Upload
ukhy85
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
1/53
PENELITIAN KUALITATIF, PENELITIAN TINDAKAN, DANPENELITIAN TINDAKAN KELAS SERTA
IMPLEMENTASINYA DI KELAS
PENELITIAN KUALITATIF
Penelitian dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis penelitian, misalnya:
Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif)adalah penelitian
yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses
penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan
digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya
diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk
memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yangdikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat
peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau
deskriptif.
Penelitian historis menerapkan metode pemecahan yang ilmiah dengan
pendekatan historis. Proses penelitiannya meliputi pengumpulan dan penafsiran
fenomena yang terjadi di masa lampau untuk menemukan generalisasi yang berguna
untuk memahami, meramalkan atau mengendalikan fenomena atau kelompok
fenomena. Penelitian jenis ini kadang-kadang disebut juga penelitian dokumenter
karena acuan yang dipakai dalam penelitian ini pada umumnya berupa dokumen.
1
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
2/53
Penelitian historis dapat bersifat komparatif, yakni menunjukkan hubungan dari
beberapa fenomena yang sejenis dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan;
bibliografis, yakni memberikan gambaran menyeluruh tentang pendapat atau
pemikiran para ahli pada suatu bidang tertentu dengan menghimpun dokumen-
dokumen tentang hal tersebut : atau biografis, yakni memberikan pengertian yang
luas tentang suatu subyek, sifat dan watak pribadi subyek, pengaruh yang diterima
oleh subyek itu dalam masa pembentukan pribadinya serta nilai subyek itu terhadap
perkembangan suatu aspek kehidupan.
Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada
masa sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis
dan penafsiran data tersebut. Penelitian deskriptif dapat bersifat komparatif dengan
membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu; analitis kualitatif
untuk menjelaskan fenomena dengan aturan berpikir ilmiah yang diterapkan secara
sistematis tanpa menggunakan model kuantitatif; atau normatif dengan mengadakan
klasifikasi, penilaian standar norma, hubungan dan kedudukan suatu unsur dengan
unsur lain.
Penelitian teoritis adalah penelitian yang hanya menggunakan penalaran
semata untuk memperoleh kesimpulan penelitian. Proses penelitian dapat dimulai
dengan menyusun asumsi dan logika berpikir. Dari asumsi dan logika tersebut
disusun praduga (konjektur). Praduga dibuktikan atau dijelaskan menjadi tesis dengan
jalan menerapkan secara sistematis asumsi dan logika. Salah satu bentuk penerapan
asumsi dan logika untuk membentuk konsep guna memecahkan soal adalah
2
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
3/53
membentuk model kuantitatif. Dalam beberapa penelitian teoritis tidak diadakan
pengumpulan data.
Penelitian ekperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan
menciptakan fenomena pada kondisi terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan hubungan sebab-akibat dan pengaruh faktor-faktor pada kondisi tertentu.
Dalam bentuk yang paling sederhana, pendekatan eksperimental ini berusaha untuk
menjelaskan, mengendalikan dan meramalkan fenomena seteliti mungkin. Dalam
penelitian eksperimental banyak digunakan model kuantitatif.
Penelitian rekayasa (termasuk penelitian perangkat lunak) adalah penelitian
yang menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu rancangan guna mendapatkan
kinerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Rancangan tersebut merupakan
sintesis unsur-unsur rancangan yang dipadukan dengan metode ilmiah menjadi suatu
model yang memenuhi spesifikasi tertentu. Penelitian diarahkan untuk membuktikan
bahwa rancangan tersebut memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Penelitian berawal
dari menentukan spesifikasi rancangan yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan,
memilih alternatif yang terbaik, dan membuktikan bahwa rancangan yang dipilih dapat
memenuhi persyaratan yang ditentukan secara efisiensi, efektif dan dengan biaya
yang murah. Penelitian perangkat lunak komputer dapat digolongkan dalam penelitian
rekayasa.
Dalam melakukan riset kita perlu mengelompokkan topik-topik dalam berbagai
kategori. Beberapa kategori riset antara lain :
Astronomi Mempelajari sistem energi matahari, bintang-bintang dan alam semesta
3
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
4/53
Biologi Mempelajari tentang mahluk hidup
a. Botani Mempelajari tumbuh-tumbuhan dan cara hidup tumbuh-tumbuhan. Sub
topiknya meliputi: - Anatomi : Mempelajari struktur tanaman, seperti sel dan
struktur bibit tanaman - Perilaku : Mempelajari tingkah laku yang merubah
hubungan antara tanaman dan lingkungannya. - Fisiologi : Mempelajari proses
kehidupan tanaman, seperti perambatan, perkecambahan, dan transportasi
makanan
b. Zoologi Mempelajari hewan dan cara hidupnya - Anatomi : Mempelajari
struktur dan fungsi bagian tubuh hewan, termasuk penglihatan dan
pendengaran - Perilaku : Mempelajari tingkah lagu yang mempengaruhi
hubungan antara hewan dan lingkungannya - Fisiologi: Mempelajari proses
kehidupan hewan, seperti pergantian kulit, metamorfosis, pencernaan,
perkembangbiakan dan sirkulasi
c. Ekologi Mempelajari hubungan mahluk hidup dengan mahluk hidup lainnya
dan lingkungannya
d. Mikrobiologi Mempelajari mahluk hidup yang sangat kecil atau bagian-bagian
dari mahluk hidup
Ilmu Bumi Mempelajari tentang bumi
a. Geologi Mempelajari bumi, termasuk komposisi lapisan bumi, kerak bumi, dan
sejarah bumi - Fosil: Sisa-sisa atau jejak-jejak dari kehidupan pra sejarah yang
terbentuk dalam kerak bumi - Mineralogi: Mempelajari komposisi dan formasi
mineral-mineral - Batuan: Zat padat yang terbentuk dari satu atau lebih mineral
4
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
5/53
- Seismologi: Mempelajari tentang gempa bumi - Volkanologi Mempelajari
tentang gunung api
b. Meterologi Mempelajari cuaca, iklim, dan atmosfer bumi
c. Oseonografi Mempelajari tentang organisme samudra dan laut
d. Palaentologi Mempelajari bentuk kehidupan pra sejarah
Teknik : Aplikasi ilmu pengetahuan ilmiah
Ilmu eksakta Mempelajari zat dan Energi
a. Kimia Mempelajari material dari zat-zat yang terbentuk dan bagaimana
berubah dan menyatu
b. Fisika Mempelajari bentuk-bentuk energi dan hukum-hukum gerak - Listrik:
Bentuk energi akibat adanya dan bergeraknya muatan listrik - Energi:
Kemampuan untuk melakukan kerja - Gaya berat: Gaya tarik antara dua
benda; gaya yang menarik benda ke bumi - Mesin : Alat-alat yang membuat
pekerjaan menjadi lebih mudah - Gaya magnet: Gaya tarik atau gaya tolakantar kutub magnet, dan gaya tarik yang dimiliki magnet terhadap benda-benda
yang bersifat magnet
Matematika Penggunaan angka-angka dan simbol-simbol untuk mempelajari
kuantitas dan rumus-rumus.
5
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
6/53
Konsep dan Ragam Penelitian Kualitatif
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miler (1986: 9) pada mulanya bersumber
pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif.
Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk
menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang
menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu pengamat pengamat mulai mencatat atau
menghitung dari satu, dua, tiga dan seterusnya. Berdasarkan pertimbangan dangkal
demikian, kemudian peneliti menyatakan bahwa penelitian kuantitatif mencakup
setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata dan
perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri
pada perhitungan atau angka atau kuantitas.
Di pihak lain kualitas menunjuk pada segi alamiah yang dipertentangkan dengan
kuantum atau jumlah tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah maka kemudian
penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan
perhitungan. Pemahaman yang demikian tidak selamanya benar, karena dalam
perkembangannya ada juga penelitian kualitatif yang memerlukan bantuan angka-
angka seperti untuk mendeskripsikan suatu fenomena maupun gejala yang diteliti.
Dalam perkembangan lebih lanjut ada sejumlah nama yang digunakan para ahli
tentang metodologi penelitian kualitatif (Noeng Muhadjir. 2000: 17) seperti : interpretif
grounded research , ethnometodologi, paradigma naturalistik, interaksi simbolik,
semiotik, heuristik, hermeneutik, atau holistik, yang kesemuanya itu tercakup dalam
klasifikasi metodologi penelitian postpositivisme phenomenologik interpretif.
6
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
7/53
Berdasarkan beragam istilah maupun makna kualitatif, dalam dunia penelitian istilah
penelitian kualitatif setidak-tidaknya memiliki dua makna, yakni makna dari aspek
filosofi penelitian dan makna dari aspek desain penelitian.
1. Filosofi Penelitian
Dari aspek filosofi, penelitian kualitatif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Penelitian kualitatif dalam paradigma kuantitatif (positivisme)
Penelitian kualitatif jenis pertama ini menggunakan paradigma positivisme. Kriteria
kebenaran menggunakan ukuran frekwensi tinggi. Data yang terkumpul bersifat
kuantitatif kemudian dibuat kategorisasi baik dalam bentuk tabel, diagram maupun
grafik. Hasil kategorisasi tersebut kemudian dideskripsikan, ditafsirkan dari berbagai
aspek, baik dari segi latar belakang, karakteristik dan sebagainya. Dengan kata lain
data yang bersifat kuantitatif ditafsirkan dan dimaknai lebih lanjut secara kualitatif.
Penelitian di jenjang pendidikan strata satu (S1) istilah penelitian kualitatif lebih
banyak menunjuk pada pengertian jenis pertama ini. Beberapa peneliti menyebutdengan istilah penelitian deskriptif kualitatif.
b. Penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa
Penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa (dan sastra) menggunakan paradigma
post positisme. Penelitian kualitatif jenis kedua ini berusaha mencari makna, baik
makna di balik kata, kalimat maupun karya sastra. Penelitian kualitatif dalam
paradigma bahasa ini masih dapat dibendakan menjadi :
1) Sosiolinguistik yang berupaya mempelajari teori linguistik atau studi kebahasaan
atau studi perkembangan bahasa.
2) Strukturalisme Linguistik yang berupaya mempelajari struktur dari suatu karya
7
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
8/53
sasta. Pada awalnya strukturalisme linguist disebut struturalisme otonom atau
struturalisme obyektif karena menganalisis karya sastra hanya dari struktur karya
sastra itu sendiri, tidak dikaitkan dengan sesuatu di luar karya sastra. Strukturalisme
linguist berkembang lebih lanjut menjadi strukturalisme genetik, strukturalisme
dinamik dan strukturalisme semiotik.
3) Strukturalisme Genetik. Analisis karya sastra (dan bahasa) dalam
strukturalisme genetik lebih menekankan makna sinkronik dari pada makna lain,
seperti makna ikonik, simbolik, ataupun indeksikal. Oleh karena itu menurut Prof.
Noeng Muhadjir (2000: 304) analis struturalisme genetik perlu mencakup tiga unsur kajian, yaitu: a) intrinsik karya sastra itu sendiri, b) latar belakang
pengarangnya, dan c) latar belakang sosial serta latar belakang sejarah
masyarakatnya.
4) Strukturalisme Dinamik. Strukturalisme dinamik mengakui kesadaran subyektif
dari pengarang, mengakui peran sejarah serta lingkungan sosialnya, meski titik berat
analisis harus tetap pada karya sastra itu sendiri. Analisis karya sastra menurut
struturalisme dinamik mencakup dua hal, yaitu: a) karya sastra itu sendiri yang
merupakan tampilan pikiran, pandangan dan konsep dunia dari pengarang itu sendiri
dengan menggunakan bahasa sebagai tanda-tanda ikonik, simbolik, dan indeksikal
dari beragam makna, dan b) analisis keterkaitan pengarang dengan realitas
lingkungannya.
5) Strukturalisme Semiotik. Strukturalisme semiotik adalah struturalisme yang
dalam membuat analisis pemaknaan suatu karya sastra mengacu pada semiologi.
Semiologi atau semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda dalam bahasa dan karya
8
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
9/53
sastra. Strukturalisme semiotik mengenal dua cara pembacaan, yaitu heuristik dan
hermeneutik. Pembacaan heuristik mencoba menelaah mencari makna dari kata-kata,
dari bagian- bagian, seperti Said Mahmud (Noeng Muhadjir. 2001: 101) mencari amal
shaleh menurut Al-Quran dengan cara mencari kata-kata kunci dalam Al-Quran, dan
dia menemukan 13 kata kunci. Berdasarkan 13 kata kunci tersebut dia
mendeskripsikan karakteristik amal shaleh menurut Al-Quran. Pembacaan
hermeneutik mencoba menelaah makna dengan melihat keseluruhan karya sastra. M.
Radhi Al-Hafid (Noeng Muhadjir. 2001: 101) mencoba mengklasterkan kisah edukatif
dalam Al- Quran, secara hermeneutik, dan menemukan tiga klaster, yaitu kisahsejumlah Nabi, kisah para kaum dan kisah sketsa kehidupan.
c. Penelitian kualitatif dalam paradigma phenomenologi
Penelitian kualitatif dalam paradigma phenomenologi berusaha memahami arti
(mencari makna) dari peristiwa dan kaitan-kaitannya dengan orang-orang biasa dalam
situasi tertentu (Moleong. 2001: 9). Dengan kata lain penelitian kualitatif dalamparadigma phenomenologi adalah penelitian yang berusaha mengungkap makna
terhadap fenomena perilaku kehidupan manusia, baik manusia dalam kapasitas
sebagai individu, kelompok maupun masyarakat luas.
Penelitian kualitatif dalam paradigma phenomenologi telah mengalami perkembangan
mulai dari model Interpretif Geertz, model grounded research , model Ethnographik,
model paradigma naturalistik dari Guba dan model interaksi simbolik. Model
paradigma naturalistik ( the naturalistic method of inquiry , menurut istilah Guba)
menurut Noeng Muhadjir (2000: 147) disebut sebagai model yang telah menemukan
karakteristik kualitatif yang sempurna, artinya bahwa kerangka pemikiran, filsafat yang
9
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
10/53
melandasinya, ataupun operasionalisasi metodologinya bukan reaktif atau sekedar
merespons dan bukan sekedar menggunggat yang kuantitatif, melainkan membangun
sendiri kerangka pemikirannya, filsafatnya dan operasionalisasi metodologinya. Para
ahli metodologi penelitian kualitatif pada umumnya mengikuti konsep model
naturalistik yang dikemukan oleh Guba. Begitu juga uraian lebih lanjut dalam tulisan
ini pengertian penelitian kualitatif menunjuk pada makna kualitatif naturalistik.
Moleong menggunakan istilah paradigma alamiah untuk menunjuk pada paradigma
kualitatif naturalistik sebagai kebalikan dari paradigma ilmiah untuk menunjuk pada
paradigma kuantitatif (Moleong. 2001: 15).Guba (1985: 39 44) mengetengahkan empat belas karakteristik penelitian
naturalistik, yaitu :
a. Konteks natural (alami), yaitu suatu konteks keutuhan ( entity ) yang tak akan
dipahami dengan membuat isolasi atau eliminasi sehingga terlepas dari konteksnya.
b. Manusia sebagai instrumen. Hal ini dilakukan karena hanya manusia yang
mampu menyesuaikan diri dengan berbagai ragam realitas dan menangkap makna,
sedangkan instrumen lain seperti tes dan angket tidak akan mampu melakukannya.
c. Pemanfaatan pengetahuan tak terkatakan. Sifat naturalistik memungkinkan
mengungkap hal-hal yang tak terkatakan yang dapat memperkaya hal-hal yang
diekspresikan oleh responden.
d. Metoda kualitatif. Sifat naturalistik lebih memilih metode kualitatif dari pada
kuantitatif karena lebih mampu mengungkap realistas ganda, lebih sensitif dan adaptif
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
e. Pengambilan sample secara purposive .
10
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
11/53
f. Analisis data secara induktif, karena dengan cara tersebut konteksnya akan
lebih mudah dideskripsikan. Yang dimaksud dengan analisis data induktif menurut
paradigma kualitatif adalah analisis data spesifik dari lapangan menjadi unit-unit dan
dilanjutkan dengan kategorisasi.
g. Grounded theory . Sifat naturalistik lebih mengarahkan penyusunan teori
diangkat dari empiri, bukan dibangun secara apriori. Generalisasi apriorik nampak
bagus sebagai ilmu nomothetik, tetapi lemah untuk dapat sesuai dengan konteks
idiographik.
h. Desain bersifat sementara. Penelitian kualitatif naturalistik menyusun desainsecara terus menerus disesuaikan dengan realita di lapangan tidak menggunakan
desain yang telah disusun secara ketat. Hal ini terjadi karena realita di lapangan tidak
dapat diramalkan sepenuhnya.
i. Hasil dirundingkan dan disepakati bersama antara peneliti dengan responden.
Hal ini dilakukan untuk menghindari salah tafsir atas data yang diperoleh karena
responden lebih memahami konteksnya daripada peneliti.
j. Lebih menyukai modus laporan studi kasus, karena dengan demikian deskripsi
realitas ganda yang tampil dari interaksi peneliti dengan responden dapat terhindar
dari bias. Laporan semacam itu dapat menjadi landasan transferabilitas pada kasus
lain.
k. Penafsiran bersifat idiographik (dalam arti keberlakuan khusus), bukan ke
nomothetik (dalam arti mencari hukum keberlakuan umum), karena penafsiran yang
berbeda nampaknya lebih memberi makna untuk realitas yang berbeda konteksnya.
l. Aplikasi tentatif, karena realitas itu ganda dan berbeda.
11
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
12/53
m. Ikatan konteks terfokus. Dengan pengambilan fokus, ikatan keseluruhan tidak
dihilangkan, tetap terjaga keberadaannya dalam konteks, tidak dilepaskan dari nilai
lokalnya.
n. Kriteria keterpercayaan. Dalam penelitian kuantitatif keterpercayaan ditandai
dengan adanya validitas dan reliabilitas, sedangkan dalam kualitatif naturalistik oleh
Guba diganti dengan kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas.
2. Desain Penelitian
Berdasarkan desain penelitian yang disusun, penelitian kualitatif dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu :
a. Desain penelitian kualitatif non standar
Desain penelitian dalam paradigma positivistik kuantitatif bersifat terstandar, artinya
ada aturan yang sama yang harus dipenuhi oleh peneliti untuk mengadakan penelitian
dalam bidang apapun juga. Pelaksanaan penelitian dimulai dari adanya masalah,
membatasi obyek penelitian, mencari teori dan hasil penelitian yang relevan,mendesain metode penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat
kesimpulan, ada yang menambah dengan implikasi, saran dan atau rekomendasi.
Sebelum data diolah, perlu diuji terlebih dulu validitas dan reliabilitasnya, baik dari
segi konstrak teori, isi maupun empiriknya. Sistematika penulisan sudah terstandar,
yaitu: Bab I. Pendahuluan (latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan/batasan masalah, dst.). Bab II. Kajian teori atau kajian pustaka (kajian teori
yang sesuai dengan masalah yang diteliti, hasil penelitian yang relevan, kerangka
pikir, hipotesis/pertanyaan penelitian). Bab III. Metode penelitian (Desain, tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen dan teknik
12
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
13/53
analisis data). Bab IV. Hasil penelitian. Bab V. Kesimpulan (ada yang menambah,
implikasi, keterbatasan penelitian dan saran).
Desain penelitian kualitatif non standar sebetulnya menggunakan standar seperti
kuantitatif tetapi bersifat flesibel (tidak kaku). Dengan kata lain model ini merupakan
modifikasi dari model penelitian paradigma positivistik kuantitatif dengan
menyederhanakan sistematika ataupun menyatukan bebarapa bagian dalam bab
yang sama, misalnya memasukkan metode penelitian dalam bab I . Desain penelitian
kualitatif non standar ini digunakan untuk penelitian kualitatif dalam paradigma
positivistik dan penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa.b. Desain penelitian kualitatif tentatif
Model ini sama sekali berbeda dari model-model di atas. Desain penelitian terstandar
dan non standar disusun sebelum peneliti terjun ke lapangan dan dijadikan sebagai
acuan dalam mengadakan penelitian, sedangkan desain penelitian tentatif disusun
sebelum ke lapangan juga tetapi setelah peneliti memasuki lapangan penelitian,
desain penelitian dapat berubah-ubah untuk menyesuaikan dengan kondisi realitas
lapangan yang dihadapi. Acuan pelaksanaan penelitian tidak sepenuhnya tergantung
pada desain yang telah disusun sebelumnya, tetapi lebih memperhatikan kondisi
realitas yang dihadapi.
Dalam desain penelitian terstandar maupun non standar dapat dibakukan dengan
istilah-istilah: masalah, kerangka teori, metode penelitian, analisis dan kesimpulan
dan lainnya. Model tentatif menggunakan dasar sistematika yang berbeda.
Sistematika model ini unit-unitnya atau bab-babnya disesuaikan dengan sistematika
substantif obyeknya. Misalnya: penelitian tentang perilaku anak Bab I. Pendahuluan
13
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
14/53
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
15/53
c. Dependabilitas atau auditabilitas, yang dapat dilakukan dengan:
Pengamatan oleh dua atau lebih pengamat
Checking data
Audit trail atau menelusur dari data kasar (Sayekti. 2001: 2)
2. Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya
sebagai temuan bagi orang lain. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif
dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, yaitu
dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,
dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Catatan dibedakan
menjadi dua, yaitu yang deskriptif dan yang reflektif (Noeng Muhadjir.2000: 139).
Catatan deskriptif lebih menyajikan kejadian daripada ringkasan. Catatan reflektif
lebih mengetengahkan kerangka pikiran, ide dan perhatian dari peneliti. Lebihmenampilkan komentar peneliti terhadap fenomena yang dihadapi.
Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah berikutnya adalah mengadakan
reduksi data dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat
rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga
tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-
satuan dan kategorisasi dan langkah terakhir adalah menafsirkan dan atau
memberikan makna terhadap data.
a. Pemrosesan Satuan (Unitying)
Satuan adalah bagian terkecil yang mengandung makna yang utuh dan dapat berdiri
15
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
16/53
sendiri terlepas dari bagian yang lain. Satuan dapat berwujud kalimat faktual
sederhana, misalnya: Responden menunjukkan bahwa ia menghabiskan sekitar
sepuluh jam seminggu untuk melakukan perjalanan keliling dari satu sekolah ke
sekolah lain sebagai pelaksanaan peranannya selaku guru lepas di beberapa
sekolah. Selain itu satuan dapat pula berupa paragraf penuh. Satuan ditemukan
dalam catatan pengamatan, wawancara, dokumen, laporan dan sumber lainnya. Agar
satuan-satuan tersebut mudah diidentifikasi perlu dimasukkan ke dalam kartu indeks
dengan susunan satuan yang dapat dipahami oleh orang lain.
b. KategorisasiKategorisasi disusun berdasarkan kriteria tertentu. Mengkategorisasikan kejadian-
kejadian mungkin saja mulai dari berdasarkan namanya, fungsinya atau kriteria yang
lain. Pada tahap kategorisasi peneliti sudah mulai melangkah mencari ciri-ciri setiap
kategori. Pada tahap ini peneliti bukan sekedar memperbandingkan atas
pertimbangan rasa-rasanya mirip atau sepertinya mirip, melainkan pada ada tidaknya
muncul ciri berdasarkan kategori. Dalam hal ini ciri jangan didudukkan sebagai
kriteria, melainkan ciri didudukkan tentatif, artinya pada waktu hendak memasukkan
kejadian pada kategori berdasarkan cirinya, sekaligus diuji apakah ciri bagi setiap
kategori sudah tepat.
c. Penafsiran /Pemaknaan Data
Langkah ketiga Moleong (2001: 197) menggunakan istilah penafsiran data,. Noeng
Muhadjir (2000: 187) menggunakan istilah pemaknaan, karena penafsiran merupakan
bagian dari proses menuju pemaknaan. Beliau membedakan antara 1) terjemah atau
translation , 2) tafsir atau inerpretasi, 3) ekstrapolasi dan 4) pemaknaan atau meaning .
16
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
17/53
Membuat terjemah berarti upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama
dengan media yang berbeda; media tersebut mungkin berupa bahasa satu ke bahasa
lain, dari verbal ke gambar dan sebagainya. Pada penafsiran, peneliti tetap
berpegang pada materi yang ada, dicari latar belakangnya, konsteksnya agar dapat
dikemukakan konsep atau gagasannya lebih jelas. Ekstrapolasi lebih menekankan
pada kemampuan daya pikir manusia untuk menangkap hal di balik yang tersajikan.
Memberi makna merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan mempunyai
kesejajaran dengan ekstrapolasi. Pemaknaan lebih menuntut kemampuan integratif
manusia: indriawinya, daya pikirnya dan akal budinya. Di balik yang tersajikan bagiekstrapolasi terbatas dalam arti empirik logik, sedangkan pada pemaknaan
menjangkau yang etik maupun yang transendental. Dari sesuatu yang muncul
sebagai empiri dicoba dicari kesamaan, kemiripan, kesejajaran dalam arti individual,
pola, proses, latar belakang, arah dinamika dan banyak lagi kemungkinan-
kemungkinan lainnya.
Dalam langkah kategorisari dilanjutkan dengan langkah menjadikan ciri kategori
menjadi eksplisit, peneliti sekaligus mulai berupaya untuk mengintegrasikan kategori-
kategori yang dibuatnya. Menafsirkan dan memberi makna hubungan antar kategori
sehingga hubungan antar kategori menjadi semakin jelas. Itu berarti telah tersusun
atribut-atribut teori.
d. Perumusan Teori
Perumusan teori dimulai dengan mereduksi jumlah kategori-kategori sekaligus
memperbaiki rumusan dan integrasinya. Modifikasi rumusan semakin minimal,
sekaligus isi data dapat terus semakin diperbanyak. Atribut terori yang tersusun dari
17
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
18/53
hasil penafsiran/pemaknaan dilengkapi terus dengan data baru, dirumuskan kembali
dalam arti diperluas cakupannya sekaligus dipersempit kategorinya. Jika hal itu sudah
tercapai dan peneliti telah merasa yakin akan hasilnya, pada saat itu peneliti sudah
dapat mempublikasikan hasil penelitiannya.
D. Kesimpulan
Penelitian untuk membuktikan atau menemukan sebuah kebenaran dapat
menggunakan dua pendekatan, yaitu kantitatif maupun kualitatif. Kebenaran yang di
peroleh dari dua pendekatan tersebut memiliki ukuran dan sifat yang berbeda.
Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekwensi tinggi sedangkan pada
pendekatan kualitatif lebih menekankan pada esensi dari fenomena yang diteliti.
Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat
digeneralisasi sedangkan hasil analisis penelitian kualitatif lebih bersifat ideographik,
tidak dapat digeneralisasi. Hasil analisis penelitian kualitatif naturalistik lebih bersifat
membangun, mengembangkan maupun menemukan terori-teori sosial sedangkanhasil analisis kuantitatif cenderung me http://www.um-pwr.ac.id/publikasi/13/analisis-
kualitatif-dalam-penelitian-sosialmbuktikan maupun memperkuat teori-teori yang
sudah
18
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
19/53
ACTION RESEARCH
KAWASAN PENELITIAN TINDAKAN
Latar Belakang
Action research adalah nama yang diberikan kepada suatu aliran dalam penelitian pendidikan. Untuk
membedakannya dengan action research dalam bidang lain para peneliti pendidikan sering
menggunakan istilah classroom action research atau :classroom research . Action research
bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat
kerja (Isaac, 1994:27). Dalam penelitian pendidikan action research tidak hanya terbatas pada ruang
kelas saja, melainkan dimana saja guru berkerja atau mengajar . Di samping dalam bidang pendidikan
, action research juga sering digunakan dalam bidang-bidang lain.
Action research digunakan untuk menemukan pemecahan masalah yang dihadapi sesorang dalam
tugasnya sehari-hari dimana pun tempatnya, di kelas , di kantor, di rumah sakit, dan seterusnya. Para
peneliti action research tidak berasumsi bahwa hasil penelitiannya akan menghasilkan teori yang
dapat digunakan secara umum (digeneralisasi). Action research hanya terbatas pada kepentingan
penelitinya sendiri, dengan tujuan agar penelitinya dapat melaksanakan tugasnya sehari-hari dengan
lebih baik.
Dilihat dari ruang lingkup, tujuan, metode, dan prakteknya, action research dapat dianggap sebagai
penelitian ilmiah micro. Action research adalah penelitian yang bersifat partisipatif dan kolaboratif.
Maksudya, penelitiannya dilakukan sendiri oleh peneliti, dan diamati bersama dengan rekan-rekannya.
Action research berbeda dengan studi kasus karena tujuan dan sifat kasusnya yang tidak unik seperti
pada studi kasus, action research tidak digunakan untuk menguji teori. Namun kedua macam
19
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
20/53
penelitian ini mempunyai kesamaan, yaitu bajwa peneliti tidak berharap hasil penelitiannya akan dapat
digeneralisasi atau berlaku secara umum.
Action research mendorong para guru agar memikirkan apa yang mereka lakukan sehari-hari dalam
menjalankan tugasnya, membuat para guru kritis terhadap apa yang mereka lakukan tanpa tergantung
pada teori-teori yang muluk-muluk yang bersifat universal yang ditemukan oleh para pakar penelitian
yang sering kali tidak cocok dengan situasi dan kondisi kelas . Keterlibatan peneliti action research
dalam penelitiannya sendiri itulah yang membuat dirinya menjadi pakar peneliti untuk kelasnya dan
keperluan sehari-harinya dan tidak membuat ia tergantung pada para pakar peneliti yang tidak tahu
mengenai masalah-masalah kelasnya sehari-hari.
Dalam bidang pendidikan, action research dianggap sebagai alternatif dari penelitian tradisional
(penelitian yang biasa dilakukan). Modal utama peneliti action research adalah pengalamannya dalam
bidang yang digeluti dan pengetahuan yang ia miliki. Sebenarnya action research dapat juga
dilakukan dalam skala besar karena seperti dikatakan di atas, action research dilakukan bersama
rekan-rekan seprofesi, sehingga mereka dapat berbagai pengalaman untuk kepentingan mereka
misng-masing. Action research merupakan metode yang handal untuk menjembatani teori dan
praktek (dalam pndidikan ), karena dengan action research para guru dianjurkan menemukan dan
mengembangkan teorinya sendiri dari perakteknya sendiri.
Ciri-ciri Action Research
Literatur mengenai action research telah tumbuh dengan pesat. Pertumbuhan literature juga diikuti
oleh pertumbuhan definisi dan cirri-cirinya. Pertama, dalam literature dijumpai berbagai definisi untuk
intervensi yang dilakukan oleh guru dalam praktek mengajarnya sendiri, seperti classroom research .
self reflective enguiry. dan action research . Dalam artian ini, tidak ada definisi yang ketat menganai
apa yang terjadi. Action research dipandang sebagai suatu cara untuk memberi ciri bagi seperangkat
kegiatan yang direncanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan; pada pokoknya ia merupakan suatu
cara eklektik yang dituangkan ke dalam suatu program refleksi-diri ( self-reflection ) yang ditujuan untuk
peningkatan mutu pendidikan. Perspektif kedua mencoba untuk mengidentifikasi criteria dari kegiatan-
20
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
21/53
kegiatan ini; untuk merumuskan sistem-sistem yang dimaksudkan untuk perbaikan yaitu hasil yang
diantisipasi dari program refleksi-diri. Dalam artian ini, istilah action research adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menggambarkan metode-metode dan teknik-teknik.
Dalam literatur terdapat beberapa definisi (misalnya, Rapoport, 1970; Elliot, 1981; Ebbutt, 1983).
Barang kali definisi yang paling banyak digunakan ialah definisi yang diberikan oleh Stephen Kemmis
dari Deakin University, bersama Wilf Carr dari University College of North Wales:
Action research adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para partisipan
(guru,siswa,atau kepala sekolah,) dalam situasi-situsi social (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
rasionalitas dan kebenaran (a) preaktek-praktek sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b)
pengertian mengenai praktek-praktek ini, dan (c) situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) di mana
praktek-praktek tersebut dilaksanakan. (Carr dan Kemmis, 1996).
Seperti halnya dengan aliran-aliran lain yang timbul, interpretasi akan berbeda-berbeda dan akan terus
bertambah. Tetapi fokus utama dari action rescarch di kelas dan sekolah adalah untuk mendorong
para guru terlibat langsung dalam prakteknya sendiri, dan memandang dirinya sendiri sebagai peneliti.
Dengan kata lain, action research mendorong para guru untuk menjadi peneliti di kelas mereka
sendiri.
Rasional Action Research
Dasar sosial action research adalah keterlibatan; dasar pendidikan action research adalah perbaikan
atau peningkatan mutu. Jadi seseorang yang melakukan action research adalah orang yang
menginginkan adanya perubahan dari apa yang selama itu dijalankan dan ingin yang lebih baik. Action
research berarti ACTION (TINDAKAN ), baik mengenai sistemnya maupun mengenai orang-orang
yang terlibat dalam sistem tersebut. Sistim dapat berarti kelompok sosial manusia apa pun-pabrik,
perusahaan pesawat terbang, kantor yang memberi jasa layanan, sekolah dan orang-orang berarti
semua personalia, tidak hanya para manajer, karena dalam sistem yang demokratis bagian yang
terkecil akan mempengaruhi system keseluruhan. Dalam suatu sistim, satu aspek dari sistem tersebut
21
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
22/53
dapat diindetisifikasi sebagai suatu masalah; jadi misalnya, seorang guru mungkin memusatkan
perhatiannya pada suatu bagian yang terbatas dari praktek mengajarnya sehari-hari dalam kelasnya di
tempat ia bekerja. Ia mungkin berpendapat bahwa tindakan yang dilakukan dalam mengatasi
masalahnya barangkali akan meresahkan masyarakat di sekolah tersebut, termasuk para karyawan.
Misyalnya , Pak Kadir, prihatin bahwa ia mempunyai masalah tentang kedisiplinan siswanya dalam
suatu kelas , dan ia marah-marahi siswanya karena perilaku mereka yang tidak baik. Kemudian pada
suatu hari ia berpikir bahwa mungkin bila cara mengajarnya diubah masalah-masalah tersebut akan
hilang dengan sendirinya. Perubahan gaya mengajar tersebut mencakup negosiasi dengan para siswa
mengenai peraturan disiplin kelas yang disetujui bersama oleh guru (Pak Kadir ) dan para siswanya.
Kedua belah pihak menyetujui untuk mematuhinya. Kemudian ia terdorong untuk menemukan
kemungkinan dan penyempurnaan dari gaya mengajar tersebut dikelas- kelas yang lain, dan meminta
partisipasi dari rekan-rekan guru yang lain. Ada kemungkinan, rekan-rekannya melihat manfaat dari
gaya mengajar tersebut dan ingin mencoba di kelas mereka masing-masing. Para guru tersebut terus
menerus bertukar fikiran, saling belajar dari rekanya dalam suasana yang kondusif untuk secara
berkelanjutan meningkatkan mutu pengajaran melalui penelitian yang sistematik, yaitu claasroom
action research (CAR).
Sebagai suatu metode untuk mengeksplorasi dan memecahkan masalah, action research dapat juga
diterapkan atau dilaksanakan dalam bentuk skala besar. Kurt Lewin, orang yang mempopulerkan nama
action research , secara pribadi terlibat dalam suatu action research yang bertujuan untuk
memperbaiki hubungan dalam situasi di perusahaan. Ia melihat bahwa prosedur parsitipatif semacam
ini jauh lebih efektif untuk memecahkan masalah-masalah hubung antar manusia dari pada suatu
proses yang ditentukan sebelumnya di mana manusia diharapkan untuk menyesuaikan dari.
Hal ini menggarisbawahi salah satu pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian pendidikan pada
umumnya, yaitu action research berusaha untuk menjawab mesalah makro-mikro. Sekalipun pada
umumnya action research dilaksanakan dalam skala kecil (small-scale), ia dapat pula diterapkan
untuk skala besar (large scale), berdasarkan pandangan bahwa peneliti sebagai individu dapat
22
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
23/53
memperoleh informasi mengenai perkembangan propesinya dan dirinya sendiri; dan dengan demikian
tindakannya akan memberikan kontribusi pada pembentukan masyarakat mendatang.
Bila diterapkan di kelas , action research adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan
melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktek mengajarnya sendiri, agar
kritis terhadap praktek tersebut, dan agar mau untuk memperbaikinya. Action research bersifat
patisipatif, karma ia melibatkan guru dalam penelitiannya sendiri, dan kolaboratif, karena ia melibatkan
orang lain (rekan-rekan) sebagai bagian dari suatu penelitian yang hasilnya dapat dinikmati bersama
(shared enguiry). Hal ini penting untuk dicamkan karena anggapan yang dominan dari pendekatan
tradisional adalah bahwa peneliti,pakar, telah melakukan segala macam penelitian mengenai manusia.
Seringkali kita kesal terhadap orang-orang seperti itu yang mengangkat dirinya sebagai pakar dengan
menggunakan sekolah, siswa, dan guru sebagai pemasok data yang hasilnya telah ditentukan
sebelumnya. Pada umumnya, para pakar hanya ingin menguji hipotesisnya atau telah mempunyai
tujuan tertentu dan mereka melakukan eksperimen pada orang lain dan berusaha agar hasilnya cocok
dengan hipotesisnya. Hal ini sangat membahayakan bila yang diteliti manusia, lain halnya bila yang
diteliti adalah benda mati. Sangat riskan jika dalam eksperimen tersebut yang menjadi kelompok
kontrol adalah kelompok yang terdiri dari manusia (siswa). Sekalipun banyak aspek dari tingkah laku
manusia yang dapat ditebak dalam berbagai taraf, namun sifat dasar manusia adalah kreatif dan tidak
dapat diprediksi.
Misalnya, ada seorang guru ingin mengetahui apakah pendekatan lain mengenai waktu berbicara di
kelas akan mempengaruhi kinerja atau prestasi siswa. Bila ia mengajurkan para siswa untuk bertanya
secara bebas, atau belajar dalam pasangan (in pairs) atau dalam kelompok, yang tidak hanya
mendengarkan guru atau membaca buku, apakah pengertian mereka mengenai pelajaran tersebut
akan lebih baik?
Untuk menjawab pertanyaan itu para peneliti tradisional (para peneliti yang menggunakan pendekatan
kuantitatit0 akan membentuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, mengukur kemajuannya
dengan menggunakan test. Hasil pengukuran dari kelompok eksperimen dibandingkali dengan hasil
23
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
24/53
pengukuran dari kelompok kontrol.Berdasarkan hasil test tersebut, disimpulkan bahwa apakah guru
tersebut berhasil atau gagal dalam metode yang telah dicobakan. Sebaliknya, para guruyang sehari-
harinya mengajar di kelas berpendapat bahwa mereka tidak dapat memaksakan diri untuk mengikuti
struktur penelitian pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya seperti itu, dan jika mereka gagal
menurut tolok ukur pendekatan penelitian seperti itu, mereka merasa Karena ada ketidak cocokan.
Action research berpandangan bahwa masalahnya bukan cocok atau tidak cocok; yang keliru adalah
bahwa manusia tidak dapat digolongkan ke dalam kategori-kategori dan sistem-sistem tertentu; dan
tidak dapat dipaksa untuk memberi reaksi sesuai dengan teori tertentu.
Menurut para pakar action research cara berfikir mekanistis seperti yang diuraikan di atas merupakan
dasar pandangan tradisional dari penelitian pendidikan. Pandangan tersebut didasarkan pada metode
yang mencoba mengukur dan mengkuantifikasi, seolah-olah manusia dapat dipredik. Action research
berusaha untuk memberi makna kepada situasidari sudut pandang yang berlainan. Bila para pakar
penelitian tradisional memandang fungsinya sebagai pemecahan masalah , maka action research
dipandang sebagai pengajuan masalah . Action research berupaya mencari pertanyaan yang benar
sesuai dengan situasinya maupun jawabanya.
Dalam contoh di atas, guru akan mengadakan intropeksi mengenai pelaksanaan mengajar di kelasnya
sendiri. Mengapa ia tidak puas dengan situasi yang dihadapinya sekarang? Apa yang ingin ia rubah?
Bagaimana ia akan mengamati reaksi-reaksi terhadap tindakan yang akan ia lakukan tersebut?
Bagaimana ia akan mengevaluasi reaksi-reaksi tersebut? Dan bagaimana ia akan mengakomodasikan
penemuan-penemuannya?
Ini semua merupakan pertanyaan-pertayaan penelitian pendidikan yang penting, pertanyaan-
pertanyaan yang setiap guru siap untuk menanyakan kepada diri sendiri mengenai apa yang terjadi,
dan kesiapannya untuk menjawab secara jujur dan dengan mengikat konsekuensi yang akan
dihadapinya.
Konsekuensi-konsekuensi itu tentu mengandung perubahan, tetapi perubahan yang ditujukan untuk
perbaikan. Perbaikan tersebut tidak akan terjadi apabila ia tidak sadar atau tanggap akan standard
24
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
25/53
profesinya sendiri. Action research adalah suatu instrumen yang digunakan dengan penuh
kemampuan oleh guru yang baik untuk meningkatkan mutu mengajarnya.
Namun, salah satu dari tantangan terhadap action research adalah bahwa memperbaiki mutu
mengajar adalah hal yang harus senantiasa dilakukan oleh guru yang baik; ia harus terus-menerus
sadar mengenai praktek di kelasnya dan berusaha untuk memperbaiki praktek tersebut. Orang-orang
yang skeptis terhadap action research menyatakan bahwa ini bukan penelitian, melainkan hanya
mengajar yang baik. Sebaliknya para pakar action rsearch mengatakan bahwa action research tidak
berhenti di situ, dan ia merupakan cara untuk menghalang situasi belajar-mengajar. Action research
bukan sekedar mengajar. Action research mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan
menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan
perbaikan mengajar. Action research mendorong para guru untuk berani bertindak dan berfikir kritis
dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai
pelaksanaan tugasnya secara profesional. Pertanggung jawaban profesional kepada masyarakat
secara sistematik inilah yang membuat kegiatan ini sebagai penelitian.
http://72.14.235.104/search?q=cache:vHS5jgDpMtAJ:www.ditplb.or.id/new/index.php%3Fmenu%3Dpro
file%26pro%3D87+Action+Research+KELAS&hl=id&ct=clnk&cd=3&gl=id
25
http://72.14.235.104/search?q=cache:vHS5jgDpMtAJ:www.ditplb.or.id/new/index.php%3Fmenu%3Dprofile%26pro%3D87+Action+Research+KELAS&hl=id&ct=clnk&cd=3&gl=idhttp://72.14.235.104/search?q=cache:vHS5jgDpMtAJ:www.ditplb.or.id/new/index.php%3Fmenu%3Dprofile%26pro%3D87+Action+Research+KELAS&hl=id&ct=clnk&cd=3&gl=idhttp://72.14.235.104/search?q=cache:vHS5jgDpMtAJ:www.ditplb.or.id/new/index.php%3Fmenu%3Dprofile%26pro%3D87+Action+Research+KELAS&hl=id&ct=clnk&cd=3&gl=idhttp://72.14.235.104/search?q=cache:vHS5jgDpMtAJ:www.ditplb.or.id/new/index.php%3Fmenu%3Dprofile%26pro%3D87+Action+Research+KELAS&hl=id&ct=clnk&cd=3&gl=id8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
26/53
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
oleh : Dr. Supriyadi*)
A. PENGERTIAN
Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh
guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya merupakan rangkaian riset-
tindakan-riset-tindakan- , yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan
masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis action research , dua
di antaranya adalah individual action research dan collaborative action research
(CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan
collaborative action research ; dua-duanya merujuk pada hal yang sama.
Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa
saja bersifat kuantitatif. Action research berbeda dengan penelitian formal, yang
bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum
(general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya
kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action
research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip
dengan yang dimliki peneliti.
Perbedaan antara penelitian formal dengan classroom action research disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 1. Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Classroom Action Research
26
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
27/53
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
28/53
Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan
masalah CAR .
1. Banyaknya Masalah yang Dihadapi Guru
Setiap hari guru mengahadapi banyak masalah, seakan-akan masalah itu tidak ada
putus-putusnya. Oleh karena itu guru yang tidak dapat menemukan masalah untuk
CAR sungguh ironis. Merenunglah barang sejenak, atau ngobrollah dengan teman
sejawat, Anda akan segera menemukan kembali seribu satu masalah yang telah
merepotkan Anda selama ini.
2. Tiga Kelompok Masalah Pembelajaran
Masalah pembelajaran dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (a)
pengorganisasian materi pelajaran , (b) penyampaian materi pelajaran , dan (c)
pengelolaan kelas . Jika Anda berfikir bahwa pembahasan suatu topik dari segi
sejarah dan geografi secara bersama-sama akan lebih bermakna bagi siswa daripada
pembahasan secara sendiri-sendiri, Anda sedang berhadapan dengan masalah
pengorganisasian materi. Jika Anda suka dengan masalah metode dan media,
sebenarnya Anda sedang berhadapan dengan masalah penyampaian materi. Apabila
Anda menginginkan kerja kelompok antar siswa berjalan dengan lebih efektif, Anda
berhadapan dengan masalah pengelolaan kelas. Jangan terikat pada satu kategori
saja; kategori lain mungkin mempunyai masalah yang lebih penting.
3. Masalah yang Berada di Bawah Kendali Guru
28
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
29/53
Jika Anda yakin bahwa ketiadaan buku yang menyebabkan siswa sukar membaca
kembali materi pelajaran dan mengerjakan PR di rumah, Anda tidak perlu melakukan
CAR untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa di rumah. Dengan dibelikan buku
masalah itu akan terpecahkan, dan itu di luar kemampuan Anda. Dengan perkataan
lain yakinkan bahwa masalah yang akan Anda pecahkan cukup layak (feasible) ,
berada di dalam wilayah pembelajaran, yang Anda kuasai. Contoh lain masalah yang
berada di luar kemampuan Anda adalah: Kebisingan kelas karena sekolah berada di
dekat jalan raya.
4. Masalah yang Terlalu Besar
Nilai UAN yang tetap rendah dari tahun ke tahun merupakan masalah yang terlalu
besar untuk dipercahkan melalui CAR , apalagi untuk CAR individual yang
cakupannya hanya kelas. Faktor yang mempengaruhi Nilai UAN sangat kompleks
mencakup seluruh sistem pendidikan. Pilihlah masalah yang sekiranya mampu untuk
Anda pecahkan.
5. Masalah yang Terlalu Kecil
Masalah yang terlalu kecil baik dari segi pengaruhnya terhadap pembelajaran secara
keseluruhan maupun jumlah siswa yang terlibat sebaiknya dipertimbangkan kembali,
terutama jika penelitian itu dibiayai oleh pihak lain. Sangat lambatnya dua orang siswa
dalam mengikuti pelajaran Anda misalnya, termasuk masalah kecil karena hanya
menyangkut dua orang siswa; sementara masih banyak masalah lain yang
menyangkut kepentingan sebagian besar siswa.
29
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
30/53
6. Masalah yang Cukup Besar dan Strategis
Kesulitan siswa memahami bacaan secara cepat merupakan contoh dari masalah
yang cukup besar dan strategis karena diperlukan bagi sebagian besar matapelajaran. Semua siswa memerlukan keterampilan itu, dan dampaknya terhadap
proses belajar siswa cukup besar. Sukarnya siswa berkonsentrasi dalam mengikuti
pelajaran, dan ketidaktahuan siswa tentang meta belajar (belajar bagaimana belajar)
merupakan contoh lain dari masalah yang cukup besar dan strategis. Dengan
demikian pemecahan masalah akan memberi manfaat yang besar dan jelas.
7. Masalah yang Anda Senangi
Akhirnya Anda harus merasa memiliki dan senang terhadap masalah yang Anda teliti.
Hal itu diindikasikan dengan rasa penasaran Anda terhadap masalah itu dan
keinginan Anda untuk segera tahu hasil-hasil setiap perlakukan yang diberikan.
8. Masalah yang Riil dan Problematik
Jangan mencari-cari masalah hanya karena Anda ingin mempunyai masalah yang
berbeda dengan orang lain. Pilihlah masalah yang riil, ada dalam pekerjaan Anda
sehari-hari dan memang problematik (memerlukan pemecahan, dan jika ditunda
dampak negatifnya cukup besar).
9. Perlunya Kolaborasi
30
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
31/53
Tidak ada yang lebih menakutkan daripada kesendirian. Dalam collaborative action
reseach Anda perlu bertukar fikiran dengan guru mitra dari mata pelajaran sejenis
atau guru lain yang lebih senior dalam menentukan masalah.
D. IDENTIFIKASI, PEMILIHAN, DESKRIPSI, DAN RUMUSAN MASALAH
1. Identifikasi Masalah
Dalam mengidentifikasikan masalah, Anda sebaiknya menuliskan semua masalah
yang Anda rasakan selama ini.
2. Pemilihan Masalah
Anda tidak mungkin memecahkan semua masalah yang teridentifikasikan itu secara
sekaligus, dalam suatu action research yang berskala kelas. Masalah-masalah itu
berbeda satu sama lain dalam hal kepentingan atau nilai strategisnya. Masalah yang
satu boleh jadi merupakan penyebab dari masalah yang lain sehingga pemecahanterhadap yang satu akan berdampak pada yang lain; dua-duanya akan terpecahkan
sekaligus. Untuk dapat memilih masalah secara tepat Anda perlu menyusun masalah-
masalah itu berdasarkan kriteria tersebut: tingkat kepentingan, nilai strategis, dan nilai
prerekuisit. Akhirnya Anda pilih salah satu dari masalah-masalah tersebut, misalnya
Siswa tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang
lain.
3. Deskripsi Masalah
31
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
32/53
Setelah Anda memilih salah satu masalah, deskripsikan masalah itu serinci mungkin
untuk memberi gambaran tentang pentingnya masalah itu untuk dipecahkan ditinjau
dari pengaruhnya terhadap pembelajaran secara umum maupun jumlah siswa yang
terlibat.
Contoh: Jika diberi pelajaran dengan pendekatan terpadu antara geografi, ekonomi,
dan sejarah siswa merasa sukar mentransfer keterampilan dari satu pelajaran ke
pelajaran lain. Pelajaran yang saya berikan adalah geografi, tetapi saya sering
mengaitkan pembahasan dengan mata pelajaran lain seperti ekonomi dan sejarah.
Ketika saya minta siswa mengemukakan hipotesis tentang pengaruh Danau Toba
terhadap perkembangan ekonomi daerah, siswa terasa sangat bingung; padahal
mereka telah dapat mengemukakan hipotesis dengan baik dalam mata pelajaran
geografi. Saya khawatir siswa hanya menghafal pada saat dilatih mengemukakan
hipotesis. Padahal dalam kehidupan sehari-hari keterampilan berhipotesis harus
dapat diterapkan di mana saja dan dalam bidang studi apa saja. Pada hakikatnyasetiap hari kita mengemukakan hipotesis. Ketidakbisaan siswa itu terjadi sepanjang
tahun, tidak hanya pada permulaan tahun ajaran. Kelihatannya semua siswa
mengalami hal yang sama, termasuk siswa yang cerdas. Guru lain ternyata juga
mengalami hal yang sama, siswanya sukar mentransfer suatu keterampilan ke mata
pelajaran lain.
4. Rumusan Masalah
32
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
33/53
Setelah Anda memilih satu masalah secara seksama, selanjutnya Anda perlu
merumuskan masalah itu secara komprehensif dan jelas. Sagor (1992) merinci
rumusan masalah action research menggunakan lima pertanyaan:
1. Siapa yang terkena dampak negatifnya?
2. Siapa atau apa yang diperkirakan sebagai penyebab masalah itu?
3. Masalah apa sebenarnya itu?
4. Siapa yang menjadi tujuan perbaikan?
5. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hal itu? (tidak wajib, merupakan
hipotesis tindakan).
Contoh rumusan masalah:
Siswa di SLTP-X tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang
satu dengan yang lain di sekolah ( Ini menjawab pertanyaan 1 dan 3 )
Grup action research percaya bahwa hal ini merupakan hasil dari jadwal matapelajaran dan cara guru mengajarkan materi tersebut ( Ini menjawab
pertanyaan 2 )
Kita menginginkan para siswa melihat relevansi kurikulum sekolah,
mengapresiasi hubungan antara disiplin-disiplin akademis, dan dapat
menerapkan keterampilan yang diperoleh dalam satu mata pelajaran untuk
pemecahan masalah dalam mata pelajaran lain ( Ini menjawab pertanyaan 4 )
Oleh karena itu kita merencanakan integrasi pembelajaran IPA, matematika,
bahasa, dan IPS dalam satuan pelajaran interdisiplin berjudul Masyarakat dan
Teknologi ( Ini manjawab pertanyaan 5 )
33
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
34/53
Contoh pertanyaan penelitian:
1. Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentransfer keterampilan dari satu
mata pelajaran satu ke mata pelajaran lain?2. Apakah siswa dapat mentrasfer keterampilan lebih mudah antara dua mata
pelajaran yang disukai?
3. Apa yang menyebabkan siswa menyukai suatu mata pelajaran?
4. Apakah ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang belajar dalam kelas
mata pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan mereka yang dalam kelas
mata pelajaran tunggal?
E. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
1. Kajian Teori
Dalam membuat rumusan masalah di atas sebenarnya Anda telah melakukan
analisis penyebab masalah sekaligus membuat hipotesis tindakan yang akan
diberikan untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk melakukan analisis secara
tajam dan menjustifikasi perlakuan yang akan diberikan, Anda perlu merujuk pada
teori-teori yang sudah ada. Tujuannya sekedar meyakinkan bahwa apa yang Anda
lakukan dapat dipertanggungjawabkan secara profesional. Dalam hal ini proses
kolaborasi memegang peranan yang sangat penting.
Anda juga perlu membaca hasil penelitian terakhir, termasuk CAR , siapa tahu apa
yang akan Anda lakukan sudah pernah dilakukan oleh orang lain; Anda dapat
mengambil manfaat dari pengalaman orang itu. Manfaat lain yang lebih penting, Anda
34
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
35/53
akan mengetahui trend-trend baru yang sedang diperhatikan atau diteliti oleh para
guru di seluruh dunia. Sekarang ini sedang nge- trend pembelajaran yang bernuansa
quantum teaching, quantum learning, contextual learning, integrated curriculum, dan
competency based curriculum yang semua berorientasi pada kepentingan siswa. Jika
penelitian Anda masih berkutat pada pemberian drill dan PR agar nilai UAN mereka
meningkat, tanpa memperdulikan rasa ketersiksaan siswa, profesionalisme Anda
akan dipertanyakan.
2. Hipotesis Tindakan
Lakukanlah analisis penyebab masalah secara seksama agar tindakan yang Anda
rencanakan berjalan dengan efektif. Hipotesis tindakan dapat Anda tuliskan secara
eksplisit, tetapi dapat juga tidak karena pada dasarnya Anda belum tahu tindakan
mana yang akan berdampak paling efektif.
F. METODOLOGI
1. Setting Penelitian
Setting penelitian perlu Anda uraikan secara rinci karena penting artinya bagi guru lain
yang ingin meniru keberhasilan Anda. Mereka tentu akan mempertimbangkan masak-
masak apakah ada kemiripan antara setting sekolahnya dengan setting penelitian
Anda.
2. Perbedaan Mengajar Biasa dengan CAR
35
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
36/53
Dalam melakukan CAR kegiatan mengajar standar (biasa) berlangsung secara alami;
tetapi ada bagian-bagian tertentu yang diberi perlakuan secara khusus dan diamati
dampaknya secara seksama. Langkah-langkah seperti pembuatan satuan pelajaran,
rencana pelajaran, lembaran kerja, dan alat bantu pembelajaran lainnya adalah
langkah pembelajaran standar, bukan CAR . Asumsinya CAR dilaksanakan oleh guru
yang sudah melaksanakan pembelajaran standar secara lengkap tetapi belum
berhasil. Ia akan memodifikasi bagian-bagian tertentu dari pembelajaran standar itu.
Bagian yang dimodifikasi itulah fokus dari CAR Anda.
3. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan CAR sebaiknya hanya menguraikan hal-hal yang berkaitan
dengan CAR . Jika ada perubahan pada satuan pelajaran misalnya, hanya bagian
yang diubah saja yang perlu diuraikan secara rinci. Akan lebih baik jika perubahan itu
diletakkan dalam konteks satuan pelajaran aslinya sehingga terlihat jelas besar
perubahan yang dilakukan. Perangkat-perangkat pembelajaran juga hanya
tambahannya yang diuraikan secara rinci. Jika pembelajaran standar telah
dilaksanakan dengan baik perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk CAR
dengan sendirinya sebagian besar sudah tersedia.
Yang sering terjadi dalam CAR selama ini pembelajaran standar belum dilaksanakan
sehingga CAR menjadi wahana untuk mewujudkan pembelajaran standar. Hal itu
terlihat dari latar belakang yang diuraikan secara emosional oleh peneliti, umumnya
menggambarkan pembelajaran yang sangat tradisional, buruk, dan di bawah standar.
Setelah sekolah mendapat bantuan dana peningkatan kualitas pembelajaran pun
36
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
37/53
uraian latar belakang itu tidak menunjukkan adanya perubahan yang berarti. Secara
tidak langsung ditunjukkan bahwa perlakuan-perlakuan yang diberikan oleh pemberi
dana selama ini berlalu tanpa bekas.
Tahap perencanaan bisa memerlukan waktu setengah bulan karena harus
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, termasuk di dalamnya adalah
penyusunan jadwal, pembuatan instrumen, dan pemilihan kolaborator.
4. Siklus-siklus
Dalam CAR siklus merupakan ciri khas yang membedakannya dari penelitian jenis
lain; oleh karena itu siklus harus dilaksanakan secara benar. Siklus pada hakikatnya
adalah rangkaian riset-aksi-riset-aksi- yang tidak ada dalam penelitian biasa.
Dalam penelitian biasa hanya terdapat satu riset dan satu aksi kemudian disimpulkan.
Dalam CAR hasil yang belum baik masih ada kesempatan untuk diperbaiki lagi
sampai berhasil.
Siklus terdiri dari (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4) refleksi;
dan (5) perencanaan kembali. Yang diuraikan dalam siklus hanya bagian yang
dimodifikasi melalui action reseach , bukan seluruh proses pembelajaran. Modifikasi
atau perubahan secara total jarang dilakukan dalam action research yang berskala
kelas karena bagaimanapun sistem pendidikan secara umum masih belum berubah.
Misalnya Anda akan memodifikasi pembelajaran dengan memperbanyak penggunaan
carta. Dalam perencanaan yang Anda uraikan adalah tentang carta itu saja,
misalnya Tiap pertemuan diusahakan akan ada carta yang digunakan dalam kelas.
37
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
38/53
Dalam pelaksanaan Anda uraikan kenyataan yang terjadi, apakah benar tiap
pertemuan bisa digunakan carta, misalnya Penggunaan carta tiap pertemuan hanya
dapat dilakukan selama dua minggu pertama; minggu berikutnya rata-rata hanya satu
carta tiap empat pertemuan. Anda tentu saja dapat mengelaborasi pelaksanaan itu
dengan menyebutkan carta-carta apa saja yang digunakan, saat-saat mana yang
paling tepat untuk penggunaan, siapa yang menggunakan, berapa lama digunakan,
berapa ukurannya, di mana disimpan, dsb., dsb. Pengamatan didominasi oleh data-
data hasil pengukuran terhadap respons siswa, menggunakan berbagai instrumen
yang telah disiapkan. Refleksi berisi penjelasan Anda tentang mengapa terjadikeberhasilan maupun kegagalan, diakhiri dengan perencanaan kembali untuk
perlakuan pada siklus berikutnya.
Dalam action reseach selama ini banyak siklus yang bersifat semu, tidak sesuai
dengan kaidah yang sudah baku. Inilah kelemahan-kelemahan yang terjadi.
1. Dalam siklus diuraikan semua proses pembelajaran, sehingga tidak dapat
dilihat bagian yang sebenarnya sedang diteliti. Seolah-olah seluruh proses
pembelajaran diubah secara total melalui CAR , dan sebelumnya pembelajaran
berlangsung secara tradisional, buruk, dan di bawah standar.
2. Tidak jelas apakah perlakuan dalam suatu siklus dilakukan secara terus-
menerus selama periode tertentu, sampai data pengamatan bersifat jenuh
(menunjukkan pola yang menetap) dan diperoleh dari berbagai sumber
(triangulasi). Sebagai analogi, jika selama satu minggu suhu badan pasien
menunjukkan suhu 37,5 0 C; 37 0 C; 37 0 C; 37,5 0 C; 37,5 0 C; 37,5 0 C; dapatlah
38
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
39/53
disimpulkan bahwa kondisinya telah kembali normal. Itu digabungkan dengan
data pengamatan lain selama seminggu juga seperti perilaku, nafsu makan,
dan denyut nadi pasien, yang bersifat triangulatif.
3. Siklus dilakukan tidak berdasarkan refleksi dari siklus sebelumnya. Ada siklus
yang dilakukan secara tendensius: siklus pertama dengan metode ceramah,
siklus kedua dengan demonstrasi, dan siklus ketiga dengan eksperimen, hanya
ingin menunjukkan bahwa metode eksperimen adalah yang terbaik. Peneliti ini
lupa bahwa metode harus disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran.
Untuk materi pertama boleh jadi justru metode ceramah yang lebih cocok.
5. Instrumen
Instrumen merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan CAR .
Jenis instrumen harus sesuai dengan karakteristik variabel yang diamati. Triangulasi
dan saturasi (kejenuhan informasi) perlu diperhatikan untuk menjamin validitas data.
G. HASIL PENELITIAN
1. Siklus-siklus Penelitian
Hasil penelitian CAR tidak hanya berisi data hasil observasi, melainkan justru proses
perbaikan yang dilakukan. Untuk itu siklus adalah cara yang tepat untuk menyajikan
hasil penelitian. Data hasil observasi tidak disajikan secara terpisah melainkan dalam
konteks siklus-siklus yang telah dilakukan.
2. Tabel, Diagram, dan Grafik
39
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
40/53
Tabel, diagram, dan grafik sangat baik digunakan untuk menyajikan data hasil
observasi. Gunanya agar refleksi dapat dilakukan lebih mudah. Tetapi sajian yang
cantik itu bisa menjadi blunder manakala angka-angkanya diatur sedemikain rupa
sehingga terkesan artificial . Hasil yang begitu spektakuler seringkali tidak disertai
dengan bagaimana proses untuk mencapainya, sehingga pembaca akan makin
ragu.
3. Hasil-hasil yang Otentik
Hasil-hasil yang otentik seperti karangan siswa, gambar hasil karya siswa, dan fototentang proyek yang dilakukan siswa akan sangat baik dicantumkan sebagai hasil
penelitian.
H. KESIMPULAN CAR
1. Kesimpulan
Kesimpulan tentu saja harus menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian atau
menguji hipotesis yang telah dikemukakan. Pertanyaan penelitian pada bagian D4 di
atas di samping menuntut jawaban yang berupa hasil juga menuntut prosesnya.
Marilah kita lihat pertanyaan-pertanyaan itu sekali lagi.
1. Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentransfer keterampilan dari satumata pelajaran satu ke mata pelajaran lain ? Jawaban atas pertanyaan ini bisa
diperoleh melalui tes awal dan atau selama proses pembelajaran berlangsung.
Walaupun baru berupa daftar kesulitan yang dialami siswa, temuan ini cukup
40
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
41/53
berarti bagi guru-guru lain. Kita sendiri pada saat ini belum bisa
membayangkan kesulitan-kesulitan tersebut.
2. Apakah siswa dapat mentrasfer keterampilan lebih mudah antara dua mata
pelajaran yang disukai ? Jawaban atas pertanyaan ini diperoleh setelah guru
menghubungkan berbagai mata pelajaran dalam materi tes awal atau selama
pembelajaran berlangsung, misalnya antara fisika dengan biologi, ekonomi
dengan sejarah, dan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia.
3. Apa yang menyebabkan siswa menyukai suatu mata pelajaran ? Kesimpulan
ini dapat diperoleh melalui kuesioner dan atau wawancara pada awalpembelajaran atau selama pembelajaran berlangsung.
4. Apakah ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang belajar dalam kelas
mata pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan mereka yang dalam kelas
mata pelajaran tunggal ?Jawaban atas pertanyaan ini diperoleh setelah siswa
diberi perlakukan yang berbeda; misalnya satu kelas diberi pelajaran multi
disiplin, dan kelas lain diberi pelajaran yang terpisah-pisah, seperti biasanya.
Ini tampaknya merupakan fokus dari CAR . Jika ditemukan bahwa mata
pelajaran multidisiplin lebih berhasil dalam mengembangkan kemampuan
transfer keterampilan antar mata pelajaran, peneliti perlu mengelaborasi
bagaimana proses pembelajaran model multidisiplin tersebut berlangsung.
Jadi kesimpulan penelitian CAR akan kurang bermanfaaat jika bunyinya hanya
seperti: Pembelajaran dengan media akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Kesimpulan ini mirip dengan yang diinginkan penelitian kuantitatif. Guru lain yang
membaca kesimpulan ini tentu ingin mengetahui bagaimana prosesnya sehingga
41
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
42/53
media itu bisa meningkatkan hasil belajar. Jadi kesimpulan itu masih harus diikuti
dengan proses atau rinciannya, seperti a) Transparansi OHP lebih disukai siswa
daripada media lain, b) Paling banyak hanya 10 transparansi dapat ditunjukkan dalam
satu presentasi, jika lebih dari itu siswa akan bosan; c) Presentasi pada awal
pembelajaran cenderung lebih disukai; d) Penjelasan yang terlalu lama terhadap satu
transparansi cenderung membuat siswa bosan; dan e) Satu kali presentasi sebaiknya
tidak lebih dari 20 menit.
2. Saran
Karena CAR bersifat kontekstual, pemberian saran kepada orang lain berdasarkan
hasil penelitian tersebut sebenarnya kurang bermanfaat. Deskripsi konteks penelitian
secara rinci sudah cukup untuk memberikan informasi bagi guru lain yang ingin
meniru keberhasilan Anda. Saran seperti Program CAR ini perlu lanjutkan dan
diperluas untuk tahun-tahun mendatang, juga kurang begitu perlu, bahkan kurang
relevan.
Saran CAR diperlukan misalnya jika temuan penelitian menyangkut sistem yang lebih
luas dari sekedar kelas, misalnya menghendaki adanya perubahan pengaturan jadwal
pelajaran di sekolah. Dalam hal itu peneliti dapat menyarankan tentang jadwal yang
diinginkan kepada fihak sekpolah.
I. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka mencerminkan penguasaan Anda atas teori belajar dan pembelajaran
yang Anda minati. Di samping itu, sebagaimana telah disinggung sebelumnya, daftar
42
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
43/53
pustaka mencerminkan keluasan pengetahuan Anda atas penelitian-penelitien terbaru
yang sedang ngetren. Selama ini guru peneliti sering mencantumkan nama-nama ahli
pendidikan, psikologi, dan pembelajaran tetapi tidak disertai dengan daftar
pustakannya. Buatlah daftar pustaka secara cermat.
*) Dr. Supriyadi M. Pd. adalah staf pengajar pada Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Negeri Jakarta.
Disajikan dalam Workshop MKKS Tingkat Pusat yang Diselenggarakan olah
Direktorat Pendidikan Menengah Umum 12-15 September 2005 di Hotel Evergreen,Cisarua, Bogor.
Tulisan lain tentang Penelitian Tindakan Kelas dalam bentuk tayangan slide bisa Anda
akses melalui tautan di bawah ini.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/12-penelitian-tindakan-kelas-02/
43
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/12-penelitian-tindakan-kelas-02/http://akhmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/12-penelitian-tindakan-kelas-02/8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
44/53
IMPLEMENTASI TINDAKAN KELAS
Oleh: Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D. dan Dr. Kisyani Laksono
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik di sini berarti pihak yang terlibat (dosen dan guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah
pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapatmemecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati
pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan.
Makalah ini membahas bagaimana implementasi penelitian tindakan kelas untuk peningkatankualitas pembelajaran yang mencakup diagnosis dan penetapan masalah yang ingindiselesaikan, bentuk dan skenario tindakan, pengembangan instrumen untuk mengukur kebehasilan tindakan, serta prosedur analisis dan interpretasi data penelitian.
A. Diagnosis dan Penetapan Masalah
Masalah PTK yang merupakan penelitian kolaborasi antara dosen dan guru di sekolahhendaknya berasal dari persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Oleh karenaitu, diagnosis masalah hendaknya tidak dilakukan oleh dosen lalu ditawarkan kepada guruuntuk dipecahkan tetapi sebaiknya dilakukan bersama-sama oleh dosen dan guru. Pada
kenyataannya dosen dapat mengajak guru untuk berkolaborasi melakukan PTK danmenanyakan masalah-masalah apa yang dihadapi guru yang mungkin dapat diteliti melaluiPTK. Guru yang telah berpengalaman melakukan penelitian tindakan kelas mungkin dapatlangsung mengatakan permasalahan yang dihadapinya yang mungkin dapat diteliti bersamadan kemudian membahas masalah tersebut dengan dosen.
Lain halnya dengan guru yang belum berpengalaman dalam PTK. Guru tersebut mungkin belum dapat secara langsung mengemukakan permasalahan yang mungkin dapat diteliti bersama dosen. Dalam hal ini dosen perlu meminta izin kepada guru untuk hadir di kelas danmengamati guru mengajar. Setelah pembelajaran berakhir dosen dapat terlebih dahulumenanyakan kepada guru masalah apa yang dirasakan guru pada saat pembelajaran sebelum
mengusulkan salah satu permasalahan yang dipikirkan dosen. Dosen baru-boleh mengajukan permasalahan bila guru tidak dapat mendeteksi adanya masalah di kelasnya.
Di dalam mendiagnosis masalah untuk PTK ini guru dan dosen harus ingat bahwa tidak semuatopik penelitian dapat diangkat sebagai topik PTK. Hanya masalah yang dapat dikembangkan
berkelanjutan dalam kegiatan harian selama satu semester atau satu tahun yang dapat dipilihmenjadi topik. Dikembangkan berkelanjutan berarti bahwa setiap waktu tertentu, misalnya 2minggu atau satu bulan, rumusan masalahnya, atau hipotesis tindakannya, atau pelaksanaannya
44
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
45/53
sudah perlu diganti atau dimodifikasi. Dalam kegiatan di kelas, guru dapat mencermatimasalah-masalah apa yang dapat dikembangkan berkelanjutan ini dalam empat bidang yaituyang berkaitan dengan pengelolaan kelas, proses belajar-mengajar, pengembangan/penggunaansumber-sumber belajar, maupun sebagai wahana peningkatan personal dan profesional.PTK yang dikaitkan dengan pengelolaan kelas dapat dilakukan dalam rangka: 1) meningkatkan
kegiatan belajar-mengajar, 2) meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar, 3) menerapkan pendekatan belajar-mengajar inovatif, dan 4) mengikutsertakan pihak ketiga dalam proses belajar-mengajar. PTK yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar dapat dilakukan dalamrangka: 1) menerapkan berbagai metode mengajar, 2) mengembangkan kurikulum, 3)meningkatkan peranan siswa dalam belajar, dan 4) memperbaiki metode evaluasi. PTK yangdikaitkan dengan pengembangan/penggunaan sumber-sumber belajar dapat dilakukan dalamrangka pengembangan pemanfaatan 1) model atau peraga, 2) sumber-sumber lingkungan, dan3) peralatan tertentu. PTK sebagai wahana peningkatan personal dan profesional dapatdilakukan dalam rangka 1) meningkatkan hubungan antara siswa, guru, dan orang tua, 2)meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar, 3) meningkatkan sifat dan kepribadian siswa,serta 4) meningkatkan kompetensi guru secara profesional. Jadi, masalah penelitian yang
dipilih hendaknya memenuhi kriteria dapat diteliti, dapat ditindaki, dan ditindaklanjuti.Contoh permasalahan ada di Lampiran 1.
Dari sekian banyak kemungkinan masalah, guru bersama dosen perlu mendiagnosis masalahapa atau masalah mana yang perlu diprioritaskan pemecahannya dalam penelitian yang akandilakukan bersama itu.
Penetapan masalah hendaknya dilakukan bersama oleh dosen dan guru setelah menganalisisseluruh pilihan masalah, minat, dan keinginan guru serta dosen (bersama) untuk memecahkansalah satu atau beberapa di antaranya. Penetapan masalah ini ditandai dengan penentuan
permasalahan yang akan diteliti dan perumusan fokus masalahnya. Rumusan fokus masalah
yang mungkin ditetapkan bersama antara guru dan dosen dapat berupa rumusan sebagai berikut: Bagaimana membelajarkan siswa materi tertentu agar siswa mau dan mampu belajar?Masalah-masalah lain yang mungkin dihadapi guru dapat berupa:
Bagaimana meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar? yang ideal itudapat meningkatkan antusiasme siswa sehingga mereka sepertinya tidak sabarmenunggu-nunggu datangnya jam pelajaran yang dibina oleh guru tersebut;
Bagaimana mengajak siswa agar di kelas mereka benar-benar aktif belajar (aktif secaramental maupun fisik, aktif berpikir)?
Bagaimana menghubungkan materi pembelajaran dengan lingkungan kehidupan siswasehari-hari agar mereka dapat menggunakan pengetahuan dan pemahamannya
mengenai materi itu dalam kehidupan sehari-hari dan tertarik untuk mempelajarinyakarena mengetahui manfaatnya? Bagaimana memilih strategi pembelajaran yang paling tepat untuk membelajarkan
materi? Bagaimana melaksanakan pembelajaran kooperatif?
Striger (2004) memberikan arahan untuk memfokuskan penelitian dengan jelas setelahmelakukan refleksi mengenai apa yang terjadi yang memunculkan masalah dan apa isu serta
45
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
46/53
peristiwa yang terkait dengan masalah. Isu atau masalah itu harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang dapat diteliti dan diidentifikasi tujuan meneliti masalah tersebut.Isu atau topik yang ingin diteliti: Definisikan apa isu atau peristiwa yang menimbulkan
permasalahan.
Masalah penelitian: Nyatakan isu sebagai suatu masalah.
Rumusan masalah: Tuliskan masalah dalam bentuk pertanyaan.
Tujuan penelitian:Deskripsikan apa yang diharapkan dapat diperoleh dengan meneliti masalahini.Misalnya dipilih masalah sebagai berikut.
Isu : Siswa kurang aktif di kelas, cenderung tidak pernah mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran. Guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi hampir tidak ada siswa yang bertanya.
Masalah : Siswa perlu digalakkan untuk aktif dalam kelas, aktif secara utuh (sedapat mungkinhands on atau minds on, bahkan juga kalau mungkin hearts on).Fokus masalah: Bagaimana meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas?Rumusan masalah PTK yang lengkap biasanya berupa suatu pertanyaan dalam bentuk Masalah apa yang terjadi di kelas, bagaimana upaya mengatasinya, apa tindakan yangdianggap tepat untuk itu, di kelas, dan sekolah mana hal itu terjadi?
Contoh fokus masalah (rumusan masalah yang belum dilengkapi dengan tindakan dan lokasi penelitian): Bagaimana peningkatan partisipasi siswa dalam kelas, baik secara hands on,minds on maupun hearts on ?
Tujuan penelitian: Merupakan jawaban terhadap masalah penelitianContoh tujuan (yang belum dilengkapi dengan tindakan dan lokasi penelitian): Meningkatkan
partisipasi siswa dalam kelas, baik secara hands on, minds on maupun hearts on..
Setelah ditetapkan fokus masalah seperti itu, dosen dan guru berdiskusi mengadakan gagas pendapat mengenai tindakan apa saja yang dapat dipilih untuk memecahkan masalah.
B. Bentuk dan Skenario Tindakan
Gagas pendapat mengenai tindakan apa saja yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi
akan menghasilkan banyak alternatif tindakan yang dapat dipilih.Dosen dan guru perlu membahas bentuk dan macam tindakan (atau tindakan-tindakan) apayang kira-kira paling dikehendaki untuk dicoba dan dilaksanakan dalam kelas. Bentuk danmacam tindakan ini kemudian dimasukkan dalam judul usulan penelitian yang akan disusun
bersama oleh dosen dan guru.
Tindakan yang dipilih dapat disebutkan sebagai suatu nama tindakan (misalnya penugasansiswa membaca materi pelajaran 10 menit sebelum pembelajaran) atau dalam bentuk
46
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
47/53
penggunaan salah satu bentuk media pembelajaran (misalnya penggunaan peta konsep, penggunaan lingkungan sekitar sekolah, penggunaan sungai, dan seterusnya), atau dapat puladalam bentuk suatu strategi pembelajaran (misalnya strategi pembelajaran kooperatif tipeJigsaw atau STAD atau TGT atau GI, strategi pembelajaran berbasis masalah dan seterusnya).Contoh tindakan untuk rumusan masalah di atas: problem posing .
Bagaimana tindakan tersebut akan dilaksanakan dalam PTK perlu direncanakan dengancermat. Perencanaan pelaksanaan tindakan ini dituangkan dalam bentuk Rencana Pembelajaran(RP) atau dalam bentuk Skenario Pembelajaran. Dalam makalah ini dilampirkan (Lampiran 2)contoh salah satu RP untuk pembelajaran dengan Problem Posing (Chotimah dkk., 2005).
C. Pengembangan Instrumen untuk Mengukur Keberhasilan Tindakan
Instrumen yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) haruslah sejalan dengan prosedur dan langkah PTK. Instrumen untuk mengukur keberhasilan tindakan dapat dipahamidari dua sisi yaitu sisi proses dan sisi hal yang diamati.
1. Dari sisi proses
Dari sisi proses (bagan alirnya), instrumen dalam PTK harus dapat menjangkau masalah yang berkaitan dengan input (kondisi awal), proses (saat berlangsung), dan output (hasil).a. Instrumen untuk input
Instrumen untuk input dapat dikembangkan dari hal-hal yang menjadi akar masalah beserta pendukungnya. Misalnya: akar masalah adalah bekal awal/prestasi tertentu dari peserta didik yang dianggap kurang. Dalam hal ini tes bekal awal dapat menjadi instrumen yang tepat. Disamping itu, mungkin diperlukan pula instrumen pendukung yang mengarah pada
pemberdayaan tindakan yang akan dilakukan, misalnya: format peta kelas dalam kondisi awal,
buku teks dalam kondisi awal, dst.
b. Instrumen untuk proses
Instrumen yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat dengan tindakan yangdipilih untuk dilakukan. Dalam tahap ini banyak format yang dapat digunakan. Akan tetapi,format yang digunakan hendaknya yang sesuai dengan tindakan yang dipilih.c. Instrumen untuk output
Adapun instrumen untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil berdasarkankriteria yang telah ditetapkan. Misalnya: nilai 75 ditetapkan sebagai ambang batas peningkatan
(pada saat dilaksanakan tes bekal awal, nilai peserta didik berkisar pada angka 50), maka pencapaian hasil yang belum sampai pada angka 75 perlu untuk dilakukan tindakan lagi (adasiklus berikutnya).
2. Dari sisi Hal yang Diamati
Selain dari sisi proses (bagan alir), instrumen dapat pula dipahami dari sisi hal yang diamati.Dari sisi hal yang diamati, instrumen dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: instrumen
47
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
48/53
untuk mengamati guru (observing teachers), instrumen untuk mengamati kelas (observingclassroom), dan instrumen untuk mengamati perilaku siswa (observing students) (Reed danBergermann,1992).
a. Pengamatan terhadap Guru (Observing Teachers)
Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari tentang metode danstrategi yang diimplementasikan di kelas, misalnya, tentang organisasi kelas, respon siswaterhadap lingkungan kelas, dsb. Salah satu bentuk instrumen pengamatan adalah catatananekdotal (anecdotal record).
Catatan anekdotal memfokuskan pada hal-hal spesifik yang terjadi di dalam kelas atau catatantentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Catatan anekdotal mencatat kejadian didalam kelas secara informal dalam bentuk naratif. Sejauh mungkin, catatan itu memuatdeskripsi rinci dan lugas peristiwa yang terjadi di kelas. Catatan anekdotal tidak mempersyaratkan pengamat memperoleh latihan secara khusus. Suatu catatan anekdotal yang
baik setidaknya memiliki empat ciri, yaitu:
pengamat harus mengamati keseluruhan sekuensi peristiwa yang terjadi di kelas, tujuan, bataswaktu dan rambu-rambu pengamatan jelas, hasil pengamatan dicatat lengkap dan hati-hati, dan pengamatan harus dilakukan secara objektif.
Beberapa model catatan anekdotal yang diusulkan oleh Reed dan Bergermann (1992) dan dapatdigunakan dalam PTK, antara lain:
Catatan Anekdotal Peristiwa dalam Pembelajaran (Anecdotal Record for ObservingInstructional Events),
Catatan Anecdotal Interaksi Guru-Siswa (Anecdotal Teacher-Student Interaction Form),
Catatan Anekdotal Pola Pengelompokan Belajar (Anecdotal Record Form for GroupingPatterns),
Pengamatan Terstruktur (Structured Observation),
Lembar Pengamatan Model Manajemen Kelas (Checklist for Management Model),
Lembar Pengamatan Keterampilan Bertanya (Checklist for Examining Questions),
Catatan Anekdotal Aktivitas Pembelajaran (Anecdotal Record of Pre-, Whilst-, and Post-Teaching Activities) ,
Catatan Anekdotal Membantu Siswa Berpartisipasi (Checklist for Routine Involving Students),dsb.
b. Pengamatan terhadap Kelas (Observing Classrooms)
48
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
49/53
Catatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan terhadap segala kejadianyang terjadi di kelas. Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-
praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, pengamatan itu dapatmenunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan
pembelajaran yang terjadi di kelas. Catatan anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang
lingkungan fisik kelas, tata letaknya, dan manajemen kelas.
Beberapa model catatan anekdotal kelas yang diusulkan oleh Reed dan Bergermann (1992) dandapat digunakan dalam PTK, antara lain:
a) Format Anekdotal Organisasi Kelas (Form for Anecdotal Record of ClassroomOrganization),
b) Format Peta Kelas (Form for a Classroom Map),
c) Observasi Kelas Terstruktur (Structured Observation of Classrooms),
d) Format Skala Pengkodean Lingkungan Sosial Kelas (Form for Coding Scale of ClassroomSocial Environment),
e) Lembar Cek Wawancara Personalia Sekolah (Checklist for School Personnel Interviews),
f) Lembar Cek Kompetensi (Checklist of Competencies), dsb.
c. Pengamatan terhadap Siswa (Observing Students).
Pengamatan terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal yang menarik.
Masing-masing individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesudah usai pembelajaran. Perubahan pada setiap individu juga dapatdiamati, dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan, saat tindakandiimplementasikan, dan seusai tindakan.
Beberapa model pengamatan terhadap perilaku siswa diusulkan oleh Reed dan Bergermann(1992) yang dapat digunakan dalam PTK, antara lain:
Tes Diagnostik (Diagnostic Test) ,
a) Catatan Anekdotal Perilaku Siswa (Anecdotal Record for Observing Students),
b) Format Bayangan (Shadowing Form),
c) Kartu Profil Siswa (Profile Card of Students),
d) Carta Deskripsi Profil Siswa (Descriptive Profile Chart),
49
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
50/53
8/8/2019 PTK Dan Implement as in Ya Di Kelas
51/53
(5) Tes dan Asesmen Alternatif
Pengambilan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap, bakat dan lainnyadapat dilakukan dengan tes atau pengukuran bekal awal atau hasil belajar dengan berbagai
prosedur asesmen (cf. Tim PGSM, 1999; Sumarno, 1997; Mills, 2004).
Dalam Lampiran 3-17 dicontohkan beberapa macam instrumen yang dapat digunakan oleh peneliti (Chotimah dkk. 2005; Tim Biologi SMA Lab. UM 2005)
Instrumen ini dikembangkan pada saat penyusunan usulan penelitian atau dikembangkansetelah usulan penelitian disetujui untuk didanai dan dilaksanakan. Keuntungannya bilainstrumen dikembangkan pada saat penyusunan usulan adalah peneliti telah mempersiapkandiri lebih dini sehingga peneliti dapat lebih cepat mengimplementasikannya di lapangan.
Pengukuran keberhasilan tindakan sedapat mungkin telah ditetapkan caranya sejak awal penelitian, demikian pula kriteria keberhasilan tindakannya. Keberhasilan tindakan ini disebut
sebagai indikator keberhasilan tindakan. Indikator keberhasilan tindakan