SIPE_07

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 SIPE_07

    1/41

    1

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    PENGARUH WORKLOAD DAN SPESIALISASI AUDITOR TERHADAP

    KUALITAS AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

    Liswan Setiawan W,Fitriany

    Abstract

    This research aims to find empirical evidence about the effectof workload and specialization of auditors on audit quality with thequality of the audit committee as a moderating variable. In thisresearch, the audit quality proxies with accrual discretionary andquality of the audit committee judged on a score derived from therole, activities and responsibilities of audit committees. Samplestaken in this research are firms listed non-financial industries inIndonesia Stock Exchange period 2006 until 2008. Data processed bythe panel data with Eviews 6.

    The results of this research indicate that the workload has anegative effect on audit quality. Audit specialization and auditcommittee have a positive effect on audit quality. Audit committeeproved to be a moderating variable that can reduce the negativerelationship between workload and audit quality. Therefore,Accounting Firm must consider the workload of their auditor.Governments also need to consider rules on workload in an accountingfirm to maintain audit quality. The role of audit committees alsoneed to be increased because it proved can reduce the negativerelationship between workload and audit quality.

    Keywords: Audit Quality, Workload, Auditor Specialization, AuditCommittee.

  • 7/30/2019 SIPE_07

    2/41

    2

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    1. Pendahuluan

    Berdasarkan Laporan KAP ke Departemen Keuangan tahun

    2009, rasio antara jumlah klien dan jumlah staf auditor sangat

    bervariasi pada setiap KAP. Ada KAP yang memiliki rasio sangat

    tinggi dan ada pula yang rendah. Rasio ini menunjukkan tingkat beban

    pekerjaan masing-masing staf auditor (workload). Tabel 1 berikut

    adalah hasil pengolahan data dari Laporan KAP ke Departemen Keuangan

    tahun 2009. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa KAP

    yang memiliki rasio jumlah perikatan per-partner yang sangat tinggi.

    Pada suatu KAP ada seorang partner yang harus menangani 191 atau 132

    perikatan per tahun. Ada juga pada suatu KAP seorang staf harus

    mengerjakan 3 perikatan per-tahun seorang diri.

    Tabel 1. Rasio Jumlah Perikatan per-partner dan per-staf audit

    1 2 3 4 5 6

    NAMA KAP

    Jumlah perikatan

    per-staf

    Ranking

    (kolom 1)

    Jumlah staf

    per-partner

    Ranking

    (kolom 3)

    Jumlah perikatan

    per-partner

    Ranking

    (kolom 5)

    A 3.2 1 41 7 132 2

    B 3.1 2 61 2 191 1

    C 2.5 3 34 9 86 4

    D 2.4 6 29 11 68 5

    E 2.4 4 22 13 54 8

    F 2.4 5 20 14 49 11

    G 2 7 17 16 33 14

    H 1.9 8 17 15 33 15

    I 1.5 9 27 12 41 12

    J 1.2 10 42 6 49 10

    Big-4 K 1.1 12 85 1 90 3

    L 1.1 11 56 4 63 6

    Big-4 M 1 14 59 3 57 7

  • 7/30/2019 SIPE_07

    3/41

    3

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Big-4 N 1 13 51 5 53 9

    O 1 15 33 10 31 16

    Big-4 P 0.9 16 36 8 34 13

    Sumber: Soedibyo (2010)

    Tingginya workload dapat menyebabkan kelelahan dan munculnya

    dysfunctional audit behavior sehingga dapat menurunkan kemampuan

    auditor untuk menemukan kesalahan atau melaporkan penyimpangan.

    Lopez (2005) menemukan bahwa proses audit yang dilakukan ketika ada

    tekanan workloadakan menghasilkan kualitas audit yang lebih rendah

    dibandingkan dengan ketika tidak ada tekanan workload. Konsekuensi

    yang mungkin timbul dari audit workload adalah turunnya kualitas

    audit dan kualitas laba (Hansen et al., 2007). Dengan latar belakang

    tersebut, sangat menarik untuk diteliti hubungan tingkat workload

    pada masing-masing KAP dan kualitas audit KAP.

    Auditor yang memiliki banyak klien, jadwal waktu yang padat

    dan ketat dan bekerja dibawah tekanan akan menimbulkan workload

    (beban kerja) yang berakibat pada efektivitas dan efisiensi kerja

    menurun. Hansen et al. (2007) menyatakan bahwa audit capacity stress

    (workload) berkaitan dengan bertambahnya klien baru yang berasal

    dari dibubarkannya Anderson setelahterjadinya kasus Enron sehingga

    menyebabkan dampak negatif pada kualitas audit. Penelitian mengenai

    pengaruh workload terhadap kualitas audit masih sangat jarang

    dilakukan di Indonesia.

  • 7/30/2019 SIPE_07

    4/41

    4

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Kualitas audit juga dipengaruhi oleh spesialisasi auditor.

    Auditor yang spesialis memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih

    baik mengenai internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan,

    dan resiko audit pada industrinya. Solomon et al. (1999) menemukan

    bahwa auditor spesialis biasanya lebih sedikit melakukan kesalahan

    dibandingkan dengan auditor non spesialis. Balsam & Krishnan (2003)

    menemukan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis

    memiliki nilai akrual diskresioner yang lebih rendah.

    Komite audit juga akan mempengaruhi kualitas audit karena

    komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor

    proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan

    kredibilitas laporan keuangan (Bradbury et al., 2004). Keberadaan

    komite audit dalam perusahaan dapat memberikan pengawasan yang lebih

    terhadap kinerja manajemen dan memberikan informasi yang akurat dan

    tepat terhadap laporan keuangan perusahaan. Adanya komunikasi formal

    antara komite audit, auditor internal, dan auditor eksternal akan

    menjamin proses audit internal dan eksternal dilakukan dengan baik.

    Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah diatas,

    penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh workload dan

    spesialisasisi, terhadap kualitas audit. Selain itu juga akan

    diteliti apakah kualitas komite audit memperkuat (memperlemah)

    pengaruh spesialisasi dan workload terhadap kualitas audit

  • 7/30/2019 SIPE_07

    5/41

    5

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

    pimpinan Kantor Akuntan Publik untuk menjaga tingkat workload dan

    spesialisasi auditor. Bagi regulator, penelitian diharapkan dapat

    dijadikan bahan pertimbangan perlu tidaknya mengatur workload pada

    suatu KAP dalam rangka menjaga kualitas audit pada suatu KAP.

    2.LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

    2.1. Pengaruh Beban Kerja (Workload) terhadap Kualitas Audit

    Workloadmenunjukkan loadpekerjaan yang dihadapi oleh seorang

    auditor. Workload dapat dilihat dari jumlah klien yang harus

    ditangani oleh seorang auditor atau terbatasnya waktu yang tersedia

    untuk melaksanakan proses audit. Lopez (2005) mendefinisikan

    workload sebagai busy season yang terjadi pada kuartal pertama

    awal tahun karena banyak perusahaan memiliki fiscal years yang

    berakhir pada bulan Desember. Kelelahan dan ketatnya time budgets

    dapat menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan atau

    melaporkan penyimpangan. Lopez (2005) menemukan bahwa proses audit

    yang dilakukan ketika ada tekanan workload akan menghasilkan

    kualitas audit yang lebih rendah dibandingkan dengan ketika tidak

    ada tekanan workload.

    Konsisten dengan pernyataan di atas, experimental studies telah

    membuktikan bahwa budget constraints (terbatasnya waktu audit) dapat

    mendorong auditor untuk melaksanakan audit yang berkualitas rendah

  • 7/30/2019 SIPE_07

    6/41

    6

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    (Alderman dan Dietrick, 1982; Kelley and Margheim, 1990; Ragunathan,

    1991; Sweeney and Summers, 2002; Coram et al., 2004).

    Pada penelitian lain, workload diistilahkan sebagai audit

    capacity stress yaitu tekanan yang dihadapi oleh auditor sehubungan

    dengan banyaknya klien audit yang harus ditanganinya. Penelitian

    Hansen et al. (2007) yang dilakukan di USA menyatakan bahwa audit

    capacity stress juga berkaitan dengan bertambahnya klien baru yang

    berasal dari dibubarkannya KAP Anderson setelah terjadinya kasus

    Enron. Blouin et al. (2005) dan NyBerg (2005) juga menyatakan hal

    yang serupa berkaitan dengan bubarnya KAP Anderson. Konsekuensi yang

    mungkin timbul dari audit capacity strees adalah turunnya kualitas

    audit sehingga juga akan berdampak pada menurunnya kualitas laba

    (Hansen et al., 2007). Di Amerika, setelah terjadi kasus Enron dan

    dibubarkannya KAP Anderson, beberapa KAP mendapat tambahan pekerjaan

    dari klien KAP Anderson.

    Kelelahan dan ketatnya time budgets dapat menurunkan kemampuan

    auditor untuk menemukan kesalahan atau melaporkan penyimpangan yang

    dilakukan klien. Lopez (2005) menemukan bahwa proses audit yang

    dilakukan ketika ada tekanan workload akan menghasilkan kualitas

    audit yang lebih rendah dibandingkan dengan ketika tidak ada tekanan

    workload. Ketatnya time budget dapat mendorong auditor untuk

    melaksanakan audit yang berkualitas rendah (Alderman dan Dietrick,

  • 7/30/2019 SIPE_07

    7/41

    7

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    1982; Kelley dan Margheim, 1990; Ragunathan, 1991; Sweeney dan

    Summers, 2002; Coram et al., 2004).

    Konsekuensi yang mungkin timbul dari adanya workload adalah

    turunnya kualitas audit dan juga berdampak pada menurunnya kualitas

    laba (Hansen et al., 2007). Penelitian ini ingin melihat apakah

    workloadatau audit capacity stress, akan memengaruhi kualias audit.

    Diprediksi bahwa jika workloadmeningkat, kualitas audit akan turun.

    Hipotesis yang diajukan adalah:

    H1: Beban kerja (Workload) auditor berpengaruh negatif terhadap

    kualitas audit.

    2.2. Pengaruh Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit

    Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama

    akan memiliki pengatuhuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai

    internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan, dan resiko

    audit pada industry tersebut. Spesialisasi auditor dalam industri

    tertentu membuat auditor tersebut memiliki kemampuan dan pegetahuan

    yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak memiliki

    spesialisasi.

    Mayangsari (2003) melakukan penelitian pengaruh spesialisasi

    industri auditor terhadap integritas laporan keuangan. Hasil

    penelitiannya menunjukkan bahwa spesialisasi auditor berpengaruh

    positif terhadap integritas laporan keuangan. Krishnan (2003)

  • 7/30/2019 SIPE_07

    8/41

    8

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor yang

    spesialis akan menghasilkan nilai akrual diskresioneryang lebih

    rendah dibandingkan jika diaudit oleh auditor yang tidak

    spesialis. Gul, Fung, & Jaggi (2009) menyatakan bahwa perusahaan

    dengan kualitas laba yang tinggi memilih untuk menyewa spesialis

    industri agar dapat mempertahankan kualitas laba. Secara keseluruhan

    dari penelitian penelitian diatas menyatakan bahwa auditor yang

    memiliki spesialisasi dalam industri tertentu lebih memiliki

    kemampuan dan pemahaman yang mendalam dalam memahami karakteristik

    dan resiko bisnis klien disbanding dengan auditor yang tidak

    memiliki spesialisasi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa auditor yang

    memiliki spesialisasi lebih mampu dan bisa untuk mendeteksi

    kekeliruan dan penyimpangan yang terjadi pada laporan keuangan

    klien. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang akan

    diuji adalah :

    H2: Spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas

    audit.

    2.3. Pengaruh Kualitas Komite Audit Terhadap Kualitas AuditPerusahaan

    Keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan memberikan

    pengawasan yang lebih terhadap kinerja manajemen perusahaan dan

    memberikan informasi yang akurat dan tepat serta membantu dewan

    komasaris dalam menganalis laporan keuangan perusahaan. Menurut

    McMullen (1996) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa komite audit

  • 7/30/2019 SIPE_07

    9/41

    9

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    yang efektif berhubungan dengan lebih sedikit pelaporan kembali laba

    kuartalan. Wardhani (2007) menambahkan dengan adanya komite audit

    dalam suatu perusahaan, maka proses pelaporan keuangan perusahaan

    akan termonitor dengan baik. Sesuai dengan peranannya, komite audit

    ini akan memastikan bahwa perusahaan menerapkan prinsip-prinsip

    akuntansi yang akan menghasilkan informasi keuangan yang akurat dan

    berkualitas. Menurut Bradbury et al. (2004) komite audit bertugas

    membantu dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan

    oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan.

    Keberadaan komite audi dengan tugas dan tanggang jawabnya diatas

    dapat memberikan respon yang positif terhadap kualitas audit

    perusahaan.

    Dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya, seorang komite

    audit dituntut untuk memiliki kompetensi dan keahlian dibidangnya.

    Kompetensi dan keahalian yang dimiliki tersebut dapat menunjang

    kualitas seorang komite audit dalam menyampaikan informasi yang

    tepat dan akurat serta menyimpulkan berbagai keputusan terhadap

    laporan keungan perusahaan. Menurut Krisnamoorthy et al.,(2002)

    ciri-ciri yang menunjang efektivitas komite audit adalah keahlian

    mereka akan permasalahan akuntansi dan keuangan, independensi serta

    komitmen mereka untuk melaksankan tugas secara efektif. De Zoort et

    al (2002), menyimpulkan bahwa kemampuan ahli keuangan dalam

    memahami substansi dari beraneka ragam transaksi dalam laporan

  • 7/30/2019 SIPE_07

    10/41

    10

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    keuangan dan kompleksitas kasus keuangan memposisikan para ahli

    keuangan yang menjadi anggota komite audit tersebut membantu auditor

    dalam melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan

    penjelasan diatas, maka dibentuklah hipotesis sebagai berikut :

    H3: Komite audit yang berkualitas akan berengaruh positif terhadap

    kualitas audit perusahaan

    2.4. Pengaruh Moderasi Komite AuditSesuai dengan hipotesis 2, diprediksi bahwa spesialisasi akan

    berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Komite audit yang

    kompeten, independen, dan aktif akan: 1)mampu memahami berbagai

    transaksi keuangan yang rumit, mendeteksi kesalahan/ kecurangan

    dalam laporan keuangan, dan kelemahan dalam pengendalian internal

    perusahaan untuk kemudian dikomunikasikan kepada auditor spesialis;

    2) bersikap kritis terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh auditor

    spesialis sehingga dapat mencegah kolusi antara auditor dan

    manajemen/pemegang saham mayoritas yang akan merugikan pemegang

    saham minoritas dan independen dalam menilai pekerjaan auditor dan

    kemudian menegur auditor spesialis jika auditor tidak melakukan

    audit sesuai dengan audit plan; dan 3) aktif menjalankan perannya

    dalam memantau pekerjaan auditor spesialis, sehingga komite audit

    dapat mengetahui apakah auditor spesialis melakukan audit sesuai

    dengan standar yang telah ditentukan. Berdasarkan penjelasan

    tersebut dapat disimpulkan komite audit yang berkualitas (kompeten,

  • 7/30/2019 SIPE_07

    11/41

    11

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    independen, dan aktif) akan memperkuat pengaruh positif spesialisasi

    terhadap kualitas audit. Sehingga hipotesis yang diajukan adalah:

    H4 : Komite audit yang berkualitas akan memperkuat hubunganpositif antara spesialisasi auditor dengan kualitas audit.

    2.5. Pengaruh Moderasi dari Kualitas Komite Audit terhadaphubungan antaraworkloaddengan Kualitas Audit

    Bila dikaitkan dengan workload, peneliti menduga bahwa komite

    audit yang memiliki kompetensi akuntansi dan keuangan akan mampu

    berkomunikasi dengan baik dengan auditor sehingga dapat memberi

    informasi yang diperlukan auditor dalam melakukan audit sehingga

    dapat memperlancar proses audit yang dilakukan auditor yang sedang

    menghadapi workload. Jika auditor tidak memiliki kompetensi

    akuntansi, komunikasi antara auditor dan komite audit akan kurang

    lancar sehingga akan menambah beban auditor yang sedang menghadapi

    workload. Maka diprediksikan bahwa komite audit yang kompeten akan

    dapat mengurangi hubungan negatif antara workload dengan kualitas

    audit.

    Komite audit yang independen akan selalu bersikap independen

    dalam menjalankan perannya. Komite audit tidak akan segan menegur

    auditor yang tidak melaksanakan audit dengan baik karena menghadapi

    banyaknya beban audit. Oleh karena itu komite audit yang independen

    diharapkan dapat mengurangi hubungan negatif antara workloaddengan

    kualitas audit.

  • 7/30/2019 SIPE_07

    12/41

    12

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Abbott et al. (2004) meneliti hubungan antara annual earnings

    restatements dan empat karekteristik komite audit: independensi,

    keahlian di bidang keuangan, diligence (diukur dengan frekuensi

    pertemuan), dan ukuran komite audit. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa perusahaan yang memiliki komite audit yang independen, expert

    dan diligent memiliki kemungkinan lebih kecil melakukan restatement.

    Komite audit yang kompeten (expert) dan independen memiliki

    kemampuan dan kemauan untuk menemukan dan melaporkan adanya audit

    yang dilakukan kurang baik oleh eksternal auditor. Begitu juga

    komite audit yang diligent akan aktif memonitor pekerjaan auditor

    eksternal sehingga mencegah terjadinya audit yang kurang baik

    (disfungsional audit behavior) yang disebabkan workloadyang dialami

    auditor. Dengan pemantauan komite audit yang aktif dan dilakukan

    oleh komite audit yang kompeten dan independen, maka diharapkan

    hubungan negatif antara workloaddan kualitas audit dapat dikurangi.

    Maka hipotesis yang diajukan adalah:

    H5 : Komite audit yang berkualitas akan memperlemah hubungannegatif antara workloaddengan kualitas audit.

  • 7/30/2019 SIPE_07

    13/41

    13

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    III.1 Kerangka Penelitian

    Gambar 3.1 Kerangka Model Penelitian

    3. Metode Riset

    3.1. Data dan Pengambilan SampelSampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga periode sejak

    2006 sampai 2008. Data yang digunakan adalah data sekunder dari

    website Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id,Indonesia Capital Market

    Directory(ICMD), OSIRIS dan Laporan KAP yang dikirim ke Depkeu.

    Pengambilan sampel dilakukan dengan metodepurposive sampling.

    Sampel yang digunakan merupakan perusahaan go public yang terdaftar

    di BEI dari tahun 2006 hingga 2008. Adapun kriteria-kriteria dalam

    pemilihan sampel model pertama adalah merupakan perusahaan yang

    bergerak pada semua jenis industri yang terdaftar di BEI kecuali

    perusahaan yang bergerak di bidang finance (perbankan, jasa

    Beban Kerja

    (Workload)Kualitas audit:

    Akrual Diskresioner

    VARAIBEL MODERASI :

    KOMITE AUDIT :1. Kompetensi dan Keahlian2. Aktivitas dan Tanggung

    jawab

    VARIABEL CONTROL :

    1. Ukuran perusahaan2. Pertumbuhan

    perusahaan3. Leverage4. Ukuran KAP (Big 4)

    Spesialisasi

    Auditor

    http://www.idx.co.id/http://www.idx.co.id/
  • 7/30/2019 SIPE_07

    14/41

    14

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    ABS_DAC = a0 + 1 WLit + 2 SPECit +3 KMTEit + a1 ACS*KMTEit + a2ACS*SPECit + 4 SIZEit + 5 RISKit + 6 GROWTHit + 7 BIG4it +

    keuangan, dan asuransi, memiliki laporan tahunan yang lengakap dan

    disertai laporan komite audit, memiliki laporan keuangan yang

    lengkap untuk pengukuran keseluruhan variabel.

    3.2. Model Penelitian

    Dalam menguji pengaruh beban kerja (workload) terhadap

    kualitas audit dengan komite audit sebagai variabel moderasi

    digunakan beberapa variabel yang dapat dilihat dalam model regresi

    sebagai berikut :

    ABSDAC = nilai akural diskresioner dengan model Kaznik;WL = tingkat workload (4jenis), SPEC: variable dummyspesialisasi Auditor; KMTE = kualitas komite audit;BIG4: variable dummy, 1: perusahaan diaudit KAP Big 4. 0:lainnya ; RISK=variable rasio leverange perusahaan; GROWTH = tingkat pertumbuhan penjualanperusahaan; SIZE: ukuran perusahaan

    3.3. Operasionalisasi Variabel

    1.Kualitas Audit

    Pengukuran kualitas audit yang peneliti gunakan dengan cara mengukur

    tingkat akrual diskresioner dengan menggunakan model kaznik.

    2. Workload(beban kerja)

    Penelitian ini mengikuti model Hansen et al. (2007) dalam

    dalam mengukur workload yang diproksi dengan audit capacity stress

    (ACS) sebagai berikut :

  • 7/30/2019 SIPE_07

    15/41

    15

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Model 1:

    WL_CLNP = Jumlah klien audit yang ditangani suatu KAP pada tahun tersebut

    Total jumlah Partner di KAP pada tahun tersebut

    Selain model yang dikembangkan oleh Hansen et al. (2007) dalam Tia

    (2010), terdapat beberapa model lain yang peneliti kembangkan untuk

    dijadikan dasar sebagai perhitungan workload dalam penelitian ini,

    antara lain :

    Model 2

    WL_REVP = Jumlah revenue yang diperoleh KAP pada tahun tersebut

    Total jumlah Partner di KAP pada tahun tersebut

    Model 3

    WL_REVEMP = Jumlah revenue yang diperoleh KAP pada tahun tersebut

    Total jumlah auditor (pegawai) di KAP pada tahun tersebut

    Model 4

    WL_CLNEMP = Jumlah klien audit yang dimiliki suatu KAP pada tahun tersebut

    Total jumlah auditor (pegawai) di KAP pada tahun tersebut

    3. Spesialisasi Auditor

    Pengkategorian auditor spesialis dan nonspesialis berdasarkan

    data auditor eksternal, diukur dengan presentasi klien perusahaan

    terbuka (go publik) yang diaudit suatu KAP pada industri tertentu,

    kemudian dilakukan pembobotan (weighting) berdasarkan total aset

    untuk perusahaan go public dengan rumus yang dikembangkan oleh

    Siregar et al (2009), sebagai berikut :

    Spesialisasi = (jumlah klien KAP di industri tsb/jumlah seluruh emiten di

    industri) x (rerata aset klien KAP di industri tsb/rerata aset seluruh

    emiten di industri tsb)

  • 7/30/2019 SIPE_07

    16/41

    16

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Akan dilakukan pengujian spesialisasi jika suatu KAP menguasai 10 %

    market share.

    4. Kualitas Komite Audit

    Dalam penelitian ini, dilakukan skoring untuk mengukur

    kualitas komite audit yang dilihat dari aktifitas komite audit,

    ukuran serta kompetensi komite audit seperti tampak pada tabel

    berikut:

    Tabel 2. Skoring Kualitas Komite Audit

    NO GOOD FAIR POOR

    A

    1 Review/Telaah Laporan Keuangan 2 1

    2 Evaluasi Kepatuhan Hukum 2 1

    3 Analisa Resiko Perusahaan 2 1

    4

    Menelaah dan melaporkan kepada

    komisaris atas pengaduan yang berkaitan

    dengan emiten 2 1

    5 Evaluasi Pengendalian Internal 2 1

    6 Melakukan penelaahan lap auditan 2 1

    7 Mengajukan/memilih auditor eksternal 2 1

    No : 1

    s/d 7

    Bila "Good" dapat score 2 dan " Poor"

    dapat score 1 14 7

    8Jumlah rapat komite audit dalam setahun

    3 2 1

    9Tingkat kehadiran dalam rapat komite

    audit 3 2 1

    B 2

    10 Jumlah anggota komite audit 3 2 1

    C 2

    11Jumlah anggota komite audit yang

    memiliki latar belakang akuntansi 3 2 1

    12Rata - rata umur anggota komite audit

    3 2 1

    No : 8

    s/d 12

    Bila "Good" dapat score 3 , bila " Fair"

    dapat score 2 dan " Poor" dapat score 115 14 5

    Jumlah ( Maksimal dan Minimum )29 14 12

    Description

    Aktifitas Komite audit

    Jumlah ( Size ) Komite Audit

    Kompetensi Komite Audit

  • 7/30/2019 SIPE_07

    17/41

    17

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Penetapan nilai untuk masing masing pertanyaan adalah sebagai

    berikut :

    1. Aktivitas dan Tanggung Jawab Komite Audit

    1.Review/Telaah Laporan Keuangan

    2.Evaluasi Kepatuhan Hukum

    3.Analisa Resiko Perusahaan

    4.Menelaah dan melaporkan kepada komisaris atas pengaduan yang

    berkaitan dengan emiten.

    5.Evaluasi Pengendalian Internal

    6.Melakukan Penelaahan Terhadap Laporan Auditan

    7.Mengajukan/Memilih Auditor Eksternal

    Kriteria penilaian untuk aktivitas dan tanggung jawab komite audit

    yang dijabarkan antara nomor 1 sampai dengan nomor 7 diatas

    berdasarkan pada IICD (2005) yang dikembangkan oleh Hermawan (2009).

    Kriteria penilaian yang digunakaan, sebagai berikut :

    Good : apabila terdapat informasi bahwa komite audit melaksanakan tugastersebut

    Poor : apabila tidak terdapat informasi bahwa komite audit melaksanakantugas tersebut. Untuk setiap nilai good diberi nilai 1 dan poordiberi nilai 2.

    8.Jumlah Rapat Komite Audit dalam Setahun

    Rapat yang dilaksanakan komite audit sangat berpengaruh terhadap

    efektifitas komite audit itu sendri. Semakin sering komite audit

    melakukan rapat akan membuat koordinasi dan perencanaan terhadap

    pengawasan laporan keuangan semakin jelas. Kriteria penilaian untuk

  • 7/30/2019 SIPE_07

    18/41

    18

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    jumlah rapat komite audit diatas berdasarkan pada IICD (2005) yang

    dikembangkan oleh Hermawan (2009) dengan kriteria:

    Good : Apabila komite audit melaksanakan rapat lebih dari 6 (enam)kali dalam satu tahun

    Fair : apabila komite audit melaksanakan rapat sebanyak 4 (empat)sampai 6 (enam) kali dalam setahun

    Poor : apabila komite audit melaksanakan rapat kurang dari 4 (empat)kali dalam setahun

    9. Tingkat Kehadiran dalam Rapat Komite Audit

    Efektifitas dari komite audit dalam menjalankan tugas dan tanggung

    jawabnya dapat dilihat juga dari tingkat kehadiran dalam rapat

    komite audit. Kriteria penilaian yang digunakaan, sebagai berikut :

    Good : apabila tingkat kehadiran rata rata anggota komite auditdalam rapat komite audit selama setahun berjumlah lebih dari 80%.

    Fair : apabila tingkat kehadiran rata rata anggota komite auditdalam rapat komite audit selama setahun berjumlah antara 70% - 80%.

    Poor : apabila tingkat kehadiran rata rata anggota komite auditdalam rapat komite audit selama setahun berjumlah kurang dari 70%.

    Kriteria penilaian untuk tingkat kehadiran dalam rapat komite audit

    diatas berdasarkan pada IICD (2005) yang dikembangkan oleh Hermawan

    (2009).

    10.Jumlah Anggota Komite audit

    Penelitian yang dilakukan Ismail et al., (2004) menyatakan bahwa

    jumlah komite audit memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas

    laba yang dilaporkan perusahaan. Berdasarkan ketentuan BEI dan

    Bapepam, jumlah anggota komite audit suatu perushaan minimum adalah

    3 orang. Kriteria penilaian yang digunakaan, sebagai berikut :

    Good : Apabila jumlah komite audit lebih dari 3 (tiga) orang.

  • 7/30/2019 SIPE_07

    19/41

    19

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Fair : Apabila jumlah komite audit adalah 3 (tiga) orang. Poor : Apabila jumlah komite audit kurang dari 3 (tiga) orang.

    Kriteria penilaian untuk jumlah anggota komite audit diatas

    berdasarkan pada Kep-339/BEJ/07-2001 yang dikembangkan oleh Hermawan

    (2009).

    11.Kompetensi Komite Audit

    Jumlah anggota komite audit yang memilik latar belakang akuntansi

    Keahlian dalam bidang akuntansi sangat diperlukan bagi seorang

    auditor dalam melakukan audit terhadap laporan keuangan agar

    informasi yang dihasilkan akurat dan tepat serta mengurangi

    terjadinya fraud yang mungkin terjadi dalam proses pelaporan

    keuangan. Latar belakang akuntansi dinilai berdasarkan latar

    belakang pendidikan di bidang akuntansi dan juga berdasarkan

    pengalaman kerja di bidang akuntansi. Kriteria penilaian yang

    digunakaan, sebagai berikut :

    Good : apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakangakuntansi lebih dari 1 (satu) orang.

    Fair : apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakangakuntansi 1 (satu) orang.

    Poor : apabila tidak satupun anggota komite audit yang memiliki latarbelakang akuntansi.

    Kriteria penilaian untuk anggota komite audit yang memilik

    latar belakang akuntansi diatas berdasarkan pada Dhaliwal et al.

    (2007) yang dikembangkan oleh Hermawan (2009).

  • 7/30/2019 SIPE_07

    20/41

    20

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    12. Rata rata Umur Anggota Komite Audit

    Usia anggota komite audit dapat mempengaruhi komptensi seorang

    komite audit. Sehingga jumlah rata rata usia anggota komite audit

    dapat menajdi proksi komptensi yang dimilki oleh komite audit dalam

    menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

    Good : apabila rata rata usia anggota komite audit diatas 40tahun. Fair : apabila rata rata usia anggota komite audit antara 30 tahun

    40 tahun.

    Poor : apabila rata rata usia anggota komite audit dibawah 30tahun.

    Kriteria penilaian rata-rata umur anggota komite audit diatas

    berdasarkan pada Anderson et al. (2004) yang dikembangkan oleh

    Hermawan (2009).

    Untuk setiap nilai good diberi nilai 3, fair diberi nilai 2 dan

    poor diberi nilai 1.

    3.4. Teknik Pengolahan Data

    Data diolah dengan panel. Panel data merupakan gabungan antara

    jenis data time series dan cross section. Ketika kedua informasi

    tersebut tersedia, maka analisis data panel dapat digunakan. Menurut

    Hsiao (1986), keuntungan panel data dibandingkan data jenis cross

    section maupun time series, antara lain dapat memberikan peneliti

    jumlah pengamatan yang besar, meningkatkan degree of freedom, data

    memiliki variabilitas yang besar dan mengurangi kolinieritas antara

  • 7/30/2019 SIPE_07

    21/41

    21

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    variabel penjelas, di mana dapat menghasilkan estimasi ekonometri

    yang efisien. Terhadap model penelitian dilakukan pengujian

    heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas agar

    menghasilkan nilai parameter yang BLUE (Best Linear Unbiased

    Estimator).

    4. Analisis data

    4.1 Statistik Deskriptif

    Tabel 4.1 menunjukkan hasil statistik deskriptif. Pada tabel

    dapat dilihat bahwa rata rata nilai akural diskresioner berada

    pada angka 6,78%, angka ini berarti menunjukkan secara rata-rata

    terdapat akrual diskresioner sebesar 6.78% dari total asset

    perusahaan tahun sebelumnya. Nilai variabel workload dengan model 1

    (jumlah klien/jumlah partner) menunjukkan menunjukkan rata rata

    44,4 yang artinya rata rata seorang partner menangani 44 klien.

    Workload model 2 (jumlah revenue KAP/jumlah partner KAP) menunjukkan

    rata rata 21,2 yang artinya revenue per masing masing partner

    sekitar 21,2 juta). Workload model 3 (revenue KAP/jumlah pegawai

    KAP) menunjukkan rata rata 20,1, Sedangkan Variabel workload

    dengan model 4 (jumlah klien/jumlah pegawai KAP) menunjukkan rata

    rata 1,989, yang artinya setiap klien ditangani oleh sekitar 2 orang

    pegawai (staf).

  • 7/30/2019 SIPE_07

    22/41

    22

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Variabel spesialisasi auditor dalam tabel diatas menunjukkan

    nilai rata rata 0,5263, artinya 56 % dari sampel diaudit oleh KAP

    yag spesialis. Skor Variabel kualitas komite audit dalam tabel

    diatas menunjukkan nilai rata rata 19,9, dimana nilai maksimum 28,

    minimum 12. Angka ini menunjukkan bahwa skor kualitas komite audit

    masih rendah karena lebih mendekati nilai minimum.

    4.2. Pemilihan Metode Estimasi

    Dalam melakukan pemilihan metode estimasi dilakukan uji

    Hausmann Test untuk melihat apakah model penilitian menggunakan

    metode Fixed Effect atau metode Random. dengan menggunakan E-Views

    6.1. Tabel 4.2 sampai 4.6 yang menunjukkan hasil perhitungan

    Hausmann test diantara keempat model workload yang digunakan.

    Berdasarkan hasil perhitungan uji Hausmann Test diatas, dapat kita

    lihat bahwa dari keempat model workload yang memiliki nilai

    probabilita diatas 5% adalah model workload 1, model workload 2, dan

    model workload 4. Sehingga dapat diambil kesimpulan, ketiga model

    workload tersebut berada pada uji Hausmann > 0,05 maka menerima Ho,

    yang berarti semua model workload menggunakan metode random effect

    dalam melakukan pengujiannya. Semetara itu untuk model workload 3

    berada pada nilai probabilita dibawah 5%, dapat diambil kesimpulan

    bahwasanya model workload 3 berdasarkan uji Hausmaan < 0,05, berarti

    menolak Ho. Sehingga model workload 3 menggunakan metode fixed

    effect.

  • 7/30/2019 SIPE_07

    23/41

    23

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    4.3. Pengujian Asumsi

    1 Uji Heteroskedastisitas

    Hasil pengujian heterokedastisitas setelah dilakukannya uji Random

    Crossection Weight pada model Random Effect dan Fixed Effect dapat

    dilihat pada tabel 4.7 sampai 4.10 pada lampiran. Dari data output

    diatas, model workload 1 dan model 3 tidak terdapat gejala

    heteroskedastisitas karena nilai Prob yang signifikan.

    2 Uji Autokorelasi

    Dari tabel 4.7 sampai 4.10, model workload 1,2,4 tidak

    mengalami masalah autokorelasi karena nilai DW-stat < 2,5. Pada

    model workload3 dengan nilai DW-stat sebesar 2,697, berada pada DW-

    stat > 2,5. Namun pada model workload 3 menggunakan metode fixed

    effect, maka seperti dikatakan oleh Nachrowi dalam bukunya bahwa

    metode ini tidak perlu mengasumsikan karena komponen error tidak

    berkorelasi dengan variabel bebas yang mungkin sulit dipenuhi. Maka

    uji mengenai autokorelasi (autocorrelation) dapat diabaikan.

    3 Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat

    hubungan yang kuat antara variabel independen. Model penelitian yang

    baik seharusnya tidak mengalami masalah multikolinearitas. Untuk

    menguji multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai VIF. Jika VIF

    kurang dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Nilai VIF

  • 7/30/2019 SIPE_07

    24/41

    24

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    model workload 1 sampai 4 dapat dilihat dalam tabel 4.13. Pada model

    workload 2 terdapat hasil VIF lebih dari 10 maka pada model workload

    2 masih terdapat gejala multikolinearitas. Pada model workload 1,

    model workload 3 dan model workload 4, semua variabel variabelnya

    berada pada nilai VIF kurang dari 10. Sehingga model tersebut dapat

    dikatakan tidak mengandung multikolinearitas.

    4.4 Pengujian Hipotesis

    4.4.1. Hasil Pengujian Model Workload 1

    Berdasarkan hasil pengujian pada data tabel 4.11, dapat

    dilihat bahwa variabel yang berpengaruh secara signikan terhadap

    kualitas audit adalah workload, spesialisasi auditor dan varibel

    moderasi kualitas komite audit terhadap workload.

    Workload berpengaruh positif terhadap akural diskresioner.

    Karena nilai akural diskresioner berbanding terbalik dengan kualitas

    audit, maka wokload mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas

    audit. Semakin besar workloadyang dialami auditor akan menyebabkan

    menurunnya kualitas audit yang dihasilkan. Hasil ini sesuai dengan

    hipotesis penelitian. Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian

    sebelumnya yang dilakukan oleh Hansen et al (2007) menyatakan jika

    auditor mengalami workload (Audit Capacity Stress) yang berlebih

    akibat pergantian klien akan berdampak pada menurunya kualitas

    audit.

  • 7/30/2019 SIPE_07

    25/41

    25

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Variabel spesialisasi auditor berhubungan negatif dengan nilai

    akrual diskresioner. Karena akrual diskresioner bersifat berbanding

    terbalik dengan kualitas audit, maka spesialisasi akan berpengaruh

    positif terhadap kualitas audit. Hasil ini sejalan dengan penelitian

    sebelumnya, yaitu Mayangsari (2003) hasil penelitiannya menunjukkan

    bahwa spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap integritas

    laporan keuangan dan OKeefe (1994) juga berpendapat bahwaauditor

    industry specialization berhubungan positif dengan kualitas audit

    diukur dengan penilaian kepatuhan auditor terhadap GAAS.

    Kualitas komite audit secara langsung tidak berpengaruh

    terhadap kualitas audit perusahaan. Namun kualitas komite audit

    secara tidak langsung berpengaruh terhadap hubungan antara workload

    dengan kualitas audit. Koefisien negatif menandakan bahwa kualitas

    komite audit dapat memperlemah hubungan negatif antara pengaruh

    workload dengan kualitas audit. Namun kualitas komite audit tidak

    terbukti memoderasi hubungan antara spesialisasi dengan kualitas

    audit. Variabel variabel kontrol dalam model ini tidak

    berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit perusahaan.

    4.4.2. Hasil Pengujian Model Workload 2

    Hasil data dibawah telah melalui berbagai tes pengujian dalam

    data E-Views dengan menggunakan Crossection Weight pada metode

    Random Effect, Fixed Effect dan data yang digunakan telah dilakukan

    Centering, sehingga data yang dihasilkan telah terhidar dari masalah

  • 7/30/2019 SIPE_07

    26/41

    26

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    heteroskedasitas. Namun ternyata model 2 tidak menghasilkan model

    yang signifikan (lihat tabel 4.12).

    4.4.3 Hasil Pengujian Model Workload 3

    Padatabel 4.13 dapat dilihat bahwa variabel yang berpengaruh

    secara signikan terhadap kualitas audit adalah workload,

    spesialisasi auditor, komite audit, varibel moderasi kualitas komite

    audit terhadap workload, risk, dan size. Hasil pada model 3 ini

    sama dengan hasil model 1 ditambah dengan signifikannya pengaruh

    langsung kualitas komite audit terhadap kualitas audit.

    4.4.4 Hasil Pengujian Model Workload 4

    Tabel 4.14 yang menunjukkan hasil uji dengan model workload ke

    4. Karena nilai Prob(F-statistic) sebesar 0,9386484 > = 10%,

    berarti hipotesis ditolak. Model ini tidak dapat dijadikan sebagai

    hasil pengujian hipotesis.

    5. Implikasi dan Kesimpulan

    Dari keempat model workload diatas dapat dilihat bahwa

    workload model 1 dan model 3 merupakan model yang baik dibandingkan

    dengan model wokload 2 dan 4 dalam menjelaskan nilai akrual

    diskresioner (kualitas audit). Antara model 1 dan 3, model 3

    merupakan model yang terbaik dalam menjelaskan variabel variabel

    dependennya. Hal ini dilihat dari banyak variabel yang memberikan

  • 7/30/2019 SIPE_07

    27/41

    27

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    pengaruh yang signifikan tehadap kualitas audit perusahaan dan dari

    nilai R2 sebesar 0,55 dibandingkan dengan model 1 yang hanya 0,03.

    Dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah klien terhadap jumlah partner

    dapat digunakan sebagai ppengukur tingkat workload. Namun yang lebih

    baik lagi dalam mengukur tingkat workload adalah rasio jumlah

    revenue dengan jumlah pegawai.

    Pada model 1, variabel yang signifikan mempengaruhi kualitas

    audit adalah workload, spesialisasi dan moderasi komite audit. Pada

    model 3, komite audit juga berpengaruh langsung terhadap kualitas

    audit. Arah hubungan sesuai dengan hipotesis yaitu workload

    berhubungan negatif dengan kualitas audit, spesialisasi dan komite

    audit berhubungan positif dengan kualitas audit. Selain itu komite

    audit ditemukan dapat mengurangi hubungan negatif antara workload

    dengan kualitas audit. Namun penelitian ini belum menemukan bukti

    bahwa komite audit dapat meningkatkan hubungan positif antara

    spesialisasi dengan kualitas audit.

    Hasil penelitian ini menemukan bahwa workload yang dihadapi

    oleh auditor dapat menurunkan kualitas audit. Oleh karena itu KAP

    harus memperhatikan beban kerja dari seorang auditor. Pemerintah

    perlu mempertimbangkan untuk mulai mengatur workload pada setiap

    KAP. Selain itu peran komite audit juga perlu ditingkatkan karena

    terbukti dapat mengurangi hubungan negative antara workload dan

    kualitas audit.

  • 7/30/2019 SIPE_07

    28/41

    28

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Keterbatasan

    Keterbatasan penelitian ini antara lain adalah bahwa penelitian

    ini hanya menggunakan salah satu pegukuran kualitas laba yaitu

    akural diskresioner model Kaznik untuk mengukur kualitas audit.

    Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran akrual

    diskresioner lainnya seperti model Kothari, Jones, Modified Jones,

    Zhang dan berbagai pengukuran kualitas audit lainnya misalnya hasil

    per review, ketaatan pada SPAP dan lain lain. Rentang waktu

    penelitian hanya 3 tahun (2006 2008), penelitian selanjutnya dapat

    memperpanjang periode pengamatan. Penelitian ini hanya mamasukkan

    variabel workload dan spesialisasi auditor sbagai faktor yang

    mempengaruhi kualitas audit. Penelitian selanjutnya dapat menambah

    variabel independen lain yang memperngaruhi kualitas audit seperti

    rotasi audit, tenure audit, dan lain lain.

    Daftar referensi

    Abdolmohammadi, M. dan A. Wright. 1987. An Examination of The

    Effects of Experience and Task Complexity on Audit Judgments.The Accounting Review. Januari. p. 1-13.

    Adityasih. T (2010). Analisis Pengaruh Profesi, Pengalaman Auditor,Jumlah Klien dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap KualitasAudit. Tesis MAKSI Universitas Indonesia.

    Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh KantorAkuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas EkonomiUniversitas Trisakti.

  • 7/30/2019 SIPE_07

    29/41

    29

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Arens, Alvin A.Loebecke, James K. 2000. Auditing an integratedapproach , Ed. 8. New Jersey: Prentice Hall.

    Anderson, K.L., Deli. D.N. and Gillan S.T. (2003) Board of

    Director, Audit Committees and The Information Content ofEarnings, Working Papers, September.

    Antle, R. dan Nalebuff, B., Conservatism and auditor-Cliennegotiations, Journal of Accounting Research 29, 1991, hal31-54.

    Balsam, S., J. Krishnan, and J. Yang. 2003. Auditor industryspecialization and earnings quality. AUDITING: A Journal ofPractice and Theory22: 71-97.

    Boediono, Gideon SB., (2005). Kualitas Laba: Studi PengaruhMekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan

    Menggunakan Analisis Jalur. Paper presented at SimposiumNasional Akuntansi 8, Solo.

    Bradbury, M. E., Mak, Y. T. dan Tan, S. M., Board Characteristics,

    Audit Committee Characteristics and Abnormal Accruals,

    Working Paper, Unitec New Zealand dan National University ofSingapore, 2004.

    Carcello, J.V., dan T.L. Neal. (2000). Audit committee compositionand auditor reporting. The Accounting Review 75: 453-467.

    Carcello., Naggy.(2004). Client Size Effects and The Association

    Between Auditor Specialization and Fraudulent FinancialReporting., Accounting and Business Research Vol. 29, pp. 1-33.

    Collier, P. And Zaman, S.W. (2005). Convergence in European

    Corporate Governance: the audit committee concept. CorporateGovernance: An International Review , 13, 753-768.

    Craswell,Allen T., Stephen.L.Taylor.1995. Auditor Brand NameReputations and Industry Specialization. Journal Of Accountingand Economic 11 : 143 182.

    Davis-Friday, P., L.L. Eng and C. Liu, The Effects of the AsianCrisis, Corporate Governance and Accounting System on theValuation of Book Value and Earnings, The InternationalJournal of Accounting 41(1) (2006), pp. 2240.

    http://lib.ugm.ac.id/exec.php?app=simpus&act=search&lokasi=19&kriteria=pengarang&kunci=Arens%2C+Alvin+A.http://lib.ugm.ac.id/exec.php?app=simpus&act=search&lokasi=19&kriteria=pengarang&kunci=Loebecke%2C+James+K.http://lib.ugm.ac.id/exec.php?app=simpus&act=search&lokasi=19&kriteria=pengarang&kunci=Loebecke%2C+James+K.http://lib.ugm.ac.id/exec.php?app=simpus&act=search&lokasi=19&kriteria=pengarang&kunci=Arens%2C+Alvin+A.
  • 7/30/2019 SIPE_07

    30/41

    30

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    DeAngelo, L. E. 1981a. Auditor size and audit quality. Journal ofAccounting and Economics 3 (1): 167-175.

    Dechow, P.M.; R. G. Sloan; and A. P. Sweeney. "Detecting EarningsManagement." The Accounting Review (April 1995): 193-225.

    Deis, D.R. dan G.A. Groux. 1992. Determinants of Audit Quality inThe Public Sector. The Accounting Review. Juli. p. 462-479.

    Dennis.M and Sam.M (2005). The Effect of Workload Compression on

    Audit Quality. Doctoral dissertation at the University ofArkansas.

    DeZoort, F. Todd dan Salterio, Steven E. 2001. The Effects of

    Corporate Governance Experience and Financial-Reporting andAudit Knowledge on Audit Committee Members Judgments. Auditing,

    A Journal of Practice & Theory. Vol. 20 (September) hal. 31-45.

    Dhaliwal, Dan, Vic Naiker, and Farshid Navissi (2007). AuditCommittee financial expertise, corporate governance and accrualsquality: an empirical analysis

    Donnely, David P., Jeffrey J. Q, and David O., 2003 AuditorAcceptance of Dysfunctional Audit Behavior : An ExplanatoryModel Using Auditors Personal Characteristics. Journal of

    Behavioral Research In Accounting: vol 15 :87-107

    Felo A., J. Krishnamurthy and S. A. Solieri (2003), Audit committeecharacteristics and the perceived quality of financialreporting: An empirical analysis, Working Paper. Penn State

    Great Valley

    Gujarati, D. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

    Gull, Fung, Jaggi (2009). Earnings quality: Some evidence on therole of auditor tenure and auditors industry expertise.

    Journal Of Accounting and Economic.

    Goldman and Barlev, 1974, The Auditor Firm Conflict of Interest: itsImplication for Independence, The Accounting Review, pp.707-17, October.

    Hajanto, Nung. 1999. Pengendalian Kualitas Audit Untuk Memenuhi

    Harapan Pihak Internal dan Eksternal. Dalam Wahana : Volume 2

  • 7/30/2019 SIPE_07

    31/41

    31

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Hart, S. G., & Staveland, L. E. (1988). Development of NASA-TLX(task load index): Results of empirical and theoreticalresearch. In P. A. Hancock & N. Meshkati (Eds.) Human MentalWorkload. North-Holland: Elsevier Science Publishers (pp. 139-183).

    Handoyo, Stress Pada Masyarakat Surabaya Jurnal Insan Medik

    psikologi 3 : 61-74. Fakultas Psikologi UniversitasAirlangga,2001.

    Hansen C. S, Kumar K.R and Sullivan M.W.,2007 Auditor CapacityStress and Audit Quality: Market-Based Evidence from

    Andersens Indictment Journal of Accounting and Economics :

    10-49.

    Hermawan, Ancella A (2009) Pengaruh efektivitas Dewan Komisaris danKomite Audit, Kepemilikan oleh keluarga dan peran monitoringBank terhadap Kandungan Informasi Laba. Unpublished

    Disertation FEUI, Graduate Program in Accounting, UniversitasIndoenesia.

    Hiro Tugiman. 1995. Akuntansi Untuk Badan Usaha Koperasi; KANISIUS.

    Bandung.

    Jenkins, David S., Kane, Gregory D., Velury, Uma. (2006), Earnings

    Quality Decline and the Effect of Industry Specialist Auditors:an Analysis of The Late 1990s, Journal of Accounting and public

    policy 25, pp 71-90.

    Jensen, M., and W. Meckling.1976. Theory of the firm: managerialbehaviour, agency costs, and ownership structure. Journal ofFinancial Economics 3 (4): 305-360.

    Josoprijonggo, Maya D. 2005. Pengaruh Batasan Waktu Audit Terhadap

    Kualitas Audit dan Kepuasan Kerja Auditor. Disertasi. Salatiga: Fakultas Ekonomi Satya Wacana.

    Kalbers, L.P. 1992. An Examination of The Relationship Between AuditCommitees and External Auditor The Ohio CPA Journal (Desember)19-27.

    Kartika Widhi, Frianty . 2006. Pengaruh faktor-faktor keahlian danindependensi auditor terhadap kualitas audit (Studi

    Empiris:KAP di Jakarta). Semarang. Skripsi S1: UniversitasDiponegoro.(Tidak dipublikasikan)

  • 7/30/2019 SIPE_07

    32/41

    32

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Kaznik, R. (1999) , On the Association between Voluntary Disclosure

    and Earnings Management, Journal of Accounting Research 37,57 81.

    Kelley, T., and L. Margheim, The Impact of Time Budget Pressure,

    Personality, and Leadership Variables on Dysfunctional AuditorBehavior, Auditing: A Journal of Practice and Theory, pp. 21-42, Spring 1990.

    Klien, A., 2002, Audit Committee, Board of Director Caracteristics

    and Earnings Management, Journal Accounting and Economics(33), hal. 375-400.

    Krisnamoorthy, Ganesh., Arnie, Wright and Jeffrey Cohen. 2002. AuditCommittee Effectiveness and Financial Reporting Quality:Implications for Auditor Independence. Australia AccountingReview. Vol 12/3, pp 3-13.

    Kusharyanti. 2003. Temuan penelitian mengenai kualitas audit dankemungkinan topik penelitian di masa datang. Jurnal Akuntansidan Manajemen(Desember). Hal.25-60

    Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Kep-29/PM/2004 Tentang Pembentukandan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

    Leila G. Stress dan Kepuasan Kerja, Fakultas Kedokteran Program

    Studi Psikologi USU, USU Digital Library, 2002.

    Lennox S. Clive, 1999, Audit Quality & Auditor Size: An Evaluationof Reputation and Deep Pockets Hypotheses. Journal ofBusiness Finance & Accounting, 26(7) & (8). Sept/Oct.

    Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensiterhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperiman. Jurnal Riset

    Akuntansi Indonesia. Vol. 6. No. 1. Januari. p. 1- 22.

    McMullen, D. A. dan Raghunandan, K., Enhancing Audit Committee

    Effectiveness, Journal of Accounting, Agustus 1996.

    Meutia, Intan. 2004. Independensi auditor terhadap Manajemen LabaUntuk Kap Big 5 dan non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi

    Indonesia Vol. 2 No. 1 (Januari). P. 37-52

    Moizer, P., Turley. W. S. and Walker, D. (1986). Reliance on OtherAuditors, a UK Study. Accounting and Business Research,Vol 16,No 64, Autumn, pp. 343-352.

  • 7/30/2019 SIPE_07

    33/41

    33

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Nachrowi, D. dan Usman, Hardius. (2006) Pendekatan Populer PraktisEkonometrika untuk analisis ekonomi dan keuangan. LembagaPenerbit FEUI

    Nichols, D and Price, K. 1976, The Auditor-Firm Conflict: AnAnalysis Using Concepts of Exchange Theory, The Accounting

    Review, pp. 335-346.

    OKeefe, Simunic & Stein (1994). The production of audit services:

    evidence from a major public accounting firm. Journal ofAccounting Research 32:2, 241261.

    Pagalung, Gagaring. 2006. Earnings Equity : Determinant Factors andEconomic Consequences. Simposiun Nasional Akuntansi IX,Padang.

    Rini Widiastuti 2002. Pengaruh Model Mekanik, Ukuran Perusahaan, danRasio Ungkitan pada Ketepatan Prakiraan Laba, SimposiumNasional Akuntansi5, Semarang

    Scott, W. R. 2006. Financial Accounting Theory. Second Edition.Ontario: Prentice Hall Canada Inc. (Chapter: 11 Earnings

    Management)

    Shockley,R.A,1982, Perceptions of Audit Independence: A ConceptualModel. Journal of Accounting, Auditing & Finance 5 (Winter)

    Sutton, B. (1993). The rationale for qualitative research: A reviewof principles and theoretical foundations. Library Quarterly,63(4), 411-430.

    Siregar, Fitriany, Wibowo dan Anggraita. Laporan Hibah Fakultas2009. FEUI

    Veronica, Sylvia (2005) Pengaruh struktur kepemilikan, ukuranperusahaan, dan praktek corporate governance terhadappengelolaan laba (Earning Management) dan kekeliruan nilaipasar. Unpublished Disertation FEUI, Graduate Program in

    Accounting, Universitas Indoenesia.

    Wallace, P. & Zinkin, J. (2005). Mastering Business in AsiaCorporate Governance. John Wiley & Sons, Inc.

    Wardhani, Ratna. 2009 Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia

    dan Hubungannya dengan Karakteristik Dewan sebagai Salah Satu

    http://www.journals.uchicago.edu/LQ/home.htmlhttp://www.journals.uchicago.edu/LQ/home.html
  • 7/30/2019 SIPE_07

    34/41

    34

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Mekanisme Corporate Governance. Penelitian Departemen AkuntansiFEUI

    Widagdo, R, S. Lesmana, dan S.A. Irwandi. 2002. Analisis PengaruhAtribut-atribut Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien (StudiEmpiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).SNA 5 Semarang. p. 560-574.

    Lampiran

    Tabel 4.1

    Statistik Deskriptif

    Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis

    Jarque-

    Bera Probability Observations

    Cross

    sections

    ABSDAC? 0.0678 0.04987 0.55511 3.00E-05 0.068648 3.102551 19.79345 3806.213 0 285 95

    WL_CLNP? 44.49699 37.61538 199 0.625 24.06593 1.456961 8.181176 419.6093 0 285 95

    WL_REVP? 21.31635 21.50327 24.09581 15.82205 2.14069 -0.096094 1.754918 18.84758 0.000081 285 95

    WL_REVEMP? 20.19879 19.77219 24.08424 16.76245 1.888039 0.227376 2.155062 10.93355 0.004225 285 95

    WL_CLNEMP? 1.989736 1.463816 11.7 0.061856 1.174082 2.942274 22.31321 4840.581 0 285 95

    SPEC? 0.526316 1 1 0 0.500185 -0.105409 1.011111 47.50147 0 285 95

    KMTE?19.94089 20 28 12 3.965383 -0.371698 2.495037 9.590566 0.008269 285 95

    KMTEWL_CLNP? 882.0164 810 3184 13.75 490.4807 1.177484 5.024729 114.5391 0 285 95

    KMTEWL_REVP? 424.7167 430.4305 650.5868 206.1014 94.23219 0.025352 2.577341 2.151885 0.340976 285 95

    KMTEWL_REVEMP? 403.6697 399.1103 626.1902 204.9203 93.23733 0.038137 2.524366 2.755542 0.25214 285 95

    KMTEWL_CLNEMP? 39.22758 30.53873 193.7419 0.742268 23.59936 2.274896 13.33292 1513.705 0 285 95

    KMTESPEC? 10.99088 13 28 0 10.83014 0.08278 1.19823 38.87618 0 285 95

    BIG4? 0.561404 1 1 0 0.497088 -0.247487 1.06125 47.54455 0 285 95

    RISK? 0.587076 0.58495 2.878379 0.054582 0.332562 3.191657 18.92756 3496.401 0 285 95

    GROWTH? 1.634947 0.95 21.26 -7.72 2.679929 4.163154 28.00012 8245.208 0 285 95

    SIZE? 20.53612 20.66688 25.23694 11.52288 2.153716 -1.483972 7.726775 369.9192 0 285 95

    Keterangan :

    ABSDAC = nilai akural diskresioner dengan model Kaznik;WL_CLNP = workloadmodel 1 dengan rumus jumlah klien/jumlah partner;WL_REVP = workload model2 dengan rumus jumlah revenue KAP/jumlah partner KAP;,WL_REVEMP =workload model 3 dengan rumus jumlah revenue KAP/jumlah pegawai KAP;;

    WL_CLNEMP: workload model 4 dengan rumus jumlah klien/jumlah pegawaiKAP;KMTE = kualitas komite audit; BIG4: variable dummy, 1: perusahaandiaudit KAP Big 4. 0:lainnya ; RISK= variable rasio leverange perusahaan;GROWTH = tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan; SIZE: ukuran perusahaan

  • 7/30/2019 SIPE_07

    35/41

    35

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Tabel 4.2

    Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 1

    Correlated Random Effects - Hausman Test

    Pool: DATA_POOL

    Test cross-section random effects

    Test SummaryChi-Sq.

    StatisticChi-Sq.

    d.f. Prob.

    Cross-section random 8.526171 9 0.4821

    Table 4.3

    Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 2

    Correlated Random Effects - Hausman Test

    Pool: DATA_POOL

    Test cross-section random effects

    Test SummaryChi-Sq.

    StatisticChi-Sq.

    d.f. Prob.

    Cross-section random 14.396397 9 0.1089

    Table 4.4

    Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 3

    Correlated Random Effects - Hausman Test

    Pool: DATA_POOL

    Test cross-section random effects

    Test SummaryChi-Sq.

    StatisticChi-Sq.

    d.f. Prob.

    Cross-section random 18.177772 9 0.0332

    Table 4.5

    Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 4

    Correlated Random Effects - Hausman Test

    Pool: DATA_POOL

  • 7/30/2019 SIPE_07

    36/41

    36

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Test cross-section random effects

    Test SummaryChi-Sq.

    StatisticChi-Sq.

    d.f. Prob.

    Cross-section random 9.933449 9 0.3559

    Table 4.6Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi

    Model Workload 1

    Weighted statistics

    R-squared 0.066614 Mean dependent var 0.060918

    Adjusted R-squared 0.036066 S.D. dependent var 0.06616

    S.E. of regression 0.064956 Sum squared resid 1.160286

    F-statistic 2.180677 Durbin-Watson stat 1.758422

    Prob(F-statistic) 0.023573

    Table 4.7Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi

    Model Workload 2

    Weighted Statistics

    R-squared 0.031003 Mean dependent var 0.060539

    Adjusted R-squared -0.00071 S.D. dependent var 0.066028

    S.E. of regression 0.066051 Sum squared resid 1.199762

    F-statistic 0.977636 Durbin-Watson stat 1.783939

    Prob(F-statistic) 0.458726

    Table 4.8Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi

    Model Workload 3

    Weighted Statistics

    R-squared 0.715019 Mean dependent var 0.110788

    Adjusted R-squared 0.552848 S.D. dependent var 0.100441

    S.E. of regression 0.062415 Sum squared resid 0.705111

    F-statistic 4.409037 Durbin-Watson stat 2.697569

    Prob(F-statistic) 0.000000

    Table 4.9Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi

  • 7/30/2019 SIPE_07

    37/41

    37

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Model Workload 4

    Weighted statistics

    R-squared 0.012652 Mean dependent var 0.061185

    Adjusted R-squared -0.01966 S.D. dependent var 0.066253

    S.E. of regression 0.066901 Sum squared resid 1.230831

    F-statistic 0.391549 Durbin-Watson stat 1.780769

    Prob(F-statistic) 0.938684

    Table 4.10Nilai Tolerance Statistic dan VIF

    Model Workload 1 Model Workload 2CollinearityStatistics

    CollinearityStatistics

    Variabel Tolerance VIF Variabel Tolerance VIF

    wl_clnp 0.962 1.039 wl_revp 0.732 1.366Spec 0.565 1.771 Spec 0.571 1.752kmte 0.375 2.67 Kmte 0.009 110.378kmtewl_clnp 0.983 1.018 kmtewl_revp 0.008 119.406Kmtespec 0.411 2.434 Kmtespec 0.339 2.954big4

    0.6 1.667big4

    0.523 1.912risk

    0.896 1.116

    Risk

    0.896 1.116growth0.873 1.146

    growth0.847 1.181

    size0.878 1.139

    Size0.874 1.144

  • 7/30/2019 SIPE_07

    38/41

    38

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Model Workload 3 Model Workload 3CollinearityStatistics

    CollinearityStatistics

    Variabel Tolerance VIF Variabel Tolerance VIF

    wl_revemp0.803 1.245

    wl_clnemp0.889 1.125

    Spec0.565 1.77

    Spec0.567 1.762

    kmte0.255 3.924

    Kmte0.342 2.928

    kmtewl_revemp

    0.467 2.14

    kmtewl_clnemp

    0.769 1.301Kmtespec0.41 2.438

    Kmtespec0.34 2.94

    big40.557 1.794

    big40.603 1.658

    risk0.893 1.119

    Risk0.886 1.129

    growth0.872 1.147

    growth0.858 1.166

    size0.874 1.144

    Size0.88 1.137

    Table 4.11

    Model Workload 1

    Variable Coefficient

    Std.

    Error

    t-

    Statistic

    Prob. (Two

    tail)

    Prob.

    (OneTail)

    C 0.028101 0.04007 0.701347 0.4837 0.24185

    WL_CLNP? 0.000526 0.00019 2.728467 0.0068 0.0034***

    SPEC? -0.01747 0.01214 -1.438733 0.1514 0.0757**

    KMTE? 0.000877 0.00192 0.45615 0.6486 0.3243

    KMTEWL_CLNP? -7.68E-053.09E-

    05 -2.488749 0.0134 0.0067***

    KMTESPEC? -0.00061 0.00218 -0.279842 0.7798 0.3899

    BIG4? 0.015596 0.01263 1.235261 0.2178 0.1089

    RISK? 0.015802 0.01313 1.20356 0.2298 0.1149

    GROWTH? -0.00047 0.00118 -0.398583 0.6905 0.34525

    SIZE? 0.000434 0.00173 0.250652 0.8023 0.40115Weighted Statistics

    R-squared 0.066614Mean dependent

    var 0.060918Adjusted R-squared 0.036066

    S.D. dependentvar 0.06616

    S.E. ofregression 0.064956

    Sum squaredresid 1.160286

    F-statistic 2.180677Durbin-Watson

    stat 1.758422

    Prob(F-statistic) 0.023573

  • 7/30/2019 SIPE_07

    39/41

    39

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Tabel 4.12

    Model Workload 2

    Variable CoefficientStd.Error

    t-Statistic

    Prob. (Twotail)

    Prob.(OneTail)

    C 0.158699 0.05843 2.716164 0.007 0.0035

    WL_REVP? -0.00531 0.00224 -2.365241 0.0187 0.00935***

    SPEC? -0.01174 0.01155 -1.016386 0.3103 0.15515

    KMTE? -0.00272 0.01088 -0.249901 0.8029 0.40145

    KMTEWL_REVP? 0.000142 0.00056 0.254831 0.799 0.3995

    KMTESPEC? -0.00082 0.00277 -0.297722 0.7661 0.38305

    BIG4? 0.021136 0.01261 1.676561 0.0948 0.0474**

    RISK? 0.011468 0.01424 0.80552 0.4212 0.2106

    GROWTH? -7.94E-05 0.00138 -0.057723 0.954 0.477

    SIZE? 0.000507 0.00181 0.279812 0.7798 0.3899

    Weighted Statistics

    R-squared 0.031003 Mean dependent 0.060539

    Adjusted R-squared -0.00071

    S.D. dependentvar 0.066028

    S.E. ofregression 0.066051

    Sum squaredresid 1.199762

    F-statistic 0.977636Durbin-Watson

    stat 1.783939

    Prob(F-statistic) 0.458726

    Prob(F-statistic) 0.458726

  • 7/30/2019 SIPE_07

    40/41

    40

    Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Banda Aceh, 21-22 Juli 2011

    Tabel 4.13

    Model Workload 3

    Variable CoefficientStd.Error

    t-Statistic

    Prob. (Twotail)

    Prob.(OneTail)

    C -0.10739 0.03765 -2.852429 0.0048 0.0024

    WL_REVEMP? 0.004379 0.00093 4.689946 0.0000 0.0000***

    SPEC? -0.01122 0.0064 -1.751698 0.0815 0.04075**KMTE? 0.003166 0.00145 2.181177 0.0305 0.01525**

    KMTEWL_REVEMP? -0.0002 5.21E-05 -3.80402 0.0002 0.0001***

    KMTESPEC? -0.00105 0.00129 -0.819755 0.4134 0.2067

    BIG4? -0.01664 0.01506 -1.105396 0.2705 0.13525

    RISK? 0.062195 0.0222 2.801154 0.0056 0.0028***

    GROWTH? 0.001321 0.00179 0.738118 0.4614 0.2307

    SIZE? 0.003129 0.00116 2.709098 0.0074 0.0037***

    Weighted Statistics

    R-squared 0.715019Mean dependent

    var 0.110788

    Adjusted R-squared 0.552848

    S.D. dependent

    var 0.100441

    S.E. of regression 0.062415Sum squared

    resid 0.705111

    F-statistic 4.409037Durbin-Watson

    stat 2.697569

    Prob(F-statistic) 0.000000

    Tabel 4.14

    Model Workload 4

    Variable CoefficientStd.Error

    t-Statistic

    Prob. (Twotail)

    Prob.(OneTail)

    C 0.057171 0.04121 1.387207 0.1665 0.08325

    WL_CLNEMP? 0.001473 0.00335 0.440423 0.66 0.33

    SPEC? -0.01247 0.01175 -1.061726 0.2893 0.14465

    KMTE? 0.000902 0.00224 0.403751 0.6867 0.34335

    KMTEWL_CLNEMP? 6.35E-05 9.55E-05 0.664964 0.5066 0.2533

    KMTESPEC? -0.00071 0.00271 -0.26113 0.7942 0.3971

    BIG4? 0.012202 0.01238 0.985344 0.3253 0.16265

    RISK? 0.01174 0.01416 0.829427 0.4076 0.2038

    GROWTH? -0.00048 0.00128 -0.374566 0.7083 0.35415

  • 7/30/2019 SIPE_07

    41/41

    41

    SIZE? 4.82E-05 0.00181 0.026572 0.9788 0.4894

    Weighted Statistics

    R-squared 0.012652Mean dependent

    var 0.061185

    Adjusted R-squared -0.01966S.D. dependent

    var 0.066253

    S.E. of regression 0.066901Sum squared

    resid 1.230831

    F-statistic 0.391549Durbin-Watson

    stat 1.780769

    Prob(F-statistic) 0.938684