28
TUGAS MATA KULIAH CORPORATE FINANCE ASSESSMENT OF BUSINESS PERFORMANCE PT TIMAH Tbk and SUBSIDIARIES OLEH : SHINTO KURANTIL AMBAREPI 04 11430 25 DYAH ISNAINI PUSPITASARI 04 11430 41 DWI MUKTI KUSUMAWIJAYA 04 11430 38 RICKO MARDINSYAH 04 11430 44 WAHYU EDININGTIAS 04 11430 48 ADITYA DIAN PRAMESTI 04 11430 27 DOSEN : Dr. Mudjilah Rahayu SE, MM PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

PT Timah_our Group

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Finance

Citation preview

Page 1: PT Timah_our Group

TUGAS MATA KULIAH CORPORATE FINANCE

ASSESSMENT OF BUSINESS PERFORMANCE

PT TIMAH Tbk and SUBSIDIARIES

OLEH :

SHINTO KURANTIL AMBAREPI 04 11430 25

DYAH ISNAINI PUSPITASARI 04 11430 41

DWI MUKTI KUSUMAWIJAYA 04 11430 38

RICKO MARDINSYAH 04 11430 44

WAHYU EDININGTIAS 04 11430 48

ADITYA DIAN PRAMESTI 04 11430 27

DOSEN :

Dr. Mudjilah Rahayu SE, MM

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

Page 2: PT Timah_our Group

ASSESMENT OF BUSSINESS PERFORMANCE

PT TIMAH TBK AND SUBSIDIARIES

1. PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Perusahaan

1945 - Setelah deklarasi Kemerdekaan di Indonesia, industri penambangan timah secara

bertahap berada di bawah kendali Indonesia sebagai konsesi pertambangan Belanda.

1960 - Transfer kontrol memuncak pada tahun 1960 dengan UU No 19 yang membentuk Tin

Negara BUMN dan Badan Koordinasi BUMN untuk memproduksi timah tiga unit di pulau

Bangka, Belitung dan Singkep.

1968 - Empat entitas dibawah satu negara tunggal yang mengendalikan perusahaan dengan

Peraturan Pemerintah nomor 21, koordinasi operasi timah dibawah perusahaan Negara PN

Tambang Timah yang diberikan kontrol tentang pengetahuan jumlah timah di Indonesia.

1976 - Status perusahaan itu diubah menjadi PT Tambang Timah (Persero), sebuah

perusahaan perseroan terbatas, dengan Pemerintah Indonesia sebagai pemegang saham

tunggal. Operasi utama perusahaan secara historis berpusat di sekitar pulau-pulau Bangka,

Belitung dan Singkep. Perusahaan mengoperasikan armada kapal keruk garis besar ember

dan kontrol kegiatan pertambangan lainnya, terutama menggunakan metode penambangan

hidrolik.

1991 - Program restrukturisasi besar dimulai, mencakup penutupan operasi pertambangan di

Singkep dan relokasi kantor pusat perusahaan ke Bangka. Restrukturisasi ini juga termasuk

program modernisasi dan pembangunan kembali sarana produksi dan konsentrasi pada

kegiatan bisnis inti. 

1995 - Kesimpulan dari program restrukturisasi Timah tercatat di Jakarta, Surabaya, dan

Bursa Saham London pada tanggal 19 Oktober 1995. 

1998 - Nama PT Tambang Timah Tbk diubah menjadi PT Timah Tbk pada tanggal 29 Juli

1998. Pemerintah Indonesia memiliki 65 persen saham perusahaan; investor domestik dan

internasional yang dimiliki 35 persen yang tersisa. 

Page 3: PT Timah_our Group

1.2 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

PT Timah Tbk adalah perusahaan negara hanya aktif di pertambangan

timah. Keunggulan kompetitif Timah merupakan hasil integrasi dari setiap langkah dalam

proses produksi dan pemasaran timah. Perusahaan ini adalah pemimpin biaya. Kontrol atas

cadangan besar, kepemilikan armada mengeruk terbesar di dunia dan penggunaan sistem

komputer dan komunikasi satelit membantu untuk meminimalkan biaya Timah

pertambangan. Penggunaan sistem produksi Timah yang memastikan operasi peleburan yang

sangat efisien. Hasil diklaim oleh manajemen adalah bahwa PT Timah pelanggan menerima

timah di seluruh dunia kualitas tertinggi yang tersedia.

 Perusahaan mengadakan eksplorasi timah dan hak penambangan hingga 2025 lebih

dari 10.000 kilometer persegi yang tersebar di beberapa pulau dan daerah lepas pantai di Laut

Jawa. Timah telah dijamin hak untuk eksplorasi emas di Sumatera Utara, Kalimantan dan

Jawa. Hak-hak ini diperpanjang lebih dari 27.000 kilometer persegi. Bahkan setelah sejarah

panjang usaha pertambangan timah, sebagian besar hak-hak pertambangan Timah adalah

sebagai belum tereksplorasi dan belum dimanfaatkan. Masa depan tampaknya memiliki

potensi besar untuk pertambangan lebih lanjut.

Di Mentok, di sudut barat laut Bangka, PT Timah mendirikan operasi peleburan timah

terbesar di dunia. Selesai pada tahun 1967, pabrik mengalami kenaikan lebih lanjut dalam

kapasitas dengan penambahan tungku ketujuh, yang mengangkat kapasitas 50.000 ton pada

tahun 1997. Berdekatan dengan operasi peleburan adalah yang terbesar dari lima pabrik

mencuci dioperasikan oleh perusahaan. Para washery pusat berkonsentrasi menerima timah

dari operasi pertambangan baik lepas pantai dan darat. Menggunakan sejumlah proses yang

berbeda konsentrat timah ditingkatkan menjadi sekitar 74% konten timah. Sejumlah kecil

produk samping mineral berat yang dihasilkan oleh operasi ini dan dijual. Peleburan timah di

Mentok diproduksi cair mentah dan didaur ulang oleh-dihasilkan produk yang dikenal

sebagai debu dan orang pandir. Timah mentah lebih disempurnakan dalam ketel

peleburan. Limbah dari pemurnian, yang dikenal sebagai sampah timah, juga didaur ulang.

Sejak tahun 1995 sampai sekarang, Timah telah mencapai sertifikasi ISO-9001 dan

ISO-14001 di beberapa unit produksi. Upaya ini akan dilanjutkan untuk unit produksi

lainnya. Manajemen menganggap bahwa sertifikasi seperti itu suatu keharusan untuk

memperkuat posisi global mereka sebagai perusahaan kelas dunia.

Page 4: PT Timah_our Group

Anak Perusahaan Dari Timah

Sebagai Holding Company, Timah membentuk pusat perumusan dan pengendalian strategi

perusahaan, dan memastikan bahwa ada sinergi antara operasi dari berbagai anak perusahaan

dalam proses menciptakan dan menambahkan nilai. Timah menentukan struktur perusahaan

secara keseluruhan dari Grup, strategi pemasaran secara keseluruhan, baik anggaran maupun

alokasi dana. Hal ini dikelola keuangan perusahaan dan urusan keuangan anak perusahaan,

itu mengatur nilai-nilai dan norma-norma Group, dan menentukan arah pengembangan

perusahaan anak perusahaan melalui aliansi dan / atau akuisisi.

� PT Tambang Timah didirikan Juni 1998. Adalah Perusahaan Dunia terbesar di

daerah pertambangan timah terintegrasi. Ruang lingkup bisnis mencakup

pertambangan timah dan mineral lainnya, industri ekstraktif, dan perdagangan

jasa. Perusahaan ini mengklaim bahwa biaya produksi masih dikategorikan dalam

biaya yang lebih rendah. Pada 1999,Tambang Timah mendirikan 2 unit pertambangan

besar untuk proyek uji coba untuk mengeksplorasi deposit aluvial dalam.

� PT Timah Industri didirikan Juni 1998, melakukan perdagangan, re-engineering,

rekayasa industri, dan jasa. Pada saat ini, pelanggan dipisahkan menjadi dua pasar:

pasar timah dan pasar non-timah. Pasar timah terbesar.Manajemen dimaksudkan

untuk memperluas pasar non-timah secara bertahap di masa depan. Salah satu peluang

strategis adalah pengembangan industri galangan kapal. Industri Timah mencapai

sertifikasi ISO 14001 pada tahun 1998 dan ISO 9001 pada tahun 1999 sehingga

menjadi lebih kompetitif di pasar bebas.

� PT Timah Eksplomi didirikan Juni 1998. Bisnis ini menyediakan layanan dalam

penyelidikan pertambangan, analisis pertambangan, laboratorium, melakukan studi

kelayakan, dan penyelidikan geologi teknis dan geohydrology. Eksplorasi bidang

Banka dan Belitung dilakukan. Upaya lainnya adalah menemukan deposit aluvial

dalam. Selain itu, kompetensi inti dalam eksplorasi laut juga membuka pasar baru

untuk Timah Explomin.

� PT Timah Investasi Mineral didirikan tahun 1997. Perusahaan ini dimaksudkan

untuk melakukan kegiatan pertambangan, kegiatan investasi, dan jasa rekomendasi

dan konsultasi di bidang pertambangan. Untuk tujuan ini, perusahaan tersebut

mendapatkan lisensi dan kewenangan pertambangan di beberapa provinsi. Direktur

menyatakan bahwa perusahaan mulai beroperasi pada bulan September 1996. Ini

Page 5: PT Timah_our Group

belum menghasilkan pendapatan operasional, namun, perusahaan itu melakukan

beberapa eksplorasi emas, berlian, dan kemungkinan pertambangan batubara.

2. RUMUSAN MASALAH

2.1.1. PENURUNAN KINERJA KEUANGAN PT.TIMAH,TBK

Table 1. Summary of Financial Statement for PT Timah Tbk Balance Sheets (million

rupiah)

SUMMARY OF FINANCIAL STATEMENTS FOR SUBSIDIARIES, DECEMBER 31, 1999

(THOUSAND RUPIAH)

BALANCE SHEETS

PT TAMBANG

TIMAH

PT TIMAH

EKSPLOMIN

PT TIMAH

INDUSTRI

PT TIMAH

INVESTASI

MINERAL

Current Assets: 1,201,007,545 13,996,369 487,996,828 829,748

Cash on hand

and in banks

7,465,132 106,456 341,564 544,098

Trade

receivables

61,194,556 4,574,022 70,787,354 -

Inventories 252,329,403 - 105,341,133 -

Investments - - 39,451,982 71,000

Fixed Assets-Net 337,642,254 17,390,511 226,636,922 2,218,767

Other Assets 93,749,116 - - 25,271,133

Total Assets 1,632,398,915 31,386,880 754,085,732 28,390,648

Current

Liabilities:

618,838,467 24,171,379 536,238,546 479,508

Trade payable 21,948,491 1,741,892 30,047,038 449,245

Page 6: PT Timah_our Group

Taxes payable 91,504,236 835,548 4,712,471 28,169

Long-term

Liabilities

21,070,405 242,023 1,122,864 13,419,831

Minority Interests

in Subsidiaries

- - - 7,739

Total Liabilities 639,908,872 24,413,402 537,361,410 13,907,078

Paid-up capital 500,000,000 5,000,000 200,000,000 43,000,000

Retained earnings

(accumulated loss) 492,490,043 1,973,478 16,724,322 (28,516,431)

Total Equity 992,490,043 6,973,478 216,724,322 14,483,569

INCOME STATEMENTS

Net Sales 1,664,589,743 63,605,571 320,800,867 0

Cost of Goods

Sold

920,729,043 55,863,182 310,043,396 0

Gross Profit 743,860,709 7,742,389 10,757,471 0

Operating

Expenses

155,835,755 7,103,573 7,227,529 1,591,128

Unsuccessful

Exploration

- - - 14,508,102

Operating Profit

(loss)

588,024,954 638,816 3,529,942 (16,099,230)

Other Income

(Expenses)

(68,746,776) 998,584 2,559,752 68,636

Profit (loss) before

Taxes

519,278,178 1,637,400 6,089,694 (16,030,594)

Profit (loss) after

Taxes

353,946,209 807,156 921,781 (16,030,594)

Additional

information:

Capital stock in 500,000 5,000 200,000 43,000

Page 7: PT Timah_our Group

shares

Sources:

1. PT Tambang Timah, Financial Statement, December 31, 1999.

2. PT Timah Eksplomin, Financial Statement, December 31, 1999.

3. PT Timah Industri, Financial Statement, December 31, 1999.

4. PT Timah Investasi Mineral and Subsidiary, Consolidated Financial Statement,

December 31, 1999.

Berdasarkan Tabel 1, Laba bersih meningkat 191% menjadi Rp518.8 miliar pada

tahun 1998, dan kemudian mengalami "windfall profit" pada tahun 1999. Salah satu faktor

penyebabnya mungkin hanya akibat dari penurunan nilai rupiah. Sementara itu pada tahun

1999, peningkatan nilai rupiah tampaknya negatif yang mempengaruhi kinerja

Timah. Namun, manajemen berkomentar bahwa kinerja buruk di tahun 1999 telah disebabkan

oleh faktor-faktor eksternal seperti kondisi ekonomi. 

2.2. KINERJA ANAK PERUSAHAAN TIMAH YANG BURUK

Kinerja keuangan dari empat anak perusahaan Timah juga gagal untuk menunjukkan

hasil yang memuaskan. Kondisi keuangan empat anak perusahaan pada tahun 1999

ditunjukkan dalam tabel berikut.

SUMMARY OF FINANCIAL STATEMENTS FOR SUBSIDIARIES, DECEMBER 31, 1999(THOUSAND RUPIAH)

BALANCE SHEETS

PT TAMBANG TIMAH

PT TIMAH EKSPLOMIN

PT TIMAH INDUSTRI

PT TIMAH INVESTASI MINERAL

Current Assets: 1,201,007,545 13,996,369 487,996,828 829,748

Cash on hand and in banks

7,465,132 106,456 341,564 544,098

Trade receivables 61,194,556 4,574,022 70,787,354 -Inventories 252,329,403 - 105,341,133 -

Investments - - 39,451,982 71,000Fixed Assets-Net 337,642,254 17,390,511 226,636,922 2,218,767

Other Assets 93,749,116 - - 25,271,133

Total Assets 1,632,398,915 31,386,880 754,085,732 28,390,648Current Liabilities: 618,838,467 24,171,379 536,238,546 479,508

Page 8: PT Timah_our Group

Trade payable 21,948,491 1,741,892 30,047,038 449,245

Taxes payable 91,504,236 835,548 4,712,471 28,169

Long-term Liabilities

21,070,405 242,023 1,122,864 13,419,831

Minority Interests in Subsidiaries

- - - 7,739

Total Liabilities 639,908,872 24,413,402 537,361,410 13,907,078Paid-up capital 500,000,000 5,000,000 200,000,000 43,000,000

Retained earnings (accumulated loss) 492,490,043 1,973,478 16,724,322 (28,516,431)Total Equity 992,490,043 6,973,478 216,724,322 14,483,569

INCOME STATEMENTS

Net Sales 1,664,589,743 63,605,571 320,800,867 0Cost of Goods Sold 920,729,043 55,863,182 310,043,396 0Gross Profit 743,860,709 7,742,389 10,757,471 0Operating Expenses 155,835,755 7,103,573 7,227,529 1,591,128Unsuccessful Exploration

- - - 14,508,102

Operating Profit (loss)

588,024,954 638,816 3,529,942 (16,099,230)

Other Income (Expenses)

(68,746,776) 998,584 2,559,752 68,636

Profit (loss) before Taxes

519,278,178 1,637,400 6,089,694 (16,030,594)

Profit (loss) after Taxes

353,946,209 807,156 921,781 (16,030,594)

Additional information:Capital stock in shares

500,000 5,000 200,000 43,000

Sources: 5. PT Tambang Timah, Financial Statement, December 31, 1999.6. PT Timah Eksplomin, Financial Statement, December 31, 1999.7. PT Timah Industri, Financial Statement, December 31, 1999.8. PT Timah Investasi Mineral and Subsidiary, Consolidated Financial Statement, December 31,

1999.

 Meskipun tiga anak perusahaan, Tambang Timah, Timah Eksplomin, dan Timah

Industri, menunjukkan kecenderungan meningkat dalam penjualan, mereka tidak

menunjukkan peningkatan laba bersih. Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya anak

perusahaan '. Misalnya, Timah Eksplomin mengalami peningkatan dari Rp 33,9 pada tahun

1998 menjadi Rp 63.605 pada tahun 1999. Namun, laba bersih mengalami penurunan dari Rp

1, 943.000.000 pada tahun 1998 menjadi Rp 0.807 juta pada tahun 1999.

Page 9: PT Timah_our Group

Timah Investasi Mineral bahkan mengalami penurunan kinerja keuangan. Perusahaan

tidak membuat penjualan pada tahun 1998 dan 1999 tetapi masih menderita biaya operasional

yang besar. Kondisi ini menyebabkan perusahaan kehilangan Rp 16.809 juta di tahun 1998

dan Rp 16.028 juta pada tahun 1999.

2.3. EVALUASI KINERJA PT.TIMAH,TBK DAN ANAK PERUSAHAAN

Dari hasil kinerja keuangan Timah dan anak perusahaan selama dua tahun,manajemen

termotivasi untuk mengevaluasi prestasi perusahaan. Evaluasi dimaksudkan untuk

menganalisis kinerja Timah dan kontribusi anak perusahaan dengan kinerja secara

keseluruhan. Selain itu, analisis ini memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasi solusi

alternatif yang akan meningkatkan kinerja Timah sebagai perusahaan dan juga meningkatkan

kinerja anak perusahaan. Penilaian kinerja melalui analisis laporan keuangan didasarkan pada

data masa lalu. Setiap data yang diperoleh wawasan akan relatif, karena kondisi bisnis dan

operasi perusahaan bervariasi bentuk begitu banyak perusahaan dan industri untuk industri. 

2.4. PERTANYAAN

1. Menghitung beberapa rasio keuangan untuk Timah Tbk selama tiga tahun

terakhir. (Sertakan rasio likuiditas, manajemen aset, leverage, profitabilitas, dan nilai

pasar.)

2. Mengevaluasi kondisi keuangan Timah Tbk menggunakan analisis tren.

3. Mengevaluasi kondisi keuangan Timah Tbk menggunakan analisis patokan (Antam

Tbk, PGAS Tbk.).

4. Membangun sistem Du Pont Timah Tbk untuk menunjukkan bagaimana beberapa

variabel kunci berinteraksi untuk menentukan tingkat pengembalian pada ekuitas. 

5. Lebih penting lagi, menggunakan Du Pont sistem untuk menganalisis cara-cara

meningkatkan kinerja perusahaan. Bagaimana Du Pont berbeda dari analisis rasio

sebelumnya?

6. Berikan saran untuk meningkatkan kinerja anak perusahaan dan kinerja perusahaan

secara keseluruhan.

Page 10: PT Timah_our Group

3. KAJIAN TEORI

KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN (corporate financial distress)

Perusahaan yang sedang berkembang maupun yang sudah maju dalam perjalanannya,

perusahaan dalam jangka panjang pasti memiliki masalah dalam kesulitan keuangan. Dengan

adanya kesulitan-kesulitan tersebut, maka perusahaan harus memahami dan menemukan serta

mengatasi penyebab kesulitan keuangan, situasi, dan upaya yang dilakukan, upaya

restrukturisasi hutang, model prediksi kesulitan keuangan, atribut tata kelola yang berkaitan,

faktor yang meningkatkan peluang survive, dan kebijakan-kebijakan yang dilakukan

perusahaan kokoh dalam menghadapi serangan krisis.

Definisi Kesulitan Keuangan Perusahaan

Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal

pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan

segera tidak dapat memenuhi kewajibannya. Ada beberapa definisi kesulitan keuangan, sesuai

tipenya, yaitu economic failure, business failure, technical insolvency, insolvency in

bankruptcy, dan legal bankruptcy. Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Economic failure

Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana pendapatan perusahaan

tidak dapat menutupi total biaya, termasuk cost of capitalnya. Bisnis ini dapat melanjutkan

operasinya sepanjang kreditur mau menyediakan modal dan pemiliknya mau menerima

tingkat pengembalian (rate of return) di bawah pasar. Meskipun tidak ada suntikan modal

baru saat aset tua sudah harus diganti, perusahaan dapat juga menjadi sehat secara

ekonomi.

2. Business failure

Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan operasi dengan akibat

kerugian kepada kreditur.

3. Technical insolvency

Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical insolvency jika tidak dapat

memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh tempo.

Page 11: PT Timah_our Group

Ketidakmampuan membayar hutang secara teknis menunjukkan kekurangan likuiditas

yang sifatnya sementara, yang jika diberi waktu, perusahaan mungkin dapat membayar

hutangnya dan survive.

Di sisi lain, jika technical insolvency adalah gejala awal kegagalan ekonomi, ini mungkin

menjadi perhentian pertama menuju bencana keuangan (financial disaster).

4. Insolvency in bankruptcy

Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan Insolvent in bankruptcy jika nilai buku

hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi ini lebih serius daripada technical insolvency

karena, umumnya, ini adalah tanda economic failure, dan bahkan mengarah kepada

likuidasi bisnis. Perusahaan yang dalam keadaan insolvent in bankruptcy tidak perlu

terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum.

5. Legal bankruptcy

Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan tuntutan secara resmi

dengan undang-undanG.

Ketidakmampuan perusahaan yang mengalami technical insolvency disebabkan

masalah arus kas secara temporer. Biasanya masalah ini diselesaikan dengan restrukturisasi

hutang oleh para kreditur. Sedangkan pada insolvency in bankruptcy, masalahnya bersifat

permanen dan dapat mengarah pada likuidasi bisnis. Brigham dan Gapenski memasukkan

legal bankruptcy sebagai salah satu tipe kesulitan keuangan.

Technical insolvency dalam Brigham dan Gapenski di atas sama dengan equity

insolvency. Equity insolvency tergambar jika perusahaan tidak dapat membayar hutangnya

ketika jatuh tempo dalam kegiatan bisnis yang biasa. Insolvency in bankruptcy dalam

Brigham dan Gapenski sama dengan bankruptcy insolvency, dapat dilakukan dengan uji

neraca, jika total aset perusahaan lebih kecil dari jumlah kewajiban.

Di Indonesia kepailitan (failure) diatur dalam UU. No.1 tahun 1998, disebutkan

bahwa debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak dapat membayar sedikitnya

satu utang yang telah jatuh waktu dan tidak dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan

pengadilan yang berwenang, baik atas permohonan sendiri, maupun atas permintaan seorang

atau lebih krediturnya. Permohonan ini dapat juga diajukan oleh kejaksaan untuk kepentingan

umum.

Definisi kesulitan keuangan menurut Peraturan Pencatatan Saham Shanghai Stock

Exchange (SHSE) dan Shenzhen Stock Exchange (SZSE) artikel 9.2.1 tahun 2001 adalah

situasi keuangan yang tidak normal.

Page 12: PT Timah_our Group

Suatu perusahaan berada dalam keadaan situasi yang tidak normal bila perusahaan tersebut

menghadapi salah satu dari situasi-situasi ini, yaitu: laba bersih selama dua tahun terakhir

negatif, nilai saham bersih kurang dari face value saham dalam tahun terakhir, auditor

memberi opini adverse atau disclaimer pada laporan keuangan tahun terakhir, nilai

kepemilikan ekuitas yang diakui auditor dan departemen terkait kurang dari nilai modal yang

tercatat pada tahun terakhir, dan situasi tidak normal lain berdasarkan pertimbangan China

Securities Regulation Comission (CSRC), atau SHSE dan SZSE. Standar situasi tidak normal

tersebut menekankan profitabilitas dan penurunan kinerja yang sangat buruk. Namun,

perusahaan-perusahaan publik di China yang status keuangannya sudah totally hopeless pun

tidak dinyatakan bangkrut secara undang-undang (Deng dan Wang, 2006).

Definisi kesulitan keuangan dalam riset-riset awal disinonimkan dengan kegagalan bisnis

(misalnya Altman, 1968; Altman et al., 1977; Ball and Foster, 1982; Moses dan Liao, 1987

dalam Turetsky dan McEwen, 2001).

Tetapi perkembangan selanjutnya mengatakan bahwa kesulitan keuangan mempunyai

beberapa karakteristik sehubungan dengan peristiwa antara kesehatan perusahaan dan

kebangkrutan (Lau, 1987; Gilbert et al., 1990; Anyane-Ntow, 1991; dan Johnsen and

Melicher, 1994 dalam Turetsky dan McEwen, 2001). Turetsky dan McEwen (2001)

menggambarkan kesulitan keuangan sebagai rangkaian peristiwa keuangan yang

merefleksikan berbagai macam tingkatan corporate adversity.

Suatu perusahaan sudah dapat dikatakan menderita kesulitan keuangan pada tahun

pertama aliran kas kurang dari kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo (Whitaker, 1999).

Aliran kas didefinisikan sebagai pendapatan bersih ditambah beban-beban non kas.

Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan umumnya mengalami penurunan

dalam pertumbuhan, kemampulabaan, dan aset tetap, serta peningkatan dalam tingkatan

persediaan relatif terhadap perusahaan yang sehat (Kahya dan Theodossiou, 1999). Di

samping itu kesulitan keuangan dapat juga dilihat dari melemahnya kondisi keuangan,

kreditur yang mulai mengambil tindakan, pemasok yang mungkin tak mengirim bahan baku

secara kredit, investasi modal yang menguntungkan mungkin harus dilepas, dan pembayaran

dividen yang terganggu (Keown et al., 1997).

Penyebab Kesulitan Keuangan Perusahaan

Lizal (2002) mengelompokkan penyebab-penyebab kesulitan dan menamainya

dengan Model Dasar Kebangkrutan atau Trinitas Penyebab Kesulitan Keuangan. Menurut

beliau, ada tiga alasan yang mungkin mengapa perusahaan menjadi bangkrut, yaitu:

Page 13: PT Timah_our Group

1. Neoclassical model

Pada kasus ini kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber daya tidak tepat. Kasus

restrukturisasi ini terjadi ketika kebangkrutan mempunyai campuran aset yang salah.

Mengestimasi kesulitan dilakukan dengan data neraca dan laporan laba rugi. Misalnya

profit/assets (untuk mengukur profitabilitas), dan liabilities/assets.

2. Financial model

Campuran aset benar tapi struktur keuangan salah dengan liquidity constraints (batasan

likuiditas). Hal ini berarti bahwa walaupun perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka

panjang tapi ia harus bangkrut juga dalam jangka pendek. Hubungan dengan pasar modal

yang tidak sempurna dan struktur modal yang inherited menjadi pemicu utama kasus ini.

Tidak dapat secara terang ditentukan apakah dalam kasus ini kebangkrutan baik atau buruk

untuk direstrukturisasi.

Model ini mengestimasi kesulitan dengan indikator keuangan atau indikator kinerja

seperti turnover/total assets, revenues/turnover, ROA, ROE, profit margin, stock turnover,

receivables turnover, cash flow/ total equity, debt ratio, cash flow/(liabilities-reserves),

current ratio, acid test, current liquidity, short term assets/daily operating expenses, gearing

ratio, turnover per employee, coverage of fixed assets, working capital, total equity per

share, EPS ratio, dan sebagainya.

3. Corporate governance model

Disini, kebangkrutan mempunyai campuran aset dan struktur keuangan yang benar tapi

dikelola dengan buruk. Ketidakefisienan ini mendorong perusahaan menjadi out of the market

sebagai konsekuensi dari masalah dalam tata kelola perusahaan yang tak terpecahkan. Model

ini mengestimasi kesulitan dengan informasi kepemilikan. Kepemilikan berhubungan dengan

struktur tata kelola perusahaan dan goodwill perusahaan.

Kesulitan keuangan dapat ditinjau dari komposisi neraca - jumlah aset dan kewajiban,

dari laporan laba rugi – jika perusahaan terus menerus rugi, dan dari laporan arus kas – jika

arus kas masuk lebih kecil dari arus kas keluar. Sedangkan teori resiko kredit yang

dipaparkan dapat diartikan bahwa kegagalan berhubungan dengan struktur modal dan struktur

modal berkaitan dengan kondisi ekonomi. Jika ekonomi buruk hutang akan meningkat karena

tingkat bunga meningkat. Akhirnya perusahaan akan gagal. Hal ini sesuai dengan uraian

Copeland dan Weston (1992) bahwa interest perlu dipertimbangkan sehubungan dengan

perubahan hutang perusahaan yang beresiko dalam basis firm by firm. Metode umum untuk

Page 14: PT Timah_our Group

menentukan resiko kegagalan hutang jangka panjang perusahaan adalah dengan merujuk

rating bond yang disediakan oleh berbagai agensi, misalnya Moody’s Investors Service, Inc.,

Standard & Poor’s Corp., dan Fitch Investor Service.

Dun & Bradstreet meneliti penyebab-penyebab kegagalan bisnis (Brigham dan Daves,

2003). Penyebab utama adalah faktor ekonomi (37,1%) dan faktor keuangan (47,3%), selain

itu disebabkan oleh kelalaian, malapetaka, dan kecurangan (neglect, disaster, dan fraud),

yaitu sebanyak 14%, serta faktor-faktor lain yang tidak dirinci yaitu sebanyak 1,6%. Faktor

ekonomi meliputi kelemahan industri dan lokasi yang buruk. Faktor keuangan meliputi

hutang yang terlalu banyak dan modal yang tidak memadai. Pentingnya faktor-faktor yang

berbeda ini bervariasi dari waktu ke waktu, bergantung beberapa hal seperti keadaan

ekonomi dan tingkat suku bunga. Juga, kebanyakan kegagalan bisnis terjadi karena

kombinasi sejumlah faktor yang membuat bisnis tidak dapat bertahan. Menurut statistik dari

Dun & Bradstreet, 88% kegagalan bisnis disebabkan kesalahan manajemen (management

mistakes).

Ada 12 hal yang kesalahan manajemen tersebut, yaitu:

1. going into business for the wrong reasons

2. advice from familiy an friends

3. being in the wrong place that the wrong time

4. enterpreneur gets worn-out and or underestimated the time requirements

5. family pressure on time and money commitments

6. pride

7. lack of market awareness

8. the enterpreneur falls in love with the product/business

9. lack of financial responsibility and awareness

10. lack of clear focus

11. too much money

12. optimistic/realistic/pessimistic

Penyebab umum kegagalan juga dikemukakan oleh Dylan (1996), penyebab-

penyebab tersebut diuraikan berikut ini:

� Pasar (penurunan pasar atau terlalu optimis, peningkatan persaingan,kurang daya

saing )

Page 15: PT Timah_our Group

� Keuangan ( overtrading (perdagangan berlebih) atau satu proyek besar, banyak

hutang, kurang modal, pengurusan kas yang tidak memadai,pengawasan tidak

memadai, pengambilan uang berlebihan )

� Operasional (lokasi bisnis, terlalu ambisi dalam memulai bisnis, estimasi biaya terlalu

optimis )

� Manusia (bidang pengurusan tidak seimbang atau tidak memadai,kurang perhatian

atau dorongan dari pemilik – manajer, kurang kepemimpinan dan pengarahan,

rekruitmen tidak memadai atau tidak tepat )

Faktor-faktor kegagalan bisnis yang penting (menurut urutannya) telah pula diteliti oleh

Deakin, 1991 (dalam Dylan, 1996), yaitu:

1. Lack of knowledge of marketing

2. Competing task demands from family/domestics sources

3. Problems of outlets

4. Lack of market awareness of product/service

5. The costs of business premises

6. Inappropriate business premises

7. Insufficient mark-up

8. Unacceptable risk

9. Change in home circumstances

10. Inappropriate size of premises

Akibat Kesulitan Keuangan Perusahaan

Kerugian utama perusahaan yang mempunyai tingkat hutang yang lebih tinggi adalah

peningkatan resiko kesulitan keuangan, dan akhirnya likuidasi. Hal ini mungkin mempunyai

pengaruh merugikan bagi pemilik ekuitas dan hutang (NetTel Africa, 2002).

Akibat kesulitan keuangan sebagai berikut:

- Resiko biaya kesulitan keuangan mempunyai dampak negatif terhadap nilai perusahaan

yang mengoffset nilai pembebasan pajak (tax relief) atas peningkatan level hutang.

- Jika pun manajer perusahaan menghindarkan likuidasi ketika kesulitan, hubungannya

dengan supplier, pelanggan, pekerja, dan kreditor menjadi rusak parah.

- Suplier penyedia barang dan jasa secara kredit mungkin lebih berhati-hati, atau bahkan

menghentikan pasokan sama sekali, jika mereka yakin tidak ada kesempatan peningkatan

perusahaan dalam beberapa bulan.

Page 16: PT Timah_our Group

- Pelanggan mungkin mengembangkan hubungan dengan suplier mereka, dan merencanakan

sendiri produksi mereka dengan andaian ada keberlanjutan dari hubungan tersebut. Adanya

keraguan tentang longevity perusahaan tidak menjamin kontrak yang baik. Pelanggan

umumnya menginginkan jaminan bahwa perusahaan cukup stabil untuk menepati janji.

Situasi kesulitan keuangan mungkin juga membuat pekerja kurang termotivasi jika mereka

merasa semakin gelisah dalam bekerja dan prospek untuk maju sangat sedikit. Staf terbaik

akan bersiap pindah posisi ke perusahaan yang lebih aman.

Biaya-Biaya Kebangkrutan Langsung

Ketika niali perusahaan sama dengan nilai utangnya, maka perusahaan tersebut secara

ekonomis disebut bangkrut dalam arti ekuitasnya tidak memiliki nilai. Namun,

perpindahan aset secara formal kepada para pemegang saham merupakan suatu proses

legal, dan bukan ekonomis. Terdapat biaya legal dan administrasinya terkait dengan

kebangkrutan, dan sering dikatakan kebangkrutan bagi para pengacara sama artinya

dengan darah bagi ikan hiu.

Oleh karena biaya-biaya yang terkait dengan kebangkrutan, para pemegang

obligasi tidak akan mendapatkan nilai terutang mereka secara keseluruhan. Sebagian

aset-aset perusahaan tersebut akan “hilang” dalam proses legal menuju kebangkrutan.

Ini merupakan biaya-biaya legal dan administrasi yang terkait dengan proses

kebangkrutan. Kita menyebut biaya-biaya ini biaya kebangkrutan langsung (direct

bankruptcy costs).

Biaya-biaya kebangkrutan langsung ini merupakan kontra insentif pembiayaan

dengan utang. Jika suatu perusahaan menjadi bangkrut, maka, tiba-tiba sebagian dari

perusahaan tersebut menghilang. Ini disebut juga dengan “pajak” kebangkrutan. Maka

perusahaan menghadapi suatu pilihan :pinjaman akan menghemat uang perushaan

untuk pajak korporasi, tetapi semakin banyak yang dipinjam oleh suatu perusahaan,

semakin mungkin perusahaan tersebut akan menjadi bangkrut dan harus membayar

pajak kebangkrutan.

Biaya-Biaya Kebangkrutan Tidak Langsung

Oleh karena biaya untuk menjadi bangkrut amat mahal, suatu perusahaan akan

mengeluarkan segala sumber daya untuk menghindarinya. Ketika suatu perusahaan

sedang mengalami masalah besar dalam menghadapi kewajiban utang-utangnya, kita

Page 17: PT Timah_our Group

menyebutnya sedang mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Sebagian

perusahaan yang sedang mengalami kesuliatan keuangan pada akhirnya mendaftarkan

diri untuk klain kebangkrutan, tetapi sebagian tidak melakukan hal ini karena mereka

dapat kembali pulih atau keluar dari kesulitan ini.

4.3 Mengevaluasi kondisi keuangan Timah Tbk menggunakan analisis patokan (Antam

Tbk, PGAS Tbk.)

Perbandingan rasio-rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dan

sebanding dengan rata-rata rasio industri. Idealnya perusahaan yang dipilih sebagai perbandingan

adalah perusahaan yang mempunyai produk serupa (memenuhi kebutuhan yang sama, atau

merupakan sustitusi saru sama lain), mempunyai strategi, ukuran dan umur yang sama. Barangkali

perbandingan dengan satu atau dua perusahaan yang serupa bisa dilakukan, baik atas dasar

kesamaan dari sisi permintaan, kesamaan dari atribut keuangan ataupun kesamaan dari jenis bahan

baku, andai data-data industri tidak ada.

Benchmark analysis

Tabel 3. Rasio Keuangan Perusahaan Pertambangan Logam dan

Mineral di BEJ

PT Aneka TambangTbk

PT International Nickel Indonesia

Tbk

PT Timah Tbk

1997

1998

1999

1997 1998 1999 1997 1998

1999

Pendapatan(rugi) per Saham (Rp)

56 243 183 178 45 156 353 1031 632

Ekuitas per Saham (Rp)

913 1118 1195

4549 4594 4750 1609 2513 2762

Dividen per Saham (Rp)

- 104 79,19

- - - 141 409 247

Penutupan Harga (Rp)

1325

1625 1400

6800 2800 6300 5900 5375 4875

PER (x) 23,4 6,68 7,65 38,1 61,7 40,45 38,17 61,7 40,4

Page 18: PT Timah_our Group

6 7 9 9 5

PBV (x) 1,45 1,45 1,17 1,49 0,61 1,33 1,49 0,61 1,33

Pembayaran Dividen (%)

- 42,71

43,28

- - - 0,0793%

0,0788%

0,0777%

Dividend Yield (%)

- 6,39 5,66 - - - - - -

Rasio Lancar (x)

2,78 2,99 2,46 1,77 1 0,72 1,79 2,34 2,57

Hutang terhadap Ekuitas (x)

0,43 0,44 0,42 0,74 0,99 1,02 0,296 0,255

0,199

Rasio leverage (x)

0,3 0,3 0,29 0,42 0,5 0,51      

Margin Laba Kotor (x)

0,44 0,56 0,43 0,25 0,06 0,18 0,427 0,669

0,443

Margin Laba Operasi (x)

0,33 0,47 0,33 0,23 0,06 0,17 0,285 0,543

0,301

Laba Bersih Margin (x)

0,29 0,23 0,14 0,04 0,1 0,257 0,255

0,188

Perputaran Persediaan (x)

2,4 3,44 2,99 2,24 2,51 2,99 4,628 5,009

4,735

Perputaran Jumlah Aktiva (x)

0,28 0,52 0,46 0,16 0,12 0,16 0,601 1,199

0,976

ROI (%) 4,34 15,14

10,81

2,26 0,5 1,62 30,86% 58,75%

41,76%

ROE (%) 6,19 21,75

15,31

3,92 0,99 3,28 22% 41% 22,9%

Sumber: Direktori Pasar Modal Indonesia 2000.

very healthy

healthy

less healthy

poor

Page 19: PT Timah_our Group

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Penurunan profit yang dialamai PT Timah Tbk dan anak perusahaannya memiliki

pengaruh yang cukup signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dari analisis rasio

keuangan dan pembobotan dengan standar MenKeu yang dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa aspek finansial PT Timah Tbk berada pada kategori less healthy yang jika diperingkat

adalah BBB. Tetapi hasil ini masih lebih baik dibanding dengan perusahaan pesaing yaitu

Antam Tbk dan Nickel Indonesia Tbk.

5.2 SARAN

Untuk perusahaan kesulitan keuangan yang enggan menyerah dan berusaha meraih

survive, perusahaan akan berusaha untuk meyakinkan kreditur agar membekukan klaimnya

untuk sementara selagi perusahaan tersebut melakukan reorganisasi dan membangun kembali

operasi sampai diraih laba yang memuaskan. Pendekatan reorganisasi kebangkrutan ini dapat

dilakukan berdasarkan kemampuan perusahaan meyakinkan kreditur bahwa ia dapat berhasil

di pasar dengan mengimplementasikan strategi perencanaan baru. Ketika menghasilkan laba,

perusahaan dapat membayar kembali kreditur, barangkali secara penuh.

Tindakan lain yang dapat menciptakan bisnis yang lebih menguntungkan. Jika

rencana disetujui kreditur, perusahaan akan diberi peluang lain untuk menghindari likuidasi

dan lahir kembali dari kebangkrutan.