Upload
allan-a-asrar
View
364
Download
2
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Descricbe about wave
Citation preview
REFRAKSI DAN DIFRAKSI GELOMBANG LAUT
DI DAERAH DEKAT PANTAI PARIAMAN (WATER WAVE REFRACTION AND DIFFRACTION
IN NEARSHORE REGION OF PARIAMAN)
ARTIKEL
Oleh :
ITTO SAMULANO
0921216007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ANDALAS
2012
REFRAKSI DAN DIFRAKSI GELOMBANG LAUT
DI DAERAH DEKAT PANTAI PARIAMAN (WATER WAVE REFRACTION AND DIFFRACTION
IN NEARSHORE REGION OF PARIAMAN)
ARTIKEL
Oleh :
ITTO SAMULANO
0921216007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ANDALAS
2012
REFRAKSI DAN DIFRAKSI GELOMBANG LAUT DI DAERAH DEKAT PANTAI PARIAMAN
(WATER WAVE REFRACTION AND DIFRACTION IN NEARSHORE REGION OF PARIAMAN)
Oleh : Itto Samulano, ST
(dibawah bimbingan : Ir. Mas Mera, MT, Ph.D, dan Ir. Februarman, MT)
RINGKASAN
Tesis ini menitik-beratkan pada simulasi penjalaran gelombang di daerah dekat Pantai Pariaman dengan memperhitungkan proses refraksi dan difraksi gelombang laut. Simulasi dilakukan secara numeris dengan menggunakan RCPWave (persamaan pengaturnya adalah mild-slope equation) dengan empat program pendukungnya, yaitu: Grid Generation, Dina-Hindcasting, WWWL Data, dan WMV. Kelima program tersebut adalah program yang telah jadi (existing computer softwares). Domain yang diambil sepanjang Pantai Pariaman, dimulai dari pantai Padang Birik-Birik di utara sampai pantai Sunur di selatan yang berjarak 14 km dan ke arah lepas pantai sejauh 13,5 km, serta di dalam domain terdapat lima buah pulau-pulau kecil. Sedangkan parameter gelombang yang digunakan adalah data dari gelombang yang dibangkitkan oleh angin sepanjang tahun 2010, tetapi sudut datang gelombang dibuat bervariasi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa refraksi dan difraksi gelombang terjadi paling besar di samping kiri semua pulau-pulau. Pada sudut datang gelombang 45 pembelokkan gelombang terbesar adalah 98 terjadi di dekat Pulau Kasiak, sehingga tinggi gelombang di lokasi ini lebih kecil dari tempat lain. Sementara itu, tinggi gelombang yang besar terjadi di depan semua pulau dan dekat garis Pantai Pariaman. Arah gelombang di dekat sepanjang garis Pantai Pariaman hampir membentuk sudut tegak lurus dengan garis pantai, kecuali pada pantai di Padang Birik-Birik, Pauh Barat dan Taluak.
Kata kunci: Refraksi, difraksi, sudut datang, tinggi gelombang, Pantai Pariaman.
Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman
Itto Samulano (0921216007) 1
1. PENDAHULUAN
Angin adalah salah satu pembangkit terjadinya gelombang laut (perairan) yang kita
lihat sehari-hari. Angin yang bertiup di atas lautan memindahkan energinya ke perairan,
sehingga menyebabkan terjadinya riak-riak, alun / bukit, dan berubah menjadi apa yang
kita sebut dengan gelombang laut.
Ada tiga faktor yang menentukan karakteristik gelombang yang dibangkitkan oleh
angin, yaitu: lama angin bertiup atau durasi angin, kecepatan angin, dan fetch. Semakin
lama angin bertiup pada permukaan perairan, maka semakin besar energi yang akan
dihasilkan. Semakin besar energi gelombang akan menyebabkan pergerakan (kecepatan)
gelombang semakin kencang / cepat, sehingga gelombang ditimbulkan semakin tinggi.
Angin yang lebih kuat akan menghasilkan gelombang yang lebih besar. Sedangkan fetch,
merupakan jarak tempuh gelombang dari awal pembangkitannya. Semakin panjang jarak
fetch, maka ketinggian gelombang akan semakin besar.
Gelombang yang menjalar dari perairan dalam (deep water) menuju ke pantai atau
perairan dangkal (shallow water) akan mengalami perubahan bentuk (transformasi), berupa
refraksi, difraksi, pendangkalan (shoaling), refleksi dan akhirnya gelombang tersebut
pecah (wave breaking). Proses refraksi terjadi karena adanya pengaruh perubahan
kedalaman dasar laut, akibatnya arah penjalaran gelombang atau lintasan gelombang (wave
ray) akan mengalami pembelokan dan cenderung untuk tegak lurus terhadap garis kontur
dasar laut. Semakin rapat kontur laut maka semakin cepat terjadi pembelokan mengarah ke
arah tegak lurus garis kontur. Proses difraksi terjadi apabila ada sebuah gelombang datang
menuju pantai terhalang oleh suatu rintangan seperti pemecah gelombang atau pulau,
energi gelombang berpindah secara lateral ke arah daerah terlindungi. Pendangkalan dasar
laut menyebabkan terjadi perubahan kecepatan, panjang dan tinggi gelombang yang
merambat ke pantai. Proses refleksi terjadi apabila gelombang yang dalam perambatannya
menemui rintangan, misalnya bangunan laut / pantai atau pulau, sehingga dipantulkan
secara keseluruhan atau sebagian saja. Sementara bagian lainnya diserap oleh rintangan
tersebut atau diteruskan. Gelombang pecah terjadi apabila gelombang bergerak mendekati
pantai, pergerakan gelombang di bagian bawah yang berbatasan dengan dasar laut akan
melambat. Ini adalah akibat dari friksi / gesekan antara air dan dasar laut. Sementara itu,
bagian atas gelombang di permukaan air akan terus melaju. Semakin menuju ke pantai,
Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman
Itto Samulano (0921216007) 2
puncak gelombang akan semakin tajam dan lembahnya akan semakin datar, dan akhirnya
gelombang tersebut pecah.
Fenomena transformasi gelombang tersebut dapat dilihat pada Pantai Pariaman
yang mempunyai beberapa pulau di peraiarannya. Pantai ini termasuk daerah ke dalam
administrasi Kota Pariaman Propinsi Sumatera Barat. Pantai Pariaman ini berada di
perairan Selat Kepulauan Mentawai / Samudera Hindia yang umumnya gelombang yang
merambat berasal dari arah barat (yaitu dari arah Samudera Hindia / Selat Kepulauan
Mentawai). Di Perairan Pariaman terdapat enam buah pulau-pulau kecil, lima buah pulau
diantaranya berada dekat dengan pantai yang berjarak sekitar 2 4 km dari bibir pantai.
Pulau-pulau kecil tersebut menjadi penghalang pada gelombang datang dari perairan dalam
menuju perairan dangkal, sehingga menyebagkan terjadinya transformasi gelombang pada
perairan ini.
Pada saat ini transformasi gelombang dapat dimodelkan dengan model numeris
perangkat lunak (software) komputer. Salah satu software yang dapat digunakan adalah
RCPWave (Regional Coastal Processes Wave Propagation Model). Sebuah pemodelan
numeris beda hingga 2 dimensi (2D) yang dapat mensimulasikan transformasi gelombang
linier pada batimetri sembarangan. Pemodelan ini dikembangkan oleh Bruce A. Ebersole,
Mary A. Cialon dan Mark D. Pratt dari Coastal Engineering Research Center (CERC), US
Army Engineer Waterways Experiment Station pada tahun 1986.
Penelitian ini akan mensimulasikan pola transformasi gelombang di perairan sekitar
Pantai Pariaman dengan menggunakan software yang telah jadi (existing computer
software) yakni RCPWave. Pola transformasi yang dapat disimulasikan oleh model ini
meliputi fenomena refraksi, difraksi, shoaling, dan gelombang pecah, tetapi tidak
memperhitungkan refleksi.
2. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah mensimulasikan secara numeris penjalaran
gelombang yang terjadi di dekat Pantai Pariaman dengan memperhitungkan refraksi dan
difraksi.
Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman
Itto Samulano (0921216007) 3
3. BATASAN
Batasan-batasan yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Transformasi gelombang melputi refraksi, difraksi, dan shoaling, tetapi tidak memperhitungkan refleksi.
Software yang digunakan dalam simulasi adalah software yang telah jadi yaitu RCPWave yang dikembangkan oleh Bruce A. Ebersole, Mary A. Cialon dan Mark
D. Pratt pada tahun 1986.
Software pendukung yang digunakan dalam simulasi adalah Grid Generation untuk pengolahan data batimetri dan garis pantai Dina-Hindcasting untuk pengolahan
data angin, WWWL Data untuk penyusunan data angin yang telah diolah tersebut
dan WMV untuk menampilkan hasil simulasi yaitu vektor gelombang.
Data batimetri Pantai Pariaman diperoleh dari Peta Ekosistem / Padang / Lembar 0715 Marine & Coastal Resources Management Porject (MCRMP). Data
batimetri yang digunakan mulai dari 0 100 meter)
Data periode gelombang (T) yang digunakan adalah data yang diambil dari data angin (arah dan kecepatan) selama tahun 2010 yang bersumber dari Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ketaping Padang Pariaman yang
kemudian diolah dengan program Dina-Hindcasting.
Daerah yang dimodelkan (domain model) adalah Perairan di dekat Pantai Pariaman, dengan koordinat domain model 03050 - 04030 LS dan 995050 - 1001000 BT, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Sudut datang gelombang () dibuat bervariasi, mulai dari sudut (- 45) sampai 45 dengan tegak lurus garis pantai dengan interval 5. Garis pantai rata-rata
diasumsikan membentuk sudut 57 terhadap arah utara berlawanan arah jarum jam
(lihat Gambar 2).
Itto S
Refr
Samulano (09
Gam
raksi Dan Di
921216007)
mbar 2 Sudut
- 4
Arah GelData
fraksi Gelom
t garis pantai,
45
45
Arah
lombang ang
Perairan PantaPariaman
mbang Laut D
garis tegak lu
h Gelombang Datang
Garis teg
ai
Di Daerah Dek
urus pantai dan
ak lurus pantai
90
57
kat Pantai Pa
n sudut datang
Utara
Garis pantai
Daratan Pariaman
ariaman
g gelombang
5
Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman
Itto Samulano (0921216007) 6
4. METEDOLOGI PENELITIAN
Gambar 3 Diagram alir metedologi penelitian
Mulai
Mempelajari literatur dan software
Mengumpulkan literatur dan menentukan software
Mengumpulkan data lapangan
Mensimulasikan penjalaran gelombang laut
Membahas dan menganalisis hasil model
Membuat proposal tesis
Menulis laporan/tesis
Selesai
Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman
Itto Samulano (0921216007) 7
5. PROSES SIMULASI PENJALARAN GELOMBANG LAUT
Gambar 4 Diagram alir tahapan-tahapan dalam mensimulasikan penjalaran gelombang
Data batimetri dan garis pantai
T, H, dan
Mulai
Data angin
Grid Generator
Dina-Hindcasting
WWWL Data Spatial.nc = Spatial
domain file Station.nc = Station
domain file
T, H, dan yang tersusun pada file
Wave.nc
RCPWave
E3.nc = Field File E1.prt = Print out file
Selesai
Vektor gelombang
WMV
Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman
Itto Samulano (0921216007) 8
6. POLA TRANSFORMASI GELOMBANG DI DEKAT PANTAI PARIAMAN 6.1. Pola Transformasi Gelombang Sudut Datang (- 45)
Dapat dilihat pada Gambar 5 memperlihatkan pola transformasi gelombang
dengan sudut datang (- 45). Pola transformasi gelombang yang terjadi pada pulau-pulau
kecil dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pulau Kasiak : Gelombang yang melewati samping kanan pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 138 ke arah pantai, 128 ke arah sejajar
belakang pulau. Dan gelombang yang melewati samping kiri pulau
akan mengalami pembelokkan sebesar 154 ke arah sejajar belakang
pulau.
Pulau Angso : Gelombang yang melewati samping kanan pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 160 ke arah pantai, 143 ke arah sejajar
belakang pulau. Dan gelombang yang melewati samping kiri pulau
akan mengalami pembelokkan sebesar 154 ke arah sejajar belakang
pulau.
Pulau Tangah : Gelombang yang melewati samping kanan pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 151 ke arah pantai, 109 ke arah sejajar
belakang pulau. Dan gelombang yang melewati samping kiri pulau
akan mengalami pembelokkan sebesar 162 ke arah sejajar belakang
pulau.
Pulau Ujung : Gelombang yang melewati samping kanan pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 154 ke arah pantai, 125 ke arah sejajar
belakang pulau. Dan gelombang yang melewati samping kiri pulau
akan mengalami pembelokkan sebesar 149 ke arah sejajar belakang
pulau.
Gosong Sibarat : Gelombang yang melewati samping kanan pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 155 ke arah pantai, 135 ke arah sejajar
belakang pulau. Dan gelombang yang melewati samping kiri pulau
akan mengalami pembelokkan sebesar 173 ke arah sejajar belakang
pulau.
Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman
Itto Samulano (0921216007) 10
Perambatan gelombang yang menuju pulau A (Pulau Kasiak), pulau B (Pulau
Angso), pulau C (Pulau Tangah), pulau D (Pulau Ujung), pulau E (Gosong Sibarat)
mengalami refraksi dan difraksi gelombang. Pada saat melewati samping kanan pulau,
sebagian gelombang ada yang berbelok dan berusaha sejajar dengan garis pantai di
belakang pulau, sebagian ada yang berusaha tegak lurus terhadap arah pantai dan sebagian
lagi ada yang cenderung ke arah selatan. Sedangkan pada saat melewati samping kiri
pulau, sebagian gelombang ada yang berbelok dan berusaha sejajar dengan garis pantai di
belakang pulau, dan sebagian lagi terus merambat ke arah selatan yang akhirnya bertemu
kembali dengan perambatan gelombang dari arah samping kanan, tepatnya disebelah kanan
pada belakang pulau. Perambatan gelombang ini terus melaju mendekati pantai dan
cenderung untuk tegak lurus terhadap garis kontur dasar laut sampai mendekati pantai,
karena adanya pendangkalan pada dasar laut dekat pantai.
Perairan yang memiliki pulau-pulau kecil tersebut mengalami refraksi dan difraksi
gelombang paling besar terjadi pada saat melewati samping kanan pulau. Adanya
pembelokkan tajam dan penyebaran arah gelombang sebanyak tiga arah, yang disebabkan
oleh sudut datang gelombang. Sehingga pembelokkan gelombang pada samping kanan
pulau membentuk sudut yang lebih kecil dari pada samping kiri pulau. Selain itu kerapatan
batimetri juga mempengaruhi pembelokkan gelombang, sehingga gelombang berusaha
sejajar dengan garis pantai di belakang pulau. Karena semakin rapat batimetri, maka
semakin cepat terjadinya proses pembelokkan (refraksi) di dekat pantai pada pulau.
Pola transformasi gelombang yang terjadi pada perairan tanpa pulau-pulau kecil.
Perambatan gelombang yang menuju ke arah pantai dengan melewati antara pulau A
(Pulau Kasiak) dengan pulau B (Pulau Angso), antara pulau B (Pulau Angso) dengan pulau
C (Pulau Tangah), antara pulau C (Pulau Tangah) dengan pulau D (Pulau Ujung) akan
mengalami refraksi gelombang pada saat mendekati pantai.
Gelombang yang merambat dari perairan dalam menuju ke arah antara pulau A
(Pulau Kasiak) dengan pulau B (Pulau Angso), sebagian ada gelombang yang menuju ke
arah selatan / pulau B (Pulau Angso), dan sebagian lagi ada yang terus melaju mendekati
pantai / peraiaran dangkal. Gelombang yang merambat ke arah antara pulau B (Pulau
Angso) dengan pulau C (Pulau Tangah), sebagian ada yang menuju ke arah selatan / pulau
C (Pulau Tangah), dan sebagian lagi akan terus melaju mendekati pantai. Sedangkan
gelombang yang merambat ke arah antara pulau C (Pulau Tangah) dengan pulau D (Pulau
Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman
Itto Samulano (0921216007) 11
Ujung), sebagian ada yang menuju ke arah pulau D (Pulau Ujung) dan sebagian lagi terus
melaju mendekati pantai
Gelombang datang dengan sudut (- 45), perambatan gelombang yang bergerak ke
arah selatan akan mengalami pembelokkan serta berusaha tegak lurus dengan garis dasar
laut dekat pantai. Pembelokkan ini terjadi karena adanya sudut datang gelombang menuju
pantai dengan pendangkalan dasar laut dekat pantai.
Gelombang yang merambat mendekati pantai akan berusaha tegak lurus terhadap
garis dasar laut dekat pantai, tetapi belum tentu gelombang datang akan tegak lurus
terhadap garis pantai. Ini disebabkan karena garis batimetri tidak selalu sejajar dengan
garis pantai. Apabila garis batimetri sejajar dengan garis pantai, maka gelombang datang
akan tegak lurus terhadap pantai. Sedangkan garis batimetri tidak sejajar dengan garis
pantai, maka gelombang datang akan membentuk sudut terhadap garis pantai.
6.2. Pola Transformasi Gelombang Sudut Datang 0
Gambar 6 memperlihatkan pola transformasi gelombang dengan sudut datang 0
atau tegak lurus terhadap pantai. Pola transformasi gelombang yang terjadi pada pulau-
pulau kecil dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pulau Kasiak : Gelombang yang melewati samping kiri pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 120 ke arah sejajar belakang pulau. Dan
gelombang yang melewati samping kanan pulau akan mengalami
pembelokkan sebesar 133 ke arah sejajar belakang pulau.
Pulau Angso : Gelombang yang melewati samping kiri pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 138 ke arah sejajar belakang pulau. Dan
gelombang yang melewati samping kanan pulau akan mengalami
pembelokkan sebesar 140 ke arah sejajar belakang pulau.
Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman
Itto Samulano (0921216007) 13
Pulau Tangah : Gelombang yang melewati samping kiri pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 128 ke arah sejajar belakang pulau. Dan
gelombang yang melewati samping kanan pulau akan mengalami
pembelokkan sebesar 130 ke arah sejajar belakang pulau.
Pulau Ujung : Gelombang yang melewati samping kiri pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 155 ke arah sejajar belakang pulau. Dan
gelombang yang melewati samping kanan pulau akan mengalami
pembelokkan sebesar 146 ke arah sejajar belakang pulau.
Gosong Sibarat : Gelombang yang melewati samping kiri pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 155 ke arah sejajar belakang pulau. Dan
gelombang yang melewati samping kanan pulau akan mengalami
pembelokkan sebesar 142 ke arah sejajar belakang pulau.
Perambatan gelombang yang menuju pulau A (Pulau Kasiak), pulau B (Pulau
Angso), pulau C (Pulau Tangah), pulau D (Pulau Ujung), pulau E (Gosong Sibarat)
mengalami refraksi dan difraksi gelombang. Pada saat melewati samping kanan dan kiri
pulau, sebagian gelombang ada yang berbelok dan berusaha sejajar dengan garis pantai di
belakang pulau, dan sebagian lagi berusaha tegak lurus terhadap arah pantai. Gelombang
yang melewati samping kanan dan kiri pulau kemudian bertemu kembali di belakang pulau
tepatnya di tengah-tengah pada belakang pulau. Perambatan gelombang ini terus melaju
mendekati pantai dan cenderung untuk tegak lurus terhadap garis kontur dasar laut sampai
mendekati pantai.
Perairan yang memiliki pulau-pulau kecil tersebut mengalami refraksi dan difraksi
gelombang hampir sama besar terjadi pada kedua samping pulau. Perambatan gelombang
dengan sudut datang gelombang tegak lurus pantai, pembelokkan gelombang pada
samping kanan pulau membentuk sudut yang hampir sama atau tidak jauh perbedaan
terbentuknya sudut pada samping kiri pulau. Pembelokkan yang terjadi kedua samping
pulau-pulau kecil tersebut juga dipengaruhi oleh kerapatan batimetri. Sehingga gelombang
berusaha sejajar dengan garis pantai di belakang pulau. Karena semakin rapat batimetri,
maka semakin cepat terjadinya proses pembelokkan (refraksi) di dekat pantai pada pulau.
Apabila perambatan gelombang menuju pantai dengan sudut tegak lurus terhadap
garis pantai, maka gelombang tersebut tidak mengalami refraksi gelombang. Sedangkan
gelombang yang merambat menuju pantai dengan membentuk sudut, maka gelombang
Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman
Itto Samulano (0921216007) 14
tersebut mengalami refraksi gelombang. Seperti pada gelombang yang merambat ke arah
antara Pulau Angso dengan Pulau Tangah, perambatan gelombang ada yang sebagian
cenderung menuju ke arah utara, dan ada yang sebagian lagi cenderung menuju ke arah
pantai. Perambatan gelombang tersebut mengalami pembelokkan.
Gelombang yang merambat mendekati pantai akan berusaha tegak lurus terhadap
garis dasar laut dekat pantai, tetapi belum tentu gelombang datang akan tegak lurus
terhadap garis pantai. Ini disebabkan karena garis batimetri tidak selalu sejajar dengan
garis pantai. Apabila garis batimetri sejajar dengan garis pantai, maka gelombang datang
akan tegak lurus terhadap pantai. Sedangkan garis batimetri tidak sejajar dengan garis
pantai, maka gelombang datang akan membentuk sudut terhadap garis pantai.
6.3. Pola Transformasi Gelombang Sudut Datang 45
Dapat dilihat pada Gambar 7 yang menjelaskan pola transformasi gelombang
dengan sudut datang 45. Pola transformasi gelombang yang terjadi pada pulau-pulau kecil
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pulau Kasiak : Gelombang yang melewati samping kiri pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 148 ke arah pantai, 98 ke arah sejajar
belakang pulau. Dan gelombang yang melewati samping kanan
pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 161 ke arah sejajar
belakang pulau.
Pulau Angso : Gelombang yang melewati samping kiri pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 158 ke arah pantai, 120 ke arah sejajar
belakang pulau. Dan gelombang yang melewati samping kanan
pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 155 ke arah sejajar
belakang pulau.
Pulau Tangah : Gelombang yang melewati samping kiri pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 155 ke arah pantai, 113 ke arah sejajar
belakang pulau. Dan gelombang yang melewati samping kanan
pulau akan mengalami pembelokkan sebesar 157 ke arah sejajar
belakang pulau.
Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman
Itto Samulano (0921216007) 18
digunakan adalah data gelombang yang dibangkitkan oleh angin sepanjang tahun 2010,
tetapi sudut datang gelombang dibuat bervariasi yakni sudut (- 45) sampai sudut 45 tegak
lurus terhadap garis pantai dengan interval 5.
Di perairan yang memiliki pulau-pulau. Refraksi dan difraksi gelombang terjadi
paling besar di samping kanan pulau-pulau pada sudut datang gelombang (- 45) dengan
pembelokkan gelombang sebesar 109 (Pulau Kasiak), dan di samping kiri pulau-pulau
pada sudut datang gelombang 45 dengan pembelokkan gelombang sebesar 98 (Pulau
Angso). Sedangkan pada sudut datang gelombang 0, refraksi dan difraksi hampir sama
besar pada kedua samping pulau-pulau kecil tersebut. Pada lokasi terjadinya refraksi dan
difraksi gelombang menyebabkan tinggi gelombang lebih kecil dari tempat lain. Sementara
itu, tinggi gelombang yang besar terjadi di depan semua pulau-pulau kecil tersebut dan
dekat garis Pantai Pariaman.
Di perairan yang tidak memiliki pulau-pulau, arah gelombang di dekat sepanjang
garis Pantai Pariaman nyaris membentuk sudut tegak lurus dengan garis pantai, kecuali
pada pantai di Kelurahan Padang Birik-Birik, Kelurahan Pauh Barat dan Kelurahan
Taluak.
8. SARAN
Pada penelitian ini ada beberapa tempat di Pantai Pariaman yang arah
gelombangnya tidak tegak lurus terhadap garis pantai, hal ini menghasilkan arus sejajar
pantai (longshore current) pada pantai di Kelurahan Padang Birik-Birik, Kelurahan Pauh
Barat dan Kelurahan Taluak. Topik ini sangat menarik untuk penelitian selanjutnya. Dan
hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan pada perencanaan penempatan
bangunan pelindung pantai dan pelabuhan.
9. PUSTAKA
Baharuddin, Pariwono, J.I., dan Nurjaya, I.W., 2009, Pola Transformasi Gelombang
Dengan Menggunakan Model RCPWave Pada Pantai Bau-Bau, Provinsi Sulawesi
Tenggara, E-Jurnal Ilmu dan Tegnologi Kelautan Tropis, Vol. 1, No. 2, PP. 60-71.
Badan Pelaksana Reklamasi Pantai Utara Jakarta, 2000, Seminar Dasar Model Matematik
Gelombang dan Perubahan Garis Pantai, DKI Jakarta, Pemerintah Daerah DKI
Jakarta.
Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman
Itto Samulano (0921216007) 19
CEDAS, 2004, NEMOS Sytem Components & Typical Procedures, (http://
www.veritechinc.com/products distribution/NEMOStutorial.zip, diakses Maret 2011)
CEDAS, 2004, Regional Coastal Processes Wave Propagation Model Theory And
Program Documentation, (http://www.veritechinc.com/products/cedas/
CEDASmanuals.php, diakses 14 Mei 2011)
Coastal Engineering Resach Center, 1984, Shore Protection Manual Volume 1,
Washington DC, US Army Coastal Engineering Reseach Center.
Dean, R.G., and Dalrymple, R.A., 2000, Water Wave Mechanics for Engineeris and
Scientists, Advanced Series on Ocean Engineering Vol 2, New Jersey, World
Scientific.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, 2009, Manual Perencanaan Teknis Pengamanan
Pantai, DKI Jakarta. Kementrial Pekerjaan Umum.
Ebersole, B.A., Cialone, M.A., and Prater, M.D., 1986, Regional Coastal Processes
Numerical Modeling System Report 1 RCPWAVE-A Linear Wave Propagation
Model for Engineering Use, Technical Report CERC-86-4, US Army Engineer
Waterways Experiment Station, Vicksburg, MS.
Faizal, S., 2002, STUDI KARAKTERISTIK REFRAKSI DAN DIFRAKSI: Studi kasus
pantai Kuta, Tuban Bali, Bandung, Pascasarjana-ITB.
Gandanegara, E.R., 2009, Pemodelan Propagasi Gelombang Pendek Dengan Metoda Beda
Hingga (Modeling Of Short Wave Propagation Using Finite Different Method),
Bandung, Pascasarjana-ITB.
Hutahean, S., 2008, Model Refraksi-Difraksi Gelombang Air Oleh Batimetri, Jurnal Teknik
Sipil Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil, Vol. 15 No. 2 Agistus
2008.
Melda, F., 2010, Simulasi Numeris Perubahan Garis Pantai Sasak Akibat Groin, Padang,
Pascasarjana-Universitas Andalas.
Mera, M., 2011, Proses Pantai, Catatan Kuliah Program Magister Teknik Sipil, Padang,
Universitas Andalas.
Riyaldi, S., 2010, Studi Refraksi Gelombang Di Peraian Dangkal, Surabaya, ITS
Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai Pariaman
Itto Samulano (0921216007) 20
Samulano, I., 2012, Refraksi Dan Difraksi Gelombang Laut Di Daerah Dekat Pantai
Pariaman, Padang, Pascasarjana-Universitas Andalas.
Taringan, A.P.M., dan Zein, A.S., 2005, Analisa Refraksi Gelombang Pada Pantai, Jurnal
Teknik SIMETRIKA, Vol. 4 No. 2, PP. 345-351.
Triatmojo, B., 1999, Teknik Pantai, Yogyakarta, Beta Offset.
Yumono, N., 1982, Teknik Pantai, Yogyakarta, Biro Penerbit.
1. KULIT LUAR.pdf1. KULIT DALAM.pdf2. Ringkasan Abstrak.pdfARTIKEL 1.pdf4. PETA BAMETRI Model (1).pdfARTIKEL 2.pdf5. PETA Sudut neg 45 Model (1).pdfARTIKEL 3.pdf6. PETA Sudut 0 Model (1).pdfARTIKEL 4.pdf7. PETA Sudut 45 Model (1).pdfARTIKEL 5.pdf