6
PERSONAL DRUG Hepatitis Viral C: Seorang Wanita Usia 49 Tahun dengan Hepatitis C Diajukan guna melengkapi tugas kepaniteraan senior Bagian Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh: Wawan Gunawan 200.158 Widya Eka Nugraha 200.159 Willy Sutejo 200.160 Yanuar Ardani 200.161 Theofilus Ardy P 200.132 Tsaqyla Sabansya 200.133 Tyas Rahmaditia 200.134 Vania Petrina 200.135 Vianandra Retnani 200.136 BAGIAN FARMASI

Personal Drug

Embed Size (px)

DESCRIPTION

drug of choice in spesific case and pratical guide

Citation preview

Page 1: Personal Drug

PERSONAL DRUG

Hepatitis Viral C: Seorang Wanita Usia 49 Tahun dengan Hepatitis C

Diajukan guna melengkapi tugas kepaniteraan seniorBagian Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh:Wawan Gunawan 200.158Widya Eka Nugraha 200.159Willy Sutejo 200.160Yanuar Ardani 200.161Theofilus Ardy P 200.132Tsaqyla Sabansya 200.133Tyas Rahmaditia 200.134Vania Petrina 200.135Vianandra Retnani 200.136

BAGIAN FARMASIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2012

Page 2: Personal Drug

Didapat satu minggu yang lalu dari pemeriksaan laboratorium pasien :

Na 140 mEq/L

K 4.0 mEq/L

Cl 100 mEq/L

CO2 28 mEq/L

BUN 11 mg/dL

Serum kreatinin 1.0 mg/dL

Glukosa 111 mg/dL

TSH 2.32 µIU/ml

Hb 13.0 g/dL

Hct 39.3%

Trombosit 220.000/mm3

Leukosit 6.700/mm3

AST 177 IU/L

ALT 198 IU/L

Alkali phosphatase 86 IU/L

Bilirubin total 1.5 mg/dL

Albumin 3.5 g/dL

Protrombin time 12.3 detik

ANA ( - )

Fe serum 45 mcg/dL

HbsAg ( - )

Anti HAV ( - )

Anti HCV ( + )

HCV RNA (bDNA assay) 4.4 juta kopi/mL

HCV genotype I

HIV ( - )

Ferritin 83 ng/mL

TIBC 334 mcg/dL

Saturasi Transferin (T.Sat) 13.5%

Biopsi Hati

Fibrosis dan inflamasi derajat sedang sesuai dengan gambaran hepatitis kronik.

2

Page 3: Personal Drug

Diagnosis

Hepatitis C kronik

P-Drug Kemanjuran Keamanan Kecocokan Bentuk Sediaan dan Dosis

Interferon α Farmakodinamik: Interferon merupakan glikoprotein yang terjadi alamiahjika ada perangsangan dan mengganggu kemampuan virus menginfeksi sel. Meskipun interferon menghambat pertumbuhan berbagai virus in vitro, aktivitas in vivo pada virus mengecewakan. Interferon pegilasi memiliki khasiat yang lebih besar dalam menghalangi translasi HCV pada pasien genotype C/C IL28B yang menguntungkan

Farmakokinetik:Interferon diberikan secara intramuskular atau subcutan dan masuk melalui vena ke cairan sumsum tulang. Mekanisme kerja antivirus belum diketahui seluruhnya tetapi menyangkut induksi enzim sel pejamu yang menghambat translasi RNA virus dan akhirnya menyebabkan degadrasi mRNA dan tRNA virus

ESO: sakit kepala, nyeri otot,n lelah; nyeri pada tempat injeksi, demam, depresi, mual, kulit kering, gatal, mulut kering

KI: hipersensitivitas, hamil, dan laktasi. Riwayat atau adanya kondisi kejiwaan berat; riwayat penyakit jantung berat; gagal jantung berat atau klirens kreatinin <50 ml/menit; hepatitis autoimun, disfungsi hati berat, penyakit tiroid, epilepsy dan atau gangguan fungsi SSP

Interferon alfa-2a( 3 juta unit, 3x/ minggu)

Interferon alfa-2b (3 juta unit, 3x/minggu)

Interferon alfacon-1(9µg, 3x/minngu atau 15 µg, 3x/minggu)

Pegylated interferon-α 2a(180µg, 1x/minggu)

Pegulated interferon-α 2b(40-150µg, 1x/minggu)

Ribavirin Farmakodinamik:Ribavirin merupakan analog guanosin yang cincin purinnya tidak lengkap. Setelah

ESO:Hemolisis, anemia, neutropenia, mulut kering,

KI: terkena penyakit jantung berat 6 bulan yang lalu, hemoglobinopati, kondisi kesehatan

Kapsul 200mg

Aerosol (larutan 20

3

Page 4: Personal Drug

mengalami fosforilasi intrasel, ribavirin trifosfat mengganggu tahap awal transkripsi virus, seperti proses capping dan elongasi mRNA serta menghambat sintesis ribonukleoprotein.

Farmakokinetik: Ribavirin efektif diberikan peroral dan intravena. Terakhir digunakan sebagai aerosol untuk kondisi infeksi virus pernapasan tertentu, seperti pengobatan RSV. Penelitian distribusi obat pada primata menunjukan retensi dalam semua jaringan otak. Obat dan metabolitnya dikeluarkan dalam urin.

hiperhidrosis, asthenia, lemah, demam, sakit kepala, gejala menyerupai flu, kekakuan, BB menurun, pusing, gangguan GI, atralgia, mialgia, insomnia, somnolen, batuk, dispnea, faringitis, alopesia, depresi.

yang parah, termasuk gagal ginjal atau kliren kreatinin <50 ml/menit, epilepsy dan atau gangguan fungsi SSP. Sirosis hati tak terkompensasi, pasien dengan terapi imunosupresan (tidak termasuk penghentian jangka pendek kortikosteroid), hepatitis autoimun, penerima transplantasi yang mengalami supresi sistem imun, penyakit tiroid, adanya penyakit atau riwayat kondisi gangguan psikiatrik berat terutama depresi, ada upaya bunuh diri, hamil, suami dari ibu hamil, pasangan suami istri yang berusaha mempunyai anak kandung

mg/ml)

Dosis:Dewasa >18 tahun, >75 kg 600 mg, 2x/ hari pada pagi dan malam, ≤75kg 400 mg pada pagi hari dan 600mg pada malam hari’ PO, setelah makan.

4