54
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota PERTEMUAN KE-I URBAN GEOGRAPHY AN INTRODUCTION 1. Urban Geography Growth is rapid: can a city handle large numbers of migrants? Urban Areas: (aka cities) Centers of economic, political, cultural change First magnets for migration +50% of the population of the world 30% of sub-Saharan Africa lives in cities, this is rapidly changing Leads to rapid migration into the cities where it offers more resources and opportunities Over-urbanization Squatter settlements Urban sprawl 2. Top 10 Most Populous Cities What are the world’s top 10 most populous cities? 1. Tokyo, Japan 2. Seoul, South Korea 3. Mexico City, Mexico 4. New York City, United States 5. Mumbai, India 6. Jakarta, Indonesia 7. Sao Paulo, Brazil 8. Delhi, India 9. Osaka-Kobe-Kyoto, Japan 10. Shanghai, People’s Republic of China 3. Infrastructure defined Carrying capacity Population and Infrastructure

PERTEMUAN KE-I URBAN GEOGRAPHY AN …tpl101.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/234/2014/10/... · Primate Cities is a city whose population is at least twice the population

  • Upload
    ledieu

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

PERTEMUAN KE-I

URBAN GEOGRAPHY AN INTRODUCTION

1. Urban Geography

Growth is rapid: can a city handle large numbers of migrants?

Urban Areas: (aka cities)

Centers of economic, political, cultural change

First magnets for migration

+50% of the population of the world

30% of sub-Saharan Africa lives in cities, this is rapidly changing

Leads to rapid migration into the cities where it offers more resources and

opportunities

Over-urbanization

Squatter settlements

Urban sprawl

2. Top 10 Most Populous Cities

What are the world’s top 10 most populous cities?

1. Tokyo, Japan

2. Seoul, South Korea

3. Mexico City, Mexico

4. New York City, United States

5. Mumbai, India

6. Jakarta, Indonesia

7. Sao Paulo, Brazil

8. Delhi, India

9. Osaka-Kobe-Kyoto, Japan

10. Shanghai, People’s Republic of China

3. Infrastructure defined

Carrying capacity

Population and Infrastructure

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

What elements make up a city’s infrastructure?

Pieces of Infrastructure:

Roads, Bridges

Food dispersal,

Water supply

Power Plants/Power lines

Sewer system

Government Buildings

Health Services

Police/Fire Protection

Housing

Environmental Services

Schools

Law Enforcement

4. Urban Geography And Population Growth

What are some of the challenges to a cities infrastructure when population increases rapidly?

Primate Cities is a city whose population is at least twice the population of the second largest cit. Is

also the political, cultural, and economic center of a country. Examples:

Push and Pull Factors in Urban Geography

• Push factors out of rural areas

• Pull factors to urban areas

5. Issues Involving Urban Growth

About 35% of urban dwellers live in poverty. Urban growth enlarges problems with housing,

nutrition, healthcare and poverty. South America produces adequate food supplies, but the urban

poor are sometimes unable to afford it.

6. Factoids about South America and Urbanization

As of 2000, the urban population of South America made up almost 80% of the population. South

America has become the most urbanized area in the developing world. Shift from rural to urban

areas. Isolated rural areas and urban slums cause challenges and problems.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

7. Primate Cities and Asia

What primate cities are in Asia?

• List countries.

• List cities in each country.

• For each country calculate: Primate City Ratio: largest city/second largest city

• Mark countries and primate cities on blank map

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

PERTEMUAN KE-II

URBAN PROBLEM

1. Permasalahan Kota

Kemiskinan yang merebak

Pengadaan perumahan bagi penduduk miskin

Perkembangan kenampakan fisik kota yg tdk terkendali

Penyediaan lapangan kerja

Degradasi kualitas lingkungan kota

Tingginya arus urbanisasi

Kesemrawutan lalin transportasi

2. Penyebab Pertumbuhan Eksplosif Kota

• Industrial booming

• Revolusi transportasi

• Revolusi telekomunikasi

• Transformasi politik

3. Akibat Perkembangan Fisik Kota Yang Tidak Terkendali

• Hilangnya lahan pertanian produktif, subur, dan beririgasi teknis

• Maraknya spekulasi lahan

• Meroketnya harga pasaran lahan

• Pola sebaran bentuk pemanfaatan lahan yg semrawut

• Meningkatnya polusi udara, air, tanah

• Penurunan produksi dan produktivitas pertanian

• Degradasi kualitas lingkungan

• Menipisnya komitmen petani terhadap lahan dan kegiatan pertanian (Furuseth,

1982)

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

PERTEMUAN KE-III

URBANIZATION

1. Definisi Urbanisasi

Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dari desa

(kota kecil, daerah) ke kota besar (pusat pemerintahan). Selain itu, urbanisasi juga dapat

diartikan sebagai perubahan sifat suatu tempat dari suasana (cara hidup, dsb) desa ke

suasana kota.

Urbanisasi dipengaruhi oleh pertumbuhan alami penduduk daerah perkotaan,

migrasi dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan, reklasifikasi desa ke kota. Untuk

Indonesia, tingkat urbanisasi diproyeksikan mencapai 68 persen pada tahun 2025. Tingkat

Urbanisasi di empat provinsi di Jawa pada tahun 2025 sudah di atas 80 persen, yaitu di DKI

Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Banten.

2. Faktor Penarik Urbanisasi

Kehidupan kota yang modern & mewah

Sarana & Prasarana kota yang lengkap

Banyak Lapangan Pekerjaan di kota

Dikota banyak yang cantik dan ganteng

Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih maju

3. Faktor Pendorong Urbanisasi

Lahan pertanian yng smakin sempit

Sudah tidak cocok dengan budaya asal

Tidak banyak lapangan pekerjaan

Terbatasnya sarana dan prasarana desa

Memiliki impian kuat menjadi orang kaya /sukses

Urbanisasi dan kota, hal ini juga mengacu pada proses di mana penduduk pedesaan

pindah ke daerah perkotaan. Urbanisasi mengacu pada semua kota-kota di suatu negara,

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

dianggap sebagai sistem perkotaan. Sistem perkotaan adalah jaringan kota-kota individu

dalam suatu wilayah atau negara.

Dari gambar di atas memperlihatkan keadaan di seluruh dunia, benua Eropa dan

Amerika Serikat pada malam hari. Terlihat bahwa, Negara-negara di Eropa dan Utara Benua

Amerika lebih terang. Hal ini menunjukkan bahwa Negara-negara tersebut padat penduduk

dan daerah perkotaan telah berkembang pesat.

Penduduk Perkotaan dan Pedesaan

Negara-negara Kurang Dikembangkan

1950-2025

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Penduduknya tinggal di daerah perkotaan di wilayah utama dunia tahun 1950, 1975, 2000

dan 2025.

4. Sumber Urbanisasi

Sistem perkotaan suatu negara tumbuh terutama oleh:

a. Peningkatan populasi alami (kelahiran - kematian)

b. Migrasi dari daerah pedesaan (terutama di negara-negara dengan populasi pedesaan

yang besar)

c. migrasi dari negara-negara lain (terutama di Eropa dan Amerika Utara)

d. Reklasifikasi batas perkotaan untuk mencakup wilayah yang sebelumnya pedesaan

5. Urbanisasi di MDCS dan LDC

• MDCs

Ciri-ciri MDCs yaitu pertumbuhan pra-industri lambat, pertumbuhan industri yang

pesat, memperlambat lagi setelah populasi yang paling sebelumnya pedesaan di

kota-kota. Eropa, amerika utara, australia dan jepang, populasi adalah 75% sampai

80% perkotaan.canada is 80% urbanized.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

• LDCs

Ciri-ciri LDCs yaitu urbanisasi yang cepat tanpa industrialisasi proporsional

(pertumbuhan penduduk, kepemilikan lahan). Pada tahun 2020 mayoritas penduduk

LDC akan tinggal di daerah perkotaan dari 1 juta. Pada tahun 2020 sebagian besar

kota-kota besar dari 10 juta + akan di LDC

Urbanization

TEMUAN KE-IV

Kurva urbanisasi biasanya logistik atau S-berbentuk

6. Pertumbuhan perkotaan Speeding Up

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 2 juta penduduk:

Roma, Italia 2000 tahun

Wina, Austria 400 tahun

Vancouver, SM 115 tahun

Shenzhen, Cina 20 tahun

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Pertumbuhan Perkotaan dan Perdesaan LDC dan MDCS 1950-2025

Selama seperempat abad berikutnya, peningkatan urbanisasi akan hampir seluruhnya

disebabkan sub-Sahara Afrika dan Asia

Kota Dengan 10 Juta Orang Atau Lebih Tahun 2015

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Urbanisasi & Pertanyaan Populasi

1766-1834

Thomas Malthus dan Malthusianisme

“ populasi itu, bila tidak dikendalikan, meningkat

dalam perbandingan geometri, dan biaya hidup

bagi pria dalam rasio aritmatika. "

Thomas Malthus. 1798. An Essay on the Principle

of Population

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

PERTEMUAN KE-IV

PRINCIPAL OF URBAN GEOGRAPHY

1. Pengertian Kota

Definisi klasik (Amos Rappoport), kota adalah suatu permukiman yang relati besar,

padat dan permanen, terdiri dari kelompok individu yang heterogen dari segi sosial.

Definisi modern, kota adalah suatu permukiman dirumuskan bukan dari ciri morfolgi

kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruang efektif melalui pengorganisasian ruang

dan hirarki tertentu. Suatu daerah /kawasan yang memiliki tingkat keramaian dan

kepadatan penduduk yang tinggi. Di kota terdapat spesialisasi tenaga kerja, aglomerasi dan

efisiensi, skala ekonomi, berbagai pemasok, pelanggan, layanan, pusat administrasi dan

organisasi pertahanan.

2. Dinamika Kota

a. Penduduk Padat

b. Polusi Lingkungan

c. Kualitas lingkungan turun

d. Perumahan tidak memenuhi persyaratan

e. Terjadi slum area

f. Infrastruktur lingkungan terjamin

3. Kota-Kota Kuno

Crossroads, sumber air

a. Jericho (9000 SM)

b. Catal Huyuk (6000 SM)

c. Memphis (3000 SM)

d. Kerjasama irigasi, pertahanan Ur (5000 SM)

Interdependensi dari kota dan negara

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

4. Kota Abad Pertengahan

Kecil menurut standar sekarang, 1 mil persegi; 300.000 penduduk. Dikelilingi oleh

dinding, ladang pertanian, strategi militer, agama, persimpangan jalan.

5. Kota-Kota Industri

Pertumbuhan kota yang pesat. Kota baru: yang di rencanakan dan dikembangkan

dalam kaitan kota yang tumbuh dan berkembang : hubungan kota penunjang-kota induk,

sub kawasan–pusat kawasan. Kota baru dikembangkan dalam dalam kaitan fungsi dan

potensi tertentu pada lokasi baru.

Kategori kota baru, yaitu Kota pusat pemerintahan, industri, pertambangan, usaha

kehutanan, instalasi ketenagaan, instalasi militer, kota pusat rekreasi, permukiman khusus

berskala besar

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

6. Ekonomi Kota

Kebijakan serta institusi pemerintah pusat tidak lagi berperan dominan dalam

meningkatkan daya saing ekonomi sebuah negara. Peran itu sudah diambilalih oleh institusi

pemerintah yang lebih kecil, yaitu kota.

Director European Center for International Political Economy (ECIPE) Razeen Sally

mengatakan daya saing ekonomi kota yang meningkat menjadi penentu kemakmuran dari

sebuah negara-bangsa, regional dan dunia. Lebih dari sebelumnya, kota besar yang

terbentang mulai dari London ke Beijing adalah sumber kehidupan ekonomi global, karena

menguasai lebih dari 80 persen GDP dunia, kata Razeen dalam blog World Economic Forum,

Jumat (6/9).

Diakui Razeen, stigma bahwa ekonomi global itu masih berpusat kepadajaringan

ekonomi negara yang saling terhubung oleh perdagangan, modal, dan teknologi, masih

relevan saat ini. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, transaksi ekonomi lintas batas yang

paling intensif dilakukan oleh kota, terutama yang berada di pesisir. (merdeka.com)

7. Tata Guna Lahan

Tata guna lahan merupakan komponen keseluruhan dari suatu bentang lahan yang

mencakup tutupan vegetasi tanah, kemiringan, permukiman geomorfologis, sistem geologis

dan kehidupan binatang didalamnya. Pengertian lahan ditinjau dari 2 sisi:

a. Ditinjau dari segi fisik geografi, lahan adalah temapat dimana sebuah hunian tercipta

dan mempunyai kualitas fisik yg penting dalam penggunaannya.

b. Ditinjau dari segi ekonomi, lahan adalah suatu sumber data alam yang mempunyai

peranan penting dalam produksi.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

8. Pinggiran Kota

Daerah pinggiran korta merupakan suatu kawasan yang terjadi peryumbuhan

suburban dan tataguna lahan bercampur antara keperluan rural dan keperluan urban,

sehingga terbentuklah daerah peralihan antara perkotaan dan pedesaan.

Menurut Kurtz dan Eicher dmendefinisikan daerah penggiran kota

a. Daerah Interpenetrasi desa-kota yg ditandai oleh perubahan penggunaan lahan periferal

kepada penggunaan lahan kota

b. Daerah yang meliputi suburban(/Faubourgh adalah suatu area yang lokasinya dekat

pusat kota atau inti kota dengan luas mencakup daerah penglaju dan commuter), kota-

kota satelit, dan berbagai teritorial lainnya yang lokainya berdekatan dengan pusat kota

, dimana tenaga kerjanya terlibat dalam aktifitas kerja non-pertanian.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

c. Suatu daerah diluar batas kota resmi, tertapi berada dalam jarak ulang alik ( commuting

distance)

d. Suatu daerah pedesaaan yang terbuka dan tempat tinggal para individu yang sedang

bekerja di kota

e. Suatu daerah yang memiliki bidang pekerjaan dan orientasi kota dan desa yang saling

terjadi kontak.

9. Suburbs And Inner Cities

Tapi aglomerasi masih penting dan imigran masih tiba di kota-kota. Meningkatkan

pembangunan kembali pusat-pusat kota: LoDo di Denver, Battery Park di NYC, Jack London

Square di Oakland, Stasiun kereta api di Sakramen

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

PERTEMUAN KE-V

PEMANASAN GLOBAL DAN PERMASALAHAN PERKOTAAN

1. Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan global merupkan kenaikan suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh

peningkatan emisi karbon dioksida dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca

yang menyelimuti bumi dan memerangkap panas.

Kenaikan konsentrasi gas-gas rumah kaca (uap air, CO2, metan, Sox, dan NOx) di

lapisan atmosfir sebagian besar disebabkan oleh emisi pembakaran seperti pembakaran

hutan dan bahan bakar fosil. Sebelum revolusi industri (1760 – 1830), tercatat konsentrasi

karbondioksida (CO2) di lapisan atmosfir adalah 280 PPM. Saat ini tercatat konsentrasi

karbondioksida (CO2) di lapisan atmosfir adalah 380 PPM.

Sejak kira-kira tigapuluh tahun yang lalu, para ilmuwan sudah memberi peringatan

pada dunia berkenaan dengan akibat buruk yang ditimbulkan oleh Global Warming atau

Pemanasan Global, yang merupakan ancaman paling serius bagi umat manusia setelah

perang dingin.

Akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh Pemanasan Global, glacier di enam

benua mulai mencair, lautan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, demikian juga lapisan es

di Greenland, juga gletser di puncak puncak gunung mulai mencair, ini mengakibatkan

naiknya permukaan laut, badai yang menghancurkan muncul silih berganti, banjir dan

longsor semakin sering terjadi, kekeringan yang melanda pertanian bermunculan di mana-

mana, menyebabkan persediaan makanan dan air minum di dunia semakin menipis.

2. Dampak Pemanasan Global

Dampak dari terjadinya pemanasan globall dalam setengah abad mendatang

diperkirakan akan meliputi: Kenaikan permukaan laut, Perubahan pola angin, Penumpukan

es dan salju di kutub, Meningkatnya badai atmosferik, bertambahnya populasi dan jenis

organisme penyebab penyakit dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, perubahan

pola curah hujan dan siklus hidrologi, perubahan ekosistem hutan, daratan, dan ekosistem

alami lainnya.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

3. Pemanasan Global Terhadap Sosial Politik NKRI

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit,

gagal panen, peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat

menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai

dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai

dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit

kulit.

Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air

(Waterborne diseases) Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya

ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak.Selain itu bisa diprediksi kan

bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah

dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan

iklim (Climate change)yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu

seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak

menentu).

Situasi kini dan bila suhu bumi melebihi batas yaitu terjadi perubahan garis pantai,

penenggelaman ratusan pulau-pulau dan perubahan peta wilayah NKRI.

Kenaikan permukaan laut

Genangan Permanen di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang (Juni 2010)

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Genangan Permanen di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang (Juni 2010)

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

4. Kontribusi yang Dapat Kita Lakukan Terkait Pemanasan Global

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Dari diri sendiri (meminimalkan penggunaan mesin yang menimbulkan gas). Dari

pemerintah yang peduli lingkungan, dan kerjasama pemerintah dan produsen

mencanangkan peduli lingkungan.

PERTEMUAN KE-VI

MODEL ANALISIS PENGARUH PENANASAN GLOBAL DI WILAYAH PERKOTAAN

Coastal Land Topography Base on Terrestrial Survey

SLR Inundation Simulation Without Land Subsidence Correction

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

IKONOS 1m satellite image, the city of Semarang

SLR Inundation Simulation Without Land Subsidence Correction

Sea Level Rise 15,5 cm (20 years SLR simulation model)

SLR Inundation Simulation Without Land Subsidence Correction

Sea Level Rise 31 cm (40 years SLR simulation model)

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

SLR Inundation Simulation Without Land Subsidence Correction

Sea Level Rise 46,5 cm (60 years SLR simulation model)

SLR Inundation Simulation Without Land Subsidence Correction

Sea Level Rise 62 cm (80 years SLR simulation model)

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

SLR Inundation Simulation Without Land Subsidence Correction

Sea Level Rise 77,4 cm (100 years SLR simulation model)

SLR Inundation Area Coverage

Sea Level Rise 77,5 cm (100 years SLR simulation model)

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

SLR Inundation Impact

Potential Risk Area Impact of SLR Inundation, Semarang

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

SLR Inundation (With Land Subsidence Correction) Impact

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

PERTEMUAN KE-VII

KOTA DALAM PERPEKTIF LOKASI DAN POSISI

Aspek Keruangan

Geografi selalu berkaitan dengan aspek keruangan yang menyangkut lokasi dan

posisi. Landasan utama ilmu geografi adalah mendeskripsikan suatu objek pada suatu lokasi

secara tepat. Berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 2011 tentang informasi geospasial,

spasial merupakan aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak

dan posisinya.

Pemahaman tentang ilmu geografi dalam konteks UU No. 4 Tahun 2011. Geograf

mengindentifikasi elemen dasar terkait definisi geografi sebagai berikut:

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Peduli terhadap objek utama menyangkut muka bumi ketimbang ruang abstrak;

Focus terhadap aspek keruangan suatu kehidupan dan lingkungan serta hubungan

timbal baliknya;

Sensitif terhadap sumberdaya, variasi serta distribusinya di muka bumi.

Geograf tidak percaya pada solusi tanpa fakta dalam penyelesaian.

Pendekatan Analisis

Dalam mengimplementasikan ilmunya, para geograf tidak lepas dari tiga pendekatan, yaitu:

Spatial analysis (analisis spasial), mempelajari variasi lokasi dari suatu property yang

tepat/spesifik atau sekumpulan property.

Ecological analysis, membahas hubungan antara manusia dan lingkungan dan

menginterprestasikan keterkaitan dari keduanya;

Regional complex analysis, mengkombinasikan analisis spasial dan analisis ekologi.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

PERTEMUAN KE-VIII

TIPOLOGI KOTA-KOTA DI INDONESIA

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Target Kebijakan Pemerintah MP3EI

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Selain itu wilayah ini juga sebagai pusat-pusat kegiatan ekonomi, seperti Aceh,

Medan, Padang, Riau, Palembang, Jakarta, Semarang, Surabaya, Ujungpandang, Menado,

Ambon, Jayapura, adalah kota-kota di Indonesia yang saat ini sebagai pusat pemerintahan

maupun sebagai pusat kegiatan ekonomi.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Sebaran Kota-Kota Di Indonesia

Memungkinkan Menganalisis Distribusi Kepadatan Penduduk

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

PERTEMUAN KE-IX

POLA PERKEMBANGAN PERKOTAAN

Contoh Citra

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Land Changes Wetland

Infrastruktur Jawa – MP3EI

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

PERTEMUAN KE-X

KONSEP ECO CITY

The Origins and Evolution of Eco-City Development

Kondisi aktual kota-kota besar di negara-negara Selatan, seperti Indonesia, yang

padat penduduk, masihlah menunjukkan tatanannya yang serba chaotic. Kemacetan,

kebakaran, krisis air bersih, kriminalitas, keterasingan, dan lautan karbon, adalah

permasalahan yang menggambarkan kondisi kota. Singkatnya, sejujurnya dengan beberapa

indikator yang dideret tadi, kota tersebut sudah tidak lagi manusiawi (Sudah tidak layak

huni).

Konsep Eco-City

Kota yang secara ekologis dikatakan kota yang sehat. Artinya adanya keseimbangan

antara pembangunan dan perkembangan kota dengan kelestarian lingkungan. Konsep

ecological city atau eco-city diartikan sebagai sebuah kota yang hijau, sehat dan bersahabat

dengan lingkungan (Aston 1992, Roseland 1997).

Konsep ecocity digagas pada tahun 1994 dalam sebuah forum yang menamakan

dirinya International Forum on Globalization (IFG). Lembaga pendidikan di bidang ekonomi

dan penelitian memberikan analisis dan kritik mengenai dampak budaya, sosial, politik, dan

lingkungan dari globalisasi ekonomi. Kelompok ini memprakarsai proses perumusan

berbagai alternatif atas berbagai dampak buruk model globalisasi korporasi saat ini.

Problem perkotaan tidak luput dari keprihatinan mereka.

Eco-City dan Kota Berkelanjutan

Kota berkelanjutan memiliki makna yang luas, namun sering kali pemahamannya

dilihat dari segi konteks dan substansi mengarah pada keberadaan kota yang

memperhatikan lingkungan. Kota berkelanjutan mendekati visi tentang kota yang dicita-

citakan, dimana ia dihadapkan pada berbagai permasalahan-permasalahan yang tidak

mudah untuk menyelesaikannya.

Kota hijau atau “eco-city” dalam konsepnya menggabungkan prinsip pembangunan

“hijau” (green building) dengan memanfaatkan teknologi informasi (ICT) untuk

mengurangi/menghilangkan dampak-dampak buruk kota terhadap lingkungan. Konsep eco-

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

city lahir dilatar belakangi oleh kondisi aktual di perkotaan yang mengalami berbagai

permasalahan yang banyak terjadi di kota. Pembangunan Ecocity tergantung pada

hubungan yang sehat dari elemen dan fungsi kota, mirip dengan hubungan organ-organ

dalam organisme hidup yang kompleks.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

PERTEMUAN KE-XI

HOW CITIES CAN ENTER THE ECOLIGICAL AGE

1. Konsep Dasar Eco City

Eco city merupakan konsep kota yang hijau, sehat, dan bersahabat dengan lingkungan.

Konsep ini menekankan adanya ketergantungan fisik dari masyarakat pada kondisi

lingkungan. Dengan tujuan:

Membangun masa depan yang yang berkelanjutan

Pembangunan yang ramah lingkungan

Menjaga dan merawat sumber kehidupan manusia (air, water, and land)

2. Isu-Isu Terkait

Urbanisasi

Pertumbuhan penduduk akan mencapai 9 miliar pada tahun 2050

Peningkatan emisi mencapai 3,2 % pada tahun 2000-2005 tumbuh 4 kali lebih cepat

dari 10 tahun (1090-1099) sebelumnya yang hanya mencapai 0,8 %

Perubahan iklim

3. Perubahan Iklim

Dampak yang terjadi dari adanya perubahan iklim

Bencana alam (banjir), banjir besar yang menghantam Jakarta pada tahun 2007

menyebabkan 200,000 orang mengungsi dan kerugian sebesar US$879 juta.

Kerugian ekonomi; data mencatat 10 kota besar mengalami kerugian akibat bencana

mencapai US$3.000 miliar atau mencapai 5% produk domestik bruto dunia pada

2005. Pada 2070, jumlah total populasi yang terkena dampak cuaca ekstrim akan

meningkat tiga kali lipat menjadi sekitar 150 juta. Jumlah kerugian akibat cuaca

ekstrim juga akan meningkat drastis, mencapai US$ 35.000 miliar pada 2070 – naik

lebih dari 10 kali lipat dengan nilai setara dengan 9% produk domestik bruto dunia.

Maka dari itu harus ada konsep yang bisa mendukung tujuan dari ecological city ini.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

William Rees dan Mathis Wacknernagel memperkenalkan konsep ecoligical foot

print pada tahun 1990-An. Ecological Footprint adalah alat bantu untuk dapat kita

pergunakan dalam mengukur/menghitung luas lahan produktif dan laut yang diperlukan

untuk memberikan jumlah tertentu energi, makanan dan bahan-bahan untuk populasi

didefinisikan dalam massa tanah yang diberikan, dan luas lahan yang dibutuhkan untuk

menyerap emisi.

Ecological Footprint dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung

keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam mendukung

keberlanjutan kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui

apakah kegiatan konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan

ataukah sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam

defisit (penurunan kualitas) ekologi.

Selain ecological footprint, ada juga konsep carbon footprint dan water footprint

Carbon footprint adalah indikator mengenai dampak aktivitas manusia terhadap iklim global

yang dinyatakan dalam jumlah gas rumah kaca (GRK) yang diproduksi. Carbon footprint

secara konseptual menggambarkan kontribusi individu atau negara terhadap pemanasan

global. Carbon footprint dapat menunjukkan total emisi karbondioksida (CO2) dan gas

rumah kaca lainnya yang diemisikan pada seluruh proses untuk menghasilkan produk atau

jasa (Hoekstra, 2008).

Water footprint dikembangkan oleh Hoekstra pada tahun 2002. Water footprint

dapat merepresentasikan jumlah volume air tawar yang dibutuhkan untuk menjaga

keberlanjutan suatu populasi. Nilai water footprint umumnya dinyatakan dalam satuan

volume air yang digunakan setiap tahunnya. Saat ini, water footprint telah berkembang

menjadi alat analisis yang digunakan untuk mengarahkan perumusan kebijakan kearah isu-

isu mengenai keamanan air dan penggunaan air yang berkelanjutan di negara maju

(Hoekstra, 2008). Beberapa alternative solusi agar ecological city bisa tercapai, yaitu:

1. Green Planning and Design

2. Green Open Space

3. Green Community

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

PERTEMUAN KE-XII

CITY INDICATOR ON CLIMATE CHANGE

1. Karentanan Iklim

Terdapat empat kategori kerentanan iklim, antara lain:

a. Perubahan pada Suhu

Perubahan suhu berdampak pada efek panas pada daratan, permasalahan kualitas air,

peningkatan resiko kematian terkait suhu terutama untuk usia lanjut, sakit kronis, sangat

muda, dan terisolasi sosial

b. Perubahan pada Curah Hujan (Intensitas tinggi dan Kekeringan)

Perubahan intensitas curah hujan berdampak pada permasalahan pasokan air yang

terkontaminsi, meningkatnya resiko kematian, penyakit, infeksi, dan wabah penyakit

kulit, perpindahan penduduk besar-besaran, meningkatnya harga kebutuhan pangan.

c. Peningkatan aktifitas angin

Terjadinya badai dan topan, gangguan umun pasokan air, penarikan resiko cangkupan di

daerah-daerah yang rentan oleh asuransi swasta

d. Perubahan pada kenaikan permukaan air laut

Erupsi dan perendaman tanah, peningkatan masalah salinitas di muara dan pesisir,

gangguan permukiman ke daerah berkualitas rendah

2. Strategi Penanggulangan

a. Sumber Energi

Meningkatkan efisiensi pemasukan dan distribusi, pengalihan bahan bakar dari batu

bara ke tenaga nuklir dan gas, penerapan awal CO2 dalam penangkapan dan

penyimpanan.

b. Transportasi

Kendaraan yang bahan bakarnya lebih efisien, bahan bakar bio-energi, penggunaan

transportasi benas motor (bersepeda dan jalan kaki), land-use dan perencanaan

transportasi.

c. Bangunan

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Penggunaan lampu yang efisien pada siang dan malam hari, peralatan listrik yang lebih

efisien, dalam pemanasan dan pendiginan, perangkat, pemulihan dan daur ulang gas

buang.

d. Industri

Peralatan listrik yang lebih efisien dalam penggunaanBahan daur ulang dan subtitusi.

Kontrol emisi CO2

e. Limbah

Pemulihan metana pada TPA, pemulihan energi buang, mengontrol pengelolaan air

limbah.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

PERTEMUAN KE-XIII

ECO-CITIES IN CHINA: PEARLS IN THE SEA OF DEGRADING URBAN ENVIRONMENTS?

1. Gambaran Umum

Cina merupakan negara yang besar dengan jumlah penduduk 1,3 milyar jiwa. Dalam

10 tahun terakhir ini China menerapkan eco-city yang menjadi mode di dunia.

Pembangunan eco-city di China mulai diterapkan dalam merespon krisis lingkungan yang

berfokus kepada kawasan perkotaan yang padat karena sangat mudah mengalami degradasi

lingkungan terutama di kawasan pesisir dan sungai yang pertumbuhannya sangat cepat.

Dalam 30 tahun terakhir ini, industri perkotaan di China berdampak penting pada ekologi.

2. Eco-Cities In China

2.1 Tujuan

Eco-city yang diterapkan di China yaitu untuk menyediakan kondisi kota yang

berkelanjutan dan produktif karena eco-city memiliki potensi dalam pembangunan yang

mendukung instrument lingkungan dalam mengatasi permasalahan lingkungan.

Tabel Pertumbuhan Penduduk

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

2.2 Dongtan

Peta Administrasi Dongtan

Dongtan adalah sebuah kota yang terletak di pula Chongming China yang berlokasi di

sungai Yangtze dekat dengan shanghai. Pemerintah kota mendisain Dongtan dengan konsep

ramah lingkungan dan kota ini disebut-sebut akan menjadi kota paling hijau di dunia.

Kendaraan yang boleh beropreasi hanya kendaraan yang bertenaga listrik dan hidrogen saja,

ketika orang sampai di pesisir kota tersebut mereka harus memilih berjalan kaki,

menggunakan sepeda atau menggunakan transportasi yg ramah lingkungan tersebut.

Pertanian dan perkebunannya juga hanya boleh menggunakan tenaga listrik atau hidrogen

saja sehingga memperkecil produksi limbah yang dihasilkan.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

2.3 Tianjin

Peta Administrasi Tianjin

Pada 2007, pemerintah China membuat rencana kota hijau baru (eco-city) hasil

kerjasama pemerintah China dan Singapura. Tianjin Eco-City terletak sekitar 40 km dari

pusat kota Tianjin, sekitar 150 km di sebelah tenggara Beijing. Konsep Tianjin hampir sama

dengan Dongtan yaitu mendaur ulang sampah rumah tangga,saluran listrik kota diganti

dengan perangkat yang lebih hemat energy seperti penggunaan tenaga angin, matahari dan

panas bumi. Sistem transportasi di Tiangjin mulai beralih pada kendaraan jenis hybrid.

Sekitar 30 milyar yuan dana disuntikkan untuk program eco-city di daerah Tianjin. Program

akan selesai sekitar tahun 2020.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

The Cheonggye expressway prior to restoration. Source: The Preservation Institute Web Site

www.preservenet.com/.../FreewaysCheonggye.html

The Cheonggye River after restoration. Source: The Preservation Institute

Web Site www.preservenet.com/.../FreewaysCheonggye.html

3. Kesimpulan

Seiring berkembangnya zaman dan semakin majunya teknologi memiliki dua

pengaruh terhadap suatu kota, yaitu negatif maupun positif. Salah satu dampak dari hal

negative yang ditimbulkan adalah terjadinya degradasi lingkungan sehingga kota-kota yang

ada didunia keadaannya sangat kritis dan memperihatinkan. Sehingga timbulah konsep

untuk kawasan perkotaan yaitu Eco-city.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Di negara China mulai menerapkan konsep eco-city terhadap dua kota yang ada di

negaranya yaitu Dongtan dan Tianjin. Pemerintah China sadar bahwa kota yang

berkelanjutan adalah kota yang dapat bersinergi dengan lingkungannya sehingga tidak

terjadi degradasi lingkungan.

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

PERTEMUAN KE-XIV

ECO-INFRASTRUCTURES, FEEDBACK LOOP URBANISMS AND NETWORK OF INDEPENDENT ZERO CARBON SETTLEMENTS

UNWTO Sustainable Objectives

Source: United Nations World Tourism Organization

Eco-infrastructures at the city scale: map showing ecosystem land cover in study area.

Source: INVEMAR-Instituto de Investigaciones Marinas y Costeras “José Benito Vives De Andreis”

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Eco-infrastructure: reuse public space for rainwater storage connected through canals.Source: Compiled by author http://maps.google.com/maps

Network of Zero Carbon Settlements Within A Regional Park (The Mangrove Green-Belt)

Green Eco-Infrastructure-Ecological Corridors

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Orange Eco-Infrastructure: Diversity of Homes Around A Diversity Of Eco-Infrastructures

Water Plaza

Living Around A Water Plaza

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Grey Infrastructure: Multimodality And Accessibility

Renewable Energy Infrastructures

From Palafito Home To The House As A Unit For The Production of Renewable Energy,

Water Conservation And Urban Agriculture

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Site Plan For Jinji Lake Suzhou Source: Plan Courteous Of Aecom

Gadeokdo Modalopolis Island Source: Master Plan Presentation Board, Courteous of AECOM

Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

The Relationship of Sustainable Tourism and the Eco-city Concept

Sino-Singapore Tianjin eco-city master plan approach. Source: Sino-Singapore Tianjin Eco-city