Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    1/16

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pengaruh diabetes pada jaringan periodonsium telah diamati secara

    keseluruhan. Meskipun sukar untuk membuat kesimpulan yang definitive tentang

    efek spesifik diabetes pada jaringan periodonsium, variasi perubahan telah

    dijelaskan termasuk tendensi pembesaran gingival, terbentuknya gingival polip,

    proliferasi gingival polipoid, terbentuknya abses, periodontitis dan kehilangan

    gigi. Perubahan yang paling parah pada diabetes yang tidak terkontrol adalah

    berkurangnya perlawanan terhadap dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi

    yang menyebabkan kerusakan pada jaringan periodontal.

    Sejumlah perubahan oral yang dijelaskan pada diabetes, termasuk

    cheilosis, mukosa kering dan pecah- pecah, rasa terbakar pada mulut dan lidah,

    berkurangnya aliran saliva, dengan spesies yang dominant yaitu Candida

    albicans, streptococcus hemolitikus, dan stafilokokus. Rasio meningkatnya karies

    gigi juga diamati pada diabetes yang tidak terkontrol. Harus diingat bahwa

    perubahan tidak selalu terlihat, tidak spesifik, dan tidak patognomonik untuk

    diabetes. Selain itu, perubahan yang diamati juga pada diabetes yang terkontrol.

    Individu dengan diabetes yang terkontrol memiliki respon terhadap jaringan yang

    normal, perkembangan gigi-geligi yang normal, dan perlawanan terhadap infeksi

    yang normal pula, dan tidak ada peningkatan insiden karies gigi.

    Literature untuk pernyataan ini dan pengaruh secara keseluruhan terhadap

    fakta tentang adanya penyakit periodontal pada diabetes mellitus tidak konsisten

    atau merupakan pola yang nyata. Inflamasi gingival tingkat lanjut, poket

    periodontal yang sangat dalam, kehilangan tulang yang cepat, dan abses

    periodontal sering terdapat pada pasien diabetes mellitus yang memiliki oral

    hygiene yang buruk (lihat gambar 12-1). Anak-anak dengan diabetes mellitus tipe

    I cenderung memiliki destruksi yang lebih parah di sekitar M1 dan insisivus

    daripada di sekitar gigi yang lain, tetapi destruksi ini menjadi lebih luas seiring

    dengan meningkatnya umur. Pada juvenile diabetic, destruksi periodontal yang

    luas sering terjadi sehubungan dengan umur pasien.

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    2/16

    2

    Peneliti yang lain telah melaporkan adanya rasio destruksi periodontal

    yang terlihat sama pada pasien diabetes atau tanpa diabetes, sampai usia 30 tahun.

    Setelah usia 30 tahun, terdapat derajat destruksi yang lebih parah pada pasien

    diabetes. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya penyakit destruktif pada saat

    itu. Pasien diabetes yang berumur lebih dari10 tahun menunjukkan destruksi yang

    lebih parah pada struktur periodontal daripada pasien dengan riwayat diabetes

    kurang dari10 tahun. Hal ini juga berhubungan dengan berkurangnya integritas

    jaringan yang memburuk seiring dengan waktu. Lihat penjelasan berikut ini

    tentang perubahan metebolisme kolagen pada diabetes.

    Meskipun beberapa penelitian belun menemukan hubungan antara stadium

    diabetic dengan kondisi periodontal, studi yang terkontrol menunjukkan

    prevalensi yang lebih tinggi dan keparahan penyakit periodontal pada penderita

    diabetes daripada yang tidak menderita diabetes, dengan factor local yang sama.

    Penemuan termasuk loss of attachment yang lebih parah, meningkatnya bleeding

    on probing, dan meningkatnya mobilitas gigi ( gambar 12-1). Perbedaan derajat

    diabetes pada penderita dan control pada penderita dan keparahan penyakit

    mengindikasikan sample pasien bertanggung jawab terhadap kurangnya

    konsistensi ini.

    Penelitian terbaru menyatakan bahwa diabetes yang tidak terkontrol atau

    kurang berhubungan dengan meningkatnya kerentanan dan keparahan terhadap

    infeksi termasuk periodontitis. Diabetes tidak menyebabkan gingivitis atau poket

    periodontal, tetapi terdapat indikasi bahwa dia dapat merubah respon jaringan

    periodontal terhadap factor local (lihat gambar 12-1, A dan B), mempercepat bone

    loss dan memperlambat penyembuhan setelah pembedahan pada jaringan

    periodontal. Abses periodontal yang sering terjadi merupakan gejala penyakitperiodontal yang terlihat pada penderita diabetes.

    Sekitar 40% orang dewasa Pima India pada daerah Arizona menderita

    diabetes tipe 2. Perbandingan antara individu dengan atau tanpa diabetes pada

    suku bangsa Native Amerika menunjukkan peningkatan yang nyata pada

    prevalensi destruktif periodontitis, sebanyak 15% peningkatan pada edentulous,

    pada individu dengan diabetes. Resiko berkembangnya periodontitis destruktif

    meningkat sebanyak 3 kali lipat pada individu ini.

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    3/16

    3

    1.2Rumusan Masalah

    Bagaimanakah manifestasi di rongga mulut pada penyakit diabetes mellitus?

    1.3 Tujuan

    Menjelaskan manifestasi di rongga mulut pada penyakit diabetes mellitus.

    1.4 Manfaat

    Manfaat yang diperoleh dari penulisan referat ini:

    a) Informasi yang diperoleh akan menambah pengetahuan tenaga kesehatan,

    terutama kedokteran gigi.

    b) Maka dokter gigi maupun dokter penyakit dalam yang merawatnya dapat

    merencanakan perawatan penyakit mulut tersebut bersama.

    c) Agar tenaga kesehatan dapat melakukan edukasi pada masyarakat bahwa

    penyakit diabetes mellitus dapat terjadi pada siapa saja serta kesehatan

    dan kebersihan mulut sangat berperanan untuk mencegah terjadinya

    komplikasi diabetes mellitus.

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    4/16

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi dan Klasifikasi Diabetes Mellitus

    Diabetes mellitus ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa

    dalam darah dan abnormalitas metabolisme lipid protein yang terinduksi oleh

    kadar insulin yang berkurang ataupun tidak ada sama sekali. Sebagai tambahan,

    aspek vaskuler diabetes mellitus yang berkaitan dengan atherosklerosis dan

    mikroangiopati, terutama ginjal dan mata. Dari semua penyakit sistemik yang

    telah diketahui, diabetes adalah penyakit yang paling dipersalahkan sebagai agen

    risiko penyakit periodontal dan kelainan patologis di rongga mulut lainnya.

    Oleh karena itu, semua dokter gigi sebaiknya mempunyai pemahaman

    dasar mengenai insidensi, etiologi, implikasi sistemik dan temuan di rongga mulut

    terkait diabetes lainnya. The National Diabetes Data Group pada tahun 1979

    mengklasifikasikan diabetes sebagai berikut :

    1. Diabetes Mellitus

    Tipe I - insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM)

    Tipe II - non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM)

    Tipe III (diabetes tipe lain)

    Penyakit pancreas

    Penyakit hormonal

    Obat-obatan diuretik golongan tiazida, garam litium

    Lain-lain

    2. Impaired glucose tolerance (IGT)

    Non Obese IGT

    Obese IGT

    IGT terkait kondisi lainnya (penyakit pankreas, penyakit hormonal, obat-

    obatan)

    3. Gestational diabetes mellitus (GDM)

    4. Impaired glucose tolerance (IGT)

    5. Potential abnormalities of glucose tolerance (pot-AGT)

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    5/16

    5

    Klasifikasi ini diadopsi World Health Organization (WHO) pada tahun

    1980 dan sedikit dimodifikasi pada tahun 1985. The American Diabetes

    Association Expert Committee pada tahun 1997 dan 1998 telah merevisi kriteria

    diagnostik diabetes dan mengimplementasikan perubahan klasifikasi pada tahun

    1979 sebagai berikut:

    a. Menggunakan istilah tipe 1 dan tipe 2 daripada insulin-dependentcation

    (IDDM) dan non-insulin-dependent (NIDDM) untuk merujuk pada dua tipe

    utama diabetes mellitus.

    b. Menggunakan penentuan dua glukosa plasma puasa (fasting plasma glucose/

    FPG)

    c. Kadar FPG yang lebih rendah (126 mg/dL) untuk mendiagnosis diabetes

    (kadar FPG ini ekivalen dengan 200 mg/dL tes toleransi glukosa oral (Oral

    Glucose Tolerance Test/ OGTT).

    Tipe 1 termasuk autoimun dan non-autoimun, dengan kerusakan sel-beta.

    Tipe 2 diperluas dengan melibatkan derajat variasi resistensi insulin dan

    hiposekresi insulin, GDM dan tipe lain yang penyebabnya tidak diketahui, seperti

    endokrinopati. Kategori baru Impaired Fasting Glycemia (IFG) diusulkan jika

    nilainya di atas normal tetapi di bawah kadar penggal diagnostik untuk diabetes.

    Semua perubahan ini dipertimbangkan untuk adopsi oleh WHO.

    2.2 Mekanisme Terjadinya Diabetes Mellitus

    Penyebab terjadinya diabetes mellitus adalah ketidakmampuan sel pulau

    langerhans pada pankreas untuk memproduksi hormon insulin ( dalam jumlah

    cukup ) yang mengakibatkan kuantitas dan kualitas insulin yang diproduksi tidak

    sesuai dengan kebutuhan metabolisme glukosa.Bila terjadi cacat pada sel pankreas , maka insulin tidak dihasilkan secara normal, akibatnya sebagian besar

    glukosa didalam darah tidak dapat masuk kedalam sel jaringan tubuh untuk proses

    metabolisme, sehingga glukosa yang tertimbun didalam darah makin lama makin

    bertambah banyak. Hal ini mengakibatkan kadar glukosa di dalam darah akan

    berlebihan ( disebut hiperglikemia ) dan sel jaringan tubuh kekurangan glukosa,

    karena glukosa darah berlebihan maka sebagian glukosa akan dikeluarkan

    bersama urin.

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    6/16

    6

    Atas dasar uraian diatas , maka yang disebut diabetes mellitus adalah

    penyakit kronis yang biasanya herediter ( dapat menurun ) yang ditandai dengan

    adanya glukosa didalam urin.

    2.3 Manifestasi Oral Diabetik

    Segala manifestasi didalam rongga mulut yang meliputi saliva, lidah ,

    mukosa , gingiva , periodontium dan gigi sebagai akibat dari diabetes meliitus

    disebut Oral diabetik / Diabetik Oral manifestation.

    Ciri utama manifestasi penyakit Diabetes Mellitus (DM) di rongga mulut

    adalah adanya peradangan gusi yang berlebihan. Penderita DM yang tidak

    terkontrol pada umumnya mudah mengalami luka atau perdarahan pada saat

    menyikat gigi atau sedang menggunakan benang gigi. Hal ini disebabkan karena

    pada penderita DM ditemukan pembengkakan lapisan epitel dari pembuluh darah

    gusi yang dapat menghalangi difusi oksigen.

    Selain itu, juga terjadi perubahan flora normal dari plak gigi yaitu berupa

    peningkatan jumlah bakteri-bakteri patogen yang menyebabkan terjadinya

    penyakit gusi (gingivitis / periodontitis). Penurunan fungsi dari salah satu sel

    darah putih (Poly Morpho Nuclear cell / PMN) yang terjadi pada penderita DM

    juga diperkirakan dapat memperparah penyakit gusi yang ada.

    Selain penyakit gusi, DM juga menyebabkan bau mulut (acetone breath),

    penurunan produksi liur (xerostomia) sehingga mulut menjadi kering, pembesaran

    kelenjar liur (sialosis), dan adanya pertumbuhan jamur di rongga mulut

    (Candidiasis).

    Perubahan perubahan patologis yang dapat dijumpai dalam mulut

    penderita diabetes mellitus adalah pada penderita diabetes mellitus yang tidakterawat dengan baik seringkali timbul hiposalivasi atau sekresi ludah berkurang.

    Ludah menjadi lebih kental dan mulut terasa kering yang disebut xerostomia

    diabetik. Selain karena perubahan pada kelenjar parotis , xerostomia diabetik ini

    juga disebabkan karena poliuria yang berat. Efek xerostomia diabetik antara lain

    adalah meningkatnya prevalensi karies dan memudahkan timbulnya infeksi

    didalan rongga mulut.

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    7/16

    7

    Lidah penderita diabetes mellitus terasa tebal , kadang kadang terasa

    kering seperti terbakar atau timbul ganngguan pengecapan pada lidah, sehingga

    mengganggu nafsu makan penderita diabetes mellitus. Lidah tampak membesar ,

    hiperemi, otot lidah lebih lunak. Mukosa rongga mulut tampak merah tua. Mukosa

    mulut terasa terbakar atau parestesia akibat nueropati diabetik, mudah timbul

    kandidiasis dan liken planus karena resistensi terhadap infeksi menurun.

    Manifestasi Oral dari DM:

    1. Pada Uncontrolled DMa. cheilosis (luka di sudut bibir)

    b. Bibir kering dan pecah-pecahc. Rasa panas dan terbakar pada oral mucosa (burning sensation)d. Penurunan aliran saliva, saliva kental sehingga mulut terasa keringe. Perubahan flora bakteri di rongga mulut

    Candida albicans ( jika gula tinggi, maka pertumbuhan jamurtinggi)

    Hemolytic streptococcus Staphylococcus

    f. Perubahan pola erupsig. Gigi sensitif terhadap perkusih. Pada koronanya emailnya ada bercak-bercak putih karena ada

    hipoplasi enamel

    i. Insidens kariesnya tinggij. Pada penderita yang parah mulutnya akan tercium bau aseton

    2. Pada controlled DMRespon jaringan normal, hampir semua normal

    Penelitian mengenai hubungan diabetes mellitus dengan adanya kelainan

    pada jaringan periodontal sudah sering dilakukan, tetapi belum didapatkan

    kesatuan pendapat mengenai hubungan tersebut. Penderita diabetes mellitus tidak

    terkontrol dijumpai adanya peradangan gingival mulai dari gingivitis marginalis

    sampai periodontitis supuratif akut, gigi goyang , rasa sakit pada perkusi gigi,

    resorpsi tulang alveolar yang cepat dan abses gingival multiple.

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    8/16

    8

    Sedang pada penderita diabetes terkontrol didapatkan bahwa gejala

    gejala tersebut menurun keparahannya dan bahkan ada kalanya hilang sama

    sekali. Penderita diabetes terkontrol menunjukkan resorpsi tulang alveolar yang

    lebih lambat dibandingkan penderita diabetes yang tidak terkontrol. Resorbsi

    tersebut ada hubungannya dengan lamanya seseorang menderita diabetes.

    Penderita diabetes dijumpai peningkatan keparahan penyakit periodontal.

    Penyakit tersebut juga dipengaruhi oleh adanya peningkatan iritasi lkal pada

    gingival, pada penderita diabetes dijumpai adanya peningkatan prevalensi dan

    keparahan penyakit periodonta. Peradangan gingival yang sangat parah , poket

    periodontal yang dalam dan abses periodontal sering terjadi pada penderita

    diabetes mellitus.

    Selain itu juga gingiva tampak merah tua, turun , dan agak nyeri bila

    ditekan bahkan kadang terdapat nanah pada marginal gingival dan interdental

    papil karena adanya infeksi rekuren. Supurasi gingiva ini dapat ditemukan secara

    palpasi yang dilaksanakan dengan halus dan pelan. Akibat gingiva turun, maka

    gigi penderita diabetes mellitus tampak menonjol keluar dari soket.

    Menurunnya resistensi gingiva pada oral diabetik ini antara lain

    disebabkan oleh karena perubahan komposisi kolagen pada jaringan ikat gingiva.

    Pada jaringan periodontal, periodontium merupakan tempat manifestasi oral

    dibetik yang paling penting dan prevalensinya nomor dua sesudah karies. Sejak

    sebelum tahun 1920 dilaporkan bahwa hampir semua penderita Diabetes mellitus

    yang tidak terkontrol disertai radang periodontioum yang berat dengan gingivitis

    dan resorbsi prosesus alveolaris yang disertai dengan adanya pus. Prevalensi

    penyakit periodontal pada diabetes mellitus selain lebih tinggi, juga lebih berat

    dan berjalan lebih cepat dibandingkan dengan penderita non diabetes. Penyakitperiodontal biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang progresif dan kronik.

    Terutama pada penderita diabetes mellitus dengan kebersihan mulut yang

    jelek, bakteri gram negatif dan aerobik akan membentuk plak, apabila plak ini

    tidak segera dihilangkan akan terus menyebar ke jaringan periodontal dan

    prosesus alveolaris. Apabila keadaan ini tidak dirawat terjadilah periodontitis

    diabetik yang manifestasinya klininiknya dapat berupa mobilitas, migrasi dan

    lepasnya gigi disertai dengan keroposnya tulang alveolaris.

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    9/16

    9

    Sehubungan dengan adanya periodontopati diabetika terjadi peningkatan

    prevalensi destruksi, mobilitas gigi dan lepasnya gigi ataupun kalkulus. Kalkulus

    subgingiva merupakan salah satu faktor yang dapat merusak jaringan

    periodontium . Mobilitasgigi pada diabetes mellitus tidak selalu merupakan

    indikasi untuk ekstraksi gigi.

    2.4 Mekanisme Terjadinya Penyakit Periodontal Pada Penderita DM

    Setelah etiologi penyakit periodontal pada penderita dengan penyakit

    diabetes mellitus dievaluasi, ternyata penyakit diabetes mellitus berpengaruh aktif

    terhadap kerusakan jaringan. Oleh karena itu perlu diketahui sifat penyakit

    diabetes tersebut terhadap struktur periodontal dan tindakan apa yang harus

    dilakukan untuk mencegah berbagai perubahan yang merugikan. Pada penderita

    diabetes mellitus dengan kelainan periodontal selalu diikuti dengan factor iritasi

    lokal. Disebutkan bahwa diabetes mellitus merupakan factor predisposisi yang

    dapat mempercepat kerusakan jaringan periodontal yang dimulai oleh agen

    microbial, perubahan vaskuler pada penderita diabetes dapat mengenai pembuluh

    darah besar dan kecil.

    Perubahan pada pembuluh darah kecil dapat dijumpai pada arteriol, kapiler

    dan venula pada bermacam macam organ serta jaringan. Akibat adanya

    angiopati pada penderita diabetes mellitus , pada jaringan periodontal akan

    mengalami kekurangan suplai darah dan terjadi kekurangan oksigen, akibatnya

    akan terjadi kerusakan jaringan periodontal. Selanjutnya akibat kekurangan

    oksigen pertumbuhan bakteri anaerob akan meningkat. Dengan adanya infeksi

    bakteri anaerob pada diabetes mellitus akan menyebabkan pertahanan dan perfusi

    jaringan menurun dan mengakibatkan hipoksia jaringan sehingga bakteri anaerob

    yang terdapat pada plak subgingiva menjadi berkembang dan lebih pathogen sertamenimbulkan infeksi pada jaringan periodontal. Pada neuropati diabetes mellitus

    yang mengenai syaraf otonom yang menginervasi kelenjar saliva, akan

    mengakibatkan produksi saliva berkurang dan terjadi xerostom

    Menurunnya kepadatan tulang seringkali mempunyai kaitan dengan

    diabetes mellitus. Sehubungan dengan kejadian ini, perlu diketahui bahwa insulin

    dan regulasi diabetes mellitus mempunyai pengaruh pada metabolisme tulang,

    antara lain insulin meningkatkan uptake asam amino dan sintesis kolagen oleh sel

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    10/16

    10

    tulang, yang penting untuk formasi tulang oleh osteoblast. Regulasi jelek diabetes

    mellitus menyebabkan hipokalsemia yang akan menimbulkan peningkatan

    hormon paratiroid (resorbsi tulang akan meningkat) regulasi jelek diabetes

    mellitus juga mengganggu metabolisme vitamin D3 dengan kemungkinan

    menurunnya absorbsi kalsium di usus. Selain itu juga akan merangsang makrofag

    untuk sintesis beberapa sitokin yang akan meningkatkanresorbsi tulang. Semua

    pengaruh diabetes mellitus pada tulang inilah yang menyebabkan adanya

    hubungan antara diabetes mellitus dengan penurunan kepadatan tulang.

    Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang sangat berpengaruh

    terhadap kesehatan jaringan periodontal. Ada beberapa hal yang terjadi pada

    pasien diabetes sehingga penyakit ini cenderung untuk memperparah kesehatan

    dari jaringan periodontal :

    Bacterial Pathogens

    Kandungan glukosa yang terdapat di dalam cairan gusi dan darah pada

    pasien diabetes dapat mengubah lingkungan dari mikroflora, meliputi perubahan

    kualitatif bakteri yang berpengaruh terhadap keparahan dari penyakit periodontal.

    Polymorphonuclear Leukocyte Function

    Penderita diabetes rentan terhadap terjadinya infeksi. Hal ini

    dihipotesiskan sebagai akibat dari polymorphonuclear leukocyte deficiencies yang

    menyebabkan gangguan chemotaxis, adherence, dan defek phagocytosis.

    Pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol terjadi pula gangguan pada

    fungsi PMN (polymorphonuclear leukocytes) dan monocytes/macrophage yang

    berperan sebagai pertahanan terhadap bakteri patogen.

    http://tbn3.google.com/images?q=tbn:BEyfoY85V2xCuM:http://www.accentu8dental.com.au/attachments/Image/Oral%20Diseases/Draining%20of%20purulent%20material%20from%20the%20periodontal%20abscess.JPGhttp://tbn3.google.com/images?q=tbn:BEyfoY85V2xCuM:http://www.accentu8dental.com.au/attachments/Image/Oral%20Diseases/Draining%20of%20purulent%20material%20from%20the%20periodontal%20abscess.JPG
  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    11/16

    11

    Altered Collagen Metabolism

    Pada pasien diabetes yang tidak terkontrol yang mengalami hiperglikemi

    kronis terjadi pula perubahan metabolisme kolagen, dimana terjadi peningkatan

    aktivitas collagenase dan penurunan collagen synthesis.

    Kolagen yang terdapat di dalam jaringan cenderung lebih mudah mengalami

    kerusakan akibat infeksi periodontal. Hal ini mempengaruhi integritas jaringan

    tersebut.

    2.5 Pengaruh Glukosa Terhadap Jaringan Periodontal

    Pada diabetes mellitus dapat timbul sejumlah komplikasi yang disebabkan

    kadar glukosa darah tinggi ( hiperglikemia ). Beberapa protein tubuh pada

    diabetes mellitus dengan hiperglikemia akan mengalami glikosilasi, dengan akibat

    meningkatnya jumlah IgG terglikasi. Pada keadaan hiperglikemia dan mengalami

    glikosilasi akan menurunkan afinitas antibody IgG terhadap antigen, sehingga

    penderita diabetes mellitus mudah terserang infeksi . Dilaporkan bahwa ada

    korelasi antara kadar glukosa darah dengan prevalensi keparahan keradangan

    gingival , periodontal , resorbsi tulang alveolar dan kedlaman poket.

    Resistensi jaringan gigngiva dan jaringan peridontal penderita diabetes

    mellitus menurun , disebabkan karena adanya perubahan komposisi kolagen,

    regulasi diabetes mellitus dan hygiene mulut.

    Penelitian dentin akibat diet tinggi sukrosse melaporkan bahwa sucrose

    dapat mengurangi pembentukan dentin termasuk perputaran metabolisme kalsium.

    Oleh karena itu sucrose dapat menyebabkan perubahan pada metabolisme kalsium

    juga dapat berpengaruh pada pembentukan mineral lain di jaringan , dentin ,

    karena komposisi tulang dan dentin serta proses pembentukan sangat mirip. Lebihlanjut dilaporkan dengan berkurangnya beberapa mineral seperti keselurhan isi

    mineral dalam dentin sebagai akibat tingginya kadar sucrose pada gigi molar tikus

    percobaan.

    Diet yang kaya sucrose dapat menyebabkan hiperinsulinemia, insulin

    resistance dan peningkatan glukosa plasma. Beberapa pengurangan pembentukan

    dentin juga ditemikan pada kelompok pembanding diet sucrose. Dan didapatkan

    perbedaan ukuran dari ketebalan pembentukan dentin selama penelitian. Respon

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    12/16

    12

    dari dalam ini dapat berubah oleh karena sucrose selama terjadinya proses

    kariogenik. Pembentukan dentin selama periode penelitian adalah dentin primer .

    oleh karena itu pengaturan dari dentinogenesis oleh tes diet menunjukkan adanya

    hasil. Pembentukan dentin primer menjadi lebih lambat oleh karena efek racun

    dari metabolisme bakteri selama proses karies lesi pada dentin , trauma atau

    menghalangi fungsi normal dari odontoblast.

    2.6 Infeksi dan Kesulitan Regenerasi Pada Penderita Diabetes

    Penyakit diabetes mellitus sangat erat hubungannya dengan turunnya

    kekebalan tubuh terhadap suatu infeksi. Pada penderita diabetes mellitus kadar

    glukosa dalam darah tinggi, sehingga merupakan media yang cocok bagi

    perkembangan kuman pada daerah luka tersebut7.Dalam susunan darah ,

    kapasitas fagositosis berkurang yang menyebabkan tidak efisiennya pembunuhan

    kuman sehingga penderita mudah terserang infeksi yang serius. Pada dasarnya

    penderita diabetes mellitus lebih mudah mengalami infeksi , sehingga tindakan

    sekecil apapun yang melukai organ atau jaringan dapat menimbulkan resiko

    infeksi. Hal ini diakibatkan oleh ganngguan terhadap mekanisme pertahanan

    imun.

    Beberapa faktor yang memudahkan terjadinya infeksi :

    1. Faktor metabolik :

    o Glikogen dihati menuruno Dehidrasi sering terjadi pada penderita diabetes mellitus sebagai

    akibat dari hiperglikemia dan poliurea.

    2. Faktor imunologik :

    Sifat fagositosis dari leukosit menurun.

    Pembentukan antibodi menurun Turunnya daya tahan tubuh.

    3. Faktor angiopati diabetika

    Mikroangiopati diabetika , yaitu : angiopati yang terjadi padakapiler dan arteriol. Disfungsi endotel dan agregasi trombosit yang

    meningkat merupakan penyebabnya

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    13/16

    13

    Makroangiopatidiabetika, yaitu : penebalan basement membrane,pengendapan fibrin pada dinding pembuluh darah dan

    hilangnyaelastisitas dinding arteri, karena terjadinya proses

    sclerosis pada arteriolnya, sehingga terjadi penyempitan pembuluh

    darah arteriol.Elastisitas pembuluh darah hilang dan penebalan

    berupa priliferasi , hialinisasi menyebabkan pembulu darah menjadi

    kaku dan mudah pecah, timbullah kebocoran. Kebocoran ini

    mengakibatkan keluarnya protein dan butir butir darah yang

    berakibat menurunnya pertahanan jaringan setempat karena

    keluarnya butir butir darah seperti lekosit dan berkurangnya

    pasokan nutrisi dan oksigen ke jaringan sehingga menghambat

    penyembuhan luka.

    4. Faktor neuropati-diabetika

    Menyebabkan turunnya reflek saraf otonom , sensorik dan motorik,

    sehingga timbul rasa parestesi, panas mukosa mulut kering dan gerak

    gerak otot jadi lamban. Kesulitan regenerasi dan mudahnya infeksi pada

    penderita dibetes mellitus disebabkan terjadinya kelainan pada membrane

    basalis, antara lain: berkurangnya multiplikasi fibroblast, menurunnya

    kapasitas sintesa kolagen, meningkatnya kadar glikoprotein di membran

    basalis ,turunnya kadar GAG ( glycoaminoglycans) di membrane basalis

    yang penting untuk mengatur metabolisme lipoprotein dan karena

    kadarnya menurun maka akanmudah timbul pengendapan lipoprotein di

    jaringan. Berkurangnya multiplikasi fibroblast mengakibatkan

    terhambatnya jaringan granulasi dan menurunnya kemampuan daya

    regenerasi jaringan.

    2.7 Komplikasi

    Komplikasi diabetes mellitus dalam rongga mulut sangat kompleks

    melibatkan banyak struktur dari gigi sampai kelenjar ludah yang disebut oral

    diabetic meliputi saliva, lidah , mukosa , gingival , periodontium dan gigi sebagai

    akibat dari diabetes mellitus. Perubahan perubahan patoligis yang dapat

    dijumpai dalam mulut penderita diabetes mellitus adalah sebagai berikut :

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    14/16

    14

    hiposaliva sehingga ludah mudah kental , mulut kering (xerostomia) , prevalensi

    karies meningkat dan mudah timbul infeksi didalam rongga mulut

    Lidah terasa tebal / hiperemi, hingga timbul ganngguan pengecapan pada

    lidah. Mukosa mulut terasa terbakar dan mudah timbul kandidiasis dan liken

    planus.. Gingiva turun terasa nyeri bila ditekan bahkan kadang terdapat nanah.

    Akibat gingival turun , maka gigi penderita diabetes mellitus tampak menonjol

    keluar dari soket. Menurunnya resistensi gingival pada oral diabetic ini antara lain

    disebabkan oleh karena perubahan kolagen pada jaringan ikat gingiva.

    Pada jaringan periodontal terjadi radang periodontal disertai dengan

    keroposnya tulang alveolaris. Penyakit periodontal biasanya disebabkan oleh

    infeksi bakteri yang progresif dan kronik. Terutama pada penderita diabetes

    mellitus dengan kebersihan mulut yang jelek , bakteri gram negative dan

    anaerobic akan membentuk plak, apabila ini tidak segera dihilangkan akan terus

    menyebar ke jaringan periodontal dan terus menuju ke akar gigi yang

    mengakibatkan meningkatnya mobilitas, lepasnya gigi.

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    15/16

    15

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Diabetes mellitus yang dikenal dengan istilah kencing manis merupakan

    penyakit yang disebabkan kurangnya insulin didalam tubuh sehingga terjadi

    ganngguan primer berupa ganngguan metabolisme glukosa yang ditandai dengan

    meningkatnya kadar glukosa dalam darah melebihi nilai normal.

    Penderita Diabetes Mellitus rentan terhadap masalah-masalah dalam

    rongga mulut seperti:

    Mulut kering (xerostomia). Radang gusi (gingivitis) dan radang jaringan periodontal (periodontitis). Luka sukar sembuh. Oral thrush.

    Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai kesehatan gigi dan mulut pada

    penderita diabetes adalah :

    Jaga kadar gula darah sedekat mungkin dengan kadar gula darah normal,terutama dengan cara menerapkan gaya hidup sehat.

    Jaga kebersihan gigi dan mulut sebaik mungkin, agar memperkecil resikoterjadinya karies, gingivitis, ataupun periodontitis. Masalah yang terjadi di

    rongga mulut penderita diabetes dapat mengarah ke penyakit lain.

    Jangan lupa informasikan mengenai kondisi diabetes bila berkunjung kedokter gigi, terutama bila hendak mencabut gigi.

    Kecuali sangat mendesak, sebaiknya hindari perawatan gigi bila kadargula darah sedang tinggi. Normalkan dahulu kadar gula darah, baru

    kunjungi dokter gigi kembali.

    Pemakaian alat-alat seperti gigi tiruan atau kawat orthodontik perlumendapat perhatian khusus. Pemakai gigi tiruan harus melepas gigi tiruan

    sebelum tidur dan dibersihkan dengan seksama agar meminimalkan

    kemungkinan terjadinya infeksi jamur karena kebersihan yang tidak

    terjaga

  • 7/29/2019 Referat Diabetes Melitus ARIF.docx

    16/16

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Brian L.Mealey and Thomas W.Oates : Diabetes Mellitus and Periodontal

    Disease : J Periodontal .August. 2006 : 8 .191

    2. Carranza FA , et al . 2006 : Clinical Periodontology , 10th. Philadelphia,

    W.B. Saunders Co.Ltd: pp 309 -41, 391, 461-65,654-65.

    3. Cohen DW.1990. Diabetes Mellitus and Periodontal Disease. J Periodontal

    41: hlm 709.

    4. Donoseputro M.2003. Kumpulan makalah Basic Mol Biology course on

    Mitochondrial. Hlm.1-7

    5. Ganong WF.1995. Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-17 .Penerjemah:

    Widjajakusuma D. Jakarta,EGC Penerbit Buku Kedokteran :hlm 183-6,328-

    37,349-50,485.

    6. Guyton A.1996. Fisiologi Kedokteran .Eke -9. Penerjemah : Setiawan I.

    Jakarta,EGC .Penerbit Buku Kedokteran ; hlm. 8415,1221-34.

    7. Jones JH, Mason DK. 1980. Oral Manifestation of Sistemic Disease. Ed. 8.

    London W.B. Saunders Co. Ltd; pp 331 -13.

    8. Marwati E.1992. Infeksi Jaringan Lunak mulut pada Penderita Diabetes

    Mellitus . Majalah Ilmu Kedokteran Gigi FKG USAKTI .No 11 hlm.76-81.

    9. Tjokroprawiro A 1998. Diabetes Mellitus dan Macammacam Diit Diabetes

    Mellitus B, B1,B2,B3 .Edisi ke -10 Surabaya, Airlangga University Press:

    hlm.1-9,15-6.

    10. Tjokroprawiro A 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Edisi ke-3 Jakarta,

    Gaya Baru: hlm.606-7.

    11. Tjokroprawiro A 2000 Diabetes mellitus klasifikasi, Diagnosis, terapi. Edisi

    ke-3 Jakarta,PT.Gramedia Pustaka Utama : hlm 8,65-66.