Upload
diana-atmadja
View
6
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
special senses
Citation preview
PowerPoint Presentation
Pterigium Okulus Sinistra dan PenatalaksanaannyaF2Bangar P. T. Siagian 102009331Rosalia Annamasbait Juliyanti Putri Kelanit 102010312Rendy Franiko 102012041Diana Atmaja 102012047Vita Paramitha Teken 102012107Andri Nugraha 102012231Elchim Reza Rezinta 102012240Ervina Fransiska 102012365Stefanus 102012433Aini Izzati Binti Abd Gaffar 102012493
Skenario 2Seorang pria 68 tahun, nelayan, datang ke poliklinik dengan keluhan utama mata kiri merah sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai mata sedikit berair, perih terasa seperti mata berpasir. Keluhan ini sudah sering dirasakan dan sering hilang timbul.
Anamnesis
Identitas penderitaKeluhan utama: Mata kiri merah, sedikit berair, perih dan terasa seperti mata berpasir.RPS: Mata kiri merah sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini sudah sering dirasakan dan sering hilang timbul. RPDRPKRiwayat konsumsi obatRiwayat lingkungan dan kebiasaan Riwayat trauma sebelumnya
Ku: tampak sakit ringan atau berat Kesadaran : Compos mentisTanda-tanda vitalTekanan DarahNadiRRSuhuStatus Oftalmologi OD/OS
Pemeriksaan fisik
STATUS OFTALMOLOGISPemeriksaanODOSVisus jauh20/2020/20PalpebraNormalNormalKonjungtiva bulbiNormalSedikit hiperemis bagian nasalKorneaNormalTerdapat selaput hiperemis limbusPupilNormalNormalRefleks cahayaNormalNormalCamera oculi anteriorNormalNormalLensaNormalNormalFunduskopiNormalNormalPemeriksaan PenunjangPemeriksaan histopatologi: epitel yang irreguler dan tampak adanya degenerasi hialin pada stroma
Pemeriksaan topografi korneauntuk menilai seberapa besar komplikasi berupa astigmatisme yang disebabkan oleh pterygium
Anatomi Konjungtiva
Sumber:Histologi
Vaskularisasi
Persarafan
Definisi PterygiumPterygium merupakan pertumbuhan fibrovaskuler konjungtiva.
Pertumbuhan ini biasanya terdapat pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea. Pterigium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea. Pterigium mudah meradang dan bila terjadi iritasi, maka bagian pterigium akan berwarna merah. Status OftalmologisOculus DexterOculus Sinister
Epidemiologi
Peningkatan prevalensi terjadi pada daerah yang terkena paparan ultraviolet lebih tinggi Di Indonesia, hasil survei DEPKES RI Tahun 1982 pterigium menempati urutan ketiga terbesar (8,79 %) dari penyakit mata. Golongan laki-laki dua kali lebih banyak dibandingkan wanita.
Iritasi kronis dari lingkungan (debu, angin, udara) Pajanan sinar ultraviolet dari cahaya matahari.
EtiologiPatofisiologi Sinar ultraviolet, angin, dan debumengiritasi permukaan mata faktor pertumbuhan yang akan menstimulasi pertumbuhan jaringan baru.Pelepasan sitokin berlebihan regulasi kolagen migrasi sel angiogenesisPada jaringan subkonjungtivaSintesis elastin+Jaringan fibrovaskular Jaringan baru ini akan tumbuh dan menebal dari konjungtiva dan menjalar ke arah kornea. merusak jaringan pterigiumKlasifikasi PterigiumDerajat 1 : jika pterigium hanya terdapat pada limbus kornea
Derajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.
Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal ( diameter pupil dalam keadaan normal sekitar 3 -4 mm)
Derajat 4 : pertumbuhan pterigium melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan
Manifestasi klinis
Keluhan perih, terganjal, sensasi benda asing, silau, berair, gangguan visus, serta masalah kosmetik.
Penonjolan daging, berwarna putih, bentuk segitiga yang terbentang dari konjungtiva interpalpebrae sampai kornea.
Pada pterygium menutupi pupil dan aksis visual sehingga tajam penglihatan juga menurun.
Klasifikasi PterigiumKlasifikasi pterygium berdasarkan letak pterygium,yaitu: 1.Pterygium Simpleksjika pterygium hanya terdapat di nasal/temporal saja.2.Pterygium Dupleksjika pterygium terdapat di nasal dan temporal
Pterygium Nasal & Pterygium Temporal
Penatalaksanaan
Untuk pterigium derajat 1-2 yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari. Pada pterigium derajat 3-4 dilakukan tindakan bedah berupa avulsi pterigium
PenatalaksanaanKonservatifUntuk pterigium ringan tidak perlu di obatipterigium derajat 1-2 yang mengalami inflamasi, diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari.bahwa penggunaan kortikosteroid tidak dibenarkan pada penderita dengan tekanan intraokular tinggi atau mengalami kelainan pada kornea.2. Operatifpterigium derajat 3-4 dilakukan tindakan bedah berupa avulsi pterigiumindikasi operasi :Pterigium yang menjalar ke kornea sampai lebih 3 mm dari limbusPterigium mencapai jarak lebih dari separuh antara limbus dan tepi pupilPterigium yang sering memberikan keluhan mata merah, berair dan silau karena astigmatismusKosmetik, terutama untuk penderita wanita
KomplikasiKomplikasi dari pterigiumGangguan penglihatanMata kemerahanIritasi Gangguan pergerakan bola mata.Timbul jaringan parut kronis dari konjungtiva dan kornea Komplikasi post-operatif InfeksiUlkus korneaGraft konjungtiva yang terbukaAdanya jaringan parut di kornea
PencegahanMenggunakan topi yang memiliki pinggiran, Menggunakan kacamata pelindung dari cahaya matahari.
Diagnosis diferensialPerbedaanPterigiumPinguekulaPseudopterigiumDefinisiJaringan fibrovaskular konjungtiva bulbi berbentuk segitigaBenjolan pada konjungtiva bulbiPerlengketan konjungtiba bulbi dengan kornea yang cacatWarnaPutih kekuninganPutih-kuning keabu-abuanPutih kekuninganLetakCelah kelopak bagian nasal atau temporal yang meluas ke arah korneaCelah kelopak mata terutama bagian nasalPada daerah konjungtiva yang terdekat dengan proses kornea sebelumnyaetiologiiritasi kronis dari lingkungan (debu, angin, udara) Pajanan sinar ultraviolet dari cahaya matahari.
rangsangan sinar matahari, debu, angin panasditemukan pada proses penyembuhan ulkus korneaDiagnosis diferensialPseudopterigium
Pinguekula
Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah baikUmumnya rekurensi terjadi pada 3 6 bulan pertama setelah operasi.PrognosisKesimpulan Pterygium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva Penurunan visus yang terjadi adalah tergantung seberapa parah pterigium yang diderita pasien Penanganan dilakukan dengan konservatif dan operatif. Perlu pencegahan terjadinya kekambuhan.