Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 18%
Date: Selasa, September 10, 2019
Statistics: 741 words Plagiarized / 4120 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------
PENGARUH ATRAKSI DOSEN ATAS DIMENSI DAYA TARIK FISIK TERHADAP SIKAP
BELAJAR MAHASISWA Cahyaningsih Pujimahanani Fakultas Sastra Universitas DR.
Soetomo E-mail:[email protected] Abstract The lectur er as the com
muni cator has the im port ant role in influen cing th e student’s lea rnin g attitude. All
lecturers, of course, hope to make their students have positive attitude in learning
activities.
The objective of the research is to find out how far th e lecturer ’s ph ysical att racti
veness influen ces the student’s learnin g a tt it ude on cognit ive, aff e cti ve, and conati
ve dimensions. On cognitive dimension, the t-count for physical attractiveness variable
(X) = 2.435 is greater than t-table = 1.999, which implies that Ha is accepted at a
significance level of 5%.
It can be said that partially physical attractiveness variable (X) has significant effect on
students' learning attitude variable on cognitive dimension (Y1). On afective dimension,
the t-count for physical attractiveness variable (X) = 3.130 is greater than t-table =
1.999, which implies that Ha is accepted at a significance level of 5%.
It can be said that partially physical attractiveness variable (X) has significant effect on
students' learning attitude variable on affective dimension (Y2). On conative dimension,
the t-count for physical attractiveness variable (X) = 0.514 is smaller than t-table =
1.999, which implies that Ho accepted at a significance level of 5%.
It can be said that partially physical attractiveness variable (X) does not have a significant
effect on students' learning attitude variable on conative dimension (Y3). Keywords:
attraction, physical attractiveness, learning attitude PENDAHULUAN
Dalam interaksi atau komunikasi edukatif yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk
tujuan pendidikan dan pengajaran atau dikenal dengan interaksi belajar-mengajar
mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi atau komunikasi dari pengajar yang
melaksanakan tugas mengajar di satu pihak, dengan warga belajar (siswa, anak didik/
subyek belajar) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain.
Interaksi atau komunikasi antara pengajar dengan warga belajar, diharapkan merupakan
proses motivasi untuk membentuk sikap positif 37 _siswa terhadap belajar. Maksudnya,
bagaimana dalam proses komunikasi itu pihak pengajar mampu memberikan dan
mengembangkan motivasi serta reinforcement kepada pihak warga
belajar/siswa/subyek didik agar bersikap suka (like) atau memiliki sikap yang favorable
terhadap kegiatan belajar secara optimal.
Di dalam dunia perguruan tinggi, proses komunikasi yang terjadi di saat melaksanakan
proses belajar mengajar, dosen sebagai komunikator memegang
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1
peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi mahasiswanya untuk bersikap
positif terhadap kegiatan belajar. Tugas dosen sebagai komunikator adalah
menyampaikan informasi baik itu pelajaran, nasehat, dan sebagainya kepada mahasiswa
sebagai komunikan dengan harapan apa yang disampaikan dosen dapat diterima
seratus persen oleh mahasiswa persis sama dengan apa yang dimaksud dosen dan
dapat memaksimalkan sikap positif mahasiswa dalam belajar.
Tetapi kenyataan tidak selalu sesuai dengan harapan. Dalam hal ini sering terjadi
mahasiswa tidak bisa menerima atau menyerap informasi yang diberikan oleh dosen
akibatnya mahasiswa tidak punya sikap positif untuk belajar walupun dosen tersebut
punya keahlian yang cukup tinggi di bidangnya. Ini berarti mahasiswa menjadi bersikap
negatif terhadap kegiatan belajar.
Artinya mahasiswa tidak suka (dislike) atau bersikap unfavorable terhadap kegiatan
belajar (Back, Kurt W., 1977: 3). Lebih fatal lagi kalau mahasiswa mulai enggan masuk
kuliah dengan alasan sang komunikator alias sang dosennya “ti dak enak ”. Hasil survey
Surat kabar Jawa Pos pada kolom Deteksi menyatakan bahwa seorang dosen favorit (
dosen sebagai komunikator yang sukses dalam mempengaruhi mahasiswa sebagai 38
_komunikan agar bersikap positif terhadap kegiatan belajar) tidaklah cukup ditunjang
oleh faktor keahlian saja tetapi ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya yang harus
dimiliki oleh seorang dosen. Faktor lain tersebut adalah atraksi (daya tarik) dari seorang
dosen. Dean C.
Barlund (1968: 71) ahli komunikasi interpersonal mengatakan, “M engetahui garis-garis
atraksi dan penghindaran dalam sistem sosial artinya mampu meramalkan dari mana
pesan akan muncul, kepada siapa pesan itu akan mengalir, dan lebih-lebih lagi
bagaimana pesan ak an dit eirma.”. Den gan b ahas a sederhana, ini berarti, dengan
mengetahui siapa tertarik kepada siapa atau siapa menghindari siapa, kita dapat
meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan terjadi. Makin tertarik kita kepada
seseorang, makin besar kecenderungan kita berkomunikasi dengan dia.
Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang lain tidak
semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita juga makhluk emosional. Karena
itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang
berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika kita membencinya, kita cenderung
melihat karakteristiknya secara negatif.
Daya tarik fisik/ physical attractiveness yang merupakan salah satu
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1
dimensi atraksi ternyata punya pengaruh dalam proses komunikasi antara komunikator
(penyampai pesan) dengan komunikan (penerima pesan). Umumnya komunikan
cenderung menyenangi komunikator yang tampan atau cantik.
Hasil penelitian telah membuktikan bahwa orang cantik atau tampan lebih besar
kemungkinannya untuk menjadi komunikator yang efektif. Shelly Cahiken (1979),
seorang psikolog wanita dari University of Massachusets, menelaah pengaruh
kecantikan dan ketampanan komunikator terhadap persuasi dengan studi lapangan. Ia
menyatakan bahwa atraksi fisik menyebabkan komunikator menarik, dan karena
menarik, ia memiliki daya persuasive.
Dion, Berscheid, dan Walster ( 1972) melakukan penelitian tentang penilaian orang pada
wajah-wajah cantik. Mereka dinilai akan lebih berhasil hidupnya dan dianggap memiliki
sifat – sifat yang baik. Menurut Drg. Ida Ayu Brahmasari, Dipl. DHE. MPK di Jawa Pos:
Deteksi bahwa dosen idola harus mempunyai good performance di kelas. Sebagai pusat
perhatian pada saat memberikan ilmunya di depan kelas.
Dosen yang berpenampilan rapi dan serasi biasanya lebih disukai mahasiswa (2001).
Beberapa penelitian lain mengungkapakan bahwa daya tarik fisik sering menjadi
penyebab utama 39 _atraksi personal. Karena orang senang pada orang-orang yang
tampan dan cantik, pada gilirannya orang-orang yang tampan dan cantik tersebut
sangat mudah memperoleh simpati dan perhatian dari orang lain.
Penelitian Harold Sigall dan Elliott Aronson men yim pulka n bahwa “ We are more
affected by attractive people than by physically unattractive people, and unless we are
specifically abused by them, we tend to like them bett er” (1972:218). Selain itu orang
cantik atau tampan juga efektif dalam mempengaruhi pendapat orang lain (Harai,
Naccari, dan Fataullah, 1974) dan biasanya diperlakukan lebih sopan (Sroufe, Choikin,
Cook, and Freman).
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka
dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Sejauhmanakah pengaruh atraksi
dosen atas dimensi daya tarik fisik terhadap sikap belajar mahasiswa atas dimensi
kognitif, afektif, dan konatif? KAJIAN PUSTAKA Teori Behaviourisme Teori ini sebagai
grand theory dalam penelitian ini. Pandangan dari kaum
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1
Behaviouristik pada dasarnya menganggap bahwa manusia itu sepenuhnya adalah
makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor yang datang dari luar.
Faktor lingkungan inilah yang merupakan penentu tunggal dari tingkah laku manusia.
Dengan demikian kepribadian individu dapat dikembalikan kepada hubungan antara
individu dengan lingkungannya.
Hubungan ini diatur oleh hukum-hukum belajar, seperti misalnya teori conditioning
(pembiasaan) dan peniruan. Demikian juga dalam komunikasi pendidikan antara dosen
dan mahasiswa menurut pandangan Behavioristik, pada dasarnya mahasiswa adalah
makhluk reaktif yang sikap belajarnya dikontrol oleh faktor-faktor yang datangnya dari
luar. Faktor lingkungan inilah yang merupakan penentu tunggal sikap manusia.
Salah satu pihak luar yang penting dan yang mempengaruhi sikap mahasiswa adalah
dosen (dosen yang mengajar mahasiswa tersebut). Teori Stimulus Respon Teori yang
dapat menjelaskan perubahan sikap dan perilku adalah Teori Stimulus Respon atau
S-O-R Theory. Yang menitikberatkan pada penyebab yang dapat 40 _mengubah sikap
tergantung pada kualitas rangsangan yang berkomunikasi dengan organism e (Mar ’at,
1984:27).
Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa yang dapat menentukan atau
mengubah sikap belajar mahasiswa agar menjadi positif atau negatif tergantung
rangsangan atraksi dosen yang berkomunikasi dengan mahasiswa tersebut. Teori ini
sebagai middle theory dalam penelitian ini. Teori ini juga dipengaruhi disiplin psikologi,
khususnya yang beraliran behaviouristik.
Teori ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses”aksi -reaksi ” yan g sangat sed
erhan a. Dalam hal ini yang terjadi adalah proses aksi dosen dan reaksi mahasiswa. Teori
ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat nonverbal,
gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk
memberikan respons dengan cara tertentu. Oleh karena itu proses ini sebagai
pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan.
Proses ini dapat berlangsung timbal balik dan mempunyai banyak efek. Setiap efek
dapat mengubah tindakan komunikasi berikutnya. Teori Jarum Hipodermik Teori ini
sebagai applied theory dalam penelitian ini. Teori ini mempunyai asumsi bahwa
komponen-komponen
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1
komunikasi (komunikator, pesan, media) amat perkasa dalam mempengaruhi
komunikasi.
Disebut Teori Jarum Hipodermik karena dalam teori ini dikesankan seakan-kan
komunikasi “disun ti kkan” lan gsun g ke dalam ji wa komunikan. Dalam hal ini, dosen
sebagai komunikator amat kuat dalam mempengaruhi proses komunikasi edukatif yang
terjadi antara dosen dan mahasiswa. Karena dosen yang dianggap komunikator
dianggap lebih dominan daripada mahasiswa, dia menjadi sangat perkasa dalam
mempengaruhi komunikan atau para mahasiswanya Model Jarum Hipodermik ini sering
disebut “Bullet Theory” (Teori P eluru ) karena komunikan dianggap pasif menerima
berondongan pesan-pesan komunikasi.
Bila kita menggunakan komunikator yang tepat, pesan yang baik, dan media yang
benar, komunikan dapat diarahkan sekehendak komunikator. Pengertian Sikap Istilah
sikap yang dalam Bahasa In ggris disebut “att it ude” p ertama kali digunakan oleh
Herbert Spencer (1862) untuk menunjuk suatu status mental seseorang. Menurut L.L.
Thurstone (1946), sikap sebagai tingkatan kecenderungan 41 _yang bersifat positif dan
negatif yang berhubungan dengan obyek psikologi yang meliputi: symbol, kata-kata,
slogan, orang, lembaga, dan sebagainya. Orang dikatakan memiliki sikap positif
terhadap suatu obyek psikologi apabila ia suka (like) atau memiliki sikap yang favorable,
sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi
bila ia tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap obyek psikologi (Back,
Kurt W., 1977:3).
Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak
menyenangkan, sehingga definisi sederhana tentang sikap menurut Bem : “Attitudes are
likes and dislikes.” (1970:14) Travers (1977), Gagne (1977), dan Cronbach (1977)
sependapat bahwa sikap melibatkan tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu: 1.
Komponen cognitive/ kognitif yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal fikiran.
Ini berarti berwujud pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapanharapan
individu tentang obyek. Jadi kognitif berupa pengetahuan, kepercayaan, atau pikiran
yang didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan obyek.
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1
2.
Komponen affective/ afektif : berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan
tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipasti, dan sebagainya yang
ditujuakan kepada obyek-obyek tertentu. Afektif menunjuk pada dimensi emosional dari
sikap yaitu emosi yang berhubungan dengan obyek. Obyek di sini dirasakan sebagai
menyenangkan atau tidak menyenangkan. 3.
Komponen behavior atau conative/ konatif: berwujud proses tendensi/ kecenderungan
untuk berbuat sesuatu obyek, seperti memberi pertolongan, menjauhkan diri dan
sebagainya. Konatif melibatkan salah satu predisposisi untuk bertindak terhadap obyek.
Pengertian Belajar Thorndike dalam Teori Konektionisme menyatakan dasar dari belajar
adalah asosiasi antara kesan panca indera ( sense impression) dengan impuls untuk
bertindak (impulse to action). Asosiasi yang demikian ini dinamakan “connecting”.
Dengan kata lain, belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon,
antara aksi dan reaksi. Dalam Teori Konektionisme, Thorndike mengungkapkan Law of
Effect yakni 42 _hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat kalau disertai
dengan perasaan senang atau puas, dan sebaliknya kurang erat atau bahkan bisa lenyap
kalau disertai perasaan tidak senang. “Bel ajar adal ah beruba h”.
Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku.
Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga
berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,
penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi
seseorang.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa
raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang
berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan konatif.
Belajar menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang
lain.
Mengenai perubahan status abilitas itu, menurut Bloom, meliputi tiga ranah/ matra,
yaitu: matra kognitif, afektif, dan konatif yang masing-masing dirinci lagi menjadi
beberapa jangkauan kemampuan (level of competence). Rincian ini dapat disebutkan
sebagai berikut:
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1
a. Kognitif: 1. Knowledge (pengetahuan, _Theory, dan Applied Theory yaitu Teori Jarum
Hipodermik
ingatan) 2. Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh) 3.
Analysis (menguraikan, menentukan hubungan) 4. Synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru) 5. Evaluation (menilai) 6. Application
(menerapkan) b. Afektif: 1. Receiving (sikap menerima) 2. Responding (memberikan _
TEORI BEHAVIORISTIME ? TEORI STIMULUS RESPON ? TEORI JARUM HIPODERMIK
---------------------------------------------------- Variabel Komunikasi-----? Variabel Efek
? Komunikator ? ? Daya tarik fisik/ physical attractiveness X Sikap Belajar Y 1.
Kognitif (Y1) Kerangka Operasional Variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini perlu
dioperasionalkan agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran konsep-konsep dalam
penelitian ini. Variabel-variabel dalam penelitian ini bersumber dari kerangka teoritis
yang dijadikan dasar penyusunan konsep berpikir yang menggambarkan secara abstrak
suatu gejala sosial. Variasi nilai dan konsep disebut variabel yang dalam setiap
penelitian selalu didefinisikan pengertiannya secara operasional.
Variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis
penelitian yang dirumuskan, yaitu dengan
respon) 3. Valuing( nilai) 4. Organization (organisasi) 5. Characterization (karakterisasi) c.
Konatif 1. Initonary level 2. Pre-routine level 3. Routinized level METODE PENELITIAN
Kerangka Konseptual Penelitian ini menggunakan Grand Theory yaitu Teori
Behaviorisme, Middle Theory yaitu Teori Stimulus Respon/ S-R 43 _ 2. Afektif(Y2) 3.
Konatif(Y3)
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1
cara menjelaskan pengertian-pengertian konkrit dari setiap variabel, sehingga dimensi
dan indicator-indikatornya serta kemungkinan derajat nilai atau ukurannya dapat
ditetapkan. Penelitian tentang Pengaruh atraksi dosen atas dimensi daya tarik fisik
terhadap sikap belajar mahasisawa mempunyai beberapa variabel yaitu: Variabel X
(Variabel Bebas) = daya tarik fisik/ physical attractiveness Variabel Y (Variabel Tak Bebas)
= sikap belajar mahasiswa, yang diperinci menjadi 3 sub variabel: Y1 = Kognitif Y2 =
Afektif Y3 = Konatif Tipe penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey.
Kerlinger (1973) mengemukakan bahwa penelitian survey adalah penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari
sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian
relative, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun
psikologis. Walaupun metode survey ini tidak memerlukan kelompok control seperti
halnya pada metode experiment, namun 44 _generalisasi yang dilakukan bisa lebih
akurat bila digunakan sampel yang representative ( David Kline:1980) Teknik
Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data dipergunakan metode angket yang
diberikan kepada 68 mahasiswa Fakultas Sastra Universitas DR. Soetomo sebagai
responden dengan alasan: 1. Sifat gejala yang akan diungkap 2.
Besarnya jumlah subyek penelitian Dalam pengumpulan data dipergunakan metode
angket tertutup yaitu angket yang terdiri dari pertanyaanpertanyaan dengan jawaban
sebagai pilihan. Dalam angket tersebut, peneliti mengukur sikap para responden
dengan menggunakan Skala Likert. Dalam menyatakan sikap, responden diminta untuk
memilih empat kategori jawaban ya kni ” S an gat S etuj u” ( S S ), “S etuj u” (S), “Tidak S
etuj u” (TS ), d an “S an gat Tidak S etuj u” (S TS) (Ahmadi, 199: 186).
SKALA PEMBOBOTAN QUIESTIONNAIRE Option Nilai Skala Sangat setuju 4 Setuju 3
Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1
ANALISA DAN PEMABAHASAN Uji Instrumen Penelitian Uji Validitas Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui validitas dan realibiliats masing-masing instrument
penelitian, sehingga instrument yang digunakan sebagai alat ukur memenuhi ketepatan
dan syarat sebagai variabel penelitian yang _digunakan untuk pemerolehan data.
Uji validitas ini dilakukan dengan menganalisa setiap item dengan cara mengkorelasikan
setiap skor item dengan skor total. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah
korelasi product moment atau korelasi Pearson. Syarat minimum untuk dianggap
memenuhi syarat adalah kalau koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0,3.
Maka item tersebut disabut valid (Masrun dalam Sugiyono, 2000:124).
Tabel I HASIL KORELASI ITEM PERTANYAAN VARIABEL DAYA TARIK FISIK (X) No. Butir
Koefisien Korelasi Signifikansi Keterangan Item 1 0,763 0,000 Valid Item 2 0,840 0,000
Valid
Tabel di atas menunjukkan untuk kesemua item pertanyaan penelitian untuk variabel
daya tarik fisik (X) koefisien korelasinya di atas 0,3.
Dengan demikian setiap item pertanyaan penelitian ini dapat dikatakan valid dan dapat
digunakan sebagai alat ukur penelitian. _ _Untuk hasil korelasi item-item pertanyaan
terhadap total skor untuk variabel kognitif (Y1) pada tabel 2 menunjukkan koefisien
korelasinya di atas 0,3, koefisien korelasi ini menandakan bahwa item-item pertanyaan
termasuk kategori valid, sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.
45 _Tabel 2 HASIL KORELASI ITEM PERTANYAAN VARIABEL KOGNITIF (Y1) No. Butir
Koefisien Korelasi Signifikansi Keterangan Item 1 0,764 0.000 Valid
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1 Item 2 0,772 0.000 Valid Item 3 0,704 0.000 Valid
Item 4 0,664 0.000 Valid Item 5 0,368 0.000 Valid Item 6 0,461 0.000 Valid Item 7 0,736
0.000 Valid Item 8 0,773 0.000 Valid Item 9 0,741 0.000 Valid Item 10 0,463 0.000 Valid
Untuk hasil korelasi item-item pertanyaan terhadap total skor untuk variabel afektif (Y2)
pada tabel 3 menunjukkan koefisien korelasinya di atas _0,3, koefisien korelasi ini
menandakan bahwa item-item pertanyaan termasuk kategori valid, sehingga dapat
digunakan sebagai alat ukur penelitian.
46 _Tabel 3: HASIL KORELASI ITEM PERTANYAAN VARIABEL AFEKTIF (Y2) No. Butir
Koefisien Korelasi Signifikansi Keterangan Item 1 0,341 0.000 Valid Item 2 0,418 0.000
Valid Item 3 0,489 0.000 Valid Item 4 0,612 0.000 Valid Item 5 0,842 0.000 Valid Item 6
0,543 0.000 Valid Item 7 0,714 0.000 Valid Item 8 0,712 0.000 Valid Item 9 0,719 0.000
Valid Item 10 0,842 0.000 Valid
Untuk hasil korelasi item-item pertanyaan terhadap total skor untuk _variabel konatif
(Y3) pada tabel 4 menunjukkan koefisien korelasinya di atas
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1
0,3, koefisien korelasi ini menandakan bahwa item-item pertanyaan termasuk _kategori
valid, sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.
47 _ Tabel 4 HASIL KORELASI ITEM PERTANYAAN VARIABEL KONATIF (Y3) Item 1 0,494
0.000 Valid Item 2 0,790 0.000 Valid Item 3 0,751 0.000 Valid Item 4 0,663 0.000 Valid
Item 5 0,772 0.000 Valid Item 6 0,557 0.000 Valid Item 7 0,706 0.000 Valid Item 8 0,473
0.000 Valid Item 9 0,460 0.000 Valid Item 10 0.768 0.000 Valid Tabel 5 HASIL UJI
RELIABILITAS VARIABEL DAYA TARIK FISIK (X) ****** Method 1 (space saver) will be used
for this analysis ****** REALIBILITY ANALYSIS – SCALE (ALPHA) Reability Coefficients N
of Cases = 68,0 N of Items = 2 Alpha = .6044
Uji Reliabilitas Realibilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran.
_Berdasarkan tabel 5 menunjukkan nilai Alpha > 0,6 maka uji reabilitas item-item
pertanyaan variabel daya tarik fisik dan layak untuk digunakan dalam penelitian.
No. Butir Koefisien Korelasi _Signifikansi Keterangan
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1
Total Skor Variabel Penelitian Daya tarik Fisik (X) Skor yang diberikan responden
tentang daya tarik fisik adalah nilai yang diperoleh dari jawaban menurut kategori yang
telah ditentukan yaitu menurut _pengukuran skala ordinal.
Setelah dilakukan perhitungan atas 2 item pertanyaan untuk mengukur daya tarik fisik
terhadap 68 responden diperoleh skor tertinggi 8 dan skor terendah 5. Distribusi
frekuensi dari 68 responden berdasarkan nilai skor diperoleh sebagai berikut:
48 _Tabel 6: HASIL SKOR TOTAL VARIABEL DAYA TARIK FISIK ( X) No Skor Total Variabel
X Frekuensi Persentase 1. 5.00 2 2.9 2. 6.00 10 14.7 3. 7.00 24 35.3 4. 8.00 32 47.1 TOTAL
68 100.0
Analisa Model dan Pembuktian Hipotesis Analisis Koefisien Regresi Untuk variabel tak
bebas Kognitif (Y1), nilai koefisien regresi variabel daya tarik fisik (X)= 0,227 artinya jika
daya tarik fisik (X) berubah dengan satu satuan,
Distribusi responden berdasarkan skor total masing-masing item tersebut, dapat
dilakukan pengelompokan skor total. Pengelompokkan skor total atas variabel daya
tarik fisik diharapkan dapat diperoleh gambaran lebih jelas tentang distribusi frekuensi
responden.
Pengelompokkan ini dilakukan atas dasar interval skor total terendah dengan skor total
di atasnya. Dengan menggunakan dasar pengelompokkan diperoleh tiga kelompok ukur
bagi skor nilai pengukuran daya tarik fisik, yaitu: Skor 6-8 termasuk katagori tinggi ; Skor
4-5 termasuk katagori sedang ; Skor 2-3 termasuk katagori rendah.
_Berdasarkan skor responden untuk variabel daya tarik fisik didapat gambaran bahwa
paling banyak responden pada katagori tinggi (6 – 8) sebanyak 66 orang, dan pada
katagori sedang ( 4 – 5 ) sebanyak 2 orang, dan pada katagori rendah ( 2 – 3) tidak ada.
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1
maka sikap belajar mahasiswa atas dimensi kognitif (Y1) akan berubah sebesar 0,227
satuan .
Untuk variabel tak bebas Afektif (Y2), nilai koefisien regresi variabel daya tarik fisik (X)=
0,142 artinya jika daya tarik fisik (X) berubah dengan satu satuan, maka sikap belajar
mahasiswa atas dimensi kognitif (Y1) akan berubah sebesar 0,142 satuan . Untuk
variabel tak bebas Konatif (Y3) nilai koefisien regresi variabel daya tarik fisik (X)=
0,02746 artinya jika daya tarik fisik (X) berubah dengan satu satuan, maka sikap belajar
mahasiswa atas dimensi kognitif (Y1) akan berubah sebesar 0,227 satuan .
Pengujian terhadap Kofisien Regresi (Uji Partial) Uji Partial untuk melihat apakah akan
terjadi hubungan secara partial, maka akan dilihat pengaruhnya secara partial atau
individu melalui Uji-t. Uji-t dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan ttabel
untuk masing-masing variabel pada signifikan (a) = 0,05. Untuk taraf keyakinan sebesar
95% dengan uji 2 ekor dengan derajat kebebasan 62. Derajat kebebasan sebesar 62
dalam table-t diperoleh = 1,999.
49 _Kaidah pengujiannya jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jika t-hitung <
t-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk menguji variabel daya tarik fisik dosen
terhadap variabel sikap belajar mahasiswa atas dimensi Kognitif (Y1) Hipotesis : Diduga
ada pengaruh daya tarik fisik terhadap kognitif.
Hipotesis yang akan diuji dapat dioperasionalkan sebagai berikut: Ho : ß 1 = 0 (Tidak
ada pengaruh daya tarik fisik terhadap kognitif) Ha : ß 1 ? 0 ( Ada pengaruh daya tarik
fisik terhadap kognitif) Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung untuk variabel daya
tarik fisik (X) = 2,435 ternyata lebih besar dari t-tabel = 1,999, hal ini menandakan
bahwa Ha diterima pada tingkat signifikansi 5% sehingga secara partial dapat dikatakan
variabel daya tarik fisik (X) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel
sikap belajar mahasiswa atas dimensi kognitif (Y1) Untuk menguji variabel daya tarik fisik
dosen terhadap variabel sikap belajar mahasiswa atas dimensi Afektif (Y2)
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1
Hipotesis : Diduga ada pengaruh daya tarik fisik terhadap afektif.
Hipotesis yang akan diuji dapat dioperasionalkan sebagai berikut: Ho : ß 1 = 0 (Tidak
ada pengaruh daya tarik fisik terhadap afektif) Ha : ß 1 ? 0 ( Ada pengaruh daya tarik
fisik terhadap kognitif) Untuk menguji variabel daya tarik fisik dosen terhadap variabel
sika belajar mahasiswa atas dimensi Konatif (Y3). Hipotesis : Diduga ada pengaruh daya
tarik fisik terhadap konatif.
Hipotesis yang akan diuji dapat dioperasionalkan sebagai berikut: Ho : ß 1 = 0 (Tidak
ada pengaruh daya tarik fisik terhadap konatif) Ha : ß 1 ? 0 ( Ada pengaruh daya tarik
fisik terhadap konatif) Berdasarkan perhitungan diperoleh t-hitung untuk variabel daya
tarik fisik (X) = 0,514 ternyata lebih kecil dari t-tabel = 1,999, hal ini menandakan bahwa
Ho diterima pada tingkat signifikansi 5% sehingga secara partial dapat dikatakan
variabel daya tarik fisik (X) tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
variabel sikap belajar mahasiswa atas dimensi konatif (Y3).
50 _Berdasarkan perhitungan diperoleh t-hitung untuk variabel daya tarik fisik (X) =
3,130 ternyata lebih besar dari t-tabel = 1,999, hal ini menandakan bahwa Ha diterima
pada tingkat signifikansi 5% sehingga secara partial dapat dikatakan variabel daya tarik
fisik (X) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel sikap belajar
mahasiswa atas dimensi afektif (Y2).
Dari hasil pengujian tersebut di atas, atraksi dosen atas dimensi daya tarik fisik secara
parsial tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel sikap belajar
mahasiswa atas dimensi konatif (Y3). KESIMPULAN Dari penelitian ini ditemukan bahwa
untuk menjadi dosen idola/ favorit dalam arti menjadi komunikator yang sukses untuk
mempengaruhi sikap belajar mahasiswa agar menjadi positif, tidak hanya ditunjang
faktor keahlian dan kesenioran dosen saja.
Ternyata ada faktor lain yaitu daya tarik fisik yang merupakan salah satu dimensi atraksi
dosen yang juga mempengaruhi positif atau negatifnya sikap belajar mahasiswa. Setelah
dilakukan pengujian hipotesa yang diajukan maka hasil yang dapat disimpulkan dengan
menggunakan Uji T, atraksi dosen atas dimensi daya tarik fisik berpengaruh
Jurnal Sastra dan Bahasa Vol.1 No.1
Daftar Pustaka Ahmadi, H. Abu, Drs. 1978. Didaktik-Metodik. Semarang:CV Toha Putra.
___________________ 1999 .
Psikologi sosial. Jakarta:PT Rineka Cipta. Ali, Mohammad. 1982. Penelitian Kependidikan
Prosedur dan Strategi. Bandung:Penerbit Angkasa Bandung. A.M., Sardiman. 2001.
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Rajawali Pers. Arikunto, Suharsimi. 1988.
Prosedur Penelitian. Jakarta:PT Bina Aksara. Ayu, Brahmasari Ida. 2001. Deteksi dosen
Idola. Jawa Pos. Ballachey, Egerton L., Richard S. Crutchfield, dan david Krech. Individual
in Society. Tokyo:McGraw-Hill Kogakusha, LTD.
Gordon, Thomas. 1990. Guru Yang Efektif. Terjemahan. Jakarta:Rajawali Pers. Hadi,
Sutrisno, Prof. Drs. MA. 1984. Methodology Research. Jogjakarta:Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Littlejohn, Stephen W. 1996. Theories of
Human Communication. Belmont:Wadsworth Publishing Company. Mulyana, Deddy,
M.A., Ph.D. 2000. Ilmu Komunikasi. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaludin,
Drs., M.Sc. 1991.
Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:PT Remaja Roskadarya. _______________. 2000.
Psikologi Komunikasi. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono, Dr. 2000. Metode
Penelitian Bisnis. Bandung:CV Alfabeta. Supranto, J, M. A. 1986. Statistik Teori dan
aplikasi Jilid 2. Jakarta Pusat: Erlangga. Universitas DR. Soetomo. 2001. Pedoman
Penulisan Proposal dan Tesis Program Pascasarjana Magister Ilmu Komunikasi.
Surabaya:Universitas DR. Soetomo.
terhadap sikap belajar mahasiswa atas dimensi kognitif dan afektif tetapi tidak 51
_mempunyai pengaruh terhadap sikap belajar mahasiswa atas dimensi konatif.
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% -
https://mafiadoc.com/proceedings-learning-organization-in-increasing-_598ea6001723
ddcc692f0fb2.html
<1% -
https://hamidahmenulis.blogspot.com/2013/01/interaksi-edukatif-di-sekolah_31.html
<1% - https://ikhsanaira.files.wordpress.com/2017/02/proposal-kuantitatif.pdf
<1% -
https://skripsi-ilmiah.blogspot.com/2018/05/pengaruh-reinforcement-terhadap.html
<1% - https://fahmiinformatika.blogspot.com/2011/11/sikap-bersosialisasi.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/zx5wxwoq-prosiding-seminar-nasional-program-studi
-pendidikan-sejarah-se-indonesia.html
1% -
https://dharianto97.blogspot.com/2013/11/relationship-dalam-komunikasi-antar.html
<1% -
https://andis8.wordpress.com/2012/04/27/atraksi-interpersonal-dan-hubungan-interper
sonal-psikologi-komunikasi/
<1% -
https://www.kompasiana.com/www.aisyahnuzula.com/54f71819a333110c248b4787/rela
si-komunikasi-interpersonal-dan-komunikasi
<1% -
https://www.academia.edu/19997854/Atraksidlmkomunikasiinterpersonaldanhubungani
nterpersonalword-140609083926-phpapp01
<1% -
https://id.scribd.com/doc/102433511/Jurnal-Penelitian-Komunikasi-Dan-Pembangunan
<1% - https://belajarkomunikasi2009.blogspot.com/2010/01/
<1% -
https://www.slideshare.net/BgLingga/psikologi-komunikator-dan-psikologi-pesan-3565
0418
<1% - https://deelylovina.blogspot.com/2012/11/psikologi-komunikasi.html
<1% - https://issuu.com/saci9/docs/edisi_539
<1% - https://pewarnahidup.blogspot.com/
<1% - http://sabda.org/artikel/book/export/html/22
<1% - https://id.scribd.com/doc/274043802/09E01014-pdf
<1% -
https://sastraminangkabau.blogspot.com/2009/09/sawirman-sang-pencetus-teori-lingui
stik.html
1% - https://mocikuedu.blogspot.com/2016/06/soal-dan-jawaban-uas-pengantar.html
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/2805/5/Bab%202.pdf
<1% -
https://muhammadden1.blogspot.com/2015/06/hakikat-guru-dan-pembelajaran.html
<1% - https://rhoni45.blogspot.com/2016/04/v-behaviorurldefaultvmlo_9.html
<1% - https://restukadilangudemak.blogspot.com/2011/10/hakikat-anak-didik.html
1% - https://hanifrahm.wordpress.com/2012/06/01/teori-behavioral-dan-kognitif/
<1% - https://kerjainyugas.blogspot.com/2017/01/makalah-komunikasi-keluarga.html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/319207887_Kajian_Pengetahuan_Prasyarat_te
ntang_Bangun_Ruang_Sisi_Datar_pada_Siswa_SMP_Kelas_VIII-7_SMP_Negeri_21_Malang
<1% -
https://blognyamahasiswakomunikasi.blogspot.com/2014/05/lanjutan-model-model-ko
munikasi-dan_610.html
<1% -
https://mafiadoc.com/hubungan-antara-persepsi-siswa-tentang-sikap-digilib_59cde3b6
1723ddf9655edbca.html
<1% -
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/01/kampanye_dalam_merubah_sik
ap.pdf
1% - http://digilib.unila.ac.id/12894/16/BAB%20II.pdf
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26212/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
1% - http://digilib.unila.ac.id/7465/15/BAB%20II.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/wq20rpjz-sikap-masyarakat-kota-palembang-terhada
p-pemindahan-pedagang-kaki-lima-pkl-pasar-16-ilir-palembang-ke-pasar-retail-jakabar
ing.html
<1% -
https://www.academia.edu/7555976/Nama_Kegiatan_Revisi_0_UNTUK_KALANGAN_SEN
DIRI_Daftar_Isi
1% -
https://hajatinubochari.blogspot.com/2008/12/definisi-belajar-dan-teori-belajar.html
1% -
https://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/10/proses-belajar-dalam-keperawata
n.html
<1% - https://semangatku55.blogspot.com/2016/08/pengertian-belajar-pengertian.html
<1% -
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4278/3/T1_172009012_BAB%20II.pdf
<1% -
https://mutiarahati08.blogspot.com/2011/11/upaya-peningkatan-prestasi-belajar-dan.ht
ml
<1% -
https://teknikindustriitm.blogspot.com/2009/12/hasil-balajar-penerapan-konsep-dasar.h
tml
1% - http://repository.upi.edu/5663/6/T_PEKO_110669_Chapter3.pdf
<1% - http://repository.unpas.ac.id/42126/
<1% -
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2337/BAB%20III.
pdf?sequence=14
<1% -
https://www.academia.edu/28981077/PENGEMBANGAN_INSTRUMEN_PENILAIAN_RAN
AH_SIKAP_DENGAN_MENGGUNAKAN_SKALA_LIKERT_UNTUK_KELAS_V_SEMESTER_2_BE
RDASARKAN_KURIKULUM_2013
<1% - https://sipil.ft.uns.ac.id/konteks7/prosiding/062K.pdf
<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/2094/7/08510046_Bab_3.pdf
<1% -
https://www.academia.edu/12466130/_KORELASI_PENAYANGAN_IKLAN_DI_MEDIA_ELEK
TRONIK_TERHADAP_PENINGKATAN_MINAT_NASABAH_MENGGUNAKAN_PRODUK_BAN
K_MUAMALAT_
<1% -
https://mafiadoc.com/jurnal-pendidikan-bahasa-dan-sastra-issn-1693-623x-vol-1-no-1-
_59d4b1561723dd351103623b.html
<1% - https://www.slideshare.net/yoansantoso/skripsi-yoan
<1% -
https://id.123dok.com/document/yeeevwey-prosiding-seminar-nasional-stkip-jb-2015.h
tml
<1% - https://ahmadtohirinstiess.blogspot.com/
<1% - http://eprints.stainkudus.ac.id/686/6/6Bab3.pdf
<1% -
https://www.spssindonesia.com/2015/05/cara-uji-independent-sample-t-test-dan.html
<1% -
http://fikom.weblog.esaunggul.ac.id/category/journal/?jclnhmpepcojsrzf?bjjzfbzahydnkb
za
<1% -
http://karyailmiah.narotama.ac.id/files/PENGARUH%20KUALITAS%20PRODUK,%20KUALI
TAS%20PELAYANAN%20DAN%20HARGA%20TERHADAP%20KEPUTUSAN%20PEMBELIA
N%20PADA%20RUMAH%20MAKAN%20SPESIAL%20BELUT%20SURABAYA%20H.%20PO
ER%20CABANG%20WIYUNG.doc
<1% - https://kampuskomunikasi.blogspot.com/2008/06/
<1% - https://putrahermanto.wordpress.com/2010/02/01/