109
PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), EARNING GRO\VTH RA TE (EGR) DAN DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL} TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE (PBV) (Studi Pada Pernsahaan Perbankan yang Terdaftar di Bur:sa Efek Iudonesia) SKRIPSI Oleh: Noviyanti tlari Tr,I. Jnd1.1k ' ••1!•••ff'"'"'''"ff••••••n••"'''•6,.._,,..i; ' ' ''l''''"lfl!•11 ............................. ' "'''""'""'""'"''"''"'"''''''"'''''""' ····•1•0 .................................. -...-.... JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), EARNING GRO\VTH RA TE (EGR) DAN

DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL} TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE

(PBV)

(Studi Pada Pernsahaan Perbankan yang Terdaftar di Bur:sa Efek Iudonesia)

SKRIPSI

Oleh:

Noviyanti

tlari

Tr,I.

"'h-~. Jnd1.1k klas~fikasi

' ••1!•••ff'"'"'''"ff••••••n••"'''•6,.._,,..i;

' ' ''l''''"lfl!•11 ............................. ~

' "'''""'""'""'"''"''"'"''''''"'''''""' • ····•1•0 .................................. -...-....

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

PENGARUH RETJRN ON EQUITY (ROE), EARNING GROWTH RATE

(EGR) DAN DEGlEE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL) TERHADAP

PRICE TO BOOK VALUE (PBV)

(Studi Pada Perusaaan Perbaukan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Skripsi

Diajukau kepaa Fakultas Ekouomi dan limn Sosial 1Uutuk Memenuhi

Syansyarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pemlbing I

Oleh

Noviyanti

NIM: 104081002580

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing II

Prof. Dr. Aid Rodoni, MM NIP.150 315

Titi Dewi Warninda. SE., M.Si NIP. 150 368 746

JURUSAN MANAJEMEN

'AKUL TAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNISITAS ISLAM NEGERI SY ARIII HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430H/2009M

Page 3: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), EARNING GROWTH RATE

(EGR) DAN DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL) TERHADAP

PRICE TO BOOK VALUE (PBV)

(Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efel< Indonesia)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonorni dan Ilrnu Sosial Untuk Memenuhi Syarat­syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleb

Novivanti

Nll\1: 104081002580

Di Bawab Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

~:;+ ~~ Prof. Dr. Ahmad Rodoui, 1\11\1 NIP. 150 317 955

Titi Dewi Warninda. SE .. M.Si NIP. 150 368 746

Penguji Ahli

~~~ Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

NIP. 131 474 891

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1430 H/2009 1\1

Page 4: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Hari ini Kamis Tanggal 30 Oktober Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Noviyanti NIM: 104081002580 dengan judul

Skripsi "PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), I~ARNING GROWTH

RATE (EGR) dan DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE (DFL) TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE (PBV)" (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2007). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Oktober 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

~~ Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Herni Ali HT, SE, MM

Sekretaris Ketna

Prof.Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli

Page 5: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

DAFTAR RIWAYAT HIDUJl'

>- IDENTIT AS PRIBADI

Nama : Noviyanti

Tempat I Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Maret 1986

Jenis kelamin

Agama

Telp

E-mail

: Perempuan

: Islam

: 0856-1- 333-849

>- PENDIDIKAN FORMAL

Talmn 1992-1998 : MI Al-Hikam Jakarta

Talmn 1998-2001 : MTs Al-Faklu·iyyah Jakarta

Tahun 2001-2004 : MAN 1 Jakarta

Tal1un 2004-2009 : UIN SyarifHidayatullah Jakarta

Page 6: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

ABSTRACT

This research examined the relationship between Price to Book value (PBV) and fundamental factor (Return On Equity, Earning Growth Rate and Degree of Financial Leverage).

This research is based on sample of Banking Industry firm listed in Indonesia stock Exchange from 2004 to 2007. Sample is selected based on completely data in 2004 about the earning growth rate positive, the book value equity positive, and net income positif. The proposed hypotheses were tested by using multiple regression analysis, with enter method and t test.

The results of this research indicated that variables return on equity significant inpact on price to book value. And earning growth rate and degree of financial leverage not found.

By exploring 19 companies on Banking industry, in terms of those variables, which are listed in Indonesia stock exchange as a sample, changes of the PBV can be described by ROE as a primary and positiffactor.

Keyword: Price to book Value (PBV), Return On Equity (ROE), Earning per Share (EPS), Earning Growth Rate (EGR) and Degree of Financial Leverage (DFL).

Page 7: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan hubungan antara Price to Book value (PBV) dengan factor-faktor fundamental, seperti Return On Equity (ROE, Earning Growth Rate (EGR) dan Degree of Financial Leverage (DFL).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan Perbankan yang terdaftar dalam BEI Selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Kriteria yang digunakan untuk penentuan sampelnya adalah Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai syarat pada tahun 2004 laba bersih positif, dan mempunyai ROE positif. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan !-test untuk menganalisis data.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Price to Book Value, sedangkan Earning Growth Rate dan Degree of Financial (DFL) tidak.

Dengan meneliti 19 sampel perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI diperoleh basil bahwa perubahan terhadap PBV disebabkan oleh ROE. Dan secara simultan sebesar 11,8% dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut.

Kata kunci : Price to Book value (PBV), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Earning Growth Rate (fiGR) dan Degree of Financial (DFL)

Page 8: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

KATA PENGANTAR

Assalamu 'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji bagi .&, yang kepada-Nyalah kita serahkan semua do'a dan

harapan, yang telah mencurahkan nikmat dan karunianya serta kasih sayang yang

berlimpah sehingga penyusun dapat menyelesaikan :;kripsi dengan judul

"Pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Growth Rate (EGR) dan Degree of

Financial Leverage (DFL) terhadap Price to Book Value (PBV)" (Studi kasus

pada perusahaan Perbankan di BE! tahun 2004-2007).

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi

Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya. Moga kita

semua termasuk kedalam umatnya yang mendapat syafaatnya, Amiin.

Pada kesempatan ini saya sebagai penyusun ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu penyusun

dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penyusun ingin berterima kasih terutama kepada :

I. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Darmawan dan Ibunda Tarkimih yang

telah memberikan dukungan baik secara moriil maupun materiil sehingga

penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Ihnu

Sosial (FEIS) UIN Jakarta yang membuat FEIS menjadi berkembang hingga

saat ini.

3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM sebagai Pembantu Dekan bidang akademik dan

sebagai pembimbing I dan kepada !bu Titi Dewi Warninda. Se, Msi sebagai

pembimbing 2, yang telah meluangkan waktu dan memberikan ilmunya

kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

4. Seluruh Dosen dan karyawan FEIS yang telah meng;ajarkan ilmunya dan

memberikan pelayanan selama penulis menempuh studi di kampus.

5. Adik-adik ku tercinta (Nani, Ali, Hasan) yang telah memberikan motivasi dan

keceriaan di saat menyusun skripsi ini, muach86 ..

Page 9: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

DAFTARISI

Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. .

Abstract........................................................................................................ ii

Abstrak......................................................................................................... iii

Kata Pengantar ............................................................................................. iv

Daftar Isi ...................................................................................................... vi

Daftar Tabel .......... .... ..... ..... .................... ..................................................... ix

Daftar Gambar.............................................................................................. x

Daftar Lampi ran........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ .

A. Latar Belakang Penelitian............................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................... 7

1. Tujuan Penelitian.......................................... ......................... 7

2. Manfaat Penelitian.................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 9

A. Pasar Modal................................................................................ 9

B. Investasi ............................................................................ 14

C. Saham................................................................................ 16

D. Penilaian Saham ..... ...................................................... .... .. 19

E. Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental........................ 22

F. Analisis laporan keuangan .................................................. 23

I. Neraca .......................................................................... 24

2. Laporan Laba Rugi ........................................................ 25

3. Laporan Perubahan Modal............................................. 25

4. Laporan Arus kas .............. ....................... ..................... 26

5. Rasio keuangan ............................................................ 27

Page 10: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

6. Pengertian Return Saham ........................ ...... ................. 33

G. Variabel Dependen................................................................ 34

I. Price to Book Value (PBV)............................................... 34

H. Variabel Independen ............................................................. 36

I. Return On Equity (ROE).................................................. 36

2. Earning Growth Rate (EGR)............................................. 38

a. Earning per Share....................................................... 39

3. Degree of Financial Leverage (DFL) ................................ 39

I. Penelitian Terdahulu ....................................................... ...... 41

J. Kerangka Pemikiran.............................................................. 42

K. Perumusan Hipotesis ............................................................. 43

BAB III METODOLOGI PENEL!TlAN ...................................................... 45

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 46

B. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 47

C. Metode Pengumpulan Data....................................................... 48

D. Metode Analisis Data............................................................... 48

I. Analisis Statistik Deskriptif ....................................... 48

2. Uji Dasar Asumsi Klasik .................................................... 48

3. Analisis Regresi Berganda ................ ..................... .............. 52

4. Uji Hipotesis ....................................................................... 53

a. Uji Parsial !........................................................... 53

b. Uji Simultan F ....................................................... 54

c. Uji Koefisien Determinan Adjusted R Square (Adj R2)56

E. Operasional Variabel Penelitian................................................ 57

BAB IV HA SIL DAN PEMBAHASAN ......... ........... ......................... .......... 60

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .............................. 60

B. Deskripsi Statistik .................................................................... 70

C. Analisis Data............................................................................ 71

Page 11: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

I. Uji Dasar Asumsi !(Jasik.................................................... 72

2. Analisis Regresi Linier Berganda......................................... 77

3. Uji Hipotesis ....................................................................... 78

a. Uji Parsial (Uji t) .......................................................... 78

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .................................. 81

c. Koefisien Determinasi (Adj R Square).......................... 82

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................... ......... ........ 83

A. Kesimpulan ........................................................................... 83

B. Implikasi ............................................................................... 84

C. Keterbatasan Penelitian dan Saran......................................... 86

DAFTARPUSTAKA................................................................................... 87

LAMPIRAN ........................................................................................... 89

Page 12: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

DAFTARGAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ................................................ ....... ...... 43

4.1 Uji Normalitas Analisis Grafik....................................................... 72

4.2 Uji Heterokedastisitas.................................................................... 74

Page 13: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

A. Latar Belakang Penelitian

BABI

PENDAHULUAN

Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

yang ditandai dengan berkembangnya jumlah emiten yang menerbitkan

sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Perkembangan jumlah emiten yang

menerbitkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia meningkat dari 132 emiten di

tahun I 990 menjadi 379 emiten di tahun 200 I. Meningkatnya emiten yang

menerbitkan saham di Bursa Efek Indonesia mengakibatkan semakin banyak

jumlah lembar saham yang beredar.

Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan

harapan memperoleh keuntungan di masa datang. Investasi selalu memiliki

dua sisi, yaitu return dan risk. Hukum ekonomi berlaku, semakin tinggi return

yang ditawarkan maka semakin tinggi pula risk yang harus ditanggung.

Investor bisa saja mengalami kerugian bahkan lebih dari itu bisa kehilangan

semua modalnya. Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa tidak semua

investor rnengalokasikan dananya pada semua instrumen investasi yang

menawarkan return yang tinggi. Diantara berbagai instrumen pasar modal,

saham merupakan instrumen investasi yang memiliki tingkat return dan risiko

yang tinggi. Nilai transaksi atau yang dalam istilah pasar modal lebih dikenal

sebagai nilai kapitalisasi yang tinggi mengindikasikan potensi perolehan laba

yang tinggi. Disisi lain return atas investasi saham yaitu dividen dan capital

Page 14: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

gain lebih sulit diprediksi, sehingga investor harus melakukan analisis saham

guna memperoleh keuntungan yang diharapkan.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Bagi perusahaan,

menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar

saham yang sudah diperdagangkan di bursa efek (go public) tetap eksis dan

tetap diminati investor. Dalam kondisi krisis moneter yang belum pulih, tentu

menimbulkan pertanyaan besar, apakah kinerja keuangan perusahaan

manufaktur yang sudah go public masih dapat memberikan kontribusi yang

cukup besar dalam mempengaruhi harga sahamnya.

Investor harus berhati-hati dalam pembuatan keputusan investasi

sebelum memahami informasi yang berhubungan dengan perusahaan yang

menerbitkan saham. Kesalahan dalam pembuatan investasi akan

mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Untuk menghindari kesalahan

tersebut, investor perlu melakukan berbagai analisis, baik analisis teknikal

maupun analisis fundamental. Analisis tersebut berguna untuk menilai saham­

saham yang akan dipilih dan untuk mengetahui tingkat return yang

diharapkan, dalam menentukan strategi investasi yang akan dilakukan.

Pertama, analisis teknikal pada dasarnya mempergunakan data historis

volume dan harga sekuritas di masa lampau yang kemudian digunakan untuk

memprediksi pergerakan pasar di masa datang. Pergerakan saham yang

diamati itu akan membentuk trend. Trend ini biasanya berbentuk grafik atau

chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian kepada

Page 15: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

prospek keuangan perusahaan, laba atau rugi perusahaan dan variabel-variabel

finansial lainnya. Menurut para analis pergerakan harga dan volume telah

dapat menceritakan semuanya. Konkritnya, dengan melihat sejarah pergerakan

harga saham pada masa lalu, maka dapat diperkirakan harga suatu saham pada

masa yang akan datang.

Kedua, faktor fundamental perusahaan. Aspek inilah yang

sesungguhnya berkaitan langsung dengan harga saham suatu perusahaan yang

menjual sahamnya di pasar modal. Jika kine1ja perusahaan baik, maka harga

sahamnya diperkirakan akan meningkat. Perusahaan yang baik kinerjanya

tentu akan memberi hasil berupa dividen yang baik pula bagi pemegang

sahamnya. Sesuai hukum pasar, jika permintaan banyak, harga tentunya akan

naik sehingga berpotensi memberikan capital gain. Sebaliknya, jika kinerja

perusahaan buruk, tentunya sulit mengharapkan imbal hasil yang memadai.

Pemakaian rasio keuangan dalam mewakili kinerja keuangan

berdasarkan pada hasil penelitian terdahulu membuktikan bahwa terdapat

pengaruh dan hubungan yang kuat antara rasio keuangan dengan PBV, dan

kegunaan rasio keuangan dalam mengukur dan memprediksi kinerja

keuangan. Diawali oleh Horrigan (I 965), kemudian dilanjutkan oleh Beaver

(I 966) dan Altman (I 968), penelitian dengan rasio keuangan telah mencapai

perkembangan yang pesat pada berbagai bidang studi.

Page 16: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Metode-metode yang bisa digunakan dalam melakukan penilaian

saham antara lain: pendekatan nilai sekarang (present value approach),

pendekatan price earning ratio (PER), price to sales ratio (PSR), economic

value added (EVA) dan price to book value (PBV) (Jones, 2000:274), investor

dapat mempertimbanglrnn rasio pasar modal sepe1ti rasio harga per nilai buku

(PBV) untuk membedakan saham mana yang harganya wajar, terlalu tinggi

(overvalued) atau terlalu rendah (undervalued).

Saham-saham dengan PBV tinggi akan dihindari oleh pasar, karena

investor akan lebih memilih untuk membeli saham dengan PBV yang rendah.

Saham-saham dengan PBV rendah secara signifikan mengungguli rata-rata

saham (Rosenberg et.al. 1985 dalam Jones, 2000:274). Rasio PBV yang tinggi

tidak akan menarik bagi investor, karena rasio PBV tinggi menghasilkan

imbal hasil saham yang rendah atau dengan kata lain melakukan investasi

pada saham yang memiliki rasio PBV yang tinggi tidak akan menguntungkan

karena memberikan hasil yang lebih kecil. Walaupun terdapat kelemahan

dalam kondisi tertentu, penggunaan rasio PBV perlu dl.pe1timbangkan dalam

melakukan strategi investasi yang tepat.

Penelitian mengenai rasio harga pasar per nil ai buku saham tel ah

banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Antara lain adalah

penelitian yang dilakukan oleh Sidharta Utama dan Anto Yulianto Budi

Santosa (1998) yang meneliti kaitan antara rasio Price to Book Value dan

imbal hasil saham pada BEi. Di dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa

ada 4 faktor fundamental dari perusahaan yang di analisis yaitu DPR, beta,

Page 17: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

EGR, ROE. Dimana ia ingin menguji apakah faktor-faktor fundamental

tersebut memiliki pengaruh terhadap PBV. Dan temuan dari penelitian

tersebut menyatakan bahwa hanya ROE yang secara konsisten dan signifikan

mempunyai hubungan yang positif dengan rasio PBV.

Wirawati (2008) meneliti karakteristik hubungan ROE, EGR, DPR dan

DFL terhadap PBV, dan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa

variabel ROE, EGR dan DPR mempunyai hubungan yang sangat signifikan

terhadap PBV sedang DFL tidak. Steph Subanidja & Indo Yama (2004)

meneliti pengaruh ROE dan EGR terbadap PBV, dan basil yang mereka

dapatkan banya variabel ROE saja yang berpengamb secara signifikan

terhadap PBV, sedangkan Variabel EGR tidak.

Penelitian-penelitian diatas memmjukkan basil yang belum konsisten,

sebingga peneliti tertarik untuk meneliti kembali rasio PBV. Penelitian ini

merupakan replikasi dari penelitian-penelitian terdabulu, terutama penelitian

yang dilakukan oleb Stepb Subanidja dan lndo Yama yang bejudul "Pengaruh

imbalan atas ekuitas (ROE) dan pertumbuban laba bersih terbadap rasio barga

per nilai buku (PBV) saham Perbankan: Data Bursa Efek Jakaiia 2002-2003,

dan Wirawati (2008).

Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti tertarik untuk melihat

ukuran kine1ja perusabaan. Rasio profitabilitas diwakili oleb Return On Equity

(ROE), rasio pertumbuban diwakili oleb Earning Growth Rate (EGR), rasio

leverage diwakili oleb Degree of Financial Leverage (DFL) dan rasio nilai

pasar diwakili oleh Price to Book Value (PBV) pada perusabaan perbankan di

Bursa efek Indonesia selama periode penelitian tabun 2004-2007.

Page 18: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Penelitian tentang Price To Book Value (PBV) juga telah pernah

dilakukan di BEJ antara lain oleh Kusno Ajidarno (1998). Beliau

menggunakan data perusahaan-perusahaan yang go public di BEJ pada tahun

1994 sampai dengan tahun 1996 dan variabel-variabel independen yang

digunakan untuk menguji adalah Return On Equity, Dividen Payout Ratio, dan

Earning Growth Rate. Pengaruh variabel-variabel ROE, DPR dan EGR

terhadap PBV sangat lemah yang ditunjukkan oleh nilai R2 antara 20%-35%,

tidak menunjukkan bukti yang cukup signifikan.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa

hal, yaitu: Pertama, peneliti sebelumnya hanya meneliti variabel (ROE dan

EGR), sedangkan peneliti meneliti ROE, EGR dan DFL. Kedua, dalam ha!

objek penelitian, perusahaan yang diteliti ialah perusahaan Perbankan yang

terdaftar di BE!. Terdapat 19 perusahaan Perbankan yang memenuhi kriteria

yang telah ditentukan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada

stakeholders, dengan memberikan informasi mengenai rasio keuangan mana

saja yang berpengaruh terhadap Price to Book Value pada kelompok saham

perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Informasi ini dapat digunakan

oleh investor dalam mengambil keputusan untuk membeli saham, terlebih­

lebih pada saat krisis moneter yang belum berhasil diatasi sepenuhnya. Dalam

skala yang lebih luas, diharapkan hasil penelitian ini dapat mendukung

penelitian terdahulu dalam memperkuat kegunaan rasio keuangan dan

menunjukkan pengaruhnya terhadap Price to Book Value.

Page 19: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

B. Perumusan Masalah

Ada beberapa ha! yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini

adalah:

I. Apakah Return On Equity (ROE), Earning Growth rate (EGR) dan

Degree of Financial Leverage (DFL) secara parsial berpengaruh secara

signifikan terhadap Price to Book Value (PBV) pada perusahaan

Perbankan di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Return On Equity (ROE), Earning Growth rate (EGR) dan

Degree of Financial Leverage (DFL) secara simultan berpengaruh secara

signifikan terhadap Price to Book Value (PBV) pada Perusahaan

Perbankan di Bursa Efek Indonesia?

B. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

l. Tujuan Penelitian

a. Untuk menguji pengaruh antara Return On Equity (ROE), Earning

Growth rate (EGR) dan Degree of Financial Leverage (DFL)

terhadap Price to Book Value (PBV) secara parsial.

b. Untuk menguji pengaruh antara Return On Equity (ROE), Earning

Growth rate (EGR) dan Degree of Financial Leverage (DFL)

terhadap Price to Book Value (PBV) secara simultan.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi

kontribusi antara lain:

Page 20: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

a. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi, tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi return saham pada perusahaan yang

sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia. In:formasi tersebut dapat

dipergunakan dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat di

pasar modal sehingga mereka akan memperoleh return yang tinggi dari

investasi yang dilakukan.

b. Bagi Para Praktisi Pasar Modal

Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan seberapa besar

kegunaan rasio PBV di dalam kegiatan investasi.

c. Bagi Kalangan Akademisi Maupun Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai

referensi bagi peneliti selanjutnya, dan digunakan sebagai bahan kajian

untuk membandingkan antara teori dan praktek rnengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi

d. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pedoman dalam

membuat kebijakan dan keputusan bisnis.

Page 21: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

A. Pasar Modal

BABU

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi pasar modal menurut UU No. 8 tahun 1995 memberikan

pengertian yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Definisi pasar modal menurut kamus pasar uang dan modal adalah

pasar konkrit atau abstrak yang mempe1iemukan pihak yang menawarkan dan

memerlukan dana jangka panjang. Dengan demikian, pasar modal pada

umumnya adalah suatu tempat atau sistem bagaimana kebutuhan-kebutuhan

dana atau kapital dari perusahaan dapat dipenuhi dan sebagai tempat orang

membeli dan menjual surat efek (sekuritas) yang dikeluarkan baik dalam

bentuk uang atau modal saham.

Menurut Wiji P dan hendy F (2006:3), pasar modal mempunyai dua

fungsi utama, yaitu:

1. Sebagai sarana pendanaan usaha bagi perusahaan.

2. Sebagai sarana berinvestasi bagi pemilik modal (investor).

Motif pemodal atau investor menanamkan dananya pada sekuritas

adalah mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang maksimal dengan

risiko te1ientu atau memperoleh return te1ientu pada risiko yang minimal.

Page 22: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Return atas investasi sekuritas khususnya saham dapat diperoleh dalam dua

bentuk yaitu dividen dan capital gain (Siti Resmi, 2002:276).

Secara umum komponen pengembalian atas investasi saham meliputi:

1. Capital gain/ loss (Untung/ rugi modal) merupakan keuntungan Ocerugian)

bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas

harga beli (harga jual) yang keduanya te1jadi di pasar sekunder.

2. lmbal hasil (yield) merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima

investor secara periodik, misalnya berupa dividen. Yield dinyatakan dalam

persentase dari modal yang ditanamkan.

Secara umum untuk menganalisa perusahaan dengan menggunakan

· analisa fundamental terdiri dari 4 langkah, antara lain:

Pertama, menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan, kondisi

ekonomi dipelajari untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi secara

keseluruhan baik untuk pasar saham. Apakah tingkat inflasi tinggi atau

rendah? Apakah suku bunga naik atau turun? Apakah konsumen yakin atau

ragu-ragu dalam mengeluarkan uang? Apakah neraca perdagangan untung

atau rugi? Apakah supply uang naik atau turun? lni adalah sebagian

pertanyaan seorang fundamental analis untuk memperhitungkan jika kondisi

ekonomi secara keseluruhan baik untuk pasar saham.

Kedua, menghitung kondisi industri secara keseluruhan, industri di

mana perusahaan berada secara langsung mempengaruhi masa depan

perusahaan tersebut. Bahkan saham yang paling baik pun dapat menghasilkan

Page 23: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

pengembalian yang pas-pasan jika mereka berada dalam industri yang sedang

payah. Biasanya saham yang lemah dalam industri yang kuat lebih disukai

daripada saham yang kuat dalam industri yang lemah.

Ketiga, menghitung kondisi perusahaan, setelah melihat dari sisi

ekonomi dan industri kita perlu memperhitungkan kesehatan keuangan sebuah

perusahaan. Jika sebuah perusahaan yang telah kita analisa secara ekonomi

dan industri itu baik tapi kita tidak menghitung kondisi perusahaan tersebut

maka akan sia-sia !ah semua analisa fundamental yang kita lakukan. Karena

pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana sem ua pemegang saham

mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba yang pada akhimya

laba ini akan di bagikan kepada pemegang saham yang kita kenal dengan

istilah dividen. Walaupun tidak semua pemegang saham tidak mengharapkan

pembagian dividen ini karena pada dasarnya keuntunga.n yang diperoleh dari

permainan saham ini bukan hanya dividen, tetapi ada juga yang di sebut

dengan capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari fluktuasi harga

saham yang biasanya diharapkan oleh investor yang memiliki time horizon

yang pendek.

Dan yang ke empat adalah, menghitung nilai saham perusahaan,

setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri, dan perusahaan. Seorang

fundamental analis dapat mulai memperhitungkan apakah saham suatu

perusahaan overvalued, undervalued, atau pas harganya. Beberapa model

penilaian telah disusun untuk membantu kita menghitung nilai saham. Ini

menyertakan model dividen yang menitikberatkan pada nilai saat ini dari

Page 24: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

pendapatan yang diharapkan, dan model aset yang menitikberatkan pada nilai

saat ini dari aset perusahaan.

Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan

menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasia secara garis besar di bagi dalam 5

kategori utama antara lain, yaitu : profitability (keuntungan), price (harga),

liquidity (likuiditas), leverage (dukungan), dan efjiciensi (efisiensi).

Berikut penjelasan penggunaan rasio:

I. Net Profit Margin

Net profit margin adalah rasio profitabilitas yang dihitung dengan

membagi keuntungan bersih dengan total penjualan.

Rasia ini menunjukan keuntungan bersih dengan total penjualan

yang dapat di peroleh dari setiap rupiah penjualan. Sebagai ilustrasi,

apabila profit margin sebuah perusahaan adalah 30% jumlah keuntungan

yang dapat diperoleh dari setiap Rp I 000 adalah Rp 300.

2. Price Earning Ratio I PER

Price earning ratio !PER adalah rasio price yang dihitung dengan

rnembagi harga saham saat ini dengan Earning Per Share (EPS), EPS

sendiri merupakan rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan yang

diperoleh investor atau pemegang saham per saham. Semakin tinggi nilai

EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar

laba yang disediakan untuk pemegang saham.

PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali.

Page 25: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Bagi para investor semakin kecil PER suatu saham semakin bagus karena

saham tersebut termasuk murah.

3. Book Value I Nilai Buku

Nilai Buku adalah rasio price yang dihitung dengan membagi total

aset bersih ( Aset - Hutang ) dengan total saham yang beredar.

Book Value digunakan untuk melihat harga suatu sekuritas

apakah overpriced atau underpriced.

4. Price to Book Value (PBV)

Price to book value atau PBV menggambarkan seberapa besar

pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan.

5. Current Ratio

Current Ratio adalah rasio likuiditas yang dihitung dengan

membagi aset saat ini dengan hutang saat ini.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

tanggung jawab hutang saat ini. Semakin tinggi rasionya, semakin tinggi

likuiditas perusahaan tersebut. Sebagai contoh, rasio 3.0 mempunyai arti

bahwa aset saat ini jika dilikuidasi, akan cukup membayar 3 kali dari

hutang saat ini.

6. Debt Ratio

Debt ratio adalah rasio leverage yang dihitung dengan membagi

total hutang dengan total aset.

Rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh

hutang. Sebagai contoh, debt ratio 40% menunjukkan bahwa 40% dari aset

Page 26: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

dibiayai oleh hutang. Hutang bisa berarti buruk bisa juga berarti bagus.

Selama ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, pemsahaan yang memiliki

debt ratio yang tinggi dapat mengalami rnasalah keuangan, sebaliknya juga

selarna ekonorni baik dan suku bunga rendah hutang dapat rneningkatkan

keuntungan.

7. Inventory Turnover

lnvent01y turnover adalah rasio efisiensi yang dihitung dengan

rnembagi biaya barang yang terjual dengan inventaris.

Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan rnengatur

inventarisnya, yaitu dengan menunjukkan berapa kali turnover inventaris

selama satu tahun. Jenis rasio ini sangat bergantung; pada jenis industri di

mana perusahaan berada. Sama sepe1ti rasio-rasio yang lain, adalah

penting untuk membandingkan rasio ini dengan rasio dari perusahaan­

perusahaan yang lain dalam industri yang sama.

B. Investasi

lnvestasi adalah kornitmen alas sejumlah dana atau sumber dana yang

dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang

akan datang (Tandelilin, 2001 :3). Harapan keuntungan di masa yang akan

datang merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan

keuntungan yang diharapkan. Dalam konteks investasi harapan keuntungan ini

sering disebut return (Tandelilin, 2001 :47).

Page 27: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Di samping untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang,

ada beberapa tujuan lain dari sebuah investasi (Tandelilin, 2001 :5), yaitu:

I. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan

datang.

2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan

perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari

risiko penurunan nilai kekayaan atau hak mililmya akibat adanya pengaruh

inflasi.

3. Untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan

kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi masyarakat

melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang

melakukan investasi pada bidang usaha tertentu.

Proses investasi merupakan proses keputusan yang

berkesinambungan. Proses keputusan investasi terdiri dari 5 tahap

keputusan yang berjalan terns- menerus sampai tercapai keputusan yang

terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi tersebut (Tandelilin, 200 I :8)

adalah sebagai berikut :

I. Penentuan tt[juan investasi.

2. Penentuan kebijakan investasi.

3. Pemilihan strategi portofolio.

4. Pemilihan aset.

5. Pengukuran dan evaluasi kinerja p01tofolio.

Page 28: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Sementara itu dasar pengambilan keputusan investasi terdiri dari

return yang diharapkan dan tingkat risiko yang harus ditanggung, serta

hubungan antara return dengan risiko tersebut. Telah disebutkan di muka

bahwa terjadi hubungan positif antara return dan risiko. Oleh karena itu,

selain faktor return, investor harus mempertimbangkan faktor risiko dalam

pengambilan keputusan investasi.

Dalam manajemen investasi, risiko total dibagi dalam 2 jenis

(Tandelilin, 200 I :50), yaitu:

I. Risiko sistematis (risiko pasar)

Risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang

terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan

mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.

2. Risiko tidak sistematis

Risiko tidak sistematis adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan

pasar secara keseluruhan.

C. Saham

Saham dibagi menjadi dua jenis saham, yaitu saham biasa (common

stock) dan saham preferen (preferred stock). Saham biasa, merupakan saham

yang menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan

hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi

(tidak memiliki hak-hak istimewa). Karakteristik lain dari saham biasa adalah

dividen dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Setiap pemilik

Page 29: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share

one vote). Pemegang saham biasa memiliki tanggungjawab terbatas terhadap

klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak untuk

mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain.

Sedangkan untuk saham preferen, merupakan saham yang memiliki

karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa

menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Persamaan saham

preferen dengan obligasi terletak pada 3 (tiga) ha!: acla klaim atas laba dan

aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlaku clari saham dan

memiliki hak tebus clan dapat dipertukarkan dengan saham biasa. Saham

preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki hak

klaim terhadap kekayaan perusahaan clan pembagian drviden terlebih dahulu.

saham preferen sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa, karena

jumlahnya yang sedikit.

Daya tarik dari investasi saham adalah dua keuntungan yang dapat

diperoleh pemodal dengan membeli saham atau memiliki saham, yaitu

dividen dan capital gain. Dividen merupakan keuntungan yang diberikan

perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Biasanya dividen dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan

dilakukan setahun sekali. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high

return. A1tinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang

keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi risilm yang tinggi. Saham

memungkinkan pemodal mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam

Page 30: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

jumlah besar dalam waktu singkat. Namun seiring dengan berfluktuasinya

harga saham, saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar

dalam waktu singkat.

Menurut Husnan (2003:278), pedoman yang digunakan dalam

menaksir nilai intrinsik terhadap nilai pasar adalah sebagai berikut:

I. Apabila nilai intrinsik > nilai pasar, saham tersebut undervalued (harga

terlalu rendah) dan sebaiknya dibeli atau ditahan. Jika saham tersebut telah

dimiliki.

2. Apabila nilai intrinsik < nilai pasar, maka saham tersebut overvalued

(harga terlalu tinggi) dan seharusnya dijual.

3. Apabila nilai intrinsik = nilai pasar, malca saham tersebut di nilai fair

(wajar) harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.

Analisis saham merupakan cara yang dilakukan untuk menilai saham.

Analisis ini bertujuan untuk melihat saham mana yang harganya terlalu tinggi

(overvalued), harganya terlalu rendah (undervalued) atau saham tersebut

bernilai wajar (Fairvalued).

Berdasarkan Random-walk the01y (Francis: 1986) bahwa harga saham

akan berubah-ubah mendekati nilai intrinsiknya. Informasi yang terus

berkembang setiap hari, menyebabkan analis mengestimasi kembali nilai

saham sehingga harga saham terkoreksi memuu nilai intrinsiknya. Nilai

intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Meskipun dalam jangka

pendek pergerakan harga saham sukar untuk diterka secara pasti, namun

dalam jangka panjang pergerakan harga saham dan kine1ja perusahaan emiten

Page 31: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

umumnya bergerak searah. Namun demikian tidak ada bursa yang terus­

menerus naik atau turun (Sawidji Widoatmojo, 2004:14).

Secara umum keputusan pembelian saham ditentukan oleh

perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasamya seperti

berikut ini:

I. Jika harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsiknya, maka saham

tersebut sebaiknya dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk

memperoleh capital gain jika kemudian harganya kembali naik.

2. Jika harga pasar saham sama dengan nilai intrinsiknya, maim jangan

melakukan transaksi. Karena saham tersebut berada dalam keseimbangan,

sehingga tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi pembelian

atau penjualan saham tersebut.

3. Jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intri.nsiknya, maim saham

tersebut sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian. Karena tentu

harganya kemudian akan turun menyesuaikan dengan nilainya. (Abdul

Halim, 2005:33).

D. Penilaian Saham

Seorang investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap

saham yang akan dipilihnya, sehingga investor dapat menentukan apakah

saham tersebut akan memberikan return yang :;esuai dengan yang

diharapkannya.

Page 32: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Investor dalam melakukan keputusan investasi di Pasar Modal

memerlukan informasi tentang penilaian saham. Menurut Hartono (2000:79),

terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku

(book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value).

Nilai saham perusahaan menggambarkan kondisi kerja suatu perusahaan itu

baik atau tidak.

Menurut Jogiyanto (2003), nilai yang berkaitan dengan saham dibagi

menjadi 3 bagian yaitu:

I. Nilai buku (book value), adalah nilai saham menurut pembukuan emiten

yaitu aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki

satu lembar saham.

2. Nilai pasar (Market Value) adalah harga dari saham di pasar

3. Nilai Intrinsik (Intrinsic value) adalah nilai seharusnya dari suatu saham.

Investor perlu mengetahui dan memahami ketiga nilai tersebut sebagai

informasi penting dalam pengambilan keputusan inventasi saham karena

membantu investor untuk mengetahui saham mana yang be1tumbuh murah.

Salah satu pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham adalah

price to book value (PBV). PBV atau rasio harga per nilai buku merupakan

hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham

(Jones, 2000:274). Keinginan investor untuk melakukan penilaian terhadap

kesehatan suatu saham dengan menggunakan rasio-rasio keuangan seperti

rasio pasar modal karena investor menginginkan hasil yang layak dari suatu

investasi dalam saham. Rasio pasar modal seperti PBV akan membantu

Page 33: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

investor melakukan penilaian tersebut. Hasil yang diperoleh dari investasi

disebut return. Return total dari suatu investasi terdiri dari capital gain (loss)

dan yield (Hartono, 2000: I 08)

Return total =capital gain (lost) +yield

Capital gain (lost) merupakan selisih dari harga investasi sekarang

relatif dengan periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas

periodik terhadap harga investasi periode dari suatu investasi. Untuk saham,

yield adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya.

Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai berikut:

Return total= P, -P,_, + D, P, -P,_, + D, P,_, P,_, P,_1

Namun mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan dividen

kas secara periodik kepada sahamnya, maka return sahamnya menjadi:

R l P,-P,.1 eturn sa 1am =

Notasi:

P1 = Harga saham sekarang

P1. 1 = Harga saham periode sebelumnya

0 1 = Dividen kas yang dibayarkan

Model penilaian saham menyatakan bahwa nilai intrinsik suatu saham

adalah nilai sekarang dari penjumlahan arus kas yang diharapkan diterima

pemegang saham dimasa datang. Arus kas tersebut didiskontokan dengan

menggunakan tingkat biaya modal (Cost of Capital) yang mencerminkan

adanya tingkat risiko saham yang bersangkutan. Mengingat arus kas yang

Page 34: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

diterima oleh pemegang saham dalam bentuk dividen maka nilai intrinsik

saham menunjukkan nilai sekarang dari seluruh diviclen yang akan dibayar

perusahaan tersebut dimasa datang (Utama dan Santosa, 1998).

E. Analisis Teknikal Dan Analisis Fundamental

Analisis teknikal adalah data yang mempergunakan data historis

volume dan harga sekuritas di masa lampau yang kemudian digunakan untuk

memprediksi pergerakan pasar di masa datang. Analisis teknikal adalah

analisis untuk menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari

saham seperti harga dan volume transaksi saham. Analisis telmikal

mempelajari saham dan bursa dengan berdasarkan pacla penawaran (supply)

dan permintaan (demand). Dalam analisis teknikal digunakan grafik riwayat

harga dan volume transaksi untuk memprediksi pergerakan harga selanjutnya.

Analisis teknikal mendasarkan konsepnya pada Teori Dow (The Dow

Theory) yang menyebutkan bahwa mayoritas saham bergerak sejalan dengan

bursa secara keseluruhan. Jika bursa saham bergerak naik, mayoritas saham

saham akan bergerak naik juga. Dan sebaliknya, jika bursa saham bergerak

turun, kebanyakan saham akan bergerak turun.

· Sedangkan analisis Fundamental adalah studi tentang ekonomi,

industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham

perusahaan. Analisa fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam

laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham

sudah di apresiasi secara akurat. Analisis fundamental atau analisis

Page 35: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

perusahaan adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan

menggunakan data keuangan perusahaan (Jogiyanto, 1998:89). Dalam

pengertian lain analisis fundamental adalah usaha untuk memperkirakan

kesehatan dan prospek, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk bertumbuh

dan menghasilkan laba di masa depan (Surono Subekti, 1999: 16).

Analisis fundamental menyatakan bahwa saham memiliki nilai

intrinsik (nilai sebenarnya dari saham) tertentu, peke1jaan dimulai sebelum

harga terbentuk di pasar. Dalam pandangan fundamental harga bergerak

secara acak sehingga arahnya tidak mungkin untuk diduga dalam jangka

pendek (Abdul Halim, 2005:21). Hal ini menyebabkan harga yang telah

dihitung dan diperkirakan tidak bisa diharapkan untuk muncul di bursa.

Analisis fundamental memberi pedoman untuk membeli atau menjual saham­

saham yang disebut undervalued atau overvalued.

Ruang lingkup analisis fundamental mencakup ilmu akuntansi,

ekonomi makro dan mikro, kondisi sosial, politik dan cuaca. Analisis

fundamental banyak digunakan oleh investor jangka panjang yang biasanya

menerapkan strategi beli dan tahan (buy and hold) dalam investasinya. Strategi

ini hanya akan menghasilkan keuntungan jika dilakukan dalam jangka waktu

yang panjang.

F. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan pernbahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara

Page 36: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau Iaporan arus dana), catatan

dan laporan lain, se1ta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari

Iaporan keuangan (IA!, 1999).

Financial Accounting Standards Boards (1978) dalam Statement of

Financial Accounting Concepts (SFAC) No. I menyatakan bahwa tujuan

pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang akan

digunakan secara penuh oleh investor, kreditor, calon investor, calon kreditor,

serta pengguna Iain dalam pengambilan keputusan investasi, kredit, dan

keputusan ekonomi yang lain. Tingkat kesehatan perusahaan merupakan

informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan. Informasi ini

terdapat pada laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi,

laporan perubahan modal, Iaporan arus kas, dan laporan lain.

1. Neraca

Neraca merupakan Iaporan keuangan yang secara sistematis

menyaj ikan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat (tanggal) te1tentu

(Sugiri dan Riyono, 2002). Karena menyajikan posisi keuangan malca

neraca disebut juga Iaporan posisi keuangan.

Neraca menunjukkan aset perusahaan dan pihak-pihak yang

berhak atas aset tersebut, yaitu kreditur yang tercerrnin dalam akun utang

dan pemilik yang tercermin dalam akun modal atau ekuitas. Aset disebut

juga aktiva. Aktiva ini dibedakan menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap.

Menurut !Al (1999), suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva Iancar

jika aktiva tersebut:

Page 37: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau

digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan.

b. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan

diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal

neraca.

c. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.

Aktiva yang tidak termasuk dalam kategori aktiva lancar

diklasifikasikan (JAi, 1999). Aktiva ini dapat berupa gedung, tanah,

perabot kantor, dan sebagainya.

2. La po ran Laba Rugi

Laporan laba-rugi adalah laporan keuangan yang secara sistematis

menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu tertentu (Sugiri

dan Riyono, 2002). Secara teknis laba atau rugi merupakan selisih

pendapatan dengan biaya. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari

manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama

suatu periode yang mengakibatkan kenaikan ekuitas dan tidak secara

langsung berasal dari kontribusi penanaman modal. Jen is pendapatan

perusahaan manufaktur adalah pendapatan dari kegiatan operasional

perusahaan dan pendapatan dari kegiatan non operasional perusahaan.

Setiap jenis pendapatan diungkapkan secara terpisah agar para pengguna

laporan keuangan dapat menilai kinerja perusahaan.

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal disebut juga laporan perubahan

ekuitas. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan

Page 38: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau

penurunan aktiva bersih atau kekayaan perusahaan selama perioda

pelaporan. Suatu perusahaan harus menyajikan laporan perubahan modal

sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan:

a. Laba atau rugi bersih perioda yang bersangkutan.

b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian bese1ta

jumlahnya diakui secara langsung dalam ekui1as sebagaimana diatur

dalam PSAK terkait.

c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan

perbaikan.

d. terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK

terkait.

e. Transaksi modal dengan pemilik clan transa.ksi distribusi kepada

pernilik.

f. Saldo akuntansi laba atau rugi pada awal da.n akhir periode serta

perubahannya. Rekonsiliasi antara nilai tercatat clari masing-masing

jenis modal saham, agio dan cadangan baik pada awal periode

maupun akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap

perubahan.

4. Laporan Arus kas

PSAK No. 31 (!Al, I 999) rnendefinisikan laporan arus kas

sebagai laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas

selarna periocla te1tentu yang dikelornpokkan dalam aktivitas operasi,

Page 39: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

investasi, dan pendanaan. Aktivitas operasi didefinisikan sebagai aktivitas

penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan

merupakan aktivitas investasi maupun pendanaan. Aktivitas investasi

didefinisikan sebagai perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta

investasi lain yang tidak setara kas. Sedangkan aktivitas pendanaan

didefinisikan sebagai aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam

jumlah se11a komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Kas dan setara

kas terdiri atas kas, giro pada Bank Indonesia, dan g;iro pada bank lain. Ini

sesuai dengan PSAK No. 31 (JAi, 1999).

5. Rasio keuangan

Salah satu teknik analisis laporan keuangan adalah dengan

menggunakan analisis rasio. Menurut Harahap (1992:297) rasio keuangan

adalah "angka yang diperoleh dari basil perbandingan dari satu pos

laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang

relevan dan signifikan (berarti)" rasio biasanya dinyatakan dalam satuan

persentase atau "kali". Rasio merupakan alat analisis yang dapat

memberikan jalan keluar dan menggambarkan gejala-gejala yang tampak

dari satu keadaan.

Gitman (2006:54) menyatakan bahwa "rasio analysis involves

methods of calculating and interpreting financial ratios to analyze and

monitor the firm 's peiformance"

Dengan analisis rasio dapat diketahui kekuatan dan kelemahan

perusahaaan dibidang keuangan. Analisis rasio keuangan dapat dipakai

sebagai sistem peningkatan awal terhadap kemunduran kondisi keuangan

Page 40: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

r-------1 P~.~:~STAKAAN UTAMA ~YAHID ,JAKARTA

dari suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para

pelaku bisnis, pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya

dalam menilai kinerja manajemen dari kondisi keuangan perusahaan.

Prospek pertumbuhan perusahaan sangat m<~mpengaruhi besarnya

deviden yang akan dibayarkan di masa datang, semakin tinggi

pertumbuhan perusahaan maka semakin besar jumlah deviden yang akan

dibayarkan perusahaan dimasa yang akan datang. Nilai intrinsik dari

perusahaan yang mengalami pertumbuhan konstan dapat dirumuskan

sebagai berikut (Utama dan Santosa, 1998). Vo= Di".'..!_ r-g

Notasi:

V 0 = Nilai intrinsik saham pada periode 0

Div 1 = Dividen yang akan dibayarkan pada periode I

r = tingkat biaya modal

g = tingkat pertumbuhan

Karena besarnya dividen dapat dinyatakan sebagai basil kali dari

nilai buku perusahaan dengan return on equity (ROE) dan dividen payout

ratio (DPR) maka persamaan diatas menjacli:

Vo= Div 1 xROExDPRx(l-g) r-g

Persamaan tersebut membuktikan bahwa rasio PBV tergantung

pada empat faktor fundamental perusahaan seperti return on equity yang

mencerminkan profitabilitas, dividen payout ratio yang mencerminkan

kebijakan deviden, tingkat pertumbuhan yang mencerminkan prospek

Page 41: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

perusahaan dan Degree of Financial Leverage (DFL) yang mencerminkan

resiko perusahaan.

a. Kegunaan Rasia Keuangan

Banyak peneliti yang telah melakukan penelitian atas

kegunaan dari informasi analisis keuangan dengan menggunakan rasio

keuangan. Beaver (1966) mengamati pola dua puluh sembilan rasio

keuangan pada perusahaan-perusahaan yang telah bangkrut selama

lima tahun sebelum peursahaan tersebut mengalami kebangkrutan.

Hasil penelitian Beaver menunjukkan terdapat lima rasio keuangan

yang secara signifikan berhubungan dengan kebangkrutan tersebut,

yakni Cash Flow/Total Debt, net Income/Total Assets, Total Assets,

Working Capital/Total Assets dan Current Ratio. Penelitian ini

kemudian dilanjutkan oleh Altman (1968) dengan menggunakan

pendekatan multivariate untuk memprediksi kebangkrutan dengan

menggunakan rasio keuangan secara bersama-sama. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa rasio keuangan dari probitabilitas,

likuiditas dan solvency dapat memprediksi kebangkrutan perusahaan.

Hasil penelitian Altman dikenal dengan Altman 's Z score.

Ou & Penman (1989) melakukan penelitian mengenai

kemampuan memprediksi stock returns. Selanjutnya, Ou (1990) dan

Penman (1992) melakukan penelitian sendiri-sendiri mengenai

prediksi atas perubahan laba.

Page 42: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Kegunaan rasio keuangan untuk memprediksi perubahan laba

juga diteliti oleh Machfoedz (1994). Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa beberapa rasio memiliki kemampuan untuk memprediksi

kondisi tahun depan. Disamping itu, juga diketahui bahwa rasio yang

berbeda digunalrnn untuk ukuran perusahaan yang berbeda.

Ohlson (1980) mengidentifikasi empat faktor dasar yang

signifikan dalam mempengaruhi kemungkinan kegagalan perusahaan

dalam satu tahun, dengan menggunakan conditional ligic analysis.

Keempat faktor tersebut meliputi kondisi ukuran saat ini dari besar

kecilnya perusahaan, struktur keuangan, kinerja perusahaan dan

likuiditas. Gupta dan Huefer (1972) meneliti kegunaan dari rasio

keuangan dalam mengevaluasi sekelompok karakteristik perusahaan

dan industrinya, dengan membandingkan antara rata-rata rasio dengan

rata-rata rasio industri. Mereka menyimpulkan bahwa rasio keuangan

adalah indikator yang baik untuk medeteksi kinerja individu

perusahaan maupun kinerja antar industri. Mutchler (1984) meneliti

enam rasio keuangan yang relevan bagi auditor clalam menilai masalah

going concern dari klien. Keenam rasio keuangan tersebut adalah net

worth to total liabilities, cash flow from operation to total liabilities,

current ratio, total liabilities to total assets, net income before tax to

net sales, dan long term debt to total assets.

Pudj iastuti dan Machfoedz (2002) menggunakan liquidity dan

operating ratio; leverage ratio; profitability ratio; dan cash flow ratio

Page 43: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

untuk melihat pengaruh dari krisis moneter dan company size. Hasil

penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang ~;ignifikan. Weston dan

Copeland (1996) menyatakan bahwa rasio keuangan juga dapat

berguna untuk melakukan analisis sekuritas, mengevaluasi manfaat

investasi pada saham dan obligasi.

b. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Salah satu keterbatasan dari analisis rasio keuangan adalah

adanya kemungkinan timbulnya multikolinieritas, yang dapat terjadi

diantara rasio tersebut dan antar periode analisis (Gujarati:! 999).

Walaupun rasio keuangan telah dikelompokkan dalam kategori

tertentu, masih mungkin dipertanyakan hubungan diantara rasio

tersebut (Bird and McHugh: 1988; Horrigan:! 965).

Dalam memberikan informasi yang memadai, hanya diperlukan

sebagian rasio keuangan. Namun pemilihan rasio keuangan tersebut

harus dilakukan secara hati-hati (Horrigan: 1965). Pemilihan rasio

keuangan yang memiliki informasi yang lengkap tidak dapat dilakukan

hanya denan logika biasa, tetapi harus dilakukan berdasarkan bukti

empirik dimana hubungannya ditunjukkan oleh criteria statistic

(Barnes: 1987).

c. Menentukan Rasio Keuangan

Jenis rasio keuangan yang digunakan untuk penelitian

tergantung pada karakteristik dari bidang penelitiannya. Dalam

memilih jenis rasio keuangan, peneliti dapat merujuk pada penelitian

Page 44: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

terdahulu atau menggunakan exploratory method dalam menentukan

rasio mana yang akan dipakai untuk menguji hipotesis. Secara umum,

Weston dan Brigham (1993) mengatakan ada lima kelompok rasio

yang digunakan, sepe1ti liquidity, assets management, debt

management, profitability, dan market value.

Untuk rasio keuangan yang digunakan untuk meramalkan suatu

kondisi, pemilihan dapat dilakukan dengan analisis statistik seperti

discriminant, regression atau correlation. Dalam melakukan dengan

regresi, metode yang sering digunakan adalah stepwise, sebagaimana

yang dilakukan Ou dan Penman (1989). Altman (1968) menggunakan

discriminant analysis, Horrigan (1966) menggunakan correlation

analysis untuk melihat hubungan antara rasio kmmngan dan peringkat

obligasi pada perusahaan industri di Amerika Serikat.

Factor Analysis juga dapat digunakan dalam memilih rasio

keuangan dengan mengidentifikasi variabel-variabel atau main factors

yang menjelaskan pola hubungan dari variabel··variabel yang diteliti.

Pinches, Mingo dan Carruthers (1973) di dalam Barnes, menggunakan

metode ini dalam memilih tujuh rasio keuangan yang dapat digunakan

untuk memberikan penilaian terhadap stabilisasi jangka panjang

perusahaan.

Peneliti lain yang juga menggunakan met ode yang sama adalah

Gombala dan Ketz (1983). Dengan mempelajari hubungan antara cash

flow ratio factor dan rasio lainnya, hasil penelitian menyatakan bahwa

Page 45: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

rasio-rasio cash flow dapat menunjukkan dimensi yang berbeda dalam

memberikan penilaian kinerja perusahaan.

6. Pengertian Return Saham

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.

Return dapat berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi

(expected return) (Jogiyanto, 2000:107). Return realisasi merupakan return

yang telah terjadi. Return realisasi penting karena dapat digunakan sebagai

salah satu pengukuran kinerja perusahaan serta sebagai dasar penentu

return ekspektasi dan risiko masa yang akan datang.

Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh

investor dimasa yang alcan datang. Berbeda dengan return realisasi yang

sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi bersifat belum terjadi namun

diharapkan akan terjadi. Return merupakan salah satu dasar yang

digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi karena

return merupakan tujuan utama seseorang berinvestasi. Dengan adanya

return, diharapkan seseorang akan termotivasi untuk berinvestasi. Return

juga merupakan imbalan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada

investor atas keberaniannya menanggung risiko atas investasi yang

dilakukannya. Return total sering disebut return saham, yaitu perubahan

kemalanuran dari perubahan harga saham dan perubahan pendapatan dari

dividen yang diterima. Perubahan kemakmuran ini menunjukkan

tambahan kekayaan sebelumnya.

Page 46: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Pemegang saham dalam investasinya dapat mendapatkan return

yang ditawarkan suatu saham dalam bentuk capital gain dan dividen.

Capital gain merupakan selisih harga saham sekarang relatif dengan harga

saham periode yang lalu. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang

dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan

perusahaan dibagikan kepada pemegang saham, tetapi terdapat bagian

yang ditanam kembali. Biasanya dividen yang ditedma ditentukan dalam

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut. Namun yang

perlu diperhatikan adalah bahwa perusahaan tidak selalu membagikan

dividen kepada para pemegang saham tetapi bergantung pada kondisi

perusahaan itu sendiri. Ini bera1ti bahwa jika perusahaan mengalami

kerugian tentu saja deviden tidak akan dibagikan pada tahun berjalan

tersebut. Deviden yang dibagikan dapat berupa deviden tunai maupun

dividen saham.

G. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen. (Indriantoro do:n Supomo, 2002:63).

Variabel yang di kaji dalam penelitian ini adalah:

1. Rasio Price To Book Value (PBV)

Price to Book Value merupakan rasio untuk mengukur kinerja

keuangan perusahaan. Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar

keuangan kepada manajemen dan organisasi sebagai perusahaan yang

terns tumbuh.

Page 47: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Untuk melakukan perhitungan PBV, harus menghitung terlebih

dahulu nilai buku saham tersebut. Nilai buku ekuitas di dapat dari jumlah

kumulatif pendapatan di tahan dari perusahaan te:rsebut (seperti saham

biasa dan kontribusi kapital atau kelebihan nilai nominal) yang termasuk

ekuitas pemegang saham. Nilai buku saham biasa perusahaan ditentukan

dengan menggunakan data neraca perusahaan tersebut.

Dari definisi di alas dapat dikatakan bahwa Rasio PBV

menunjukan kemampuan perusahaan dalam menci.ptakan nilai terhadap

jumlah modal yang diinvestasikan para pemegang saham.

PBV merupakan hubungan antara harga saham dan nilai buku per

lembar saham. Rasio ini bisa juga dipakai sebagai pendekatan alternatif

untuk menentukan nilai suatu saham karena secara teoritis nilai pasar suatu

saham haruslah mencerminkan nilai bukunya. Rasio PBV memberikan

indikasi lain tentang bagaimana investor memandang suatu perusahaan

dan bagaimana infonnasi rasio ini bisa dipakai investor dalam keputusan

investasi. Dengan raio PBV yang tinggi diharapkan return saham

perusahaan juga tinggi.

H. Variabel Independen

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel lain (Indriantoro dan Supomo, 2002:63), variabel

yang di kaji dalam penelitian ini adalah:

Page 48: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

1. Return On Equity (ROE)

Return On Equity adalah laba bersih dibagi dengan modal

pemegang (ekuitas) saham rata-rata. Rasio ini menunjukkan keberhasilan

atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil

pengembalian investasi pemegang saham dalam perusahaan. Rasio ini

menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang

diinvestasikan. Leverage dapat diperkirakan dengan mengurangkan hasil

pengembalian aktiva dari hasil pengembalian modal pemegang saham.

Bila hasil pengembalian modal pemegang saham lebih besar, selisih

tersebut akan menghasilkan leverage keuangan yang positif. Bila tidak

terdapat hutang, kedua rasio tersebut akan sama besarnya (Woelfel,

1997: 112).

Menurut M. Fakhruddin dan M. Sopian Hadianto, ROE adalah

mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi

pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar

kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio

ini juga akan makin besar.

Bambang Rianto (1992), ROE sering disebut sebagai return on

networthl rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah

laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah

modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Laba yang

diperhitungkan untuk mengukur ROE adalah laba yang dikurangi beban

dan bunga pajak.

Agus Sartono (1998), ROE adalah mengukur kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham

perusahaan.

Page 49: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Suad Husnan (1998), ROE adalah laba yang di tahan dan

diinvestasilcan kembali tersebut bisa menghasilkan tingkat keuntungan.

Sutrisno (2000:267), ROE yaitu kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. Laba yang

diperhitungkan adalah laba bersih setelah dipotong pajak atau earning

after tax.

Menurut Ors. Lukman Syamsudin M.A (2002), ROE adalah suatu

pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik

perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.

Bringham dan Ehnhardt (2002), ROE "Tingkat pengembalian atas

investasi bagi pemegang saham biasa. "

Sedangkan menurut Weston et.al (1996:103) ROE adalah "Rasio

laba bersih setelah dikurangi pajak terhadap keuntungan bersih, mengukur

tingkat hasil atas investasi pemegang saham."

Perusahaan dengan tingkat return on equity yang tinggi biasanya

akan menjual sahamnya berlipat kali dari nilai bukunya, dibandingkan

perusahaan dengan return on equity yang rendah (Brigham­

Gapenski: 1998).

Rasio ini juga sering dipakai oleh para investor dalam pengambilan

keputusan pembelian saham suatu perusahaan. Jika rasio ini nilainya

semakin tinggi berarti dapat dikatakan baik, karena menunjukkan

penghasilan yang diterima semakin baik, sehingga return saham juga

semakin tinggi.

Pilih perusahaan dengan return on equity (ROE) lebih dari 15%.

Hal ini menggambarkan bagaimana kemampuan manajemen dalam

Page 50: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

mengelola modal yang dimilikinya. Kalau ROE hanya berkisar 8-9%,

maka berinvestasi di perusahaan tersebut sama saja dengan menabung

dalam bentuk deposito.

2. Earning Growth Rate (EGR)

Earning Growth Rate adalah laju pertumbuhan yang diperkirakan

dengan melihat rata-rata laju pertumbuhan ROE. Menurut Weston dan

Copeland (l 995:243) pertumbuhan /aha bersih per saham (EGR) adalah

pertumbuhan laba bersih per saham dari waktu ke waktu. Rasio-rasio

pertumbuhan mengukur kehandalan perusahaan mempertahankan posisi

ekonomisnya di dalam industri. Sebagai bagian dari analisis internal yang

lebih mendalam oleh perusahaan-perusahaan bisnis, hams dibuat suatu

pemisahan antara pertumbuhan nyata dan pertumbuhan nominal

(dipengaruhi inflasi atau perubahan tingkat harga). Untuk melihat apakah

pertumbuhan laba per saham perusahaan baik atau tidak maka harus

dibandingkan dengan pe1tumbuhan laba per saham perusahaan sebanding.

Lesmana & Surjanto (2004: I 02), menerangkan bahwa "tingkat

pertumbuhan perusahaan rnenunjukkan kualitas laba yang bersih".

Pilih perusahaan yang pertmnbuhan laba (earning growth) stabil

berkisar antara 20% atau lebih. Pilih juga perusahaan yang merniliki rasio

utang terhadap modal yang relatif rendah dan rasio harga per free cashjlow

rendah. Artinya, perusahaan bisa rnenghasilkan kas dalam jurnlah besar

untuk rnembiayai operasional perusahaan dan melakukan ekspansi tanpa

perlu mengandalkan pinjarnan dari luar yang berbiaya tinggi.

Page 51: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

a. Earning per Share (EPS)

Untuk melakukan perhitungan rasio EGR, maka harus

diketahui nilai dari Earning Per Share perusahaan tersebut dari tahun

ke tahun.

Menurut Weston (1993:23), EPS adalah "Earning per Share is

net income divided by the number of share of commonstock

outstanding"

Sedangkan menurut Harahap (200 I :305 ), mendefinisikan EPS

sebagai berikut : EPS adalah rasio yang mengukur berapa besar

kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.

3. Degree of Financial leverage

Degree of Financial Leverage (DFL) mengukur kepekaan EPS

terhadap perubahan EBIT perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan

menggunakan "financial leverage" jika ia membelanjai sebagian dari

aktivanya dengan sekuritas yang membayar bunga yang tetap. Jika

Perusahaan menggunakan "financial leverage" atau hutang, perubahan

pada EBIT perusahaan akan mengakibatkan perubahan yang lebih

besar pada EPS (Earnings Per Share). Kemungkinan besar, perusahaan

mencoba untuk mengoptimalkan EPS, dan rasio DFL ini dapat digunakan

untuk membantu menentukan tingkat leverage keuangan yang paling

sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Menggunakan leverage melibatkan

biaya tetap untuk membiayai perusahaan, dan akan mencakup biaya yang

tinggi sebelum bunga dan pajak (EBIT).

Page 52: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Rumusnya sebagai berikut:

Persentase perubahan pada EPS DFL -·~~~~~~~~~~

Persentase perubahan pada EBIT

Semakin besar DFL, semakin besar pula fluktuasi EPS akibat

perubahan pada EBIT perusahaan. Besar - kecilnya DFL tergantung

pada besar - kecilnya hutang yang digunakan perusahaan. Semakin

besar hutang yang digunakan, semakin besar pula DFL sehingga

semakin besar risiko finansial perusahaan.

I. Penelitian Terdahnlu

Faktor penting yang diperhatikan oleh investor dalam melakukan

investasi di pasar modal adalah return saham dan variabel-variabel yang

mempengaruhi. Sehingga banyak peneliti yang dilakukan menggunakan

variabel-variabel untuk menjelaskan return saham. Penelitian yang dilakukan

oleh Rosenberg. Et al (1985) menemukan bahwa saham-saham yang memiliki

rasio PBV yang rendah akan menghasilkan return yang secara signifikan lebih

tinggi dari pada saham-saham yang memiliki rasio PBV yang tinggi. Jadi

Investor yang mengharapkan tingkat return yang tinggi dengan risiko tertentu

lebih baik memutuskan membeli saham-saham yang mempunyai PBV yang

rendah dan menjual saham-saham yang memiliki PBV yang tinggi.

Penelitian tentang Price to Book Value pernah dilakukan di BEi antara

lain oleh Kusno Ajidarno (1998). Beliau menggunakan data perusahaan­

perusahaan yang go public di BEJ pada tahun I 994 sampai dengan tahun I 996

Page 53: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

dan variabel-variabel independen yang digunakan untuk menguji adalah

Return on Equity, Devidend Payout Ratio dan Earning Growth Rate.

Utama dan Santosa (1998) melakukan penelitian yang sama di Bursa

Efek Indonesia menemukan bahwa hanya fak!or profitabilitas yaitu ROE yang

secara konsisten dan signifikan mempunyai hubungan yang positif dengan

rasioPBV.

Regresi PBV rasio kemudian diperbaharui oleh Damodaran dengan

menggunakan data dari tahun 1987 sampai tahun 1991. Database compustat

digunakan untuk mendapatkan informasi tentang price to book value, return

on equity, divident payout ratio, dan Earning Growth Rate (lima tahun

terakhir) untuk semua perusahaan di New York Stock Exchange dan AMEX.

Data-data diperoleh dari CRSP untuk tiap tahun. Seluruh perusahaan dengan

nilai buku negatif dihilangkan dari sampel.

Hasil penelitian Damodaran menyimpulkan variabel independen

Return On Equity (ROE), Devidend Payout Ratio (DPR), dan Earning Growth

Rate (EGR) merupakan faktor yang sangat signifikan berpengaruh terhadap

Price to Book Value (PBV) ratio. la menemukan adanya hubungan yang kuat

antara price to book value dengan variabel-variabel terst)but, yang ditunjukkan

oleh R2 (Acijusted Value) setiap tahun sebesar antara 84% hingga 88,5%

(Damodaran, 2002:527).

Berdasarkan penelitian Damodaran pada beberapa negara, perusahaan­

perusahaan dengan return on equity yang Iebih tinggi memiliki rasio price-

Page 54: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

book yang lebih tinggi. Penelitian di Yunani, Brazil, Portugal, dan India,

dijumpai hasil yang berbeda dengan di Amerika Serikat. Hasil temuan di

Portugal dan India menunjukkan pengaruh ROE terhadap PBV cukup kuat,

yang ditunjukkan oleh nilai R2 masing-masing sebesar 78% dan 51 %,

sedangkan hasil penelitian di Yunani dan Brazil dijumpai pengaruh yang

lemah, dengan nilai R2 masing-masing sebesar 17,5% dan 17,3% (Damodaran,

2002:528).

J. Kerangka Pemikiran

Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakkan metode

analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh Return On Equity

(ROE), Earning Growth Rate (EGR) dan Degree of Financial Leverage (DFL)

terhadap Price to Book Value (PBV) Ratio. Dan kerangka penelitian

diilustrasikan pada gambar berikut ini:

Page 55: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

I Uj i Parsial t

I

K. Perumusan Hipotesis

Bursa Efek Indonesia

Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan

Uji Asumsi Klasik

Uji Regresi Berganda

Uji Simultan F

Interpretasi

Gambar2.l

Kerangka Pemikiran

I

[ Adjusted R Square

I

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh para peneliti

sebelumnya, maka penelitian ini menganalisis 4 rasio, yaitu: Rasio

Profitabilitas yang diwakili oleh imbalan atas ekuitas (ROE), Rasio

pertumbuhan yang diwakili oleh pertumbuhan laba bersih (EGR), rasio

leverage yang diwakili oleh Degree of Financial Leverage (DFL) dan rasio

Page 56: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

nilai pasar yang diwakili oleh Rasia harga per nilai buku saham (PBV).

(Weston & Copeland, 1995:237).

Profitabilitas perusahaan dapat mempengaruhi harga saham, dimana

profitabilitas merupakan ce1minan kinerja perusahaan sehingga dapat

mempengaruhi penilaian investor terbadap saham perusahaan. Oleb karena itu

formula hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

HJ: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Return On Equity (ROE),

Earning Growth rate (EGR) dan Degree of Financial Leverage (DFL)

secara parsial terhadap Price to Book Value (PBV) pada Industri

Perbankan di Bursa Efek Indonesia?

1-12: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Return On Equity (ROE),

Earning Growth rate (EGR) dan Degree of Financial Leverage (DFL)

secara simultan terhadap Price to Book Value (PBV) pada Industri

Perbankan di Bursa Efek Indonesia?

Page 57: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalarn penelitian ini bertujuan

untuk rnenguji hipotesis. Urnurnnya rnerupakan penelitian yang rnenjelaskan

fenornena dalarn bentuk antar variabel. Pengujian hipotesis rnerupakan tujuan

studi yang rnempunyai pengaruh terhadap elemen desain penelitian yang lain,

terutama dalam pernilihan metode pengujian data dirnana studi deskriptif

terrnasuk dalarn pengujian hipotesis (Indriantoro & Suporno, 2002:89).

Populasi dalarn penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang

terdapat di Bursa Efek Indonesia (BE!) pada tahun 2004 sampai tahun 2007.

Periode ini diarnbil karena kondisi ekonomi pada tahun tersebut rnenunjukkan

perturnbuhan yang sernakin baik dibandingkan dengan tahun-tahun lain

setelah kondisi krisis dan untuk menghindari penggunanaan data yang telah

usang, dengan syarat laba bersih (net income) pada tahun 2004 positif dan

return on equity tahun 2004 yang positif. Sedangkan yang rnelatarbelakangi

rnengapa perusahaan perbankan dijadikan sebagai objek penelitian karena

perkernbangan industri perbankan rnulai rnenunjukkan pemulihan. Selain itu,

sektor perbankan (merupakan bagian dari klasifikasi sektor keuangan)

rnemiliki kapasitas pasar, volume dan nilai perdagangan yang paling besar di

BEi dibandingkan sektor lain dengan nilai kapasitas pasar sebesar Rp. 110,57

Page 58: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

trilun, volume perdagangan sebesar Rp. 14,53 milyar dan nilai perdagangan

sebesar 3,87 trilun.

B. Metode Penentnan Sampel

Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan earn purposive sampling

dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan

kriteria yang ditentukan.

Kriteria yang digunakan untuk penentuan sampelnya adalah:

I. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

periode penelitian tahun 2004-2007.

2. Mempunyai syarat laba bersih positiftahun 2004.

3. Mempunyai Total Equity tahun 2004 positif.

4. Mempunyai ROE positiftahun 2004.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 19 perusahaan

Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BE!) sesuai kriteria

terse but.

Sampel yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 19 Sampel Perusahaan Perbankan yang terdalftar di BEI

No Nama Pernsaltaan

I Bank Buana Indonesia 2 Bank Bumi Putera Indonesia 3 Bank Central Asia 4 Bank Danamon Indonesia 5 Bank International Indonesia 6 Bank Kesawan 7 BankLinno 8 Bank Mandiri

Page 59: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

No Nama Perusahaan

9 Bank Mayapada Internatonal IO BankMega 11 Bank Negara Indonesia 12 BankNiaga 13 BankNISP 14 Bank Nusantara Parahiyangan 15 Bank PAN Indonesia 16 Bank Pennata 17 Bank Rakyat Indonesia 18 Bank Swadesi 19 Bank Victoria International

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, merupakan data

sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat

oleh pihak lain). Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan atau

la po ran historis yang tel ah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (lndriantoro dan Supomo,

2002:147).

Data-data dalam penelitian ini antara lain didapatkan dari:

I. Penelitian kepustakaan dimana metode ini digunakan peneliti untuk

mendapatkan dasar-dasar teori yang dapat digunakan sebagai landasan

teori dalam pembahasan ini, selain itu untuk mendapatkan masukan teori

yang dipakai dalam penelitian sebelumnya.

2. Data yang dikumpulkan oleh penulis dari laporan keuangan perusahaan

yang dipublikasikan oleh BEI (Indonesia Capital Market Directory).

Page 60: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Dalam penelitian ini data yang dipakai adalah tiga variabel independen

dan satu variabel dependen, yaitu Return On Equity (ROE), Earning Growth

Rate (EGR) dan Degree of Financial Leverage (DFL) sebagai variabel

independen dan Price to Book Value (PBV) sebagai variabel dependen.

Penelitian ini adalah untuk melihat pengarnh variabel-variabel independen

terhadap variabel dependen baik secara uj i parsial maupun secara simultan.

D. Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tahap­

tahap sebagai berikut :

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptifvariabel penelitian dimaksudkan untuk memberi

penjelasan yang memudahkan peneliti dalam menginterpretasikan hasil

analisis data dan pembahasannya yaitu dengan menjelaskan statistik

deskriptif variabel utama yang diteliti. Statistik d·~skriptif berhubungan

dengan pengumpulan dan peringkasan data, serta penyajian hasil

peringkasan data tersebut.· Data-data statistik, yang bisa diperoleh dalam

penelitian ini masih acak dan tidak terorganisir dengan baik. Data-data

tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel

atau persentasi gratis, sebagai dasar untuk berbagai pengambilan

keputusan.

2. Uji Dasar Asumsi klasik

Asumsi dasar klasik adalah bahwa hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen bersifat linier serta tidak te1jadi

Page 61: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

autokorelasi, heterokedasisitas, dan multikolinearitas diantara variabel

independen dalam regresi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pengujian

terhadap pelanggaran asumsi dasar jika memang te1jadi.

Model regresi valid bila bebas dari masalah asumsi klasik. Asumi

klasik adalah asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam model regresi.

Asumsi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Sebelum dilakukan analisis terhadap hasil regresi, perlu

dilakukan pengujian terhadap kenormalan data dari penelitian yang

dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi. syaat dari pengujian

parametrik dimana data harus berdistribusi normal.

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan

distribusi data. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi variabel dependen dan variabel independen ataupun

keduanya mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Menurut

Singgih Santoso (2004 : 124) ada beberapa cara untuk mendeteksi

normalitas yaitu dengan penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal

dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah:

1) J ika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal maka model regresi tersebut memenuhi asumsi

normalitas.

2) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti

arah garis diagonal maka model regresi ternebut tidak memenuhi

asumsi normalitas.

Page 62: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk mendeteksi ada

tidaknya hubungan antar beberapa atau semua variabel independen

dalam suatu model regresi. Multikolinearitas merupakan suatu keadaan

dimana satu atau lebih variabel independen dinyatakan sebagai kondisi

linier dengan variabel lainnya.

Artinya bahwa jika diantara variable bebas yang digunakan

sama sekali tidak berkorelasi satu dengan yang lainnya maka bias

dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. Untuk mendeteksi adanya

multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya VIF (Variance Inflation

factor) dan tolerance.

Istilah multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya

hubungan linier diantara variabel-variabel bebas (independent

variable) dalam regresi. Jika variabel bebas (independent variable)

berkorelasi dengan sempurna, maim disebut multikolinearitas

sempurna yang beraiti ada huhungan tinier yang "sempurna" (pasti) di

antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi.

Penggunaan kata multikolinearitas disini dimaksudkan untuk

menunjukkan adanya derajat kolinearitas yang tinggi diantara variabel­

variabel bebas.

Pedoman suatu model regresi yang terbebas dari gejala

multikolinearitas adalah:

I) Mempunyai nilai VIF disekitar angka I 0.

2) Mempunyai angka tolerance mendekati 0.10.

Page 63: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

c. Uji Autokorelasi

Salah satu asumsi dari model regresi linil)r klasik adalah bahwa

tidak ada autokorelasi serial (autocorrelation or serial correlation)

antara kesalah pengganggu (ei).

Autokorelasi dapat didefinisikan pula terjadinya korelasi

diantara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain bahwa

munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Tujuan dari

autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam model linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pada periode t-1. Sebelumnya, jika te1jadi korelasi maka dinamakan

ada problem autokorelasi. Menurut Singgih Santoso (2000:216) model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi atau tidak, dapat di lihat

dari nilai Durbin Watson. Bila nilai DW terletak antara du< d < 4-du

maim dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun

negatif, dimana du adalah batas atas dan dl adalah batas bawah.

Uji autokorelasi dengan membandingkan nilai d-hitungnya

dengan nilai d-tabel. Ada 5 himpunan daerah untuk nilai d sebagai

berikut:

I) Jika 0 < d <du, yang berarti terdapat autokorelasi.

2) Jika dl < d < du, maka uji Durbin-Watson tidak menghasilkan

kesimpulan yang pasti (incloncusive ).

3) J ika du < d < ( 4-dl), yang berarti tidak ada autokorelasi.

Page 64: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

4) Jika (4-du) < d < (4-dl), malrn uji Durbin-Watson tidak

menghasilkan kesimpulan yang pasti (incloncusive).

5) Jika d > ( 4-dl), yang berarti terdapat autokorelasi.

d. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dari

kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas.

Uji heterokedastisitas ini bertujuan untuk mengl\ji apakah dalam model

regresi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap maka disebut Hornokedastisitas dan bila

berbeda disebut heterokedastisitas.

3. Analisis Regresi Berganda

Uji Regresi Linear Berganda dilakukan untuk melakukan

pengujian terhadap hipotesis yang diajukan. Uji Regresi Linear Berganda

dilakukan secara serempak dan secara parsial.

Persamaan regresi adalah suatu persamaan matematika yang

mendefinisikan hubungan dua variabel. Hubungan yang dimaksud yaitu

hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y),

dimana pada penelitian ini Return On Equity (ROE), Earning Growth Rate

(EGR) dan Degree of Financial Leverage (DFL) sebagai variabel

independen (X) dan Price to Book Value (PBV) sebagai variabel dependen

(Y).

Model persamaan regresi yang digunakan adalah:

y =a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + ei

Page 65: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Ha : P # 0, aitinya ada pengaruh dari masing-masing variabel I

independen secara parsial terhadap Price to Book Value.

Kriteria penguj ian adalah sebagai berikut:

Ho diterima apabila -t < t < t tabel - hitung - tabel

Ho ditolak apabila : t > t atau -t < -t hitung label hittmg tabd

Tahapan pengujian Uji t adalah:

I. Hipotesis persamaan.

Ho : P = 0 (variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat).

H1 : P # 0 (variabel bebas mempengaruhi variabel terikat).

2. Menentukan kriteria penguj ian.

Simpulan dapat diperoleh dari perbandingan Sig. t (P-value nilai t)

dengan taraf signifikansi (a).

Jika, P-value nilai t <a (a= 0,05) maka H0

ditolak,

Jika, P-value nilai t >a (a= 0,05) maka H0

diterima.

Dengan ketentuan jika Ho diterima maka variabel tidak

signifikan dan jika Ho ditolak (H1 diterima) maka variabel

signifikan.

b. Uji Simultan F

Untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel independen

secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen digunakan uji

F. Pengujian melalui uji F atau variasinya adal.ah pengujian dengan

membandingkan F-hitung (Fh) dengan F-tabel (Ft) pada derajat

signifikan 95% (a= 0,05).

Page 66: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Ho : Pi = 0, artinya tidak ada pengaruh dari se!uruh variabel

independen secara simultan terhadap Price to Book Value.

Ha : P t 0, artinya ada pengaruh dari seluruh variabel independen '

secara simultan terhadap Price to Book Value. Untuk

menguji ketergantungan linier sederhana, maka dilakukan

pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus

(Sugiyono, 2002: 19) :

F. h1tung

R/K

( (1-R) J

n-k-1)

Keterangan :

R : Koefisien determinasi

k : Jumlah variabel bebas

n : Jumlah sampel

F =(a·k·n-k-1) tabel ' '

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

Ho ditolakjika: F > F hitung - tabel

Ho diterimajika: F < F hitung ta be!

Melalui pengujian serentak ini sekal igus dapat diketahui

besarnya pengaruh variabel-variabel tersebut secara bersama-sama

2 dengan melihat koefisien detenninasi adjusted R square (Adj R ).

Page 67: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Tahapan pengujian uji F adalah:

I. Hipotesis persamaan.

H : p = p = p = O; secara bersama-sama tidak ada pengaruh 0 I 2 3

variabel independen terhadap variabel dependen-nya.

Ha: P. i' O; secara bersama-sama ada pengaruh variabel independen I

terhadap variabel dependen-nya.

2. Menentukan kriteria pengujian.

Simpulan dapat diperoleh dengan membandingkan Sig. F (P-value

nilai F) dengan tarafsignifikansi (CL).

Jika, P-value nilai F <CL (CL= 0,05) maka H0 ditolak,

Jika, P-value nilai F >CL (CL= 0,05) maka H diterima. 0

Dengan ketentuan jika Ho diterima maka variabel tidak

signifikan dan jika Ho ditolak maka variabel signifikan.

c. Uji Koefisien Determinan Adjusted R Square (Adj R2)

Dari koefisien detenninan adjusted R Square (Adj R2) dapat

diketahui derajat ketepatan dari analisis regresi linier berganda,

memmjukkan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas dan

variabel terikatnya. Interpretasi terhadap hasil koefisien determinan

acljusted R Square (Adj R2) berarti :

I) Jika nilai koefisien determinan adjusted R Square (Adj R2)

semakin mendekati angka satu, berarti variabel terikat dapat

dijelaskan secara linier oleh variabel bebasnya. Jadi semakin

mendekati angka satu (Adj R2) maka semakin tepat model regresi

Page 68: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

yang dipakai sebagai alat peramalan, karena total variasi dapat

menjelaskan variabel terikat.

2) Jika nilai koefisien determinan adjusted R Square (Adj R2)

semakin mendekati angka no!, rnaka sumbangan variabel bebas

terhadap variabel terikat semakin kecil. Secara umum dapat

dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi ganda (Adj R2)

2 berada antara 0 dan l atau O<R <l.

E. Operasi Variabel Penelitian

Definisi Operasi Variabel Penelitian rnerupakan bagian yang paling

penting dalarn bab ini, karena menjelaskan penge1tian serta cara mengukur

dari rnasing-masing variabel. Definisi operasi variabel dalam penelitian ini

rneliputi, definisi variabel independen dan dependen.

Untuk menguji dan mengidentifikasikan karakteristik hubungan antara

ROE (Return on Equity), EGR (Earning Growth Rate) dan Degree of

Financial Leverage (DFL) terhadap PBV (Price to book Value) digunakan

beberapa variabel berikut:

1. Rasio Price to Book Value (PBV)

Rasio PBV merupakan perbandingan antara harga saham dengan

•1 • b k k . PBV Regular Closing Price m ai u 'U e u1tas. = -~---~· Book Value Pershare

Price to Book Value, Gitman (2006:70) merumuskan PBV sebagai

berikut:

PBV: Market Price Per Share of Commonstock

Book Value Per Share of Commonstock

Page 69: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

PBV = Harga Pasar Saham Nilai Buku Saham

2. Return On Equity (ROE)

Return 011 Equity/ROE (pengembalian atas kekayaan bersih)

adalah Hubungan laba tahunan setelah pajak terhadap ekuitas pemegang

saham yang tercatat. Rasio ini digunakan sebagai ukuran efektivitas dana

pemegang saham yang telah diinvestasikan.

ROE= Net income (NI) x 1 OO% Equity

3. Eaming Growth Rate (EGR)

Menurut Harahap (2004:310) pe1tumbuhan laba bersih per saham

(rasio pertumbuhan earning per share) adalah rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan meningkatkan earning per share dari tahun lalu.

Perhitungan rasio ini diukur dengan membandingkan earning per share

tahun ini dikurangi earning per share tahun lalu kemudian dibagi dengan

earning per share tahun lalu.

EGR= [EPS, -EPS,_1]

EPS,_1

Dari pernyataan di alas dapat disimpulkan bahwa EGR adalah rasio

yang mengukur kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba per

saham (EPS) dari tahun sebelumnya.

a. Earning per Share (EPS)

Aliran kas dalam penilaian saham adalah earnings, dari sudut

pandang investor yang membeli saham, aliran kas yang akan diterima

investor adalah earnings yang dibagikan dalam bentuk dividen

(Eduardus Tandelilin, 200 I :79).

Page 70: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

(Gitman:2006:68) EPS dapat dirumuskan sebagai berikut:

Earning available for common stockholder EPS=~~~~~~~~~~~~--~~

EPS

Number of shares of common stock outstanding

Earning After Tax Total Saham

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa EPS

adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba bersih dari tiap lembar saham yang beredar. Oleh

karena ih1, EPS penting untuk diperhatikan karena mempunyai

pengaruh yang kuat terhadap harga saham. K1~tika EPS meningkat,

maka harga saham juga ikut meningkat, demikian pula sebaliknya.

4. Degree Financial Leverage (DFL)

Merupakan pengukuran resiko yang menggunakan.financia/ leverage

yang timbul bila perusahaan menggunakkan sumber dana yang

memberikan beban tetap. DFL digunakan untuk mengetahui berapa besar

Earning Per Share (EPS) yang disebabkan oleh perubahan EBIT. Semakin

besar nilai DFL maka semakin besar risiko finansial perusahaan juga

besar.

DFL = Persentase penambahan EPS Persentase penambahan EBIT

Dimana:

% 11 EPS = EPS, - EPS,.1

EPS,_1

% 11 EBIT = EBIT, - EBIT ,_ 1

EBIT,.,

Page 71: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umnm

1. Sejarah dan Perkembangan Bursa Efek Indonesia

a. Awai Pendirian Bursa Efek

Pasar modal Indonesia dimulai ketika Pemerintah Hindia

Belanda mendirikan Bursa Efek di Jakarta (Batavia) pada akhir 1912.

Efek-efek yang diperdagangkan dalam bursa ini terdiri atas saham­

saham dan obligasi yang diterbitkan perusahaan milik Belanda yang

beroperasi di Indonesia, obligasi Pemerintah Hindia Belanda dan efek­

efek Belanda lain. Pendirian bursa efek oleh Pemerintah Belanda

tersebut bertujuan untuk memobilisasi dana dalam rangka rnembiayai

perkebunan milik Belanda yang saat itu sedang dikembangkan secara

besar-besaran di Indonesia.

Pendirian bursa efek di Batavia tersebut di ikuti dengan

pendirian bursa efek di Semarang dan Surabaya pada tahun 1925.

dengan berbekal pengalarnan bursa efek di negeri Belanda yang cukup

lama, bursa efek yang didirikan tersebut mengalami perkembangan

yang cukup pesat sampai akhirnya kegiatannya terhenti akibat

pecahnya Perang Dunia Kedua.

b. Pasca Perang Dunia II

Pada saat Perang Dunia II, Jerman berhasil menduduki Belanda

lalu saham-saham orang Belanda pun direbut Jerman. Tentu saja, pasar

Page 72: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

modal Indonesia yang amat bergantung pada eksistensi Belanda ikut

terpengaruh. Maka pada 10 Mei 1940 bursa efok Batavia harus tut up

dan saat itu terdapat 250 jenis saham dengan nilai 1,4 miliar gulden.

Pada 23 Desember 1940 para direktur economische zaken,

handelsvereeniging dan Javasche bank membuka kembali kantor bursa

Batavia. Tapi hal ini tidak berlangsung lama karena Jepang masuk ke

Indonesia.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, bursa efek kembali

diaktifkan dan pemerintah mengeluarkan UU Darurat tentang Bursa

No. 13 Tahun 1951 yang kemudian ditetapkan dengan UU No. 15

Tahun 1952. Penyelenggaraan bursa efek yang dibuka di Jakarta

tersebut dilakukan oleh perserikatan Perdagangan Vang dan efek-efek

(PPUE) di mana Bank Indonesia terlihat seba.gai Penasihat. Untuk

lebih memantapkan pelaksanaan pasar modal telah diundangkan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar modal.

c. Era Pra Deragulasi (1977-1987)

Di rnasa ini pasar modal mengalami masa yang cukup suram.

Sebab saat itu perusahaan-perusahaan masih kental diwarnai dengan

budaya perusahaan keluarga dan enggan untuk go public di pasar

modal.

Kondisi ini tentu rnembuat pemerintah beke1ja keras untuk

mendorong perusahaan go public. Berbagai kemudahan diberikan

pernerintah seperti tax incentive. Tetapi itu pun ternyata tak cukup

merangsang minat pengusaha untuk go public. Ini bisa terlihat dari

Page 73: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

membuat pasar kurang menarik bagi investor. Fluktuasi harga

saham yang te1jadi tidak berlangsung berdasarkan mekanisme

pasar yang sebenarnya.

4) Tidak adanya perlakuan yang sama terutama dalam ha! pajak

terhadap penghasilan yang berasal dari bunga deposito dengan

dividen. Akibatnya, investor masih lebih suka menanamkan

uangnya di deposito dari pada investasi melalui pembelian saham

di bursa.

5) Belum dibukanya kesempatan bagi perusahaan untuk mencatatkan

seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh di bursa.

d. Era Deregulasi (1987-1990)

Usaha pengaktifan bursa efek agakilya tidak mengalami

perkembangan atau bahkan dapat dikatakan tidak begitu banyak

pengaruhnya. Keadaan tersebut berlangsung sampai memasuki dekade

1970-an. Tentu saja ha! ini tidak boleh berlanjut. Pada 1987 sejalan

dengan semakin besarnya kebutuhan dana investasi dan pembangunan,

serta perlunya menciptakan iklim usaha yang kondusif, pemerintah

mulai menyadari peran strategis pasar modal. Dari sini pemerintah

merombak berbagai aturan yang dianggap menghambat minat

perusahaan untuk masuk bursa. Karenanya pemerintah lantas

meluncurkan tiga perangkat paket penting kebijakan pasar modal.

Intinya berupa penyederhanaan aturan yang dikemas dalam paket­

paket deregulasi. Ketiga paket itu masing-masing:

I) Pake! Desember 1987 yang dikenal dengan Pakdes. lsinya antara

lain penghapusan persyaratan laba minimum 10% dari modal

Page 74: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

sendiri. Diperkenalkannya instrumen baru pasar modal yaitu saham

alas unjuk. Dibukanya bursa paralel sebagai arena perdagangan

efek bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah.

Dihapuskannya ketentuan batas maksimum fluktuasi harga 4%.

2) Pake! Oktober 1988 yang dikenal dengan Pakto. Lewat Pakto ini

pemerintah melakukan terobosan-terobosan yang amat signifikan,

berupa pengenaan pajak penghasilan atas bunga deposito

berjangka, sertifikat deposito, dan tabungan. Pemerintah

mengeluarkan kebijakan pemberian !credit bank kepada nasabah

perorangan dan nasabah grup yaitu secant berturut-turut tidak

melebihi 20% dan 50% dari modal sendiri bank pemberi kredit.

Penetapan persyaratan model minimum untuk mendirikan bank

umum swasta nasional, bank pembangunan swasta nasional dan

bank campuran. Kebijakan ini juga memberi peluang kepada bank

untuk memanfaatkan pasar modal untuk memperluas

permodalannya.

3) Pake! Desember 1988. melalui paket ini, pemerintah memberikan

kesempatan kepada swasta untuk mendirikan dan

menyelenggarakan bursa di luar Jakarta. Dengan kebijakan ini,

dibuka peluang bagi investor di Indonesia bagian lain untuk

memperdagangkan efeknya di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pake! ini

memungkinkan pula perusahaan untuk menca.tatkan seluruh saham

yang ditempatkan dan disetor penuh di bursa (company listing).

Dengan demikian, diharapkan bahwa saham perusahaan akan lebih

marketable.

Page 75: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

4) Dibukanya izin bagi investor asing untuk mmnbeli saham di bursa

Indonesia. Kebijakan ini dituangkan dalam Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 1055/KMK/013/1989 tentang Pembelian Saham

oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal. Melalui keputusan ini,

pemerintah membuka kesempatan membuka kesempatan kepada

investor asing untuk berpartisipasi di pasar modal Indonesia dalam

pemilikan saham-saham perusahaan sampai dengan maksimum

49% di pasar perdana, maupun 49% saham yang tercatat di bursa

efek dan bursa paralel.

5) Kebijakan ini disusul dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 1548/KMK/013/1990. lantas diubah lagi dengan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor I 199/KMK/010/1991.

Dalam keputusan terakhir ini, dijelaskan bahwa tugas Bapepam

yang mulanya juga penyelenggara bursa, kini menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal (Bapepam ). Se lain itu pemerintah pun

membentuk lembaga-lembaga baru seperti lembaga kliring

penyelesaian dan penyimpangan (LKPP), reksadana dan manajer

investasi.

e. Era Pasca Deregulasi

Lahirnya berbagai kebijakan ini telah menebalkan kepercayaan

investor terhadap pasar modal Indonesia. Puncak kepercayaan itu

terjadi sesudah pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang berlaku secara efektif 1 Januari

1996.

Page 76: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

UU ini lantas disusul pula dengan meluncurnya dua Peraturan

Pemerintah (PP). Pertama, PP Nomor 45 Tahun 1995 tentang

Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. Kedua, PP Nomor

46 tentang Tata Cara Pemerikasaan di Bidang Pasar Modal. Di tingkat

menteri pun terlahir pula tiga keputusan pendukung UU itu. Keputusan

itu masing-masing Nomor 646/KMK.010/1995 tentang Pemilikan

Saham atau Unit Penyertaan Reksadana oleh Pemodal Asing Melalui

Pasar Modal, dan Nomor 467/KMK.010/1997 tentang Pemilikan

Saham Perusahaan Efek oleh Pemodal Asing.

Pemberlakuan kebijakan ini bisa dikatakan sebagai momentum

penting dalam perjalanan pasar modal Indonesia untuk menuju pasar

modal yang bisa bersaing di dunia. Sampai dengan tahun 1996

Bapepam telah mengeluarkan 102 peraturan sebagai petunjuk

pelaksanaan teknis dari undang-undang itu. Mulai dari tahun 1991

sampai akhir 1996, pasar modal Indonesia terus bergerak maju. Dari

segi hukum, UU No.8 Tahun 1995 dan aturan pendukung lainnya

telah memberdayakan Bapepam dalam penegakan hukum.

Selain itu Bapepam pun sepe11i diamanatkan dalam UU No.8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal sudah membentuk Lembaga Kliring

dan Penjaminan (LKP) dengan nama PT. Kliring dan Penjaminan Efek

Indonesia (KPEI) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

(KSEI). Lembaga-lembaga ini menggantikan peran PT. Kliring

Deposit Efek Indonesia (KDE!) yang sudah berdiri sejak 1992.

Page 77: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

2. Pembentukkan Bursa Efek Indonesia (BEi)

Pada tahun 2007 BEJ melakukan merger dengan Bursa Efek

Surabaya dan berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Penggabungan

ini menjadikan Indonesia hanya memiliki satu pasar modal. Perusahaan

has ii penggabungan usaha ini memulai operas in ya pada I Desember 2007.

Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry Firmansyah,

mantan Direktur Utama BEJ. Mantan Direktur Utama BES Guntur

Pasaribu menjabat sebagai direktur Perdagangan Fixed Income dan

Derivatif, keanggotaan dan partisipan. BE! menggunakan sistem

perdagangan bernama Jakarta Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995,

menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sistem JATS

ini sendiri direncanakan akan digantikan sistem baru yang akan disediakan

OMX.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia

dapat dilihat sebagai berikut:

• 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di

Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda.

• 1914-1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.

• 1925-1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan

Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.

• Awai tahun 1939 : karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di

Semarang dan di Surabaya ditutup.

• 1942-1952 : Bursa Efek di Jakaita ditutup kembali selama Perang

Dunia II.

Page 78: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

• 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktiflrnn kembali dengan UU Darurat

Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman

(Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof. DR. Sumitro

Djojohadikusumo). lnstrumen yang diperdagangkan: Obligasi

Pemerintah RI (1950).

• 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin

tidak aktif.

• 1956-1977: Perdagangan di Bursa Efek vakum.

• I 0 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden

Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar

Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.

Pengaktifan kembali Pasar Modal ini juga ditandai dengan go public

PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

• 1977-1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu,. Jumlah emiten

hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat leb1h memilih instrumen

perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

• 1987: Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)

yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan

Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di

Indonesia.

• 1988 - 1990 : Paket Deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal

diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas Bursa terlihat

meningkat.

Page 79: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

• 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),

sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

• Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88

(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go

public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan

pasar modal.

• 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Perseroan Terbatas milik Swasta yaitu PT Bursa Efek

Surabaya.

• 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM be:rubah menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

• 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan

dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)

• 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang ini

mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

• 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa efek Surabaya.

• 2000 : Sistem perdagangan tanpa warkat (scr.ipless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

• 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh

(remote trading).

• 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia.

Page 80: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

B. Deskripsi Statistik

Penelitian ini menggunakan sampel 19 perusahaan Perbankan pada

tahun 2004-2007. Deskriptif statistik dalam penelitian ini meliputi nilai rata-

rata Price to Book Value (PBV), Return On Equity (ROE), Earning Growth

Rate (EGR) dan Degree of Financial Leverage (DFL).

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1.

19 Perusahaan Sampel Perbanlmn Tahnn 21)04-2007

No Nama Pernsabaan

I Bank Buana Indonesia 2 Bank Bumi Putera Indonesia 3 Bank Central Asia 4 Bank Danamon Indonesia 5 Bank International Indonesia 6 Bank Kesawan 7 BankLiopo 8 Bank Mandiri 9 Bank Mayapada Internatonal 10 BankMega 11 Bank Negara Indonesia 12 BankNiaga 13 BankNISP 14 Bank Nusantara Parahiyangan 15 Bank PAN Indonesia 16 Bank Permata 17 Bank Rakyat Indonesia 18 Bank Swadesi 19 Bank Victoria International

Tabel di bawah ini memperlihatkan deskripsi statistik (jumlah sampel,

nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi dari sampel

yang diteliti.

Page 81: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Tabel 4.2

Deskripsi Statistik 19 Perusahaan Sampel

Descriptive Statistics

N Minimum I Maximum Mean Std.

Deviation PBV 76 .49 4.97 1.9855 .92011 ROE 76 -.24 .39 .1400 .09152 EGR 76 -2.70 5.50 .1793 1.03918 DFL 76 -29 4.44 -.4605 3.72220 Valid N

76 (listwise)

Dari label 4.2. terlihat bahwa nilai rata-rata variabel dependen yaitu

PBV adalah sebesar 1,9855, standar deviasi 0,92011 dengan nilai minimum

0,49 dan nilai maksimum 4,97.

Variabel independen dalam penelitian ini ada 3 faktor fundamental

yaitu Return On Equity (ROE), Earning Growth Rate (EGR) dan Degree of

Financial Leverage (DFL). ROE mempunyai nilai rata-rata 0,1400 dan standar

deviasi sebesar 0,09152, dengan nilai mainimum dan maksimum masing-

masing sebesar -0,24 dan 0,39. EGR mernpunyai nilai maksimum dan

minimum masing-masing sebesar 5,50 dan -2, 70, dan nilai rata-ratanya

sebesar 0, 1793. Untuk DFL, mempunyai nilai rata-rata sebesar -0,4605 dan

nilai maksimum sebesar 4,44 serta nilai minimumnya sebesar -29.

C. Analisis Data

Pada bagian ini akan di bahas basil penelitian dari perhitungan dan

analisis terhadap sampel penelitian perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BE!) yang memiliki kriteria yang telah ditetapkan pad a

tahun 2004-2007.

Page 82: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan pengolahan data dengan menggunakan uji

regresi, terlebih dahulu dilakukan qji normalitas data. Uji normalitas

data dilakukan untuk menganalisis apakah syarat persamaan regresi

sudah dipenuhi atau belum. Output dari uji normalitas data adalah

berupa gambar visual yang menunjukkan jauh-dekatnya titik-titik pada

gambar tersebut dengan garis diagonal. Jika data berasal dari distribusi

normal, maka nilai-nilai sebaran data yang terc·~rmin dalam titik-titik

pada output akan terletak di sekitar garis diagonal. Sebaliknya, jika

data berasal dari distribusi yang tidak normal malrn titik-titik tersebut

tersebar tidak di sekitar garis diagonal (terpencar jauh dari garis

diagonal). Hal ini dapat di uji dengan analisis normalitas secara

statistik dan grafik.

Setelah dilaksanakan uji normalitas data, hasil yang diperoleh

dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini:

Normal PwP Plot of Regression Standardized Residual

'' -e 0.6

a. § 0.6

<.>

11 g 0.4

~ ,,

''

Dependent Variable: PBV

,, '' '' '' 10

Obsorvod Cum Prob

Page 83: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Gambar di alas menunjukkan bahwa sebaran data pada gambar

di alas bisa dikatakan tersebar di sekeliling garis diagonal (tidak

terpencar jauh dari garis diagonal). Hasil ini menunjukkan bahwa data

yang akan di-regresi dalam penelitian ini berdistribusi normal atau

dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas data bisa dipenuhi.

Dan hasil yang diperoleh secara statistik dengan menggunakan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebagai berikut:

Tabcl 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz eel Residual

N 76 Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation .84688507 Most Extreme Differences Absolute .100

Positive .100 Negative -.056

Kolmogorov-Smirnov Z .876 Asymp. Sig. (2-tailed) .427

Sumber : Data d1olah

Nilai signifikansi adalah 0,427 lebih be:;ar dari 0,05. Hal ini

berarti data yang digunakan pada model regresi terdistribusi dengan

normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji apakah

dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

Diagnosis untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah

menentukan nilai VIF dan tolerance. Batas tolerance value adalah

>0.10 dan VIF <I 0. Hasil perhitungan nilai tolerance dan VIF dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 84: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Tabet 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Variable Indepeuden Tolenmce VIF

Return On Equity 0.983 1.018

Earning Growth Rate 0.903 1.108

Degree of Financial Leverage 0.913 1.095 Sumber : Data diolah

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa ketiga variabel tersebut

memiliki nilai tolerance di atas 0, I 0 dan VIF dibawah I 0, sehingga

dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas varian variabel dependen dalam model tidak

equal terhadap variabel independen. Konsekuensi adanya

heterokedastisitas dalam model regresi adalah estimator yang diperoleh

tidak efisien, baik pada sampel kecil maupun besar. Diagnosis adanya

heterokedastisitas dalam uj i regresi dapat diidentifikasi dari po la

scatter plot diagram.

3

0

-3

"

Scatterplot

Dependent Variable: F'BV

0 0 0

0 0

0 0

oo

0 0

0 0

-2 0 2

Rogrossion Standardizod Prodictod Valuo

Gambar 4.2 Diagram heterokedastisitas

0

Page 85: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik yang

dihasilkan menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola atau

trend garis tertentu. Gambar di atas juga menunjukkan bahwa sebaran

data ada di sekitar titik nol. Hasil pengujian ini. menunjukkan bahwa

model regresi ini bebas dari masalah heteroskedastisitas, dengan

perkataan lain: variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini

bersifat homokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi te1jadinya autokorelasi dilakukan

perbandingan nilai Durbin-Watson (DW)-statistik dengan nilai DW-

tabel. Nilai DW-statistik dalam penelitian ini dapat diketahui dengan

melihat koefisien korelasi DW-statistik (DW-test) melalui uji Durbin-

Watson pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabet 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Adjusted Model R R Square R Square

I .39l(a) .153 .118 a Predictors: (Constant), DFL, ROE, EGR b Dependent Variable: PBV

Std. Error Durbin-

of the Estimate

Watson

.86435 I 1.676

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai DW-statistik yang

didapatkan sebesar 1,676. Menurut Algifari (1997:79), untuk

mendeteksi terjadinya autokorelasi, angka ini kemudian

diklasifikasikan menurut kriteria yang ditentukan sesuai dengan tabel

berikut ini:

Page 86: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Tabel 4.6

Pengnknran Autokorelasi

Durbin Watson Kesimpulan

Kurang dari 1,10 Ada autokorelasi

I, I 0 sampai dengan 1,54 Tanpa kesimpulan

1,55 sampai dengan 2,46 Tidak ada autokorelasi

2,47 sampai dengan 2,90 Tanpa kesimpulan

Lebih dari 2,91 Ada autokorelasi

Sumber : Algifari (l 997 : 79)

Untuk menilai ada atau tidaknya autokorelasi, nilai Durbin­

Watson statistik yang didapatkan dari penghitungan pada Tabel 4.5

yang menunjukkan nilai sebesar I ,676, diklasifikasikan menurut

kriteria pengukuran autokorelasi pada Tabet 4.6 di atas. Dilihat dari

tabel tersebut, pengukuran autokorelasi dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa tidak teijadi autokorelasi dalam model regresi ini.

A tau dengan melihat pada label, nilai Durbin Watson ( d)

sebesar 1,676, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai label dengan

menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 19 dan jumlah

Variabel independen (k) adalah 3. Maka dari tabel didapat nilai du

=1,709 dan 4-du =2,291 Oleh karena nilai du< d < 4-du atau 1,709 <

1.676 < 2,291. Maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik

positifmaupun negatif.

Page 87: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Hasil uji asumsi klasik di atas menunjukkan bahwa data yang

akan diolah dalam penelitian ini bebas dari masalah multikolinearitas,

heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Hasil pengujian ini menunjukkan

bahwa data yang digunakan sebagai variabel independen memenuhi

syarat untuk memprediksi variabel dependen (Price to Book value).

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil ttji regresi menunjukkan signifikan atau tidaknya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen dan seberapa besar

variabel independen mempengaruhi variabel dependen baik secara parsial

maupun secara simultan. Pengaruh tersebut dapat dilihat melalui hasil

regresi berikut ini:

Untuk menguji hipotesis pengaruh faktor-faktor fundamental

seperti Return On Equity (ROE), Earning Growth Rate (EGR) dan Degree

of financial Leverage (DFL) terhadap Price to book Value (PBV)

digunakan analisis regresi linier baerganda dengan model sebagai berikut:

y = a + b1 XJ + b2X2 + b3X3 + ei

Uj i Regresi Linear Berganda dilakukan untuk melakukan

pengujian terhadap hipotesis yang diajukan. Uji regresi linear berganda

dilakukan secara parsial dan secara simultan.

Page 88: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

3. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji t)

PERPUST AKAAN UTAMA 1 UIN SYAHID JAKART1'.\

Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen yang terdiri dari Return On Equity (ROE), Earning

Growth Rate (EGR) dan Degree of financial Leverage (DFL) terhadap

Price to book Value (PBV) secara parsial.

Tabet 4.7

Hasil Uji Parsial t

Standardiz ed

Model Unstandardized Coefficien Co II inearity Coefficients ts t Sig. Statistics

Std. B Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.456 .184 7.932 .000 ROE 3.919 1.100 .390 3.562 .001 .983 1.018 EGR -.095 .IOI -.107 -.940 .351 .903 1.108 DFL .004 .028 .015 .131 .896 .913 1.095

a Dependent Vanable: PBV

Dari hasil uj i -t dengan menggunakan derajat signifikansi (a

=5%), Return On equity mempunyai t-hitung 3,562>2,110 t-tabel clan

nilai signifikansi t 0,00 I lebih kecil dari a=5%. Maka dari hasil uji ini

bera1ti terdapat pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Price to

book Value (PBV). Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelmnnya

yang dilakukan oleh !ndoyama dan Steph Subanidja (2004) yang

menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) mempengaruhi Price to

Book Value (PBV). Hasil penelitian ini didukung dengan teori yang

menyatakan bahwa apabila nilai ROE naik sebesar 1 satuan

Page 89: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

maim akan menyebabkan kenaikan pada PBV, yang artinya hubungan

Return On Equity (ROE) dan Price to book Value (PBV) bersifat

positif.

Dari hasil uji -t dengan menggunakan derajat signifikansi (a

=5%), Earning Growth Rate (EGR) t-hitung -0,940 > -2,110 t-tabel

dan nilai signifikansi t 0,351 lebih besar dari a=5%. Maka dari hasil uji

ini berarti tidak terdapat pengaruh Earning Growth Rate (EGR)

terhadap Price to book Value (PBV). Hasil ini juga konsisten dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh lndoyama dan Steph

Subanidja (2004) yang menyatakan bahwa Earning Growth Rate

(EGR) tidak mempengaruhi Price to book Value (PBV). Hal ini tidak

mendukung kajian teoritis bahwa saham yang laba bersihnya

bertumbuh besar seharusnya menghasilkan ukuran kinerja harga per

nilai-buku yang lebih besar atau seharusnya berhubungan positif, data

2004-2007 tidak cukup menjelaskan perubahan rasio harga per nilai

buku saham (PBV). Artinya, data saham perbankan tidak cukup

membuktikan ada pengaruh variabel pe1tumbuhan laba bersih terhadap

variabel rasio harga per nilai -buku saham pada tingkat kepercayaan

95%.

Dari hasil uji-t dengan menggunakan clerajat signifikansi (a

=5%), Degree of financial Leverage (DFL) t-hitung 0,131<2,110 t­

tabel dan nilai signifikansi t 0,896 lebih besar dari a =5%. Maka dari

hasil uji ini berarti tidak terclapat pengaruh Degree of financial

Page 90: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Leverage (DFL) terhadap Price to book Value (PBV). Hasil ini juga

konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wirawati

(2008) yang menyatakan bahwa Degree of financial Leverage (DFL)

tidak mempengaruhi Price to book Value (PBV).

Persamaan regresi yang diperoleh dari hasil analisis regresi

tersebut adalah: PBV = 1,456+ 3,919ROE

Dari persamaan regresi sederhana tersebut, apabila ROE

dianggap konstan maim besarnya PBV adalah 1,456. Apabila nilai

ROE naik sebesar I satuan maka akan menyebabkan kenaikan PBV

sebesar 3,919. Demikian sebaliknya jika nilai ROE turun sebesar

satuan maka akan menyebabkan penurunan PBV sebesar 3,919.

Dasar pengambilan keputusan untuk menentukan H diterima 0

atau ditolak adalah dengan kriteria sebagai berikut:

Ho ditolak apabila : t > t atau -t < -t hitung tabel hitung tabel

Ho diterima apabila : -t < t < t tabe! - hitung - tabel

Tabel 4.8 Hasil Hipotesis Uji Parsial t

Variabel t-ltitung Sig Has ii

Return On equity 3,562 0,001 Ho di tolak

Earning Growth -0,940 0,351 H0 di terima Rate

Degree of financial 0,131 0,896 H0 di tcrima Leverage Sumber : Data diolah

Page 91: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Sehingga basil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya,

dari ketiga penelitian yang terdahulu diantaranya penelitian oleh Indo

Yama (2004), Steph Subanidja & Indo Yama (2004) dan Ni gusti Putu

Wirawati (2008).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen

yang terdiri dari Return On Equity (ROE), Earning Growth Rate

(EGR) dan Degree of financial Leverage (DFL) terhadap Price to book

Value (PBV) secara simultan atau bersama-sama ..

Tabel 4.9

Hasil Uji Simultan F

ANOVA

Model Sum of Mean Squares df Square F Sig.

I Regression 9.704 3 3.235 4.330 .007(a) Residual 53.791 72 .747 Total 63.495 75

Sumber : Data diolah

Dari tabel tersebut terlihat bahwa angka signifikansi untuk

model regresi ini adalah 0,007. Kriteria yang ditetapkan untuk nilai

probabilitas (signifikansi) adalah sebagai berikut (Santoso, 2003: 202):

H ditolakjika: probabilitas < 0,05 0

H diterimajika: probabilitas > 0,05 0

Berdasarkan k:riteria ini maka dapat diketahui bahwa H ditolak 0

atau variabel-variabel bebas dalam model regresi ini secara simultan

Page 92: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

(bersarna-sarna) rnernpunyai pengaruh yang signifikan terhadap Price

to book value.

Berdasarkan analisis data diketahui F-hitung sebesar 4,330

lebih besar dari F-tabel sebesar 3,287 dan nilai signifikansi F sebesar

0,007 lebih kecil dari a=5%. Dengan dernikian dapat disirnpulkan

bahwa variabel independen yang terdiri dari Return On Equity (ROE),

Earning Growth Rate (EGR) dan Degree of financial Leverage (DFL)

berpengaruh secara sirnultan terhadap Price to book Value (PBV).

c. Kocfisien Determinasi (Adj R Square)

Melalui pengujian serentak dapat diketalmi koefisien

determinasi (Adj R2). Dari koefisien deterrni.nasi (Adj R2

) dapat

diketahui derajat ketepatan dari analisis regresi tinier berganda

rnenunjukkan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel independen

terhadap variabel dependen.

Tabcl 4.10

Hasil Uji Koefisicn Determinasi (Adj R Square)

Model R R Square Adjusted I Std. Error of the R Square Estimate

I .391(a) .153 .118 1.86435

Surnber : Data diolah

Besarnya nilai pengaruh variabel independen ditunjukkan oleh

nilai (Adj R2) = 0, 118 yaitu persentase pengaruh variabel independen

Return On Equity (ROE), Earning Growth Rate (EGR) dan Degree of

financial Leverage (DFL) terhadap variabel dependen Price to book

Value (PBV) hanya berpengaruh sebesar 11.8%, dan sebesar 88.2%

dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang di teliti.

Page 93: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

A. Kesimpulan

BABV

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh baik secara parsial

maupun simultan tiga faktor fundamental seperti Return On Equity (ROE),

Earning Growth Rate (EGR) dan Degree of Financial Leverage (DFL)

terhadap Price to Book Value (PBV) dengan menggunakan analisis regresi

berganda, periode penelitian ini selama 4 tahun yaitu tahun 2004 sampai

dengan tahun 2007 dengan menggunakan 19 sampel perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada

bab sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat di ambil kesimpulan bahwa

secara Parsial, hasil uji t dari ke tiga faktor fundame:ntal yang di analisis

menmtjukkan bahwa hanya variabel Return On Equity (ROE) saja yang

memiliki pengaruh sangat signifikan terbadap PBV, sedangkan Degree of

Financial Leverage (DFL) dan Earning Growth Rate (EGR) tidak

mempunyai pengarub yang signifikan. Variabel ROE (Return on Equity)

berpengarub signifikan terhadap variabel PBV, sedangkan variabel Degree of

Financial Leverage (DFL) dan Earning Growth Rate (EGR) tidak. Data 2004-

2007 tidak cukup menjelaskan perubahan rasio barga per nilai buku sabam

(PBV). Sehingga hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya, dari ketiga

penelitian yang terdabulu diantaranya penelitian oleh Indo Yama (2004),

Steph Subanidja & Indo Yama (2004) dan Ni gusti Putu Wirawati (2008).

Page 94: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Secara Simultan Return On Equity, Earning Growth Rate dan Degree

of Financial Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap rasio harga per

nilai buku saham (PBV).

Dan dari hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai Adjusted

2 R -nya sebesar 0.118 berarti variabel independen ya.ng digunakan dalam

penelitian mampu menjelaskan variasi total variabel dependen-nya sebesar

2 11.8 %. Rendahnya nilai Adjusted R memberi petunjuk bahwa masih banyak

variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian yang

mempengaruhi PBV sebanyak 88.2%.

B. Im plikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba

mengemukakan implikasi yang mungkin bermanfaat.

I. Implikasi Bagi Investor

Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur

ketidakpastian. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan

diperolehnya dari penanaman modal yang dilakukan. Karena investasi

cukup beresiko, malrn pilihan investasi tidak hanya dapat mengandalkan

hanya pada tingkat keuntungan saja tetapi investor harus bersedia

menanggung resiko atas investasinya tersebut.

Investor dalam berinvestasi sebaiknya terlebih dahulu

memperhatikan kondisi kine1ja keuangan yang bisa dilihat dari rasio PBV

Page 95: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

dan rasio-rasio keuangan lainnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh

keuntungan yang besar bagi perusahaan.

2. Implikasi Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan yang

dibutuhkan bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan yang

berhubungan dengan investasi.

3. Implikasi Bagi Akademisi

Pengaruh Return On Equity (ROE), Earning Growth Rate (EGR)

dan Degree of Financial Leverage (DFL) terhadap Price to Book Value

(PBV) dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi penelitian selanjutnya

sehingga penelitian selanjutnya dapat meneliti secara lebih tepat faktor­

faktor apa saja yang dapat mempengaruhi Price to Book Value (PBV).

C. Keterbatasan Penelitian Dan Saran

I. Penelitian ini hanya menguji 3 faktor yang mempengaruhi PBV,

sedangkan PBV sangat mungkin dipengaruhi faktor lain di luar penelitian

ini. Penulis menyarankan agar bagi penelitian berikutnya

memperhitungkan variabel-variabel lainnya, seperti rasio DPR (Divident

payout Ratio) atau Beta sebagai proksi risiko, dan variabel-variabel lain

yang secara teori diduga mempengaruhi PBV.

2. Periode dalam penelitian ini hanya empat tahun dan sampel yang

digunakan hanya terbatas pada 19 perusahaan perbankan dan untuk

Page 96: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

penelitian yang selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel

perusahaan lain dan memperpanjang periode penelitian.

3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

memiliki nilai ROE pada tahun 2004 positif, total equity tahun 2004

positif dan Net Income tahun 2004 Positif sesuai dengan kriteria-kriteria

yang telah ditentukan.

4. Penelitian ini menggunakan metode pwposive sampling yang

dimungkinkan menyebabkan bias dalam hasil penelitian akibat kesalahan

sampling.

5. Penentuan sampel dalam penelitian ini lebih dominan pada perusahaan

Perbankan berdasarkan kriteria yang ditentukan. Untuk selanjutnya bisa

digunakan kriteria penentuan sampel yang lebih akurat dengan jumlah

sampel yang lebih banyak dan memperpanjang periode observasi.

Page 97: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali Imam, "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS', edisi 3,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2001.

Harabap, Sofyan Syafri, "Analisis Kritis atas Laporan Keuangan", Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 1992.

Haitono, Jogiyanto, M, "Teori Portofolio dan Analisis lnwstasi ", edisi 2, BPFE,

Yogyakarta, 2000.

Husnan, Suad, "Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas ", Edisi ketiga,

UPP AMP YKPN, 2003.

Indo Yama, "Pengaruh Return on Equity (ROE) dan Earning Growth Rate (EGR)

Terhadap Price to Book Value (PBV): Pengaruh Langsung dan Tidak

Langsung Antar Variabel Dalam Analisis Jalur", Etikonomi Vol.3 No.2

Agustus, 497-514, Jakarta, 2005.v'

Indriantoro, N dan Supomo, B, "Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan

Manajemen ", Balai Penerbitan fakultas ekonomi, Yogyakarta, 2003.

Jogiyanto, HM, "Teori Portofolio dan Analisis Jnvestasi", Edisi ketiga, BPFE UGM,

Yogyakarta, 2003.

Subanidja, Steph, dan Indoyama, "Pengaruh Jmbalan Atas Ekuitas (ROE) Dan

Pertumbuhan Laba Bersih Terhadap Rasia Harga Per Nilai-Buku (PBV)

Saham Perbankan: Data Bursa Efek Jakarta 2002-2003 ", Jumal STIE

Perbanas Vol 6, No 2, 2004 . ..I

Tandelilin, Eduardus, "Analisis Jnvestasi dan Manajemen Portofolio, edisi pertama,

BPFE, Yogyakarta, 2001.

Page 98: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Utama, S dan Anto Yulianto Budi Santosa, "Kaitan Antara Rasio Price/ Book Value

dan Imbal Hasil Saham Pada BEJ", Jumal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 1

Nol, Januari 1998, Hal 127-140.

Van Horne, dkk, "Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan ', Edisi Kesembilan, Jakarta,

Salemba Empat, 1997.

Wirawati, Ni Gusti Putu. " Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap

Price To Book Value Dalam Penilaian Saham Di Bursa Efek Jakarta Dalam

Kondisi Krisis Moneter", Buletin Studi Ekonomi Volume 13 Nomor 1,

Denpasar, 2008.

Page 99: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Lampiran I

Nama Pernsahaan Perbankan di BEI yang menjadi sampel dalam Objek

Penelitian Periode 2004-2007.

No Nama Pernsahaan

1 Bank Buana Indonesia 2 Bank Bumi Pulera Indonesia 3 Bank Central Asia 4 Bank Danamon Indonesia 5 Bank International Indonesia 6 Bank Kesawan 7 BankLippo 8 Bank Mandiri 9 Bank Mayapada Internatonal IO BankMega I I Bank Negara Indonesia 12 BankNiaga 13 BankNISP 14 Bank Nusantara Parahiyangan 15 Bank PAN Indonesia 16 Bank Permata 17 Bank Rakyat Indonesia 18 Bank Swadesi 19 Bank Victoria International

Page 100: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

DATA KEUANGAN PERUSAHAAN PER.BAN.KAN TAHUN 2005

Total net EBITI EBIT t-1 EPS t EPS t-1 Equity lncon1e

(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) Rp Rp EMITEN

I Bank Buana Indonesia Tbk 2,169,128 345,796 492,196 412,738 60 57

2 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 204,115 -48, 105 -65,211 44,783 -24 16

3 Bank Central Asia Tbk 15,847,154 3,597,400 5,123,6H: 4,528,733 406 260 4 Bank Danamon Indonesia Tbk 8,588,953 2,003,198 2,998,244 3,378,236 408 491

5 Bank lnt'l lndonesia Tbk 4,708,425 725,118 916,252 815,213 15 17

6 Bank Kesawan Tbk 121,977 2,946 4,725 5,171 6 7

7 Bank Liooo Tbk 2,611,580 412,121 522,351 904,684 105 228

8 Bank Mandiri (oersero) Tbk 23,214,722 603,369 1,232,553 7,525,002 30 262

9 Bank Maya2ada Internasional Tbk 332,211 16,945 23,831 50,129 13 26

10 Bank MEGA Tbk 1,276,625 179,353 263,691 464,825 126 340 11 Bank Negara Indonesia Tbk I 1,894,914 1,414,739 2,255,783 3,138,734 I06 236

12 Bank Niaga Tbk 3,966,113 546,92I 746,329 754,077 60 84

13 Bank NISP Tbk 1,986,381 204,971 290,803 395,085 49 70

14 Bank Nusantara Parahyan•an Tbk 163,650 28,315 40,543 40,175 179 177

15 Bank Pan Indonesia Tbk 4,384,651 505,799 750,359 1,253,982 31 55

16 Bank Permata Tbk 2,571,904 295,005 405,343 703,181 38 80

17 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 13,352,982 3,808,587 5,607,952 5,731,425 322 307

18 Bank Swadesi Tbk 111,925 11,748 17,19(1 16,192 38 37 19 Bank Victoria Internasional Tbk 157,548 20, 137 27,571 28,927 16 21

Page 101: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

DATA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN TAHUN 2007

Total net EBITt EB!Tt-1 EPS t EPS t-1 Equity Inco1ne

(Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) (Juta Rp) Rp Rp EMITEN

I Bank Buana Indonesia Tbk 3,557,654 420,302 604,385 587,2I4 63 65

2 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 536,7I5 20,648 32,761 I2,589 4 2

3 Bank Central Asia Tbk 20,441,73I 4,489,252 6,401,630 6,066,603 366 488

4 Bank Danamon Indonesia Tbk 10,833,445 2,Il6,9I5 3,313,525 2, 103,241 423 269

5 Bank Int'! Indonesia Tbk 5,343,196 404,757 377,040 743,490 8 13

6 Bank Kesawan Tbk 132,326 6,259 7,2I7 6,143 12 8

7 Bank Linno Tbk 3,878,477 737,905 1,057,120 579,687 188 129

8 Bank Mandiri (nersero) Tbk 29,243,732 4,346,224 6,333,383 2,831,196 201 119

9 Bank Mavanada Internasional Tbk 941,652 40,744 58,947 52,899 16 28

10 Bank MEGA Tbk 2,939,137 520,719 746,020 221,984 320 97

11 Bank Negara lndonesia Tbk 17,219,585 897,928 1,481,140 2,839,639 64 145

12 Bank Niaga Tbk 5,203,398 770,481 1,026,903 931,797 63 54

13 Bank N!SP Tbk 3,368,626 250,084 351,893 332,878 45 48

14 Bank Nusantara Parahvangan Tbk 311,662 31,849 45,757 43,525 IOI 154

15 Bank Pan Indonesia Tbk 7,500,147 852,252 1,309,212 1,042,322 42 37

16 Bank Permata Tbk 3,902,676 499,025 736,798 455,169 64 40

17 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 19,437,635 4,838,001 7,780,074 5,906,721 404 356

18 Bank Swadesi Tbk I24,653 8,486 12,361 11,750 27 27

19 Bank Victoria Internasional Tbk 403,562 49,554 57,976 38,566 21 15

Page 102: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

LAMPIRAN3

DATA RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN 2004

LISTED STOCKS PBV ROE EGR/EPS %EB!T DFL I Bank Buana Indonesia Tbk 2.I4 0.18 -0.07 0.29 -0.24

2 Bank Buminutera Indonesia Tbk 1.25 0.12 0.14 0.10 1.4

3 Bank Central Asia Tbk 2.68 0.23 0.32 0.44 0.73

4 Bank Danamon Indonesia Tbk 2.64 0.31 0.57 l.15 0.50

5 Bank Int'! Indonesia Tbk 2.16 0.20 1.83 2.02 0.91

6 Bank Kesawan Tbk 0.67 0.03 0 0.08 0

7 Bank Linno Tbk 1.59 0.39 -2.7 -3.49 -0.77

8 Bank Mandiri (oersero) Tbk 1.64 0.30 0.14 0.07 2

9 Bank Mavaoada Internasional Tbk 0.77 0.11 5.5 1.24 4.44

10 Bank MEGA Tbk 1.41 0.26 0.20 0.22 0.91

11 Bank Negara Indonesia Tbk 1.89 0.24 2.75 2.8 0.98

12 Bank Niaga Tbk 1.58 0.28 0.4 0.69 0.58

13 Bank NISP Tbk 2.61 0.21 0.63 0.75 0.84

14 Bank Nusantara Parahvangan Tbk 0.83 0.19 0.25 0.32 0.78

15 Bank Pan Indonesia Tbk 1.62 0.19 1.04 1.23 0.85

16 Bank Permata Tbk 2.55 0.27 0.11 0.30 0.37

17 Bank Rabat Indonesia (Persero) Tbk 2.93 0.29 0.22 0.54 0.41

18 Bank Swadesi Tbk 1.22 0.I l 0.16 0.13 1.23

19 Bank Victoria Internasional Tbk 0.58 0.13 1.63 1.82 0.90

Page 103: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

1 2 3 4

5 6 7

8

9

10 11 12

13

14

15

16 17

18 19

I PiERPUSTAKAAN UTA·M·A·. LUii" SYAHID JAKARTA

DATA RASIO KEUANGAN PERUSAIIAAN PERBANKAN 2005

EMITEN PBV ROE EGR/EPS %EBIT DFL

Bank Buana Indonesia Tbk 2.48 0.16 0.05 0.19 0.26

Bank Bun1inutera Indonesia Tbk 0.70 -0.24 -2.5 -2.46 -1.02

Bank Central Asia Tbk 2.71 0.23 0.01 0.13 0.08

Bank Danamon Indonesia Tbk 2.84 0.23 -0.17 -0.11 -1.55

Bank Int'! Indonesia Tbk 1.65 0.15 -0.12 0.12 -1

Bank Kesawan Tbk 2.11 0.02 -0.14 -0.09 -1.56

Bank Lippo Tbk 2.32 0.16 -0.54 -0.42 -1.29

Bank Mandiri (oersero) Tbk 1.41 0.03 -0.89 -0.84 -1.06

Bank Mavaoada Internasional Tbk 0.49 0.05 -0.5 -0.52 -0.96

Bank MEGA Tbk 2.28 0.14 -0.63 -0.43 -1.47

Bank Negara Indonesia Tbk 1.52 0.12 -0.55 -0.28 -1.96

Bank Niaoa Tbk 1.25 0.14 -0.29 -0.Ql -29

Bank NISP Tbk 3.23 0.10 -0.3 -0.26 -1.15

Bank Nusantara Parahvanoan Tbk 0.74 0.17 0.01 0.01 1

Bank Pan Indonesia Tbk 1.55 0.12 -0.44 -0.40 -0.04

Bank Permata Tbk 2.25 0.11 -0.53 -0.42 -1.26

Bank Rakvat Indonesia (Persero) Tbk 3.18 0.29 0.05 -0.02 -2.5

Bank Swadesi Tbk 1.19 0.12 0.03 0.06 0.5

Bank Victoria Internasional Tbk 0.60 0.13 -0.24 -0.05 -4.8

f

Page 104: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

DATA RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN PERlllANKAN 2006

LISTED STOCKS PBV ROE EGR/EPS %EBIT DFL

I Bank Buana Indonesia Tbk 2.03 0.13 0.08 0.19 0.42

2 Bank Bun1ioutera Indonesia Tbk 0.87 0.02 -1.08 -1.2 -0.9

3 Bank Central Asia Tbk 3.64 0.23 0.20 0.18 1.11

4 Bank Danamon Indonesia Tbk 3.76 0.14 -0.34 -0.30 -1.13

5 Bank Int'! Indonesia Tbk 2.26 0.12 -0.13 -0.19 -0.68

6 Bank Kesawan Tbk 1.84 0.03 0.33 0.30 1.1

7 Bank Linno Tbk 0.62 0.15 0.23 0.11 2.09

8 Bank Mandiri (persero) Tbk 1.96 0.09 2.97 1.30 2.28

9 Bank Mavanada lnternasional Tbk 2.45 0.10 1.15 1.22 0.94

10 Bank MEGA Tbk 1.90 0.08 -0.23 -0.16 -1.44

11 Bank Negara Indonesia Tbk 1.76 0.13 0.37 0.26 1.42

12 Bank Niaga Tbk 1.89 0.14 -0.1 0.25 -0.4

13 Bank NISP Tbk 2.41 O.IO -0.02 0.15 -0.13

14 Bank Nusantara Parahvangan Tbk 1.79 0.11 -0.14 0.07 -2

15 Bank Pan Indonesia Tbk 0.83 0.10 0.19 0.39 0.49

16 Bank Permata Tbk 1.82 0.08 0.05 0.12 0.42

17 Bank Rabat Indonesia (Persero) Tbk 1.90 0.25 0.11 0.05 2.2

18 Bank Swadesi Tbk 4.11 0.08 -0.29 -0.32 -0.91

19 Bank Victoria Internasional Tbk 1.90 0.10 -0.06 0.40 -0.15

Page 105: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

DATA RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN 2007

EM!TEN PBV ROE EGR!EPS %EB!T DFL

1 Bank Buana Indonesia Tbk 1.96 0.12 -0.03 O.Q3 -I

2 Bank Bumiputera Indonesia Tbk 1.21 0.04 I 1.6 0.63

3 Bank Central Asia Tbk 4.51 0.22 -0.25 0.06 -4.17

4 Bank Danan1on Indonesia Tbk 3.89 0.20 0.57 0.58 0.98

5 Bank Int'! Indonesia Tbk 2.55 0.08 -0.38 -0.49 -0.78

6 Bank Kesawan Tbk 1.88 0.05 0.5 0.17 2.94

7 Bank Linno Tbk 2.28 0.19 0.46 0.82 0.56

8 Bank Mandiri (oersero) Tbk 2.60 0.15 0.69 1.24 0.56

9 Bank Mayaoada lnternasional Tbk 2.55 0.04 -0.43 0.11 -3.91

10 Bank MEGA Tbk 1.75 0.18 2.3 2.36 0.97

II Bank Negara Indonesia Tbk 1.60 0.05 -0.56 -0.48 -1.l 7

12 Bank Niaoa Tbk 2.21 0.15 0.17 0.10 1.7

13 Bank N!SP Tbk l.57 0.07 -0.06 0.06 -I

14 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 1.61 0.10 -0.34 0.05 -6.8

15 Bank Pan Indonesia Tbk 1.89 0.11 0.14 0.26 0.54

16 Bank Permata Tbk 1.81 0.13 0.6 0.62 0.97

17 Bank Rakvat Indonesia (Persero) Tbk 4.97 0.25 0.13 0.32 0.41

18 Bank Swadesi Tbk 2.27 0.07 0 0.05 0

19 Bank Victoria Internasional Tbk 0.79 0.12 0.4 0.50 0.8

Page 106: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

LAMPIRAN4

HASIL UJI REGRESI LINIER BERG ANDA

Variables Entered/Removed(b)

Variables Model Entered Variables Removed Method I DFL,

ROE, Enter EGR(a)

a All requested variables entered. b Dependent Variable: PBV

Model Summary(b)

I I Std. Error I

Adjusted 1 of the Model R I ~quare R Square I Estimate 1 .39l(a) I .153 .118 I .86435 a Predictors: (Constant), DFL, ROE, EGR b Dependent Variable: PBV

ANOVA(b)

Durbin·· Watson 1.676

Sum of Mean Square I F Model Squares df

I Regression 9.704 3 Residual 53.791 72 Total 63.495 75

a Predictors: (Constant), DFL, ROE, EGR b Dependent Variable: PBV

3.2351330 .747

I Sig. .007(a)

Page 107: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

Residuals Statistics(a)

Std. Minin1u1n Maximum Mean Deviation N

Predicted Value .7488 3.2377 1.9855 .35971 76 Std. Predicted Value -3.438 3.481 .000 1.000 76 Standard Error of

.103 .795 .168 .107 76 Predicted Value Adjusted Predicted

.7704 5.6089 2.0459 .56360 76 Value Residual -J.64768 2.54549 .00000 .84689 76 Std. Residual -1.906 2.945 .000 .980 76 Stud. Residual -2.202 2.996 -.022 1.025 76 Deleted Residual -4.35891 2.63404 -.06035 1.01839 76 Stud. Deleted Residual -2.264 3.180 -.018 1.048 76 Mahal. Distance .083 62.395 2.961 8.215 76 Cook's Distance .000 5.373 .084 .617 76 Centered Leverage

.001 .832 .039 .110 76 Value

a Dependent Variable: PBV

Page 108: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

25

20

>.

~ 15

er !!! u.. 10

5

0

LAMPIRAN5

UJI DASAR ASUMSI KLASIK

Histogram

Dependent Variable: PBV

0 1 2

Regression Standardized Residual

Model Summary(b)

Oue-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N Nonna! Mean Parameters( a, b)

Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences

Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Unstandardiz ed Residual

76

.0000000

.84688507

.100

.100 -.056 .876 .427

Mean =-3.33E-16 Std. Dev. =0.98

N=76

Page 109: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14995/1/NOVIYANTI-FEB.pdf · chart, analisis teknikal sejati tidak pernah memberikan perhatian

3

0

-4

Uji Normalitas Analisis Grafik

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

1.0

.0 0.8

e 0..

§ 0.6 (.) .., ~ 0.4 a. ill

02

Dependent Variable: PBV

00 0.2 0.4 0.6 0.8

Observed Cum Prob

Diagram Heterokedastisitas

Scatterplot

Dependent Variable: PBV

0

oo

0

0

0

0 0 oo oo

0

0

0 0

0 :o

~2 0 2

1.0

Regression Standardized Predicted Value

0

4