksian dan pengobatan TB -Sumber daya penjaringan dan penanganan yang masih terbatas
Faktor Pendukung:
-Jarak pusat pelayanan kesehatan-Jumlah petugas kesehatan-Alokasi dana pengobatan dari pemerintah-Sarana dan prasarana yang mendukung-Peran serta masyarakat
Kerangka Pemikiran
PUSKESMAS
Pelayanan Kesehatan : - Dokter / Paramedis
- Pemeriksaan Penunjang - Pilar Penatalaksanaan
Page 13
Metode
Kegiatan ini merupakan kegiatan pencarian prioritas masalah dan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan problem solving cycle.
Lokasi dan Waktu Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tanon I Waktu pelaksanaannya pada tanggal 17 April– 4 Mei 2012 saat menjalankan kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanon I
Populasi
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanon I
Sampel
Pasien tuberkulosis di PuskesmasTanon I pada bulan Januari- Desember2011.
Pengumpulan Data
Data sekunder: data dari database Puskesmas Tanon I
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan tabel matrikulasi masalah.
Penyajian Data• Data disajikan dengan tabel-tabel.
BAB IIIMETODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
Page 14
h. Rancangan Penyelesaian Masalah
1. Penelitian/Penetapan Masalah Pengumpulan dataPengumpulan data
Mengumpulkan tujuan dari mennyusun
penyelesaian masalah
Mengumpulkan tujuan dari mennyusun
penyelesaian masalah
Uji cobaUji coba
Memilih cara penyelesaian dari sejumlah alternatif cara yang mungkin
Memilih cara penyelesaian dari sejumlah alternatif cara yang mungkin
Melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah
Melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah
Memilih masalah yang diprioritaskan
Memilih masalah yang diprioritaskan
Evaluasi hasil intervensi Evaluasi hasil intervensi
Masalah yang ditentukanMasalah yang ditentukan
Analisis dataAnalisis data
Penyusunan rencana penyeleaian masalah
Penyusunan rencana penyeleaian masalah
2. Penyelesaian masalah
Page 15
BAB IVHASIL PENELITIAN
No. Nama Penyakit Jumlah
1. ISPA 4644
2. Diare 363
3. Tuberkulosis 16
4. DHF 10
5. Kusta 0
Tabel 1. Daftar Penyakit dalam Program P2PL Bulan Januari-Desember 2011di Puskesmas Tanon I
(Data Sekunder Puskesmas Tanon I, 2011)
Page 16
NoNama
Penyakit
Pentingnya Masalah
Ʃ X
P
er
in
g
k
at
In
si
de
ns
i
M
ort
alit
as
Disa
bilit
y
Tingkat Penularan
Mudah /Tida
k Diatasi
Dampak Sosial
Menimp
a Semua
Usia
1. ISPA 5 1 1 5 1 1 5 19 125 5
2. Diare 4 2 1 3 2 1 5 18 240 4
3. Tuberkulosis 3 3 3 4 4 5 3 25 6480 1
4. DHF 2 4 4 2 4 5 2 23 2560 2
5. Kusta 1 5 2 3 4 3 5 23 1800 3
Tabel 2. Matrikulasi Penyakit dalam Program P2PL pada Bulan Januari-Desember 2011di Puskesmas Tanon I
(Data Sekunder Puskesmas Tanon I, 2011)Keterangan kriteria: 1= sangat rendah; = rendah; 3= sedang; 4= tinggi; 5= sangat tinggi
Page 17
BAB VPEMBAHASAN
Masalah Kesehatan Penyebab Masalah Alternatif Jalan Keluar
Insidensi kejadian TB yang cukup
tinggi di wilayah kerja Puskesmas
Tanon I
Keberhasilan program penanganan
TB yang belum optimal ( masih
ada indikator keberhasilan yang
belum memenuhi target minimal
Nasional, yaitu Angka Penemuan
Kasus/CDR)
Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang TB
Kebersihan diri dan lingkungan
yang kurang
Rendahnya imunitas dan asupan
gizi
Rendahnya kesadaran untuk
memeriksakan diri
Adanya stigma negatif masyarakat
terhadap penderita TB
Sumber daya penjaringan dan
penanganan yang masih terbatas
Penyuluhan tentang TB dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
Leaflet dan poster mengenai TB
dan PHBS
Meningkatkan asupan gizi
Edukasi kepada penderita dan
keluarga untuk mencegah
penularan
Menggalakkan program
penjaringan suspek TB
Tabel 3. Alternatif Pemecahan Masalah
Page 18
NoDaftar Alternatif Jalan
Keluar
Onse
t
Dur
asi
Efekti
vitas
Biay
a
Penerima
an Sosial Ʃ X
Perin
gkat
1. Penyuluhan tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) serta mengenai TB3 4 3 3 4 17 432 2
2. Leaflet dan poster tentang TB
dan PHBS3 3 3 3 5 17 405 3
3. Peningkatan asupan gizi4 2 4 2 3 15 192 5
4. Edukasi untuk mencegah
penularan 4 3 5 2 2 16 240 4
5. Menggalakkan penjaringan
suspek TB4 4 5 3 2 18 480 1
Tabel 4. Matrikulasi Menetapkan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
1= tidak penting; 2= agak penting; 3= cukup penting; 4= penting; 5= sangat penting
Page 19
Berdasarkan tabel diatas, urutan prioritas yang
dapat digunakan di Puskesmas Tanon I adalah:
1. Menggalakkan penjaringan suspek TB.
2. Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) serta mengenai TB.
3. Leaflet dan poster tentang TB dan PHBS.
4. Edukasi untuk mencegah penularan.
5. Peningkatan asupan gizi.
Matrikulasi pemecahan masalah
Page 20
Internal
Eksternal
Strength / Kekuatan (S) Weakness / Kelemahan (W) Personil medis 2 dokter umum dan
1 dokter gigi Sarana pemeriksaan laboratorium
yang mandiri & memenuhi standar Jumlah paramedis yang cukup
banyak 28 orang Jangkauan lebih luas dengan 1
puskesmas pembantu dan pusling Adanya kunjungan rumah pasien TB
oleh pihak puskesmas Pelaksanaan pemberian imunisasi
dasar, BCG yang sudah baik
Alokasi dana yang terbatas dari pihak puskesmas
Penjaringan suspek TB yang kurang aktif
Beban kerja puskesmas yang terlalu banyak program tetapi sumber daya kurang sehingga paramedis ikut melakukan pemeriksaan dan memberikan terapi
Kurangnya upaya kesehatan dalam hal promotif dan preventif
Kurangnya kinerja kader TB Kurangnya partsipasi lintas sektoral
Opportunity (O) Peran serta masyarakat dalam upaya
kesehatan Adanya JPKM untuk pembiayaan
kesehatan Adanya poliklinik swasta Bantuan dana dari pihak pemerintah
melalui APBD Adanya praktisi swasta Kemajuan pengetahuan dan
teknologi dalam penanganan TB
Stategi (SO) Optimalisasi kinerja paramedis Optimalisasi pojok DOTS Optimalisasi kinerja Pustu dan
Pusling Kerjasama dengan poliklinik swasta
dan praktisi swasta Kerjasama dengan laboratorium
diagnostik Optimalisasi fungsi dan kerja
laboratorium sbg penunjang pelayanan
Optimalisasi kunjungan rumah pasien TB
Optimalisasi pemberian imunisasi dasar bayi yang tepat waktu
Strategi (WO) Peningkatan alokasi dana untuk
penanganan TB Optimalisasi penjaringan suspek
TB Peningkatan kualitas dan kuantitas
tenaga kesehatan di Puskesmas Optimalisasi kinerja kader TB
(pemberian reward) Optimalisasi promosi kesehatan
mengenai TB Optimalisasi partisipasi lintas
sektoral
Tabel 5. Analisis SWOT
Page 21
Threat / Ancaman (T)
Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang deteksi
dini TB
Tingkat pendidikan yang
rendah
Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang TB
Resiko tinggi petugas TB
untuk tertular
Stategi (ST)
Penyuluhan TB dan PHBS
Pembagian leaflet dan
pemasangan poster mengenai
TB dan PHBS
Edukasi pentingnya pengobatan
TB dan penularan TB
Pemberian pengamanan dan
perlindungan petugas TB
dengan masker, handscoen dan
lainnya
Strategi (WT)
Peningkatakn kualitas
paramedis (pengetahuan dan
keterampilan) sebagai teladan
dan pemberi informasi bagi
masyarakat
Peningkatan kualitas kader
Page 22
A. SIMPULAN
• Faktor yang mempengaruhi tingginya masalah TB di Puskesmas Tanon I
berasal baik dari segi tenaga kesehatan, yaitu kurang aktifnya penjaringan
suspek TB, maupun dari masyarakat itu sendiri, seperti kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang TB, rendahnya kesadaran untuk
memeriksakan diri, dan faktor keadaan pasien itu sendiri (status gizi dan
sosial ekonomi). Prioritas pemecahannya adalah dengan melakukan
penjaringan suspek TB dan promosi kesehatan mengenai TB dan PHBS.
BAB VISIMPULAN DAN SARAN
Page 23
B. SARAN
1. Optimalisasi penjaringan suspek TB tidak hanya dengan metode pasif
tetapi juga aktif
2. Membuat jadwal tetap kegiatan penyuluhan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dan TB kepada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Tanon I , baik penyuluhan perorangan maupun kelompok.
3. Pembagian leaflet dan pemasangan poster mengenai TB dan PHBS
4. Kerjasama dengan poliklinik swasta maupun dengan praktisi swasta
seperti dokter-dokter praktek swasta.
5. Optimalisasi kinerja kader dan pemberian reward kepada kader yang
berhasil menemukan penderita TB
Page 24
Tujuan
• Peningkatan penjaringan suspek TB serta
peningkatan kesadaran masyarakat mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat untuk
menghentikan atau menghambat
meningkatnya jumlah penderita tuberkulosis di
wilayah kerja Puskesmas Tanon I .
BAB VIIPLAN OF ACTION
Page 25
a. Materi
Dilakukan secara pasif dan aktif.
b. Sasaran
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanon I(pasien BP, KIA, kontak dengan pasien TB)
c. Pelaksana
Petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat), petugas pengelola program TB, petugas sanitasi, serta kader di masing-masing wilayah
d. Waktu
Penjaringan aktif 1 bulan sekali
Penjaringan pasif setiap kali ditemukan pasien dengan gejala TB di puskesmas (batuk-batuk lebih 3 minggu, ISPA dewasa dengan 2 sampai 3 kali kunjungan belum sembuh juga)
e. Biaya
Transportasi dan administrasi Rp. 50.000,00@jalan
f. Lokasi
Seluruh wilayah kerja/ binaan Puskesmas Tanon I, terutama tempat-tempat pelayanan kesehatan
A. Menggalakkan penjaringan suspek TB
Page 26
a. Materi• Penyuluhan I
Bagaimanakah yang dimaksud dengan perilaku hidup bersih dan sehat dan apa manfaatnya? Apakah tuberkulosis, penyebab, cara penularan, gejala, pengobatan dan pencegahannya? Bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat bisa menjadi prevensi terhadap penyakit-penyakit,
dalam kasus ini khususnya tuberkulosis?• Penyuluhan II
Bagaimana menjadikan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai bagian dari sikap yang tidak akan terlupakan.Komplikasi-komplikasi tuberkulosis, pengobatan-pengobatan yang dapat dilakukan.
• Penyuluhan IIIRumah sehat (ventilasi dan penerangan yang cukup, lantai bukan tanah) dan sanitasi lingkungan.
b. Sasaran
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanon I, baik pasien TB dan keluarga pasien TB, kader, maupun masyarakat lainnya
c. Pelaksana
Dokter, bidan puskesmas atau bidan desa, petugas kesehatan Puskesmas Tanon I
d. Waktu
1 bulan sekali, saat ada pertemuan rutin desa/ dusun atau saat penduduk memeriksakan diri ke puskesmas.
e. BiayaPenyuluhan ini dapat disampaikan secara lisan gratis
f. Lokasi
Kelurahan / rumah kepala dusun / rumah warga / puskesmas
B. Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengenai TB
Page 27
a. Materi
Pengertian tuberkulosis, penyebab, cara penularan, gejala, pengobatan, pencegan=han serta perilaku hidup bersih dan sehat
b. Sasaran
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanon I
c. Pelaksana
Petugas kesehatan Puskesmas Tanon I
d. Waktu
1 kali per tahun
e.Biaya
Pembuatan poster Rp. 300.000,00
f. Lokasi
Seluruh wilayah kerja Puskesmas Tanon I, terutama tempat-tempat pelayanan kesehatan (pustu, PKD, tempat praktek dokter dan bidan)
C. Leaflet dan poster tentang TB dan PHBS
Page 28
a. Materi
Penyampaian secara lisan mengenai hal-hal yang dapat menularkan tuberkulosis dan bagaimana pencegahannya
b. Sasaran
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanon I terutama yang berisiko tinggi tertular tuberkulosis
c. Pelaksana
Petugas kesehatan Puskesmas Tanon I
d. Waktu
Tiap 1 bulan sekali saat kunjungan rumah pasien TB dan setiap ada kunjungan pasien ke puskesmas
e. Biaya
Disampaikan secara lisan gratis
f. Lokasi
Kelurahan / rumah kepala dusun / rumah warga / puskesmas
E. Edukasi untuk mencegah penularan
Page 29
a. Materi
Penjelasan mengenai bahan-bahan makanan untuk kesehatan serta pemberian makanan tambahan (PMT)
b. Sasaran
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanon I, khususnya penderita TB dan orang-orang yang berisiko tinggi untuk tertular
c. Pelaksana
Petugas kesehatan di bantu kader di masing-masing wilayah
d. Waktu
Tiap 3 bulan sekali
e. Biaya
PMT Rp. 300.000,00@pemberian
f. Lokasi
Kelurahan / rumah kepala dusun / rumah warga / puskesmas
F. Peningkatan asupan gizi.
Page 30
TERIMA KASIH