Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RELEVANSI LULUSAN PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG
UNIVERSITAS BRAWIJAYA DENGAN DUNIA KERJA KEJEPANGAN
Agus Budi Cahyono, Efrizal, Fitriana Puspita Dewi
Universitas Brawijaya, [email protected] Universitas Brawijaya, [email protected] Universitas Brawijaya, [email protected]
ABSTRACT
The growth of the Indonesian economy provides an increasingly widespread
foreign investment space. One of the main investors in Indonesia is Japan. The large number of Japanese investments provides opportunities for Japanese language learners to gain employment opportunities related to Japanese fields. However, this opportunity is often missed because there is still a gap between the needs in the workplace and the competence of graduates. Through relevance analysis found the root of the problem and handling solutions. From the results of the study reveal : (1) the cause of the gap of the courses that have not support students to enter into the field of work, (2) unorganized information of job and (3)graduation requirements of Japanese Language Proficiency Test that has not been fulfilled. The solution is the improvement of KBK-KKNI-based curriculum that involves alumni, students, and employers of graduates. As solution is job information should be managed by Japanese Department itself and require the
student to pass JLPT N3 for graduation. Another solution for development of social skill is through activity in student organization and social activity. Keywords: relevation, graduation, field of work, Japanese company, curriculum
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan salah satu faktor yang berperan penting pada
era globalisasi. Dengan fungsi komunikatifnya, bahasa menghubungkan
antara yang lokal dengan global sehingga arus pertukaran informasi,
budaya, ilmu pengetahuan berjalan terus. Salah satu aspek yang
tersentuh globalisasi adalah ekonomi. Globalisasi menciptakan
kesempatan untuk meningkatkan perekonomian melalui jalur investasi
lintas negara dan benua. Salah satu bentuk globalisasi adalah investasi
asing di Indonesia. Negara yang merupakan investor terbesar di Indonesia
adalah negara Jepang. Sesuai dengan pidato duta besar Jepang untuk
Indonesia pada Penyelenggaraan the1st Indonesia-Japan Business
Forum oleh Nikkei BP dan Kompas Gramedia tahun 2013 (www.id-
emb.go.jp), nilai investasi langsung dari Jepang ke Indonesia pada tahun
ASA, Vol. 4, September 2017
2 | E-ISSN: - http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa
2011 bertambah menjadi 1,52 milyar dolar dibanding tahun sebelumnya.
Di tahun 2012 bertambah sekitar 60% dibanding tahun sebelumnya,
menjadi 2,46 milyar dolar. Pada kuartal pertama tahun ini terjadi
peningkatan sekitar 83% dibandingkan dengan waktu yang sama di tahun
sebelumnya, yaitu senilai 1, 15 milyar dolar. Jumlah perusahaan Jepang di
Indonesia juga bertambah sejumlah 250 perusahaan, dari 1005
perusahaan pada tahun 2010 menjadi 1255 perusahaan di tahun 2012,
mampu melalui dampak krisis ekonomi di tahun 1998 dan mencapai level
tertinggi semenjak hubungan diplomatik yang didirikan lima puluh lima
tahun yang lalu.
Indonesia dan Jepang yang memiliki hubungan yang dekat dan
hangat. Keduanya memasuki masa dengan dinamika baru. Saat ini,
berita mengenai Indonesia pun hampir setiap hari ada di surat kabar
Jepang. Kerjasama ekonomi antara Jepang dan Indonesia utamanya di
bidang industri dan manufaktur, namun sejak diadakannya kerjasama
antara stasiun televisi Indonesia dan Jepang, bidang pariwisata juga ikut
meningkat. Terjadi peningkatan jumlah wisatawan di kedua negara yang
semakin mempererat kerjasama antar keduanya. Jepang sendiri
menyatakan untuk ingin terlibat secara aktif pada program Master Plan
Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
yang dicanangkan Menteri Koordinator Ekonomi sebelumnya, Hatta
Rajasa. Program MP3EI ini merupakan rencana pengembangan ekonomi
Indonesia jangka panjang yang menekankan pada pembangunan
infrastruktur. Salah satu bentuk nyata kontribusi Jepang pada program ini
adalah keterlibatannya pada proyek pembangunan infrastuktur di kawasan
Metropolitan seperti daerah Jabodetabek atau yang lebih dikenal dengan
Metropolitan Priority Area (MPA).
Program MP3EI berimplikasi pada terciptanya Koridor Ekonomi
Indonesia (KEI). Koridor Ekonomi Indonesia adalah rencana
pengembangan ekonomi Indonesia sesuai kawasan, dimana disini
melibatkan pemerintah daerah, bidang industri dan lembaga pendidikan
tinggi yang mencetak lulusan sebagai tenaga kerja. Sesuai potensi
Agus Budi Cahyono, Relevansi Lulusan Program...
http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa E-ISSN: - | 3
masing-masing kawasan dibuat tema seperti misalnya KEI area Jawa
yaitu Pendorong Industri dan Jasa Nasional, berbasis manufaktur dan
Industri. Untuk itu rumpun-rumpun ilmu yang mendukung KEI wilayah
Jawa adalah Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Teknik dan Ekonomi.
Sayangnya, faktor bahasa tidak dimasukkan padahal jika berbicara
tentang manufaktur dan industri, sebagian besar industri dan manufaktur
di pulau Jawa adalah kerjasama dengan pihak asing dimana
membutuhkan bahasa sebagai penghubungnya. Jika menilik fakta bahwa
Jepang merupakan investor utama di Indonesia, maka pembelajaran
bahasa Jepang di Indonesia memiliki kontribusi yang besar bagi dunia
kerja terkait bidang kejepangan.
Banyaknya jumlah investasi Jepang di Indonesia berimbas pada
banyaknya jumlah kesempatan kerja yang tercipta. Hal ini memberikan
peluang bagi para lulusan pendidikan tinggi, khususnya yang
menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran bahasa Jepang, untuk
mendapatkan pekerjaan. Jenis pekerjaan seperti penerjemah, staf
administrasi, konsultan hingga posisi-posisi manajerial kerap
membutuhkan tenaga kerja lulusan program studi peyelenggara
pengajaran bahasa Jepang. Sayangnya tidak semua kesempatan itu
dapat terserap dengan baik. Meski seharusnya jumlah kesempatan kerja
dan jumlah lulusan berimbang namun faktanya tidak semua lulusan
terserap di dunia kerja sesuai bidangnya.
Hal serupa tidak hanya terjadi pada lulusan bahasa Jepang saja
namun kebanyakan lulusan pendidikan tinggi di Indonesia. Pusat Data
Statistik dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 2013
telah melakukan kajian analisis kualitas Program Studi Pendidikan Tinggi
dalam mendukung Pencapaian Koridor Ekonomi Indonesia. Pada kajian
ini pun, ditemukan masalah yang sama yaitu banyaknya tenaga kerja
yang mendapatkan pekerjaan tidak sesuai dengan latar belakangnya, juga
banyak industri di Indonesia yang menawarkan lowongan kerja namun
tidak terpenuhi. Menurut analisis awal, hal ini terjadi karena perguruan
tinggi belum link dan match dengan kebutuhan dunia kerja, tingkat
ASA, Vol. 4, September 2017
4 | E-ISSN: - http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa
kompetensi tenaga kerja lulusan perguruan tinggi yang masih rendah,
juga belum adanya sistem perencanaan tenaga kerja secara nasional
berdasar daerah dan sektor.
Masalah yang sama terjadi pada lingkup yang lebih spesifik yakni
lulusan bahasa Jepang di Indonesia. Meskipun Jepang sebagai investor
utama di Indonesia memberi peluang lowongan kerja yang banyak bagi
lulusan bahasa Jepang namun faktanya tidak semua lulusan bahasa
Jepang terserap ke dunia kerja yang terkait kejepangan. Banyak lulusan
yang bekerja di bidang yang tidak berhubungan dengan bahasa Jepang
sehingga menimbulkan kerugian seperti kesulitan untuk mempelajari
sesuatu yang sama sekali baru, kemampuan bahasa Jepang yang tidak
terpakai dan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu sesuai bidang pun
hilang sama sekali.
Kesenjangan antara lulusan bahasa Jepang dan keterserapannya
di dunia kerja sesuai bidang ini yang menarik perhatian penulis untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dan dalam. Penelitian ini mengambil
contoh studi kasus lulusan dari program studi Sastra Jepang Fakultas
Universitas Brawijaya karena gejala yang sama terlihat pada alumni
lulusan Sastra Jepang pada universitas lain. Tidak semua lulusan terserap
ke dunia kerja sesuai bidang kejepangan. Dengan melakukan kajian
relevansi antara lulusan dan keterserapannya di dunia kerja sesuai bidang
kejepangan maka diharapkan dapat ditemukan faktor-faktor penyebab dan
juga solusinya.
Kesenjangan antara lulusan bahasa Jepang dan keterserapannya
di dunia kerja sesuai bidang ini yang menarik perhatian penulis untuk
melakukan penelitian lebih lanjut. Karena tidak semua lulusan Sastra
Jepang Universitas Brawijaya terserap ke dunia kerja sesuai bidang
kejepangan maka ditentukan rumusan masalah yaitu : bagaimanakah
tingkat relevansi lulusan dengan dunia kerja terkait kejepangan, apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat relevansi, solusi apa yang
bisa diberikan dalam rangka peningkatan relevansi lulusan.
Agus Budi Cahyono, Relevansi Lulusan Program...
http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa E-ISSN: - | 5
Black dan Champion dalam Ratna (2010 :285) mendefinisikan
model sebagai konseptualisasi sistematik dalam bentuk skema tentang
berbagai unsur yang saling terkait. Pada penelitian kali ini model
penelitian yang digunakan secara sederhana digambarkan sebagai
berikut.
Secara garis besar rancangan penelitian adalah bagaimana data
dikumpulkan dan dianalisis. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif memanfaatkan cara penafsiran dalam bentuk deskripsi. Data
dalam penelitian ini adalah hasil angket alumni Sastra Jepang Universitas
Brawijaya. Selain deskriptif kualitatif penelitian ini juga berupa studi kasus.
Creswell (2015 : 135) menyatakan bahwa dalam studi kasus peneliti
mengeksplorasi kehidupan nyata, satu kasus atau berbagai kasus, melalui
pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan beragam
sumber informasi. Kasus dalam hal ini dibatasi hanya pada profil lulusan
Sastra Jepang Universitas Brawijaya yang bisa diterima dunia kerja yang
terkait dengan bidang kejepangan dan yang tidak terkait.
Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif analitik, yakni
metode dengan cara menguraikan sekaligus menganalisis. Dengan
Profil Alumni
(data tracer study
dan angket
Input Proses Output
Kurikulum -Temuan
-Solusi
-Simpulan tingkat
relevansi
ASA, Vol. 4, September 2017
6 | E-ISSN: - http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa
menggunakan kedua cara secara bersamaan diharapkan obyek dapat
dimaknai secara maksimal. Setelah data diklasifikasikan dan dipaparkan
dalam bentuk tabulasi grafik, data dideskripsikan kemudian dianalisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dari data yang masuk,
maka lulusan Sastra Jepang Universitas Brawijaya hanya 54% yang
terserap ke bidang kerja yang masih berhubungan dengan kejepangan.
54% itu terdiri atas berbagai jenis pekerjaan seperti penerjemah atau
interpreter di perusahaan, staf perusahaan Jepang (administrasi, produksi,
pemasaran, personalia), konsultan, pendidikan, pekerja di sektor
pariwisata, staf konsulat dan lain-lain. Sisanya 37 % adalah pekerjaan
yang tidak berhubungan sama sekali dengan kejepangan atau tidak
menggunakan bahasa Jepang dalam pekerjaannya. Jenis Pekerjaan
tersebut antara lain karyawan bank, wiraswasta, pemerintahan, media dan
staf keuangan atau pemasaran. Sisanya 7% adalah para lulusan yang
melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana. Lingkup pekerjaan mayoritas
di kawasan industri Jawa Timur, seperti Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto.
Lulusan yang bekerja di luar Jawa Timur adalah yang bukan penduduk
asli Malang sehingga sebisa mungkin mereka mencari kerja di daerah
asalnya.
Alumni yang diterima di bidang kejepangan adalah kebanyakan
yang sudah lulus N3 atau N2 dengan rentang gaji tahun pertama kerja
dari 3 juta sampai 7 juta. Para alumni ini juga bukan hanya lulus N2
namun juga ada faktor penunjang lain seperti pernah mengikuti program
Mombukagakusho selama satu tahun di Jepang dan juga selama kuliah
pernah menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan sehingga
komunikasi dengan orang lain sudah terlatih semenjak masa kuliah.
Bahkan ada alumni yang sudah lulus N2 atau juga N1 dan sama pernah
ikut beasiswa Mombukagasho, namun dari sisi gaji masih kalah bila
dibandingkan lulus N2 dan pernah aktif di organisasi kemahasiswaan
selama kuliah.
Agus Budi Cahyono, Relevansi Lulusan Program...
http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa E-ISSN: - | 7
Berbeda jauh dengan yang tidak mempunyai sertifikat N3 atau N2
dan tidak bekerja di bidang kejepangan, maka rentang gaji tahun pertama
kerja berkisar antara 1 juta sampai dengan 3 juta. Hal ini bisa terjadi
kebanyakan para alumni tidak menggunakan kemampuan berbahasa
Jepangnya secara optimal, seperti menjadi penerjemah lesan atau
penerjemah tulisan.
Salah satu cara untuk mengetahui tingkat relevansi adalah dengan
meninjau proses. Dalam hal ini adalah proses pendidikan di jenjang
perkuliahan tinggi yang menjadi bekal mahasiswa untuk terjun di
masyarakat. Selama masa perkuliahan, selain mata kuliah yang
menekankan kompetensi berbahasa Jepang (4ginou), mahasiswa juga
dibekali mata kuliah lain yang mendukung dunia kerja. Mata kuliah
tersebut antara lain Percakapan Bisnis, Penerjemahan, Perkantoran
Jepang, Pariwisata Jepang dan Pengajaran bahasa Jepang. Dari segi
mata kuliah umum, universitas juga menyiapkan mata kuliah Pengantar
Ilmu Komunikasi, Komputer dan Kewirausahaan. Dari sisi budaya
disiapkan mata kuliah Pola Pemikiran Masyarakat Jepang. Sementara
untuk menambah kemampuan bahasa disiapkan juga mata kuliah bahasa
asing lain seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin, bahasa Korea,
bahasa Jerman sebagai mata kuliah pilihan.
Dari hasil kuesioner ditemukan bahwa mata kuliah yang dianggap
paling mendukung dunia kerja selain kemampuan bahasa Jepang
(4ginou) seperti membaca, menulis, percakapan dan menyimak adalah
Percakapan Bisnis, Penerjemahan dan pola pemikiran masyarakat
Jepang. Meski begitu, setelah terjun ke dunia kerja, para alumni
menemukan bahwa mereka juga membutuhkan pengetahuan tentang
etika dan budaya bisnis orang Jepang yang membantu mereka dalam
proses adaptasi di perusahaan. Selain itu dibutuhkan pula pengenalan
istilah-istilah khusus terkait dunia kerja atau senmonyougo. Karena setiap
bidang kerja pasti akan berbeda-beda istilah yang digunakan, maka
pengenalan kosakata khusus bidang kerja misalnya terkait hal-hal umum
seperti istilah di bidang ekspor-impor, bagian personalia, istilah produksi
ASA, Vol. 4, September 2017
8 | E-ISSN: - http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa
dan lain-lain. Untuk bidang penerjemahan juga diharapkan porsi
berimbang antara pengajaran, penerjemahan tulisan dan lisan karena
selama ini kecenderungannya lebih banyak penerjemahan tulisan.
Perkuliahan penerjemahan secara lisan selama ini lebih diarahkan ke
bidang pariwisata daripada bisnis. Para alumni juga merasa ilmu
komunikasi adalah perkuliahan yang sangat penting dan dibutuhkan.
Selama ini Ilmu Komunikasi adalah mata kuliah umum wajib dari
universitas, alumni menyarankan agar ilmu komunikasi ini bisa diarahkan
ke komunikasi bisnis Jepang.
Poin berikutnya yang ditanyakan ke lulusan adalah masa tunggu
sampai mendapat pekerjaan dan hambatan selama proses pencarian
kerja dan adaptasi. Dari kuesioner ditemukan bahwa masa tunggu paling
lama sampai dengan mendapat pekerjaan adalah 19 bulan sementara
pada umumnya lulusan mendapatkan kerja antara 0-6 bulan. Hambatan
yang dialami lulusan terkait proses pencarian kerja salah satunya ialah
persyaratan yang diminta perusahaan harus lulus Ujian Kemampuan
Bahasa Jepang (UKBJ) level N3. Beberapa instansi malah mensyaratkan
sudah lulus UKBJ level N2. Persyaratan ini biasanya menjadi hambatan
utama pencari kerja di bidang kejepangan karena mereka tidak
menyiapkan diri dengan hal ini. Perusahaan Jepang umumnya
menjadikan hasil UKBJ sebagai salah satu prasyarat utama. Artinya meski
lulusan ini memiliki kompetensi dan skill lain yang bagus tapi jika tidak
memiliki sertifikat lulus N3 atau N2 maka akan sulit diterima bekerja di
perusahaan Jepang atau perusahaan yang bekerjasama dengan
perusahaan Jepang.
Hal ini juga yang menjadi salah satu celah mengapa banyak
lulusan Sastra Jepang tidak terserap ke dunia kerja terkait bidang
kejepangan. Pada lokakarya kurikulum berbasis KBK-KKNI level program
studi yang diselenggarakan oleh program studi Sastra Jepang bulan
Februari 2015 yang lalu, masalah persyaratan kelulusan UKBJ ini juga
yang dikemukakan pihak stake holder. Pihak stake holder mengharap
Agus Budi Cahyono, Relevansi Lulusan Program...
http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa E-ISSN: - | 9
mahasiswa yang mau melamar kerja perusahaan Jepang untuk memiliki
sertifikat kelulusan UKBJ minimal level N3 karena ini kualifikasi utama
yang dilihat perusahaan Jepang. Artinya meski IPK (Indeks Prestasi
Kumulatif) lulusan tersebut baik ( rata-rata 3 ke atas) jika tidak memiliki
sertifikat UKBJ N3 atau N2 tetap sulit bersaing. Hal ini merupakan
tantangan bagi Program Studi Sastra Jepang sendiri. Jika menilik input
yang sangat beragam maka hal ini sulit dilakukan. Namun menimbang
bahwa kelulusan UKBJ level N3 adalah kualifikasi yang diminta pengguna
lulusan maka tentu ini menjadi tanggung jawab program studi sebagai
penyelenggara pengajaran bahasa Jepang. Dari diskusi dengan pihak
stake holder itu juga didapatkan info bahwa pihak perusahaan
mengharapkan agar mahasiswa yang bekerja di perusahaan dibekali
kosakata bidang perusahaan dan bisnis.
Halangan lain yang ditemukan lulusan selama proses pencarian
kerja adalah info lowongan kerja itu sendiri. Kebanyakan mahasiswa
sastra Jepang Universitas Brawijaya berasal dari daerah Jawa Timur
sendiri sementara lowongan kerja biasanya terpusat di kawasan
Jabodetabek dimana perusahaan Jepang lebih banyak. Akibatnya info
lowongan kerja kebanyakan berdatangan dari perusahaan Jepang yang
ada di Jawa Timur saja. Faktor lainnya adalah Program Studi Sastra
Jepang Universitas Brawijaya sendiri masih tergolong baru sehingga
organisasi ikatan alumninya belum berjalan dengan baik. Hal ini
mengakibatkan pertukaran info tentang lowongan kerja belum bisa
mengalir dengan lancar. Adanya Jobfair atau pameran bursa kerja juga
kurang cukup membantu karena biasanya perusahaan Jepang jarang
terlibat dalam Jobfair. Informasi tentang lowongan kerja yang paling
banyak adalah melalui alumni yang sudah bekerja di suatu perusahaan
Jepang tertentu. Maka pada Juni 2015, Program Studi Sastra Jepang
memfasilitasi para alumni untuk membentuk alumni ikatan sastra Jepang
di gedung Fakultas Ilmu Budaya. Program Studi juga memfasilitasi dengan
membuat facebook khusus program studi Sastra Jepang yang di situ juga
dimuat tentang lowongan kerja.
ASA, Vol. 4, September 2017
10 | E-ISSN: - http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa
Setelah lulusan berhasil mendapatkan pekerjaan masih ada
halangan berikutnya yaitu proses adaptasi. Adaptasi sendiri adalah suatu
proses yang harus dilalui oleh semua orang yang baru masuk dunia kerja.
Transisi dari masa perkuliahan ke dunia kerja adalah masa-masa yang
lumayan sulit. Yang tidak kuat menghadapi masa-masa adaptasi ini
biasanya cenderung menyerah dan mengundurkan diri. Padahal meskipun
ia mengundurkan diri, tapi di tempat kerja yang baru nanti dia juga akan
melalui proses adaptasi. Adaptasi adalah proses dari dunia kerja itu
sendiri namun kesulitannya bisa diminimalisir dengan bekal pengetahuan
tentang dunia kerja. Proses adaptasi semakin sulit ketika bertemu dengan
budaya dan pola pikir yang berbeda dengan budaya negeri sendiri. Dalam
kaitannya dengan bidang kerja kejepangan maka sudah selayaknya jika
pembekalan tentang etika dan budaya bisnis Jepang diberikan. Paling
tidak untuk hal-hal yang bersifat umum seperti etos kerja, budaya Kaizen
(perbaikan berkelanjutan) , 5P (Pemilahan, Penataan, Pembersihan,
Pemantapan dan Pembiasaan), Horenso (houkoku/pelaporan,
renraku/kontak dan sodan/berunding) serta hubungan senioritas. Dengan
memahami pola pikir dan budaya orang Jepang, maka proses adaptasi
akan berjalan semakin mudah.
Kemudian yang tak kalah penting adalah kompetensi di luar bahasa
Jepang yang nantinya mendukung karier. Jenjang karier lulusan sastra
Jepang jika tidak didukung kompetensi lain maka akan berjalan di situ-situ
saja. Misalnya jika di awal masuk kerja adalah interpreter maka
seterusnya tetap jadi interpreter tidak naik ke jenjang yang lebih tinggi. Hal
ini terjadi karena kompetensi yang dimiliki hanya kemampuan bahasa
Jepang saja. Jenjang karier ini tentu berpengaruh penting pada tingkat
penghasilan sehingga perlu mendapat perhatian yang lebih. Diperlukan
kompetensi lain selain yang bersifat akademik tapi lebih berupa soft skill
yang terasah seperti manajemen, komunikasi, jiwa kepemimpinan
(leadership), kreatif, inovatif dan lain sebagainya. Hal ini bisa diasah
melalui kegiatan organisasi intra kampus, seperti Unit Kegiatan
Mahasiswa, Himpuan Mahasiswa semasa kuliah dan juga lewat program
Agus Budi Cahyono, Relevansi Lulusan Program...
http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa E-ISSN: - | 11
Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN di tingkat fakultas sekarang sudah
diarahkan menjadi 2, yaitu KKN Magang di instansi swasta atau di instansi
negeri dan KKN tematik. KKN tematik berarti, para mahasiswa diterjukan
ke desa-desa untuk mengembangkan masyarakat pedesaan. Hal ini juga
berpengaruh bagi mahasiswa di masa depan untuk mempunyai
ketrampilan pengembangan organisasi baik itu berupa masyarakat industri
ataupun masyarakat secara umum. Dengan memiliki kompetensi lain
selain bahasa Jepang maka kualitas diri seseorang semakin meningkat
sehingga ia bisa menapaki jenjang karier sesuai dengan kualifikasi yang
dimilikinya.
Solusi dan Penanganan
Menurut Brodjonegoro dalam Tritjahjo (2005:57) “kebijakan
program untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan meliputi
empat aspek yaitu kurikulum, tenaga kependidikan, sarana pendidikan
dan kepemimpinan satuan pendidikan”. Dari pernyataan di atas terlihat
bahwa kurikulum merupakan aspek penting untuk meningkatkan relevansi
suatu lembaga pendidikan tinggi. Di Program Studi Sastra Jepang
Universitas Brawijaya sendiri sedang menggodok kurikulum baru dengan
mengacu pada aturan kurikulum KBK-KKNI. Kurikulum KBK-KKNI dirasa
cukup efektif untuk menanggulangi masalah kesenjangan antara peluang
kerja dan keterserapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan mekanisme
penyusunan kurikulum KBK-KKNI melibatkan para alumni dan pengguna
lulusan (stake holder) sehingga dapat dikomunikasikan hal-hal apa saja
yang harusnya disiapkan pendidikan tinggi agar lulusannya bisa terserap
ke dunia kerja semua.
Mekanisme penyusunan kurikulum berangkat dari profil lulusan
kemudian capaian pembelajaran dilanjutkan lagi ke bahan kajian baru
setelah itu dirumuskan mata kuliah. Penyusunan kurikulum di program
studi Sastra Jepang Universitas Brawijaya sudah mengikuti proses
tersebut. Dari data tracer study dirumuskan profil lulusan seperti apa yang
ingin dihasilkan oleh program studi Sastra Jepang. Tidak hanya
berdasarkan data tracer study saja, penyusunan kurikulum juga sudah
ASA, Vol. 4, September 2017
12 | E-ISSN: - http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa
sampai pada tahap pembicaraan dengan mahasiswa, alumni, stake
holder, juga para ahli di bidang kurikulum baik yang bersifat umum, dalam
hal ini pembicara dari DIKTI, ahli kurikulum di bidang bahasa dan budaya
sampai dengan bidang kejepangan sendiri. Diskusi ini menjadi ruang
komunikasi antara program studi sebagai pencetak lulusan yang harus
memenuhi kebutuhan dunia kerja, mahasiswa yang akan terjun ke dunia
kerja, alumni sebagai lulusan program studi yang sudah terjun ke dunia
kerja juga pihak stake holder sebagai pencari dan pengguna tenaga kerja.
Sehingga apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja bisa disiapkan oleh
mahasiswa di masa perkuliahan. Dari sini direncanakan penambahan dan
perubahan isi mata kuliah yang lebih mendukung dunia kerja.
Relevansi juga sangat terkait dengan jaminan mutu lembaga
pendidikan tersebut. Masalah kurikulum ini juga telah dievaluasi dalam
Audit Internal Mutu Universitas Brawijaya pada tahun 2014 lalu. Salah
satu temuannya adalah belum adanya standarisasi capaian pembelajaran
secara nasional. Padahal kurikulum KBK-KKNI sendiri berangkat dari
kondisi jenis dan mutu pendidikan tinggi Indonesia yang salah satu
problemnya adalah ketidaksetaraan capaian pembelajaran oleh program
studi yang sama.
Capaian pembelajaran sesuai dengan draft Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) SNP 2013 mencakup 4 hal
yakni sikap dan tata nilai, pengetahuan, kemampuan psikomotorik serta
kewenangan dan tanggung jawab. Pada penyusunannya capaian
pembelajaran ini dibagi menjadi dua yakni capaian pembelajaran minimum
dan capaian pembelajaran penciri perguruan tinggi. Capaian
Pembelajaran minimum dirumuskan oleh forum pertemuan pengelola
program studi sejenis, yang kemudian disahkan menteri sesuai dengan
kualifikasi KKNInya. Dari capaian pembelajaran minimum inilah yang
akhirnya menjadi kurikulum inti. Sementara capaian pembelajaran penciri
perguruan tinggi adalah capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh
institusi pendidikan tinggi yang menjadi ciri khas lembaga pendidikan
Agus Budi Cahyono, Relevansi Lulusan Program...
http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa E-ISSN: - | 13
tinggi tersebut. Capaian pembelajaran minimum bisa disebut juga
kompetensi lulusan. Dengan belum adanya standar nasional capaian
pembelajaran untuk program studi Sastra Jepang maka kompetensi
lulusan pun belum bisa dirumuskan sehingga kurikulum inti juga belum
bisa disusun. Oleh karena itu, temuan ini bisa menjadi pekerjaan rumah
bagi Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang Indonesia sendiri untuk
merumuskan capaian pembelajaran bagi lulusan Sastra Jepang ataupun
Pendidikan Bahasa Jepang .
Penanganan lain untuk masalah persyaratan kelulusan UKBJ level
N3 adalah program studi membuat aturan supaya mahasiswa harus
memiliki sertifikat lulus UKBJ N3. Namun, di sisi lain mengingat input
mahasiswa yang sangat variatif, maka bagi yang belum lulus diadakan
UKBJ internal yang setara N3 dengan bekerjasama dengan pihak Unit
Pelayanan Terpadu Bahasa di Universitas. Namun sebagai saran akan
lebih baik lagi jika masalah standarisasi N3 ini bisa dilakukan secara
nasional. Artinya semua lembaga penyelenggara pendidikan bahasa
Jepang bisa menjadikan sertifikat N3 sebagai syarat kelulusan. Hal ini
juga turut memacu kesetaraan capaian pembelajaran pada program studi
yang sama seperti disebutkan sebelumnya.
Masalah lain yang perlu dicari solusinya adalah mengenai info
lowongan kerja yang belum terorganisir. Sesuai dengan temuan dari
angket yang disebarkan ke lulusan, banyak yang tidak mengetahui
dimana info tentang lowongan kerja terkait kejepangan. Pada kasus
lulusan Sastra Jepang Universitas Brawijaya umumnya info yang datang
dari daerah Jawa Timur saja. Padahal perusahaan Jepang banyak
terpusat di kawasan Jabodetabek. Info lowongan kerja perusahaan
Jepang umumnya datang dari alumni atau dari program studi sendiri.
Mengacu pada analisis kualitas program studi Perguruan Tinggi dalam
Mendukung Pencapaian Koridor Ekonomi Indonesia yang disusun oleh
bidang pendayagunaan dan pelayanan data statistik pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013, salah satu faktor
ASA, Vol. 4, September 2017
14 | E-ISSN: - http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa
tidak terserapnya lulusan ke dunia kerja adalah karena belum terciptanya
sistem perencanaan tenaga kerja secara nasional berdasarkan daerah
dan sektor. Sebagai solusi kongkrit yang ditawarkan para alumni adalah
diadakannya Job Fair atau pameran bursa kerja khusus untuk
perusahaan-perusahaan Jepang yang diadakan di daerah-daerah yang
memiliki lulusan bahasa Jepang yang cukup banyak. Sehingga info
tentang lowongan kerja bisa merata tidak terpusat di kawasan-kawasan
tertentu saja. Selain itu bisa juga dibuat Job Placement Center yang
dikelola program studi. Sehingga info lowongan kerja bisa diakomodir
program studi. Info dari alumni, link dosen dan lowongan kerja yang
masuk ke program studi bisa mengalir dan ditampung dalam satu wadah
ini sehingga info lowongan kerja bisa lebih terorganisir.
Untuk solusi masalah pengembangan kompetensi di luar bahasa
bisa diterapkan dalam penyusunan kurikulum baru seperti pada
perumusan kompetensi lulusan dan mata kuliah. Kompetensi lain yang
dibutuhkan dunia kerja yang berupa soft skill seperti leadership,
komunikasi, daya inovatif dan kreatifitas, manajemen lainnya bisa dipupuk
melalui metode pembelajaran, kegiatan organisasi mahasiswa juga dalam
kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau Praktek Kerja Industri. Akhirnya, upaya
peningkatan relevansi lulusan suatu lembaga pendidikan tinggi bukan saja
tanggung jawab lembaga itu sendiri namun terkait pihak-pihak yang lebih
luas lagi. Dalam hal ini melibatkan juga alumni, pengguna lulusan dan
asosiasi yang menjadi wadah bagi program studi tersebut.
SIMPULAN
Tingkat relevansi lulusan Sastra Jepang Universitas Brawijaya
dengan dunia kerja terkait bidang kejepangan terbilang masih kurang. Hal
ini dibuktikan dengan baru 54 % jumlah lulusan yang bekerja sesuai
dengan bidang kejepangan. Ditinjau dari mata kuliah yang diberikan,
masih perlu diadakan pembekalan lagi mata kuliah-mata kuliah yang
mendukung dunia kerja seperti komunikasi bisnis, etika dan budaya
perusahaan Jepang serta kosakata seputar perusahaan. Upaya perbaikan
Agus Budi Cahyono, Relevansi Lulusan Program...
http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa E-ISSN: - | 15
pun dilakukan dengan cara perubahan kurikulum yang melibatkan
pengguna lulusan, mahasiswa dan alumni, menyiapkan aturan syarat
kelulusan yang dibutuhkan oleh tempat kerja, serta memperbaiki metode
pembelajaran dan praktek kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk
memberikan modal kompetensi soft skill bagi mahasiswa.
Analisis relevansi seperti ini perlu dilakukan juga di program studi
Sastra Jepang atau Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang universitas
lain agar bisa mengetahui tingkat relevansi dan problematika yang
melingkupinya sesuai daerah dan sektor. Dengan cara seperti ini, program
studi dapat mengetahui peluang dan tantangan di dunia kerja sesuai
dengan kondisi daerahnya dan bagaimana program studi tersebut
menyiapkan lulusannya agar bisa menangkap peluang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bidang Pendayagunaan dan Pelayanan Pusat Data Statistik Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Analisis Kualitas Program Studi Dalam Mendukung Pencapaian Koridor Ekonomi Indonesia. Pusat Data Statistik Pendidikan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Creswell, W John. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset (terjemahan). 2015. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Dubes Tanizaki: Jepang tingkatkan investasi ke Indonesia 2015
Tersedia pada http://www.antaranews.com/berita/465313/dubes-tanizaki- tingkatkan-investasi-ke-indonesia-2015
Muhsan, Ali dkk.2012. Analisis Relevansi Lulusan Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja. Journal Economia, Vol.8 No 1 April
Pedoman Pendidikan Fakultas Ilmu Budaya 2013/2014. Malang : Universitas Brawijaya Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Ilmu Budaya
dan Sosial Humaniora. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Sudjana, Nana. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung :
Sinar Baru Algesindo Tim Pengembang Kurikulum Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan DIKTI .2013. Konsep Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi Tim Penyusun. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta ; Balai Pustaka
ASA, Vol. 4, September 2017
16 | E-ISSN: - http://journal.unesa.ac.id/index.php/asa
Tritjahjo Danny Soesilo dan Setyorini. 2005. Kinerja Alumni BK FISIP UKSW dan Faktor Yang Melatarbelakangi. Satyawidya vol. 18 No.1
Juni 2005 Pidato Duta Besar Jepang Untuk Indonesia. 2013. Penyelenggaraan the1st Indonesia- Japan Business Forum oleh Nikkei BP dan Kompas Gramedia (8 Mei 2013). Tersedia pada http://www.id.emb- japan.go.jp/speech_ dubes_ ijbf. html