13
Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI DENGAN METODE SISTEM GANDA (DUAL SYSTEM) Santi Widayani 17315853 Sulardi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok 16424 [email protected] ABSTRACT In Large part, Indonesia is a moderate to high intensity earthquake prone area. The condition has a major effect on the planning of earthquake-resistant building structures that must be observed in order not to cause major impacts. The aim of the research is to obtain a high-rise earthquake-resistant structure based on the terms and conditions in the procedures of earthquake resistance planning for the building structure of SNI 1726-2012. Then Planned Structure of reinforced concrete building earthquake resistant with a Special Moment Frame System (SMFS). The result of the calculation generates max θ earthquake stability = 0.0909 ≤ 0.25. Components of reinforced concrete structures are planned based on SNI 2847-2013 regulations. Where the calculation result for the upper structure is the slab consists of the floor slab (h = 140 mm). The recap of the floor slab recapitulation resulted in the focus reinforcement and field X and Y D13 225 and D13 250. The beam with a dimension of 400 × 700 resulted in a focus reinforcement of 6D19, lower focus 3D19, upper field 3D19, and lower field 5D19, while to leave the field D13 225 and the focus of D13 100. The column K1 with a dimension of 1100 × 600 resulted in a diameter reinforcement and a 16D25 pitch with a dash for a focus of 6D13 150 and to leave the field 6D13 200. For the lower structure use the Bored Pile Foundation with the calculation of the reinforcement requirement for the Pile cap for The Long Direction of 15d25 or D25 200 and for a Short Direction of 12d25 or D25 200. Then the budget plan required for planning the structure is Rp55.671.872.073. Keywords: earthquake, building planning, reinforced concrete, dual system.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

1

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI

DENGAN METODE SISTEM GANDA (DUAL SYSTEM)

Santi Widayani

17315853

Sulardi

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok 16424

[email protected]

ABSTRACT

In Large part, Indonesia is a moderate to high intensity earthquake prone area. The

condition has a major effect on the planning of earthquake-resistant building structures that

must be observed in order not to cause major impacts. The aim of the research is to obtain a

high-rise earthquake-resistant structure based on the terms and conditions in the procedures

of earthquake resistance planning for the building structure of SNI 1726-2012. Then Planned

Structure of reinforced concrete building earthquake resistant with a Special Moment Frame

System (SMFS). The result of the calculation generates max θ earthquake stability = 0.0909

≤ 0.25. Components of reinforced concrete structures are planned based on SNI 2847-2013

regulations. Where the calculation result for the upper structure is the slab consists of the

floor slab (h = 140 mm). The recap of the floor slab recapitulation resulted in the focus

reinforcement and field X and Y D13 – 225 and D13 – 250. The beam with a dimension of 400

× 700 resulted in a focus reinforcement of 6D19, lower focus 3D19, upper field 3D19, and

lower field 5D19, while to leave the field D13 – 225 and the focus of D13 – 100. The column

K1 with a dimension of 1100 × 600 resulted in a diameter reinforcement and a 16D25 pitch

with a dash for a focus of 6D13 – 150 and to leave the field 6D13 – 200. For the lower

structure use the Bored Pile Foundation with the calculation of the reinforcement requirement

for the Pile cap for The Long Direction of 15d25 or D25 – 200 and for a Short Direction of

12d25 or D25 – 200. Then the budget plan required for planning the structure is

Rp55.671.872.073.

Keywords: earthquake, building planning, reinforced concrete, dual system.

Page 2: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

2

ABSTRAK

Sebagaian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah rawan gempa dengan

intensitas sedang hingga tinggi. Kondisi tersebut berpengaruh besar dalam perencanaan

struktur gedung tahan gempa yang harus diperhatikan agar tidak menimbulkan dampak besar.

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan struktur gedung bertingkat yang tahan gempa

berdasarkan syarat dan ketentuan dalam tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk

struktur gedung SNI 1726-2012. Maka direncanakan struktur bangunan beton bertulang tahan

gempa dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Hasil perhitungan tersebut

menghasilkan kestabilan gempa θmaks = 0,0909 ≤ 0,25. Komponen struktur beton bertulang

direncanakan berdasarkan peraturan SNI 2847-2013. Dimana hasil perhitungan untuk struktur

atas adalah Pelat terdiri dari Pelat Lantai (h = 140 mm). Rekapitulasi penulangan pelat lantai

menghasilkan tulangan tumpuan dan lapangan arah x dan y D13–225 serta D13–250. Balok

dengan dimensi 400×700 menghasilkan tulangan tumpuan atas 6D19, tumpuan bawah 3D19,

lapangan atas 3D19, dan lapangan bawah 5D19, sedangkan untuk sengkang lapangan D13–

225 dan sengkang tumpuan D13–100. Kolom K1 dengan dimensi 1100×600 menghasilkan

tulangan tumpuan dan lapangan 16D25 dengan sengkang untuk tumpuan 6D13–150 dan untuk

sengkang lapangan 6D13–200. Untuk struktur bawah menggunakan Fondasi Bored Pile

dengan hasil perhitungan kebutuhan tulangan untuk pile cap untuk tulangan arah panjang

15D25 atau D25–200 dan untuk tulangan arah pendek 12D25 atau D25–200. Kemudian

Rencana Anggaran Biaya yang diperlukan untuk perencanaan struktur tersebut adalah

Rp55.671.872.073.

Kata Kunci: Gempa, Perencanaan Gedung, Beton Bertulang, Sistem Ganda.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan struktur bertujuan

untuk menghasilkan suatu struktur yang

stabil, kuat, awet, mampu menahan

beban layan, dan memenuhi tujuan

lainnya seperti ekonomis dan

kemudahan pelaksanaan. Untuk mecapai

tujuan perencanaan tersebut,

perencanaan struktur harus mengikuti

peraturan yang ditetapkan oleh

pemerintah berupa Standar Nasional

Indonesia (SNI), dan setiap perancangan

struktur gedung bangunan minimal harus

mengikuti SNI atau peraturan-peraturan

lain yang bisa dibuktikan secara teoritis.

Dalam perencanaan bangunan

gedung ini digunakan beton bertulang,

karena beton merupakan material yang

kuat dalam kondisi tekan tapi lemah

dalam kondisi tarik. Kuat tarik beton

bervariasi dari 8% 14% kuat tekannya.

Dengan sifat tersebut, beton

dimanfaatkan sebagai material

pembentuk struktur yang baik seperti

beton bertulang, dimana dalam struktur

tersebut beton dan tulangan baja yang

kuat terhadap tarik bekerja sama

menahan gaya-gaya yang ada. Agar

bangunan struktur beton bertulang dapat

berfungsi dengan baik, perancang

struktur wajib mendesain elemen-

elemen dengan tepat. Elemen yang

sering digunakan dalam struktur beton

bertulang yaitu, pelat lantai, balok,

kolom, dinding dan fondasi.

Page 3: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

3

Sehubungan dengan hal diatas,

penulis ingin melakukan perencanaan

gedung bertingkat tahan gempa 32 lantai

pada wilayah gempa berat dengan

menggunakan sistem rangka beton

bertulang pemikul momen khusus

(SRPMK), sesuai dengan SNI 03-

2847:2013 tentang Persyaratan Beton

Struktural untuk Bangunan Gedung dan

SNI 03-1726:2012 tentang Tata Cara

Perencanaan Ketahanan Gempa untuk

Bangunan Gedung dan Non Gedung.

Kedua SNI ini merupakan dasar utama

dalam perencanaan struktur dengan sistem

struktur penahan gaya seismik. Dengan

pedoman Standar Nasional Indonesia ini,

diharapkan struktur mampu bertahan dari

beban gravitasi dan beban gempa tanpa

mengalami kegagalan struktur. Apabila

terjadi kegagalan struktur balok sehingga

dapat memberikan tanda dan waktu bagi

penghuni gedung untuk menyelamatkan

diri sebelum kegagalan kolom terjadi.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan

tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan struktur bangunan

gedung apartemen 32 lantai

sesuai dengan SNI 2847:2013.

2. Menghasilkan dimensi yang

digunakan untuk elemen struktur

atas seperti pelat, baok, kolom

dan dinding geser (shear wall).

3. Mendapatkan jumlah tulangan

struktur kolom, stuktur balok,

struktur pelat lantai, struktur

dinding geser dan tulangan

struktur fondasi.

4. Mendapatkan harga Rencana

Anggaran Biaya (RAB) dari

bangunan gedung apartemen 32

lantai yang direncanakan.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penyusunan

laporan Tugas Akhir ini, antara lain

sebagai berikut :

1. Struktur bangunan yang ditinjau

adalah Gedung Apartemen Trans

Park Cibubur.

2. Perencanaan meliputi struktur

bawah yaitu fondasi bored pile dan

struktur atas yaitu balok, kolo,

pelat lantai dan dinding geser.

3. Struktur dirancang dengan

menggunakan beton bertulang.

4. Perencanaan gempa dengan

menggunakan Tata Cara

Perhitungan Perencanaan Gempa

untuk Struktur Bangunan Gedung

dan Non-Gedung (SNI

1726:2012).

5. Analisis struktur beton bertulang

menggunakan Persyaratan Beton

Struktural untuk Bangunan

Gedung (SNI 2847:2013).

6. Perhitungan beban berdasarkan

Persyaratan Beban Minimum untuk

Persyaratan Bangunan Gedung dan

Struktur Lainnya (SNI 1727:2013).

7. Wilayah zona gempa 4

8. Analisis struktur dengan

menggunakan software ETABS.

9. Menghitung volume pekerjaan dan

Rencana Anggaran Biaya (RAB)

struktur untuk Gedung Apartemen

32 lantai.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Rangka Pemikul Momen

Khusus (SRPMK)

Sistem rangka struktur yang pada

dasarnya memiliki rangka pemikul beban

gravitasi secara lengkap. Beban lateral

dipikul rangka pemikul momen terutama

melalui mekanisme lentur.

Page 4: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

4

Komponen struktur yang

memikul lateral dan gaya aksial

(kolom) yang diakibatkan oleh beban

gempa bumi, serta beban aksial

terfaktor yang bekerja melebihi

Agf’c/10, harus memenuhi persyaratan

ukuran penampang sebagai berikut :

1. Ukuran penampang terkecil, diukur

pada garis lurus yang melalui titik

pusat geometris penampang, tidak

kurang dari 300 mm.

2. Perbandingan antara ukuran

terkecil penampang terhadap

ukuran dalam arah tegak lurusnya

tidak kurang dari 0,4 mm.

2.2 Sistem Ganda (Dual System)

Sistem ganda pada dasarnya terdiri

dari :

1. Rangka ruang memikul seluruh

beban gravitasi.

2. Pemikul beban lateral berupa

dinding geser atau rangka bresing

dengan rangka pemikul momen.

Rangka pemikul momen harus

direncanakan secara terpisah

mampu memikul sekurang-

kurangnya 25% dari seluruh beban

lateral, sedangkan sisanya akan

dipikul oleh dinding geser.

3. Kedua sistem harus direncanakan

untuk memikul bersama-sama

seluruh beban lateral dengan

memperhatikan interaksi antara

sistem rangka pemikul momen

dengan dinding geser.

4. Sistem ganda dengan rangka

pemikul momen khusus yang

mampu menahan paling sedikit

25% gaya gempa yang ditetapkan.

2.3 Analisis Gempa

Beban gempa adalah beban yang

timbul akibat perencanaan getaran tanah

pada saat gempa terjadi.

Analisa yang digunakan pada

perencanaan ini adalah metode analisis

respons spectrum. Renspons spectrum

adalah suatu spectrum yang disajikan

dalam bentuk grafik/ plot antara periode

getar struktur T, lawan respns-respons

maksimum berdasarkan rasio redaman

dan gempa tertentu. Respons-respons

maksimum dapat berupa simpangan

maksimum (Spectral Displacement, SD),

kecepatan maksimum (Spectral Velocity,

SV) atau percepatan maksimum (Spectral

Acceleration, SA) massa struktur singe

degree of freedom (SDOF), (Widodo,

2001). Pembebanan gempa respons

spectra berguna untuk melihat perilaku

dinamik dari pola geser bangunan tinggi.

3. METODE PENELITIAN

Perencanaan struktur memiliki

beberapa metode dan tahapan yang harus

dilakukan agar mendapat hasil yang

optimal dan sesuai. Berikut merupakan

tahapan yang akan dilakukan dalam

perencanaan struktur :

1. Persiapan literature

Pada tahap ini dilakukan

pengumpulan informasi atau

referensi yang berkaitan dan

mengacu pada tugas akhir.

Literature yang akan digunakan

sebagai acuan seperti SNI

1726:2012, SNI 1727:2013, SNI

2847:2013 dan PPIUG 1983.

2. Data perencanaan

Dalam melakukan proses

pembangunan gedung, perlu

adanya gambaran yang berkaitan

dengan struktur dan kontruksi

bangunan yang sedang

direncanakan.

Page 5: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

5

3. Preliminary design

Preliminary design merupakan

desain awal dalam menentukan

dimensi penampang struktur

yang nantinya akan digunakan

dalam pemodelan struktur

menggunakan software ETABS.

4. Pemodelan struktur

Memodelkan struktur gedung

menggunakan software ETABS

dengan memasukan data yang

sudah diperoleh seperti

preliminary design, mutu

material dan pembebanan.

5. Pengecekan perilaku struktur

Pengecekan perilaku struktur dari

hasil proses pemodelan untuk

penentuan struktur apakah sudah

sesuai dengan syarat SNI

1726:2012.

6. Desain penulangan

Mendesain penulangan pelat,

balok, kolom dan shear wall

(dinding geser) sesuai dengan

syarat SNI 2847:2013 dengan hasil

gaya dalam yang diperoleh dari

ETABS.

7. Desain fondasi tiang

Menentukan jumlah kebutuhan

pondasi tiang yang diperlukan dan

tebal dimensi pile cap dalam setiap

kolom dan shear wall.

8. Rencana anggaran biaya

Menentukan biaya yang

diperlukan dalam pelaksanaan

proyek dengan harga yang

berbeda, sesuai volume pekerjaan.

Gambar 1. Diagram Alir

Metode Penelitian

Page 6: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

6

4. DATA PERANCANGAN

4.1 Data Umum

Adapun penjabaran dari data

umum desain struktur perancangan

gedung tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tipe Bangunan : Apartemen

b. Tinggi Bangunan : ±105,5 m

c. Jumlah Lantai : 32 Lantai

d. Material : Beton Bertulang

e. Sistem Gedung : Sistem Ganda

(Dual System)

4.2 Spesifikasi Material Beton

Adapun detail spesifikasi beton

yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. K-500 (shear wall dan fondasi)

Mutu Beton : 41,50 Mpa

b. K-400 (kolom, balok dan pelat)

Mutu Beton : 34,86 Mpa

c. Possion’s Ratip (vc) : 0,2

d. Berat Jenis (λc) : 2400 kg/m

4.3 Spesifikasi Baja Tulangan

Adapun detail spesifikasi baja

tulangan yang digunakan sesuai dengan

SNI 2847:2013 adalah sebagai berikut :

a. Fy : 400 Mpa

b. Fu : 570 Mpa

c. Fye : 440 Mpa

d. Fue : 627 Mpa

4.4 Gambar Gedung

Berikut merupakan gambar hasil

pemodelan struktur gedung dengan

menggunakan program ETABS 2013

serta tamapk sampingnya :

Gambar 2. Denah Struktur Gedung Lt.

1-31 digambar dengan AutoCAD

Gambar 3. Denah Struktur Gedung Lt. Atap

digambar dengan AutoCAD

4.5 Data Tanah

Data tanah ini didapat sesuai kondisi

eksisting di kawasan Cibubur, Depok,

Jawa Barat. Berdasarkan data tanah bore

log BH-3A didapat hasil perhitungan nilai

N-SPT sesuai dengan klasifikasi situs

tanah pada SNI 1726:2012 yaitu termasuk

tanah lunak (SE).

4.6 Data Gempa

Wilayah Cibubur, Depok, Jawa

Barat masuk kedalam wilayah gempa 4.

Page 7: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

7

Zona gempa berfungsi memberikan

gambaran wilayah-wilayah yang berada

pada kawasan rawan gempa. Peta zonasi

gempa didapatkan melalui website yang

sesuai dengan peraturan SNI 1726:2012.

Gedung Apartemen masuk kedalam

kategori resiko gempa II menurut SNI

1726:2012. Data gempa rencana didapat

dari situs http://puskim.pu.go.id desain

spectra Indonesia. Didapat data untuk

daerah Cibubur, sebagai berikut :

Tabel 1. Nilai Perencanaan Spektal

Cibubur

Variable Nilai

PGA (g) 0,382

SS (g) 0,752

S1 (g) 0,317

CRS 1,01

CR1 0,938

FPGA 0,953

FA 1.197

FV 2.731

PSA (g) 0,364

SMS (g) 0,901

SM1 (g) 0,866

SDS (g) 0,6

SD1 (g) 0,578

T0 (detik) 0,192

TS (detik) 0,962

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembebanan yang diberikan pada

gedung rencana diantaranya yaitu

pembebanan gravitasi (meliputi beban

mati, beban mati tambahan sesuai

PPIUG 1983 dan beban hidup sesuai

SNI 1727:2013), dan pembebanan

gempa sesuai SNI 1726:2012.

Gambar 4. Pemodelan 3D Gedung

5.1 Kategori Risiko Bangunan

Berdasarkan SNI 1726:2012 Pasal

4.1.2, gedung apartemen termasuk

kedalam kategori risiko II dengan nilai

factor keutamaan gempa, Ie sebesar 1,0.

5.2 Kategori Desain Seismik

Nilai SDS = 0,6 dan SD1 = 0,578

dengan kategori risiko II maka kategori

desain seismik yang digunakan pada

penelitian ini adalah KDS D.

5.3 Sistem Struktur dan Parameter

Berdasarkan sistem struktur yang

digunakan yaitu sistem rangka pemikul

momen khusus, didapat rincian

parameternya sebagai berikut :

a. (R) = 7

b. (Ω0) = 2,5

c. (Cd) = 5,5

5.4 Penentuan Perioda Desain

Mengacu pada SNI 1726:2012, nilai

perioda struktur dibatasi oleh batas bawah

perioda (perioda fundamental

pendekatan) dengan batas atas perioda

(perioda maksimum).

Page 8: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

8

Tipe struktur yang digunakan adalah

semua sistem struktur lainnya. Berikut

merupakan perhitungan batas bawah

perioda :

Ta = Ct × Hnx

Ta = 0,0488 × 105,20,75

= 1,603 detik (batas bawah)

Berikut merupakan perhitungan batas

atas perioda :

T = Cu × Ta

T = 1,4 × 1,603

= 2,244 detik (batas atas)

Berdasarkan program ETABS,

didapat nilai perioda berdasarkan mode

untuk masing-masing arah, yaitu :

Tx = 4,379 detik

Ty = 4,175 detik

Maka perioda desain yang akan

digunakan sesuai dengan persyaratan

penggunaan perioda desain adalah

sebagai berikut :

Tx = 4,379 < 2,244 maka Tx = 2,244

Ty = 4,175 < 2,244 maka Ty = 2,244

5.5 Analisis Mode Ragam

Menurut SNI 1726:2012 Pasal

7.9.1 analisis harus menyertakan jumlah

ragam yang cukup untuk mendapatjkan

partisipasi massa ragam terkombinasi

sebesar paling sedikit 90% dari massa

aktual dalam masing-masing arah

horizontal dari respons yang ditinjau :

Tabel 2. Modal Load Participation Rasio

Dapat dilihat bahwa analisis statik

partisipasi massa sudah mencapai 100%

di kedua arah orthogonal dan analisis

dinamik partisipasi massa telah mencapai

lebih dari 90%, hal ini menunjukan sedah

sesuai dengan persyaratan.

Pengecekan selanjutnya yaitu mengecek

Modal Participating Mass Ratio, untuk

mode ke-1 dan mode ke-2 haris berada

dalam kondisi untuk bertranslasi,

kemudian untuk mode ke-3 dan

seterusnya gedung harus dalam kondisi

untuk berotasi.

Tabel 3. Modal Participating

Mass Ratios

Dari table diatas, dapat dilihat pada

mode 1 nilai faktor translasi UX

memberikan angka dominan, hal ini

menunjukan gerak translasi arah X terjadi

pada mode ini sesuai dengan animasi.

Pada mode 2 nilai faktor translasi UY

memberikan angka yang dominan, hal ini

menunjukan gerak translasi arah Y terjadi

pada mode ini sesuai dengan animasi.

Pada mode 3 nilai RZ dominan, hal ini

menunjukan pada mode ini gerak struktur

dominan dalam berotasi. Persyaratan

gerak ragam sudah sesuai.

5.6 Gaya Geser Statik

Gaya geser merupakan kumulatif

dari penjumlahan dari gaya gempa static

ekivale tiap lantai. Gaya geser tiap lantai

akibat beban gempa dasar dapat dihitung

sesuai pasal 7.8.4 dengan menggunakan

persamaan berikut :

Vx = Fi

i = x

n

Page 9: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

9

Maka dengan menggunakan rumus

tersebut, didapat VBASE SHEAR sebesar

1095837,39 kgf.

5.7 Dinamik Respons Spektra

Adapun parameter spektral dalam

membuat kurva respons spektra tersebut

didapatkan dari situs puskim.pu.go.id

Desain Spektra Indonesia. Kurva

spektrum respons desain merupakan

fungsi percepatan spectral (Sa) terhadap

perioda (T). Kurva tersebut digunakan

dalam analisis dinamik untuk mendapat

percepatan tanah desain dari masing-

masing modal yang ada. Adapun hasil

dari gaya geser dinamik yang didapat

secara manual dengan membuat kurva

respons spektrum desain adalah sebagai

berikut :

Vx = 475106,2248 kgf

Vy = 512138,6086 kgf

5.8 Simpangan Antar Lantai

Berdassarkan SNI 1726:2012,

kontrol simpangan antar lantai tingkat

desain tidak boeh melebihi simpangan

awal antar lantai tingkat izin. Adapun

contoh perhitungan simpangan antar

lantai pada lantai atap arah gempa Y

adalah sebagai berikut :

δAtap 15,14921

3,2175,5=

==

e

Atap

I

Cd mm

δ31 00,14521

0,2645,531 =

==eI

Cd mm

ΔAtap = δAtap δ31

= 1492,15 1452,00

= 40,51 mm

Berdassarkan SNI 1726:2012, batas

simpangan antar lantai ijin adalah 0,020

hsx. Nilai hsx merupakan tinggi antar

tingkat. Sehingga didapatkan hasil

sebagai berikut :

ΔIjin = 0,020 × hsx = 0,020 × 3200 = 64 mm

Maka, ΔAtap < ΔIjin

Tabel 4. Simpangan Antar Lantai X-Dir

Tabel 5. Simpangan Antar Lantai Y-Dir

Page 10: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

10

5.9 Kestabilan Bangunan

Analisis kontrol selanjutnya yaitu

pengecekan kestabilan bangunan atau

akibat efek P-Delta, dibutuhkan nilai

beban kumulatif gravity pada tiap lantai

dengan factor beban individu tidak

melebihi 1,0. Adapun perhitungan control

efek P-Delta pada story 5 akibat gempa

arah Y adalah sebagai berikut :

θ = 0795,05,5320027,860259

17,4029566392=

=

dsxy

ex

ChV

IP

θmaks= 25,00909,05,51

5,05,0=

=

dC

Karena nilai θ < 0,1 maka tidak

disyaratkan untuk dilakukan perhitungan

terhadap pengaruh P-Delta dan nilai θ <

θmaks sehingga struktur dalam kondisi

stabil.

5.10 Penulangan Pelat Lantai

Penulangan pelat lantai didapatkan

hasil sebagai berikut :

Tabel 6. Rekapitulasi Penulangan Pelat

Arah Tumpuan Lapangan

X D13-225 D13-250

Y D13-225 D13-250

Gambar 5. Detail Penulangan Pelat

5.11 Penulangan Balok

Penulangan balok didapatkan hasil

sebagai berikut :

Tabel 7. Penulangan Balok

Gambar 6. Detail Penulangan Balok

5.12 Penulangan Kolom

Penulangan kolom didapatkan hasil

sebagai berikut :

Tabel 8. Rekapitulasi Penulangan Kolom

Page 11: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

11

Gambar 7. Detail Penulangan Balok

5.13 Penulangan Shearwall

Penulangan shearwall didapatkan

hasil sebagai berikut :

Gambar 8. Detail Penulangan Shearwall

5.14 Fondasi

Diameter tiang rencana = 0,8 m.

Kedalaman fondasi berdasarkan bore hole

BH-3A didapat 23 m, diambil

berdasarkan nilai N-SPT pada data boring

log yang menunjukan pada kedalaman

tersebut sudah mencapai tanah keras

(NSPT = 50).

Berdasarkan hasil perhitungan,

didapat jumlah tiang yang digunakan pada

struktur kolom dan shear wall adalah

sebagai berikut :

Tabel 9. Jumlah Tiang

Gambar 9. Denah Fondasi Bore Pile

5.15 Rencana Anggaran Biaya

Berdasarkan hasil perhitungan dari

pengalian antara Analisa Harga Satuan

Pekerja (AHSP) dan Bill of Quantity

(BOQ) maka didapat rekapitulasi Rencana

Anggaran Biaya (RAB). Adapun total

biaya yang diperoleh dari hasil

perhitungan untuk gedung 32 lantai ini

dapat dilihat pada table berikut :

Page 12: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

12

Tabel 10. Rekapitulasi Rencana

Anggaran Biaya

6. KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun kesimpulan dan saran dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat

berdasarkan hasil pembahasan dan

tujuan daripada penulisan Penelitian

analisis struktur ini adalah sebagai

berikut :

1. Struktur gedung bertingkat yang

direncanakan, dinyatakan sudah

aman terhadap beban-beban yang

bekerja sesuai dengan fungsi yang

direncanakan dalam perencanaan

denah arsitektur sebagai Gedung

Apartemen.

2. Struktur gedung beton bertulang

bertingkat 32 lantai direncanakan

berdasarkan syarat dan ketentuan

SNI 1726:2012 dengan

menggunakan Sistem Rangka

Pemikul Momen Khusus (SRPMK)

diperoleh hasil analisis sebagai

berikut :

a. Analisa Ragam Gerak arah X dan

Y, mode-1 dan mode-2 adalah

Translasi.

b. Analisan Ragam Gerak arah Z

mode-3 adalah Berotasi.

c. Simpangan antar tingkat

maksimum pada batas ultimit arah

X adalah 4,379 dan Y adalah

4,175.

3. Hasil perhitungan tulangan struktur

atas, untuk pelat lantai sebesar D13-225

untuk tulangan utama. Tulangan balok

tumpuan atas 6D19, tumpuan bawah

3D19, tulangan lapangan atas 3D16,

lapangan bawah 5D16, tulangan

sengkang D13-100. Tulangan kolom

K1 15D25 dengan tulangan sengkang

lapangan D13-200 dan tulangan

sengkang tumpuan D13-150, Tulangan

longitudinal shearwall D25-225,

boundary D25-100, tulangan

transversal shearwall D13-225,

boundary D13-150.

4. Hasil perhitungan struktur bawah,

fondasi yang digunakan yaitu bored

pile dengan dimensi tiang 0,8 mm dan

didapat nilai Qijin = 181,713 ton.

5. Hasil Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Struktur didapat sebesar

Rp55.671.872.073.

SARAN

Berdasarkan hasil analisis yang

telah dilakukan, terdapat beberapa hal

yang perlu diperhatikan sebagai saran

yang dapat diberikan diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan perencanaan

bangunan yang lebih bernilai

ekonomis disarankan agar

menggunakan desain pada elemen

pembentuk struktur gedung yang

Page 13: PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 32 LANTAI …ardi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/88577/JURNAL+TEKNIK+… · Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma 1 PERENCANAAN

Jurnal , Teknik Sipil, Universitas Gunadarma

13

berbeda-beda, tetapi masih dalam

batas persyaratan yang ditentukan.

2. Merencanakan struktur tahan gempa

dengan menggunakan program

ETABS 2013, sebaiknya mengikuti

acuan SNI yang digunakan, agar

desain tepat dan sesuai dengan yang

ditargetkan.

7. DAFTAR PUSTAKA

[1] ACI 318-11., Bulding Code

Requirements for Structural

Concrete, America, 2011

[2] ASCE/SEI 7-10, Minimum Design

Loads For Building and Other

Structures, American Society of

Civil Engineers, Reston, Virginia,

2010.

[3] Arnold, Hugh J., dan Danield C.

Feldman., Individual in

Organizations, McGraw Hill, Series

in Management, New York, 1986.

[4] Asroni, Ali., Balok dan Pelat Beton

Bertulang (Edisi Pertama),

Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010.

[5] Budiman, Hanggoro., “Perancangan

Modifikasi Struktur Gedung

Apartemen Pandan Wangi dengan

Menggunakan Sistem Ganda untuk

Dibangun di Bengkulu”, Jurnal

Teknik Pomits, Vol.1, 2012.

[6] Budiono, Bambang, dkk., Contoh

Desain Bangunan Tanah Gempa,

Institut Teknologi Bandung, 2017.

[7] Desain Spektra Indonesia, diakses

September 2019,

http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desa

in_spektra_indonesia_2011/

[8] Nawy, E.G., Reinforced Concrete,

Potland Cement Assocoation, Refika

Aditama, 2015.

[9] Setiawan, Agus., Perancangan

Struktur Beton Bertulang

Berdasarkan SNI 2847-2013,

Erlangga, 2016.

[10] Standar Nasional Indonesia (SNI

1726-2012), Tata Cara Perencanaan

Ketahanan Gempa untuk Struktur

Bangunan Gedung dan Non Gedung,

Badan Standar Nasional, 2012.

[11] Standar Nasional Indonesia (SNI

1727-2013), Beban Minimum untuk

Perencanaan Bangunan Gedung dan

Struktur Lain. Badan Strandar

Nasional, 2013.

[12] Standar Nasional Indonesia (SNI

2847-2013), Persyaratan Beton

Struktural untuk Bangunan Gedung,

Badan Standarisasi Nasional, 2013.

[13] Tarigan M, Teruna D, “Perbandingan

Respon Struktur Beraturan dan

Ketidakberaturan Horizontal Sudut

dalam Akibat Gempa dengan

Menggunakan Analisis Statik

Ekivalen dan Time History”, Jurnal

Teknik Sipil USU, 2014.