Upload
downloadreferensi
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/30/2019 SIPE_07
1/41
1
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
PENGARUH WORKLOAD DAN SPESIALISASI AUDITOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
Liswan Setiawan W,Fitriany
Abstract
This research aims to find empirical evidence about the effectof workload and specialization of auditors on audit quality with thequality of the audit committee as a moderating variable. In thisresearch, the audit quality proxies with accrual discretionary andquality of the audit committee judged on a score derived from therole, activities and responsibilities of audit committees. Samplestaken in this research are firms listed non-financial industries inIndonesia Stock Exchange period 2006 until 2008. Data processed bythe panel data with Eviews 6.
The results of this research indicate that the workload has anegative effect on audit quality. Audit specialization and auditcommittee have a positive effect on audit quality. Audit committeeproved to be a moderating variable that can reduce the negativerelationship between workload and audit quality. Therefore,Accounting Firm must consider the workload of their auditor.Governments also need to consider rules on workload in an accountingfirm to maintain audit quality. The role of audit committees alsoneed to be increased because it proved can reduce the negativerelationship between workload and audit quality.
Keywords: Audit Quality, Workload, Auditor Specialization, AuditCommittee.
7/30/2019 SIPE_07
2/41
2
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
1. Pendahuluan
Berdasarkan Laporan KAP ke Departemen Keuangan tahun
2009, rasio antara jumlah klien dan jumlah staf auditor sangat
bervariasi pada setiap KAP. Ada KAP yang memiliki rasio sangat
tinggi dan ada pula yang rendah. Rasio ini menunjukkan tingkat beban
pekerjaan masing-masing staf auditor (workload). Tabel 1 berikut
adalah hasil pengolahan data dari Laporan KAP ke Departemen Keuangan
tahun 2009. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa KAP
yang memiliki rasio jumlah perikatan per-partner yang sangat tinggi.
Pada suatu KAP ada seorang partner yang harus menangani 191 atau 132
perikatan per tahun. Ada juga pada suatu KAP seorang staf harus
mengerjakan 3 perikatan per-tahun seorang diri.
Tabel 1. Rasio Jumlah Perikatan per-partner dan per-staf audit
1 2 3 4 5 6
NAMA KAP
Jumlah perikatan
per-staf
Ranking
(kolom 1)
Jumlah staf
per-partner
Ranking
(kolom 3)
Jumlah perikatan
per-partner
Ranking
(kolom 5)
A 3.2 1 41 7 132 2
B 3.1 2 61 2 191 1
C 2.5 3 34 9 86 4
D 2.4 6 29 11 68 5
E 2.4 4 22 13 54 8
F 2.4 5 20 14 49 11
G 2 7 17 16 33 14
H 1.9 8 17 15 33 15
I 1.5 9 27 12 41 12
J 1.2 10 42 6 49 10
Big-4 K 1.1 12 85 1 90 3
L 1.1 11 56 4 63 6
Big-4 M 1 14 59 3 57 7
7/30/2019 SIPE_07
3/41
3
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Big-4 N 1 13 51 5 53 9
O 1 15 33 10 31 16
Big-4 P 0.9 16 36 8 34 13
Sumber: Soedibyo (2010)
Tingginya workload dapat menyebabkan kelelahan dan munculnya
dysfunctional audit behavior sehingga dapat menurunkan kemampuan
auditor untuk menemukan kesalahan atau melaporkan penyimpangan.
Lopez (2005) menemukan bahwa proses audit yang dilakukan ketika ada
tekanan workloadakan menghasilkan kualitas audit yang lebih rendah
dibandingkan dengan ketika tidak ada tekanan workload. Konsekuensi
yang mungkin timbul dari audit workload adalah turunnya kualitas
audit dan kualitas laba (Hansen et al., 2007). Dengan latar belakang
tersebut, sangat menarik untuk diteliti hubungan tingkat workload
pada masing-masing KAP dan kualitas audit KAP.
Auditor yang memiliki banyak klien, jadwal waktu yang padat
dan ketat dan bekerja dibawah tekanan akan menimbulkan workload
(beban kerja) yang berakibat pada efektivitas dan efisiensi kerja
menurun. Hansen et al. (2007) menyatakan bahwa audit capacity stress
(workload) berkaitan dengan bertambahnya klien baru yang berasal
dari dibubarkannya Anderson setelahterjadinya kasus Enron sehingga
menyebabkan dampak negatif pada kualitas audit. Penelitian mengenai
pengaruh workload terhadap kualitas audit masih sangat jarang
dilakukan di Indonesia.
7/30/2019 SIPE_07
4/41
4
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Kualitas audit juga dipengaruhi oleh spesialisasi auditor.
Auditor yang spesialis memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih
baik mengenai internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan,
dan resiko audit pada industrinya. Solomon et al. (1999) menemukan
bahwa auditor spesialis biasanya lebih sedikit melakukan kesalahan
dibandingkan dengan auditor non spesialis. Balsam & Krishnan (2003)
menemukan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis
memiliki nilai akrual diskresioner yang lebih rendah.
Komite audit juga akan mempengaruhi kualitas audit karena
komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor
proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan
kredibilitas laporan keuangan (Bradbury et al., 2004). Keberadaan
komite audit dalam perusahaan dapat memberikan pengawasan yang lebih
terhadap kinerja manajemen dan memberikan informasi yang akurat dan
tepat terhadap laporan keuangan perusahaan. Adanya komunikasi formal
antara komite audit, auditor internal, dan auditor eksternal akan
menjamin proses audit internal dan eksternal dilakukan dengan baik.
Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah diatas,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh workload dan
spesialisasisi, terhadap kualitas audit. Selain itu juga akan
diteliti apakah kualitas komite audit memperkuat (memperlemah)
pengaruh spesialisasi dan workload terhadap kualitas audit
7/30/2019 SIPE_07
5/41
5
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pimpinan Kantor Akuntan Publik untuk menjaga tingkat workload dan
spesialisasi auditor. Bagi regulator, penelitian diharapkan dapat
dijadikan bahan pertimbangan perlu tidaknya mengatur workload pada
suatu KAP dalam rangka menjaga kualitas audit pada suatu KAP.
2.LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Pengaruh Beban Kerja (Workload) terhadap Kualitas Audit
Workloadmenunjukkan loadpekerjaan yang dihadapi oleh seorang
auditor. Workload dapat dilihat dari jumlah klien yang harus
ditangani oleh seorang auditor atau terbatasnya waktu yang tersedia
untuk melaksanakan proses audit. Lopez (2005) mendefinisikan
workload sebagai busy season yang terjadi pada kuartal pertama
awal tahun karena banyak perusahaan memiliki fiscal years yang
berakhir pada bulan Desember. Kelelahan dan ketatnya time budgets
dapat menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan atau
melaporkan penyimpangan. Lopez (2005) menemukan bahwa proses audit
yang dilakukan ketika ada tekanan workload akan menghasilkan
kualitas audit yang lebih rendah dibandingkan dengan ketika tidak
ada tekanan workload.
Konsisten dengan pernyataan di atas, experimental studies telah
membuktikan bahwa budget constraints (terbatasnya waktu audit) dapat
mendorong auditor untuk melaksanakan audit yang berkualitas rendah
7/30/2019 SIPE_07
6/41
6
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
(Alderman dan Dietrick, 1982; Kelley and Margheim, 1990; Ragunathan,
1991; Sweeney and Summers, 2002; Coram et al., 2004).
Pada penelitian lain, workload diistilahkan sebagai audit
capacity stress yaitu tekanan yang dihadapi oleh auditor sehubungan
dengan banyaknya klien audit yang harus ditanganinya. Penelitian
Hansen et al. (2007) yang dilakukan di USA menyatakan bahwa audit
capacity stress juga berkaitan dengan bertambahnya klien baru yang
berasal dari dibubarkannya KAP Anderson setelah terjadinya kasus
Enron. Blouin et al. (2005) dan NyBerg (2005) juga menyatakan hal
yang serupa berkaitan dengan bubarnya KAP Anderson. Konsekuensi yang
mungkin timbul dari audit capacity strees adalah turunnya kualitas
audit sehingga juga akan berdampak pada menurunnya kualitas laba
(Hansen et al., 2007). Di Amerika, setelah terjadi kasus Enron dan
dibubarkannya KAP Anderson, beberapa KAP mendapat tambahan pekerjaan
dari klien KAP Anderson.
Kelelahan dan ketatnya time budgets dapat menurunkan kemampuan
auditor untuk menemukan kesalahan atau melaporkan penyimpangan yang
dilakukan klien. Lopez (2005) menemukan bahwa proses audit yang
dilakukan ketika ada tekanan workload akan menghasilkan kualitas
audit yang lebih rendah dibandingkan dengan ketika tidak ada tekanan
workload. Ketatnya time budget dapat mendorong auditor untuk
melaksanakan audit yang berkualitas rendah (Alderman dan Dietrick,
7/30/2019 SIPE_07
7/41
7
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
1982; Kelley dan Margheim, 1990; Ragunathan, 1991; Sweeney dan
Summers, 2002; Coram et al., 2004).
Konsekuensi yang mungkin timbul dari adanya workload adalah
turunnya kualitas audit dan juga berdampak pada menurunnya kualitas
laba (Hansen et al., 2007). Penelitian ini ingin melihat apakah
workloadatau audit capacity stress, akan memengaruhi kualias audit.
Diprediksi bahwa jika workloadmeningkat, kualitas audit akan turun.
Hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Beban kerja (Workload) auditor berpengaruh negatif terhadap
kualitas audit.
2.2. Pengaruh Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit
Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama
akan memiliki pengatuhuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai
internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan, dan resiko
audit pada industry tersebut. Spesialisasi auditor dalam industri
tertentu membuat auditor tersebut memiliki kemampuan dan pegetahuan
yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak memiliki
spesialisasi.
Mayangsari (2003) melakukan penelitian pengaruh spesialisasi
industri auditor terhadap integritas laporan keuangan. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa spesialisasi auditor berpengaruh
positif terhadap integritas laporan keuangan. Krishnan (2003)
7/30/2019 SIPE_07
8/41
8
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor yang
spesialis akan menghasilkan nilai akrual diskresioneryang lebih
rendah dibandingkan jika diaudit oleh auditor yang tidak
spesialis. Gul, Fung, & Jaggi (2009) menyatakan bahwa perusahaan
dengan kualitas laba yang tinggi memilih untuk menyewa spesialis
industri agar dapat mempertahankan kualitas laba. Secara keseluruhan
dari penelitian penelitian diatas menyatakan bahwa auditor yang
memiliki spesialisasi dalam industri tertentu lebih memiliki
kemampuan dan pemahaman yang mendalam dalam memahami karakteristik
dan resiko bisnis klien disbanding dengan auditor yang tidak
memiliki spesialisasi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa auditor yang
memiliki spesialisasi lebih mampu dan bisa untuk mendeteksi
kekeliruan dan penyimpangan yang terjadi pada laporan keuangan
klien. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang akan
diuji adalah :
H2: Spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas
audit.
2.3. Pengaruh Kualitas Komite Audit Terhadap Kualitas AuditPerusahaan
Keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan memberikan
pengawasan yang lebih terhadap kinerja manajemen perusahaan dan
memberikan informasi yang akurat dan tepat serta membantu dewan
komasaris dalam menganalis laporan keuangan perusahaan. Menurut
McMullen (1996) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa komite audit
7/30/2019 SIPE_07
9/41
9
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
yang efektif berhubungan dengan lebih sedikit pelaporan kembali laba
kuartalan. Wardhani (2007) menambahkan dengan adanya komite audit
dalam suatu perusahaan, maka proses pelaporan keuangan perusahaan
akan termonitor dengan baik. Sesuai dengan peranannya, komite audit
ini akan memastikan bahwa perusahaan menerapkan prinsip-prinsip
akuntansi yang akan menghasilkan informasi keuangan yang akurat dan
berkualitas. Menurut Bradbury et al. (2004) komite audit bertugas
membantu dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan
oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan.
Keberadaan komite audi dengan tugas dan tanggang jawabnya diatas
dapat memberikan respon yang positif terhadap kualitas audit
perusahaan.
Dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya, seorang komite
audit dituntut untuk memiliki kompetensi dan keahlian dibidangnya.
Kompetensi dan keahalian yang dimiliki tersebut dapat menunjang
kualitas seorang komite audit dalam menyampaikan informasi yang
tepat dan akurat serta menyimpulkan berbagai keputusan terhadap
laporan keungan perusahaan. Menurut Krisnamoorthy et al.,(2002)
ciri-ciri yang menunjang efektivitas komite audit adalah keahlian
mereka akan permasalahan akuntansi dan keuangan, independensi serta
komitmen mereka untuk melaksankan tugas secara efektif. De Zoort et
al (2002), menyimpulkan bahwa kemampuan ahli keuangan dalam
memahami substansi dari beraneka ragam transaksi dalam laporan
7/30/2019 SIPE_07
10/41
10
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
keuangan dan kompleksitas kasus keuangan memposisikan para ahli
keuangan yang menjadi anggota komite audit tersebut membantu auditor
dalam melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan
penjelasan diatas, maka dibentuklah hipotesis sebagai berikut :
H3: Komite audit yang berkualitas akan berengaruh positif terhadap
kualitas audit perusahaan
2.4. Pengaruh Moderasi Komite AuditSesuai dengan hipotesis 2, diprediksi bahwa spesialisasi akan
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Komite audit yang
kompeten, independen, dan aktif akan: 1)mampu memahami berbagai
transaksi keuangan yang rumit, mendeteksi kesalahan/ kecurangan
dalam laporan keuangan, dan kelemahan dalam pengendalian internal
perusahaan untuk kemudian dikomunikasikan kepada auditor spesialis;
2) bersikap kritis terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh auditor
spesialis sehingga dapat mencegah kolusi antara auditor dan
manajemen/pemegang saham mayoritas yang akan merugikan pemegang
saham minoritas dan independen dalam menilai pekerjaan auditor dan
kemudian menegur auditor spesialis jika auditor tidak melakukan
audit sesuai dengan audit plan; dan 3) aktif menjalankan perannya
dalam memantau pekerjaan auditor spesialis, sehingga komite audit
dapat mengetahui apakah auditor spesialis melakukan audit sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Berdasarkan penjelasan
tersebut dapat disimpulkan komite audit yang berkualitas (kompeten,
7/30/2019 SIPE_07
11/41
11
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
independen, dan aktif) akan memperkuat pengaruh positif spesialisasi
terhadap kualitas audit. Sehingga hipotesis yang diajukan adalah:
H4 : Komite audit yang berkualitas akan memperkuat hubunganpositif antara spesialisasi auditor dengan kualitas audit.
2.5. Pengaruh Moderasi dari Kualitas Komite Audit terhadaphubungan antaraworkloaddengan Kualitas Audit
Bila dikaitkan dengan workload, peneliti menduga bahwa komite
audit yang memiliki kompetensi akuntansi dan keuangan akan mampu
berkomunikasi dengan baik dengan auditor sehingga dapat memberi
informasi yang diperlukan auditor dalam melakukan audit sehingga
dapat memperlancar proses audit yang dilakukan auditor yang sedang
menghadapi workload. Jika auditor tidak memiliki kompetensi
akuntansi, komunikasi antara auditor dan komite audit akan kurang
lancar sehingga akan menambah beban auditor yang sedang menghadapi
workload. Maka diprediksikan bahwa komite audit yang kompeten akan
dapat mengurangi hubungan negatif antara workload dengan kualitas
audit.
Komite audit yang independen akan selalu bersikap independen
dalam menjalankan perannya. Komite audit tidak akan segan menegur
auditor yang tidak melaksanakan audit dengan baik karena menghadapi
banyaknya beban audit. Oleh karena itu komite audit yang independen
diharapkan dapat mengurangi hubungan negatif antara workloaddengan
kualitas audit.
7/30/2019 SIPE_07
12/41
12
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Abbott et al. (2004) meneliti hubungan antara annual earnings
restatements dan empat karekteristik komite audit: independensi,
keahlian di bidang keuangan, diligence (diukur dengan frekuensi
pertemuan), dan ukuran komite audit. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perusahaan yang memiliki komite audit yang independen, expert
dan diligent memiliki kemungkinan lebih kecil melakukan restatement.
Komite audit yang kompeten (expert) dan independen memiliki
kemampuan dan kemauan untuk menemukan dan melaporkan adanya audit
yang dilakukan kurang baik oleh eksternal auditor. Begitu juga
komite audit yang diligent akan aktif memonitor pekerjaan auditor
eksternal sehingga mencegah terjadinya audit yang kurang baik
(disfungsional audit behavior) yang disebabkan workloadyang dialami
auditor. Dengan pemantauan komite audit yang aktif dan dilakukan
oleh komite audit yang kompeten dan independen, maka diharapkan
hubungan negatif antara workloaddan kualitas audit dapat dikurangi.
Maka hipotesis yang diajukan adalah:
H5 : Komite audit yang berkualitas akan memperlemah hubungannegatif antara workloaddengan kualitas audit.
7/30/2019 SIPE_07
13/41
13
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
III.1 Kerangka Penelitian
Gambar 3.1 Kerangka Model Penelitian
3. Metode Riset
3.1. Data dan Pengambilan SampelSampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga periode sejak
2006 sampai 2008. Data yang digunakan adalah data sekunder dari
website Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id,Indonesia Capital Market
Directory(ICMD), OSIRIS dan Laporan KAP yang dikirim ke Depkeu.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metodepurposive sampling.
Sampel yang digunakan merupakan perusahaan go public yang terdaftar
di BEI dari tahun 2006 hingga 2008. Adapun kriteria-kriteria dalam
pemilihan sampel model pertama adalah merupakan perusahaan yang
bergerak pada semua jenis industri yang terdaftar di BEI kecuali
perusahaan yang bergerak di bidang finance (perbankan, jasa
Beban Kerja
(Workload)Kualitas audit:
Akrual Diskresioner
VARAIBEL MODERASI :
KOMITE AUDIT :1. Kompetensi dan Keahlian2. Aktivitas dan Tanggung
jawab
VARIABEL CONTROL :
1. Ukuran perusahaan2. Pertumbuhan
perusahaan3. Leverage4. Ukuran KAP (Big 4)
Spesialisasi
Auditor
http://www.idx.co.id/http://www.idx.co.id/7/30/2019 SIPE_07
14/41
14
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
ABS_DAC = a0 + 1 WLit + 2 SPECit +3 KMTEit + a1 ACS*KMTEit + a2ACS*SPECit + 4 SIZEit + 5 RISKit + 6 GROWTHit + 7 BIG4it +
keuangan, dan asuransi, memiliki laporan tahunan yang lengakap dan
disertai laporan komite audit, memiliki laporan keuangan yang
lengkap untuk pengukuran keseluruhan variabel.
3.2. Model Penelitian
Dalam menguji pengaruh beban kerja (workload) terhadap
kualitas audit dengan komite audit sebagai variabel moderasi
digunakan beberapa variabel yang dapat dilihat dalam model regresi
sebagai berikut :
ABSDAC = nilai akural diskresioner dengan model Kaznik;WL = tingkat workload (4jenis), SPEC: variable dummyspesialisasi Auditor; KMTE = kualitas komite audit;BIG4: variable dummy, 1: perusahaan diaudit KAP Big 4. 0:lainnya ; RISK=variable rasio leverange perusahaan; GROWTH = tingkat pertumbuhan penjualanperusahaan; SIZE: ukuran perusahaan
3.3. Operasionalisasi Variabel
1.Kualitas Audit
Pengukuran kualitas audit yang peneliti gunakan dengan cara mengukur
tingkat akrual diskresioner dengan menggunakan model kaznik.
2. Workload(beban kerja)
Penelitian ini mengikuti model Hansen et al. (2007) dalam
dalam mengukur workload yang diproksi dengan audit capacity stress
(ACS) sebagai berikut :
7/30/2019 SIPE_07
15/41
15
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Model 1:
WL_CLNP = Jumlah klien audit yang ditangani suatu KAP pada tahun tersebut
Total jumlah Partner di KAP pada tahun tersebut
Selain model yang dikembangkan oleh Hansen et al. (2007) dalam Tia
(2010), terdapat beberapa model lain yang peneliti kembangkan untuk
dijadikan dasar sebagai perhitungan workload dalam penelitian ini,
antara lain :
Model 2
WL_REVP = Jumlah revenue yang diperoleh KAP pada tahun tersebut
Total jumlah Partner di KAP pada tahun tersebut
Model 3
WL_REVEMP = Jumlah revenue yang diperoleh KAP pada tahun tersebut
Total jumlah auditor (pegawai) di KAP pada tahun tersebut
Model 4
WL_CLNEMP = Jumlah klien audit yang dimiliki suatu KAP pada tahun tersebut
Total jumlah auditor (pegawai) di KAP pada tahun tersebut
3. Spesialisasi Auditor
Pengkategorian auditor spesialis dan nonspesialis berdasarkan
data auditor eksternal, diukur dengan presentasi klien perusahaan
terbuka (go publik) yang diaudit suatu KAP pada industri tertentu,
kemudian dilakukan pembobotan (weighting) berdasarkan total aset
untuk perusahaan go public dengan rumus yang dikembangkan oleh
Siregar et al (2009), sebagai berikut :
Spesialisasi = (jumlah klien KAP di industri tsb/jumlah seluruh emiten di
industri) x (rerata aset klien KAP di industri tsb/rerata aset seluruh
emiten di industri tsb)
7/30/2019 SIPE_07
16/41
16
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Akan dilakukan pengujian spesialisasi jika suatu KAP menguasai 10 %
market share.
4. Kualitas Komite Audit
Dalam penelitian ini, dilakukan skoring untuk mengukur
kualitas komite audit yang dilihat dari aktifitas komite audit,
ukuran serta kompetensi komite audit seperti tampak pada tabel
berikut:
Tabel 2. Skoring Kualitas Komite Audit
NO GOOD FAIR POOR
A
1 Review/Telaah Laporan Keuangan 2 1
2 Evaluasi Kepatuhan Hukum 2 1
3 Analisa Resiko Perusahaan 2 1
4
Menelaah dan melaporkan kepada
komisaris atas pengaduan yang berkaitan
dengan emiten 2 1
5 Evaluasi Pengendalian Internal 2 1
6 Melakukan penelaahan lap auditan 2 1
7 Mengajukan/memilih auditor eksternal 2 1
No : 1
s/d 7
Bila "Good" dapat score 2 dan " Poor"
dapat score 1 14 7
8Jumlah rapat komite audit dalam setahun
3 2 1
9Tingkat kehadiran dalam rapat komite
audit 3 2 1
B 2
10 Jumlah anggota komite audit 3 2 1
C 2
11Jumlah anggota komite audit yang
memiliki latar belakang akuntansi 3 2 1
12Rata - rata umur anggota komite audit
3 2 1
No : 8
s/d 12
Bila "Good" dapat score 3 , bila " Fair"
dapat score 2 dan " Poor" dapat score 115 14 5
Jumlah ( Maksimal dan Minimum )29 14 12
Description
Aktifitas Komite audit
Jumlah ( Size ) Komite Audit
Kompetensi Komite Audit
7/30/2019 SIPE_07
17/41
17
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Penetapan nilai untuk masing masing pertanyaan adalah sebagai
berikut :
1. Aktivitas dan Tanggung Jawab Komite Audit
1.Review/Telaah Laporan Keuangan
2.Evaluasi Kepatuhan Hukum
3.Analisa Resiko Perusahaan
4.Menelaah dan melaporkan kepada komisaris atas pengaduan yang
berkaitan dengan emiten.
5.Evaluasi Pengendalian Internal
6.Melakukan Penelaahan Terhadap Laporan Auditan
7.Mengajukan/Memilih Auditor Eksternal
Kriteria penilaian untuk aktivitas dan tanggung jawab komite audit
yang dijabarkan antara nomor 1 sampai dengan nomor 7 diatas
berdasarkan pada IICD (2005) yang dikembangkan oleh Hermawan (2009).
Kriteria penilaian yang digunakaan, sebagai berikut :
Good : apabila terdapat informasi bahwa komite audit melaksanakan tugastersebut
Poor : apabila tidak terdapat informasi bahwa komite audit melaksanakantugas tersebut. Untuk setiap nilai good diberi nilai 1 dan poordiberi nilai 2.
8.Jumlah Rapat Komite Audit dalam Setahun
Rapat yang dilaksanakan komite audit sangat berpengaruh terhadap
efektifitas komite audit itu sendri. Semakin sering komite audit
melakukan rapat akan membuat koordinasi dan perencanaan terhadap
pengawasan laporan keuangan semakin jelas. Kriteria penilaian untuk
7/30/2019 SIPE_07
18/41
18
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
jumlah rapat komite audit diatas berdasarkan pada IICD (2005) yang
dikembangkan oleh Hermawan (2009) dengan kriteria:
Good : Apabila komite audit melaksanakan rapat lebih dari 6 (enam)kali dalam satu tahun
Fair : apabila komite audit melaksanakan rapat sebanyak 4 (empat)sampai 6 (enam) kali dalam setahun
Poor : apabila komite audit melaksanakan rapat kurang dari 4 (empat)kali dalam setahun
9. Tingkat Kehadiran dalam Rapat Komite Audit
Efektifitas dari komite audit dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dapat dilihat juga dari tingkat kehadiran dalam rapat
komite audit. Kriteria penilaian yang digunakaan, sebagai berikut :
Good : apabila tingkat kehadiran rata rata anggota komite auditdalam rapat komite audit selama setahun berjumlah lebih dari 80%.
Fair : apabila tingkat kehadiran rata rata anggota komite auditdalam rapat komite audit selama setahun berjumlah antara 70% - 80%.
Poor : apabila tingkat kehadiran rata rata anggota komite auditdalam rapat komite audit selama setahun berjumlah kurang dari 70%.
Kriteria penilaian untuk tingkat kehadiran dalam rapat komite audit
diatas berdasarkan pada IICD (2005) yang dikembangkan oleh Hermawan
(2009).
10.Jumlah Anggota Komite audit
Penelitian yang dilakukan Ismail et al., (2004) menyatakan bahwa
jumlah komite audit memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas
laba yang dilaporkan perusahaan. Berdasarkan ketentuan BEI dan
Bapepam, jumlah anggota komite audit suatu perushaan minimum adalah
3 orang. Kriteria penilaian yang digunakaan, sebagai berikut :
Good : Apabila jumlah komite audit lebih dari 3 (tiga) orang.
7/30/2019 SIPE_07
19/41
19
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Fair : Apabila jumlah komite audit adalah 3 (tiga) orang. Poor : Apabila jumlah komite audit kurang dari 3 (tiga) orang.
Kriteria penilaian untuk jumlah anggota komite audit diatas
berdasarkan pada Kep-339/BEJ/07-2001 yang dikembangkan oleh Hermawan
(2009).
11.Kompetensi Komite Audit
Jumlah anggota komite audit yang memilik latar belakang akuntansi
Keahlian dalam bidang akuntansi sangat diperlukan bagi seorang
auditor dalam melakukan audit terhadap laporan keuangan agar
informasi yang dihasilkan akurat dan tepat serta mengurangi
terjadinya fraud yang mungkin terjadi dalam proses pelaporan
keuangan. Latar belakang akuntansi dinilai berdasarkan latar
belakang pendidikan di bidang akuntansi dan juga berdasarkan
pengalaman kerja di bidang akuntansi. Kriteria penilaian yang
digunakaan, sebagai berikut :
Good : apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakangakuntansi lebih dari 1 (satu) orang.
Fair : apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakangakuntansi 1 (satu) orang.
Poor : apabila tidak satupun anggota komite audit yang memiliki latarbelakang akuntansi.
Kriteria penilaian untuk anggota komite audit yang memilik
latar belakang akuntansi diatas berdasarkan pada Dhaliwal et al.
(2007) yang dikembangkan oleh Hermawan (2009).
7/30/2019 SIPE_07
20/41
20
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
12. Rata rata Umur Anggota Komite Audit
Usia anggota komite audit dapat mempengaruhi komptensi seorang
komite audit. Sehingga jumlah rata rata usia anggota komite audit
dapat menajdi proksi komptensi yang dimilki oleh komite audit dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Good : apabila rata rata usia anggota komite audit diatas 40tahun. Fair : apabila rata rata usia anggota komite audit antara 30 tahun
40 tahun.
Poor : apabila rata rata usia anggota komite audit dibawah 30tahun.
Kriteria penilaian rata-rata umur anggota komite audit diatas
berdasarkan pada Anderson et al. (2004) yang dikembangkan oleh
Hermawan (2009).
Untuk setiap nilai good diberi nilai 3, fair diberi nilai 2 dan
poor diberi nilai 1.
3.4. Teknik Pengolahan Data
Data diolah dengan panel. Panel data merupakan gabungan antara
jenis data time series dan cross section. Ketika kedua informasi
tersebut tersedia, maka analisis data panel dapat digunakan. Menurut
Hsiao (1986), keuntungan panel data dibandingkan data jenis cross
section maupun time series, antara lain dapat memberikan peneliti
jumlah pengamatan yang besar, meningkatkan degree of freedom, data
memiliki variabilitas yang besar dan mengurangi kolinieritas antara
7/30/2019 SIPE_07
21/41
21
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
variabel penjelas, di mana dapat menghasilkan estimasi ekonometri
yang efisien. Terhadap model penelitian dilakukan pengujian
heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas agar
menghasilkan nilai parameter yang BLUE (Best Linear Unbiased
Estimator).
4. Analisis data
4.1 Statistik Deskriptif
Tabel 4.1 menunjukkan hasil statistik deskriptif. Pada tabel
dapat dilihat bahwa rata rata nilai akural diskresioner berada
pada angka 6,78%, angka ini berarti menunjukkan secara rata-rata
terdapat akrual diskresioner sebesar 6.78% dari total asset
perusahaan tahun sebelumnya. Nilai variabel workload dengan model 1
(jumlah klien/jumlah partner) menunjukkan menunjukkan rata rata
44,4 yang artinya rata rata seorang partner menangani 44 klien.
Workload model 2 (jumlah revenue KAP/jumlah partner KAP) menunjukkan
rata rata 21,2 yang artinya revenue per masing masing partner
sekitar 21,2 juta). Workload model 3 (revenue KAP/jumlah pegawai
KAP) menunjukkan rata rata 20,1, Sedangkan Variabel workload
dengan model 4 (jumlah klien/jumlah pegawai KAP) menunjukkan rata
rata 1,989, yang artinya setiap klien ditangani oleh sekitar 2 orang
pegawai (staf).
7/30/2019 SIPE_07
22/41
22
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Variabel spesialisasi auditor dalam tabel diatas menunjukkan
nilai rata rata 0,5263, artinya 56 % dari sampel diaudit oleh KAP
yag spesialis. Skor Variabel kualitas komite audit dalam tabel
diatas menunjukkan nilai rata rata 19,9, dimana nilai maksimum 28,
minimum 12. Angka ini menunjukkan bahwa skor kualitas komite audit
masih rendah karena lebih mendekati nilai minimum.
4.2. Pemilihan Metode Estimasi
Dalam melakukan pemilihan metode estimasi dilakukan uji
Hausmann Test untuk melihat apakah model penilitian menggunakan
metode Fixed Effect atau metode Random. dengan menggunakan E-Views
6.1. Tabel 4.2 sampai 4.6 yang menunjukkan hasil perhitungan
Hausmann test diantara keempat model workload yang digunakan.
Berdasarkan hasil perhitungan uji Hausmann Test diatas, dapat kita
lihat bahwa dari keempat model workload yang memiliki nilai
probabilita diatas 5% adalah model workload 1, model workload 2, dan
model workload 4. Sehingga dapat diambil kesimpulan, ketiga model
workload tersebut berada pada uji Hausmann > 0,05 maka menerima Ho,
yang berarti semua model workload menggunakan metode random effect
dalam melakukan pengujiannya. Semetara itu untuk model workload 3
berada pada nilai probabilita dibawah 5%, dapat diambil kesimpulan
bahwasanya model workload 3 berdasarkan uji Hausmaan < 0,05, berarti
menolak Ho. Sehingga model workload 3 menggunakan metode fixed
effect.
7/30/2019 SIPE_07
23/41
23
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
4.3. Pengujian Asumsi
1 Uji Heteroskedastisitas
Hasil pengujian heterokedastisitas setelah dilakukannya uji Random
Crossection Weight pada model Random Effect dan Fixed Effect dapat
dilihat pada tabel 4.7 sampai 4.10 pada lampiran. Dari data output
diatas, model workload 1 dan model 3 tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas karena nilai Prob yang signifikan.
2 Uji Autokorelasi
Dari tabel 4.7 sampai 4.10, model workload 1,2,4 tidak
mengalami masalah autokorelasi karena nilai DW-stat < 2,5. Pada
model workload3 dengan nilai DW-stat sebesar 2,697, berada pada DW-
stat > 2,5. Namun pada model workload 3 menggunakan metode fixed
effect, maka seperti dikatakan oleh Nachrowi dalam bukunya bahwa
metode ini tidak perlu mengasumsikan karena komponen error tidak
berkorelasi dengan variabel bebas yang mungkin sulit dipenuhi. Maka
uji mengenai autokorelasi (autocorrelation) dapat diabaikan.
3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat
hubungan yang kuat antara variabel independen. Model penelitian yang
baik seharusnya tidak mengalami masalah multikolinearitas. Untuk
menguji multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai VIF. Jika VIF
kurang dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Nilai VIF
7/30/2019 SIPE_07
24/41
24
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
model workload 1 sampai 4 dapat dilihat dalam tabel 4.13. Pada model
workload 2 terdapat hasil VIF lebih dari 10 maka pada model workload
2 masih terdapat gejala multikolinearitas. Pada model workload 1,
model workload 3 dan model workload 4, semua variabel variabelnya
berada pada nilai VIF kurang dari 10. Sehingga model tersebut dapat
dikatakan tidak mengandung multikolinearitas.
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1. Hasil Pengujian Model Workload 1
Berdasarkan hasil pengujian pada data tabel 4.11, dapat
dilihat bahwa variabel yang berpengaruh secara signikan terhadap
kualitas audit adalah workload, spesialisasi auditor dan varibel
moderasi kualitas komite audit terhadap workload.
Workload berpengaruh positif terhadap akural diskresioner.
Karena nilai akural diskresioner berbanding terbalik dengan kualitas
audit, maka wokload mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas
audit. Semakin besar workloadyang dialami auditor akan menyebabkan
menurunnya kualitas audit yang dihasilkan. Hasil ini sesuai dengan
hipotesis penelitian. Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Hansen et al (2007) menyatakan jika
auditor mengalami workload (Audit Capacity Stress) yang berlebih
akibat pergantian klien akan berdampak pada menurunya kualitas
audit.
7/30/2019 SIPE_07
25/41
25
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Variabel spesialisasi auditor berhubungan negatif dengan nilai
akrual diskresioner. Karena akrual diskresioner bersifat berbanding
terbalik dengan kualitas audit, maka spesialisasi akan berpengaruh
positif terhadap kualitas audit. Hasil ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya, yaitu Mayangsari (2003) hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap integritas
laporan keuangan dan OKeefe (1994) juga berpendapat bahwaauditor
industry specialization berhubungan positif dengan kualitas audit
diukur dengan penilaian kepatuhan auditor terhadap GAAS.
Kualitas komite audit secara langsung tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit perusahaan. Namun kualitas komite audit
secara tidak langsung berpengaruh terhadap hubungan antara workload
dengan kualitas audit. Koefisien negatif menandakan bahwa kualitas
komite audit dapat memperlemah hubungan negatif antara pengaruh
workload dengan kualitas audit. Namun kualitas komite audit tidak
terbukti memoderasi hubungan antara spesialisasi dengan kualitas
audit. Variabel variabel kontrol dalam model ini tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit perusahaan.
4.4.2. Hasil Pengujian Model Workload 2
Hasil data dibawah telah melalui berbagai tes pengujian dalam
data E-Views dengan menggunakan Crossection Weight pada metode
Random Effect, Fixed Effect dan data yang digunakan telah dilakukan
Centering, sehingga data yang dihasilkan telah terhidar dari masalah
7/30/2019 SIPE_07
26/41
26
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
heteroskedasitas. Namun ternyata model 2 tidak menghasilkan model
yang signifikan (lihat tabel 4.12).
4.4.3 Hasil Pengujian Model Workload 3
Padatabel 4.13 dapat dilihat bahwa variabel yang berpengaruh
secara signikan terhadap kualitas audit adalah workload,
spesialisasi auditor, komite audit, varibel moderasi kualitas komite
audit terhadap workload, risk, dan size. Hasil pada model 3 ini
sama dengan hasil model 1 ditambah dengan signifikannya pengaruh
langsung kualitas komite audit terhadap kualitas audit.
4.4.4 Hasil Pengujian Model Workload 4
Tabel 4.14 yang menunjukkan hasil uji dengan model workload ke
4. Karena nilai Prob(F-statistic) sebesar 0,9386484 > = 10%,
berarti hipotesis ditolak. Model ini tidak dapat dijadikan sebagai
hasil pengujian hipotesis.
5. Implikasi dan Kesimpulan
Dari keempat model workload diatas dapat dilihat bahwa
workload model 1 dan model 3 merupakan model yang baik dibandingkan
dengan model wokload 2 dan 4 dalam menjelaskan nilai akrual
diskresioner (kualitas audit). Antara model 1 dan 3, model 3
merupakan model yang terbaik dalam menjelaskan variabel variabel
dependennya. Hal ini dilihat dari banyak variabel yang memberikan
7/30/2019 SIPE_07
27/41
27
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
pengaruh yang signifikan tehadap kualitas audit perusahaan dan dari
nilai R2 sebesar 0,55 dibandingkan dengan model 1 yang hanya 0,03.
Dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah klien terhadap jumlah partner
dapat digunakan sebagai ppengukur tingkat workload. Namun yang lebih
baik lagi dalam mengukur tingkat workload adalah rasio jumlah
revenue dengan jumlah pegawai.
Pada model 1, variabel yang signifikan mempengaruhi kualitas
audit adalah workload, spesialisasi dan moderasi komite audit. Pada
model 3, komite audit juga berpengaruh langsung terhadap kualitas
audit. Arah hubungan sesuai dengan hipotesis yaitu workload
berhubungan negatif dengan kualitas audit, spesialisasi dan komite
audit berhubungan positif dengan kualitas audit. Selain itu komite
audit ditemukan dapat mengurangi hubungan negatif antara workload
dengan kualitas audit. Namun penelitian ini belum menemukan bukti
bahwa komite audit dapat meningkatkan hubungan positif antara
spesialisasi dengan kualitas audit.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa workload yang dihadapi
oleh auditor dapat menurunkan kualitas audit. Oleh karena itu KAP
harus memperhatikan beban kerja dari seorang auditor. Pemerintah
perlu mempertimbangkan untuk mulai mengatur workload pada setiap
KAP. Selain itu peran komite audit juga perlu ditingkatkan karena
terbukti dapat mengurangi hubungan negative antara workload dan
kualitas audit.
7/30/2019 SIPE_07
28/41
28
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Keterbatasan
Keterbatasan penelitian ini antara lain adalah bahwa penelitian
ini hanya menggunakan salah satu pegukuran kualitas laba yaitu
akural diskresioner model Kaznik untuk mengukur kualitas audit.
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran akrual
diskresioner lainnya seperti model Kothari, Jones, Modified Jones,
Zhang dan berbagai pengukuran kualitas audit lainnya misalnya hasil
per review, ketaatan pada SPAP dan lain lain. Rentang waktu
penelitian hanya 3 tahun (2006 2008), penelitian selanjutnya dapat
memperpanjang periode pengamatan. Penelitian ini hanya mamasukkan
variabel workload dan spesialisasi auditor sbagai faktor yang
mempengaruhi kualitas audit. Penelitian selanjutnya dapat menambah
variabel independen lain yang memperngaruhi kualitas audit seperti
rotasi audit, tenure audit, dan lain lain.
Daftar referensi
Abdolmohammadi, M. dan A. Wright. 1987. An Examination of The
Effects of Experience and Task Complexity on Audit Judgments.The Accounting Review. Januari. p. 1-13.
Adityasih. T (2010). Analisis Pengaruh Profesi, Pengalaman Auditor,Jumlah Klien dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap KualitasAudit. Tesis MAKSI Universitas Indonesia.
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh KantorAkuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas EkonomiUniversitas Trisakti.
7/30/2019 SIPE_07
29/41
29
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Arens, Alvin A.Loebecke, James K. 2000. Auditing an integratedapproach , Ed. 8. New Jersey: Prentice Hall.
Anderson, K.L., Deli. D.N. and Gillan S.T. (2003) Board of
Director, Audit Committees and The Information Content ofEarnings, Working Papers, September.
Antle, R. dan Nalebuff, B., Conservatism and auditor-Cliennegotiations, Journal of Accounting Research 29, 1991, hal31-54.
Balsam, S., J. Krishnan, and J. Yang. 2003. Auditor industryspecialization and earnings quality. AUDITING: A Journal ofPractice and Theory22: 71-97.
Boediono, Gideon SB., (2005). Kualitas Laba: Studi PengaruhMekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan
Menggunakan Analisis Jalur. Paper presented at SimposiumNasional Akuntansi 8, Solo.
Bradbury, M. E., Mak, Y. T. dan Tan, S. M., Board Characteristics,
Audit Committee Characteristics and Abnormal Accruals,
Working Paper, Unitec New Zealand dan National University ofSingapore, 2004.
Carcello, J.V., dan T.L. Neal. (2000). Audit committee compositionand auditor reporting. The Accounting Review 75: 453-467.
Carcello., Naggy.(2004). Client Size Effects and The Association
Between Auditor Specialization and Fraudulent FinancialReporting., Accounting and Business Research Vol. 29, pp. 1-33.
Collier, P. And Zaman, S.W. (2005). Convergence in European
Corporate Governance: the audit committee concept. CorporateGovernance: An International Review , 13, 753-768.
Craswell,Allen T., Stephen.L.Taylor.1995. Auditor Brand NameReputations and Industry Specialization. Journal Of Accountingand Economic 11 : 143 182.
Davis-Friday, P., L.L. Eng and C. Liu, The Effects of the AsianCrisis, Corporate Governance and Accounting System on theValuation of Book Value and Earnings, The InternationalJournal of Accounting 41(1) (2006), pp. 2240.
http://lib.ugm.ac.id/exec.php?app=simpus&act=search&lokasi=19&kriteria=pengarang&kunci=Arens%2C+Alvin+A.http://lib.ugm.ac.id/exec.php?app=simpus&act=search&lokasi=19&kriteria=pengarang&kunci=Loebecke%2C+James+K.http://lib.ugm.ac.id/exec.php?app=simpus&act=search&lokasi=19&kriteria=pengarang&kunci=Loebecke%2C+James+K.http://lib.ugm.ac.id/exec.php?app=simpus&act=search&lokasi=19&kriteria=pengarang&kunci=Arens%2C+Alvin+A.7/30/2019 SIPE_07
30/41
30
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
DeAngelo, L. E. 1981a. Auditor size and audit quality. Journal ofAccounting and Economics 3 (1): 167-175.
Dechow, P.M.; R. G. Sloan; and A. P. Sweeney. "Detecting EarningsManagement." The Accounting Review (April 1995): 193-225.
Deis, D.R. dan G.A. Groux. 1992. Determinants of Audit Quality inThe Public Sector. The Accounting Review. Juli. p. 462-479.
Dennis.M and Sam.M (2005). The Effect of Workload Compression on
Audit Quality. Doctoral dissertation at the University ofArkansas.
DeZoort, F. Todd dan Salterio, Steven E. 2001. The Effects of
Corporate Governance Experience and Financial-Reporting andAudit Knowledge on Audit Committee Members Judgments. Auditing,
A Journal of Practice & Theory. Vol. 20 (September) hal. 31-45.
Dhaliwal, Dan, Vic Naiker, and Farshid Navissi (2007). AuditCommittee financial expertise, corporate governance and accrualsquality: an empirical analysis
Donnely, David P., Jeffrey J. Q, and David O., 2003 AuditorAcceptance of Dysfunctional Audit Behavior : An ExplanatoryModel Using Auditors Personal Characteristics. Journal of
Behavioral Research In Accounting: vol 15 :87-107
Felo A., J. Krishnamurthy and S. A. Solieri (2003), Audit committeecharacteristics and the perceived quality of financialreporting: An empirical analysis, Working Paper. Penn State
Great Valley
Gujarati, D. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gull, Fung, Jaggi (2009). Earnings quality: Some evidence on therole of auditor tenure and auditors industry expertise.
Journal Of Accounting and Economic.
Goldman and Barlev, 1974, The Auditor Firm Conflict of Interest: itsImplication for Independence, The Accounting Review, pp.707-17, October.
Hajanto, Nung. 1999. Pengendalian Kualitas Audit Untuk Memenuhi
Harapan Pihak Internal dan Eksternal. Dalam Wahana : Volume 2
7/30/2019 SIPE_07
31/41
31
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Hart, S. G., & Staveland, L. E. (1988). Development of NASA-TLX(task load index): Results of empirical and theoreticalresearch. In P. A. Hancock & N. Meshkati (Eds.) Human MentalWorkload. North-Holland: Elsevier Science Publishers (pp. 139-183).
Handoyo, Stress Pada Masyarakat Surabaya Jurnal Insan Medik
psikologi 3 : 61-74. Fakultas Psikologi UniversitasAirlangga,2001.
Hansen C. S, Kumar K.R and Sullivan M.W.,2007 Auditor CapacityStress and Audit Quality: Market-Based Evidence from
Andersens Indictment Journal of Accounting and Economics :
10-49.
Hermawan, Ancella A (2009) Pengaruh efektivitas Dewan Komisaris danKomite Audit, Kepemilikan oleh keluarga dan peran monitoringBank terhadap Kandungan Informasi Laba. Unpublished
Disertation FEUI, Graduate Program in Accounting, UniversitasIndoenesia.
Hiro Tugiman. 1995. Akuntansi Untuk Badan Usaha Koperasi; KANISIUS.
Bandung.
Jenkins, David S., Kane, Gregory D., Velury, Uma. (2006), Earnings
Quality Decline and the Effect of Industry Specialist Auditors:an Analysis of The Late 1990s, Journal of Accounting and public
policy 25, pp 71-90.
Jensen, M., and W. Meckling.1976. Theory of the firm: managerialbehaviour, agency costs, and ownership structure. Journal ofFinancial Economics 3 (4): 305-360.
Josoprijonggo, Maya D. 2005. Pengaruh Batasan Waktu Audit Terhadap
Kualitas Audit dan Kepuasan Kerja Auditor. Disertasi. Salatiga: Fakultas Ekonomi Satya Wacana.
Kalbers, L.P. 1992. An Examination of The Relationship Between AuditCommitees and External Auditor The Ohio CPA Journal (Desember)19-27.
Kartika Widhi, Frianty . 2006. Pengaruh faktor-faktor keahlian danindependensi auditor terhadap kualitas audit (Studi
Empiris:KAP di Jakarta). Semarang. Skripsi S1: UniversitasDiponegoro.(Tidak dipublikasikan)
7/30/2019 SIPE_07
32/41
32
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Kaznik, R. (1999) , On the Association between Voluntary Disclosure
and Earnings Management, Journal of Accounting Research 37,57 81.
Kelley, T., and L. Margheim, The Impact of Time Budget Pressure,
Personality, and Leadership Variables on Dysfunctional AuditorBehavior, Auditing: A Journal of Practice and Theory, pp. 21-42, Spring 1990.
Klien, A., 2002, Audit Committee, Board of Director Caracteristics
and Earnings Management, Journal Accounting and Economics(33), hal. 375-400.
Krisnamoorthy, Ganesh., Arnie, Wright and Jeffrey Cohen. 2002. AuditCommittee Effectiveness and Financial Reporting Quality:Implications for Auditor Independence. Australia AccountingReview. Vol 12/3, pp 3-13.
Kusharyanti. 2003. Temuan penelitian mengenai kualitas audit dankemungkinan topik penelitian di masa datang. Jurnal Akuntansidan Manajemen(Desember). Hal.25-60
Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Kep-29/PM/2004 Tentang Pembentukandan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Leila G. Stress dan Kepuasan Kerja, Fakultas Kedokteran Program
Studi Psikologi USU, USU Digital Library, 2002.
Lennox S. Clive, 1999, Audit Quality & Auditor Size: An Evaluationof Reputation and Deep Pockets Hypotheses. Journal ofBusiness Finance & Accounting, 26(7) & (8). Sept/Oct.
Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensiterhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperiman. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol. 6. No. 1. Januari. p. 1- 22.
McMullen, D. A. dan Raghunandan, K., Enhancing Audit Committee
Effectiveness, Journal of Accounting, Agustus 1996.
Meutia, Intan. 2004. Independensi auditor terhadap Manajemen LabaUntuk Kap Big 5 dan non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia Vol. 2 No. 1 (Januari). P. 37-52
Moizer, P., Turley. W. S. and Walker, D. (1986). Reliance on OtherAuditors, a UK Study. Accounting and Business Research,Vol 16,No 64, Autumn, pp. 343-352.
7/30/2019 SIPE_07
33/41
33
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Nachrowi, D. dan Usman, Hardius. (2006) Pendekatan Populer PraktisEkonometrika untuk analisis ekonomi dan keuangan. LembagaPenerbit FEUI
Nichols, D and Price, K. 1976, The Auditor-Firm Conflict: AnAnalysis Using Concepts of Exchange Theory, The Accounting
Review, pp. 335-346.
OKeefe, Simunic & Stein (1994). The production of audit services:
evidence from a major public accounting firm. Journal ofAccounting Research 32:2, 241261.
Pagalung, Gagaring. 2006. Earnings Equity : Determinant Factors andEconomic Consequences. Simposiun Nasional Akuntansi IX,Padang.
Rini Widiastuti 2002. Pengaruh Model Mekanik, Ukuran Perusahaan, danRasio Ungkitan pada Ketepatan Prakiraan Laba, SimposiumNasional Akuntansi5, Semarang
Scott, W. R. 2006. Financial Accounting Theory. Second Edition.Ontario: Prentice Hall Canada Inc. (Chapter: 11 Earnings
Management)
Shockley,R.A,1982, Perceptions of Audit Independence: A ConceptualModel. Journal of Accounting, Auditing & Finance 5 (Winter)
Sutton, B. (1993). The rationale for qualitative research: A reviewof principles and theoretical foundations. Library Quarterly,63(4), 411-430.
Siregar, Fitriany, Wibowo dan Anggraita. Laporan Hibah Fakultas2009. FEUI
Veronica, Sylvia (2005) Pengaruh struktur kepemilikan, ukuranperusahaan, dan praktek corporate governance terhadappengelolaan laba (Earning Management) dan kekeliruan nilaipasar. Unpublished Disertation FEUI, Graduate Program in
Accounting, Universitas Indoenesia.
Wallace, P. & Zinkin, J. (2005). Mastering Business in AsiaCorporate Governance. John Wiley & Sons, Inc.
Wardhani, Ratna. 2009 Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia
dan Hubungannya dengan Karakteristik Dewan sebagai Salah Satu
http://www.journals.uchicago.edu/LQ/home.htmlhttp://www.journals.uchicago.edu/LQ/home.html7/30/2019 SIPE_07
34/41
34
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Mekanisme Corporate Governance. Penelitian Departemen AkuntansiFEUI
Widagdo, R, S. Lesmana, dan S.A. Irwandi. 2002. Analisis PengaruhAtribut-atribut Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien (StudiEmpiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).SNA 5 Semarang. p. 560-574.
Lampiran
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
Jarque-
Bera Probability Observations
Cross
sections
ABSDAC? 0.0678 0.04987 0.55511 3.00E-05 0.068648 3.102551 19.79345 3806.213 0 285 95
WL_CLNP? 44.49699 37.61538 199 0.625 24.06593 1.456961 8.181176 419.6093 0 285 95
WL_REVP? 21.31635 21.50327 24.09581 15.82205 2.14069 -0.096094 1.754918 18.84758 0.000081 285 95
WL_REVEMP? 20.19879 19.77219 24.08424 16.76245 1.888039 0.227376 2.155062 10.93355 0.004225 285 95
WL_CLNEMP? 1.989736 1.463816 11.7 0.061856 1.174082 2.942274 22.31321 4840.581 0 285 95
SPEC? 0.526316 1 1 0 0.500185 -0.105409 1.011111 47.50147 0 285 95
KMTE?19.94089 20 28 12 3.965383 -0.371698 2.495037 9.590566 0.008269 285 95
KMTEWL_CLNP? 882.0164 810 3184 13.75 490.4807 1.177484 5.024729 114.5391 0 285 95
KMTEWL_REVP? 424.7167 430.4305 650.5868 206.1014 94.23219 0.025352 2.577341 2.151885 0.340976 285 95
KMTEWL_REVEMP? 403.6697 399.1103 626.1902 204.9203 93.23733 0.038137 2.524366 2.755542 0.25214 285 95
KMTEWL_CLNEMP? 39.22758 30.53873 193.7419 0.742268 23.59936 2.274896 13.33292 1513.705 0 285 95
KMTESPEC? 10.99088 13 28 0 10.83014 0.08278 1.19823 38.87618 0 285 95
BIG4? 0.561404 1 1 0 0.497088 -0.247487 1.06125 47.54455 0 285 95
RISK? 0.587076 0.58495 2.878379 0.054582 0.332562 3.191657 18.92756 3496.401 0 285 95
GROWTH? 1.634947 0.95 21.26 -7.72 2.679929 4.163154 28.00012 8245.208 0 285 95
SIZE? 20.53612 20.66688 25.23694 11.52288 2.153716 -1.483972 7.726775 369.9192 0 285 95
Keterangan :
ABSDAC = nilai akural diskresioner dengan model Kaznik;WL_CLNP = workloadmodel 1 dengan rumus jumlah klien/jumlah partner;WL_REVP = workload model2 dengan rumus jumlah revenue KAP/jumlah partner KAP;,WL_REVEMP =workload model 3 dengan rumus jumlah revenue KAP/jumlah pegawai KAP;;
WL_CLNEMP: workload model 4 dengan rumus jumlah klien/jumlah pegawaiKAP;KMTE = kualitas komite audit; BIG4: variable dummy, 1: perusahaandiaudit KAP Big 4. 0:lainnya ; RISK= variable rasio leverange perusahaan;GROWTH = tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan; SIZE: ukuran perusahaan
7/30/2019 SIPE_07
35/41
35
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Tabel 4.2
Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 1
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATA_POOL
Test cross-section random effects
Test SummaryChi-Sq.
StatisticChi-Sq.
d.f. Prob.
Cross-section random 8.526171 9 0.4821
Table 4.3
Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 2
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATA_POOL
Test cross-section random effects
Test SummaryChi-Sq.
StatisticChi-Sq.
d.f. Prob.
Cross-section random 14.396397 9 0.1089
Table 4.4
Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 3
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATA_POOL
Test cross-section random effects
Test SummaryChi-Sq.
StatisticChi-Sq.
d.f. Prob.
Cross-section random 18.177772 9 0.0332
Table 4.5
Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 4
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATA_POOL
7/30/2019 SIPE_07
36/41
36
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Test cross-section random effects
Test SummaryChi-Sq.
StatisticChi-Sq.
d.f. Prob.
Cross-section random 9.933449 9 0.3559
Table 4.6Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi
Model Workload 1
Weighted statistics
R-squared 0.066614 Mean dependent var 0.060918
Adjusted R-squared 0.036066 S.D. dependent var 0.06616
S.E. of regression 0.064956 Sum squared resid 1.160286
F-statistic 2.180677 Durbin-Watson stat 1.758422
Prob(F-statistic) 0.023573
Table 4.7Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi
Model Workload 2
Weighted Statistics
R-squared 0.031003 Mean dependent var 0.060539
Adjusted R-squared -0.00071 S.D. dependent var 0.066028
S.E. of regression 0.066051 Sum squared resid 1.199762
F-statistic 0.977636 Durbin-Watson stat 1.783939
Prob(F-statistic) 0.458726
Table 4.8Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi
Model Workload 3
Weighted Statistics
R-squared 0.715019 Mean dependent var 0.110788
Adjusted R-squared 0.552848 S.D. dependent var 0.100441
S.E. of regression 0.062415 Sum squared resid 0.705111
F-statistic 4.409037 Durbin-Watson stat 2.697569
Prob(F-statistic) 0.000000
Table 4.9Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi
7/30/2019 SIPE_07
37/41
37
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Model Workload 4
Weighted statistics
R-squared 0.012652 Mean dependent var 0.061185
Adjusted R-squared -0.01966 S.D. dependent var 0.066253
S.E. of regression 0.066901 Sum squared resid 1.230831
F-statistic 0.391549 Durbin-Watson stat 1.780769
Prob(F-statistic) 0.938684
Table 4.10Nilai Tolerance Statistic dan VIF
Model Workload 1 Model Workload 2CollinearityStatistics
CollinearityStatistics
Variabel Tolerance VIF Variabel Tolerance VIF
wl_clnp 0.962 1.039 wl_revp 0.732 1.366Spec 0.565 1.771 Spec 0.571 1.752kmte 0.375 2.67 Kmte 0.009 110.378kmtewl_clnp 0.983 1.018 kmtewl_revp 0.008 119.406Kmtespec 0.411 2.434 Kmtespec 0.339 2.954big4
0.6 1.667big4
0.523 1.912risk
0.896 1.116
Risk
0.896 1.116growth0.873 1.146
growth0.847 1.181
size0.878 1.139
Size0.874 1.144
7/30/2019 SIPE_07
38/41
38
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Model Workload 3 Model Workload 3CollinearityStatistics
CollinearityStatistics
Variabel Tolerance VIF Variabel Tolerance VIF
wl_revemp0.803 1.245
wl_clnemp0.889 1.125
Spec0.565 1.77
Spec0.567 1.762
kmte0.255 3.924
Kmte0.342 2.928
kmtewl_revemp
0.467 2.14
kmtewl_clnemp
0.769 1.301Kmtespec0.41 2.438
Kmtespec0.34 2.94
big40.557 1.794
big40.603 1.658
risk0.893 1.119
Risk0.886 1.129
growth0.872 1.147
growth0.858 1.166
size0.874 1.144
Size0.88 1.137
Table 4.11
Model Workload 1
Variable Coefficient
Std.
Error
t-
Statistic
Prob. (Two
tail)
Prob.
(OneTail)
C 0.028101 0.04007 0.701347 0.4837 0.24185
WL_CLNP? 0.000526 0.00019 2.728467 0.0068 0.0034***
SPEC? -0.01747 0.01214 -1.438733 0.1514 0.0757**
KMTE? 0.000877 0.00192 0.45615 0.6486 0.3243
KMTEWL_CLNP? -7.68E-053.09E-
05 -2.488749 0.0134 0.0067***
KMTESPEC? -0.00061 0.00218 -0.279842 0.7798 0.3899
BIG4? 0.015596 0.01263 1.235261 0.2178 0.1089
RISK? 0.015802 0.01313 1.20356 0.2298 0.1149
GROWTH? -0.00047 0.00118 -0.398583 0.6905 0.34525
SIZE? 0.000434 0.00173 0.250652 0.8023 0.40115Weighted Statistics
R-squared 0.066614Mean dependent
var 0.060918Adjusted R-squared 0.036066
S.D. dependentvar 0.06616
S.E. ofregression 0.064956
Sum squaredresid 1.160286
F-statistic 2.180677Durbin-Watson
stat 1.758422
Prob(F-statistic) 0.023573
7/30/2019 SIPE_07
39/41
39
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Tabel 4.12
Model Workload 2
Variable CoefficientStd.Error
t-Statistic
Prob. (Twotail)
Prob.(OneTail)
C 0.158699 0.05843 2.716164 0.007 0.0035
WL_REVP? -0.00531 0.00224 -2.365241 0.0187 0.00935***
SPEC? -0.01174 0.01155 -1.016386 0.3103 0.15515
KMTE? -0.00272 0.01088 -0.249901 0.8029 0.40145
KMTEWL_REVP? 0.000142 0.00056 0.254831 0.799 0.3995
KMTESPEC? -0.00082 0.00277 -0.297722 0.7661 0.38305
BIG4? 0.021136 0.01261 1.676561 0.0948 0.0474**
RISK? 0.011468 0.01424 0.80552 0.4212 0.2106
GROWTH? -7.94E-05 0.00138 -0.057723 0.954 0.477
SIZE? 0.000507 0.00181 0.279812 0.7798 0.3899
Weighted Statistics
R-squared 0.031003 Mean dependent 0.060539
Adjusted R-squared -0.00071
S.D. dependentvar 0.066028
S.E. ofregression 0.066051
Sum squaredresid 1.199762
F-statistic 0.977636Durbin-Watson
stat 1.783939
Prob(F-statistic) 0.458726
Prob(F-statistic) 0.458726
7/30/2019 SIPE_07
40/41
40
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Tabel 4.13
Model Workload 3
Variable CoefficientStd.Error
t-Statistic
Prob. (Twotail)
Prob.(OneTail)
C -0.10739 0.03765 -2.852429 0.0048 0.0024
WL_REVEMP? 0.004379 0.00093 4.689946 0.0000 0.0000***
SPEC? -0.01122 0.0064 -1.751698 0.0815 0.04075**KMTE? 0.003166 0.00145 2.181177 0.0305 0.01525**
KMTEWL_REVEMP? -0.0002 5.21E-05 -3.80402 0.0002 0.0001***
KMTESPEC? -0.00105 0.00129 -0.819755 0.4134 0.2067
BIG4? -0.01664 0.01506 -1.105396 0.2705 0.13525
RISK? 0.062195 0.0222 2.801154 0.0056 0.0028***
GROWTH? 0.001321 0.00179 0.738118 0.4614 0.2307
SIZE? 0.003129 0.00116 2.709098 0.0074 0.0037***
Weighted Statistics
R-squared 0.715019Mean dependent
var 0.110788
Adjusted R-squared 0.552848
S.D. dependent
var 0.100441
S.E. of regression 0.062415Sum squared
resid 0.705111
F-statistic 4.409037Durbin-Watson
stat 2.697569
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel 4.14
Model Workload 4
Variable CoefficientStd.Error
t-Statistic
Prob. (Twotail)
Prob.(OneTail)
C 0.057171 0.04121 1.387207 0.1665 0.08325
WL_CLNEMP? 0.001473 0.00335 0.440423 0.66 0.33
SPEC? -0.01247 0.01175 -1.061726 0.2893 0.14465
KMTE? 0.000902 0.00224 0.403751 0.6867 0.34335
KMTEWL_CLNEMP? 6.35E-05 9.55E-05 0.664964 0.5066 0.2533
KMTESPEC? -0.00071 0.00271 -0.26113 0.7942 0.3971
BIG4? 0.012202 0.01238 0.985344 0.3253 0.16265
RISK? 0.01174 0.01416 0.829427 0.4076 0.2038
GROWTH? -0.00048 0.00128 -0.374566 0.7083 0.35415
7/30/2019 SIPE_07
41/41
41
SIZE? 4.82E-05 0.00181 0.026572 0.9788 0.4894
Weighted Statistics
R-squared 0.012652Mean dependent
var 0.061185
Adjusted R-squared -0.01966S.D. dependent
var 0.066253
S.E. of regression 0.066901Sum squared
resid 1.230831
F-statistic 0.391549Durbin-Watson
stat 1.780769
Prob(F-statistic) 0.938684