13
2.1.1Pengertian Validitas Menurut Gronlund dan Linn (1990): Validitas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi Menurut Anastasi (1990): Validitas adalah ketepatan mengukur konstruk, menyangkut; “What the test measure and how well it does” Menurut Arikunto (1995): Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur. Menurut Sukadji (2000): Validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Azwar (1986):Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan Universitas Sebelas Maret |Resume Metodologi Penelitian 1

resume metodolofi validitas dan realibitas.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: resume metodolofi validitas dan realibitas.docx

2.1.1 Pengertian Validitas

Menurut Gronlund dan Linn (1990): Validitas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat

dari hasil pengukuran atau evaluasi

Menurut Anastasi (1990): Validitas adalah ketepatan mengukur konstruk, menyangkut;

“What the test measure and how well it does”

Menurut Arikunto (1995): Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat

instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur.

Menurut Sukadji (2000): Validitas adalah derajat yang menyatakan suatu tes mengukur

apa yang seharusnya diukur.

Menurut Azwar (1986):Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsinya.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif keandalan

instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya

diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.

Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi

apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai

dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas

rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.

2.1.2 Tujuan uji validitas

Mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam

melakukan fungsi ukurnya.

Agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.

2.1.3 Cara menentukan vadilitas

Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud

dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan skor total

|Resume Metodologi Penelitian 1

Page 2: resume metodolofi validitas dan realibitas.docx

dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat

diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya

(Arikunto, 1999: 78)

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment dengan angka

kasar, yaitu:

dengan rxy merupakan koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, N merupakan jumlah

siswa uji coba, X adalah skor-skor tiap butir soal untuk setiap individu atau siswa uji coba, dan Y

adalah skor total tiap siswa uji coba. Untuk menginterpretasikan tingkat validitas, maka koefisien

kolerasi dikategorikan pada kriteria sebagai berikut:

Setelah harga koefisien validitas tiap butir soal diperoleh, perlu dilakukan uji signifikansi untuk

mengukur keberartian koefisien korelasi berdasarkan distribusi kurva normal dengan

menggunakan statistik uji-t dengan persamaan:

|Resume Metodologi Penelitian 2

Page 3: resume metodolofi validitas dan realibitas.docx

dengan: t merupakan nilai hitung koefisien validitas, rxy adalah nilai koefisien korelasi tiap butir

soal, dan N adalah jumlah siswa uji coba.

Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada taraf kepercayaan 95% dan

derajat kebebasan (dk) = N–2. Jika thitung > ttabel maka koefisien validitas butir soal pada

taraf signifikansi yang dipakai.

2.1.4 Macam-macam validitas

Menurut Djaali dan Pudji (2008)  validitas dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Validitas isi (content validity)

Menurut Gregory (2000) validitas isi menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugas

atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan

proporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. Artinya tes mencerminkan

keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secara

proporsional.

Untuk mengetahui apakah tes itu valid atau tidak harus dilakukan melalui

penelaahan kisi-kisi tes untuk memastikan bahwa soal-soal tes itu sudah mewakili atau

mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang seharusnya dikuasai secara

proporsional. Oleh karena itu, validitas isi suatu tes tidak memiliki besaran tertentu yang

dihitung secara statistika, tetapi dipahami bahwa tes itu sudah valid berdasarkan telaah

kisi-kisi tes. Oleh karena itu, wiersma dan Jurs dalam Djaali dan Pudji (2008)

menyatakan bahwa validitas isi sebenarnya mendasarkan pada analisis logika, jadi tidak

merupakan suatu koefisien validitas yang dihitung secara statistika.

b. Validitas Konstruk (Construct validity)

Menurut Djaali dan Pudji (2008) validitas konstruk adalah validitas yang

mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa-apa yang benar-

benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah

ditetapkan.

|Resume Metodologi Penelitian 3

Page 4: resume metodolofi validitas dan realibitas.docx

Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen-instrumen yang dimaksudkan

mengukur variabel-variabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal seperti

instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, lokus control, gaya kepemimpinan,

motivasi berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya performansi maksimum seperti

instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat), intelegensi (kecerdasan intelekual),

kecerdasan emosional dan lain-lain.

Contoh Format Penelaahan Butir Soal Bentuk Uraian

Mata Pelajaran           :……………………………………………………..

Kelas/Semester           :……………………………………………………..

Penelaah                     :……………………………………………………..

Petunjuk pengisian format penelaahan butir soal bentuk uraian:

Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di dalam format!

Berilah tanda cek ( ) pada kolom “ya” bila soal yang ditelaah sudah sesuai dengan kriteria

Berilah tanda cek ( ) pada kolom “tidak” bila soal yang ditelaah tidak sesuai dengan kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan atau pada teks soal dan perbaikannya.

No. Aspek yang Ditelaah

Nomor Soal

1 2 3 …

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

 

A12

3

4

B

5

MateriSoal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk uraian)Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai

Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)

Isi materi yang ditanyakan sesuai

|Resume Metodologi Penelitian 4

Page 5: resume metodolofi validitas dan realibitas.docx

6

7

8

C

9

10

11

12

13

dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas

Konstruksi

Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntutjawaban uraian

Ada petunjuk yang jelas tentang cara pengerjaan soal.

Ada pedoman penskorannya

Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca

Bahasa

Rumusan kalimat soal komunikatif

Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku

Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian

Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung perasaan siswa

|Resume Metodologi Penelitian 5

Page 6: resume metodolofi validitas dan realibitas.docx

2.2 RELIABILITAS

2.2.1 Pengertian

Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability dalam bahasa inggris, berasal dari kata, reliable yang artinya dapat di percaya. “reliabilitas” merupakan kata benda, sedangkan “reliable” merupakan kata sifat atau keadaan.

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable).Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai arti seperti kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.

- Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.

- Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi.

- Menurut Nursalam (2003) Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama – sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan.

- Menurut Sukardi (2008: 43) relaibelitas adalah karakter lain dari evaluasi. Reliabelitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrument evaluasi dikatakan mempunyai nilai reliabelitas tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.

Menurut Sukardi (2008) Ada beberapa tipe reliabelitas yang digunakan dalam kegiatan evaluasi dan masing-masing reliebelitas mempunyai konsistensi yang berbeda-beda. Beberap tipe reliebelitas di antaranya: tes-retes, ekivalen, dan belah dua yang ditentukan melalui korelasi

.

|Resume Metodologi Penelitian 6

Page 7: resume metodolofi validitas dan realibitas.docx

2.2.2 Tipe-tipe Reliabelitas

Berbagai tipe tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1)      Relibalelitas Dengan Tes-Retes

Reliabelitas tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjukkan konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Tes-Retes menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan satu tes evaluasi yang dilaksanakan dua kali atau lebih, sebagai akibat kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, kita tertarik dalam mencari kejelasan bahwa skor siswa mencapai suatu tes pada waktu tertentu adalah sama hasilnya, ketika siswa itu dites lagi dengan tes yang sama. Dengan melakukan tes-retes tersebut. Seorang guru akan mengetahui seberapa jauh konsistensi suatu tes mengukur apa yang ingin diukur (Sukardi, 2008).

Sedangkan Arikunto (1997: 88) Metode tes ulang (tes-retes) dilakukan untuk menghindari dua penyusunan dua seri tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya satu dan dicobakan dua kali, maka metode ini dapat disebut juga dengan single-test-double-trial-method.

Reliebelitas tes retes dapat dilakukan dengan cara seperti berikut:

1. Selenggarakan tes pada suatu kelompok yang tepat sesuai dengan rencana.2. Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu, lakukan kembali

tes yang sama dengan kelompok yang sama tersebut.3. Korelasikan kedua hasil tes tersebut.

Jika hasil koefisien menunjukkan tinggi, berarti reliabilias tes adalah bagus. Sebaliknya, jika korelasi rendah, berarti tes tersebut mempunyai konsistensi rendah (Sukardi, 2008).

2)      Reliabelitas Dengan Bentuk Ekivalensi

Sesuai dengan namanya yaitu ekivalen, maka tes evaluasi yang hendak diukur reliabelitasnya dibuat identik dengan tes acuan. Setiap tampilannya, kecuali substansi item yang ada, dapat berbeda. Kedua tes tersebut sebaliknya mempunyai karate yang sama. Karakteristik yang dimaksud misalnya mengukur variabel yang sama, mempunyai jumlah item sama, struktur sama, mempunyai tingkat kesulitan dan mempunyai petunjuk, cara penskoran, dan interpretasi yang sama (Sukardi 2008).

|Resume Metodologi Penelitian 7

Page 8: resume metodolofi validitas dan realibitas.docx

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Arikunto (1997: 87) tes paralel atau equivalent adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan, tetapi butir-butirnya berbeda. Dalam istilah bahasa Inggris disebut Alternate-forms method (parallel forms).

Tes reliabelitas secara ekivalen dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tentukan sasaran yang hendak dites2. Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut.3. Administrasinya hasilnya secara baik.4. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan yang kedua kalinya pada

kelompok tersebut5. Korelasikan kedua hasil skor tersebut (Sukardi, 2008).

Perlu diketahui juga bahwa tes ekivalensi mempunyai kelemahan yaitu bahwa membuat dua buah tes yang secara esensial ekivalen adalah sulit. Akibatnya akan selalu terjadi kesalahan pengukuran (Sukardi, 2008). Pernyataan lain juga disampaikan oleh Arikunto (1997: 88) kelemahan dari metode ini adalah pengetes pekerjaannya berat karena harus menyusun dua seri tes. Lagi pula harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan dua kali tes.

3)      Reliebilitas Dengan Bentuk Belah Dua

Menurut Sukardi (2008: 47) Reliabilitas belah dua ini termasuk reliabilitas yang mengukur konsistensi internal. Yang dimaksud konsistensi internal adalah salah satu tipe reliabilitas yang didasarkan pada keajegan dalam setiap item tes evaluasi. Relibilitas belah dua ini pelaksanaanya hanya satu kali.

Cara melakukan reliabilitas belah dua pada dasarnya dapat dilakukan dengan urutan sebagai  berikut:

1. Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat kepada subjek sasaran.2. Bagi tes yang ada menjadi dua atas dasar dua item, yang paling umum dengan membagi

item dengan nomor ganjil dengan item dengan nomor genap pada kelompok tersebut.3. Hitung skor subjek pada kedua belah kelompok penerima item genap dan item ganjil.4. Korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula korelasi yang relevan dengan

teknik pengukuran (Sukardi, 2008).

|Resume Metodologi Penelitian 8

Page 9: resume metodolofi validitas dan realibitas.docx

Untuk mengetahui seluruh tes harus digunakan rumus Spearman-Brown (Arikunto, 1997):

3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas Instrumen

Menurut Sukardi (2008:51-52) koefisien reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu dekat atau terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi di antaranya sebagai berikut::

1)      Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah item materi pembelajaran diukur.

2)      Penyebaran skor, koefisien reliabelitas secara langsung dipengaruhi oleh bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang di ukur. Semakin tinggi sebaran, semakin tinggi estimasi koefisien reliable.

3)      Kesulitan tes, tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa, cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah.

4)      Objektifitas, yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama, mencapai hasil yang sama.

|Resume Metodologi Penelitian 9