110
<:\';0 pS ( P MAKNA MENANGIS PADA SELF-AWARENESS DALAM RELIGIUSITAS Oleh: Fatma Nur Aqmarina 103070029139 Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H 12007 M

pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

<:\';0

pS (PMAKNA MENANGIS PADA

SELF-AWARENESS DALAM RELIGIUSITAS

Oleh:

Fatma Nur Aqmarina

103070029139

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H 12007 M

Page 2: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

MAKNA MENANGIS PADA

SELF-AWARENESS DALAM REUGIUSITAS

Skripsi

Oiajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

FATMA NUR AQMARINA

NIM 103070029139

Oi Bawah Bimbingan

Dr. AD ul Mujib. M. Ag

NIP 150283344

Pembimbing II

(l~~~~.// .1'

Neneng Tati Sumiati. M. Psi. Psi

NIP 150 300 679

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2007 M/1428 H

Page 3: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

9v1otto

:M.ungRJn a{u yang se{arang masifi 6efum se6ai{manusUz paaa umumnya.

:M.ungRJn a{u yang se~rang 6efum se6ai{manusUz :M.usfim sesunggufinya.

J'{amun, a{u tafiu 6afiwa a{u yang se{arang aaafafi a{u yang t:e6ifi 6ai{aari a{u

se6efumnya.

Jl{u 6angga {arena untu{menjatfi a{u yang se{arang {ut:ewati fiitfup aengan

penufi air mata.

Jl{u 6angga aengan tfiri{u se{ara1lfJ ~rena a{u tefafi menempufi prosesnya.

Page 4: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

Persem6alian

Secara Rjiusus 'l(arya seaerliana ini altu persem6aliltan:

rr'eruntult16unaa aan jlyalianaa tercinta

:Mas Winaliu, :M6a Pipit, lJ)e' Parali aan lJ)e' jl6i tersayang

Serta salia6at-salia6atltu yang altu sayangi

Semoga kjta cEiltumpu{Rgn 6ersama ai syurga-:Nya !?fralt

Page 5: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi(B) Juli 2007

(C) FATMA NUR AQMARINA(0) MAKNA MENANGIS PAOA SELP-AW4/?ENESS OALAM

RELIGIUSITAS(E) xi + 103(F)Manusia hanya bisa berharap dan berusaha, manusia hanya bisaberkeinginan, dan manusia pun hanya diberikan wewenang untuk berencana.Jika kemudian ada harapan dan tujuan yang tercapai, ada keinginan yangterpenuhi dan ada rencana-rencana yang terealisasi, maka sesungguhnyaAllah-Iah yang berkehendak atas semua itu. Hanya saja, sedikit manusiayang bersyukur dan mengingat bantuan-Nya dari semua yang telah diraihnya.Namun jika kemudian segalanya di luar rencana, harapan, dan keinginan,karena Allah SWT berkehendak lain, barulah manusia mengingat-Nya.Manusia begitu menyadari bahwa dirinya tak mampu berbuat apa-apa jikaAllah SWT sudah berkehendak. Jika demikian, manusia biasanya menangis.Namun setelah menangis ada harapan dan keinginan yang terwujud, ia puntertawa dan kemba!i lupa kepada Sang Pemberi harapan. Manusia seringmenangis, melelehkan air matanya tatkala merasa dirinya hancur, obsesinyagagal, harapannya tak terkabul, cita dan cintanya berantakan, bahkanmereka bisa saja menangis sekeras-kerasnya apabila apa yang sudahdiupayakan sekuat tenaga, seumur hidupnya, menemui kebuntuan. Namuntidak semua orang bisa menangis karena menangis sangat dipengaruhi olehsuasana hati yang timbul dari perasaan orang yang akan menangis. Olehkarena itu terkadang seseorang yang sulit menangis memerlukan mediatoruntuk memicu tangisnya.

Oengan mediator tersebut diharapkan seseorang dapat menangis. Prosespenyadaran diri dimulai dengan menumbuhkan kepekaan emosi individuyang dipicu dengan menangis. Karena ketika seseorang menangis, iamenjadi merenungi tentang dirinya dan pengalaman-pengalaman dirinya,yang kemudian hal itu memunculkan kesadaran diri seseorang sehingga iamenyadari apa-apa saja yang menjadi harapan, tujuan dan prioritasnyadalam hidup ini.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dan mengapamenangis dapat meningkatkan self-awareness dalam religiusitas.

Page 6: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancaradan observasi kepada empat orang subjek; dua perempuan dan dua laki-Iaki.

Dari hasH pengolahan data diperoleh bahwa tidak semua tangisan dapatmeningkatkan self-awareness. Tangisan dari hasH mediator seperti mediatoraccidental (alami) maupun mediator yang dikondisikan, yang dipersepsikanpada kesadaran primer (primary consciousr;ess) dan ada proses selfreflecting sebelum atau selama atau setelah menar.gis, maka tangisantersebut akan melahirkan self-awareness dalam religiusitas. Sedangkantangisan yang sebaliknya, yang tidak dipersepsikan pada kesadaran primer(primary consciousness) dan tidak ada proses self reflecting sebelum atauselama atau setelah menangis, tangisan tersebut tidak melahirkan self­awareness dalam religiusitas.

Mengingat hasH penelitian ini menunjukkan bahwa menangis yang bermaknadapat meningkatkan self-awareness (kesadaran diri) seseorang dalamreligiusitas, maka disarankan kepada individu agar lebih memilih tangisanyang bermakna agar bukan hanya kelegaan yang didapat namun jugatumbuh kesadaran pada dirinya untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannyadan berusaha menjadi hamba Allah swr yang lebih baik lagi.

(G) Bahan bacaan 19 bL:ku (1984-2006), 9 pustaka on line dan 1 majalah.

Page 7: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil a'iamin, tiada kala yang pantas untuk diucapkan selainrasa syukur penulis kehadirat Allah SWT. Dialah sumber tertinggi spirit,oplimisme, dan energi bagi penulis sehingga skripsi ini terselesaikan juameskipun melalui proses yang dalam bagi pengalamc.n pribadi penulis.

Shalawal dan salam semoga senanliasa lercurah kepada baginda RasulullahSAW yang lelah mengantarkan rnanusia dari zaman kegelapan menujuzaman yang terang benderang beserta para sahabat dan keluarganya Beliauyang lelah memperjuangkan agama Allah SWT dalam berbagai gelombangkehidupan, hingga berakhir dengan kemenangan dan kejayaan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh darikesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga danpikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yangpenulis miliki demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penuliskhususnya dan pembaca pada umumnya.

Penulis sangat berterima kasih Kepada pihak yang telah membantu penulissehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satusyarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi. Oleh karena itu, penulismenghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginyakepada:

1. Teristimewa, yang tercinta ibunda dan ayahanda, dengan curahan cintadan kasih sayangnya yang tiada habisnya kepada penulis. Dengan banggakupersembahkan skripsi ini sebagai bukti tanggung jawab penulis dalammenyelesaikan studi. Dan "Semoga Allah SWT selalu meridhai setiaphembusan nafas ibu dan ayah".

2. Ora. Hj. Netty Hartati M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Abdul Mujib, M.Ag selaku pembimbing I dan ibu Neneng TatiSumiati, M.Psi.Psi seraku pembimbing II terima kasih atas segala waktu,tenaga dan ilmu serta kesabaran dalam membimbing penulis, yangsenantiasa mengarahkan penulis sehingga kerap kali waktu kesibukkannyatersita hanya untuk bimbingan ini.

Page 8: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

4. Dra.Hj.Zahrotun Nihayah M.Si se!aku Pembantu Dekan Fakultas PsikologiUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Para dosen-dosen dan karyawan Fakultas Psikologi yang telah banyakmembantu kelancaran pengerjaan skripsi penulis.

6. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan s"tu persatu yangtelah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, hanya kepada Allah semua amal baik tersebut penulis kembalikan,semoga mendapat balasan yang berlipat ganda. Hanya kepada Allah penulisberserah diri dan memohon ridha Nya dalam menggapai masa depan yangcerah. Amin ...

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik darisistematika, bahasa maupun segi materi yang terkandung,.atas dasar ini,komentar, saran dan kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan.Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembacasekalian dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 26 Juli 2007

Fatma Nur Aqmarina

Page 9: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

DAFTAR 151

Halaman judul

Halaman persetujuan

Halaman pengesahan

Motto

Persembahan

Abstraksi

Kata pengantar

Daftar isi

Daftar tabel

Daftar skema

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah

1.2. Identifikasi masalah

1.3. Pembatasan dan perumusan masalah penelitian

1.3.1 Pembatasan masalah penelitian

1.3.2 Perumusan masalah penelitian

1.4. Tujuan dan manfaat penelilian

1.4.1. Tujuan penelitian

1.4.2. Manfaat penelitian

1.5. Sistematika penulisan

BAB 2 KAJIAN TEORITIS

2.1. Menangis

2.1.1. Pengertian menangis

2.1.2. Karakteristik tangisan

ii

iii

v

vii

x

xi

1-8

1

5

5

5

6

6

6

7

7

9-41

9

9

12

Page 10: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

2.1.3. Macam-macam tangisan

2.1.4. Manfaat tangisan

2.1.5. Keutamaan menangis

2.1.6. Dampak perilaku menangis

2.1.7. Hasil-hasil penelitian tentang menangis

2.2. Self-Awareness dalam religiusitas

2.2.1. Pengertian Self-Awareness dalam religiusitas

2.2.2. Macam-macam kesadaran diri

2.2.3. Proses kesadaran diri

2.3. Kerangka berpikir

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan penelitian

3.2. Subjek penelitian

3.3. Variabel penelitian

3.4. Teknik pengumpulan data

3.5. Instrumen penelitian

3.6. Prosedur penelitian

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran umum subjek penelitian

4.2. Analisis kasus

4.2.1. Kasus 10

4.2.2. Kasus SR

4.2.3. Kasus DC

4.2.4. Kasus YR

4.3. Analisis antar kasus

13

17

21

22

24

26

26

30

33

38

42-48

41

43

44

44

46

47

49-97

49

50

50

69

78

84

93

Page 11: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2. Diskusi

5.3. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

98-103

98

100

103

Page 12: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Proses Terbentuknya Self-Awareness (www.mtroyal.com) 34

Skema 2.2 Proses Terbentuknya Self-Awareness (Mardi J Horowitz) 36

Skema 4.1 Proses Self-Awareness pada tangis 10 dengan mediator

accidental 68

Skema 4.2 Proses Self-Awareness pada tangis 10 dengan mediator yang

dikondisikan 68

Skema 4.3 Proses Self-Awareness pada tangis SR dengan mediator

accidental 77

Skema 4.4 Proses Self-Awareness pada tangis SR dengan mediator yang

dikondisikan 77

Skema 4.5 Proses Self-Awareness pada tangis DC 82

Skema 4.6 Proses Self-Awareness pada tangis DC ketika shalat 83

Skema 4.7 Proses Self-Awareness pada tangis DC dellgan mediator yang

dikondisikan 83

Skema 4.8 Proses Self-Awareness pada tangis YR 92

Skema 4.9 Proses Self-Awareness pada tangis YR dengan mediator yang

dikondisikan 92

Page 13: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

1

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam menjalani setiap peristiwa dalam hidup ini seperti pernikahan,

kelahiran, kelulusan, kematian, perpisahan, dan lain-lain, terkadang manusia

meresponnya dengan tawa maupun tangis. Menangis tidak selalu mengarah

pada sifat-sifat yang buruk, dan tertawa juga tidak selalu mengarah pada

sifat-sifat yang baik (Abdul Mujib, 2002). Menangis itu merupakan respon

yang unik (www.google.com. 2006). Manusia akan menangis dalam kondisi

apa pun, seperti keadaan cemas atau bahagia; di saat sunyi atau hiruk pikuk;

di waktu siang atau malam; dan tak kenai masa kanak-kanak, remaja atau

dewasa; laki-Iaki atau perempuan; kafir atau mukmin; orang yang bodoh atau

orang yang cerdas; dan sebagainya (Abdul Mujib, 2002).

Manusia hanya bisa berharap dan berusaha, manusia hanya bisa

berkeinginan, dan manusia pun hanya diberikan wewenang untuk berencana.

Jika kemudian ada harapan dan tujuan yang tercapai, ada keinginan yang

terpenuhi dan ada rencana-rencana yang terealisasi, maka sesungguhnya

Page 14: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

2

Allah-Iah yang berkehendak atas semua itu. Hanya saja, sedikit manusia

yang bersyukur dan mengingat bantuan-Nya dari semua yang telah diraihnya.

Namun jika kemudian segalanya di luar rencana, harapan, dan keinginan,

karena Allah SVIfT berk8hendak lain, barulah manusia mengingat-Nya.

Manusia begitu menyadari bahwa dirinya tak mampu berbuat apa-apa jika

Allah SWT sudah berkehendak. Jika demikian, manusia biasanya menangis.

Namun setelah menangis ada harapan dan keinginan yang terwujud, ia pun

tertawa dan kembali lupa kepada Sang Pemberi harapan.

Manusia sering menangis, melelehkan air matanya tatkala merasa dirinya

hancur, obsesinya gagal, harapannya tak terkabul, cita dan cintanya

berantakan, bahkan mereka bisa s8ja menangis sekeras-kerasnya apabila

apa yang sudah diupayakan sekuat tenaga, seumur hidupnya, menemui

kebuntuan.

Menangis merupakan ungkapan yang paling "murah" walaupun tidaklah

mudah untuk melakukannya, karena hal ini sangat dipengaruhi oleh suasana

hati yang timbul dari p('lrasaan orang yang akan menangis.

Oleh sebab itu, terkadang seseorang yang sulit menangis memerlukan

mediator untuk memicu tangisnya, seperti dengan mengikuti acara

Page 15: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

3

muhasabah. mabit di masjid-masjid, mengikuti sesi konseling atau training­

training seperti ESQ (Emosional Spiritual Quotiont) atau training Heart

Inteligence. dsb. Yang kemudian diharapkan seseorang itu dapat menangis.

Menangis juga kita lakukan saat kesulitan ekonomi. Dan masih banyak lagi

air mata mengalir. saat gagal ujian, saat merasa kesulitan menyelesaikan

skripsi. atau saat ditinggal orang tercinta. Air mata itu mungkin saja diciptakan

untuk menyadarkan manusia agar senantiasa mengingat Allah SWT. Titik-titik

bening dari mata ini bisa jadi teguran Allah SWT terhadap dosa-dosa yang

telah dilakukan yang kerap mewarnai kehidupan ini. Seperti Allah SWT

menurunkan hujan dari langit. untuk mengairi bumi dari kekeringan. Seperti

itu juga tangis manusia, akan membasahi kekeringan hati dan melelehkan

kerak kegersangan agar senantiasa menghadirkan kembali wajah Allah SWT

yang mengiringi setiap langkah ini selanjutnya.

Berdasarkan penelitian yang diungkapkan oleh Abdul Mujib (2002) dalam

bukunya yang berjudul, "Apa Arti Tangisan Anda", berkisah tentang seorang

sarjana yang berpredikat cumlaude telah merasakan kegersangan jiwa. IImu

pengetahuan yang diperoleh sejak di bangku kuliah hampir tidak memiliki

implikasi psikologis yang menyenangkan. la stres karena persaingan

memasuki dunia kerja. la kemudian meneari guru spiritual dari satu tempat ke

tempat yang lain, sampai suatu saat ia menemukannya. Sang guru memberi

Page 16: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

4

wejangan agar tidak beranjak dari padepakan sebelum mampu menangis

ketika berzikir. Sang sarjana pun mengikuti petunjuk sang guru dan ia

berusaha melak3anakannya dengan baik. Dua puluh satu hari kemudian ia

mulai dapat menangis dan merasakan kepekaan emasinya. Begitu disebut

nama Allah SWT dan asma al-husna yang jain, hatinya segera sujud dan

menangis akan keagunganNya. Ketika ia melafalkan astaghfirullah (aku

mahan ampun kepada Allah SWT), hatinya segera menangis. Sesuai janji

sang guru, sang sarjana pun pulang setelah mampu menangis ketika berzikir.

Di perjalanan pulangnya, ia merasakan ketenangan batin dan berkesimpulan

bahwa menangis itu sehat, sebab menangis dapat (1) mengasah kepekaan

emasi; (2) mengingatkan dosa-dosa yang pernah diperbuat; (3) bermunajat

dan merasakan kekhusyukan di hadapan Allah SWT.

Proses penyadaran diri dimulai dengan menumbuhkan kepekaan emosi yang

dipicu dengan menangis. Karena ketika seseorang menangis, ia menjadi

merenungi tentang dirinya dan pengalaman-pengalaman dirinya, yang

kemudian hal itu memunculkan kesadaran diri sehingga ia menyadari apa­

apa saja yang menjadi harapan, tujuan dan prioritasnya dalam hidup ini

(Horowitz, 1998).

Dari uraian di atas membuat peneliti tertarik meneliti, "Makna Menangis

pada Self-Awareness dalam Religiusitas".

Page 17: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

5

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang n'asalah di atas, maka ada beberapa permasalahan yang

dapat diidentifikasi, diantaranya adalah :

1. Apa yang menyebabkan seseorang menangis ?

2. Bagaimana keadaan seseorang setelah menangis ?

3. Bagaimana self-awareness seseorang sebelum dan sesudah menangis ?

4. Apakah setiap orang yang menangis akan selalu muncul self-awareness

dalam religiusitas?

5. Faktor-faktor apa saja yang memunculkan self-awareness seseorang

setelah menangis?

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Menangis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses keluarnya air

mata yang biasanya disertai sedu sedan atau tanpa terdengar suara apa

pun.

b. Dalam penelitian ini self-awareness dalam religiusitas yang dimaksud

adalah kemampuan untuk memahami perasaan, mengetahui apa yang

disukai dan apa yang tidak disukai, menyadari kekurangan dan kelebihan

diri yang kemudian membuat seseorang mampu memilih respon yang

Page 18: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

cocok atau menentukan keputusan yang tepat dan bijaksana dalam

mengatasi persoalan hidupnya, serta memodifikasi harapan-harapan,

tujuan-tujuan dan prioritas hidupnya berdasarkan nilai-nilai agama yang

diyakininya yang telah teiinternalisasi dalam dirinya melalui proses

aktivitas keagamaan yang diikuti.

1.3.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas penulis menguraikan

rumusan masalah tersebut menjadi :

1. Bagaimana menangis dapat meningkatkan self-awareness dalam

religiusitas?

2. Mengapa menangis dapat meningkatkan self-awareness dalam

religiusitas?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana dan

mengapa menangis dapat meningkatkan self-awareness dalam religiusitas.

6

Page 19: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

7

1.4.2 Manfaat penelitian

1.4.2.1 Manfaat teoritis

Diharapkan dapat menambah wacana dalam perkembangan ilmu

pengetahuan di bidang psikologi khususnya psikologi Islam dan kesehatan

mental.

1.4.2.2 Manfaat praktis

1. Bagi Individu

Sebagai salah satu terapi diri sendiri untuk meningkatkan self-awareness

dalam religiusitas.

2. Bagi lembaga

Dapat dijadikan sebagai sebuah metode terapi peningkatan self­

awareness dalam religiusitas baik untuk individu, masyarakat, dan tenaga

professional (psikolog, konselor, trainer, dll).

1.5 Sistematika Pembahasan

Bab I : Pendahuluan yang isinya berupa :

Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan

Sistematika Pembahasan.

Page 20: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

8

Bab II : Kajian Teoritis yang isinya berupa :

Teori Menangis; Pengertian Menangis, Karakteristik Tangisan,

Macam-macam Tangisan, Manfaat Menangis, Dampak Menangis

dan Hasil-hasil Penelitian tentang Menangis, Teori Self-Awareness

dalam Religiusitas; Pengertian Self-Awareness, Macam-macam

Kesadaran Diri, Proses Terjadinya Self-Awareness, Kerangka

Berpikir.

Bab III: Metodologi Penelitian yang isinya berupa :

Pendekatan Penelitian, Subjek Penelitian, Variabel Penelitian, Teknik

Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian dan Prosedur Penelitian.

Bab IV: Presentasi dan Analisis Data yang isinya berupa :

Gambaran Umum Subjek, Analisis Kasus dan Analisis Antar Kasus.

Bab V : Penutup yang isinya berupa :

Kesimpulan, Diskusi dan Saran.

Page 21: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

9

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Menangis

2.1.1 Pengertian menangis

Abdul Mujib (2002) mengutip dari Grogier Interactive (1999) bahwa menangis

(weep) dapat diartikan sebagai " to shed tears as an expression of emotion"

(mencucurkan air mata sebagai ekspresi emosi). Atau, " to grief or anguish

for lament (ungkapan kesedihan atau penderitaan karena meratap atau

menyesal).

Sedangkan Cate Butler (2003) mengatakan bahwa, "Crying is the translation

ofpsychologically experienced distress into a physical form, which helps to

reduce the feeling of distress. During this process, bodily tension is racked up

and then relaxed, giving a feeling of release and tears externalize and

symbolize the psychological hurt in a physical form" (www.1stannex.com.

2006).

Page 22: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

10

Menurut Cate Butler (2003), pengalaman psikologis yang sulit seperti sedih,

rasa kecewa, sakit hati, duka dan lain-lain, yang dialami seseorang dapat

terungkap dengan sebuah tangisan dan tangisan tersebut dapat membantu

seseorang mengurangi perasaan sulit tersebut. Selama menangis kondisi

tubuh seseorang dalam keadaan menegang, namun setelah menangis

tubuhnya menjadi rileks dan perasaannya menjadi lega. Kadang tangisan

tersebut disertai dengan keluarnya air mata dan kadang disertai dengan

simbol-simbol luka psikologis dalam bentuk fisik seperti menghentak­

hentakkan kaki dan tangan, berteriak, dan lain-lain.

Menangis juga memiliki arti proses keluarnya air mata yang biasanya disertai

sedu sedan atau tanpa terdengar suara apa pun. Air mata biasanya

berhubungan dengan tangisan. Menangis berarti mengeluarkan air mata,

mengeluarkan air mata berati menangis (www.answer.com. 2006).

Salah seorang ahli makrifat mengungkapkan bahwa "Air mata adalah

ungkapan cinta yang ditujukan untuk orang lain, sedangkan tawa adalah

ungkapan kegembiraan pada orang yang tenggelam dalam egonya sendiri"

(Muhammad Ibrahim Siraj, 2004).

Dalam Islam, air mata terkadang dijadikan barometer untuk mengukur kadar

keimanan seseorang. Apabila seseorang telah mengenal dirinya dan takut

Page 23: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

kepada Rabbnya, maka rasa takut seperti takut mati sebelum bertaubat, takut

dari istidraj (pemberian tanpa ridha-Nya) dengan berbagai nikmat yang

menyebabkan su'ul khatimah, takut dari sakaratul maut dan tercabutnya ruh,

takut dari hisab dan salah menyebrang di atas shirat Uembatan), takut dari

neraka dan berbagai siksa di dalamnya, takut diharamkannya surga dan

berbagai kenikmatan yang ada di dalamnya, akan menguasai dirinya.

Perasaan tersebut mempengaruhi hatinya, selanjutnya pengaruh tersebut

akan nampak pada badan kasarnya. Mimik mukanya berubah, badannya

gemetar dan air matanya mengalir. la tidak akan punya kesibukan lain selain

merasakan muraqabah (merasakan kesertaan Allah SWT), muhasabah

(introspeksi diri) terhadap dirinya, dan mujahadah (berjuang) melawan hawa

nafsunya. Keinginanya hanyalah bagaimana caranya supaya bisa bertaqwa

kepada Allah SWT dalam perasaan, perkataan dan perbuatannya. Dengan

demikian maka kondisinya akan selalu baik, amal-amalnya istiqomah, tahap

demi tahap menuju kesempurnaan dan akan sampai ke derajat rabbaniyang

paling tinggi (Abdullah Nashin Ulwan, 2002).

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa menangis adalah proses

keluarnya air mata yang biasanya disertai sedu sedan atau tanpa terdengar

suara apa pun yang dapat membantu seseorang mengurangi perasaan sulit

yang sedang dihadapinya.

Page 24: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

12

2.1.2 Karakteristik tangisan

Ekspresi menangis terkadang ditunjukkan oleh gejala-gejala lahiriah, seperti

cucuran air mata, isakan atau lengkingan suara yang keluar dari mulut, mata

berkaca-kaca, keluarnya ingus dari hidung, ataupun gerakan-gerakan lain,

seperti tangan, kaki, atau kepala yang tidak beraturan dan tidak bertujuan.

Ekspresi menangis terkadang terpendam di dalam balin, yang tampak

hanyalah kemurungan dan kelesuhan wajah (Muhammad Ibrahim Siraj,

2004).

Tangisan merupakan pengeluaran air dari kelenjar lacrimal yang berada di

sudut sebelah luar dari lekuk mata ke atas bola mata. Air mata atau

lacrimation merupakan proses yang terus menerus dan sebagian besar tanpa

sengaja distimulasi oleh sistem saraf otonom. Cairan itu dikeluarkan menjadi

danau lacrimal, berada di antara bola mata dan di atas kelopak mata dan

menyebar ke pemukaaan mata dengan berkedip. Tangisan membantu untuk

memandikan dan meminyaki kornea, serta melindungi bagian sensitif bola

mata sebelah luar. Kadang-kadang air mata mengalir berlebihan menyelimuti

dan membanjiri mata (www.answer.com. 2006).

Menangis merupakan kata kerja yang artinya berteriak, menangis dengan

keras, mengeluarkan air mata, meratap, tersedu-sedu, mencucurkan air

Page 25: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

13

mata, merengek, merintih. Air mata dibentuk oleh kelenjar di atas mata dan

ditumpahkan oleh dua waduk, yang berada di sudut dalam mata, ke dalam

rongga hidung. Dalam keadaan emosional atau tertekan, kelebihan air mata

yang tidak sempat dikeluarkan oleh waduk air mata, akan mengalir ke pipi

(Allan d2n Barbara Pease, 2005).

2.1.3 Macam-macam tangisan

Menangis adalah reaksi alami manusia yang terjadi akibat berbagai

rangsangan internal maupun eksternal. Berdasarkan bermacam-macam

sebab tangisan, lahir berbagai jenis tangisan dan air mata (Muhammad

Ibrahim Siraj, 2004):

a. Air mata rindu (syauq).

b. Air mata cinta ('isyq).

c. Air mata perpisahan (firaq).

d. Air mata penantian (imtizhat').

e. Air mata kesedihan (huzn).

f. Air mata penyesalan (nadamah).

g. Air mata akibat ditinggal oleh orang-orang yang sangat dicintai (buka'ul

faaqidin).

h. Air mata dalam rangka mengenang penderitaan para kekasih Allah SWT.

i. Air mata munajat dan takut kepada Allah SWT.

Page 26: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

14

j. Air mata yang lahir dari berbagai macam perasaan hati, seperti : suka,

duka, sakit hati, perasaan tertekan, takut, sedih, dan lain sebagainya.

Namun Tom Lutz (1999) membedakan airmata menjadi tiga jenis dilihat

secara biologis, yaitu :

1. Basal tears (air mata dasar), yaitu airmata yang terus-menerus

membasahi dan memelihara mata. Air mata tersebut meminyaki mata dan

membersihkan mata dari debu. Air mata tersebut berisi air, mucin, lipid,

Iisozim, laktoferin, Iipocalin, lakritin, immunoglobulin, glukosa, urea,

sodium, dan potasium. Zat-zat tersebut memerangi infeksi bakteri pada

mata dan merupakan bagian dari sistem imun.

2. Reflex tears (air mata refleks), yaitu air mata yang mengalir akibat iritasi

dari partikel-partikel yang menganggu mata seperti air mata yang keluar

akibat uap dari mengiris bawang, gas air mata atau percikan lada.

3. Emosional tears (air mata emosional), yaitu air mata yang bermakna

psikologis atau air mata yang mengalir akibat depresi, stres, atau

penderitaan fisiko Air mata ini tidak dibatasi hanya akibat emosi negatif,

namun juga banyak orang yang menangis karena sangat bahagia, atau

ketika tertawa. Air mata emosional ini dapat membuat wajah menjadi

merah dan tersedu-sedu bahkan sampai batuk, sesak, dan kejang-kejang

(www.answer.com. 2006).

Page 27: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

15

Frey, et.al (1981) membuktikan dalam eksperimennya bahwa ada perbedaan

komposisi biokimia antara air mata emosional dengan air mata iritasi.

Konsentrasi protein pada air mata emosional 24% lebih besar dari air mata

iritasi. Kompleks protein pada air mata emosionallebih besar dikarenakan

hasil dari respon stres yang dialami seseorang (www 1stannex.com, 2006).

Sedangkan Abdul MUjib (2002) membagi jenis-jenis menangis berdasarkan

konstitusi manusia, fungsi-fungsi psikologis, dan nilai spiritualitas.

a. Dilihat dari konstitusi manusia, tangisan dibedakan menjadi dua

macam, yaitu:

Pertama, tangisan yang disebabkan oleh pengaruh organ-organ fisik,

seperti menangis karena luka di bagian organ-organ tubuh yang mana

organ-organ itu menjadi nyeri dan sakit atau tidak berfungsinya organ­

organ biologis. Intensitas tangisannya tergantung pada tingkat kesakitan

yang dirasakan, semakin berat rasa sakit yang diderita maka semakin

tinggi pula intensitas tangisannya.

Kedua, tangisan yang disebabkan oleh pengaruh psikis (kejiwaan),

seperti menangis karena hatinya terharu, jengkel, kecewa, dan

sebagainya. Tangisan yang kedua ini sering mendatangkan depresi dan

kecemasan.

Page 28: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

16

b. Dilihat dari fungsi-fungsi psikologisnya, tangisan dibedakan menjadi

dua macam, yaitu :

Pertama, tangisan yang bernilai terapi (penyembuhan), seperti

tangisan pengaduan anak kepada ibunya yang kesal akibat

pertengkarannya dengan kawan bermain, atau tangisan seorang remaja

kepada teman dekatnya yang sedih akibat diputus cintanya oleh

pacarnya, atau tangisan seorang istri pada orang tuanya akibat dicerai

oleh suami yang dicintainya.

Kedua, tangisan yang bernilai patologis (penyakit), sepeti tangisan

histeris akibat depresi atau kecemasan yang luar biasa dan tanpa alasan

yang jelas.

c. Dilihat dari nilai spiritualitas, tangisan juga dibedakan menjadi dua

macam, yaitu :

Pertama, tangisan yang memiliki arti ibadah (al-ubudiyah), yang di

dalamnya terselip niatan yang tulus dan ikhlas dalam mencapai kedekatan

(al-taqarrub) dan kerelaan (al-ridha) dan Allah swt, seperti tangisan

penyesalan (al-nadm) akibat suasana hati atau reaksi emosional terhadap

ingatan kekhilafan di masa lampau dan individu yang bersangkutan

berharap agar di masa depan nanti hal itu bisa berubah dan tidak

terulang kembali, tangisan pengaduan (al-syakwa) yaitu seperti seorang

hamba menceritakan atau mencurahkan keseluruhan rahasia dan

pengalamannya kepada Tuhannya, tangis munajat dan sebagainya.

Page 29: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

1

Kedua, tangisan sia-sia dan tidak memiliki nilai ibadah, karena

tangisan ini merupakan luapan dari emosi manusiawi belaka, tanpa

dibarengi oleh motif-motif spiritual, seperti tangis karena luka tubuh atau

luka hatL

Dari uraian di atas tentang macam-macam tangisan, pada penelitian ini

penulis menitikberatkan penelitiannya pada jenis tangisan dilihat dari nilai

spiritualitasnya yaitu tangisan yang memiliki arti ibadah (al-ubudiyah).

2.1.4 Manfaat menangis

Menurut Muhammmad Sahria Permana (2005), airmata menjadi charger

yang mengalirkan energi baru dalam hidup. Setelah manusia menangis dan

airmata terkuras, jiwa seakan bebas dan lepas dari beban yang

membelenggu. Setelah menangis keadaan menjadi lebih segar, langkah

menjadi terarah.

Air mata yang dihasilkan oleh tangisan emosional dapat menjadi jalan

pembuangan racun-racun dalam tubuh. ''The tears produced by emotional

crying may be a way that the body disposes of toxic substances"

(www.1stannex.com. 2006). Terbuangnya racun-racun tersebut membuat

seseorang merasa lega setelah menangis.

Page 30: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

18

Menurut Satria Hadi Lubis (2003), menangis dapat membuat seseorang

menumpahkan berbagai perasaan ; marah, sedih, kecewa, kesal, berdosa,

dan lain-lain. Menangis merupakan sarana pelampiasan emosi yang efektif

untuk mengatasi stress. Dengan menangis, perasaan menjadi lega. Pikiran

juga menjadi lebih jernih. Hati menjadi lebih tenang. Menangis juga dapat

menumbuhkan tekad untuk memperbaiki diri dan menatap masa depan

dengan lebih optimis. Dengan kata lain, menangis dapat menumbuhkan

semangat untuk beraktvitas lebih baik lagl. Menangis bukalnlah hal yang tabu

dilakukan, termasuk bagi seorang pria. Menangis juga bukan menunjukkan

kelemahan jiwa. Menangis adalah ekspresi pelampiasan emosi yang wajar.

Namun menangis menjadi kurang baik jika dilakukan sampai pada tingkat

meraung-raung dan histeris. Hal ini karena raungan dan hysteria dapat

membuat orang lupa diri dan tanda dari kurang bersyukur terhadap nikmat

Allah. Namun, jika seseorang menangis secara wajar, maka hal ini sangat

baik untuk-salah satunya-meningkatkan motivasi hidup.

Sedangkan menurut Abdul Mujib (2002), tangisan memiliki arti komunikasi

psikologis yang menyehatkan dan merupakan upaya ifragh (pelampiasan

kekesalan jiwa).

Randolph Cornelius (1986) mengatakan bahwa dipercaya di dunia bagian

bara! bahwa menangis adalah !erapi dan juga sebaliknya, bahwa kegagalan

Page 31: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

19

untuk menangis berbahaya bagi tubuh seseorang. Menangis dianggap

penting untuk melepaskan tegangan psikologis yang dialami seseorang; jika

tangisan tidak dilepaskan, maka tangisan akan mencari jalan keluar dengan

cara yang lain, seperti mempengaruhi tubuh dan kemungkinan menyebabkan

penyakit" (www.1stannex.com. 2006).

Borquist (1906) mengatakan bahwa menangis bermanfaat sebagai katarsis1.

Menangis dapat "membersihkan pikiran". Banyak peneliti saat ini yang

menguji isi dari air mata emosional, yaitu berisi zat-zat seperti endorphin,

ACTH, prolactin dan pertumbuhan hormon, yang semua dihasilkan oleh stres.

Air mata emosional penting untuk pemeliharaan kesehatan fisik dan

keseimbangan hormon (www.1stannex.com. 2006).

Sedangkan Allan dan Barbara Pease (2005) menjelaskan bahwa air mata

mempunyai tiga kegunaan bagi manusia :

1. Untuk mencuci mata

Kelenjar air mata mengeluarkan cairan ke dalam mata dan waduk air

mata berperan untuk mengalirkannya lewat rongga hidung. Menangis

berfungsi untuk mengeluarkan garam dan zat kotor lainnya dari mata. Air

I Katarsis menurut Psikoanalisa merupakan pembebasan atau pelepasan ketegangan-ketegangan dankecemasan-kecemasan dengan jalan mengalami kernbali dan mencurahkan keluar kejadian-kejadiantraumatis di masa lalu, yang semula menekan emosi-emosinya ke dalam ketidaksadaran (JP. Chaplin,2001).

Page 32: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

20

mata juga mengandung suatu enzim yang disebut lysozyme yang dapat

membunuh bakteri dan melindungi mata dari infeksi.

2. Untuk mengurangi stres

Analisis kimia dari air mata menunjukkan bahwa air mata stres, yaitu yang

mengalir di pipi, mengandung protein yang berbeda dari air mata yang

dipakai untuk membersihkan mata. Tubuh tampaknya menggunakan

fungsi ini untuk membersihkan racun akibat stres dari dalam tubuh. Hal ini

bisa menjelaskan mengapa perempuan mengatakan mereka merasa lebih

baik setelah menangis keras-keras padahal tidak ada yang perlu ditangisi.

Air mata juga mengandung endorphin, salah satu zat penghilang rasa

sakit yang secara alamiah dikeluarkan oleh tubuh, yang berperan sebagai

pelindung rasa sakit secara emosi.

3. Sebagai tanda emosional

Air mata berperan sebagai suatu tanda visual untuk meminta orang lain

memeluk atau menenangkan sang penangis dan memicu produksi

hormon oxytocin, yaitu hormon yang membuat seseorang ingin disentuh

atau ditimang orang lain.

Page 33: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

21

2.1.5 Keutamaan Menangis

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata : " Menangislah karena takut

kepada Allah SWT, karena hal tersebut akan membuat hati menjadi terang

dan menghindarkan seseorang dari men!1ulang dosanya."

Beberapa keutamaan menangis karena takut pada Allah SWT (Abdullah

Nashin Ulwan, 2002) :

a. Berada di bawah naungan Allah SWT di hari kiamat

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :

" Tujuh g%ngan yang dinaungi o/eh Allah SWT disaat tidak ada naungan

se/ain naungan-Nya ...(diantaranya) seseorang yang berdzikir kepada

Allah SWT menyendiri dan menangis karenanya".

b. Terbebas dari adzab Allah SWT

Imam Turmudzi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, beliau berkata, Saya

mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :

"Dua jenis mata yang tidak disentuh o/eh api neraka, mata yang menangis

karena takut kepada Allah SWT dan mata yang piket ma/am fi sabillillah".

c. Berada dalam limpahan cinta kasih lIahi

Imam Turmudzi meriwayatkan dari Abu Umamah, dari Nabi Sallallahu

Alaihi Wa Sallam bersabda :

Page 34: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

22

'Tidak ada yang /ebih dicintai Allah SWT dari dua tetes dan dua bekas;

tetes-tetes air mata karena takut kepada Allah SWT dan tetes-tetes darah

yang tertumpah fi sabilillah. Dua bekas tersebut ada/ah bekas berjihad di

ja/an Allah SWT dan bekas da/am kewajiban yang Allah SWT wajibkan

(sha/at berjama'ah)".

d. Berada dalam ampunan dan maghfirah-Nya

Ibnu Hibban dan AI-Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, beliau

berkata; Rasullullah Sallallahu Alaihi Wa Sailam bersabda :

''Apabi/a seorang hamba merinding karena takut kepada Allah SWT maka

d(lsa-dosanya berguguran bagai bergugurannya dedaunan dari pohon

yang kering".

2.1.6 Dampak Perilaku Menangis

Dampak perilaku menangis ini ada dua, yaitu dampak positif maupun dampak

negatif. Jika tangisan itu bermakna maka akan berdampak positif. Dampak

perilaku menangis yang bermakna menurut Abdul Mujib (2002) adalah :

(1) berimplikasi positif pada aktualisasi diri atau realisasi diri;

(2) mendorong individu bersikap optimis, produktif dan menghilangkan sikap

pesimis dan cengeng;

(3) membantu dalam pencapaian kesehatan mental; dan

(4) memiliki muatan spiritualitas.

Page 35: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

23

Namun jika tangisan itu tidak bermakna maka akan berdampak negatif bagi

pelakunya. Tidak semua individu merasa lebih baik setelah menangis. Ada

sebagian orang yang merasa datar-datar saja setelah menangis bahkan

menjadi lebih buruk. Frey, et.al (1981) mengatakan meskipun banyak

individu melaporkan 'having a good cry', namun ada sebagian individu yang

lain yang melaporkan bahwa menangis tidak berguna, tidak membawa

keringanan, kelegaan atau pemecahan. Mereka menangis untuk waktu yang

lama dengan tidak membawa perubahan pada perasaan mereka; mereka

bahkan mengatakan perasaan mereka menjadi lebih buruk atau 'rusak

dihanyulkan (www.1stannex.com. 2006).

Oleh Shaiband, Sabbagh, & Klan (2001) tangisan yang membawa dampak

buruk tersebut disebut 'PC' (pathological crying) atau tangisan patologi yaitu

merupakan tangisan yang tidak pantas, tangisan yang tanpa motivasi, dan

tangisan yang dilakukan tanpa sengaja, hal tersebut dapat terlihat pada

korban pukulan, penderita MS, penderita Alzheimer, penderita Parkinson, dan

trauma otak. Tangisan patologi dapat membantu untuk mengidentifikasi

mekanisme neurologist yang disebabkan pada tangisan normal

(www.1stannex.com. 2006).

Page 36: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

24

2.1.7 Hasil-hasil Penelitian tentang Menangis

Berdasarkan sebuah penelitian tentang usia laki-Iaki dan wanita, ternyata

wanita rata-rata memiliki usia relatif lebih panjang dibanding dengan laki-Iaki.

Salah satu alasan penting yang dikemukakan oleh para peneliti mengapa

wanita memiliki usia rata-rata lebih panjang dibanding laki-Iaki adalah, karena

biasanya wanita ketika mengalami kesulitan, stres, dan tekanan-tekanan

mental, mereka dapat mengalihkannya pada tangisan dan air mata sebagai

kompensasi dari berbagai masalah yang membebani mereka. Dengan

menangis, mereka akan merasa lebih nyaman dan tenteram, dan sebagai

hasilnya kesehatan fisik dan jiwa mereka lebih terpelihara dan dengan

demikian tentu saja usia mereka akan lebih panjang (Muhammmad Ibrahim

Siraj, 2004).

Para wanita yang berkat anugerah dari Allah SWT, memiliki kelembutan dan

kehalusan hati yang lebih, dibandingkan dengan para pria, mereka

berpeluang lebih besar untuk mengambil manfaat dari tangisan dan air mata

pada saat-saat stres dan depresi; sedang para pria pada umumnya lebih

memilih untuk memendam masalah dan kesulitan yang mereka hadapi,

sebagai akibatnya tekanan-tekanan tubuh mereka juga akan lebih cepat lelah

dan usia mereka menjadi lebih pendek. Memang kaum pria enggan untuk

menangis, karena menangis dianggap sebagai tanda kelemahan dan

Page 37: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

25

menyerah terhadap masalah yang sedang dihadapi (Muhammmad Ibrahim

Siraj,2004),

Sedangkan Allan dan Barbara Pease (2005) mengatakan bahwa kelenjar air

mata perempuan lebih aktif daripada pria, konsisten dengan besarnya respon

emosional dari otak perempuan, Pria sangat jarang menangis di depan umum

karena, dari sudut pandang evolusi, seorang pria yang menunjukkan emosi,

terutama di sekitar pria lain, akan berada dalam situasi berbahaya, Dia akan

terlihat lemah dan hal ini akan mengundang pria lain untuk menyerangnya,

Tetapi, bagi perempuan untuk menunjukkan emosi kepada orang lain,

terutama perempuan lain, dilihat sebagai tanda percaya, karena yang

menangis menjadi bayi dan meletakkan temannya dalam posisi orangtua

yang melindungL

Sedangkan Frey, et al (1981) menyimpulkan hasH penelitiannya sebagai

berikut:

(1) Wanita menangis lima kali lebih banyak daripada laki-lakL

(2) Waktu menangis untuk laki-Iaki dan perempuan 6 menit

(3) Airmata lebih sering dikeluarkan antara pukul 7 dan 10 malam

(4) Tidak ada hubungan antara usia dengan frekuensi menangis,

(5) 85 persen wanita dan 73 persen laki-Iaki melaporkan mereka merasa

lebih balk setelah menangis (www.google.com. 2006),

Page 38: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

2.2 Self-Awareness dalam Religiusitas

2.2.1 Pengertian Self·Awareness dalam religiusitas

Dalam Kamus Lengkap Psikologi, menurut J. P. Chaplin (2001), self­

awareness adalah wawasan ke dalam atau wawasan mengenai alasan­

alasan dari tingkah laku diri sendiri, atau pemahaman terhadap diri sendiri.

Sedangkan Hamzah. B. Uno (2006) mengatakan bahwa kesadaran diri

adalah kemampuan untuk mengenal dan memilah-milah perasaan,

memahami hal-hal yang sedang dirasakan dan mengapa hal itu dirasakan,

dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut, serta pengaruh

perilakunya terhadap orang lain.

Sedangkan dalam situs www.e-psikologi.com (2007) dikatakan bahwa

kesadaran-diri adalah kemampuan kunci untuk memahami orang lain dan

dunia ini - 'what is happening and how something takes the process to

happen' (apa yang terjadi dan bagaimana suatu proses terjadi). Bahkan

kesadaran-diri merupakan pintu untuk mengenal di mana sebenarnya

keunggulanl kelemahan diri kita.

Dalam situs www.budiyono.com (2006) dikatakan bahwa kesadaran diri

adalah kemampuan untuk memisahkan din atau membuat jarak dengan diri

26

Page 39: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

27

kita sendiri untuk mengamati proses berlangsungnya pikiran di benak kita,

mengingat-ngingat kecenderungan, keinginan, masa lalu atau pengalaman

kita, termasuk mengetahui/mengenali berbagai perasaan, segi-segi positif

maupun negatif yang ada pada diri kita.

Dalam situs www.vlaide.com/lifeskills/self awareness.hlml (2006) dijelaskan

bahwa kesadaran diri meliputi kepribadian kita, kekuatan dan kelemahan kita,

yang kita sukai dan yang tidak disukai. Mengembangkan kesadaran dapat

membantu kita untuk mengenal ketika kita stres atau di bawah tekanan.

Kesadaran diri juga menjadi prasyarat dalam komunikasi efektif dan

hubungan interpersonal, dan juga untuk mengembangkan empati pada

sesama.

Menurut Donah Zohar dan Ian Marshall (2000), penulis buku Spiritual

Intelligence, kesadaran din merupakan proses internalisasi dari informasi

yang diterima yang pada saatnya menjadi nilai-nilai yang diyakini

kebenarannya dan diwujudkan menjadi perilaku keseharian. Giri orang yang

cerdas secara spiritual adalah orang tersebut memiliki tingkat kesadaran diri

yang tinggi. Artinya, orang itu memiliki tingkat kesadaran bahwa dia tidak

mengenal dirinya dengan baik, karena itu dia berupaya mengenal dirinya

lebih dalam. Dengan mengenal dirinya, dia akan mengenal tujuan dan misi

hidupnya.

Page 40: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

28

Kemampuan tentang kesadaran-diri apabila diaktualkan secara optimal akan

menghasilkan kebiasaan efektif berupa proaktif yaitu kemampuan untuk

memilih respon yang cocok atau menentukan keputusan. Dikatakan

kebiasaan efektif karena semua persoalan tidak ada yang membingungkan

apabila ditangani oleh orang yang berkapasitas mampu mengambil

keputusan. Kualitas menjadi pengambil keputusan seperti inilah yang tidak

dimiliki oleh orang dengan kesadaran-diri setengah-setengah. (www.e-

psikologicom, 2006)

Pernyataan tersebut sejalan dengan pernyataan Mardi J. Horowitz (1998)

dalam bukunya Cognitive Psychodynamics, yang menyatakan bahwa

kesadaran diri akan melahirkan insighf, yang kemudian insight tersebut akan

melahirkan sebuah sikap untuk mengambil keputusan atas pilihan-pilihan

yang ada, yang keputusan tersebut akan memunculkan perubahan-

perubahan baru dalam perilaku. Pilihan baru tersebut dapat memodifikasi

harapan-harapan, tujuan-tujuan dan prioritas seseorang dalam hidupnya.

Mardi J. Horowits juga mengatakan bahwa kesadaran diri dapat memberikan

solusi atas berbagai macam persoalan.

2 Dalam kamus Psikologi J.P Chaplin (2001) dijelaskan bahwa insight (wawasan, pengetahuan yangdalam, pengertian yang dalam) merupakan pemberian penerangan, membawa ke arah penyadaransemua motif, hubungan, perasaan, impuls, dan seterusnya yang pada masa sebelumnya sedikit sekalidipahami, atau yang sama sekali tidak disadari oleh subjek. Pada individu normal, berupa pemahamandiri; penyadaran terhadap motivasi, hasrat dan perasaan sendiri.

Page 41: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

29

Kesadaran diri juga membuka pintu untuk pertumbuhan spiritual dan

personal. Dalam pengalaman kita, kesadaran diri adalah kunci yang

membuka kunci sukses dari kehidupan. Kita memiliki semua jawaban yang

kita butuhkan untuk pertanyaan bagian dalam kebenaran hidup kita. Semua

yang kita lakukan adalah untuk belajar bagaimana untuk berjalan sesuai

dengan kebijaksanaan kita (www.higherAwareness.com. 2006).

Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa self-awareness adalah

kemampuan untuk memahami perasaan, mengetahui apa yang disukai dan

apa yang tidak disukai, serta menyadari kekurangan dan kelebihan diri yang

kemudian membuat seseorang mampu memilih respon yang cocok atau

menentukan keputusan yang tepat dan bijaksana dalam mengatasi persoalan

hidupnya.

Sedangkan pengertian religiusitas sendiri, menurut Dister (1989) religiusitas

adalah keadaan dimana individu merasakan dan mengakui adanya kekuatan

tertinggi yang menaungi kehidupan manusia, dan hanya kepadaNya manusia

merasa bergantung dan berserah diri. Semakin manusia mengakui adanya

Tuhan dan kekuasaanNya, maka akan semakin tinggi tingkat religiusitasnya.

Syamsu Yusuf (2003) menjelaskan tentang pengaktualisasian beragama

sebagai berikut: Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada

Page 42: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

30

aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah 8WT

dan pengaktualisasiannya melalui peribadatan kepadaNya, baik yang bersifat

habluminallah maupun habluminannas. Keimanan kepada Allah 8WT dan

aktualisasinya dalam ibadah merupakan hasil dari internalisasi, yaitu proses

pengenalan, pemahaman dan kesadaran pada diri seseorang terhadap nilai­

nilai agama.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri dalam

religiusitas adalah kemampuan untuk memahami perasaan, mengetahui apa

yang disukai dan apa yang tidak disukai, menyadari kekurangan dan

kelebihan diri yang kemudian membuat seseorang mampu memilih respon

yang coeok atau menentukan keputusan yang tepat dan bijaksana dalam

mengatasi persoalan hidupnya. 8erta memodifikasi harapan-harapan, tujuan­

tujuan dan prioritas hidupnya berdasarkan nilai-nilai agama yang diyakininya

yang telah terinternalisasi dalam dirinya melalui proses aktivitas keagamaan

yang diikuti.

2.2.2 Macam-macam kesadaran diri

Dalam situs www.selfCreation.eom (2007) macam-macam kesadaran diri

(self-awareness) dapat dijabarkan menjadi :

Page 43: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

31

1. Kesadaran diri sebagai hamba Tuhan, makhluk sosial, serta makhluk

Iingkungan alam.

a. Kesadaran diri sebagai hamba Tuhan, yaitu diharapkan mendorong

individu untuk beribadah sesuai dengan tuntunan agama yang dianut,

berlaku jujur, bekerja keras, disiplin dan amanah terhadap

kepercayaan yang dipegangnya.

b. Kesadaran diri sebagai makhluk sosial, akan mendorong individu

untuk berlaku toleran kepada sesama, suka menolong dan

menghindari tindakan yang menyakiti orang lain.

c. Kesadaran diri sebagai makhluk Iingkungan alam, merupakan

kesadaran bahwa individu diciptakan Tuhan Yang Mahaesa sebagai

khalifah di muka bumi dengan amanah memelihara lingkungan.

Dengan kesadaran itu, pemeliharaan lingkungan bukan sebagai beban

tetapi sebagai kewajiban ibadah kepada Tuhan YME, sehingga setiap

individu akan terdorong untuk melaksanakannya.

2. Kesadaran akan potensi yang dikaruniakan oleh Tuhan, baik fisik maupun

psikologik.

a. Kesadaran diri akan potensi yang dikaruniakan Tuhan sebenarnya

merupakan bentuk syukur kepada Tuhan. Dengan kesadaran itu,

individu akan terdorong untuk menggali, memelihara,

mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang dikaruniakan oleh

Tuhan, baik berupa fisik maupun psikologik. Oleh karena itu, sejak dini

Page 44: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

32

individu perlu diajak mengenal apa kelebihan dan kekurangan yang

dimiliki dan kemudian mengoptimalkan kelebihan yang dimiliki dan

memperbaiki kekurangannya.

b. Kesadaran tentang pemeliharaan potensi diri Uasmani dan ruhani)

yaitu diharapkan kesadaran tersebut mendorong untuk memelihara

jasmani dan rUhaninya, karena keduanya merupakan karunia Tuhan

yang harus disyukuri. Oleh karena itu, menjaga kebersihar.,

kesehatan, baik jasmani maupun ruhani merupakan bentuk syukur

kepada Tuhan yang harus dilakukan.

Sedangkan dalam majalah Tarbawi edisi 146 tahun 8 (4 Januari 2007),

dikatakan bahwa kesadaran ada dua macam. Pertama, kesadaran pencarian.

Kedua, kesadaran pencerahan. Atau, "kesadaran menuju", dan "kesadaran

kembali". Kesadaran pencarian adalah kesadaran yang berproses dan

hasilnya dilakukan seseorang sebelum memulai pilihan. Misalnya, kesadaran

seorang yang baru saja baligh, untuk memilih dan mengawali usia

dewasanya dengan taat kepada Allah SWT, atau kesadaran seseorang yang

baru akan memulai kehidupan rumah tangga, baru luius kuliah dan akan

memulai bekerja. Dia bisa memilih untuk bekerja di tempat salah atau benar.

Dia bisa memilih pasangan dengan cara benar atau dengan cara yang salah.

Dia menuju pilihannya sesuai kesadarannya.

Page 45: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

33

Sedang kesadaran pencerahan, disebut juga kesadaran perbaikan, yaitu

proses dan hasil kesadaian yang dilakukan seseorang untuk kembali ke jalan

yang baik. Ini juga disebut dengan taubat. Kesadaran untuk meninggalkan

keburukan. Kesadaran untuk kembali ke jalan yang benar, setelah lama

memilih jalan yang buruk. Jadi kesadaran diperlukan di awal perjalanan untuk

menentukan arah. Tapi juga diperlukan ketika perjalanan sudah dimulai atau

bahkan berlangsung lama, tapi perjalanan itu tidak jelas arahnya, atau salah

arah. Ini semacam terbangun dari tidur. Seperti kemengertian akan salah

jalan yang tiba-tiba mengantarkan seseorang kepada kehidupan yang salah.

Kesadaran ini merupakan renungan inti dari jiwa seseorang dan dari

kejujuran hati seseorang.

2.2.3 Proses Kesadaran Diri

Kesadaran adalah langkah pertama dalam proses penciptaan. Selama kita

tumbuh dalam kesadaran diri, kita akan memahami lebih baik lagi tentang

mengapa kita merasakan apa yang kita rasakan dan mengapa kita berbuat

seperti yang kita perbuat. Pemahaman tersebut kemudian memberi kita

kesempatan dan kebebasan untuk merubah sesuatu sesuai dengan yang kita

suka dan menciptakari kehidupan sesuai yang kita inginkan. Tanpa

sepenuhnya mengetahui tentang diri kita, penerimaan diri dan perubahan

menjadi tidak mungkin (www.selfCreation.com. 2006).

Page 46: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

35

Skema di atas merupakan proses terbentuknya kesadaran diri, yaitu jika

individu mendapatkan input tentang suatu hal, lalu input itu besar

kesesuaiannya pada diri individu tersebut maka akan menghasilkan hasil

yang r;ositif dan tingkat kemajuan yang tinggi pada diri individu itu, yang hal

tersebut pada akhirnya menelptakan kesadaran diri pada individu untuk

melakukan sebuah perubahan pada dirinya. Jika individu tersebut fokus pada

dirinya maka perubahan yang terjadi adalah perubahan pada diri individu

tersebut, namun jika individu tersebut fokus pada diri idealnya maka

perubahan yang terjadi adalah perubahan standar pada dirinya. Namun

kebalikannya, jika input yang didapat keelI kesesuaiannya (besar

ketidakcocokannya), maka akan memberikan hasil yang negatif dan tingkat

kemajuan yang rendah sehingga individu akan lari dari kenyataan.

Page 47: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

36

Farthing (1992) dalam Mardi J. Horowitz (1998) juga menjelaskan proses

self-awareness dalam bentuk hierarki segitiga.

Reflective self-awarenessConsciousness introspection

Primary inner speech: mental imagesConsciousness recalled memories, Feelings,

Attenden sensory percepts

Peripheral Awareness stimuli vaguely aware_______________-"1,0 in short tenm memory

Medium

Low

High stimuli nonconsciouslyPerceived and available

Stimuli nonconsciousnessPerceived but unavailable

easily retrieved me aries

Memories retrievable with e ort

very hard to retrieve memon 5

non7--=':==T-=,-,---,===-__...:a:.:u.:.:to.:.:m.:.:a.:.:ti;:-cLPr...:o.::.ce:.:s:;:s --'==.::;:.:.::..:.:==sensoryinput

proceduralknowledge

declarative knowledge(episodic and semantic)

Skema 2.2

Proses Terbentuknya Self-Awareness (Mardi J Horowitz,1998)

Mardi J Horowitz (1998) menjelaskan piramida tersebut bahwa dari segitiga di

atas dapat dilihat bahwa puncak segitiga berisi reflective consciousness

(kesadaran untuk mer-efleksi diri) yaitu tempat terjadinya kesadaran diri dan

introspeksi diri. Pola reflective consciousness ini sangat kompleks. Oi bawah

reflective consciousness ada primary consciousness (kesadaran primer)

Page 48: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

38

Declarative knowledge dapat menghasilkan informasi eksplisit sedangkan

procedural knowledge lebih implisit. Banyak perubahan sosial menggunakan

procedural knowledge, yaitu dengan langsung melakukan tindakan bukan

hanya ber~ata-ka:a. Orang-orang sering mengetahui dengan implisit

bagaimana unluk bertindak dan bereaksi, tapi mereka tidak dapat

menerjemahkan tingkah laku mereka dalam bentuk kata-kata. Pola asosiasi

(hubungan) antara declarative dan procedural knowledge sangat kompleks.

Untuk memahami kesadaran dari berbagai pikiran dan perasaan merupakan

hal yang kompleks dan tanpa disadari dapat dipengaruhi oleh proses

informasi yang didapat. Seseorang memiliki kemampuan yang luar biasa

ketika ia dapat mencapai kesadaran untuk merefleksi dirinya (reflective

consciousness). Seseorang dapat membagi kesadaran diri menjadi

pengalaman diri (self experiencing) dan observasi/pengamatan diri (observing

self). Kadang-kadang proses defensive control (sikap kontrol pertahanan diri)

harus diubah untuk mencapai kesadaran diri.

2.2 Kerangka Berfikir

Dalam menjalani peristiwa dalam hidupnya seperti pernikahan, kelahiran,

kelulusan, kematian, perpisahan, dan lain-lain, terkadang manusia merespon

peristiwa tersebut baik dengan tawa maupun tang is. Menangis tidak selalu

Page 49: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

39

mengarah pada sifat-sifat yang buruk, dan tertawa juga tidak selalu

mengarah pada sifat-sifat yang baik. Menangis itu unik. Individu akan

menangis dalam kondisi apa pun, seperti keadaan cemas atau bahagia; di

saat sunyi atau I-tiruk pi!~uk; di waktu siang atau malam; dan tak kenai masa

kanak-kanak, remaja atau orang dewasa; laki-Iaki atau perempuan; kafir atau

mukmin; orang yang bodoh atau orang yang cerdas; dan sebagainya.

Menangis merupakan ungkapan yang paling "murah" walaupun tidaklah

mudah untuk melakukannya, karena hal ini sangat dipengaruhi oleh suasana

hati yang timbul dari perasaan orang yang akan menangis.

Oleh sebab itu, terkadang seseorang yang sulit menangis memerlukan

mediator untuk memicu tangisnya, seperti dengan mengikuti acara

muhasabah, mabit di masjid-masjid, atau mengikuti sesi konseling atau

training-training seperti ESQ (Emosional Spiritual Quotiont) atau training

Heart Inteligence, dsb. Yang kemudian diharapkan dengan pengkondisian

suasana dan situasi pada acara-acara tersebut seseorang yang

menghadirinya dapat menangis.

Dengan mengikuti salah satu mediator tersebut individu mendapatkan

masukan-masukan yang kemudian ia menjadi mengingat-ingat kembali

ingatannya yang kemudian masukan-masukan tersebut ia persepsikan yang

Page 50: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

40

akhirnya mempengaruhi suasana hatinya yang kemudian membuat ia

menangis.

Tangisan tersebut memb1l8 individu merenungi dirinya, merefleksi dirinya,

mengingat-ingat kembali pengalaman-pengalamannya dan mengamati

dirinya lebih dalam. Yang hal tersebut akhirnya menimbulkC'n kesadaran diri

pada individu berupa kemampuan untuk memahami perasaannya,

mengetahui apa yang ia suka dan apa yang tidak disukainya, menyadari

kekurangan dan kelebihan dirinya yang kemudian membuat individu itu

mampu memilih respon yang cocok atau menentukan keputusan yang tepat

dan bijaksana dalam mengatasi persoalan hidupnya serta mampu

memodifikasi harapan-harapan, tujuan-tujuan dan prioritas hidupnya

berdasarkan nilai-nilai agama yang diyakininya yang telah terinternalisasi

dalam dirinya melalui proses aktivitas keagamaan yang diikuti.

Proses penyadaran diri dimulai dengan menumbuhkan kepekaan emosi yang

dipicu dengan menangis. Karena ketika seseorang menangis, ia menjadi

merenungi tentang dirinya dan pengalaman-pengalaman dirinya, yang

kemudian hal itu memunculkan kesadaran diri sehingga ia menyadari apa­

apa saja yang menjadi harapan, tujuan dan prioritas dalam hidupnya.

Page 51: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

41

Hal tersebut dapat lebih dijelaskan dengan kerangka berfikir sebagai berikut :

Tabel2.1Kerangka berpikir

Pada mediator yang dikor,d'sikan

Iindividu I...

Mediator:• Sesi konseling• Training ESQ• Training Heart Inteligence• Zikir bersama• Mabit

rPrimary Consciousness

• Attended sensory perception• Recalled memory• Feelings

lMenangis

Self reflecting, self observing&self experiencing

L-

lI Self-Awareness I

Pada mediator yang alami

Individu Il

Mediator:• Kegalauan• Ditinggal mati orang

yang dicintai• Bercerai, dll

-1Primary Consciousness

• Attended sensory perception• Recalled memory• Feelings

1I Menangis

Self reflecting, selfobserving& self

experiencing

...Self-Awareness

Page 52: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti berupaya untuk memahami gejala tingkah laku

subjek penelitian. Sehingga dengan demikian maka, pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Taylor

dan Bodgan (1984) pendekatan kualitatif mencoba memahami gejala atau

permasa!ahan sesuai perspektif orang yang mengalaminya.

Sedangkan penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Banister, dkk (1994)

dalam Asmadi Alsa (2003) bahwa penelitian kualitatif dapat didefinisikan

sebagai satu cara sederhana, sangat longgar, yaitu suatu penelitian

interpretative terhadap suatu masalah di mana peneliti merupakan sentral diri

pengartian atau pemaknaan yang dibuat mengenai masalah itu.

Alasan lain peneliti tidak menggunakan pendekatan kuantitatif dalam

penelitian ini adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh Amirul Hadi dan H.

Haryono (1998) bahwa variabel yang diungkapkan dalam penelitian kualitatif

Page 53: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

43

dibatasi sesuai dengan masalah dan hipotesis yang telah disusun

sebelumnya, padahal permasalahan dan variabel dalam i1mu-ilmu sosial tidak

terlepas dari konteks lingkungannya secara keseluruhan.

3.2 Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak ada ketentuan baku mengenai subjek

penelitian. Untuk memudahkan pencarian subjek penelitian ini, maka peneliti

tidak membatasi usia subjek secara tegas. Namun dalam penelitian ini,

peneliti membatasi jumlah subjek sebanyak empat orang, dimana subjek

memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1. Subjek pernah dan suka menangis.

2. Subjek pernah mengikuti salah satu mediator yang membuatnya

menangis.

3. Jumlah subjek sebanyak empat orang, dua orang laki-Iaki dan dua orang

perempuan.

Dalam menentukan subjek penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik

Purposive sampling, yakni pengambilan sample dilakukan dengan cara

mengambil subjek bukan atas strata, random, atau daerah, tetapi atas dasar

adanya tujuan, sehingga tidak semua subjek memiliki peluang yang sama

(Suharsimi Arikunto, 1996).

Page 54: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

44

3.3 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, menangis sebagai independent variabel dan self­

awareness dalam reiigiusitas sebagai dependent variabel. Adapun yang

dimaksud dengan menangis dalam pene!itian ini mengacu pada definisi

menangis yang berarti proses keluarnya air mata yang biasanya disertai sedu

sedan atau tanpa terdengar suara apa pun.

Sedangkan self-awareness dalam religiusitas yang dimaksud pada penelitian

ini yakni kemampuan untuk memahami perasaan, mengetahui apa yang

disukai dan apa yang tidak disukai, menyadari kekurangan dan kelebihan diri

yang kemudian membuat seseorang mampu memilih respon yang cocok atau

menentukan keputusan yang tepat dan bijaksana dalam mengatasi persoalan

hidupnya serta memodifikasi harapan-harapan, tujuan-tujuan dan prioritas

hidupnya berdasarkan nilai-nilai agama yang diyakininya yang telah

terinternalisasi dalam dirinya melalui proses aktivitas keagamaan yang diikuti.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan cara melakukan wawancara langsung sebagai metode utama dan

observasi sebagai metode penunjang terhadap sample yang memenuhi

Page 55: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

45

kriteria. Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data dengan cara

mengajukan pertanyaan lisan kepada sumber data, dan sumber data juga

menyebutkan jawaban secara Iisan pula. Wawancara juga dapat diartikan

sebagai sebuah proses tanya jawab dalam peflelitian yang berlangsung

secara lisan antara dua orang atau lebih be:tatap muka mendengar secara

langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Rosenthal,

1984).

Melalui wawancara bisa didapatkan informasi yang mendalam antara lain

karena baik pewawancara maupun orang yang diwawancarai dapat

memberikan feedback dengan menanyakan kembali apabila ada hal-hal yang

tidak jelas. Pada penelitian ini dilakukan wawancara terbuka dengan

menggunakan pedoman umum wawancara yang dilakukan pada subjek

penelitian. Ada kemungkinan dalam penelitian ini menggunakan wawancara

informal, tidak langsung pada beberapa orang informan untuk mengetahui

informasi yang belum terungkap agar data yang diperoleh menjadi lebih kuat.

Selain dengan menggunakan wawancara, dalam penelitian ini juga

menggunakan observasi sebagai metode penunjang. Observasi dapat

diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan cara mengamati,

mencatat secara sistematis gejala yang diselidiki (Moleong, 2002). Observasi

dalam penelitian ini meliputi gambaran fisik dan penampilan subjek serta

Page 56: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

46

sikap subjek selama wawancara berlangsung, termasuk gerak tubuh, mimik,

intonasi suara dan tatapan muka.

Sedangkan mengenal validitas penelitian kU;'llitatif adalah kepercayaan

terhadap data yang diperoleh dan dianalisis yang dilakukan peneliti secara

akurat mempresentasikan dunia sosial di lapangan (Asmadi Alsa, 2003).

3.5 Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diharapkan. maka peneliti membutuhkan

beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. diantaranya adalah:

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara berisikan item-item pertanyaan yang akan

ditanyakan kepada interviewee. Pertanyaan yang diajukan merupakan

pertanyaan terbuka terkait dengan beberapa hal yang diperkirakan

mampu mewakili hal-hal yang akan diungkap dalam penelitian ini.

Dalam lembar pedoman wawancara terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu :

Bagian pertama : Berisi data mengenai diri subjek; tahun lahir, usia, suku

bangsa. pendidikan. pekerjaan, pengalaman organisasi.

Page 57: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

47

Bagian kedua : Berisi pertanyaan-pertanyaan terbuka; mediator yang

diikuti, kondisi sebelum, pada saat dan sesudah menangis, dan garnbaran

self-awareness.

2. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan peneliti

terhadap subjek selama proses wawancara berlangsung. Sedangkan hal­

hal yang akan diobservasi terkait dengan kondisi fisik dan penampilan

serta sikap subjek, termasuk diantaranya gerak tubuh, raut muka, mimik,

intonasi suara dan tatapan muka.

3.6 Prosedur Penelitian

Adapun tahapan-tahapan yang dilalui pada penelitian ini ada tiga tahapan,

yaitu:

1. Tahap Pra-Iapangan

Tahapan ini meliputi segala persiapan penelitian, termasuk diantaranya

membuat rancangan penelitian, memilih subjek, mengurus perijinan, dan

menyiapkan perlengkapan atau instrumen penelitian.

2. Tahap lapangan .

Mengenali lapangan penelitian termasuk didalamnya adalah subjek

penelitian, kemudian melakukan wawancara terbuka dengan pedoman

Page 58: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

48

wawancara yang telah dibuat. Selama proses wawancara berlangsung

peneliti menggunakan tape recorder sebagai alat perekam, serta

mencatat segala sesuatu dari observasi terhadap subjek pada lembar

observasi. Waktu yang digunakan un~uk wav'ancara sangat disesuaikan

dengan kesediaan subjek.

3. Tahap Analisis Data

Tahap awal untuk menganalisa data adalah dengan mengumpulkan data

hasil wawancara dan observasi. Poewandari (1998) menjelaskan bahwa

pengolahan data dimulai dengan pengorganisasian data yang rapi,

sistematis dan selengkap mungkin. Kemudian peneliti melakukan koding

dengan menyusun transkip verbatim dan catatan lapangannya sedemikian

rupa, sehingga data dapat memunculkan gambaran topik yang dipelajari.

Setelah menyusun transkip verbatim, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan penomoran pada tiap paragrafl halaman transkip secara

berurutan untuk memudahkan pencarian data. Pemberian nama dan

tanggal pada masing-masing berkas dengan kode tertentu adalah hal

yang harus dilakukan selanjutnya. Keseluruhan laporan kualitatif

umumnya merupakan deskriptif yang panjang pada bab 4 hasil penelitian.

Page 59: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

49

BAB IV

PRESENTASI DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil peng::Jlahan data yang telah

diperoleh dari lapangan. HasH penelitian ini akan dituliskan mengenai

gambaran umum subjek, anal isis kasus, dan analisis perbandingan antar

kasus.

4.1 Gambaran Umum Subjek

Subjek pada penelitian ini berjumlah 4 orang, terdiri dari 2 orang laki-Iaki dan

2 orang perempuan yang telah dipilih berdasarkan karakteristik subjek

penelitian ini, yaitu laki-Iaki maupun perempuan yang pernah dan suka

menangis; dan yang pernah mengikuti salah satu mediator yang membuatnya

menangis.

Untuk mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

dari data wawancara 'terhadap subjek, maka peneliti pun melakukan

wawancara kepada beberapa sumber lain yang berkaitan langsung dengan

keseharian subjek. Seperti suami maupun teman-teman terdekat subjek.

Page 60: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

51

pembantu subjek meninggal dunia, setelah selesai kuliah subjek harus

langsung segera pulang karena pembantunya akan pulang kampung siang

itu. Subjek pulang naik motor dengan suaminya, akhirnya penulis dan subjek

sepakat akan melakukan wawancara di rumah subjek ba'da Zuhur.

Penulis tiba di rumah subjek pukul 14.25 WIB. Kediaman subjek terletak di

daerah Cipete. Subjek menyambut penulis dengan ramah lalu penulis

dipersilakan duduk di kursi meja makan, dikarenakan ruang makan dan ruang

tamu berada pada satu tempat (satu ruangan). Pada saat itu subjek masih

nampak sibuk menyiapkan keberangkatan pembantunya. Tepat puku115.05

WIB pembantu subjek berangkat ke terminal lebak bulus diantar oleh suami

subjek. Setelah mereka pergi, subjek mempersilakan penulis naik ke lantai 2

untuk melakukan wawancara.

Penulis tak perlu berlama-Iama menciptakan suasana yang nyaman agar

wawancara dapat berlangsung dengan santai, hal ini dikarenakan subjek dan

penulis telah saling mengenal sangat dekat. Proses wawancara berlangsung

hari Selasa, 19 Juni 2007 dari puku! 15.20 hingga 16.52 WIS. Pada saat

wawancara subjek mengenakan jilbab kaos berwarna hitam, kemeja krem

garis-garis berwarna putih dan mengenakan rok hitam. Subjek pun memakai

kaca matanya. Selama wawancara, subjek sangat kooperatif dan terbuka

dalam mengungkapkan perasaannya.

Page 61: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

52

10 adalah mahasiswi berusia 21 tahun 6 bulan, ia anak ketiga dari tiga

bersaudara. 10 mengakui bahwa ia adalah orang yang sering menangis dan

sangat mudah menangis. 10 juga mengatakan bahwa ia merupakan orang

yang mudah tersentuh (peka) dan sangat sensitif.. lika ad~ sesuatu hal yang

tidak sesuai, ia langsung merasa sesak dan akhirnya rr,enangis. Seperti

ketika disakitin orang dan ia tidak bisa membalas dengan berbicara bahwa ia

tidak suka diperlakukan seperti itu, sehingga ia hanya bisa menangis. Dan ia

pun kadang menangis jika ingat kelalaian-kelalaiannya, ingat dengan

amanah-amanahnya yang membuat ia kurang tawazun (seimbang) terhadap

ibunya, sedangkan sekarang ibunya tinggal sendiri karena bapaknya sudah

meninggal bulan Mei lalu.

10 tidak mau ditemani ketika menangis, menurutnya jika ditemani

menangisnya jadi tidak natural. la lebih puas jika menangis sendiri di bantaI.

Namun jika terlanjur ada temannya yang tau ia menangis, ia jadi tambah

sesegukan menangis dengan temannya dan akhirnya ia mengungkapkan

pada temannya apa yang membuatnya menangis.

10 merupakan tipikal orang yang tidak bisa menahan air matanya, jadi

dimanapun ia berada ia langsung menangis tidak melihat-Iihat tempat dulu.

Dan yang menemani ia menangis adalah siapa saja orang yang ada

didekatnya ketika ia menangis.

Page 62: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

53

"Jadi gini, saya tipikal orang yang ga bisa nahan nangis, jadi dimanapunngocor gitu, jadinya ga bisa nahan gitu, aduh ni harusnya ga bolehketauan nangis, tapi. ..nangis juga, jadinya ga bisa nahan. Jadi suka jugasuka ditemenin, suka nangis, pokoknya nga...pokoknya nga liat-liat tempatgitu. Jadi kalo nangis, nangis aja, gitu".

Menurut 10 orang-orang yang tidak tau ia suka menangis aKa'l heran ketika

melihatnya menangis, karena 10 merupakan sosok yang sanguine] banget

dalam pandangan teman-temannya sehingga mengherankan jika ada yang

melihat ia menangis hingga banyak sampai sesegukan dalam waktu lama.

Selain dimana saja 10 bisa menangis, ia mempunyai tempat khusus dimana

biasanya ia menangis. Tempat 10 biasanya menangis adalah kamar dan

kamar mandi. Jika ia menangisnya karena konflik sama suami, dan suaminya

sedang di dalam kamar, maka ia keluar dari kamar lalu ke kamar mandi

sambi! menyalakan air bak mandi agar tidak ketauan bahwa ia menangis. la

tidak mau jika ketauan cengeng oleh suaminya. Menurutnya apa yang

dikatakan suaminya sebenarnya benar namun cara penyampaiannya yang

tegas membuat 10 menangis. la ingin suaminya pelan-pelan menasihatinya.

la tidak suka dikasarin namun karena ia tidak bisa mengatakan hal tersebut

pada suaminya untuk menasihati ia baik-baik sehingga yang bisa ia lakukan

hanya menangis.

3 Sanguine dalam kamus Psikologi merupakan tipe kepribadian orang yang penuh harapan, periang,dan optimis; antusias, bersemangat, bergairah, bebas dari kecemasan. (JP Chaplin, 2001)

Page 63: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

54

Sebenarnya ketika 10 menangis di kamar mandi tetap saja ketauan sama

suaminya kalau ia habis menangis karena setelah menangis mata 10 menjadi

sembab. Namun baginya biarkan saja ketauan menangis yang penting

perasaannya lega dulu dengan menangis. Suamiilya pun sudah mengetahui

karakter istrinya yang mudah menangis sehingga suaminya honya

mendiamkan ia ketika ia menangis karena menurut suaminya ia menangis

sebagai proses penerimaannya atas nasihat suaminya. la pun biasanya

minta izin kepada suaminya ketika akan ke kamar mandi. la cukup lama

menangis di kamar mandi sampai semuanya tuntas karena jika tangisnya

tidak sampai tuntas, hatinya belum plong dan masih terasa sesak. Setelah

menangis, ia akan merasakan kelegaan lalu ia akan kembali ke kamarnya,

menemui suaminya, lalu minta maaf pada suaminya.

10 selalu menangis pada saat itu juga ketika ada hal-hal yang bertentangan

dengan dirinya. la mengatakan bahwa dalam dirinya seperti ada alarm

tangisan (tombol), jadi ketika tombol itu tertekan, ia langsung menangis.

Ketika tombol alarm itu terpencet, air matanya langsung mengalir pada saat

itu, tidak bisa ditunda. Seperti ketika tombol alarm itu terpencet di kampus

dengan adanya kejadian yang tidak sesuai dengan hatinya, maka ia langsung

menangis pada saat itu juga di kampus.

Page 64: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

55

Selain menangis akibat kejadian sehari-hari yang ia alami baik di rumah

karena diomelin ibunya atau karena konflik dengan suaminya atau menangis

di kampus ketika ada yang menyakitinya atau ada hal-hal yang tidak sesuai

dengan hatinya, ID pun menangis dalam suasana dan situasi yang rr;emang

dikondisikan agar orang menangis seperti mengikuti acara mabit "tau

training-training yang ada acara muhasabahnya. ID pernah mengikuti training

Heart Intelligence yang banyak membuat orang-orang menangis, ID pun

menangis ketika ikut aeara tersebut. Namun baginya training tersebut kurang

berkesan dibandingkan dengan aeara-acara mabit yang muhasabahnya

memakai potongan ayat-ayat Qur'an. Ketika mengikuti aeara mabit tersebut

awalnya ia tidak menangis, namun karena sekelilingnya menangis, ia jadi

terbawa suasana yang akhirnya ia pun ikut menangis.

Acara mabit yang ia ikuti biasanya dimulai ba'da magrib. Rangkaian acaranya

berupa tilawah (pembacaan ayat suci AI-Qur'an), sambutan, taujih

(penyampaian materi yang disampaikan oleh seorang Ustadz), tasmi'

(mendengarkan pembacaan ayat sud AI-Qur'an), lalu tidur kemudian bangun

malam shalat qiyamullail kemudian muhasabah lalu shalat subuh jama'ah.

Namun ID tidak hanya menangis ketika muhasabah, ketika tasmi' atau ketika

taujih pun ia menangis jika hal tersebut menyentuh hatinya, berkenaan

dengan keadaan yang dialaminya. Dan juga ketika membaca AI-Qur'an.

Page 65: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

56

"Oari ba'da maghrib. Tilawah kadang-kadang sambutan dulu trus tilawah,trus taujih, trus biasanya malem ada tasmi', trus biasanya malemnya baru,qiyamullail, trus muhasabah, abis itu sholat subuh. Kadang kalo pastasmi' juga, trus ada taujihnya juga ngena gitu. Itu kan biasanya kalomabit-mabit di masjid besar biasanya kan temanya, tema-temafenomental gitu. Kaya misalnya sekarang gilu, dakwah lagi hancur gitu.Kaya gitu, taujihnya ngena gitu. Inget di kampus, inget di 8MI', gitu.Nangis gitu ...Jadi ga pas muhasabahnya doang. Kalo lagi baca Our en yabegitu juga".

Namun subjek tidak menangis begitu saja ketika mendengarkan taujih,

semua tergantung tema dari taujih tersebut. Jika taujih yang disampaikan

relevan dengan keadaan saat itu seperti tema tentang runtuhnya dakwah

atau fitnah dakwah, hal tersebut dapat membuatnya menangis karena ia

menjadi teringat akan keadaan dakwah di kampusnya dan di sekolahnya. la

manangis sambil mengadu pada Allah 8WT. Selain tema tersebut, 10 juga

menc:ngis ketika disampaikan taujih tentang tawazun. Karena ia jadi ingat

akan ketidaktawazunannya pada ibu dan keluarganya. Padahal menurutnya

keluarga adalah pilar dakwah yang utama.

Taujih atau informasi yang ia dapatkan dari ustadz, ia cerna dahulu, ia pikir

dan hayati dahulu kemudian ia renungkan jika yang disampaikan tersebut

benar atau sama dengan realita yang ada, hatinya menjadi tersentuh dan

akhirnya menangis. 8elama menangis 10 suka mendramatisir keadaan yang

akhirnya membuatnya tambah menangis sesegukan. Jika setelah menangis

ia merasa belum lega, ia mendramatisir dengan mengingat hal-hal yang

Page 66: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

58

Tapi. .. kadang-kadang orang yang suka nangis, coba tanyain deh, pasti gabisa jawab kenapa. Karena pokoknya kaya ada tombolnya, Deg!Pokoknya kalo kepencet pasti nangis kan. Malah kadang kebalikannya,ada orang yang udah disakitin banget bisa ga nangis juga gitu kan.iJiaksudnya, ga bisa digeneralisasi permasalahannya apa kan.Maksudnya saya kan suka bilang,"Ya Allah bi. .. Pengen punya suami yangkalo nangis disamperin, cepcepcep ....diem... udah ga usah nangis." Gitukan pengennya ya. Semua perempuan kan pengennya kaya gitu, ko abinga? "Iya liat dull' nangisnya, nangisnya kama apa, Allah aja gitu, Rasulaja ga suka kala nangis tanpa sebab." Kata dia gitu kan ... "Klo misalnyanangisnya kama kita mengingat dosa-dosa kita, mengingat latainyaamanah kita, mengingat misalnya jasa ibu, orang tua kita, itu gapapa, yabunda ... ga ada apa-apa tau-tau nangis." Kata dia gitu. "Ya Abi mongapain begini-begini, ya Abi ga tau apa sebabnya"".

Bagi ID menangis memang tidak menyelesaikan masalah, namun dengan

menangis hati menjadi tenang, emosi jadi keluar. Menurutnya lebih baik

orang yang menangis tanpa sebab daripada orang yang suka marah tanpa

sebab. Karena marah tanpa sebab merugikan orang lain, sedangkan

menangis tidak.

"Ya, iya. Kata suami juga, ngapain sih nangis, emang nangismenyelesaikan masalah. Emang nga menyelesaikan masalah, tapi kanminimal hati tenang kalo udah nangis. Pokoknya emosi keluar dulu.Mungkin ada orang yang marah tanpa sebab tuh, pokaknya kalo kenaDeg! Langsung marah. Kalo saya, kalo kena Deg! Langsung nangis.Alhamdulillah saya kalo Deg! Nangis. Jadi kan ga ngerugiin orang. Kalamarah kan ngerugiin orang".

ID merasa mendapat insight setelah menangis. Seperti setelah ikut acara

mabit yang membahas tentang kehancuran dakwah, ia merasa setelah

menangis mendapatkan insight bahwa ini dia faktar yang menjadi

Page 67: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

59

penghancur dakwah di kampus. 10 mengatakan bahwa menangis adalah

katarsis.

Menurut 10 berbeda proses dan hasil antara tangisnya ketika terjadi secara

alami atas kejadian sehari-hari dE;ngan tangisnya ketika mengikuti acara

muhasabah atau ketika di mediatori. Proses menangisnya sehari-hari lebih

sering tidak beralasan, hanya karena emosi atau situasi yang bertentangan

dengan hatinya sehingga spontan alarmnya berbunyi lalu ia menangis.

Namun ketika acara mabit, prosesnya lebih jelas yaitu apa yang disampaikan

oleh ustadz, ia masukkan dulu ke dalam kognitifnya baru kemudian ia

menangis setelah apa yang disampaikan itu ia cerna dan hayati dan sesuai

dengan fenomena yang ia alami. Namun jika menangis atas kejadian sehari-

hari, ia menyadari atas apa yang ditangisinya belakangan setelah ia

menangis.

"Iya he eh, beda. Iya bener. Jadi tu kalo kegiatan sehari-hari tu. Kalomuhasabah itu kan memang ada mornen, ada fasilitasnya, kalomuhasabah gitu. Emang harusnya sih, ga harus menangis. Evaluasi diriaja, tapi mayoritas orang akan nangis. Tapi kalo kejadian sehari-hari, kayapas Mia, kan tau-tau saya kejer banget gitu kan. Oeg ! dulu, ntarsadarnya... Jadi saya kalo untuk muhasabah emang saya sadar dulu. Injevaluasinya ini. Tapi kan misalnya ngebahasnya tentang apa gitu kan.Kaya misalnya tentang tawazun .. , atau tentang misalkan ukhuwah. Itu kandipandu, sudahkah kita menjadi saudara yang baik, misalnya sudahkahkita menunaikan hak-hak saudara kita, itu kan dipandu. Itu kan, itu kansaya masukin ke kognitif saya dulu, ya Allah...saya udah menjadi temenyang baik blom ya...Jadinya terangsang gitu. Tapi kalo sehari-hari nga,lebih spontan kalo sehari-hari".

Page 68: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

10 lebih nyaman menangis ketika muhasabah karena tangisnya lebih

beralasan. Sedangkan menangis sehari-hari yang spontan hanya

membuatl'ya menyesal setelah menangis, ia menyesali mengapa ia harus

menangis padahal hal tersebut tidak perlu ditangisi.

"Sebenernya sih enakan muhasabah, kalo muhasabah kan memangdiingatkan dan dirangsang untuk mengingat, itu lebih berasa. Tapi kalosehari-hari gitu persentasenya fifty fifty gitu ...Nyesel. Nah "Aha" nya ituyang bikin nyesel. Tadi kan itu solusinya ga mesti nangis ya, kan suamibener, dia kan bener, harusnya saya kan nurut sama suami, beginibegini ... gitu. Takut ni dapat azab ni ... Begitu. "Aha" nya emang bagus,kaya gini... ngapain sih begini doang pake nangis. Bodoh banget sih gue.Tapi kan kalo muhasabah, kan ga nyesel, karna emang semua orangnangis dan nangisnya beralasan. Oapet "Aha" sih tapi abis itu nyesel, iiihhgitu doang nangis".

Menangis atas kejadian sehari-hari yang 10 alami, membuat 10 menyesal

setelah menangis. Setelah menangis muncul Insight "Aha" bflrupa perasaan

menyesal atas tangis yang telah dilakukannya. Namun ia pun tidak tahu

mengapa ia dapat mudah menangis seperti itu. la lebih nyaman menangis

ketika sujud pas shalat dengan mengingat dosa-dosanya atau ketika

muhasabah bersama.

Analisis kasus ID

Menurut Muhammad Ibrahim Siraj (2004) menangis merupakan reaksi alami

manusia yang terjadi akibat berbagai rangsangan internal maupun eksternal.

Pernyataan tersebut sama seperti yang dialami dalam kasus 10, ia menangis

Page 69: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

61

akibat rangsangan dari eksternal berupa hal-hal yang bertentangan atau tidak

sesuai dengan hatinya dan akibat rangsangan internal pula berupa sifat

kesensitifannya. Menurut Muharnmad Ibrahim Siraj (2004), tangis 10 atas

kejadian sehari-hari (mediator accidenta0 merupakan jenis air rnata yang lahir

dari berbagai macam perasaan hati seperti sakit hati, sedih, perasaan

tertekan dan duka.

Namun menurut Tom Lutz (1999) air mata 10 yang mengalir karena

kesensitifannya atas kejadian sehari-hari yang dialaminya termasuk ke dalam

jenis air mata emosional yaitu air mata yang bermakna psikologis, yang

mengaiir akibat rangsangan emosional seperti sedih, kecewa, depresi dan

lain-lain.

Sedangkan menurut Abdul MUjib (2002) yang membedakan jenis-jenis

menangis berdasarkan konstitusi manusia, fungsi-fungsi psikologis, dan nilai

spirituaiitas, tangis 10 yang accidental atas kejadian sehari-hari yang

dialaminya termasuk jenis menangis berdasarkan konstitusi manusia yang

disebabkan oleh pengaruh psikis atau (kejiwaan) seperti menangis karena

perkataan suaminya yang keras dan akibat disakiti oleh temannya. Tangisan

seperti ini sering mendatangkan depresi dan kecemasan. Namun pada 10 hal

tersebut tidak terjadi, ia hanya merasakan penyesalan setelah menangis,

karena menurutnya hal tersebut tidak perlu ditangisi.

Page 70: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

62

Oilihat dari fungsi-fungsi psikologisnya menurut Abdul Mujib (2002) tangisan

10 yang accidentaltersebut merupakan tangisan yang bernilai terapi

(penyembuhan) seperti tangisannya kepada teman yang ada didekatnya

ketika ia menangis, sehingga tangisan tersebut memberikan kelegaan dan

ketenangan setelah ia menangis.

Namun tangisan accidental tersebut dilihat dari nilai spiritualitasnya menurut

Abdul Mujib (2002) merupakan tangisan sia-sia dan tidak memiliki nilai ibadah

karena tangisannya merupakan luapan dari emosi manusia belaka tanpa

dibarengi oleh motif-motif spiritual seperti tangisnya akibat luka hati karena

perkataan suaminya yang tidak sesuai dengan hatinya atau karena disakiti

temannya maupun kejadian-kejadian yang membuat ia tersentuh.

Tangis accidental 10 tersebut memiliki makna dan dampak yang berbeda

dengan tangisnya ketika ia mengikuti acara mabit (tangis dengan mediator

yang dikondisikan). Ketika mengikuti acara mabit, tangisnya lebih terarah dan

jelas sebabnya, bukan hanya tangisan emosional belaka. Menurut

Muhammad Ibrahim Siraj (2004) tangisannya ketika mendengar ayat AI­

Our'an dibacakan, keti~a mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh

ustadz pada acara mabit tersebut maupun ketika muhasabah (intropeksi diri)

dengan mengingat dosa-dosa merupakan jenis air mata penyesalan

Page 71: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

63

(nadamah), air mata dalam rangka mengenang penderitaan para kekasih

Allah SWT dan merupakan air mata munajat dan takut kepada Allah SWT.

Sedangkan Abdul Mujib (2002) dilihat dari nilai spiritualitasnya, tangisan

tersebut memiliki nilai ibadah (al-ubudivah), yang di dalamnya terselip niatan

yang tulus dan ikhlas dalam mencapai kedekatan (al-taqarrub) dan kerelaan

(al-ridha) dari Allah SWT, seperti tangisan penyesalan (al-nadm) akibat

suasana hati atau reaksi emosional terhadap ingatan kekhilafan di masa

lampau.

Tangisan tersebut menurut Abdul Mujib (2002) memiliki dampak, pertama

berimplikasi positif pada aktualisasi diri, kedua mendorong individu bersikap

optimis dan produktif seperti keoptimisan 10 ketika menangisi kondisi dakwah

di kampusnya, ia menjadi optimis untuk memperbaiki dakwah kampusnya

dan mendapatkan jawaban penyebab kehancuran dakwah di kampusnya.

Ketiga membantu pencapaian kesehatan mental, dan keempat memiliki

muatan spiritualitas.

Namun menurut Satria Hadi Lubis (2003) baik tangis accidental atas kejadian

sehari-hari yang 10 alami maupun tangis yang lebih beralasan dan dengan

mediator yang dikondisikan kedua-duanya memiliki dampak yang positif.

Karena menurutnya menangis dapat membuat seseorang menumpahkan

Page 72: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

64

berbagai perasaan; marsh, sedih, kecewa, kesal, berdosa dan lain-lain.

Menurutnya menangis merupakan sarana pelampiasan emosi yang efektif

untuk mengatasi stress. Dengan menangis, perasaan menjadi lega.

Pernyataan tersebut sama seoerti yang terjadi oleh ID. Meskipun ia

merasakan sebuah penyesalan di akhir tangisnya yang secara accidental,

namun ia merasakan sebuah kelegaan, terbukti ketika ia mengatakan bahwa

ketika ia dimarahi (dinasihati) suarninya lalu ia rnenangis setelah selesai

menangis ia rnerasakan masih ingin menangis karena merasa belum lega ia

menjadi mendramatisir tangisannya dengan mengingat-ingat bapaknya yang

telah meninggal. Baru setelah ia tuntas menangis, ia merasakan kelegaan.

Dan ia pun mengatakan bahwa meskipun menangis tidak menyelesaikan

masalah namun bagi dia yang penting nangis dulu biar lega.

Satria Hadi Lubis juga mengatakan bahwa dengan menangis pikiran menjadi

lebih jernih. Dengan kata lain, menangis dapat menumbuhkan semangat

untuk beraktivitas lebih baik lagl. Abdul Mujib (2002) juga mengatakan bahwa

menangis memiliki arti komunikasi psikologis yang menyehatkan dan

merupakan upaya ifragh (pelampiasan kekesalan jiwa). Pernyataan kedua

tokoh tersebut sejalan dengan pernyataan Muhammad Sahria Permana

(2005) yang mengatakan bahwa air mata menjadi charger yang mengalirkan

energi baru dalam hidup. Setelah manusia menangis dan air mata terkuras,

Page 73: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

65

jiwa seakan bebas dan lepas dari beban yang membelenggu. Setelah

menangis keadaan menjadi lebih segar dan langkah menjadi terarah.

Dalam dua macam tangis yang dlalami pada k2SUS 10,ada dua perbedaan

input yang mendasari tangisnya. Namun proses tangis keduanya sama dalam

mencapai pada kesadaran diri. Oalam tangis yang dialami 10 atas peristiwa

sehari-hari, inputnya berupa konflik dengan suami, diomelin ibu dan disakiti

oleh temannya. Lalu input tersebut menjadi fokus perhatian pada kesadaran

primer (primary consciousness) yaitu berupa munculnya berbagai perasaan

seperti sedih, kecewa, sakit hati dan perasaan tidak bisa menerima kejadian

tersebut. Perasaan-perasaan tersebut menyentuh sifat kesensitifannya

hingga ia jadi menangis. Ketika menangis ia hanya terus menangis sampai

tuntas, sampai lega perasannya, sampai tenang emosinya tanpa ia

mengingat-ingat masa lalunya. Setelah menangisnya tuntas, ia merasakan

kelegaan dan menjadi mengobservasi dan merefleksi dirinya sehingga ia

mendapatkan insight yaitu sebuah penyesalan setelah menangis. la baru

sadar setelah menangis bahwa seharusnya apa yang terjadi itu tidak perlu ia

tangisi dan ia menjadi sadar bahwa nasihat suaminya benar. Insight tersebut

mengantarkan ID pada kesadaran diri sehingga ia mau mengakui

kesalahannya dan meminta maaf pada suaminya dan mau mengikuti nasihat

suaminya untuk pakai jilbab di rumah.

Page 74: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

66

Kasus tangisan ID tersebut sejalan dengan teori Mardi J. Horowitz (1998)

dalam bukunya Cognitive Psychodynamics, yang menyatakan bahwa

keadaan yang terjadi pada sekeliling kita lalu kita menyadari keadaan

tersebut, hal itu disebut peripheral consciousness (kesad,3ran pada keadaan

sekitar), yang keadaan tersebut memunculkan berbagai perasaan seperti

sedih, kecewa, sakit hati dan lain sebagainya yang menjadi pusat perhatian

pada kesadaran primer (primary consciousness). Lalu kesadaran primer ini

mencapai puncaknya pada reflective consciousness dimana terjadi proses

introspeksi diri dan melahirkan kesadaran diri (self-awareness) pada diri

seseorang.

Proses terbentuknya kesadaran diri ketika menangis atas kejadian yang

dialami sehari-hari sama dengan ketika menangis dalam situasi yang

dikondisikan yang diikuti oleh ID seperti acara mabit. Pada acara mabit

tersebut, berbagai rangkaian acara diikuti seperti tasmi', taujh, dan

muhasabah. Rangkaian acara tersebut menjadi fokus perhatiannya pada

kesadaran primer (primary consciousness) sehingga hadir pada kesadaran

primernya persepsi-persepsi atas apa yang ia dengar serta menjadi teringat

akan ingatan-ingatan lJ1asa lalunya (recall memory) sehingga memunculkan

berbagai perasaan seperti penyesalan, merasa banyak lalai selama ini,

merasa belum menjadi saudara yang baik dan merasa belum maksimal

mendakwahi keluarga.

Page 75: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

Berbagai perasaan tersebut membuat 10 akhirnya menangis. Selama

menangis terjadi penghayatan yang lebih dalam lagi, ia lebih mengobservasi

" dan merefleksi dirinya. la jadi ingat akan kondisi dakwah di sekolah dan

karnpusnya. la jadi teringat akan pengalarnan-pengalaman dakwahnya, apa

saja yang telah ia berikan untuk dakwah. Lalu ia pun akhirnya menemukan

ide atas sebab-sebab kehancuran dakwah di sekolah maupun di karnpusnya.

Sehingga muncul kesadaran dirinya untuk memperbaiki dakwah di kampus

dan di sekolahnya, serta memperbaiki kesalahan dan kelalaian yang telah ia

lakukan selama ini, kepada teman, saudara, suami juga ibunya.

Kedua proses tangis tersebut dapat lebih dijelaskan lagi dengan

membandingkan kedua proses tangis tersebut dengan skema sebagai

berikut.

Page 76: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

Skema 4.1Proses self-awareness pada tangis 10

dengan mediator alami

r lD l1

Mediator:Konfiik dg suami, diomelin

ibu, disakiti teman.

~Primary Consciousness

• Attended sensory perception:sensitive

• Recalled memory: temgiang2perkataan suami, ibu& temannya

• Feelings: muncul berbagaiperasaan sedih, kecewa, sakit hatidan terluka

~Menangis

Tersedu-sedu, terisak-isak, banyakdan lama.

~Self reflecting, self observing&

self experiencingTidak ada

1Self-awareness

Mengakui kesalahannya, menyesalitangisannya. Menyadari bahwa apa

yang dikatakan suaminya benar.Meminta maaf pd suaminya.

Mengikuti nasihat suaminya untukmemakai jilbab di rumah. Berusaha

tawazun (seimbang) thp ibunya.Menjadi kesal& benci pada

temannya.

68

Skema 4.2Proses self-awareness dengan

mediator yang dikondisikan

c;JMediator.

Acara mabit dg rangkaian acara,Taujih, tasmi' dan muhasabah

~Primary consciousness

• Attended sensory perception:mempersepsikan kandunganayat AI-Our'an yg dibacakan,mempersepsikan ceramah ygdisampaikan oleh ustadz

• Feelings: perasaan menyesal• Recalled memory: teringat

kelalaian2 & dosa2

~Menangis

I~

Self reflecting, observing danexperiencing

Merefleksi diri dan pengalaman2dakwahnya

~Self-awareness

Memperbaiki dakwah sekolahdan kampusnya. Memperbaikikesalahan dan kelalaiannya

kepada teman, saudara, suamidan ibu.

Page 77: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

69

4.2.2 Kasus SR

Pelaksanaan wawancara dengan SR dilakukan di rumahnya hari Selasa, 19

Juni 2007 di kavvasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Awalnya slJbjek d::n

penulis janji bertemu di sekolah, namun karena penulis masih ada keperluan

di kampus, sehingga subyek pulang duluan. Penulis tiba di rumah subyek

pukul 15.13 WIS. Penulis disambut subyek di depan gang rumahnya, karena

penulis belum tahu rumah subyek. Setibanya di rumah subjek, penulis

disambut dengan ramah oleh ibu subjek. Oi rumah subjek cukup ramai, ada

dua orang adiknya, ada tante dan om nya yang sedang main. Penulis

dipersilakan duduk di ruang keluarga karena di ruang tamu ada om dan tante

subjek.

Setelah adzan Ashar berkumandang, penulis mempersilakan subjek untuk

shalat dahulu sebelum wawancara, agar proses wawancara tidak terganggu.

Setelah subjek selesai shalat, kami melakukan proses wawancara di kamar

subjek, agar tidak ada yang mengganggu dan mendengar perbincangan

kami. Tepatnya pukul16.00 WIS wawancara di mulai, subjek nampak malu­

malu dan takut ketika disuruh mengisi lembar kesediaan diwawancarai.

Namun ia tetap bersedia di wawancara dan ia cukup kooperatif menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan.

Page 78: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

70

SR adalah seorang pelajar salah satu SMU Negeri di kawasan Jagakarsa.

Saat ini ia sedang naik-naikan kelas tiga IPA. la anak pertama dari tiga

bersaudara. Meskipun ia dad suku Jawa, namun logat bicaranya seperti

orang Betawi asli. Saat ini SR berusia 17 tahun, bulan Agustus na'lti usianya

beranjak 18 tahun. SR sangat aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti

PMR (Palang Merah Remaja), karate, OSIS (Organisasi Siswa Intra

Sekolah) dan juga MPK (Majelis Permusyawaratan Kelas). Ketika

diwawancarai SR memakai kemeja lengan panjang kotak-kotak berwarna

hitarn, masih memakai rok sekolahnya berwarna abu-abu dan jilbab kaos

berwarna krem.

SR mengakui bahwa ia termasuk orang yang mudah dan sering menangis.

Dalam seminggu selalu saja ada kejadian yang membuat air matanya

mengalir. Menurutnya yang menyebabkan ia mudah menangis adalah

kesensitifannya. Ketika perasaannya tersentuh sedikit saja baik sedih

maupun terharu dan bahagia, ia langsung mengekspresikannya dengan

menangis. la biasanya ditemani oleh sahabat-sahabatnya ketika menangis,

jika menangisnya di sekolah. Jika menangisnya di rumah, ia selalu menangis

di kamar seorang diri, dengan sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara

agar tidak ada yang tahu kalau ia menangis. Jika menangis di rumah, ia

menangis di malam hari dengan pura-pura tidur agar orang tuanya tidak tahu

karena ia tidak mau membuat repot orang tuanya. Ketika di sekolah biasanya

Page 79: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

71

ia menangis di ruang UKS atau di kamar mandi, jika di kelas air matanya

tidak tertahankan tiba-tiba menetes, ia langsung membasuhnya dan pura-

pura tidak terjadi apa-apa atau biasanya ia langsung ke kamar mandi.

Awalnva sahabat-sahabatnya tidak tahu kalau ia menangis namun karena

melihat mala SR y2ng sembab mereka jadi tahu bahwa SR habis menangis.

Lalu sahabat-sahabatnya akan memberi support dan nasihat-nasihat pada

SR atau menenangkannya dengan mengusap-usap bahunya.

"Apa ya ya mungkin .... ini kali, apa maksudnya terlalu ... apanamanya terlalu sensitif dah gitu. Jadi kala misalla perasaannya sedikitgimana gitu, jadi langsung diekspresiin ...jadi terharu juga langsungnangis. Trus seneng juga, nangis, gitu. Trus kalo sedih kadangekspresinya nangis."

Menurut SR ia modelnya sekali menangis susah untuk berhenti. Tiba-tiba

matanya langsung sembab dan susah untuk hilangnya. Selain memang

kesensitifannya yang menyebabkan ia menangis, ketika menghadapi

masalah dan menghadapi kenyataan yang tidak sesuai juga menyebabkan ia

menangis. Terus juga ketika merenungi tentang dirinya, merenungi dosa-

dosanya seperti ia berantem dengan mamanya, itu membuat ia menangis. la

biasanya menangis merenungi dirinya sebelum tidur dan ketika shalat.

SR juga pernah menangis ketika mendengar gurunya bercerita tentang

wanita dan amal ibadahnya. Setelah mendengar cerita itu, ia langsung

tersentuh dan di rumah ia renungi lagi apa yang diceritakan gurunya sampai

Page 80: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

73

menangis itu bisa ditahan atau dikendalikan, ia lebih memilih tidak menangis,

tapi kadang jika memang menurutnya ada sesuatu yang sangat

menyesakKan, kadang tanpa sengaja air matanya mengalir dengan tiba-tiba.

Sebenarnya ia tidak ingin seperti itu. Kadang tidak ada masalah apa-apa ia

pun menangis ketika teman:lya bertanya, ada apa sih ? ada apa sih ? Tiba­

tiba saja air matanya langsung mengalir.

SR merasa tidak nyaman dengan dirinya yang mudah menangis. Ketika SMP

ia punya tekad tidak mau menangis. Awal-awal kelas satu SMA, ia masih bisa

mengendalikan untuk tidak mudah menangis. Sampai akhirnya ada temannya

yang bicara kepadanya mengapa ia tidak pernah cerita ketika ada masalah,

mengapa tiap ada masalah hanya dipikirkan sendiri saja. Sejak saat itu ia

mulai mudah menangis lagi. Sebenarnya ia tidak ingin cerita ketika ada

masalah karena kalau cerita kan melibatkan emosi dan akhirnya akan

menangis. la mengatakan dirinya dengan istilah, sumumya cetek, sehingga ia

mudah sekali menangis.

Disela-sela wawancara pun ia menangis ketika mengatakan bahwa ia ingin

memberikan yang terl;>aik untuk orang tuanya, ingin membahagiakan orang

tuanya dan ingin membuat orang tuanya bangga pada dirinya. SR tidak ingin

mudah menangis, ia ingin terlihat tegar, karena menurutnya jika ia mudah,

maka ia jadi terlihat gampang meweknya.

Page 81: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

74

Selain menangis karena emosi atas kejadian sehari-hari, SR juga pernah

menangis dalam situasi yang dikondisikan seperti training ABCo, di akhir

training itu ada acara muhasabah. Bagi SR setelah ia mengikuti acara

tersebut ia merasa tenang sekali. Sete!ah menangis ia merasa sangat lega

dan merasa ada motivasi baru. Namun kadang motivasi tersebut timbul

tenggelam, hanya bertahan beberapa hari, setelah itu lupa, namun nanti ingat

lagi (sadar lagi).

"Biasanya sih kalo ikut gituan jadi kaya adem banget gitu. Ga tau, jadikayanya legaaa banget. Ga tau kenapa ya...heheheee... ga tau pasti kaloabis ikut gitu-gituan jadinya kayanya legaaa banget, trus kaya, pasti adamotivasi baru, trus tapi ngga tau dah kayanya kadang-kadang motivasinyatimbul tenggelam. Yaaa beberapa hari doang. Trus tapi ntar inget lagi.Trus ntar gitu lagi. Kaya gitu."

Menurut SR yang membawakan muhasabah tersebut benar-benar

menyentuh banget. Sehingga ia merasa sangat terbawa sampai menangis

dan merasakan bahwa apa yang dikatakan pemandu muhasabah tersebut

benar.

Analisa kasus SR

Air mata SR sebagian. besar merupakan air mata emosional, yaitu air mata

yang bermakna psikologis atau air mata yang mengalir akibat depresi, stres,

atau penderitaan fisiko Air mata ini tidak dibatasi hanya akibat emosi negatif,

namun juga banyak orang yang menangis karena sangat bahagia, atau ketika

Page 82: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

75

tertawa. Air mata emosional ini dapat membuat wajah menjadi merah dan

tersedu-sedu (www.answer.com. 2006).

Dan yang menyebabkan SR menangis adalah ketika cerita masalahnya pada

temannya. Makanya ketika ada masaleh, SR tidak ingin cerita pada

temannya, karena jika cerita (curhat) pasti ia menangis. Tangisan SR ini oleh

Abdul Mujib (2002) disebut tangis terapi (penyembuhan) yaitu tangisan

pengaduan seorang remaja kepada teman dekatnya. Namun SR merasa

tidak nyaman dengan dirinya yang mudah menangis. la ingin lebih tegar

dalam menghadapi masalah yaitu dengan tidak menangis. Karena jika

menangis ia merasa terlihat cengeng dan gampang mewek. Namun

meskipun begitu, ia merasa setelah menangis bisa lebih mengendalikan

emosinya.

Tangis SR hampir sama dengan tangis ID yaitu mereka menangis karena

sensitif. SR bukan hanya menangis ketika sedih, ketika ada peristiwa yang

mengharukan dan membahagiakan ia pun menangis. SR juga menangis

dengan situasi yang dikondisikan seperti mengikuti training ABC yang

diadakan di sekolahnya dan juga ketika mendengar ceramah dari gurunya

tentang wanita dan amal ibadahnya. Ketika mendengar ceramah tersebut, ia

langsung menghayatinya lalu menangis teringat akan dirinya yang belum

Page 83: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

76

menjadi wanita shalehah. Setelah menangis, ia langsung bertekad untuk

menutup auratnya (memakai jilbab).

Setelah menangis dalam situasi yang dikondisikan ia merasakan ketenangan

dan tumbuh motivasi baru untuk memperbaiki diri. Namun ia merasakan

motivasi tersebut kadang timbul tenggelam.

Analisi kasus SR lebih jelasnya dapat dilihat pada skema di bawah ini.

Page 84: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

Skema 4.3Proses self-awareness pada tangis SR

dengan mediator alami

I SR I I{.Mediator

Ada kenyataan yg tdk sesuaikeing;nan seperti nilai kimia jelek.

berantem sm mama, membuatkecewa teman, salah paham dg

teman& curhat dg teman.

~Primary consciousness

• Attended sensory perception:sensitif

• Tidak ada recalled memory• Feelings: haru, bahagia, sedih,

kecewa

LMenangis

Lama, banyak sampai mata sembab

~Tdk terjadi proses self reflecting,self observing& self experiencing

~Self·Awareness

Bisa lebih mengendalikan emosinya,berusaha menjadi anak baik&

berusaha menjadi teman yg baik.Berusaha memperbaiki nilainya dgbelajar lebig giat.Namun merasa

tidak nyaman dengan tangisannya.

77

Skema 4.4Proses self-awareness dengan

mediator yang dikondisikan

I SR IL

Mediator:Ceramah, training ABCo

(muhasabah)

~Primary consciousness

• Attended sensory perception:menghayati, merenunginasihat yg disampaikangurunya, mempersepsikanmateri yg disampaikan olehtrainer ABCo

• Recalled memory: teringatdosa-dosa

• Feelings: perasaan bersalah,sedih, menyesall

~

I Menangis I~

Self reflecting, self observing&self experiencing

Merefleksi perjalanan hidupnyabahwa selama ini ia belum

menjadi hamba Allah yg baik,blm menjadi wanita shalehah&

merenungi amal ibadahnyaselama ini

~Self·Awareness

Menutup aurat, tumbuh motivasibaru untuk beramal shaleh

Page 85: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

78

4.2.3 Kasus DC

Pelaksanaan wawancara dengan lJC dilakukan di kampus Psikologi lantai

dua depan perpustakaan. Wawancara berlangsung hari Rabu, 20 Juni 2007.

Sebelumnya penulis sms subjek untuk janjian wawancara di kampus pukul

09.00 WIB, namun subjek baru hadir di kampus pukul sepuluh lewat, subjek

telat datang dikarenakan hujan. Setelah mendapat tempat yang nyaman

untuk wawancara, sekitar pukul10.30 WIB wawancara dimulai. Sebelum

penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada sUbjek, penulis

menjelaskan tujuan wawancara tersebut dan meminta subjek untuk mengisi

lembar kesediaan untuk diwawancarai.

DC adalah anak kedua dan empat bersaudara. Saat ini DC berusia 21 tahun.

Pada saat wawancara, DC memakai kemeja garis-garis berwarna kuning dan

celana jeans berwarna krem. DC duduk bersila sambil memangku tas

gembloknya, ia duduk di samping kiri penulis. la berjenggot tipis, rambutnya

agak keriting dan wajahnya nampak berjerawat.

DC mengatakan bahwa ia pernah menangis dan ia dapat menangis

tergantung kondisi. la mengatakan bahwa kata orang-orang ia sering

dikatakan me/o. Hal-hal yang biasanya membuat ia menangis adalah

menonton film. Yang membuatnya menangis adalah suatu kondisi yang

Page 86: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

79

menyedihkan dan film yang mengharukan seperti film-film drama baik drama

Indonesia maupun drama Barat. Kebanyakan film-film drama romantik yang

membuat ia menangis. la juga pernah menangis ketika melihat kucing disiksa

oleh temannya. Tangis tersebut baginya merupakan tangis empati dan

simpati.

la juga biasanya menangis ketika shalat dalam sujudnya, ketika ia teringat

akan dosa-dosanya. la biasanya menangis di tempat, yaitu ketika menangis

lagi nonton tv, ia menangis di situ juga di depan tv, ketika shalat di kamar, ia

menangis di kamar, ketika ia shalat di masjid ia menangis di masjid. la selalu

menangis pada tempat kejadian dan pada waktu kejadian pada saat itu juga.

Seperti ketika rnenonton film siang hari, maka ia menangis pada siang itu

juga, tidak siangnya menonton baru menangisnya di malam harinya.

DC biasanya rnenangis sendirian, tidak ada yang menemaninya. la

mengatakan bahwa masa kalau cowok menangis bilang-bilang kalau ia mau

menangis, jadi ia kebanyakan menangis seorang diri kecuali kalau menangis

bareng-bareng ketika muhasabah. Biasanya ia menangis sampai air matanya

menetes ke pipinya ketika nonton film, namun ia menangis sampai tersedu­

sedu ketika taqqarub (mendekatkan diri) pada Allah SWT. la biasanya

menangis karena teringat akan dosa-dosanya dan sama harapan­

harapannya.

Page 87: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

80

Selain menangis pada kondisi alami sehari-hari, DC pernah menangis

dengan perantara mediator, yaitu training ESQ (Emosional Spiritual Quotiont)

bulan Maret lalu. Training tersebut diadakall selama dua hari. DC mengikuti

training tersebut dengan niat untuk membersihkan hati. Ketika training ESQ

tersebut, pagi siang sore malam ia selalu menangis menguras air mata. Baru

masuk pagi-pagi sudah di suruh menangis, baru datang pagi-pagi sudah

muhasabah.

"Pernah ikut ESQ selama dua hari. Sekitar bulan, bulan Maret tahun ini. ..Yaa...mencoba apa ya. Ngebersihin hati aja. Beeeehhhh....ESQ ma gapagi, ga siang, ga malem nangis semua. Nguras air mata. Belum pernahkan ? emmmm coba aja ikut. Ni baru masuk pagi-pagi ni, udah suruhnangis. Baru dateng masuk pagi-pagi udah muhasabah."

Ketika training ESQ tersebut, apa yang dipandu oleh pembicara ia

persepsikan dahulu, ia cerna dahulu kemudian ia menjadi menangis. Seperti

ketika membahas tentang mencintai Rasul, ia menjadi ingat Rasul sehingga

menangis. Ketika membahas tentang dosa-dosa atau tentang mati, ia jadi

ingat akan hal itu sehingga menangis.

"Ya...ya yang lagi dipandu. Maksudnya misalnya ngebahas tentangmencintai Rasul. Jadi kan jadi inget Rasul. Jadi kebawa, nangis lagi.Ngebahas tentang dosa-dosa jadi inget dosa. Inget mati juga."

Setelah menangis ia m.erasakan kelegaan dan tumbuh harapan untuk

menjadi lebih baik. la merasakan ketika training tersebut ia merasa siap untuk

mati pada saat itu. Namun hal tersebut hanya bertahan seminggu, setelah itu

ia kembali ke diri asalnya lagI. Selain itu, bagi DC menangis dengan mediator

Page 88: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

81

yang dikondisikan menumbuhkan kesadaran pada dirinya. Setelah menangis

ia menjadi ingat akan apa tadi yang telah ia tangisi sehingga ia ingin menjadi

lebih baik lagi. Namun jangka waktu kesadarail itu hanya jangka pendek.

Beberapa jam setelah ia menangis kesadaran itu mulai luntur. Apa lagi ketika

nonton tv, semua jadi hilang, lupa lagi.

"Dampaknya....ya namanya training kan, secara gitu yah, maksudnya..Pokoknya pas saat Itu siap deh untuk mati. Yaaa namanya training cumabertahan seminggu doang, abis itu kembali lagi ke asa!.Kalo menangisnya... apa ya. Ya mungkin ada rasa kesadaran juga. Abisnangis kan masih inget tadi yang dinangisin apa....cuman yaaa, mungkinjangkanya cuma jangka pendek doang. Mungkin cuma beberapa jamsetelah itu, tapi kalo nonton tv lagi udah ilang....Iupa lagi. Kaya gitu."

Analisis kasus DC

Ada tiga jenis tangisan yang ada pada kasus DC, yaitu pertama tang is empati

dan simpati ketika menonton film-film romantik, tangis ini tidak berdampak

pada kesadaran dirinya, hanya sekedar tangis empati saja. Kedua, tangis

ketika shalat, ketika muncul perasaan ingin mendekatkan diri pada Allah

SWT, ia lalu merefleksi dan merenungi dirinya, teringat pada dosa-dosanya

sehingga menangis. Tangis tersebut berdampak pada kesadaran dirinya yaitu

keinginan untuk memperbaiki dirinya dan memperbaiki kesalahan-kesalahan

yang pernah dilakukannya. Ketiga, tangis dengan mediator training ESQ

(Emosional Spiritual Quotiont). Pada acara tersebut DC mendapatkan materi-

materi tentang kematian, mengingat Rasulullah Saw dan lain-lain, materi

Page 89: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

82

yang didapatkannya ia persepsikan pada kesadaran primernya (primary

consciousness) sehingga ia menjadi teringat kembali ingatan-ingatan masa

lalunya sehingga memunculkan perasaan menyesClllalu ia menjadi

menangisi dirinya. Dalam keadaan menangis ia merefleksi perjalanan

hidupnya yang akhirnya menumbuhkan kesadaran diri berupa keinginan

menjadi lebih balk. Namun kesadaran yang didapatkan ini hanya bertahan

sebentar (beberapa hari).

Analisis kasus DC tersebut dapat dilihat lebih jelas pada beberapa skema dibawah ini.

Skema 4.5Proses self-awareness DC pada tangis simpati& empati

I DC I~

MediatorNonton film2 romantik, melihat kucing disiksa

~Primary consciousness

• Attended sensory perception: tidak ada• Recalled memory: tdk ada• Feelings: simpati& empati

1Menangis

Air mata menetes ke pipi namuntidak sampai tersedu-sedu

,;

Self reflecting, self observing&self experiencing

Tidak ada

Self-awarenessTidak terjadi

Page 90: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

Skema 4.6Proses self-awareness DC

pada tangis dengan mediator shalat

I DC I~

Mediator:Shalat

~ --Self reflecting, self observing&

self experiencingIngin mendekatkan diri pd Allah.

Merenungi dosa-dosanya,merenungi keadaan dirinya.

~Primary consciousness

• Attended sensory perception:mempersepsikan diri&dosa-dosanya

• Feelings: perasaan menyesal&harap

• Recalled memory: ingat dosa-dosa

~Menangis

Sampai tersedu21 terisak2

~Self-awareness

Berusaha memperbaikidiri&kesalahan-kesalahannya.

83

Skema 4.7Proses self-awareness DC

pada mediator yang dikondisikan

I DC I~

Mediator:

ITraining ESQ (Emosional

Spiritual Quotient)

~Primary consciousness

• Attended sensory perception:mempersepsikan materi-materiyang disampaikan

• Recalled memory: ingatRasulullah, ingat dosa, ingat mati

• Feelings: perasaan menyesal

~Menangis

Sampai terisak-isak,menguras air mata

~Self reflecting, self observing,&

self experiencingTerkenang dosa-dosa masa lalu,

merefteksi perjalanan hidup.

~Self-awareness

Kesadaran untuk berubah menjadilebih baik, namun kesadaran tsb

tidak bertahan lama.

Page 91: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

84

4.2.4 Kasus YR

Pelaksanaan wawancara dengan YR dilakukan di kampus, di kolam Psikologi

lantai satu. Suasana pada saat itu cukup ramaL Wawancara itu berlangsung

hari Kamis, 21 Juni 2007 pukul 11.45 WIS. Wawancara ini merupakan

wawancara tak terduga, sebelumnya kami belum buat janji, namun karena

Allah SWT mempertemukan kami hari itu, kami langsung melakukan

wawancara saat itu juga. YR yang terlebih dahulu mendatangi penulis yang

sedang duduk di pinggir kolam. Setelah sepakat untuk diwawancarai saat itu

juga, akhirnya wawancara pun berlangsung. YR sangat kooperatif dan

terbuka dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan. la

menjawab dengan penuh kekhusyukan, namun kadang diselingi juga dengan

tawanya.

Pada saat wawancara, subjek memakai jaket kaos dan celana jeans

berwarna abu-abu, sepatu kets berwarna merah dan memakai tas gemblok di

punggungnya. YR berusia 23 tahun. la anak kedua dari empat berasaudara.

Dalam keluarganya ia memiliki sifat yang berbeda dari saudara-saudaranya.

Ketiga saudaranya lebih glamour kehidupannya, namun ia lebih apa adanya,

tidak suka dengan yang neko-neko dan bersifat keduniawian.

Page 92: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

85

YR merupal<an sosok seorang pria yang mudah menangis. la mengatakan

bahwa ia mudah menangis jika sedang ingat pada Tuhan-nya. Biasanya ia

ingat pada TUhan-nya ketika akan tidur dan ketika berdoa, sehingga pada

saat-saat itulah ia menangis. la juga menangis ketika mengikuti acara doa

atau zikir bersama. Kadang ia suka malu kalau menangis ditemani sehingga

ia !ebih sering menangis send irian kecuaii jika acara doa atau zikir bersama

itu. la biasanya menangis sebelum tidur sampai ia mengantuk dan akhirnya

tertidur. la juga biasanya menangis ketika shalat malam (shalat tahajud).

Namun shalat malam itu tidak rutin ia lakukan setiap hari, ia shalat malam

ketika ia sedang menginginkan perubahan pada dirinya, ketika ia merasa

beberapa minggu yang telah dilaluinya berlalu begitu saja, ia merasa banyak

dosa dan ingin berubah sehingga ia melakukan shalat malam itu. Pada shalat

malam itu ia menangis ketika berdoa. Meskipun shalat malam itu tidak rutin ia

lakukan, namun dalam sebulan pasti ada aktivitas shalat malam itu, namun

dalam seminggu belum tentu ada.

YR biasanya tidur malam pukul sepuluh atau sebelas. Dan bangun shalat

malam biasanya pukul tiga dini hari. Kegiatan pada shalat malam itu hanya

shalat tahajud dua rakaat dan berdoa. Kurang lebih doa dan shalat itu ia

lakukan dalam waktu sepuluh menit. la menangis tergantung panjangnya doa

yang ia panjatkan pada Allah SWT. Semakin panjang doa yang dipanjatkan,

maka semakin lama menangisnya. Biasanya ia menangis sampai lepek, lebih

Page 93: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

86

dari tersedu-sedu. Yang menyebabkan ia sampai menangis seperti itu adalah

perasaan bersalah (banyak dosa) dan mengharapkan kebaikan. Harapan

yang ia inginkan adalah mendapat bimbingan terus dari A!lah SWT dalam

hidup, keselamatan hidup, dimudahkan segala urusan dunia dan akhirat.

Sedangkan dosa yang membuat ia sampai menangis adalah pacaran dan

suka bohong sama orang tua. Kalau menangis sebelum tidur biasanya ia

menangis karena merenungi tentang dirinya. Kalau menangis ketika berdoa,

bukan hanya menangis karena mengharapkan kebaikan tetapi juga karena

mengharapkan ampunan dari Allah SWT. Setelah shalat tahajud biasanya

jika mengantuk ia tidur lagi, jika tidak mengantuk maka ia lanjutkan dengan

tilawah sampai dua a'in.

'Tenang. Kalo merenung tu pas lagi mo tidur. Kalo pas lagi berdoa mangga. Kalo berdoa langsung, langsung nangis, ya kalo berdoa nangis gahanya berharap, cuman ya....ngerasa pengen diampunin aja."

la merasakan ketenangan setelah menangis dan merasakan bahwa dengan

menangis membuat hatinya menjadi lembut dan menjadi mudah menerima

kebenaran. Dan yang ia pikirkan setelah menangis adalah kebaikan dan

harapan atas dirinya. Harapannya selain di atas, ada juga seperti ingin cepat

lulus kuliah, dimudahkan rezekinya, dan diselamatkan hidupnya dari segala

keburukan.

"Dampaknya....kaya gimana ya...bikin hati tu kayanya lembut,jadi. ...mudah menerima kebenaran."

Page 94: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

87

Sebenarnya ia merasa berdosa dengan pacaran dan ingin mengakhiri

pacaran tersebut, ia ingin putus dan tidak pacaran lagi. Namun ia tidak

pernah bisa untuk mengakhirinya. la sudah mencoba oeberapa kali untuk

putus dengan pacarnya, namun karena kedekatan dan sudah biasa bertemu

sehingga akhirnya jalan bareng lagi. la mengatakan semua itu tidak bisa

diakhiri karena saling ada kebutuhan satu sama lain, seperti tugas kuliah atau

sang pacar minta diantar ke suatu tempat. Dengan adanya pertemuan­

pertemuan yang didasari kebutuhan tersebut sehingga sulit bagi YR untuk

mengakhiri pacaran itu. Oleh karena itu YR sangat ingin segera menikah. la

suka iri jika melihat teman-temannya yang sudah menikah. Karena

menurutnya dengan menikah dapat menghindari dosanya pacaran. Namun ia

tidak berani seperti teman-temannya yang berani mengambil keputusan

untuk menikah. la terlalu mawas diri, melihat pada keadaan dirinya yang

belum bekerja. la merasa keyakinan pada Tuhan akan janji-Nya masih belum

setinggi teman-temannya. Keimanannya belum tinggi untuk meyakini janji

Allah SWT.

Selain ketika berdoa dan sebelum tidur YR menangis, ia juga kadang

menangis ketika sedang baca buku, atau nonton tv yang ada acara ceramah

atau tausiyah, namun kapasitas menangis tidak sebanyak seperti ketika

berdoa dan sebelum tidur, ia hanya berlinang air mata. YR lebih suka

menangis sendiri dari pada dengan mengikuti acara muhasabah yang

Page 95: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

88

dilal,ukan berjama'ah, karena ia lebih menghayati ketika menangis sendirian.

Kalau muhasabah bersama ia juga menghayati, tapi lebih dominan

menangisnya karena terbawa suasana orang-orang yang pada rnenangis.

"Menangis...kadang kalo lagi. ..kaya rarne-rarne gitu, kadang suka terbawasuasana gitu. Ya rnisalnya acara rnuhasabah gitu, yang tadinya kita ganangis, jadi ikutan nangis. Kadang saya suka bingung gitu Va, padahalsaya juga ngerasa kalo saya punya salah gitu va. Ya istilahnya tu,dengan....dengan.... dengan rnuhasabah, dengan rame-rame gitu jadigampang. Ya kalo sendiri juga gampang sih sebenernya. Cuman kalosendiri kan lebih menghayati. Kalo rame-rame terkadang, terkadangya...ga tau ikut-ikutan, tapi ya dihayati juga sih. Kaya yang ...terbawasuasana aja sih. Kalo rame-rame. Nah kalo sendiri, kalo sendiri apa...jadilebih bisa dihayatin gitu. Lebih berasa, ngga...ngga... ngga dibuat-buat."

YR juga menangis ketika menghadapi masalah dan masalah terberat baginya

dalam hidup ini adalah penyakitnya. la memiliki penyakit tumor paru-paru

yang harus segera untuk dioperasi, tapi ia tidak mau dioperasi. Penyakit ini

membuat ia menangis dan sadar serta ingat pada Allah SINT. la mengatakan

bahwa waktu dulu ia susah untuk ingat pada Allah SWT, baru setelah datang

penyakit ini, ia jadi sadar dan lebih banyak mengingat Tuhan-nya. Kadang ia

merasa putus asa menghadapi penyakitnya, namun ia tidak mau putus asa

dari rahmat Allah SWT. Kadang ia juga suka kepikiran bahwa waktu hidupnya

tidak lama lagi. Kadang ia merasa benjolan yang ada di paru-parunya

bergerak, jika ia ingat itu, hal itu membuatnya termotivasi bahwa ia harus

taat.

Page 96: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

89

Ketika menangis ia merasakan penghayatan yang lebih dalam. la lebih

banyak mengingat masa lalu dari pada harapan akan hari esok. Namun

setelah menangis ia menginginkan perubahan dan perbaikan pada dirinya.

Namun harapan atas perubahan dan perbaikan diri itu tidak sebanyak

penyesalan yang ia rasakan. la mengatakan bahwa ia harus sering

berkumpul dengan orang-orang yang benar agar ia selalu terjaga.

YR mengharapkan dalam kehidupan ia ingin selalu shalat berjama'ah awal

waktu. Dan ia sangat ingin menjalani hidupnya secara Islam seperti dalam hal

berpakaian. Namun karena ia merasa belum mampu menjalani hal tersebut,

sekarang ini ia baru bisa memelihara jenggotnya dulu, karena hal itu yang

paling gampang dilakukan. la ingin dalam segala kehidupannya tidak terlepas

dari Islam. Karena ia menganggap bahwa yang bisa menyelamatkannya

hanya Islam.

Analisa kasus YR

Pada YR lebih dulu terjadi self reflecting, observing& experiencing baru

akhirnya menangis dan kemudian baru lahir self-awareness dalam

religiusitas, yaitu berupa harapan-harapan untuk menjadi lebih baik, untuk

menjalankan perintah Allah SWT, untuk memperbaiki diri, muncul perasaan­

perasaan menyesal dan harapan untuk mendapat ampunan dari Allah SWT.

Page 97: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

Skema4.8Proses self-awareness pada tangis YR

dengan mediator yang dikondisikan

I YR I~

MediatorMuhasabah&zikir bersama

{-Primary consciousness

• Attended sensory perception: lebihkarena terbawa suasana orang2ygpd menangis

• Recalled memory: tidak ada• Feelings: terbawa suasana

LMenangis

Cuma berlinang air mata, tdk sampailepek

LSelf reflecting, self observing&

self experiencingAda penghayatan diri namun tdksedalam ketika menangis sendiri

LSelf-awareness

Tidak terjadi

92

Skema4.9Proses self-awareness YR pada

mediator perenungan diri

I YR I lLMediator:

Jika sedang ingat pada Tuhan-nya,ketika akan tidur, ketika shalat

malam&ketika berdoa.

LPrimary consciousness

• Attended sensory perception:harapan untuk slalu mendapatbimbingan dari Allah SWT dalamdidup, mengharapkankeselamatan & kemudahan segalaurusan dunia& akhirat.

• Recalled memory: teringat dosa-dosa& penyakitnya

• Feelings: perasaanbersalah&berdosa, merasahidupnya tidak lama lagi, merasablm menjadi hamba yg baik&berharap.

LSelf reflecting, observing&

experiencing.Merenungi dosa-dosanya seperti

pacaran&berbohong pd orang tua.Merenungi penyakitnya. Merenungi

hidupnya yang tidak lama lagLMerenungi masa lalunya.

LMenangis

Tersedu-sedu, sampai lepek danterisak-isak.

...Self-awareness

Merasa hatinya menjadi lembut& mudahmenerima kebenaran. Mengharapkan

perubahan&perbaikan pd dirinya.Berusaha menjalani hidup secara IslamL

Page 98: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

94

Keempat subjek tersebut pernah mengikuti salah satu mediator yang

dikondisikan yang memicu tangisnya. ID dengan mengikuti acara mabit, SR

dengan mengikuti training ABCo, DC dengan mengikuti training ESQ, dan YR

dengan mengikuti acara muhasabah dan zikir bersama yang diadakan di

mushala dekat tempat tinggalnya. Bagi ID dan SR, mereka merasa lebih

nyaman ketika menangis dengan mediator yang dikondisikan karena

tangisnya menjadi lebih jelas dan lebih memberikan kesan dan dampak yang

positif. Sedang bagi YR ia lebih suka menangis sendirian dalam perenungan

dan do'a panjangnya ketika shalat malam dan sebelum tidur daripada

menangis dengan mediator yang dikondisikan (muhasabah dan zikir

bersama). Sedangkan DC, pada tangis simpati dan empati ketika menonton

film-film romantic, tidak muncul kesadaran diri setelah menangis. Namun DC

merasa nyaman dengan kedua tangisnya ketika shalat sendiri maupun ketika

training ESQ. Kedua tangisnya tersebut melahirkan self-awareness. Namun

yang membuatnya sedih adalah dampak dari menangis ketika training ESQ

tidak bertahan lama.

Tidak semua tangis subjek melahirkan self-awareness meskipun tangis

tersebut dimediatori dengan mediator yang dikondisikan. Dan tangis dengan

mediator accidental pun ternyata tidak semuanya tidak melahirkan self­

awareness. Tangis tersebut dapat tidaknya melahirkan self-awareness

tergantung proses yang dilalui ketika akan menangis dan selama menangis.

Page 99: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

95

Tangisan yang melahirkan self-awareness adalah tangisan yang melalui

proses persepsi yang menjadi pusat perhatian pada kesadaran primer

(primary consciousness) dan ada proses self reflecting sebelum atau selama

atau setelah menangis.Tangis yang dialami keempat subjek itu membawa

kesadaran diri (self-awareness) pada diri mereka. Namun bagi YR, DC dan

SR kesadaran diri tersebut mereka rasakan tidak bertahan lama atau timbul

tenggelam. Kadang mereka sadar, lalu lupa kemudian sadar lagi. Makanya

YR mengatakan bahwa ia harus berkumpul dengan orang-orang agar

kesadaran diri yang telah ia dapatkan dapat selalu terjaga.

Lebih jelasnya lagi, keempat kasus di atas dapat dilihat perbandingannya

dengan tabel di bawah ini.

Page 100: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

Tabel4.2Analisis perbandingan antar kasus

96

No Subjek Proses menangis hingga meningkatkan self- Faktor-faktorawareness yang

meningkatkanself-awareness

1. 10 Pada mediator alaml (konllik dengan suaml, dlomelln AdanyaI ibu, disakitl ternan), mediator tersebut menjadl pusat pemusatan

perhatlan pada primary consciousness yaltu ternglang- perhatlanngiang perkataan suami, Ibu dan temannya pada terhadapmemonnya, serla muncul perasaan sedlh, kecewa, sakit mediator padahatl dan terluka schingga la menangls sampal tersedu- primarysedu, tldak ada self reflecting, observing& experiencing. consciousnessLalu muncul self-awareness yaltu meminta maal pada dan adanya selfsuaminya dan berusaha tawazun terhadap Ibunya. reflecting, selfPada mediator yang dlkondislkan (mablt-taujih,tasmi& observing &muhasabah) , mediator tersebut menjadl pusat perhatlan selfpada primary consciousness sehlngga la experiencingmempersepsikan ceramah yang dldengarnya, muncul selamaperasaan menyesal dan tenngat kelalalan-kelalalan dan maupundosa-dosanya sehlngga la menangis. Selama menangis sesudahla merefleksi din dan pengalaman-pengalaman menangls.dakwahnya sehlngga muncul self-awareness untukmemperbaiki dakwah sekolah dan kampusnya,memDerbaiki kesalahan dan kelalalannva.

2. SR Pada mediator alami (ada kenyataan yang tidak sesual Adanyakelnglnan, berantem sarna mama, salah paham dan pemusatanmembuat kecewa ternan), mediator tersebut menjadi perhatianpusat perhatlan pada primary consciousness nya yaitu terhadapmuncul perasaan haru, bahagia, sedih dan kecewa. mediator yangSehlngga la menangls sam pal matanya sembab. Pada diikutl padamediator alami inl tldak te~adl self reflecting namun primarytetap muncul self-awareness yaltu bisa leblh consciousnessmengendalikan emoslnya serla berusaha menjadi anak berupa hadirnyadan ternan yang balk. persepsl, tenngatPada mediator yang dlkondislkan (training ABeo), memon-memorimediator tersebut menjadl pusat perhatlan pada primary masa lalu serlaconsciousness nya yaitu te~adl penghayatan dan muncul berbagalperenungan atas maten training yang dlsampalkan, perasaan danmembuat dla tenngat dosa-dosanya sehlngga muncul adanya selfperasaan bersalah, sedih dan menyesali yang membuat reflecting, selfla menangls. Selama menangls la merefleksl perjalanan observing & selfhldupnya sehlngga akhirnya muncul self-awareness experiencingyaltu menutup aurat dan tumbuh motlvasl untuk beramal selama maupunshaleh. sesudah

menanQis.

Page 101: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

97

3. DC Pada mediator alami (nonton film-film romantic dan Adanya mediatormelihat kucing tersiksa), mediator t"rsp.but menjadi yangpusat perhatian pada primary consciousness berupa memunculkanperasaan simpati dan empati, sehingga ia menangis. self reflectingTidak te~adi self reflecting sehingga tidak muncul self- yang menjadiawareness. pusat perhatianPada mediator shalat terjadi self reflecting terlebih pada primarydahulu yaitu ingin mendekatkan din pada Allah. Lalu self consciousness.

Ireflecting tersebut menjadi pusat perhatian pada primaryconsciousness berupa persepsi pada dosa-dosa yangtelah dilakukan sehingga mencul perasaan manyesaldan harap yang membuat ia menangis hingga terisak-isak, sehingga muncul self-awareness yaitu berusahamemperbaiki dlri dan kesalahan-kesalahannya.Pada mediator y"ng dikondisikan (training ESQ), DCmempersepsikan materi training yang disampaikan,mengingat akan dosa-dosanya dan akan kematiansehingga menimbulkan perasaan menyesal yangmenjadi pusat perhatian pada primary consciousnessnya. Sehingga menyebabkan ia menangis hinggaterisak-isak menguras air matanya. Ada proses selfreflecting setelah ia menangis yaitu terkenang dosa-dosa masa lalu dan merefieksi pe~alanan hidupnya.Sehingga muncul kesadaran diri untuk berubah menjadi

I lebih baik.4. YR I Pada mediator yang dikondisikan (muhasabah dan zikir Adanya

bersama), te~adi pemusatan perhatian pada primary pemusatanconsciousness hanya berupa perasaan sedih akibat perhatianterbawa suasana orang-orang yang pada menangis. terhadapSehingga ia pun ikut menangis namun Cuma berlinang mediator padaair mata. Te~adi proses self reflecting selama menangis primarynam un tidak dalam. Dan tidak te~adi self awareness. consciousnessPada mediator atas perenungan diri ketika shalat malam dan adanya selfdan sebelum tidur te~adi pemusatan perhatian pada reflecting,mediator tersebut berupa harapan untuk selalu observing danmendapat bimbingan dari Allah SWT, teringat akan experiencingdosa-dosa dan penyakit yang dideritanya, sehingga sebelummenim bulkan perasaan bersalah dan berdosa dan menangis.merasa belum menjadi hamba yang baik. Primaryconsciousness tersebut mem buatnya self reflecting yaitumerenungi dosa-dosanya, penyakitnya dan masalalunya sehingga ia menangis hingga tersedu-sedusampai lepek. Lalu muncul self awareness berupakelembutan hati dan dapat menerima kebenaran,mengharapkan perubahan dan perbaikan din serlaberusaha menjalani hidup sesuai ajaran Islam.

Page 102: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

BABV

KESIMPULAN, DISKUSI dan SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak semua

tangisan melahirkan self-awareness. Dan tidak semua mediator melahirkan

tangisan yang membawa pada self-awareness. Tangisan yang dapat

melahirkan dan meningkatkan self-awareness adalah tangisan yang keluar

akibat mediator, seperti mediator yang accidental (alami) maupun mediator

yang dikondisikan yang dipersepsikan pada primary consciousness

(kesadaran primer) lalu pada kesadaran primer itu juga muncul ingatan­

ingatan masa lalu atas dosa-dosa dan kelalaian-kelalaian sehingga individu

merasa menyesali dirinya sehingga ia menangis. Selama menangis, ia

merefleksi dirinya, mengamati pengalaman-pengalamannya dan perjalanan

hidupnya. Sehingga setelah menangis muncul kesadaran diri untuk

memperbaiki hidupnya, memperbaiki diri dan kesalahan-kesalahannya.

98

Page 103: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

99

Pada subjek perempuan, terjadi dua jenis tangis yang sama yaitu tangis

akibat mediator yang accidental dan tangis akibat mediator yang

dikondisikan. Namun kedua tangis tersebut sama-sama melahirkan self­

i3'11/areness. Meskipun melahirkan self-awareness, subjek SR merasa tidak

nyaman dengan mudahnya ia menangis (mediator accidentaf) ketika terjadi

apapun baik yang menyedihkan maupun yang mengharukan. Sedangkan ID

menyesali tangis akibat kesensitifannya (mediator accidental) namun ia

merasa nyaman dengan tangis tersebut karena ia merasakan kelegaan

setelah menangis. Namun ID merasa lebih nyaman menangis dengan

mediator yang dikondisikan seperti dengan mengikuti acara mabit yang

berangkaian acara seperti tasmi',taujih dan muhasabah, menurutnya tangis

tersebut lebih bermakna daripada tangisnya sehari-hari.

Pada subjek laki-Iaki diperoleh data bahwa mereka hanya menangis ketika

merenungi dirinya yaitu ketika shalat dan sebelum tidur. Namun pada DC

terdapat tangis simpati dan empati ketika menonton film-film drama romantik

atau ketika melihat kucing disiksa, tapi tangis tersebut tidak melahirkan self­

awareness. Namun pada tangis ketika shalat, pada subjek DC dan YR lahir

self-awareness. Pada DC tangisnya dengan mediator yang dikondisikan

(training ESQ) juga melahirkan self-awareness namun kesadaran tersebut

tidak bertahan lama. Namun pada YR tangisnya dengan mediator yang

dikondisikan (muhasabah dan zikir bersama) tidak melahirkan kesadaran diri

Page 104: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

100

karena ia menangis hanya karena terbawa suasana orang-orang yang pada

menangis.

Pads, subjek perempuan mereka lebih nyaman menangis dengan mediator

yang dikondisikan, namun pada subjek laki-Iaki mereka lebih nyaman

menangis sendiri ketika shalat karena mereka jadi lebih menghayati

tangisannya.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasH penelitian dari keempat subjek di atas dapat dihasHkan

bahwa pada subjek wanita, mereka kebanyakkan menangis karena sifat

kesensitifannya. Namun tang is tersebut sebenarnya memberikan dampak

yang positif yaitu membuat mereka bisa lebih mengendalikan emosinya.

Sedangkan pada subjek laki-Iaki, tangis mereka jarang karena masalah

sehari-hari. Mereka lebih sering menangis karena hasH perenungan

sebelumnya. Mereka menangis karena sebelumnya memikirkan dirinya yang

begini-gini saja setiap harinya sehingga mereka merasa jenuh dan

menginginkan perbaikan pada dirinya sehingga ketika merenungi dirinya itu

mereka menangis, bukan hanya karena menyesali dosa-dosanya, tapi juga

Page 105: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

101

karena rasa pengharapannya pada Allah SWT. Mereka menangis karena

adanya keinginan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.

Hal terseiut sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Abdul Mujib, 2002

bahwa menangis bagaimanapun akan memberikan kelegaan bagi pelakunya.

Karena menangis memiliki arti komunikasi psikologis yang menyehatkan dan

merupakan pelampiasan kekesalan jiwa.

Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Frey, et al (1981) yang menyatakan bahwa wanita menangis lima kali

lebih banyak daripada laki-Iaki. Dan 85 persen wanita dan 73 persen laki-Iaki

melaporkan bahwa mereka merasa lebih baik setelah menangis

(www.google.com. 2006).

Penelitian Frey, et al (1981) sejalan dengan Allan dan Barbara Pease (2005)

mengatakan bahwa kelenjar air mata perempuan lebih aktif daripada pria,

konsisten dengan besarnya respon emosional dari otak perempuan. Pria

sangat jarang menangis di depan umum karena, dari sudut pandang evolusi,

seorang pria yang menunjukkan emosi, terutama di sekitar pria lain, akan

berada dalam situasi berbahaya. Dia akan terlihat lemah dan hal ini akan

mengundang pria lain untuk menyerangnya. Tetapi, bagi perempuan untuk

menunjukkan emosi kepada orang lain, terutama perempuan lain, dilihat

Page 106: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

102

sebagai tanda percaya, karena yang menangis menjadi bayi dan meletakkan

temannya dalam posisi orangtua yang melindungi.

Keempat subjt;k tersebut pernah mengikuti salah satu mediator yang

dikondisikan yang memicu tangisnya seperti mengikuti acara mabit, mengikuti

training ABCo, mengikuti training ESQ, dan mengikuti acara muhasabah dan

zikir bersama. Pada subjek wanita mereka merasa lebih nyaman ketika

menangis dengan mediator yang dikondisikan karena tangisnya menjadi lebih

jelas dan lebih memberikan kesan dan dampak yang positif. Sedangkan pada

subjek laki-Iaki, mereka lebih suka menangis sendirian dalam perenungan

dan do'a panjangnya ketika shalat malam dan sebelum tidur daripada

menangis dengan mediator yang dikondisikan (muhasabah dan zikir

bersama).

Tidak semua tangis subjek melahirkan self-awareness meskipun tangis

tersebut dimediatori dengan mediator yang dikondisikan. Dan tangis dengan

mediator accidental pun ternyata tidak semuanya tidak melahirkan self­

awareness. Tangis tersebut dapat tidaknya melahirkan self-awareness

tergantung proses yang dilalui ketika akan menangis dan selama menangis.

Tangisan yang melahirkan self-awareness adalah tangisan yang melalui

proses persepsi yang menjadi pusat perhatian pada kesadaran primer

(primary consciousness) dan ada proses self reflecting sebelum atau selama

Page 107: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

103

atau setelah menangis. Tangis yang dialami keempat subjek itu membawa

kesadaran diri (self-awareness) pada diri mereka. Namun kesadaran diri atas

hasil dari mediator yang dikondisikan pada keempat subjek dirasakan tidak

bertahan lama.

5.3 Saran

Saran ini penulis tujukan kepada:

a. Peneliti selanjutnya

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih variatif, disarankan pada

peneliti selanjutnya untuk memperbanyak teori khususnya tentang self­

awareness serta lebih mempertajam metodologi penelitian dalam

pemilihan subjek dan pengambilan data.

b. Lembaga pelatihan

Menangis sama nilainya dengan terapi humor, sehingga penulis

menyarankan pada lembaga pelatihan maupun konselor dan psikolog

agar menerapkan terapi tangis ini dalam pelatihannya sebagai suatu

proses peningkatan self-awareness.

Page 108: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

Taylor, Steven J& Robert Bodgan. 1984. Introduction ti Qualitative ResearchMethods. New York.

Ulwan, Abdullah Nashin. 2002. Tarbiyah Ruhiyah : petunjuk praktis mencapaiderajat taqwa. Jakarta: Robbani Press.

Uno, Hamzah B. 2(06. Orientasi Baru Da/am Psikologi Pembelajaran.Jakarta: Buml /\ksara.

Yusuf, Syamsu. 2003. Psikologi Belajar Agama. Bandung : Pustaka BaniQuraisyi.

Zohar, Danah& Ian Marshall. 2000. SQ: Spiritual Intelligence, The UltimateIntelligence. London: Bloomsbury.

Internet:

Borquist (1906). Tears. www.1stannex.com (2006)

Butler, Cate (2003). Tears-Nature's Emotional Processing?www.1stannex.com (2006)

Cornelius, Randolph (1986). Is Crying Good For You? www.1stannex.com(2006)

Frey, et.al (1981). Crying Behavior in the Human Adult. www.1stannex.com(2006)

It All Begins With Awareness. www.selfCreation.com (2006)

Kesadaran Diri. www.budiyono.com (2006)

Lutz, Tom (1999). Types ot Tears. www.answer.com (2006)

Past Ideas About Set-Evaluation. www.mtroyal.com (2006)

Shaiband, et.al (2001). When Tears Fail. www.1stannex.com (2006)

Ubaydillah (2003). Blokade Mental. www.e-psikologi.com (2006)

www.google.com (2006)

Page 109: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

wNW.higherAwareness.com (2006)

www.vtaide.comllifeskills/selfawareness.html(2000)

Mc;jalah:

Kesadaran Pencarian dar. Kesadaran Pencerahan. Tarbawi, edisi 146tahun 8, 4 Januari 2007, hal 6.

Page 110: pS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Skema 4.5 Proses Self-Awarenesspada tangis DC 82 Skema 4.6 Proses Self-Awarenesspada tangis DC

Lampiran 1

Pedoman Wawancara

Menangis

1. Apa Anda pernah mer.angis?

2. Apa Anda orang yang mudah menangis?

3. Apa yang menyebabkan Anda mudah menangis?/ Mengap<l Anda

mudah menangis?

4. Siapa biasanya yang menemani Anda ketika Anda menangis?

5. Dimana biasanya Anda menangis?

6. Kapan biasanya Anda menangis?

7. Apa biasanya yang menyebabkan Anda menangis?

8. Berapa lama (durasi) Anda menangis?

9. Berapa sering (frekuensi) Anda menangis?

10. Bagaimana keadaan (karakteristik) biologis Anda saat menangis?

11.Apakah Anda memerlukan mediaotor untuk memicu tangis Anda?

12.Apa Anda pernah menangis dengan bantuan mediator?

13. Apa mediator tsb?

14. Mengapa mediator tsb membuat Anda menangis?

15.Apa yang Anda rasakan dan persepsikan ttg mediator tsb?

16.Apa yang ada dalam pikiran Anda sebelum menangis sehingga

memicu Anda untuk menangis?

17. Menangis dulu baru ketika menangis menyadari dosa-dosa atau

sebelum menangis ingat dosa-dosa sehingga menjadi menangis?

18. Selama Anda menangis, apa yang Anda pikirkan atau apa yang ada

dalam pikiran Anda ketika Anda menangis?

19.Apa dampak mediator tsb bagi Anda?

20.Apa dampak menangis bagi Anda?